83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS PADA KUD DI KABUPATEN SUKOHARJO Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Oleh : Yeni Kartika H0307092 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

  • Upload
    hakhanh

  • View
    215

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI

LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS

PADA KUD DI KABUPATEN SUKOHARJO

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh :

Yeni Kartika

H0307092

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI

LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS

PADA KUD DI KABUPATEN SUKOHARJO

Yeni Kartika

H0307092

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal : 20 Juni 2011

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Surakarta, Juli 2011

Mengetahui,

Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S.

NIP. 19560225 198601 1 001

Anggota I

Mei Tri Sundari, SP. M.Si. NIP. 19780503 200501 2 002

Anggota II

Prof. Dr. Ir. Darsono. M.Si. NIP. 19660611 199103 1 002

Ketua

Ir. Rhina Uchyani F. MS. NIP. 19570111 198503 2 001

Page 3: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menberikan

berkat, kasih, dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik dan dapat mempersembahkannya kepada orangtua serta orang-orang

yang Penulis kasihi.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Dr. Ir. Sri Marwanti, MS selaku Ketua Jurusan Program Studi Sosial

Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Ibu Ir. Sugiharti Mulya H. MP selaku Ketua Komisi Sarjana Jurusan Program

Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Ir. Rhina Uchyani F. MS selaku Dosen Pembimbing Utama yang

memberikan bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat berharga dalam

penulisan skripsi ini.

5. Ibu Mei Tri Sundari SP. M.Si selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang

selalu sabar dalam memberikan bimbingan, arahan dan masukan yang

berharga dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Darsono. M.Si selaku Dosen Penguji yang memberikan

saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Ir. Heru Irianto, MM. selaku Pembimbing Akademik yang telah

membimbing penulis selama kuliah di Fakultas Pertanian UNS.

8. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sukoharjo beserta Staf.

9. Kepala Kantor BAPPEDA Kabupaten Sukoharjo beserta Staf.

10. Kepala Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo beserta

Staf.

Page 4: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

11. Kepala seluruh KUD di Kabupaten Sukoharjo beserta Staf.

12. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah menyisihkan waktunya untuk berbagi ilmu dan pengetahuan yang sangat

bermanfaat bagi penulis.

13. Bapak Mandimin, Bapak Syamsuri, dan Mbak Ira yang dengan sabar

membantu menyelesaikan segala urusan administrasi berkenaan dengan studi

dan skripsi penulis.

14. Seluruh Karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah membantu.

15. Orang tuaku, yang telah berkorban materiil maupun spirituil selama penulis

menempuh pendidikan. Doa, dukungan, motivasi dan kepercayaan selalu

memberikan keyakinan pada penulis.

16. Kedua Saudaraku dan seluruh keluarga terima kasih atas dukungan dan

doanya.

17. Teman-teman seperjuangan Agrobisnis 2007, terima kasih atas bantuannya

selama perkuliahan dan penulisan skripsi ini serta kebersamaan yang selalu

akan jadi kenangan.

18. Kakak tingkat yang telah memberikan masukan-masukan dalam penulisan

skripsi ini.

19. Seluruh teman-teman Fakultas Pertanian, terimakasih atas kerjasamanya.

20. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas

semua bantuannya.

Segala kebenaran datangnya hanya dari Tuhan Yang Maha Esa dan segala

ketidaksempurnaan adalah milik manusia. Penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik

yang mendukung dari semua pihak untuk kesempurnaan penelitian ini. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Surakarta,

Penulis

Page 5: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix

RINGKASAN .................................................................................................. x

SUMMARY ..................................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .............................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6 D. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 7

II. LANDASAN TEORI................................................................................. 8 A. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 8 B. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 9

1. Koperasi .......................................................................................... 9 2. Manajemen Koperasi ...................................................................... 10 3. Koperasi Unit Desa (KUD) ............................................................. 12 4. Laporan Keuangan .......................................................................... 14 5. Analisis Laporan Keuangan ............................................................ 19 6. Kinerja Keuangan ........................................................................... 25

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ................................................... 26 D. Hipotesis................................................................................................ 28 E. Pembatasan Masalah ............................................................................. 28 F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ....................... 29

III. METODE PENELITIAN ........................................................................ 32 A. Metode Dasar Penelitian ....................................................................... 32 B. Metode Pengambilan Lokasi Penelitian ................................................ 32 C. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 34 D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. ...... 34 E. Metode Analisis Data ............................................................................ 35

1. Rasio Likuiditas ............................................................................... 35 2. Rasio Solvabilitas ............................................................................ 36 3. Rasio Rentabilitas ............................................................................ 37

Page 6: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Halaman

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN ..................................... 39

A. Keadaan Alam ....................................................................................... 39 1. Lokasi Daerah Penelitian ................................................................ 39 2. Topografi Daerah ............................................................................ 39 3. Keadaan Iklim ................................................................................. 40

B. Kondisi Kependudukan ......................................................................... 40 1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin ................................... 40 2. Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan ........................................ 42 3. Keadaaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian ........................... 43

C. Keadaan Koperasi ................................................................................. 44

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 51 A. Analisis Hasil Penelitian ....................................................................... 51

1. Rasio Likuiditas .............................................................................. 51 2. Rasio Solvabilitas ............................................................................ 55 3. Rasio Rentabilitas ........................................................................... 62

B. Pembahasan ........................................................................................... 65 1. Rasio Likuiditas .............................................................................. 65 2. Rasio Solvabilitas ............................................................................ 67 3. Rasio Rentabilitas ........................................................................... 70 4. Pembahasan Komparatif Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas,

dan Rasio Rentabilitas ..................................................................... 71

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 7: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Jumlah Koperasi dan Anggotanya Menurut Jenis Koperasi di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 ....................................................... 3

2. Nama KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 .............................. 33

3. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Sex Rasio Per Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009 ....................................................... 41

4. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas menurut Pendidikan yang Terakhir di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009 .................................... 42

5. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009 ........... 43

6. Jumlah Anggota, Pengurus, Karyawan, dan Badan Pengawas Koperasi di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010. .................................. 44

7. Jumlah Asset, Volume Usaha dan SHU Koperasi di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 (Rp.000). ......................................................... 46

8. Jumlah Koperasi Unit Desa (KUD), Besar Modal dan Anggota di Kabupaten Sukoharjo Tahun 1998-2009.............................................. 47

9. Nilai Rasio Lancar Masing-masing KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009. ................................................................................ 51

10. Nilai Rasio Cepat Masing-masing KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009. ................................................................................ 53

11. Nilai Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva Masing-masing KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009. ............................... 55

12. Nilai Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap Masing-masing KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009 ................................ 57

13. Nilai Rasio Total Utang dengan Total Aktiva Masing-masing KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009 ......................................... 59

14. Nilai Rasio Total Utang dengan Modal Sendiri Masing-masing KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009 ........................................ 61

15. Nilai ROI (Return On Investment) Masing-masing KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009.............................................. 63

16. Nilai ROE (Return On Equity) Masing-masing KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009 ................................................................ 64

Page 8: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Bagan Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah ......................................... 28

Page 9: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Rasio Likuiditas KUD di Kabupaten Sukoharjo ..................................... 80

2. Rasio Solvabilitas KUD di Kabupaten Sukoharjo ................................. 83

3. Rasio Rentabilitas KUD di Kabupaten Sukoharjo ................................. 89

4. Necara Komparatif KUD Bhakti per 31 Desember Tahun 2005-2009................................................................................................ 92

5. Necara Komparatif KUD Bhineka Karya per 31 Desember Tahun 2005-2009................................................................................................ 93

6. Necara Komparatif KUD Dhewi Sri per 31 Desember Tahun 2005-2009................................................................................................ 94

7. Necara Komparatif KUD Sapta Usaha Mulya per 31 Desember Tahun 2005-2009 .................................................................................... 95

8. Necara Komparatif KUD Sari Tani per 31 Desember Tahun 2005-2009................................................................................................ 96

9. Necara Komparatif KUD Sukodono per 31 Desember Tahun 2005-2009................................................................................................ 97

10. Necara Komparatif KUD Karya Bhakti per 31 Desember Tahun 2005-2009................................................................................................ 98

11. Peta Kabupaten Sukoharjo ...................................................................... 99

Page 10: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

RINGKASAN

Yeni Kartika. H0307092. Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas pada KUD di Kabupaten Sukoharjo. Di bawah bimbingan Ir. Rhina Uchyani F. MS. dan Mei Tri Sundari SP, M.Si. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.

Penelitian bertujuan untuk mengkaji kinerja keuangan KUD di Kabupaten Sukoharjo ditinjau dari likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas pada KUD di Kabupaten Sukoharjo. Metode dasar penelitian adalah metode deskriptif dan teknik pelaksanaannya adalah secara sengaja di tujuh KUD yang masih aktif dan memiliki usaha di sektor pertanian yang terdiri dari penjualan saprodi, RMU, penjualan produk pertanian dan kredit di sektor pertanian yaitu KUD Bhakti, KUD Bhineka Karya, KUD Dhewi Sri, KUD Karya Bhakti, KUD Sapta Usaha Mulya, KUD Sari Tani, dan KUD Sukodono. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan keuangan KUD yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba dari tahun 2005-2009. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis rasio yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas untuk mengetahui kemampuan KUD dalam memenuhi kewajibannya baik jangka pendek dan jangka panjang serta kemampuan untuk memperoleh hasil usaha dari kegiatannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilihat dari rasio likuiditas yaitu rasio lancar dan rasio cepat KUD memiliki rata-rata nilai rasio yang berada di antara standar yang digunakan yaitu 125%-150% dan menunjukkan posisi keuangan yang cukup baik. Dapat diketahui bahwa KUD di Kabupaten Sukoharjo dalam jangka pendek masih dapat memenuhi kewajiban finansialnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki (likuiditas). Berdasarkan analisis solvabilitas, rata-rata nilai rasio modal sendiri dengan total aktiva berada dibawah standar yang digunakan dalam penelitian yaitu 90%, rata-rata nilai rasio modal sendiri dengan aktiva tetap lebih besar dari standar yang digunakan yaitu 150%, rata-rata nilai rasio total utang dengan total aktiva berada dibawah standar yang digunakan dalam penelitian yaitu 90%, dan rata-rata nilai rasio total utang dengan modal sendiri lebih besar dari standar yang digunakan yaitu 150%, menunjukkan bahwa kondisi keuangan KUD ditinjau dari rasio solvabilitas menunjukkan kondisi keuangan yang termasuk dalam kriteria jelek. Ditinjau dari analisis rentabilitas, rata-rata nilai ROI kurang dari standar yang digunakan yaitu 4% termasuk kriteria jelek dan rata-rata nilai ROE berada diantara standar 4%-7% termasuk kriteria tidak baik, menunjukkan KUD sudah dapat menghasilkan laba namun kurang efektif, karena masih dibawah dari standar dalam penelitian. Dalam jangka panjang akan terjadi permasalahan dalam memenuhi seluruh kewajiban finansialnya karena kurangnya kekayaan KUD baik modal sendiri maupun total aktivanya untuk memenuhi kewajiban finansial KUD (solvabilitas). KUD juga kurang efektif dan efisien menanamkan modalnya dalam aktiva lancar, investasi, aktiva tetap dan aktiva lainnya yang menyebabkan hasil usaha yang diperoleh KUD rendah.

Page 11: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

SUMMARY

Yeni Kartika. H0207092. Financial Performance Analysis Based on Liquidity, Solvency, and Remunative at KUD in Sukoharjo Regency. Under tuition Ir. Rhina Uchyani F. MS and Mei Tri Sundari SP, MSi. Agriculture Faculty of Sebelas Maret University Surakarta. 2011.

The purposes of research is to analyze the financial performance of KUD in Sukoharjo Regency in terms of liquidity, solvency, and remunative. The basic method used of research is descriptive method and its implementation is deliberately in seven KUD which still active in the agricultural sector which consists of agricultural production facilities, RMU, sales and credits of agricultural products in the agricultural sectors,which is KUD Bhakti, KUD Bhineka Karya, KUD Dhewi Sri, KUD Karya Bhakti, KUD Sapta Usaha Mulya, KUD Sari Tani, and KUD Sukodono. The types of data used in research is secondary data which obtained from financial statements KUD which consist of balance sheet and income statement of the years 2005-2009. Analytical methods used are ratio analysis, consist of liquidity ratios, solvency, and remunative, to determine ability of KUD to meet its obligations in short and long term as well as the ability to obtain results of their activities.

The results of reseach showed that the liquidity ratio is seen from the current ratio and quick ratio KUD has an average value of the ratio is between the standard used is 125% -150% and showed a fairly good financial position. KUD in Sukoharjo regency in the short term can still meet its financial obligations using liquid assets owned (liquidity). Based on the analysis of solvency, the average value of the ratio of equity to total assets is below the standard used in the study ie 90%, the average value of the ratio of equity to fixed assets greater than the standard used ie 150%, the average value of the ratio total debt to total assets is below the standard used in the study ie 90%, and the average value of the ratio of total debt to equity is greater than the standard used ie 150%, indicated that the financial condition of KUD in terms of solvency ratio showed the financial condition of included in the poor criteria. Based on the analysis of remunative, the average of ROI less than the standard value which used is 4% included to the poor criteria and the average value of ROE between standard ie 4% -7% included to the not good criteria, it showed KUD have been making the profit, but less effective, because it's still below the standard of research. In the long term will occur problems in meeting all its financial obligations due to lack of KUD's capitals, such as own capital and total assets to meet financial obligations of KUD (solvency). KUD also less effective and efficient to invested in current assets, investments, fixed assets and other assets that affect to the low results obtained by KUD.

Page 12: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya

dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun perekonomian

nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur

berlandaskan pancasila dan UUD 1945 (Sitio dan Halamoan, 2001: 19).

Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang

perkoperasian menjelaskan bahwa usaha koperasi terutama diarahkan pada

bidang usaha yang terkait langsung dengan kepentingan anggota baik untuk

menunjang usaha maupun kesejahteraannya. Maka pengelolaan usaha

koperasi harus dilakukan secara produktif, efektif, dan efisien dalam arti

koperasi harus mempunyai kemampuan mewujudkan pelayanan usaha yang

dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya pada

anggota dengan tetap mempertimbangkan untuk memperoleh sisa hasil usaha.

Menurut Anoraga (1995: 131), keberhasilan koperasi dalam mencapai

tujuannya tergantung dari aktivitas para anggotanya, apakah mereka mampu

melaksanakan kerja sama, memiliki kemauan untuk bekerja dan mentaati

segala ketentuan serta kebijakan yang telah ditetapkan dalam rapat anggota.

Koperasi harus berupaya untuk memberikan jasa agar produk yang dihasilkan

oleh anggotanya dapat dipasarkan secara terpadu dan koperasi dapat

memberikan balas jasa sesuai dengan kontribusi yang diberikan oleh para

anggota.

Sebagian besar anggota koperasi tidak mau berperan aktif dalam usaha

yang dilakukan koperasi. Hal ini menyebabkan koperasi tidak dapat

mengembangkan usahanya dan meningkatkan kesejahteraan anggota.

Munculnya pesaing-pesaing sektor swasta yang memiliki kemampuan

manajemen dan permodalan lebih baik semakin memperburuk posisi koperasi

di masyarakat. Banyak koperasi yang dibentuk oleh pemerintah kemudian

tidak dapat melanjutkan usahanya karena kurangnya sumber daya manusia

yang baik dan modal yang cukup. Koperasi yang mandiri dan peran aktif

Page 13: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

anggota koperasi diperlukan pada saat ini agar gerakan ekonomi rakyat yang

sehat dan kuat dapat tercapai. Oleh karena itu, setiap koperasi harus berusaha

dengan kemampuannya masing-masing untuk tetap aktif melakukan usahanya

di sektor ekonomi.

Koperasi yang sangat dominan dan tersebar luas di Indonesia adalah

KUD (Koperasi Unit Desa). KUD telah berkembang selama beberapa dekade

untuk mendampingi pembangunan pertanian selama orde baru di Indonesia.

Berakhirnya pemerintahan orde baru, kebijakan pemerintah terhadap koperasi

mulai berubah. Pemerintahan orde reformasi membuat KUD bukanlah satu-

satunya koperasi di pedesaan, karena itu pemerintah melakukan liberalisasi

koperasi dengan memberikan kemudahan mendirikan koperasi dan pinjaman

lunak yang sangat mudah. Akhirnya KUD yang semula dirancang untuk

menjadi satu-satunya koperasi di pedesaan tidak berkembang. Demikian juga

koperasi yang lain yang ada tidak terarah sehingga di pedesaan tidak ada lagi

koperasi yang kuat (Masyuri, 2010: 119-120).

Adanya koperasi di Kabupaten Sukoharjo seharusnya dapat membantu

meningkatkan pembangunan ekonomi masyarakatnya. Namun dalam

perkembangannya koperasi di Kabupaten Sukoharjo banyak yang tidak dapat

melanjutkan usahanya lagi. Sebanyak 141 dari total 590 koperasi di

Kabupaten Sukoharjo dinyatakan tidak aktif dalam usahanya. Tidak aktifnya

ratusan koperasi di Kabupaten Sukoharjo tersebut salah satunya disebabkan

kebijakan yang bersifat top-down yang membuat koperasi tidak mampu

bertahan lama karena tidak adanya kesadaran sejak awal dari anggota

koperasi. Jumlah anggota koperasi di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada

Tabel 1.

Page 14: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Tabel 1. Jumlah Koperasi dan Anggotanya Menurut Jenis Koperasi di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010

No Jenis Koperasi Jumlah Aktif Anggota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

KUD Koperasi Pondok Pesantren Kopinkra Koperasi Pertanian Primkoppas K P R I Kopkar Koperasi Angkatan Darat Koperasi Serba Usaha Koperasi Wanita Koperasi Pepabri Koperasi Mahasiswa Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Lainnya Koperasi Sekunder

13 8 3

114 5

89 49 2

147 6 1 2

106 41 4

12 5 3

25 2

84 43 2

132 6 1 2

95 33 5

48.190 1.013

229 22.778 2.936

11.801 16.718 1.910

18.435 2.256

46 120

12.344 31.429

502 Total 590 449 157.701

Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Tahun 2010.

Pada tahun 2010, koperasi yang memiliki anggota terbanyak adalah

KUD dengan jumlah anggota 48.190 orang dimana anggota laki-laki

sejumlah 41.784 orang dan anggota perempuan sejumlah 6.406 orang. Setiap

KUD memiliki buku daftar anggotanya, namun karena jumlah anggota

masing-masing KUD yang cukup banyak sehingga belum dapat dibedakan

secara tepat jumlah anggota yang aktif dalam KUD dan jumlah anggota yang

pasif. Jumlah anggota KUD pada tahun 2010 tidak mengalami perubahan

baik penambahan maupun pengurangan dibanding tahun 2009. Kondisi ini

disebabkan kurang berminatnya masyarakat untuk menjadi anggota KUD

karena menganggap usaha dan kegiatan yang dilakukan KUD tidak

memberikan manfaat kepada masyarakat secara langsung.

