97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA TENGAH SKRIPSI Oleh : YOSEFH GITA MAULANA H 0307093 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP

VOLUME EKSPOR KOPI JAWA TENGAH

SKRIPSI

Oleh :

YOSEFH GITA MAULANA

H 0307093

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME

EKSPOR KOPI JAWA TENGAH

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi

Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh :

Yosefh Gita Maulana H 0307093

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik,

hidayah dan inayah-NYA kepada penulis sehingga diberi kemudahan dan

kelancaran senantiasa mengiringi di setiap langkah penyusunan karya ini.

Shalawat serta salam tercurahkan kepada Rosulullah Muhammad SAW, keluarga,

sahabat, dan orang-orang yang mengikuti sampai hari pembalasan.

Usaha dan upaya untuk senantiasa lakukan yang terbaik atas setiap kerja

menjadikan akhir dari pelaksanaan penelitian terwujud dalam bentuk penulisan

skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Terhadap Volume

Ekspor Kopi Jawa Tengah” Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian

persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penyusunan

skripsi ini, antara lain :

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Dr. Ir. Sri Marwanti, MS selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/

Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, MP selaku Ketua Komisi Sarjana Jurusan

Sosial Ekonomi Pertanian/ Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan

pembimbing utama skripsi yang selalu memberikan semangat, bimbingan,

arahan, dan masukan kepada penulis.

5. Bapak Ir. Suprapto selaku dosen pembimbing pendamping yang senantiasa

memberikan semangat, saran, bimbingan dan arahan kepada penulis.

6. Ibu Prof. Dr. Ir. Suprapti Supardi, MP selaku dosen penguji yang senantiasa

memberikan semangat, saran,masukan, bimbingan dan arahan kepada penulis.

Page 5: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

7. Bapak/Ibu Dosen serta seluruh staf Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Maret Surakarta atas ilmu yang telah diberikan dan bantuannya selama

menempuh perkuliahan di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

8. Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat

Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah,

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas

Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Provinsi Jawa Tenga, beserta jajaran

staf atas bantuan dan kerjasamanya.

9. Kedua orang tuaku Bapak Sugito dan Ibu Dwi Wahyuni, S.H., adikku

tersayang Ethis Yuantoro beserta keluarga besar yang mengajarkan begitu

banyak cinta dan kesabaran, serta senantiasa memberikan kasih sayang, doa,

perhatian, dukungan dan semangat di setiap langkah penulis.

10. Nurina Kusuma Wardhani, SP terima kasih atas kasih sayang, perhatian, doa,

semangat dan bantuannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

11. Bapak Sudarmoko dan Ibu Endang Tri Rochmani yang selalu memberikan

doa, dukungan dan semangat.

12. Sahabat spesial serta rekan bisnis, Primadani Setyo Prakoso dan Lukman

Nulhakim, yang selalu memberikan semangat, doa, dukungan dan bantuan

kepada penulis.

13. Sahabat-sahabatku Kraitong “Friend isn’t Frenchaise” Prima, Maman, Bela,

Joko Puspito, Adam, Tyo, Diki, Rochmad, Andi, yang telah memberikan

semangat, doa, dukungan dan bantuan kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

14. Teman teman HIBITU, Peppy, Kiki, Sukma, Nita, Salwa, Dhea, Lala, Echa,

Retno eka, Nian, Fahmi, Agnes, Sara, Dini, Ferinika, Senkip, Mumun, , Satria,

Vina, Widy, Anisa, Desi, Dedy, Antony, Nasir, Sendi, Lani, Dhina, Reny,

Dina, Dian, Maria, Devi dan yang lainnya.

15. Teman-teman PKP angkatan 2007 Wahid, Rahmad, Nanang dan yang lainnya.

16. Rekan-rekan Agrobisnis seluruh angkatan atas segala bantuannya.

Page 6: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

17. Rekan-rekan Bursa Mahasiswa, rekan-rekan kos kurnia , rekan-rekan Karang

Taruna Montisa.

18. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam mengembangkan diri dan

membantu penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa sesungguhnya karya ini hanya sedikit

memberikan kontribusi bagi pihak pemerintah Provinsi Jawa Tengah maupun bagi

almamater. Namun begitu besar memberikan kemanfaatan bagi penulis. Dengan

segala kerendahan hati penulis berharap di balik kekurangsempurnaan karya ini

masih ada manfaat yang bisa diberikan baik bagi penulis sendiri, bagi pihak

almamater dapat menjadi tambahan referensi, dan bagi pembaca semoga bisa

dijadikan tambahan pengetahuan. Amin.

Surakarta, Oktober 2011 Penyusun

Page 7: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

RINGKASAN ................................................................................................. xii

SUMMARY .................................................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5 D. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 6

II. LANDASAN TEORI ............................................................................ 7

A. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 7 B. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 8

1. Kopi ............................................................................................ 7 2. Standar Mutu Kopi ..................................................................... 9 3. Teori Perdagangan Internasional ............................................... 11 4. Ekspor ........................................................................................ 12 5. Elastisitas Ekspor ........................................................................ 17

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah .............................................. 18 D. Hipotesis ........................................................................................... 23 E. Asumsi - Asumsi Dasar .................................................................... 23 F. Pembatasan Masalah ........................................................................ 23 G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................................ 23

III. METODE PENELITIAN .................................................................... 26

A. Metode Dasar Penelitian .................................................................. 26 B. Metode Pengambilan Lokasi Penelitian ........................................... 26

Page 8: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

C. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 26 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 27 E. Metode Analisis Data ....................................................................... 27

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN ................................. 35

A. Keadaan Alam ..................................................................................... 35 B. Keadaan Penduduk dan Tenaga Kerja ................................................. 39 C. Keadaan Perekonomian ....................................................................... 44 D. Keadaan Pertanian ............................................................................... 47 E. Keadaan Umum Sub Sektor Perkebunan ........................................... 49 F. Keadaan Umum Kopi di Provinsi Jawa Tengah .................................. 52

V. HASIL ANALISIS PENELITIAN........................................................... 53

A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 53 B. Fungsi Regresi Eksponensial ................................................................. 69 C. Pembahasan ........................................................................................... 76

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 82

A. Kesimpulan .......................................................................................... 82 B. Saran..................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 84

LAMPIRAN .................................................................................................... 85

Page 9: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1. Kontribusi Ekspor Kopi terhadap Penerimaan Devisa Subsektor Perkebunan dan Sektor Pertanian Indonesia Tahun 1995-2005 .................................................................. 3

Tabel 2. Luas Arel, Produksi, Produktivitas, dan Volume Ekspor Kopi di Jawa Tengah Thun 2005-2009 ................................. 4

Tabel 3. Syarat Mutu Umum ............................................................... 10

Tabel 4. Mutu Kopi Berdasarkan Sistem Cacat .................................. 10

Tabel 5. Penentuan Besarnya Nilai Cacat Biji Kopi ........................... 10

Tabel 6. Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 ........................................................................... 35

Tabel 7. Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2009 ..................................................... 39

Tabel 8. Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut Jenis Kelamin Tahun 2005-2009 ................................................... 40

Tabel 9. Komposisi Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut Kelompok Umur dan ABT Tahun 2009 ............................... 41

Tabel 10. Komposisi Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Provinsi Jawa Tengah yang Bekerja Menurut Lapangan pekerjaan 2009 ... 42

Tabel 11. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2009 (dalam Jutaan Rupiah) .................................................................................. 43

Tabel 12. Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Perekonomian Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2009 (Persen) .............................. 45

Tabel 13. Nilai Ekspor Jawa Tengah Menurut Komoditi Tahun 2005-2009 (US $) ........................................................................... 46

Tabel 14. Mutu Persentase Nilai Impor Jawa Tengah Terhadap Indonesia 2005-2009 (Juta US $) .......................................................... 47

Tabel 15. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Pertanian Provinsi Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2009 (Jutaan Rupiah) ................................................... 48

Page 10: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

Tabel 16. Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2009 (Persen) .............................. 48

Tabel 17. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah Tahun 1990-2009 ............................................................................. 54

Tabel 18. Perkembangan Produksi Kopi Provinsi Jawa Tengah Tahun 1990-2009 .................................................................. 56

Tabel 19. . Perkembangan Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah Tahun 1989-2008 ............................................................................. 58

Tabel 20. Perkembangan Harga Ekspor Kopi Jawa Tengah Tahun 1990-2009 ............................................................................. 60

Tabel 21. Perkembangan Harga Domestik Kopi Jawa Tengah, 1990-2009 ....................................................................................... 62

Tabel 22. Perkembangan Harga Ekspor Teh Jawa Tengah Tahun 1990-2009 ............................................................................. 64

Tabel 23. Perkembangan Nilai Tukar Dollar AS Terhadap Rupiah Tahun 1990-2009 .................................................................. 66

Tabel 24. Rekapitulasi Variabel –variabel Penelitian ........................... 68

Tabel 25. Rekapitulasi Variabel –variabel Penelitian Yang Telah Ditransformasi Dalam Bentuk Log Natural .......................... 69

Tabel 26. Analisis Varian Faktor-faktor yang berprngaruh terhadap volume Ekspor Kopi Jawa Tengah ....................................... 71

Tabel 27. Analisis Pengaruh masing-masing Variabel bebas terhadap Volume ekspor Kopi Jawa Tengah ....................................... 72

Tabel 28. Nilai Standar Koefisien Regresi Parsial Tiap Vaiabel Yang Mempengaruhi Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah ............. 73

Tabel 29. Nilai Koefisien Elstisitas Variabel-variabel bebas yang Berpengaruh Terhadap Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah . 75

Page 11: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1. Grafik kurva perdagangan internasional antar dua negara .. 15

Gambar 2. Grafik kurva penawaran ekspor di negara A ...................... 16

Gambar 3. Elastisitas Penawaran ......................................................... 18

Gambar 4. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ................................ 22

Gambar 5. Grafik Perkembangan Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah Tahun 1990-2009 ................................................................ 55

Gambar 6. Grafik perkembangan Produksi Kopi Jawa Tengah Tahun 1990-2009 ........................................................................... 57

Gambar 7. Grafik Perkembangan Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah Tahun 1989 -2008 ............................................................... 59

Gambar 8. Grafik Perkembangan Harga Ekspor Jawa Tengah 1990-2009 61

Gambar 9. Grafik perkembangan Harga Domestik Kopi Jawa Tengah tahun 1990 -2009 ................................................................ 63

Gambar 10. Grafik Perkembangan Harga Ekspor Teh Jawa Tengah Tahun 1990-2009 ........................................................................... 65

Gambar 11. Grafik Perkembangan Nilai Tukar dollar AS terhadap Rupiah Tahun 1990 - 2009 .............................................................. 67

Page 12: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rekapitulasi Data Variabel Tak Bebas dan Variabel Bebas

Lampiran 2. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah

Lampiran 3. Lampiran 3. Hasil Analisis Heteroskedastisitas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah

Lampiran 4. Perhitungan Indeks Harga Konsumen Tahun Dasar 2002 = 100

Lampiran 5 Pendeflasian Harga Domestik Kopi, Nilai Tukar Dollar Terhadap Rupiah dan Harga Ekspor Kopi, Harga Ekspor Teh,

Lampiran 6 Perhitungan Nilai Standar Koefisien Regresi

Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 8 Gambar Peta Provinsi Jawa Tengah

Page 13: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

RINGKASAN

Yosefh Gita Maulana. H0307093. 2011. “Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Terhadap Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah”. Skripsi ini dibawah bimbingan Dr.Ir. Mohd. Harisudin, M.Si dan Ir. Suprapto, Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh beberapa faktor terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah dan mengkaji tingkat kepekaan (elastisitas) ekspor kopi Jawa Tengah. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif analitis.. Data yang digunakan adalah data time series selama 20 tahun yaitu dari tahun 1990-2009 dianalisis dengan metode regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan model fungsi volume ekspor kopi Jawa Tengah adalah

Y = 1,075.10-13 X12,320 X2

0,223 X31,304 X4

-0,363 X5-1,107 X6

0,591. Model ini mempunyai

nilai koefisien determinasi ( 2) sebesar 0,781 yang berarti 78,1% variasi variabel volume ekspor kopi Jawa Tengah sebagai variabel tak bebas dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas antara lain produksi kopi Jawa Tengah (X1), volume ekspor kopi Jawa Tengah tahun sebelumnya (X2), harga ekspor kopi Jawa Tengah (X3), Harga domestik kopi Jawa Tengah (X4), Harga ekspor teh Jawa Tengah (X5) dan nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah (X6) dan 21,9% lainnya dijelaskan oleh variasi variabel diluar model. Berdasarkan hasil uji F pada tingkat kepercayaan 90% diperoleh nilai signifikansi lebih kecil dari α (2,11 < 12,317). Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah. Sedangkan dari hasil uji t menunjukkan bahwa variabel variabel produksi kopi Jawa Tengah (X1), harga ekspor kopi Jawa Tengah (X3), Harga ekspor teh Jawa Tengah (X5) dan nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah (X6) secara individu berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah. Berdasarkan nilai standar koefisien regresi parsial, variabel produksi ekspor kopi Jawa Tengah mempunyai nilai koefisien regresi yang paling tinggi sebesar 5,7941. Hal ini menunjukkan bahwa variabel produksi kopi Jawa Tengah mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah. Elastisitas volume ekspor kopi Jawa Tengah bersifat inelastis untuk variabel nilai tukar Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah (X6). Dari hasil penelitian ini dapat disarankan agar produsen kopi dan pemerintah provinsi Jawa Tengah bersama-sama berupaya untuk meningkatkan jumlah dan kualitas produksi kopi yang sesuai dengan standar mutu ekspor, sehingga mampu bersaing dengan produk kopi dari negara lain di pasar internasional.

Page 14: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

SUMMARY

Yosefh Gita Maulana. H0307093. 2011. "Analysis of Some Factors Effect To Central Java Coffee Export Volume". This thesis is under the guidance of Dr. Ir Mohd. Harisudin, M.Si and Ir. Suprapto, Faculty of Agriculture. Sebelas Maret University.

The objective of research to analyze the influence of several factors on the volume of coffee exports in Central Java and assess the degree of sensitivity (elasticity) of Central Java coffee exports. The basic method used in this research is analytical descriptive method .. The data used are time series data for 20 years from 1990-2009 were analyzed with multiple linear regression method. The analysis showed the model function of the volume of coffee exports in Central Java is

Y = 1,075.10-13 X12,320 X2

0,223 X31,304 X4

-0,363 X5-1,107 X6

0, 591. This model has a coefficient of determination (R2) of 0.781 which means that 78.1% variation of the variable volume of coffee exports in Central Java as the dependent variables can be explained by independent variables such as coffee production in Central Java (X1), the volume of coffee exports in Central Java previous year (X2), the export price of coffee in Central Java (X3), the domestic price of coffee in Central Java (X4), the export price of tea in Central Java (X5) and the United States dollar exchange rate of Rupiah (X6) and 21.9% were described by variation of the variable outside the model. Based on the results of the F test at 90% confidence level obtained significance value smaller than α (2.11 <12.317). This shows that all the variables studied jointly significantly affect the volume of coffee exports in Central Java. While the results of the t test showed that the variables of coffee production in Central Java variables (X1), the export price of coffee in Central Java (X3), the export price of tea in Central Java (X5) and the United States dollar exchange rate against the dollar (X6) individually have real impact export volume of coffee in Central Java. Based on the standard partial regression coefficient, variable export coffee production in Central Java has the highest regression coefficient of 5.7941. This suggests that coffee production in Central Java variables have the greatest influence on the volume of coffee exports in Central Java. Elasticity of export volumes of coffee in Central Java is inelastic for variable rate U.S. dollar against the rupiah (X6). From the results of this study can be suggested that coffee producers and the government of Central Java make concerted efforts to increase the number and quality of coffee production in accordance with export quality standards, so as to compete with coffee products from other countries in the international market.

Page 15: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara pelaku perdagangan

internasional. Peningkatan ekspor baik jumlah maupun jenis barang atau jasa

selalu diupayakan dengan berbagai strategi diantaranya adalah pengembangan

ekspor, terutama ekspor nonmigas. Tujuan dari program pengembangan

ekspor ini adalah mendukung upaya peningkatan daya saing global produk

Indonesia serta meningkatkan peranan ekspor dalam memacu pertumbuhan

ekonomi.

Komponen ekspor selama tiga tahun terakhir menunjukkan fluktuasi

dalam memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto. Berdasarkan

data Badan Pusat Statistik, komponen ekspor barang dan jasa memberikan

kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 2010 sebesar

24,61%. Nilai tersebut meningkat dari presentase komponen ekspor tahun

2009 sebesar 24,17%. Namun presentase tersebut masih lebih rendah dari

pada presentase komponen ekspor tahun 2008 sebesar 29,81%.

Ekspor Indonesia pada Desember 2010 mengalami peningkatan

sebesar 25,74% bila dibandingkan dengan ekspor bulan Desember 2009.

Peningkatan ekspor Desember 2010 disebabkan oleh meningkatnya ekspor

nonmigas sebesar 5,42% yaitu, dari US$12.816,9 juta menjadi US$13.511,0

juta. Demikian juga ekspor migas mengalami peningkatan sebesar 16,19%

dari US$2.816,4 juta menjadi US$3.272,4 juta (Badan Pusat Statistik, 2010).

Sektor pertanian adalah salah satu sektor non migas yang turut

berperan serta dalam memberikan kontribusi devisa bagi negara melalui

ekspor produk-produk pertanian. Beberapa komoditi dengan perolehan devisa

yang cukup tinggi berasal dari subsektor perkebunan. Produk perkebunan

yang menjadi komoditi utama ekspor antara lain produk dari kopi, karet,

kelapa sawit, teh, dan tembakau.

1

Page 16: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Dirjen Perkebunan Kementrian Pertanian melaporkan bahwa pada

tahun 2011 akan terjadi peningkatan target devisa yang dihasilkan bagi

negara dari subsektor perkebunan sebesar US$37,52 miliar, naik 17,65%

dibandingkan dengan 2010. Selain menargetkan peningkatan devisa, pada

2011 subsektor perkebunan juga ditargetkan untuk menarik lebih banyak

investor untuk berinvestasi di dalam negeri. Sampai dengan 5 tahun kedepan

subsektor perkebunan masih menjadi andalan sektor pertanian (Diena, 2011)

Kopi termasuk bagian dari komoditi pertanian subsektor perkebunan,

komoditi ini memiliki kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian

nasional. Kopi merupakan salah satu komoditi perdagangan strategis dan

memegang peranan penting khususnya sebagai sumber devisa, penyedia

lapangan kerja dan sebagai sumber pendapatan bagi petani ataupun pelaku

ekonomi lainnya yang terlibat baik dalam kegiatan on-farm maupun off-farm

(Lubis cit. Reza, 2009).

Bagi bangsa Indonesia, kopi merupakan salah satu komoditas penting.

Pada tahun 1981 dihasilkan devisa sebesar US$347,8 juta dari ekspor kopi

sebesar 210.800 ton. Nilai ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Tercatat

pada tahun 2001, komoditas kopi mampu menghasilkan devisa sebesar US$

595,7 juta dan menduduki peringkat pertama di antara komoditas ekspor

subsektor perkebunan (Najiyati dan Danarati, 2004).

Indonesia merupakan negara produsen kopi terbesar ketiga dunia,

yang sekaligus merupakan Negara pengekspor kopi terbesar keempat dunia

yang menguasai pangsa ekspor dunia sebesar 6,6%. Sekitar 95 % volume

ekspor Indonesia berupa biji kopi (green coffee) dan sisanya kopi

soluble (roasted coffee, instant coffee, roasted and ground coffee),

sementara industri kopi raksasa dunia menguasai pangsa pasar siap saji

(roasted ground coffee dan soluble dan instant coffee) dengan citra produk

masing-masing yang telah melekat di ingatan konsumen, menyebabkan

Indonesia terperangkap dan sulit bersaing dan mengembangkan produk di

negara-negara konsumen (Hutabarat, 2004).

Page 17: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Posisi kopi sebagai komoditas ekspor penghasil devisa negara dapat

dilihat dari kontribusi nilai ekspor yang cukup besar, yaitu sebesar

US$403,45 juta selama periode 1995-2005. Pada periode tersebut, subsektor

perkebunan secara rata-rata mampu menyumbang nilai ekspor sebesar

US$5.227,91 juta. Sektor pertanian ratarata menghasilkan nilai ekspor sebesar

US$5.796,13 juta. Rata-rata nilai ekspor kopi tersebut memiliki pangsa

sebesar 0,08% dari nilai ekspor subsektor perkebunan dan 0,07% dari nilai

ekspor sektor pertanian (tabel 1).

Tabel 1. Kontribusi Ekspor Kopi terhadap Penerimaan Devisa Subsektor Perkebunan dan Sektor Pertanian Indonesia Tahun 1995-2005

Tahun Nilai Ekspor (Juta US $)

Pangsa Ekspor Kopi terhadap Penerimaan

Devisa (%) Kopi Perkebunan Pertanian Perkebunan Pertanian

1995 554 4183 4607,50 0,13 0,12 1996 595 4658 5194,30 0,13 0,11

1997 511 5180 5549,90 0,10 0,09

1998 584 4079 4468,40 0,11 0,13 1999 467 4092 4696,60 0,14 0,10 2000 319 3887 4500,30 0,08 0,07

2001 188 3148 3696,60 0,06 0,05

2002 224 5024 5518,30 0,04 0,04

2003 259 5771 6417,50 0,04 0,04 2004 294 7881 8544,00 0,04 0,03

2005 443 9674 10564,00 0,05 0,04

Rata-rata 403,45 5227,91 5796,13 0,08 0,07

Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan, 2006

Turunnya volume dan nilai ekspor kopi Indonesia menunjukkan tingkat

persaingan perdagangan kopi dunia yang semakin ketat. Munculnya negara-

negara pesaing baru perlu lebih diamati untuk tetap menjaga daya saing kopi

Indonesia di pasar dunia. Vietnam tercatat sebagai pesaing paling serius

dalam perdagangan kopi dunia terutama jenis Robusta yang selama ini

menjadi andalan Indonesia.

