Upload
lynhi
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL,
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN KEBIJAKAN DIVIDEN
TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
ALFADITA DEA GAMATIKA F0308101
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
I can do all things through Christ who give me strength.
(Phil 4: 13)
All things are possible with Me.
(Matthew 19:26)
My salvation and my honor depend on God, he is my mighy rock, my refuge.
(Psalm 62: 7)
With all my heart i praise the Lord, i will never forget how kind He has been.
(Psalm 103: 2)
But the fruit of the spirit is love, joy, peace, patience, kindness, goodness, faithfulness.
(Galatians 5: 22)
Surely God is my salvation, i will trust and not be afraid.
(Isaiah 12: 2)
God has not given us the spirit of fear, but of power, and love, and of sound mind.
(2 Tim 1: 7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus
Papa dan Mama
Adikku, Betantio ‘ndud’ Putra Pradana
Nonongers (Cyren, Raras, Sinta, Isnaeni, Novia, Indah)
Zeepy Berry
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera bagi kita semua.
Penulis mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas kasih
karunianya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dalam rangka
memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul : “Analisis
Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Kebijakan
Dividen terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia”
Penulis menerima banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak
selama proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih dan rasa hormat sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
2. Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M. Si., Ak. selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Bapak Anis Widjajanto, M. Si., Ak selaku pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingan dan dukungan mulai dari awal semester
sampai saat ini.
4. Bapak Nurmadi Harsa Sumarta, M. Si., Ak. selaku dosen pembimbing
skripsi yang dengan kesabarannya telah memberikan bimbingan mulai
dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
5. Bapak dan ibu dosen, serta karyawan FE UNS, yang telah memberikan
bekal ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti kuliah.
6. Papa dan mama yang selalu memberikan doa, cinta, dan semangatnya
sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-teman Akuntansi angkatan 2008 FE UNS, khususnya kelas B
yang telah memberikan dukungan selama kuliah.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukan. Tuhan memberkati
Surakarta, Oktober 2012
Penulis
(Alfadita Dea Gamatika)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................... ii
ABSTRACT........................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... v
HALAMAN MOTTO ........................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................ vii
KATA PENGANTAR........................................................................ viii
DAFTAR ISI....................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 9
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................... 11
A. Teori Agensi ......................................................................... 11
B. Kepemilikan Manajerial ...................................................... 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
C. Kepemilikan Institusional ................................................... 17
D. Kebijakan Dividen ............................................................... 18
E. Kebijakan Hutang ................................................................ 21
F. Penelitian Terdahulu.......................................................... 23
G. Pengembangan Hipotesis dan Kerangka Pemikiran .......... 28
BAB III METODE PENELITIAN ................................................... 33
A. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel........ 33
B. Data dan Metode Pengumpulan Data ................................ 34
C. Defin isi Operasional dan Pengukuran Variabel ................ 35
D. Metode Analisis Data ......................................................... 37
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..................... 45
A. Hasil Pengumpulan Data .................................................... 45
B. Statistik Deskriptif .............................................................. 47
C. Pengujian Asumsi Klasik ................................................... 49
D. Pengujian Hipotesis ............................................................ 52
E. Pembahasan ......................................................................... 54
BAB V PENUTUP .......................................................................... 59
A. Kesimpulan.......................................................................... 59
B. Keterbatasan ........................................................................ 60
C. Saran .................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 61
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV.1 Hasil Pengambilan Sampel………………………... 46
Tabel IV.2 Hasil Statistik Deskriptif Perusahaan ...................... 47
Tabel IV.3 Hasil Uji Normalitas Data........................................ 49
Tabel IV.4 Hasil Uji Multikolinieritas Data.............................. 50
Tabel IV.5 Hasil Uji Autokorelasi (Runs Test).......................... 51
Tabel IV.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas……………………... 52
Tabel IV.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi………………...... 53
Tabel IV.8 Hasil Uji Signifikansi F…....................................... 53
Tabel IV.9 Hasil Uji Signifikansi t............................................ 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran Penelitian............................. 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Daftar Nama Perusahaan Sampel
Lampiran II Data Penelitian
Lampiran III Hasil Pengolahan Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN KEBIJAKAN DIVIDEN
TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
ABSTRAK
ALFADITA DEA GAMATIKA F0308101
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional dan kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode purposive sampling digunakan untuk mengumpulkan sampel penulisan. Terdapat 57 perusahaan yang dipilih sebagai sampel. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. Akan tetapi, kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan. Kata kunci : kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen,
kebijakan hutang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ANALYSIS OF THE IMPACT OF MANAGERIAL OWNERSHIP, INSTITUSIONAL OWNERSHIP AND DIVIDEN POLICY ON DEBT POLICY
OF THE MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
ABSTRACT
ALFADITA DEA GAMATIKA F0308101
This study aims to examine the impact of managerial ownership, institusional
ownership and dividen policy on debt policy. The population is manufacturing public companies listed in Indonesia Stock Exchange. Purposive sampling method is used to collect the data. There are 57 companies chosen as samples in this study. The hypothesis is tested by using multiple regression analysis.
