Upload
vantruc
View
230
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS ISI RUBRIK PANJI ISYA DI RADIO WADI
99,7 FM BOGOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Disusun Oleh:
Mustika Destipiani
NIM: 109051000100
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M/1434 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul ANALISIS ISI RUBRIK PANJI ISYA DI
RADIO WADI 99,7 FM BOGOR telah diujikan dalam sidang munaqasyah
Fakultas I[nu Dakr.vah dan Ilmu Kornunikasi UIN Syarif Hida,vattrllah .lal<afta
pada tanggal 30 September 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi lslam (S.Kom'1.) pada jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakafta, 30 September 201 3
Sidang Munaqasyah
Anggota,
9601207 1
Pembimbing
NIP.
Sekretaris
NIP.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
l. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, September 2013
J.
tv
--: --::;::--1
v
ABSTRAK
MUSTIKA DESTIPIANI
NIM: 109051000100
Analisis Isi Rubrik Panji Isya di Radio Wadi 99,7 FM Bogor
Kelebihan media massa elektronik radio adalah berada di mana saja.
Kemampuan yang tinggi untuk menjangkau setiap pendengarnya yang sedang
melakukan kegiatan-kegiatan atau pun sedang menikmatinya. Kecanggihan
teknologi komunikasi radio juga turut serta memengaruhi seluruh aspek
kehidupan manusia, termasuk dalam kegiatan dakwah. Dengan mengetahui
kelebihan radio, maka media radio dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah.
Namun, Saat ini banyak media yang dikuasai oleh penguasa-penguasa sekuler dan
banyak dimasuki informasi yang menyimpang dan tidak berimbang.
Penyimpangan yang ada pada media lain, mereka melandaskan pada pemahaman
ajaran Islam. Namun, mereka tidak menggunakan ajaran Islam tersebut. maka
Wadi hadir dengan format Ahlussunnah Wal Jama’ah sebagai penyeimbang dari
aliran-aliran Islam yang justru bukan membangkitkan melainkan merusak umat
Islam.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian di
radio Wadi 99,7 FM dan mengkhususkan pada rubrik Panji Isya edisi April-Juni
2013 dengan merumuskan dua pertanyaan yakni bagaimana isi pesan dakwah
yang terdapat dalam rubrik Panji Isya? Dan melihat pesan apa yang paling
dominan pada rubrik Panji Isya?
Peneliti menggunakan metode pendekatan kuantiatif untuk memperoleh
data secara objektif dan akurat dengan menggunakan 3 orang juri yang kompeten
di bidang pendidikan agama Islam. Dan selanjutnya peneliti menggunakan rumus
Holsti (1969) untuk mencari koefisien reabilitas kategori antar juri dan untuk
mengukur rata-rata perbandingan antar juri.
Penelitian ini menggunakan teori Holsti. Holsti mendefinisikan “Analisis
isi sebagai teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui
usaha menentukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan
sistematis”. Penelitian ini menggunakan analisis isi versi Holsti dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif ketepatan dan mengidentifikasikan isi pesan
seperti perhitungan dan penyebutan berulang dari kata tertentu, konsep, tema, atau
penyajian suatu informasi.
Setelah peneliti menganalisis isi pesan dakwah pada rubrik Panji Isya edisi
April-Juni 2013 sebanyak 10 materi, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa
pesan-pesan yang disampaikan melalui siaran Panji Isya tersebut mengandung tiga
kategori yaitu aqidah, syariah dan akhlak. Dan dari hasil penelitian ini, pesan yang
paling dominan yang disampaikan oleh narasumber adalah pesan aqidah yakni
40% dibandingkan dengan pesan syariah dan akhlak, masing-masing sebesar 30%.
Hasil ini didapat dari kesepakatan antar juri sebesar 2.3% dengan nilai rata-rata
0,77%, dan komposit reabilitas 1. Dengan demikian penelitian memiliki validitas
yang cukup tinggi karena menggunaka tiga orang juri.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia yang
tidak terhingga banyaknya. Demikian pula tak luput penulis ucapkan shalawat beriring
salam kepada Imamnya para Nabi dan Rasul, Imamnya para orang-orang yang bertakwa
yaitu Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya yang setia
hingga akhir zaman.
Skripsi berjudul ANALISIS ISI RUBRIK PANJI ISYA DI RADIO WADI
99,7 FM BOGOR, telah diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan jadwal waktu
yang direncanakan.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus
ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan strata 1 (S1) jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kebahagian ini Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang
tidak terhingga, karena atas bantuan dan dukungan mereka skripsi ini dapat
diselesaikan, yaitu kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan
Ilmu Komunikasi, serta pembantu dekan Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.Ag.,
Bapak Drs, Mahmud Jalal, M.A., dan Bapak Drs. Study Rizal LK, M.A.
2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si., sebagai Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, serta sekretaris Ibu Dra.
Hj. Umi Musyarofah, M.A.
3. Ibu Dra. Rini Laili Prihartini, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membantu dan memberikan arahan kepada penulis untuk dapat
menyusun skripsi ini.
4. Ibu Dr. Fatmawati MA., sebagai Dosen Pembimbing Skripsi penulis yang sudah
berkenan memberikan waktu dan arahannya dengan antusias tinggi dalam rangka
menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mengamalkan ilmunya kepada penulis semoga menjadi ilmu yang bermanfaat
vii
dunia dan akhirat. Dan seluruh staf Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah maupun Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi atas pelayanannya yang sangat membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Radio Wadi FM Bogor, khususnya penanggung jawab radio serta para crew, penulis
ucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis untuk
memperoleh data-data dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan yang terbaik yang tiada balasannya
untuk keberhasilan anak-anaknya dari dalam kandungan sampai saat ini.
8. Kawan-kawan KPI C angkatan 2009, serta para sahabat penulis lainnya, yang
senantiasa memberi spirit dan motivasi.
9. Kawan-kawan KKS SATU 2012, yang telah memberikan dukungan serta
motivasi baik di saat suka dan duka.
Sekali lagi Penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan
semua pihak, semoga Allah Yang Maha Kuasa memberikan balasan yang berlipat
ganda atas semua yang telah kita lakukan, amiin.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Jakarta, 19 September 2013
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah .............................................. 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 6
D. Tinjauan Pustaka .................................................................... 7
E. Metodologi Penelitian ............................................................ 9
F. Sistematika Penulisan ............................................................. 14
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Analisis Isi .............................................................................. 16
B. Dakwah ................................................................................... 18
1. Pengertian ........................................................................ 18
2. Unsur-unsur Dakwah ....................................................... 22
3. Kategori Pesan Dakwah .................................................. 36
C. Radio....................................................................................... 37
1. Pengertian ........................................................................ 37
2. Fungsi Radio .................................................................... 38
3. Radio Sebagai Media Dakwah ........................................ 40
ix
BAB III GAMBARAN UMUM RADIO WADI 102 FM BOGOR DAN
PROFIL RUBRIK PANJI ISYA
A. Sejarah dan Latar Belakang Berdiri ....................................... 42
B. Visi dan Misi .......................................................................... 44
C. Profil Perusahaan ................................................................... 45
D. Struktur Kepengurusan ........................................................... 47
E. Program Radio ....................................................................... 48
F. Profil Rubrik Panji Isya .......................................................... 50
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Isi Pesan Dakwah ................................................................... 52
B. Pesan Dakwah yang Dominan ............................................... 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 70
B. Saran-saran ............................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi dan informasi di zaman sekarang sangat maju dan pesat serta
modern, di mana metode dan media yang digunakan dalam berkomunikasi dan
berdakwah juga menyesuaikan perkembangan zaman tanpa meninggalkan
metode dan media lama yang tradisional dan klasik. Lajunya perkembangan
zaman memacu tingkat kemajuan ilmu dan teknologi komunikasi sebagai
sebuah sarana yang dapat menghubungkan suatu masyarakat di satu tempat
dengan masyarakat di tempat lain. Dan kecanggihan teknologi yang ikut
memengaruhi aspek kehidupan manusia.1
Media massa memiliki karakteristik dan kemampuan dalam menarik
perhatian khalayaknya secara serempak dan serentak. Sesuai dengan sifatnya
yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi massa, media massa
harus mendapatkan perhatian dan pengawasan yang lebih. Karena hal ini
bersangkutan dengan terpaan media terhadap khalayak.2
Ciri utama yang paling jelas dimiliki media massa adalah bahwa
institusi ini dirancang untuk dapat menjangkau masyarakat luas. Potensi
audience dipandang sebagai kumpulan orang dalam jumlah besar yang
memiliki sifat tidak saling mengenal satu sama lain. Begitu pula hubungan
antara pengirim pesan (sender) atau penerima pesan (receiver), adalah tidak
saling mengenal.3
1M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu, 1997, cet. Ke-1, h. 33.
2 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar,
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004, h. 39. 3 Wawan Kusnadi, Komunikasi Massa, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008, h. 11.
2
Kelebihan media massa elektronik radio adalah berada di mana saja.
Kemampuan yang tinggi untuk menjangkau setiap pendengarnya yang sedang
melakukan kegiatan-kegiatan atau pun sedang menikmatinya. Secara potensial
radio memungkinkan untuk menjangkau seluruh penduduk, karena dengan
biaya yang sedikit. Radio melibatkan dan merancang imajinasi, dimensi waktu
dan ruang yang dikembangkan.4
Radio mendapat julukan kekuatan ke lima (the fifth estate). Hal ini
disebabkan radio siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial seperti
surat kabar, di samping empat fungsi lainnya yakni memberikan informasi,
menghibur, mendidik dan melakukan persuasi. Kekuatan radio siaran dalam
mempengaruhi khalayak sudah dibuktikan dari masa ke masa di berbagai
Negara.5
Kecanggihan teknologi komunikasi radio juga turut serta memengaruhi
seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dalam kegiatan dakwah. Dengan
mengetahui kelebihan radio, maka media radio dapat dimanfaatkan sebagai
media dakwah. Karena sangat diharapkan dengan dakwah yang dilakukan
melalui program siaran radio, dapat berjalan efektif dan efisien sebagai salah
satu pola penyampaian informasi dan upaya transfer ilmu pengetahuan dan
agama.6
Islam adalah agama yang menyerukan kepada Amar Ma’ruf Nahi
Munkar. Perintah Allah untuk menyeru kepada sekalian manusia merupakan
4Howard Goug, Perencanaan Penyajian Produksi Program Radio, Jakarta: Pengurus
Pusat HPPI (Himpunan Praktisi Penyiaran Indonesia, 1999, h. 272. 5 Onong Uchana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditiya
Bakti, 2003, cet. Ke-3, h. 49. 6 M. bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu
Komunikatif Dakwah, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997, cet. Ke-1, h. 33
3
perintah untuk berinteraksi melalui informasi dan komunikasi. Al-Qur’an
adalah sumber informasi mengenai keagamaan (Islam) dari Tuhan kepada
umat manusia sebagai pemeluk Islam. Demikian pula sabda Rasulullah SAW.
بلغوا عني ولواية
“Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat” (HR. Al-Bukhari). Ini
menunjukkan bahwa Rasulullah SAW. memerintahkan untuk menyebarkan
informasi yang berasal dari beliau.7
Wadah Dakwah Islam atau yang disingkat menjadi Wadi adalah Radio
Dakwah Islam yang telah dikenal khususnya masyarakat Bogor dan umumnya
masyarakat Jabodetabek, terutama di kalangan menengah kota yang sedang
berkembang pesat. Wadi FM merupakan Radio Dakwah Islam berasaskan
Ahlussunnah Wal Jama’ah pilihan bagi pencari kebenaran yang mau
mempertahankan tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang
lebih baik. Hadir sebagai radio yang mengemas secara khusus keselarasan
antara program dakwah, informasi dan hiburan yang disajikan penuh dengan
kedamaian, ketentraman dan kesejukan sesuai dengan tema program
“DAMAIKAN HATI SEJUKKAN JIWA” dengan berbagai program yang
dikemas secara unik dan menarik, dan mampu memberikan hiburan yang
islami. Serta kontribusi pengetahuan tentang nilai-nilai keislaman yang
dikemas interaktif dan menghibur.
Selain itu, radio Wadi FM terletak tepat di Bogor dan berbasis sunda
karena terdapat ranah Parahyangan, maka sapaan akrab untuk para crew di
radio ini adalah akang untuk panggilan laki-laki dan teteh untuk panggilan
7 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: Amzah, 2009, h. vii.
4
perempuan. Radio Wadi FM menyungsung Ahlussunnah Wal Jama’ah dan
radio ini mengambil tahun hijriyah sebagai awal berdirinya, yaitu tepat pada
tanggal 1 Muharram 1426.
Saat ini banyak media yang dikuasai oleh penguasa-penguasa sekuler
dan banyak dimasuki informasi yang menyimpang dan tidak berimbang.
Sehingga Islam dipandang angker di media-media. Radio Wadi FM di sini
mencoba menyeimbangi informasi-informasi yang tidak islami dengan
informasi yang islami. Selain itu, banyak faham-faham Islam sampai faham
liberal dan faham-faham yang lain, yaitu pada akhirnya akan memecah umat,
maka Wadi hadir dengan format Ahlussunnah Wal Jama’ah bermanhaz
Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah dari Imam Hasan Al Asy’ari sebagai
penyeimbang dari aliran-aliran Islam yang justru bukan membangkitkan
melainkan merusak umat Islam.
Penyimpangan yang ada pada media lain, mereka melandaskan pada
pemahaman ajaran Islam. Namun, mereka tidak menggunakan ajaran Islam
tersebut. Seperti halnya pemahaman mereka tentang tawasul itu tidak
dibenarkan. Pada intinya tawasul itu sendiri merupakan wujud birokrasi umat
sekarang terhadap umat terdahulu. Karena seandainya tidak ada jasa baik dan
ijtihad umat terdahulu, maka tidak akan mungkin ada Iman dan Islam umat di
akhir zaman. Inilah bukti komitmen orang yang bertawasul terhadap
keberadaan mereka, sebagai realisasi perilaku orang-orang yang
bermoral/berakhlak mulia.
Dalam memperluas area dakwah, radio Wadi FM memaksimalkan yaitu
dengan radio streaming. Metode dakwah terdapat beberapa cara, antara lain
yaitu dakwah bil lisan dan bil qolam. Namun, radio Wadi FM masih melalui
5
format siaran (bil lisan) dan belum melalui format tulisan (bil qolam).
Panji Isya’ (Penerang Hati dan Jiwa Ba’da Isya’) merupakan salah satu
rubrik acara di radio Wadi FM yang mengkaji Tauhid Ahlussunnah Wal
Jama’ah (Aswaja) oleh narasumber yang telah ditentukan. Format rubrik ini
disiarkan secara langsung oleh penyiar dan narasumber serta para pendengar
dapat berinteraktif via telepon atau pesan singkat. Selain Panji Isya’, program
di Wadi terdapat beberapa Panji yaitu Panji Shubuh, Panji Dhuha dan Panji
Ashar. Namun, kajian antara keempat panji tersebut berbeda. Rubrik Panji
Shubuh mengkaji kitab Kitab Tafsir Al-Qur’an. Sedangkan kajian dalam Panji
Dhuha adalah Tajwid, serta Panji Ashar mengkaji kajian Fiqih. Program Panji
Isya’ disiarkan secara langsung setiap hari pukul 20.00-21.00 WIB kecuali di
Bulan Ramadhan, Panji Isya’ tidak mengudara.8
Kini radio memiliki peranan yang cukup besar, salah satunya
sebagaimana media dakwah yang baru. Karena banyak dilirik dan
dikembangkan oleh praktisi dakwah sebagai salah satu media alternatif
penyampaian dakwah. Pada dasarnya materi utama dakwah bersumber dari
Al-Qur’an dan Hadits, pesan dakwah yang disampaikan harus dengan bahasa
yang dapat dimengerti. Berdasarkan latar belakang dan pemikiran di atas,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan diberi judul:
“Analisis Isi Rubrik Panji Isya’di Radio WADI 99,7 FM Bogor”
8 Wawancara Pribadi dengan Kang Ali Ridho (Penanggung jawab program), Bogor, 16
Juli 2013.
6
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Dalam penyusunan skripsi ini, agar lebih terarah maka peneliti
membatasi masalah pada 10 (sepuluh) isi materi siaran rubrik “Panji Isya’”
yang disiarkan oleh Radio Wadi 99,7 FM pada bulan April-Juni 2013.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana isi pesan dakwah yang terdapat dalam rubrik Panji Isya’ di
radio Wadi 99,7 FM Bogor?
b. Apa pesan dakwah yang paling dominan yang terdapat dalam rubrik
Panji Isya’ di radio Wadi 99,7 FM Bogor?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
a. Untuk mengetahui dan menganalisis apa saja pesan dakwah yang
terdapat dalam siaran rubrik Panji Isya’ di radio Wadi 99,7 FM Bogor.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis pesan dakwah yang dominan
yang terkandung dalam siaran Panji Isya’ di radio Wadi 99,7 FM
Bogor.
2. Kegunaan Penelitian
Dengan tercapainya tujuan tersebut diharapkan penelitian ini diperoleh
manfaat sebagai berikut;
7
a. Kegunaan Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan
kontribusi dan tambahan referensi, informasi atau teori-teori bagi
studi-studi selanjutnya khususnya mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi yang mempelajari tentang ilmu dakwah. Dan
dapat memberikan gambaran tentang penggunaan media massa
khususnya radio yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah
Islam secara efektif dan efisien.
b. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan
kontribusi serta menambah wawasan bagi kalangan praktisi dakwah
dan aktivis dakwah serta memberikan masukan terhadap para praktisi
penyiaran terhadap pemanfaatan media elektronik sebagai media
dakwah dengan kemasan yang lebih kreatif dan menarik. Kemudian
memberikan inspirasi bagi para da’i dalam kegiatan dakwahnya, tidak
hanya dilakukan di atas mimbar atau di dalam masjid saja, tetapi juga
dapat dilakukan melalui media elektronik dengan tema kehidupan yang
kaya akan pesan dakwah. Dan dapat memberi pengatahuan mengenai
program dakwah di radio yang menarik serta dapat memenuhi
kebutuhan spiritual khalayak dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
D. Tinjauan Pustaka
Langkah awal sebelum peneliti melakukan penelitian lebih lanjut
kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, adalah menelaah terlebih
dahulu skripsi dan penelitian sebelumnya yang mempunyai judul atau objek
8
dan subjek penelitian yang sama atau hampir sama dengan yang akan penulis
teliti. Maksudnya adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti
sekarang tidak sama dengan penelitian skripsi terdahulu.
Setelah peneliti mengadakan suatu telaah kepustakaan di perpustakaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi maupun di perpustakaan utama
Universitas Negeri Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, peneliti
menemukan skripsi yang memiliki judul hampir sama dengan apa yang akan
teliti. Ada beberapa judul skripsi yang penelitian yang terkait dengan
penelitian ini. Untuk memperjelas bahwa penelitian ini tidak sama dengan
penelitian sebelumnya, maka di sini peneliti mencoba menuliskan beberapa
judul skripsi yang berkaitan, antara lain:
1. Analisis Isi Pesan Dakwah pada Program Kopiah di Radio Elgangga 100,3
FM Bekasi ditulis oleh Fifit Fitriansyah (2010). Berisi tentang isi pesan
dakwah pada radio swasta yang berada di daerah bekasi. Program acara
religious yang ditujukan untuk orang-orang dewasa yang disiarkan rutin
setiap hari, yaitu program Kopiah.
2. Analisis Isi Materi Siaran Keagamaan Seputar Iman dan Islam di Radio
Cakti Budhi Bhakti (CBB) 105,4 FM (2010). Berisi tentang analisis isi
materi pada radio swasta yang ada di Jakarta Barat yaitu Radio CBB.
Walaupun Radio CBB adalah radio pelopor dangdut Jakarta tetapi sangat
kental dengan ajaran Islam, dengan mempunyai program acara religious
setiap harinya seperti pada Obrolan Seputar Iman dan Islam.
Dari judul skripsi di atas, intinya semua membahas mengenai isi pesan
dakwah. Sedangkan peneliti mengambil judul Analisis Isi Rubrik “Panji Isya’”
9
di Radio Wadi 99,7 FM Bogor yang Berasaskan Ahlussunnah Wal Jama’ah
Perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu terletak pada program yang
disiarkan, waktu acara dan tempat penelitian. Selain itu objek penelitiannya
juga berbeda.
E. Metodologi Penelitian
1. PendekatanPenelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu
pendekatan yang banyak digunakan dalam menganalisis isi pesan dalam
komunikasi untuk mendapatkan data yang objektif dan akurat.
Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Holsti. Holsti mendefinisikan
analisis isi sebagai teknik apapun yang digunakan untuk menarik
kesimpulan melalui usaha untuk menentukan karakteristik pesan dan
dilakukan secara objektif dan sistematis.
Metode penelitian ini menggunakan analisis isi (content analysis)
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan metode
deskriptif. “Metode deskriptif adalah penelitian yang memaparkan situasi
atau peristiwa, di mana pada hakikatnya metode deskriptif adalah
mengumpulkan data-data”.9
Sehingga penerapan media kuantitatif dalam penelitian ini sangat
mengutamakan hasil perolehan data yang didapat melalui kategorisasi
primer, observasi, wawancara dan dokumentasi dengan mendatangi
langsung kantor radio Wadi 99,7 FM yang beralamat di Jl. Veteran III,
9 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007, hal. 25.
10
Loji Tapos Cileungsi-Ciawi, Bogor-Jawa Barat 16760 dan bertemu
langsung dengan Habib M. Bagir Shahab sebagai penangung jawab radio
Wadi, Drs. H. Endang Muslihat Kamal M. Pd.I sebagai narasumber Wadi,
Anash Affandi dan Ali Ridho sebagai penanggung jawab program
sekaligus penyiar.
2. Waktu danTempatPenelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Januari 2013 sampai
dengan bulan Juli 2013. Peneliti melakukan penelitian ini selama kurang
lebih enam bulan di radio Wadi 99,7 FM Bogor yang beralamat di Jl.
Veteran III, Loji Tapos Cileungsi-Ciawi, Bogor-Jawa Barat 16760.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh
keterangan. Sedangkan objek penelitian di sini adalah suatu hal yang
diteliti.10
Jadi, subjek dalam penelitian ini adalah radio Wadi 99,7 FM
Bogor. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah materi atau
pesan dakwah dalam rubrik “Panji Isya’” di radio Wadi 99,7 FM.
4. Tekhnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini melalui berbagai instrumen, yaitu:
a. Kategorisasi Primer
Kategorisasi merupakan instrument utama dalam penelitian analisis
isi materi. Dalam penelitian ini mengkategorisasikan pesan-pesan
dakwah yang terkandung pada rubrik “Panji Isya’” di Radio Wadi 99,7
FM, yang digolongkan dalam kategori aqidah, syariah dan akhlak.
10
Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: Rajawali Press, 1968, hal. 92.
11
b. Observasi
Peneliti mengamati langsung mengenai hal-hal yang menjadi objek
penelitian di radio Wadi 99,7 FM Bogor dengan mengadakan
kunjungan langsung ke kantor radio Wadi 99,7 FM yang beralamat di
Jl. Veteran III, Loji Tapos Cileungsi-Ciawi, Bogor-Jawa Barat 16760
untuk mendapatkan data mengenai materi yang disampaikan pada
rubrik Panji Isya’. Serta melakukan pengamatan yang bersifat tidak
langsung yaitu dengan mendengarkan rekaman siaran radio rubrik
Panji Isya’, peneliti dapatkan dari penanggung jawab siaran di radio
Wadi 99,7FM.
c. Wawancara/Interview
Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan wawancara tidak
berstruktur atau secara bebas dan terbuka tanpa terikat pola-pola
tertentu dengan bertemu langsung dengan Penanggung Jawab radio
Wadi FM, Penanggung Jawab Program, Penyiar, serta Ustadz sebagai
narasumber yang menyampaikan materi pada rubrik “Panji Isya’” di
radio WADI 99,7 FM. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan
data yang akurat dengan penelitian ini.
d. Dokumentasi
Dalam hal ini peneliti melakukan dokumentasi atau penyimpanan
data-data yang diperlukan untuk penelitian. Bahan-bahan dokumentasi
berupa artikel-artikel, hasil wawancara, foto, serta rekaman audio
mengenai isi materi pada rubrik Panji Isya’ edisi bulan April-Juni
2013. Bahan-bahan tersebut sangat dibutuhkan sebagai penguat atas
kebenaran yang diperoleh.
12
5. Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah peneliti mendapatkan rekaman siaran yang ditentukan
sebagai sampel penelitian, kemudian rekaman tersebut dijadikan dalam
bentuk transkip data. Dalam pengolahan data ini, peneliti melakukannya
dalam bentuk codding sheet atau lembar koding yaitu berupa tabel daftar
cek yang berisi kategori-kategori aqidah, syariah, dan akhlak yang akan
diukur. Kemudian unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
isi pesan dakwah dalam rekaman siaran “Panji Isya’” edisi April-Juni 2013
sebanyak 10 materi yang disampaikan oleh narasumbernya.
Untuk memudahkan dan memahami kandungan dari materi pada
penelitian ini maka peneliti melihat kepada transkip data rekaman
berdasarkan tema yang disampaikan terlebih dahulu selama tiga bulan
yang berjumlah 10 tema dengan kategori aqidah, syariah dan akhlak.
Kemudian isi pesan itu dipaparkan, sehingga muncul isi pesan berdasarkan
kategori yang dominan.
Penelitian ini menggunakan tekhnik analisis isi mengenai stetmen
yang terdapat dalam setiap materi yang disampaikan oleh narasumber
rubrik Panji Isya’ melalui penilaian juri. Data yang telah dinilai oleh juri
tersebut akan diamati dan dianalisis, dihitung kemudian diberikan nilai
untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing dan termasuk
mengetahui koefisien reliabilitas setiap juri yaitu antara juri 1 dan 2, juri 1
dan 3, dan juri 2 dan 3.
Peneliti memilih 3 juri dalam penilaian materi 10 tema yang telah
ditentukan, yaitu:
13
a. M. Baghir Shahab, SE adalah penanggung jawab Radio Wadi FM,
sebagai juri 1
b. Drs. H. Endang Muslihat Kamal M.Pd.I adalah narasumber Panji Isya’,
sebagai juri 2.
c. Ustad Armin Mukhtar adalah Pimpinan Pondok Pesantren Al-Bayan,
sebagai juri 3.
Peneliti menggunakan rumus dari Holsti (1969) yang menjadi salah
satu acuan dalam analisis isi secara kuantitatif untuk mencari koefisien dan
realibilitas kategori antar juri sebagai berikut:
Koefisien Reliabilitas : CR=
Keterangan:
CR : Koefisien reliabilitas
2M : Nomor keputusan yang sama antar juri
N1, N2: Jumlah item yang dibuat oleh tim juri
Komposit Reliabilitas :
Keterangan:
N : Jumlah juri
X : Rata-rata koefisien reliabilitas antar juri.11
Pada penelitian ini data dianalisis berdasarkan rekaman siaran
Panji Isya’. Setelah data terkumpul kemudian disimpulkan menjadi data
yang valid dan realibel. Dan untuk menentukan rincian hasil dari isi pesan
dalam siaran Panji Isya’ pada radio WADI 99,7 FM, maka peneliti akan
11
Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006,h. 76.
14
menampilkan prosentase satu per satu kategori pesan, dengan
menggunakan rumus:
P =
x 100%
Keterangan:
P : Prosentase
F : Frekuensi data
N : Jumlah data yang dimaksud
Pada penelitian ini data akan dianalisis berdasarkan rekaman siaran
pada 10 tema siaran dakwah Panji Isya’ di Radio WADI 99,7 FM edisi
bulan April-Juni 2013. Dan setelah data tersebut terkumpul, peneliti akan
melaporkan, menggambarkan, mengklasifikasi serta menginterpretasikan
secara apa adanya untuk kemudian disimpulkan menjadi data yang valid
dan realibel.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini meliputi Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan
Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi
Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II : Kerangka Teoritis
Materi yang dibahas dalam bab ini yaitu Analisis Isi, Dakwah yang
meliputi Pengertian Dakwah, Unsur-unsur Dakwah, Kategori Pesan Dakwah,
Radio yang meliputi Pengertian Radio, Fungsi Radio, dan Radio Sebagai
Media Dakwah.
15
BAB III : Gambaran Umum Radio Wadi 99,7 FM Bogor dan Profil
Rubrik Panji Isya’
Bab ini memaparkan tentang Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Radio
Wadi 99,7 FM, Visi dan Misi, Profil Perusahaan, Struktur Kepengurusan,
Program Radio Wadi 99,7 FM Bogor, Profil Rubrik Panji Isya’
BAB IV : Temuan dan Analisis Data
Pada bab ini menjelaskan tentang isi pesan dakwah dan pesan dakwah
yang dominan yang terdapat dalam rubrik Panji Isya’ di radio Wadi 99,7 FM
Bogor.
BAB V : Penutup
Dalam bab ini meliputi Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
16
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Analisis Isi
Dalam peneletian selalu dikenal dengan istilah analisis. Menurut Mattew
B. Milles dan A. Michael Huberman, mereka menganggap bahwa analisis
terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Pertama, reduksi
data yaitu proses pemilahan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari temuan-
temuan di lapangan. Kedua, penyajian data yaitu menyajikan data dari
sekumpulan temuan-temuan yang sekiranya dapat memberiikan kemungkinan
menarik suatu kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dan ketiga, penarikan
kesimpulan atau verifikasi, yaitu dari data-data yang telah terkumpul mulai
dicari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur
sebab akibat dan proposisinya, sehingga semua itu dapat ditarik kesimpulan.1
Analisis sepadan dengan kata analisys, yaitu membuat atau menganalisa
perancangan alur, sehingga menjadi mudah dan jelas untuk dibuat maupun
dibaca, dapat berarti juga analisa, pemisahan, pemeriksaan yang teliti.2
Analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah penelitian guna
meneliti struktur kegiatan tersebut secara mendalam. Kata analisa atau analisis
dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di lapangan untuk memeriksa
beberapa pengaruh kegiatan itu dilakukan.
Analisis isi (content analisys) adalah penelitian yang bersifat pembahasan
secara mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam
1Mattew. B. Milles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif. Penerjemah
Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992, h. 16. 2 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia,
1990, h. 28.
17
media massa. Analisis isi dapat juga dikatakan sebagai suatu tekhnik
penelitian terhadap isi atau makna pesan komunikasi berdasarkan data-data
yang tersedia untuk dibuat kesimpulannya. Analisis isi merupakan teknik
penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang
dilakukan secara objektif, sistematik dan relevan secara sosiologis, uraian dan
analisisnya dapat menggunakan tata cara pengukuran kualitatif dan kuantitatif
ataupun kedua-duanya.3
Wazer dan Wiener, analisis isi adalah suatu prosedur sistematika yang
disusun untuk menguji isi informasi yang terekam. Sedangkan menurut
Barelson mendefinisikan kajian isi sebagai teknik penelitian untuk keperluan
mendeskripsikan secara objektif, sistematis dan kuantitatif tentang manifestasi
komunikasi.4
R. Holsti mendefinisikan “Analisis isi sebagai teknik apapun yang
digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menentukan karakteristik
pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis.”5
Adapun lima tujuan analisis ini, antara lain: (1) menggambarkan isi
komunikasi, (2) menguji hipotesis karakteristik-karakteristik suatu pesan, (3)
membandingkan isi media dengan dunia nyata, (4) melalui imej suatu
kelompok tertentu dan masyarakat, (5) menciptakan titik awal terhadap studi
efek media.6
Prosedur dasar pembuatan rancangan penelitian dalam pelaksanaan
content analysis terdiri atas enam tahap, yaitu:
3 Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta: Pusat Penelitian
Universitas Terbuka, 2001, cet. Ke-2, h. 32. 4 Andi Bulaeng, Metodologi Penelitian Komunikasi Kontemporer, Yogyakarta: Penerbit
Andi Offset, 2004, h. 164. 5 Soejono Abdurrahman, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Rhineka Cipta, 1999, h. 68.
6 Andi Bulaeng, Metodologi Penelitian Komunikasi Kontemporer, h. 171
18
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis.
2. Melakukan “sampling” terhadap sumber-sumber data yang telah dipilih.
3. Membuat kategori yang dipergunakan dalam analisis.
4. Membaca suatu sample dokumen yang telah dipilih, melakukan coding,
dan meringkas isi-isi yang relevan.
5. Menskala item-item berdasarkan frekuensi, penampakan, intensitas, atau
kriteria yang lainnya.
6. Mengintepretasikan data dalam kaitannya dengan hipotesis dan teori yang
dipergunakan.
Dalam teknik analisis isi juga memiliki kekurangan yaitu content analysis
dibatasi pada pengujian komunikasi tercatat untuk suatu hal. Demikian
komunikasi bisa lisan atau tulisan tetapi harus dicatat dengan beberapa cara
untuk memungkinkan analisis.7
B. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Dakwah menurut pengertian bahasa berasal dari bahasa Arab: da’a,
yad’u, da’watan yang berarti mengajak, memanggil dan menyeru.8
Dengan demikian dakwah merupakan suatu proses penyampaian (tabligh)
pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar
orang lain memenuhi ajakan tersebut.9
Kata da’a pertama kali dipakai dalam al-Quran dengan arti
mengadu (meminta pertolongan kepada Allah) yang pelakunya adalah
7 Andi Bulaeng, Metodologi Penelitian Komunikasi Kontemporer, h. 184.
8 Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tamizi Taher, Jakarta: Grafindo, 2005, cet.
Ke-1, h. 54 9 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997, cet-2, h. 31.
19
Nabi Nuh as. Lalu kata ini berarti memohon pertolongann kepada Tuhan
yang pelakunya adalah manusia (dalam arti umum). Setelah itu, kata da’a
berarti menyeru kepada Allah yang pelakunya adalah kaum Muslimin.
Kemudian kata yad’u, pertama kali dipakai dalam al-Quran dengan
arti mengajak ke neraka yang pelakunya adalah syaitan. Lalu kata itu
berarti mengajak ke surga yang pelakunya adalah Allah, bahkan dalam
ayat lain ditemukan bahwa kata yad’u dipakai bersama untuk mengajak ke
neraka yang pelakunya orang-orang musyrik.
Sedangkan kata dakwah atau da’watan sendiri, pertama kali
digunakan dalam al-Quran dengan arti seruan yang dilakukan oleh para
Rasul Allah itu tidak berkenan kepada obyeknya. Namun kemudian kata
itu berarti panggilan yang juga disertai bentuk fi’il (da’akum) dan kali ini
panggilan akan terwujud karena Tuhan yang memanggil. Lalu kata itu
berarti permohonan yang digunakan dalam bentuk doa kepada Tuhan dan
Dia menjanjikan akan mengabulkannya.10
Ada beberapa pendapat dari para ulama mengenai pengertian
dakwah, di antaranya sebagai berikut:
Dakwah menurut Drs. Hamzah Yaqub ialah “mengajak umat
manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah
dan Rasul-Nya”.11
Sementara itu, Prof. Dr. M. Quraish Shihab
mendefinisikan “dakwah sebagai seruan atau ajakan kepada keinsyafan
serta usaha mengubah situasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap
pribadi maupun masyarakat”.12
10
Mushlihin Al-Hafizh, Pengertian Dakwah Menurut Bahasa dan Istilah, artikel ini
diakses pada tanggal 26 Juni 2013 dari http://www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-
dakwah-menurut-bahasa-dan-istilah.html 11
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983, h. 19. 12
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1993, h. 191.
20
Sedangkan menurut Prof. Toha Yahya Umar, M.A, dakwah dapat
diartikan dari dua segi, yaitu:
a. Pengertian dakwah secara umum, ialah suatu ilmu pengetahuan yang
berisi cara-cara, tuntunan-tuntunan, dan bagaimana seharusnya
menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui,
melaksanakan suatu ideology, pendapat dan pekerja tertentu.
b. Pengertian dakwah menurut ajaran Islam, ialah mengajak manusia
dengan cara bijaksana pada jalan yang benar sesuai dengan perintah
Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di
akhirat.13
Asmuni Syukir dalam tulisannya mendefinisikan:
“Bahwa dakwah itu dapat diartikan dari dua segi atau sudut pandang, yaitu
pengertian dakwah yang bersifat pembinaan dan pengertian dakwah yang
bersifat pengembangan. Pembinaan adalah suatu usaha mempertahankan,
melestarikan dan menyempurnakan ummat manusia agar mereka tetap
beriman kepada Allah. Sedangkan dakwah bersifat pengembangan adalah
usaha mengajak ummat manusia yang belum beriman kepada Allah SWT.
agar mentaati syariat Islam. Menyeru mereka berbuat kebajikan dan
melarang mereka drai perbuatan munkar agar mereka mendapat
kebahagiaan di dunia dan akhirat.”14
Dakwah menurut Ibnu Thaimiyah adalah proses usaha untuk mengajak
agar orang beriman kepada Allah, percaya dan mentaati apa yang telah
diberitakan oleh Rasul serta mengajak agar dalam menyembah Allah
seakan-akan melihat-Nya.15
Dakwah pada dasarnya adalah alat untuk memenuhi perintah Allah
SWT. Demikian Tarmidzi Taher yang juga sependapat dengan Ismail Ragi
13
A.H. Hasanuddin, Retorika Dakwah dan Publisistik dalam Kepemimpinan, Surabaya:
Usaha Nasional, 1982, cet. Ke-2, h. 34. 14
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h. 20. 15
Ibnu Thaimiyah, Majmu Al-Fatwa, Juz 15, T.tp.: Mathabi Ar-Riyadh, 1985, h. 185.
21
Al-Faruqi, mengatakan bahwa dakwah meliputi tugas mengajarkan
kebenaran kepada mereka yang mengabaikan kebenaran, menyampaikan
kabar baik tentang rahmat duniawi dan surga ukhrawi, dan
memperingatkan tentang siksaan hari akhirat.16
Mengacu pada Firman Allah SWT. dalam Surat An-Nahl ayat 125,
sebagai berikut:
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.”
Dapat disimpulkan bahwa dakwah merupakan serangkaian kegiatan
penyampaian pesan mengenai ajaran-ajaran yang diperintahkan Allah
SWT untuk kemaslahatan umat, dengan cara menyeru, mengajarkan dan
merealisasikan syariat-syariat Islam sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan
Hadits demi mencapai jalan yang lebih baik yakni kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Dakwah saat ini tidak hanya dilakukan dengan cara tradisional saja,
melainkan dibutuhkan kemampuan penyampaian pesan agama dengan
inovasi baru yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang
beragam, dinamis dan kritis terhadap pesan yang diterimanya. Di sinilah
peran da’i dituntut untuk konsen dan mampu menyampaikan materi
dengan baik. Sehingga dakwah Islam dapat lebih berkembang dan maju
seiring dengan kemajuan zaman.
16
Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, h. 213.
22
Dengan demikian, dakwah merupakan suatu kegiatan komunikasi
keagamaan yang dihadapkan pada perkembangan teknologi komunikasi
yang semakin canggih dan memerlukan adaptasi yang cukup lama
terhadap kemajuan itu. Berbagai macam media akhirnya banyak
digunakan para da’i dalam mensyiarkan dakwahnya. Kini media massa
pun menjadi pilihan yang tepat bagi kemajuan syiar Islam.
2. Unsur-unsur Dakwah
a. Da’i
Da’i berasal dari bahasa Arab, da’i merupakan orang yang
menyampaikan, mengajak orang lain ke jalan Allah. Da’i hanya
mengajak manusia kepada kebaikan. Sebab mengajak kepada perkara
yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits. Sebagaimana
sabda Rasulullah SAW:
بلغوا عني ولواية
“Sampaikanlah (ajaran) dari padaku walaupun itu hanya satu ayat”
(HR. Al-Bukhari)17
Berhasil atau tidaknya dakwah seorang da’i itu tergantung pada
da’inya. Da’i adalah unsur terpenting dalam proses perjalanan dakwah.
Karena seorang da’i adalah subjek yang harus menyadarkan,
memotivasi, dan mengajak khalayak umum ke jalan yang benar. Oleh
karena itu seorang da’i harus memiliki kepribadian yang bersifat
rohaniah, pada dasarnya mencakup sifat, sikap dan kemampuan diri
pribadi seorang da’i yang harus dimilikinya. Dan kepribadian yang
bersifat jasmaniyah, meliputi sehat jasmani dan berpakaian necis.
17
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h. 34.
23
1) Sifat-sifat Seorang Da’i
a) Iman dan taqwa kepada Allah. Syarat kepribadian seorang da’i
yang paling utama adalah iman dan taqwa kepada Allah. Oleh
sebab itu, sebelum ia membawa missi dakwahnya, ia harus
memerangi hawa nafsunya terlebih dahulu, sehingga pribadinya
lebih taat kepada Allah dan Rasulnya.
b) Tulus ikhlas dan tidak mementingkan kepentingan diri pribadi.
Sifat ini menentukan keberhasilan dakwah. Singkatnya
berjuang di jalan Allah (berdakwah) haruslah dapat
menanggulangi niat negatif yakni keinginan akan tiga yaitu
harta, wanita dan tahta. Dengan kata lain mempunyai sifat tulus
ikhlas.
c) Ramah dan penuh pengertian. Dalam dunia dakwah, jika
seorang da’i mempunyai kepribadian yang menarik karena
keramahan, kesopanan dan keringantanganannya, maka
dakwahnya akan berhasil. Sebaliknya jika mempunyai
kepribadian yang membosankan (tidak menarik) karena sifat
yang tak menarik hati, maka kemungkinan kecil dakwahnya
akan berhasil. Seperti firman Allah SWT:
Artinya:
“…Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu
ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka…”
(QS. Al-Imran: 159).
24
d) Tawadhu’ (rendah diri). Tawadhu’ seorang da’i adalah
tawadhu’ yang berarti sopan dalam pergaulan, tidak sombong
dan tidak suka menghina dan mencela orang lain.
e) Sederhana dan Jujur. Kesederhanaan merupakan pangkal
keberhasilan dakwah. Sedangkan kejujuran adalah penguatnya.
Apabila seorang da’i dapat dipercaya tidak pernah menyelisihi
apa yang dikatakannya.
f) Tidak memiliki sifat egoisme. Sifat ini yang harus dijauhi oleh
para pendakwah.
g) Sifat anthusiasme (semangat). Dengan sifat anthusias ini orang
akan terhindar dari putus asa, kecewa dan lain sebagainya.
h) Sabar dan Tawakal. Dakwah adalah melaksanakan perintah
Allah yang diwajibkan kepada seluruh ummat. Apabila di
dalam menunaikan tugas berdakwah mengalami beberapa
hambatan dan cobaan, hendaklah sabar dan tawakal
kepadaNya.
i) Memilih jiwa tolerans. Seorang da’i harus dapat
mengadaptasikan dirinya dengan artian positif. Sebagaimana
firman Allah SWT dalam surat Al-Kafirun ayat 6:
Artinya:
“untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
j) Sifat terbuka (demokratis). Artinya apabila seorang da’i
mendapati kritik dan saran hendaknya diterima dengan hati
gembira, mengalami kesulitan sanggup memusyawarahkan dan
25
tidak berpegang teguh kepada pendapat atau idenya yang
kurang baik.
k) Tidak memiliki penyakit hati. Dari sifat tersebut mana mungkin
orang akan mengajak orang lain kepada kebaikan, bila dirinya
sendiri iri kepada orang lain sebagai sasaran dakwahnya.