Jawa Tengah merupakan salah satu wilayah yang memiliki cukup

banyak perkebunan termasuk perkebunan kopi. Produksi Kopi di Jawa

Page 18: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Tengah dihasilkan oleh perkebunan rakyat, perkebunan PTPN IX dan

perkebunan swata besar. Kopi di Jawa Tengah telah menjadi komoditi ekspor

selama lebih dari 20 tahun. Berdasarkan data yang diperoleh (tabel 2),

menunjukkan bahwa jumlah luas areal perkebunan kopi di Jawa Tengah

semakin berkurang tiap tahunnya, sedangkan jumlah produksinya cenderung

meningkat terutama pada tahun 2008 dan 2009. Jumlah volume ekspor tiap

tahun juga mengalami fluktuasi, pada tahun 2007 jumlah volume kopi Jawa

Tengah yang diekspor mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya,

hal ini dikarenakan krisis ekonomi yang mengguncang dunia, sehingga

permintaan menurun.

Tabel 2 Luas Areal, Produksi, Produktivitas, dan Volume Ekspor Kopi di Jawa Tengah Tahun 2005-2009

Tahun Luas Areal

(ha) Produksi

(ton) Produktivitas

(kg/ha) Volume Ekspor

(Ton) 2005 39397,08 14746,79 374,31 9732,83 2006 38584,83 14095,28 365,31 9429,40 2007 38334,61 14688,10 383,15 4581,78 2008 37178,27 15898,21 427,62 6642,31 2009 37147,43 16415,92 441,91 11583,18

Sumber: Dinas Perkebunan Jawa Tengah, 2010

Fluktuasi yang terjadi pada volume ekspor kopi Jawa Tengah

disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa faktor yang diduga berpengaruh

terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah diantaranya luas areal, yang

mempengaruhi jumlah produksi kopi, sehingga akan berpengaruh pada

volume kopi yang diekspor. Nilai tukar rupiah terhadap dollar juga

merupakan pemicu kegiatan ekspor. Selain itu, rendahnya harga kopi di pasar

domestik dibandingkan dengan harga kopi di pasar internasional diduga ikut

mempengaruhi volume ekspor kopi Jawa Tengah . Oleh karena itu perlu

adanya analisis pengaruh yang diakibatkan oleh faktor-faktor tersebut

terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah, dalam upaya pengembangan kopi

sebagai komoditi ekspor Jawa Tengah.

Page 19: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Rumusan Masalah

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengakui pada 2009 ekspor

kopi Indonesia mengalami penurunan akibat krisis ekonomi global yang

menekan permintaan pasar.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, nilai ekspor kopi pada

2009 (Januari-November) mencapai US$775,11 juta atau berkontribusi 0,89%

terhadap total ekspor nonmigas nasional yang sebesar US$86,6 miliar. Nilai

ini turun 16,79% dibandingkan dengan realisasi pada 2008 yang mencapai

US$931,58 juta. Kendati ekspor kopi secara nasional turun, khusus yang dari

Jateng mengalami kenaikan signifikan sebesar 38,52%.

Pada 2008 (Januari-November) ekspor kopi Jateng tercatat US$12,97

juta sedangkan pada 2009 sebesar US$17,96 juta. Pemerintah akan terus

memacu ekspor nonmigas termasuk kopi dengan menghilangkan berbagai

hambatan teknis (debottlenecking), seperti penerapan NSW dan

penyederhanaan prosedur administrasi layanan di pintu ekspor

(Purwoko, 2010).

Dari uraian di atas, maka dapat diperoleh beberapa rumusan

masalahnya yaitu :

1. Apakah beberapa faktor yang diteliti mempengaruhi volume ekspor kopi

Jawa Tengah?

2. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap volume ekspor kopi Jawa

Tengah?

3. Bagaimana elastisitas volume ekspor kopi Jawa Tengah akibat perubahan

beberapa faktor yang mempengaruhi tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian analisis perkembangan ekspor kopi ini mempunyai tujuan

untuk :

1. Mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi

Jawa Tengah.

Page 20: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap volume ekspor kopi

Jawa Tengah.

3. Mengetahui elastisitas volume ekspor kopi Jawa Tengah akibat perubahan

beberapa faktor yang mempengaruhi tersebut.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini yaitu:

1. Bagi peneliti, penelitian ini untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh derajat sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pemerintah Propinsi Jawa Tengah, penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dalam upaya

peningkatan ekspor non migas komoditas perkebunan khususnya kopi

3. Bagi perusahaan eksportir, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu

bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan manajerial yang

berhubungan dengan kegiatan ekspor kopi

4. Bagi pihak lain, penelitian ini bermanfaat sebagai sumber perluasan

wawasan dan pengetahuan, serta sebagai bahan kajian dan pembanding

dalam pembahasan permasalahan yang sejenis.

Page 21: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian mengenai analisis perkembangan ekspor

komoditi perkebunan yang telah lebih dahulu dilakukan. Pada umumnya

penelitian tersebut memaparkan tentang pengaruh dari berbagai faktor

terhadap ekspor komoditi perkebunan.

Penelitian yang dilakukan oleh Aji Wahyu Rosandi (2007) dengan judul

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor Kopi

Indonesia. Menjelaskan bahwa penawaran ekspor kopi Indonesia dalam

jangka panjang secara signifikan dipengaruhi oleh produksi kopi dan

pengaruhnya positif. Sedangkan konsumsi domestik kopi dan harga domestik

kopi mempengaruhi penawaran ekspor kopi Indonesia secara signifikan dan

pengaruhnya negatif. Harga ekspor kopi dan nilai tukar berpengaruh tidak

signifikan terhadap penawaran ekspor kopi Indonesia dalam jangka panjang.

Penawaran ekspor kopi Indonesia dalam jangka pendek secara signifikan

dipengaruhi oleh produksi kopi dan harga domestik kopi tahun sebelumnya

dan pengaruhnya positif. Sedangkan konsumsi domestik kopi, harga ekspor

kopi tahun sebelumnya dan dummy krisis ekonomi mempengaruhi penawaran

ekspor kopi Indonesia secara signifikan dan pengaruhnya negatif. Dummy

kebijakan penghapusan kuota ekspor berpengaruh tidak signifikan. Metode

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan

Error Correction Model (ECM) dan dengan menggunakan persamaan

kointegrasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Mahani (2003) dengan judul Analisis

Ekspor Teh Jawa Tengah, menjelaskan bahwa dari hasil analisis yang

dilakukan diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,822. Hasil uji F

menunjukkan bahwa nilai F-hitung sebesar 8,297 sedangkan nilai F-tabel pada

tingkat kepercayaan 99% sebesar 4,69. Berarti produksi teh, harga domestik

teh, harga ekspor teh, nilai kurs dollar Amerika Serikat terhadap rupiah dan

ekspor tahun sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh sangat nyata

7

Page 22: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

terhadap volume ekspor teh Jawa Tengah. Sedangkan dari hasil uji t diperoleh

bawa variabel yang berpengaruh nyata terhadap volume ekspor teh Jawa

Tengah secara individu adalah produksi teh (2,812); harga ekspor teh (2,805)

dan ekspor tahun sebelumnya (2,624).

Menurut penelitian Sugihaningsih (2004) yang berjudul Analisis

Perkembangan Ekspor Kakao Jawa Tengah diketahui bahwa produksi kakao,

harga domestik kakao, harga ekspor kakao dan harga ekspor kopi secara

individual berpengaruh nyata terhadap volume ekspor. Produksi kakao, harga

domestik kakao, dan harga ekspor kopi masing-masing berpengaruh pada taraf

nyata sampai dengan 20%, sedangkan harga ekspor kakao berpengaruh pada

taraf nyata sampai dengan 5%. Nilai tukar Dollar AS, jumlah negara tujuan

ekspor dan volume ekspor tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata secara

individu. Dalam hasil penelitian juga diketahui berdasarkan perhitungan nilai

standar koefisien regresi parsial bahwa harga domestik kakao merupakan

variabel yang paling berpengaruh terhadap volume ekspor kakao.

B. Tinjauan Pustaka

1. Kopi

Tanaman kopi di Indonesia pertama kali dikenalkan oleh VOC pada

tahun 1696-1699. Awalnya penanaman kopi hanya sebagai bahan

penelitian. Namun ternyata dapat memberikan cukup keuntungan sebagai

komoditas perdagangan sehingga VOC menyebarkan bibit kopi ke

berbagai daerah agar penduduk dapat menanamnya. Kemudian VOC

mendirikan perkebunan besar dan akhirnya kopi pun menyebar ke daerah

Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan daerah-

daerah di Pulau Jawa.

Kopi Robusta dapat tumbuh optimum pada ketinggian 400-700

mdpl, sedangkan kopi Arabika menghendaki ketinggian tempat antara

700-1700 mdpl. Selain ketinggian tempat, curah hujan merupakan faktor

iklim yang penting. Tanaman kopi umumnya dapat tumbuh optimum di

Page 23: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

daerah dengan curah hujan 2000-3000 mm/tahun (Suwarto dan Yuke,

2010).

Menurut Najiyati dan Danarati (2004), buah kopi biasanya

dipasarkan dalam bentuk kopi beras, yaitu kopi kering yang sudah terlepas

dari daging buah dan kulit arinya. Pengolaan buah kopi bertujuan untuk

memisahkan biji kopi dari kulitnya dan mengeringkan biji tersebut

sehingga diperoleh kopi beras dengan kadar air tertentu dan siap

dipasarkan. Pengolahan buah kopi dilakukan melalui dua cara yaitu cara

basah dan kering.

Sebagian kopi ini akan dipasarkan di dalam negeri dan sebagian

besar lainya diekspor. Rantai pemasaran kopi dari petani atau perkebunan

bisa melalui bermacam-macam jalur. Petani dapat memasarkan kopi secara

bebas dalam bentuk kopi beras atau atau bentuk basah/ gelondong ke

asosiasi petani kopi atau langsung ke pedagang pengumpulan. Selanjutnya,

pedagang pengumpul akan memasarkan kopi beras ke pedagang besar atau

langsung ke eksportir dan perusaaan kopi bubuk.

Perkebunan rakyat dan perekebunan besar (milik swasta/ negara)

biasanya memasarkan kopi langsung ke eksportir dan perusahaan kopi

bubuk atau melalui pedagang besar. Syaratnya kopi harus bermutu baik

dan sudah di sortasi sehingga memiliki syarat mutu yang ditentukan.

2. Standar Mutu Kopi

Indonesia telah menerapkan standar mutu biji kopi berdasarkan

sistim nilai cacat kopi sejak tahun 1990. Standar mutu biji kopi yang

berlaku saat ini adalah SNI 01-2907-2008 biji kopi hasil dari beberapa

kali revisi.

Page 24: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Tabel 3 Syarat Mutu Umum

Kriteria Satuan Persyaratan Serangga hidup Tidak ada Biji berbau busuk dan atau berbau kapang

Tidak ada

Kadar air % fraksi massa Maks 12,5 Kadar kotoran % fraksi massa Maks 0,5

Sumber: AEKI

Tabel 4 Mutu Kopi Berdasarkan Sistem cacat

Mutu Persyaratan Mutu1 Jumlah nilai cacat maksimum 11 Mutu 2 Jumlah nilai cacat 12 sampai dengan 25 Mutu 3 Jumlah nilai cacat 26 sampai dengan 44 Mutu 4a Jumlah nilai cacat 45 sampai dengan 60 Mutu 4b Jumlah nilai cacat 61 sampai dengan 80 Mutu 5 Jumlah nilai cacat 81 sampai dengan 150 Mutu 6 Jumlah nilai cacat 151 sampai dengan 225

Catatan: untuk kopi arabika mutu 4 tidak dibagi menjadi sub mutu 4a dan 4b

Sumber : AEKI

Tabel 5 Penentuan besarnya nilai cacat biji kopi

Jenis cacat Nilai cacat 1 (satu) biji hitam 1 (satu) 1 (satu) biji hitam sebagian ½ (setengah) 1 (satu) biji hitam pecah ½ (setengah) 1 (satu) kopi gelondong 1 (satu) 1 (satu) biji coklat ¼ (seperempat) 1 (satu) kulit kopi ukuran besar 1 (satu) 1 (satu) kulit kopi ukuran sedang ½ (setengah) 1 (satu) kulit kopi ukuran kecil 1/5 (seperlima) 1 (satu) biji berkulit tanduk ½ (setengah) 1 (satu) kulit tanduk ukuran besar ½ (setengah) 1 (satu) kulit tanduk ukuran sedang 1/5 (seperlima) 1 (satu) kulit tanduk ukuran kecil 1/10 (sepersepuluh) 1 (stau) biji pecah 1/5 (seperlma) 1 (satu) biji muda 1/5 (seperlima) 1 (satu) biji berlubang satu 1/10 (sepersepuluh) 1 (satu) biji berlubang lebih dari satu 1/5 (seperlima) 1 (satu) biji bertutul-tutul 1/10 (sepersepuluh) 1 (satu) ranting, tanah atau batu berukuran besar 5 (lima) 1 (satu) ranting, tanah atau batu berukuran sedang 2 (dua) 1 (satu) ranting, tanah atau batu berukuran kecil 1 (satu)

(AEKI, 2008)

Page 25: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Dalam “International Coffee Agreement 2007” disepakati nama

dan bentuk kopi yang diperdagangkan secara internasional adalah:

a. Green Coffee (Kopi hijau) berarti seluruh kopi yang sudah dikupas

dan belum di sangrai;

b. Dried Coffee Cherry (buah kopi kering) berarti buah kopi dari pohon

yang sudah dikeringkan, perbandingan antara buah kopi kering dan

kopi hijau adalah dengan mengalikan berat bersih buah kopi kering

dengan 0.50;

c. Parchment Coffee (kopi dengan kulit ari) berarti biji kopi hijau yang

masih memiliki kulit ari, untuk mendapatkan perbandingan berat

“parchment coffee” dengan “green coffee” adalah dengan mengalikan

berat bersih “parchment coffee” dengan 0.80;

d. Roasted Coffee (Kopi sangrai) berarti biji kopi hijau yang sudah

disangrai dengan tingkat panas tertentu;

e. Decaffeinated Coffee (Kopi dekafein) berarti kopi baik hijau maupun

yang sudah disangrai atau kopi yang bisa dilarutkan dimana

kandungan kafeinnya sudah diekstrak;

f. Liquid Coffee (kopi cair) berarti bentuk kopi yang sudah disangrai

yang diubah bentuknya menjadi bentuk cair dengan air.

g. Soluble Coffee berarti kopi yang berasal dari kopi sangrai yang

dibentuk menjadi bentuk padat yang bisa dicairkan dengan air (sejenis

kopi instan).

3. Teori Perdagangan Internasional

Bisnis internasional meliputi setiap transaksi bisnis yang melibatkan

berbagai pihak dari lebih dari satu negara. Transaksi ini dapat terjadi

dalam bentuk dan dapat melibatkan masing-masing perusahaan, kelompok

perusahaan, dan/ atau lembaga-lembaga pemerintah. Bisnis internasional

dapat berbeda dari bisnis dalam negeri karena perbedaan-perbedaan mata

uang, sitem hukum, budaya, dan kesediaan sumber daya (Griffin dan

Michael, 2005).

Page 26: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Negara-negara melakukan perdagangan internasional karena dua

alasan utama; masing-masing alasan menyumbangkan keuntungan

perdagangan (gains of trade) bagi mereka. Pertama, negara-negara

berdagang karena mereka berbeda satu sama lain. Bangsa-bangsa,

sebagaimana individu-individu, dapat memperoleh keuntungan dari

perbedaan-perbedaan mereka melalui suatu pengaturan dimana setiap

pihak melakukan sesuatu dengan relatif lebih baik. Kedua negara-negara

berdagang satu sama lain dengan tujuan mencapai skala ekonomis

(economis of scale) dalam produksi. Maksudnya, jika setiap negara hanya

menghasilkan sejumlah barang tertentu, mereka dapat menghasilkan

barang-barang tersebut dengan skala yang lebih besar dan karenanya lebih

efisien dibandingkan jika negar tersebut mencoba untuk memproduksi

segala jenis barang (Krugman dan Maurice, 1991).

Melakukan ekspor dan impor merupakan kegiatan yang cukup

penting di setiap negara. Tiada satu negara pun di dunia ini yang tidak

melakukan perdagangan luar negeri. Walau bagaimanapun kepentingan

sektor luar negeri dalam suatu perekonomian bebeda dari satu negara ke

negara lain. Beberapa keuntungan melakukan perdagangan internasional

antara lain:

a. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi dalam negeri

b. Memperoleh keuntungan spesialisasi

c. Memperluas pasar Industri dalam Negeri

d. Meningkatkan teknologi modern dan meningkatkan produktivitas

(Sukirno, 2006)

4. Ekspor

Aktivitas bisnis internasional dapat terjadi dalam berbagai bentuk.

Ekspor melibatkan penjualan produk yang dibuat di negara sendiri

seseorang untuk digunakan atau dijual kembali di negara lain untuk

digunakan atau dijual kembali di negara seseorang. Penanaman modal

asing adalah investasi yang dilakukan untuk maksud mengendalikan harta-

milik, asset, atau perusahaan-perusahaan yang terletak dinegara-negara

Page 27: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

asing. Bentuk-bentuk lain aktivitas bisnis internasional meliputi lisensi,

waralaba, dan kontrak manajemen (Krugman dan Maurice, 1991).

Banyak faktor yang memepengaruhi penampilan ekspor. Menurut

Darmansyah (1986) faktor-faktor ini adalah harga internasional komoditas

tersebut, nilai tukar mata uang (exchange rate), kuota ekspor-impor, kuota

dan tariff serta nontarif.

a. Harga Internasional

Makin besar selisih antar harga di pasar internasional dengan

harga domestik akan menyebabkan jumlah komoditi yang akan

diekspor menjadi bertambah banyak. Naik-turunya harga tersebut

disebabkan oleh:

1) Keadaan perekonomian negara pengekspor, dimana dengan

tingginya inflasi di pasaran domestik akan menyebabkan harga

dipasaran domestik menjadi naik, sehingga secara riil harga

komoditi tersebut jika ditinjau dari pasaran internasional akan

terlihat semakin menurun.

2) Harga dipasaran internasional semakin meningkat, dimana

harga internasional merupakan kesimbangan antara penawaran

ekspor dan permintaan impor dunia suatu komoditas di pasaran

dunia meningkat sehingga jika harga komoditas di pasaran

domestik tersebut stabil, maka selisih harga internasional dan

harga domestik semakin besar. Akibat dari kedua hal di atas

akan mendorong ekspor komoditi tersebut.

b. Nilai Tukar Uang (Exchange rate)

Efek dari kebijaksanaan nilai tukar uang adalah berkaitan

dengan kebijaksanaan devaluasi, terhadap ekspor-impor suatu negara

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah elastisitas harga

untuk ekspor, elastisitas harga untuk impor dan daya saing komoditas

tersebut di pasaran internasional. Apabila elastisitas harga untuk

ekspor lebih tinggi daripada elastisitas harga untuk impor maka

devaluasi cenderung menguntungkan dan sebaliknya jika elastisitas

Page 28: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

harga untuk impor lebih tinggi darapada harga untuk ekspor maka

kebijaksanaan devaluasi tidak menguntungkan.

c. Kuota Ekspor-Impor

Dengan adanya kuota ekspor bagi negara produsen komoditi

tertentu maka ekspor komoditi tersebut akan mengalami hambatan

terutama bagi negara-negara penghasil komoditi yang jumlahnya

relatif sedikit. Oleh karena pada saat harga di pasaran internasional

tinggi, misalnya sebagai akibat kerusakan komoditi tersebut, maka

negara-negara penghasil komoditi yang relatif sedikit tersebut tidak

dapat dimanfaatkan keadaan tersebut.

d. Kebijaksanaan Tarif dan Nontarif subtitusi impor.

Kebijaksanaan tarif biasanya dikenakan untuk komoditi impor

atau komoditi subtitusi impor. Maksudnya adalah untuk menjaga

harga produk dalam negeri dalam tingkatan tertentu sehingga dengan

harga tersebut dapat atau mampu mendorong pengembangan komoditi

tersebut (Darmansyah, 1986 cit. Soekartawi 2001).

Dalam kegiatan ekspor suatu komoditi, Salvatore (1997) menyatakan

bahwa secara teoritis volume ekspor suatu komoditi tertentu dari suatu

negara ke negara lain merupakan selisih antara penawaran domestik dan

permintaan domestik yang disebut sebagai kelebihan penawaran (excess

supply). Kelebihan penawaran dari negara tersebut di lain pihak

merupakan permintaan impor bagi negara lain atau merupakan kelebihan

permintaan (excess demand). Selain dipengaruhi oleh permintaan dan

penawaran domestik, ekspor juga dipengaruhi oleh faktor-faktor pasar

dunia seperti harga komoditas itu sendiri dan komoditas substitusinya di

pasar internasional serta hal-hal yang dapat mempengaruhi harga baik

langsung maupun tidak langsung.