Semua KUD yang berada di Kabupaten Sukoharjo adalah hasil dari

kebijakan pemerintah yang didasarkan pada UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang

menjelaskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama

berdasarkan atas asas kekeluargaan dan koperasi adalah salah satu usaha yang

sesuai dengan susunan perekonomian yang dimaksud. KUD bertugas untuk

Page 15: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

melanjutkan program yang kurang berhasil ditangani langsung oleh

pemerintah, seperti penyaluran kredit bimbingan masyarakat menjadi kredit

usaha tani, pola pengadaan pajak pemerintah dan lain-lain sampai pada

pengembangan usaha baru. Namun, banyak KUD tidak mampu untuk

membantu pengembangan pembangunan yang berbasis pedesaan. Hal ini

karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya KUD.

Pembentukan KUD awalnya dimaksudkan untuk memperlancar

kegiatan pertanian, namun karena adanya perubahan sistem ekonomi

mendorong KUD untuk membuka usaha di sektor lain misalnya jasa simpan

pinjam untuk mempertahankan badan usahanya. Perlu adanya evaluasi bagi

KUD untuk mengetahui perkembangan usaha yang dilakukan. Evaluasi yang

dimaksud adalah bentuk dari evaluasi kinerja KUD khususnya pada kinerja

keuangannya untuk mengetahui perkembangan KUD.

Seperti bentuk badan usaha lain, KUD juga membuat laporan keuangan

yang merupakan hasil dari kegiatan akuntansi yang memberikan informasi

penting dalam mengambil keputusan. Laporan keuangan juga digunakan

untuk berkomunikasi antara pengurus dengan pihak anggota dan pihak

ekstern seperti bank, pemerintah, dan badan usaha lainnya. Laporan keuangan

biasanya terdiri dari laporan perubahan modal, neraca, laporan laba-rugi,

laporan laba yang ditahan, dan berbagai jenis laporan lainnya.

Neraca menggambarkan kondisi keuangan dari suatu perusahaan pada

tanggal tertentu, umumnya pada akhir tahun saat penutupan buku. Laporan

laba-rugi memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang atau

jasa dan ongkos yang timbul dalam proses pencapaian hasil tersebut

(Jumingan, 2006: 4). Analisis laporan keuangan diperlukan untuk mengetahui

kondisi keuangan KUD. Analisis rasio adalah salah satu teknik analisis

laporan keuangan. Menurut Munawir (1999: 64) analisis rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah yang lain yang akan menjelaskan keadaan atau posisi

keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut

dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai

Page 16: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

standar. Analisis rasio dalam analisis laporan keuangan diantaranya adalah

analisis likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas, ketiga analisis rasio tersebut

menunjukkan kemampuan KUD untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya

dan memperoleh keuntungan.

B. Perumusan Masalah

KUD sebagai badan usaha perekonomian pedesaan dan sebagai pusat

pelayanan ekonomi pedesaan berperan penting dalam usaha peningkatan

potensi ekonomi desa dan diharapkan mampu meningkatkan potensi ekonomi

masyarakat. Peranan ini diwujudkan dalam berbagai usaha dan pelayanan

untuk memenuhi kebutuhan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya. Pencapaian tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya

harus didukung oleh manajemen yang baik. Manajemen terdiri dari rapat

anggota, pengurus dan pengawas. Hubungan timbal balik antara ketiga unsur

tersebut secara efektif merupakan salah satu faktor internal yang sangat

mendukung keberhasilan dalam mencapai tujuannya.

KUD di Kabupaten Sukoharjo telah memiliki ketiga unsur manajemen

koperasi yaitu rapat anggota, pengurus dan pengawas. Pengurus menunjuk

manajer dan karyawan untuk melakukan kegiatan usahanya sehari-hari.

Kondisi ini menunjukkan KUD di Kabupaten Sukoharjo telah melaksanakan

sistem manajemen seperti perusahaan swasta dan BUMN yang

mengkombinasikan sumber daya manusia, informasi, dan lainnya untuk

mencapai tujuan tertentu. Bedanya adalah pada KUD di Kabupaten Sukoharjo,

anggota merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa KUD dan tujuan yang

harus dicapai yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat.

KUD melakukan berbagai jenis usaha yang diharapkan mampu untuk

mencapai tujuannya. Berdasarkan sumber modal usahanya, jenis usaha

tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu usaha yang merupakan program

pemerintah dan usaha yang modalnya dari KUD sendiri. Jenis usaha KUD

diantara adalah RMU (Rice Mill Unit), unit layanan listrik, unit simpan

pinjam, unit saprodi, unit usaha sapi perah dan lainnya. Sejak tahun 1978,

usaha dan keanggotaan KUD di Kabupaten Sukoharjo berkembang pesat yang

Page 17: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

disebabkan karena adanya program bantuan dari pemerintah. Namun mulai

tahun 2000, perkembangan KUD semakin berkurang karena terjadi

pengunggakan yang cukup besar pada pendapatan KUD dari usaha kredit

terhadap petani dan masyarakat yang merupakan program pemerintah. Hal ini

menyebabkan modal yang dimiliki KUD menurun sedangkan utang karena

program tersebut merupakan tanggungan KUD yang harus segera dibayar.

Perubahan modal yang terjadi pada KUD menyebabkan KUD kekurangan

modal untuk mengembangkan usahanya dan membayar utangnya. Walau

dalam kondisi tersebut, KUD tetap berupaya untuk mempertahankan usaha

yang telah dilakukannya dan hal ini terjadi sampai sekarang. Perlu dilakukan

analisis mengenai kondisi KUD untuk mengetahui perkembangan usaha KUD

dan menentukan kebijakan pengembangannya.

Analisis tersebut dapat dilakukan melalui laporan keuangan KUD karena

laporan keuangan tersebut berisi mengenai modal, utang, serta kekayaan KUD

setiap periode pembukuannya yang pada umumnya adalah 1 tahun. Laporan

keuangan KUD paling tidak terdiri dari neraca dan laporan laba rugi pada

tahun yang bersangkutan serta penjelasan dari laporan tersebut, ini sesuai

dengan UU Nomor 25 Tahun 1992 pasal 35. Laporan keuangan juga

merupakan pertanggungjawaban pengurus terhadap anggota KUD. Pengurus

dapat menggunakan analisis tersebut untuk mengetahui kelebihan dan

kelemahan usahanya serta sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun

rencana kerja tahun berikutnya. Berdasarkan uraian tersebut permasalahan

yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana perkembangan

kinerja keuangan KUD di Kabupaten Sukoharjo ditinjau dari rasio likuiditas,

rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas?

C. Tujuan

Penelitian analisis keuangan yang dilakukan pada KUD di Kabupaten

Sukoharjo mempunyai tujuan untuk mengkaji perkembangan kinerja keuangan

KUD di Kabupaten Sukoharjo ditinjau dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas,

dan rasio rentabilitas.

Page 18: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam hal

pertimbangan pembuatan kebijakan dan pemberian fasilitas yang nantinya

akan berpengaruh dengan kondisi perekonomian khususnya pada

perkembangan KUD di Kabupaten Sukoharjo.

2. Bagi pihak manajemen KUD, penelitian ini diharapkan sebagai sumbang

saran untuk memastikan tingkat keberhasilan usaha dan dasar perencanaan

strategi operasional di tahun yang akan datang.

3. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan terkait

dengan bahan yang dikaji serta merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi dan referensi dalam penelitian

selanjutnya.

Page 19: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai kinerja koperasi telah dilakukan sebelumnya oleh

Sari (2005), dengan judul “Analisis Keuangan KUD Susu di Kabupaten

Boyolali”. Penelitian ini menggunakan analisis rasio yang terdiri dari rasio

likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, rasio aktivitas, analisis trend.

Penelitian ini menunjukkan bahwa KUD Susu di Kabupaten Boyolali

memiliki tingkat likuiditas yang kurang, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata

rasio cepat KUD sebesar 1,352 dan rata-rata rasio lancar sebesar 1,310 dimana

kedua rasio tersebut berada dibawah standar yang digunakan yaitu 1,5. KUD

Susu di Boyolali kurang solvabel dilihat dari tingkat rasio solvabilitas yang

masih dibawah standar. Rentabilitas KUD juga masih kurang ditandai dengan

tingkat ROI dan ROE yang masih dibawah standar, sedangkan dilihat dari

rasio aktivitas KUD Susu di Kabupaten Boyolali masih belum efisien dalam

mengelola sumber daya yang dimiliki ditandai dengan tingkat perputaran

persediaan serta perputaran piutang yang menurun.

Penelitian yang dilakukan Khoirotunnisak (2008) tentang Analisis Kinerja

Keuangan KUD Banyumanik di Kota Semarang, penelitian ini menggunakan

analisis rasio yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio

rentabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan KUD

dilihat dari rasio likuiditasnya yaitu current ratio, quick ratio, dan cash ratio

menunjukkan posisi yang baik karena berada di atas standar yang digunakan,

ini berarti KUD mampu membayar utang lancarnya dengan menggunakan

aktiva lancar yang dimiliki. Dilihat dari rasio solvabilitas yaitu total debt to

equity ratio dan total debt to capital ratio menunjukkan posisi yang buruk

karena KUD tidak mampu membayar utang dengan modal sendiri tetapi

mampu membayar utang dengan total kekayaan yang dimiliki. Kemampuan

koperasi menghasilkan laba dilihat dari ROI dan ROE masih rendah karena

berada dibawah standar.

Page 20: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

B. Tinjauan Pustaka

1. Koperasi

Menurut Moh. Hatta koperasi adalah usaha bersama untuk

memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong.

Semangat tolong-menolong tersebut didorong oleh keinginan memberi

jasa kepada kawan berdasarkan “seseorang buat semua dan semua buat

seorang”. Sedangkan menurut UU no 25 Tahun 1992, koperasi adalah

badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum

koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas

kekeluargaan (Sitio dan Halamoan, 2001: 17-19).

Asas dan sendi dasar koperasi yang mengungkapkan bahwa

koperasi berfungsi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi

kesejahteraan rakyat adalah asas kekeluargaan dan gotong royong. Ini

tidak berarti koperasi meninggalkan sifat dan syarat efisiensi ekonomi.

Setiap anggota koperasi secara sukarela berdasarkan kesadaran dan

keyakinan untuk secara aktif turut dalam koperasi untuk memperbaiki

kehidupannya dan masyarakat sekitarnya. Dalam sendi dasar koperasi

diatur bahwa koperasi bukan hanya perkumpulan modal saja tetapi juga

perkumpulan orang atau badan hukum sehingga watak koperasi bersifat

non kapitalistis. Oleh karena itu, pembagian sisa hasil usaha (SHU) harus

didasarkan atas pertimbangan jasa dan kegiatannya dalam koperasi

(Edilius dan Sudarsono, 1996: 81).

Koperasi memiliki watak sosial. Hal ini berarti dasar koperasi adalah

kerja sama. Di dalam koperasi, anggota perkumpulan bekerja sama

berdasarkan kesukarelaan, persamaan derajat, persamaan hak dan

kewajiban. Sesuai dengan asas demokrasi, berarti koperasi adalah milik

anggota sendiri dengan demikian sebenarnya koperasi diatur, diurus dan

diselenggarakan sesuai dengan keinginan para anggota perkumpulan.

Dengan kata lain, kekuasaan tertinggi dipegang oleh semua anggota yaitu

melalui rapat anggota (Anoraga, 1995: 129).

Page 21: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Banyak kekuatan koperasi diantaranya koperasi merupakan badan

usaha yang memiliki karakter unik. Pada dasarnya potensi kelembagaan

dan gerakan koperasi mampu menyatukan bisnis komunitas ke jaringan

regional sampai nasional. Sebenarnya masih besar harapan ekonomi yang

ditumpukan pada koperasi. Memasuki tahun 2008 jumlah koperasi di

Indonesia adalah 134.963 dengan total anggota 27,3 juta. Adapun aset

yang dimiliki koperasi mencapai Rp 33 trilyun dengan volume usaha

Rp 40,8 trilyun (Sumiyanto, 2008: 19).

Kebijakan pemerintah dalam pengembangan koperasi bila dilihat

nampak kurang mengajak lembaga-lembaga pengembangan swadaya

masyarakat. Padahal mereka ini mempunyai pengalaman dan sumber-

sumber manusiawi yang dapat membantu. Jika tetap mengharapkan

koperasi sebagai kekuatan utama dalam perekonomian Indonesia,

seharusnya kebijakan jangka panjang diarahkan kepada pemantapan

peranan ini, dalam artian penciptaan iklim yang kondusif bagi

pertumbuhan kemandirian (Anoraga dan Ninik, 1998: 136).

2. Manajemen Koperasi

Menurut Soeharsono dalam Anoraga dan Ninik (1995: 115), Sebagai

lembaga ekonomi yang berwatak sosial. Maka jelas bahwa sistem

manajemen di lembaga koperasi harus mengarah pada manajemen

partisipatif yang berarti adanya kebersamaan dan keterbukaan. Sehingga

setiap anggota koperasi memiliki rasa tanggung jawab bersama dalam

organisasi koperasi.

Pola umum manajemen koperasi yang partisipatif tersebut

menggambarkan adanya interaksi antar unsur manajemen koperasi.

Terdapat pembagian tugas pada masing-masing unsur. Demikian pula

setiap unsur manajemen mempunyai lingkup keputusan yang berbeda-beda

walaupun masih berada lingkup keputusan yang dilakukan secara bersama.

Page 22: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Adapun lingkup keputusan masing-masing unsur manajemen koperasi

adalah:

a. Rapat anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi menetapkan

kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha

koperasi. Kebijakan yang bersifat sangat strategis dirumuskan dan

ditetapkan pada rapat anggota. Umumnya rapat anggota koperasi

diselenggarakan sekali setahun (Sitio dan Halamoan, 2001: 40).

b. Pengurus adalah anggota yang dikuasakan oleh anggota untuk

menggunakan kekayaan anggota yang telah dikumpulkan untuk

menjalankan usaha bersama (Anoraga dan Ninik, 1998: 108).

c. Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan kebijakan yang dilakukan pengurus. Pengawas dipilih dan

diberhentikan oleh rapat anggota (Sitio dan Halamoan, 2001: 40).

d. Pengelola adalah tim yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus

untuk melaksanakan teknik operasional di bidang usaha. Hubungan

pengelola usaha dengan pengurus koperasi adalah hubungan kerja atas

dasar perikatan dalam perjanjian (Sitio dan Halamoan, 2001: 40).

Undang-Undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 mengacu pada

persiapan lembaga koperasi untuk menjadi semakin profesional dari segi

pengolahan bisnis dan mandiri di sektor pengorganisasian. Dengan

Undang-Undang ini, pemerintah menginginkan adanya pembaharuan

dengan pengurangan perannya dalam lembaga koperasi sehingga koperasi

akan lebih otonom, independen, mandiri dan profesional sebagai lembaga

usaha. Di satu sisi pemerintah mengarahkan koperasi agar menangani

sektor yang dipercayakan kepadanya. Misalnya KUD yang ditugasi untuk

ikut melaksanakan pemungutan iuran, penyaluran saprodi, pengadaan

pangan dan mata rantai tata niaga cengkeh, jeruk, dan sebagainya.

Koperasi dapat menolak jika dari segi manajerial semua itu tidak

menguntungkan (Anoraga, 1995: 152).

Tingkat profesionalitas manajerial akan meningkat sejalan dengan

ukuran koperasi. Hal ini akan lebih menyulitkan dan membutuhkan

Page 23: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

banyak biaya bagi anggota untuk berpartisipasi, membutuhkan lebih

banyak waktu untuk bisa memperoleh informasi, lebih membutuhkan

tingkat kemampuan yang tinggi. Partisipasi akan berkurang sejalan dengan

meningkatnya ukuran keanggotaan koperasi. Semakin besar koperasi maka

manajer akan semakin berkuasa dan berpengaruh (Ropke, 2000: 53).

3. Koperasi Unit Desa (KUD)

KUD merupakan koperasi serba usaha yang usahanya meliputi

semua bidang kegiatan ekonomi masyarakat desa. Usaha yang dilakukan

KUD meliputi kegiatan di bidang pertanian, perkebunan, peternakan,

perikanan, kerajinan/ industri, kelistrikan di pedesaan, jasa. Selain itu,

KUD juga melaksanakan fungsi-fungsi perkreditan, pengolahan dan

pemasaran produksi lainnya yang dihasilkan industri rumah di pedesaan,

kegiatan perekonomian lainnya seperti perdagangan, angkutan dan lainnya

(Kartasapoetra et al, 1999: 13).

Meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat daerah pedesaan

merupakan tujuan pembentukan Koperasi Unit Desa (KUD) oleh

pemerintah. Anggota KUD adalah orang-orang yang bertempat tinggal

atau menjalankan usahanya di wilayah unit desa yang merupakan daerah

kerja KUD. KUD harus benar-benar mementingkan pemberian pelayanan

kepada anggota dan masyarakat dalam melaksanakan tugasnya. Kemajuan

dan perkembangan KUD sangat dipengaruhi oleh tenaga pimpinan yang

ahli dan mempunyai pengetahuan tentang ilmu ekonomi dan berwatak

terampil (Anoraga dan Ninik, 1998: 26-29).

Koperasi unit desa didahului dengan berdirinya BUUD/KUD yang

mendasarkan pada inpres No. 4 Tahun 1973. Tujuan pembentukan KUD

adalah menjamin terlaksananya produksi program peningkatan produksi

pertanian khususnya produksi pangan secara efektif dan efisien. Serta

memberikan kepastian bagi petani produsen khususnya serta masyarakat

desa pada umumnya bahwa mereka tidak hanya mempunyai tanggung

jawab untuk ikut serta meningkatkan produksi sendiri tetapi juga secara

Page 24: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

nyata dapat memetik dan menikmati hasilnya guna meningkatkan taraf

hidup serta kesejahteraannya (Firdaus dan Agus, 2002: 69)

Pola pembangunan KUD yang bersifat top-down (dari atas)

menyebabkan kurangnya inisiatif dan peran serta dari masyarakat dalam

koperasi. Konsekuensinya, KUD cenderung merupakan lembaga yang

memberikan pelayanan yang tidak mampu mendorong sendiri usaha-

usahanya (self-propelling undertaking) dan kurang inisiatif. Peran serta

dari masyarakat merupakan indikator kuat bahwa evaluasi pembuatan

keputusan pedesaan sangat rendah. Hal ini mengurangi keefektifan

koperasi dalam memperbaiki kesejahteraan penduduk pedesaan

(Anoraga, 1995: 134).

Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan salah satu pilar

perekonomian yang berperan penting dalam pembangunan perekonomian

nasional. Namun, sejak dikeluarkan Inpres No. 18 Tahun 1998, KUD tidak

lagi menjadi koperasi tunggal di tingkat kecamatan. Program-program

pemerintah untuk membangun masyarakat pedesaan, seperti distribusi

pupuk, benih, dan pengadaan gabah, yang awalnya dilakukan melalui

KUD selanjutnya diserahkan pada mekanisme pasar. Hal inilah yang

kemudian mengakibatkan lebih dari 5.400 KUD di Indonesia secara umum

mengalami penurunan kinerja dan tidak sedikit yang hanya tinggal papan

nama. Meskipun demikian, tidak sedikit pula KUD yang bertahan, bahkan

berkembang (Humas UGM, 2010).