2) Sikap Seorang Da’i
a) Berakhlak Mulia. Seorang da’i dapat berhasil jika ia memiliki
akhlak yang mulia, sebaliknya jika ia berakhlak yang jelek,
maka kegagalan yang akan menghampirinya.
b) Pendapat Ki Hajar Dewantoro (bapak pendidikan Indonesia),
Hing ngarsa asung tuladha; artinya seorang da’i yang
merupakan orang terkemuka di tengah-tengah masyarakat
haruslah dapat menjadi tauladan yang baik bagi masyarakat,
hing madya mangun karsa; artinya bila di tengah-tengah
massa, hendaknya dapat memberi semangat, agar mereka
senantiasa mengerjakan, mengikuti segala ajakannya, tutwuri
handayani; artinya bila bertempat dibelakang, mengikutinya,
dengan memberi bimbingan-bimbingan agar lebih meningkat
amalannya (keimanannya).
c) Disiplin dan bijaksana. Dalam artian luas, disiplin sangat
diperlukan oleh seorang da’i dalam mengemban tugasnya sebai
mubaligh. Begitu pula bijaksana dalam menjalankan tugasnya
sangat berperanan di dalam mencapai keberhasilan dakwahnya.
d) Wira’i dan berwibawa. Sikap yang wira’i menjauhkan
26
perbuatan-perbuatan yang kurang berguna dan mengindahkan
amal saleh, salah satu hal yang dapat menimbulkan
kewibawaan seorang da’i. sebab kewibawaan merupakan faktor
yang memengaruhi seseorang akan percaya menerima
ajakannya.
e) Tanggung jawab dan berpandangan yang luas. Dalam
menentukan strategi dakwah, sangat memerlukan pandangan
yang jauh, tidak fanatik terhadap satu golongan saja dan
waspada dalam menjalankan tugasnya.
3) Berpengetahuan yang cukup. Pengetahuan seorang da’i meliputi
pengetahuan yang berhubungan dengan materi dakwah yang
disampaikan dn ilmu-ilmu yang erat hubungannya dengan tehnik-
tehnik dakwah.
b. Mad’u
Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia
penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok,
baik manusia yang beragama Islam atau tidak, atau dengan kata lain
manusia secara keseluruhan.18
Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi tiga golongan, yaitu:
1) Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berpikir
secara kritis, dan cepat dapat menangkap persoalan.
2) Golongan awam, yaitu orang yang belum dapat berpikir secara
kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-
pengertian yang tinggi.
18
M. Munir dan Wahyu Illahi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana, 2006, cet. Ke-2, h.
23.
27
3) Golongan yang berbeda dengan kedua golongan tersebut, mereka
senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu saja,
dan tidak mampu membahasnya secara mendalam.19
Salah satu unsur penting lainnya adalah komponen dakwah yaitu
mad’u atau masyarakat yang akan didakwahi. Seorang da’i harus
memahami masyarakat yang akan menerima dakwahnya. Hal ini
berhubungan dengan kesesuaian materi dakwah yang akan
disampaikan. Dalam masyarakat, yang tingkat pengetahuan
agamanyan cukup tinggi, tentu saja tidak sesuai jika masih
diperkenalkan dengan pengantar pengetahuan ihwal iman dan takwa.
Kesesuaian materi dengan tingkat pengetahuan dan kondisi psikologis
masyarakat akan berakibat pada lancarnya proses dakwah tersebut.20
c. Materi Dakwah atau Pesan Dakwah
Menurut M. Quraish Shihab, pesan dakwah adalah al-Islam yang
bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama yang
meliputi aqidah, ibadah dan akhlak. Dasar dari pembagian itu merujuk
pada tujuan pokok diturunkannya Al-Qur’an yaitu sebagai petunjuk
aqidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia serta petunjuk
mengenai akhlak dengan jalan menerangkan norma-norma agama dan
susila.21
Pesan dalam Islam adalah perintah, nasihat, permintaan, amanat
yang harus dilakukan untuk disampaikan kepada orang lain.
Sedangkan pesan dakwah adalah semua pernyataan yang
19
M. Munir dan Wahyu Illahi, Manajemen Dakwah 20
Najamudin, Metode Dakwah Menurut Al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2008, h. 29. 21
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, h. 40.
28
bersumberkan Al-Qur’an dan Sunnah, baik tertulis maupun dengan
pesan-pesan (risalah) tersebut.22
Ajaran yang disampaikan itu bukanlah
hanya yang berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah, namun
bagaimana cara menumbuhkan rasa kesadaran agar mampu
melaksanakan aqidah, akhlak, syariah dalam ucapan, pikiran dan
tindakan dalam kehidupan sehari-hari.23
Di dalam buku Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam yang ditulis oleh
Asmuni Syukir dijelaskan:
Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan
dakwah yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan
bahwa materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok,
yaitu:
1. Masalah keimanan (Aqidah).
2. Masalah keislaman (Syariah).
3. Masalah budi pekerti (Akhlaqul karimah).24
1) Aqidah
Secara etimologi kata aqidah diambil dari kata “aqad”
yaitu ikatan yang kuat.dapat juga berarti teguh, permanen, saling
mengikat, dan rapat.25
Aqidah merupakan keimanan kepada Allah
SWT, malaikat, kitab-kitab yang diwahyukan kepada para Rasul,
adanya hari kiamat, dan adanya qadha dan qadar serta masalah-
masalah yang berkaitan dengan pokok-pokok keimanan itu.26
Pengertian aqidah secara terminologi yaitu wajib
dibenarkan hati dan jiwa menjadi tentram karenanya sehingga
22
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, h. 43. 23
Siti Uswatun Khasanah, Berdakwah Dengan Jalan Berdebat Antara Non Muslim
Dengan Muslim, Purwokerto: Purwokerto Press, 2007, h. 36. 24
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h. 60. 25
Toha Yahya Umar, Ilmu Dakwah, Jakarta: Niaga Swadaya, 2004. H. 34. 26
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, h. 60.
29
menjadi suatu keyakinan yang teguh dan kokoh, yang tidak
tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Aqidah artinya
ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil
keputusan. Sedangkan pengertian aqidah menurut agama
maksudnya berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan, seperti
aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya para rasul.27
2) Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab, dalam bentuk jamak dari
khula yang berarti budi pekerti, perangai dan tingkah laku atau
tabiat.28
Akhlak dalam aktivitas dakwah merupakan pelengkap
saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang.
Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti
masalah akhlak kurang penting dibandingkan dengan masalah
keimanan dan keislaman, akan tetapi akhlak merupakan
penyempurnaan keimanan dan keislaman seseorang.29
Secara garis besar akhlak terbagi menjadi:30
a) Akhlak kepada Allah SWT.
b) Akhlak kepada sesama manusia.
c) Akhlak terhadap lingkungan sekitar.
3) Syariah
Secara etimologi syariah berarti jalan. Syariah adalah
segala yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad
27
A. A. Hamid Al-Atsari, Intisari Aqidah Ahlu Sunnah Wal Jama’ah, Jakarta: Niaga
Swadaya, 2004, h. 34 28
M. Abdul Majid, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 1994, h. 25. 29
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, Jakarta: AMZAH, 2009, h. 92. 30
Endang Syaefudin Anshari, Wawasan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993, h.
25.
30
SAW berbebtuk wahyu di dalam Al-Qur’an dan Sunnah.
Sedangkan secara terminology syariah adalah ketentuan (norma)
illahi yang mengatur sesamanya (muammmallah).31
Syariah dalam Islam, berhubungan berat dengan amal lahir
(nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah
guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan
mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia. Maksudnya,
masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah syariah bukan
saja terbatas pada ibadah kepada Allah, akan tetapi masalah-
masalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antara sesama
manusia, seperti hukum jual-beli, berumah-tangga, kepemimpinan,
dan amal-amal saleh lainnya. Demikian juga larangan Allah seperti
minum, berzina, mencuri.32
a) Ibadah dalam arti sempit seperti Thaharah, Shalat, Zakat,
Puasa, dan berangkat Haji.
b) Muamalah dalam arti sempit meliputi: Al-Qounul Khas (hukum
perdata), Muamalah (hukum niaga), Munakahat (hukum
nikah), Waratsah (hukum waris), dan sebagainya. Kemudian
Al-Qounul’am (hukum publik), Hinayah (hukum pidana),
Khalifah (hukum Negara), Jihad (hukum perang dan damai),
dan sebagainya.
Dengan demikian pesan dakwah adalah suatu pesan yang
disampaikan oleh da’i kepada mad’u dengan muatan materi yang
31
M Abdul Majid, Kamus Istilah Fiqih, h. 343. 32
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, h. 60.
31
berisikan tentang aqidah, syariah dan akhlak, sehingga dakwah
yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar.
Pesan dakwah harus disampaikan dengan keilmuan yang cukup,
karena jika pesan yang disampaikan hanya dengan ilmu yang
minim maka makna yang disampaikan akan memiliki perbedaan
makna, atau pergeseran makna. Dengan demikin materi yang
disampaikan dapat menjerumuskan penerimanya, dan yang lebih
membahayakan lagi apabila kebenaran atas kesalahan tersebut
berkelanjutan sesuatu yang dianggap menjadi besar.33
d. Metode Dakwah
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan seorang
da’i kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan
kasih sayang.34
Sebagian ulama mengatakan terdapat tiga cakupan
dalam pemahaman metode dakwah, yaitu:
1) Bi Al-Hikmah, merupakan kemampuan da’i dalam menjelaskan
doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi
logika dan bahasa yang komunikatif. Sedangkan hikmah dalam
dunia dakwah mempunyai posisi yang sangat penting, yaitu dapat
menentukan sukses tidaknya dakwah. Dalam menghadapi mad’u
yang beragam dalam tingkatan pendidikan, strata sosial, dan
budaya. Para da’i memerlukan hikmah, sehingga ajaran Islam
mampu memasuki ruang hati para mad’u dengan tepat. Oleh
karena itu, para da’i dituntut untuk mengerti dan memahami
33
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002, volume 11, h. 282. 34
Munjir Sufarta dan Hefni, Metode Dakwah, Jakarta: Kencana, 2006, h. 7.
32
sekaligus memanfaatkan latar belakangnya, sehingga ide-ide yang
diterima dapat dirasakan sebagai sesuatu yang menyentuh dan
menyejukkan qalbunya.35
2) Mau’idzah Al-Hasanah, secara bahasa terdiri dari dua kata,
mau’idzah dan hasanah. Mau’idzah berarti nasihat, bimbingan,
pendidikan dan peringatan, sementara hasanah adalah kebaikan.36
Dakwah dengan metode ini ditujukan pada manusia jeni
kedua, yaitu keumuman manusia. Manusia yang memiliki
kemampuan di bawah manusia jenis pertama. Mereka memiliki
fitrah terhadap kebenaran, tetapi ragu untuk memilih mengikuti
kebenaran yang disampaikan kepada mereka atau justru mengikuti
kebatilan yang tumbuh disekelilingnya Muhammad Husai Yusuf
mengatakan:
“Mereka membutuhkan pelajaran yang baik (al-maw’idzah al-
hasanah), ucapan yang mengena (qaul baligh), serta penjelasan
yang berguna, berupa sugesti (targhib) untuk kebenaran,
penjelasan tetang kebaikan mengikuti kebenaran, serta ancaman
(tarhib) mengikuti kebatilan, serta penjelasan atas dosa dan nista
yang terdapat dalam kebatilan. Begitu pula seterusnya sampai
benar-benar jelas kepada mereka jalan yang lurus dan cahaya yang
terang, serta dapat mengihilangkan keraguan mereka untuk masuk
ke dalam barisan orang-orang mukmin di bawah panji Nabi dan
Rasul yang paling mulia.”37
Dengan demikian menurut Asep Muhiddin, dakwah dengan
pendekatan mau’idzah hasanah ini, perlu memperhatikan faktor-
faktor berikut:
a) Tutur kata yang lembut sehingga akan terkesan hati.
35
Munjir Sufarta dan Hefni, Metode Dakwah, h. 11. 36
Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,
2000, h. 58. 37
Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif al-Qur’an: Studi Kritis atas Visi, Misi, dan
Wawasan (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), h. 166-167.
33
b) Menghndari sikap sinis dan kasar.
c) Tidak menyebut-nyebut kesalahan atau sikap menghakimi
orang yang diajak bicara (mukhathab).
Mereka tidak merasa tersinggung atau merasa dirinya dipaksa
menerima suatu gagasan atau ide tertentu.
3) Mujadalah, dari segi etimologi lafadz mujadalah terambil dari kata
“jadalah” yang berarti meminta. Apabila ditambahkan alif pada
huruf jim yang mengikuti wazan faa’ala, yufaa’ilu, mufaa’alatan,
”jaadala” dapat bermakna berdebat dan “mujadalah” adalah
perdebatan. Dari segi terminologi terdapat beberapa pengertian
mujadalah (al-hiwar) yaitu upaya tukar pendapat yang dilakukan
oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang
mengharuskan lahirnya permusuhan di antara keduanya.38
Maka penulis menyimpulkan bahwa metode dakwah
mujadalah ini hanya perlu digunakan pada orang-orang tertentu
seperti ahli kitab dan orang-orang kafir yang sombong. Namun,
ketika seorang da’I menggunakan metode ini, ia harus tetap
mampu menjaga sikap dan kata-katanya dengan penuh kelemah
lembutan dan sopan santun sehingga mereka mampu menerima
kebenaran yang disampaikan dengan kesadarannya sendiri tanpa
merasa paksaan apalagi permusuhan.
e. Media Dakwah
Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer media adalah
sarana penghubung informasi, seperti majalah, surat kabar, dan
38
Munjir Sufarta dan Hefni, Metode Dakwah, h. 18.
34
sebagaianya.39
Jadi media itu suatu sarana atau fasilitas penghubung
dalam suatu penyampaian informasi yang berbentuk suatu bahan
bacaan. Sementara Itu media dakwah adalah alat yang dugunakan
untuk penyampaian materi dakwah kepada Mad’u. Alat itu bisa berupa
media cetak atau media elektronik seperti buku, majalah, surat kabar,
radio, televisi, film, internet dan lain-lain. Kata-kata yang diucapkan
da’i sangatlah terbatas oleh ruang dan waktu. Oleh karena itu,
kepandaian untuk memilih media atau sarana yang tepat merupakan
salah satu unsur keberhasilan dakwah.
Dalam sebuah aktivitas dakwah tidak dapat dipungkiri bahwa
peran teknologi ikut serta dalam penyampaian dakwah. Untuk
mempermudah proses dakwah, teknologi juga sangat diperlukan
keberadaannya. Peran teknologi itu bisa berupa kemudahan-
kemudahan dan efektivitas serta efisiensi yang diberikan pada saat
penyampaian dakwah tersebut.
Kepandaian seorang juru dakwah dalam memilih media merupakan
salah satu unsur keberhasilan dakwah. Adapun sarana atau media
dakwah menjadi tiga bagian yaitu:
1) Spoken words, yakni media dakwah yang berbentuk ucapan atau
bunyi yang ditangkap dengan indera telinga seperti radio, telepon,
handphone dan lainnya.
2) Printed writing, berbentuk tulisan, gambar, lukisan dan sebagainya
yang ditangkap oleh mata.
39
Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern Engliash
Press), Cet ke-1. AHLM. 958.
35
3) Audio visual, berbentuk gambar hidup yang dapat didengar
sekaligus dapat dilihat seperti, televisi, video, film, dan
sebagainya.40
Setelah mengetahui media dan dakwah, dengan demikian dapat
diambil sebuah kesimpulan bahwa media dakwah adalah sarana atau
alat untuk menyampaikan pesan kepada khalayak di mana pesan yang
disampaikan adalah dakwah.
f. Atsar atau Efek Dakwah
Efek dakwah (atsar) atau biasa disebut feed back (umpan balik
merupakan salah satu dari proses dakwah. Namun proses ini sering
dilupakan oleh para da’i. Sedangkan atsar ini sangat berpengaruh
dalam penentuan langkah-langkah dakwah selanjutnya. Dengan
menganalisis atsar dakwah secara cermat dan tepat, maka kesalahan
strategi dakwah akan segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan
langkah-langkah berikutnya. Sebaliknya, jika tidak menganalisis atsar
dakwah, maka kemungkinan kesalahan strategi sangat merugikan
pencapaian tujuan dakwah dan akan terulang kembali.
Seluruh komponen unsur-unsur dakwah harus dievaluasi secara
komperhensif. Di samping para da’i bekerja dengan menggunakan
ilmu, ia juga harus memiliki jiwa terbuka untuk melakukan
pembaharuan dan perubahan. Dalam bahasa agama yang disebut
dengan ikhtiar insani ialah jika proses ini dapat terlaksana dengan baik,
maka terciptalah suatu mekanisme perjuangan dalam bidang dakwah.41
40
Moh. Ardani, Memahami Permasalahan Fikih Dakwah, Jakarta: Mitra Cahaya Utama,
2006, h. 37. 41
M. Munir dan Wahyu Illahi, Manajemen Dakwah, h. 34.
36
3. Kategori Pesan Dakwah
Dalam surat Al-Fatihah terdapat tiga pokok pesan dakwah yaitu aqidah
(Iman), syariah (Islam), dan akhlak (Ihsan). Dan terhadap tiga pokok
tersebut, ada beberapa ulama yang berpendapat, antara lain:
a. Ketiga komponen dilakukan secara hirarkhis. Pertama kali seseorang
harus memperteguh aqidah, lalu menjalankan syariah yang kemudian
disempurnakan oleh akhlak. Posisi inilah maksud diutus Rasulullah
SAW. Yakni menyempurnakan akhlak. Dengan adanya asumsi ini
untuk mengarahkan orang lain menjadi lebih baik. Seorang da’i harus
kuat imannya terlebih dahulu. Jika imannya telah teguh, barulah ia
mengajarkan cara-cara menjalankan agama. Seorang da’i yang dapat
menjalankannya, maka ia berusaha memberisihkan hatinya. Dengan
hati yang bersih maka ia akan merasa hidupnya dipantau oleh Allah
SWT. Sehingga berakhlak mulia dan menjauhi hal-hal yang bersifat
maksiat.
b. Ketiganya ditempatkan sejajar. Aqidah yang bertempat di akal, syariah
dijalankan anggota tubuh, dan akhlak berada di hati. Banyak umat
Islam yang menjalankan agamanya dengan keimanan yang tipis serta
hati yang kurang bersih, sehingga tidak menghasilkan akhlak yang
terpuji. Da’i mengajarkan bahwa menjalankan shalat harus dengan
pikiran yang yakin, mematuhi syarat dan rukunnya, serta hati yang
ikhlas.42
Anwar Masy’ari, mengemukakan enam tema pesan dakwah, yaitu:
42
Moh. Abdul Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2009, cet. Ke-2, h. 335.
37
a. Keimanan kepada Allah
b. Martabat manusia
c. Kehidupan mental
d. Kehidupan materil
e. Kehidupan keluarga, dan
f. Kehidupan masyarakat.
Sedangkan Abu Bakar Atjeh menggolongkan pesan dakwah dalam tiga
tema, yakni:
a. Mengenai aqidah atau keyakinan.
b. Mengenai kewajiban-kewajiban agama, mengenai akhlak.
c. Mengenai hak dan kewajiban dengan segala perinciannya.43
C. Radio
1. Pengertian Radio
Secara etimologi pengertian radio menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah pengiriman suara atau bunyi melalui suara. Secara
terminologi radio sesuai dengan definisi dalam pemerintah adalah
pemecahan radio yang langsung ditunjukkan kepada umum dalam bentuk
suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai media.44
Radio adalah salah satu bentuk media massa elektronik yang
sangat “merakyat”. Dengan sifat radio yang auditif, maka media massa ini
sangat mudah untuk dimiliki oleh siapapun karena harganya sangat relatif
murah dan bentuknya yang sangat mudah untuk dibawa kemana-mana.45
43
Moh. Abdul Aziz, Ilmu Dakwah, h. 338. 44
Indrawan WS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, h. 719. 45
Elvinaro Ardianto, dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2007, h. 125.
38
Radio merupakan salah satu sarana informasi yang cukup efektif di zaman
sekarang ini, karena radio memiliki sifat langsung, dalam arti pesan yang
disampaikan oleh radio akan langsung sampai pada audiensnya, ditambah
keunggulan lainnya seperti tidak mengenal jarak, dan dapat dinikmati
kapan pun. Hal ini yang membuat radio menjadi sarana efektif untuk
berdakwah.
2. Fungsi Radio
Peran ideal radio sebagai media publik adalah mewadahi sebanyak
mungkin kebutuhan dan kepentingan pendengarnya. Ada tiga bentuk
kebutuhan yaitu informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio akan
kehilangan fungsi sosial dan pendengarnya jika salah satu kebutuhan
tersebut tidak terpenuhi. Sekecil apapun presentasinya, program hiburan
sebagai primadona harus dikaji ulang kembali, guna disinergikan dengan
program informasi. Konsep acara infotainment menjadi jawaban awal
terhadap upaya kalaborasi musik sebagai simbol program hiburan dengan
berita sebagai simbol informasi pendidikan.46
Ada beberapa tingkatan peran sosial yang diemban radio dalam
kapasitasnya sebagai media publik, atau yang dikenal dalam konsep radio
for society.
Pertama, radio sebagai media penyampaian informasi dari satu
pihak ke pihak lain. Kedua, radio sebagai sarana mobilisasi pendapat
publik untuk memengaruhi kebijakan. Ketiga, radio sebagai sarana untuk
mempertemukan dua pendapat berbeda atau diskusi untuk mencari solusi
46
Masduki, Jurnalistik Radio, Yogyakarta: LKiS, 2001, cet. Ke-1, h. 2.
39
bersama yang saling menguntungkan. Keempat, radio sebagai sarana untuk
mengikat kebersamaan dalam semangat kemanusiaan dan kejujuran.47
Beberapa fungsi tersebut bisa diemban sekaligus, tetapi ada kalanya hanya
salah satu saja. Yang penting adalah konsistensi dan optimalisasi pada satu
peran.
Setiap media massa tidak terlepas dari adanya kekurangan dan
kelebihannya begitu pun dengan radio. Kelebihan radio adalah (1) bersifat
langsung. (2) siaran radio tidak mengenal jarak dan waktu. (3) radio siaran
mempunyai daya tarik yang kuat. (4) biayanya relatif murah. (5) mampu
menjangkau tempat-tempat terpencil. (6) tidak terhambat oleh kemampuan
baca dan tulis.48
Sedangkan kekurangan radio adalah (1) hanya selintas.
(2) sajian informasinya bersifat global. (3) waktu siaran yang terbatas. (4)
program acaranya bersifat beratur linear (berdasarkan susunan yang sudah
ditentukan). (5) mengandung gangguan.49
Merujuk dari kelebihan dan kekurangan radio, maka radio harus
dikelola dengan baik agar pendengarnya bisa mendapatkan apa yang
diinginkan dan dibutuhkan, kebutuhan tersebut bisa berupa informasi dan
hiburan.
