20
1 ARTIKEL ANALISIS MANAJEMEN PROMOSI KESEHATAN DALAM PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA DI KOTA PADANG TAHUN 2011 Oleh RINI MARLINA LAMAWATI BP. 0921219035 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN 2011

Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

  • Upload
    mozakim

  • View
    289

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

phbs, tatanan rumah tangga

Citation preview

Page 1: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

1

ARTIKEL

ANALISIS MANAJEMEN PROMOSI KESEHATAN

DALAM PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

(PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA DI KOTA PADANG

TAHUN 2011

Oleh

RINI MARLINA LAMAWATI

BP. 0921219035

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN 2011

Page 2: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

2

ANALISIS MANAJEMEN PROMOSI KESEHATAN DALAM PENERAPAN

PERLAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) TATANAN UMAH TANGGA DI

KOTA PADANG TAHUN 2011

RINI MARLINA LAMAWATI,

DR.dr.Dlmi Sulastri, MS, SpGK

Kamal Kasra, SKM, MQIH

1. Pegawai BPBD Provinsi Sumatera Barat

2. Dosen Program Pascasarjana Universitas Andalas Padang

ABSTRAK

Peran promosi kesehatan sangat penting dalam mengantisipasi perilaku

masyarakat untuk tahu, mau dan mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan

sehat. Namun, proses perubahan perilaku di masyarakat tidaklah mudah, hal ini

terlihat di Kota Padang yang telah melaksanakan program PHBS baru mencapai

49,37% dengan target 65%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen

promosi kesehatan dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) tatanan

rumah tangga di Kota Padang.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian

kuantitatif dan metode penelitian kualitatif, dengan lokasi penelitian di Kota

Padang dan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Oktober 2011.

Pengumpulan data kuantitatif dengan menggunakan kuesioner terhadap 192 orang

sampel dan pengumpulan data kualitatif menggunakan pedoman wawancara

terhadap 7 orang informan penelitian dan FGD sebanyak 9 orang. Pengolahan

data kuantitatif dilakukan secara univariat dan pengolahan data kualitatif dengan

triangulasi.

Hasil penelitian kuantitatif didapatkan cakupan PHBS 61% dan hasil

penelitian kualitatif diperoleh bahwa tenaga promkes puskesmas belum pernah

mendapat pelatihan tentang promosi PHBS, dana yang tersedia masih terbatas,

metoda yang digunakan berupa penyuluhan, sarana dan prasarana penunjang

promosi kesehatan belum mencukupi, perencanaan belum terlaksana secara

terpadu, disamping itu pengorganisasian untuk PHBS belum ada, penggerakan

masyarakat belum maksimal, dan pemantauan penilaian belum dilaksanakan

secara rutin.

Manajemen promosi kesehatan dalam penerapan PHBS rumah tangga

belum terlaksana sesuai yang diharapkan. Untuk itu direkomendasikan kepada

Dinas Kesehatan Kota Padang untuk meningkatkan advokasi, pelatihan petugas

promkes, meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor, pengembangan metode,

dan perlu adanya sarana serta format pencatatan pelaporan untuk pemantauan dan

penilaian.

Daftar Bacaan : 35 (1996-2011)

Kata Kunci : Analisis Manajemen, Promosi Kesehatan, PHBS Rumah Tangga

Page 3: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

3

POST GRADUATE PROGRAM COMMUNITY HEALTH SCIENCE FACULTY

OF MEDICINE ANDALAS UNIVERSITY PADANG

Thesis, Desember 2011

RINI MARLINA LAMAWATI

vii + 128 pages, 10 tables, 17 drawings, 20 attachment.

ABSTRAC

The role of health promotion is very important in anticipating the behavior

of the public to know, willing and able to implement a clean and healthy living

behaviors. However, the process of behavior change in society is not easy, it is

seen in the city of Padang which has been implementing the program has only

reached 49,37% Clean Living Healthy Behavior (CLHB) with a target of 65%.

The purpose of this study was to determine the management of health promotion

in the application of Clean Living Healthy Behavior (CLHB) order of the

households in the city of Padang.

The research was conducted by using methods of quantitative research and

qualitative research methods, with research sites in the city of Padang and

implemented in May to October 2011. The collection of quantitative data using a

questionnaire to 192 people werw sampled and qualitative data collection using an

interview guide included 7 research informants and 9 FGD. Quantitative data

processing performed univariate and qualitative data processing is triangulation.

Quantitative results obtaineds 61% coverage of CLHB and qualitative

research resulth obtained that the health resources have not understood about the

promotion of domestic CLHB and have never received training, funds are

available is still limited, with the method used in the form of counseling, facilities

and infrastructure supporting health promotion has not been sufficient, not yet

implemented in an integrated planning, as well was organizing for CLHB not

exist, community mobilization is not maximized, and the monitoring of

assessment has not been carried out routinely.

