31
Learning Issue Tutorial Skenario C Blok 20 Disusun Oleh: Nama : Elzan Zulqad Maulana NIM : 04121401029 Kelas : PDU Non-Reguler 2012 Fakultas Kedokteran

Analisis Masalah Ske C Blok 20

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis Masalah Tutorial Skenario C Blok 20 Universitas Sriwijaya

Citation preview

Learning IssueTutorial Skenario C Blok 20

Disusun Oleh:Nama: Elzan Zulqad MaulanaNIM: 04121401029Kelas: PDU Non-Reguler 2012

Fakultas KedokteranUniversitas Sriwijaya 2013/2014

1. Klarifikasi Istilaha. Keinginan bunuh diri: Tindakan ingin mengakhiri hidup.b. GAF Scale : Skala Global Assessment Functioning, penilaian subjektif fungsi sosial dan psikologi.c. Waham: Kepercayaan yang salah berdasarkan kesimpulan yang salah tentang realitas eksterna, tidak konsisten dengan latar belakang intelegensi dan budaya pasien , tidak dapat dikoreksi dengan nalar.d. Hemmung: Proses berfikir yang terhambat.

2. Analisis Masalaha. Apa faktor yang menyebabkan munculnya halusinasi akustik?2. Faktor PredisposisiMenurut Stuart and Sunden (1998 : 305) faktor predisposisi yang menimbulkan halusinasi, antara lain :a. Faktor BiologisAbnormalitas otak yang menyebabkan respons neurobiologik.Beberapa bahan kimia juga dikaitkan dapat menyebabkan respon neurobiologis misalnya: dopamine neurotransmiter yang berlebihan, ketidakseimbangan antara dopamine neurotransmiter lain dan masalah-masalah pada sistem receptor dopamine.b. Faktor sosial budayaStres yang menumpuk, kemiskinan, peperangan, dan kerusuhan, dapat menunjang terjadinya respon neurobiologis yang maladaptif.c. Faktor PsikologisPenolakan dan kekerasan yang dialami klien dalam keluarga dapat menyebabkan timbulnya respon neurobiologis yang maladaptif.3. Faktor PencetusMenurut Stuart and sunden (1998: 310), faktor pencetus terjadinya halusinasi antara lain:a. Faktor biologisGangguan dalam putaran balik otak yang memutar proses informasi dan abnormaltas pada mekanisme pintu masuk dalam otak mengakibatkan ketidakmampuan menghadapi rangsangan. Stres biologis ini dapat menyebabkan respon neurobiologis yang maladaptif.b. Faktor Stres dan LingkunganPerubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan merupakan stressor lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan perilaku. Klien berusaha menyesuaikan diri terhadap stressor lingkungan yang terjadi.c. Faktor Pemicu Gejala1. KesehatanGizi yang buruk, kurang tidur, kurang tidur, keletihan, ansietas sedang sampai berat, dan gangguan proses informasi.2. LingkunganTekanan dalam penampilan (kehilangan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari), rasa bermusuhan dan lingkungan yang selalu mengkritik, masalah perumahan, gangguan dalam hubungan interpersonal, kesepian (kurang dukungan sosial), tekanan pekerjaan, keterampilan sosial, yang kurang, dan kemiskinan.3. Sikap/ perilakuKonsep diri yang rendah, keputusasaan (kurang percaya diri), kehilangan motivasi untuk melakukan aktivitas, perilaku amuk dan agresif.b. Apa pengaruh gangguan afektif dalam keluarga dan premorbid dalam keluarga dengan keluhan? Didapatkan fakta bahwa gangguan alam perasaan (mood) tipe bipolar (adanya episode manik dan depresi) memiliki kecenderungan menurun kepada generasinya, berdasar etiologi biologik. 50% pasien bipolar mimiliki satu orangtua dengan gangguan alam perasaan/gangguan afektif, yang tersering unipolar (depresi saja). Jika seorang orang tua mengidap gangguan bipolar maka 27% anaknya memiliki resiko mengidap gangguan alam perasaan. Bila kedua orangtua mengidap gangguan bipolar maka 75% anaknya memiliki resiko mengidap gangguan alam perasaan.c. Apa pengertian Discriminative Insight?Discriminative Insight ialah kemampuan untuk mengerti penyebab sebenarnya dan arti dari suatu situasi (seperti sekumpulan gejala), terutama keadaan diri sendiri.d. Interpretasi dan makna Discriminative Insight yang sangat terganggu.Discriminative Insight normalnya pada orang biasa itu sangat baik. Karena itu, orang normal atau orang biasa bisa menyadari keadaan dirinya secara baik dan memiliki penalaran (reasoning) yang baik. Pada kasus ini nyonya ATW memiliki Discriminative Insight yang sangat terganggu. Hal ini berarti, Ny. ATW tidak memiliki kesadaran atas penyakit mental yang dialaminya. Dalam arti, bahwa Ny. ATW tidak sadar dirinya mengalami gangguan jiwa yang berat serta tidak lagi memiliki penalaran yang baik atas sekitarnya.