Ekspor sebagai bagian perdagangan internasional bisa dimungkinkan

oleh beberapa kondisi, antara lain:

a. Adanya kelebihan produksi dalam negeri, sehingga kelebihan tersebut

dapat dijual ke luar negeri melalui kebijaksanaan ekspor

Page 29: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b. Adanya permintaan luar negeri untuk suatu produk karena adanya

kekurangan produk dalam negeri.

c. Adanya keuntungan yang lebih besar dari penjualan ke luar negeri

daripada penjualan di dalam negeri. Karena harga di pasar dunia yang

lebih menguntungkan.

d. Adanya kebijaksanaan ekspor yang bersifat politik

e. Adanya barter antar produk tertentu dengan produk lain yang

diperlukan dan tak dapat diproduksi di dalam negeri.

Selanjutnya dengan asumsi pola permintaan kedua negara diketahui

maka secara grafis kuva ekspor suatu komoditas yang dilakukan oleh

kedua negara digambarkan seperti berikut

Gambar 1 Grafik kurva perdagangan internasional antar dua negara

Keterangan:

Pf : Harga Kesimbangan di pasar internasional

PdA : Harga keseimbangan di negara A sebelum adanya perdagangan

internasional

PdB : Harga keseimbangan di negara B sebelum adanya perdagangan

internasional

OY1A : Konsumsi di negara A sebelum adanya perdagangan

internasional

Y O

Y

H

F

G

SB D

P

Y O YYY

Y

S1 D

C

E

SA

D

D

YY

Y

O

P

P

Negara A Negara B Pasar

Page 30: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

OY1B : Konsumsi di negara B sebelum adanya perdagangan

internasional

Gambar 2.1 menunjukan bahwa sebelum adanya perdagangan

internasional di negara A harga keseimbangan komoditas Y pada titik C

dan titik F pada negara B. Sedangkan konsumsi di negara A sebesar OY1

dan OY4 pada negara B. Pf adalah harga keseimbangan di pasaran

internasional yaitu, diantara harga komoditas di negara A dan negara B.

Apabila harga Y naik menjadi Pf di negara A setelah adanya

perdagangan Internasional, maka konsumsi domestik menjadi OY2

sedangkan total penawaran komoditas Y sebesar OY3 atau di titik E.

Dengan demikian jumlah komoditas Y yang diekspor sebesar O-Y atau

Y2-Y3 seperti gambar 2.2 berikut ini.

Gambar 2 Grafik kurva penawaran ekspor di negara A

Keterangan:

Pf : Harga Kesimbangan setelah adanya perdagangan internasional

DA : Penawaran setelah adanya perdagangan Internasional

OY2 : Konsumsi domestik setelah adanya perdagangan Internasional

OY3 : Jumlah penawaran total domestik )jumlah konsumsi domestik

dan jumlah ekspor)

Y2Y3 : Jumlah ekspor (Sulistyo, 1981 cit. Soekartawi, 2001)

P D

Y O

E

S

D

D

Y

Y

Y

O

P

P

Y’ Y

S

Page 31: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

5. Elastisitas Ekspor

Konsumsi bukanlah satu-satunya yang berubah apabila harga-harga

naik atau turun. Juga para pelaku bisnis peka terhadap harga dalam

keputusan-keputusan mereka yang menyangkut berapa banyak yang harus

di produksi. Para ekonom mendefinisikan elastisitas harga penawaran

sebagai kepekaan kuantitas yang ditawarkan dari sebuah barang terhadap

harga pasarnya (Samuelson dan William, 2003).

Koefisien elastisitas harga dari penawaran (es) mengukur peresentase

perubahan jumlah komoditi yang ditawarkan per unit waktu (∆Q/Q)

akibatnya adanya persentase perubahan tertentu dalam harga komoditi itu

(∆P/P). Jadi,

es = QP

PQ

PPQQ

×DD

=DD

//

Bila kurva penawaran mempunyai kemiringan positif, maka harga

dan jumlah bergerak dengan arah yang sama dan es > 0. Oleh karena itu

kurva penawaran disebut elastis bila es > 1, inelastis bila es < 1, dan elastis

uniter bila es = 1 (Salvatore, 2006).

Pada elastisitas penawaran terdapat lima golongan elastisitas yaitu :

a. Elastisitas sempurna

Elastisitas sempurna terwujud apabila penjual bersedia menjual semua

barangnya pada suatu harga tertentu, kurva penawaran sejajar dengan

sumbu datar.

b. Elastis

Kurva penawaran elastis terwujud apabila perubahan harga

menyebabkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.

c. Elastis uniter

Elastis uniter terwujud apabila kurva penawaran bermula dari titik nol.

d. Inelastis

Kurva penawaran inelastis terwujud apabila perubahan harga

menyebabkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.

Page 32: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

e. Inelastis sempurna

Kurva penawaran inelastis sempurna terwujud apabila penjual sama

sekali tidak dapat menambah penawarannya walaupun harga

bertambah tinggi, perubahan harga menimbulkan perubahan yang

relatif kecil terhadap penawaran Mubyarto (1989).

Gambar 3 Elastisitas Penawaran

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah/ Kerangka Berpikir

Kopi di Provinsi Jawa Tengah merupakan komoditi utama perkebunan.

Jumlah produksi kopi Jawa Tengah rata-rata mencapai 12 ribu ton/tahun.

Sekitar 80% produksi kopi di Jawa Tengah berjenis Robusta dan sisanya

arabika. Produksi kopi di Jawa Tengah digunakan untuk memenuhi konsumsi

baik dari dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah maupun untuk luar wilayah.

Sebagian besar produksi kopi provinsi Jawa Tengah diperuntukan untuk

konsumsi luar wilayah terlebih untuk konsumsi luar wilayah negara.

Konsumsi masyarakat Indonesia sendiri kurang dari 1%, yaitu sekitar kurang

dari 1kg per kapita per tahun, sehingga sisanya diutamakan untuk memenuhi

pasar ekspor. Usaha ekspor kopi di Provinsi Jawa Tengah telah dilakukan

secara terus menerus lebih dari 20 tahun dengan jumlah yang berbeda tiap

tahunnya. Volume ekspor kopi yang selalu berfluktuasi menunjukkan bahwa

terdapat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap volume ekspor kopi di Jawa

Tengah.

Elastis

Elastisitas Sempurna

In Elastis Sempurna

Q

P

InElastis

0

Elastis Uniter

Page 33: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Kegiatan ekspor dapat dipandang sebagai kegiatan yang terjadi akibat

adanya kelebihan produksi yang tidak habis dikonsumsi oleh penduduk dalam

negeri, sehingga dapat dijual melalui kebijaksanaan ekspor. Sejalan dengan

Krugman dan Maurice (1991) menyatakan bahwa ekspor melibatkan

penjualan produk yang dibuat di negara sendiri seseorang untuk digunakan

atau dijual kembali di negara lain untuk digunakan atau dijual kembali di

negara seseorang.

Produksi bagi pasar dalam negeri merupakan pembatas bagi ekspor bila

terjadi kelangkaan, dan merupakan pendorong bila terjadi kelebihan.

Soekartawi (2001) menyatakan bahwa adanya surplus produksi yang

dihasilkan oleh negara dapat mendorong terjadinya ekspor. Dengan demikian

produksi merupakan sumber penawaran yang akan mempengaruhi banyaknya

volume ekspor yang mampu ditawarkan oleh suatu negara.

Harga internasional adalah merupakan harga keseimbangan antara

penawaran ekspor dan permintaan impor dunia. Produksi dunia yang

berfluktuasi akan mempengaruhi harga di pasar internasional. Maka dapat

dikatakan bahwa ekspor komoditi di pasar internasional di pengaruhi oleh

harga luar negeri, permintaan, penawaran domestik antar negara, juga secara

implisit faktor nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara lain.

(Lindert, 1994).

Tholib cit. Sugianingsih (2004) menyatakan bahwa ekspor dipengaruhi

oleh perbedaan harga potensial antara harga ekspor terhadap harga dalam

negeri, semakin tinggi perbedaan harga ekspor di atas harga dalam negeri,

semakin besar jumlah yang akan diekspor. Sehingga jika harga komoditas di

pasaran domestik stabil, sedangkan harga yang berlaku di pasar internasional

meningkat maka selisih yang terjadi akan semakin besar. Keadaan yang

demikian akan menyebabkan jumlah yang akan diekspor menjadi bertambah

banyak.

Pengaruh juga diberikan oleh harga barang subtitusi, Sukirno (2005)

menyatakan bahwa harga barang lain merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi penawaran. Dalam teori permintaan, barang-barang yang

Page 34: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

saling bersaing (barang-barang pengganti) satu sama lain dapat menimbulkan

pengaruh meningkatlan atau menurunkan suatu barang. Dengan demikian kopi

dan teh mempunyai kegunaan hampir mirip dan sama-sama telah

diperdagangkan di luar negeri dapat terjadi hubungan antara harga ekspor teh

sebagai harga barang lain dengan volume ekspor kopi sebagai kuantitas dari

barang yang ditawarkan.

Meningkatnya nilai kurs Dollar AS terhadap Rupiah dapat

menguntungkan bagi jenis usaha ekspor yang banyak menggunakan

kandungan lokal, seperti usaha bidang pertanian. Sehingga adanya

peningkatan nilai kurs Dollar AS terhadap Rupiah dapat dijadikan pemicu

peningkatan ekspor. Sejalan dengan Muchlas (1998) yang menyatakan bahwa

nilai tukar mata uang merupakan perangasang ekspor dengan kebijakan

devaluasi. Semakin tinggi jumlah rupiah yang harus disediakan untuk 1 US $,

semakin terangsang untuk melakukan ekspor.

Selain itu faktor yang juga turut berpengaruh adalah ekspor tahun lalu.

Keberhasilan ekspor tahun ini ditentukan oleh keberhasilan ekspor tahun lalu.

Hal ini menunjukkan komitmen perdagangan antara eksportir dan importir

harus dibina dan ditingkatkan (Gumilar et al, 1998). Pajak ekspor juga

merupakan kebijakan berupa tariff yang diduga berpengaruh terhadap jumlah

barang yang di ekspor.

Berdasarkan dari teori-teori yang ada dan penelitian yang pernah

dilakukan, diduga faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi

Jawa Tengah antara lain produksi kopi Jawa Tengah, harga kopi Jawa Tengah

dipasar domestik, harga ekspor kopi Jawa Tengah di pasar Internasional, harga

ekspor teh Jawa Tengah di pasar Internasional, nilai tukar Dollar Amerika

Serikat terhadap Rupiah, volume ekspor kopi Jawa Tengah ditahun

sebelumnya, dan pajak ekspor kopi.

Untuk merumuskan hubungan antara volume ekspor kopi Jawa Tengah

dengan vaiabel-variabel yang diduga mempengaruhinya digunakan analisis

regresi non linier berganda dengan bentuk fungsi sebagai berikut:

Y = f (X1, X2, X3, X4, X5, X6) ……… (1)

Page 35: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Pendekatan fenomena hubungan antara variabel bebas dan tak bebas

pada persamaan (1) dirumuskan dalam bentuk perpangkatan sebagai berikut:

Y = βo X1β1 X2

β2 X3β3 X4

β4 X5β5 X6

β6 ……(2)

Keterangan:

Y = volume ekspor kopi Jawa Tengah (kg)

X1 = produksi kopi (kg)

X2 = volume ekpsor tahun sebelumnya (kg)

X3 = harga ekspor kopi Jawa tengah (FOB) (US$/kg)

X4 = harga domestik kopi Jawa Tengah (Rp/kg)

X5 = harga ekspor teh Jawa Tengah (FOB) (US$/kg)

X6 = nilai tukar dollar Amerika Serikat terhadap rupiah (Rp/US$)

Variabel pajak ekspor kopi di hapuskan, karena dalam proses

pengumpulan data, berdasarkan keterangan dari DIRJEN Pajak Provinsi Jawa

Tengah menyatakan bahwa pajak ekspor kopi mulai tahun 2001 telah

dihapuskan, sesuai dengan surat direktur jenderal pajak nomor

S - 723/PJ.51/2001.

Penyajian linier dari persamaan (2) adalah :

Y = βo + X1β1+ X2

β2 + X3β3 + X4

β4 + X5β5 + X6

β6+ ……(3)

Untuk menduga koefisien regresi parsial dari tiap variabel bebas diguakan

metode OLS (Ordinary Least Square Method) atau metode kuadarat terkecil.

Menurut Sumodiningrat (1993) metode OLS merupakan cara pemilihan suatu

penaksiran sedemikian rupa sehingga jumlah kuadarat penyimpangan

pengamatan sampel dari nilai taksiran adalah minimum. Penaksiran –

penaksiran OLS merupakan penaksiran terbaik linier dan tidak bias atau

penaksiran yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimator).

Model linier berganda bentuk kepangkatan harus diubah kedalam bentuk

persamaan linier berganda, dengan ditransformasikan ke dalam bentuk

logaritma natural dengan tujuan untuk menghaluskan dan memampatkan skala

untuk pengukuran variabel, selain itu manfaat dari transformasi log dapat

diketahui nilai elastisitas Y terhadap X. Persamaannya menjadi,

ln Y = ln βo+ β1 ln X1 + β2 ln X2 + β3 ln X3 + β4 ln X4 + β5 ln X5 + β6 ln X6

Page 36: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Setelah ditransformasikan hasilnya dikembalikan ke dalam persamaan asal,

yaitu model linier berganda berbentuk perpangkatan.

Besarnya perubahan volume ekspor akibat perubahan faktor-faktor yang

mempengaruhinya diketahui dari koefisien elastisitasnya. Dalam teori

penawaran, kegiatan ekspor merupakan kegiatan penawaran karena ekspor

merupakan kelebihan penawaran domestik atas permintaan domestik suatu

komoditas. Elastisitas penawaran diukur sebagai derajat kepekaan penawaran

terhadap perubahan harga dan dirumuskan:

Es = ahperubahan

ditawarkanyangbarangjumlahperubahan

arg%

%

(Soekirno, 2003)

Page 37: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Gambar 4 Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Page 38: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

D. Hipotesis

1. Diduga bahwa produksi kopi Jawa Tengah, volume ekspor kopi Jawa

Tengah tahun sebelumnya, harga ekspor kopi Jawa Tengah, harga domestik

kopi Jawa Tengah, harga ekspor teh Jawa Tengah, dan nilai tukar Dollar

Amerika Serikat terhadap Rupiah berpengaruh terhadap volume ekspor

kopi Jawa Tengah.

2. Diduga bahwa elastisitas volume ekspor kopi Jawa Tengah akibat

perubahan faktor–faktor yang mempengaruhinya bersifat inelastis.

E. Asumsi-Asumsi Dasar

1. Pasar dalam bentuk persaingan sempurna.

2. Variabel-variabel lain yang tidak diteliti berpengaruh normal.

F. Pembatasan Masalah

1. Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah produksi

kopi Jawa Tengah, harga ekspor kopi Jawa Tengah, harga domestik kopi

Jawa Tengah, harga ekspor teh Jawa Tengah, nilai tukar Dollar Amerika

Serikat terhadap Rupiah dan volume ekspor kopi Jawa Tengah tahun

sebelumnya

2. Data yang dianalisis terbatas pada data dalam rentang waktu 20 tahun yaitu

antara tahun 1990 – 2009.

3. Data volume dan nilai ekspor terbatas berdasarkan Pemberitahuan Ekspor

Barang (PEB) yang kegiatan ekspornya dilakukan melalui pelabuhan di

seluruh wilayah Jawa Tengah.

G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Volume ekspor kopi Jawa Tengah adalah jumlah biji kopi yang ditawarkan/

diekspor dari Jawa Tengah ke luar negeri per tahun, diukur dalam satuan

kilogram (kg) dalam bentuk kopi kering yang kadar airnya 12%.

2. Produksi kopi Jawa Tengah adalah jumlah biji kopi yang dihasilkan di

wilayah Jawa Tengah per tahun, diukur dalam satuan kilogram (kg).

3. Harga domestik kopi Jawa Tengah adalah harga biji kopi rata-rata terdeflasi

per tahun yang berlaku di Jawa Tengah, diukur dalam satuan rupiah per

Page 39: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

kilogram (Rp/kg). Pengertian harga domestik kopi dalam penelitian ini

menggunakan konsep harga konstan (harga terdeflasi/nilai riil). Harga

konstan adalah nilai barang dan jasa yang dihitung berdasarkan harga pada

tahun dasar untuk menghilangkan pengaruh kenaikan harga atau inflasi.

Harga terdeflasi menurut Widodo (1990) dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

HKx = IHKx

HBx.100

Keterangan:

HKx = Harga konstan pada tahun x (harga terdeflasi tahun x) (Rp/kg)

HBx = Harga berlaku (sebelum terdeflasi) pada tahun x (Rp/kg)

IHKx = Indeks harga konsumen pada tahun x

100 = Indeks harga konsumen pada tahun dasar (tahun 2002).

IHK yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHK umum yang

berlaku di Jawa Tengah. Tahun dasar yang dipakai adalah tahun 2002, hal

ini berdasarkan pada ketentuan pemilihan tahun dasar menurut Dajan

(1995), yaitu:

a. Tahun dasar adalah tahun dimana keadaan perekonomian relatif stabil.

Pada tahun yang perekonomiannya tidak stabil, harga-harga akan

berfluktuasi dengan hebat dan kebiasaan membeli para konsumen tidak

lagi menentu sehingga harga pada tahun tersebut tidak dapat dipakai

sebagai dasar perbandingan.

b. Tahun dasar sebagai dasar perbandingan hendaknya tidak terlalu jauh

dari tahun-tahun yang hendak diperbandingkan. Makin jauh tahun dasar

yang dipakai sebagai dasar perbandingan, makin kabur sifat

perbandingan tersebut.

4. Harga ekspor kopi Jawa Tengah adalah harga rata-rata relatif biji kopi yang

diekspor per tahun, dihitung dengan membagi total nilai ekspor biji kopi

dengan total volume ekspor biji kopi pada tahun yang sama, dimana total

nilai ekspor biji kopi adalah harga sampai di pelabuhan ekspor (FOB),

diukur dalam satuan Dollar Amerika Serikat per kilogram (US$/kg). Harga

Page 40: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

tersebut lalu diubah menjadi satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg),

selanjutnya dideflasikan menjadi harga konstan.

5. Harga ekspor teh adalah harga rata-rata relatif teh yang diekspor per tahun,

dihitung dengan membagi total nilai ekspor teh dengan total volume ekspor

teh tahun yang sama. Total nilai ekspor teh adalah harga sampai di

pelabuhan ekspor keberangkatan (harga fob (free on board)) yang

dinyatakan dalam satuan dollar AS per kilogram (US$Kg). Harga tersebut

diubah menjadi satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg), kemudian dideflasikan

menjadi harga konstan.

6. Free on board, berarti pihak penjual bertanggung jawab dari mengurus izin

ekspor sampai memuat barang di kapal yang siap berangkat. Hanya berlaku

untuk transportasi air

7. Nilai kurs Dollar Amerika Serikat (US$) terhadap Rupiah adalah nilai kurs

jual rata-rata Dollar Amerika Serikat terhadap Rupiah per tahun yang

berlaku di Bank Indonesia, diukur dalam satuan Rupiah per US$ (Rp/US$).

8. Volume ekspor kopi Jawa Tengah tahun sebelumnya yaitu volume ekspor

kopi Jawa Tengah pada satu tahun sebelum tahun yang bersangkutan,

diukur dalam satuan kilogram (kg).

9. Elastisitas ekspor kopi adalah respon jumlah yang ditawarkan (volume

ekspor kopi) terhadap perubahan satu dari beberapa variabel yang

mempengaruhi volume ekspornya.

Page 41: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis dengan menggunakan data berkala (time series). Metode

deskriptif analisis yakni metode yang memusatkan perhatian pada

pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, dilakukan dengan

cara menyusun data-data yang telah terkumpul disusun, dijelaskan, dianalisis

dan selanjutnya disimpulkan serta didukung teori-teori yang ada dari hasil

penelitian terdahulu (Surakhmad, 1994).

B. Metode Pengambilan Lokasi Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive atau

sengaja, yaitu cara pengambilan daerah penelitian dengan

mempertimbangkan alasan yang diketahui dari daerah penelitian tersebut

(Singarimbun, 1995). Daerah penelitian adalah Provinsi Jawa Tengah. Karena

Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi penghasil kopi di Indonesia, serta

merupakan provinsi yang mengusahakan kopi sebagai komoditas ekspor

perkebunan selama lebih dari 20 tahun.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan merupakan data sekunder (time series)

selama 20 tahun dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2009, menurut

Gujarati (1991), banyaknya observasi minimum yang diperlukan sehubungan

dengan tabel durbin Watson adalah 15 karena apabila suatu sampel lebih kecil

dari 15 maka observasi akan menjadi sangat sulit untuk bisa menarik

kesimpulan yang pasti.

Data sekunder diambil dari beberapa instansi yaitu Dinas Perkebunan

Provinsi Jawa Tengah, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, Dinas

Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Jawa Tengah, dan Bank Indonesia

Cabang Semarang. Serta data primer berupa informasi yang bersifat deskriptif

dari narasumber atau pihak-pihak yang terkait.

27

Page 42: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Pencatatan

Pencatatan digunakan untuk mengumpulkan data primer dan sekunder,

yaitu dengan mencatat data yang ada pada instansi pemerintah atau lembaga

yang terkait dengan penelitian ini. Serta untuk mencatat informasi dari

narasumber yang tekait dengan penelitian ini

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data primer berupa informasi

yang jelas, akurat dan dipercaya baik berupa pernyataan-pernyataan atau

keterangan yang dapat membantu dalam memahami persoalan atau

permasalahan. Dalam penelitian ini informasi diperoleh dari dari narasumber

yaitu pihak-pihak yang bersangkutan dengan penelitian.

