13
I. Skenario Mrs. Tari, 37 years old, from middle income family comes to doctor at a public health II. Klarifikasi Istilah 1. Abdominal cramping: kontraksi muskular spasmodik nyeri pada bagian abdomen 2. Vaginal bleeding: pengeluaran darah dari vagina 3. Nauseous and vomitus: sensasi tidak menyenangkan yang secara samar mengacu pada epigastrium dan abdomen dengan kecenderungan untuk muntah atau pengeluaran isi lambung melalui mulut 4. Breast tenderness: keadaan sangat sensitif terhadap sentuhan atau tekanan 5. Vaginal discharge: eksresi atau substansi yang dikeluarkan melalui vagina 6. Portio: bagian atau divisi serviks uteri yang menonjol ke dalam vagina 7. Livide: luntur seperti efek konduksi atau bendungan 8. Laceration: luka robek 9. Polyp: setiap pertumbuhan atau massa yang menonjol dari membran mukosa 10. Cervical erotion: terkikisnya permukaan serviks, ulserasi dangkal atau superfisial 11. Adnexa: struktur tambahan 12. Parametrium: perluasan selubung subserosa bagian supraservikal uterus ke lateral diantara lapisan ligamentum kardinal. 13. B-HCG: hormon yang dihasilkan oleh sel-sel trofoblastik dimana sel tersebut hanya ada jika terjadi pembuahan III. Identifikasi Masalah 1. Nyonya Tari, 37 tahun, dari keluarga dengan penghasilan menengah datang kedokter dengan keluhan utama perdarahan pada vagina. 2. Nyonya Tari juga mengeluh kram abdomen, nausea, dan kadang-kadang vomitus dan breast tenderness.

Analisis Hadley Sken d

Embed Size (px)

DESCRIPTION

analisis tutorisl

Citation preview

Page 1: Analisis Hadley Sken d

I. SkenarioMrs. Tari, 37 years old, from middle income family comes to doctor at a public health

II. Klarifikasi Istilah1. Abdominal cramping: kontraksi muskular spasmodik nyeri pada

bagian abdomen2. Vaginal bleeding: pengeluaran darah dari vagina3. Nauseous and vomitus: sensasi tidak menyenangkan yang secara samar

mengacu pada epigastrium dan abdomen dengan kecenderungan untuk muntah atau pengeluaran isi lambung melalui mulut

4. Breast tenderness: keadaan sangat sensitif terhadap sentuhan atau tekanan

5. Vaginal discharge: eksresi atau substansi yang dikeluarkan melalui vagina

6. Portio: bagian atau divisi serviks uteri yang menonjol ke dalam vagina7. Livide: luntur seperti efek konduksi atau bendungan8. Laceration: luka robek 9. Polyp: setiap pertumbuhan atau massa yang menonjol dari membran

mukosa10. Cervical erotion: terkikisnya permukaan serviks, ulserasi dangkal atau

superfisial11. Adnexa: struktur tambahan12. Parametrium: perluasan selubung subserosa bagian supraservikal

uterus ke lateral diantara lapisan ligamentum kardinal.13. B-HCG: hormon yang dihasilkan oleh sel-sel trofoblastik dimana sel

tersebut hanya ada jika terjadi pembuahanIII. Identifikasi Masalah

1. Nyonya Tari, 37 tahun, dari keluarga dengan penghasilan menengah datang kedokter dengan keluhan utama perdarahan pada vagina.

2. Nyonya Tari juga mengeluh kram abdomen, nausea, dan kadang-kadang vomitus dan breast tenderness.

3. Dia sudah tidak mengalami menstruasi sekitar 8 minggu.4. Sejak satu tahun yang lalu dia sudah mengeluhkan discharge vagina

dengan aroma yang tidak sedap dan disertai gatal di bagian vulva.5. Dia sudah mempunyai 2 anak dan yang paling kecil berumur 6 tahun.

Suaminya bekerja sebagai supir truk.6. Pemeriksaan fisik7. Pemeriksaan dalam8. Pemeriksaan lab

IV. Analisis Masalah1. Nyonya Tari, 37 tahun, dari keluarga dengan penghasilan menengah

datang kedokter dengan keluhan utama perdarahan pada vagina.a. Apa etiologi perdarahan pada vagina? (1)

Page 2: Analisis Hadley Sken d

b. Bagaimana mekanisme perdarahan pada vagina sesuai kasus ini? (2)

c. Adakah hubungan antara usia dan status sosial ekonomi dengan keluhan? (3)

d. Bagaimana interpretasi dari P2A1? (4)

2. Nyonya Tari juga mengeluh kram abdomen, nausea, dan kadang-kadang vomitus dan breast tenderness.a. Bagaimana etiologi dan mekanisme dari:

Kram abdomen (5) Nausea dan vomitus (6) Breast tenderness (7)

b. Bagaimana hubungan antara keluhan-keluhan diatas dengan keluhan utama pada kasus ini? (1)

3. Dia sudah tidak mengalami menstruasi sekitar 8 minggu.a. Apa etiologi dan mekanisme dari tidak mengalami menstruasi? (2)b. Bagaimana cara pemeriksaan kehamilan dengan usia gestasi 8

minggu? (3)

4. Sejak satu tahun yang lalu dia sudah mengeluhkan discharge vagina dengan aroma yang tidak sedap dan kadang disertai gatal di bagian vulva.a. Apa etiologi dan mekanisme

vaginal discharge dengan bau tidak sedap (4) gatal pada vulva (5)

5. Dia sudah mempunyai 2 anak dan yang paling kecil berumur 6 tahun. Suaminya bekerja sebagai supir truk.a. Apa hubungan vaginal bleeding dengan pekerjaan suami? (6)b. Berapa jarak ideal antara kehamilan? (7)

6. Pemeriksaan fisika. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik?

(1)

7. Pemeriksaan dalama. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan

dalam? (2)

8. Pemeriksaan laba. Apa interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan lab?

(BHcg jangan lupa tambahin kapan dia positif) (3)

9. Bagaimana cara menegakkan diagnosis dan pemeriksaan penunjang termasuk pemeriksaan histopatologinya? (4)

Page 3: Analisis Hadley Sken d

10. Apa diagnosis banding dan diagnosis kerja pada kasus ini? (5)

Adapun diagnosis banding abortus adalah sebagai berikut:

1. Kehamilan ektopik terganggu

Pada kehamilan ektopik terganggu ditemukan amenore, rasa nyeri di perut

bagian bawah yang tiba-tiba disertai perdarahan pervaginam yang menyebabkan

penderita pingsan dan masuk dalam keadaan syok, adanya nyeri goyang pada

pemeriksaan vaginal, kavum douglas menonjol dan nyeri, pada pemeriksaan

USG umumnya ditemukan gambaran uterus yang tidak ada kantong gestasinya

dan mendapatkan gambaran kantong gestasi yang berisi mudigah di luar uterus.

2. Mola hidatidosa

Pada mola hidatidosa tinggi fundus uteri umumnya lebih besar dari lama

kehamilan. Amenorea, perdarahan pervaginam dan kadang-kadang pada darah

yang keluar terdapat gelembung mola didalamnya, reaksi kehamilan HCG

positif, pada pemeriksaan USG ditemukan gambaran khas, yaitu berupa badai

salju (snow flake pattern) atau gambaran seperti sarang lebah (honey comb).

3. Perdarahan implantasi

Dapat timbul sekitar saat haid yang diperkirakan. Biasanya jumlahnya

lebih dari banyak dari darah haid pertama siklus yang normal, tidak ada nyeri

atau nyeri pinggang penyerta.

(Sumber: Prawirohardjo, S., 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.)

11. Bagaimana epidemiologi kasus ini? (6)12. Apa etiologi kasus ini? (7)13. Bagaimana faktor risiko dari kasus ini? (1)14. Bagaimana manifestasi klinis pada kasus ini dan klasifikasi dari

aborsi? (2)15. Bagaimana patofisiologi dari kasus ini? (3)16. Bagaimana tatalaksana dari kasus ini? (termasuk ANC dan manajemen

jarak kehamilan) (4)17. Apa komplikasi dari kasus ini? (5)

Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi, syok,

dan gagal ginjal akut.

1. Perdarahan

Page 4: Analisis Hadley Sken d

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil

konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan

dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.

2. Perforasi

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama uterus dalam posisi

hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamati dengan teliti.

Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung dari

luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi.

Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam

menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas, mungkin

pula terjadi perlukaan pada kandung kemih atau usus. Dengan adanya dugaan

atau kepastian terjadinya perforasi, laparotomi harus segera dilakukan untuk

menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan

seperlunya guna mengatasi komplikasi.

3. Infeksi

Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi

biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus

buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis. Apabila

infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis umum atau sepsis, dengan

kemungkinan diikuti oleh syok.

4. Syok

Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan

infeksi berat (syok endoseptik).

5. Gagal ginjal akut

Gagal ginjal akut yang persisten pada kasus abortus biasanya berasal dari

efek infeksi dan hipovolemik yang lebih dari satu. Bentuk syok bakterial yang

sangat berat sering disertai dengan kerusakan ginjal intensif. Setiap kali terjadi

infeksi klostridium yang disertai dengan komplikasi hemoglobinemia intensif,

maka gagal ginjal pasti terjadi. Pada keadaan ini, harus sudah menyusun rencana

untuk memulai dialisis yang efektif secara dini sebelum gangguan metabolik

menjadi berat. (Sumber: Cunningham, F. Gary. et all. 2010. Obstetri Williams

23rd ed. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.)