The result of this study shows that managerial ownership and institusional ownership have influence to debt policy. In contrast, dividen policy has no influence to debt policy. Keywords: managerial ownership, institusional ownership, dividen policy, debt
policy
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ketersediaan dana dan akses perusahaan untuk mendapatkan sumber
dana yang tersedia menjadi salah satu pengaruh dalam kelangsungan suatu
perusahaan. Sumber dana perusahaan dapat diperoleh dari dalam dan dari luar
perusahaan. Sumber dana dari dalam dapat diperoleh perusahaan dalam
bentuk laba ditahan, sedangkan sumber dana dari luar dapat diperoleh
perusahaan dalam bentuk hutang (Arimoerti, 2003).
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan yang go public dikelola
dengan memisahkan antara fungsi kepemilikan dengan fungsi pengelolaan
atau manajerial (Djabid, 2009). Djabid (2009) menyatakan pemisahan fungsi
tersebut membentuk suatu hubungan keagenan yaitu suatu hubungan di mana
pemilik perusahaan (prinsipal) mempercayakan pengelolaan perusahaan
dilakukan oleh orang lain atau manajer (agen) sesuai dengan kepentingan
pemilik, dengan mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan
kepada agen.
Menurut Jensen dan Meckling (1976), pemberian kepercayaan oleh
pemilik perusahaan kepada manajer dianggap sebagai bentuk pemisahan
fungsi decision making. Bentuk pemisahan fungsi ini akan menimbulkan
adanya konflik-konflik antara pemilik perusahaan sebagai prinsipal dan
manajer selaku agent. Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
merupakan pihak yang menyediakan dana dan fasilitas operasional
perusahaan. Sedangkan manajer merupakan pihak yang mengelola dana dan
fasilitas yang disediakan oleh prinsipal dengan kemampuan profesionalnya.
Dengan adanya perbedaan tersebut akan menghadirkan bentuk kepentingan-
kepentingan yang bertolak belakang di antara kedua belah pihak. Jensen dan
Meckling (1976) menyatakan bahwa pemegang saham mempunyai
kepentingan untuk mengamankan dana yang diinvestasikan serta
mendapatkan keuntungan dari dana yang diinvestasikan tersebut, sedangkan
manajer sebagai pihak agent berkepentingan terhadap gaji dan bentuk-bentuk
kompensasi yang lain sebagai imbalan terhadap pengelolaan perusahaan yang
telah dilakukannya. Menurut Adam Smith dalam Jensen dan Meckling
(1976), pada kenyataannya manajer akan lebih mengutamakan kepentingan
untuk mencapai tingkatan gaji dan kompensasi yang tinggi dibanding
berusaha untuk memaksimalkan kemakmuran pemilik perusahaan. Salah satu
tindakan manajer adalah dengan membebankan biaya-biaya untuk
kepentingan manajer di luar usaha untuk memaksimalkan kemakmuran
pemilik terhadap perusahaan sehingga akan membawa dampak penurunan
dividen yang akan diperoleh perusahaan. Kondisi ini merupakan bentuk
adanya agency conflict.
Irawan (2009) menyatakan bahwa penyebab agency conflict di
antaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan dengan aktifitas
pencarian dana (financing decision) dan pembuatan keputusan mengenai
bagaimana dana tersebut diinvestasikan (investing decision). Suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung
membutuhkan dana yang besar dan melakukan pembuatan keputusan yang
berkaitan dengan bagaimana dana yang diperoleh tersebut diinvestasikan
(Indahningrum dan Ratih, 2009).