E. Metode Analisis Data

Hubungan ekspor dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat

ditanyakan dengan persamaan regresi linear berganda berbentuk kepangkatan,

yaitu:

Y = βo X1β1 X2

β2 X3β3 X4

β4 X5β5 X6

β6

Keterangan:

Y = volume ekspor kopi Jawa Tengah (kg)

X1 = produksi kopi Jawa Tengah (kg)

X2 = volume ekspor tahun sebelumnya (kg)

X3 = harga ekspor kopi Jawa tengah (FOB) (Rp/kg)

X4= harga domestik kopi Jawa Tengah (Rp/kg)

X5 = harga ekspor teh Jawa Tengah (FOB) (Rp/kg)

X6 = nilai tukar dollar Amerika Serikat terhadap rupiah (Rp/US$)

βo = intersept

β1-β6 = nilai koefisien dari masing-masing variabel

Fungsi tersebut adalah fungsi menurut fungsi regresi populasi. Fungsi

tersebut dapat ditaksir atas dasar fungsi regresi sampel. Parameter βo, β1, β2,

β3, β4, β5, β6 merupakan karakteristik dari suatu populasi. Estimasi

parameter tersebut dilakukan dengan metode OLS (Ordinary Least Squre

Page 43: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Method). Menurut Supranto (2004) model regresi dalam metode OLS

berdasar pada asumsi klasik yang menghasilkan pemerkira linear terbaik tak

bias (BLUE = Best Linear Unbiased Estimator). Asumsi-asumsinya adalah:

1. Nilai rata-rata kesalahan pengganggu nol.

2. varian σ2 sama untuk semua kesalahan pengganggu (homoskedastis)

3. tidak ada otokorelasi antara kesalahan pengganggu

4. variabel bebas konstan dalam sampling yang terulang (repeated sampling)

dan bebas terhadap kesalahan pengganggu.

5. tidak ada kolinearitas ganda (multikollinearitas) diantara variabel bebas

6. kesalahan pengganggu mengikuti distribusi normal dengan rata-rata nol

dan varian σ2

Oleh karena itu, Model linier berganda bentuk kepangkatan harus

diubah kedalam bentuk persamaan linier berganda, dengan ditransformasikan

ke dalam bentuk logaritma natural dengan tujuan untuk menghaluskan dan

memampatkan skala untuk pengukuran variabel, selain itu manfaat dari

transformasi log dapat diketahui nilai elastisitas Y terhadap X.

ln Y = ln βo+ β1 ln X1 + β2 ln X2 + β3 ln X3 + β4 ln X4 + β5 ln X5 + β6 ln X6

ln Y = log natural volume ekspor kopi Jawa Tengah (kg)

ln X1 = log natural produksi kopi (kg)

ln X2 = log natural volume ekpsor tahun sebelumnya (kg)

ln X3 = log natural harga ekspor kopi kopi Jawa tengah (FOB) (Rp/kg)

ln X4 = log natural harga domestik kopi Jawa Tengah (Rp/kg)

ln X5 = log natural harga ekspor teh Jawa Tengah (FOB) (Rp/kg)

ln X6 = log natural nilai tukar dollar Amerika Serikat terhadap rupiah

(Rp/US$)

ln βo = log natural intersept

β1-β6 = nilai koefisien dari masing-masing variabel

Page 44: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Ciri yang menarik dari mentransformasikan dalam model log natural

adalah koefisien kemiringan β1-β7 mengukur elastisitas Y terhadap X1-X7.

Setelah ditransformasikan, hasilnya dikembalikan kedalam persamaan asal

yaitu model regresi linear bergada berbentuk perpangkatan.

Y = βo X1β1 X2

β2 X3β3 X4

β4 X5β5 X6

β6 X7β7

Y = anti ln Y

βo = anti ln βo

1. Pegujian Model

Dalam penggunaan alat analisis regresi, beberapa nilai yang perlu

diperhatikan meliputi nilai ( 2), Uji F, Uji t dari hasil output. Selain itu

dilakukan pula pengujian Standar Koefisisen Regresi Parsial dan Uji Asumsi

Klasik.

a. Uji Adjusted R2

Uji adjusted R2 digunakan untuk jumlah variabel bebas lebih dari dua

berfungsi sebagai ukuran ketepatan/ kecocokan suatu garis regresi yang

diterapkan terhadap suatu kelompok data observasi. Nilai adjusted R2

menyatakan berapa besar proporsi faktor-faktor yang berupa produksi kopi,

volume ekspor kopi tahun sebelumnya, harga ekspor kopi, harga domestik

kopi, harga ekspor teh, dan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah terhadap

volume ekspor kopi di Provinsi Jawa Tengah, dengan menggunakan rumus:

2 = 1- (1 – R2)

Keterangan: 2 : Koefisien determinasi yang telah disesuaikan

R2 : Koefisien determinasi

N : Jumlah observasi (Jumlah data)

k : Jumlah variabel bebas

Nilai 2 ini mempunyai range antara 0 sampai 1. Semakin nilai 2

mendekati 1, maka model yang digunakan semakin baik dan disebut goodness

of fit. Bila nilai 2 semakin mendekai 1 maka semakin besar pengaruh variabel

bebas terhadap variabel tidak bebas dan semakin mendekati 0 maka variabel

Page 45: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

(1 -R2) / (N -k)

bebas secara keseluruhan semakin kurang dapat menjelaskan variabel tidak

bebas.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh produksi kopi,

volume ekspor kopi tahun sebelumnya, harga ekspor kopi, harga domestik

kopi, harga ekspor teh, dan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah secara

bersama-sama berpengaruh terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah dengan

tingkat kepercayaan 90% dngan rumus:

Fhitung =

Keterangan:

R2 : Koefisien determinasi

k : Jumlah variabel bebas

N : Jumlah sampel

Dengan hipotesis:

Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = 0 atau koefisiensi tidak signifikan

Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ β5 ≠ β6 ≠ 0 (minimal salah satu βi ≠ 0) atau

koefisien regresi signifikan

Kriteria pengujian yang digunakan:

1) Fhitung > dari Ftabel : Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, variabel

produksi kopi, volume ekspor kopi tahun sebelumnya, harga ekspor

kopi, harga domestik kopi, harga ekspor teh, dan nilai tukar dollar AS

terhadap rupiah secara bersama-sama berpengaruh terhadap volume

ekspor kopi Jawa Tengah.

2) Fhitung dari Ftabel : Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya, variabel

produksi kopi, volume ekspor kopi tahun sebelumnya, harga ekspor

kopi, harga domestik kopi, harga ekspor teh, dan nilai tukar dollar AS

terhadap rupiah secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap

volume ekspor kopi Jawa Tengah.

R2 / (k – 1)

Page 46: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

c. Uji t

Untuk mengetahui apakah variabel produksi kopi, volume ekspor kopi

tahun sebelumnya, harga ekspor kopi, harga domestik kopi, harga ekspor

teh, dan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah secara individu berpengaruh

nyata terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah. dilakukan uji t pada

tingkat kepercayaan 90%. Dengan rumus sebagai berikut:

thitung = )(biSe

bi

Keterangan :

thitung : Nilai t statistik

bi : Koefisien regresi variabel bebas ke-i

se (bi) : Standar error koefisien regresi variabel bebas ke-i

Hipotesis yang hendak diuji adalah :

Ho : bi = 0 Ha : bi ≠ 0

Kriteria pengambilan keputusan :

1) Jika thitung > ttable α/2 atau thitung < ttable - α/2 maka Ho ditolak dan Ha

diterima, yang berarti variabel bebas secara individu berpengaruh

nyata terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah

2) Jika t table - α/2 ≤ t hitung ≤ t table α/2, maka Ho diterima dan Ha

ditolak yang berarti variabel bebas secara individu tidak berpengaruh

nyata terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah

d. Standar Koefisien Regresi

Untuk mengetahui variabel bebas yang paling berpengaruh

digunakan koefisien beta (beta coefficient) atau yang disebut standardized

regression coefficient atau standar koefisien regresi. Nilai koefisien beta

dirumuskan:

βi = β*iyss

Keterangan:

βi : Standar koefisien regresi variabel bebas ke-i

β* : Koefisien regresi variabel bebas ke-i

Page 47: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

σy : Standar deviasi variabel tidak bebas

σi : Standar deviasi variabel bebas ke-i

Nilai βi yang paling besar menunjukkan variabel bebas yang

bersangkutan adalah yang paling dominan dalam penentuan nilai variabel

tak bebas (Arief, 1993).

2. Pengujian Asumsi Klasik

Agar koefisien–koefisien regresi yang dihasilkan dengan metode OLS

bersifat BLUE maka asumsi – asumsi persamaan regresi linier klasik harus

dipenuhi oleh model. Model dikatakan BLUE bila memenuhi syarat berikut:

a. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas mengacu pada kondisi dimana terdapat korelasi

linear di antara variabel bebas sebuah model. Jika dalam suatu model

terdapat multikolinear akan menyebabkan nilai R2 yang tinggi dan lebih

banyak variabel bebas yang tidak signifikan daripada variabel bebas yang

signifikan atau bahkan tidak ada satupun.

Untuk menguji ada atau tidaknya multikolinearitas dapat digunakan

pendekatan matriks korelasi, dengan melihat nilai matriks Pearson

Correlation (PC). Apabila nilai PC < 0,9 (Ghozali, 2001) berarti antar

variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas. Bila terjadi angka korelasi

lebih dari 0,9 maka kedua variabel tersebut perlu dipertimbangkan apakah

digunakan atau tidak dalam model.

b. Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t sebelumnya.

Model regresi yang baik seharusnya tidak menunjukkan autokorelasi.

Pengujian ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas (autokorelasi),

dilakukan dengan menggunakan uji statistik d dari Durbin Watson dengan

kriteria:

1) 1,65 < DW < 2,35 yang artinya tidak terjadi autokorelasi.

2) 1,21 < DW < 1, 65 atau 2,35 < DW < 2,79 yang artinya tidak dapat

disimpulkan.

Page 48: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

3) DW < 1,21 atau DW > 2,79 yang artinya terjadi autokorekasi.

(Sulaiman, 2002)

c. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedatisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Dalam penelitian ini digunakan metode grafik dengan

melihat diagram pencar (scatterplot) untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas. Menurut Santoso (2002), analisis untuk mendeteksi

adanya heteroskedastisitas yaitu:

1) Apabila pola tertentu yang terbentuk pada hasil scatterplot, maka telah

terjadi heteroskedastisitas.

2) Apabila tidak ada pola tertentu yang terbentuk pada hasil scatterplot,

maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Analisis Elastisitas Ekspor Kopi Jawa Tengah

Nilai elastisitas volume ekspor kopi Jawa Tengah dapat diketahui

melalui besarnya nilai koefisien regresi dari variabel bebas yang

mempengaruhinya. Nilai elastisitas tersebut dipertimbangkan berdasarkan

nilai mutlak yang dihasilkan dari nilai koefisien regresi. Kriteria elastisitas

yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Bila nilai elastisitas > 1, penawaran ekspor elastis, artinya persentase

perubahan jumlah volume ekspor kopi Jawa Tengah lebih besar daripada

persentase perubahan variabel bebas yang bersangkutan

b. Bila nilai elastisitas = 1, penawaran ekspor elastis uniter, artinya

persentase perubahan jumlah volume ekspor kopi Jawa Tengah sama

dengan persentase perubahan variabel bebas yang bersangkutan.

c. Bila nilai elastisitas < 1, penawaran ekspor inelastis, artinya persentase

perubahan jumlah volume ekspor kopi Jawa Tengah lebih kecil daripada

persentase perubahan variabel bebas yang bersangkutan.

Page 49: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PROVINSI JAWA TENGAH

A. Keadaan Alam

1. Letak Geografi

Jawa Tengah sebagai salah satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa,

letaknya diapit oleh dua provinsi besar yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur.

Letak Provinsi Jawa Tengah berada antara 5o40’ dan 8o30’ Lintang Selatan

dan antara 108o30’ dan 111o30’ Bujur Timur (termasuk Pulau

Karimunjawa). Jarak terjauh dari Barat ke Timur adalah 263 km dan dari

Utara ke Selatan 226 km (tidak termasuk Pulau Karimunjawa). Batas-batas

administratif Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Laut Jawa dan Pulau Karimunjawa

Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur

Sebelah Selatan : Samudera Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta

Sebelah Barat : Provinsi Jawa Barat

2. Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Menurut Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang, suhu rata-rata di Jawa

Tengah Tahun 2009 berkisar antara 24,5oC - 28,2oC. Tempat-tempat yang

letaknya berdekatan dengan pantai memiliki suhu udara rata-rata yang

relatif tinggi. Untuk kelembaban udara rata-rata bervariasi, dari 75 persen

sampai dengan 83 persen. Curah hujan tertinggi dan hari hujan terbanyak

tercatat di Stasiun Meteorologi Cilacap yaitu sebesar 3590 mm dan 207 hari.

3. Luas Penggunaan Lahan

Secara administratif Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29

Kabupaten dan 6 Kota. Luas wilayah Jawa Tengah pada tahun 2009 tercatat

sebesar 3,25 Juta hektar atau sekitar 25,04 persen dari luas Pulau Jawa (1,70

persen dari luas Indonesia). Luas yang ada terdiri dari 991 ribu hektar (30,45

persen) lahan sawah dan 2,26 juta hektar (69,55 persen) bukan lahan sawah.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya luas lahan sawah pada tahun 2009

35

Page 50: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

naik sekitar 0,10 persen dan sebaliknya bukan lahan sawah turun sebesar

0,04 persen.

Tabel 6. Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009

No Macam Penggunaan Luas (Ha) Persentase

( %) 1.

2.

Lahan Sawah a. Sawah Irigasi Teknis b. Sawah Irigasi ½ Teknis c. Sawah Irigasi Sederhana d. Sawah Tadah Hujan e. Sawah Pengairan Desa (Non

PU). f. Sawah Pasang surut g. Lain-lain Lahan Bukan Sawah a. Pekarangan/Bangunan b. Tegal/Kebun Ladang/Huma c. Ladang/Huma d. Padang Rumput e. Tidak di Usahakan f. Hutan Rakyat g. Hutan Negara h. Perkebunan Negara i. Rawa-rawa j. Tambak k. Kolam/Empang l. Lain-lain

991.652,00 383.262,00 133.769,00 136.635,00 282.521,00 52.596,00

1.613,00 1.256,00

2.262.760,00

503.923,00 730.370,00 13.413,00 1.184,00 1.628,00

103.402,00 578.107,00 69.345,00 9.035,00

39.810,00 8.259,00

204.284,00

30,47 11,77 4,11 4,19 8,68 1,61 0,04 0,03

69,53

16,48 22,44 0,41 0,04 0,05 3,17

17,76 2,13 0,28 1,22 0,25 6,28

Jumlah total 3.254.412,00 100,00

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah 2010

Secara umum pemanfaatan lahan di Provinsi Jawa Tengah meliputi

991.652,00 Ha lahan sawah dengan persentase 30,47 persen dan

2.262.760,00 Ha lahan bukan sawah dengan persentase 69,53 persen.

Penggunaan lahan sawah terbesar adalah sawah irigasi teknis dengan luas

383.262,00 Ha. Selain lahan sawah pemanfaatan lahan yang lain ialah lahan

bukan sawah yang terdiri dari pekarangan/bangunan, tegal/kebun,

ladang/huma, kolam/empang, tanaman kayu-kayuan dan perkebunan

negara/swasta, hutan negara, dan lain-lain. Oleh karena itu dapat diketahui

bahwa sebagian besar lahan di Provinsi jawa tengah dimanfaatkan untuk

Page 51: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

pertanian. Penggunaan lahan pertanian dalam arti luas yaitu meliputi lahan

sawah, tegalan, empang, perkebunan adalah sebesar 55,29 persen, dimana

30,47 persen merupakan lahan pertanian tanaman pangan, sehingga dapat

diartikan sebagian besar masyarakat Jawa Tengah masih menggantungkan

hidupnya pada sektor pertanian.

Salah Penggunaan lahan bukan sawah yang cukup besar adalah

pekarangan/ bangunan dengan luas 503.923 Ha. Hal tersebut disebabkan

oleh adanya pertambahan jumlah penduduk dan pertambahan rumah tangga

baru yang menetap di Provinsi Jawa Tengah. Dengan demikian tidak

menutup kemungkinan terjadi perubahan penggunaan lahan pertanian sawah

atau tegal menjadi pekarangan/ bangunan sehingga akan menyebabkan

penurunan output di sektor pertanian. Oleh karena itu perlu adanya usaha

dari pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam meningkatkan output di sektor

pertanian terutama sektor tanaman bahan makanan guna memenuhi

kebutuhan pangan penduduk yang semakin lama semakin bertambah. Salah

satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan intensifikasi pertanian dan

pembatasan alih fungsi lahan pertanian yang diharapkan dapat menambah

dan mempertahankan output pertanian guna memenuhi ketersediaan pangan

penduduk.

4. Keadaan Topografi Wilayah

Keadaan topografi Provinsi Jawa Tengah terdiri dari daerah pantai,

dataran rendah , dataran tinggi, dan daerah perbukitan dengan pegubungan

yang landai sampai curam. Wilayah Jawa Tengah berdasarkan topografinya

dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu bagian Utara dan Selatan yang sebagian

besar terdiri atas dataran rendah dan pantai, serta bagian tengah yang terdiri

dari dataran tinggi.

Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa (572Km)

memiliki mata air pegububgab Sewu, sungai ini mengalir ke Utara, dan

bermuara di daerah Gresik Provinsi Jawa Timur. Sungai yang bermuara di

Laut Jawa diantaranya adalah Kali Pemali, Kali Comal, dan Kali Bodri.

Page 52: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Sedang sungai-sungai yang bermuara di Samudra Hindia diantaranya adala

Serayu dan Kali Progo.

Waduk utama yang ada di Jawa Tengah adalah waduk Gajah

Mungkur, Waduk Kedungombo, Rawa Pening, Waduk Cacaban, Waduk

Malahayu, dan Waduk Sempor. Terdapat 6 gunung berapi yang aktif di

Jawa Tengah , yaitu gunung Merapi (di Boyolali), Gunung Selamet (di

Pemalang), Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing (di Temanggung –

Wonosobo), dan Gunung Dieng (di Banjarnegara).

Wilayah dataran di provinsi Jawa Tengah memiliki ketinggian yang

cukup bervariasi. Penggolongan wilayah di Jawa Tengah menurut

ketinggian tempat dari permukaan laut sebagai berikut:

- Ketinggian 0 – 100 mdpl, memanjang di sepanjang pantai Utara dan

Selatan wilayah Jawa Tengah seluas 53,3% dari luas wilayah Jawa

Tengah

- Ketinggian 100 – 500 mdpl, memanjang pada bagian tengah wilayah

Jawa Tengah Seluas 27,4% dari luas wilayah Jawa Tengah.

- Ketinggian 500 – 100 mdpl dengan luas 14,7% dari luas wilayah Jawa

Tengah

- Ketinggian di atas 1000 mdpl dengan luas 4,6% dari luas wilayah Jawa

Tengah

Sedangkan klasifikasi wilayah Jawa Tengah berdasarkan derajat

kemiringan adalah sebagai berikut:

- Derajat kemiringan 0o – 2o meliputi 41,3% wilayah Jawa Tengah

- Derajat kemiringan 2o – 15o meliputi 27,7% wilayah Jawa Tengah

- Derajat kemiringan 15o – 40o meliputi 21,1% wilayah Jawa Tengah

- Derajat kemiringan di atas 40o meliputi 9,8% wilayah Jawa Tengah

5. Keadaan Tanah

Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor taun 1969, jenis tanah

wilayah Jawa Tengah didominasioleh tana latosol, alluvial, dan gromosol

seingga hamparan tana di provinsi ini termasuk tanah yang mempunyai

Page 53: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

tingkat kesuburan yang relative subur. Adapun beberapa jenis tanah yang

terdapat di Provinsi Jawa Tengah terdiri dari:

a. Tanah Aluvial yang meliputi 29% dari wilayah Jawa Tengah. Jenis

tanah ini terdapat di daerah pantai Utara dsan Pantai Selatan.

b. Tanah Regosol yang meliputi 20,5% dari wilayah Jawa Tengah.

Tanah ini tersebar di daerah perbukitan dan pegunungan kapur

sepanjang Kabupaten Grobogan sampai dengan Kabupaten

Wonogiri.

c. Tanah latosol yang meliputi 19% dari wilaya Jawa Tengah. Tanah

ini banyak terdapat di daerah Kabupaten Brebes, Kabupaten

Bnayumas, serta daerah Kedu sampai Lawu.

d. Tanah Andosol sebesar 14% dari wilayah Jawa Tengah

e. Tanah grumosol sebesar 13,5% dari wilayah Jawa Tengah. Jenis

tanah ini terdapat di daerah datar dan bergelombang seperti di daerah

Timur dan Tenggara.

f. Tana Litosol sebesar 9% dari wilayah Jawa Tengah

g. Tanah mediterania merah kuning yang meliputi 3% dari wilayah

Jawa Tengah. Penyebarannya membujur dari Pegunungan Kedu

hingga ke Timur Pegunungan Lawu.

h. Tanah hodromorf yang berada di sepanjang Kabupaten Kudus,

Kabupaten Rembang, hingga Kabupeten Blora.

i. Tanah podzolik kuning yang dapat dijumpai di daerah Kabupaten

Purwokerto dan Kabupaten Purworejo.

B. Keadaan Penduduk dan Tenaga Kerja

1. Jumlah Penduduk

Pada dasarnya jumlah penduduk yang besar merupakan aset tersendiri

bagi keberhasilan pembangunan suatu wilayah, mengingat penduduk

merupakan pelaku sekaligus sasaran dari kegiatan pembangunan itu sendiri.