e. Diagnosis BandingSchizophreniaGangguan Afektif Bipolar

f. Patofisiologi

g. Tatalaksana

h. PrognosisPrognosis pada kasus ini Dubia At Bonam apabila di follow up secara rutin ditangani dengan menyeluruh dan tuntas. Dan Dubia At Malam apabila tidak mendapatkan penanganan yang baik.

3. Learning IssueI. Gangguan Psikotik

PENGERTIAN PSIKOTIKPsikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau atau aneh.ETIOLOGI PSIKOTIKFaktor psikodinamik yang harus diperhatikan di dalam kelompok gangguan psikotik iniadalah stresor pencetus dan lingkungan interpersonal. Di dalam mengambil riwayat penyakit dan memeriksa pasien, klinisi harus memperhatikan tiap perubahan atau stres pada lingkungan interpersonal pasien. Pasien rentan terhadap kebutuhan psikosis untuk mempertahankan jarak interpersonal tertentu; seringkali, pelanggaran batas pasien oleh orang lain dapat menciptakan stres yang melanda yang menyebabkan dekompensasi. Demikian juga, tiap keberhasilan atau kehilangan mungkin merupakan stresor yang penting dalam kasus tertentu. Pemeriksaan pasien psikotik harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa gejala psikotik adalah disebabkan oleh kondisi medis umum (sebagai contohnya, suatu tumor otak) atau ingesti zat (sebagai contohnya, phencyclidine). Kondisi fisik seperti neoplasma serebral, khususnya di daerah oksipitalis dan temporalis dapat menyebabkan halusinasi. Pemutusan sensorik, seperti yang terjadi pada orang buta dan tuli, juga dapat menyebabkan pengalaman halusinasi dan waham. Lesi yang mengenai lobus temporalis dan daerah otak lainnya, khususnya di hemisfer kanan dan lobus parietalis, adalah disertai dengan waham. Zat psikoaktif adalah penyebab yang umum dari sindroma psikotik. Zat yang paling sering terlibat adalah alkohol, halusinogen indol sebagai contohnya, lysergic acid diethylamid (LSD) amfetamin, kokain. Mescalin, phencyclidine (PCP), dan ketamin. Banyak zat lain, termasuk steroid dan thyroxine, dapat disertai dengan halusinasi akibat zat.GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI (FOLIE A DEUX)Sifat gangguan menyatakan bahwa perpisahan orang yang tunduk, orang yang memiliki gangguan psikotik terbagi, dari orang dominan harus menyebabkan pemilihan dan hilangnya gejala psikotik. Pada kenyataannya, hal tersebut kemungkinan terjadi kurang dari 40% dari semua kasus. Sering kali orang yang tunduk memerlukan pengobatan dengan obat antipsikotik, demikian juga dengan orang yang dominan membutuhkan obat antipsikotik untuk gejala psikotik yang dideritanya. Karena pasien hampir selalu berasal dari keluarga yang sama, mereka biasanya berkumpul kembali bersama setelah dipulangkan dari rumah sakit.KLASIFIKASI GANGGUAN PSIKOTIK1. Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnyaa.SkizofreniaMemenuhi criteria umum diagnosis skizofrenia, dimana adanya gejala-gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase non psikotik prodromal).b.Gangguan SkizotipalTidakterdapatonsetyangpastidanperkembangansertaperjalanannyabiasanya menyerupai gangguan kepribadian.c.Gangguan WahamMenetapKelompok ini meliputi gangguan dengan waham-waham yang berlangsung lama (paling sedikit selama 3 bulan) sebagai satu-satunya gejala klinis yang khas atau yang paling mencolok dan tidak dapat digolongkan sebagai gangguan mental organic, skizofrenia atau gangguan efektif.d.Gangguan PsikotikAkut dan SementaraMemiliki onset yang akut (dalam masa 2 minggu), kesembuhan yang sempurna biasanya terjadi dalam 2-3 bulan, sering dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa hari, dan hanya sebagiankecildaripasien dengangangguaniniberkembangmenjadi keadaan yang menetap dan berhendaya.e.Gangguan Waham InduksiDuaorangataulebihmengalamiwahamatau system waham yang sama, dan saling mendukung dalam keyakinan wahamitu. Yang menderita waham orisinil (gangguan psikotik) hanya satu orang, waham tersebut terinduksi (mempengaruhi) lainnya, dan biasanya menghilang apabila orang-oarang tersebut dipisahkan. Hampir selalu orang-orang yang terlibat mempunyai hubungan yang sangat dekat.Jika ada alasan untuk percaya bahwa duaorang yang tinggal bersama mempunyai gangguan psikotik yang terpisah, maka tidak satupun diantaranya boleh dimasukkan dalam kode diagnosis ini.f.Gangguan SkizoafektifMerupakan gangguan yang bersifa episodic dengan gejala afektif dan skizofrenik yang sama-sama menonjol dan secara bersamaan ada dalam episode yang sama.g.Gangguan Psikotik Non-Organik LainnyaGangguan psikotik yang tidak memenuhi criteria untuk skizofrenia atau untuk gangguan afektif yang bertipe psikotik, dan gangguan-gangguan yang psikotik yang tidak memenuhi kriteria gejala untuk gangguan waham menetap.2. Gangguan Suasana Perasaan (Mood {Afektif})a.Episode ManikKesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan.b.Gangguan Afektif BipolarGangguan ini bersifat episode berulang (sekurang-kurangnya 2 episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada wktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penembahan energy dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energy dan aktivitas (depresi)c. Episode DepresiGejala utama berupa afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas. Pada episode depresi, dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan sekurang-kurangnya 2 minggu untuk menegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat.