The management of promotion in the application of domestic CLHB

happened as expected. So, that is recommended for the Health Departement city

of Padang to improve advocacy, Promotion training officer, continuosly

improving coordination with cross-sector, development of methods and means,

necessary to recording format of reporting for monitoring and assessment..

Reading list : 35 (1996-2011)

Keywords : Analysis of Management, Health Promotion, PHBS Household

Page 4: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

4

Latar Belakang

Promosi Kesehatan pada prinsipnya merupakan upaya pemberdayaan

masyarakat untuk tahu, mau dan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat.

Banyak permasalahan kesehatan di Indonesi dapat dicegah melalui kegiatan

promosi kesehatan. Namun, proses perubahan perilaku di masyarakat tidaklah

mudah, maka perlu dikembangkan strategi serta langkah-langkah yang dapat

mendukung upaya pemberdayaan masyarakat agar mampu berperilaku hidup

bersih dan sehat.

Pentingnya peranan promosi kesehatan dalam pembangunan kesehatan

telah diakui oleh berbagai pihak, oleh sebab itu didalam Grand Strategy

Departemen Kesehatan yang tertuang pada Keputusan Menteri Kesehatan RI

Nomor 457 Tahun 2008, telah ditetapkan Visi pembangunan kesehatan adalah:

“Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat” serta Misi: “Membuat Masyarakat

Sehat” dengan Strategi: “Menggerakkan dan Memberdayakan Masyarakat Untuk

Hidup Sehat”. Secara makro paradigma sehat berarti semua sektor memberikan

kontribusi positif bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat, secara mikro

berarti pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan preventif

melalui pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau keluarga,

karena rumah tangga yang sehat merupakan asset atau modal pembangunan di

masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya.

Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit

menular dan penyakit tidak menular, oleh karena itu untuk mencegah penyakit

tersebut, anggota rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS

(Depkes, 2009).

Dinas kesehatan Kota Padang telah melaksanakan program PHBS pada

23.227 rumah, dan memenuhi persyaratan PHBS baru mencapai 11.468 (49,37%)

dengan target 65%. Rendahnya cakupan ini berdampak juga terhadap tingginya

angka kesakitan yang berhubungan dengan penyakit yang berorientasi lingkungan

dan perilaku, dimana kasus penyakit menular selama tahun 2009 masih cukup

tinggi, seperti DHF terdapat 1286 kasus dengan 8 kematian. Kasus terbanyak

adalah wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya dan diikuti oleh wilayah kerja

Page 5: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

5

Puskesmas Andalas. Malaria positif 195 kasus, diare 17483 kasus. Berdasarkan

uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

Manajemen Promosi Kesehatan dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Sehat

Tatanan Rumah Tangga di Kota Padang Tahun 2011.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Manajemen Promosi

Kesehatan dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Sehat Tatanan Rumah Tangga

dan permasalahannya di Kota Padang melalui pendekatan sistem.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian

kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui penerapan PHBS di masyarakat, dan

metode kualitatif dengan tujuan untuk dapat menggali informasi yang mendalam

tentang manajemen promosi kesehatan dalam penerapan PHBS tatanan rumah

tangga, penelitian ini dilaksanakan di Kota Padang pada tahun 2011 dengan

jumlah sampel sebanyak 192 orang sedangkan untuk kualitatif adalah Kepala

Dinas Kesehatan, Kepala BPMPK, Ketua TP PKK, Pimpinan Puskesmas Andalas

dan Penanggung jawab Promkes, serta FGD adalah kader kesehatan.

Pengumpulan data dengan menggunakan data sekunder dan data primer dengan

survey menggunakan kuesioner dan untuk kualitatif menggunakan pedoman

wawancara, tustel, perekam dan kertas kerja. Hasil penelitian di analisis dengan

menggunakan univariat untuk data kuantitatif dan triangulasi untuk data kualitatif.

Hasil Penelitian

1. Hasil Survei Penerapan PHBS Rumah Tangga

1.1. Tingkat Pengetahuan masyarakat tentang PHBS

Gambar 5.1. Pengetahuan tentang PHBS menurut Responden

di Kota Padang Tahun 2011

Page 6: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

6

Sebagian besar responden sudah tahu tentang PHBS yaitu sebanyak 164

orang (85,6 %) dan 28 orang (14,4%) belum tahu tentang PHBS.

1.2. Sumber Informasi

Gambar 1.2. Sumber Informasi PHBS menurut Responden di

Kota Padang Tahun 2011

Pada gambar 1.2 dapat dilihat bahwa dari 164 orang (85,6%) responden

yang tahu tentang PHBS, mengatakan mendapat informasi PHBS dari petugas

kesehatan sebanyak 62%, dan dari non kesehatan sebanyak 38%.