Berdasarkan Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2009, jumlah

penduduk Jawa Tengah tercatat 32.864.563 jiwa. Jumlah penduduk

Page 54: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

perempuan lebih besar dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Ini

ditunjukkan oleh rasio jenis kelamin (rasio jumlah penduduk laki-laki

terhadap jumlah penduduk perempuan sebesar 96,31). Jumlah dan rasio

jenis kelamin penduduk Jawa Tengah pada tahun 2005-2009 dapat dilihat

pada Tabel 5 berikut ini.

Penduduk di Provinsi Jawa Tengah belum menyebar secara merata di

seluruh wilayah Jawa Tengah. Pada umumnya penduduk banyak menumpuk

di daerah kota dibandingkan kabupaten. Secara rata-rata kepadatan

penduduk Jawa Tengah tercatat sebesar 1010 jiwa pada setiap kilometer

persegi, dan wilayah wilayah terpadat ialah Kota Surakarta dengan tingkat

kepadatan penduduk 12.000 orang per kilometer persegi.

Jumlah rumah tangga mengalami peningkatan dari 8.451.150 pada

tahu 2008 menjadi 8.478.561 pada tahun 2009 atau naik sebesar 0,32

persen. Namun demikian rata-rata penduduk per rumah tangga tidak

mengalami perubahan. Tahu 2009 rata-rata penduduk per rumah tangga di

Jawa Tengah tercatat sebesar 3,9 jiwa. Jumlah penduduk Jawa Tengah dapat

dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2009

No. Tahun Rumah Tangga Jumlah Rata-rata Anggota Rumah Tangga

1 2005 8.639.308 32.908.850 3,8 2 2006 8.434.705 32.177.730 3,8 3 2007 8.475.696 32.380.279 3,8 4 2008 8.451.150 32.626.390 3,9 5 2009 8.478.561 32.864.563 3,9

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah 2010

Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2005 adalah sebesar 32.908.850 jiwa,

pada tahun 2006 jumlah penduduknya sebesar 32.397.431 jiwa, pada tahun

2005 jumlah penduduk 32.908.850 jiwa, pada tahun 2006 jumlah

penduduknya 32.177.730 jiwa, dan pada tahun 2007 sebesar 32.380.279

jiwa. Pada tahun 2006 jumlah penduduk Jawa Tengah mengalami

Page 55: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

penurunan dari tahun sebelumnya dan kembali mengalami kenaikan pada

tahun 2007. selama kurun waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2005-2007 tercatat

bahwa jumlah penduduk tertinggi di Provinsi Jawa Tengah ialah pada tahun

2005 yaitu sejumlah 32.908.850 jiwa.

2. Komposisi Penduduk

a. Menurut Jenis Kelamin

Tabel 8. Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut Jenis Kelamin Tahun 2005-2009

No. Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

1 2005 16.368.724 16.540.126 32.908.850 98,96 2 2006 16.054.473 16.123.257 32.177.730 99,57 3 2007 16.064.122 16.316.157 32.380.279 98,46 4 2008 16.192.295 16.434.095 32.626.390 98,53 5 2009 16.123.190 16.741.373 32.864.563 96,31

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah 2010

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-

laki lebih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk perempuan, dapat

dilihat dari jumlah penduduk perempuan yang dari tahun ke tahun selalu

lebih besar dari penduduk laki-laki. Selama kurun waktu 5 tahun yaitu dari

tahun 2005-2009 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki

terkecil terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 16.368.724 jiwa dan jumlah

penduduk perempuan terkecil juga terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar

16.123.257 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk laki-laki terbesar terjadi

pada tahun 2005 yaitu sebesar 16.368.724 jiwa dan jumlah penduduk

perempuan terbesar ialah pada tahun 2009 yaitu sebesar 32.864.563 jiwa.

b. Menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk menurut kelompok umur di suatu wilayah

akan mempengaruhi peningkatan pendapatan daerah di wilayah tersebut.

Penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dibedakan menjadi 2

kelompok, yaitu: penduduk usia non produktif dan penduduk usia

produktif. Penduduk usia non produktif yaitu penduduk yang berusia 0-14

tahun dan penduduk yang berusia lebih dari 65 tahun, sedangkan

Page 56: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

penduduk usia produktif yaitu penduduk yang berusia 15-64 tahun.

Penduduk dengan jumlah usia non produktif yang banyak akan

menghambat potensi penduduk usia produktif, karena dengan banyaknya

penduduk non produktif yang harus mereka tanggung sehingga

pendapatan yang seharusnya bisa digunakan untuk untuk kebutuhan yang

lain harus digunakan untuk membiayai penduduk usia non produktif.

Komposisi penduduk Provinsi Jawa Tengah berdasarkan kelompok umur

dan angka beban tanggungan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Komposisi Penduduk Provinsi Jawa Tengah Menurut Kelompok Umur dan ABT Tahun 2009

No. Umur (tahun) Jumlah (orang) 1. 0 – 14 8.784.425 2. 15 – 64 21.598.118 3. ≥ 65 2.482.020

Jumlah Total Angka Beban Tanggungan (ABT)

32.864.563 52,16

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 7 jika dilihat dari jumlah penduduk menurut

kelompok umur, besarnya jumlah penduduk usia produktif lebih besar

dibandingkan jumlah penduduk usia non produktif. Rasio beban

tanggungan sebesar 52,16 berarti bahwa tiap 100 orang kelompok

penduduk produktif harus menanggung 52,16 kelompok yang tidak

produktif. Dengan kondisi seperti ini, kurang dapat mendorong

tercapainya pembangunan ekonomi daerah Provinsi Jawa Tengah.

c. Menurut Mata Pencaharian

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan di suatu wilayah

adalah bagaimana daerah tersebut mampu untuk menyerap tenaga kerja.

Besarnya penyerapan tenaga kerja akan dapat meningkatkan pendapatan

per kapita penduduk, yang akhirnya akan berdampak bagi peningkatan

kesejahteraan hidup penduduk suatu wilayah. Penyerapan tenaga kerja di

Provinsi Jawa Tengah berdasar atas lapangan pekerjaan dapat dilihat pada

Tabel 10 berikut ini.

Page 57: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel 10. Komposisi Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Provinsi Jawa Tengah yang Bekerja Menurut Lapangan pekerjaan 2009

Mata pencaharian 2009 Persentase (%) Pertanian 5.864.827 37,03 Pertambangan dan Penggalian, Listrik, Gas dan Air Bersih 147.997

0,93 Industri Pengolahan 2 .656.673 16,77 Bangunan/Konstruksi 1.028.429 6,49 Perdagangan 3.462.071 21,86 Pengangkutan dan Komunikasi 683.675 4,32 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

154.739 0,98

Jasa-Jasa 1.836.971 11,62 Jumlah 15.835.382 100,00

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah 2010

Berdasarkan Tabel 8 penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja

menurut lapangan pekerjaan, dapat diketahui bahwa sebagian besar

penduduk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 bermata pencaharian

sebagai petani. Jumlah penduduk yang bekerja sebagai petani yaitu

sebanyak 5.864.827 jiwa dengan persentase 37,03 persen. Sedangkan

komposisi penduduk menurut mata pencaharian yang paling kecil adalah

pada sektor listrik, gas dan air bersih yaitu sebesar 147.997 jiwa dengan

persentase 0,93 persen.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui juga bahwa sektor

pertanian memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja yang

lebih besar daripada sektor yang lain. Sektor pertanian mampu menyerap

37,03 persen tenaga kerja yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Dengan

demikian sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah dapat dikatakan cukup

memberikan kontribusi yang berarti dalam penyerapan tenaga kerja dan

sebagai sektor yang memberikan sumber kehidupan bagi sebagian besar

penduduk di Jawa Tengah. Banyaknya penduduk yang bekerja di sektor

pertanian disebabkan karena tersedianya lahan pertanian yang luas untuk

dapat diusahakan. Walaupun demikian terdapat beberapa masalah yang

dihadapi antara lain produktifitas tenaga kerja sektor pertanian yang

rendah menyebabkan output sektor pertanian yang rendah pula, selain itu

Page 58: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pengangguran tidak kentara di sektor pertanian banyak terjadi pada saat

musim kemarau ketika petani tidak mengusahakan sawahnya.

C. Keadaan Perekonomian

1. Keadaan Sektor Perekonomian

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2006 dan 2007

atas dasar harga konstan tahun 2000 di Provinsi Jawa Tengah untuk setiap

lapangan usahanya diperlihatkan pada Tabel 11.

Tabel 11. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2009 (dalam Jutaan Rupiah)

Lapangan Usaha 2008 2009

Pertanian 33.484.068,44 (19,95)

34.949.138,35 (19,89)

Pertambangan dan Penggalian 1.851.189,43

(1,10) 1.952.866,70

(1,11)

Industri Pengolahan 53.158.962,88 (31,68)

54.137.598,53 (30,81)

Listrik, Gas dan Air Bersih 1.404.668,19 (0,83)

1.482.643,11 (0,84)

Bangunan dan Kontruksi 9.647.593,00 (5,74)

10.300.647,63 (5,86)

Perdagangan, Hotel Restoran 35.626.196,01 (21,23)

37.766.356,61 (21,49)

Pengangkutan dan Komunikasi 8.657.881,95 (5,15)

9.260.445,65 (5,27)

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

6.218.053,97 (3,70)

6.701.533,13 (3,81)

Jasa-Jasa 17.741.755,98 (10,57)

19.134.037,85 (10,89)

PDRB 167.790.369,85 (100)

175.685.267,56 (100)

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah 2010

Keterangan : Angka dalam kurung merupakan persentase PDRB tiap subsektor pertanian terhadap total PDRB Provinsi Jawa Tengah

Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat peningkatan jumlah total PDRB

dari tahun 2005-2009. Sektor industri pengolahan menempati urutan

pertama sebagai sektor yang memberikan kontribusi terbesar pada PDRB

Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 31,68 persen pada tahun 2008 dan

30,81 persen pada tahun 2009. Pada urutan kedua ditempati oleh sektor

Page 59: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 21,23 persen pada tahun

2008 dan 21,49 persen pada tahun 2009.

Berdasarkan Tabel 11 juga dapat dilihat bahwa kontribusi sektor

pertanian berada pada urutan ketiga sebagai sektor yang memberikan

kontribusi terbesar bagi PDRB Provinsi Jawa Tengah setelah sektor

industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Nilai

PDRB sektor pertanian mengalami peningkatan dari tahun 2008-2009

namun kontribusinya terhadap PDRB Jawa Tengah mengalami penurunan

yaitu dari 19,95 persen menjadi 19,89 persen, penurunan kontribusi sektor

pertanian ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan

masyarakat akan pemukiman sehingga banyak lahan pertanian yang dialih

fungsikan menjadi pemukiman penduduk hal ini dapat dilihat dari

peningkatan kontribusi sektor bangunan dan konstuksi terhadap PDRB

Provinsi Jawa Tengah yang meningkat dari 5,74 persen pada tahun 2008

menjadi 5,86 persen pada tahun 2009.

2. Laju Pertumbuhan Sektor Perekonomian

Keadaan sektor perekonomian di Provinsi Jawa Tengah dari tahun

2008-2009 mengalami peningkatan, hal ini ditandai dengan adanya

peningkatan laju pertumbuhan PDRB. Untuk mengetahui secara lebih

jelas dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Perekonomian Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2009 (Persen)

Lapangan Usaha 2008 2009 Pertanian 5,09 4,38 Pertambangan dan Penggalian 3,83 5,49 Industri Pengolahan 4,50 1,84 Listrik, Gas dan Air Bersih 4,76 5,55 Bangunan dan Kontruksi 6,54 6,77 Perdagangan, Hotel Restoran 5,10 6,01 Pengangkutan dan Komunikasi 7,52 6,96 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 7,81 7,78 Jasa-Jasa 7,66 7,85 PDRB 5,46 4,71

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah 2010

Page 60: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa sektor perekonomian

yang mengalami peningkatan laju pertumbuhan PDRB dari tahun 2008-

2009 adalah sektor pertambangan dan penggalian, listrik gas dan air

bersih, bangunan dan konstruksi, perdagangan hotel dan restoran, serta

sektor jasa- jasa, sedangkan sektor pertanian mengalami penurunan laju

pertumbuhan PDRB yaitu dari 5,09 persen pada tahun 2008 menjadi 4,38

persen pada tahun 2009. Penurunan laju pertumbuhan ini antara lain

disebabkan oleh banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi

pemukiman penduduk hal ini ditandai dengan meningkatnya laju

pertumbuhan PDRB pada sektor bangunan dan konstruksi yaitu dari 6,54

persen pada tahun 2008 menjadi 6,77 persen pada tahun 2009. Sektor-

sektor perekonomian lain yang mengalami penurunan laju pertumbuhan

PDRB adalah sektor industri pengolahan, pengangkutan dan komunikasi

keuangan, serta sektor persewaan dan jasa perusahaan.

3. Ekspor Impor

Investasi yang ditanamkan diberbagai sektor ekonomi berhasil

meningkatkan produksi. Meningkatnya produksi akan mendorong ekspor.

Tabel 13 memperlihatkan perkembangan nilai ekspor Jawa Tengah

menurut komoditas.

Tabel 13. Nilai Ekspor Jawa Tengah Menurut Komoditas Tahun 2005-2009 (US $)

Tahun Non Minyak dan Gas Minyak dan Gas Jumlah Total 2005 2.398.152.798 264.204.120 2.662.356.918 2006 2.899.272.529 215.474.601 3.114.747.130 2007 3.122.461.807 347.187.824 3.469.649.631 2008 3.160.330.900 111.872.600 3.272.203.500 2009 2.885.296.714 181.162.818 3.066.459.532

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah 2010

Nilai ekspor yang dicapai Jawa Tengah pada tahun 2009 mencapai

3,06 milyar dollar AS terdiri dari ekspor migas sebesar 181,162 juta dollar

AS dan ekspor non migas sebesar 2,88 milyar dollar AS. Jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai ekspor Jawa Tengah

mengalami penurunan.

Page 61: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 14. Persentase Nilai Impor Jawa Tengah Terhadap Indonesia 2005-2009 (Juta US $)

Tahun Nilai Impor

Indonesia Jawa Tengah Persentase 2005 57.700,9 5.954,0 10,32 2006 61.065,5 6.266,5 10,26 2007 74.473,4 7.006,8 9,41 2008 129.197,0 9.292,1 7,19 2009 96.829,2 6.331,0 6,54

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah 2010

Berdasarkan tabel 14 Nilai impor Indonesia mengalami fluktuasi.

Peningkatan nilai impor terjadi dari tahun 2005 sampai tahun 2008.

Kemudian turun pada tahun 2009. Nilai impor tertinggi di capai pada

tahun 2008 yaitu sebesar 129.197 USD. Sedangkan peresaentase impor

Jawa Tengah tertinggi pada taun 2005, sebesar 10,32% dari keseluruhan

impor Indonesia.

D. Sektor Pertanian

1. Keadaan Sektor Pertanian

Sektor pertanian sampai saat ini merupakan salah satu sektor yang

penting bagi perekonomian masyarakat Jawa Tengah karena sebagian

besar masyarakat Jawa Tengah menggantungkan hidupnya pada sektor

pertanian. Keadaan sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008

dan 2009 dapat dilihat pada Tabel 15, dimana dari 5 subsektor pertanian

yang ada, subsektor tanaman bahan makanan merupakan subsektor yang

paling besar kontribusinya terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah,

sedangkan subsektor yang kontribusinya paling kecil yaitu subsektor

kehutanan. Pada Tabel 15 juga dapat kita lihat seperti halnya sektor

pertanian secara umum subsektor tanaman bahan makanan juga

mengalami peningkatan pada nilai PDRB, tetapi kontribusinya terhadap

sektor pertanian itu sendiri mengalami penurunan dari 69,92 persen pada

tahun 2008 menjadi 69,81 persen pada tahun 2009.

Page 62: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 15. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektor Pertanian Provinsi Jawa Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2009 (Jutaan Rupiah)

Subsektor Pertanian 2008 2009 a. Tanaman Bahan

Makanan 23.414.025,85

(69,92) 24.399.756,34

(69,81)

b. Tanaman Perkebunan 3.161.081,82

(9,44) 3.357.833,55

(9.60)

c. Peternakan 4.395.369,54

(13,12) 4.662.640,52

(13,34)

d. Kehutanan 555.656,45

(1,6) 579.230,53

(1,65)

e. Perikanan 1.957.934,78

(5,84) 1.949.677,41

(5.57)

PDRB 33.484.068,44

(100) 34.949.138,35

(100)

Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah 2010

Keterangan : Angka dalam kurung merupakan persentase PDRB tiap subsektor pertanian terhadap total PDRB Provinsi Jawa Tengah

2. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian

Sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008-2009

mengalami penurunan laju pertumbuhan PDRB, untuk lebih mengetahui

secara rinci laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian di Provinsi Jawa

Tengah tahun 2008-2009 dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 16. Laju Pertumbuhan PDRB Subsektor Pertanian Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2009 (Persen)

Subsektor Pertanian 2008 2009 a. Tanaman Bahan Makanan 4,83 4,21 b. Tanaman Perkebunan 3,93 6,22 c. Peternakan 8,96 6,08 d. Kehutanan -4,57 4,24

e. Perikanan 4,47 -0,42 PDRB 5,09 4,38

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah 2010

Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa subsektor tanaman

bahan makanan mengalami penurunan laju pertumbuhan yaitu dari 4,83

persen pada tahu 2008 menjadi 4,21 persen pada tahun 2009. Subsektor

tanaman perkebunan mengalami mengalami peningkatan laju

Page 63: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

pertumbuhan PDRB dari 3,93 persen pada tahun 2008 menjadi 6,22

persen pada tahun 2009. Subsektor peternakan mengalami peningkatan

laju penurunan PDRB dari 8,96 persen pada tahun 2008 menjadi 6,08

persen pada tahun 2009.

E. Keadaan Umum Sub Sektor Perkebunan Jawa Tengah

1. Pembangunan Sub Sektor Perkebunan

Pembangunan perkebunan di Jawa Tengah memiliki peran yang

strategis, ditinjau dari aspek ekonomi, social maupun ekologi. Untuk itu,

arah pembangunan perkebunan dalam jangka pendek adalah mendukung

terwujudnya pemulihan ekonomi nasional dan berjalannya otonomi

daerah. Hal tersebut dilakukan dengan mengupayakan peningkatan ekspor

dan penyediaan bahan baku industry, penciptaan lapangan kerja produktif,

tersedianya saran dan prasarana yang mendukung, peningkatan kualitas

sumberdaya perkebunan, peningkatan mutu dan pelestarian lingkungan

hidup serta pengembangan deversifikasi usaha.

Dalam pelaksanana program pembangunan yang bertujuan untuk

meningkatkan ketersediaan pangan dalam jumlah dan mutu yang cukup

dengan tingkat distribusi dan harga yang terjangkau ole masyarakat

sepanjang waktu maka prioritas pembangunan perkebunan disesuaikan

dengan program pertanian secara luas. Program tersebut tertuang dalam

Program Pemerintah Daerah Jawa Tengah maupun arahan pembangunan

Departemen Pertanian Republik Indonesia yang meliputi tiga program,

yaitu:

a. Peningkatan Ketahan Pangan

Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan

pangan dalam jumlah dan mutu yang cukup dengan tingkat distribusi

dan harga terjangkau oleh masyarakat sepanjang waktu melalui

pendekatan produksi, pruduktivitas, pendapatan usaha tani,

perbaikan distribusi serta kualitas gizi masyarakat.

b. Program Pengambangan Agribisnis

Page 64: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Program ini bertujuan untuk mengembangkan agrobisnis

perkebunan yang berwawasan lingkungan guna meningkatkan nilai

tambah dan daya saing produk, mendayagunakan sumberdaya

perkebunan di pedesaan dan meningkatkan pendapatan petani

pekebun.

c. Program peningkatan kesejateraan petani

Program ini bertujuan untuk membangun social masyarakat

petani, kualitas sumberdaya manusia petani, dan peningkatan

pendapatan petani dalam rangka mewujudkan kesejahteraan petani.

2. Luas dan Jenis Komoditas

Luas total areal perkebunan Rakyat, PTP Nusantara IX, dan

Perkebunan Besar Swasta (PBS) di jawa tengah pada tahun 2009 seluas

588.634,32 hektar, dengan produksi sebesar 835.815,15 ton, di luar

produksi Kelapa Kopyor (974.654 butir) . selama periode tahun 2005 –

2009 luas areal perkebunan rakyat di Jawa Tengah mengalami penurunan

rata-rata sebesar 0,55%.

Adapun rincian luas areal dan produksi komoditas perkebunan

adalah sebagai berikut:

a. Perkebunan Rakyat

Luas areal perkebunan rakyat pada tahun 2009 sebesar

534.881,23 ha atau 90,87% dari seluruh luas areal perkebunan yang

ada di Jawa Tengah, serta produksi sebesar 796.481,99 ton ditambah

dengan kelapa kopyor sebesar 974.654 butir, dengan jumlah yang

diusahakan sebanyak 48 komoditas, diantaranya terdapat 23

komoditas utama yaitu tanaman tahunan: Aren, Cassiavera,

Cengkeh, Jambumete, Kakao, Kapok, Karet, Kelapa Dalam, Kelapa

Deres, Kemukus, Kopi, Lada, Pala, Panili, The, Glaga Arjuna dan

Siwalan. Sedangkan Tanaman semusim: Kapas, Tebu, Tembakau

Rakyat, Tembakau Virginia, Tembakau Asepan dan tembakau

Vorstenland.

Page 65: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

b. Perkebunan Negara (PTP Nusantara IX)

Areal Perkebunan Besar Negara IX di Jawa Tengah seluas

39.298,69 Ha atau 6,67% dari luas perkebunan yang ada di Jawa

Tengah. Dalam pelaksanaannya mengelola 8 Komoditas utama

terdiri dari Karet, Teh, Kopi, Kakao, Pala, Kapok, dan Kelapa.