d.Gangguan Depresif BerulangTerbagi atas episode depresi ringan, episode depresi sedang dan episode depresi berat. Masing-masing episode tersebut rata-rata lamanya sekitar 6 bulan, akan tetapi frekuensinya lebih jarang dibandingkan dengan gangguan bipolar.e.Gangguan Suasana Perasaan MenetapTerbagi atas1. Skilotimia : ciri esensialnya adalah ketidak-stabilan menetap dari afek(suasana perasaan), meliputi banyak periode depresi ringan dan hipomania ringan,diantaranya tidak ada yang cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi criteria gangguan afektif bipolar.2. Distimia: cirri esensialnya ialah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak pernah atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi criteria gangguan depresif berulang ringan atau sedang.f. Gangguan Suasana Perasaan LainnyaKategori sisa untuk gangguan suasana perasaan menetap yang tidak cukup parah atau tidak berlangsung lama untuk memenuhi criteria skilotimia dan distimia.GEJALA- GEJALA PSIKOTIKA. Gangguan/ gejala Psikotik AkutGambaran Utama Perilaku Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu : Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal Kebingungan atau disorientasi Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan seperti menyendiri, kecurigaan berlebihan, mengancam diri sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa serta marah-marah atau memukul tanpa alasan.

Pedoman DiagnostikUntuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut : Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar suara yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya) Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh kelompok sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga, menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain). Agitasi atau perilaku aneh (bizar) Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi) Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)

B. Gangguan Psikotik kronikGambaran PerilakuUntuk menetapkan diagnosa medik psikotik kronik data berikut merupakan perilaku utama yang secara umum ada. Penarikan diri secara social Minat atau motivasi rendah, pengabaian diri Gangguan berpikir (tampak dari pembicaraan yang tidak nyambung atau aneh) Perilaku aneh seperti apatis, menarik diri, tidak memperhatikan kebersihan yang dilaporkan keluargaPerilaku lain yang dapat menyertai adalah : Kesulitan berpikir dan berkonsentrasi Melaporkan bahwa individu mendengar suara-suara Keyakinan yang aneh dan tidak masuk akal seperti : memiliki kekuatan supranatural, merasa dikejar-kejar, merasa menjadi orang hebat/terkenal Keluhan fisik yang tidak biasa/aneh seperti : merasa ada hewan atau objek yang tak lazim di dalam tubuhnya Bermasalah dalam melaksanakan pekerjaan atau pelajaran Untuk lebih jelasnya mengenai psikotik kronik, disini dapat dijelaskan melalui skizofrenia Dimana Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik, pada orang yang mengalaminya tidak dapat menilai realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk. Gejala klinis dari skizofrenia dapat dilihat di bawah ini: Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):a. thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda ; atauthought insertion or withdrawal = isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); danthought broadcasting= isi pikiranya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;b. delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; ataudelusion of passivitiy = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus);delusional perception = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasnya bersifat mistik atau mukjizat;c. Halusinasi auditorik: suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian tubuh.d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain) Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:a. halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus-menerus;b. arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;c. perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;d. gejala-gejala negative, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, danrespons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi oleh depresi atau medikasi neuroleptika; Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik (prodromal) Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overallquality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.

