Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS MISKONSEPSI MATERI ASAM-BASA
SISWA SMA NEGERI DI KOTA TANGERANG
DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES
DIAGNOSTIK TWO-TIER
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OLEH:
WIWIEK ANGGRAENI
1112016200045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Wiwiek Anggraeni. 2017. Analisis Miskonsepsi Materi Asam-Basa Siswa
SMA Negeri di Kota Tangerang dengan Menggunakan Instrumen Tes
Diagnostik Two-tier. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Miskonsepsi menunjukkan adanya suatu konsep yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah. Adanya miskonsepsi pada suatu materi kimia yang tidak segera
diperbaiki akan mengganggu siswa dalam menerima informasi baru pada materi
selanjutnya. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
miskonsepsi siswa pada materi asam basa. Jenis penelitian merupakan penelitian
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Sasaran penelitian adalah siswa SMA
Negeri kelas XI tahun ajaran 2015/2016 di Kota Tangerang. Instrumen yang
digunakan adalah tes diagnostik two-tier. Hasil analisis data penelitian
menunjukkan bahwa terdapat miskonsepsi siswa dengan rata-rata persentase
sebesar 31%. Berdasrkan sub konsep, rata-rata miskonsepsi pada sub konsep teori
asam basa sebesar 31%, indikator asam basa sebesar 35%, kekuatan asam (pH)
sebesar 31%, tetapan ionisasi asam basa (Ka/Kb) sebesar 26%, perhitungan pH
larutan rata-rata sebesar 33,25%, dan konsep pH dalam kehidupan sehari-hari
31%. Hasil penelitian ini dapat memeberikan rekomendasi penggunaan instrumen
tes diagnostik two-tier dapat digunakan untuk meneliti tingkat awal miskonsepsi
siswa pada konsep asam dan basa.
Kata Kunci: asam basa, miskonsepsi, tes diagnostik two-tier.
vi
ABSTRACT
Wiwiek Anggraeni. 2017. Analysis of Misconception Acid-Base Domestic
Students in Tangerang City by Using Two-tier Diagnostic Test Instrument.
,Program Study chemistry education, Fakulty Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, University Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Misconceptions show the existence of a concept that is not in accordance with the
scientific sense. The existence of misconception on a chemical material that is not
immediately selected will disturb the students in receiving new information on the
next material. The purpose of this research is to know student misconception on
acid base material. The type of research is quantitative research with descriptive
approach. The target of the research is the students of Senior High School grade
XI academic year 2015/2016 in Tangerang City. The instrument used is a two-tier
diagnostic test. The result of data analysis of research data indicate that there is
misconception of student with mean percentage equal to 31%. Based on sub
concepts, the mean percentage of ionic misconceptions on the substrate of acid-
base theory was 31%, acid-base indicator 35%, acid strength (pH) of 31%, acid-
base ionization (Ka /Kb) equal to 26%, calculation of average pH 33.25%, and the
concept of pH in everyday life 31%. The result of this study may recommend the
use of a two-tier diagnostic test instrument to be used to examine the initial rate of
student misconceptions on the concept of acids and bases.
Keywords: acid-base, misconception, two-tier diagnostic test.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan begitu banyak rahmat dan karunia lahir dan batin
kepada penulis sehinga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan
syafa’at beliau di hari akhir kelak.
Skripsi yang berjudul “Analisis Miskonsepsi Materi Asam-Basa Siswa SMA
Negeri di Kota Tangerang dengan Menggunakan Instrumen Tes Diagnostik Two-
tier” ini ditunjukkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Strata 1 (S1) pada Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan
dan motivasi dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Burhanudin Milama, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Kimia.
3. Salamah Agung, Ph.D, selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan
semangat, arahan, ide serta saran dan dorongan kepada peneliti.
4. Buchori Muslim, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan semangat, arahan, ide serta saran dan dorongan kepada
peneliti.
5. Dedi Irwandi, M.Si, sebagai dosen pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan serta semangat untuk segera menyelesaikan
tugas akhir ini.
viii
6. Seluruh dosen jurusan pendidikan IPA, khususnya prodi kimia,
terimakasih atas bimbingannya selama ini.
7. Drs. H. Tatang Murdio H, M.Si selaku Kepala SMA Negeri 2 Kota
Tangerang yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian.
8. Dra. Hj. Ninin Nirawati selaku Kepala SMA Negeri 10 Kota Tangerang
yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
9. Orang tua tercinta (M. Rinaldi Hutasuhut dan A.A Putri Elianti) yang
selalu memberikan doa, dukungan, dan bantuan moril maupun materil
kepada peneliti.
10. Kakak serta Adik tercinta yaitu Wira Widya Putri dan Azizy M. Zidane
yang selalu memberikan semangat kepada peneliti selama menyelesaikan
proses penulisan skripsi.
11. Teman seperjuangan yang beranggotakan Diah Ayu Pertiwi, Anisfah
Liliyani Sangaji, Mudzilatun Nupus, Amaliyyah Mahmudah, S.Pd, Syarif
Hidayat, dan Dangir Rahma Mulya yang telah memberikan keceriaan
kepada penulis selama menyelesaikan proses penulisan skripsi.
12. Rizky Galih Riono, S.H, selaku teman yang selalu memberikan semangat
serta dukungan kepada penulis selama menyelesaikan proses penulisan
skripsi.
13. Teman-teman bimbingan Ibu Salamah Agung, Ph.D dan Bapak Buchori
Muslim, M.Pd yang telah berbagi kesabaran, pengalaman, dan dukungan
kepada peneliti.
14. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Kimia tahun 2012 yang selalu
memberikan motivasi dan semangat agar dapat menyelesaikan skripsi ini.
15. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu hingga tersusunnya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya suatu masukan serta
saran yang bersifat membangun di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini
ix
memberikan manfaat bagi mahasiswa sebagai calon guru dan secara umum bagi
peningkatan mutu pendidikan guna melahirkan manusia yang berkualitas.
Aamiin.
Jakarta, 7 Juni 2017
Wiwiek Anggraeni
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................ iv
ABSTRAK ........................................................................................................ v
ABSTRACK .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 4
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Konsep ....................................................................................... 5
2. Miskonsepsi ................................................................................ 6
3. Penyebab Miskonsepsi ................................................................ 7
4. Cara Mendeteksi Miskonsepsi .................................................. 10
5. Cara Mengatasi Miskonsepsi .................................................... 12
6. Tes Diagnostik .......................................................................... 14
7. Tes Diagnostik Two-Tier .......................................................... 16
8. Kelebihan Tes Diagnostik Two-Tier......................................18
9. Asam-Basa ............................................................................... 18
xi
B. Konsep Kimia
1. Teori Asam Basa ...................................................................... 19
2. Pasangan Asam dan Basa Konjugasi ......................................... 20
3. Kekuatan Asam dan Basa ......................................................... 21
4. Indikator Asam Basa ................................................................. 21
5. Konsep Derajat Keasaman (pH) ................................................ 22
C. Penelitian yang Relevan ................................................................. 23
D. Kerangka Berpikir .......................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 27
B. Metode Penelitian ........................................................................... 27
C. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 27
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 28
E. Instrumen Penelitian ....................................................................... 28
F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 33
B. Pembahasan .................................................................................... 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 45
B. Saran .............................................................................................. 45
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 46
LAMPIRAN ................................................................................................... 50
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Keterkaitan Kriteria Paham Konsep, Miskonsepsi, dan Tidak Paham
Konsep dengan Kriteria Jawaban Siswa ........................................... 31
Tabel 3.2 Koding Analisis Data Rasch Model ................................................. 32
Tabel 4.1 Data persentase Hasil Jawaban Siswa ............................................... 33
Tabel 4.2 Perhitungan Persentase Miskonsepsi Berdasarkan Sub Konsep ......... 34
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................................... 26
Gambar 3.1 Ilustrasi Peta Konstruk Pengukuran “X” ...................................... 30
Gambar 4.1 Diagram Persentase Pemahaman Konsep Siswa Secara Keseluruhan
.................................................................................................... 35
Gambar 4.2 Diagram Persentase Miskonsepsi Berdasarkan Sub Konsep ........... 36
Gambar 4.3 Soal dan Hasil Jawaban Siswa ..................................................... 37
Gambar 4.4 Soal dan Hasil Jawaban Siswa ..................................................... 38
Gambar 4.5 Soal dan Hasil Jawaban Siswa ..................................................... 39
Gambar 4.6 Soal dan Hasil Jawaban Siswa ...................................................... 40
Gambar 4.7 Soal dan Hasil Jawaban Siswa ..................................................... 42
Gambar 4.8 Soal dan Hasil Jawaban Siswa ..................................................... 43
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Tes Diagnostik Two-tier ................................ 50
Lampiran 2. Instrumen Tes Diagnostik Two-tier ............................................... 74
Lampiran 3. Data Jawaban Siswa Terhadap Instrumen Tes Diagnostik Two-tier
.................................................................................................…. 85
Lampiran 4. Kodingan Jawaban Siswa .............................................................. 92
Lampiran 5. Output Rasch Model ................................................................... 103
Lampiran 6. Tabel Persentase Pemahaman Siswa ........................................... 107
Lampiran 7. Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................... 108
Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 109
Lampiran 9. Contoh Jawaban Siswa Terhadap Instrumen Tes Diagnostik Two-tier
.................................................................................................... 111
Lampiran 10. Lembar Uji Referensi ................................................................ 120
Lampiran 11. Surat Bimbingan Skripsi ........................................................... 132
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah Kimia.
Kimia mempelajari tentang gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi,
struktur, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan
tersebut melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains. Ilmu
kimia bersifat kontinu, yaitu saling berhubungan antara konsep satu dengan yang
lainnya. Oleh karena itu, ilmu kimia harus dipelajari secara runtut dan
berkesinambungan sehingga konsep yang diterima siswa dapat terealisasikan
dengan benar.
Menurut Gabel (1999) kimia merupakan pelajaran yang banyak memiliki
konsep yang bersifat abstrak. Konsep yang kompleks dan abstrak dalam ilmu
kimia menjadikan siswa beranggapan bahwa pelajaran kimia merupakan pelajaran
yang sulit. Kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia sangat mungkin juga
disebabkan karena siswa tidak memahamai konsep-konsep dasar yang ada dengan
benar, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep
yang lebih kompleks. Pada kenyataannya, siswa sering mengalami kesulitan
dalam memahami berbagai konsep kimia sehingga siswa seringkali menafsirkan
sendiri konsep yang dirasa sulit sesuai dengan prakonsep yang telah dimiliki
siswa. Tetapi, adakalanya penafsiran siswa tidak sesuai dengan konsep yang
disepakati para ahli. Suparno (2013, hlm. 2) mengatakan “konsep awal yang tidak
sesuai dengan konsep ilmiah itu biasanya disebut miskonsepsi atau salah konsep.”
Miskonsepsi menjadi sumber keraguan saat berbenturan dengan konsep
baru dan menghambat proses pembelajaran. Karena pada hakikatnya, proses
pembelajaran terus berlangsung pada manusia sejak dini sampai akhir hidup
manusia tersebut. Maka, miskonsepsi siswa harus diketahui agar bisa dikurangi
bahkan dihilangkan agar ilmu yang akan dikonstruksikan oleh siswa benar sesuai
2
konsep ilmiah menurut para ahli. Karena hal ini dapat memberikan penyesatan
yang lebih jauh jika tidak dilakukan pembenahan. Rusilowati (2006) mengatakan
bahwa untuk menyelidiki kesulitan belajar yang dialami siswa dapat dilakukan
dengan mengadakan observasi, interview, tes diagnostik, dan memanfaatkan
dokumentasi.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi
miskonsepsi siswa adalah tes diagnostik. “Tes diagnostik adalah alat atau
instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar” (Suwarto,
2013, hlm. 113). Tes diagnostik yang digunakan adalah tes diagnostik yang telah
dikembangkan menjadi tes diagnostik two-tier. Menurut Dindar dan Geban
(2011), two-tier adalah alat penilaian yang dapat memberikan informasi bagi
guru atau peneliti dalam menentukan siswa yang mengalami miskonsepsi dengan
siswa yang menjawab dengan benar melalui pertanyaan tentang suatu konsep
yang disertai alasan. Penggunaan two-tier dapat mengurangi efek menebak
jawaban karena siswa dituntut untuk menjelaskan jawaban yang telah dipilih. Tes
diagnostik yang dikembangkan yaitu tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat
yang terdiri atas tingkat pertama berupa soal pilihan ganda dan pada tingkat kedua
terdapat alasan untuk menjelaskan pilihan jawaban pada tingkat pertama.
Penelitian ini menggunakan instrumen tes diagnostik two-tier yang dikembangkan
oleh Rositasari, Agung, dan Saridewi (2014). Peneliti menggunakan instrumen ini
karena belum digunakan dalam skala besar. Instrumen ini juga sesuai dengan isi
kompetensi dasar pada materi asam basa SMA kelas XI.
Salah satu materi penting dalam bidang kimia yaitu asam basa. Materi
asam basa merupakan konsep dasar untuk memahami konsep yang lebih tinggi
yaitu konsep larutan penyangga dan hidrolisis garam. Karena dalam ilmu kimia
konsep berjenjang dari konsep sederhana menuju konsep yang lebih tinggi
tingkatannya. Namun, menurut siswa asam basa adalah salah satu materi yang
sulit untuk dipahami. Hal ini ditunjukkan pada penelitian terdahulu oleh Artdej,
Ratanaroutai, Coll, dan Thongpanchang (2010), Muchtar dan Harizal (2012), serta
3
Muksin (2015) yang mengungkapkan bahwa masih ditemukannya miskonsepsi
siswa pada materi asam basa. Ini membuktikan bahwa materi asam basa masih
membutuhkan perhatian khusus saat proses pembelajaran.
Kota Tangerang adalah kota terbesar di Provinsi Banten serta ketiga
terbesar di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta dan Bekasi. Kota Tangerang
dalam pendidikan telah terpilih sebagai Pelopor Pendidikan Nasional dan
Pembangunan Sekolah dengan kualitas terbaik standar bermutu tingkat nasional.
Ketetapan ini berdasar dari penilaian tingkat pusat. Selain itu, Kota Tangerang
meraih hasil rata-rata nilai tertinggi ujian nasional (UN) untuk siswa SMA se-
Provinsi Banten tahun ajaran 2014/2015. Maka, sangat disayangkan jika siswa di
Kota Tangerang masih mengalami miskonsepsi.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, perlu diadakannya
analisis miskonsepsi siswa pada materi asam basa. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Miskonsepsi Materi
Asam-Basa Siswa SMA Negeri di Kota Tangerang dengan Menggunakan
Instrumen Tes Diagnostik Two-Tier.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
1. Siswa memiliki miskonsepsi yang dapat mengganggu proses pembelajaran.
2. Materi asam basa merupakan salah satu materi yang memiliki miskonsepsi
tertinggi berdasarkan penelitian beberapa jurnal terdahulu.
C. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan permasalahan yang muncul dari topik kajian yang
dilakukan, maka pembatasan diperlukan guna memperoleh kedalaman kajian dan
untuk menghindari perluasan permasalahan. Adapun pembatasan masalah sebagai
berikut:
4
1. Analisis miskonsepsi siswa yang telah menerima materi asam-basa pada kelas
XI SMA Negeri di Kota Tangerang.
2. Instrumen yang digunakan adalah tes diagnostik two-tier yang dikembangkan
oleh Rositasari, Agung, dan Saridewi (2014).
D. Rumusan Masalah
Berkaitan pada pembatasan masalah yang diuraikan tersebut, maka
permasalahan penelitian yang dapat dirumuskan yaitu: “Bagaimana miskonsepsi
materi asam-basa siswa SMA di Kota Tangerang yang diukur menggunakan
instrumen tes diagnostik Two-tier?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian berdasarkan perumusan masalah tersebut, yaitu:
“Mengetahui miskonsepsi siswa SMA di Kota Tangerang pada materi asam-
basa.”
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Sekolah dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam
proses pembelajaran agar tidak lagi terjadi miskonsepsi.
2. Membantu para pendidik agar dapat mengidentifikasi dan menganalisis
miskonsepsi siswa pada mata pelajaran kimia.
3. Siswa mendapat pengajaran yang terhindar dari miskonsepsi.
4. Menambah pengalaman bagi peneliti tentang miskonsepsi yang terjadi pada
siswa.
5. Sebagian referensi atau informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian yang sejenis.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Konsep
Pada hakikatnya, proses pembelajaran terus berlangsung pada manusia
sejak dini sampai akhir hidup manusia tersebut. Siswa pertama kali akan
selalu melewati proses pembelajaran dari lingkungannya. Kemudian siswa
membangun sendiri gagasan yang diperoleh melalui pengalamannya.
Gagasan-gagasan yang telah dimiliki oleh siswa sebelumnya ini disebut
dengan prakonsepsi (Rohmawati dan Suyono, 2012). Prakonsepsi ini bisa
menjadi sebuah pemahaman awal siswa untuk memulai proses pembelajaran
di kelas formal yang kemudian membantu siswa dalam memahami konsep.
Rosser (1984) menjelaskan bahwa “konsep adalah suatu abstraksi yang
mewakili suatu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan yang
mempunyai atribut (lambang atau simbol) yang sama” (seperti dikutip Dahar,
2011, hlm. 63). Sedangkan menurut Effendy (2002) konsep adalah suatu
abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum suatu objek atau peristiwa
yang dapat mempermudah komunikasi antar manusia sehingga
memungkinkan manusia untuk berpikir (seperti dikutip Meylindra, Ibnu, dan
Sulistina, 2013). Ormrod (2008, hlm. 327) mengatakan “konsep adalah cara
mengelompokkan dan mengkategorikan secara mental berbagai objek atau
peristiwa yang mirip dalam hal tertentu.”
Pemahaman yang benar terhadap suatu konsep oleh setiap individu
merupakan hal yang sangat penting agar tidak menimbulkan pemahaman yang
tidak tepat atau bahkan menimbulkan pengertian baru yang tidak ada
hubungannya dengan konsep yang telah ada. Menurut Ausubel (1968)
“konsep diperoleh dengan dua cara, yaitu pembentukkan konsep dan asimilasi
konsep” (seperti dikutip Dahar, 2011, hlm. 64). Dimana pembentukkan
6
konsep adalah perolehan konsep oleh siswa sebelum masuk sekolah,
sedangkan asimilasi konsep adalah cara memperoleh konsep selama kegiatan
pembelajaran dan setelah kegiatan pembelajaran selesai.
Cara yang dapat digunakan agar siswa dapat memperoleh konsep dengan
baik salah satunya dapat diungkapkan oleh Posner et al. (1982) bahwa have
argued that in order for successful conceptual change to take place, learners
need to become dissatisfied with their existing belief and the new concept has
to be shown to be intelligible, plausible and fruitful (seperti dikutip Pinarbasi,
2007). Yang dapat diartikan tentang konseptual siswa yang harus diubah
untuk memiliki sikap tidak puas dan selalu ingin tahu tentang suatu konsep
agar menambah wawasan dan tidak mudah terjebak dengan konsep yang
lama. Dimana siswa akan membangun konsep mereka sendiri lewat
pengalamannya yang dianggap benar, nyata, dan dapat dipahami. Jika siswa
tidak dapat memperoleh suatu konsep dengan benar, maka siswa akan
mengalami miskonsepsi.
2. Miskonsepsi
Ketika siswa mengkonstruksi pemahamannya sendiri, tentu tidak ada
jaminan bahwa mereka akan mengkonstruksi pemahaman yang akurat. Oleh
karena itu, terbentuklah miskonsepsi siswa. Menurut Ormrod (2008, hlm.
338) “miskonsepsi adalah kepercayaan yang tidak sesuai dengan penjelasan
yang diterima umum dan terbukti sahih tentang suatu fenomena atau
peristiwa.” Sementara itu, Suwarto (2013, hlm. 76) mendefinisikan bahwa
miskonsepsi adalah konsepsi siswa yang tidak cocok dengan konsepsi para
ilmuwan. Suparno (2013, hlm. 4) mengatakan “miskonsepsi atau salah konsep
menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau
pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu.”
7
3. Penyebab miskonsepsi
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya miskonsepsi pada
siswa. Faktor tersebut dapat berupa dari dalam diri siswa maupun dari luar.
Penyebab miskonsepsi diungkapkan oleh (Suparno, 2013, hlm. 34-50) sebagai
berikut:
a. Siswa
1) Prakonsepsi atau konsep awal siswa
Sebelum masuk ke kelas formal, siswa sudah memiliki prakonsepsi
tentang suatu konsep. Konsep awal ini yang sering mengandung
miskonsepsi. Miskonsepsi ini akan terus terbawa pada konsep
selanjutnya sampai miskonsepsi tersebut diperbaiki. Faktor
prakonsepsi bisa berasal dari orangtua, teman, sekolah awal, dan
lingkungan.
2) Pemikiran asosiatif siswa
Asosiasi siswa terhadap istilah sehari-hari juga dapat menimbulkan
miskonsepsi. Bisa juga dari perbedaan penggunaan istilah antara guru
dan siswa karena pada kehidupan sehari-hari istilah yang mereka
gunakan memiliki arti yang berbeda.