Produksi total sebanyak 28.125,71 ton dan kelapa 1.442.682 butir.

c. Perkebunan Besar Swasta

Areal Perkebunan Besar Swaata (PBS) di Jawa Tengah tahun

2009 seluas 14.454,40 ha atau sebesar 2,45% dari seluruh luas areal

perkebunan di Jawa Tengah dengan mengusahakan 7 komoditas:

karet, the, kopi, cengkeh, kapok, kelapa, dan kakao. Produksi total

sebanyak 11.207,45 ton.

3. Produk Domestik Regional Bruto

Pembangunan perkebunan bertujuan untuk meningkatkan

kesejateraan petani/kelompok tani melalui peningkatan pendapatan yang

merupakan salah satu indicator guna mendekati tingkat pertumbhan

ekonomi scara kuantitatif sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan.

Salah satu data statistic yang diperlukan untuk evaluasi perencanaan

adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 PDRB bidang perkebunan

yang dihitung dengan harga berlaku mengalami kenaikan pertumbuhan

rata-rata 16,68% (dalam jutaan rupiah). PDRB Sub Sektor perkebunan

pada tahun 2005, 2006, 2007, 2008, 2009 masing-masing sebesar

Rp 4.434.061,35; Rp 4.316.832,36; Rp 7.199.947,68; Rp 7.767.780,92; Rp

8.248.278,47.

Page 66: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

F. Keadaan Umum Kopi di Provinsi Jawa Tengah

Kualitas tanah geografis Jawa Tengah merupakan tempat yang cocok

bagi tumbuhnya kopi yang menjadi komoditas unggulan ekspor yaitu kopi

robusta dan kopi arabika. Perkebunan kopi di Jawa Tengah terdiri dari

Perkebunan Rakyat, PT Perkebunan Nusantara IX, dan Perkebunan Besar

Swasta. Perkebunan kopi tersebar di beberapa kabupaten, seperti Kabupaten

Cilacap, Brebes, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Tegal,

Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Semarang, Salatiga, Temanggung,

Purworejo, Wonosobo, Magelang, Kudus, Boyolali, Klaten, Wonogiri, dan

Karanganyar.

Luas keseluruhan areal perkebunan kopi di Jawa Tengah pada tahun

2009 sebesar 37.147,43 Ha terdiri dari Perkebunan Rakyat sebesar 35.359,46

Ha, PT Perkebunan Nusantara IX sebesar 1.253 Ha, dan Perkebunan Besar

Swasta sebesar 534,97 Ha. Dengan Jumlah produksi total sebesar 16.415.920

kg yang merupakan jumlah dari produksi kopi yang dihasilkan oleh

Perkebunan rakyat sebesar 15.010.120 kg, PT Perkebunan Nusantara IX

sebesar 1.233.000 kg dan Perkebunan Besar Swasta sebesar 172.800 kg.

Berdasarkan data Disperindag Provinsi Jawa Tengah , di Jawa Tengah

terdapat 10 perusahaan eksportir kopi yang masih aktif melakukan penjualan

kopi di pasar luar negeri. Perusahaan tersebut adalah PT Taman Delta

Indonesia, CV. Sumber Alam Sakti, PT Java Prima Abadi, PT Perkebunan

Nusantara IX, PT Java Agro, PT. Djasa-Djasa, PT. Redjodadi, PT. Aneka

Karya Estetika, PT. We Can International, dan PT. Takasago Indonesia.

Pengiriman kopi ke pasar luar negeri melalui pelabuhan Tanjung Emas di

Semarang.

Page 67: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

V. HASIL ANALISIS PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Variabel – variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah volume

ekspor kopi Jawa Tengah sebagai variabel tak bebas dan produksi kopi Jawa

Tengah, volume ekspor kopi Jawa Tengah tahun sebelumnya, harga ekspor

kopi Jawa Tengah, harga domestik kopi Jawa Tengah, harga ekspor teh Jawa

Tengah, nilai tukar Dollar Amerika Serika terhadap Rupiah sebagai variabel –

variabel bebasnya. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder time series

selama 20 tahun yaitu dari tahun 1990-2009.

Hasil penelitian terhadap variabel-variabel yang dikaji adalah:

1. Volume ekspor kopi Jawa Tengah

Ekspor kopi Jawa Tengah telah berlangsung lebih dari 20 tahun.

Ekspor ini bermanfaat meghasilkan devisa bagi negara, menciptakan

lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan petani yang

mengusahakannya. Dalam realisasinya selama ini volume ekspor masih

relatif berfluktuasi dari tahun ke tahun.

Volume ekspor rata-rata kopi yang dihasilkan oleh Jawa Tengah

tiap tahunnya mencapai 6.465.780,9 Kg dengan nilai ekspor rata-rata per

tahun sebesar US$7.683.737. Laju perkembangan ekspor cenderung

meningkat sebesar 457.983,20 kg tiap tahunnya. Peningkatan jumlah

volume ekspor kopi akibat dari meningkatnya jumlah penawaran kopi di

pasar dunia. Peningkatan penawaranan akan kopi dapat disebabkan oleh

semakin meningkatnya mutu kopi yang dihasilkan oleh Provinsi Jawa

Tengah sehingga mampu bersaing dengan negara-negara pengekspor

kopi di dunia. Untuk lebih jelasnya tersaji dalam tabel berikut ini:

53

Page 68: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel 17. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah Tahun 1990-2009

Tahun Volume Ekspor (Kg)

Nilai Ekspor (US$)

Laju Perkembangan Ekspor

(Kg) (%) 1990 2.693.520 2.653.296 0 0 1991 2.239.880 2.437.738 -453.640 -16,84 1992 1.904.020 2.182.042 -335.860 -14,99 1993 3.083.076 2.902.241 1.179.056 61,92 1994 2.707.420 2.726.050 -375.656 -12,18 1995 2.974.300 7.417.077 266.880 9,86 1996 4.510.980 7.256.963 1.536.680 51,67 1997 6.307.088 10.056.846 1.796.108 39,82 1998 3.852.487 5.565.135 -2.454.601 -38,92 1999 8.450.093 10.201.204 4.597.606 119,34 2000 10.755.660 8.396.556 2.305.567 27,28 2001 11.102.700 5.996.795 347.040 3,23 2002 9.279.026 5.483.752 -1.823.674 -16,43 2003 8.452.330 6.420.655 -826.696 -8,91 2004 8.763.528 9.094.236 311.198 3,68 2005 9.732.830 9.637.789 969.302 11,06 2006 9.429.402 12.931.043 -303.428 -3,12 2007 4.581.784 8.648.147 -4.847.618 -51,41 2008 6.642.310 14.394.839 2.060.526 44,97 2009 11.853.184 19.272.250 5.210.874 78,45

Total 129.315.618 153.674.654 9.159.664 288,48 Rata-rata 6.465.780,9 7.683.737 457.983,20 14,42

Sumber: Dinas Perkebunan Jawa Tengah, 1990-2010

Penurunan jumlah volume kopi yang diekspor pada tahun 1998

diakibatkan karena jumlah produksi yang dapat dihasilkan juga terbatas,

selain akibat dari krisis moneter yang melanda Indonesia, juga

diakibatkan oleh kekeringan yang melanda Jawa Tengah sehingga

produksi pada awal tahun 1998 merosot. Penurunan jumlah volume

ekspor yang terbesar terjadi pada tahun 2007 dari tahun 2006 sebesar

4.847.618 kg. Penurunan volume ekspor kopi akibat dari penurunan

penawaran ekspor karena kalah bersaing dengan Vietnam. Selain sebagai

pesaing utama pengekspor kopi Robusta, Vietnam juga mempunyai

keunggulan disisi harga karena mampu memberikan diskon harga kopi

Robusta dua kali lebih besar dibandingkan harga kopi Indonesia. Hal ini

Page 69: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

yang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ekspor kopi Indonesia

menurun ditengah harga kopi yang meningkat di pasar internasional.

Volume ekspor tertinggi dicapai pada tahun 2009. Hal ini dikarenakan

semakin tinggi tingkat konsumsi kopi sehingga permintaan kopi di pasar

dunia semakin meningkat. Perkembangan volume ekspor kopi dapat

diliat pada gambar berikut.

Gambar 5 Grafik Perkembangan Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah Tahun 1990-2009

Berdasarkan gambar 5 diketahui kecenderungan ekspor kopi

meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dimungkinkan karena adanya

pengaruh dari variabel-variabel seperti produksi, volume ekspor tahun

sebelumnya, harga ekspor kopi, harga domestik, harga ekspor teh, dan

nilai tukar dollar AS terhadap Rupiah.

0

2000000

4000000

6000000

8000000

10000000

12000000

14000000

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

Volu

me

Eksp

or (K

g)

Perkembangan Volume Ekspor Provinsi Jawa Tengah , 1990-2009

VolumeEkspor(Kg)

Tahun

Page 70: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

2. Produksi kopi di Jawa Tengah

Produksi merupakan salah satu sumber penawaran yang memiliki

peran penting. Ketersediaan kopi yang ditujukan untuk kepetingan ekspor

dapat diliat dari jumlah produksi kopi yang dihasilkan. Apabila jumlah

produksi kopi banyak maka ketersediaan ekspor kopi juga tinggi,

sehingga memungkinkan untuk dapat meningkatkan volume ekspor.

Namun apabila produksi kopi Jawa Tengah rendah maka ketersedian

kopi untuk ekspor juga akan berkurang, yang memungkinkan volume

ekspor akan mengalami penurunan. Perkembangan produksi kopi di Jawa

Tengah yang berasal dari perkebunan rakyat, PTPN IX, dan perkebunan

besar swasta (PBS) selama kurun waktu 20 tahun, yakni dari tahun 1990

hingga tahun 2009, tersaji pada tabel berikut.

Tabel 18. Perkembangan Produksi Kopi Provinsi Jawa Tengah Tahun 1990-2009

Tahun Volume Produksi Kopi (Kg)

Laju Perkembangan (Kg) (%)

1990 10.817.790 0 0 1991 10.175.935 -641.855 -5,93 1992 9.330.146 -845.789 -8,31 1993 12.301.527 2.971.381 31,85 1994 9.236.883 -3.064.644 -24,91 1995 8.128.262 -1.108.621 -12,00 1996 11.020.140 2.891.878 35,58 1997 10.543.270 -476.870 -4,33 1998 7.480.020 -3.063.250 -29,05 1999 10.171.110 2.691.090 35,98 2000 15.104.240 4.933.130 48,50 2001 15.613.620 509.380 3,37 2002 14.866.950 -746.670 -4,78 2003 14.149.630 -717.320 -4,82 2004 14.389.040 239.410 1,69 2005 14.746.786 357.746 2,49 2006 14.095.276 -651.510 -4,42 2007 14.688.106 592.830 4,21 2008 15.898.210 1.210.104 8,24 2009 16.415.920 517.710 3,26 Total 238.355.071 5.598.130 76,59

Rata-rata 12.545.003,74 279.906,50 3,83

Sumber: Dinas Perkebunan Jawa Tengah, 1990-2010

Page 71: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Produksi kopi Jawa Tengah selama kurun waktu 1990-2009

menunjukkan perkembangan yang berfluktuasi dari tahun 1990 sampai

dengan tahun 1999, dan pada tahun 2000 sampai dengan 2009 produksi

cenderung stabil, hampir sama volume produksinya tiap tahun, seperti

yang ditunjukkan oleh tabel 18. Laju pertumbuhan kopi di Jawa Tengah

selama kurun waktu 20 tahun rata-rata sebesar 279.906,5 kg atau 3,83%

tiap tahunnya. Penurunan jumlah produksi kopi Jawa Tengah yang

terbesar tercatat selama dua kali, yang pertama pada tahun 1994 dengan

jumlah penurunan sebesar 3.064.644 kg. Kedua pada tahun 1998 produksi

turun sebesar 3.063.250 kg yang diakibatkan oleh pengaruh El Nino melanda

Indonesia sehingga terjadi kekeringan dan menurunkan jumlah produksi.

Perkembangan dari produksi kopi di Jawa Tengah yang

cenderung naik menunjukkan bahwa budidaya kopi yang dilakukan oleh

perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta, maupun perkebunan

nusantara telah mengalami perkembangan.

Gambar 6. Grafik perkembangan Produksi Kopi Jawa Tengah Tahun 1990-2009

02000000400000060000008000000

100000001200000014000000160000001800000020000000

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

Perkembangan Volume Produksi Kopi Di Provinsi Jawa Tengah, 1990-2009

VolumeProduksi(Kg)

Tahun Tahun

Prod

uksi

(kg)

Page 72: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

3. Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah Tahun Sebelumnya

Volume ekspor tahun sebelumnya dapat merupakan pertimbangan

bagi eksportir untuk menentukan volume ekspor tahun berikutnya.

volume ekspor tahun sebelumnya di Jawa Tengah dalam penelitian ini

adalah volume ekspor kopi Jawa Tengah tahun 1989-2008 seperti tertera

pada tabel berikut:

Tabel 19. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah Tahun Sebelumnya, 1989-2008

Tahun Volume Ekspor (Kg) Laju Perkembangan Ekspor (Kg) (%)

1989 1.898.625 0 0 1990 2.693.520 794.895 41,87 1991 2.239.880 -453.640 -16,84 1992 1.904.020 -335.860 -14,99 1993 3.083.076 1.179.056 61,92 1994 2.707.420 -375.656 -12,18 1995 2.974.300 266.880 9,86 1996 4.510.980 1.536.680 51,67 1997 6.307.088 1.796.108 39,82 1998 3.852.487 -2.454.601 -38,92 1999 8.450.093 4.597.606 119,34 2000 10.755.660 2.305.567 27,28 2001 11.102.700 347.040 3,23 2002 9.279.026 -1.823.674 -16,43 2003 8.452.330 -826.696 -8,91 2004 8.763.528 311.198 3,68 2005 9.732.830 969.302 11,06 2006 9.429.402 -303.428 -3,12 2007 4.581.784 -4.847.618 -51,41 2008 6.642.310 2.060.526 44,97 Total 119.361.059 4.743.685 251,90

Rata-rata 5.968.052,95 237.184,25 12,59

Sumber: Dinas Perkebunan Jawa Tengah, 2010.

Tabel 19 menunjukkan bahwa volume ekspor tahun

sebelumnya berfluktuasi dari tahun ke tahun. Volume tertinggi adalah

11.102.700 kg yang terjadi pada tahun 2001 dan volume terendah

terjadi adalah 1.898.625 kg terjadi pada tahun 1989. Karena pada

tahun 1989 kualitas kopi yang dihasilkan belum sebaik kualitas kopi

yang dihasilkan oleh Jawa Tengah sepuluh taun terakhir, sehingga

belum mampu bersaing dengan kopi dari negara eksportir lain.

Penurunan jumlah volume ekspor yang terbesar terjadi pada

tahun 2007 dari tahun 2006 sebesar 4.847.618 kg. Penurunan volume

Page 73: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

ekspor kopi akibat dari penurunan penawaran ekspor karena kalah

bersaing dengan Vietnam. Selain sebagai pesaing utama pengekspor

kopi Robusta, Vietnam juga mempunyai keunggulan disisi harga

karena mampu memberikan diskon harga kopi Robusta dua kali lebih

besar dibandingkan harga kopi Indonesia. Hal ini yang menjadi salah

satu faktor yang menyebabkan ekspor kopi Indonesia menurun

ditengah harga kopi yang meningkat di pasar internasional.

Volume rata-rata adalah 5.968.052,95 kg per tahun dengan

perkembangan rata-rata 237.184,25 kg per tahun atau 12,59% per

tahun. Fluktuasi volume ekspor tahun sebelumnya dapat dilihat dalam

grafik berikut:

Gambar 7. Grafik Perkembangan Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah Tahun Sebelumnya, 1989 -2008

Gambar 7. Memperlihatkan volume ekspor tahun sebelumnya,

yaitu tahun 1989 – 2008 yang berkembang fluktuatif. Volume ekspor

tertinggi trejadi pada tahun 2001 dan terendah pada tahun 1989.

0

2000000

4000000

6000000

8000000

10000000

12000000

14000000

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

Vol

ume

Eks

por

(Kg)

Perkembangan Volume Ekspor di Provinsi Jawa Tengah Tahun Sebelumnya (1989-2008)

VolumeEkspor(Kg)

Tahun

Page 74: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

4. Harga Ekspor Kopi Jawa Tengah

Harga ekspor merupakan harga komoditas saat diperdagangkan di

pasar internasional. Dengan memperhatikan perkembangan harga ekspor

suatu komoditas yang diekspor, dapat diketahui seberapa besar potensi

komoditas tersebut dalam memberikan sumbangan terhadap perolehan

devisa negara. Perkembangan harga ekspor kopi Jawa Tengah selama

kurun waktu 1990-2009 dapat dilihat pada tabel 20 berikut.

Tabel 20. Perkembangan Harga Ekspor Kopi Jawa Tengah Tahun 1990-2009

Tahun Volume Ekspor (Kg)

Nilai Fob (US$/Kg)

Harga Kopi Ekspor Laju Pertumbuhan (%)

US$ Berlaku (Rp/Kg)

Konstan (Rp/Kg) Berlaku Konstan

1990 2.693.520 2653296 0,99 1872,61 7817,10 0 0 1991 2.239.880 2437738 1,09 2167,96 8301,25 15,77 6,191992 1.904.020 2182042 1,15 2645,01 9239,09 22,00 11,301993 3.083.076 3368867 1,09 2305,59 7219,62 -12,83 -21,861994 2.707.420 5734874 2,12 4660,05 13342,13 102,12 84,801995 2.974.300 7417077 2,49 5755,51 15400,48 23,51 15,431996 4.510.980 7256963 1,61 3833,61 9458,64 -33,39 -38,581997 6.307.088 10056846 1,59 6360,58 15036,34 65,92 58,971998 3.852.487 5565135 1,44 16743,85 35698,29 163,24 137,411999 8.450.093 10201204 1,21 8571,33 10731,90 -48,81 -69,942000 10.755.660 11118148 1,03 9918,37 12255,49 15,72 14,202001 11.102.700 5996795 0,54 5617,25 6392,99 -43,37 -47,842002 9.279.026 5483752 0,59 5283,39 5283,39 -5,94 -17,362003 8.452.330 6420655 0,76 6430,28 5723,17 21,71 8,322004 8.763.528 9094236 1,04 9640,58 8235,38 49,92 43,902005 9.732.830 9637789 0,99 9734,01 7862,33 0,97 -4,532006 9.429.402 12931043 1,37 12369,61 8615,29 27,08 9,582007 4.581.784 8648147 1,89 17778,42 11626,72 43,73 34,952008 6.642.310 14394839 2,17 23730,22 14166,20 33,48 21,842009 11.853.184 19272250 1,63 15283,59 8830,65 -35,59 -37,66

Rata-rata 6.465.780,90 7993584,85 1,34 8535,09 11061,82 -44,16 25,27

Sumber: Dinas Perkebunan Jawa Tengah, 1990-2010

Harga ekspor kopi dalam dollar tertinggi pada tahun 1995, hal ini

dikarenakan penurunan ekspor dari Brazil akibat terjadinya bencana

kekeringan dan embus upas, sehingga terjadi kelangkaaan dipasar

internasional dan harga kopi meningkat. Berdasarkan tabel 20 dapat

diketahui bahwa harga ekspor kopi sebelum terdeflasi selama tahun

1990-2009 mengalami laju pertumbuhan dengan rata-rata sebesar -

44,16% per tahun dengan harga rata-rata Rp 8535,09/kg. Sedangkan

Page 75: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

harga ekspor kopi setelah terdeflasi selama tahun 1990-2009 mengalami

laju pertumbuhan dengan rata-rata sebesar 25,27% per tahun dengan

harga rata-rata Rp 11.061,82/kg.

Harga ekspor kopi konstan mengalami kenaikan tertinggi terjadi

pada tahun 1998 sebesar 137.41%. Hal ini disebabkan pada tahun 1998

terjadi krisis monenter yang melanda negara Indonesia sehingga

menyebabkan harga barang maupun jasa mengalami peningkatan. Nilai

rupiah jatuh terhadap dollar AS.

Adapun untuk lebih jelas tentang perkembangan harga ekspor

kopi Jawa Tengah tahun 1990-2009 dapat dilihat pada gambar grafik

sebagai berikut.

Gambar 8. Grafik Perkembangan Harga Ekspor Jawa Tengah 1990-2009

Berdasarkan gambar 8 lonjakan harga yang paling tinggi terjadi

pada tahun 1998, sedangkan pada tahun-tahun yang lain relatif

berfluktuasi namun tidak tajam.

0.004000.008000.00

12000.0016000.0020000.0024000.0028000.0032000.0036000.0040000.00

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

HargaBerlakuHargaKonstan

Perkembangan Harga Ekspor Kopi Jawa Tengah 1990-2009

Tahun

Har

ga E

kspo

r Kop

i (R

p/kg

)

Page 76: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

5. Harga Domestik Kopi

Perkembangan harga domestik kopi Jawa Tengah, baik menurut

harga berlaku maupun harga konstan (setelah terdeflasi) selama periode

penelitian mengalami fluktuasi dengan kecenderungan meningkat, seperti

tersaji pada tabel berikut.