Menurut Bringham et al. (1990) dalam Indahningrum dan Ratih
(2009), agency cost adalah biaya yang meliputi semua biaya untuk
monitoring tindakan manajer, mencegah tingkah laku manajer yang tidak
dikehendaki, dan opportunity cost akibat pembatasan yang dilakukan
pemegang saham terhadap tindakan manajer. Menurut Jensen dan Meckling
(1976), Crutchley dan Hansen (1989), Jensen et al. (1992) dalam Djabid
(2009) ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost yaitu:
1. Meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen.
Manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil
dan juga apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari
pengambilan keputusan yang salah. Kepemilikan ini akan mensejajarkan
kepentingan manajemen dengan pemegang saham.
2. Meningkatkan divident payout ratio (penyebaran dividen).
Meningkatkan divident payout ratio akan menimbulkan tidak tersedianya
banyak free cash flow dan manajemen terpaksa mencari pendanaan dari
luar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
3. Meningkatkan pendanaan dengan hutang.
Pendanaan dengan hutang yang meningkat akan menurunkan excess of
free cash flow yang ada dalam perusahaan sehingga menurunkan
kemungkinan pemborosan dilakukan oleh manajemen.
4. Meningkatkan kepemilikan saham oleh pihak institusional
Adanya kepemilikan institusional seperti bank, perusahaan investasi,
perusahaan dana pensiun dan institusi lainnya akan mendorong
peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja
manajemen.
Agrawal dan Mendelker (1987) dalam Kurniati (2007) menyatakan
bahwa investor institusional mempunyai peranan yang penting untuk
melakukan pengawasan terhadap perusahaan. Kebutuhan akan hutang, dan
kepemilikan saham oleh manajemen untuk mengurangi masalah keagenan
dapat digantikan oleh kepemilikan saham oleh institusi (Bathala et al., 1994
dalam Kurniati, 2007).
Schooley dan Barney (1994) dalam Soesetio (2008) meneliti tentang
kegunaan kebijakan dividen dan kepemilikan saham oleh Chief Executive
Officer (CEO) untuk mengurangi agency cost. Berdasarkan hasil pengujian
ditemukan bahwa terdapat hubungan yang nonmonotonic significant antara
dividen dan kepemilikan saham oleh CEO. Pembayaran dividen dan
kepemilikan saham oleh CEO merupakan mekanisme yang saling
menggantikan di dalam mengurangi agency cost. Perusahaan dengan jumlah
kepemilikan saham oleh CEO yang tinggi cenderung membayar dividen yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
rendah, sebaliknya perusahaan-perusahaan dengan jumlah kepemilikan saham
oleh CEO yang rendah melakukan pembayaran dividen yang tinggi.
Penetapan dividen rendah disebabkan karena manajer memiliki harapan
investasi di masa mendatang yang dibiayai dari sumber internal (Larasati,
2011).
Mester (1989) dalam Arimoerti (2003) menyatakan pendekatan lain
untuk mengatasi agency conflict dan mengurangi agency cost yaitu labor
market control, capital market control dan ancaman take over. Labor market
control diterapkan dengan memberikan kompensasi kepada insider yang
berkaitan dengan kinerja dan nilai saham perusahaan. Kompensasi yang baik
akan didapatkan oleh manajer jika mempunyai kinerja yang baik pula.
Capital labor market dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Diasumsikan market for corporate control mengancam dengan
frekuensi tinggi tanpa hambatan sehingga pengelola menjadi takut
berperilaku menyimpang dari keinginan pemegang saham. Ancaman take
over akan membuat manajer memiliki sikap disiplin dan bertindak sesuai
dengan keinginan pemegang saham karena apabila take over terjadi manajer
yang memiliki kinerja buruk akan tersingkir.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
hutang telah banyak dilakukan. Beberapa peneliti diantaranya yaitu Arimoerti
(2003) meneliti pengaruh struktur kepemilikan terhadap kebijakan hutang
pada industri manufaktur yang go public di Indonesia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa insider ownership, institutional investor dan ukuran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap rasio hutang. Variabel
shareholder dispersion tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rasio
hutang sehingga variabel insider ownership, institutional investor dan ukuran
perusahaan dapat digunakan sebagai variabel strategik yang memungkinkan
untuk dikendalikan dan dipertimbangkan dalam kebijakan hutang perusahaan.
