Upload
firdi-firdun
View
17
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Persentasi
Citation preview
ANALISIS HARGA PRODUK PERTANIAN
Supply & Demand Analysis
1.1. PendahuluanPrice analysis (analisis harga) mengacu pada
analisis kuantitaif terhadap hubungan supply-demand suatu produk
Alasan diperlukannya analisis harga: • Untuk mengestimasi koefisien ekonomi tertentu,
misalnya elastisitas harga dan elastisitas permintaan• Untuk memprediksi tingkat harga atau faktor
(variabel) yang mempengaruhi harga Topik Bahasan:
• Teknik analisis• Prosedur perumusan model, sumber data, dan
identifikasi permasalahan• Interpretasi hasil analisis harga
2.2. Teknik Analisis• Terkadang seseorang dapat melakukan analisis harga secara
kualitatif. Dalam pembahasan ini, kita menggunakan analisis kuantitatif - meskipun pertimbangan kualitatif tetap diperlukan. Dengan pendekatan kuantitatif ini hubungan antar variabel dapat diketahui secara eksplisit.
• Metode kuantitatif yang paling umum adalah dengan menganalisis persistensi time-series data. Asumsi : pola perkembangan masa lalu akan terus berlanjut di masa datang
• Tiga jenis metode analisis harga:1) Time series observations2) Balance sheet approach3) Quantitative approach
2.2. Teknik Analisis (lanjutan)1) Time series observations - dapat mencakup:
trend, seasonal indexes (indeks musiman) atau moving averages. Analisis yang paling sederhana adalah dengan memplot suatu variabel (produktivitas atau harga) dengan waktu, sehingga perilaku variabel antar waktu dapat dipetakan.
2) Balance sheet approach - menginformasikan apakah perusahaan akan mendapatkan surplus atau defisit apabila kondisi saat sekarang berlanjut pada tahun mendatang.
3) Quantitative approach – melihat hubungan antar variabel, dengan menggunakan fungsi permintaan dan penawaran. Hubungan antar variabel dapat dievaluasi dengan menggunakan grafik atau statistik. Metode regresi digunakan dalam pendekatan kuantitatif ini (lihat slide berikut)
Gambar 2 Perkembangan Harga Komoditas Pangan Utama, Indeks Harga 1997 = 100
Gambar 1 Produksi dan Impor Beras Indonesia, 1968-2006, dalam 000 ton
3.3. Tahapan dalam Analisis Kuantitatif
1) Model specification. Faktor apa saja yang mempengaruhi supply atau demand?
2) Merumuskan suatu model - yang diorientasikan pada pemecahan suatu masalah. Model harus menggambarkan kondisi nyata. Pengembangan model memiliki dua komponen:a) Spesifikasi dari model ekonomib) Merumuskan fungsi (persamaan) secara eksplisit
3) Melakukan observasi terhadap variabel dan mengestimasi nilai parameter variabel
4) Mengevaluasi hasil analisis
4.4. Model Ekonomi: Competitive price determination
model1) Demand equation:
2) Supply equation:
3) Equilibrium:
Modifikasi model: misal Supply juga dipengaruhi oleh curah hujan (R) disamping harga produk:
tdt PQ
tst PQ
st
dt QQ
ttst RPQ
tttst eRPQ Jika memasukkan unsur “random”,
disebut behavioral equation
4.4. Model Ekonomi: (lanjutan)
• Modifikasi model: Total supply = Produksi pada saat t + Stok dari
periode sebelumnya + Impor
Dengan demikian, persamaan lengkap adalah:ttt
st IstokproduksiQ 1
ttst RPQ
tdt PQ
st
dt QQ
A simple simultaneous equations model