3) Pemikiran humanistik
Seringkali siswa menganggap tingkah laku benda seperti tingkah laku
manusia yang hidup sehingga dapat menimbulkan miskonsepsi.
Padahal tingkah laku benda dan manusia tidak dapat disamakan
secara keseluruhan.
4) Reasoning yang tidak lengkap/salah
Reasoning yang salah atau tidak lengkap dapat menimbulkan
miskonsepsi. Ini dapat disebabkan karena data atau informasi yang
diperoleh tidak lengkap sehingga siswa salah menarik kesimpulan.
Bisa juga reasoning yang salah disebabkan oleh logika yang salah
dalam mengambil kesimpulan serta pengamatan yang tidak teliti.
8
5) Intuisi yang salah
Intuisi adalah suatu perasaan dalam diri seseorang yang secara
spontan mengungkapkan sikap atau gagasan tentang sesuatu sebelum
dinilai secara objektif atau diteliti. Pemikiran intuitif ini berasal dari
pengamatan siswa tentang suatu benda atau kejadian secara terus-
menerus sehingga nantinya siswa akan mengeluarkan pendapat
spontan dalam proses pembelajaran yang menimbulkan miskonsepsi.
6) Tahap perkembangan kognitif siswa
Perkembangan kognitif siswa yang tidak sesuai dengan bahan yang
digeluti dapat menyebabkan miskonsepsi.
7) Kemampuan siswa
Siswa yang kurang berbakat akan sulit memahami suatu konsep yang
disampaikan dengan benar sehingga dapat menyebabkan miskonsepsi
dalam proses pembelajaran.
8) Minat belajar
Minat siswa juga berpengaruh dalam penyebab terjadinya
miskonsepsi. Siswa yang mempunyai minat dalam bidang pelajaran
tertentu akan cenderung sedikit menimbulkan miskonsepsi daripada
bidang lain yang tidak diminati.
b. Guru/Pengajar
Guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti bahan yang akan
disampaikan akan menimbulkan miskonsepsi. Kejadian ini akan terus
berkelanjutan sampai guru memahami benar tentang suatu konsep yang
akan disampaikan. Ditambah lagi, pada jaman sekarang ini ilmu alam
tidak hanya dapat disampaikan dengan membaca atau sekedar menulis
tetapi memerlukan eksperimen atau pengalaman langsung agar konsep
dapat dipahami siswa dengan benar.
9
c. Buku teks
Penyebab miskonsepsi dari buku teks biasanya diakibatkan karena
penjelasan yang tidak benar atau bahasa yang sulit dimengerti. Juga dapat
disebabkan karena kurangnya gambar terkait suatu kejadian atau peristiwa
yang mendukung tentang suatu konsep.
d. Konteks
Kesalahan konteks dapat berupa pengalaman siswa, masyarakat sekitar,
budaya, agama, dan bahasa sehari-hari yang digunakan siswa. Penggunaan
ungkapan-ungkapan yang umum dalam bahasa terkadang salah
menginterpretasikan makna sebenarnya dari peristiwa-peristiwa yang
terjadi sehingga dapat menimbulkan miskonsepsi.
e. Metode mengajar
Beberapa guru kurang bervariasi dalam metode mengajar. Metode yang
digunakan monoton dan tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran yang akhirnya hanya berpusat pada guru. Hal ini
menyebabkan siswa bermalas-malasan dan tidak mendengarkan atau
paham secara benar apa yang disampaikan oleh guru dan menimbulkan
miskonsepsi.
Roschelle (1995) berpendapat bahwa chemistry is a subject based on
concepts, many of which are abstract and are therefore hard to grasp
and learn especially when the students are put in a position to believe
without seeing. On the other hand, students are basically familiar with a
number of relevant concepts as a result of their previous learning
(seperti dikutip Stojanovska, Šoptrajanov, dan Petruševski, 2012).
Diungkapkan bahwa siswa beranggapan kimia memiliki konsep yang sulit
dan abstrak sehingga sulit dipahami. Di kelas formal juga banyak yang
menerapkan pembelajaran sains dengan hanya menggunakan teori sehingga
menuntut siswa untuk percaya tanpa melihat proses atau mengalaminya
sendiri saat pembelajaran, misalnya praktikum. Hal ini sejalan dengan
10
Suwarto (2013, hlm. 78) yang mengatakan “miskonsepsi terjadi karena
kesalahan yang dilakukan seseorang dalam membangun konsepsi berdasarkan
informasi lingkungan fisik disekitarnya atau teori yang diterima.” Oleh karena
itu, miskonsepsi pada siswa terjadi ketika mengikuti proses belajar mengajar
di kelas.
Sedangkan Gonen and Kocakaya (2010) mengatakan bahwa some of
these misconceptions can be removed easily, but most of them are
strongly held by students and usually not affected by regular classroom
teaching because these are something students believe. If the
misconceptions are not corrected, new concepts would be difficult to be
learnt (seperti dikutip Muchtar dan Harizal, 2012).
Dapat diartikan bahwa miskonsepsi siswa sulit dihilangkan terutama
dalam pengajaran di kelas formal karena pengetahuan yang mereka miliki
adalah sesuatu yang mereka yakini. Jika miskonsepsi siswa tidak dibenahi,
maka siswa akan sulit untuk menerima materi baru.
4. Cara mendeteksi miskonsepsi
Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi
miskonsepsi siswa sebagai berikut:
a. Peta konsep
“Peta itu mengungkapkan hubungan-hubungan yang berarti antara
konsep-konsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok” (Suwarto, 2013,
hlm. 78). Peta konsep dapat digunakan untuk mendeteksi miskonsepsi
siswa dalam suatu bidang (Suparno, 2013, hlm. 121). Dengan peta konsep
maka dapat diidentifikasi miskonsepsi pada siswa dengan melihat
hubungan antar konsep. Jika ingin melihat mengapa siswa beranggapan
tentang sebuah jawaban, sebaiknya digabungkan dengan wawancara
klinis.
11
b. Tes uraian tertulis
“Tes uraian tertulis ialah tes yang terdiri dari butir-butir tes dimana
masing-masing butir tes berupa suatu pertanyaan atau suatu suruhan yang
menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif panjang”
(Suwarto, 2013, hlm. 81). Tes uraian tulis adalah salah satu tes yang
banyak digunakan oleh peneliti atau guru.
c. Wawancara klinis
Guru memberikan konsep atau bahan yang ingin diajarkan yang
diperkirakan sulit dipahami siswa, kemudian siswa memberikan
gagasannya mengenai konsep atau bahan ajar tersebut. Dari kegiatan ini,
dapat dilihat miskonsepsi yang dialami siswa dan dapat menanyakan
darimana mereka memperoleh miskonsepsi tersebut (Suwarto, 2013, hlm.
82).
d. Diskusi dalam kelas
Siswa di dalam kelas diminta untuk mengungkapkan gagasan yang
dimiliki tentang konsep yang sudah diajarakan atau yang ingin diajarkan
oleh guru yang kemudian diteliti oleh guru atau peneliti tentang
miskonsepsi yang ada pada siswa (Suwarto, 2013, hlm. 82). Diskusi
merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengungkap suatu
miskonsepsi yang terdapat pada siswa.
e. Tes Pilihan Ganda dengan Alasan Terbuka
Suparno (2013, hlm. 123) mengungkapkan bahwa dalam beberapa
buku, yaitu Amir., et.al, 1987; Treagust, 1987; dan Clement, 1987;
Twiest, 1992 menggunakan tes pilihan ganda. Dimana siswa harus
menjawab dan menulis alasan mengapa ia memilih jawaban tersebut.
Kemudian akan dianalisis dari alasan siswa untuk menemukan
miskonsepsi yang ada.
12
5. Cara mengatasi miskonsepsi
Berikut adalah cara untuk mengatasi miskonsepsi menurut Suparno (2013,
hlm. 81-82), yaitu:
a. Sebab utama: Siswa
Sebab khusus:
1) Prakonsepsi,
2) Pemikiran asosiatif,
3) Pemikiran humanistik,
4) Reasoning yang tidak lengkap/salah,
5) Intuisi yang salah,
6) Tahap perkembangan kognitif siswa,
7) Kemampuan siswa, dan
8) Minat belajar siswa.
Kiat Mengatasi:
1) Dihadapkan pada kenyataan,
2) Dihadapkan pada peristiwa anomaly,
3) Diajar sesuai level perkembangan, mulai dengan yang konkret baru
kemudian yang abstrak,
4) Motivasi, kegunaan kimia, dan variasi pembelajaran.
b. Sebab utama: Guru/pengajar
Sebab khusus:
1) Tidak menguasai bahan, tidak kompeten,
2) Bukan lulusan dari bidang ilmu tertentu,
3) Tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasan/ide, dan
4) Relasi guru-siswa tidak baik.
Kiat Mengatasi:
1) Belajar lagi, lulusan bidang kimia,
2) Memberi waktu siswa untuk mengungkapkan gagasan secara lisan
atau tertulis,
13
3) Relasi yang baik, akrab, dan humor.
c. Sebab utama: Buku teks
Sebab khusus:
1) Penjelasan keliru,
2) Salah tulis, terutama dalam rumus,
3) Tingkat kesulitan penulisan buku terlalu tinggi bagi siswa, dan
4) Buku fiksi sains kadang-kadang konsepnya menyimpang demi
menarik pembaca.
Kiat Mengatasi:
1) Dikoreksi secara teliti dan dibenarkan,
2) Disesuaikan dengan level siswa, dan
3) Dilatih oleh guru cara menggunakan teks.
d. Sebab utama: Konteks
Sebab khusus:
1) Pengalaman siswa,
2) Bahasa sehari-hari berbeda,
3) Teman diskusi yang salah,
4) Keyakinan dan agama,
5) Penjelasan orang lain yang keliru,
6) Konteks hidup siswa (tv, radio, film yang keliru), dan
7) Perasaan (senang/tidak senang, bebas/tertekan)
Kiat Mengatasi:
1) Dihadapkan pada pengalaman baru sesuai konsep kimia,
2) Dijelaskan perbedaannya dengan contoh, dan
3) Mengungkapkan hasil dan dikritisi guru.
e. Sebab utama: Cara mengajar
Sebab khusus:
1) Hanya berisi ceramah dan menulis,
2) Langsung ke dalam bentuk matematika,
14
3) Tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa,
4) Tidak mengoreksi tugas yang salah, dan
5) Non-multiple intelligences.
Kiat Mengatasi:
1) Variasi, dirangsang dengan pertanyaan,
2) Mulai dengan gejala nyata, baru rumus,
3) Guru memberi kesempatan siswa mengungkapkan gagasan,
4) Dikoreksi dan ditunjukkan kesalahannya,
5) Diungkapkan hasil dan dikomentari, dan
6) Multiple intelegences.
6. Tes diagnostik
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat
mengkondisikan siswa mencapai kemajuan secara maksimal sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya. Namun, pada kenyataannya tidak semua siswa
dapat mencapai kemajuan secara maksimal dalam proses belajarnya. Agar
dapat membantu siswa secara tepat, perlu diketahui terlebih dahulu apakah
kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa baru kemudian dianalisis dan
dirumuskan pemecahannya. Oleh karena itu, mengidentifikasi kesulitan
belajar yang dihadapi oleh siswa diperlukan dalam proses pembelajaran. Para
ahli pun mendefinisikan pengertian tes. Menurut Arifin (2011, hlm. 226) “tes
adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai
pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau
dijawab oleh responden.” Sedangkan Trianto (2011, hlm. 264) mengatakan
bahwa “tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya
yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan
kemampuan dari subjek peneliti.” Tes adalah alat pengukur kemampuan yang
berisi tentang pertanyaan atau sejenisnya yang harus dijawab oleh responden.
15
Djemari Mardapi (2004, hlm. 72) menunjukkan tujuan tes yang penting
adalah untuk: (a) mengetahui tingkat kemampuan siswa, (b) mengukur
pertumbuhan dan perkembangan siswa, (c) mendiagnosis kesulitan
belajar siswa, (d) mengetahui hasil pengajaran, (e) mengetahui hasil
belajar, (f) mengetahui pencapaian kurikulum, (g) mendorong siswa
belajar, dan (h) mendorong guru agar mengajar yang lebih baik (seperti
dikutip Suwarto, 2013, hlm. 93).
Suwarto (2013, hlm. 93) mengungkapkan bahwa “ditinjau dari tujuannya,
ada empat macam tes yang banyak digunakan dalam lembaga pendidikan,
yaitu: (a) tes penempatan, (b) tes diagnostik, (c) tes formatif, dan (d) tes
sumatif.” Dari telaah beberapa jurnal diduga bahwa tes diagnostik adalah tes
yang baik dan dapat digunakan untuk mengetahui kelemahan siswa dalam
evaluasi pembelajaran.
Menurut Depdiknas (2007, hlm. 1) bahwa istilah diagnostik dapat
diuraikan dari asal katanya, yaitu diagnosis yang berarti mengidentifikasi
penyakit dari gejala-gejala yang ditimbulkannya. Sementara itu, Suwarto
(2013, hlm. 115) menyatakan bahwa “tes diagnostik adalah tes yang
digunakan untuk mengetahui kelemahan (miskonsepsi) pada topik tertentu
dan mendapatkan masukan tentang respons siswa untuk memperbaiki
kelemahannya.” Maka, tes diagnostik adalah alat yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi miskonsepsi yang dimiliki siswa terhadap suatu konsep.
Menurut Suwarto (2013, hlm. 94) “hasil tes diagnostik memberikan informasi
tentang konsep-konsep yang belum dipahami dan yang telah dipahami.”
Tes diagnostik menurut Depdiknas (2007, hlm. 2) memiliki dua fungsi
utama, yaitu:
a. Mengidentifikasi masalah atau kesulitan yang dialami siswa serta
b. Merencanakan tindak lanjut berupa upaya-upaya pemecahan sesuai
masalah kesulitan yang telah teridentifikasi.
Adapun beberapa karakteristik yang dimiliki tes diagnostik yang
diungkapkan oleh Depdiknas (2007, hlm. 2) yaitu:
16
(1) dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format dan
respons yang dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik,
dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau
kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah (penyakit)
siswa,
(2) menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian atau
jawaban singkat), sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap.
Bila ada alasan tertentu sehingga mengunakan bentuk selected response
(misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan mengapa
memilih jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban tebakan,
dan dapat ditentukan tipe kesalahan atau masalahnya, dan
(3) disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan kesulitan
(penyakit) yang teridentifikasi.
7. Tes diagnostik two-tier
Treagust (1988, 1995) telah memberikan panduan instrumen sebagai alat
identifikasi konsep alternatif siswa tentang berbagai konsep. Dimana pada
tingkat pertama adalah pertanyaan terkait suatu konsep, sedangkan tingkat
kedua adalah alasan yang diberikan siswa untuk jawaban yang telah dipilih
pada tingkat pertama (seperti dikutip Chandrasegaran, Treagust, dan
Mocerino 2007).
Menurut Dindar dan Geban (2011) two-tier adalah alat penelitian yang
memberikan kesempatan kepada guru atau peneliti untuk mendapatkan
konsep alternatif siswa dan memberitahukan apakah siswa menjawab dengan
benar atau tidak karena pada tingkat dua adalah alasan yang diberikan siswa
terkait dengan jawaban pada pertanyaan yang telah disediakan.
Tes pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan adalah tes diagnostik
berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari dua tingkat. Tingkat pertama adalah
butir tes yang mengungkapkan suatu konsep tertentu. Tingkat kedua adalah
17
butir tes yang mengungkap alasan responden tentang jawaban yang diberikan
pada butir tes yang pertama. Alat tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat ini
mulanya dikembangkan oleh Treagust, tes pilihan ganda dua tingkat ini
memiliki dua tingkatan. Tingkatan pertama terdiri dari pertanyaan pilihan
ganda dengan dua pilihan jawaban dan tingkat kedua merupakan alasan
jawaban tingkat pertama (Tuysuz, 2009).
Kemudian dikembangkan lagi oleh beberapa ahli, salah satunya adalah
Tuysuz yang mengembangkan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat pada
materi kimia dengan pilihan jawaban pada tingkat pertama berjumlah lima
dan tingkat kedua terdiri dari lima pilihan alasan. Tusyuz (2009)
mengembangkan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat melalui tiga
tahapan. Pertama, dilakukan wawancara dengan pertanyaan terbuka, dan
hasilnya dikembangkan menjadi tes pilihan ganda beralasan terbuka pada
tahap kedua. Pada tahap ketiga dilakukan tes pilihan ganda dua tingkat yang
dikembangkan dari tes pilihan ganda beralasan terbuka.
Macam-macam tes diagnostik yang pernah digunakan yaitu: Suwarto
(2013, hlm. 134-139)
1. Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda
Kelemahan bentuk soal ini adalah alasan dibalik jawaban siswa tidak
diketahui, sehingga diperlukan penelusuran melalui kertas buram dan
dilanjutkan dengan wawancara.
2. Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda yang disertai alasan
Bentuk soal ini juga masih memiliki kelemahan, yaitu untuk memahami
alasan yang diberikan oleh siswa diperlukan penilai.
3. Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda yang disertai pilihan
alasan
Kelemahan tes diagnostik bentuk ini adalah untuk mengetahui penyebab
kesulitan yang dialami siswa (baik jenis miskonsepsi maupun pola-pola
18
kesalahan) masih belum cukup, sehingga masih perlu dilakukan
wawanacara kepada beberapa siswa.
8. Kelebihan tes diagnostik two-tier
Adapun manfaat two-tier menurut Tuysuz (2009) yaitu pada tingkat
pertama adanya penurunan kesalahan pengukuran Dalam pertanyaan pilihan
ganda satu tingkat dengan 5 kemungkinan pilihan, ada kemungkinan 20%
untuk menebak jawabannya dengan benar. Pertanyaan dua tingkat dianggap
benar hanya jika kedua tingkatan dijawab dengan benar. Akibatnya, seorang
siswa menanggapi sebuah pertanyaan dengan 5 pilihan di tingkat pertama dan
5 di urutan kedua hanya memiliki 4% kemungkinan tebakan yang benar
secara acak.
9. Asam-Basa
Menurut Rohmawati dan Suyono (2012) salah satu konsep penting yang
diajarkan dalam pelajaran kimia adalah asam dan basa. Konsep asam dan basa
ini mempelajari tentang teori-teori asam-basa, kekuatan asam-basa,
pengukuran dan perhitungan pH, dan reaksi-reaksi asam-basa. Konsep ini
mempunyai hubungan erat dengan konsep kimia lainnya seperti larutan,
konsentrasi, reaksi kimia, kesetimbangan dalam kimia, dan sebagainya.
Konsep-konsep dalam asam dan basa ini termasuk konsep yang abstrak
karena tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi hanya dapat
digeneralisasikan saja berdasarkan karakteristiknya sehingga seringkali siswa
menghubungkannya dengan pengalaman sehari-hari maupun dari lingkungan
sekitarnya.
Selain itu, jika dilihat dari jam pelajaran di kelas, asam basa memiliki
waktu pertemuan yang lebih lama atau lebih banyak dibandingkan materi
kimia lainnya. Asam basa juga dipelajari saat memasuki awal semester genap.
Hal ini dapat menunjukkan bahwa asam basa sebagai pondasi untuk
19
mempelajari materi kimia berikutnya seperti yang diungkapkan oleh
Rohmawati dan Suyono sebelumnya.
Kimia juga dapat diidentitaskan dengan asam basa, karena asam basa
adalah materi pelajaran kimia yang paling dikenal oleh khalayak umum. Hal
ini juga sejalan dengan penelitian tentang asam basa yang banyak dilakukan
oleh peneliti sesuai dengan penelitian yang relevan.
B. Konsep Kimia
Menurut Svehla (1985, hlm. 27) “asam secara paling sederhana didefinisikan
sebagai zat, yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan
pembentukkan ion hidrogen sebagai satu-satunya ion positif.” Kemudian “basa
didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi
dengan pembentukkan ion-ion hidroksil sebagai satu-satunya ion negatif”
(Svehla, 1985, hlm. 28). Asam dan basa terdiri dari asam kuat dan asam lemah
serta basa kuat dan basa lemah. Fessenden & Fessenden (1986, hlm. 28)
menyatakan bahwa asam kuat adalah asam yang pada dasarnya mengalami
ionisasi sempurna dalam air, asam lemah hanya terionisasi sebagian dalam air.”
Sedangkan hidroksida-hidroksida logam yang larut hamper sempurna berdisosiasi
dalam larutan-air yang encer disebut basa kuat, di lain pihak larutan-air ammonia
merupakan suatu basa lemah” (Svehla, 1985, hlm. 29).
1. Teori Asam Basa
a. Teori Asam Basa Arrhenius
Svante Arrhenius (1884) menyatakan suatu jenis zat yang jika
terurai menghasilkan ion hydrogen (H+) disebut asam, misalnya HCL.
Sedangkan basa jika terurai menghasilkan ion hidroksida (OH-). Teori
Arrhenius berhasil menerangkan aktivitas katalis dari asam dalam
reaksi-reaksi tertentu (Petrucci, 1987, hlm. 260-261).