II. PsikopatologiKeadaan Umum1. Kesadaran adalah penghayatan atau pengetahuan yang penuh dari individu akan dirinya sendiri dan lingkungannya; dalam pemeriksaan psikiatri, setidaknya ada tiga garis pengertian atau penggunaan kesadaran, yaitu:a. Kesadaran dalam pengertian psikoanalitik (dan psikodinamik), adalah kesadaran berdasarkan teori topografik dari Sigmund Freud. Alam Sadar (Conscious), berisikan hal-hal yang berada dalam tingkat pengetahuan sadar individu. Isi mental dalam hal ini dapat berupa ingatan, ide, sensasi, emosi, bayangan mental, dan pengalaman sejenis lainnya. Alam Prasadar (Preconscious), berisikan hal-hal yang tidak berada dalam tingkat pengetahuan sadar individu, tetapi yang dengan mudah dapat ditarik ke alam sadar dengan memusatkan perhatian. Alam Tidak Sadar (Unconscious), berisikan hal-hal yang tidak dalam tingkat pengetahuan sadar individu dan sangat sulit ditarik kembali ke Alam Sadar.b. Kesadaran dalam pengertian organobiologik (sensorium), merupakan tingkatan kesadaran yang dinilai dari respon sensoris individu terhadap stimulus yang diberi.c. Kesadaran dalam pengertian mental (awareness), diartikan sebagai penghayatan atau pengetahuan yang penuh dari individu akan dirinya sendiri dan lingkungannya, yang memerlukan suatu persepsi dalam (diri) dan persepsi luar (lingkungan). Karena itu, kesadaaran mental sangat berkaitan erat dengan kesadaran organobiologik.Berdasarkan ketiga pengertian di atas, tampak bahwa ketiga pengertian tersebut tidak dapat dibedakan. Sejalan dengan itu, tanpa membedakan kesadaran psikik atau organobiologik, penilaian kesadaran adalah meliputi: Compos Mentis, terdapat kemampuan untuk menyadari keadaan diri dan lingkungannya dengan baik Compos Mentis Terganggu, bila kesadaran mental individu mengalami gangguan Disorientasi, terdapatnya gangguan pada orientasi waktu, tempat, atau orang Kabur, kejernihan ingatan yang tidak lengkap dengan gangguan persepsi dan sikap Stupor, hilangnya reaksi disertai ketidaksadaran terhadap lingkungan sekeliling Delirium, kekacauan motorik dan bicara, gelisah, rasa disorientasi yang disertai rasa takut dan halusinasi Koma, derajat ketidaksadaran yang berat sehingga tidak bisa disadarkan dengan stimulus apapun Koma vigil (mutisme akinetik), koma dimana seseorang tampak tertidur namun bisa segera dibangunkan Twilight state (Keadaan temaram), gangguan kesadaran yang disertai halusinasi Dreamlike state (Keadaan seperti mimpi), perubahan kesadaran seperti memasuki alam mimpi yang muncul mendadak dan bertahan beberapa lama, seringkali disertai halusinasi visual, akustik, dan olfaktorik. Biasanya berhubungan dengan lesi lobus temporalis Somnolensi, Mengantuk yang abnormal yang paling sering ditemukan pada proses organik2. Perhatian adalah proses mental yang sadar dimana individu memilih dan memeriksa dunia dalam dan dunia luarnya untuk mendapatkan data yang diperlukan; kemampuan untuk memusatkan pikiran Adekuat, kemampuan untuk memusatkan perhatian menuju stimuli yang relevan dan mempertahankannya dalam waktu yang cukup lama Distraktibilitas, ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian karena tertarik kepada stimuli eksternal yang tidak penting atau tidak relevan dan menyimpang Inatensi, ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian, seringkali