Tidak adanya koperasi yang kuat menyebabkan kelembagaan petani

menjadi lemah. Sebenarnya KUD walaupun ada kelemahannya tetapi

mempunyai potensi yang besar. Karena itu mengembangkan kelembagaan

sosial di pedesaan adalah dengan merevitalisasi KUD. Reformasi KUD

dapat dilakukan dengan beberapa core business komoditas tertentu yang

dapat dikelola secara penuh. KUD dapat dimanfaatkan untuk membantu

usaha anggotanya dan membantu melaksanakan pembangunan seperti

pengadaan pangan dan distribusi pupuk bersubsidi atau gabungan diantara

keduanya (Masyhuri, 2010: 119-123).

Page 25: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Langkah-langkah pengembangan KUD diatur sedemikian rupa

sehingga sesuai dengan kebijakan pemerintah. Dalam satu kecamatan

hanya diijinkan ada satu KUD kecuali atas persetujuan lebih lanjut dari

menteri. Sementara mengenai luas dan lingkup usaha ditetapkan oleh

warga setempat. Seperti halnya koperasi yang lain, KUD juga memiliki

organisasi yang jelas. Dalam hal ini terdapat pengurus, badan pemeriksa,

manajer dan karyawan, serta rapat anggota sebagai kekuasaan tertinggi

(Anoraga dan Djoko, 2002: 26).

4. Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari

sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi

dan peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan, dan diringkas

dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang dan kemudian diadakan

penafsiran untuk berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut tidak lain

adalah proses akuntansi yang pada hakikatnya merupakan seni pencatatan,

penggolongan dana peringkasan transaksi dan peristiwa yang setidaknya

sebagian bersifat finansial. Laporan keuangan merupakan hasil tindakan

pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan (Jumingan, 2006: 4).

Laporan keuangan menyediakan alat utama bagi para manajer untuk

mengkomunikasikan kondisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak

luar. Informasi penting disampaikan oleh laporan keuangan mengenai

kekuatan dan kinerja perusahaan. Terdapat beberapa situasi dimana

analisis laporan keuangan akan menjadi alat yang berguna bagi

manajemen puncak. Contoh yang paling jelas ketika manajemen tengah

mempertimbangkan suatu investasi ke dalam atau memberi pinjaman

kepada perusahaan lainnya akan memberikan informasi relevan yang

sangat banyak mengenai kesehatan investasi. Manajemen puncak dapat

menggunakan analisis laporan keuangan pada laporan keuangannya sendiri

untuk melihat bagaimana para pemegang saham dan kreditur akan

mengevaluasi mereka (Simamora, 1999: 349).

Page 26: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem

pelaporan keuangan koperasi juga merupakan bagian dari laporan

pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Pengguna

utama dari laporan keuangan koperasi adalah para anggota koperasi,

pejabat koperasi, calon anggota koperasi, bank, kreditur, dan kantor pajak.

Tujuan dari pemakai terhadap laporan keuangan koperasi adalah menilai

pertanggungjawaban pengurus, menilai prestasi pengurus, menilai manfaat

yang diberikan koperasi terhadap anggotanya, menilai kondisi keuangan

koperasi, sebagai pertimbangan untuk memutuskan jumlah sumber daya

dan jasa yang diberikan pada koperasi (Sitio dan Halamoan, 2001: 107).

Laporan keuangan berisi beberapa hal, neraca merupakan ringkasan

aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada satu titik tertentu, biasanya

akhir tahun atau kuartal tahun. Selanjutnya laporan laba-rugi terdiri dari

penghasilan dan biaya perusahaan pada periode waktu tertentu biasanya

untuk satu tahun atau tiap tiga bulan. Jika neraca menunjukkan posisi

keuangan perusahaan pada satu titik waktu tertentu, laporan laba-rugi

menunjukkan keuntungan perusahaan sepanjang periode waktu tersebut.

Dari kedua laporan keuangan tersebut beberapa laporan turunan dapat

dihasilkan seperti laporan laba ditahan, laporan sumber dan penggunaan

dana (Van Horne dan John, 1997: 128).

a. Neraca

Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada

suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku

ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau

tahun kalender, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet

(Munawir, 1999: 13).

Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian

yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.

1) Aktiva lancar (current asset) adalah uang kas dan aktiva

lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan

Page 27: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi pada periode

berikutnya, yang termasuk kelompok aktiva lancar adalah:

a) Kas, atau uang tunai yang dapat digunakan untuk

membiayai operasi perusahaan. Termasuk dalam

pengertian kas adalah cek yang diterima dari para

langganan dan simpanan perusahaan di Bank dalam

bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank

yang dapat diambil kembali setiap saat diperlukan oleh

perusahaan.

b) Investasi jangka pendek adalah investasi yang sifatnya

sementara (jangka pendek) dengan maksud untuk

memanfaatkan uang kas yang sementara belum

dibutuhkan dalam operasi. Yang termasuk dalam investasi

jangka pendek adalah deposito di bank, surat-surat

berharga yang berwujud saham, obligasi, sertifikat bank,

dan surat hipotek.

c) Piutang wesel atau tagihan perusahaan kepada pihak lain

yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang

diatur dalam undang-undang.

d) Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain sebagai

akibat adanya penjualan dagangan secara kredit.

e) Persediaan adalah semua barang-barang yang sampai

tanggal neraca masih di gudang atau belum laku dijual.

(Munawir, 1999: 14-16)

2) Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang memiliki umur

kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai

umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis

dalam satu kali perputaran operasi perusahaan), yang termasuk

aktiva tidak lancar adalah investasi jangka panjang, aktiva

tetap, aktiva tetap tidak berwujud, beban yang ditangguhkan

dan aktiva lain-lainnya.

Page 28: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

a) Investasi jangka panjang bertujuan untuk mengadakan

pengawasan terhadap kebijaksanaan atau kegiatan

perusahaan lain, untuk memperoleh pendapatan yang tetap

secara terus menerus, membentuk suatu dana untuk tujuan

tujuan tertentu, dan untuk membina hubungan baik dengan

perusahaan lain.

b) Aktiva tetap berujud merupakan aktiva yang mempunyai

umur ekonomis lama, digunakan dalam kegiatan usaha dan

tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kondisi

normal. Yang termasuk aktiva tetap berujud meliputi tanah,

bangunan, mesin pabrik, kendaraan dan peralatan kantor.

c) Aktiva tak berwujud merupakan aktiva yang secara fisik

tidak mempunyai wujud tetapi mempunyai manfaat

ekonomis bagi pemiliknya di masa yang akan datang,

meliputi patent, hak cipta, merk dagang, goodwill, waralaba

dan lain-lain.

d) Beban yang ditangguhkan menunjukkan adanya

pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka

panjang. Termasuk dalam kelompok ini antara lain biaya

pemasaran, biaya pembukaan perusahaan, biaya penelitian.

e) Aktiva lain-lain merupakan aktiva yang tidak termasuk

kategori aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva

tetap berwujud dan aktiva tak berwujud, meliputi piutang

jangka panjang, gedung dalam penyelesaian

(Munawir, 1999: 16-18).

Kewajiban pada koperasi dapat diklasifikasikan menjadi

kewajiban kepada anggota dan bukan anggota. Kewajiban yang timbul

dari transaksi dengan anggota disajikan terpisah sebagai utang kepada

anggota. Sebaliknya, kewajiban yang timbul dari transaksi dengan

bukan anggota disajikan sesuai dengan ketentuan dalam standar

akuntansi keuangan yang berlaku. Kemudian simpanan suka rela

Page 29: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

disajikan sebagai kewajiban lancar atau jangka panjang sesuai dengan

tanggal jatuh temponya. Kewajiban yang timbul karena pembagian

SHU disajikan sebagai kewajiban lancar kecuali apabila ditetapkan

dalam rapat anggota koperasi tidak dibagi baik untuk anggota

ataupun dana yang lain (Sitio dan Halamoan, 2001: 115).

Utang lancar menurut Munawir (1999: 19) meliputi:

1) Utang dagang, adalah utang yang timbul karena adanya pembelian

barang dagangan secara kredit.

2) Utang wesel, adalah utang yang disertai dengan janji tertulis untuk

melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu di

masa yang akan datang.

3) Utang pajak, baik pajak untuk perusahaan maupun pajak

pendapatan karyawan yang belum disetorkan ke kas negara.

4) Biaya yang masih harus dibayar, adalah biaya-biaya yang sudah

terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.

5) Utang jangka panjang yang segera jatuh tempo adalah sebagian

(seluruh) utang jangka panjang yang sudah menjadi utang jangka

pendek karena harus segera dilakukan pembayarannya.

6) Penghasilan yang diterima dimuka adalah penerimaan uang untuk

penjualan barang/jasa yang belum direalisir.

Kewajiban dengan jatuh tempo melebihi satu tahun ditunjukkan

pada neraca sebagai kewajiban jangka panjang atau utang tidak lancar.

Kategori ini meliputi utang obligasi, wesel bayar jangka panjang,

hipotik, kewajiban atas sewa guna usaha, dan garansi jangka panjang

(Fraser dan Aileen, 2004: 93).

Modal koperasi terutama berasal dari anggota dan dapat

berbentuk simpanan pokok dan simpanan wajib. Simpanan pokok

adalah jumlah nilai tertentu yang sama jumlahnya yang harus

disetorkan pada waktu masuk menjadi anggota. Simpanan wajib

adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota

dalam waktu tertentu, misalnya tiap bulan (Soemarso, 1999: 245).

Page 30: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Laporan Rugi-Laba

Laporan rugi laba merupakan ikhtisar dari pendapatan (revenue)

dan beban-beban (expenses) untuk suatu periode waktu atau masa

tertentu. Dengan kata lain, laporan ini menunjukkan hasil usaha atau

kinerja perusahaan pada kurun waktu tertentu (Dunia, 2008: 14).

Bentuk laporan rugi laba yang biasa digunakan adalah sebagai

berikut:

1) Bentuk Single Step, yaitu dengan menggabungkan semua

penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu

kelompok, sehingga untuk menghitung rugi atau laba bersih hanya

memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap

total penghasilan.

2) Bentuk Multiple Step, dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan

yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara

umum.

(Munawir, 1999: 26).

5. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan

dan kecenderungan atau tren untuk mengetahui apakah keadaan keuangan,

hasil usaha, dan kemajuan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan.

Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur

laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke

tahun untuk mengetahui arah perkembangannya. Rasio dalam analisis

laporan keuangan adalah angka yang menunjukkan hubungan antara suatu

unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara

unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk

matematis yang sederhana. Secara individual analisis rasio itu kecil

artinya, kecuali jika dibandingkan dengan suatu rasio standar yang layak

dijadikan dasar pembanding. Apabila tidak ada standar yang dipakai

sebagai dasar pembanding dari penafsiran rasio perusahaan, penganalisis

Page 31: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

tidak dapat menyimpulkan apakah rasio itu menunjukkan kondisi

menguntungkan dan tidak menguntungkan (Jumingan, 2006: 118).

Analisis keuangan harus melakukan pemeriksaan terhadap kesehatan

keuangan perusahaan. Alat yang biasa digunakan dalam pemeriksaan ini

adalah rasio keuangan atau indeks yang menghubungkan dua data

keuangan dengan jalan membagi satu data dengan data yang lain. Analisis

rasio keuangan dapat membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu

dan akan datang dalam perusahaan yang sama. Metode perbandingan yang

kedua melibatkan perbandingan rasio satu perusahaan dengan perusahaan-

perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri pada titik yang sama.

Perbandingan ini memberikan pandangan tentang kondisi keuangan dan

kinerja relatif perusahaan (Van Horne dan John, 1997: 133-134).

Beberapa rasio keuangan yang sering digunakan adalah:

a. Rasio Likuiditas

Menurut Van Horne dan John (1997: 135) Rasio likuiditas

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendek. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka

pendek dengan sumber jangka pendek untuk memenuhi kewajiban

tersebut. Menurut Soemarso (1999: 82), kewajiban jangka pendek

adalah kewajiban yang penyelesaiannya harus dilakukan dengan

menggunakan aktiva lancar atau pembentukan kewajiban lancar lainnya

atau kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun

mendatang. Kewajiban ini biasanya adalah wesel bayar, utang bank,

utang biaya, utang obligasi.

Menurut Riyanto (2001: 25), likuiditas adalah berhubungan

dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat

pembayaran yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat

tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang

bersangkutan. Menurut Tjiptoadinugroho (1946: 55), kewajiban

finansial tersebut terdiri dari kewajiban ke dalam yaitu

Page 32: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

pertanggungjawaban terhadap pemilik perusahaan, dan kewajiban

keluar yaitu pertanggungjawaban terhadap utang perusahaan

Likuiditas dihitung dengan rumus :

Rasio Lancar (Current Ratio) = Lancar UtangLancar Aktiva

(Riyanto, 2001 : 25 -28).

Rasio likuiditas terdiri dari rasio lancar dan rasio cepat. Menurut

Fraser dan Aileen (2004: 233) Rasio lancar adalah ukuran yang umum

digunakan atas kemampuan jangka pendek yaitu kemampuan suatu

perusahaan memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempo. Kewajiban

lancar digunakan sebagai penyebut rasio karena dianggap

menggambarkan utang yang paling mendesak, harus dilunasi dalam

satu tahun. Sedangkan menurut Riyanto (2001: 333), rasio cepat

menunjukkan kemampuan untuk membayar utang yang segera harus

dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets). Van

Horne dan John (1997: 136) menjelaskan bahwa rasio cepat sama

dengan rasio lancar kecuali tidak dimasukkannya persediaan karena

persediaan merupakan aktiva lancar yang kurang likuid.

Rasio cepat dapat dihitung dengan rumus:

Rasio cepat = Lancar Utang

Persediaan-Lancar Aktiva

(Fraser dan Aileen, 2004: 225).

Kriteria tingkat likuiditas koperasi menurut Peraturan Menteri

Negara Koperasi dan UKM No. 22/Per/M.KUKM/IV/2007 adalah:

175%-200%

150%-175%

125%-150%

100%-125%

<100% dan >200%

=

=

=

=

=

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Tidak Baik

Jelek

(Dinas Koperasi dan UMKM, 2009: 74).

Page 33: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

b. Rasio Solvabilitas

Solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi

segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut

pada saat itu dilikuiditas. Suatu perusahaan yang sovabel berarti bahwa

perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau keyakinan yang cukup

untuk membayar semua utang-utangnya, tetapi tidak dengan sendirinya

menunjukkan perusahaan likuid. Rasio total utang dengan total aktiva

menunjukkan sejauh mana nilai dari total aktiva yang dimiliki dibiayai

oleh utang. Rasio ini merupakan perbandingan total utang terhadap total

aktiva. Perhitungan rasio menggunakan rumus dibawah ini:

Rasio Total Utang dengan Total Aktiva = Aktiva Total UtangTotal

Sedangkan rasio total utang dengan modal sendiri menunjukkan

perbandingan antara total utang terhadap modal sendiri. Perhitungan

rasio menggunakan rumus dibawah ini :

Rasio Total Utang dengan Modal Sendiri = Sendiri Modal

UtangTotal

(Riyanto, 2001: 333).

Kondisi keuangan yang menguntungkan dalam jangka pendek

belum tentu diikuti kondisi keuangan yang menguntungkan pula dalam

jangka panjang. Dapat pula terjadi keadaan yang sebaliknya. Rasio

modal sendiri dengan total aktiva menunjukkan persentase investasi

dalam total aktiva yang telah dibelanjakan dengan dana yang berasal

dari modal sendiri.

Rasio modal sendiri dengan total aktiva = aktiva Totalsendiri Modal

Rasio solvabilitas pada dasarnya bertujuan mengukur tingkat keamanan

bagi kreditur jangka panjang dalam hal bila utang jangka panjang

seperti utang hipotik atau utang obligasi dapat dijamin dengan aktiva

tetap (Jumingan, 2006: 135-140).

Page 34: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Rasio modal sendiri dengan aktiva tetap menunjukkan sejauh

mana modal sendiri membiayai aktiva tetapnya, dinyatakan sebagai

perbandingan antara modal sendiri dengan aktiva tetap. Perhitungan

rasio menggunakan rumus dibawah ini:

Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap = Tetap Aktiva

Sendiri Modal

(Riyanto dan Munawir, 1976: 82-85).

Kriteria tingkat solvabilitas koperasi menurut Peraturan Menteri

Negara Koperasi dan UKM No. 22/Per/M.KUKM/IV/2007 adalah:

135%-150%

120%-134%

105%-119%

90%-104%

<90% dan >150%

=

=

=

=

=

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Tidak Baik

Jelek

(Dinas Koperasi dan UMKM, 2009: 75).

c. Rasio Rentabilitas

Rentabilitas yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu, dinyatakan dalam satuan

persen (%). Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba

usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk

menghasilkan laba tersebut. Sedangkan rentabilitas modal sendiri

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik

modal sendiri di satu pihak dengan modal sendiri yang menghasilkan

laba tersebut di lain pihak. Rentabilitas dapat dihitung dengan rumus:

RE = ML

x 100 %

Keterangan :

RE : Rentabilitas

L : Jumlah laba usaha yang diperoleh selama periode tertentu

M : Modal / aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba

Page 35: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Jika rentabilitas positif (menghasilkan laba) maka kinerja efisien

(Riyanto, 2001: 35).

1) Return on Invesment (ROI)

Return on Investment (ROI) dalam analisis keuangan

mempunyai arti sangat penting sebagai salah satu teknik analisis

keuangan yang bersifat menyeluruh. ROI adalah salah satu bentuk

dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur

kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan

dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan. Perhitungan ROI menggunakan rumus

dibawah ini :

ROI = x100%AktivaJumlah

Pajak SebelumBersih Laba

(Munawir, 1999: 89).

2) Return on Equity (ROE)

Rentabilitas modal sendiri merupakan kemampuan

menghasilkan laba dari sejumlah modal sendiri yang digunakan

untuk menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas modal sendiri disebut

juga sebagai Return on Equity (ROE).

Rentabilitas Modal Sendiri = % 100 x sendiri Modal

pajaksesudah bersih Laba

(Munawir, 1999: 105)

Kriteria tingkat rentabilitas koperasi menurut Peraturan Menteri

Negara Koperasi dan UKM No. 22/Per/M.KUKM/IV/2007 adalah:

>15%

12%-15%

8%-11%

4%-7%

<4%

=

=

=

=

=

Sangat baik

Baik

Cukup Baik

Tidak Baik

Jelek

(Dinas Koperasi dan UMKM, 2009: 75).