20
b. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry
Di samping keberhasilan dan manfaatnya, teori Arrhenius
mempunyai beberapa keterbatasan. Salah satu diantaranya adalah teori
ini tidak mengenal senyawa lain sebagai basa kecuali yang
menghasilkan OH- (Petrucci, 1987, hlm. 261). Definisi yang lebih luas
dikemukakan oleh Fessenden & Fessenden (1986, hlm. 27) bahwa
menurut konsep Bronsted-Lowry, suatu asam adalah zat yang dapat
memberikan ion hidrogen yang bermuatan positif, atau proton (H+),
sedangkan basa didefinisikan sebagai zat yang dapat menerima H+.
c. Teori Asam Basa Lewis
G.N Lewis mengembangkan suatu pemikiran lain tentang asam
dan basa dari teori Arrhenius pada saat atau waktu yang hampir
bersamaan dengan Bronsted dan Lowry (1923). Teori Lewis mempunyai
beberapa kelebihan dari teori Bronsted-Lowry yaitu teori tersebut
memungkinkan penggolongan asam-basa digunakan dalam reaksi-reaksi
di mana baik H+ maupun OH
- tidak ada.
Di dalam teori Lewis, asam adalah penerima pasangan elektron
dan basa adalah donor (pemberi) pasangan elektron. Dari hal yang kita
ketahui tentang ikatan kimia, asam adalah zat yang mempunyai orbital
yang belum penuh dan kekurangan elektron. Basa adalah zat yang
memiliki pasangan elektron yang dapat digunakan bersama. Sebagai
tambahan, reaksi asam-basa menuju ke arah pembentukan ikatan
kovalen antara asam dan basa (Petrucci, 1987, hlm. 263).
2. Pasangan Asam dan Basa Konjugasi
Konsep asam dan basa konjugat berguna untuk pembandingan
keasaman dan kebasaan. Basa konjugat dari asam adalah ion atau molekul
yang dihasilkan setelah kehilangan H+ dan asamnya. Misalnya, ion klorida
21
adalah basa konjugat dari HCl. Asam konjugat dari NH3 adalah NH4+
(Fessenden & Fessenden, 1986, hlm. 30).
basa konjugasi dari H3O+
asam konjugasi dari H2O
HCl + H2O H3O+ + Cl
-
asam konjugasi dari Cl- basa konjugasi dari HCl
basa konjugasi dari NH4+
asam konjugasi dari NH3
CH3COOH + NH3 CH3COO- + NH4
+
asam konjugasi dari CH3COO- basa konjugasi dari CH3COOH
3. Kekuatan Asam dan Basa
Fessenden & Fessenden (1986, hlm. 34) menyatakan bahwa dalam
reaksi kimia mempunyai tetapan keseimbangan K yang menggambarkan
seberapa jauh reaksi berlangsung sampai berkesudahan. Untuk ionisasi dari
suatu asama dalam air, tetapan ini disebut tetapan keasaman Ka. Asam yang
lebih kuat mempunyai nilai Ka yang lebih besar. Sedangkan tetapan
kebasaan disebut Kb. Dengan bertambahnya kekuatan basa, nilai Kb
semakin bertambah.
4. Indikator Asam Basa
1) Kertas Lakmus
Kertas berpori direndam dalam larutan indikator, kemudian
dikeringkan. Jika kertas ini dibasahi dengan larutan yang sedang diuji,
terjadi warna yang dapat digunakan sebagai penentu pH larutan. Kertas
ini lazim disebut kertas pH (lakmus) (Petrucci, 1987, hlm. 309).
2) Larutan indikator
Berikut ini disajikan tabel pengujian perubahan warna larutan asam
dan larutan basa menurut Chang (2008, hlm. 589).
22
Indikator Warna
Asam Basa
Timol Biru Merah Kuning
Bromofenol Biru Kuning Ungu kebiruan
Metil Jingga Jingga Kuning
Metil Merah Merah Kuning
Klorofenol Biru Kuning Merah
Bromotimol Biru Kuning Biru
Kresol Merah Kuning Merah
Fenolftalein Tak berwarna Pink kemerahan
3) Indikator Alam
Banyak indikator asam-basa adalah pigmen tumbuhan. Contohnya
dengan mendidihkan irisan kubis merah dalam air kita dapat
mengekstraksi pigmen yang menunjukkan warna berbagai pH (Chang,
2008, hlm. 587).
5. Konsep derajat keasaman (pH)
Asam cuka 2 M lebih asam daripada asam cuka 1 M. Pernyataan ini
mudah dipahami dan tidak memerlukan penjelasan. Akan tetapi, untuk
memahami bahwa HCl 1 M lebih asam daripada asam cuka 1 M, diperlukan
sedikit penjelasan. Pembawa sifat asam adalah H+, oleh karena itu tingkat
keasaman larutan tergantung pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. HCl
adalah asam kuat, sedangkan asam cuka adalah asam lemah. Jadi, walaupun
konsentrasi kedua asam tersebut sama, tetapi kandungan ion H+ dalam
kedua larutan berbeda.
pH larutan menyatakan konsentrasi ion H+
dalam larutan
23
Konsentrasi H+ dalam larutan adalah sangat kecil. Contohnya,
konsentrasi H+ dalam air adalah 1 x 10
-7 M. Untuk menghindari penggunaan
bilangan yang kecil, maka kosentrasi H+ dinyatakan dengan: pH = - log [H
+]
pOH = - log [OH-]
pKw = - log Kw
Hubungan antara pH dengan pOH dapat diperoleh dari persamaan:
Kw = [H+] . [OH
-]
pKw = pH + pOH
Pada suhu kamar, harga Kw = 1 x 10-14
, maka:
a. larutan netral : pH = pOH = 7
b. larutan asam : pH < 7
c. larutan basa : pH > 7 (Svehla, 1985, hlm. 39-43)
C. Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian terkait dengan miskonsepsi, diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Artdej Romklao pada tahun 2010 dalam
jurnal yang berjudul Thai Grade 11 Students’ Alternative Conceptions for
Acid–Base Chemistry menyatakan bahwa kebanyakan siswa menunjukkan
miskonsepsi pada beberapa konsep yaitu teori asam basa, disosiasi dari asam
kuat atau basa kuat, dan disosiasi dari asam lemah atau basa lemah.
2. Eva Karolina Hidayah dalam penelitiannya pada tahun 2010 dalam skripsi
yang berjudul Studi Miskonsepsi Materi Larutan Asam Basa di SMA Negeri
3 Tegal menyatakan bahwa analisis data hasil penelitian menunjukka
persentase miskonsepsi konsep pengertian asam basa menurut Arhennius
30,88%, konsep pengertian asam basa menurut Bronsted-Lowry 13,73%,
konsep pengertian asam basa menurut Lewis 10,29%, konsep identifikasi
larutan asam basa menggunakan berbagai indikator 25,00%, konsep
perubahan harga Kw dalam berbagai keadaan dan pengaruhnya terhadap [H+]
dan [OH-] 9,93%, konsep hubungan kekuatan asam atau basa dengan derajat
24
pengionan (α) dan tetapan ionisasi asam (Ka) atau tetapan ionisasi basa (Kb)
11,97%, konsep perhitungan pH dan pOH larutan asam basa berdasarkan
kekuatan asam dan basanya 10,29%, konsep kemolaran larutan terhadap
harga pH 50,49%, konsep reaksi penetralan antara asam kuat dan basa kuat
19,12%, dan konsep pH dalam lingkungan sehari-hari 22,06%.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Zainuddin Muchtar dan Harizal pada tahun
2012 dalam jurnal yang berjudul Analyzing of Students’ Misconceptions on
Acid-Base Chemistry at Senior High School in Medan mengungkapkan
bahwa siswa memiliki 15 miskonsepsi dan 11 sub miskonsepsi. Dari lima
konsep utama adalah konsep asam basa dengan persentase yaitu konsep asam
basa (22,07%), konsep pH dan pOH (43,58%), derajat ionisasi dan konsep
konstanta kesetimbangan (8,94%), konsep indikator asam basa (6,15%), dan
konsep titrasi asam basa (9,50%).
4. Iska Meylindra, Suhadi Ibnu, dan Oktavia Sulistina dalam penelitiannya pada
tahun 2013 dengan judul Identifikasi Pemahaman Konsep Larutan Asam
Basa melalui Gambaran Mikroskopik pada Siswa Kleas XI IPA SMA Negeri
5 Malang menyatakan bahwa pemahaman konsep larutan asam basa siswa
berdasarkan tes tergolong cukup (64,29%), pada setiap sub konsep asam basa
ditemukan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal pemahaman konsep,
asam basa Arrhenius cenderung paling mudah dipahami oleh 62,5% siswa
dan asam basa Lewis cenderung paling sulit dipahami oleh 62,5% siswa.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Mindrianti Muksin pada tahun 2015 dalam
skripsi yang berjudul Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Materi Asam Basa
Menggunakan Certainty of Response Index (CRI) pada Kelas XI IPA 2 di
SMA Negeri 1 Bonepantai menunjukkan bahwa miskonsepsi siswa pada
materi asam basa berada dalam kategori tinggi dengan nilai rata-rata sebesar
52,24%, tahu konsep sebesar 14,29%, tahu konsep tetapi kurang yakin
sebesar 52,14%, dan tidak tahu konsep sebesar 31,19%.
25
D. Kerangka Berpikir
Siswa memiliki prakonsepsi yang telah mereka miliki sebelum masuk ke
dalam kelas formal, sehingga konsep awal siswa berbeda-beda sesuai dengan apa
yang mereka pahami tentang suatu objek atau peristiwa tertentu. Biasanya,
pengetahuan tersebut didapat dari lingkungan masing-masing siswa. Dalam
proses pembelajaran di kelas, siswa menerima konsep baru yang bisa saja
berbenturan dengan konsep awal yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, tidak
menutup kemungkinan konsep yang dimiliki oleh siswa tidak sesuai dengan
konsep ilmiah. Tidak semua siswa bisa menerima pengetahuan baru dengan
benar. Hal ini yang akan menyebabkan timbulnya miskonsepsi pada siswa. Untuk
lebih jelasnya, Gambar 2.1 adalah diagram kerangka berpikir yang dikembangkan
oleh peneliti.
Pada proses pembelajaran, siswa menerima konsep dimana konsep tersebut
bisa diterima sesuai dengan konsep ilmiah atau tidak (miskonsepsi). Dalam hal
ini, untuk mengetahui konsep yang diterima siswa dengan benar atau siswa
mengalami miskonsepsi perlu dilakukan tindakan. Semua siswa diberikan tes
diagnostik two-tier yang dikembangkan oleh Rositasari, Agung, dan Saridewi
(2014) yang telah melalui uji validitasnya oleh dosen ahli. Tes ini berisikan
materi asam-basa. Hasil tes dianalisis dengan menggunakan rasch model. Analisis
berupa tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan.
Kemudian, ditarik kesimpulan bahwa ada siswa yang dapat menerima konsep
dengan benar, ada siswa yang mengalami miskonsepsi, serta siswa yang tidak
paham konsep. Dari siswa yang mengalami miskonsepsi, dianalisis persentase
dan sub konsep apa saja yang mengalami miskonsepsi.
26
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Sesuai dengan
konsep ilmiah
Proses belajar
mengajar di kelas
Konsep awal
siswa
Pemberian tes
diagnostik two-tier
Analisis data
Penarikan
kesimpulan
Miskonsepsi
Faktor
1. Siswa
2. Guru
3. Buku
teks
4. Konteks
5. Metode
mengajar
r
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester genap yaitu bulan Februari s.d
Maret tahun ajaran 2015/2016. Lokasi penelitian yang dilakukan di SMA Negeri
2 Kota Tangerang dan SMA Negeri 10 Kota Tangerang.
B. Metode Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan menggunakan penelitian kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif. Menurut Trianto (2011, hlm. 174) “fokus penelitian
kuantitatif diidentifikasi sebagai proses kerja yang berlangsung secara ringkas,
terbatas, dan memilah-milah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur atau
dinyatakan dalam angka.” Arifin (2011, hlm. 54) berpendapat bahwa penelitian
deskriptif adalah “penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan
menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat
ini, baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun kolerasi dan atau
perbandingan berbagai variabel.” Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data
mengenai miskonsepsi siswa SMA kelas XI pada materi asam basa.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Pendapat Arifin (2011, hlm. 215) “populasi atau universe adalah
keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun
hal-hal yang terjadi.” Menurut Trianto (2011, hlm. 255) “populasi adalah
keseluruhan objek penelitian.” Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI
SMA Negeri di Kota Tangerang yang telah mempelajari materi asam basa.
Arifin (2011, hlm. 215) berpendapat bahwa “sampel adalah sebagian dari
populasi yang akan diselidiki atau dapat juga dikatakan bahwa sampel adalah
populasi dalam bentuk mini (miniatur population).” Sedangkan Trianto (2011,
28
hlm. 256) mengatakan “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. “Purposive
sample dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata,
random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu” (Arikunto,
2010, hlm. 183). Biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan misalnya
keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya sehingga tidak dapat mengambil sampel
yang besar dan jauh. Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini sebanyak 172
siswa kelas XI dari SMA Negeri di Kota Tangerang yang termasuk dalam
populasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini melalui
penyelenggaraan tes menggunakan instrumen tes diagnostik two-tier. Instrumen
tes diberikan kepada siswa SMA kelas XI yang telah menerima materi asam basa
di sekolah.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan adaptasi
pengembangan oleh Rositasari, Agung, dan Saridewi (2014). Instrumen berupa
soal pilihan ganda yang disertai pilihan alasan yang memiliki jumlah 16 soal. 13
soal terdiri dari jumlah pilihan sebanyak lima (a, b, c, d, dan e) serta dilengkapi
dengan alasan yang telah dipilih sejumlah lima alasan (1, 2, 3, 4, dan 5). 3 soal
lainnya berisi pilihan jawaban (a) ya dan (b) tidak, serta dilengkapi dengan lima
alasan. Instrumen ini digunakan untuk menganalisis miskonsepsi siswa pada
materi asam basa. Berikut adalah contoh instrumen yang digunakan:
29
1. Perhatikan reaksi asam basa menurut Bronsted-Lowry berikut!
HCO3- + → + OH
-
Senyawa yang tepat untuk melengkapi reaksi asam basa tersebut berturut-turut jika
HCO3- bertindak sebagai basa dan OH
- bertindak sebagai basa konjugasi adalah….
Pilihan jawaban:
A. OH- dan H2O C. OH
- dan H2CO3 E. H2O dan H2CO3
B. H2O dan CO32-
D. OH
- dan CO3
2
Pilihan alasan
1) H2CO3 menerima proton (H+) dari H2O
2) OH- memberikan proton (H
+) kepada HCO3
-
3) H2O memberikan proton (H+) kepada HCO3
-
4) H2CO3 memberikan proton (H+) kepada HCO3
-
5) HCO3-menerima proton (H
+) dari H2O menjadi CO3
2-
2. Apakah teori asam basa menurut Arrhenius sudah cukup menjelaskan semua zat
yang bersifat asam atau basa?
Pilihan jawaban:
A. Ya B. Tidak
Pilihan alasan
1) Tidak terbatas pada pelarut
2) Belum mencakup pada hal yang terkecil
3) Terbatas pada serah terima elektron bebas
4) Terbatas pada ionisasi H+ dan OH
- dalam air
5) Terjadi serah terima H+ dan OH
- dalam pelarut air
F. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan meliputi analisis jawaban soal tes pilihan
ganda beralasan dengan menggunakan Rasch model (Lampiran 5). Pengukuran
pemodelan rasch (rasch model measurement) tujuan utamanya yaitu
menghasilkan suatu skala pengukuran dengan interval yang sama yang nantinya
bisa memberikan informasi secara akurat tentang peserta tes maupun kualitas soal
yang dikerjakan (Sumintono dan Wihdiarso, 2015, hlm. 15).
30
Pandangan Sumintono dan Wihdiarso (2015, hlm. 35) bahwa rasch
model secara umum merupakan model probabilistik yang didefinisikan bahwa
individu yang memiliki tingkat kemampuan yang lebih tinggi dibanding individu
lainnya seharusnya memiliki peluang yang lebih besar untuk menjawab semua
butir soal dengan benar. Sedangkan, butir soal yang lebih sulit menyebabkan
peluang individu untuk menjawabnya menjadi kecil.
Adapun peta konstruk ilustrasi untuk menggambarkan bahwa soal yang
sulit posisinya berada di atas, sementara soal yang mudah berada di bawah.
Begitupula untuk responden dengan kecerdasan tinggi terletak di bagian atas,
sedangkan responden dengan kecerdasan rendah berada di bagian bawah.
Gambar 3.1 Ilustrasi Peta Konstruk Pengukuran “X”
(Sumintono dan Wihdiarso, 2015, hlm. 23)
31
Keunggulan dari pemodelan Rasch adalah kemampuan melakukan
prediksi terhadap data yang hilang (missing data). Hal ini menjadikan hasil
analisis statistik menggunakan pemodelan Rasch akan menghasilkan
kemungkinan data terbaik dari data yang hilang tersebut (Sumintono dan
Wihdiarso, 2015, hlm. 46).
Analisis data hasil rasch dikalkulasikan dengan persentase siswa yang
paham konsep diambil dari jawaban siswa dengan kriteria jawaban benar- alasan
benar (BB), persentase miskonsepsi diambil dari jawaban siswa dengan kriteria
jawaban benar- alasan salah (BS) dan kriteria jawaban salah- alasan benar (SB),
sedangkan untuk persentase tidak paham konsep diambil dari jawaban siswa
dengan kriteria jawaban salah- alasan salah (SS). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini, yaitu tabel keterkaitan antara kriteria paham
konsep, miskonsepsi, dan tidak paham konsep dengan jawaban siswa (Rahayu,
2015).
Tabel 3.1 Keterkaitan Kriteria Paham Konsep, Miskonsepsi, dan Tidak
Paham Konsep dengan Kriteria Jawaban Siswa
No Kriteria Kriteria Jawaban Siswa
1 Paham Konsep Pilihan benar – alasan benar
2 Miskonsepsi Pilihan benar – alasan salah
Pilihan salah – alasan benar
3 Tidak Paham Konsep Pilihan salah – alasan salah
Dimana kriteria paham konsep, miskonsepsi, dan tidak paham konsep ini
dikoding dahulu sebelum menginput data ke rasch agar memudahkan dalam
proses analisis data. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 3.2.
32
Tabel 3.2 Koding Analisis Data Rasch Model
Kriteria Jawaban Siswa Koding
B-B 3
S-B 2
B-S 1
S-S 0
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik two-tier.
Siswa mengerjakan tes pilihan ganda beralasan tertutup. Dalam tes ini, selain
siswa memilih jawaban, mereka pun harus memilih alasan mengapa memilih
jawaban tersebut. Jumlah butir soal yang digunakan sebanyak 16 soal. Dari
hasil penelitian yang dilakukan, dihasilkan data persentase hasil jawaban siswa
per soal yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Data Persentase Hasil Jawaban Siswa
Soal Paham Konsep
(%)
Miskonsepsi
(%)
Tidak Paham Konsep
(%)
1 80 12 8
2 49 28 23
3 56 26 18
4 27 44 29
5 36 42 22
6 34 35 31
7 53 33 14
8 42 28 30
9 40 35 25
10 31 31 38
11 36 26 38
12 43 28 29
13 24 44 32
14 22 31 47
15 8 30 62
16 55 31 14
Rata-rata 40 31 29
34
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa persentase miskonsepsi pada setiap
nomor soal berbeda-beda. Persentase siswa dengan paham konsep tertinggi
terdapat pada soal nomor 1 sebesar 80% dan terendah pada soal nomor 15
sebesar 8%. Persentase siswa dengan miskonsepsi tertinggi berada pada soal
nomor 4 dan 13 masing-masing sebesar 44% dan yang terendah terdapat pada
soal nomor 1 sebesar 12%. Sedangkan persentase siswa yang tidak paham
konsep tertinggi berada pada soal nomor 15 sebesar 62% dan terendah pada
soal nomor 18%.
Dilihat berdasarkan tingkat kognitif dari masing-masing soal secara
umum, soal yang menyatakan tingkat kognitif rendah memiliki rata-rata
persentase miskonsepsi paling kecil yaitu sebesar 26% jika dibandingkan
dengan tingkat kognitif yang lebih tinggi. Gambaran detail mengenai
persentase ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Perhitungan Persentase Miskonsepsi Berdasarkan Sub Konsep
Soal Sub Konsep
Tingkat
Kognitif Tingkat Miskonsepsi
(%) C2 C3 C4
1
Teori asam basa
√ 12
2 √ 28
3 √ 26
4 √ 44
5 √ 42
6 √ 35
7 √ 33
8 √ 28
Rata-rata persentase 31
9 Indikator asam basa √ 35
10 Kekuatan asam (pH) √ 31
11 Tetapan ionisasi asam
basa (Ka/Kb) √
26
12
pH larutan
√ 28
13 √ 44
14 √ 31
15 √ 30
Rata-rata persentase 33
16 Konsep pH dalam
kehidupan sehari-hari √
31
Rata-rata persentase secara keseluruhan 31
35
Pada Tabel 4.2 di atas dapat dilihat masing-masing persentase
miskonsepsi pada setiap sub konsep yang telah diujikan. Persentase
miskonsepsi tertinggi sebesar 35% terdapat pada sub konsep indikator asam
basa dengan tingkat kognitif tinggi. Sementara itu, persentase terendah sebesar
26% terdapat pada sub konsep tetapan ionisasi asam basa (Ka/Kb) dengan
tingkat kognitif rendah.