Pengaruh Perubahan Variabel R:
curah hujan mengalami penurunan
S2 (ketika R2)
S1 (ketika R1)
P
Q
Diagram: Struktur D-SKonsumsi
Harga Ecera
n
- Pendapatan konsumen; - Kependudukan
Produksi Produksi yang tidak dipanen
Biaya Pemasaran
Biaya PanenHarga di Tingkat Petani
Variabel yang mempengaruhi
produksi sebelum panen
Harga tahun depan
variabel harga Major path Negligible path
Demand EstimationYang perlu diperhatikan:
• Periode waktu pengamatan• Sistem persamaan• Functional form• Variabel yang akan dimasukkan• Pelaporan dan evaluasi hasil
Supply Estimations• Ada dua bentuk Supply Estimations:
1. Normative Approach2. Positive Approach
Periode Waktu• Dalam jangka pendek: tingkat harga yang
terjadi dipengaruhi oleh jumlah output yang diproduksi (dijual) pada saat itu
• Dalam jangka panjang: jumlah produk yang dihasilkan dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya, dan P dipengaruhi oleh QS dan QD
Q
P
Q
P
Sistem Persamaan• Dalam jangka pendek: digunakan Single
Equation EstimationP=f(Q) P = a+ b Q
• Dalam jangka panjang: digunakan system equationQS = a +b P dan QD = c + d P
Q
P
Q
P
Functional Forms• Bentuk fungsional dari suatu persamaan
akan mengimplikasikan suatu kondisi tertentu. Bentuk persamaan yang paling banyak digunakan:– Linear: Q = a + b P -- elastisitas berubah
sepanjang kurva permintaan– Log Linear: log Q = a + b log P -- elastisitas
tetap sepanjang kurva permintaan
Q
P
Q
P
Variabel yang Diperhatikan
• Variabel dasar Permintaan: Jumlah Penduduk, Distribusi Penduduk, Pendapatan, Harga Produk (i dan j)
• Produk pertanian memiliki banyak produk pengganti (substitutes). Namun jumlah variabel yang diperhatikan perlu dibatasi (karena: mungkin data tidak tersedia, akan mengurangi degree of freedom, menimbulkan permasalahan statistik (multikolinearitas))
• Permintaan suatu produk pertanian jarang mengakomodasikan lebih dari empat variabel
• Misalnya: Q daging ayam = f (P daging ayam, P daging sapi, P daging kambing)
Pelaporan & Evaluasi Hasil
• Parameter untuk masing-masing independent variables
• Variance-Covariance matrix: untuk melihat bagaimana keterkaitan antar variabel; apakah ada masalah multikollinearitas?
• Elasticities: pada kondisi harga rata-rata• Evaluasi Hasil:
– R2 (koefisien determinasi)– Elastisitas– T-test– Tanda (Signs) dari masing-masing parameter
Normative Approach• Mengapa Normative?
Karena dalam mengestimasi tujuan, decision maker (petani) menggunakan asumsi tertentu yang bersifat subjective. Misal Maksimisasi Keuntungan.
• Langkah– Menggunakan representative farm(s) – menganalisis kondisi suatu
perusahaan pertanian (petani) sebagai sampel (bisa dibuat kategori kecil, menengah, besar)
– Membentuk objective function (biasanya maksimisasi keuntungan)– Memasukkan kendala (constraints)– Run Linear Programming Model
• MisalMaks π = p1 q1 + p2 q2 – TC. Parametrisasi salah satu harga produk (p1); eg. 1000, 1250, 1500. Karena hasil dari proses ini akan menghasilkan range of optimal quantity, maka Supply curve menjadi tidak smooth.
Supply Curve: Normative Approach
1000
1500
1250
S
S smoothed
q1 q3q20
Price
Quantity
Positive Approach• Mengapa Positive?