Page 36: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

6. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan gambaran kondisi keuangan pada

suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana

maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan kecukupan modal,

likuiditas, dan profitabilitas. Penilaian aspek profitabilitas guna

mengetahui kemampuan menciptakan profit yang sudah barang tentu

penting bagi pemilik. Dengan kinerja yang baik pada akhirnya akan

berdampak baik bagi intern maupun pihak ekstern (Jumingan, 2006: 239).

Kinerja masa lalu merupakan indikator bagus mengenai kinerja masa

yang akan datang. Oleh karena itu, seorang pemodal ataupun kreditur akan

melihat trend penjualan, biaya, laba bersih, arus kas, dan imbalan atas

investasi masa lalu tidak hanya sebagai alat untuk menilai kinerja masa

lalu manajemen namun juga sebagai suatu indikator kinerja masa yang

akan datang. Selain itu, analisis posisi sekarang akan mengungkapkan

sebagai contoh aset-aset apa saja yang dimiliki oleh perusahaan dan

kewajiban apa yang mesti dibayar. Analisis posisi sekarang juga

mengungkapkan posisi kas, seberapa besar utang perusahaan dibandingkan

dengan modalnya, dan tingkat-tingkat persediaan dan piutang dagang

(Simamora, 1999: 351).

Kelancaran aliran kas atau dana yang masuk dari luar ke dalam

perusahaan untuk membiayai investasi dan operasi perusahaan sangat

tergantung kepada kemampuan manajer keuangan dalam menjalankan

fungsi pendanaannya. Setelah dana diinvestasikan untuk membiayai

operasi perusahaan dan mampu menghasilkan keuntungan, maka

selanjutnya manajer keuangan juga akan terlibat dalam pengambilan

keputusan mengenai beberapa bagian dari keuntungan yang akan

dibayarkan kepada pemilik perusahaan (Riyanto, 2001: 11).

Perusahaan kemungkinan menggunakan informasi akuntansi saja

untuk menilai kinerja para manajernya. Kemungkinan yang lain adalah

informasi akuntansi digunakan bersama dengan informasi non akuntansi

untuk menilai kinerja para manajernya. Informasi akuntansi digunakan

Page 37: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

sebagai dasar penilaian kinerja karena informasi akuntansi mencerminkan

nilai sumber daya yang diperoleh perusahaan dari bisnisnya dan yang

dikorbankan oleh para manajer untuk menjalankan aktivitas bisnis

perusahaan (Mulyadi, 2001: 475).

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

KUD di Kabupaten Sukoharjo bertujuan meningkatkan kesejahteraan

anggota khususnya dan masyarakat di lingkup wilayah kerjanya. Karena KUD

juga merupakan badan usaha yang harus tetap menjaga kesinambungan

kegiatannya, maka KUD juga diharapkan dapat meningkatkan hasil usaha

yang diperoleh. Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut

baik dengan modal sendiri maupun dengan modal asing. KUD juga digunakan

oleh pemerintah untuk menjembatani upaya peningkatan kehidupan ekonomi

masyarakat. Oleh karena itu, KUD membuka berbagai usaha yang terkait

dengan kebutuhan masyarakat. Namun, usaha yang dilakukan KUD kurang

mendapat respon positif dari anggota dan masyarakat karena KUD dianggap

kurang profesional dalam melaksanakan usahanya serta kurangnya tingkat

kesadaran anggota dan masyarakat akan peran KUD. Akibatnya KUD sulit

untuk berkembang. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah

yang terkadang kurang mendukung pertumbuhan KUD.

Akhir-akhir ini pemerintah lebih mengembangkan berbagai program

yang tidak lagi menggunakan KUD tetapi membentuk kelompok-kelompok

masyarakat penerima bantuan/ program seperti kelompok tani, gapoktan,

LKMA (Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis), dan lainnya. Harapannya

dengan poktan dan gapoktan itu menjadi koperasi pertanian yang berdasarkan

bottom-up dan dekat dengan anggotanya. Namun koperasi yang diharapkan

tidak dapat berhasil. Tanpa terbentuknya koperasi, poktan dan gapoktan tidak

dapat memiliki aset tetap sehingga tidak dapat bersaing dengan perusahaan

lain. Oleh karena itu, perlu adanya penguatan lembaga di pedesaan agar

pembangunan pertanian dan pedesaan berjalan lancar. Penguatan lembaga

pedesaan dapat dilakukan dengan merevitalisasi KUD dan sekaligus

meningkatkan kinerja keuangan KUD (Masyuri, 2010: 121-122).

Page 38: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Kinerja keuangan KUD dapat ditingkatkan dengan mempertimbangkan

kemampuan masing-masing KUD. Sebagaimana disajikan pada gambar 1 dan

diuraikan berdasarkan permasalahan penelitian, yaitu kinerja keuangan.

Analisis keuangan perlu dilakukan untuk mengetahui secara pasti mengenai

kondisi keuangan tersebut. Analisis keuangan koperasi dapat diketahui

berdasarkan keadaan laporan keuangannya yang terdiri dari neraca dan

laporan laba-rugi. Kedua laporan ini kemudian dianalisis menggunakan

analisis rasio yaitu rasio likuiditas (rasio lancar dan rasio cepat), rasio

solvabilitas (rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio modal sendiri

dengan aktiva tetap, rasio total hutang dengan total aktiva, rasio total hutang

dengan modal sendiri) dan rasio rentabilitas (Return On Investment (ROI) dan

Return On Equity (ROE)) untuk mengetahui kemampuan KUD dalam

memenuhi kewajibannya baik jangka panjang dan jangka pendek serta

memperoleh sisa hasil usaha (SHU).

Nilai rasio tersebut kemudian dibandingkan dengan rasio standar yang

digunakan dalam penelitian yaitu peraturan menteri negara koperasi dan UKM

No. 22/Per/M.KUKM/IV/2007. Rasio standar tersebut diambil dengan

pertimbangan bahwa standar yang digunakan adalah standar yang paling

sesuai dengan kondisi koperasi khususnya KUD dan merupakan standar baku

untuk sistem pemeringkatan koperasi di Indonesia, sedangkan KUD adalah

salah satu jenis koperasi tersebut. Berdasarkan analisis-analisis tersebut akan

dapat diketahui kondisi keuangan pada periode yang dianalisis dan

perkembangan keuangannya. Serta diharapkan dapat membantu pihak-pihak

yang bersangkutan dalam mengambil keputusan finansial pada tahun yang

akan datang.

Page 39: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Gambar 1. Bagan Kerangka Teori Pendekatan Masalah

D. Hipotesis

Diduga KUD di Kabupaten Sukoharjo belum mampu melunasi

kewajiban jangka pendek (jelek) dan kewajiban jangka panjang (jelek), serta

belum mampu menghasilkan keuntungan (jelek).

E. Pembatasan Masalah

1. Kinerja keuangan KUD di Kabupaten Sukoharjo di pandang dari segi

analisis rasio keuangan.

2. Penelitian berdasarkan Laporan Rapat Anggota Tahunan KUD di

Kabupaten Sukoharjo.

a. Rasio Likuiditas 1. Rasio Lancar = Aktiva Lancar/Utang

Lancar 2. Rasio Cepat = (Aktiva Lancar –

Persediaan)/ Utang Lancar

Laporan Keuangan: 1. Neraca 2. Laporan Laba-Rugi

Analisa Rasio

b. Rasio Solvabilitas 1. Rasio Modal Sendiri Dengan

Total Aktiva = Modal Sendiri/ Total Aktiva 2. Rasio Modal Sendiri Dengan

Aktiva Tetap = Modal Sendiri/Aktiva Tetap 3. Rasio Total Utang Dengan Total

Aktiva = Total Utang/ Total Aktiva 4. Rasio Total Utang dengan

Modal Sendiri = Total Utang/ Modal Sendiri

Analisis Keuangan KUD

Kinerja Keuangan KUD di Kabupaten Sukoharjo Baik/Jelek

KUD di Kabupaten Sukoharjo

c. Rasio Rentabilitas 1. Return on Investment

= (Sisa Hasil Usaha/Total Aktiva) x 100%

2. Return on Equity = (Sisa Hasil

Usaha/Modal Sendiri) x 100%

Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 22/Per/M.KUKM/IV/2007

Page 40: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

3. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari

neraca dan laporan laba-rugi KUD tahun 2005-2009.

F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Keuangan koperasi unit desa adalah pengukuran prestasi dilihat dari sisi

keuangan atau finansial KUD dalam suatu periode tertentu yang diukur

dengan analisa rasio yang terdiri dari rasio rentabilitas, solvabilitas dan

likuiditas.

2. Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data

keuangan KUD untuk kepentingan manajemen dan pihak lain. Laporan

keuangan ini terdiri dari neraca dan laporan laba-rugi.

3. Neraca menggambarkan kondisi keuangan KUD pada tanggal tertentu,

umumnya pada akhir tahun saat penutupan buku, neraca memuat aktiva,

utang, dan modal sendiri.

4. Laporan laba-rugi memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan

barang dan jasa dan ongkos-ongkos yang timbul dari proses pencapaian

hasil tersebut.

5. Likuiditas adalah kemampuan KUD untuk melunasi kewajiban finansial

jangka pendek, dinyatakan dalam persen (%), terdiri dari rasio lancar dan

rasio cepat.

6. Solvabilitas adalah kemampuan KUD membayar segala kewajiban

finansialnya baik yang jangka pendek maupun jangka panjang, dinyatakan

dalam persen (%). Terdiri dari rasio modal sendiri dengan total aktiva, rasio

modal sendiri dengan aktiva tetap, rasio total utang dengan total aktiva, dan

rasio total utang dengan modal sendiri.

7. Rentabilitas adalah kemampuan KUD dengan sebuah modal yang bekerja

didalamnya untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, dinyatakan

dalam persen (%). Terdiri dari Return on Invesment (ROI) dan Return on

Equity (ROE).

8. Laba usaha dalam hal ini Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah keuntungan bersih

yang diperoleh dari hasil operasi KUD selama periode waktu tertentu dan

dinyatakan dalam rupiah (Rp).

Page 41: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

9. Aktiva lancar adalah sejumlah uang tunai, wesel, dan piutang dagang,

persediaan, dan lain-lain yang dapat dicairkan menjadi uang tunai biasanya

dalam waktu kurang dari setahun, dan dinyatakan dalam rupiah (Rp).

10. Aktiva tetap adalah aktiva yang bersifat permanen, seperti : tanah, gedung,

bangunan, kendaraan, mesin, dan dinyatakan dalam rupiah (Rp).

11. Jumlah aktiva total (total asset) adalah semua aktiva atau kekayaan yang

dimiliki KUD baik aktiva lancar, tetap, tak berwujud dan aktiva lainnya

yang dapat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar yang dinyatakan dalam

rupiah (Rp).

12. Utang jangka pendek (kewajiban lancar) adalah pos-pos yang diharapkan

dibayarkan secara tunai dalam satu tahun atau satu siklus operasi

dinyatakan dalam rupiah (Rp). Utang lancar dapat berupa utang dagang,

wesel, dan utang lainnya.

13. Utang (kewajiban) jangka panjang adalah kewajiban yang pelunasannya

akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu siklus normal operasi KUD atau

lebih dari satu tahun yang akan datang dinyatakan dalam rupiah (Rp). Utang

jangka panjang terdiri dari pinjaman bank, kredit investasi, dan sebagainya

14. Jumlah utang adalah total utang KUD baik yang jangka pendek dimana

diharapkan lunas dalam jangka satu tahun maupun jangka panjang dimana

pelunasannya lebih dari satu tahun dan dinyatakan dalam rupiah (Rp).

15. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari KUD sendiri, atau berasal

dari pengambilan bagian, peserta atau pemilik (modal saham, modal peserta

dan lain-lain), dinyatakan dalam rupiah (Rp).

16. Simpanan pokok adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya

dan harus disetorkan pada waktu masuk menjadi anggota dan biasanya

dinyatakan dalam rupiah (Rp).

17. Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan

oleh anggota dalam waktu tertentu, misalnya tiap bulan dan biasanya

dinyatakan dalam rupiah (Rp).

Page 42: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

18. Simpanan suka rela adalah suatu jumlah tertentu yang diserahkan oleh

anggota atau bukan anggota terhadap KUD atas kemauan sendiri sebagai

simpanan, dan biasanya dinyatakan dalam rupiah (Rp).

19. Cadangan KUD adalah akumulasi bagian sisa hasil usaha yang telah

dibagikan untuk mengumpulkan modal dan menutupi kerugian, dan

biasanya dinyatakan dalam rupiah (Rp).

20. Investasi jangka panjang adalah investasi yang dilakukan dalam jangka

waktu beberapa tahun dan tidak dimasukkan untuk memutarkan kelebihan

uang kas. Investasi ini sering disebut juga dengan penyertaan. Investasi ini

dapat berupa saham, obligasi, penyisihan dana untuk tujuan jangka panjang,

dan investasi lainnya, dinyatakan dalam rupiah (Rp).

21. Persediaan adalah persediaan bahan baku, barang jadi, atau barang dalam

proses yang dimiliki KUD. Kadang persediaan juga masuk dalam suku

cadang mesin dan peralatan.

22. Piutang adalah uang yang dipinjamkan oleh KUD kepada pelanggannya

atau anggotanya karena pembelian barang dan jasa secara kredit, dan

biasanya dinyatakan dalam rupiah (Rp).

23. Pendapatan adalah penerimaan yang diperoleh dengan penjualan barang dan

jasa, dan biasanya dinyatakan dalam rupiah (Rp).

Page 43: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode

deskriptif. Metode deskriptif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada

masa sekarang, pada masalah-masalah aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian

dianalisis.

Pelaksanaan metode deskriptif tidak hanya terbatas sampai pengumpulan dan

penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu

(Surakhmad, 1994: 13).

B. Metode Pengambilan Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini ditentukan secara sengaja atau purposive

yaitu cara pengambilan daerah lokasi dengan pertimbangan tertentu.

Sedangkan pertimbangan yang diambil itu berdasarkan tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini daerah yang dipilih adalah Kabupaten Sukoharjo dengan

pertimbangan di Kabupaten Sukoharjo terdapat banyak koperasi yang tidak

aktif. Ketidakaktifan koperasi di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat dari tidak

dilaksanakannya rapat koperasi secara rutin, tidak berjalannya usaha koperasi,

serta kelembagaan yang kurang sehat. Kelembagaan tersebut dapat dilihat dari

budaya kerja yang dikembangkan koperasi yang kurang perencanaan,

pengelola yang kurang berpengalaman dan administrasi yang kurang tertib.

Sedangkan kelembagaan koperasi yang berkualitas menurut Peraturan Menteri

Negara Koperasi dan UKM tahun 2007 digambarkan dengan 7’s Mc Kinsey

yang terdiri dari structure, system, strategy, style, skill, staff, dan shared value.

Berdasarkan peraturan tersebut, maka koperasi harus dapat

melaksanakan fungsi kelembagaan secara tepat yang meliputi struktur dan

pembagian peran dalam kepengurusan KUD yang sesuai dengan keahliannya

(structure), cara pengambilan keputusan dalam kegiatan sehari-hari (system),

kesesuaian strategi yang digunakan dalam mengelola organisasi dengan

Page 44: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

kemampuan dan kekurangan KUD (strategy), gaya kepemimpinan pengurus

dalam melakukan kegiatan KUD (style), kompetensi yang dimiliki pengurus

dan pengelola (skill) yang akan berpengaruh pada kemampuan dalam

organisasi, loyalitas dan dedikasi pengurus terhadap tugas yang diberikan

ataupun pelayanannya terhadap anggota dan masyarakat (staff), dan budaya

kerja yang ditanamkan dalam KUD (shared value). Penilaian mengenai

kualitas kelembagaan dilakukan melalui pengisian kuisioner oleh sepuluh

anggota dengan skor penilaian dari satu sampai lima yang kemudian

diklasifikasikan menjadi kinerja yang buruk sampai sangat baik.

KUD merupakan koperasi dengan jumlah anggota terbesar di Kabupaten

Sukoharjo. Di Kabupaten Sukoharjo terdapat 13 KUD di 12 kecamatan, nama

KUD dapat dilihat pada Tabel 2. Terdapat beberapa KUD yang tidak aktif

dalam beberapa tahun ini, umumnya KUD tersebut tidak dapat melaksanakan

RAT karena kekurangan modal.

Tabel 2. Nama KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010

No Nama KUD Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

KUD Bakti Mulyo KUD Bhakti KUD Giri Mulyo KUD Dhewi Sri KUD Mempan KUD Bhineka Karya KUD Sapta Usaha Mulya KUD Hasta Manunggal KUD Sari Tani KUD Sukodono KUD Karya Bhakti KUD Marsudi Tani KUD Subur Makmur

Baki Bendosari Bulu Gatak Grogol Kartasura Mojolaban Mojolaban Nguter Polokarto Sukoharjo Tawangsari Weru

Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010.

Semua KUD awalnya berusaha di bidang pertanian seperti pengadaan

Saprodi, RMU, dan KUT. Namun, dalam perkembangannya hanya terdapat

beberapa KUD yang masih berusaha di sektor pertanian sedangkan KUD yang

lain umumnya berusaha di bidang non pertanian seperti pembayaran rekening

listrik, waserda, dan simpan pinjam untuk tetap menjaga kelangsungan usaha

Page 45: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

KUD. Perubahan usaha terjadi salah satunya karena perkembangan teknologi

di sektor pertanian yang mendorong pengurangan tenaga di sektor pertanian

sehingga buruh tani mencari pekerjaan di sektor lain seperti perdagangan dan

industri. Hal ini menyebabkan perkembangan kebutuhan masyarakat yang

berbeda. Selain itu, perubahan juga disebabkan karena adanya penghapusan

subsidi pupuk oleh pemerintah dan kerusakan fasilitas pertanian yang dimiliki

KUD yaitu mesin pengiling padi. Sehingga KUD membuka usaha lain untuk

tetap dapat meneruskan badan usahanya.

KUD dalam penelitian diambil secara sengaja (purposive) yang

didasarkan pada kriteria bahwa KUD tersebut masih menjalankan usahanya

secara aktif dan memiliki usaha di sektor pertanian. Terdapat tujuh KUD yang

digunakan sebagai lokasi penelitian. KUD yang diambil sebagai lokasi

penelitian tersebut terdiri dari KUD Bhakti, KUD Dhewi Sri, KUD Bhineka

Karya, KUD Sapta Usaha Mulya, KUD Sari Tani, KUD Sukodono, dan KUD

Karya Bhakti.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yaitu data yang telah dikumpulkan dan dilaporkan terlebih dahulu oleh orang

diluar penyidik sendiri (Surakhmad, 1994: 163). Data tersebut diperoleh dari

laporan keuangan KUD yang terdiri dari neraca tahun 2005-2009 dan laporan

laba-rugi atau laporan perhitungan hasil usaha tahun 2005-2009, serta data lain

yang relevan dengan tujuan penelitian. Data tersebut diperoleh dari KUD di

Kabupaten Sukoharjo, Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo,

Bappeda Kabupaten Sukoharjo, BPS Kabupaten Sukoharjo serta sumber-

sumber lain yang menunjang penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung

terhadap objek yang akan diteliti sehingga didapatkan gambaran yang jelas

mengenai objek yang akan diteliti.