akibat kelelahan, keracunan, atau akibat keadaan psikogenik. Pada retardasi mental, inatensi disebabkan oleh miskinnya asosiasi pikiran. Inatensi selektif, hambatan hanya pada hal-hal tertantu, yang biasanya tidak menyenangkan atau menimbulkan kecemasan Hipervigilensi, pemusatan yang berlebihan pada semua stimuli eksternal dan internal, biasanya sekunder dari keadaan delusional atau paranoid3. Sikap adalah keadaan yang diperlihatkan oleh seseorang yang dapat menjadi patokan terhadap jiwa orang tersebut Kooperatif, bersahabat, menuruti petunjuk atau perintah, dan mau bekerja sama dan mampu memberi respon relevan Indifferent, tidak menunjukkan suatu kecenderungan tertentu atau tidak memberikan respon psikis terhadap stimulus dan tidak menunjukkan adanya dorongan internal sehingga sulit untuk menentukan arah sikapnya Apatik, sikap acuh tak acuh, masa bodoh dan tidak menghiraukan apapun yang terjadi di sekelilingnya, hanya mengikuti dorongan internal Agresif, didominasi sikap melawan dan menunjukkan agresifitas terhadap lingkungan sekitar Negativistik, respon terhadap petunjuk atau perintah berupa tindakan yang bertolak belakang, tanpa alasan objektif Dependen, sikap ingin menggantungkan diri secara berlebihan pada pemeriksa atau orang lain Infantile, sikap kekanak-kanakan dan tidak menunjukkan kedewasaan Curiga, sikap yang tidak percaya dan seolah-olah menyangsikan maksud dari perkataan atau gerakan orang lain Rigid, sikap kaku dan tidak fleksibel Berubah-ubah, sikap yang tidak stabil, selalu berganti-ganti sikap dan seringkali menunjukan kegelisahan Tegang, sikap yang tidak tenang dan diliputi kegelisahan Stereotipik, sikap yang bertahan dalam satu keadaan saja dalam waktu yang lama dan sering tidak masuk akal4. Inisiatif adalah dorongan internal untuk melakukan perbuatan baru, tidak sekedar mencontoh atau merespon stimulus eksternal5. Tingkah Laku Motorik adalah perbuatan dan pergerakan yang dipengaruhi keadaan jiwa seseorang dan dapat dilihat. Normoaktif, dorongan yang wajar untuk bergerak dan relevan dengan lingkungan Hiperaktif, dorongan yang besar untuk bergerak, sehingga cenderung tidak terbendung Hipoaktif, dorongan yang sangat kurang untuk bergerak walaupun diberi stimulus eksternal Gelisah, gerakan yang menunjukkan adanya ketegangan jiwa yang memuncak Terkoordinasi, adanya keadaan gerakan yang harmonis (ditulis : ada/tidak) Stereotipik, gerakan yang bertahan dalam satu/dua gerakan yang khusus dan tidak sesuai dengan stimulus eksternal Mannerism, gerakan yang bermacam-macam dan aneh, yang seringkali menarik perhatian dan tidak sesuai dengan stimulus eksternal6. Karangan/Tulisan/Gambaran7. Ekspresi Fasial adalah suatu keadaan yang dapat dilihat dari wajah seseorang untuk menentukan keadaan emosionalnya (ditulis: wajar, curiga, bengong, sedih, marah, cemas, takut, datar dll)8. Verbalisasi adalah kejelasan pengucapan kata-kata (termasuk artikulasi) saat berbicara. (ditulis: jelas, kurang jelas, tidak jelas)9. Cara Bicara adalah kelancaran berbicara seseorang. (ditulis: lancar, monosilabel, gagap, terbata-bata, formal, berpantun, dll)10. Kontak Psikis adalah kesanggupan seseorang untuk mengadakan hubungan mental atau emosional. Terdiri dari kontak mata, fisik, dan verbal. (ditulis : ada, kurang, minimal, tidak