Karena tidak menggunakan asumsi tertentu yang bersifat subjective, tetapi langsung memasukkan data ke dalam fungsi yang diharapkan
• Pendekatan ini banyak digunakan, karena:– Data (time-series) umumnya sudah tersedia dan murah– Time series data digunakan karena besaran harga mengalami
perubahan sepanjang waktu, sementara cross sectional data besaran harga relatif tetap
– Hasilnya tidak sensitif sebagaimana hasil normative approach
• Misal1.Nerlove’s Partial Adjustment Model 2.Distributed Lag Model
Nerlove’s Partial Adjustment Model
• Seorang petani memerlukan waktu penyesuaian yang cukup panjang untuk mencapai suatu tingkat produksi yang dikehendaki
• Misal • F
adjustmentdesiredadjustmentofamountactual
10dimana,tcoefficienadjustment
1
1
tt
tt
QQQQ
5.0
Time period
Incremental adjustment
Total adjustment
1 0.5 0.5
2 0.5 x 0.5 = 0.25 0.75
3 0.5 x 0.25 = 0. 125 0.875
Full adjustment
time
Nerlove’s Partial Adjustment Model
t1t2t10t
1
11
11
wQπPππQ1
)(
tttt
ttttt
tttt
tttt
eQPQQQQeP
ePPfQMisal
QQQQ
nilaibesarsemakinnpenyesuaiautkdibutuhkanwaktulamaSemakin
danSehinggaMaka
QPQJika ttt
,10,20,5.0:
5.01,5,10:5.0510 1
Distributed Lag Model
:makadengansisikeduaKalikan
)1(22110 tttttt eXXXXQ
:10dimana makaJika ii
)2(22
1 tttttt eXXXXQ
)3(23
12
ttttt eXXXQ
)4(: 133
22
11 ttttt eXXXQlagperiodOne
)5(:)1()4( 11 ttttt eeXQQdariKurangkan
)6(11 ttttt eeQXQ
Persamaan (6) dapat digunakan untuk memprediksi Supply, dimana Q menggambarkan output quantity, sedangkan X harga output tsb
Distributed Lag Model (lanjutan)
)()6(11 ttttttt PdengandigantiXeeQPQ
)7(ˆ5.0510: 1 tttt eQPQMisal
Maka: λ=0.5; α-αλ=20, sehingga α=20; dan β0=5
tttt eQPQ
FunctionSupplysiMengestimauntukUmumModel
1210
:
EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT• Pengertian efisiensi sangat relatif. Efisiensi diartikan sebagai upaya
penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya.
• Situasi demikian akan terjadi bila petani mampu melakukan upaya yakni marjinal produk untuk suatu input sama dengan harga input tersebut; MPx = Px atau MPx / Px = 1
• Efisiensi yang demikian disebut dengan efisiensi harga atau allocative efficiency, atau sering disebut juga price efficiency.
• Apabila sudah memasukkan kata efisiensi dalam analisis maka variabel baru harus dimasukkan dalam model analisisnya yaitu variabel harga. Oleh karena itu ada dua hal yang perlu diperhatikan sebelum analisis efisiensi ini dikerjakan :a. Tingkat transformasi antara input dan output dalam fungsi
produksib. Nisbah antara harga input dan harga output sebagai upaya untuk
mencapai indikator efisiensi
Kemudian Penggunaan input yang optimum dapat dicari :∆Y.Py = ∆X.Px
∆Y/ ∆X = Px / Py
Y adalah output, X adalah input, ∆Y adalah tambahan output, ∆X adalah tambahan input, Py adalah harga output, Px adalah harga input, ∆Y/ ∆X adalah produk marjinalBerdasarkan persamaan di atas, maka MP sama dengan nisbah dari perbandingan harga input-output. Dengan demikian pengertian efisiensi sampai disini masih terbatas apakah usaha yang dilakukan memperoleh keuntungan atau tidakDengan mengetahui Px/Py yang biasanya dinyatakan dengan garis harga, maka suatu usaha dikatakan menguntungkan kalau tiap tambahan nilai output selalu lebih besar dari setiap tambahan nilai input atau ∆Y.Py > ∆X.PxKeuntungan akan berhenti bila Py = ∆X.Px, yaitu pada garis harga menyinggung garis produksi total
Pupuk (X) kg/ha
Produksi (Y) kg/ha
AP MP
0 0,5 - -
20 5,0 0,25 0,225
40 10,0 0,25 0,250
60 15,0 0,25 0,350
80 35,0 0,44 1,000
100 60,0 0,60 1,250
120 82,0 0,68 1,100
140 98,0 0,70 0,800
160 104,0 0,65 0,300
180 105,0 0,58 0,050
200 103,0 0,51 -0,00
Penyebab :1. Input terlalu banyak produksi max…untung turun2. Faktor resiko; hama dan perubahan iklim3. Ketidakpastian harga4. Keterbatasan penyediaan input