Page 46: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mengetahui data-data penunjang yang

tidak terdapat dalam data sekunder seperti perkembangan umum KUD di

Kabupaten Sukoharjo dan kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi

perubahan dalam data sekunder.

3. Pencatatan

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder yaitu

dengan mencatat data yang ada pada instansi pemerintah atau lembaga

yang terkait dengan penelitian ini.

E. Metode Analisis Data

Analisis rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu pos

keuangan dengan pos keuangan lainnya yang menghasilkan suatu angka rasio

yang kemudian dibandingkan dengan angka standar rasio. Tujuan analisis

rasio adalah memberikan gambaran mengenai baik buruknya keadaan

keuangan organisasi, secara garis besar analisis rasio digolongkan menjadi:

1. Rasio Likuiditas

Likuiditas menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi

kewajiban keuangan jangka pendek yang harus segera dipenuhi dengan

sejumlah aktiva yang dimiliki, terdiri dari:

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar yaitu rasio yang menunjukkan tingkat keamanan

kewajiban keuangan jangka pendek dan kemampuan koperasi untuk

membayar utang-utang tersebut.

Perhitungan rasio menggunakan rumus dibawah ini:

Rasio Lancar (Current Ratio) = Lancar UtangLancar Aktiva

X 100%

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat yaitu kemampuan KUD dalam memenuhi kewajiban

jangka pendek tanpa memperhatikan persediaan, karena persediaan

Page 47: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

memerlukan waktu yang lebih lama untuk dicairkan menjadi uang

dibandingkan kas dan piutang. Perhitungan rasio menggunakan rumus

dibawah ini:

Rasio cepat (Quick Ratio) = Lancar Utang

Persediaan -Lancar Aktiva X 100%

Kriteria tingkat likuiditas koperasi menurut Peraturan Menteri

Negara Koperasi dan UKM No. 22/Per/M.KUKM/IV/2007 adalah:

175%-200%

150%-175%

125%-150%

100%-125%

<100% dan >200%

=

=

=

=

=

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Tidak Baik

Jelek

2. Rasio Solvabilitas

Indikator ini menunjukkan kemampuan koperasi memenuhi

seluruh kewajiban keuangannya, baik jangka panjang maupun jangka

pendek dengan seluruh aktiva yang dimiliki jika koperasi dibubarkan,

terdiri dari :

a. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva (Ratio of Owners Equity to

Total Assets)

Rasio ini menunjukkan seberapa besar aktiva KUD yang

dibiayai modal sendiri. Semakin tinggi rasio berarti semakin kecil

jumlah modal pinjaman yang dipakai untuk membiayai aktiva KUD.

Perhitungan rasio menggunakan rumus dibawah ini:

Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva = Aktiva TotalSendiri Modal

X 100%

b. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Ratio of Owners Equity to

Fixed Assets)

Rasio ini menunjukkan sejauh mana modal sendiri KUD

membiayai aktiva tetapnya, dinyatakan sebagai perbandingan antara

modal sendiri dengan aktiva tetap.

Page 48: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Perhitungan rasio modal sendiri dengan aktiva tetap

menggunakan rumus dibawah ini:

Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap = Tetap Aktiva

Sendiri Modal X 100%

c. Rasio Total Utang dengan Total Aktiva (Ratio of Total Dept to Total

Capital Assets)

Rasio ini menunjukkan sejauh mana nilai dari total aktiva yang

dimiliki dibiayai oleh utang. Rasio ini merupakan perbandingan total

utang terhadap total aktiva. Perhitungan rasio menggunakan rumus

dibawah ini:

Rasio Total Utang dengan Total Aktiva = Aktiva Total UtangTotal

X 100%

d. Rasio Total Utang dengan Modal Sendiri (Total Dept to Owners

Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara total utang terhadap

modal sendiri. Perhitungan rasio menggunakan rumus dibawah ini :

Rasio Total Utang dengan Modal Sendiri = Sendiri Modal

UtangTotal X 100%

Kriteria tingkat solvabilitas koperasi menurut Peraturan Menteri

Negara Koperasi dan UKM No. 22/Per/M.KUKM/IV/2007 adalah:

135%-150% = Sangat Baik

120%-134% = Baik

105%-119% = Cukup Baik

90%-104% = Tidak Baik

<90% dan >150% = Jelek

3. Rasio Rentabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan KUD untuk memperoleh

keuntungan dari pengelolaan kegiatan usahanya. Indikasi kemampuan

berkembang KUD tercermin dari keuntungan atau Sisa Hasil Usaha

(SHU). Oleh karena itu pengukuran rentabilitas berguna sebagai bahan

Page 49: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

evaluasi dan tolak ukur apakah keuntungan yang diperoleh KUD telah

sesuai dengan harta dan modal yang tersedia, rasio ini terdiri dari:

a. Return on Invesment (ROI)

Return on Investment (ROI) yaitu mengukur kemampuan KUD

dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang

digunakan untuk operasi KUD dalam menghasilkan keuntungan.

Perhitungan ROI menggunakan rumus dibawah ini :

ROI = %100 x Aktiva Total

UsahaHasil Sisa

b. Return on Equity (ROE)

Rasio ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh

KUD dari penggunaan modal sendiri. Semakin besar nilai rentabilitas

modal sendiri menunjukkan penggunaan atas modal sendiri semakin

baik.

Perhitungan ROE menggunakan rumus dibawah ini:

ROE = %100 x Sendiri Modal

UsahaHasil Sisa

Kriteria tingkat rentabilitas koperasi menurut Peraturan Menteri

Negara Koperasi dan UKM No. 22/Per/M.KUKM/IV/2007 adalah:

>15%

12%-15%

8%-11%

4%-7%

<4%

=

=

=

=

=

Sangat baik

Baik

Cukup Baik

Tidak Baik

Jelek

Page 50: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

1. Lokasi Daerah Penelitian

Kabupaten Sukoharjo adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah

yang terletak di bagian tenggara Propinsi Jawa Tengah. Letak Kabupaten

Sukoharjo secara astronomis adalah antara 110o 42’6,79” LS sampai 110o

57’33,7” LS dan 7o 32’17” BT sampai 7o 49’32” BT sedangkan batas

wilayahnya adalah :

Sebelah Utara : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar

Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Wonogiri

Sebelah Barat : Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali

Luas wilayah Kabupaten Sukoharjo tercatat 46.666 Ha atau sekitar

1,43% luas wilayah Propinsi Jawa Tengah. Secara administrasi, Kabupaten

Sukoharjo terbagi menjadi 12 kecamatan yang terdiri dari 150 desa dan 17

kelurahan. Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Sukoharjo adalah

Kecamatan Weru, Bulu, Tawangsari, Sukoharjo, Nguter, Bendosari,

Polokarto, Mojolaban, Grogol, Baki, Gatak, dan Kartasura. Kecamatan yang

terluas adalah Kecamatan Polokarto yaitu 6.218 Ha (13%), sedangkan yang

paling kecil adalah Kecamatan Kartasura seluas 1.923 Ha (4%) dari luas

Kabupaten Sukoharjo.

2. Topografi Daerah

Berdasarkan kemiringan lereng yang dimiliki wilayah Kabupaten

Sukoharjo dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu daerah yang datar

dan daerah yang miring. Wilayah Kabupaten Sukoharjo sebagian besar

terletak pada kemiringan lereng 0–3% (datar), yaitu meliputi Kecamatan

Mojolaban, Grogol, Sukoharjo, Baki, Gatak, dan Kartasura. Wilayah yang

memiliki kemiringan lereng antara 0-25% meliputi Kecamatan Tawangsari,

Nguter, Bendosari, dan Polokarto. Kecamatan yang memiliki kemiringan

lereng antara 0-40% adalah Kecamatan Weru. Sedangkan yang memiliki

Page 51: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

kemiringan lereng lebih dari 40% hanya terdapat di Kecamatan Bulu yaitu

di Desa Gentan. Tinggi rata-rata tempat di Kabupaten Sukoharjo adalah

108,3 mdpl. Tempat tertinggi diatas permukaan air laut adalah di Kecamatan

Bulu yaitu 350 mdpl dan yang terendah adalah Kecamatan Grogol yaitu 89

mdpl.

3. Keadaan Iklim

Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu tempat tertentu dan

dalam waktu tertentu. Cuaca adalah keadaan rata-rata curah hujan suatu

daerah pada suatu waktu tertentu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

iklim suatu daerah adalah curah hujan, angin, suhu, kelembaban. Secara

langsung maupun tidak langsung iklim di suatu daerah akan mempengaruhi

kegiatan di daerah tersebut khususnya kegiatan pertaniannya. Curah hujan

pada tahun 2009 yang tertinggi yaitu 2.227 mm dan curah hujan terendah

yaitu 1.522 mm, sedangkan rata-rata hari hujan 96 hari.

B. Kondisi Kependudukan

1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Komposisi penduduk di Kabupaten Sukoharjo menunjukkan jumlah

penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-

laki. Penduduk Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2009 tercatat sebesar

843.127 ribu jiwa dengan luas wilayah 46.666 Km2 dan kepadatan

penduduk sebesar 1.807 jiwa/Km2. Luas wilayah, jumlah penduduk dan sex

rasio per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 52: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Tabel 3. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Sex Rasio Per Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009.

No Kecamatan Luas (Km2)

Jumlah Penduduk (Ribu jiwa) Sex Rasio (%) Laki-laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Weru Bulu Tawangsari Sukoharjo Nguter Bendosari Polokarto Mojolaban Grogol Baki Gatak Kartasura

4.198 4.386 3.998 4.458 5.488 5.299 6.218 3.554 3.000 2.197 1.947 1.923

32.844 25.385 29.112 41.848 32.128 33.404 37.160 39.351 51.480 26.526 24.024 44.014

33.989 26.276 29.681 42.894 32.307 34.007 37.314 39.688 51.752 26.374 24.513 47.056

66.833 51.661 58.793 84.742 64.435 67.411 74.474 79.039

103.232 52.900 48.537 91.070

96,63 96,61 98,08 97,56 99,45 98,23 99,59 99,15 99,47

100,58 98,01 93,54

Jumlah 46.666 417.276 425.851 843.127 97,99

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010.

Tabel 3 menunjukkan jumlah penduduk di Kabupaten Sukoharjo

sebesar 834.127 jiwa yang terdiri dari 417.276 jiwa laki-laki dan 425.851

jiwa perempuan serta sex rasio 97,99%. Sex rasio tersebut menunjukkan

setiap 100 jiwa perempuan terdapat 98 jiwa laki-laki. Kecamatan Polokarto

mempunyai luas terbesar yaitu 6.218 km2 dengan jumlah penduduk 74.474

jiwa dan sex rasio 99,59%. Kecamatan yang memiliki luas terkecil adalah

Kecamatan Kartasura yaitu sebesar 1.923 Km2 dengan jumlah penduduk

91.070 jiwa dan sex rasio 93,54%. Kecamatan dengan jumlah penduduk

terbesar adalah Kecamatan Grogol dengan jumlah penduduk sebesar

103.232 jiwa dan terendah adalah Kecamatan Gatak dengan jumlah

penduduk sebesar 48.537 jiwa. Sex rasio tertinggi adalah Kecamatan Baki

sebesar 100,58%. Sex rasio terendah adalah Kecamatan Kartasura dengan

sex rasio sebesar 93,54%.

Perbandingan jumlah penduduk dan jumlah anggota KUD di

Kabupaten Sukoharjo menunjukkan persentase jumlah penduduk yang

menjadi anggota KUD. Nilai ini dapat diperoleh dari:

100% x PendudukJumlah

KUD AnggotaJumlah =

Page 53: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

100% x 843.12748.190

=

= 5,71%

Jumlah penduduk di tiap kecamatan dapat mempengaruhi jumlah

anggota KUD di kecamatan tersebut. Jumlah penduduk yang besar dengan

tingkat kesadaran untuk berpartisipasi dalam KUD yang tinggi maka akan

semakin meningkatkan jumlah anggota KUD. Apabila tingkat kesadaran

berpatisipasi dalam KUD rendah maka pertumbuhan penduduk tiap

kecamatan tidak akan memperngaruhi peningkatan jumlah anggota KUD.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Sukoharjo jumlah penduduk yang besar

tidak diimbangi dengan peningkatan kesadaran tentang pentingnya KUD

sehingga hanya sekitar 5,71% penduduk yang menjadi anggota KUD.

2. Keadaan Penduduk Menurut Pendidikan

Pendidikan penduduk suatu daerah merupakan hal yang berperan

penting dalam pembangunan suatu wilayah. Semakin banyak penduduk

yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka akan semakin banyak

angkatan kerja yang berpendidikan. Keadaan penduduk menurut pendidikan

di Kabupaten Sukoharjo ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas menurut Pendidikan yang Terakhir di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009

No Lapangan Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7

Tidak/Belum Pernah Sekolah Tidak/Belum Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP/MTS Tamat SLTA/MA Akademi/Diploma S1/S2/S3

17.3316 30.714 65.767 91.730 94.286

6.800 17.011

56.892 38.243 58.205 71.914 79.383 8.851

15.717

74.208 68.957

123.972 163.644 173.669 15.651 32.728

Jumlah 323.624 329.205 652.829

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010.

Berdasarkan data Tabel 4 diketahui bahwa terdapat 652.829 orang

yang berusia 15 tahun ke atas di Kabupaten Sukoharjo. Sebagian besar

penduduk tersebut berpendidikan tamat SLTA/MA yaitu sebanyak 173.669

orang. Sedangkan penduduk yang berpendidikan tamat akademi atau

Page 54: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

diploma adalah yang paling sedikit jumlahnya yaitu 15.651 orang. Semakin

tinggi tingkat pendidikan penduduk maka kualitas sumberdaya manusia juga

semakin tinggi. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas sumberdaya

manusia dalam KUD sehingga KUD dapat bersaing dengan badan usaha

yang lainnya.

3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk di Wilayah Kabupaten Sukoharjo sangat

beragam. Berdasarkan statistik Kabupaten Sukoharjo maka dapat diketahui

hampir 70% penduduknya termasuk dalam angkatan kerja pada tahun 2009.

Angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja dan

tidak bekerja tetapi mencari kerja. Rincian jumlah penduduk berdasarkan

lapangan usaha utama di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009

No Lapangan Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pertanian Pertambangan dan Galian Industri Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Komunikasi Keuangan Jasa

69.422 0

41.916 347

28.175 45.625 14.289 1.819

37.668

35.533 0

51.735 716 429

56.425 4.024 1.819

24.116

104.955 0

93.651 1.063

28.604 102.050 18.313

3.638 61.784

Jumlah 239.261 174.797 414.058

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010.

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa penduduk di Kabupaten

Sukoharjo yang menduduki peringkat pertama adalah penduduk yang bekerja

pada lapangan pekerjaan di bidang pertanian dengan jumlah tenaga kerja

sebesar 104.955 orang (25,3%). Hal ini mencerminkan sebagian besar

penduduk di wilayah Kabupaten Sukoharjo mempunyai mata pencaharian di

sektor pertanian. Sedangkan yang mempunyai persentase terbesar kedua

adalah perdagangan dengan jumlah tenaga kerja 102.050 orang (24,6%).

Page 55: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

C. Keadaan Koperasi

Secara umum struktur dan manajemen koperasi di Kabupaten Sukoharjo

terdiri dari rapat anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola. Rapat anggota

merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Suatu koperasi

dinyatakan masih aktif apabila koperasi tersebut masih dapat melaksanakan

rapat anggota secara rutin tiap tahunnya dan paling kurang dihadiri oleh 2/3

jumlah anggotanya atau wakil anggota yang diundang jika jumlah anggotanya

terlalu banyak. Jumlah anggota, pengurus, karyawan, dan badan pengawas

koperasi di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Anggota, Pengurus, Karyawan, dan Badan Pengawas Koperasi di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010.

No Nama Koperasi Anggota Pengurus Karyawan Badan

Pengawas 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15

KUD Koperasi Pondok Pesantren Kopinkra Koperasi Pertanian Primkoppas K P R I Kopkar Koperasi Angkatan Darat Koperasi Serba Usaha Koperasi Wanita Koperasi Pepabri Koperasi Mahasiswa Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Lainnya Koperasi Sekunder

48.190 1.013

229 22.778 2.936

11.801 16.718 1.910

18.435 2.256

46 120

12.344 31.429

502

39 30 9

342 15

267 150

6 438

27 3 6

288 138

12

125 19

9 117

9 46

112 16

111 14

2 8

713 95

5

28 10 7

228 6

242 91 6

296 21 2 2

193 96 9

Jumlah 157.701 1.770 1.401 1.237

Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010.

Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa koperasi yang memiliki jumlah

anggota terbesar adalah KUD yang kemudian diikuti oleh Koperasi Lainnya

dan Koperasi Pertanian. Koperasi lainnya terdiri dari Koperasi Jamu, Koperasi

Kehutanan, Koperasi Veteran, Koperasi Wredatama, dan Koperasi Perumahan.

Koperasi Pertanian adalah koperasi yang dibentuk dari gapoktan yang terdapat

di Kabupaten Sukoharjo. Jumlah pengurus terbesar terdapat pada Koperasi

Serba Usaha yaitu sejumlah 438 orang, hal ini karena sebagian besar anggota

ikut aktif dalam kepengurusan koperasi. Karyawan terbesar pada Koperasi

Page 56: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Simpan Pinjam yaitu sebesar 713 orang, jumlah karyawan yang banyak

menunjukkan usaha yang dilakukan koperasi semakin berkembang sehingga

membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak dan terampil untuk

melaksanakan usahanya. Jumlah badan pengawas terbanyak adalah pada

Koperasi Serba Usaha yaitu sejumlah 296 orang, hal ini karena diperlukan

pengawasan yang lebih banyak dalam menjalankan setiap usaha yang

dilakukan Koperasi Serba Usaha.

Perkembangan usaha koperasi juga dapat dilihat dari perkembangan asset

yang dimiliki, volume usaha yang dilakukan serta jumlah SHU yang dapat

dihasilkan. Jumlah asset yang dimiliki koperasi menunjukkan jumlah kekayaan

baik berasal dari modal sendiri maupun modal asing. Volume usaha

menunjukkan besarnya usaha yang dapat dilaksanakan oleh koperasi dan

menghasilkan SHU. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Asset, Volume Usaha dan SHU Koperasi di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 (Rp.000).

No Nama Koperasi Jumlah Asset Volume Usaha SHU 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15

KUD Koperasi Pondok Pesantren Kopinkra Koperasi Pertanian Primkoppas K P R I Kopkar Koperasi Angkatan Darat Koperasi Serba Usaha Koperasi Wanita Koperasi Pepabri Koperasi Mahasiswa Koperasi Simpan Pinjam Koperasi Lainnya Koperasi Sekunder

22.190.359 1.873.516 1.779.961 3.204.586

140.612 57.505.022 10.086.823

161.550 50.790.321

2.214.171 21.939 15.810

148.548.886 11.843.999

748.366

14.310.862 2.810.274 2.578.260

551.559 202.037

86.257.533 15.130.235

162.990 76.185.482

2.989.238 28.788

387.482 221.337.376 17.203.032

562.044

242.057 389.798

6.654 40.731

2.162 3.166.556 1.298.490

36.290 6.257.500

80.944 921

48.292 11.981.442

484.388 17.715

Jumlah 310.948.561 440.534.202 24.017.650

Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010.