ada)Keadaan Khusus (Spesifik)Keadaan Afektif (Mood)a. Afek adalah emosi yang segera dirasakan berkaitan dengan ide; representasi mental dari objek berupa ekspresi emosi yang bisa dilihat Sesuai (appropriate), kondisi dimana irama emosional sesuai dengan gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang menyertai Tidak sesuai (inappropriate), ketidakharmonisan antara irama perasaan emosional dengan gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang menyertai Tumpul (blunted), gangguan afek berupa penurunan intensitas irama perasaan yang terungkap Terbatas (restricted/constricted), penurunan intensitas irama perasaan yang masih kurang buruk dibanding afek tumpul Datar (flat), tidak ada atau hampir tidak adanya ekspresi afek yang bermanifestasi sebagai suara yang monoton dan wajah yang tidak berubah Labil, perubahan irama yang cepat dan tiba-tiba dan tidak berhubungan dengan stimuli eksternalb. Mood adalah emosi yang meresap dan dipertahankan dalam waktu lama, yang dialami secara subjektif dan dilaporkan oleh seseorang dan terlihat oleh orang lain Eutimik, mood dalam rentang normal Hipertimik, mood yang meningkat (gembira) di atas rentang normal Elasi, mood yang diliputi keyakinan dan kesenangan yang patologis Expansive, ekspresi tanpa pembatasan, seringkali dengan penilaian berlebihan terhadap kepentingan atau makna diri Ekstasi, kegembiraan yang luar biasa dan melebihi batas Hipotimik, mood yang menurun (sedih) di bawah rentang normal Berkabung (grieving), kesedihan yang sesuai dengan kehilangan yang nyata Depresi, perasaan kesedihan yang patologis Anhedonia, kehilangan minat terhadap semua aktivitas Distimik, mood yang ditandai oleh Irritable, mudah terganggu dan marah Disforik, mood yang gelisah dan tidak menyenangkan Poikilotimik (Labil), osilasi antara euforia dan depresi atau kecemasan Aleksitimia, ketidakmampuan atau kesulitan dalam menggambarkan atau menyadari emosi atau mood seseorangHidup EmosiSuatu corak perasaan jiwa yang datangnya secara tiba-tiba dalam waktu yang relatif singkat, hebat dan disertai kegiatan-kegiatan fisika. Stabilitas, frekuensi/keseringan perubahan reaksi emosional (ditulis: stabil, labil)b. Kedalaman, amplitudo/kekuatan reaksi emosional (ditulis: dalam, normal, dangkal)c. Pengendalian, kemampuan penguasaan emosi diri (ditulis: terkendali, tidak terkendali)d. Adekuat-Inadekuat, kesesuaian reaksi emosional dengan makna dan isi perasaan (ditulis: adekuat, inadekuat)e. Echt-Unecht, kesungguhan dari ekspresi emosional (ditulis: echt, unecht)f. Skala Differensiasi, tingkat pembedaan reaksi emosional (ditulis: melebar, normal, menyempit)g. Einfuhlung (Empati), tingkat perabarasaan emosi oleh orang lain (pemeriksa) (ditulis: bisa dirabarasakan, sukar dirabarasakan, tidak bisa dirabarasakan)h. Arus Emosi, kecepatan reaksi emosional terhadap rangsangan (ditulis: cepat, normal, lambat)Keadaan dan Fungsi Inteleka. Daya ingat (amnesia, dsb), kemampuan untuk mengingat dengan baik kejadian di masa lampaub. Daya Konsentrasi, kemampuan untuk memusatkan perhatian secara adekuat (ditulis: baik, kurang, mudah beralih)c. Orientasi (waktu, tempat, dan orang), kemampuan individu untuk mengenali hubungan dirinya dengan lingkungannya secara temporal, spatial, dan personal.d. Luas Pengetahuan