1.3. Cakupan PHBS

Gambar 1.3. Cakupan PHBS di Kota Padang Tahun 2011

Dari gambar 1.3 diatas dapat dilihat bahwa cakupan PHBS baru mencapai

61%.

Page 7: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

7

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada ibu-ibu rumah tangga

diketahui bahwa dari 10 indikator PHBS yang masih dibawah target nasional

yaitu pemberian ASI Ekslusif sebanyak 41,3%, penimbangan balita sebanyak

49,2%, cuci tangan dengan air bersih pakai sabun sebanyak 53,6%, memberantas

jentik di rumah sebanyak 43,2%, menggunakan jamban sehat sebanyak 61,5% ,

tidak merokok di dalam rumah sebanyak 33,3% , melakukan aktifitas fisik setap

hari sebanyak 61,5%.

Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa yang sering memberikan

informasi kepada masyarakat tentang penerapan PHBS rumah tangga yaitu dari

tenaga kesehatan/petugas puskesmas sebanyak 62%, dan non kesehatan sebanyak

38% (kader, PKK, RT/RW, Lurah dan LPM).

Hasil dan Pembahasan Hasil Penelitian

1. Komponen Input

1.1 Kebijakan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kota Padang belum memiliki

kebijakan tersendiri tentang promosi kesehatan, disamping itu buku pedoman

yang ada berupa buku panduan dan petunjuk tentang PHBS belum

tersosialisasikan secara keseluruhan kepada petugas puskesmas, buku petunjuk

tersebut tersimpan saja pada petugas promkes, sehingga petugas belum

memahami tentang langkah-langkah PHBS yang semestinya. Sedangkan untuk

terlaksananya perubahan perilaku masyarakat di bidang kesehatan, pihak Dinas

Kesehatan Kota Padang memerlukan dukungan kebijakan dari pememerintah

daerah berkaitan dengan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dalam

kehidupan masyarakat Kota Padang sehari-hari seperti pemberian ASI eksklusif,

penimbangan balita, memberantas jentik, tidak merokok dalam rumah.

Pemerintah Kota Padang sebenarnya sudah mempunyai potensi yang kuat

untuk menerbikan kebijakan tentang Pembudayaan Hidup Bersih dan Sehat

karena Kota Padang sudah sejak lama mendapatkan predikat kota Adipura dan

Kota Sehat. Kondisi ini tentu Pemerintahan Kota Padang ingin warganya hidup

bersih dan sehat. Untuk itu dalam menciptakan perubahan perilaku supaya

Page 8: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

8

diterapkan lebih maksimal oleh petugas kesehatan dan dinas terkait, maka perlu

pendekatan advokasi kepada pemerintah daerah dan DPR agar program Promkes

dalam penerapan PHBS ini dapat didukung oleh pemeintah kota Padang dalam

mengeluarkan suatu kebijakan pemerintah daerah yang menyangkut PHBS.

Dimana PHBS menjadi prioritas utama dalam promosi kesehatan yang perlu

didukung dengan dana dan tenaga yang terampil/ profesional.

1.2. Tenaga Kesehatan

Hasil wawancara mendalam yang penulis lakukan tentang tenaga

kesehatan diketahui bahwa permasalahan sumber daya manusia atau tenaga

kesehataan di Dinas Kesehatan dan Puskesmas di Kota Padang dalam

melaksanakan promosi kesehatan, dimana masih kurangnya tenaga yang terampil

dalam promosi kesehatan. Disamping itu petugas kesehatan yang ada juga

melaksanakan tugas rangkap. Tenaga promosi kesehatan puskesmas latar

belakang pendidikan DIII perawat dan belum pernah mengikuti pelatihan promosi

kesehatan tentang penerapan PHBS, sehingga belum semuanya mengerti tentang

10 indikator PHBS atau penerapan PHBS kepada masyarakat.

Mengingat keterbatasan dari petugas karena harus mengerjakan tugas

rangkap maka untuk itu perlu dipikirkan upaya dalam meningkatkan keterampilan

petugas bidang promosi kesehatan dalam penerapan PHBS di Kota Padang. Agar

petugas kesehatan memahami pelaksanaan program PHBS dengan baik maka

perlu diberikan pelatihan atau pendidikan kepada petugas kesehatan agar dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sehingga memiliki keahlian

dalam berpromosi kesehatan kepada masyarakat. Disamping itu diharapkan

petugas kesehatan lainnya harus ikut juga mendukung program PHBS ini

contohnya pada saat posyandu, kunjungan KIA, dan kunjungan rumah sanitasi

sehingga program PHBS ini dapat berjalan secara berkesinambungan.

1.3. Dana

Dari hasil wawancara mendalam dan telaah dokumen diketahui bahwa

usulan dana untuk promosi kesehatan tahun 2010 sebesar Rp. 300.000.000,00.