Penelitian Kurniati (2007) bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kepemilikan saham oleh manajemen dan kepemilikan saham oleh institusi
terhadap kebijakan hutang perusahaan untuk menurunkan agency conflict.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh manajemen
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Kepemilikan
saham oleh institusi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan
hutang. Struktur asset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan
hutang, dividen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang
dan profitabilitas berpengaruh negatif tetapi tidak signikan terhadap kebijakan
hutang perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh
manajemen dan oleh institusi dapat untuk menurunkan konflik keagenan yang
terjadi.
Penelitian Diana dan Gugus (2008) menunjukkan bahwa semua
variabel sebagai proksi dari struktur kepemilikan yang terdiri atas
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan penyebaran
kepemilikan mempunyai pengaruh negatif (berbanding terbalik) terhadap
kebijakan hutang perusahaan. Artinya seiring dengan bertambahnya
kepemilikan ekuitas oleh pihak manajemen, pihak institusi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
penyebarannya akan meminimalisir penggunaan hutang sebagai suatu
mekanisme untuk mengurangi agency conflict serta membuat perilaku
manajer menjadi lebih terkontrol sehingga manajer akan menggunakan
hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan secara optimal.
Penelitian Djabid (2009) menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan kebijakan dividen tidak
berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Penelitian ini tidak berhasil
mendukung pernyataan bahwa alternatif yang dapat dipilih untuk mengurangi
agency conflict yaitu dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh
manajemen, meningkatkan kepemilikan saham oleh pihak institusional atau
meningkatkan dividen payout ratio. Dividen yang besar menyebabkan rasio
laba ditahan kecil sehingga perusahaan membutuhkan tambahan dana dari
sumber eksternal.
Yeniatie dan Nicken (2010) menguji pengaruh kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, struktur aset,
profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan risiko bisnis pada perusahaan
nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan
terhadap 45 perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2005 sampai dengan 2007. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kepemilikan institusional, struktur aset, profitabilitas dan pertumbuhan
perusahaan mempengaruhi kebijakan hutang. Sedangkan kepemilikan
manajerial, kebijakan dividen dan risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap
kebijakan hutang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Penelitian Larasati (2011) menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan kebijakan dividen berpengaruh
secara simultan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Meskipun begitu,
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang
perusahaan. Sedangkan kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Kebijakan dividen
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Hal in i
menunjukkan pembayaran dividen muncul sebagai pengganti hutang di dalam
struktur modal pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia.
Banyak penelitian yang menitikberatkan pada variabel-variabel yang
berkaitan dengan kebijakan hutang, khususnya faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan hutang. Dari beberapa penelitian yang telah
dijelaskan sebelumnya terdapat beberapa hasil penelitian yang tidak
konsisten, beberapa diantaranya yaitu variabel kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional dan kebijakan dividen. Hal inilah yang mendorong
penulis untuk meneliti kembali pengaruh kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional dan kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang.
Penelitian ini dilakukan untuk menambah referensi yang telah ada atau
menambah valid itas penelitian dan bukan untuk memberikan solusi untuk
perbedaan hasil penelitian.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Larasati (2011). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu
perbedaan tahun pengamatan. Dalam penelitian Larasati (2011), tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
pengamatan yang digunakan yaitu tahun 2005 sampai dengan 2007,
sedangkan pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tahun 2008
sampai dengan 2010. Hal ini dilakukan agar dapat memberikan gambaran
yang lebih relevan mengenai situasi saat ini. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut, maka judul penelitian ini adalah
“Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional
dan Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang
perusahaan?
2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang
perusahaan?
3. Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap kebijakan hutang
perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian in i
yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
1. Menemukan bukti empiris pengaruh kepemilikan manajerial terhadap
kebijakan hutang pada perusahaan yang terdaftar di BEI.
2. Menemukan bukti empiris pengaruh kepemilikan institusional terhadap
kebijakan hutang pada perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di
BEI.