47
Onong Uchjana Effendy, Komunikasi dan Modernisasi, Bandung: CV. Mandar Maju,
2005, h. 133. 48
Onong Uchjana Effendy, Dasar-dasar Public Relations, Bandung; Alumni, 1996, h.
173. 49
Fatmasari Ningrum, Sukses Menjadi Penyiar, Scrip Writer Dan Reporter Radio,
Jakarta: Swadaya, 2007, h. 15.
40
3. Radio Sebagai Media Dakwah
Pada zaman modern saat ini, teknologi komunikasi dianggap
penting sebagai sarana berkomunikasi. Dan saat ini perkembangan
teknologi komunikasi mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini ditandai
dengan dengan tidak adanya lagi jarak yang tidak dapat dijangkau oleh
manusia untuk berkomunikasi kapan pun dan di mana pun berada.
Setiap media memiliki ciri dan komunikasi yang berbeda-beda.
Perbedaan-perbedaan itulah yang harus disiasati ketika seseorang hendak
berbicara melalui media massa. Kemampuan komunikasi yang baik
menjadi modal utama yang harus dimiliki oleh setiap komunikator mimbar
agama. Begitu pun dengan radio yang saat ini sudah dijadikan sebagai
media dakwah. Menurut Bahri Ghazali fungsi radio sebagai media
dakwah:
a. Radio sebagai salah satu media dakwah memiliki kelebihan tersendiri.
Yakni terlepas pada ke efektivitasan dan efisiensi berdakwah. Hal ini
terbukti pada bentuk sederhana tanpa bertemu antara da’i dan mad’u.
b. Radio sebagai media dakwah haruslah dapat tumbuh dan berkembang
sejalan dengan kebutuhan masyarakat akan pengetahuan Islam yang
diajarkan melalui radio dalam kehidupan sehari-hari, sehingga semua
lapisan masyarakat dapat menerima, memahami, serta mengamalkan
ajaran Islam.
c. Radio sebagai media dakwah dapat menjembatani antara da’I dan
mad’u satu persatu dari keberagaman media.
d. Dakwah yang dilakukan dalam radio itu tidak semata-mata hanya
berbicara mengenai persoalan-persoalan apa yang dilarang dan
41
dibenarkan oleh agama saja, tetapi juga dakwah yang dilakukan lewat
radio mampu melihat cakrawala persoalan dan membuka wawasan
yang lebih luas.
e. Radio sebagai media dakwah lebih efektif, relevan, serta mampu
mengiringi perubahan kemajuan zaman yang semakin canggih ini.
Sehingga pada akhirnya radio mampu dijadikan sebagai sarana
pengembangan dakwah Islam.50
Banyak alat yang digunakan sebagai perantara dakwah. Salah satunya
adalah radio atau media auditif. Media ini tidak banyak jenisnya
dibandingkan media visual. Media auditif tidak memiliki pilihan ketika
suara itu datang, manusia bisa mendengarnya sambil melakukan aktivitas.
Hal ini berbeda dengan objek yang dilihat dan dipersepsi. Namun
demikian media ini lebih efektif dalam menangkap pesan dakwah
dibanding media visual sekitar 20-25% menurut hasil penelitian Toha
Yahya Omar.51
Dakwah melalui radio itu cukup efektif karena sifatnya yang umum,
serempak jumlah pendengarnya banyak tanpa membatasi di daerah
perkotaan maupun pedesaan dapat menikmatinya, serta bentuk acaranya
yang bersifat dialog. Sehingga tidak hanya mendengarkan saja, tetapi
mampu berinteraksi dengan pendengar untuk mendiskusikan pesan
dakwah yang disampaikan oleh da’i yang berperan sebagai komunikator.
50
Sutirman Eka Ardhana, Jurnalistik Dakwah, Jakarta: Pustaka Pelajar, 1995, cet. Ke-1,
h. 20. 51
Toha Yahya Umar, Ilmu Dakwah, Jakarta: Widjaya, 1993, h. 56.
42
BAB III
GAMBARAN UMUM RADIO WADI 99,7 FM BOGOR DAN PROFIL
RUBRIK PANJI ISYA
A. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Radio WADI 99,7 FM
Radio Wadi (Wadah Dakwah Islam) adalah radio yang dikenal luas
oleh masyarakat, disiarkan bagi pencari kebenaran yang mempertahankan
tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi yang baru yang lebih baik,
dengan hadir sebagai radio yang mengemas program secara khusus penuh
keselarasan di antara dakwah, berita ringan dan hiburan, sesuai tema
“Damaikan Hati, Sejukkan Jiwa”.1
Pada Tahun 2006, berdiri stasiun radio Wadi yang memiliki konsep
siaran dakwah, didirikan oleh Habib Husein Al-Hamid SE, bertepatan pada
tanggal 1 Muharram 1426, dengan frekuensi 106,4 FM. Radio Wadi
mengambil tahun hijriyah karena menyungsung Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Tujuan berdirinya radio Wadi adalah sebagai berikut.2
Pertama, saat ini banyak media yang dikuasai oleh penguasa-penguasa
sekuler dan banyak dimasuki informasi yang menyimpang dan tidak
berimbang. Sehingga Islam dipandang angker di media-media. Radio WADI
FM di sini mencoba menyeimbangi informasi-informasi yang tidak islami
dengan informasi yang islami. Kedua, banyak faham-faham Islam sampai
faham liberal dan faham-faham yang lain, yaitu pada akhirnya akan memecah
umat, maka WADI hadir dengan format Ahlussunnah Wal Jama’ah
bermanhaz Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah dari Imam Hasan Al Asy’ari
1 Company Profile 102 Wadi FM.
2 Wawancara Pribadi dengan Kang Anash, Bogor, 28 Januari 2013
43
sebagai penyeimbang dari aliran-aliran Islam yang justru bukan
membangkitkan melainkan merusak.3
Seiring perkembangan dunia informasi yang semakin bertambah, radio
Wadi ternyata dapat diterima dengan baik oleh pendengar, dengan loyalitas
yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari partisipasi dan respon pendengar
ketika sms masuk mencapai ratusan dalam durasi satu jam. Artinya, pendengar
sangat antusias dengan program siaran radio Wadi dan pada saat itulah radio
Wadi mampu merebut hati pendengar dari berbagai kalangan di berbagai
wilayah dalam jangkauan Jabodetabek.
Selama setahun dengan frekuensi 106.4 FM, radio Wadi berganti
frekuensi menjadi 102 FM itu baru dapat izin dari KPID (Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah) Jawa Barat. Radio Wadi didirikan dengan legalitas yang
dikeluarkan oleh KPID serta izin operasional dengan nomor: 482/348/BPSFR.
Karena 102 masih ragu dan berganti frekuensi lagi menjadi 99,7 FM melalui
penyeleksian oleh Menteri. Dan akhirnya 99,7 diakui oleh MENKOMINFO.
Mulai dari tanggal 30 April 2013 sampai dengan 7 Mei 2013 Wadi tidak
mengudara sejenak karena ada pemindahan gelombang dari frekuensi 102 FM
menjadi frekuensi 99,7 FM.
Untuk menyiarkan dakwah Islam secara menyeluruh dan memenuhi
kebutuhan pendengar, radio Wadi hadir dengan beberapa frekuensi selain
Wadi FM di Bogor (sebagai pusat), yaitu Wadi Sukabumi, Wadi Cianjur,
Wadi Purwakarta, dan Wadi Kuningan.4
Untuk lebih didengar, maka sebutan bagi pendengar radio Wadi FM di
udara adalah “Insan Allah Wadi FM”, sedangkan sebutan untuk penyiar adalah
3 Wawancara Pribadi dengan Kang Anash, Bogor, 28 Januari 2013
4 Wawancara Pribadi dengan Kang Anash, Bogor, 28 Januari 2013
44
“Akang atau Teteh”, sapaan yang sangat akrab di kalangan Sunda, karena
radio Wadi berbasis Sunda dan berada di ranah Bogor, ranah Parahyangan.
Radio ini lebih fokus pada acara-acara bersifat keagamaan yang
mengetengahkan isu-isu dan wacana lokal dan nasional dengan diselingi lagu-
lagu pop religi, nasyid, shalawat, serta penempatan iklan di setiap jam dan
tausiah. Hal ini dilakukan agar pendengar tidak merasa jenuh.
Di samping melalui On Air, radio Wadi juga melaksanakan program-
program Off Air yang dirancang dengan apik, sehingga kebutuhan pendengar
tetap terjaga dan dapat respon positif dari para pendengarnya. Kegiatan Off
Air atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan pendengar Wadi dan
masyarakat Jabodetabek, yaitu adanya organisasi Wadi seperti Majlis Al-
Anwar.5
B. Visi dan Misi Radio Wadi 99,7 FM
Visi:
Menjadikan media penyiaran yang Rahmatan lil ‘alamin mewujudkan Wadah
Dakwah Islam (Wadi) yang turut membangun tatanan kehidupan masyarakat
beriman dan bertaqwa menuju terciptanya kehidupan masyarakat Islam
sebagai Khairul Ummah.
Misi:
1. Pelayanan terdepan dalam meningkatkan pengetahuan tentang pola
kehidupan Islami.
2. Memproduksi layanan informasi dan pendidikan agama Islam guna
membangun kualitas sumber daya pembangunan.
5 Wawancara Pribadi dengan Kang Anash, Bogor, 28 Januari 2013
45
3. Sarana para juru dakwah dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar
dengan penuh kasih sayang, yang memberikan kesejukan rohani ummat
dan syarat akan semangat juang untuk membangun ukhuwah islamiyah.
4. Memperkuat dan melengkapi media yang secara khusus bergerak di
bidang penyiaran dakwah Islam.
5. Memberikan jasa layanan promosi usaha bagi produk usaha yang
ditujukan bagi umat muslim yang membawa berkah dan maslahat bagi
ummat.6
C. Profil Perusahaan
1. Wadi Identity
Nama perusahaan : PT. BSA (Bahana Suara Alam)
Station ID : 99.7 Wadi FM
Audience Call : Insan Allah wadi fm
Kickers/slogan : Radionya Keluarga Muslim
Frekuensi : fm 99.7 khz
Alamat : JL. Veteran III Loji Ds. Cileungsi – Ciawi Bogor
16760
Telepon/Fax : On Air ( 0251 820 5000 ). SMS ( 08567675000 )
ADM/Fax ( 0251 820 5150 ).
E-mail : [email protected]
Tinggi Tower : 50 meter
Pemancar : RVR VJ 5000- TR
Jangkauan : Kab/Kotamadya Bogor dan sekitarnya
6 Company Profile 102 Wadi FM
46
( Tanggerang, Pandeglang, Sukabumi, Bekasi dan
Jakarta )
PJam Siar : Senin s/d Minggu, pkl 03 s/d 24.00 WIB
2. Data Pendengar
Jenis kelamin : Pria 40% dan Wanita 60%
Usia : 12-70 tahun
SES : Menengah kebawah dan sebagian kalangan atas.
Status Pendidikan : Rendah, menengah, kalangan mahasiswa dan
kalangan Intelektual
Status Pekerjaan : PegawaiNegri, Swasta, Wiraswasta, pensiunan,
Pelajar/Mahasiswa dan Ibu Rumah Tangga
Jenis Musik : Pop Religi,Nasyid,Musik Timur Tengah
Format Program : WADI FM hadir dengan serangkaian program
Pilihan mulai dari program Dakwah unggulan,
Dialog Interaktif dengan berbagai tema menarik,
program Pendidikan, keluarga, request, opini,
quiz dan Informasi dari segala sisi kehidupan
WADI FM Juga menghadirkan berbagai pesan
motifasi, Kisah hikmah materi siaran kata, insert
hadist, Kultum dan lainnya.
Nama Forum pendengar aktif : Majelis Al-Anwar
Program Of-Air : Pengajian Bulanan (Minggu ke-2), Temu
Pendengar (Minggu ke-2), Lomba Hafidz Al-
Qur’an (Bulan Ramadhan), Buka Puasa bersama
47
Pendengar (Bulan Ramadhan), Santunan Anak
Yatim (Bulan Ramadhan), Pesantren Kilat saat
waktu libur sekolah, Sunatan Masal
Most-Fame Program : Salam Merekat Silaturrahmi, Sesi Ruang Publik,
Pemantap Hati
3. Seven Reasons to Advertise Wadi
a. Wadi adalah radio terkemuka di Bogor
b. Populasi pendengar yang variatif
c. Mayoritas pendengar berusia produktif
d. System penyiaran yang berimbang dan merata
e. Program yang berorientasi kepada pencerahan umat
f. Jangkauan siaran meliputi jabodetabek dan sekitarnya
g. SDM dan nara sumber Wadi yang berpengalaman
D. Struktur Kepengurusan
Radio Wadi FM memiliki jumlah SDM sekitar 15 orang, mulai dari
Direktur utama sampai Penanggung jawab teknik. Berikut struktur organisasi
radio Wadi FM berdasarkan wawancara dengan Penanggung jawab Wadi, dan
situs website yang telah dikunjungi. Berikut kepengurusan radio Wadi:
Direktur Utama : Habib Husin Alhamid
Penanggung Jawab Wadi : M. Baghir Shahab
Penanggung Jawab Program : Ali Ridho (Aldo)
Marketing : Zaki
ADM & Keuangan : M. Baghir Shahab
Teknisi : Ival Supriyadi/Hendi
48
IT : Zeyd BSA
Penanggung Jawab Dakwah : HB. Hasan Shahab, Habib Muhammad
Alhaddad, Ust. Muhyi B.L, Ust. Endi Suhendi,
Ust. Badru Kamal, Drs. Endang Muslihat K.
Mpdi, Ust. Asep Safruddin, A. H. Ridwan,
Ust. Adullah
Redaksi/Editorial : Mutie & Yatna
Produksi/Tim Kreatif : Aldo & Faqih
Music Director : Yudira
Public Relation : Hasybi
Penyiar : Hasybi, Faqih, Aldo, Yudira, Mutie, Yatna,
Imon, Hendi7
E. Program-Program Radio Wadi 99,7 FM Bogor
Radio Wadi FM adalah radio yang memberikan kesejukan hati di
tengah kondisi dan situasi masyarakat Bogor, khusus nya umat Islam. Program
acara yang di radio Wadi FM pada umumnya hampir sama dengan program
acara yang ada di radio lainnya, sehingga dalam penyajiannya radio Wadi FM
memposisikan sebagai sahabat umat dengan program yang diharapkan
memberikan gambaran tentang umat Islam dan memenuhi kebutuhan
pendengar setia 99,7 Wadi FM Bogor.
Radio Wadi FM Bogor mengudara selama 20 jam, dimulai dari pukul
04.00 sampai dengan pukul 24.00 WIB. Hadir sebagai radio yang mengemas
secara khusus keselarasan antara program dakwah, informasi dan hiburan.
Selain itu, radio Wadi juga hadir dengan unsur pendidikan seperti dalam
7 Company Profile 99.7 Wadi FM
49
spesial program “Tajwid”. Dalam program radio Wadi FM banyak membahas
masalah keagamaan, ada pula acara bentuk hiburan seperti “Salam Merekat
Silaturrahmi (SMS).8
Table 1. JADWAL ACARA 99.7 WADI FM 2012-2013
Jam Nama Bentuk Ket.
04.00-06.00 Adzan Subuh &
Wirid / Dzikir
Paket
06.00-07.00 Panji Subuh Langsung Kajian Kitab Tafsir
Al-Quran
07.00-07.05 Wadi Torial Rec. Berita dengan
sumber situs Internet
07.05-09.00 Sesi Ruang Publik Langsung Informasi dan
interaktif
09.00-11.00 Panji Duha / Tajwid Langsung Kajian Kitab Fiqih
dan belajar baca Al
Quran
11.00-12.00 Beduk Langsung Berita kegiatan
Islami Non
Komersial
12.00-13.00 Kisah dan Hikmah Rekaman Cerita penuh makna
13.00-13.15 Wadi torial Rec. Berita dengan
sumber Internet
13.15-15.00 Salam Merekat
Silaturahmi (sms)
Langsung Silaturahmi dan
Request Nasid
Pilihan
15.00-16.00 Kalam Salaf Paket Kajian nasehat para
salaf
16.00-17.00 Panji Asar Langsung Kajian Fiqih
17.00-17.05 Wadi Torial Rec. Berita dengan
sumber Internet
17.05-18.00 Mutiara Hikmah Paket Ceramah Umum
18.00-20.00 Adzan Magrib &
Wirid / Dzikir
Paket -
20.00-21.00 Panji Isa Langsung Kajian Fiqih Nisa
8 Melisa Nursodiyanti, “Strategi Dakwah Radio Wadi 102 FM Dalam Meningkatkan
Program Siaran Radio,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas
Islam Negeri Jakarta, 2010), h. 41.
50
21.00-24.00 Salam Merekat
Silaturahmi (SMS)
Langsung Silaturahmi dan
Riquest Nasid
24.00-24.30 Tutup acara Paket Murotal
Keterangan : Minggu & Rabu 24 Jam ( Program Sunah Sahur )
: Minggu 09:00 WIB Panji Duha (Dunia Anak)
F. Profil Rubrik Panji Isya
Panji Isya merupakan salah satu rubrik acara di radio WADI FM yang
mengkaji Tauhid Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) oleh narasumber yang
telah ditentukan. Format rubrik ini disiarkan secara langsung oleh penyiar dan
narasumber serta para pendengar dapat berinteraktif melalui telepon atau
pesan singkat. Selain Panji Isya, program di WADI terdapat beberapa Panji
yaitu Panji Shubuh, Panji Dhuha dan Panji Ashar. Namun, kajian antara
keempat panji tersebut berbeda. Rubrik Panji Shubuh mengkaji kitab Kitab
Tafsir Al-Qur’an. Sedangkan kajian dalam Panji Dhuha adalah Tajwid, serta
Panji Ashar mengkaji kajian Fiqih. Program Panji Isya disiarkan secara
langsung setiap hari pukul 20.00-21.00 WIB kecuali di Bulan Ramadhan,
Panji Isya tidak mengudara.9
Kajian program keempat Panji tersebut yang menjadi referensi para
narasumber adalah dari berbagai Kitab. Kitab-kitab tersebut antara lain, Kitab
Tanbihul Ghofilin karya Syekh Al-Faqih Abu Laits Assamarkandi, Kitab
Nashaihul Ibaad karya Syekh Imam Muhammad Nawawi, Kitab Durrotun
Nasihin karya Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad Assakir Al-Khubawi,
Kitab Riyadussolihin oleh Syekh Zaenudin bin Abdul Aziz, Kitab Tafsir
Jalalain oleh Syekh Jalaluddin Almahali dan Jalaluddin Assuyuti, Kitab
9 Wawancara Pribadi dengan Kang Ali Ridho (Penanggung jawab program), Bogor,
16 Juli 2013.
51
Tanqihul Qaul, Kitab Fathul Qarib, Kitab Kaefatussaja atau
Safinatunnaja,Risalatul Muawanah dan Kitab Mafihim Yajibu Antushohaha
karya Abuya Sayid Muhammad bin Alwi Al Maliki Al Hasani.10
10
Wawancara Pribadi dengan Ustad Drs. H. Endang Muslihat Kamal (narasumber
WADI), Bogor, 16 Juli 2013.
52
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Isi Pesan Dakwah Rubrik Panji Isya
Pada bab ini peneliti akan menganalisis isi pesan dakwah yang
terkandung dalam 10 tema pesan dakwah pada siaran rubrik Panji Isya edisi
bulan April-Juni 2013. Peneliti menggunakan analisis isi (content analisys)
sebagai suatu metode penelitian yang bersifat pembahasan secara mendalam
terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Harold
D. Laswell sebagai pelopor analisis isi membuat teknik symbol coding yaitu
berupa pencatatan lambang atau pesan secara sistematis untuk kemudian dapat
diinterpretasikan oleh peneliti.1 Dan untuk menghitung pesan, peneliti
menggunakan rumus Holsti, karena Holsti mendefinisikan analisis isi sebagai
teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha untuk
menentukan karakteristik pesan yang dilakukan secara objektif dan sistematis.
Dengan demikian untuk mengetahui isi pesan dakwah dalam materi
rubrik Panji Isya di radio Wadi 99,7 FM Bogor dan pesan dakwah yang
dominan, maka peneliti melakukan analisa data berdasarkan transkip data 10
tema siaran edisi April-Juni 2013 yang telah diisi oleh ketiga juri dengan
mengacu pada kategorisasi pesan dakwah menurut Endang Saefudin Anshari,
yakni:
1. Aqidah, yang meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat
Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, iman
kepada hari kiamat, dan iman kepada qadha dan qadar.
1 Bambang Setiawan dan Ahmad Muntaha, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2004, cet. Ke-1, h. 79.
53
2. Syariah, yang meliputi ibadah dalam arti khas (thaharah, shalat, puasa,
zakat, haji) dan muamalah dalam arti luas (al-qonunalkhas/ hukum perdata
dan al-qonun al-am’ / hukum publik).
3. Akhlak, yang meliputi akhlak kepada khaliq dan makhluk (Tuhan dan
makhluk hidup).2
Isi Pesan Dakwah yang disampaikan oleh Narasumber edisi April-Juni 2013
Edisi : April 2013
Judul : Pentashihan atau Pembenaran Imam Ibnu Taimiyah akan
makna Hadits Tawasul
Narasumber : Ust. A. H. Ridwan
Pemahaman yang harus diluruskan dari permasalahan-permasalahan yang
di dalamnya ada pemikiran-pemikiran yang rancu, yang tidak sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh Allah SWT. dan Rasul-Nya. Yang harus diluruskan
adalah perkataan orang-orang yang gemar menggemparkan bahwa bertawasul
itu memusyrikan. Karena tawasul menurut versi mereka adalah menduakan
Allah. Bahkan di antara mereka menjadikan tawasul adalah sesuatu yang
bid‟ah dan bid‟ahnya pun bid‟ah dholalah. Maka orang yang melakukannya
sudah pasti masuk neraka. Dan masuk neraka krena tawasul itu konyol sekali.
Karena Rasulullah pun melakukan dan mencontohkan, sahabat menirukan,
para ulama menetapkan dan menfatwakan.