Ternyata yang dialokasikan pada DIPA untuk promosi kesehatan Dinas Kesehatan

Page 9: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

9

Kota Padang Tahun 2010 hanya sebesar 0,46% dari jumlah dana keseluruhan

yaitu Rp. 69.083.000,00. Jumlah dana yang tersedia dirasa kurang dan belum

mencukupi untuk kegiatan promosi kesehatan. Kondisi ini dapat menjadi

hambatan sehingga program promosi kesehatan dalam penerapan PHBS rumah

tangga belum sesuai dengan yang diharapkan.

Hasil penelitian Suci Hati (2008), Pelaksanaan strategi promosi kesehatan

untuk PHBS yang dilakukan puskesmas cenderung belum maksimal, yang

disebabkan adanya hambatan atau masalah keterbatasan biaya.

Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Padang perlu mengevaluasi sudah sejauh

mana perubahan yang terjadi karena perubahan tersebut dapat dilihat langsung

oleh masyarakat, sehingga tidak mungkin hanya berupa laporan saja tapi harus

didukung dengan dokumentasi dan photo tentang perubahan atau berupa publikasi

sehingga dengan demikian kita dapat meningkatkan advokasi kepada Walikota,

DPRD, Bappeda atau para pembuat keputusan disegala tingkat agar memperoleh

komitmen dan dukungan dana yang cukup untuk kegiatan program yang akan

dilaksanakan.

1.4. Metode

Pada penelitian ini diketahui bahwa metode yang digunakan untuk

kegiatan promosi kesehatan dalam penerapan PHBS rumah tangga adalah melalui

penyuluhan langsung, kegiatan majelis taklim, dan penyuluhan tidak langsung

menggunakan media/ penyebaran brosur, leaflet, poster, pemasangan spanduk.

Sebagai penyuluh kesehatan banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi

seperti cara penyampaian pesan, penguasaan materi atau pesan yang akan

disampaikan, wawasan penyuluh, dan inovasi, setelah diperoleh informasi dari

FGD ternyata penyuluh hanya bersifat monoton saja, kurang adanya dinamika

kelompok sehingga masyarakat sudah malas untuk mendengarkan penyuluhan.

Menurut Notoatmodjo (2005), metode dan media yang digunakan dalam

promosi kesehatan disesuaikan dengan kondisi sasaran, tempat dan waktu

pelaksanaan sehingga menggugah “awareness” atau kesadaran masyarakat

terhadap suatu inovasi yang diharapkan dapat berpengaruh terhadap perubahan

perilaku.

Page 10: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

10

Sesuai dengan tujuan dari promosi kesehatan adalah terjadinya perubahan

perilaku kearah budaya hidup bersih dan sehat maka yang penting adalah

memberdayakan masyarakat, biarkan masyarakat yang menentukan apa

permasalahan yang ada didaerahnya, jangan terbiasa menerapkan suatu kegiatan

sehingga akhirnya masyarakat manjadi objek saja, sehingga penyuluh bertindak

sebagai fasilitator sajas dalam mencarikan solusi bersama masyarakat. Untuk itu

dalam pemilihan media perlu dipertimbangkan secara cermat sesuai dengan sosial

budaya dan kebutuhan masyarakat misalnya pesan kesehatan disampaikan melalui

kegiatan majelis taklim, wirid pengajian, randai, saluang, dan lain-lain, sehingga

masyarakat mau melakukan perubahan perilaku kepada yang lebih baik yaitu

melalui pemberdayaan masyarakat.

5. Sarana dan prasarana

Pada penelitian ini diketahui bahwa sarana media cetak yang dibuat dan

didistribusikan untuk mendukung program Promosi Kesehatan sangat terbatas.

Selama Tahun 2010.

Menurut Terry dalam Sutopo (2000), berpendapat bahwa agar fungsi dapat

dilaksanakan dengan baik, maka diperlukan adanya sumber-sumber atau sarana-

sarana yang mendukung agar pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berjalan baik.

Alat peraga atau media promosi kesehatan sangat membantu untuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat merubah perilaku ke arah positif terhadap

kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Disamping itu untuk menyampaikan informasi

tentang perilaku hidup bersih sehat ini perlu juga dilakukan secara multi media

dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti televisi, radio, untuk dialog

interaktif atau sandiwara.

Agar pelaksanaan promosi kesehatan dapat berjalan dengan baik maka

harus didukung dengan ketersediaan sarana dan prasarana sesuai dengan jumlah

puskesmas dan posyandu yang ada di Kota Padang. Dan juga disediakan sarana

pendukung lainnya seperti alat peraga, karena dengan mencontohkan lansung

kepada masyarakat akan lebih memudahkan masyarakat untuk memahami apa

yang disampaikan tentang PHBS rumah tangga.