18. Bagaimana pencegahan dari kasus ini? (6)19. Bagaimana prognosis kasus ini? (7)

Page 5: Analisis Hadley Sken d

20. Apa SKDI dari kasus ini?(1)

V. Learning Issue1. Anatomi dari organ reproduksi wanita2. Abortus dan gambaran histopatologinya3. ANC

1) Pengertian

Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan

mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu

dengan kehamilan normal. Pelayanan antenatal atau yang sering

disebut pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang di berikan

oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi bidan, dokter

umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan, untuk itu selama

masa kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi

bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil

untuk mendapatkan pelayanan asuhan antenatal.

Salah satu tenaga medis yang memberikan pelayanan antenatal

adalah bidan. Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti

pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah dan telah

menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus ujian yang di tentukan

serta memperoleh ijazah yang terdaftar sebagai persyaratan utama

untuk melaksanakan praktek sesuai dengan profesinya.

2) Tujuan Antenatal

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang janin.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental

dan sosial ibu dan janin.

Page 6: Analisis Hadley Sken d

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk

riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

3) Cara Pelayanan Antenatal Care

Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan

antenatal menurut Depkes RI yang terdiri dari :

1) Kunjungan Pertama

a) Catat identitas ibu hamil

b) Catat kehamilan riwayat sekarang

c) Catat riwayat kehamilan dan persalinan lain

d) Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan

e) Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium

f) Pemeriksaan obstetric

g) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)

h) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium,

multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan

khusus atas indikasi.

Page 7: Analisis Hadley Sken d

i) Penyuluhan/konseling

2) Jadwal Kunjungan Ibu Hamil

Kunjungan antenatal sebaiknya di lakukan paling sedikit 4 kali

selama kehamilan

a) Satu kali pada trimester pertama (sebelum 14 minggu)

b) Satu kali pada trimester ke dua (antara minggu 14-28)

c) Dua kali pada trimester ke tiga (antara minggu 28-36

minggu dan sesudah minggu ke 36).

3) Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “7 T”

a) (Timbang) berat badan

b) Ukur (Tekanan) darah

c) Ukur (Tinggi) fundus uteri

d) Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid)

e) Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama

kehamilan

f) Tes terhadap penyakit menular sexual

g) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat di berikan oleh

tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat di berikan oleh

dukun bayi. Untuk itu perlu kebijakan teknis untuk ibu hamil

seara keseluruhan yang bertujuan untuk mengurangi resiko

dan komplikasi kehamilan secara dini. Kebijakan teknis itu

dapat meliputi komponen-komponen sebagai berikut :

Page 8: Analisis Hadley Sken d

Mengupayakan kehamilan yang sehat

Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan

penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan.

Persiapan persalinan yang bersih dan aman

Perencanaan antisipstif dan persiapan dini untuk melakukan

rujukan jika terjadi komplikasi.

4) Pemberian Vitamin Zat Besi

Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera mungkin

setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320

M (zat besi 60 Mg) dan Asam Folat 500 Mg, minimal masing-

masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak di minum

bersama teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan. Zat

besi paling baik di konsumsi di antara waktu makan bersama

jus jeruk (vitamin C) (Konsep Kebidanan ; 2003).

5) Jadwal Imunisasi TT

Antigen Interval

(selang waktu minimal) Lama perlindungan % perlindungan

TT1 Pada kunjungan antenatal pertama - -

TT2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup 99

6) Jadwal Kunjungan Ulang

Page 9: Analisis Hadley Sken d

a) Kunjungan I (16 minggu) di lakukan untuk :

- Penapisan dan pengobatan anemia.

- Perencanaan persalinan.

- Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan

pengobatannya.

b) Kunjungan II (24 – 28 minggu) dan kunjungan III (32

minggu) dilakukan:

- Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan

pengobatannya

- Penapisan pre eklamesia, gamelli, infeksi alat

reproduksi dan saluran perkemihan.

- Mengulang perencanaan persalinan.

c) Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir) :

- Sama seperti perkunjungan II dan III.

- Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi.

- Mengenali tanda-tanda persalinan.

4. Pemeriksaan ginekologi

VI. HipotesisNyonya Tari, 37 tahun, mengalami aborsi disebabkan oleh infeksi dan usia maternal yang sudah tua.

(1) Puput, Ojan(2) Sella, Selli(3) Indah, Lius(4) Ramadhan, Rullis

Page 10: Analisis Hadley Sken d

(5) Hadley, Hendy(6) Lina, Muchtar(7) Feddy, Raven

Dikumpul paling lambat besok habis IT prof. Syakroni, diketik rapi seperti biasa. Trus besok jgn lupa buat kerangka konsep

ya, Jadi habis IT besok kita ngumpul bentar...