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui jumlah asset, volume usaha, dan

SHU terbesar pada Koperasi Simpan Pinjam dengan jumlah asset sebesar

Rp 148.548.886.000,00, volume usaha sebesar Rp 221.337.376.000,00, dan

SHU sebesar Rp 11.981.442.000,00. Jumlah asset yang dimiliki KUD berada

Page 57: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

pada urutan kelima, sedangkan volume usaha berada pada urutan keenam dan

nilai SHU berada pada urutan ketujuh. Hal ini menunjukkan KUD di

Kabupaten Sukoharjo masih memiliki asset yang cukup besar dan dapat

digunakan untuk melakukan usaha KUD serta memperoleh sisa hasil usaha.

Jumlah asset yang dimiliki koperasi berasal dari modal sendiri dan modal

asing. Modal sendiri terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan

koperasi, donasi, dan SHU yang belum dibagi. Jumlah anggota yang semakin

banyak dengan tingkat partisipasi yang tinggi akan meningkatkan jumlah

modal sendiri yang dimiliki koperasi dan akan meningkatkan jumlah assetnya.

KUD memiliki asset terbesar keenam dengan jumlah anggota terbanyak

namun, sebagian besar asset yang dimiliki KUD berasal dari modal asing.

Jumlah modal yang dimiliki dan jumlah anggota KUD tiap tahunnya dapat

dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Koperasi Unit Desa (KUD), Besar Modal dan Anggota di Kabupaten Sukoharjo Tahun 1998-2009

Tahun Jumlah KUD Besarnya Modal (Rp) Anggota 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

10.235.590.000 16.550.551.000 16.560.500.000 15.595.131.000 12.577.500.000 11.415.700.000 11.415.700.000 11.550.481.600 11.415.700.000 11.415.700.000 11.415.700.000 22.190.359.000

51.238 54.203 79.092 79.092 45.021 47.450 47.450 40.694 47.450 47.450 47.450 48.190

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010.

Berdasarkan Tabel 8 diketahui terdapat 13 KUD di Kabupaten Sukoharjo

yang terdiri dari 12 KUD yang masih aktif dan 1 KUD yang sudah tidak aktif.

KUD yang tidak aktif tersebut adalah KUD Mempan di Kecamatan Grogol.

KUD tersebut dinyatakan tidak aktif karena tidak dilakukannya rapat anggota

dalam beberapa tahun dan kegiatan operasional serta usaha KUD yang tidak

berjalan lagi. Modal tertinggi yang dimiliki KUD terdapat pada tahun 2009

sebesar Rp 22.190.359.000,00 yang terdiri dari Rp 2.460.273.000,00 modal

Page 58: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

sendiri dan Rp 19.730.086.000,00 modal asing. Modal asing KUD umumnya

diberikan oleh pemerintah berupa bantuan lunak untuk pengembangan KUD

dan pertanian yang harus dibayar oleh KUD pada tahun berikutnya misalnya

program KUT (Kredit Usaha Tani) yang dimulai sejak tahun 1985 dan dalam

perjalanannya pada tahun 2000 diganti dengan Kredit Ketahanan Pangan

(KKP) dan sapi perah. Pemberian bantuan lunak tersebut tidak disertai

pengawasan dan pelatihan program pemerintah secara intensif. Sedangkan dari

segi manajerial, KUD belum mampu melaksanakan program-program tersebut

secara mandiri. Hal ini berdampak pada perkembangan usaha KUD yang

menjadi terhambat dan menyebabkan beberapa KUD tidak dapat meminjam

modal kepada bank untuk mengembangkan usahanya lagi.

Page 59: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Hasil Penelitian

Analisis kinerja keuangan KUD di Kabupaten Sukoharjo diukur dari

laporan neraca dan laporan laba-rugi. Analisis yang digunakan adalah analisis

rasio yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas yang sehat memberikan jaminan kepada setiap

kreditur terhadap kemampuan KUD di Kabupaten Sukoharjo dalam

membiayai kewajiban lancarnya. Pengukuran likuiditas pada KUD di

Kabupaten Sukoharjo dilakukan dengan menggunakan rasio lancar dan

rasio cepat.

a. Rasio Lancar

Rasio lancar menunjukkan kemampuan KUD untuk menjamin

kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar yang dimiliki. Aktiva lancar

tersebut terdiri dari kas, piutang, persediaan, pendapatan yang akan

diterima, dan lainnya. Rasio lancar masing-masing KUD dapat dilihat

pada Tabel 9.

Tabel 9. Nilai Rasio Lancar Masing-masing KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009.

KUD Nilai Rasio Lancar

2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata % KUD Bhakti KUD Dhewi Sri KUD Bhineka Karya KUD Sapta Usaha Mulya KUD Sari Tani KUD Sukodono KUD Karya Bhakti

1,32 1,06 1,03 1,48 1,09 1,32 1,37

1,31 1,08 0,94 1,39 1,10 1,33 1,38

1,36 1,08 1,08 1,23 1,11 1,34 1,41

1,42 1,05 1,17 1,18 1,12 1,45 1,43

1,44 1,06 0,93 1,75 1,14 1,42 1,42

1,37 1,07 1,03 1,41 1,11 1,37 1,40

137 107 103 141 111 137 140

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 1).

Kriteria menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM

No. 22/Per/M.KUKM/IV/2007 adalah:

175%-200% = Sangat Baik

150%-175% = Baik

Page 60: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

125%-150% = Cukup Baik

100%-125% = Tidak Baik

<100% dan >200% = Jelek

Tabel 9 menunjukkan KUD yang memiliki rata-rata nilai rasio

lancar yang termasuk dalam kriteria cukup baik adalah KUD Bhakti,

KUD Sapta Usaha Mulya, KUD Sukodono, dan KUD Karya Bhakti,

dengan rata-rata nilai rasio lancar secara berurutan sebesar 137%,

141%, 137%, dan 140%. Rata-rata nilai rasio lancar pada KUD Bhakti

menunjukkan bahwa KUD Bhakti mampu menjamin Rp 1,00

kewajiban lancar dengan aktiva lancar sebesar Rp 1,37. KUD dengan

rata-rata nilai rasio lancar termasuk kriteria tidak baik adalah KUD

Dhewi Sri, KUD Bhineka Karya, dan KUD Sari Tani dengan rata-rata

nilai rasio lancar sebesar 107%, 102%, dan 111%. Berdasarkan nilai

rasio lancar tersebut menunjukkan KUD di Kabupaten Sukoharjo

sudah mampu membayar kewajiban lancarnya.

Dilihat tiap tahunnya, KUD yang memiliki rasio lancar tertinggi

adalah KUD Sapta Usaha Mulya dengan nilai rasio 1,75 pada tahun

2009. Hal ini karena kewajiban lancar mengalami penurunan paling

besar pada tahun 2009 dan penurunan tersebut lebih besar

dibandingkan penurunan aktiva lancarnya. Kewajiban lancar yang

mengalami penurunan paling besar adalah utang usaha KUD, kondisi

ini disebabkan KUD memperoleh donasi dari pemerintah sebesar

Rp 500.000.000,00 yang kemudian digunakan untuk perluasan usaha

penggemukan sapi perah. Aktiva lancar mengalami penurunan karena

adanya pelunasan piutang lain-lain yang terdiri dari KKP (Kredit

Ketahanan Pangan) dan kredit pengembangan usaha anggota dalam

industri alkohol.

Nilai rasio terendah adalah 0,93 pada tahun 2009 di KUD

Bhineka Karya, karena pada tahun tersebut terjadi peningkatan

kewajiban lancar yang paling besar dibandingkan tahun sebelumnya

dan adanya penurunan aktiva lancarnya. Peningkatan kewajiban lancar

Page 61: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

tersebut karena meningkatnya utang lain-lain KUD yang merupakan

cadangan pemupukan modal KUD sebesar Rp 83.250.000,00.

Penurunan aktiva lancar disebabkan karena menurunnya kas dan

pendapatan yang akan diterima (penurunan pada pendapatan swamitra)

penurunan tersebut sebesar Rp 39.306.135,00.

b. Rasio Cepat

Rasio lain yang digunakan dalam penentuan nilai rasio likuiditas

KUD adalah rasio cepat. Rasio cepat menunjukkan kemampuan KUD

untuk menjamin kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar yang

dimiliki tanpa memperhatikan persediaan. Beberapa KUD tidak

menginvestasikan kekayaannya dalam bentuk persediaan, KUD

tersebut adalah KUD Bhakti, KUD Sari Tani, dan KUD Karya Bhakti.

Sehingga rasio lancar dan rasio cepatnya memiliki nilai yang sama.

Nilai rasio cepat dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Nilai Rasio Cepat Masing-masing KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009.

KUD Nilai Rasio Cepat

2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata % KUD Bhakti KUD Dhewi Sri KUD Bhineka Karya KUD Sapta Usaha Mulya KUD Sari Tani KUD Sukodono KUD Karya Bhakti

1,32 1,05 0,99 1,31 1,09 1,31 1,37

1,31 1,08 0,94 1,22 1,10 1,32 1,38

1,36 1,07 1,07 1,14 1,11 1,33 1,41

1,42 1,05 1,16 1,13 1,12 1,44 1,43

1,44 1,06 0,93 1,67 1,14 1,41 1,42

1,37 1,06 1,02 1,30 1,11 1,36 1,40

137 106 102 130 111 136 140

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 1).

Kriteria menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM

No. 22/Per/M.KUKM/IV/2007 adalah:

175%-200% = Sangat Baik

150%-175% = Baik

125%-150% = Cukup Baik

100%-125% = Tidak Baik

<100% dan >200% = Jelek

Page 62: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Dari Tabel 10 diketahui KUD yang memiliki rata-rata nilai rasio

cepat termasuk kriteria cukup baik adalah KUD Bhakti, KUD Sapta

Usaha Mulya, KUD Sukodono, dan KUD Karya Bhakti dengan rata-

rata nilai rasio cepat yaitu 137%, 130%, 136%, dan 140%. Rata-rata

nilai rasio cepat sebesar 137% pada KUD Bhakti menunjukkan bahwa

setiap Rp 1,00 utang lancar KUD Bhakti dijamin oleh Rp 1,37 aktiva

lancar tanpa memperhatikan persediaan. Keempat KUD tersebut

memiliki nilai rasio cepat yang cukup baik, rasio ini menunjukkan

perkembangan yang baik dan merupakan kelebihan bagi KUD

tersebut. Kelebihan tersebut adalah KUD memiliki kemampuan untuk

melunasi utang lancarnya tanpa memperhatikan persediaan.

Sedangkan untuk ketiga KUD yang lain seperti KUD Dewi Sri,

KUD Bhineka Karya, dan KUD Sari Tani memiliki perkembangan

yang tidak baik dengan nilai rasionya 106%, 102%, dan 111%. Ketiga

KUD tersebut belum mampu melunasi kewajiban lancarnya jika

menggunakan aktiva lancar yang dimiliki tanpa memperhatikan

persediaan. Namun, secara garis besar perhitungan rasio cepat ketujuh

KUD menunjukkan bahwa KUD di Kabupaten Sukoharjo telah mampu

memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva lancar yang dimiliki tanpa

memperhatikan persediaan.

Dilihat nilai rasio tiap tahunnya, nilai rasio tertinggi terjadi pada

tahun 2009 sebesar 1,67 di KUD Sapta Usaha Mulya. Hal ini karena

adanya penurunan utang usaha KUD yang menyebabkan penurunan

kewajiban lancarnya serta adanya penurunan pada aktiva lancar karena

pelunasan piutang lain-lain. Penurunan dalam kewajiban lancar lebih

besar dibandingkan penurunan aktiva lancar dan jumlah aktiva lancar

yang dimiliki KUD (Rp 1.590.096.135,00) masih lebih besar

dibandingkan jumlah utang lancarnya (Rp 1.033.227.831,58). Rasio

terendah sebesar 0,93 pada tahun 2009 di KUD Bhineka Karya. Hal ini

karena adanya peningkatan kewajiban lancar yang disebabkan

meningkatnya utang lain-lain KUD yang merupakan cadangan

Page 63: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

pemupukan modal KUD dan adanya penurunan aktiva lancar

disebabkan karena menurunnya kas dan pendapatan yang akan

diterima. Perubahan tersebut menyebabkan jumlah kewajiban lancar

(Rp 458.181.629,00) lebih besar dibandingkan jumlah aktiva lancarnya

(Rp 424.543.848,00).

2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas digunakan untuk melihat kemampuan KUD

dalam memenuhi seluruh kewajiban keuangannya baik jangka pendek

maupun jangka panjang dengan seluruh aktiva yang dimilikinya.

Pengukuran solvabilitas pada KUD dilakukan dengan menghitung rasio

modal sendiri terhadap total aktiva, rasio modal sendiri dengan aktiva

tetap, rasio total utang dengan modal sendiri dan rasio total utang dengan

total aktiva.

a. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva

Rasio modal sendiri dengan total aktiva menunjukkan persentase

investasi dalam total aktiva yang telah dibelanjai dengan dana yang

berasal dari modal sendiri. Semakin besar rasio ini berarti semakin

besar total aktiva yang dibelanjai dengan menggunakan modal sendiri.

Nilai rasio ini dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Nilai Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva Masing-masing KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009.

KUD Nilai Rasio Modal Sendiri dg Total Aktiva

2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata % KUD Bhakti KUD Dhewi Sri KUD Bhineka Karya KUD Sapta Usaha Mulya KUD Sari Tani KUD Sukodono KUD Karya Bhakti

0,30 0,17 0,35 0,25 0,15 0,20 0,16

0,32 0,17 0,35 0,22 0,16 0,21 0,17

0,32 0,18 0,37 0,20 0,18 0,21 0,19

0,34 0,16 0,54 0,30 0,17 0,26 0,18

0,36 0,16 0,29 055 0,18 0,24 0,18

0,33 0,17 0,38 0,30 0,16 0,22 0,17

33 17 38 30 16 22 17

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 2).

Page 64: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Kriteria menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM

No. 22/Per/M.KUKM/IV/2007 adalah:

135%-150% = Sangat Baik

120%-134% = Baik

105%-119% = Cukup Baik

90%-104% = Tidak Baik

<90% dan >150% = Jelek

Berdasarkan Tabel 11 diketahui seluruh KUD di Kabupaten

Sukoharjo memiliki nilai rasio modal sendiri dengan total aktiva lebih

kecil dibandingkan standar yang digunakan yaitu kurang dari 90%. Hal

ini menunjukkan KUD memiliki rasio modal sendiri dengan total aktiva

termasuk kriteria yang jelek. Modal sendiri hanya membiayai sebagian

kecil total aktiva yang dimiliki KUD, sedangkan sisanya dibiayai oleh

modal asing. Total aktiva terdiri dari aktiva lancar, investasi jangka

panjang, aktiva tetap, dan aktiva lain-lain. Pos dalam total aktiva yang

banyak dibiayai oleh modal sendiri adalah aktiva tetap seperti

bangunan, kendaraan dan peralatan kantor.

KUD Bhineka Karya memiliki rata-rata nilai rasio modal sendiri

dengan total aktiva paling besar yaitu 38%. Rasio ini menunjukkan

setiap Rp 1,00 modal sendiri yang dimiliki KUD digunakan untuk

membiayai total aktiva sebesar Rp 0,38. Hal ini karena adanya

peningkatan modal KUD dari tahun 2005 sampai 2008 yang disebabkan

peningkatan simpanan wajib, cadangan, SHU, dan terdapat utang tanah

dan gedung. KUD yang memiliki rata-rata nilai rasio modal sendiri

dengan total aktiva terkecil adalah KUD Sari Tani dengan nilai rasio

sebesar 16%. Hal ini karena KUD Sari Tani memiliki modal sendiri

yang lebih kecil dibandingkan dengan modal sendiri pada KUD yang

lain, modal sendiri KUD Sari Tani juga lebih kecil dibandingkan total

aktiva yang dimiliki.

Jika dilihat tiap tahunnya, rasio tertinggi yang pernah diperoleh

adalah 0,55 pada tahun 2009 di KUD Sapta Usaha Mulya. Hal ini

Page 65: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

karena adanya peningkatan pada modal sendiri KUD dengan adanya

donasi sebesar Rp. 500.000.000,00 untuk pengembangan usahanya.

Namun, peningkatan aktiva tersebut lebih kecil dibandingkan

peningkatan modal sendiri KUD. KUD yang pernah mengalami nilai

rasio terkecil adalah KUD Sari Tani pada tahun 2005 dengan nilai rasio

0,15. Hal ini karena nilai total aktiva (Rp1.020.071.311,00) dan modal

sendiri (Rp 155.150.438,30) pada tahun 2005 terkecil jika dibandingkan

pada tahun yang lainnya di KUD Sari Tani.

b. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap

Rasio modal sendiri dengan aktiva tetap menunjukkan

kemampuan KUD dalam membiayai aktiva tetapnya dengan modal

sendiri. Aktiva tetap yang dimiliki KUD berupa tanah, bangunan,

peralatan kantor, mesin, dan kendaraan. Semakin besar rasio ini berarti

semakin besar aktiva tetap yang dibiayai dengan menggunakan modal

sendiri. Nilai rasio ini dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Nilai Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap Masing-masing KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009.

KUD Nilai Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap 2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata %

KUD Bhakti KUD Dhewi Sri KUD Bhineka Karya KUD Sapta Usaha Mulya KUD Sari Tani KUD Sukodono KUD Karya Bhakti

3,31 1,63 6,15 4,80 4,11

33,28 1,06

2,93 1,85 6,57 3,69 2,89 36,60 1,08

3,05 1,87 7,76 1,99 3,49

52,46 1,19

3,65 1,73 2,08 2,87 4,54

80,57 1,18

4,08 1,81 1,11 4,39 5,58

43,19 1,21

3,40 1,78 4,74 3,55 4,12

49,22 1,14

340 178 474 355 412

4922 114

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 2).

Kriteria menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM

No. 22/Per/M.KUKM/IV/2007 adalah:

135%-150% = Sangat Baik

120%-134% = Baik

105%-119% = Cukup Baik

90%-104% = Tidak Baik

<90% dan >150% = Jelek

Page 66: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Berdasarkan Tabel 12 diketahui KUD Karya Bhakti memiliki

rata-rata nilai rasio modal sendiri dengan aktiva tetap sebesar 114% dan

termasuk kriteria cukup baik karena terletak diantara 105% sampai

119%. Rasio ini menunjukkan setiap Rp 1,00 aktiva tetap yang dimiliki

KUD maka Rp 1,14 disediakan oleh modal sendiri. Hal ini karena KUD

Karya Bhakti telah membiayai aktiva tetapnya dengan modal sendiri

sesuai dengan kebutuhan KUD. Rata-rata nilai rasio KUD yang lain

lebih tinggi dari standar yang digunakan yaitu 150%, sehingga nilai

rasionya termasuk dalam kriteria jelek. Nilai rasio yang jelek

menunjukkan bahwa KUD terlalu banyak dalam membiayai aktiva

tetapnya dengan modal sendiri yang dimiliki. KUD yang memiliki nilai

rasio modal sendiri dengan aktiva tetap terbesar adalah KUD Sukodono

dengan nilai rasio sebesar 4922%. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh

aktiva tetap yang dimiliki KUD dibiayai oleh modal sendiri dan aktiva

tersebut telah banyak mengalami penyusutan sehingga nilainya semakin

berkurang. Nilai rasio terkecil adalah KUD Karya Bhakti sebesar 114%.