B. Pembahasan
Konsep awal didapatkan oleh peserta didik saat berada di sekolah dasar,
sekolah menengah, dan pengalaman, serta pengamatan mereka di masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Suparno (2013, hlm. 4) “miskonsepsi
atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu.”
Tidak jarang bahwa konsep siswa meskipun tidak cocok dengan konsep ilmiah,
dapat bertahan lama dan sulit diperbaiki atau diubah selama pendidikan formal.
Data yang diperoleh dari hasil tes diagnostik two-tier sangat bervariasi
antara persentase siswa yang paham konsep, miskonsepsi, dan tidak paham
konsep. Dari hasil penelitian didapatkan persentase rata-rata keseluruhan siswa
yang paham konsep, miskonsepsi, dan tidak paham konsep pada materi asam
basa berturut-turut, yaitu 40%, 31%, dan 29%. Untuk lebih jelasnya persentase
keseluruhan siswa dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Persentase Pemahaman Konsep Siswa Secara
Keseluruhan
40%
31%
29%
Paham Konsep
Miskonsepsi
Tidak Paham Konsep
36
Pada Tabel 4.1 persentase paham konsep, miskonsepsi, dan tidak paham
konsep berdasarkan individual item dari 16 butir soal yang diujikan terdapat 1
butir soal yang paling tinggi persentase paham konsep, yaitu soal nomor 1
dengan persentase sebesar 80%. Berikutnya 2 butir soal yang persentase paling
tinggi miskonsepsi, yaitu soal nomor 4 dan 13 dengan persentase masing-
masing sebesar 44%. Sedangkan, 1 butir soal dengan persentase paling tinggi
tidak paham konsep, yaitu soal nomor 15 dengan persentase sebesar 62%. Data
persentase miskonsepsi berdasarkan sub konsep dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Diagram Persentase Miskonsepsi Berdasarkan Sub Konsep
Soal yang mempresentasikan pemahaman siswa tentang teori asam basa
terdapat pada soal nomer 1-8. Variasi persentase miskonsepsi dari 8 soal
tersebut sangat tinggi, yaitu 12%-44%. Soal nomer 4 memiliki persentase
miskonsepsi tertinggi yaitu 44%.
Soal ini mengkonfirmasikan pemahaman siswa tentang reaksi asam basa
menurut Lewis yang dijelaskan pada Gambar 4.2. Siswa diminta untuk
menentukan reaksi asam basa menurut Lewis dari persamaan reaksi-reaksi
yang telah tersedia pada nomor soal sebelumnya (nomor 3).
Teori asam
basa
16%
Indikator
asam basa
19%
Kekuatan
asam (pH)
16%
Tetapan
ionisasi asam
basa (Ka/Kb)
14%
pH larutan
18%
Konsep pH
dalam
kehidupan
sehari-hari
17%
37
Gambar 4.3 Soal dan Hasil Jawaban Siswa
Miskonsepsi pada sub konsep teori asam basa menurut Lewis ini juga
dijumpai di berbagai penelitian, yaitu Artdej (2010); Hidayah (2010); Suyono
(2012); Meylindra, Ibnu, dan Sulistina (2013); dan Lestari (2014). Terutama
pada penelitian Suyono (2010) seta Meylindra, Ibnu, dan Sulistina (2013)
persentase miskonsepsi untuk sub konsep ini lebih dari 50%. Hal ini
membuktikan bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan pada sub
konsep ini.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Artdej (2010) serta Meylindra,
Ibnu, dan Sulistina (2013) bahwa miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat
disebabkan karena siswa masih mengalami kesulitan untuk membedakan teori
asam basa Lewis dengan teori asam basa Bronsted-Lowry. Ini dapat
menunjukkan bahwa sub konsep teori asam basa membutuhkan perhatian
khusus. Pada dimensi proses pengetahuan (kognitif), soal ini berada pada ranah
mengaplikasikan (C3) dimana menurut Faisal (2015) mengatakan bahwa pada
taksonomi Bloom revisi klasifikasi tahap mengaplikasikan termasuk dalam
kemampuan berpikir tingkat rendah.
Untuk sub konsep indikator asam basa terdapat pada soal nomor 9
dengan persentase miskonsepsi sebesar 35%. Soal ini mengkonfirmasi
pemahaman siswa untuk menganalisis antara suhu, larutan, volume, serta
38
lakmus dari gambar yang telah disediakan untuk menentukan faktor yang
mempengaruhi perubahan warna pada indikator asam basa. Untuk memperjelas
soal yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.4 Soal dan Hasil Jawaban Siswa
Miskonsepsi untuk sub konsep indikator asam basa ditemukan juga pada
penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (20100; Muchtar dan Harizal (2012);
Buchori, Suryadharma, dan Fajaroh (2013); serta Nazarudin dan Sukarmin
(2017). Dari penelitian terdahulu membuktikan bahwa sub konsep ini adalah
materi yang sulit dipahami siswa karena masih terdapatnya miskonsepsi pada
sub konsep ini.
Buchori, Suryadharma, dan Fajaroh (2013) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa miskonsepsi ini terjadi karena kurangnya kemampuan
siswa dalam menggolongkan sifat suatu larutan atau zat ke dalam larutan asam
atau basa. Kurangnya pemahaman siswa pada pengertian larutan asam dan
larutan basa juga dapat menyebabkan kesulitan siswa pada sub konsep ini.
39
Menurut Faisal (2015) dalam penelitiannya bahwa pada taksonomi Bloom
revisi soal ini termasuk dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi karena
berada pada ketegori menganalisis (C4).
Soal nomor 10 mempresentasikan sub konsep kekuatan asam (pH)
dengan persentase miskonsepsi sebesar 31%. Pada Gambar 4.4 dapat dilihat
bahwa soal ini mengkonfirmasikan pemahaman siswa untuk mengkorelasikan
antara jenis larutan, nilai pH, nilai (H+), dan nilai pOH dari tabel yang telah
disediakan.
Gambar 4.5 Soal dan Hasil Jawaban Siswa
Terdapat juga miskonsepsi mengenai sub konsep kekuatan asam (pH)
pada penelitian yang dilakukan oleh Muchtar dan Harizal (2012); Buchori,
Suryadharma, dan Fajaroh (2013); Lestari (2014); serta Lathifa, Ibnu, dan
Budiasih (2015). Pada penelitian oleh Muchtar dan Harizal (2012) serta
Buchori, Suryadharma, dan Fajaroh (2013) persentase miskonsepsi mencapai
lebih dari 40%. Ini membuktikan bahwa masih banyaknya siswa yang
mengalami miskonsepsi pada sub konsep ini.
40
Penelitian oleh Buchori, Suryadharma, dan Fajaroh (2013) menyatakan
miskonsepsi disebabkan karena siswa tidak memahami pengertian pH dan tidak
memahami bahwa dalam larutan asam dan basa selalu mengandung ion H+ dan
ion OH- dengan konsentrasi tertentu yang apabila dikalikan akan menghasilkan
nilai 10-14
(pada suhu 250C). Berdasarkan dimensi proses pengetahuan, soal ini
berada pada kategori menganalisis (C4) dimana menurut Faisal (2015) pada
taksonomi Bloom revisi klasifikasi tahap menganalisis termasuk dalam
kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Soal nomor 11 dengan persentase miskonsepsi sebesar 26% terdapat
pada sub konsep tetapan ionisasi asam basa (Ka/Kb). Pada soal ini
mengkonfirmasi pemahaman siswa untuk membandingkan kekuatan asam
antara dua larutan yang berbeda. Untuk memperjelas detail soal dapat dilihat
pada Gambar 4.5.
Gambar 4.6 Soal dan Hasil Jawaban Siswa
Miskonsepsi serupa tentang sub konsep tetapan ionisasi asam basa
(Ka/Kb) juga dapat dijumpai pada penelitian yang dilakukan oleh Artdej
(2010); Hidayah (2010); Muchtar dan Harizal (2012); serta Buchori,
Suryadharma, dan Fajaroh (2013). Hal ini mengungkapkan bahwa siswa masih
mengalami kesulitan dalam memahami sub konsep ini.
41
Penelitian Artdej (2010) mengatakan miskonsepsi siswa paling umum
bahwa disosiasi asam lemah dapat dibandingkan dengan jumlah ion dalam
larutan. Siswa berpikir bahwa larutan asam yang mengandung jumlah ion lebih
banyak yaitu lebih asam daripada larutan dengan kandungan jumlah ion yang
lebih sedikit. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa siswa tidak dapat
memahami perbedaan disosiasi asam lemah dan asam kuat. Kemungkinan
siswa hanya menghafal rumus untuk perhitungan Ka tanpa memahami konsep
yang mendasar. Sedangkan Buchori, Suryadharma, dan Fajaroh (2013)
mengungkapkan bahwa siswa kurang memahami istilah dan simbol-simbol
yang digunakan pada materi pH larutan asam basa (siswa tidak dapat
membedakan pengertian Kw, Ka, dan Kb). Hal ini membuktikan bahwa siswa
membutuhkan perhatian khusus untuk memahami sub konsep ini. Menurut
Faisal (2015) dalam penelitiannya, pada taksonomi Bloom revisi soal ini
terdapat pada kemampuan berpikir tingkat rendah karena berada pada dimensi
proses pengetahuan memahami (C2).
Soal yang mempresentasikan pemahaman siswa tentang pH larutan
terdapat dalam soal nomor 12-15. Variasi persentase miskonsepsi dari 4 soal
tersebut sangat tinggi, yaitu 28%-44%. Soal nomor 13 memiliki persentasi
miskonsepsi tertinggi, yaitu 44%.
Soal ini mengkonfirmasikan pemahaman siswa untuk menghitung
konsentrasi larutan asam kuat dengan valensi asam kuat dan pH yang telah
diketahui. Untuk mengetahui detail soal secara jelas dapat dilihat pada Gambar
4.6.
Miskonsepsi pada sub konsep pH larutan juga ditemukan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2010); Muchtar dan Harizal (2012);
serta Buchori, Suryadharma, dan Fajaroh (2013). Masih terdapatnya
miskonsepsi membuktikan bahwa siswa masih mengalami kesulitan untuk sub
konsep ini.
42
Gambar 4.7 Soal dan Hasil Jawaban Siswa
Pada penelitian yang dilakukan oleh Buchori, Suryadharma, dan Fajaroh
(2013) mengungkapkan bahwa tidak dapatnya siswa dalam menentukan suatu
larutan asam-basa dan tidak dapatnya siswa dalam menentukan jumlah ion H+
(pada asam kuat) atau ion OH- (pada basa kuat) yang dapat dilepaskan satu
senyawa asam atau basa kuat mengakibatkan siswa salah dalam menghitung
pH suatu larutan asam-basa kuat. Penyebab lain yaitu tidak dapatnya siswa
dalam menentukan sifat dan kekuatan larutan asam basa menjadi penyebab
siswa menjawab salah dalam perhitungan pH larutan asam basa kuat atau
lemah. Lathifa, Ibnu, dan Budiasih (2015) dalam penelitiannya menyatakan
kesalahan konsep dapat terjadi akibat minimnya pemahaman siswa mengenai
konsep perhitungan pH. Siswa melakukan generalisasi aturan/ teori/ rumus
untuk menyelesaikan beberapa permasalahan tanpa memahami secara
mendalam keterbatasan aturan/ teori/ rumus tersebut. Keadaan ini dapat terjadi
karena guru hanya menekankan penentuan pH dari reaksi ionisasi asam/basa
saja dan tidak melibatkan reaksi ionisasi dan kesetimbangan air. Soal ini
terdapat pada dimensi proses pengetahuan mengaplikasikan (C3) dimana
menurut Faisal (2015) klasifikasi tahap mengaplikasikan termasuk dalam
kemampuan berpikir tingkat rendah pada taksonomi Bloom revisi.
43
Sub konsep pH dalam kehidupan sehari-hari terdapat dalam soal nomor
16 dengan persentase miskonsepsi sebesar 31%. Pada Gambar 4.7 menegaskan
bahwa soal ini mengkonfirmasi siswa untuk meramalkan perubahan nilai pH
dari sebuah ilustrasi.
Gambar 4.8 Soal dan Hasil Jawaban Siswa
Miskonsepsi pada konsep pH dalam lingkungan sehari-hari dijumpai
pada penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2010). Ini menunjukkan bahwa
siswa mengalami kesulitan untuk mengaitkan suatu konsep pada kehidupan
sehari-hari.
Menurut Lathifa, Ibnu, dan Budiasih (2015) dalam penelitiannya
menyatakan bahwa kesalahan konsep dapat terjadi karena siswa kurang mampu
mengaitkan konsep-konsep yang ada pada larutan asam dan basa dengan
kehidupan sekitar. Oleh karena itu, sub konsep ini juga memerlukan perhatian
khusus dalam proses pembelajaran. Soal ini termasuk dalam kemampuan
berpikir tingkat rendah pada taksonomi Bloom revisi karena terdapat pada
dimensi proses pengetahuan mengaplikasikan (C3) menurut Faisal (2015).
Dari pembahasan di atas banyak sekali kemungkinan penyebab
miskonsepsi yang dapat dialami oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal
ini juga dapat menyebabkan siswa mengalami kesalahan dalam
44
mengkonstruksikan pemahaman yang didapat dengan pemahaman yang
sebenarnya (para ahli).
Penelitian oleh Hidayah (2010) menyatakan beberapa faktor yang diduga
menjadi penyebab miskonsepsi siswa dalam memahami materi larutan asam
basa, antara lain motivasi dan kesiapan belajar siswa, pengetahuan yang telah
diperoleh siswa sebelumnya, interaksi sosial antar siswa, kemampuan berpikir
logis siswa terhadap suatu konsep, metode dan pendekatan belajar yang
digunakan guru, gagasan-gagasan yang muncul dari pikiran siswa yang bersifat
pribadi dan kurang ilmiah. Muchtar dan Harizal (2012) dalam penelitiannya
juga mengungkapkan empat isu utama dalam analisis kesalahpahaman yang
menunjukkan beberapa kesulitan dalam belajar asam-basa, yaitu fragmentasi
pemahaman siswa, masalah dengan simbol dan rumus matematika, kesulitan
dalam memahami konteks asam-basa kimia, dan masalah dalam generalisasi.
Buchori, Suryadharma, dan Fajaroh (2013) menyatakan faktor penyebab
kesulitan siswa dalam materi indikator dan pH larutan asam basa adalah
kurangnya tingkat ketelitian siswa (45,7%), kurangnya kemampuan siswa
dalam menentukan dan mengaplikasikan rumus dalam mengerjakan soal
perhitungan (49,4%), kurangnya kemampuan siswa dalam memahami dan
mengerjakan soal bertingkat (77,8%), serta siswa tidak memiliki teman diskusi
dan kelompok belajar (58,0%).
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui miskonsepsi siswa kelas
XI SMA Negeri di Kota Tangerang pada materi asam basa. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa persentase keseluruhan siswa yang
mengalami miskonsepsi pada materi asam basa yaitu 31%. Miskonsepsi paling
tinggi terdapat pada sub konsep indikator asam basa sebesar 35% dan terendah
terdapat pada sub konsep tetapan ionisasi asam basa (Ka/Kb) sebesar 26%.
Persentase miskonsepsi berdasarkan individual item, paling tinggi terdapat
pada item nomer 4 dan 13 masing-masing sebesar 44%, sedangkan yang
terendah terdapat pada item nomer 1 sebesar 12%.
B. Saran
Dari hasil penelitian ini, yang dapat disarankan peneliti sebagai masukan
adalah:
1. Hasil analisis miskonsepsi ini dapat digunakan sebagai referensi untuk
memperbaiki konsepsi siswa pada materi asam basa.
2. Untuk peneliti selanjutnya, jika menggunakan instrumen ini sebaiknya
memberikan warna, memperhatikan kembali penulisan, serta dapat
mengembangkan ke dalam bentuk three-tier.
3. Guru dapat memberikan gambaran perbedaan yang jelas tentang teori asam
basa menurut Bronsted-Lowry, Lewis, dan Arhennius.
4. Siswa dapat diberikan bekal tentang perhitungan pH melalui pembelajaran
matematika serta mendapat pelatihan soal hitungan.
46
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. (2011). Penelitian pendidikan. Indonesia, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Asdi Mahasatya.
Artdej, R., Ratanaroutai, T., Coll, R. K., dan Thongpanchang, T. (2010). Thai Grade
11 Students’ Alternative Conceptions for Acid–Base Chemistry. Research in
Science & Technological Education. 28 (2), 167–183.
Buchori, M. L., Suryadharma, I. B., dan Fajaroh, F. (2013). Identifikasi Tingkat,
Jenis, dan Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Siswa MA Negeri Wlingi dalam
Memahami Materi Indikator dan pH Larutan Asam-Basa.
Chandrasegaran, A. L., Treagust, David F., dan Mocerino, Mauro. (2007). The
development of a two-tier multiple-choice diagnostic instrument for
evaluating secondary school students’ ability to describe and explain chemical
reactions using multiple levels of representation. Chemistry Education
Research and Practice, 8 (3), 293-307.
Chang, R. (2008). General Chemistry: The Essential Concepts. Fifth Edition. Jakarta:
Erlangga.
Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-teori belajar & pembelajaran. Indonesia,
Bandung: Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Tes diagnostik. Jakarta: Depdiknas.
Diakses dari http://www.scribd.com/doc/133752097/4d-Panduan-Tes-
Diagnostik.
Dindar, Ayla C., dan Omer Geban. (2011). Development of a three-tier test to assess
high school students’ understanding of acids and bases. Ayla Cetin-Dindar
and Omer Geban / Procedia Social and Behavioral Sciences. 15, 600–604.
47
Faisal, Rizki. (2015). Pengembangan Paket Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
(Higher Order Thinking Skill) Berdasarkan Taksonomi Bloom Pada Materi
Matematika Kelas VII SMP (Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan
Uneversitas Jember). Diakses dari http://repository.unej.ac.id.
Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S. (1986). Kimia organik. Indonesia, Jakarta:
Erlangga.
Gabel, D. (1999). Improving Teaching and Learning through Chemistry Education
Research: A Look to the Future. Journal of Chemical Education. (76) 4, 548 –
554.
Hidayah, Eva Karolina. (2010). Studi Miskonsepsi Materi Larutan Asam Basa di
SMA Negeri 3 Tegal (Skripsi Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Uneversitas Negeri Semarang). Diakses dari
http://lib.unnes.ac.id.
Lathifa, Ulfa., Ibnu, Suhadi., dan Budiasih, Endang. (2015). Identifikasi Kesalahan
Konsep Larutan Asam-Basa dengan Menggunakan Teknik Certainty of
Response Index (CRI) Termodifikasi.
Lestari, Mita Yuli Dwi. (2014). Pengembangan instrumen tes diagnostik two tier
multiple choice untuk menganalisis miskonsepsi siswa sma kelas XI pada
materi asam-basa (Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung).
Diakses dari http://repository.upi.edu.
Meylindra, I., Ibnu, S., dan Sulistina, O. (2013). Identifikasi Pemahaman Konsep
Larutan Asam Basa melalui Gambaran Mikroskopik pada Siswa Kelas XI IPA
SMA Negeri 5 Malang.
Muchtar, Zainuddin dan Harizal. (2012). Analyzing of Students’ Misconceptions on
Acid-Base Chemistry at Senior High Schools in Medan. Journal of Education
and Practice. Vol. 3 No. 15. ISSN 2222-1735.
48
Muksin, Mindrianti., Lukum, Astin., dan Mohamad, Erni. (2015). Identifikasi
Miskonsepsi Siswa Pada Materi Asam Basa Menggunakan Certainty of
Response Index (CRI) Pada Kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 1 Bonepantai.
Nazarudin, Nizar dan Sukarmin. (2017). Penerapan Pembelajaran dengan STRATEGI
Konflik Kognitif untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa pada Materi Pokok
Asam dan Basa di Kelas XI MAN Mojosari Kota Mojokerto. Unesa Journal
of Chemical Education. Vol. 6 No. 1, pp. 81-88. ISSN: 2252-9454.
Ormrod, Jeanne E. (2008). Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, R. H. (1987). Kimia dasar prinsip dan terapan modern. Indonesia, Jakarta:
Erlangga.
Pinarbasi, T. (2007). Turkish undergraduate students’ misconceptions on acid and
bases. Journal of Baltic Science Education. 6(1). ISSN 1648–3898.
Rahayu, Sri. (2015). Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Pada Konsep Gerak Dua Dimensi
(Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Diakses dari
http://respository.uinjkt.ac.id.
Rohmawati, Laily dan Suyono. (2012). Penerapan model pembelajaran conceptual
change untuk mereduksi miskonsepsi siswa pada mmateri pokok asam dan
basa di kelas XI IA SMAN 2 Bojonegoro. Prosiding Seminar Nasional Kimia
Unesa. ISBN : 978-979-028-550-7.
Rositasari, D. (2014). Pengembangan tes diagnostik two-tier untuk mendeteksi
miskonsepsi siswa sma pada topik asam-basa (Skripsi pada UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta). Diakses dari http://respository.uinjkt.ac.id.