Page 11: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

11

2. Komponen Proses

2.1. Perencanaan

Beberapa informasi yang disampaikan oleh informan diketahui bahwa

perencanaan sudah dilaksanakan, namun perencanaan tersebut belum

dilaksanakan secara terpadu baik dengan lintas program maupun lintas sektoral.

Dalam rangka pelaksanaan program PHBS ini dinas terkait masih melaksanakan

secara sendiri-sendiri, belum terkoordinir dengan baik, sehingga sistem

perencanaannya juga belum terlaksana secara terpadu. Pada hal tujuan dan sasaran

dari kegiatan ini adalah sama antara Dinas Kesehatan, PKK dan BPMPK Padang

yaitu bertujuan untuk menerapkan Pembudayaan Hidup Bersih dan Sehat.

Tahap perencanaan ini merupakan kegiatan yang sangat penting dalam

suatu kegiatan, karena kalau perencanaan tidak matang maka tentu

pelaksanaannya juga tidak akan baik Agar pelaksanaan program promosi

kesehatan dalam penerapan PHBS, berjalan dengan baik dan berkesinambungan

perlu melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait, serta melibatkan peran

serta masyarakat mulai dari perencanaan sampai tahap evaluasi. Dalam tahap

perencanaan sebaiknya di mulai dari bawah (bottom up planning) yang didukung

oleh pimpinan puskesmas. Untuk itu perlu terlebih dahulu disosialisasikan pada

tokoh masyarakat, tokoh agama, camat, lurah, dan masyarakat akan pentingnya

penerapan PHBS. jadi pihak petugas pemerintah sebagai fasilitator tidak

memaksakan keinginannya dan kehendaknya, tetapi perlu kesabaran dalam

perubahan perilaku masyarakat, karena perubahan perilaku itu membutuhkan

waktu yang lama dan pendekatan yang benar.

2.2. Pengorganisasian

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dan hasil diskusi dengan

para kader, bahwa pengorganisasian untuk pelaksanaan program PHBS baik pada

Dinas Kesehatan Kota Padang, Puskesmas, BPMPK maupun PKK belum ada.

Pengorganisasian yang ada pada program TP PKK pada Pokja IV bidang

kesehatan, sebenarnya sudah cukup baik karena TP PKK ini sampai ketingkat

kelurahan, sedangkan yang duduk pada Pokja IV TP PKK umumnya juga dari

Page 12: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

12

dinas kesehatan dan BPMPK, jadi sebaiknya untuk penerapan perilaku hidup

bersih dan sehat ini adalah adanya komitmen dari semua instansi terkait untuk

membina dan membentuk pengorganisasian baik di tingkat Kota maupun tingkat

kecamatan dan kelurahan, sehingga memudahkan untuk melakukan kegiatan dan

evaluasi dengan membentuk sekretariat bersama agar tim pokjanal tersebut dapat

melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan serta evaluasi PHBS secara

kontinue dan dapat memberikan alternative pemecahan masalah yang dihadapi

masyarakat.

2.3. Penggerakan dan Pelaksanaan

Menurut pendapat beberapa informan bahwa penggerakan pelaksanaan

dalam penerapan PHBS sudah dilaksanakan sesuai perencanaan tapi koordinasi

dari masing-masing instansi baik lintas program maupun lintas sektor masih

belum optimal, dan penerapan PHBS pada masyarakat belum mencapai target

yang diharapkan.

Kegiatan ini ditentukan juga oleh kegiatan pengorganisasian dari lintas

sector, apabila sudah mempunyai secretariat bersama tentu akan memudahkan

dalam penggerakan dan pelaksanaan kegiatanPHBS. Kemudian juga perlu ada

koordinasi yang baik dan komitmen dari semua dinas terkait untuk bersama-sama

menerapkan PHBS ini dengan didukung oleh kebijakan pemerintah kota. Adanya

kordinasi dengan dinas terkait yaitu tim penggerak PKK, BPMPK dan Lembaga

Sosial Masyarakat lainnya akan dapat memotivasi masyarakat agar mau

berperilaku hidup bersih sehat. Sebaiknya penggerakan pelaksanaan dimulai dari

tingkat bawah yang lebih dekat ke masyarakat seperti tokoh masyarakat, tokoh

agama, RT/RW, lurah, serta kader kesehatan, sehingga PHBS dapat tercapai untuk

meningkat kesehatan masyarakat dan menuju Kota Sehat.

2.4. Pemantauan dan Evaluasi

Hasil wawancara mendalam dengan informan mengatakan bahwa

pencatatan dan pelaporan PHBS belum ada. Kemudian berdasarkan telaahan

dokumen juga belum terlihat sistem pengawasan yang terpadu dan terencana dan

tidak dapat dilihat model laporan dari promkes dalam penerapan PHBS. Keadaan

Page 13: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

13

ini disebabkan oleh belum adanya secretariat bersama dan belum adanya petugas

Pokjanal yang ditunjuk untuk melakukan pencatatan dan pelaporan, kegiatan ini

masih diserahkan pada masing-masing dinas terkait.