Oleh karena itu, cukuplah bagi mereka yang menentang senantiasa iri,
dengki kepada yang bertawasul. Bahkan kedengkian dan kebencian mereka
kepada orang bertawasul dan bertahlilan melebihi kebenciannya terhadap
orang kafir sekalipun.
Dustalah orang-orang yang menyebutkan bahwa “Barang siapa yang
melakukan pujian-pujian yang berlebihan kepada Rasul itu bid‟ah (dholalah)”.
Sehingga apabila sudah dicap bid‟ah dholalah, maka disebut pula ahli neraka.
Sedangkan Imam Ibnu Taimiyah sebagai guru mereka yang membid‟ahkan itu
mengagungkan Nabi Muhammad SAW dalam kitab fatawinya juz ke-11
halaman 96, ia mengatakan:
“Muhammad itu adalah penghulu sekalian keturunan Nabi Adam as. Dan
Muhammad itu yang paling unggul dari sekalian makhluknya, melebihi
keunggulan Arash, dan melebihi dari keunggulan-keunggulan
makhlukmnya”.3
2 M. Abdul Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, Jakarta: Kencana, 2009, cet. Ke-2, h. 332.
3 Ridwan, Tema Pentashan atau Pembenaran Imam Taimiyah akan Makna Hadits
Tawasul, Selasa, 9 April 20013, pukul 20.00-21.00.
54
Tabel 1
Penilaian Juri Terhadap Tema 1
Pentashihanatau Pembenaran Imam Ibnu Taimiyah akan Makna
Hadits Tawasul
NO JURI KATEGORISASI PESAN DAKWAH
Aqidah Syariah Akhlak
1 Juri I
2 Juri II
3 Juri III
Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa ketiga juri sepakat memilih
aqidah pada tema 1.
Edisi : April 2013
Tema : Permasalahan Tawasul
Narasumber : Ust. A. H. Ridwan
Dalam permasalahan tawasul ini ada dua format. Pertama, jenis tawasul
yang semua golongan sepakat akan kebolehannya. Yaitu tawasul dengan amal
shalehnya sendiri dan di dalam hatinya ada 2 kalimat syahadat.Kedua, dulu
kita tahu akan kesholehan Imam Ghazali. Imam Ghazali begitu banyak amal
sholeh yang beliau lakukan. Kemudian kita bertawasul ke Imam Ghazali.
Menurut pendapat sebagian di antara saudara-saudara kita bahwa bertawasul
yang berformat seperti ini dilarang dan dicegah. Sebab menurut pemikiran
mereka format seperti itu bertawasulnya bukan dengan amal sendiri tapi
memakai amal yang lain, padahal dirinya sendiri tidak menyelematkan apa
lagi orang lain.
Menurut abuya Syekh Muhammad Al-Maliki Al-Hasani mengatakan
bahwa Al-Wasilah adalah segala sesuatu yang dijadikan Allah sebagai
penyebab untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan penyambung untuk
dipenuhNya segala kebutuhan. Untuk itu, demi menjayakan tawasul, yang
ditawasuli atau yang menjadi perantara itu mesti mempunyai kedudukan dan
kehormatan di sisi Allah SWT sebagai yang dituju dengan tawasul.
Orang yang bertawasul dengan perantara seseorang berkeyakinan bahwa
orang tersebut adalah orang saleh atau Wali Allah atau orang yang memiliki
keutamaan menurut prasangka baik terhadapnya. Orang-orang tersebut
dianggapnya sebagai orang yang dekat kepada Allah dan dicintaiNya.4
4 Ridwan, Tema Permasalahan Tawasul, Selasa, 16 April 2013, pukul 20.00-21.00.
55
Tabel 2
Penilaian Juri Terhadap Tema 2
Permasalahan Tawasul
NO JURI KATEGORISASI PESAN DAKWAH
Aqidah Syariah Akhlak
1 Juri I
2 Juri II
3 Juri III
Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa kedua juri sepakat memilih
aqidah dan 1 juri memilih akhlak pada tema 2.
Edisi : April 2013
Tema : Faidah dari Hadits Tawasulnya Nabi Adam as. kepada
Rasulullah SAW
Narasumber : Ust. A. H. Ridwan
Sebelum munculnya alam ini, Nabi Adam as. sudah bertawasul kepada
BagindaRasulullah SAW. Bahkan sebagian menunjukkan bahwa keberadaan
baginda Rasulullah SAW. adalah sesuatu yang menjadi primer. Karena tanpa
dirinya dan keberadaan beliau niscaya segala sesuatu tidak akan ada termasuk
alam ini.
Titik fokus di dalam sahnya bertawasul itu bahwa setiap yang punya derajat
tinggi menurut Allah SWT. ada nilai keshalehan, edit value dalam dirinya
bentuk keshalehan, kebenaran, maka layak untuk ditawasuli, terlepas dia itu
hidup atau pun mati.Dengan bertawasulnya Nabi Adam as. kepada Rasulullah
Saw., maka dosa memakan buah quldi itu telah diampuni.
Nabi SAW bersabda:“Ketika Nabiyyallah Adam melakukan dosa, ia
menengadahkan kepalanya ke langit dan berkata: „Wahai Tuhan, aku
memohon kepadaMu dengan Haq Muhammad agar Engkau mengampuniku‟.
Lalu Allah mewahyukan kepadanya: „Siapakah Muhammad?‟ Nabiyyallah
Adam menjawab: „Ketika Engkau menciptakanku, aku mengangkat kepala ke
arah „ArasyMu, dan lalu aku melihat, di sana tertulis: Laa Ilaaha Illallaaah
Muhammadur Rosulullaah. Akupun berkata kepada diriku, bahwa tiada
seorangpun yang lebih agung daripada orang yang namanya telah Engkau
tuliskan di samping NamaMu‟. Ketika itu Allah mewahyukan kepadanya:
„Dialah Nabi yang terakhir daripada keturunanmu, dan jika tidak karena dia,
niscaya Aku tak akan menciptakanmu‟.5
5 Ridwan, Tema Faidah dari Hadits Tawasulnya Nabi Adam as Kepada Rasulullah,
Selasa, 23 April 2013, pukul 20.00-21.00.
56
Tabel 3
Penilaian Juri Terhadap Tema 3
Faidah dari Hadits Tawasulnya Nabi Adam as. kepada Rasulullah SAW
NO JURI KATEGORISASI PESAN DAKWAH
Aqidah Syariah Akhlak
1 Juri I
2 Juri II
3 Juri III
Berdasarkan tabel di atas, disimpulakn bahwa ketiga juri sepakat memilih
aqidah pada tema 3.
Edisi : Mei 2013
Tema : Keutamaan-keutamaan Bershalawat
Narasumber : Habib Hasan Shahab
Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. yang termasuk dzikir. Serta
shalawat adalah salah satu kekhususan dan keutamaan yang Allah berikan
untuk umat Nabi Muhammad SAW. dengan pahala yang sangat besar,
kemuliaan yang sangat tinggi, balasan yang sangat agung bagi orang-orang
yang bershalawat, mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad SAW.
Keistimewaan keutamaa-keutamaan yang terkandung dalam shalawat, di
antaranya adalah:
1. Orang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. akan
mendapatkan syafa‟atnya. Orang yang mendapatkan syafa‟at Nabi
Muhammad SAW. akan selamat dari keburukan di dunia maupun rasa
takut di akhirat.
2. Shalawat dapat menghapus dosa, seperti apa yang telah disabdakan oleh
Nabi Muhammad SAW: “Siapa yang bershalawat kepadaku satu kali dari
ummatku dengan hati yang tulus, maka Allah bershalawat kepadanya 10
shalawat, mengangkat 10 derajat, dituliskan padanya 10 kebaikan dan
dihapuskan 10 keburukan”. Semakin banyak bershalawat, maka semakin
banyak dosa yang diampuni.
3. Allah cukupkan untuk hamba apa yang ditakutkan dan dikhawatirkannya,
akan dijauhkan oleh Allah dari segala hal yang mencemaskannya berkat
shalawat.
4. Orang yang bershalawat merupakan sebab didekatkannya seorang hamba
kepada Nabi Muhammad SAW. di hari kiamat nanti. Nabi Muhammad
SAW. bersabda: “Sungguh, manusia yang paling utama di sisiku kelak
dihari kiamat, yaitu mereka yang paling banyak bershalawat kepadaku”.
5. Orang yang bershalawat akan mendapatkan pahala seperti pahala sedekah.
Dan sebab untuk dikabulkannya kebutuhan hajat, jika doa yang diawali
57
dan diakhiri dengan shalawat, maka doa seperti itu yang akan diterima
oleh Allah SWT. Jadi, shalawat merupakan salah satu penyebab
terkabulnya doa.
6. Orang yang bershalawat akan diberikan kabar gembira tentang surge
sebelum ia meninggal.
7. Sabda Nabi Muhammad SAW: “Tidaklah setiap seorang hamba
mengucapkan salam kepadaku melainkan Allah akan mengembalikan
kepadaku rohku sampai aku menjawab salamnya”.
8. Shalawat merupakan penyebab ingatnya sesuatu yang lupa.
9. Shalawat untuk menjauhkan dari status kekikiran dan bakhil.
10. Bagi orang yang bershalawat akan mendapatkan keberkahan, baik pada
amalannya, umurnya, maupun kehidupan sehari-harinya.
11. Shalawat untuk mengokohkan jembatan. Seorang hamba yang
menyebrangi jembatan nanti di hari kiamat akan selalu kokoh, sehingga
selamat dari api neraka.6
Tabel 4
Penilaian Juri Terhadap Tema 4
Keutamaan-keutamaan Bershalawat
NO JURI KATEGORISASI PESAN DAKWAH
Aqidah Syariah Akhlak
1 Juri I
2 Juri II
3 Juri III
Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa kedua juri sepakat memilih
akhlak dan 1 juri memilih syariah pada tema 4.
Edisi : Mei 2013
Tema : Alamatul Qiyamah
Narasumber : Ust. H. Endang Muslihat Kamal
Tanda-tanda kiamat yang telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW. antara
lain adalah di mana seorang laki-laki berada di bawah kepemimpinan wanita.
Seorang laki-laki ada di dalam kendali kaum wanita. Jadi terbalik dengan apa
yang disampaikan oleh Allah bahwa laki-laki adalah pemimpin kaum wanita.
Di akhir zaman nanti di mana kaum wanita menguasai yang seharusnya
dikuasai oleh laki-laki. Mungkin sekarang banyak wanita yang disebut
business girl atau manita karier. Di mana laki-laki tidak bekerja, sementara
6 Habib Hasan Shahab, Tema Keutamaan-keutamaan Bershalawat, Sabtu, 11 Mei 2013,
pukul 20.00-21.00.
58
istrinya menjadi seorang wanita bisnis yang menafkahi suami dan anak-
anaknya. Pada kondisi seperti zaman seperti itu maka merupakan sebuah
alamtulqiyamah.
Tanda-tanda yang berikutnya adalah banyak anak-anak yang durhaka
kepada orang tuanya. Mungkin sudah ada pergeseran nilai, sudah terjadi
dekadensi akhlak dan moral di mana-mana. Termasuk seorang anak sudah
tidak lagi tahu arti dari kesopan santunan dan sebuah budi pekerti terhadap
orang tua.Ketika kondisi seperti itu lah merupakan tanda-tanda akhir zaman.
Di mana seorang anak lebih dekat kepada teman atau sahabatnya daripada
orang tuanya.
Tanda-tanda akhir zaman selanjutnya ialah di mana seseorang
memulyakan kepada orang lain. Bukan karena kemulyaan akhlak, ilmu, atau
budi pekertinya, tetapi seseorang akan menghormati orang lain karena jabatan,
harta, atau pengaruhnya. Dalam kondisi seperti itu, maka orang-orang yang
memiliki orientasi harta keduniaan dan jabatan status sosial di masyarakat itu
yang lebih dimulyakan dari pada orang yang mulya seperti ulama, asatid atau
orang-orang yang dimulyakan oleh Allah SWT. Sesungguhnya kiamat itu
akan datang, kedatangannya tidak dibertitahukan kepada manusia. Supaya
manusia mempersiapkan diri dan akan dimintai pertanggungjawaban oleh
Allah SWT. nanti pada waktunya.7
Tema 5
Penilaian Juri Terhadap Tema 5
Alamatul Qiyamah
NO JURI KATEGORISASI PESAN DAKWAH
Aqidah Syariah Akhlak
1 Juri I
2 Juri II
3 Juri III
Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa kedua juri sepakat memilih
aqidah dan 1 juri memilih akhlak pada tema 5.
Edisi : Mei 2013
Tema : Pentingnya mencari kawan atau sahabat yang berilmu
Narasumber : Ust. Endang Muslihat Kamal
Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita bahwa di akhirat nanti kita
akan bersama orang yang kita ikuti. Kita jadikan orang-orang yang shaleh dan
7 Endang Muslihat Kamal, Tema Alamatul Qiyamah, Minggu, 12 Mei 2013, pukul 20.00-
21.00.
59
orang-orang yang mendapatkan kedudukan di sisi Allah, kita jadikan sebagai
sahabat. Namun, bagaimana remaja dan generasi muda sekarang? Mereka
salah mencari idola dan panutan, sehingga tingkah laku, busana, pikiran, ide,
ilmu dan sebagainya mereka ikuti. Ini merupakan pencucian otak dan sebuah
perang pemikiran.
Orang-orang Yahudi hdan nasrani tidak akan pernah puas kepada kita
sebagai umat Islam. Sehingga kita masuk ke dalam jebakan mereka. Secara
frontal mereka takut kepda umat Islam, karena umat Islam memiliki 2 hal
yaitu hidup mulya atau mati syahid. Dua hal ini lah yang menjadi pegangan
umat Islam. Kedua hal ini adalah pilihan yang sangat luar biasa. Oleh karena
itu, orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan menyerang secara terbuka.
Mereka menyerang umat Islam dengan berbagai cara, sering dikemukakan
mereka menyerang kita dengan 4F yaitu Film, Fun, Fashion dan food.
Mereka akan menyerang kita generasi umat Islam khususnya dengan
fashion. Contohnya salah satu Negara menciptakan bagaimana umat Islam
agar terpengaruh dengan ala pakaian yang dibuat oleh mereka. Sehingga
secara lambat laun remaja-remaja Islam meninggalkan pakaian takwanya dan
busana muslimahnya. Maka berhasilah orang non muslim menyerang umat
Islam melalui fashion. Kemudian dengan food/makanan, tidak sedikit
makanan yang ada di pasar yang tidak berlebelkan “halal”. Banyak makanan
yang dikonsumsi oleh umat Islam dalam status syubhat atau bahkan haram
sekali pun. Pantas saja anak-anak kita susah untuk diajak kepada kebaikan.
Kita terjebak dengan perang pemikiran. Maka Prof. Amin Rais
mengemukakan bahwa “ghojlul fiqri (perang pemikiran) itu lebih hebat dari
perang dunia ke-2. Lawannya tidak terlihat tapi mematikan, inilah umat Islam
mengahadapi hal itu”. Oleh karena itu, kembali kepada pokok masalah bahwa
seseorang akan mengikuti pola hidup temannya.
Alhamdulillah masih banyak orang-orang yang shaleh, orang-orang yang
kita jadikan imam, orang-orang yang kita ikuti tingkah lakunya, pewaris para
ulama, pewaris para Nabi, para habaib, dan para alim ulama. Kita manfaatkan
ilmu, karena ilmu adalah sesuatu yang paling penting dalam kehidupan ini.
Seseorang yang beramal tanpa ilmunya maka ditolaklah akan aktivitas
amalnya. Oleh karena itu, betapa hebat dan pentingnya kita untuk senantiasa
mengejar ilmu.8
8 Endang Muslihat Kamal, Tema Pentingnya Mencari Kawan atau Sahabat yang Berilmu,
Minggu, 19 Mei 2013, pukul 20.00-21.00.
60
Tabel 6
Penilaian Juri Terhadap Tema 6
Pentingnya mencari kawan atau sahabat yang berilmu
NO JURI KATEGORISASI PESAN DAKWAH
Aqidah Syariah Akhlak
1 Juri I
2 Juri II
3 Juri III
Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa ketiga juri sepakat memilih
akhlak pada tema 6.
Edisi : Juni 2013
Tema : Keutamaan Shalat Tahajjud dan Sunnah Rawatib
Narasumber : Habib Hasan Shahab
Ciri hamba yang shaleh, yang diakui keshalehan dan keimanannya oleh
Allah SWT. adalah bangun malam, beribadah di waktu malam. Kita telah
pelajari keagungan dan kemuliaan yang dipersiapkan untuk hamba yang
bertahajjud, beribadah di waktu malam, bahkan kemuliaan dan keutamaan
yang tertinggi. Sebagaimana firman Allah SWT.“Bahwasanya pahala yang
Allah berikan bagimu, mereka hamba-hamba yang menjauhkan tubuhnya dari
tempat tidur, Allah berikan pahala yang bahkan tidak diketahui oleh malaikat
yang dekat dengan-Nya maupun oleh para rasul”. Ini menandakan suatu
pemberian yang sangat istimewa yang Allah bentuk hamba-hambaNya yang
bangun di waktu malam untuk beribadah, bertahajjud. Seperti yang
disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW.“Bahwasanya bangun malam
merupakan kebiasaan adatnya orang-orang yang shaleh”
Jika sudah merasakan nikmatnya bermunajat dengan Allah SWT. di waktu
malam, maka tidak akan rela sesudahnya untuk meninggalkan bangun malam.
Bahkan banyak didengar dari perkataan para salaf, mereka orang-orang yang
shaleh, salah satunya adalah: “selama 40 tahun tidak ada yang membuatku
merasa sedih melainkan terbitnya masuk fajar (masuknya waktu shubuh)”
karena habisnya waktu tahajjud. Jadi, sangat baik sekali bermunajat kepada
Allah, khususnya di waktu malam.
Dituntut untuk pemula selalu memaksakan diri melawan hawa nafsunya,
berusaha dengan sungguh-sungguh untuk bertahajjud. Sehingga jika menjadi
kebiasaan untuk bertahajjud, maka digolongkan dan diakui sebagai hamba-
hamba yang shaleh. Allah SWT. memberikan kemulyaan untuk umat ini,
kepada mereka yang tidur dalam keadaan sedang berniat untuk bangun malam.
Salah satunya adalah bahwasanya orang yang tidur dalam keadaan suci, dalam
keadaan berwudhu itu akan didampingi selalu oleh malaikakt rahmat di waktu
61
tidurnya. Didampingi oleh malaikat rahmat yang selalu memohon kepada
Allah agar Allah memberikan ampun dan perlindungan kepada orang tersebut.
Salah satu kemuliaan untuk umat Nabi Muhammad SAW. Allah berikan
keutamaan pahala menunaikan shalat sunnah yaitu yang selalu menjaga 12
rakaat sunnah rawatib, shalat qobliyah dan ba‟diyah. Adapun keutamaan
menunaikan shalat sunnah rawatib 12 rakaat itu sebagai penyempurna shalat-
shalat wajib. Sabda Rasulullah SAW.
“Sesungguhnya shalat-shalat sunnah itu penambal shalat-shalat wajib”.
Serta manfaat shalat sunnah sebagai pendidik yang mendidik hawa nafsunya,
untuk penyemangat dalam beribadah. Keutamaan-keutamaan dan
keistimewaan banyak yang terdapat pada shalat sunnah rawatib “Barang siapa
yang menjaga 12 rakaat pada sehari semalam, maka Allah SWT. akan
membangunkan rumah untuknya di surga”.9
Tabel 7
Penilaian Juri Terhadap Tema 7
Keutamaan Shalat Tahajjud dan Shalat Sunnah Rawatib
NO JURI KATEGORISASI PESAN DAKWAH
Aqidah Syariah Akhlak
1 Juri I
2 Juri II
3 Juri III
Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa ketiga juri sepakat memilih
syariah pada tema 7.
Edisi : Juni 2013
Tema : Indahnya Bersilaturrahmi
Narasumber : Ust. Endang Muslihat Kamal
Menyambung tali persaudaran adalah lebih indah. Akan tetapi hanya
karena hawa nafsu pada diri, sehingga terjadi sebuah problem. Permasalahan
yang menjadikan sebuah jalinan indah menjadi retak. Itu semua tidak
menjadikan indah. Begitu pun orang yang memutuskan tali silaturrahmi itu
penghancur keindahan, sehingga diancam oleh Rasulullah SAW. dalam
sabdanya: “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali
silaturrahmi”. Sebaliknya, orang menyambung tali silaturrahmi akan
dipanjangkan umurnya, dilapangkan dadanya, diperluas dan diberkahi
rizkinya. Dan juga akan mudah dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
9 Habib Hasan Shahab, Tema Keutamaan Shalat Tahajjud dan Shalat Sunnah Rawatib,
Sabtu, 1 Juni 2013, pukul 20.00-21.00.
62
Karena manusia itu saling membutuhkan. Jika rasa saling membutuhkan ini
dibareni dengan sauatu keakraban, maka untuk memulai kebutuhan kita inilah
lebih mudah lagi.
Silaturrahmi adalah sesuatu yang sangat indah, hanya saja tidak semua
orang yang mengucap tali silaturrahmi paham dan sadar akan maknanya.
Maka kita harus memahami silaturrahmi, suatu kata yang indah tapi kita
belum memahaminya. Silaturrahmi bukan saling kunjung-mengunjungi, bukan
saling memberi hadiah, Nabi Muhammad SAW. bersabda: “Salinglahkunjung-
mengkunjungi”. Tetapi silaturrahmi bukan kunjung-mengkunjungi, sebab
kunjung-mengkunjungi yang dikehendaki Rasulullah adalah agar kita saling
mencintai. Jadi, upaya kunjung-mengkunjungi adalah supaya sanpai kepada
cinta. Dalam riwayat “Salinglah engkau memberi hadiah, agar engkau saling
mencintai”. Jadi, silaturrahmi itu bukan bertemunya jasad, tetapi bagaimana
mempertemukan hati dengan hati. Jika bertemunya jasad tidak dibarengi
dengan hati, maka hal itu omong kosong.