Rusilowati, Ani. (2006). Profil Kesulitan Belajar Fisika Pokok Bahasan Kelistrikan
Siswa SMA di Kota Semarang. Jurnal Pend. Fisika Indonesia. Vol. 4. No. 2.
Stojanovska, Marina I., Šoptrajanov, Bojan T., dan Petruševski, Vladimir M. (2012).
Addressing misconceptions about the particulate nature of matter among
49
secondary-school and high-school students in the republic of macedonia.
Creative Education. 3(5), 619-631.
Sumintono, B. dan Widhiarso, W. (2015). Aplikasi pemodelan rasch pada assessment
pendidikan. Indonesia, Bandung: Trim Komunikata.
Suparno, Paul. (2013). Miskonsepsi & perubahan konsep dalam pendidikan fisika.
Indonesia, Jakarta: PT. Grasindo.
Suwarto. (2013). Pengembangan tes diagnostik dalam pembelajaran. Indonesia,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Svehla., G. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Edisi ke lima. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.
Trianto. (2011). Pengantar penelitian pendidikan bagi pengembangan profesi
pendidikan dan tenaga kependidikan. Indonesia, Jakarta: Kencana.
Tuysuz, C. (2009). Development of two tier diagnostic instrument and assess
students’ understanding in chemistry. Scientific Research and Essay, 4(6),
626-631.
Lampiran 1
50
KISI-KISI INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER Mata Pelajaran : Kimia
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/Semester : XI/2
Pokok Materi : Larutan Asam Basa
Bentuk Instrumen : Tes Pilihan Ganda
Jumlah Soal : 23 soal
Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
Kompetensi Dasar : 4.1 Mendeskripsikan teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan
KOMPETENSI
DASAR (KD)
MATERI
POKOK
INDIKATOR
PENCAPAIAN
KOMPETENSI
INDIKATOR
SOAL SOAL JAWABAN
DIMENSI KOGNITIF NO.
SOAL C1 C2 C3 C4 C5 C6
4.1.Mendeskripsikan teori asam basa
dengan
menentukan sifat larutan dan
menghitung pH
larutan
Teori Asam Basa
Menjelaskan pengertian asam
basa menurut
Arrhenius, Bronsted-Lowry,
dan Lewis
Disajikan beberapa
pernyataan
mengenai teori asam basa,
kemudian siswa
dipinta untuk menentukan
pernyataan
yang tepat
tentang teori asam basa
menurut
Arrhenius
Perhatikan pernyataan berikut!
1) Asam terionisasi menghasilkan
ion H+
2) Basa memberikan donor elektron
bebas
3) Ion OH-
dalam pelarut air
merupakan ciri basa
4) Asam merupakan zat yang dapat
mendonorkan proton berupa ion
Hidrogen
Pernyataan yang tepat sesuai dengan
Teori Asam Basa menurut Arrhenius
adalah….
Pilihan jawaban:
a. 1 D. 2 dan 4
b. 4 E. 1, 2, 3, 4
c. 1 dan 3
C 5 √ 1
Lampiran 1
51
Pilihan alasan:
1. Menurut Arrhenius, asam dan
basa akan terionisasi menjadi
Kation dan Anion
2. Menurut Arrhenius, sifat asam
atau basa didasari adanya serah
terima proton (H+)
3. Menurut Arrhenius sifat asam
atau basa didasari serah terima
pasangan elektron bebas
4. Menurut Arrhenius, senyawa
asam atau basa adalah pendonor
elektron dan proton (H+)
5. Menurut Arrhenius, ion H+
merupakan pembawa sifat asam,
dan ion OH- merupakan
pembawa sifat basa Disajikan
beberapa pernyataan
mengenai teori
asam basa,
kemudian siswa dipinta untuk
menentukan
peryataan yang tepat tentang
teori asam basa
menurut
Bronsted-Lowry
Pernyataan teori berikut yang sesuai
dengan teori asam basa Bronsted-
Lowry adalah….
Pilihan jawaban:
a. Asam dalam air melepaska ion
H+
b. Basa dalam air melepaskan ion
OH-
c. Basa adalah zat yang dapat
menerima proton (H+)
d. Asam dan basa dalam air dapat
menerima proton
e. Asam adalah zat yang dapat
menerima elaktron bebas
C 5 √ 2
Lampiran 1
52
Pilihan alasan:
1. Ion H+ dan OH
- bertindak sebagai
pasangan asam-basa konjugasi
2. Menurut Bronsted-Lowry, sifat
asam atau basa didasari oleh
serah terima elektron
3. Zat yang bersifat asam atau basa
menurut Bronsted-Lowry hanya
terlarut dalam pelarut air
4. Zat yang bertindak sebagai asam
akan terbentuk menjadi asam
konjugasi karena memberikan
donor proton (H+)
5. Zat yang bertindak sebagai basa
akan terbentuk menjadi asam
konjugasi karena menerima
donor proton (H+)
Menuliskan
reaksi ionisasi asam dan basa
berdasarkan teori
Arrhenius
Siswa dipita
untuk membedakan
reaksi asam
basa menurut
Arrhenius, Bronsted-
Lowry dan
Lewis
Gunakan persamaan reaksi-reaksi
berikut untuk menjawab soal nomor
3 dan 4!
a. BF3(g) + NH3(g) NH3-BF3(s)
b. Al(OH)3(s) + OH-(aq) Al(OH)4
-
(aq)
c. H2O (l) + H2O (l) H3O+
(aq) +
OH-(aq)
d. CH3COOH(aq) H+
(aq)+
CH3COO-(aq)
e. NH3 (g) + HNO3(aq) NH4+
(aq) +
NO3-(aq)
Manakah reaksi yang merupakan
reaksi asam menurut Arrhenius?
D 3 √ 3
Lampiran 1
53
Pilihan jawaban:
A. 1 D. 4
B. 2 E. 5
C. 3
Pilihan alasan:
1) Ion-ionnya terionisasi menjadi
Kation dan Anion
2) Senyawa asam dan basa terlarut
dalam pelarut air
3) Senyawa asam terionisasi
menghasilkan ion Hidrogen
4) Senyawa basa terionisasi
menghasilkan ion Hidroksida
5) Senyawa asam dan basa
mengalami serah terima proton
(H+)
Menuliskan reaksi ionisasi
asam dan basa
berdasarkan teori Lewis
Siswa dipita untuk
membedakan
reaksi asam basa menurut
Arrhenius,
Bronsted-
Lowry dan Lewis
Berdasarkan persamaan reaksi-reaksi
pada nomor 3, tentukan reaksi asam
basa menurut Lewis!
Pilihan jawaban:
A. 1 dan 2 D. 2 dan 4
B. 1 dan 3 E. 3 dan 5
C. 2 dan 3
Pilihan alasan:
1) Senyawa basa melibatkan ion
Hidroksida pada reaksinya
2) Senyawa asam dan basa tidak
tergantung pada pelarut air
3) Senyawa asam dan basa
mengalami serah terima proton
(H+)
4) Senyawa asam mendonorkan
A 5 √ 4
Lampiran 1
54
pasangan elektron bebas kepada
senyawa basa
5) Senyawa basa mendonorkan
pasangan elektron bebas kepada
senyawa asam Menuliskan
persamaan reaksi
asam dan basa menurut
Bronsted-Lowry
Disajikan reaksi
asam basa tidak
lengkap, kemudian siswa
dipinta untuk
melengkapi reaksi asam
basa menurut
Bronsted-Lowry
Perhatikan reaksi asam basa menurut
Bronsted-Lowry berikut!
HCO3- + → +
OH-
Senyawa yang tepat untuk
melengkapi reaksi asam basa tersebut
berturut-turut jika HCO3- bertindak
sebagai basa dan OH- bertindak
sebagai basa konjugasi adalah….
Pilihan jawaban:
a. OH- dan H2O D. H2O dan
CO32-
b. OH- dan CO3
2- E. H2O dan
H2CO3
c. OH- dan H2CO3
Pilihan alasan:
1) H2CO3 menerima proton (H+)
dari H2O
2) OH- memberikan proton (H
+)
kepada HCO3-
3) H2O memberikan proton (H+)
kepada HCO3-
4) H2CO3 memberikan proton (H+)
kepada HCO3-
5) HCO3-menerima proton (H
+) dari
H2O menjadi CO32-
E 4 √ 5
Lampiran 1
55
Menunjukkan pasangan asam
basa konjugasi
menurut teori asam basa
Bronsted-Lowry
Disajikan reaksi asam dan basa,
kemudian siswa
dipinta untuk menentukan
pasangan asam
basa konjugasi
Perhatikan reaksi asam basa berikut!
HSO4-(aq)+H2O(l)↔ H3O
+(aq)+SO4
2-(aq)
Pasangan asam-basa konjugasi
menurut Bronsted-Lowry dari reaksi
diatas adalah…
Pilihan jawaban:
a. SO42-
dan H2O D. H3O+
dan SO42-
b. HSO4- dan H2O E. H3O
+ dan
HSO4-
c. HSO4- dan SO4
2-
Pilihan alasan:
1) H2O menerima proton (H+) dari
H3O+
2) H2O memberikan proton (H+)
kepada HSO4-
3) H3O+ memberikan proton (H
+)
kepada SO42-
4) SO42-
bertindak sebagai asam
konjugasi dan H2O sebagai basa
5) HSO4-
bertindak sebagai asam
dan SO42-
sebagai basa
konjugasinya
C 5 √ 6
Lampiran 1
56
Menjelaskan teori asam dan basa
menurut
Arrhenius
Siswa dipinta untuk
membandingka
n kelemahan teori asam basa
Arrhenius
dengan teori
asam basa lainnya
Apakah teori asam basa menurut
Arrhenius sudah cukup menjelaskan
semua zat yang bersifat asam atau
basa?
Pilihan jawaban:
A. Ya B. Tidak
Pilihan alasan:
1. Tidak terbatas pada pelarut
2. Belum mencakup pada hal yang
terkecil
3. Terbatas pada serah terima
elektron bebas
4. Terbatas pada ionisasi H+ dan
OH- dalam air
5. Terjadi serah terima H+ dan OH
-
dalam pelarut air
B 4 √ 7
Lampiran 1
57
Menjelaskan
kelemahan teori asam basa
Arrhenius,
keunggulan dan
kelemahan teori asam basa
Bronsted-Lowry,
dan, keunggulan teori asam basa
menurut Lewis
Disajikan
beberapa pernyataan
mengenai teori
asam basa,
kemudian siswa dipinta untuk
menentukan
pernyataan yang sesuai
dengan
perkembangan
teori asam basa
Perhatikan pernyataan berikut!
1. Teori asam basa menurut
Bronsted-Lowry melengkapi
kelemahan teori asam-basa
menurut Lewis
2. Teori asam basa menurut Lewis
melengkapi kelemahan teori asam
basa menurut Bronsted-Lowry
3. Teori asam basa menurut
Bronsted-Lowry memiliki
kelemahan dibanding dengan teori
asam basa menurut Arrhenius
4. Teori asam basa menurut
Arrhenius memiliki kelemahan
dibandingkan teori asam basa
menurut Bronsted-Lowry dan
Lewis
Dari pernyataan tersebut, manakah
pernyataan yang tepat mengenai
perkembangan teori asam basa?
Pilihan jawaban:
a. 1 dan 2 D. 2 dan 3
b. 1 dan 3 E. 2 dan 4
c. 1 dan 4
Pilihan alasan:
1) Senyawa asam basa menurut
Arrhenius dapat dilarutkan dalam
pelarut selain air
2) Senyawa asam basa menurut
Bronsted-Lowry dan Lewis
terbatas pada pelarut air
3) Senyawa asam basa menurut
Bronsted-Lowry tidak terbatas
pada ada atau tidaknya proton
(H+)
4) Senyawa asam basa menurut lewis
mengalami serah terima elektron
dan tidak terbatas pada pelarut air
saja
5) Senyawa asam basa menurut
Lewis mengalami serah terima
elektron bebas tetapi terbatas pada
ada atau tidaknya proton (H+)
E 4 √ 8
Lampiran 1
58
Indikator asam basa
Mengidentifikasi sifat larutan asam
dan basa dengan
berbagai indikator
Disajikan beberapa
gambar hasil
percobaan penentuan jenis
larutan
menggunakan
kertas lakmus, siswa dipinta
menentukan
factor yang memengaruhi
perubahan
warna pada indikator asam
basa berdasarkn
gambar
Perhatikan gambar berikut!
Berdasarkan gambar-gambar
tersebut, faktor apa saja yang
memengaruhi perubahan warna pada
indikator asam basa?
Pilihan jawaban:
A. Suhu larutan
B. Jenis larutan
C. Volume larutan
D. Lama pencelupan indikator
E. Lama pencelupan kertas lakmus
Pilihan alasan:
1) Indikator tidak ikut bereaksi
dengan larutan
2) Perubahan suhu memengaruhi
kecepatan reaksi
B 3 √ 9
250C; Larutan
NaCl 50 mL 25
0C Larutan
NaOH 100 mL
500C; Larutan
HCl 120 mL 50
0C; Larutan
NaCl 60 mL
Lampiran 1
59
3) Larutan asam atau basa memiliki
nilai trayek pH yang berbeda
4) Indikator ikut bereaksi dengan
larutan dan memengaruhi nilai
pH
5) Semakin terang warna indikator,
maka akan semakin asam dan
semakin gelap warna indikator
maka akan semakin basa
Lampiran 1
60
Disajikan ilustrasi
mengenai
pengidentifikasian suatu sampel
larutan, siswa
dipinta untuk
menentukan sifat sampel
berdasarkan
ilustrasi tersebut.
Sebanyak 10 mL larutan sampel
yang sedang diidentifikasi sifat
keasamanya ditetesi indikator
Fenoftalein warnanya berubah
menjadi merah muda, kemudian
larutan tersebut diencerkan menjadi
100 mL. Lalu larutan yang telah
diencerkan tersebut dicelupkan
lakmus merah, kertas lakmus
tersebut menjadi biru. Dari hasil
identifikasi tersebut, larutan tersebut
bersifat?
Pilihan jawaban:
A. Basa
B. Asam
C. Netral
D. Amfoter
E. Asam poliprotik
Pilihan alasan:
1) Pengenceran tidak merubah sifat
larutan, tetapi hanya merubah
nilai [H+] menjadi lebih kecil
2) Pengenceran tidak memengaruhi
sifat larutan asam atau basa
dengan nilai pOH > 7 untuk
larutan basa
3) Pengenceran hanya memengaruhi
nilai [H+] tetapi tidak
memengaruhi konsentrasi larutan
(Molaritas)
4) Pengenceran dapat merubah sifat
larutan sehingga dapat merubah
sifat larutan asam menjadi basa
5) Pengenceran larutan asam atau
basa memengaruhi sifat larutan
karena memengaruhi nilai [OH-]
menjadi lebih besar
A 2 √ 10
Lampiran 1
61
Memperkirakan pH suatu larutan
elektrolit yang
tidak dikenal berdasarkan hasil
pengamatan
trayek perubahan
warna berbagai indikator asam
dan basa
Menentukan trayek pH suatu
larutan yang
tidak diketahui berdasarkan
perubahan
warna indikator
dengan membaca tabel
hubungan
Indikator, perubahan
warna indikator
dan trayek perubahan
warna indikator
Perhatikan tabel hasil percobaan
berikut ini!
Indikator
Trayek
Perubah
-an pH
Trayek
perubahan
Warna
Larutan
yang
diuji
Metil
Merah 4,2–6,3
Merah-Kuning
Kuning
Brom
Kresol
Hijau
3,8–5,4 Kuning-Biru Biru
Fenolftal
ein 8,3–10
Tidak Berwarna – Merah
Tidak Berwarna
Harga pH larutan yang di uji adalah
….
Pilihan jawaban:
A. 5,4 D. 5,6 – 8
B. 6,3 E. 7 – 8
C. 5,6 – 7
Pilihan alasan:
1) Larutan bersifat netral
2) Larutan bersifat asam kuat karena
pHnya mendekati 7
3) Larutan bersifat asam lemah
karena pHnya mendekati 7
4) Larutan bersifat basa kuat karena
pHnya mendekati 14
a. Larutan bersifat basa karena
pHnya mendekati 14
E 1 √ 11
Kekuatan
asam (pH)
Menyimpulkan
hubungan antara
beberapa pH terhadap
kekuatan asam
dan basa
Disajikan tabel
hubungan jenis
larutan, besar pH, besar [H+],
dan pOH ,
kemudian siswa
Perhatikan tabel berikut! No Jenis
Larutan
Nilai
pH
Nilai
[H+]
Nilai
pOH
1 Basa >7 >10-7 < 7
2 Asam >7 > 10-7 <7
3 Basa >7 < 10-7 < 7
E 4 √ 12
Lampiran 1
62
dipinta untuk menentukan
hubungan yang
benar antara hubungan jenis
larutan, besar
pH, besar [H+],
dan pOH
4 Netral = 7 = 10-7 = 7
5 Asam < 7 >10-7 >7
Hubungan yang tepat antara jenis
larutan, nilai pH, nilai [H+], dan nilai
pOH adalah ….
Pilihan jawaban:
A. 4 saja D. 2, 3, 4
B. 1, 2, 4 E. 3, 4, 5
C. 1, 4, 5
Pilihan alasan:
1) Nilai pH dan pOH adalah sama
pada jenis larutan asam atau basa
2) Semakin besar nilai [OH-] maka
nilai pH suatu asam akan
semakin mendekati 7
3) Semakin kecil nilai pOH pada
lartan basa, maka pHnya akan
semakin mendekati 7
4) Semakin kecil pH maka nilai
pOH akan semakin besar,
sehingga nilai [OH-] akan
semakin kecil
5) Nilai pH dipengaruhi oleh besar
konsentrasi Hidrogen dan
berbanding lurus terhadap nilai
pOH pada larutan asam atau basa Menyimpulkan
hasil pengukuran
pH dari beberapa larutan asam dan
basa yang
Menentukan
senyawa yang
memiliki kekuatan asam
paling besar
Diketahui:
Ka asam HA = 10-5
Ka asam HB = 10-6
Ka asam HC = 10-7
Ketiga asam ini memiliki konsentrasi
D 4 √ 13
Lampiran 1
63
konsentrasinya sama
yang sama. Urutan kekuatan asam
dari yang terlemah sampai yang
terkuat adalah ….
Pilihan jawaban:
A. HB, HC, dan HA
B. HC, HA, dan HB
C. HA, HB, dan HC
D. HC, HB, dan HA
E. HB, HA, dan HC
Pilihan alasan:
1) Asam kuat memiliki pH rendah
dari asam lemah
2) pH asam tidak dipengaruhi oleh
konsentrasi larutan
3) Nilai Ka pada asam tidak
dipengaruhi oleh kekuatan
ionisasi asam
4) Kekuatan asam dipengaruhi oleh
besar ionisasi asam tersebut
5) Pangkat negatif dengan angka
lebih besar memiliki kekuatan
asam lebih besar juga Tetapan ionissi
asam-basa
(Ka/Kb)
Menghubungkan kekuatan asam
atau basa dengan
derajat pengion (α) dan tetapan
ionisasi asam
(Ka) atau tetapan ionisasi basa
(Kb)
Disajikan beberapa
pernyataan
mengenai hubungan
derajat ionisasi,
Ka, Kb, serta kekuatan asam,
kemudian siswa
dipinta untuk
menentukan
Apakah derajat ionisasi (α), Ka, Kb
memengaruhi kekuatan asam/basa
satu zat?
Pilihan jawaban:
A. Ya B. Tidak
Pilihan alasan:
1) 0 < α < 7
2) Semua asam dan basa memiliki
nilai (α), Ka, Kb yang sama
3) Semakin besar harga Ka atau Kb,
A 5 √ 14
Lampiran 1
64
pernyataan yang benar
antara
hubungan derajat ionisasi,
Ka, Kb, dan
kekuatan asam
maka semakin lemah sifat asam
atau basa
4) Asam lemah terionisasi menjadi
asam kuat dan basa kuat
terionisasi menjadi basa lemah
5) Asam lemah memiliki nilai Ka
dan basa lemah memiliki nilai Kb
karena terionisasi sebagian dalam
air Menjelaskan
perbedaan asam
kuat dan lemah serta basa kuat
dan lemah
berdasarka ionisasinya di
dalam air
Siswa dipinta
menjelaskan hal
yang membedakan
asam kuat dan
asam lemag serta basa kuat
dan lemah
Perhatikan gambar berikut!
Apakah kedua larutan tersebut
memiliki kekuatan asam yang
berbeda?
Pilihan jawaban:
A. Ya B. Tidak
Pilihan alasan:
1) Keduanya merupakan larutan
asam dengan kekuatan asam yang
sama
2) Banyaknya atom yang berikatan
memengaruhi kekuatan asam
3) Kemampuan terionisasi dalam air
yang berbeda memengaruhi
kekuatan asam
4) Konsentrasi larutan yang sama
mengakibatkan kekuatan
A 3 √ 15
Larutan CH3COOH 0,1 M
Larutan
HCl 0,1 M
Lampiran 1
65
asamnya pun sama
5) Asam asetat memiliki jumlah
atom Hidrogen lebih banyak
dibandingkan dengan Asam
klorida Menjelaskan
hubungan Kw,
[H+], [OH
-] dan
faktor yang
memengaruhi
nilai Kw
Disajikan
pernyataan
hubungan Kw, [H
+], [OH
-] dan
factor yang
mempengaruhinya, siswa
dipinta untuk
menentukan pernyataan
yang salah
berdasarkan
pernyataan-pernyataan
yang telah
disajikan
Apakah nilai Kw, [H+], dan [OH
-]
dipengaruhi oleh suhu?