Tabel 21. Perkembangan Harga Domestik Kopi Jawa Tengah, 1990-2009

Tahun IHK 100=2002

Harga Berlaku (Rp/Kg)

Harga Konstan (Rp/Kg)

Perubahan Harga (%)

Berlaku Konstan

1990 23,96 1.409 5.881,78 0.00 0.00 1991 26,12 1.650 6.317,94 17,10 7,42 1992 28,63 1.545 5.396,73 -6,36 -14,58 1993 31,94 2.179 6.823,22 41,04 26,43 1994 34,93 4.288 12.276,91 96,79 79,93 1995 37,37 5.527 14.789,04 28,89 20,46 1996 40,53 3.259 8.040,91 -41,03 -45,63 1997 42,30 2.996 7.082,51 -8,07 -11,92 1998 46,90 11.392 24.288,01 280,24 242,93 1999 79,87 6.509 8.149,72 -42,86 -66,45 2000 80,93 8.584 10.606,69 31,88 30,15 2001 87,87 4.900 5.576,69 -42,92 -47,42 2002 100,00 3.868 3.868,00 -21,06 -30,64 2003 112,36 4.421 3.934,84 14,30 1,73 2004 117,06 5.106 4.361,76 15,49 10,85 2005 123,81 7.083 5.721,06 38,72 31,16 2006 143,58 8.252 5.747,42 16,50 0,46 2007 152,91 10.970 7.174,15 32,94 24,82 2008 167,51 13.900 8.297,87 26,71 15,66 2009 173,07 8.688 5.019,81 -37,50 -39,50

Rata-rata 82,58 5.826,30 7.967,75 22,04 11,79

Sumber: Dinas Perkebunan Jateng 1990-2010, diolah

Harga domestik kopi yang dianalisis dalam penelitian ini adalah

harga konstan dengan pertimbangan untuk menghilangkan pengaruh

kenaikan harga barang dan jasa (inflasi) selama penelitian. Berdasarkan

tabel dapat diketahui bahwa harga domestik kopi setelah terdeflasi

selama tahun 1990-2009 mengalami perkembangan yang meningkat

dengan peningkatan rata-rata sebesar 11,79% per tahun, sedangkan rata-

rata harga Rp 7.967,75.

Page 77: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Perkembangan harga kopi mengalami kenaikan tertinggi terjadi

pada tahun 1998 sebesar Rp. 24.288,01 hal ini dikarenakan pada tahun

1998 terjadi krisis ekonomi di Indonesia sehingga menyebabkan harga

barang maupun jasa terjadi peningkatan.

Gambar 9.Grafik perkembangan Harga Domestik Kopi Jawa Tengah

tahun 1990 -2009

Gambar menunujukkan bahwa peningkatan harga berlaku lebih

cepat dibandingkan dengan harga konstan. Hal ini memngingat harga

berlaku merupakan harga yang masih terpengaruh oleh inflasi yang

terjadi maupun kondisi nilai tukar mata uang pada saat tertentu.

Sedangkan harga konstan merupakan harga yang telah mengalami

penyesuaian dengan kondisi perekonomian pada tahun yang dianggap

stabil, yaitu berdasaran Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun dasar

tertentu (tahun 2002). Dengan demikian, harga konstan menunjukkan

harga atau nilai yang sebenarnya (nilai riil) dimana pengaruh kenaikan

harga barang dan jasa atau inflasi selama waktu penelitian telah

dihilangkan. Dengan adanya pendeflasian harga tersebut menyebabkan

kenaikan harga berlaku terlihat cepat dibandingkan dengan harga yang

sebenarnya.

02000400060008000

100001200014000160001800020000220002400026000

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

HargaBerlaku

HargaKonstan

Perkembangan Harga Domestik Kopi Jawa Tengah, 1990-2009

Har

ga D

omes

tik (R

p)

Tahun

Page 78: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

6. Harga Ekspor Teh Jawa Tengah

Teh dalam penelitian ini merupakan barang subtitusi. Harga

ekspor teh di pasar internasional mungkin memberikan pengaruh

terhadap volume ekspor Kopi Jawa Tengah. Berikut merupakan tabel

harga ekspor teh.

Tabel 22. Perkembangan Harga Ekspor Teh Jawa Tengah Tahun 1990-2009

Tahun Volume

Ekspor Teh (Kg)

Nilai FOB (US$)

Harga Teh Ekspor Laju Pertumbuhan (%)

US$/Kg Berlaku (Rp/Kg)

Konstan (Rp/Kg) Berlaku Konstan

1990 1.252.673 1.174.914 0,94 1.783,00 7.443,01 0 0 1991 1.193.438 1.177.793 0,99 1.965,89 7.527,49 9,30 1,12 1992 900.040 906.561 1,01 2.324,72 8.120,32 15,44 7,30 1993 1.663.950 2.389.635 1,44 3.030,22 9.488,69 23,28 14,42 1994 1.853.270 1.909.434 1,03 2.266,67 6.489,67 -33,69 -46,21 1995 1.646.824 1.694.952 1,03 2.375,45 6.356,18 4,58 -2,10 1996 1.594.319 1.635.940 1,03 2.445,21 6.033,05 2,85 -5,36 1997 1.240.830 1.425.015 1,15 4.581,11 10.829,70 46,62 44,29 1998 1.026.678 1.041.321 1,01 11.756,32 25.064,74 61,03 56,79 1999 2.736.380 2.111.663 0,77 5.479,07 6.860,17 -114,57 -265,37 2000 2.779.460 2.429.540 0,87 8.387,04 10.363,32 34,67 33,80 2001 1.499.752 697.407 0,47 4.836,15 5.504,03 -73,42 -88,29 2002 1.540.130 910.252 0,59 5.283,74 5.283,74 8,47 -4,17 2003 3.040.831 2.576.408 0,85 7.172,15 6.383,46 26,33 17,23 2004 2.597.645 2.519.716 0,97 9.011,30 7.697,83 20,41 17,07 2005 2.147.910 2.083.473 0,97 9.535,10 7.701,67 5,49 0,05 2006 1.718.127 2.210.464 1,29 11.604,72 8.082,55 17,83 4,71 2007 1.137.590 2.253.116 1,98 18.655,31 12.200,19 37,79 33,75 2008 513.211 1.216.213 2,37 25.949,42 15.491,00 28,11 21,24 2009 721.563 945.546 1,31 12.317,89 7.117,11 -110,66 -117,66

Total 32.804.621 33.309.361,65 22,05 150.760,48 180.037,91 9,88 -277,36 Rata-

rata 1.640.231,05 1.665.468,08 1,10 7.538,02 9.001,90 0,52 -14,60

Sumber: Dinas Perkebunan Jawa Tengah, 1990-2009

Berdasarkan tabel 22 harga ekspor teh dalam dollar tertinggi pada

tahun 2008 sebesar 2,37 US$, hal ini diakibatkan adanya pengaruh krisis

global yang terjadi pada tahun tersebut. harga ekspor teh tertinggi secara

konstan sebesar Rp25.064,74 per Kg, terjadi pada tahun 1998. Hal ini di

karenakan akibat pengaruh dari krisis ekonomi. Berdasarkan tabel dapat

diketahui bahwa harga ekspor Teh setelah terdeflasi selama tahun 1990-

Page 79: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

2009 mengalami laju pertumbuhan dengan rata-rata sebesar -14,60% per

tahun dengan harga rata-rata Rp 9.001,90/kg.

Adapun untuk lebih jelas tentang perkembangan harga ekspor teh

Jawa Tengah tahun 1990-2009 dapat dilihat pada gambar grafik sebagai

berikut.

Gambar 10. Grafik Perkembangan Harga Ekspor Teh Jawa Tengah Tahun 1990-2009

Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa harga ekspor teh selalu

berfluktuasi dari tahun ke tahun, dengan kecendurungan naik, hal ini

dikarenakan mutu teh Jawa Tengah semakin membaik .

7. Nilai Tukar Dolar Amerika Serikat Terhadap Rupiah

Perubahan nilai tukar (kurs) mata uang tertentu terhadap rupiah

yang terjadi di pasar uang berkaitan erat dengan harapan masyarakat

terutama pelaku bisnis terhadap kurs tersebut dimasa yang akan dating.

Kegiatan ekspor yang banyak menggunakan sumber daya local

sebagaimana usaha dibidang pertanian (agrobisnis) tergolong kegiatan

yang sangat dipengaruhi oleh hal tersebut. Dengan demikian,

peningkatan maupun penurunan kurs dolar AS terhadap rupiah dapat

menjadi pemicu naik turunnya ekspor produk pertanian, dalam hal ini

kopi. Perkembangan nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut.

0.003000.006000.009000.00

12000.0015000.0018000.0021000.0024000.0027000.0030000.00

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

HargaBerlaku

HargaKonstan

Perkembangan Harga Ekspor Teh Jawa Tengah, 1990-2009

Tahun

Har

ga E

kspo

r Teh

(Rp/

Kg)

Page 80: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 23. Perkembangan Nilai Tukar Dollar AS Terhadap Rupiah Tahun 1990-2009

Tahun Kurs Dollar AS terhadap Rupiah

(Rp/US$) Laju Pertumbuhan (%)

Berlaku Konstan Berlaku Konstan 1990 1901 7935,61 0 0 1991 1992 7627,48 4,79 -3,88 1992 2308 8061,91 15,86 5,70 1993 2110 6607,16 -8,58 -18,04 1994 2200 6298,79 4,27 -4,67 1995 2308 6175,70 4,91 -1,95 1996 2383 5879,56 3,25 -4,80 1997 3989 9429,95 67,39 60,39 1998 11591 24712,28 190,57 162,06 1999 7100 8889,69 -38,75 -64,03 2000 9595 11855,92 35,14 33,37 2001 10400 11836,24 8,39 -0,17 2002 8940 8940,00 -14,04 -24,47 2003 8465 7534,14 -5,31 -15,73 2004 9290 7935,91 9,75 5,33 2005 9830 7939,86 5,81 0,05 2006 9020 6282,32 -8,24 -20,88 2007 9419 6159,83 4,42 -1,95 2008 10950 6536,81 16,25 6,12 2009 9400 5431,19 -14,16 -16,91

Rata-rata 6659,55 8603,52 -29,15 58,41

Sumber : Bank Indonesia Cabang Semarang 1990-2010

Berdasarkan Tabel 23 menunjukkan perkembangan nilai Kurs

Dollar AS terhadap rupiah pada tahun 1990-2009, terbagai dalam harga

berlaku dan harga konstan. Jika dilihat dari harga berlaku, nilai kurs

dollar AS terhadap rupiah mempunyai kecenderungan menurun selama

tahun penelitian. Akan tetapi pada tahun 1998 terjadi peningkatan nilai

kurs dollar AS terhadap rupiah sebesar 162,06%. Jatuhnya nilai rupiah

terhadap dollar diakibatkan oleh krisis ekonomi asia pada tahun tersebut.

Sedangkan perkembangan kurs dollar AS yang terdeflasi

menunjukkan terjadi kecenderungan meningkat selama tahun penelitian.

Laju pertumbuhan nilai kurs dolar AS terhadap rupiah setelah terdeflasi

lebih tinggi bila dibandingkan dengan perhitungan berdasarkan harga

berlaku, sebesar 58,41%

Page 81: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Gambar 11. Grafik Perkembangan Nilai Tukar dollar AS terhadap Rupiah Tahun 1990 - 2009

Mata uang dollar AS merupakan valuta asing yang paling umum

dipakai dalam kegiatan ekspor impor di Indonesia termasuk Jawa

Tengah. Nilai tukar yang tinggi dapat merangsang kenaikan volume

ekspor karena akan membuat harga menjadi murah di pasaran

internasional. Selain itu juga meningkatkan jumlah rupiah yang didapat.

Dari tabel-tabel yang telah disajikan pada penjelasan terdahulu,

maka dapat disusun tabel baru yang menyajikan data tentang variabel

tidak bebas dan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini.

0300060009000

12000150001800021000240002700030000

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

HargaBerlaku

HargaKonstan

Perkembangan Nilai Tukar Dollar AS terhadap Rupiah, 1990-2009

Tahun

Kur

s (R

p/U

SD

)

Page 82: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 24. Rekapitulasi Variabel –variabel Penelitian

Tahun Volume EKspor

(Kg)

Produksi (Kg)

Volume Ekspor Tahun

Sebelumnya (Kg)

Harga Ekspor Kopi

(Rp/Kg)

Harga Domestik (Rp/Kg)

Harga Ekspor

Teh (Rp/Kg)

Kurs (Rp/US$)

Y X1 X2 X3 X4 X5 X6

1990 2.693.520 10.817.790 1.898.625 7817,10 5.881,78 7.443,01 7935,61

1991 2.239.880 10.175.935 2.693.520 8301,25 6.317,94 7.527,49 7627,48

1992 1.904.020 9.330.146 2.239.880 9239,09 5.396,73 8.120,32 8061,91

1993 3.083.076 12.301.527 1.904.020 7219,62 6.823,22 9.488,69 6607,16

1994 2.707.420 9.236.883 3.083.076 13342,13 12.276,91 6.489,67 6298,79

1995 2.974.300 8.128.262 2.707.420 15400,48 14.789,04 6.356,18 6175,70

1996 4.510.980 11.020.140 2.974.300 9458,64 8.040,91 6.033,05 5879,56

1997 6.307.088 10.543.270 4.510.980 15036,34 7.082,51 10.829,70 9429,95

1998 3.852.487 7.480.020 6.307.088 35698,29 24.288,01 25.064,74 24712,28

1999 8.450.093 10.171.110 3.852.487 10731,90 8.149,72 6.860,17 8889,69

2000 10.755.660 15.104.240 8.450.093 12255,49 10.606,69 10.363,32 11855,92

2001 11.102.700 15.613.620 10.755.660 6392,99 5.576,69 5.504,03 11836,24

2002 9.279.026 14.866.950 11.102.700 5283,39 3.868,00 5.283,74 8940,00

2003 8.452.330 14.149.630 9.279.026 5723,17 3.934,84 6.383,46 7534,14

2004 8.763.528 14.389.040 8.452.330 8235,38 4.361,76 7.697,83 7935,91

2005 9.732.830 14.746.786 8.763.528 7862,33 5.721,06 7.701,67 7939,86

2006 9.429.402 14.095.276 9.732.830 8615,29 5.747,42 8.082,55 6282,32

2007 4.581.784 14.688.106 9.429.402 11626,72 7.174,15 12.200,19 6159,83

2008 6.642.310 15.898.210 4.581.784 14166,20 8.297,87 15.491,00 6536,81

2009 11.853.184 16.415.920 6.642.310 8830,65 5.019,81 7.117,11 5431,19

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, 1990 - 2011

Page 83: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 25. Rekapitulasi Variabel –variabel Penelitian Yang Telah Ditransformasi Dalam Bentuk Log Natural

Tahun LnY LnX1 LnX2 LnX3 LnX4 LnX5 LnX6

1990 14,81 16,2 14,46 8,96 8,68 8,92 8,98 1991 14,62 16,14 14,81 9,02 8,75 8,93 8,94 1992 14,46 16,05 14,62 9,13 8,59 9,00 8,99 1993 14,94 16,33 14,46 8,88 8,83 9,16 8,80 1994 14,81 16,04 14,94 9,50 9,42 8,78 8,75 1995 14,91 15,91 14,81 9,64 9,60 8,76 8,73 1996 15,32 16,22 14,91 9,15 8,99 8,71 8,68 1997 15,66 16,17 15,32 9,62 8,87 9,29 9,15 1998 15,16 15,83 15,66 10,48 10,10 10,13 10,12 1999 15,95 16,14 15,16 9,28 9,01 8,83 9,09 2000 16,19 16,53 15,95 9,41 9,27 9,25 9,38 2001 16,22 16,56 16,19 8,76 8,63 8,61 9,38 2002 16,04 16,51 16,22 8,57 8,26 8,57 9,10 2003 15,95 16,47 16,04 8,65 8,28 8,76 8,93 2004 15,99 16,48 15,95 9,02 8,38 8,95 8,98 2005 16,09 16,51 15,99 8,97 8,65 8,95 8,98 2006 16,06 16,46 16,09 9,06 8,66 9,00 8,75 2007 15,34 16,50 16,06 9,36 8,88 9,41 8,73 2008 15,71 16,58 15,34 9,56 9,02 9,65 8,79 2009 16,29 16,61 15,71 9,09 8,52 8,87 8,60

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, 1990 – 2011 yang telah diolah

B. Fungsi Regresi Eksponensial

Dengan menggunakan analisis regresi linier logaritma natural

berganda dengan bantuan program SPSS diperoleh persamaan sebagai

berikut:

Ln Y = -29861 + 2,320 ln X1 + 0,223 ln X2 + 1,304 ln X3 – 0,363 ln X4 –

1,107 ln X5 + 0,591 ln X6

Bila dikembalikan kedalam bentuk aslinya, persamaan diatas dapat

ditulis kembali menjadi persamaan linier berbentuk kepangkatan sebagai

berikut:

Y = 1,075.10-13 X12,320 X2

0,223 X31,304 X4

-0,363 X5-1,107 X6

0,591

Page 84: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

1. Ketepatan Model

Untuk mengetahui kesesuaian model digunakan nilai koefisien

determinasi (R2), sedangkan untuk mengetahui besarnya sumbangan

variabel bebas yang lebih dari dua terhadap variabel tak bebas maka

digunakan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (adjusted

R2). Dari hasil analisis, diperoleh nilai R2 sebesar 0,850 dan nilai

adjusted R2 sebesar 0,781. Nilai R2 yang didapat mendekati 1

menunjukkan persamaan regresi tersebut tepat untuk digunakan

(goodness of fit). Berdasarkan nilai adjusted R2 yang diperoleh, dapat

diartikan bahwa seluruh variabel bebas yang digunakan dalam penelitian,

yaitu produksi kopi Jawa Tengah, volume ekspor kopi tahun sebelumnya,

harga ekspor kopi Jawa Tengah, harga domestik kopi Jawa Tengah,

harga ekspor teh, dan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah secara

bersama-sama mampu menjelaskan variasi perubahan yang terjadi pada

variabel tidak bebasnya yaitu volume ekspor kopi Jawa Tengah sebesar

78,1%. Sedangkan sisanya 21,9% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel

lain diluar model yang digunakan dalam penelitian. Variabel diluar

model yang diperkirakan dapat mempengaruhi volume ekspor kopi Jawa

Tengah adalah iklim yang terjadi di Jawa Tengah, krisis ekonomi yang

terjadi pada negara pengimpor yang berpengaruh terhadap tingkat

permintaan negara konsumen, kebijakan negara pengimpor tentang syarat

produk kopi yang dapat diterima, kebijakan tarif impor terhadap kopi di

negara pengimpor yang mempengaruhi daya saing (harga) dengan negara

pengekspor lain

2. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara keseluruhan

dari variabel bebas (X1-X6) terhadap variabel tak bebas (Y), dengan

kriteria jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel pada tingkat

signifikansi α 10%, maka variabel-variabel bebas yang digunakan dalam

penelitian secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tidak

bebasnya. Sedangkan jika nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel pada

Page 85: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

signifikansi α 10%, maka variabel-variabel bebas yang digunakan dalam

penelitian secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap

variabel tidak bebasnya. Hasil analisis dengan uji F dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 26. Analisis Varian Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah

Model Jumlah Kuadrat

Derajat bebas

Rata-rata Kuadrat

F Hitung F tabel α = 10%

Regresi Residu

5,884 1,035

6 13

0,981 0,080

12,317 2,11

Total 6,919 19

Sumber: Hasil analisis data sekunder

Berdasarkan tabel 26 dapat diketahui bahwa nilai F hitung sebesar

12,317. Nilai F hitung tersebut lebih besar dari nilai F tabel yaitu sebesar

2,11. hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan

dalam penelitian, yaitu produksi kopi, volume ekspor tahun sebelumnya,

harga ekspor kopi, harga domestik kopi, harga ekspor teh, dan nilai tukar

dollar AS terhadap rupiah secara bersama-sama berpengaruh nyata

terhadap variabel tidak bebasnya yaitu volume ekspor kopi Jawa Tengah

pada tingkat kepercayaan 90%.

3. Uji t

Uji t adalah uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel bebas terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah.

kriteria yang digunakan adalah jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t

tabel pada tingkat signifikansi α 10% maka variabel bebas tersebut

berpengaruh secara parsial terhadap variabel tidak bebas. Sebaliknya,

jika nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel pada tingkat signifikansi

yang ditentukan maka variabel bebas tersebut tidak berpengaruh secara

parsial terhadap variabel tidak bebas. Hasil analisis dapat dilihat sebagai

berikut.

Page 86: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 27. Analisis Pengaruh Masing-masing Variabel Bebas Terhadap Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah

Variabel Koefisien Regresi thitung Ttabel

(α=10%) Produksi Kopi (X1) 2,320 3,542* ±1,771 Volume ekspor tahun sebelumnya (X2) 0,223 1,110ns ±1,771 Harga Ekspor kopi (X3) 1,304 2,233* ±1,771 Harga Domestik Kopi (X4) -0,363 -0,950ns ±1,771 Harga ekspor teh (X5) -1,107 -2,793* ±1,771 Kurs dollar AS terhadap Rupiah (X6) 0,591 1,950* ±1,771

Sumber : Hasil Analisis Data Sekunder

Keterangan :

* : berpengaruh pada tingkat kepercayaan 90%

Ns : tidak berpengaruh atau tidak signifikan

Berdasarkan tabel diketahui nilai t hitung untuk masing-masing

variabel bebas hasil dari perhitungan. Variabel bebas yang mempunyai

nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel adalah variabel yang secara

individu berpengaruh terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah.

Variabel-variabel tersebut yaitu Produksi Kopi Jawa Tengah (X1), Harga

Ekspor Kopi Jawa Tengah (X3), Harga Ekspor Teh Jawa Tengah (X5),

dan Kurs dollar AS terhadap Rupiah (X6). Sedangkan Volume ekspor

tahun sebelumnya (X2) dan harga domestik kopi Jawa Tengah (X4)

mempunyai nilai t hitung yang lebih kecil dari nilai t tabel, sehingga

dapat diartikan bahwa kedua variabel tersebut secara individu tidak

berpengaruh terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah.