Suatu ketika Ues Al Gharani ditanya oleh sahabatnya: “Wahai Ues,
sambung silaturrahmi kepadaku” (karena Ues jarang terlihat). Dijawab oleh
Ues: “Aku akan bersilaurrahmi kepadamu dengan sesuatu yang lebih
bermanfaat untukku dan untukmu. Memang pertemuan jasad tidak ada, tetapi
akau akan selalu mendo‟akanmu”. Dengan mendo‟akan itu lah bathin yang
sesungguhnya. Jadi, tidak harus adanya pertemuan, pertemuan tidak
mempersiapkan hati justru malah jadi malapetaka. Tetapi pertemuan hati akan
membuahkan sesuatu yang indah.10
Tabel 8
Penilaian Juri Terhadap Tema 8
Indahnya Bersilaturrahmi
NO JURI KATEGORISASI PESAN DAKWAH
Aqidah Syariah Akhlak
1 Juri I
2 Juri II
3 Juri III
Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa kedua juri sepakat memilih
akhlak dan 1 juri memilih aqidah pada tema 8.
Edisi : Juni 2013
Tema : Fardhu Wudhu
Narasumber : Ust. Endi Suhendi
10
Endang Muslihat Kamal, Tema Indahnya Bershalawat, Senin, 10 Juni 2013, pukul
20.00-21.00.
63
Fardhu wudhu yang keempat, mengusap sebagian daripada kepala, baik laki-
laki maupun perempuan. Sabagaimana kita ketahui fardhu wudhu itu ada
enam, yaitu niat, membasuh muka atau wajah, membasuh kedua tangan
sampai siku, mengusap sebagian kepala, membasuh kedua kaki, dan yang
terakhir adalah tertib.
Dalam fardhu wudhu mazhab Imam Syafi‟I cukup mengusap sebagian jud
yang ada di kepala, ini baik jud yang di atas kening,di belakang, atau pun di
pinggir selama di situ ada batasan kepala. Akan tetapi menurut pandangan
Imam Malik dan Imam Ahmad Hambal ini hukumnya wajib membasuh
seluruh kepala.
Ketika ada suatu ikhtilaf, menurut pandangan Imam Malik dan Ahmad
membasuh atau mengusap seluruh kepala ini wajib. Sedangkan pandangan
Imam Syafi‟i hal itu merupakan sunnah. Di sini ada qoidah yang menjelaskan
“Apabila ada sesuatu ikhtilaf (perbedaan) antara wajib dan sunnah, maka
mengerjakannya itu adalah lebih utama”.11
Tebel 9
Penilaian Juri Terhadap Tema 9
Fardhu Wudhu
NO JURI KATEGORISASI PESAN DAKWAH
Aqidah Syariah Akhlak
1 Juri I
2 Juri II
3 Juri III
Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa ketiga juri sepakat memilih
syariah pada tema 9.
Edisi : Juni 2013
Tema : Mencari keberkahan dan nasiha-nasihat
Narasumber : Habib Muhammad Alhaddad
Berkata hamba yang butuh kepada Allah, hamba yang faqir. Hamba yang
mengakui akan kekurangan dan kelemahannya, yang selalu mengharap
ampunan Tuhannya yang Maha Mulia. Ini adalah bahasa-bahasa tawadhu,
penghambaan kepada Allah SWT. sebagai manusia. Siapa pun kita dan
apapun jabatan kita, maka sudah selayaknya kita mengaku sebagai hamba
Allah dan jangan merasa memiliki keistimewaan. Dalam sabda Rasulullah:
“SesungguhnyaAllahmemilikisekelompokmalaikatkhususyangtugasnyaberkelil
ingdiatasmukabumi.” Mereka ditugaskan untuk berkumpul dengan orang-
11
Endi Suhendi, Tema Fardhu Wudhu, Jum‟at, 14 Juni 2013, pukul 20.00-21.00.
64
orang yang berada di tempat-tempat orang berdzikir kepada Allah seperti
majlis dzikir atau majlis ta‟lim.
Setelah malaikat itu kumpul dengan orang-orang yang berdzikir dan
setelah bubar pengajian tersebut, maka malaikat mengadu kepada Allah dan
Allah bertanya: “Dari mana kalian datang?” mereka berkata: “Kami habis
kumpul dengan hamba-hambaMu Ya Rabb”. Kemudian Allah bertanya: “Apa
yang mereka lakukan, apa yang mereka minta…?”. Diakhir dialog ini Allah
mengatakan: “Wahai para malaikat, kalian jadilah saksi. Aku jadikan kalian
saksi bahwa mereka yang hadir di majlis tersebut, Aku ampuni semuanya”.
Jadi, semua orang yang duduk di majlis dzikir atau majlis ta‟lim, semuanya
mendapat ampunan dari Allah. Maka ada satu malaikat yang berkata: “Ya
Rabb, ada satu di situ hamba-Mu yang niatnya bukan untuk berdzikir, niatnya
tidak tulus, niatnya hanya ada keperluan lain, dan mau tidak mau dia terpaksa
ada di situ, apakah dia dapat juga?” Allah SWT. mengatakan: “Apapun niat
dia, dia duduk bersama orang-orang bahagia, maka siapa yang duduk bersama
mereka ia akan mendapat kebahagiaanKu”. Allah tidak pilih kasih, dan Allah
memberikan anugrah dan mengampuni semuanya.
Orang yang paling banyak mendapat anugrah Allah SWT. di tempat itu
adalah orang yang paling merasa dirinya hina, lemah, kotor, banyak dosa,
tidak memiliki nilai di hadapan Allah. Ini adalah suri tauladan yang diajarkan
oleh Rasulullah SAW. karena beliau tidak pernah merasa lebih baik dari orang
lain.12
Tabel 10
Penilaian Juri Terhadap Tema 10
Mencari Keberkahan Dan Nasihat-Nasihat
NO JURI KATEGORISASI PESAN DAKWAH
Aqidah Syariah Akhlak
1 Juri I
2 Juri II
3 Juri III
Berdasarkan tabel di atas, disimpulkan bahwa ketiga juri sepakat memilih
syariah pada tema 10.
12
Muhammad Alhaddad, Tema Mencari Keberkahan dan Nasihat-Nasihat, Rabu, 26 Juni
2013. Pukul 20.00-21.00
65
Tabel 11
Hasil Rekapitulasi Antar Juri
No Edisi Tema
Penlaian Juri
Kode Penilaian Juri I Juri II Juri III
Aq Sy Ak Aq Sy Ak Aq Sy Ak
1 April
Pentashihan/pembenaran
imam Ibnu Taimiyah akan
makna hadits tawasul
√ √ √ Aq Sepakat
2 April Permasalahan tawasul
√ √ √ Aq Tidak
sepakat
3 April
Faedah dari hadits
tawasulnya nabi Adam as
kepada Rasulullah
√ √ √ Aq Tidak
sepakat
4 Mei Keutamaan-keutamaan
bershalawat √ √ √ Ak Sepakat
5 Mei Alamatul Qiamah
√ √ √ Aq Tidak
sepakat
6 Mei Pentingnya mencari kawan
atau sahabat yang berilmu √ √ √ Ak Sepakat
7 Juni Keutamaan sholat Tahajud
dan shalat sunah rawatib √ √ √ Sy Sepakat
8 Juni Indahnya bersilaturrahmi
√ √ √ Ak Tidak
sepakat
9 Juni Fardhu wudhu √ √ √ Sy Sepakat
10 Juni Mencari keberkahan dan
nasehat-nasehat √ √ √ Sy Sepakat
Jumlah 4 3 3 4 3 3 3 4 3 Aq Sepakat
Berdasarkan hasil rekapitulasi penilaian antar juri di atas diperoleh kesimpulan
bahwa hasil penelitian 10 tema rubrik Panji Isya edisi April-Juni 20113
sebagai berikut:
1. Juri 1, penilaian nilai aqidah mendapatkan 4 point, syariah 3, dan akhlak 3 point.
2. Juri 2, penilaian nilai aqidah mendapatkan 4 point, syariah 3, dan akhlak 3 point.
3. Juri 3, penilaian nilai aqidah mendapatkan 3 point, syariah 4, dan akhlak 3 point.
66
Jadi, nilai aqidah mendapatkan 4 point, nilai syariah 3 point, dan nilai
akhlak mendapatkan 3 point, berdasarkan nilai kesepaktan antar juri.
B. Pesan yang Dominan Pada Rubrik Panji Isya
Dengan demikian berdasarkan rekapitulasi di atas, dapat disimpulkan
bahwa pesan yang paling dominan dilihat prosentasi kategori pesan dakwah
yang disiarkan rubrik Panji Isya 10 tema edisi April-Juni 2013 dapat
dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 12
Prosentase Kategori Pesan Dakwah
No Kategori F Prosentase %
1 Aqidah 4 40%
2 Syariah 3 30%
3 Akhlak 3 30%
Jumlah 10 100%
Berdasarkan hasil temuan di atas menunjukan bahwa pesan dakwah pada
rubrik Panji Isya sebagai berikut:
1. Kategori Aqidah
P =
x 100%
P =
x 100%
P = 40%
2. Kategori Syariah
P =
x 100%
P =
x 100%
P = 30%
67
3. Kategori Akhlak
P =
x 100%
P =
x 100%
P = 30%
Dengan demikian, pesan dakwah yang paling dominan pada rubrik Panji
Isya di Radio Wadi FM Bogor adalah pesan aqidah dengan prosentase 40%
berdasarkan hasil perhitungan kesepakatan dari ketiga juri.
Setelah diketahui dari masing-masing kategori pesan dakwah dalam rubrik
Panji Isya edisi April-Juni 2013, terlihat tidak semua dewan juri menilai
dengan kesepakatan. Ada sebagian jawaban dewan juri yang tidak sepakat
dengan juri lainnya, sebagaimana yang dijelaskan dengan tabel berikut ini:
Tabel 13
Hasil jawaban ketiga dewan juri
Antar Juri Item Kesepakatan Ketidaksepakatan Nilai
Ke 1 dan 2 10 8 2 0,8
Ke 1 dan 3 10 6 4 0,6
Ke 2 dan 3 10 9 1 0,9
Berdasarkan uraian tabel di atas telah diduga nilai koefisien reliabilitas
atau nilai keputusan antar juri sebagai berikut:
1. Juri 1 dan 2
Koefisien Reliabilitas=
=
=
= 0,8
2. Juri 1 dan 3
68
Koefisien Reliabilitas=
=
=
= 0,6
3. Juri 2 dan 3
Koefisien Reliabilitas=
=
=
= 0,9
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas antar
ketiga juri mencapai nilai yang akurat. Untuk mengukur rata-rata
perbandingan nilai keputusan antar juri, dihitung dengan rumus komposit
reliabilitas. Sebelum itu harus mencari nilai rata-rata antar juri terlebih dahulu
dengan menggunakan rumus:
X=∑
=
= 0,77
Jadi nilai rata-rata juri adalah 0,77
Dengan demikian untuk mengukur Komposit Reliabilitas dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
69
Komposit Reliabilitas =
=
=
= 0.9
Dari hasil perhitungan ini memiliki tingkat validitas yang cukup tinggi
karena menggunakan 3 orang juri. Dengan adanya ketiga juri maka tidak akan
terjadi kekeliruan dan sehingga dapat dikatakan akurat dan objektif, berbeda
dengan menggunakan 1 juri yang akan menghasilkan data dan kesimpulan
penelitian ini secara subjektif.
Demikian uraian pesan dakwah pada rubrik Panji Isya edisi April-Juni
2013. Peneliti mencoba menganalisis dengan menggunakan rumus Holsti
dengan mengacu pada transkip uraian terhadap apa yang disampaikan oleh
narasumber di radio Wadi FM. Pesan-pesan yang disampaikan narasumber
rubrik Panji Isya mengangkat tema-tema yang cukup menarik sehingga
pendengar senang mendengarkannya. Hingga saat ini rubrik Panji Isya tetap
diminati pendengar. Dan semoga pesan yang disampaikan narasumber dapat
membantu masyarakat yang belum mengetahui tentang agama, dan dapat
membantu mencari solusi atas permasalahan di masyarakat dalam hal ini
pendengar radio Wadi FM sesuai dengan aqidah Ahlussunnah Wal Jama‟ah.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang dipaparkan pada bab sebelumnya serta hasil observasi,
penelitian, wawancara maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Isi pesan dakwah pada siaran rubrik Panji Isya di radio Wadi 99,7 FM Bogor
edisi April-Juni 2013 yang disampaikan oleh narasumbernya cenderung
menyampaikan pesan aqidah, terbukti dengan prosentasenya mendapat nilai
yang lebih tinggi yaitu mencapai 40% dibandingkan dengan nilai syariah dan
akhlak. Karena radio Wadi berazaskan Ahlussunnah Wal Jama’ah, pilihan
bagi pencari kebenaran yang mau mempertahankan tradisi lama yang baik dan
mengambil tradisi baru yang lebih baik.
Materi-materi yang disiarkan oleh narasumber dalam siaran rubrik Panji
Isya di radio Wadi FM, edisi April-Juni 2013 sebanyak 10 materi dan pesan
yang paling dominan yang disampaikan oleh narasumber adalah pesan aqidah
yakni sebanyak 40% dibandingkan dengan pesan syariah dan akhlak masing-
masing sebanyak 30%.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan siaran
dakwah Panji Isya di radio Wadi 99,7 FM Bogor, maka ada beberapa saran
yang hendak peneliti sampaikan di antaranya:
1. Peneliti berharap kepada radio Wadi FM Bogor melalui siaran dakwah
Panji Isya dalam pesan aqidah di sini lebih dominan, tapi harus tetap
71
mampu meningkatkan lagi pesan aqidah yang merupakan inti dari ajaran
Islam, karena hal ini berkaitan dengan dengan keyakinan. Sehingga dapat
memberikan kesadaran bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan.
2. Untuk pesan syariah agar lebih diperinci lagi masalah-masalah yang
berkaitan dengan ibadah ritual baik yang dilakukan dengan perbuatan
maupun dengan lisan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3. Dan untuk pesan akhlak supaya ditingkatkan lagi agar para pendengar
lebih mengerti tentang akhlak. Karena akhlak merupakan bahan amalan
bagi seorang muslim dan mu’min agar berperilaku sesuai dengan apa yang
diamanatkan oleh Allah SWT. dan telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW.
yaitu harus mencontoh perangainya.
DAFTAR PUSTAKA
A. A. Hamid Al-Atsari. 2004. Intisari Aqidah Ahlu Sunnah Wal Jama’ah. Jakarta:
Niaga Swadaya.
Abdurrahman, Soejono. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rhineka Cipta.
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.
Anshari, Endang Syaefudin. 1993. Wawasan Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Ardani, Moh. 2006. Memahami Permasalahan Fikih Dakwah. Jakarta: Mitra
Cahaya Utama.
Ardhana, Sutirman Eka. 1995. Jurnalistik Dakwah. Jakarta: Pustaka Pelajar. Cet.
Ke-1.
Ardianto, Elvinaro dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Arifin, Tatang M. 1968. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.
Aziz, Moh. Abdul. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana. Cet. Ke-2.
Badruttamam, Nurul. 2005. Dakwah Kolaboratif Tamizi Taher. Jakarta: Grafindo.
Cet. Ke-1.
Bulaeng, Andi. 2004. Metodologi Penelitian Komunikasi Kontemporer.
Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
Effendi, Onong Uchjana. 1996. Dasar-dasar Public Relations. Bandung; Alumni.
____________. 2005. Komunikasi dan Modernisasi. Bandung: CV. Mandar Maju.
____________. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra
Aditiya Bakti. Cet. Ke-3.
Ghazali, M. Bahri. 1997. Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu
Komunikatif Dakwah. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya. Cet. Ke-1.
Goug, Howard. 1999. Perencanaan Penyajian Produksi Program Radio. Jakarta:
Pengurus Pusat HPPI (Himpunan Praktisi Penyiaran Indonesia.
Hasanuddin, A.H. 1982. Retorika Dakwah dan Publisistik dalam Kepemimpinan.
Surabaya: Usaha Nasional. Cet. Ke-2.
Indrawan WS. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Khasanah, Siti Uswatun. 2007. Berdakwah Dengan Jalan Berdebat Antara Non
Muslim Dengan Muslim. Purwokerto: Purwokerto Press.
Kusnadi, Wawan. 2008. Komunikasi Massa. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Majid, M. Abdul. 1994. Kamus Istilah Fiqih. Jakarta: PT. Pustaka Firdaus.
Masduki. 2001. Jurnalistik Radio. Yogyakarta: LKiS. Cet. Ke-1.
Milles, Mattew B dan Huberman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif.
Penerjemah Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press.
Muhiddin, Asep. 2002. Dakwah dalam Perspektif al-Qur’an: Studi Kritis atas
Visi, Misi, dan Wawasan. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Munir, M dan Illahi, Wahyu. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana. Cet.
Ke-2.
Muriah, Siti. 2000. Metodologi Dakwah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.
Najamudin. 2008. Metode Dakwah Menurut Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani.
Nasution, Zulkarnaen. 2001. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: Pusat
Penelitian Universitas Terbuka. Cet. Ke-2
Ningrum, Fatmasari. 2007. Sukses Menjadi Penyiar, Scrip Writer Dan Reporter
Radio. Jakarta: Swadaya.
Rakhmat, Jalaludin Rakhmat. 2007. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Salim, Peter. T. th. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern
English Press. Cet ke-1.
Shihab, M Quraish. 1993. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
____________. 2002. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati Volume 11.
Sufarta, Munjir dan Hefni. 2006. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana.
Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al-Ikhlas.
Tasmara, Toto. 1997. Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama. Cet.
Ke-1.
Thaimiyah, Ibnu. 1985. Majmu Al-Fatwa, Juz 15. T.tp.: Mathabi Ar-Riyadh.
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi),
Ciputat: ceQDA (center for Quality Development and Assurance),
2007.
Umar, Toha Yahya. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Niaga Swadaya.
Wawancara Pribadi dengan Ali Ridho, Penanggung Jawab Program, Bogor, 16
Juli 2013.
Wawancara Pribadi dengan Anash Affandi, Bogor, 28 Januari 2013.
Wawancara Pribadi dengan Drs. Endang Muslihat Kamal, Narasumber Wadi,
Bogor, 16 Juli 2013.
Wawancara Pribadi dengan M. Bagir Shahab, Penanggung Jawab Wadi, Bogor,
16 Juli 2013.
Al-Hafizh, Mushlihin. 2013. Pengertian Dakwah Menurut Bahasa dan Istilah,
artikel ini diakses pada tanggal 26 Juni 2013 dari
http://www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-dakwah-
menurut-bahasa-dan-istilah.html
KEMENTERIAI\ AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Jl. Ir. H. JuandaNo. 95 Ciputat 15412 IndonesiaTelepon/Fax (021)'7 432728 I 74703580
Website: w'.fdkuiniakana.ac.id, E-mail : dakwahfOfdk.uiniakrta.ac.id
NomorLampiranHal
: Un.01/F5/PP.00.9/ 12013
: Izin Penelitian (Skripsi)
Kepada Yth,Penanggung Jawab ProduksiRadio Wadi FMdi
Tempat
As s al amu' al aikum Wr. l[tb.
Jakarta, Juli 2013
Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif HidayatullahJakarta menerangkan bahwa :
NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemesterJurusan/KonsentrasiAlamat
Telp.
Tembusan :
1. Wakil Dekan Bidang Akademik2. Ka/Sekprodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Mustika Destipiani1 0905 1 000 l 00Tangerang, 31 Desember 1990VIII (Delapan)Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)Jl. Aria Jaya Santika Ds. Pasir Nangka Rf 01/002No. 22 Tigaraksa - Tangerang081284518260
adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitiar/mencari data dalam rangkapenulisan skripsi berjudrrl Analisis Isi Rubrik Panji Isa di Radio Wadi 102 FMBerasaskan Ahlussunnsh w al Jamq' ah.
Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapakilbu/Sdr. dapat
menerima./mengizinkan mahasisr.va kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatan
dimaksud.
Demikian, atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih.
Ws s alamu' al aikum Wr. t4/b.
Dekan,
Subhan, MA1 10 199303 1 004r
Mfuffi$-Jl. Veteran III Loji Tapos Cilengsih Ciawi - Bogor 16760
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan hormat bersama ini kami sampaikan bahwa Mahasiswa Fakultas IlmuDalcwah dan llmu Komunikasi Syarif Hidayarullah Jakarra dibawah ini,
Nama
NomorPokok
TempaUTanggal Lahir
Semester
Jurusan/I(onsentrasi
Alamat
Mustika Destipiani
109051000100
Tanggerang, 31 Desember 1990
WII (Delapan)
Komunikasi dan Penyiaran Islam (KpI)
Jl. Aria Jaya Santika Ds. Pasir Nangka Rt.0l/002
No.22 Tigaraksa - Tanggerang
Telah melaksanakan penelitian untuk bahan penulisan slaipsi yang berjudul AnalisisIsi Rubrik Program Panji Isya "Penerang Hati dan Jiwa Ba'da Isya" di Radio Wadi 99.2 FM.Dernikian atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alikurn Wr. Wb.
Bosor. 17 Juli 2013
Hasil Wawancara
Nama : Anash Affandi
Tempat, tanggal lahir :
Alamat : Bogor
No. telp : 085883746505
Jabatan : Programe Directure, Produksi, Penanggungjawab siaran, penyiar
1. Bagaimana sejarah radio Wadi, mulai dari pendirinya?
Jawab: pendiri atau pemiliknya adalah Husein Al Hamid. Kita berdiri sekitar 7 tahun
yang lalu dan kita ambil milad Wadi itu bulan Hijriah bukan bulan Masehi, tepat
tanggal 1 Muharram (tahun baru Islam). Karena nuansa Islami radio dakwah yang
menyungsung Ahlussunnah Wal Jama’ah, jadi secara otomatis kita mengambil tahun
Hijriah sebagai permulaan awal berdirinya Wadi.