Pilihan jawaban:
A. Ya B. Tidak
Pilihan alasan:
1) Apabila suhu dinaikkan, maka
nilai Kw akan turun
2) Perubahan suhu tidak
memengaruhi nilai Kw, [H+], dan
[OH-]
3) Perubahan suhu tidak
memengaruhi nilai Kw, tetapi
memengaruhi nilai [H+] dan
[OH-]
4) Perubahan suhu akan
memengaruhi nilai Kw, tetapi
tidak memengaruhi nilai [H+] dan
[OH-]
5) Perubahan suhu berbanding lurus
dengan perubahan nilai Kw,
sehingga memengaruhi nilai [H+]
dan [OH-]
A 5 √ 16
Perhitunga
n pH
larutan
Menghitung pH
larutan asam dan
basa
Siswa dipinta
untuk
menghitung pH larutan basa
lemah
Larutan basa lemah XOH
mempunyai konsentrasi 0,1 M. Bila
tetapan ionisasi basa tersebut sebesar
10-5
, maka pH larutan tersebut
adalah ….
D
4 √ 17
Lampiran 1
66
Pilihan jawaban:
A. 3 D. 11
B. 7 – log 5 E. 11 + log 5
C. 7 + log 5
Pilihan alasan:
1) Nilai α = 10-5
2) Nilai Kb = 10-6
3) Nilai pOH = -log 10-11
4) Konsentrasi ion OH-
sebesar 1 x
10-3
Molar
5) Valensi basa = 1 dan digunakan
dalam perhitugan mencari pH Siswa dipinta untuk
menghitung
konsentrasi larutan asam
kuat yang
diketahui pH
dan valensi asamnya
Suatu larutan asam kuat bervalensi 2,
memiliki pH sebesar 3 - log 2.
Konsentrasi larutan asam kuat
tersebut adalah ….
Pilihan jawaban:
A. 2 x 10-3
B. 1 x 10-3
C. 1 x 10-2
D. 3 x 10-2
E. 1 x 10-1
Pilihan alasan:
1) α = 2
2) Besar [H+] = 3 x log 2
3) larutan tersebut adalah larutan
HCl
4) Asam kuat memiliki pH yang
paling kecil
5) Valensi asam = 2 dan digunakan
dalam perhitungan
B
5 √ 18
Lampiran 1
67
Siswa dipinta untuk
menentukan
nilai derajat ionisasi larutan
asam yang
diketahui pH
dan Ka-nya
Jika larutan asam bervalensi satu
mempunyai nilai pH sebesar
2,dengan nilai tetapan ionisasi
asamnya sebesar 10-5
. Berapakah
besar derajat ionisasi asam tersebut?
Pilihan jawaban:
A. 1 x 10-5
B. 1 x 10-4
C. 1 x 10-3
D. 1 x 10-1
E. 10
Pilihan alasan:
1) α = 2
2) α =
3) α = √
4) Konsentrasi ion H+ tersebut
adalah 0,2 M
5) Konsentrasi larutan asam tersebut
adalah 10 Molar
C 5
√ 19
Siswa dipinta
menentukan
massa suatu zat
yang bersifat asam ketika
dilarutkan
dalam air yang sudah diketahui
pHnya
Massa NaOH yang harus digunakan
untuk membuat larutan NaOH
sebanyak 500 mL (Mr = 40) yang
mempunyai nilai pH sebesar 12
adalah sebanyak ….
Pilihan jawaban:
A. 0,2 gram
B. 0,4 gram
C. 1,0 gram
D. 2,0 gram
E. 4,0 gram
A 1 20
Lampiran 1
68
Pilihan alasan:
1) Mol NaOH adalah 5 x 10-3
mol
2) Konsentrasi ion OH– sebesar 1 x
10-1
Molar
3) Konsentrasi larutan sebesar 1 x
10-12
Molar
4) Konsentrasi [OH-] didasari oleh
mol larutan per volume larutan
5) Konsentrasi larutan didasari oleh
nilai massa zat per massa
molekul relatif (Ar/Mr) Konsep pH
dalam
lingkungan
Menjelaskan
penggunaan
konsep pH dalam lingkungan
Disajikan
ilustrasi
mengenai perubahan nilai
pH pada sungai,
siswadipinta menentukan
faktor yang
memengaruhi perubahan nilai
pH yang terjadi
Para peneliti menemukan bahwa pH
air pegunungan sebesar 6,8 – 7,
sedangkan pada daerah rendah yang
merupakan daerah hilir dari sungai
tersebut didapatkan nilai pH sungai
tersebut menjadi 9. Berdasarkan
ilustrasi tersebut, apakah perubahan
nilai pH memengaruhi kualitas air
sungai tersebut?
Pilihan jawaban:
A. Ya B. Tidak
Pilihan alasan:
1) Perubahan nilai pH yang dialami
air sungai tersebut, tidak
memengaruhi kualitas air sungai
2) Perubahan nilai pH air sungai
kemungkinan disebabkan oleh
hujan asam, sehingga
mengurangi kualitas air
3) Perubahan nilai pH air sungai
kemungkinan disebabkan oleh
A 3 √ 21
Lampiran 1
69
limbah sabun rumah tangga,
sehingga mengurangi kualitas air
4) Perubahan nilai pH dikerenakan
nilai pH berubah dengan
sendirinya karena perbedaan
ketinggian air, sehingga
meningkatkan kualitas air
5) Perubahan nilai pH air sungai
kemungkinan disebabkan oleh
limbah pabrik kimia yang
mengandung senyawa Asam
klorida yang cukup tinggi
sehingga mengurangi kualitas air Disajikan
gambar dampak
dari pencemaran air,
siswa dipinta
untuk menentukan
jenis
pencemaran air secara kimia,
fisik, dan
biologi
Kadar oksigen dalam air , nilai pH ,
kadar mikroorganisme dalam air dan
bau akan memengaruhi kualitas air.
Berikut macam-macam gambar
pencemaran air yang ada
dilingkungan.
E 3
√ 22
Lampiran 1
70
1. Sampah rumah tangga yang
banyak terdapat lalat dan
serangga kecil lain yang
menumpuk pada muara sungai
2. Hewan laut yang terkena
minyak mentah yang bocor
dilautan
Lampiran 1
71
3
Air buangan limbah pabrik kertas
dan kimia yang digunakan untuk
pengairan sawah danau
Tentukan jenis pencemaran air secara
kimia, fisik, dan biologi yang terjadi
berdasarkan gambar berturut-turut!
Pilihan jawaban:
A. 2, 3, 1 D. 3, 1,
2
B. 1, 3, 2 E. 3, 2,
1
C. 2, 1, 3
Pilihan alasan:
1) Gambar satu merupakan
pencemaran secara kimia dengan
Lampiran 1
72
ciri-ciri berdasarkan warna, bau,
karat suhu, dan nilai DO
(Dissolve Oxygen) rendah
2) Gambar satu merupakan
pencemaran air secara fisik
dengan ciri-ciri warna air keruh,
bau tidak sedap, dan kadar DO
(Dissolve Oxygen) tinggi
3) Gambar tiga merupakan
pencemaran secara kimia dengan
ciri-ciri berdasarkan nilai pH,
kesadahan, dan nilai COD
(Chemical Oxygen Demand)
tinggi
4) Gambar satu merupakan
pencemaran secara biologi
dengan ciri-ciri kadar pathogen
tinggi, kadar racun tinggi, dan
nilai BOD (Biochemical Oxygen
Demand) rendah
5) Gambar tiga merupakan
pencemaran secara biologi
dengan ciri-ciri berdasarkan nilai
keasaman dan kebasaaan,
kesadahan, dan nilai COD
(Chemical Oxygen Demand)
rendah Siswa dipinta
untuk menentukan
parameter yang
tepat dalam
Selain menentukan nilai pH untuk
menentukan jumlah total bahan
organik yang mudah maupun yang
sulit diurai dalam air, dapat
digunakan parameter berdasarkan
D 5 √ 23
Lampiran 1
73
menentukan kualitas air
berdasarkan
jumlah total bahan organic
yang medah
maupun yang
sulit diuraikan dalam air
kadar ….
Pilihan jawaban:
A. DO D.Konsumsi Oksigen
B. BOD E. Defisit Oksigen
C. COD
Pilihan alasan:
1) Karena merupakan parameter
yang digunakan dalam penentuan
air secara biologi
2) Karena merupakan parameter
yang digunakan dalam penentuan
kualitas air secara fisika
3) Karena merupakan parameter
yang digunakan dalam penentuan
kualitas air secara kimia
4) Karena merupakan parameter
yang digunakan dalam penentuan
kualitas air secara kimia dan
fisika
5) Karena merupakan parameter
yang digunakan dalam penentuan
kualitas air secara kimia dan
biologi
74
Lampiran 2
Instrumen Tes Diagnostik Two-tier
75
Lampiran 2
76
Lampiran 2
77
Lampiran 2
78
Lampiran 2
79
Lampiran 2
80
Lampiran 2
81
Lampiran 2
82
Lampiran 2
83
Lampiran 2
84
Lampiran 2
Lampiran 3
85
Data Jawaban Siswa Terhadap Instrumen Tes Diagnostik Two-tier
Data Jawaban Siswa Terhadap Instrumen Tes Diagnostik Two-tier
NO NAMA NAMA SEKOLAH KELAS 1 a 2 a 3 a 4 a 5 a 6 a 7 a 8 a 9 a 10 a 11 a 12 a 13 a 14 a 15 a 16 a
C 5 C 5 D 3 A 5 E 4 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 1 A 3
1 Syavira Agnias SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5
D 5 E 3 D 5 B 3 B 4 E 3 B 3 A 5 A 1 B 2 B 3 D 1 D 3 A 5
2 Achmad Helmy SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 C 5 E 5 E 4
E 3 B 2
A 2 E
B 2 D 4 A 2 C 5
A 4
3 Fahirah Dwiyuni SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 C 4 D 3 A 5 D 5 C 5 B 4 E 5 C 3 E
A 3 D 4 B 5 B 4 B 2 A 5
4 Maysita Luiqi Azzahra SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 C 1 D 5 C 3 D 5 B 3 B 4 D 4 B 3 A 5 A 4 B 4 A 2 D 4 A 5 A 3
5 Syifa Nur Fauziyah SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 C 4 D 3 A 5 D 5 C 5 B 4 E 5 C 3 E
A 3 D 4 B 5 B 4 B 2 A 5
6 Abi Rafdhi Hernand SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 C 5 D 3 E 4
E 3 B 4 D 3
E 1 B 2 D 4
C 5
A 4
7 Daffa Rifqi SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 E 4 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 3 B 3 E
A 3 D 4 B 5 B 4 B 2 B 3
8 Farah Sabila SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 C 5 D 5 A 5 E 3 C 5 B 4 E 3 B 3 A 5
2 D 4 C 3 E 1 B 2 B 4
9 Fanny Maulida Gustin SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 C 5 D 5 A 3 B 3 C 5 B 4 E 3 B 3 A 5 A 2 E 4 C 3 E 1 B 2 B 4
10 Afifah Rohadatul Aisyi SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 C 5 D 3 E 5 E 3 C 5 B 4 E 3 B 4 C 2 A 2 A 5 D 4 A 2 A 3 A 1
11 Rafika Thasya SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 C 5 D 5 A 5 E 3 C 5 B 4 E 5 B 3 E
A 3 D 4 B 5 B 4 B 2 B 3
12 Rosa Amalia SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 C 5 D 3 A 5 E 5 C 2 B 4 E 2 B 3 A 5 A 3 C 2 B 4 C 5 D 4 A 5
13 Theresya Bekti Octaviani SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 C 5 D 3 B 5 E 3 C 5 B 4 E 5 B 3 E 5 A 3 D 4 B 5 B 4 B
B 3
14 Kevin Juliano SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 E 4 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 2 B 4 A 4 A 2 E 4 C 3 E 1 B 2 B 4
15 Meda Triramasari SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 A 5 C 5 E 2 E 1 E 3 C 5 A 4 C 3 B
A 4 A 2 B 5 B 1 E 4 A 3 B 2
16 Ira Aviyani SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 C 5 D 3 A 5 E 5 C 2 B 4 C 4 B 3 C 4 A 3 B 4 C 5 B 4 D 4 B 3
17 Jihan Fadhilah Hidayani SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 A 5 C 4 E 3 E 5 A 4
A 4 C 3 A 2 E 4 A 3 A 3 A 1 A 5 C 4 A 3
18 Genta SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 A 5 C 4 E 3 E 5 A 4 D 4 A 4 C 3 A 2 E 4 A 3 C 3 D 5 D 5 E 3 B 2
19 Devi Ayu Febrianti SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 C 2 C 1 E 4 A 4 A 4 B 1 D 3 B 3 C 5 A 3 C 3 B 3 B 2 C 3 A 5
20 Farinda Fardila SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 A 5 C 5 E 3 E 3 E 5 D 2 A 4 C 3 C 4 B 5 A 2 B 2 C 3 B 2 E 4 B 1
21 Khairunnisa SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 A 5 C 4 E 3 E 5 A 4 A 4 A 4 C 3 A 2 E 4 A 3 C 3 D 5 A 3 A 3 A 2
22 M. Aldiyansyah SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 E 4 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 3 B 5 B 4 B 5 D 5 B 5 E 4 C 3 A 2
23 Iqbal Jadid SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 E 4 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 3 B 5 E 4 A 1 B 4 D 2 E 4 C 3 A 2
Lampiran 3
86
NO NAMA NAMA SEKOLAH KELAS 1 a 2 a 3 a 4 a 5 a 6 a 7 a 8 a 9 a 10 a 11 a 12 a 13 a 14 a 15 a 16 a
C 5 C 5 D 3 A 5 E 4 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 1 A 3
25 Adesty Dwi Oktavira SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 A 5 C 4 E 3 E 5 A 4 B 4 A 4 C 3 A 2 E 4 A 3 C 3 C 4 A 4 C 4 A 4
27 Edwin Stefanus Malau SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 E 4 D 3 A 5 B 1 C 4 B 2 B 3 D 2 A 3 B 4 E 4 C 1 A 2 C 4 A 4
28 M. Kevin Fariza Lubis SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 5 E 4 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 2 B 5 C 5 B 3 D 5 B 5 B 4 C 2 A 3
29 Tommy Yulianto Putra SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 E 4 C 5 D 5 A
E 3 C 2 B 3 C 3 B 5 B 4 B 1 D 4 C 5 C 4 D 5 A 3
30 Fadhil Naufal SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 C 4 C 3 D 3 B 5 E
C
B 2 A 4 C 5 B 4 A 3 D 5 C 5 C 4 D 5 A 3
31 Valentino Mendrof SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 A 1 C 2 D 4 E 4 E 2 B 3 A 5 B 4 C 3 A 3 B 5 E 3 E 4 E 1 D 2 A 4
32 M. Anwar SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 E 4 C 5 D 1 A 1 E 3 C 2 B 3 B 2 B 5 B 4 B 1 D 5 C 5 C 4 D 5 A 3
33 Ghea Yuniar Ayu SMAN 10 Tangerang XI MIA 1 A 5 C 4 E 3 E 5 A 4 C 4 A 4 C 5 B 5 C 4 A 4 B 5 C 4 C 4 D 4 A 1
34 Mella Nova Lindha SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 1 D 3 A 4 E 1 A 4 B 1 E 4 A 1 C 5 A 5 D 1 A 5 C 2 C 2 A 2
35 Hana Kristian SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 1 D 3 A 4 E 1 A 4 B 1 E 4 A 1 C 5 A 5 D 1 A 5 C 2 C 2 A 2
36 Ahmad Aunillah SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 1 D 5 E 5 D 3 C 1 A 5 E 5 C 3 A 1 B 5 D 2 A 5 C 1 B 3 B 1
37 Siti Kholifah SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 2 C 1 A 4 E 2 A 4 B 4 E 5 C 4 E 4 A 4 D 5 A 5 C 5 D 4 A 3
38 Coiffaro Nandra R SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 5 D 5 E 5 D 3 D 3 B 4 C 3 C 3 A 5 A 5 D 3 B 5 C 4 B 4 A 3
39 Zuhfian Alwi SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 5 D 5 E 5 D 3 C 1 B 4 E 5 C 3 A 1 A 5 D 3 B 5 C 4 B 3 A 3
40 Faidatur Rahmah SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 5 D 3 E 5 E 3 A 4 B 4 E 3 B 4 C 3 A 5 D 3 B 5 C 4 B 5 A 3
41 Kiky Icho Augustin SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 5 D 3 E 5 E 3 E 3 B 4 E 4 C 3 E 4 A 3 D 3 B 5 C 4 B 5 A 3
42 Ahmad Ikram SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 1 C 5 C 5 D 5 D 5 C 5 B 4 E
A 2 E 4 A 3 B
A 5 C 1 B 2 A 3
43 Hafidz Aprilah SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 2 A 3 E 4 D 5 D 3 A 4 A 4 B 3 C 4 B 3 B 1 A 4 A 1 D 5 A 3
44 Tika Dian Safitri SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 2 D 1 E 3 E 1 C 1 A 5 E 4 C 4 C 5 B 5 D 2 A 5 C 2 B 3 B 1
45 Dewi Monica Agustin SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 2 D 1 E 3 E 1 C 1 A 5 E 4 A 1 C 5 B 5 D 4 A 5 C 2 B 3 B 1
46 Thalia Febriani SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 2 D 3 E 3 E 1 C 1 A 5 E 4 A 1 C 5 B 5 D 1 A 5 C 2 B 3 B 1
47 Meita Raisitna SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 2 D 3 A
E 1 E 4 A 5 E 4 A 1 C 5 A 5 D 1 A 5 C 2 B 3 B 1
48 Siska Aulia Fazrianti SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 2 A 5 E 5 E 3 E 1 C 5 A 5 E 4 C
B 1 B 5 D 2 A 5 A 1 B 3 B 1
49 Siti Saripah SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 A 5 E 5 E 3 E 3 C 5 B 3 C 5 B 4 B 1 A 3 E 5 A 2 A 1 C 5 A 4
50 Fani Febriani SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 2 A 5 E 5 E 3 E 1 C 5 A 5 E 4 C 4 B 1 B 5 D 2 A 5 A 1 B 3 B 1
51 Dihnal Maibi SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 2 A 3 E 4 E 5 D 4 B 4 A 4 B 3 C 4 A 3 B 1 A 4 A 1 D 5 A 3
Lampiran 3
87
NO NAMA NAMA SEKOLAH KELAS 1 a 2 a 3 a 4 a 5 a 6 a 7 a 8 a 9 a 10 a 11 a 12 a 13 a 14 a 15 a 16 a
C 5 C 5 D 3 A 5 E 4 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 1 A 3
54 Hanna Angelina SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C
B 4 B 5 E 1 C 2 B 4 E 4 B 3 E 3 A 3 D 4 A
A 3
55 Brata Bayu Pratama SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 1 D 5 E 5 D 3 C 1 B 4 E 5 C 3 A 1 A 5 D 3 B 5 C 1 B 3 A 5
56 Nanda Puteri Syahrah SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 5 D 3 E 3 E 1 E 4 B 4 C 2 B 3 C
A 3 D 5 D 4 D
A 5 A 3
57 Nasywa Maulida SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 5 D 5 E 3 B 2 D 4 B 2 E 4 B 3 C 5 A 5 B 5 D 2 A 4 B 5 A 3
58 Kinanti Kanti SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 1 E 5 A 3 D 3 C 3 B 4 E 5 B 5 A 1 A 5 C 4 D 2 A 1 D 2 A
59 Jody Halfah SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 5 D 1 E 5 D 3 C 1 A 2 E 4 C 2 A 4 B 5 D 2 A 5 C 1 B 3 B 1
60 Mia Fazria SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 5 D 3 E 5 D 3 C 1 B 4 E 4 C 3 A 4 B 5 D 2 A 5 C 2 B 3 B 1
61 Arnetta S SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 5 D 3 E 5 D 3 C 1 B
E 4 C 3 A 1 B 5 D 2 A 5 C 2 B 3 B 1
62 Vivi Nurhaliza SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 5 D 3 E 5 D 3 C 1 B 4 E 4 C 3 A 4 B 5 D 2 A 5 C 2 B 3 B 1
63 Meliana Oloan SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 5 D 3 E 5 D 3 C 1 B 4 E 4 C 3 A 4 B 5 D 2 A 5 C 4 B 3 B 1
64 Jhon Meirta SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 5 D 1 E 5 E 1 C 5 A 5 E 4 C
B 1 B 5 D 2 A 5 A 1 B 3 B 1
65 M. Adonis R SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 5 D 1 E 5 E 1 C 5 A 5 E 4 C
B 1 B 5 D 2 A 5 A 1 B 3 B 1
66 Elraim Purba SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 5 D 1 E 5 E 1 C 1 A 5 E 4 C
A 4 B 5 D 2 A 5
B 3 B 1
67 Muhamad Rizal S SMAN 10 Tangerang XI MIA 2 C 5 C 5 D 1 E 5 E 1 C 1 A 5 E 4 C 3 A 4 B 5 D 2 A 5 A 1 B 3 B 3
68 Elra Tesvara SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 3 B 5 A 3 C
E 5 C 5 B 3 C 1 B 4 C 3 B 4 D 4 A 5
A 2
69 Andri Firmansyah SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 2 D 3
5 B 2 A 4 B 2 A
B 5 B
B
B 2 D 2
A
70 Ahmad Nurshobi SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 D 3
5
B 5 D
B
E 4 A 3 D 4 A 5 C
A 4 A 3
71 Rendy Darmawan SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 B 1 D 3 D 5 C 2 C 4 B 2 A 5 A 3 B 1 A 5 A 5 A 3 A 4 A 5 A 1
72 M. Syhan Almusyafa SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 E 5 A 1 E 3 C 4 B 4 B 1 B 3 C 4 A 4 C 3 D 2 C 4 A 4 A 2
73 Andika Firmansyah SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 D
A 1 E 3 C 4 A 5 B 1 B 3 A 1 A 3 B 1 A 2 C 4 A 4 A
74 Illa Sufiyana Jannatin SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 A 4 E 5 A 3 E 2 C 5 B 4 B 3 B 3 A 1 B 5 D 4 A 5 B 4 B 5 A 3
75 Riqqah N SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 A 4 E 5 A 3 E
C
B 4 B 3 B 3 A 1 B 5 D 4 A 5 B 4 B 5 A 3
76 M. Wima Firdaus SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 A 1 C 3 D 1 E 4 A 1 B 4 E 4 A 2 C 3 A
B 1 A 2 B 4 B 2 A 3
77 Fifi Sadila Hayari SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 A 1 A 2 D 3
E 3 C 4 A 5 B 2 B 4
A 5
A 4
78 Andrew Mandala Setio SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5
E 5 A 1 E 3 C 4 B 3 B 1 B 3
A 5 C 1
A 2
79 Andika Maulana SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 D 4 E 5 A 1 E 3 C 3 B 4 B 1 B 3 C 3 A 5 C 1 A 2 C 1 C 3 A 2
Lampiran 3
88
NO NAMA NAMA SEKOLAH KELAS 1 a 2 a 3 a 4 a 5 a 6 a 7 a 8 a 9 a 10 a 11 a 12 a 13 a 14 a 15 a 16 a
C 5 C 5 D 3 A 5 E 4 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 1 A 3
81 Jullyet Wijaya K SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 E 2 D 3 D 4 A 5 A 4 B 3 C 1 C 1 E 3 B 5 B 3 A 1 A 4 D 5 A 2
82 Ananda P. Ayudhita SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 E 2 D 3 D 4 A 5 A 4 B 3 C 1 C 1 E 3 B 5 B 3 A 1 A 4 D 5 A 2
83 Yoga Pratama A. N SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 B 1 D 3 A 5
E 4 B 2 A
C 5 E
A 3
E 4 A 4 A 5