Disamping itu Dinas Kesehatan hanya melakukan evaluasi pada rapat atau

pertemuan dengan puskesmas yang bukan merupakan pembahasan khusus

terhadap penerapan PHBS. Informasi dari kader kesehatan/peserta FGD

mengatakan bahwa mereka belum ada membuat pencatatan maupun pelaporan

tentang PHBS karena tidak ada yang meminta dan tidak tahu juga kemana laporan

harus diberikan, karena selama ini kami tidak tahu model pencatatan dan

pelaporan khusus tentang PHBS ini. Disamping itu pemantauan PHBS oleh

BPMPK dan PKK baru pada daerah binaan yang akan dilombakan pada tahun

tersebut saja. Evaluasi belum menggunakan suatu format yang terstruktur,

sehingga sulit menentukan cakupan dari penerapan PHBS.

Mengingat perubahan perilaku membutuhkan waktu yang lama maka perlu

adanya pemantauan dan evaluasi yang rutin, sehingga setiap ditemui masalah atau

kandala dalam pelaksanaan PHBS ini dapat segera di bahas dalam pertemuan rutin

pokjanal PHBS. Disamping itu evaluasi ini perlu melibatkan dari pihak

masyarakat dan setiap evaluasi harus diikuti dengan tindak lanjut, agar kegiatan

ini manjadi berkesinambungan dan menjadi budaya di tengah-tengah masyarakat.

3. Komponen Output

Untuk komponen output diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan

beberapa informan dan diskusi kelompok terarah dengan kader, bahwa penerapan

perilaku hidup bersih sehat (PHBS) rumah tangga di Kota Padang belum

terlaksana dengan baik seperti yang diharapkan dan belum mencapai target

nasional (65%). Keempat indicator tersebut adalah pemberian ASI Ekslusif

sebanyak 41,3%, penimbangan balita sebanyak 49,2%, memberantas jentik di

rumah sebanyak 43,2%, dan tidak merokok di dalam rumah sebanyak 33,3%.

Penerapan perilahu hidup bersih sehat tatanan rumah tangga terdapat persamaan

pendapat antara kelompok informan, yang mengatakan bahwa untuk dapat

berjalan dengan baik dan terlaksana program PHBS secara berkesinambungan,

perlu dukungan oleh lintas sektor untuk pemberdayaan masyarakat agar

Page 14: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

14

masyarakat mau dan mampu berperilaku sehat (ber-PHBS), serta pembinaan

kelapangan secara bersama-sama dengan petugas kesehatan.

Untuk melihat perkembangan dan kemajuan penerapan PHBS pada

masyarakat perlu dibuat pencatatan dan pelaporan secara berkesinambungan, yang

dapat dijadikan sumber informasi untuk membuat perencanaan kedepan.

Dengan adanya program penghargaan Adipura dan Kota Sehat, maka

perhatian pemerintah terhadap perilaku hidup bersih dan sehat sebenarnya sudah

cukup tinggi juga. Hal ini merupakan kesempatan baik bagi DKK, dan lintas

sektor terkait beserta jajarannya dalam meningkatkan kemampuan meyakinkan

pemerintah dan DPRD dalam pembiayaan program promosi Kesehatan dalam

penerapan PHBS tatanan rumah tangga di Kota Padang.

1. Kesimpulan

1.1. Komponen Input

1. Pelaksanakan promosi kesehatan dalam penerapan PHBS tatanan Rumah

Tangga pada Dinas Kesehatan Kota Padang berpedoman kepada

Kepmenkes dan buku petunjuk/ buku pedoman yang dikeluarkan oleh

Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI tahun 2008 dan 2009, Dinas

Kesehatan Kota Padang belum memiliki kebijakan promosi kesehatan

PHBS seperti Instruksi, peraturan, surat keputusan.

2. Tenaga promosi kesehatan yang ada di puskesmas belum pernah

mendapatkan pelatihan tentang promosi kesehatan PHBS dan disamping

itu juga memiliki tugas rangkap. Tenaga promosi kesehatan puskesmas

latar belakang pendidikan DIII perawat.

3. Alokasi dana APBD Kota Padang Tahun 2010 untuk pelaksanaan

promosi kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Padang Rp. 69.083.000,00

(0,46% dari total anggaran yang ada), sangat kecil bila dibandingkan

dengan standar alokasi dana promosi kesehatan tingkat nasional (4-5%)

dari total anggaran per tahun.

4. Metode yang dipakai untuk promosi kesehatan dalam penerapan perilaku

hidup bersih berupa penyuluhan, ceramah.