3. Menemukan bukti empiris pengaruh kebijakan dividen terhadap
kebijakan hutang pada perusahaan yang terdaftar di BEI.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak, di antaranya sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan
masukan bagi manajer dalam membuat kebijakan sehingga diharapkan
dapat mengurangi agency cost yang terjadi di perusahaan.
2. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi dan manfaat bagi investor agar dapat mempertimbangkan
keputusan investasi.
3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi
dan bahan referensi bagi pihak yang berkepentingan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Agensi
Pada dasarnya teori keagenan mengatur hubungan antara dua pihak
yaitu pihak pemberi kerja (prinsipal) dan pihak penerima tugas (agen) yang
bertugas untuk melaksanakan pekerjaan (Jensen dan Meckling, 1976).
Pemegang saham berperan sebagai prinsipal sedangkan agen adalah
manajemen yang mengelola perusahaan. Antara prinsipal dan agen memiliki
hak dan kewajiban masing-masing sesuai dengan kontrak. Prinsipal
mempunyai tugas untuk meyediakan fasilitas dan juga dana yang dibutuhkan
untuk menjalankan perusahaan, sedangkan agen mempunyai tugas untuk
mengelola dan menjalankan perusahaan sesuai dengan apa yang diinginkan
pemegang saham.
Seringkali agen bekerja hanya untuk memenuhi kepentingannya
sendiri sehingga menumbulkan konflik antara prinsipal dan agen. Agen
cenderung ingin memperoleh laba yang besar dengan biaya yang kecil.
Menurut Fama (1980) dalam Kurniati (2007), agency conflict terjadi kerena
bagian substantif dari kekayaan manajemen di dalam specific human capital
perusahaan yang membuat manajemen non diversifiable dan manajer akan
terancam reputasinya apabila kemampuan menghasilkan earning yang negatif
dan atau bahkan menuju arah kebangkrutan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Agency conflict terjadi ketika keinginan atau tujuan antara prinsipal
dengan agen berbeda dan sulit bagi prinsipal untuk memeriksa apa yang
sebenarnya dilakukan oleh agen. Agency conflict juga bisa terjadi ketika
prinsipal dan agen memiliki perbedaan sikap mengenai risiko, prinsipal lebih
menyukai investasi yang berisiko tinggi dengan harapan memperoleh
kembalian atau return yang tinggi sedangkan agen lebih memilih investasi
dengan risiko lebih rendah untuk melindungi posisinya (Arimoerti, 2003).
Untuk mengurangi adanya agency conflict yang mendorong timbulnya
agency cost maka salah satu alternatif yang dapat diambil oleh perusahaan
adalah dengan meningkatkan pendanaan perusahaan dengan hutang.
Peningkatan hutang ini akan menurunkan penggunaan free cash flow yang
ada di perusahaan (Kurniati, 2007).
Menurut Jensen dan Meckling (1976), Crutchley dan Hansen (1989),
Jensen et al. (1992) dalam Djabid (2009) ada beberapa alternatif untuk
mengurangi ageny cost yaitu:
1. Meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen.
Manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil
dan juga apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari
pengambilan keputusan yang salah. Kepemilikan ini akan mensejajarkan
kepentingan manajemen dengan pemegang saham.
2. Meningkatkan divident payout ratio (penyebaran dividen).
Meningkatkan divident payout ratio akan menimbulkan tidak tersedianya
banyak free cash flow dan manajemen terpaksa mencari pendanaan dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
luar. Penambahan modal dari luar melalui penawaran saham akan
meningkatkan monitoring atau pengawasan dari pihak yang terkait
dengan pasar modal.
3. Meningkatkan pendanaan dengan hutang.
Peningkatan hutang akan menurunkan skala konflik antara pemegang
saham dan manajemen karena apabila perusahaan memerlukan kredit
maka harus siap untuk dievaluasi dan dimonitor oleh pihak eksternal dan
berarti akan mengurangi konflik antara pemegang saham dengan
manajemen. Selain itu pendanaan dengan hutang yang meningkat akan
menurunkan excess of free cash flow yang ada dalam perusahaan
sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh
manajemen.
4. Meningkatkan kepemilikan saham oleh pihak institusional.
Kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan (source of power) yang
dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan
manajemen, maka konsentrasi atau penyebaran kepemilikan menjadi
suatu hal yang relevan. Adanya kepemilikan institusional seperti bank,
perusahaan investasi, perusahaan dana pensiun dan institusi lainnya akan
mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja
manajemen.