84 Maria Cynthia SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 D 3 E 5 D 4 D 5 C 5 A 5 D 3 B 5 A 5 A 5 E 5 A 2 E 1 D 4 A 4
85 Chandra Ardiano SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 A 5 A 1 C 5 D 1 D 5 A 1 B 4 E 4 B 3 C 3 A 5 E 3 D 2 B 4 D 1 A 3
86 Dini Fandini SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 D 3
E 1 C 4 A 5 B 2 B 4
A 5 A 2 A 2
A 5
87 Marini SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 D 3
E 1 C 4 A 5 D 2 B 4
A 5
2 A 2
A 5
88 M. Putera Timmy R SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 A 5 A 1 C 3 D 1 E 4 A 1 B 4 E 4 B 5 C 3 A 3 B 1 D 3 B 4 D 1 A 3
89 Iham Nugroho Luthfi SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 1 C 2 C 5 E 3
A 1
B 3 A 1 A 3
B 1
B 1
90 Riska Salma SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 A 4 E 5 A 3 E 2 C 5 B
B 3 B 3 A 1 B 5 D 4 A 5 B 4 B 5 A 5
91 Shevia Dw Rosalinda SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 E 2 D 3 D 4 A 5 A 4 B 3 C 1 C 1 E 3 B 5 D 3 A 1 A 4 D 5 A 3
92 Ayu Diyalestari SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5
E 3 D 4 A 5 D 3 A C 1 B 4
E 3 B 4
4
D 5 A 2
93 Shofia SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 A 4 E 5 A 3 D 5 C
B 4 E 5 B 4 A 1 B 5 D 4 A 5 B 4 B 5 A 3
94 Rima Karima SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 A 4 E 2 D 3 D 1 B 5 B 4
3 B 3 A 1 B 1 D 4 A 5 B 4 B 5 A 3
95 Lulu Vidari SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 A 4 E 2 D 3 D 1 B 5 B 4 C 3 B 3 A 1 B 1 D 4 A 5 B 4 B 5 A 3
96 Annisaa Mutia M SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5
E 3 D 4 A 5 D 3 B 3 D 2 C 1 E 3 B 5 D 3 A 1 A 4 D 5 A 2
97 Febra Dovanta SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 1 C 2 D 1 E 5 E
A
A 4 E 3 B 4 A 1 A 3 A 5 B 5 C 2 D
A 3
98 Novia Lisdiara P SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 E 2 D 3 D 4 A 5 A 4 B 3 C 1 C 1 E 3 B 5 D 3 A 1 A 4 D 5 A 2
99 Hilda Oktavia SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 E 2 D 3 D 4 A 5 A 4 B 3 C 1 C 1 E 3 B 5 B 3 A 1 A 4 D 5 A 2
100 Tilanan Qodija N SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 D 3 E 2 E 3 D 4 A 5 E 3 B 3 D 2 B 3 E 3 B 5 D 2 A 1 A 4 D 5 A 4
101 Andrian Febriansyah SMAN 10 Tangerang XI MIA 4 C 5 B 1 C 3 D 5 E 4 D 4 A 3 C 4 B 5 D 3 A 5
1 A 4 B 4 B 4 A 3
102 Aloysius Kurnia SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 C 4 B 2 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 5 A 3
103 Nanda Shafira Ridhatiana SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 5 A 3
104 Dimas Krisnu Jati SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 5 A 3
105 Rafida Ramadhanty SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 3 B 3 E 4 B 5 D 4 B 5 A 4 D 5 A 3
106 Fathan Jundi R SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 5 A 3
Lampiran 3
89
NO NAMA NAMA SEKOLAH KELAS 1 a 2 a 3 a 4 a 5 a 6 a 7 a 8 a 9 a 10 a 11 a 12 a 13 a 14 a 15 a 16 a
C 5 C 5 D 3 A 5 E 4 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 1 A 3
108 Griselda Elsie Dhiani SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 5 A 3
109 Abdul Mo'min SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 4 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 5 A 3
110 Meyzla Ativa Huslik SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 A 5 C 5 A 4 A 3
111 Iqlma Rahmawati SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 A 5 C 5 A 4 A 3
112 Juliyansyah SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 A 5 C 5 A 4 A 3
113 Wanda Nisrina A SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 4 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 5 A 3
114 M. Gading Sabrang SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 3 A 3
115 Randian N. R SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E
B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 3 A 3
116 Rabni Tsania Maulidna SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 5 A 3
117 Nur Hasanah SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 5 A 2
118 Ignatius Yudha SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 3 A 3
119 Salsabilia Siti Ainaya SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 A 2 C 5 D 3 A 5 E 4 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 5 A 3
120 Farida Hoque SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 A 2 C 5 D 3 A 5 E 4 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 5 A 3
121 Risa Dlfira SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 A 2 C 5 D 3 A 5 E 4 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 A 5 C 5 A 5 A 4
122 Siti Rona Septiani SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 A 2 C 5 D 3 A 5 E 4 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 A 5 C 5 A 5 A 3
123 Sherina Nuha Karmila SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 5 A 3
124 Mayang Safira K SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 5 A 3
125 Zhafika Anindha Midya SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 E 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 5 A 3
126 Syerly Novitasari SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 E 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 5 A 3
127 Dinda Aisyah SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 E 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 5 A 3 D 4 B 5 C 5 D 3 A 3
128 Afrila Natasya SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 A 2 C 5 D 3 A 5 E 4 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 A 5 C 5 A 5 A 3
129 M. Hasnan SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4
3 D 4 B 5 C 5 A 5 A 3
130 Amelia Fadilah SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 4 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 A 5 C 5 A 5 A 3
131 Wildan Parista SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 5 A 3
132 Nadya Oktavia SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 4 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 A 5 C 5 A 5 A 3
133 M. Lifki SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 A 5 D 3 A 5 E 3 C 4 B 4 E 4 B 3 E 2 A 1 D 4 B 5 C
A 5 A 3
Lampiran 3
90
NO NAMA NAMA SEKOLAH KELAS 1 a 2 a 3 a 4 a 5 a 6 a 7 a 8 a 9 a 10 a 11 a 12 a 13 a 14 a 15 a 16 a
C 5 C 5 D 3 A 5 E 4 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 1 A 3
135 Rizky Ramadhan SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 A 2 C 5 D 3 A 5 E 3
B 4 E 4 B 3 E 2 A 1 D 4 B 5 C
A 5 A 3
136 Lio Aji Pamungkas SMAN 2 Tangerang XI MIA 3 C 5 C 5 D 3 A 5 E 3 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 B 4 A 3
137 Iqbal Tawakal SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C
D 3 C
E 1 C
B
E
B
A
A 5 D 4 B
D
D
A 4
138 Ahmad Faiz Hafizhuddin SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 E 2 D 3 E 5 E 3 C 5 B 4 C 3 B 4 E 4 B 1 D 4 A 5 E 5 D 4 A 3
139 Ardanto Fika Septa SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 D 3 A 5 E 1 A 2 B 4 E 4 B 3 E 4 B 3 D 4 B 5 C 5 A 1 A 3
140 Fitri Ramadani SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 B 3 A
E
D
5 D 1 C 4 A
B 1 C 1 B
E
D
A 4
141 Irwan Suliatyo SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 B 2 E 2 D 5 E 5 E 1 A
B
E 3 B 5 E 4 B 3 A 4 B 4 A 4 A 5 A 5
142 Anggi Ferdy S SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 B 5 B 5 E 5 D 3 E 1 A 4 B 4 E 5 B 4 E 4 B 4 C 2 A 5 E 5 A 1 A 3
143 Steven Houver Sianturi SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 E 2 D 3 C 5 E 2 D 5 B 3 C 4 B 3 C 2 A 3 D 4 A 5 C 5 A 5 A 2
144 Nadia Ela Sakinah SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 1 D 5 A 3 E 1 C 5 B 5 E 1 B 5 A 4 A 5 D 4 A 5 B 4 B 3 A 3
145 Nadia Florencia SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 B 3 A 2 E 3 C 4 B 5 D 1 B 4 A 1 A 5 C 1 D 2 A 1 D 4 A 4
146 Febrianti Permata Sari SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 1 C 5 D 3 B 3 E 3 C 3 B 4 E 4 A 2 E 4 A 3 D 1 A 4 C 4 B 4 A 3
147 Jabal El Tharia SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 E 2 D 3 E 5 E 3 C 5 B 4 E 3 A 4 E 5 B 1 D 4 A 5 E 5 D 5 A 3
148 Lulu Khalda Nur Fadilah SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 D 3 A 2 E 3 C 4 B 4 E 4 B 4 E 4 B 1 D 4 A 5 E 5 A 1 A 3
149 M. Edo Kusuma SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 B 5 B 5 D 5 E 1 C 2 B 4 E 4 B 1 E 4 B 3 C 2 B 5 E 5 A 1 A 3
150 Gita Nathalia D SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 2 D 2 E 1 E 3 C 4 B 5 C 3 B 5 E 4 A 5 E 4 A 2 C 4 A 4 A 3
151 Siti Nurjanah SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 2 D 3 D
E 3 C 4 A 5 C 5 C 5 E 4 B 1 B 1 A 2 E 5 B 3 A 3
152 Fitria SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 A 5 C 5 B 2 A 4 E 4 C 4 B 4 E 4 B 3 E 3 B 4 D 4 B 1 E 4 A 1 A 3
153 Nikayati SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 D 3 B 5 E 1 E 1 B 4 E 4 A 2 C 4 A 3 D
A 5 B 4 B 4 A 3
154 Fernanda Putra P SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 D 3 C
E
C 4 B
E
B 2 C
A
D
B
C
D
A 3
155 Sonia Ruhdiatul Ulfha SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 D 3 A 2 E 3 C 4 B 3 E 4 B 4 E 3 B 1 D 4 A 5 E 5 A 1 A 3
156 Muthia Maharani SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 D 3 A 2 E 3 C 4 B 3 E 4 B 4 E 3 B 1 D 4 A 5 E 5 A 1 A 3
157 Aliffia Maharani SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 D 3 A 2 E 1 C 4 B 3 E 4 B 4 E 3 B 1 D 4 A 5 E 5 A 1 A 3
158 Sri Rahman G SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 D 3 A 2 E 3 C 4 B 3 E 4 B 4 E 3 B 1 D 4 A 5 E 5 A 1 A 3
159 Prisninda Prilyah G. S SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 D 3 A 2 E 3 C 4 B 3 E 4 B 4 E 3 B 1 D 4 A 5 E 5 A 1 A 3
160 Rachma Hermawan SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 D 3 D 3 A 5 E 2 D 3 C 2 B 3 E 4 B 3 C 5 B 4 C 2 D 1 B 4 D 3 A 3
Lampiran 3
91
NO NAMA NAMA SEKOLAH KELAS 1 a 2 a 3 a 4 a 5 a 6 a 7 a 8 a 9 a 10 a 11 a 12 a 13 a 14 a 15 a 16 a
C 5 C 5 D 3 A 5 E 4 C 5 B 4 E 4 B 3 E 4 A 3 D 4 B 5 C 5 A 1 A 3
161 Nur Annisa Amalia SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 D 4 E 5 E 5 B 4 E 4 D 5 B 2 E 4 C 3 C 4 A 2 C 2 A 4 B 4 B 4 A 3
162 Egi Trizni Ramadhan SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 4 D 3 A 1 A 2 B 2 B 5 E 4 A 2 A 1 B 1 B 3 B
A 3 C 4 A 3
163 Ricky Satria Dwi Putra SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 4 D 3 A 1 E 3 B 2 B 5 E 4 A 2 A 1 B 1 B 3 B 1 A 3 C 4 A 3
164 Tiara Anggie M SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 D 3 A 2 E 3 C 4 B 4 E 4 B 4 E 4 B 1 D 4 A 5 E 5 A 1 A 3
165 Millenia Mufta SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 D 3 A 4 E 3 C 4 B 4 E 4 B 4 E
B 1 D 4 A 5 E 5 A 1 A 3
166 Aryani Kusuma Wardani SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 2 E 1 B 3 E 3 D 3 B 3 E 3 B 3 C 5 B 4 D 1 A 4
4 B 4 A 3
167 Sabrina Muchsina SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5
D 5
E 3 C 4 B 4 E 4
4 E 4 B 1 B
A 1 E 5
1 A 3
168 Eki Hezkiel Jeremy SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 E 2 D 3 C 5 E 2 D 5 B 3 C 4 B 3 C 3 B 5 D 4 A 5 C 5 A 4 A 2
169 Lulu Eriana Anggraini SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 D 3 A 2 E 3 C 4 B 4 E 4 B 4 E 3 B 1 D 4 A 5 E 5 A 1 A 3
170 Raditya Pradana SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 C 5 D 3 A 2 E 1 E 3 B 4 E 4 B 4 E 4 B 1
4 A 4 E 5 A 5 A 3
171 Sefia Nabila SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 5 D 1 D 3 A 3 E 1 C 4 B 5 E 1 B 5 A 4 A 5 D 4 A 5 B 4 B 3 A 3
172 Raafi Hamzah SMAN 2 Tangerang XI MIA 4 C 2 C 2 D 3 A 2 E 1 E 3 B 4 E 3 D 4 E 4 A 3 D 4 A 3 E 5 A 4 A 3
Lampiran 4
92
KODINGAN JAWABAN SISWA
NAMA
SISWA
NAMA
SEKOLAH
JAWABAN SISWA
1 S
2 S
3 S
4 S
5 S
6 S
7 S
8 S
9 S
10 S
11 S
12 S
13 S
14 S
15 S
16 S
J A J A J A J A J A J A J A J A J A J A J A J A J A J A J A J A
0 0 1 1 B B 3 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3 B S 1 B B 3 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1
0 0 2 1 B B 3 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 B S 1
0 0 3 1 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 S S 0 B B 3 B B 3 B S 1 S B 2 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1
0 0 4 1 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3 S B 2 B B 3 S S 0 B S 1 S B 2 S S 0 S S 0 B S 1 B B 3
0 0 5 1 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 S S 0 B B 3 B B 3 B S 1 S B 2 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1
0 0 6 1 B B 3 B B 3 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 B S 1
0 0 7 1 B B 3 S S 0 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 S S 0 S S 0 S B 2
0 0 8 1 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 S S 0 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0
0 0 9 1 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 S S 0 B S 1 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0
0 1 0 1 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 B S 1
0 1 1 1 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 S S 0 S S 0 S B 2
0 1 2 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B B 3 B S 1 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 B S 1 B B 3 S S 0 B S 1
Lampiran 4
93
0 1 3 1 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 S S 0 S S 0 S B 2
0 1 4 1 B B 3 S S 0 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 S B 2 B S 1 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0
0 1 5 1 S B 2 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1 B B 3 S B 2 S S 0 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0
0 1 6 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B B 3 S B 2 B B 3 S B 2 B B 3 S B 2 S B 2 S S 0 S S 0 S B 2
0 1 7 1 S B 2 B S 1 S B 2 S B 2 S B 2 S S 0 S B 2 S S 0 S S 0 B B 3 B B 3 S S 0 S S 0 S B 2 S S 0 B B 3
0 1 8 1 S B 2 B S 1 S B 2 S B 2 S B 2 S S 0 S B 2 S S 0 S S 0 B B 3 B B 3 S S 0 S B 2 S B 2 S S 0 S S 0
0 1 9 1 B B 3 B S 1 S S 0 S S 0 S B 2 S S 0 B S 1 S S 0 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1
0 2 0 1 S B 2 B B 3 S B 2 S S 0 B S 1 S S 0 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0
0 2 1 1 S B 2 B S 1 S B 2 S B 2 S B 2 S S 0 S B 2 S S 0 S S 0 B B 3 B B 3 S S 0 S B 2 S S 0 B S 1 B S 1
0 2 2 1 B B 3 S S 0 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 S B 2 S S 0 B S 1 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1
0 2 3 1 B B 3 S S 0 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B B 3 B S 1 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
0 2 4 1 B B 3 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1
0 2 5 1 S B 2 B S 1 S B 2 S B 2 S B 2 S S 0 S B 2 S S 0 S S 0 B B 3 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
0 2 6 1 S B 2 B B 3 S B 2 S B 2 S B 2 S S 0 S B 2 S S 0 S S 0 B B 3 B B 3 S S 0 S B 2 S S 0 B S 1 B B 3
0 2 7 1 B B 3 S S 0 B B 3 B B 3 S S 0 B S 1 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
0 2 8 1 B B 3 S S 0 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 S B 2 B S 1 B B 3 S S 0 S S 0 B B 3
0 2 9 1 S S 0 B B 3 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 S S 0 B S 1 S B 2 S S 0 B B 3 S B 2 B S 1 S S 0 B B 3
Lampiran 4
94
0 3 0 1 B S 1 B S 1 B B 3 S B 2 B S 1 B S 1 B S 1 S B 2 S S 0 S B 2 B B 3 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 B B 3
0 3 1 1 S S 0 B S 1 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S B 2 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
0 3 2 1 S S 0 B B 3 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 S S 0 B S 1 S B 2 S S 0 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 B B 3
0 3 3 1 S B 2 B S 1 S B 2 S B 2 S B 2 B S 1 S B 2 S S 0 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1
0 3 4 1 B B 3 B S 1 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B S 1 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 B S 1
0 3 5 1 B B 3 B S 1 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B S 1 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 B S 1
0 3 6 1 B B 3 B S 1 B S 1 S B 2 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 S B 2 S S 0 S S 0 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 S S 0
0 3 7 1 B B 3 B S 1 S S 0 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 B S 1 S S 0 B B 3 B S 1 B S 1 S B 2 B B 3 S S 0 B B 3
0 3 8 1 B B 3 B B 3 B S 1 S B 2 S S 0 S S 0 B B 3 S S 0 S B 2 S S 0 B S 1 B S 1 B B 3 B S 1 S S 0 B B 3
0 3 9 1 B B 3 B B 3 B S 1 S B 2 S S 0 B S 1 B B 3 B S 1 S B 2 S S 0 B S 1 B S 1 B B 3 B S 1 S S 0 B B 3
0 4 0 1 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B S 1 S S 0 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B S 1 B S 1 B B 3 B S 1 S S 0 B B 3
0 4 1 1 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B S 1 S S 0 B B 3 B B 3 S B 2 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B S 1 S S 0 B B 3
0 4 2 1 B S 1 B B 3 S S 0 S B 2 S S 0 B B 3 B B 3 B S 1 S S 0 B B 3 B B 3 S S 0 S B 2 B S 1 S S 0 B B 3
0 4 3 1 B B 3 B S 1 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0 S B 2 S B 2 B B 3 S B 2 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3
0 4 4 1 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 S S 0
0 4 5 1 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3 S B 2 B S 1 S S 0 S S 0
0 4 6 1 B B 3 B S 1 B B 3 S S 0 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 S S 0
Lampiran 4
95
0 4 7 1 B B 3 B S 1 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 S S 0
0 4 8 1 B S 1 S B 2 S S 0 S S 0 B S 1 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0
0 4 9 1 B B 3 S B 2 S S 0 S S 0 B S 1 B B 3 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
0 5 0 1 B S 1 S B 2 S S 0 S S 0 B S 1 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0
0 5 1 1 B B 3 B S 1 S B 2 S S 0 B S 1 S S 0 B B 3 S B 2 B B 3 S B 2 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3
0 5 2 1 B B 3 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 B B 3 S S 0 B S 1 S S 0 B B 3