Page 15: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

15

5. Jumlah dan jenis sarana penunjang promosi kesehatan masih sebatas

media cetak, belum mencukupi untuk seluruh puskesmas/ posyandu yang

ada di Kota Padang.

1.2. Komponen Proses

1. Perencanaan untuk promosi kesehatan dalam penerapan PHBS belum

dilaksanakan secara terpadu baik dengan lintas program maupun dengan

lintas sektoral.

2. Pengorganisasian untuk promosi kesehatan dalam penerapan perilaku

hidup bersih sehat (PHBS) belum ada.

3. Penggerakkan Pelaksanaan promosi kesehatan dalam penerapan PHBS di

masyarakat belum terlaksana dengan maksimal.

4. Pemantauan Penilaian yang dilakukan hanya berdasarkan hasil survei

PHBS rumah tangga, sedangkan pencatatan dan pelaporan bulanan

maupun tahunan PHBS belum ada.

1.3. Komponen Output

Penerapan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Tatanan Rumah

Tangga di Kota Padang Tahun 2011 belum terlaksana sesuai yang

diharapkan, dan masih rendah dibawah target (65%).

2. Saran

2.1. Dinas Kesehatan Kota Padang

1. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Padang agar lebih

mensosialisasikan PHBS Rumah tangga kepada stakholders (Pemko,

DPRD, Bappeda) serta lintas sektor terkait (BPMPK, TP-PKK,

Kecamatan, Kelurahan) melalui kegiatan workshop/seminar, atau

pertemuan-pertemuan, supaya mendapatkan dukungan dalam

membudayakan dan menggerakkan masyarakat sehingga program

PHBS rumah tangga dapat terlaksana dengan maksimal.

2. Dinas Kesehatan Kota Padang agar mengusulkan dan meningkatkan

advokasi kepada pemerintah Kota Padang untuk mendapatkan

dukungan sumber daya, kebijakan berupa peraturan, surat keputusan

atau instruksi untuk melaksanakan PHBS rumah tangga secara

Page 16: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

16

bersama-sama dengan lintas sektor terkait (BPMPK, TP-PKK,

Kecamatan, Kelurahan) di Kota Padang.

3. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Padang agar

mengkoordinasikan program/ kegiatan PHBS rumah tangga kepada

lintas sektor terkait (BPMPK, TP-PKK) sehingga bersama-sama

menggerakkan masyarakat melalui camat, lurah, RT/RW agar

masyarakat mau ber-perilaku hidup bersih sehat dan petugas

puskesmas juga mudah dalam menggerakkan masyarakat untuk

melaksanakan PHBS rumah Tangga.

4. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Padang untuk meningkatkan

alokasi dana sesuai dengan standar nasional sehingga mencukupi untuk

kegiatan promosi kesehatan, pelatihan bagi petugas promkes dan

pengadaan sarana prasarana penunjang untuk puskesmas dan

posyandu.

5. Agar Dinas kesehatan Kota Padang meningkatkan keterampilan

petugas dengan mengadakan pelatihan bagi petugas promosi kesehatan

puskesmas meliputi manajemen, teknis, sehingga semua petugas

kesehatan memahami program PHBS rumah tangga.

6. Agar Dinas Kesehatan Kota Padang meningkatkan koordinasi secara

terus menerus dengan lintas program maupun lintas sektor untuk

mensinkronkan waktu melakukan pembinaan, penyuluhan PHBS

secara bersama kepada masyarakat.

7. Untuk memantau dan meningkatkan cakupan program PHBS

disarankan kepada Dinas Kesehatan Kota Padang untuk melakukan

evaluasi program minimal 2 (dua) kali setahun, membuatkan bentuk

pencatatan dan pelaporan yang baku sehingga memudahkan untuk

melakukan pemantauan dan evaluasi setiap bulan terhadap pelaksanaan

PHBS rumah tangga.

2.2 Puskesmas

1. Puskesmas perlu meningkatkan pendekatan kepada kecamatan,

kelurahan melalui pertemuan pada rapat koordinasi kecamatan setiap

bulan dengan menekan agar kehadiran pak camat, lurah tidak

Page 17: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

17

diwakilkan sehingga dapat bersama-sama membahas kegiatan-kegiatan

yang akan dilakukan berkaitan dengan permasalahan yang muncul

akibat rendahnya Perilaku Hidup Bersih Sehat masyarakat.

2. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang PHBS,

maka disarankan kepada tenaga kesehatan puskesmas untuk

meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada ibu-

ibu melalui kegiatan posyandu, kegiatan majelis taklim, dan untuk

bapak-bapak melalui wirid pengajian di masjid dengan melibatkan

tokoh agama untuk menyampaikan pesan sehat sesuai sosial budaya

setempat. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan permasalahan

yang ada, antara lain pentingnya memberikan Asi Eksklusi kepada

anak, menimbang balita setiap bulan, memberantas jentik, bahaya

merokok, dan lain-lain.