Nilai t hitung variabel yaitu Produksi Kopi Jawa Tengah (X1),

Harga Ekspor Kopi Jawa Tengah (X3), dan Kurs dollar AS terhadap

Rupiah (X6) masing - masing sebesar 3,542; 2,233; dan 1,950 lebih besar

dari nilai t tabel α 10% sebesar 1,771 dan variabel harga ekspor Teh Jawa

Tengah (X5) memiliki nilai t hitung -2,793, lebih kecil dari t tabel α 10%

sebesar -1,771. Artinya keempat variabel tersebut berpengaruh secara

parsial terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah pada tingkat

kepercayaan 90%.

Page 87: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

4. Standar Koefisien Regresi

Variabel bebas yang paling berpengaruh diketahui dari perhitungan

nilai standar koefisien regresi atau beta coefficient. Perhitungan ini

dilakukan untuk variabel-variabel yang secara individual berpengaruh

terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah. Hasil perhitungan sebagai

berikut.

Tabel 28. Nilai Standar Koefisien Regresi Tiap Variabel Yang Mempengaruhi Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah

Variabel Standar koefisien Regresi

Peringkat

Produksi Kopi (X1) 5,7941 1 Harga ekspor Kopi (X3) 1,8313 2 Harga ekspor Teh (X5) -1,7833 3 Kurs (X6) 1,0457 4

Sumber : Hasil analisis data sekunder

Tabel 28 diatas menunjukkan bahwa variabel yang memiliki nilai

koefisien regresi terbesar adalah variabel Produksi kopi Jawa Tengah

dengan nilai sebesar 5,7941 dengan hubungan positif. Hal ini berarti

bahwa variabel bebas produksi kopi Jawa Tengah memberikan pengaruh

yang terbesar dibandingkan dengan variabel lain yang digunakan dalam

model. Hubungan positif menjelaskan bawa bila terjadi kenaikan produksi

kopi, maka volume ekspor kopi Jawa Tengah akan turut meningkat, begitu

juga sebaliknya.

5. Uji Pelanggaran Asumsi Klasik

Model yang telah diperoleh harus diuji terlebih dahulu untuk

memastikan bahwa model tersebut sudah memenuhi syarat sebagai model

yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) atau belum. Pengujian

model agar termasuk dalam BLUE dilakukan dengan uji multikolineritas,

heteroskedastisitas dan autokorelasi.

a. Multikolineritas

Multikolinieritas merupakan keadaan adanya korelasi antar

variabel bebas dalam model regresi. Sedangkan untuk model regresi

yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel bebas. Oleh

Page 88: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

karena itu, untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dapat

dilihat dari nilai matrik Pearson Correlation (PC<0,9) (Ghozali,

2001). Hasil dari analisis diperoleh nilai matrik Pearson Correlation

yang terbesar adalah 0,897, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam

model yang digunakan tidak terjadi multikolinieritas.

b. Autokorelasi

Autokorelasi merupakan suatu keadaan dimana dalam suatu

persamaan regresi terdapat hubungan atau korelasi antara kesalahan

penggangu. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat

diketahui dengan melihat nilai Durbin Watson (D-W). Sedangkan

kriteria pengujian yang digunakan adalah :

1. 1,65 < DW < 2,35 artinya tidak terjadi autokorelasi.

2. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW <2,79 artinya tidak dapat

disimpulkan.

3. DW < 1,21 atau DW > 2,79 artinya terjadi autokorelasi.

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui nilai Durbin Watson

yaitu sebesar 2,193 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model

yang digunakan tidak terjadi autokorelasi karena nilai tersebut berada

di antara 1,21 < DW < 1,65.

c. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Dalam penelitian ini uji

heteroskedastisitas dilakukan dengan diagram scatterplot. Berdasarkan

diagram scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik yang ada dalam

diagram menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu, ini

berarti bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

6. Elastisitas Ekspor Kopi

Pengukuran elastisitas ekspor bertujuan untuk mengetaui seberapa

besar perubahan yang terjadi pada volume ekspor kopi Jawa Tengah

apabila terjadi perubahan pada variabel-variabel bebas yang

Page 89: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

mempenaruhinya. Dengan menggunakan model regresi log-ganda, maka

koefisien kemiringan (slope coefficient) atau koefisien regresi (b1) dari

masing masing variabel bebas merupakan ukuran elastisitas variabel tidak

bebas (volume ekspor kopi) terhadap variabel bebas

yangmempengaruhinya. Koefisien regresi yang selanjutnya disebut

koefisien elastisitas dihitung hanya pada variabel bebas yang secara

individu berpengaruh nyata terhadap variabel volume ekspor kopi. Adapun

koefisien elastisitas masing-masing variabel tersebut adalah sebagai

berikut.

Tabel 29. Nilai Koefisien Elstisitas Variabel-variabel bebas yang Berpengaruh Terhadap Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah

Variabel Koefisien Elastisitas Keterangan Produksi Kopi (X1) 2,320 Elastis Harga ekspor Kopi (X3) 1,304 Elastis Harga Ekspor Teh (X5) -1,107 Elastis Kurs (X6) 0,591 inelastis

Sumber: Hasil analisis data sekunder

Berdasar tabel dapat diketahui bahwa nilai koefisien elastisitas

dari produksi kopi Jawa Tengah dan harga ekspor kopi Jawa Tengah

memiliki nilai elastisitas yang lebih dari satu (Es>1) dengan arah

hubungan yang positif. Hal ini berarti penawaran ekspor kopi Jawa

Tengah bersifat elastis terhadap perubahan yang terjadi pada Produksi

kopi Jawa Tengah dan harga ekspor kopi Jawa Tengah. Dengan demikian

volume ekspor kopi Jawa Tengah akan mengalami perubahan ketika

produksi kopi Jawa Tengah dan harga ekspor kopi Jawa Tengah berubah,

dengan presentase perubahan jumlah volume ekspor kopi Jawa Tengah

lebih besar daripada presentase perubahan variabel-variabel bebas

tersebut. Sehingga adanya perubahan kecil pada kedua variabel bebas

tersebut akan menyebabkan perubahan volume ekspor kopi yang lebih

besar.

Nilai elastisitas produksi kopi Jawa Tengah sebesar 2,320.

Artinya apabila terjadi peningkatan produksi kopi sebesar 10% maka

akan meningkatkan volume ekspor kopi sebesar 23,20% dalam kondisi

Page 90: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

normal, begitu pula sebaliknya. Variabel harga ekspor kopi memiliki

nilai koefisien elastisitas sebesar 1,304. Artinya apabila terjadi

peningkatan harga ekspor kopi sebesar 10% maka akan meningkatkan

volume ekspor kopi sebesar 13,04% dalam kondisi normal.

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa nilai koefisien elastisitas

variabel harga ekspor teh Jawa Tengah lebih dari satu, yang berarti

volume ekspor kopi Jawa Tengah bersifat elastis terhadap harga ekspor

teh Jawa Tengah, akan tetapi dengan arah yang negatif. Nilai koefisien

elastisitas variabel harga ekspor teh sebesar -1,107 artinya apabila terjadi

kenaikan harga ekspor teh sebesar 1% maka akan menurunkan volume

ekspor kopi Jawa Tengah sebesar 1,107%. Hal ini dikarenakan teh

merupakan barang subtitusi dari kopi, apabila di pasar internasional

harga teh lebih tinggi dari pada harga kopi, maka eksportir akan beralih

untuk meningkatkan penawaran teh dan mengurangi penawaran kopi di

pasar internasional.

Sedangkan nilai tukar dollar AS terhadap Rupiah memiliki nilai

koefisien elastisitas yang yang lebih kecil dari satu (Es<1), yaitu sebesar

0,591. Hal ini berarti penawaran ekspor kopi Jawa Tengah bersifat

inelastis terhadap perubahan yang terjadi pada kurs dollar AS terhadap

Rupiah, atau bila terjadi peningkatan 1% terhadap kurs dollar AS

terhadap Rupiah, maka akan menyebabkan peningkatan volume ekspor

sebesar 0,591%.

C. Pembahasan

Dalam penelitian yang telah dilakukan terhadap analisisis beberapa

faktor terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah selama kurun waktu 20

tahun, yaitu periode tahun 1990-2009 dengan menggunakan analisis regresi,

model linier berganda didapatkan hasil bahwa produksi kopi Jawa Tengah,

volume ekspor kopi Jawa Tengah tahun sebelumnya, harga ekspor kopi Jawa

Tengah, harga domestik kopi Jawa Tengah, harga ekspor teh, dan nilai tukar

dollar AS terhadap Rupiah secara bersama-sama mampu menjelaskan

perubaan yang terjadi pada volume ekspor kopi Jawa Tengah sebesar 78,1%

Page 91: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

dan dan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi

Jawa Tengah yang diketahui dari uji F yang menunjukkan nilai F hitung

sebesar 12,317 yang lebih besar dari nilai F tabel pada α = 10%.

Sedangkan secara individu faktor yang berpengaruh meliputi

produksi kopi Jawa Tengah, harga ekspor kopi Jawa Tengah, harga ekspor teh

Jawa Tengah, dan nilai tukar dollar AS terhadap Rupiah.

Selanjutnya faktor – faktor yang diteliti dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Produksi Kopi Jawa Tengah

Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung yang diperoleh

sebesar 3,542 lebih besar dati t tabel α 10% sebesar 1,771. Hal ini berarti

variabel produksi kopi Jawa Tengah berpengaruh secara individu

terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah. Nilai koefisien regresi yang

juga merupakan koefisien elastisitas sebebesar 2,320 dengan arah

hubungan yang positif. Angka tersebut dapat diartikan jika terjadi

kenaikan produksi kopi sebesar 1% akan mengakibatkan volume ekspor

kopi Jawa Tengah meningkat sebesar 2,320% dan begitu pula sebaliknya.

Dengan kata lain volume ekspor kopi Jawa Tengah bersifat elastis

terhadap perubahan jumlah produksi kopi Jawa Tengah.

Produksi kopi Jawa Tengah yang meningkat akan berakibat pada

peningkatan volume kopi Jawa Tengah yang di tawarkan kepasar

internasional. Hal ini dikarenakan penawaran suatu komoditas ekspor

suatu negara berasal dari produksi yang mampu dihasilkan. Ekspor juga

dipandang sebagai kegiatan yang terjadi karena kelebihan produksi

dalam negeri. Sehingga apabila produksi kopi Jawa Tengah meningkat,

akan berakibat pada bertambahnya volume kopi yang diekspor.

Selain itu kebijakan dari AEKI (Asosiasi Eksportir Kopi

Indonesia) yang menentukan jumlah batas minimal kopi yang wajib

diekspor oleh para eksportir, yaitu sebesar 200 ton per tahun. Sehingga

apabila terjadi kenaikan produksi kopi di Jawa Tengah, para eksportir

Page 92: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

akan meningkatkan volume ekspor kopi guna memenuhi batas minimal

kuota yang telah ditetapkan..

2. Volume Ekspor Kopi Jawa Tengah Tahun Sebelumnya

Hasil uji t menunjukkan volume ekspor kopi Jawa Tengah tahun

sebelumnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap volume ekspor

kopi Jawa Tengah dengan nilai t hitung sebesar 1,110 lebih kecil dari

nilai t tabel yang sebesar 1,771.

Nilai koefisien regresi variabel volume ekspor tahun sebelumnya

sebesar 0,223. Nilai telastisitas tersebut kurang dari satu. Dengan kata

lain, volume ekspor kopi Jawa Tengah bersifat inelastis terhadap volume

ekspor kopi Jawa Tengah tahun sebelumnya.

Keadaan ini berlawanan dengan teori yang mengungkapkan bawa

besarnya volume ekspor yang mampu dihasilkan pada tahun sebelumnya,

merupakan suatu pertimbangan yang dapat membantu eksportir kopi

dalam menentukan volume ekspor pada tahun-tahun berikutnya.

Hal ini menunjukkan bahwa eksportir di Jawa Tengah dalam

mengekspor kopi tidak memperhitungkan keberhasilan ekspor tahun

sebelumnya. Mereka lebih mendasarkan pada harga ekspor dan jumlah

produksi yang mampu dihasilkan. Bila harga ekspor tinggi maka

eksportir akan terpacu untuk meningkatkan ekspor. Berapapun jumlah

produksi yang mampu dihasilkan dan dapat memenuhi permintaan

konsumen, akan diekspor ke pasar internasional. Selain itu, adanya

ketidakpastian sewaktu-waktu dapat menjadi kendala bagi keberhasilan

ekspor terutama ketidakpastian mengenai kebijakan yang dikeluarkan

oleh pemerintah negara importir. Sehingga walaupun keberhasilan ekspor

tahun sebelumnya sangat baik, eksportir tidak menjadikannya sebagai

bahan pertimbangan dalam melakukan ekspor tahun berikutnya.

3. Harga Ekspor Kopi Jawa Tengah

Hasil uji t menunjukkan bawa nilai t hitung yang diperoleh

sebesar 2,233 lebih besar dari nilai t tabel pada tingkat signifikansi 10%

yang sebesar 1,771. Hal ini berarti harga ekspor kopi Jawa Tengah

Page 93: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

berpengaruh secara parsial terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah.

Selain itu nilai koefisien regresi yang diperoleh yaitu sebesar 1,304

menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Jawa Tengah bersifat elastis

terhadap perubahan yang terjadi pada harga ekspor kopi, sehingga

apabila harga ekspor kopi Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 1%

maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Jawa Tengah sebesar

1,304% begitu juga sebaliknya.

Hal ini menunjukkan bahwa eksportir bertindak rasional,

menginginkan keuntungan yang lebih besar. Sejalan dengan Darmansyah

(1986) yang menyatakan bahwa harga internasional merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi penampilan ekspor, semakin tinggi

selisih antar harga di pasar internasional dengan harga domestik akan

menyebabkan jumlah komoditi yang akan diekspor menjadi bertambah

banyak.

4. Harga domestik kopi Jawa Tengah

Hasil uji t menunjukkan secara statistik volume ekspor tahun

sebelumnya tidak berpengaruh secara parsial terhadap volume ekspor

Kopi Jawa Tengah. Hal ini ditunjukan dengan nilai t hitung sebesar

-0,950 lebih besar dari nilai t tabel negatif pada tingkat signifikasi 10%

yaitu sebesar -1,771.

Hal ini dikarenakan kebutuhan pasar internasonal dan pasar

domestik sama-sama terpenuhi. Produksi kopi yang dihasilkan Jawa

Tengah cukup untuk memenuhi pasar internasional maupun pasar

domestik. Sehingga ketika harga kopi di pasar domestik meningkat tidak

akan berpengaruh terhadap jumlah volume ekspor kopi.

5. Harga Ekspor Teh

Berdasarkan hasil uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung yang

diperoleh sebesar -2,793 lebih kecil dari nilai t tabel negatif pada tingkat

signifikasi 10% yaitu sebesar -1,771. Sehingga harga ekspor teh

berpengaruh secara parsial terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah.

Nilai koefisien regresi yang diperoleh yaitu -1,107, menunjukkan bahwa

Page 94: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

volume ekspor kopi Jawa Tengah berpengaruh terhadap perubahan yang

terjadi pada harga ekspor teh dengan arah hubungan yang negatif, artinya

apabila harga ekspor teh Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 1%

maka akan menurunkan volume ekspor kopi sebesar 1,107% begitu pula

sebaliknya. Dengan kata lain volume ekspor kopi Jawa Tengah bersifat

elastis terhadap perubahan yang terjadi pada harga ekspor teh Jawa

Tengah.

Tanda negatif memperlihatkan hubungan antara volume ekspor

kopi dan harga teh berbanding terbalik. Kenaikan harga teh

menyebabkan daya saing kopi terhadap teh berkurang dilihat dari sisi

keuntungan yang diperoleh. Selain itu, alokasi modal yang dimiliki oleh

eksportir lebih diarahkan ke peningkatan ekspor teh apabila harga ekspor

teh lebih tinggi daripada harga ekspor kopi, menyebabkan modal yang

dialokasikan untuk ekspor kopi lebih sedikit, yang berpengaruh pada

berkurangnya volume ekspor kopi. Sehingga kenaikan harga ekspor teh

Jawa Tengah berpengaruh pada berkurangnya volume ekspor kopi Jawa

Tengah.

6. Kurs dollar AS terhadap Rupiah

Hasil uji t menunjukkan bahwa secara statistik faktor kurs dollar

AS terhadap rupiah berpengaruh secara parsial terhadap volume ekspor

kopi Jawa Tengah, yaitu ditunjukkan dengan oleh nilai t hitung sebesar

1,950 yang lebih besar daripada nilai t tabel pada tingkat kepercayaan

90% dengan besar 1,771. Koefisien regresi yang diperoleh sebesar 0,591

menunjukkan bahwa pegaruh yang diberikan positif. Artinya, setiap

peningkatan 1% kurs dollar AS terhadap rupiah, akan meningkatkan

volume ekspor kopi Jawa Tengah sebesar 0,591%. Nilai koefisien regresi

yang diperoleh, menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Jawa Tengah

bersifat inelastis terhadap perubahan yang terjadi pada kurs dollar AS

terhadap Rupiah.

Hal ini sesuai dengan teori Darmansyah 1986 yang menyatakan

bahwa nilai tukar uang (exchange rate) merupakan salah satu faktor yang

Page 95: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

berpengaruh terhadap penampilan ekspor. Dalam penelitian ini

perubahan yang terjadi pada nilai nilai kurs dollar AS terhadap rupiah

lebih kecil dibandingkan volume ekspor. Hal ini disebabkan perubahan

jumlah volume ekspor kopi tidak hanya dipengarui oleh kurs dollar AS

terhdap rupiah, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor lain yaitu volume

produksi kopi, harga ekspor kopi, dan harga ekspor teh. Selain itu, juga

dimungkinkan akibat kopi yang diekspor sebagian tidak memenuhi

standar mutu sehingga pada saat kurs dollar AS terhadap rupiah respon

kenaikan volume ekspor kopi hanya kecil.

Depresiasi rupiah menguntungkan kondisi dalam negeri, karena

secara teoritis akan meningkatkan daya saing produk kopi. Harga-harga

produk dalam negeri menjadi relatif lebih murah apabila dibandingkan

dengan harga-harga produk sejenis dari negara lain. Di pasar negara

tujuan ekspor Jawa Tengah, konsumen akan lebih memilih kopi dari

Jawa Tengah karena harganya lebih murah. Kondisi ini menyebabkan

volume ekspor kopi Jawa Tengah meningkat. Namun hal itu tidak

sepenuhnya terjadi karena negara lain juga mengalami hal yang sama

seperti Indonesia dimana mata uangnya juga mengalami depresiasi.

Krisis global membuat daya beli masyarakat di setiap negara pada

umumnya menurun. Sehingga Depresiasi tidak serta merta membuat

volume ekspor kopi Jawa Tengah meningkat.

Page 96: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian beberapa faktor yang mempengaruhi

volume ekspor kopi Provisi Jawa Tengah, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Produksi kopi Jawa Tengah, volume ekspor kopi Jawa Tengah tahun

sebelumnya, harga ekspor kopi Jawa Tengah, harga domestik kopi

Jawa Tengah, harga ekspor teh Jawa Tengah, dan kurs dollar AS

terhadap rupiah secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap

volume ekspor kopi Jawa Tengah.

2. Beberapa faktor yang mempengaruhi atau berpengaruh secara individu

terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah adalah produksi kopi Jawa

Tengah (X1), harga ekspor kopi Jawa Tengah (X3), harga ekspor teh

Jawa Tengah (X5), dan kurs Rupiah terhadap Dollar AS (X6).

3. Faktor yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap volume

ekspor kopi Jawa Tengah adalah produksi kopi Jawa Tengah dengan

nilai standar koefisien regresi sebesar 5,7941

4. Volume ekspor Kopi Jawa Tengah bersifat inelastis terhadap harga

ekspor teh Jawa Tengah dan nilai tukar dollar AS terhadap Rupiah,

dengan nilai koefisien elastis masing-masing sebesar -1,107 dan 0,591.

Sedangkan volume ekspor Kopi Jawa Tengah bersifat elastis terhadap

produksi kopi Jawa Tengah dan harga ekspor kopi Jawa Tengah,

dengan nilai koefisien elastis masing-masing sebesar 2,320; 1,304 dan

1,107.

82

Page 97: ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP …/Analisis...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI JAWA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

B. Saran

1. Produksi kopi Jawa Tengah merupakan faktor yang mempunyai

pengaruh paling besar terhadap volume ekspor kopi Jawa Tengah.

Sehingga perlu adanya peningkatan cara budidaya tanaman kopi dan

peningkatan teknik serta teknologi pasca panen biji kopi, dengan

harapan mampu meningkatkan jumlah volume produksi yang

dihasilkan dan meningkatkan kualitas dari biji kopi sesuai dengan

standar ekspor.

2. Harga ekspor kopi Jawa Tengah, harga ekspor teh dan nilai tukar

dollar AS terhadap rupiah berpengaruh terhadap volume ekspor kopi

Jawa Tengah. Ketika harga ekspor kopi turun maka eksportir

cenderung mengurangi volume ekspor dan menunggu sampai harga

ekspor kopi kembali meningkat. Belum lagi pengaruh yang diberikan

oleh teh sebagai barang subtitusi, dimana ketika harga teh lebih tinggi

akan menurunkan pada daya saing kopi. Oleh karena itu sebaiknya

terdapat kesepakatan antar pengusaha ekspor kopi Jawa Tengah terkait

dengan harga minimal kopi yang dapat dikirim ke luar negeri.

Sehingga produsen kopi tidak mengalami kerugian karena rendahnya

harga ekspor kopi.