0 5 3 1 B B 3 B B 3 B S 1 S B 2 S S 0 B S 1 B S 1 B S 1 S S 0 S B 2 S S 0 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 S S 0
0 5 4 1 B B 3 B S 1 S S 0 S B 2 B S 1 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3
0 5 5 1 B B 3 B S 1 B S 1 S B 2 S S 0 B S 1 B B 3 B S 1 S B 2 S S 0 B S 1 B S 1 B B 3 B S 1 S S 0 B S 1
0 5 6 1 B B 3 B B 3 B B 3 S S 0 B S 1 S S 0 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 B B 3 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 B B 3
0 5 7 1 B B 3 B B 3 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 B B 3 B B 3 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3
0 5 8 1 B B 3 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B S 1 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
0 5 9 1 B B 3 B B 3 B S 1 S B 2 S S 0 B S 1 S S 0 B B 3 S S 0 S B 2 S S 0 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 S S 0
0 6 0 1 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 S S 0 B S 1 B B 3 B B 3 S B 2 S B 2 S S 0 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 S S 0
0 6 1 1 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 S S 0 B S 1 B S 1 B B 3 S B 2 S S 0 S S 0 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 S S 0
0 6 2 1 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 S S 0 B S 1 B B 3 B B 3 S B 2 S B 2 S S 0 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 S S 0
0 6 3 1 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 S S 0 B S 1 B B 3 B B 3 S B 2 S B 2 S S 0 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 S S 0
Lampiran 4
96
0 6 4 1 B B 3 B B 3 B S 1 S B 2 B S 1 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0
0 6 5 1 B B 3 B B 3 B S 1 S B 2 B S 1 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0
0 6 6 1 B B 3 B B 3 B S 1 S B 2 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 S S 0 S B 2 S S 0 B S 1 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0
0 6 7 1 B B 3 B B 3 B S 1 S B 2 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 S B 2 S B 2 S S 0 B S 1 S B 2 S S 0 S S 0 S B 2
0 6 8 1 B S 1 S B 2 S B 2 S S 0 B S 1 B B 3 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 B B 3 S B 2 S S 0 S S 0 B S 1
0 6 9 1 B B 3 B S 1 B B 3 S B 2 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
0 7 0 1 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B S 1 B S 1 B B 3
0 7 1 1 B B 3 S S 0 B B 3 S B 2 S S 0 B S 1 B S 1 S S 0 S B 2 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 B S 1
0 7 2 1 B B 3 B B 3 S S 0 B S 1 B S 1 B S 1 B B 3 S S 0 B B 3 S B 2 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 B S 1 B S 1
0 7 3 1 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 S S 0 S S 0 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1 B S 1 B S 1
0 7 4 1 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1 B S 1 B B 3 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 B B 3 S B 2 S S 0 S S 0 B B 3
0 7 5 1 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1 B S 1 B S 1 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 B B 3 S B 2 S S 0 S S 0 B B 3
0 7 6 1 B B 3 S S 0 S B 2 S S 0 B B 3 S S 0 B B 3 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3
0 7 7 1 S S 0 S S 0 B B 3 S S 0 B S 1 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S B 2 S S 0 S S 0 B S 1
0 7 8 1 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
0 7 9 1 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1 B S 1 B S 1 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1
0 8 0 1 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3
Lampiran 4
97
0 8 1 1 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
0 8 2 1 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
0 8 3 1 B B 3 S S 0 B B 3 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 B S 1
0 8 4 1 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
0 8 5 1 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3 B B 3 B B 3 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S B 2 B B 3
0 8 6 1 B B 3 B B 3 B B 3 S S 0 B S 1 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
0 8 7 1 B B 3 B B 3 B B 3 S S 0 B S 1 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
0 8 8 1 S B 2 S S 0 S B 2 S S 0 B B 3 S S 0 B B 3 B B 3 B S 1 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 S B 2 B B 3
0 8 9 1 B S 1 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0
0 9 0 1 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1 B S 1 B B 3 B S 1 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 B B 3 S B 2 S S 0 S S 0 B S 1
0 9 1 1 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3
0 9 2 1 B B 3 S S 0 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
0 9 3 1 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 S S 0 B B 3 S B 2 S S 0 S S 0 B B 3
0 9 4 1 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S B 2 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 B B 3 S B 2 S S 0 S S 0 B B 3
0 9 5 1 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S B 2 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 B B 3 S B 2 S S 0 S S 0 B B 3
0 9 6 1 B B 3 S S 0 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
0 9 7 1 B S 1 B S 1 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 S B 2 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 S S 0 B B 3 B S 1 S S 0 B B 3
Lampiran 4
98
0 9 8 1 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
0 9 9 1 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
1 0 0 1 S S 0 S S 0 S B 2 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B B 3 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
1 0 1 1 B B 3 S S 0 S B 2 S B 2 B B 3 S S 0 S S 0 S B 2 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3
1 0 2 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 S B 2 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
1 0 3 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
1 0 4 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
1 0 5 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 S S 0 B B 3 B B 3 S S 0 S S 0 B B 3
1 0 6 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
1 0 7 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 S S 0 B B 3
1 0 8 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
1 0 9 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
1 1 0 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B B 3 B S 1 B B 3
1 1 1 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B B 3 B S 1 B B 3
1 1 2 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B B 3 B S 1 B B 3
1 1 3 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
1 1 4 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
Lampiran 4
99
1 1 5 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
1 1 6 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
1 1 7 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1
1 1 8 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
1 1 9 2 S S 0 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
1 2 0 2 S S 0 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
1 2 1 2 S S 0 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B B 3 B S 1 B S 1
1 2 2 2 S S 0 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B B 3 B S 1 B B 3
1 2 3 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
1 2 4 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
1 2 5 2 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
1 2 6 2 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
1 2 7 2 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 S S 0 B B 3
1 2 8 2 S S 0 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B B 3 B S 1 B B 3
1 2 9 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
1 3 0 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B B 3 B S 1 B B 3
1 3 1 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3
Lampiran 4
100
1 3 2 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B B 3 B S 1 B B 3
1 3 3 2 B B 3 S B 2 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B B 3
1 3 4 2 B B 3 S B 2 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 S S 0 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B B 3
1 3 5 2 S S 0 S B 2 B B 3 B B 3 B S 1 S S 0 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B B 3
1 3 6 2 B B 3 S B 2 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 S S 0 B B 3
1 3 7 2 B B 3 B S 1 B B 3 S S 0 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 S S 0 B S 1 B B 3 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1
1 3 8 2 B B 3 S S 0 B B 3 S B 2 B S 1 B B 3 B B 3 S S 0 B S 1 B B 3 S S 0 B B 3 S B 2 S B 2 S S 0 B B 3
1 3 9 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 S S 0 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3 B B 3
1 4 0 2 B B 3 B B 3 S B 2 B S 1 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1
1 4 1 2 S S 0 S S 0 B S 1 S B 2 B S 1 S S 0 B S 1 B S 1 B S 1 B B 3 S B 2 S B 2 B S 1 S S 0 B S 1 B S 1
1 4 2 2 S B 2 S B 2 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B B 3 B S 1 B S 1 B B 3 S S 0 S S 0 S B 2 S B 2 B B 3 B B 3
1 4 3 2 B B 3 S S 0 B B 3 S B 2 B S 1 S B 2 B S 1 S B 2 B B 3 S S 0 B B 3 B B 3 S B 2 B B 3 B S 1 B S 1
1 4 4 2 B B 3 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 B B 3 B S 1 B S 1 B S 1 S B 2 B S 1 B B 3 S B 2 S S 0 S S 0 B B 3
1 4 5 2 B B 3 B B 3 S B 2 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1
1 4 6 2 B S 1 B B 3 B B 3 S S 0 B S 1 B S 1 B B 3 B B 3 S S 0 B B 3 B B 3 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 B B 3
1 4 7 2 B B 3 S S 0 B B 3 S B 2 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 S S 0 B S 1 S S 0 B B 3 S B 2 S B 2 S S 0 B B 3
1 4 8 2 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 S S 0 B B 3 S B 2 S B 2 B B 3 B B 3
Lampiran 4
101
1 4 9 2 B B 3 S B 2 S S 0 S B 2 B S 1 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 S B 2 S S 0 B B 3 S B 2 B B 3 B B 3
1 5 0 2 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B S 1 B S 1 B S 1 S S 0 B S 1 B B 3 B S 1 S B 2 S S 0 B S 1 B S 1 B B 3
1 5 1 2 B B 3 B S 1 B B 3 S S 0 B S 1 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 S B 2 S S 0 B B 3
1 5 2 2 S B 2 B B 3 S S 0 B S 1 B B 3 B S 1 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 S S 0 B B 3 B S 1 S S 0 B B 3 B B 3
1 5 3 2 B B 3 B B 3 B B 3 S B 2 B S 1 S S 0 B B 3 B B 3 S S 0 S B 2 B B 3 B S 1 S B 2 S S 0 S S 0 B B 3
1 5 4 2 B B 3 B B 3 B B 3 S S 0 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 S S 0 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3
1 5 5 2 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 S B 2 S B 2 B B 3 B B 3
1 5 6 2 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 S B 2 S B 2 B B 3 B B 3
1 5 7 2 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 S B 2 S B 2 B B 3 B B 3
1 5 8 2 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 S B 2 S B 2 B B 3 B B 3
1 5 9 2 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 S B 2 S B 2 B B 3 B B 3
1 6 0 2 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 B S 1 B B 3 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3
1 6 1 2 S S 0 S B 2 S S 0 S S 0 B B 3 S B 2 B S 1 B B 3 S B 2 S B 2 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3
1 6 2 2 B B 3 B S 1 B B 3 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 B B 3
1 6 3 2 B B 3 B S 1 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B S 1 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 B B 3
1 6 4 2 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 S S 0 B B 3 S B 2 S B 2 B B 3 B B 3
1 6 5 2 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 S B 2 S B 2 B B 3 B B 3
Lampiran 4
102
1 6 6 2 B B 3 B S 1 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 B S 1 B B 3 S S 0 S S 0 B S 1 S S 0 S S 0 S S 0 B B 3
1 6 7 2 B B 3 S S 0 B S 1 S S 0 B S 1 B S 1 B B 3 B B 3 S S 0 B B 3 S S 0 S S 0 S S 0 S B 2 S B 2 B B 3
1 6 8 2 B B 3 S S 0 B B 3 S B 2 B S 1 S B 2 B S 1 S B 2 B B 3 S S 0 S S 0 B B 3 S B 2 B B 3 B S 1 B S 1
1 6 9 2 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 B S 1 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 S B 2 S B 2 B B 3 B B 3
1 7 0 2 B B 3 B B 3 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 B B 3 B S 1 B B 3 S S 0 S B 2 S S 0 S B 2 B S 1 B B 3
1 7 1 2 B B 3 S S 0 B B 3 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 B S 1 S B 2 B S 1 B B 3 S B 2 S S 0 S S 0 B B 3
1 7 2 2 B S 1 B S 1 B B 3 B S 1 B S 1 S S 0 B B 3 B S 1 S S 0 B B 3 B B 3 B B 3 S S 0 S B 2 B S 1 B B 3
103
Lampiran 5
OUTPUT RASCH MODEL
---------------------------------------------------------------------
|ENTRY DATA SCORE | DATA | AVERAGE S.E. OUTF PTMEA| |
|NUMBER CODE VALUE | COUNT % | ABILITY MEAN MNSQ CORR.| Item |
|--------------------+------------+--------------------------+------|
| 1 A 2 0 | 12 7 | -2.19 .35 .9 -.21 |S1 |
| 1 0 | 9 5 | -1.80 .30 1.0 -.13 | |
| 0 0 | 14 8 | -.92 .70 10.0 -.02 | |
| 3 1 | 137 80 | -.58 .15 1.1 .22 | |
| | | | |
| 5 B 2 0 | 7 4 | -2.57 .40 .1 -.21 |S5 |
| 0 0 | 44 26 | -1.81 .13 .1 -.33 | |
| 1 0 | 107 62 | -.52 .17 1.5 .19 | |
| 3 1 | 14 8 | 1.24 .55 2.8 .34 | |
| | | | |
| 15 C 0 0 | 108 63 | -1.60 .11 .3 -.59 |S15 |
| 2 0 | 3 2 | -1.26 .13 .2 -.04 | |
| 1 0 | 48 28 | .90 .29 4.4 .58 | |
| 3 1 | 13 8 | -.14* .22 2.6 .10 | |
| | | | |
| 10 D 0 0 | 65 38 | -1.81 .10 .4 -.44 |S10 |
| 2 0 | 22 13 | -1.74 .20 .4 -.20 | |
| 1 0 | 31 18 | -.94 .24 1.2 -.04 | |
| 3 1 | 54 31 | .92 .26 1.4 .64 | |
| | | | |
| 8 E 0 0 | 51 30 | -2.11 .12 .4 -.48 |S8 |
| 2 0 | 10 6 | -1.43 .50 1.7 -.09 | |
| 1 0 | 37 22 | -.98 .20 2.0 -.06 | |
| 3 1 | 74 43 | .31 .22 1.1 .53 | |
| | | | |
| 11 F 1 0 | 38 22 | -1.76 .14 .5 -.29 |S11 |
| 0 0 | 66 38 | -1.57 .14 .7 -.34 | |
| 2 0 | 6 3 | -.38 .88 5.1 .04 | |
| 3 1 | 62 36 | .60 .24 1.2 .58 | |
| | | | |
| 9 G 0 0 | 44 26 | -1.92 .12 .4 -.37 |S9 |
| 2 0 | 15 9 | -1.59 .34 .8 -.14 | |
| 1 0 | 45 26 | -1.39 .18 1.0 -.20 | |
| 3 1 | 68 40 | .52 .23 1.2 .59 | |
| | | | |
| 2 H 1 0 | 37 22 | -1.98 .16 .6 -.35 |S2 |
| 0 0 | 40 23 | -1.76 .15 .6 -.30 | |
| 2 0 | 11 6 | -.98 .47 3.0 -.03 | |
| 3 1 | 84 49 | .22 .20 1.1 .55 | |
| | | | |
| 16 h 0 0 | 23 13 | -1.98 .16 .5 -.26 |S16 |
| 1 0 | 49 28 | -1.97 .18 1.3 -.42 | |
| 2 0 | 5 3 | -.33 .44 2.7 .04 | |
| 3 1 | 95 55 | .09 .18 .9 .54 | |
104
Lampiran 5
|ENTRY DATA SCORE | DATA | AVERAGE S.E. OUTF PTMEA| |
|NUMBER CODE VALUE | COUNT % | ABILITY MEAN MNSQ CORR.| Item |
|--------------------+------------+--------------------------+------|
| 6 g 0 0 | 53 31 | -1.78 .15 .7 -.37 |S6 |
| 1 0 | 55 32 | -1.48 .14 .7 -.26 | |
| 2 0 | 5 3 | -1.23 .20 .6 -.04 | |
| 3 1 | 59 34 | .79 .24 1.2 .63 | |
| | | | |
| 13 f 0 0 | 55 32 | -1.90 .13 .3 -.43 |S13 |
| 1 0 | 13 8 | -1.83 .26 .3 -.17 | |
| 2 0 | 62 36 | -.96 .19 1.8 -.07 | |
| 3 1 | 42 24 | 1.26 .24 .7 .65 | |
| | | | |
| 3 e 2 0 | 18 10 | -2.49 .23 .4 -.33 |S3 |
| 1 0 | 27 16 | -1.88 .19 .7 -.26 | |
| 0 0 | 30 17 | -1.64 .13 .7 -.22 | |
| 3 1 | 97 56 | .10 .18 1.0 .56 | |
| | | | |
| 12 d 0 0 | 49 28 | -2.04 .13 .4 -.44 |S12 |
| 1 0 | 38 22 | -1.72 .14 .6 -.28 | |
| 2 0 | 11 6 | -1.71 .33 .6 -.13 | |
| 3 1 | 74 43 | .66 .19 .7 .70 | |
| | | | |
| 4 c 0 0 | 50 29 | -2.04 .12 .2 -.45 |S4 |
| 2 0 | 42 24 | -1.34 .21 1.1 -.17 | |
| 1 0 | 34 20 | -1.24 .15 .6 -.13 | |
| 3 1 | 46 27 | 1.41 .22 .5 .74 | |
| | | | |
| 7 b 2 0 | 10 6 | -2.60 .30 .3 -.25 |S7 |
| 0 0 | 23 13 | -2.37 .17 .3 -.35 | |
| 1 0 | 47 27 | -1.86 .12 .6 -.37 | |
| 3 1 | 92 53 | .36 .17 .6 .68 | |
| | | | |
| 14 a 0 0 | 80 47 | -1.73 .12 .4 -.49 |S14 |
| 1 0 | 35 20 | -1.54 .18 .4 -.21 | |
| 2 0 | 19 11 | -.70 .17 .7 .02 | |
| 3 1 | 38 22 | 1.85 .21 .5 .78 | |
---------------------------------------------------------------------
* Average ability does not ascend with category score
105
Lampiran 5
Item - MAP - Person
<rare>|<more>
4 +
|
| 1092L 1132P
|
|
|
S15 |
3 S5 T+
|
|T 1032L 1042L 1062L 1082P 1142L 1162L 1182L
1192P 1202P
1232P 1242P 1302P 1312L 1322P
|
|
|
|
2 + 1072P 1102P 1112P 1122L 1152L 1172P 1222P
1252P 1262P
1282P 1292L 1362L 1392L
|
|
|
S| 1022L 1212P 1272P
|
S14 |
1 +S 1052P
S13 |
S4 |
| 1342L
|
S10 | 0071P 0111P 0131P 0411L 1332L 1482P 1642P
|
0 S6 M+
S11 | 0031P 0051P 0121P 1352L 1522P 1652P 1692P
S9 |
| 0081P 0161P 0281L 0541P 0561P 0701L 1382L
1462P 1492L
1532P 1552P 1562P 1572P 1582P 1592P 1702L
S12 S8 |
|M 0061L 0221L 0231L 0401L 0421L 0741L 1432L
1472L 1722L
S2 |
-1 +
S7 | 0091P 0101P 0141L 0371P 0381L 0391L 0511P
0521P 0571P
0601P 0621P 0631P 0751P 0761P 0881L 0941P
0951P 1672P
1682L
S16 S3 |
S|
| 0021L 0041P 0261P 0611P 0641L 0651L 0721L
0731L 0831L
0851L 0901P 0931P 1422L 1442P 1512P 1542L
1622L 1632L
1712P
106
Lampiran 5
|
|
-2 + 0011P 0171P 0191P 0241P 0271L 0291L 0301L
0341P 0351P
0431L 0451P 0461P 0471P 0491P 0551L 0591L
0661L 0671L
0791L 0801P 0861P 0871P 0911P 0971P 1011L
1372L 1502P
1602P 1612P 1662P
|
|
|S
| 0151P 0181L 0211P 0251P 0321L 0441P 0481P
0501P 0531L
0581P 0681P 0691L 0711L 0781L 0811L 0821P
0841P 0891L
0981P 0991P 1402P 1452P
|
S1 |
-3 T+
|
|
| 0201P 0361P 0771P 0921P 0961P 1001P 1412L
|
|
|
-4 + 0311L 0331P
<frequ>|<less>
107
Lampiran 6
TABEL PERSENTASE PEMAHAMAN SISWA
Item Paham Konsep (%) Miskonsepsi (%) Tidak Paham Konsep (%)
s1 80 12 8
s2 49 28 23
s3 56 26 18
s4 27 44 29
s5 36 42 22
s6 34 35 31
s7 53 33 14
s8 42 28 30
s9 40 35 25
s10 31 31 38
s11 36 26 38
s12 43 28 29
s13 24 44 32
s14 22 31 47
s15 8 30 62
s16 55 31 14
Jumlah 636 504 460
Rata-rata 40 31 29
108 Lampiran 7
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
109
Lampiran 8
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
110
Lampiran 8
111
Lampiran 9
CONTOH JAWABAN SISWA TERHADAP INSTRUMEN TES
DIAGNOSTIK TWO-TIER
112
Lampiran 9
113
Lampiran 9
114
Lampiran 9
115
Lampiran 9
116
Lampiran 9
117
Lampiran 9
118
Lampiran 9
119
Lampiran 9
132
Lampiran 11
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
133
Lampiran 11