Sejarah awal berdirinya Wadi yang pertama, kekhawatiran kita terhadap media-
media yang saat ini banyak dikuasai oleh orang-orang sekuler. Jadi penyeimbang
yang saat ini masyarakat banyak dimasuki informasi-informasi yang tidak balance
tentang keislaman. Sehingga terkesan “Islam itu angker” di media. Contohnya: Wah,
FPI rusuh, wah Ormas Islam ngamuk dan sebagainya. Itu informasi-informasi yang
sebetulnya tidak seimbang. Kami di sini mencoba mengimbangi informasi-informasi
(dari segi informasi) yang tidak Islami, kita imbangi dengan informasi Islami. Kedua,
banyaknya faham-faham Islam sampai faham liberal yang pada akhirnya akan
memecah belah umat. Sehingga kita hadir dengan format Ahlussunnah Wal Jama’ah
yang memang betul-betul bermanhaz aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah dari Imam
Hasyim Al Asy’ari. Sehingga sebagai penyeimbang dari aliran-aliran Islam yang
merusak. Itu pada kenyataannya, sehingga kami muncul, berdiri radio Wadi ini
didirikan oleh pemilik yaitu Husein Al-Hamid dan juga para keluarga beliau.
2. Jadi radio ini milik keluarga?
Jawab: iya, karena ini yang punya individu belum ada keterikatan pihak swasta
sampai saat ini. Beliau sangat content terhadap dakwah. Sehingga beliau mendirikan
radio Wadi dan Alhamdulillah kini kita memiliki 4 cabang. Kalau jabedetabek, ini
sebagai pusat, kemudian ada di daerah Sukabumi tepatnya di Cikembar, sebetulnya
lebih masuk daerah kabupaten Sukabumi dekat Pelabuhan Ratu, kemudian di
Cibebeur-Cianjur, Purwakarta dan Kuningan.
3. Bagaimana struktur perusahaan Wadi itu sendiri?
Jawab: Kalau struktur sebetulnya tidak jauh berbeda dengan manajemen perusahaan
yang lain. Karena untuk mendirikan sebuah radio kita harus berbentuk PT terlebih
dahulu. Kemudian bisa kita ajukan ke KPID untuk mendirikan radio. Jadi, jika belum
jadi PT, otomatis kita tidak bisa. Seperti halnya PT sama saja, ada pemilik, direktur
utama, penanggung jawab, sampai ke bagian bawah. Seperti saya sendiri, programe
directure, kepala penyiaran, bagian produksi, dan jadi seorang penyiar juga, lengkap
sudah penderitaan saya di sini. Tentunya bukan penderitaan tapi tanggung jawab yang
harus dilaksanakan. Merangkap dan Alhamdulillah saya kerjakan dengan baik.
Kemudian ada seksi bagian dakwah, humas, karena kita tidak hanya bermain di radio
tetapi banyak kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Ada juga
bagian keorganisasian, karena ada organisasi kita namanya Majlis Al-Anwar dan
organisasi pendengar yang kita bawahi. Karena secara struktur tidak jauh berbeda
dengan struktural yang biasanya sebuah perusahaan.
4. Akang di sini bertugas secara all in one, berapa jumlah staff di radio ini?
Jawab: Kita memang sangat kekurangan, dengan jumlah crew yang ada hanya 4 di
penyiar termasuk saya, kemudian 1 teknisi untuk kelistrikan dan pemancar, dan 1
teknisi untuk computer. Jadi, memang sangat kekurangan saat ini, dan kita sedang
butuh tenaga. Sehingga otomatis pekerjaan yang seharusnya tidak dicover, untuk
sementara dicover.
5. Saya melihat ada beberapa siswa SMA, apa yang mereka lakukan di sini?
Jawab: Mereka praktering atau sedang magang, karena kita sudah menjalin
kerjasama yang baik dengan sekolah-sekolah SMK di daerah Bogor dan sekitarnya.
Jadi, hampir setiap tahun sudah menjadi agenda dari sekolah-sekolah untuk
praktering di tempat kita. Dan kebanyakan memang jurusan multimedia, kita coba
bantu mereka. Alhamdulillah berjalan dengan baik, karena kerjasamanya sudah lama.
6. Apa panggilan untuk pendengar Wadi?
Jawab: Disebutnya audience call, kita menyebutnya “insan Allah”. Kemudian kalau
untuk mereka menyebut ke kami biasanya “akang/teteh”. Itu sapaan yang sangat
akrab, sapaan yang memang kedengarannya sunda bener. Karena basis kita adanya di
Bogor dan ada ranah Parahyangan, sehingga local kita munculkan. Sekalupun radio
kita Jabodetabek dan sampai ke Lampung juga siaran kita. Cuma hanya beberapa
tempat saja plus sekarang kita juga bermain di radio streaming. Selama masih ada
internet, di mana saja bisa didengar. Karena itu juga selain awal dari pemikiran,
khususnya saya ingin memperluas area dakwah kita, akhirnya kita memaksimalkan
untuk radio streaming. Kalau dalam bentuk tulisan masih agak sedikit kurang, kita
belum ada, jadi masih dakwah bil lisan. Masih dalam format siaran, jadi format
tulisan kita belum mengeluarkan. Dan insyaallah saya juga lagi bikin buku, belum
jauh baru proses awal. Berawal dulu saya menyusun skripsi, jadi semacam inspirasi
saya untuk meneruskan perjuangan dakwah lewat ulisan di Wadi, itu masih bertema
tentang Wadi Juga.
7. Bagaimana persaingan bisnis dengan radio-radio lain?
Jawab: Kalau persaingan bisnis 50%, artinya radio muslim, saya pernah melakukan
penelitian. Radio Islam itu hanya di titik 50%, tidak naik maupun turun. Titiknya 50%
saja, secara bisnis karena memang saingannya berat. Di sisi lain, produk lebih
memilih radio hiburan daripada radio Islam. Padahal secara pasar, besar umat Islam
yang mendengarkan. Persaingan bisnis agak kurang menguntungkan tapi insyaallah
kita tetap mengelola, karena Rasulullah juga berbisnis secara Islam. Kenapa kita tidak
meneruskan saja sebenernya, insyaallah tidak sulit.
8. Bagaimana caranya mengetahui minat pendengar suatu program acara banyak atau
tidak?
Jawab: Caranya sederhana, suatu acara berhasil atau tidak itu kita lihat saja dari
pendengar yang bergabung via telepon dan pesan singkat. Makin banyak makin
sukses, rating kita naik di acara tersebut. Tapi makin tidak ada yang gabung orang
makin hilang, berarti kita gagal bikin produksi acara tersebut. Otomatis walaupun
masih nominator, dan itu keberhasilan kita, ketika kita ikut lomba atau semacam
kompetisi, kita masih bisa bersaing dengan radio-radio besar. Bogor itu banyak radio
besar, kita sisihkan semuanya. Alhamdulillah..
Bogor, 28 Januari 2013
Responden
Anash Affandi
Hasil Wawancara
Nama : M. Bagir Shahab
Tempat, tanggal lahir :
Alamat : Jl. Veteran III Loji Ds. Cileungsi, Ciawi-Bogor
No. telp : 08174881120
Jabatan : Penanggung Jawab Radio Wadi
1. Bagaimana sejarah berdirinya radio Wadi?
Jawab: Wadi berdiri sejak 7 tahun yang lalu, awal Muharram. Kalau Masehi tepat
tanggal 4 Juli 2006, dapat izin dari KPID Penerangan. Asal usulnya dapat radio ini
dari Habib Umar dari Yaman datang ke sini dan menyuruh membuat radio.
Alhamdulillah Habib Husein siap untuk membuat radio dan member nama Wadi.
Wadi itu berasal dari bahasa Arab yang artinya lembah, tapi pengertian Wadi itu
sendiri singakatan dari Wadah Dakwah Islam.
2. Bagaimana cara Wadi mengemas dan memasarkan produk Wadi?
Jawab: Pertama membuat program dahulu, jadwal tersusun dimulai dari jam 04.00-
00.00 WIB.
3. Adakah perubahan jadwal hari-hari biasa dengan bulan Ramadhan?
Jawab: Berubah, kalau puasa mulai pukul 01.00 atau 02.00-23.00 WIB. Karena ada
acara khusus, yaitu acara sahur dan juga kuis. Itu paket Ramadhan, jika bulan
Ramadhan telah usai kembali lagi ke jadwal semula.
4. Apakah Panji Isya tetap mengudara selama bulan Ramadhan?
Jawab: Tidak, Panji Isya ditiadakan karena waktu siar Panji Isya untuk tarawih.
Tidak mungkin ustadnya mau mengisi, kan orang-orang pada tarawih. Jadi, hanya
rekaman-rekaman saja sudah dipaket.
5. Menurut bapak, apakah radio Wadi ini sudah memberikan kontribusi dakwah se
Jabodetabek secara baik atau belum?
Jawab: Alhamdulillah. Mungkin 90%, untuk 100% kita belum.
6. Apakah setiap program ada produsernya maisng-masing?
Jawab: Iya, masing-masing ada tugasnya.
7. Siapa yang menjadi koordinasi program acara di radio Wadi?
Jawab: Ali Ridho.
8. Apakah radio Wadi bekerja sama dengan radio lain?
Jawab: Tidak, hanya saja kita ada persatuan atau perkumpulan untuk saling sharing
bersama.
9. Apa harapan bapak yang digantungkan kepada para pendengar?
Jawab: Saya mengharapkan ikut mendukung bagaimana Wadi itu bisa sukses, jadi
apa dakwah yang kurang ini harap pemasukan kritik untuk membangun dakwah.
Karena masih lemah dan masih kurang sempurna. Mungkin dari narasumbernya, cara
penyampaiannya kurang bagus, penyiarnya, ada kesalahan apa mohon dikritik.
Karena sosok pendengar itu untuk membangun agar Wadi bisa lebih baik lagi.
Bogor, 16 Juli 2013
Responden
M. Bagir Shahab
Hasil Wawancara
Nama : Drs. H. Endang Muslihat Kamal, M. Pd.I
Tempat/Tanggal Lahir: Bogor, 28 Oktober 1964
Alamat : Jl. Raya Pertanian Rt. 02/04 Ciawi-Bogor
No. Telp : 081511219814
Jabatan : Narasumber Wadi
Pekerjaan : Dosen UNIDA Bogor, STAI Pelabuhan Ratu, STKIP Sukabumi
1. Sejak kapan bapak menjadi narasumber di Wadi?
Jawab: Di Wadi kira-kira sudah 2 tahun, sekitar bulan Juli 2011.
2. Apa yang membuat bapak tertarik untuk mengisi rubrik Panji Isya?
Jawab: Ya Panji Isya dan Panji Shubuh. Jadi yang pertama, bahwa suatu kewajiban
bagi siapa pun بلغوا عني ولواية“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”. Kedua,
Allah berfirman “Dan dari sebab di atas, hal itu melakukan sebuah amar ma’ruf nahi
munkar, mengajak kepada kebaikan dan menjauhi kemungkaran.” Oleh karena itu,
setiap orang memiliki kewajiban untuk melaksanakan dakwah. Sedangka yang ketiga,
tidak lain dan tidak bukan masih banyak masyarakat kitayang belum begitu paham
tentang masalah keagamaan wa bil khusus agama mereka sendiri. Barangkali dalam
cara beribadah, beraqidah, dan bermuamallah, dan itu kita share semacam pencerahan
terhadap mereka serta pengetahuan agama sebagian besar umat Islam. Dengan kita
dakwah di radio, yang mendengar atau yang menjadi mustaminya bukan hanya satu
majlis tapi bias jadi ratusan atau mungkin jutaan telinga yang mendengar. Jadi, sangat
efektif kalau berdakwah di sebuah media massa.
3. Sebelum siaran, apakah ada persiapan materi khusus yang bapak siapkan?
Jawab: Oke, yang saya garap sebagai referensinya adalah kitab. Kita mempersiapkan
rujukan 2 kitab. Di antaranya kitab Tanbihul Ghafilin dan Dhurotun Nasihin, dan itu
2 kitab yang menjadi rujukan saya untuk secara rutin, setiap malam selasa dan senin
untuk Panji Shubuhnya jam 06.00-07.00.
4. Bagaimana respons pendengar terhadap rubrik Panji Isya?
Jawab: Ya kalau secara umum sangat baik sekali. Ini ada indikatifnya di antaranya
mereka yang mengikuti Panji Isya khususnya, setelah selesai sesi pertama yaitu
materi penguraian, maka terjadi sesi Tanya jawab melalui telepon. Kadang-kadang
telepon kita batasi, karena ada pertimbangan waktu dan juga pesan singkat. Jadi,
sampai berpuluh-puluh yang masuk ke media (radio) sehingga di antara beberapa
pertanyaan itu tidak bisa dijawab, karena memang waktunya terbatas. Itu mungkin
salah satu indikasi ambimo masyarakat yang begitu hebat terhadap problem.
5. Lalu bagaimana untuk pesan singkat yang belum atau tidak terjawab?
Jawab: Ini yang sedang kita pikirkan, kenapa? Karena misalnya ada beberapa
pertanyaan yang belum terjawab kemarin, ketika kita menjawab semakin banyak
pertanyaan yang baru dengan tema yang baru pula. Kita sering mendapati pendengar
bertanya ulang dengan pertanyaan yang kemarin.
6. Materi apa saja yang sudah bapak sampaikan?
Jawab: Karena rujukannya adalah kitab Tanbihul Ghafilin, yang pertama adalah
tentang masalah akhlak dengan dua dimensi yaitu akhlak secara hablum minallah dan
hablum minannas secara vertical dan horizontal. Kemudian yang kedua, tentang
fadhilah atau keutamaan. Kebetulan kita sedang berada di bulan suci Ramadhan,
maka kitab Tanbihul Ghafilin dan Dhuratun Nasihin memasarkan fi fadhilati syari
ramadhan tentang keutamaan-keutamaan bulan suci ramadhan. Jadi, ini sebetulnya
kalau sudah berbicara tentang materi ini menyangkut aqidah, fiqih, dan akhlak juga
secara vertical dan horizontal.
7. Jadi, bapak menyampaikan materi sesuai 2 kitab itu dan adakah pihak Wadi
menentukan materi yang harus bapak siapkan atau memang dari bapak sendiri?
Jawab: Ya, kebetulan kita melihat narasumber lain. Ada yang mengkaji kitab Tafsir
Jalalain, hadits-hadits, dan ada juga yang menggarap kitab Riyadus Shalihin. Saya
lihat ini bab Fiqihnya sudah ada, diambil dari Fathul Mu’in atau Kaefatussaja. Maka
akhirnya kita mengambil 2 kitab itu. Jadi, pertimbangannya adalah harus ada yang
belum digarap tentang masalah ini.
8. Jadi apa saja referensi untuk mengisi materi dalam rubrik Panji Isya?
Jawab: Kitab Tanbihul Ghafilin karya Syekh Al Faqih Abu Laist Assamarkandi,
Kitab Nashaihul Ibaad karya Syekh Imam Muhammad Nawawi, Kitab Durrotun
Nasihin karya Syekh Usman bin Hasan bin Ahmad Assakir Al-Khubawi. Kalau
pegangan saya hanya 3, kalau ustad lain banyak, antara lain Kitab Riyadussolihin
karya Syekh Zaenuddin bin Abdul Aziz, Kitab Tafsir Jalalain karya Syekh Jalaluddin
Almahali dan Jalaluddin Assuyuti, Kitab Tanqihul Qoul, Kitab Fathul Qorib, dan
Kaefatussaja/Safinatunnaja.
9. Apa isi kandungan seluruh kitab-kitab tersebut?
Jawab: Kandungan secara global adalah pertama, hubungan dengan akhlaq/tasawuf.
Kedua, hubungan dengan fiqih/hukum-hukum ibadah. Ketiga, hubungan dengan
tauhid/aqidah. Keempat, hubungan dengan tarekh. Kelima, hubungan dengan tafsir
Al-Qur’an dengan kaidah hukum tajwid. Keenam, hubungan dengan muamalah.
Ketujuh, dengan tata bahasa arab.
10. Adakah hambatan ketika bapak menyampaikan materi?
Jawab: Oke, hambatan yang pertama adalah keterbatasan waktu, karena durasimya 1
jam. Kemudian mungkin ditambah dengan iklan, sehingga penyampaian materinya
sangat minim. Kemudian pendengar yang ingin menyampaikan atau ingin bertanya
melalui telepon atau pesan singkat tidak tercover atau tidak terjawab. Kedua,
harusnya awal pelaksanaan itu tepat waktu, tapi malah ngaret sampai 15 menit
bahkan 20 menit, mungkin ada pertimbangan hostnya. Kemudian ketiga, kadang-
kadang ada hambatan dalam komunikasi telepon, sehingga para pendengar yang mau
bertelepon agak susah masuk atau karena rebutan.
11. Apakah ada rasa suka duka bapak selama menjadi narasumber?
Jawab: Ya yang pertama bahwa dakwah pekerjaan yang palng menyenangkan.
Tentunya dalam menjalankan dakwah pasti ada hambatan dan tantangan. Banyak
sekali tantangan kita dalam berdakwah, mungkin karena faktor kesibukan, sehingga
dakwah terhenti, apalagi ada panggilan-panggilan keluar. Sehingga kita tidak bisa
secara maksimal untuk berdakwah di Wadi. Kadang-kadang hanya rekaman karena
kesibukan kita dalam berdakwah di luar.
12. Upaya apa yang dilakukan agar Panji Isya itu menarik dan tetap diminati atau
dinikmati oleh pendengarnya?
Jawab: Ya yang pertama, mungkin lebih variatif jangan terlalu monoton. Karena
sekarang itu mustami audiens, kita ini barangkali belum ada juga ilmu yang
disampaikan secara keseluruhan, tapi juga entertaintnya atau ada hiburannya. Hiburan
dalam menyampaikan dakwah perlu ada entertaintnya, hiburan seperti ledekannya
atau ada lucunya. Sehingga mereka tidak bosen, kita berbicara 1 jam terasa cepat.
Kemudian supaya kita tidak bosen selain kitab yang dijadikan rujukan, kita
mengambil referensi-referensi lain. Jadi, tidak teksbook atau tekstual. Mereka
merasakan artinya kepuasan, mulai merasa kekurangan. Mereka mengatakan
kekurangan waktunya, durasinya hanya 1 jam. Kalau siar dari jam 20.00-21.00, jadi
penyampaian uraian dakwah paling efektif hanya 15 menit. Sesi pertama kemudian
iklan, jadi katakanlah 30 menit tanya jawab dan sesi pemaparan, iklannya 30 menit.
Jadi, sangat minim, demikian.
Bogor, 16 Juli 2013
Responden
Drs. H. Endang Muslihat
Hasil Wawancara
Nama : Ali Ridho (Aldo)
Tempat, Tanggal Lahir: Bogor, 22 Feberuari 1990
Alamat : Babakan, Cisarua-Bogor
No. Telp : 085779922978
Jabatan : Berawal dari IT (teknisi) menjadi penyiar
1. Bagaimana awal mula Panji Isya?
Jawab: Pertamanya bukan panji isya, awalnya pengajian-pengajian biasa
cuma akhirnya karena pengajiannya kita pengen tiap siang ada, sore ada,
akhirnya kita bikin yang namanya panji. Biar ada namanya panji, panji isya,
panji shubuh dan panji ashar. Ada tiga kan, udah gitu lama-kelamaan
nambah lagi seperti panji dhuha. Kalau untuk pertama sih panji isya.
2. Sudah berapa lama panji isya mengudara?
Jawab: Itu sejak tahun 2009
3. Apa perbedaan dari ketiga panji tersebut?
Jawab: Perbedaannya kajian yang dibawainnya, ustadnya berbeda, kajiannya
Fiqih, auhid Aswaja, Tajwid. Jadi yang ngebedain itu bukan cuma dari
ustadnya, tapi dari kajiannya. Kalau panji isya itu bagian tauhid aswaja
bersama ust. Endang dan ust. Ridwan. Panji dhuha itu tajwid.
4. Siapa saja yang terlibat dalam panji isya?
Jawab: Yang panji isya sekarang ini adalah Drs. H. Endang dan ust. Ridwan.
5. Berapa jumlah narasumber di panji isya?
Jawab: Itu ada tiga sebenarnya, tapi ust. Muhammad hanya satu bulan se
kali, karena jadwalnya padat. Jadi beliau spesial bagian akhir bulan.
6. Siapakah yang menentukan topik atau materi yang akan disampaikan?
Jawab: Itu ustad sendiri yang nentuin, tidak dari wadi
7. Apa hambatan dalam menyiarkan program panji isya?
Jawab: Hambatannya kita suka bingung, misalnya apalagi kalau yang
menelepon. Hambatannya itu suka kadang pertanyaan yang sudah dijawab
kemarin, kan kalau da pertanyaan wajib dijawab. Kita kalau mau jawab, kan
kemarin sudah. Mungkin karena tidak mendengarkan akhirnya menjadi
hambatan untuk kita dan ustadnya juga. Jadi penyiar dn ustadnya juga
bingung karena kemarin sudah dijawab. Itu yang sering jadi hambatan setiap
siaran.
8. Banyak penelepon atau pesan singkat hingga puluhan pesan singka, apa
semua pertanyaan itu terjawab?
Jawab: Tidak, yang belum terjawab kit tampung. Biasanya yang tidak
terjawab, kalau ada waktu ustadnya sendiri yang menjawab via pesan
singkat.
9. Upaya apa yang dilakukan gar panji isya menarik dan tetap dinikmati
pendengarnya?
Jawab: Kalau dari ustadnya, gimana penyampaiannya. Kalau untuk penyiar
sendiri kita lebih ke ini aja ya, gak ke yang serius-serius itu. Mungkin ada
hal-hal baru, yang biasa-biasa itu bicaranya seperti datar, tapi di panji juga
kita masukin selingan ada kata-kata yang gak bikin bosen atau apa. Jadi, kita
kelihatan akrab dengan ustad dan orang-orang lebih nyaman lagi.
10. Sudah berapa lama jadi penyiar?
Jawab: Udah berapa lama yah? Lupa tuch..haha. Kalau jdi penyiar itu awal
2012 bulan Februari tepatnya. Tapi karena jarang masuk, soalnya gak punya
jadwal dan saya gak mau dikasih jadwal, gak mau tanggungjawab siaran. Ya
lama kelamaan mungkin gak ada kerjaan ya dikerjain lah. Tapi kalau
aktifnya baru sekarang-sekarang pas awal 2013.
11. Jadi, bagimana jika penyiar yang sudah dijadwalkan tidak bisa mengisi di
sebuah acara siaran?
Jawab: Ada penggantinya, mangkanya satu jam sebelum mengudara tidak
bisa hadir harus konfirmasi ke penanggungjawab siaran, program
direkturenya.