Nilai rasio seluruh KUD mengalami fluktuasi setiap tahunnya.

Hal ini karena adanya perubahan pada modal sendiri dan aktiva tetap

yang disebabkan pembelian dan penggantian aktiva tetap baik dengan

modal sendiri atau modal asing, kerugian, serta akumulasi penyusutan

aktiva tetap. Jika dilihat tiap tahunnya, rasio tertinggi yang pernah

diperoleh adalah 80,57 pada tahun 2008 di KUD Sukodono. Nilai

tersebut karena pada tahun 2008, KUD memiliki modal sendiri terbesar

(Rp 332.772.964,20) dibandingkan pada tahun yang lain dan nilai

aktiva tetap (Rp 6.826.000,00) yang telah mengalami penyusutan yang

sangat besar (Rp 56.057.751,00). Modal sendiri tersebut meningkat

karena adanya peningkatan SHU pada tahun 2008 sebesar

Rp 2.825.918,00.

KUD yang mengalami nilai rasio terkecil adalah KUD Karya

Bhakti pada tahun 2005 dengan nilai rasio 1,06. Hal ini karena nilai

modal sendiri paling rendah (Rp. 165.708.331,00) dibandingkan tahun

Page 67: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

yang lain pada KUD tersebut. Modal tersebut disebabkan jumlah

simpanan wajib (Rp. 27.943.031,00) pada tahun 2005 lebih kecil

dibandingkan dengan tahun yang lain.

c. Rasio Total Utang dengan Total aktiva

Rasio total utang terhadap total aktiva dapat menunjukkan

besarnya total aktiva yang dipenuhi oleh total utang. Semakin kecil

rasio ini maka akan semakin kecil total aktiva yang dibiayai oleh utang.

Rasio ini dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Nilai Rasio Total Utang dengan Total Aktiva Masing-masing KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009.

KUD Nilai Rasio Total Utang dengan Total Aktiva

2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata % KUD Bhakti KUD Dhewi Sri KUD Bhineka Karya KUD Sapta Usaha Mulya KUD Sari Tani KUD Sukodono KUD Karya Bhakti

0,68 0,83 0,64 0,68 0,84 0,79 0,83

0,68 0,81 0,63 0,69 0,83 0,79 0,84

0,66 0,82 0,61 0,73 0,82 0,78 0,82

0,64 0,84 0,45 0,72 0,82 0,74 0,81

0,63 0,83 0,70 0,49 0,82 0,75 0,81

0,66 0,83 0,61 0,66 0,83 0,77 0,82

66 83 61 66 83 77 82

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 2).

Kriteria menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM

No. 22/Per/M.KUKM/IV/2007 adalah:

135%-150% = Sangat Baik

120%-134% = Baik

105%-119% = Cukup Baik

90%-104% = Tidak Baik

<90% dan >150% = Jelek

Berdasarkan Tabel 13 diketahui seluruh KUD di Kabupaten

Sukoharjo memiliki nilai rasio total utang dengan total aktiva berada

dibawah standar yang digunakan yaitu kurang dari 90%. Rasio ini

menunjukkan KUD di Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam kriteria

jelek. KUD yang memiliki rata-rata nilai rasio terbesar adalah KUD

Dhewi Sri dan KUD Sari Tani dengan nilai rasio sebesar 83%. Hal ini

menunjukkan dari Rp 1,00 jumlah aktiva total yang dimiliki KUD

Page 68: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

sebesar Rp 0,83 dibiayai oleh utang. Rata-rata nilai rasio terendah

adalah 61% pada KUD Bhineka Karya yang menunjukkan dari Rp 1,00

jumlah aktiva total yang dimiliki KUD sebesar Rp 0,61 dibiayai oleh

utang. Hal ini karena adanya penggunaan modal sendiri terbesar (38%)

untuk membiayai total aktivanya dibandingkan KUD yang lain,

sehingga modal asing (utang) yang diperlukan untuk membiayai total

aktiva KUD lebih kecil. Namun, nilai rata-rata rasio ini termasuk

kriteria jelek menunjukkan KUD mempunyai aktiva yang sebagian

besar dipenuhi oleh utang.

Dilihat perkembangan tiap tahunnya, nilai rasio total utang

dengan total aktiva terbesar yang pernah diperoleh adalah 0,84 di KUD

Dhewi Sri pada tahun 2008, KUD Sari Tani tahun 2005, dan KUD

Karya Bhakti pada tahun 2006. Pada tahun 2008, KUD Dhewi Sri

memiliki nilai total aktiva terendah (Rp 966.276.188,46) dibandingkan

tahun yang lainnya. Total aktiva tersebut berkurang karena jumlah

aktiva tetap mengalami penyusutan (Rp 128.857.556,00) dan mencapai

nilai terendah, jumlah aktiva adalah Rp 87.324.627,50. Nilai rasio

terendah yang pernah diperoleh adalah 0,45 di KUD Bhineka Karya

pada tahun 2008. Kondisi ini disebabkan total aktiva KUD pada tahun

tersebut mencapai nilai tertinggi (Rp 1.004.556.272,00) yang dibiayai

oleh modal sendiri berupa donasi dibandingkan tahun yang lainnya,

sehingga nilai rasio menjadi lebih rendah daripada tahun yang lain.

d. Rasio Total Utang dengan Modal Sendiri

Rasio total utang dengan modal sendiri menunjukkan kemampuan

menjamin seluruh utangnya dengan modal sendiri yang dimiliki KUD.

Nilai rasio ini penting bagi kreditur karena dapat mengetahui

kemampuan KUD dalam membayar pinjaman yang diberikan. Rasio ini

dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 69: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 14. Nilai Rasio Total Utang dengan Modal Sendiri Masing-masing KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009.

KUD Nilai Rasio Total Utang dengan Modal Sendiri

2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata % KUD Bhakti 2,20 2,15 2,03 1,89 1,78 2,01 201 KUD Dhewi Sri 4,87 4,69 4,62 5,39 5,12 4,94 494 KUD Bhineka Karya 1,83 1,80 1,64 0,85 2,44 1,71 171 KUD Sapta Usaha Mulya 2,73 3,21 3,66 2,37 0,88 2,57 257 KUD Sari Tani 5,53 5,33 4,95 4,74 4,63 5,03 503 KUD Sukodono 3,93 3,83 3,72 2,88 3,10 3,49 349 KUD Karya Bhakti 5,11 4,92 4,58 4,58 4,44 4,73 473

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 2).

Kriteria menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM

No. 22/Per/M.KUKM/IV/2007 adalah:

135%-150% = Sangat Baik

120%-134% = Baik

105%-119% = Cukup Baik

90%-104% = Tidak Baik

<90% dan >150% = Jelek

Berdasarkan Tabel 14 diketahui seluruh KUD di Kabupaten

Sukoharjo memiliki nilai rasio total utang dengan modal sendiri berada

lebih besar dari standar yang digunakan yaitu 150%. Rasio ini

menunjukkan KUD di Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam kriteria

jelek. KUD yang memiliki rata-rata nilai rasio terbesar adalah

KUD Sari Tani dengan nilai rasio sebesar 503%. Nilai rasio ini

menunjukkan setiap Rp 1,00 total utang dijamin Rp 5,03 modal sendiri.

Hal ini karena KUD Sari Tani memiliki cadangan lebih rendah (± Rp

85.462.270,00 – Rp 97.019.379,00) dibandingkan KUD yang lainnya

yang menyebabkan jumlah modal sendiri KUD juga rendah tiap

tahunnya. Disisi lain, total utang KUD dari tahun 2005 sampai 2009

cukup besar (Rp 4.309.211.607,00).

Nilai rasio terendah adalah 171% pada KUD Bhineka Karya. Hal

ini karena total utang KUD Bhineka Karya dari tahun 2005 sampai

2009 (Rp 2.499.113.857,00) lebih rendah dibandingkan KUD yang lain.

Page 70: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Rata-rata rasio utang dengan modal sendiri yang jelek menunjukkan

KUD di Kabupaten Sukoharjo belum mampu menjamin seluruh utang

dengan modal sendiri yang dimilikinya.

Dilihat dari nilai rasio tiap tahunnya, KUD yang memiliki nilai

rasio tertinggi adalah KUD Sari Tani pada tahun 2005 dengan rasio

sebesar 5,53. Hal ini karena simpanan wajib KUD yang lebih rendah

(Rp 33.219.880,00) dibandingkan tahun yang lainnya sehingga modal

sendiri KUD pada tahun 2005 memiliki nilai yang terendah

(Rp 155.150.438,33). Nilai rasio terendah adalah 0,85 di KUD Bhineka

Karya pada tahun 2008, nilai rasio ini karena pada tahun 2008, KUD

memiliki modal sendiri terbesar (Rp 537.974.041,67) dibandingkan

tahun sebelumnya. Modal sendiri tersebut disebabkan karena adanya

peningkatan simpanan wajib, SHU, dan utang tanah dan gedung.

3. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas bertujuan untuk melihat kemampuan KUD

menghasilkan laba dari kegiatan usaha yang dilakukan selama periode

waktu tertentu. Pengukuran rentabilitas menggunakan ROI dan ROE.

Rasio ROI digunakan untuk mengukur kemampuan KUD dalam

memperoleh hasil usaha pada satu periode tertentu.

a. ROI (Return On Investment)

Rasio ROI menunjukkan kemampuan seluruh aktiva yang

dikelola KUD untuk memperoleh hasil usaha. Bila dilakukan

pembandingan nilai rasio rentabilitas masing-masing KUD di

Kabupaten Sukoharjo, maka dapat diketahui KUD yang memiliki

perkembangan rasio rentabilitas baik. Rasio ROI dapat dilihat pada

Tabel 15.

Page 71: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tabel 15. Nilai ROI (Return On Investment) Masing-masing KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009.

KUD Nilai Rasio ROI

2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata % KUD Bhakti KUD Dhewi Sri KUD Bhineka Karya KUD Sapta Usaha Mulya KUD Sari Tani KUD Sukodono KUD Karya Bhakti

0,03 0,01 0,02 0,01 0,01 0,01

0

0,02 0,01 0,04 0,02 0,02 0,01 0,01

0,03 0,01 0,04 0,01 0,02 0,01 0,01

0,04 0,01 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01

0,02 0,01 0,02 0,01 0,01 0,01 0,00

0,03 0,01 0,03 0,01 0,01 0,01 0,01

3 1 3 1 1 1 1

Sumber: Analisis Data Sekunder (Lampiran 3).

Kriteria menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM

No. 22/Per/M.KUKM/IV/2007 adalah:

>15%

12%-15%

8%-11%

4%-7%

<4%

=

=

=

=

=

Sangat baik

Baik

Cukup Baik

Tidak Baik

Jelek

Pada Tabel 15 dapat diketahui bahwa seluruh KUD di Kabupaten

Sukoharjo memiliki rata-rata nilai ROI (Return On Investment) kurang

dari standar yang digunakan yaitu 4% dan termasuk dalam kriteria yang

jelek. KUD Bhakti dan KUD Bhineka Karya memiliki rata-rata nilai

ROI yang sama yaitu 3% yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 total aktiva

yang digunakan dalam usaha KUD akan menghasilkan hasil usaha

sebesar Rp 0,03. Sedangkan untuk KUD Sapta Usaha Mulya, KUD

Dhewi Sri, KUD Sari Tani, KUD Sukodono, dan KUD Karya Bhakti

memiliki rata-rata nilai ROI yang sama yaitu 1%. Keadaan ini

menunjukkan perkembangan keuangan KUD yang jelek dimana semua

KUD di Kabupaten Sukoharjo belum mampu memperoleh hasil usaha

dari nilai total aktiva yang digunakan.

b. ROE (Return On Equity)

ROE digunakan untuk mengetahui kemampuan KUD untuk

memperoleh keuntungan dari penggunaan modal sendiri (meningkatkan

Page 72: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

SHU melalui penggunaan modal sendiri). Nilai ROE KUD di

Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Nilai ROE (Return On Equity) Masing-masing KUD di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009

KUD Nilai Rasio ROE

2005 2006 2007 2008 2009 Rata-rata % KUD Bhakti 0,07 0,05 0,08 0,10 0,05 0,07 7 KUD Dhewi Sri 0,03 0,02 0,03 0,04 0,03 0,03 3 KUD Bhineka Karya 0,04 0,09 0,09 0,03 0,06 0,06 6 KUD Sapta Usaha Mulya 0,08 0,11 0,10 0,10 0,04 0,09 9 KUD Sari Tani 0,07 0,09 0,09 0,06 0,06 0,07 7 KUD Sukodono 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 3 KUD Karya Bhakti 0,03 0,04 0,05 0,05 0,02 0,04 4

Sumber : Analisis Data Sekunder (Lampiran 3).

Kriteria menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM

No. 22/Per/M.KUKM/IV/2007 adalah:

>15%

12%-15%

8%-11%

4%-7%

<4%

=

=

=

=

=

Sangat baik

Baik

Cukup Baik

Tidak Baik

Jelek

Dari Tabel 16 diketahui bahwa rata-rata nilai ROE (Return On

Equity) pada KUD Sapta Usaha Mulya sebesar 9% termasuk dalam

kriteria cukup baik. KUD Sapta Usaha Mulya mampu menghasilkan

laba bersih setelah pendapatan dan beban lain-lain atau SHU setelah

pajak sebesar Rp 0,09 dari Rp 1,00 modal sendiri yang ditanamkan. Hal

ini karena KUD telah mampu melakukan berbagai kegiatan usaha dan

investasi jangka panjang seperti pengembangan gula tani dan pangan,

pengembangan usaha alkohol, penggemukan sapi perah, pengadaan

gabah dan beras, investasi pada PT. Sahid, serta simpan pinjam.

Kegiatan usaha tersebut telah dapat memberikan hasil usaha pada KUD.

KUD Bhakti dan KUD Sari Tani memiliki rata-rata nilai ROE yaitu 7%,

KUD Bhineka Karya memiliki rata-rata nilai ROE yaitu 6%, dan KUD

Karya Bhakti memiliki rata-rata nilai ROE yaitu 4% termasuk kriteria

Page 73: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

tidak baik. KUD Dhewi Sri dan KUD Sukodono memiliki nilai rata-rata

ROE yaitu 3%. Nilai rasio ini menunjukkan kemampuan KUD di

Kabupaten Sukoharjo secara keseluruhan termasuk dalam kriteria tidak

baik dimana kemampuan mengembalikan investasi modal masih

rendah.

B. Pembahasan

1. Rasio Likuiditas

a. Rasio Lancar

Rata-rata nilai rasio lancar KUD di Kabupaten Sukoharjo

termasuk dalam kriteria cukup baik. Hal ini disebabkan fluktuasi pada

aktiva lancar dan utang lancar dimana jumlah aktiva lancar lebih besar

dibanding jumlah utang lancarnya. Aktiva lancar tersebut terdiri dari

peningkatan nilai piutang anggota dan bank pada semua KUD, serta

peningkatan kas dan persediaan pada beberapa KUD. Komponen utang

lancar yang mengalami fluktuasi antara lain dana-dana SHU, biaya

yang masih harus dibayar, dan utang bank.

Aktiva lancar yang paling besar adalah piutang Kredit Usaha

Tani (KUT) sedangkan utang lancar yang paling besar adalah utang

bank karena adanya KUT dan program sapi perah pada beberapa KUD.

Perlu adanya upaya KUD untuk menagih piutang KUT karena akan

meningkatkan kas yang ada pada KUD dan kas tersebut dapat

digunakan untuk melunasi utang lancar serta sebagai modal untuk

mengembangkan usaha KUD. Jika piutang tersebut menjadi piutang

tidak tertagih maka akan mengurangi jumlah modal KUD dan dapat

menghambat perkembangan usaha KUD, dampaknya adalah keuangan

KUD akan semakin jelek.

b. Rasio Cepat

Rata-rata rasio cepat KUD di Kabupaten Sukoharjo termasuk

dalam kriteria cukup baik. Kondisi ini juga disebabkan karena adanya

fluktuasi utang lancar dan aktiva lancar yang tidak memperhitungkan

persediaan, tetapi jumlah aktiva lancar tersebut lebih besar

Page 74: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

dibandingkan jumlah utang lancarnya. Beberapa KUD tidak

menginvestasikan kekayaannya dalam persediaan agar tidak

menimbulkan biaya penyimpanan persediaan yang akan mengurangi

modal usaha. Misalnya pada KUD Sari Tani, KUD Bhakti dan KUD

Karya Bhakti. Jika dilihat rasio cepat dari tahun 2005 sampai 2009,

rata-rata mengalami peningkatan nilai rasio. Peningkatan rasio yang

terjadi pada tahun 2005 sampai 2009 juga merupakan akibat dari

adanya piutang KUT yang meningkat pada aktiva lancar serta

peningkatan utang bank karena KUT pada utang lancar. Selain itu,

peningkatan rasio pada beberapa KUD juga disebabkan karena adanya

peningkatan kas dan peningkatan piutang, misalnya pada KUD Karya

Bhakti serta adanya pengurangan utang lancar karena adanya

pembayaran utang tersebut dengan modal sendiri baik donasi maupun

cadangan. Misalnya adanya donasi yang digunakan untuk membayar

utangnya adalah pada KUD Sapta Usaha Mulya.

Nilai rasio lancar dan rasio cepat KUD menunjukkan bahwa KUD di

Kabupaten Sukoharjo mampu untuk memenuhi kewajiban jangka

pendeknya dan termasuk kriteria cukup baik. Kondisi ini berbeda dengan

hipotesis yang digunakan dalam penelitian yang menyatakan bahwa KUD

belum mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini disebabkan

KUD di Kabupaten Sukoharjo telah dapat menggunakan total modal yang

dimiliki untuk meningkatkan aktiva lancar yang dimiliki dan dapat

digunakan untuk memenuhi kewajiban lancarnya.