umum dan sekolah, kesesuaian taksiran pengetahuan penderita dengan tingkat pendidikannya.e. Discriminative Judgement, kemampuan untuk menilai secara benar dan untuk bertindak secara tepat di dalam situasi tersebutf. Discriminative Insight, kemampuan untuk mengerti penyebab sebenarnya dan arti dari suatu situasi (seperti sekumpulan gejala), terutama keadaan dirig. Dugaan taraf intelegensi, taksiran kemampuan kognitif (IQ atau perkiraan kasar) dinilai dari performa pendidikannya di lembaga pendidikan formal.h. Kemunduran intelektual (demensia, dsb), gangguan kemampuan untuk melakukan hal yang sebelumnya telah dikuasaiKelainan Sensasi dan Persepsia. Ilusi, mispersepsi atau misinterpretasi terhadap stimuli eksternal nyatab. Halusinasi, persepsi sensoris yang palsu dan tidak disertai stimuli eksternal nyataKeadaan Proses Berpikira. Psikomotilitas, kecepatan pergerakan pikiran yang ditandai dengan ide yang munculb. Mutu, tingkat kemudahan pemahaman dari ekspresi pikiran melalui pembicaraanc. Arus Pikiran Flight of ideas, ide yang saling menyusul dengan cepat tanpa arah umum Inkoherensi, ide yang berturutan diungkapkan tanpa urutan-urutan yang logik dan ditandai dengan disorganisasi struktur kalimat Sirkumstansial, pikiran yang maju secara pelan karena melibatkan detail kecil dan tidak perlu namun masih mencapai tujuannya Tangensial, pikiran yang maju secara pelan karena melibatkan detail kecil dan tidak perlu namun tidak mampu mencapai tujuannya Terhalang (blocking), terputusnya aliran pikiran secara tiba-tiba sebelum mencapai tujuan Terhambat (inhibition), inisiasi dan majunya aliran pikiran melambat dan ide yang dilontarkan sedikit. Dibutuhkan rangsangan berulang untuk kembali mengalirkan pikiran individu. Perseverasi, respon dari stimuli terdahulu yang menetap dan berulang Verbigerasi, pengulangan kata atau frasa spesifik yang tidak relevan Lain-laind. Isi Pikiran Pola Sentral, topik atau ide yang menjadi pokok pemikiran penderita Waham, keyakinan salah dan tidak terbantahkan dan tidak sesuai dengan latar belakang individu. Waham dapat dideskripsikan berdasarkan rincian berikut: Menurut objek: allopsikik (bila objek waham merupakan orang lain) dan autopsikik (bila objek waham merupakan dirinya sendiri) Menurut sifat: primer (bila tidak didahului gejala lain) dan sekunder (bila didahului gejala lain); serta sistematik dan non-sistematik/bizar Menurut isi: persekutorik, grandiosa, erotomania, cemburu, dsb Ide terfiksir, pikiran-pikiran salah yang belum sampai taraf waham dan masih bisa dibantah atau dikoreksi. Bisa berupa kecurigaan, ide bunuh diri, idea of reference, ide kebesaran, dll Fobia, rasa takut patologis yang persisten, irrasional, dan berlebihan terkait dengan objek atau situasi tertentu, dan individu tersebut dapat menyadari ketakutan tersebut tidak beralasan Hipokondria, kekhawatiran berlebihan terhadap kondisi kesehatan yang didasarkan pada interpretasi yang tidak realistis terhadap tanda atau gejala fisik Konfabulasi, tindakan/usaha pengisian kekosongan yang terdapat atau terjadi dalam ingatan dengan hal-hal yang bersifat, atau dengan pengalaman realita, yang tidak cocok dengan hal yang ditemukannya sekarang Banyak sedikit isi pikiran, Perasaan inferior, perasaan rendah diri yang berlebihan/patologis Perasaan