3. Mengingat keterbatasan anggaran oleh pemerintah disarankan kepada

Puskesmas untuk mengelola potensi masyarakat dan dunia usaha yang

ada di wilayah kerjanya, serta menggali sumber dana dari masyarakat

seperti arisan beras, dana sehat, dana jempitan/peduli posyandu, dan

lain-lain, yang digunakan untuk perbaikan kualitas lingkungan,

kegiatan posyandu.

2.3. Lintas Sektor

1. Dalam rangka meningkatkan perilaku hidup bersih sehat secara

maksimal disarankan kepada lintas sektor (BPMPK, TP-PKK) perlu

adanya penguatan kelembagaan untuk tingkat Kota dan Kecamatan

dengan mengaktifkan kembali tim kelompok kerja operasional

(Pokjanal), dan di tingkat kelurahan adalah Kelompok Kerja (Pokja)

atau dasawisma, serta melibatkan peran serta masyarakat, tokoh

masyarakat bersama petugas kesehatan.

2. Disarankan kepada BPMPK dan TP PKK Kota Padang untuk dapat

mendukung program promosi kesehatan PHBS rumah tangga dengan

lebih mengkoordinasikan atau menekankan kepada camat, lurah,

RT/RW, tokoh masyarakat, agar menginformasikan dan menggerakkan

masyarakat supaya berperilaku hidup bersih sehat.

Page 18: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

18

Daftar Kepustakaan

Depkes RI, 2008 , Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan Dalam Pencapaian

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat, Depkes RI, Jakarta

Depkes RI, 2009, Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Di Daerah,

Depkes RI, Jakarta.

Depkes RI , 2008, Panduan Promkes Dalam Pencapaian Perilaku Hidup Bersih

Dan Sehat Tatanan Rumah Tangga, Depkes RI, Jakarta.

Notoatmodjo Soekidjo, 2005, Promkes Dan Teori Aplikasi, Cetakan Pertama,

Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo Soekidjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar,

Cetakan Kedua, Rieneka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo Soekidjo 2007, Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku, Rineka

Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo Soekidjo 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta,

Jakarta.

Depkes RI, 2009, Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Berbagai

Tatanan, Depkes RI, Jakarta.

Depkes RI 2009, Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih Dan Sehat, Depkes RI,

Jakarta.

Depkes RI, 2008, Pedoman Pelaksanaan Promkes Di Puskesmas, Depkes RI,

Jakarta.

Dinkes Prov.Sumbar, 2009, Hasil Survei PHBS Kab/Kota Dalam Angka, Dinas

Kesehatan Provinsi Sumbar.

Bachtiar Adang, 2000, Metode Penelitian Kesehatan, Program Pasca Sarjana

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, UI, Jakarta.

Dinkes Prov. Sumbar, 2009, Survei PHBS Prov Sumbar, Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Barat.

Dinkes Kota Padang, 2010, Profil Kesehatan Tahun 2010 Edisi 2011, Dinas

Kesehatan Kota Padang.

Dinkes Kota Padang, 2010, Laporan Tahunan Tahun 2010 Edisi 2011, Dinas

Kesehatan Kota Padang.

Page 19: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

19

Depkes RI, 2006, Materi Pelatihan Teknik Promosi Kesehatan Bagi Tim

Fasilitasi Promosi Kesehatan, Promosi Buku I, Pusat Promosi Kesehatan, Depkes

RI, Jakarta.

Azrul Azwar, 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga, Bina Pura

Aksara, Jakarta.

Depkes RI, 2009, Sistim Kesehatan Nasional, Bentuk Dan Cara Penyelengaraan

Pembangunan Kesehatan, Depkes RI, Jakarta.

Depkes RI, 2010, Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014,

Depkes RI, Jakarta.

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D,

Alfabeta,Bandung.

Basrowi & Suwandi, 2008, Memahami Penelitian Kualitatif, Rieneka Cipta,

Jakarta.

Depkes RI, 2006, Survei Cepat PHBS 2006, Jakarta.

Depkes RI, 2006, Panduan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di

Rumah Tangga melalui Tim Penggerak PKK, Jakarta.

Adelima CR Simamora, 2010, Pengaruh Pengetahuan Petugas Kesehatan

Terhadap Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Di Puskesmas Di Kabupaten

Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan , 2006, Pedoman Pengembangan

Kabupaten/ Kota Percontohan Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

(PHBS)), Makasar.

Suci Hati, Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku

Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan

Patumbak Kabupaten Deli Serdang 2008 (Tesis), Pasca Sarjana Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Page 20: Analisis Manajemen Promosi Kesehatan Dalam Penerapan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Phbs Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011

20