Hipotesis yang digunakan didasarkan pada kondisi KUD di

Indonesia secara keseluruhan menurut masyhuri (2010:119-125) yang

menyatakan bahwa ketergantungan KUD terhadap pemerintah terutama

fasilitas dan kebijakan sedemikian besar sehingga prinsip kemandirian

koperasi terhambat, KUD hanya mengurusi kegiatan ekonomi usahatani

yang nilai tambahnya terendah dibandingkan dengan nilai subsistem

agribisnis yang lain sehingga KUD tidak dapat meningkatkan daya saing

dan daya tawar petani terhadap swasta atau pemerintah, dan KUD

Page 75: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

dibentuk secara top down sehingga kaderisasi sering kurang lancar dan ada

ketergantungan pada figur tertentu. Dari kondisi tersebut dapat diketahui

bahwa KUD di Indonesia belum dapat memenuhi kewajibannya. Hipotesis

ini juga didasarkan dari penelitian terdahulu yang dilakukan pada KUD di

Kabupaten Boyolali dan hasil wawancara dengan Dinas Koperasi dan

UMKM Kabupaten Sukoharjo yang menyatakan kondisi KUD belum

mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio Solvabilitas

a. Rasio Modal Sendiri dengan Total Aktiva

Rasio modal sendiri dengan total aktiva memiliki nilai yang

berfluktuasi dari tahun 2005 sampai tahun 2009. Modal sendiri KUD

berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, donasi, cadangan, dan

SHU yang tidak dibagi. Total aktiva terdiri dari aktiva lancar,

penyertaan, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Peningkatan rasio

disebabkan besarnya modal yang dipakai KUD dalam pendanaan

aktiva, khususnya modal yang berasal dari donasi akibat adanya

program KUD seperti RMU, penggemukan sapi, pelaksanaan kredit,

dan lainnya. Peningkatan juga disebabkan adanya peningkatan

cadangan KUD.

Simpanan pokok, simpanan wajib dan SHU yang tidak dibagi

pada tahun berjalan hanya memberikan kontribusi yang kecil pada

modal KUD. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2009, kontribusi

simpanan pokok, simpanan wajib, dan SHU terhadap modal sendiri

KUD sebesar 30%. Simpanan pokok pada semua KUD sebagian besar

sama yaitu Rp 100.000,00/orang. sedangkan simpanan wajib pada

setiap KUD berbeda-beda, misalnya pada KUD Bhineka Karya tahun

2009, simpanan wajib sebesar Rp 2000,00/orang/bulan dan pada KUD

Sapta Usaha Mulya sebesar Rp 3000,00/orang/bulan. Kondisi ini

karena usaha KUD yang belum dapat menghasilkan SHU yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan KUD.

Page 76: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

b. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap

Dilihat dari nilai rasio modal sendiri dengan aktiva tetap tiap

tahunnya juga mengalami fluktuasi dan menunjukkan keuangan KUD

di Kabupaten Sukoharjo dalam kondisi yang jelek. Aktiva tetap yang

dimiliki KUD adalah tanah, bangunan, mesin, peralatan kantor, dan

kendaraan. Aktiva tetap adalah berjangka panjang dan sudah

sewajarnya aktiva ini dibiayai oleh modal sendiri sehingga tidak

menimbulkan tekanan terhadap keuangan KUD jika saat pembayaran

tiba. Nilai rasio modal sendiri dengan aktiva tetap lebih tinggi daripada

kriteria yang digunakan menunjukkan KUD menginvestasikan

modalnya secara berlebihan pada aktiva tetap. Aktiva tetap akan

mengalami depresiasi setiap tahunnya dan hal ini akan mengurangi

kekayaan yang dimiliki KUD.

KUD Sukodono memiliki nilai rasio sangat tinggi yang

disebabkan karena adanya penyusutan aktiva tetap yang besar dan

menyebabkan nilai ekonomis aktiva tersebut semakin berkurang.

Bahkan sejak tahun 2008, hanya nilai ekonomis dari tanah yang

memiliki nilai akhir, sedangkan nilai aktiva yang lainnya adalah

Rp 0,00. Aktiva tetap yang banyak dibiayai oleh modal sendiri adalah

peralatan kantor dan bangunan dimana nilainya berfluktuasi setiap

tahun pada semua KUD. Peralatan kantor tersebut terdiri dari alat tulis,

meja, kursi, komputer dan lainnya yang mengalami penyusutan tiap

tahun sebesar 20%. Sedangkan modal sendiri yang digunakan untuk

membiayai bangunan pada umumnya digunakan untuk memperbaiki

bangunan kantor yang rusak dan mengalami penyusutan tiap tahun

sebesar 5%.

c. Rasio Total Utang dengan Total Aktiva

Rata-rata KUD di Kabupaten Sukoharjo mempunyai aktiva yang

dipenuhi oleh utang dibawah kriteria. Komponen total aktiva terbesar

yang dimiliki KUD adalah aktiva lancar (75%). Semakin rendah rasio

ini sebenarnya baik bagi KUD karena total aktiva yang dibiayai utang

Page 77: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

akan semakin kecil. Namun karena masih lebih dari 50% aktiva yang

dibiayai oleh utang menyebabkan rasio ini termasuk dalam kriteria

jelek. Nilai piutang akan meningkatkan total aktiva yang dimiliki KUD

sedangkan utang bank karena pengadaan kredit tersebut akan

meningkatkan utang KUD. Hal ini merupakan kerugian bagi KUD

karena KUD memiliki tingkat resiko yang tinggi akibat piutang ini.

d. Rasio Total Utang dengan Modal Sendiri

KUD di Kabupaten Sukoharjo belum mampu menjamin seluruh

utang dengan modal sendiri yang dimilikinya. Hal ini disebabkan oleh

total utang yang meningkat tiap tahunnya sementara modal sendiri

tidak mengalami peningkatan yang lebih besar dibandingkan

peningkatan utang tersebut. Kondisi ini menunjukkan bahwa utang

KUD tidak dapat digunakan secara efektif sebagai modal usaha untuk

memperoleh hasil usaha. Hasil usaha tersebut yang kemudian akan

meningkatkan modal sendiri KUD.

Total utang pada KUD terdiri dari utang lancar dan utang jangka

panjang. Komponen utang terbesar KUD adalah utang jangka pendek

dalam pengadaan KUT. KUD di Kabupaten Sukoharjo berusaha untuk

memenuhi kebutuhan anggota dalam hal pengadaan kredit seperti

KUT, sapi perah, dan Kredit Candak Kulak (KCK). Namun, 78% nilai

kredit tersebut ternyata tidak dapat dikembalikan oleh anggota dengan

alasan usaha yang dilakukan anggota belum menghasilkan laba yang

cukup untuk membayar piutang tersebut. Akibatnya KUD kekurangan

modal untuk mengembangkan usaha sehingga hasil usaha yang

diperoleh kecil. Sisa hasil usaha hanya memberikan kontribusi sebesar

7% pada modal sendiri KUD. Tingkat partisipasi anggota yang rendah

dan pengurus yang kurang profesional juga menyebabkan modal yang

diperoleh KUD rendah. Sedangkan utang tersebut terus meningkat tiap

tahunnya.

Nilai rasio solvabilitas selama lima tahun terakhir menunjukkan

kondisi keuangan KUD di Kabupaten Sukoharjo termasuk dalam kriteria

Page 78: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

jelek. Modal sendiri yang digunakan untuk membiayai total aktiva KUD

memiliki rasio yang jelek karena modal sendiri yang dihasilkan belum

mampu memenuhi semua kebutuhan KUD serta belum efisiennya

penggunaan modal untuk pembiayaan aktiva tetap. Sehingga diperlukan

utang untuk memenuhi total aktiva tersebut, kondisi ini menyebabkan total

aktiva yang dibiayai oleh utang jauh lebih besar dari standar yang

digunakan sehingga meningkatkan resiko usaha KUD. Utang yang

ditanamkan pada aktiva tidak dapat digunakan secara efektif dalam usaha

KUD sehingga hasil usaha yang diperoleh KUD lebih kecil dibandingkan

utang usahanya. Hal ini akan meningkatkan total utang KUD dimana

peningkatan tersebut lebih besar daripada peningkatan modal sendiri.

Berdasarkan rasio ini dapat diketahui bahwa KUD belum mampu untuk

menjamin seluruh kewajiban keuangannya, baik jangka panjang maupun

jangka pendek dengan seluruh aktiva yang dimiliki jika KUD dibubarkan.

3. Rasio Rentabilitas

a. ROI (Return On Investment)

Nilai ROI dari KUD di Kabupaten Sukoharjo bersifat fluktuatif

namun masih dalam kriteria jelek. SHU yang digunakan untuk anggota

dan dana-dana SHU yang lain sebesar 60% dari total SHU, sedangkan

40% digunakan untuk cadangan KUD yang kemudian akan

ditanamkan dalam modal sendiri KUD. Aktiva yang dimiliki KUD

dibiayai oleh modal sendiri dan modal asing. Total aktiva tersebut

kemudian digunakan sebagai modal usaha KUD untuk memperoleh

SHU. Namun, KUD belum mampu menggunakan modal usaha yang

dimiliki sehingga SHU yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan

dengan total aktiva yang digunakan. Hal ini karena ketidakefisienan

manajemen dalam pembelian aktiva dan menurunnya kondisi usaha

KUD karena kekurangan modal usaha.

b. ROE (Return On Equity)

Nilai rata-rata ROE menandakan kemampuan KUD masih

rendah dalam menghasilkan laba bersih setelah pendapatan dan beban

Page 79: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

lain-lain atau SHU setelah pajak. Semakin besar SHU maka akan

semakin besar modal KUD karena 40% dari SHU akan digunakan

sebagai modal. Namun, karena kondisi umum KUD yang kurang

menguntungkan, kelebihan investasi dalam aktiva, serta tidak

efektifnya kegiatan keuangan dan manajemen KUD menyebabkan

usaha yang dilakukan KUD tidak dapat berkembang dengan baik

sehingga hasil usaha yang diperoleh lebih kecil dibandingkan modal

yang digunakan. Kondisi umum yang tidak menguntungkan KUD

adalah ketidakaktifan anggota terhadap usaha KUD serta kebijakan

pemerintah yang tidak mendukung perkembangan KUD misalnya

kebijakan tentang penghapusan subsidi pupuk dan ketidakpastian

penyelesaian utang KUD karena program pemerintah.

Perkembangan rasio rentabilitas dilihat dari indikator ROI dan ROE

menunjukkan perubahan yang fluktuatif. Nilai dari kedua rasio ini masih

dibawah standar sehingga menunjukkan bahwa KUD mampu

menghasilkan keuntungan dari usaha yang dilakukan namun tidak dapat

memenuhi kebutuhannya. KUD harus tetap memperhatikan rentabilitas

walaupun KUD bersifat tidak mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.

KUD sebagai badan usaha harus tetap dapat menjalankan usahanya dan

dapat bersaing dengan badan usaha lain sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraan anggotanya.

4. Pembahasan Komparatif Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan

Rasio Rentabilitas

Dilihat dari rasio likuiditas, KUD mampu untuk memenuhi

kewajiban finansial jangka pendeknya. Jika dilihat dari rasio solvabilitas

dan rentabilitas menunjukkan KUD belum mampu memenuhi seluruh

kewajibannya dan belum dapat menggunakan kekayaan atau modal KUD

untuk memperoleh hasil usaha yang optimal. Secara umum, dalam jangka

pendek keuangan KUD termasuk aman karena usaha yang dilakukan

masih dapat berjalan dan memenuhi setiap kewajibannya, namun karena

tingkat rentabilitas dari usaha KUD rendah menyebabkan hsail usaha yang

Page 80: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

diperoleh kecil. Apabila kondisi ini tetap berlangsung terus-menerus maka

dalam jangka panjang KUD akan mengalami kesulitan keuangan karena

tidak dapat memenuhi seluruh kewajibannya dengan kekayaan yang

dimiliki. Nilai rasio ini dipengaruhi oleh berbagai usaha yang telah dan

akan dilakukan oleh KUD.

Perkembangan KUD di Kabupaten Sukoharjo setelah orde baru

cukup pesat yang dapat ditunjukkan dengan peningkatan usaha dan jumlah

anggota KUD. Perkembangan yang paling pesat dialami pada usaha

simpan pinjam yaitu KUT dan KCK sejak tahun 1986. KUT merupakan

sistem kredit yang diberikan oleh pemerintah kepada petani untuk

mengembangkan usahanya yang diberikan melalui KUD. Plafon untuk

kredit KUT sendiri sesuai dengan kebutuhan modal yang diperlukan,

sedangkan jangka pengembalian selam 1 tahun dengan bunga 10,5% per

tahun. Untuk mengajukan kredit, petani menyerahkan sertifikat tanah milik

salah satu anggota kelompok tani sebagai anggunan kepada KUD.

Sedangkan KUD memberikan jaminan alat investasi kantor dan hasil

pertanian sebagai jaminan utang tersebut kepada bank. Mulai tahun 1990

hingga 1996 besar bunga KUT meningkat menjadi 12% per tahun dan

pihak KUD memperoleh keuntungan 3%. Penyebab kenaikan tingkat suku

bunga tersebut karena adanya krisis pada tahun 1997 sehingga terjadi

inflasi yang tinggi.

Pada tahun 2000, usaha pada KUD di Kabupaten Sukoharjo selain di

sektor usaha tani usaha simpan pinjam, listrik, dan waserda. Dalam

perkembangannya banyak terdapat masalah dalam kredit tersebut diantara

adalah adanya tunggakan dari petani kepada KUD dan tunggakan tersebut

adalah utang dan kekayaan terbesar pada KUD. Faktor-faktor yang

menyebabkan tunggakan diantaranya adalah

a. Tanaman yang dibiayai KUT mengalami gagal panen yang

menyebabkan petani tidak dapat membayar utangnya. Hal ini terjadi

pada tahun 1992 sampai 1994 karena adanya hama tikus kemudian

tahun 1997 hingga 1998 terjadi hujan terus-menerus.

Page 81: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

b. Kekurangsadaran petani untuk mengembalikan utang. Petani enggan

untuk membayar utangnya dan seringkali mengunakan alasan

pengunduran waktu pembayaran. Ada pula petani yang saling

menunggu petani lain untuk membayar utangnya terlebih dahulu.

c. Kecemburuan sosial dengan pihak konglomerat. Anggota KUD

beranggapan banyak orang kaya yang memperoleh utang dalam jumlah

yang cukup banyak bahkan sampai milyaran dan menunggak

pembayarannyajustru diberi keringanan pembayaran. Sementara petani

hanya mendapatkan kredit berkisar Rp 2.000.000,00 justru dibebani

untuk segera membayar.

d. Penyalahgunaan penggunaan kredit. Terdapat beberapa anggota dan

masyarakat yang tidak menggunakan kreditnya sesuai program

pemerintah tetapi digunakan untuk kebutuhan pribadi seperti

pembiayaan hajatan atau membayar utangnya.

e. Menurunnya harga beras. KUD mengalami kerugian akibat pembelian

beras dengan harga yang terlalu rendah oleh Dolog.

f. Kurangnya pengawasan dari pemerintah. Pelaksanaan kredit tidak

dilakukan pengawasan terhadap penggunaannya. Karena KUD hanya

mengandalkan kepercayaan kepada anggotanya. Sedangkan dari

pemerintah tidak baru melakukan kontrol ketika terjadi penunggakan

piutang.

g. Kurang profesionalnya pengurus dalam melakukan usaha dan

organisasi KUD. Terkadang dengan mengatasnamakan asas

kekeluargaan, pengurus memberikan kredit dan pelayanan yang lain

lebih besar kepada anggota dan masyarakat yang merupakan

kerabatnya.

Selain karena usaha KUD yang menyebabkan tunggakan tersebut.

KUD juga mengalami kesulitan dalam menentukan usaha yang sesuai

dengan kebutuhan anggotanya. Dengan lingkup kerja yang luas dan

banyak terdapat pesaing baik dari anggota sendiri atau pihak lain

menyebabkan KUD sulit untuk dapat bersaing. Usaha KUD saat ini

Page 82: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

dianggap masih mementingkan beberapa golongan masyarakat saja dan

tidak dapat menjangkau berbagai kalangan. Kekurangsadaran peran KUD

juga semakin memperburuk kondisinya.

Tingkat partisipasi anggota dalam KUD rendah yang menyebabkan

modal dari dalam KUD juga rendah. Dari perkembangannya modal luar

sangat mendominasi modal KUD khususnya modal dari pemerintah.

Awalnya tanpa modal dari luar tersebut sebenarnya KUD telah sanggup

untuk melakukan usahanya, namun karena KUD dirasa sebagai suko guru

perekonomian nasional maka dilakukan intervensi oleh pemerintah.

Dimana secara tidak langsung pemerintah mengendalikan organisasi KUD

dan mengarahkan ekonomi politik didalamnya untuk mencapai stabilitas

nasional. Kemudian pemerintah yang baru berusaha menciptakan

kemandirian KUD yang mustahil pada saat ini dapat terlaksana khususnya

di Kabupaten Sukoharjo karena berbagai alasan yang sebelumnya telah

diuraikan yang menyebabkan kemunduran kinerja KUD.

Usaha yang dilakukan KUD juga belum menunjukkan tingkat

penggunaan kekayaan yang efektif dan efisien sehingga modal yang

digunakan masih lebih besar dari hasil usaha yang diperoleh. Terlalu

banyak penanaman modal pada aktiva yang tidak dapat jamin

penggunaannya dapat mengahsilkan pendapatan adalah salah satu

penyebab rendahnya nilai rasio rentabilitas.

Organisasi yang dilakukan di KUD sudah bersifat terbuka dan lebih

profesional dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Namun, perlu

dikembangkan dalam usaha yang dapat meningkatkan citra KUD di

masyarakat sehingga dengan sendirinya diharapkan persepsi masyarakat

terhadap KUD akan menjadi semakin baik. Misalnya dengan

pengembangan potensi desa serta pendekatan secara personal.

Page 83: ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI LIKUIDITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa

KUD di Kabupaten Sukoharjo dalam jangka pendek masih dapat memenuhi

kewajiban finansialnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki

(likuiditas). Namun, dalam jangka panjang akan terjadi permasalahan dalam

memenuhi seluruh kewajiban finansialnya karena kurangnya kekayaan KUD

baik modal sendiri maupun total aktivanya untuk memenuhi kewajiban

finansial KUD (solvabilitas). KUD juga kurang efektif dan efisien

menanamkan modalnya dalam aktiva lancar, investasi, aktiva tetap dan aktiva

lainnya yang menyebabkan hasil usaha yang diperoleh KUD rendah

(rentabilitas).

B. Saran

Permasalahan mendasar yang terdapat pada keuangan KUD adalah

jumlah utang yang meningkat setiap tahun sedangkan banyak tunggakan

piutang yang tidak tertagih, dan jumlah modal sendiri yang tidak dapat

memenuhi kewajiban keuangannya. Kondisi ini menyebabkan keuangan KUD

menjadi lemah, sehingga perlu adanya:

1. Peningkatan modal dari dalam KUD yang dapat dilakukan melalui kerja

sama usaha dengan pelaku bisnis yang lain misalnya dalam usaha pangan

seperti pemasaran produk hortikultura dan palawija dari masyarakat

wilayah kerjanya dan kegiatan agribisnis lainnya.

2. Peningkatan profesionalitas, kreatifitas dan dedikasi pengurus untuk

mengembangkan KUD dengan melakukan berbagai pendidikan di bidang

usaha dan organisasi.