12. Pernahkah merasa jenuh atau berkeinginan untuk berhenti menjadi penyiar?
Jawab: Ada, pasti ada hal itu. Karena mungkin timbulnya dari diri sendiri
juga siih.. Penyiar itu kan (bagi saya) kita sendiri yang mengedit tema dan
segala macam supaya pendengar gak bosen, kitanya juga gak bosen. Tapi
kalau emang lagi males, jadi siaran monoton aja, diatur dan gitu kan
membuat efeknya ke kita sendiri.
13. Apa harapan Anda sendiri yang digantungkan kepada para pendengar yang
mendengarkan program wadi?
Jawab: Harapannya, supaya kalau acara panji-panji gak cuma sekedar
didengarkan di udara saja, tapi supaya diamalkan juga yang dikasih sama
ustad. Soalnya yang saya rasain, beberapa pendengar itu kadang suka
menanyakan misalnya panji isya seperti ini, itu 2-3 bulan dia nanya lagi
dengan pertanyaan yang sama. Seakan-akan yang kemarin itu hanya
ditampung atau gimana tanpa diamalkan. Numpang eksis barangkali,
harapan saya seperti itu untuk pendengar.
14. Apa tips untuk seorang penyiar (pemula)?
Jawab: Penyiar itu harus bisa berbicara lancar. Tidak terpatah-patah,
mungkin kalau belajar wajar aja. Tapi kalau misalnya tips jdi penyiar itu ya
apalagi orang-orang yang suka baca (kutu buku) itu power-power penyiar
udah masuk. Kalau kutu buku insyaallah power-power untui penyiar udah
ada. Dari berbicara, berani, percaya diri itu paling penting. Karena meskipun
kita siaran di satu ruangan tanpa ada orang, namanya siaran tetap aja kita
tahu suara kita mengudara ke mana-mana, jadi seolah-olah berbicara di
depan banyak orang. Jadi, percaya diri itu memang penting.
Bogor, 16 Juli 2013
Responden
Ali Ridho
KUISIONER “ANALISIS ISI RUBRIK PANJI ISYA DI RADIO WADI 99,7 FM
YANG BERASASKAN AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH
1. Peneliti
Nama : Mustika Destipiani
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jurusan : Komunikasi Penyiaran Islam
2. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah uraian yang terdapat dalam kolom-kolom di bawah ini
2. Tentukan uraian tersebut termasuk ke dalam kategorisasi pesan apa
3. Isi kolom keterangan sesuai dengan kategori pesan
4. Masing-masing uraiannya boleh diisi satu kategori pesan
5. Mohon diisi dengan benar sesuai dengan pemahaman Anda sendiri
6. Kuisioner ini hanyalah salah satu bagian untuk menyusun data penelitian dalam
skripsi
7. Atas kesediaan dari bantuan Anda, peneliti ucapkan terima kasih
3. Identitas Responden
Nama :
Jenis kelamin :
Alamat :
Keterangan Kategori Pesan dalam Rubrik Panji Isya di Radio Wadi
Kategori Pesan Aqidah
Koder I
a) Menjelaskan tentang iman kepada Allah
b) Menjelaskan tentang iman kepada kitab
c) Menjelaskan tentang iman kepada malaikat
d) Menjelaskan tentang iman kepada rasul Allah
e) Menjelaskan tentang iman kepada hari akhir
f) Menjelaskan tentang iman kepada qadha dan qadar
Kategori Pesan Syariah
Koder II
a) Menjelaskan tentang ibadah di antaranya shalat, puasa, zakat.
b) Menjelaskan tentang muamalah (berkaitan persoalan-persoalan hubungan
antara manusia sesama manusia dalam memenuhi hubungan masing-
masing, sesuai dengan ajaran dan prinsip terkandung dalam al-Qur’an).
Kategori Pesan Akhlak
Koder III
a) Akhlak kepada Allah
b) Akhlak kepada manusia
c) Akhlah terhadap lingkungan (hewan dan tumbuhan)
SURAT PERNYATAAN
Bahwa yang bertandatangan di bawah ini adalah benar-benar orang yang memiliki
kemampuan dalam bidang pengetahuan aqidah, syariah dan akhlak.
Peneliti mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu,
Saudara/I karena telah membantu mengisi kuisioner ini. Karena dengan itu, tugas akhir kuliah
peneliti dapat terus dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
Mengetahui
Peneliti Juri
KUISIONER
ANALISIS DATA
KATEGORISASI PESAN DAKWAH
RUBRIK PANJI ISYA DI RADIO WADI 99,7 FM
No EDISI URAIAN KETERANGAN
Aqidah Syariah Akhlak
1 April 2013
Tema: Pentashihan atau pembenaran Imam Ibnu Taimiyah akan makna Hadits Tawasul
Dustalah orang-orang yang menyebutkan bahwa “Barang siapa yang melakukan pujian-
pujian yang berlebihan kepada Rasul itu bid’ah (dholalah)”. Sehingga apabila sudah dicap
bid’ah dholalah, maka disebut pula ahli neraka. Sedangkan Imam Ibnu Taimiyah sebagai
guru mereka yang membid’ahkan itu mengagungkan Nabi Muhammad SAW. dalam kitab
fatawinya juz ke-11 halaman 96, ia mengatakan:
“Muhammad itu adalah penghulu sekalian keturunan Nabi Adam as. Dan Muhammad itu
yang paling unggul dari sekalian makhluknya, melebihi keunggulan Arash, dan melebihi
dari keunggulan-keunggulan makhlukmnya”
2 April 2013
Tema: Permasalahan tawasul
Dalam permasalahan tawasul ini ada dua format. Pertama, jenis tawasul yang semua
golongan sepakat akan kebolehannya. Yaitu tawasul dengan amal shalehnya sendiri dan di
dalam hatinya ada 2 kalimat syahadat.
Kedua, dulu kita tahu akan kesholehan Imam Ghazali. Imam Ghazali begitu banyak amal
sholeh yang beliau lakukan. Kemudian kita bertawasul ke Imam Ghazali. Menurut
pendapat sebagian di antara saudara-saudara kita bahwa bertawasul yang berformat
seperti ini dilarang dan dicegah.
3 April 2013
Tema: Faidah yang begitu penting dari Hadits Tawasulnya Nabi Adam as. kepada
Rasulullah SAW.
Sebelum munculnya alam ini, Nabi Adam as. sudah bertawasul kepada Baginda
Rasulullah SAW. Bahkan sebagian menunjukkan bahwa keberadaan baginda Rasulullah
SAW. adalah sesuatu yang menjadi primer. Karena tanpa dirinya dan keberadaan beliau
niscaya segala sesuatu tidak akan ada termasuk alam ini.
Titik fokus di dalam sahnya bertawasul itu bahwa setiap yang punya derajat tinggi
menurut Allah SWT. ada nilai keshalehan, edit value dalam dirinya bentuk keshalehan,
kebenaran, maka layak untuk ditawasuli, terlepas dia itu hidup atau pun mati.
Dengan bertawasulnya Nabi Adam as. kepada Rasulullah Saw., maka dosa memakan
buah quldi itu telah diampuni.
4 Mei 2013
Tema: Keutamaan-keutamaan bershalawat
Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. yang termasuk dzikir. Serta shalawat adalah
salah satu kekhususan dan keutamaan yang Allah berikan untuk umat Nabi Muhammad
SAW.
Adapun faidah yang terkandung dalam shalawat, di antaranya adalah orang yang
bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. itu akan mendapatkan syafa’atnya. Orang
yang mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad SAW. akan selamat dari keburukan-
keburukan di dunia maupun rasa takut di akhirat. Sabda Nabi Muhammad SAW.
“Barang siapa yang sekali shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. akan diangkat 10
derajat, akan dituliskan untuknya 10 kebaikan, akan dihapus 10 keburukannya”
5 Mei 2013
Tema: Alamatul Kiamah
Tanda-tanda kiamat yang telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW. antara lain adalah
di mana seorang laki-laki berada di bawah kepemimpinan wanita. Seorang laki-laki ada di
dalam kendali kaum wanita. Di akhir zaman nanti di mana kaum wanita menguasai yang
seharusnya dikuasai oleh laki-laki.
Tanda-tanda yang berikutnya adalah banyak anak-anak yang durhaka kepada orang
tuanya. Mungkin sudah ada pergeseran nilai, sudah terjadi dekadensi akhlak dan moral di
mana-mana. Termasuk seorang anak sudah tidak lagi tahu arti dari kesopan santunan dan
sebuah budi pekerti terhadap orang tua.
6 Mei 2013
Tema: Pentingnya mencari kawan atau sahabat yang berilmu
Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita bahwa di akhirat nanti kita akan
bersama orang yang kita ikuti. Kita jadikan orang-orang yang shaleh dan orang-orang
yang mendapatkan kedudukan di sisi Allah, kita jadikan sebagai sahabat. Namun,
bagaimana remaja dan generasi muda sekarang? Mereka salah mencari idola dan panutan,
sehingga tingkah laku, busana, pikiran, ide, ilmu dan sebagainya mereka ikuti. Ini
merupakan pencucian otak dan sebuah perang pemikiran.
Prof. Amin Rais mengemukakan bahwa ghojlul fiqri (perang pemikiran) itu lebih hebat
dari perang dunia ke-2. Lawannya tidak terlihat tapi mematikan, inilah umat Islam
mengahadapi hal itu.
7 Juni 2013
Tema: Keutamaan-keutamaan Umat Nabi Muhammad SAW. shalat Tahajjud dan shalat
sunnah rawatib
Ciri hamba yang shaleh, yang diakui keshalehan dan keimanannya oleh Allah SWT.
adalah bangun malam, beribadah di waktu malam. Kita telah pelajari keagungan dan
kemuliaan yang dipersiapkan untuk hamba yang bertahajjud, beribadah di waktu malam,
bahkan kemuliaan dan keutamaan yang tertinggi. Sebagaimana firman Allah SWT.
“Bahwasanya pahala yang Allah berikan bagimu, mereka hamba-hamba yang
menjauhkan tubuhnya dari tempat tidur, Allah berikan pahala yang bahkan tidak
diketahui oleh malaikat yang dekat dengan-Nya maupun oleh para rasul”
Ini menandakan suatu pemberian yang sangat istimewa yang Allah bentuk hamba-
hambaNya yang bangun di waktu malam untuk beribadah, bertahajjud.
Adapun keutamaan menunaikan shalat sunnah rawatib 12 rakaat itu sebagai penyempurna
shalat-shalat wajib. Sabda Rasulullah SAW.
“Sesungguhnya shalat-shalat sunnah itu penambal shalat-shalat wajib”. Serta manfaat
shalat sunnah sebagai pendidik yang mendidik hawa nafsunya, untuk penyemangat dalam
beribadah.
8 Juni 2013
Tema: Indahnya bersilaturrahmi
Menyambung tali persaudaran adalah lebih indah. Akan tetapi hanya karena hawa nafsu
pada diri, sehingga terjadi sebuah problem. Permasalahan yang menjadikan sebuah jalinan
indah menjadi retak. Itu semua tidak menjadikan indah. Begitu pun orang yang
memutuskan tali silaturrahmi itu penghancur keindahan, sehingga diancam oleh
Rasulullah SAW. dalam sabdanya: “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali
silaturrahmi”
Sebaliknya, orang menyambung tali silaturrahmi akan dipanjangkan umurnya,
dilapangkan dadanya, diperluas dan diberkahi rizkinya. Dan juga akan mudah dalam
menjalani kehidupan di dunia ini.
Suatu ketika Ues Al Gharani ditanya oleh sahabatnya: “Wahai Ues, sambung silaturrahmi
kepadaku” (karena Ues jarang terlihat). Dijawab oleh Ues: “Aku akan bersilaurrahmi
kepadamu dengan sesuatu yang lebih bermanfaat untukku dan untukmu. Memang
pertemuan jasad tidak ada, tetapi akau akan selalu mendo’akanmu”
Silaturrahmi bukan bertemunya jasad, tapi bagaimana beretemunya hati dengan hati. Jika
bertemunya jasad tidak dibarengi dengan hati, maka pertemuan jasad itu tidak
membuahkan hasil justru kadang membawa petaka.
9 Juni 2013
Tema: Fardhu wudhu
Fardhu wudhu yang keempat, mengusap sebagian daripada kepala, baik laki-laki maupun
perempuan. Sabagaimana kita ketahui fardhu wudhu itu ada enam, yaitu niat, membasuh
muka atau wajah, membasuh kedua tangan sampai siku, mengusap sebagian kepala,
membasuh kedua kaki, dan yang terakhir adalah tertib.
10 Juni 2013 Tema: Mencari keberkahan dan Nasihat-nasihat
Berkata hamba yang butuh kepada Allah, hamba yang faqir. Hamba yang mengakui akan
kekurangan dan kelemahannya, yang selalu mengharap ampunan Tuhannya yang Maha
Mulya. Ini adalah bahasa-bahasa tawadhu, penghambaan kepada Allah SWT.
Dalam sabda Rasulullah: “Sesungguhnya Allah memiliki sekelompok malaikat khusus
yang tugasnya berkeliling di atas muka bumi.” Mereka ditugaskan untuk berkumpul
dengan orang-orang yang berada di tempat-tempat orang berdzikir kepada Allah seperti
majlis dzikir atau majlis ta’lim. Dan Allah memberikan anugrah dan mengampuni
semuanya.
Orang yang paling banyak mendapat anugrah Allah SWT. di tempat itu adalah orang yang
paling merasa dirinya hina, lemah, kotor, banyak dosa, tidak memiliki nilai di hadapan
Allah. Ini adalah suri tauladan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. karena beliau tidak
pernah merasa lebih baik dari orang lain.
Sebagai manusia, siapapun kita dan apapun jabatan kita, maka sudah selayaknya kita
mengaku sebagai hamba Allah dan jangan pernah merasa memiliki keistimewaan.
1
PROFIL
Wadi fm adalah radio dakwah islam yang dikenal masyarakat Bogor khusunya
terutama dikalangan menengah kota yang sedang berkembang pesat. Wadi fm
merupakan radio dakwah islam berazaskan Ahlussunah wal jamaah, pilihan
bagi pencari kebenaran yang mau mempertahankan tradisi lama yang baik dan
mengambil tradisi baru yang lebih baik. Hadir sebagai radio yang mengemas
secara khusus keselarasan antara program dakwah, informasi dan hiburan
yang disajikan dengan penuh kedamaian, ketentraman dan kesejukan sesuai
dengan tema program “damaikan hati, sejukan jiwa”. Dengan berbagai
program yang dikemas secara unik dan menarik Insya Allah kami mampu
memberikan hiburan yang islami serta kontribusi pengetahuan tentang nilai –
nilai keislaman yang dikemas interaktif dan menghibur.
DATA RADIO
Nama perusahaan : PT. BSA (Bahana Suara Alam)
Station ID : 99.7 Wadi FM
Audience Call : Insan Allah wadi fm
Kickers/slogan : Radionya Keluarga Muslim
Frekuensi : fm 99.7 khz
Alamat : JL. Veteran III Loji Ds. Cileungsi – Ciawi Bogor 16760
Telepon/Fax : On Air ( 0251 820 5000 ). SMS ( 08567675000 ).
ADM/Fax ( 0251 820 5150 ).
E-mail : [email protected]
Tinggi Tower : 50 meter
Pemancar : RVR VJ 5000- TR
Jangkauan : Kab/Kotamadya Bogor dan sekitarnya ( Tanggerang,
Pandeglang, Sukabumi, Bekasi dan Jakarta )
PJam Siar : Senin s/d Minggu, pkl 03 s/d 24.00 WIB
2
DATA PENDENGAR
Jenis kelamin 1. Pria : 40%
2. Wanita : 60%
Usia : 12-70 tahun
SES(Social Economy Status) : Menengah kebawah dan sebagian kalangan atas.
Status Pendidikan : Rendah,menengah,kalangan mahasiswa dan
kalangan Intelektual
Status Pekerjaan : Pegawai Negri,Swasta,Wiraswasta,pensiunan,
Pelajar/Mahasiswa dan Ibu Rumah Tangga
Jenis Musik : Pop Religi,Nasyid,Musik Timur Tengah
Format Program : WADI FM hadir dengan serangkaian program Pilihan
mulai dari program Dakwah unggulan, Dialog Interaktif
dengan berbagai tema menarik, program
Pendidikan,keluarga, request, opini, quiz dan Informasi dari
segala sisi kehidupan WADI FM Juga menghadirkan
berbagai pesan motifasi, Kisah hikmah materi siaran kata,
insert hadist, Kultum dan lainnya.
Nama Forum pendengar aktif : Majelis Al-Anwar
Program Of-Air : Pengajian Bulanan (Minggu ke-2)
Temu Pendengar (Minggu ke-2)
Lomba Hafidz Al-Qur’an (Bulan Ramadhan)
Buka Puasa bersama Pendengar (Bulan Ramadhan)
Santunan Anak Yatim (Bulan Ramadhan)
Pesantren Kilat saat waktu libur sekolah
Sunatan Masal
3
T A R I F I K L A N 99.7 WADI FM JABODETABEK
TARIF IKLAN 2012-2013 JENIN IKLAN DURASI FREKUENSI SIAR HARGA
1.SPOT IKLAN
Spot iklan adalah iklan yang
disiarkan sesuai dengan
permintaan dari klien dengan
frekuensi penayangan
sebanyak 10 X / hari
30-60 dtk 10 X / hari Rp.200.000,-/spot
2.AD LIBS
Ad Libs adalah iklan yang di
bacakan langsung oleh
penyiar
60-90 dtk Sesuai permintaan
klien
Rp. 200.000,-/spot
3.TIME SIGNAL
Time signal adalah iklan yang
di putarkan pada jam-jam
khusus
30-90 dtk Sesuai permintaan
klien
Rp. 350.000,-/spot
4.BLOCKING TIME
/TALK SHOW
Blocking time adalah space
khusus untuk mempromosikan
produk dan atau kegiatan
1 Jam Sesuai permintaan
klien
Rp. 3.000.000,-/
Jam
5.SPONSOR PROGRAM
Sponsor program adalah
kegiatan pensponsoran
( sponsorship ) untuk program
acara yang ada di 101,6 Wadi
FM Kuningan
1-2 Jam Sesuai permintaan
klien
Rp.3.500.000,-
/Jam
6.INSERT PROGRAM
Insert iklan adalah iklan yang
disiarkan pada program
tertentu dengan frekuensi
penayangan 3 X
3 Menit 1 X / program / hari Rp. 500.000,-/ 3
menit
TARIF IKLAN “PAKET” 2010-2011 MASA PUTAR DURASI PREKUENSI HARGA
10 Bulan
- disiarkan di 5 radio wadi Fm
30-60 dtk 4 X / hari + 2 X
Talk show /
Bulan
Rp. 99.000.000,-
- diluar bulan sya’ban
dan Ramadhan
Ket. *9.7 Wadi FM Bogor– 91 Wadi FM Purwakarta – 88 Wadi FM Sukabumi – 101,6
Wadi FM Kuningan.
* Harga bisa di negoisasikan sesuai kebutuhan.
4
JADWAL ACARA 99.7 WADI FM
2012-2013
Jam Nama Bentuk Ket. 04.00-06.00 Adzan Subuh &
Wirid / Dzikir
Paket
06.00-07.00 Panji Subuh Langsung Kajian Kitab Tafsir Al-
Quran
07.00-07.05 Wadi Torial Rec. Berita dengan sumber
situs Internet
07.05-09.00 Sesi Ruang Publik Langsung Informasi dan interaktif
09.00-11.00 Panji Duha / Tajwid Langsung Kajian Kitab Fiqih dan
belajar baca Al Quran
11.00-12.00 Beduk Langsung Berita kegiatan Islami
Non Komersial
12.00-13.00 Kisah dan Hikmah Rekaman Cerita penuh makna
13.00-13.15 Wadi torial Rec. Berita dengan sumber
Internet
13.15-15.00 Salam Merekat
Silaturahmi (sms)
Langsung Silaturahmi dan
Request Nasid Pilihan
15.00-16.00 Kalam Salaf Paket Kajian nasehat para
salaf
16.00-17.00 Panji Asar Langsung Kajian Fiqih
17.00-17.05 Wadi Torial Rec. Berita dengan sumber
Internet
17.05-18.00 Mutiara Hikmah Paket Ceramah Umum
18.00-19.00 Adzan Magrib &
Wirid / Dzikir
Paket -
19.00-21.00 Panji Isa Langsung Kajian Fiqih Nisa
21.00-24.00 Salam Merekat
Silaturahmi (SMS)
Langsung Silaturahmi dan Riquest
Nasid
24.00-24.30 Tutup acara Paket Murotal
Keterangan : Minggu & Rabu 24 Jam ( Program Sunah Sahur )
: Minggu 09:00 WIB Panji Duha (Dunia Anak)
STRUKTUR ORGANISASI RADIO WADI 99.7 FM BOGOR
Pimpinan Radio Wadi
Habib Husin Alhamid
Station Manager / Penjab
M. Bagir shahab
Programer
Ali Ridho (Aldo)
Redaksi / Editorial
Mutie & Yatna
Music Director
Yudira
Produksi / Tim Kreatif
Aldo & Faqih
Public Relation
Hasybi
1. Hasybi
2. Faqih
3. Aldo
4. Yudira
5. Mutie
6. Yatna
7. Imon
8. Hendi
Penyiar 1. Hb. Muhammad Alhaddad
2. Ustd. Muhyi B.L
3. Ustd. Endi Suhendi
4. Ustd Badru Kamal
5. Drs. Endang Muslihat K. Mpdi
6. Ustd. Asef Safruddin
7. A. H. Ridwan
8. Ust. Abdullah
Marketing
Zaki
ADM & Keuangan
M. Bagir shahab
IT
Zeyd BSA
Teknisi
Ival Supriyadi / Hendi
Dakwah
HB. Hasan Shahab
DOKUMENTASI
Penulis bersama kang Anash
Studio Wadi FM
Penulis bersama Habib M. Bagir Shahab (Penanggung Jawab
Wadi)
Penulis bersama Ust. Drs. Endang Muslihat Kamal (Narasumber Panji
Isya’)
Penulis di dalam ruang studio
Penulis bersama kang Aldo (Penanggung Jawab Program/penyiar)
KEGIATAN WISATA ZIARAH bersama WADI FM