berdosa/salah, perasaan berdosa dan bersalah yang berlebihan Rasa permusuhan/dendam, perasaan tidak suka/kebencian yang nyata terhadap orang lain Lain-laine. Pemilikan Pikiran Obsesi, pikiran yang terus mendesak kesadaran dan tidak dapat ditentang walaupun disadari ide tersebut tidak relevan/logis sehingga menimbulkan kegelisahan yang nyata Alienasi (thought insertion), pikiran tidak dihayati sebagai milik sendiri dan dianggap datang dari kekuatan luar tertentuf. Bentuk Pikiran Autistik, pikiran yang dibuat dan hanya dimengerti oleh penderita Dereistik, pikiran yang menyimpang dari logika, pengalaman, dan fakta realitas Simbolik, pikiran yang diungkapkan dengan menggunakan perumpamaan Paralogik, menyimpulkan kesamaan antara dua hal karena persamaan objek Simetrik, kecenderungan pikiran untuk menyamakan objek dan subjek Konkritisasi, hilangnya kemampuan berpikir abstrak Lain-laing. Lain-lain Neologisme, suatu kata baru yang dibuat dan hanya dapat dipahami oleh penderita, yang seringkali merupakan kondensasi dari beberapa ideKeadaan Dorongan Instinktual dan Perbuatana. Abulia/Hipobulia, penurunan impuls untuk bertindak dan berpikir disertai sikap acuh terhadap konsekuensinya, biasanya menyertai defisit neurologisb. Vagabondage, dorongan untuk berjalan yang berlebihan, seringkali menyebabkan perjalanannya tidak terarahc. Katatonia, kelainan motorik khas dalam gangguan nonorganik Posturing, mengambil postur tertentu (biasanya aneh dan tidak sesuai keadaan) yang dipertahankan dalam waktu yang tidak masuk akal Fleksibilitas Cerea, mempertahankan sikap tubuh yang diberikan kepadanya (seperti lilin) Rigiditas, melawan usaha luar untuk mengubah posisi tubuhnya (seperti patung) Stupor, penurunan aktivitas motorik yang nyata, seringkali sampai titik imobilitas dan tampaknya tidak menyadari sekelilingnya Lain-lain: Katalepsi, luapan katatonik, dll.d. Kompulsi, impuls yang tidak terkontrol untuk melakukan suatu tindakan secara berulang Pyromania, dorongan untuk membakar Kleptomania, dorongan untuk mengambil barang yang bukan miliknya (mencuri) Trikotilomania, dorongan untuk mencabut rambut di tubuhnya Dipsomania, dorongan untuk minum minuman beralkohol Satiriasis/Nimfomania, dorongan untuk berhubungan seksual Lain-lain: Judi patologis, belanja berlebih patologis, dlle. Raptus/Impulsivitas, dorongan yang datang tiba-tiba dan tidak dapat ditahan/ditundaf. Mannerisme, pergerakan tidak disadari yang menjadi kebiasaan seseorangg. Kegaduhan Umum, dorongan yang muncul secara berlebihan dan tidak terkendali di hampir semua aspek kejiwaanh. Autisme, penarikan diri secara aktif dari alam nyata ke alam fantasi yang kemudian mendominasi pikiran penderitai. Deviasi Seksual, penyimpangan dalam identitas, orientasi, dan atau preferensi seksual dari yang sewajarnyaj. Logore, dorongan berbicara yang terus-menerus dan tidak dapat dikendalikank. Ekolalia, pengulangan kata yang diucapkan orang lainl. Ekopraksia, keadaan patologis dimana seseorang meniru gerakan orang lainm. Mutisme, tidak bersuara tanpa adanya penjelasan kelainan strukturaln. Lain-lain Anxietas adalah kegelisahan yang tampak secara nyata dan berlebihanReality Testing Ability, kemampuan untuk membedakan realitas dan bukan, dinilai pada alam perasaan, alam pikiran, dan alam perbuatan