Mester (1989) dalam Arimoerti (2003) menyatakan pendekatan lain
untuk mengatasi agency problem dan mengurangi biaya keagenan (agency
cost) yaitu labor market control, capital market control dan ancaman take
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
over. Labor market control diterapkan dengan memberikan kompensasi
kepada insider yang berkaitan dengan kinerja dan nilai saham perusahaan.
Kompensasi yang baik akan didapatkan oleh manajer jika mempunyai kinerja
yang baik pula. Capital labor market dilakukan melalui Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Diasumsikan market for corporate control
mengancam dengan frekuensi tinggi tanpa hambatan sehingga pengelola
menjadi takut berperilaku menyimpang dari keinginan pemegang saham.
Ancaman take over akan membuat manajer memiliki sikap disiplin dan
bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham karena apabila take over
terjadi manajer yang memiliki kinerja buruk akan tersingkir. Beberapa
alternatif yang ditawarkan di atas tidak serta merta akan menjamin bahwa
dengan melakukan hal tersebut maka agency cost pasti akan menurun. Pada
praktiknya mungkin juga yang terjadi adalah kepemilikan manajerial yang
tinggi menurunkan penggunaan hutang karena penggunaan hutang tinggi
justru akan menyebabkan biaya kebangkrutan dan financial distress
(Haryono, 2005).
Berdasarkan teori positif, manajemen, investor, kreditur dan individu
lain bersikap rasional dan berusaha untuk memaksimalkan kepuasan.
Manajemen memiliki kebebasan untuk memilih metode akuntansi yang
memaksimumkan kepuasan mereka atau mengubah kebijakan produksi,
investasi dan pendanaan perusahaan untuk memaksimumkan kepuasan
mereka. Menurut Anis Chariri dan Imam Ghozali (2003) dalam Kurniati
(2007) berdasarkan asumsi tersebut di atas, maka teori positif menguji tiga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
hipotesis yang menunjukkan adanya tiga hubungan keagenan antara
manajemen dan pemilik, antara manajemen dan kreditor, dan antara
manajemen dan pemerintah.
1. Bonus plan hypothesis
Manajemen perusahaan dengan rencana bonus tertentu cenderung lebih
menyukai metode yang meningkatkan laba periode berjalan. Pilihan
tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai sekarang dari bonus yang
akan diterima jika dewan direksi tidak menyesuaikan dengan metode
yang dipilih.
2. Debt/Equity hypothesis
Semakin tinggi risiko hutang atau ekuitas perusahaan, maka makin besar
pula kemungkinan bagi manajemen untuk memilih metode akuntansi
yang dapat menaikkan laba. Makin tinggi risiko hutang dan ekuitas,
maka perusahaan semakin didekatkan pada batas-batas peraturan
perkreditan. Semakin tinggi batas kredit, makin besar kemungkinan
penyimpangan perjanjian kredit dan pengeluaran biaya. Manajemen akan
memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga dapat
menurunkan batasan kredit dan mengurangi biaya kesalahan teknis.
3. Political cost hypothesis
Perusahaan yang lebih besar cenderung untuk menggunakan metode
akuntansi yang dapat mengurangi laba periodik dibandingkan dengan
perusahaan skala kecil. Ukuran perusahaan merupakan proksi dari aspek
politik. Hal yang mendasari asumsi ini adalah bahwa nilai informasi itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dinilai sangat mahal bagi individu untuk melaksanakan kontrak dengan
pihak lain dalam proses politik untuk menegakkan aturan hukum dan
regulasi dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan. Individu yang
bersifat rasional cenderung untuk memilih tidak mengetahui informasi
yang lengkap. Proses politik tidak jauh berbeda dengan proses pasar.
Berdasarkan biaya informasi dan biaya monitoring, manajemen memiliki
insentif untuk memilih laba akuntansi tertentu dalam proses politik
tersebut.
B. Kepemilikan Manajerial
Menurut Jensen dan Meckling (1976) istilah struktur kepemilikan
digunakan untuk menunjukan bahwa variabel-variabel yang penting dalam
struktur modal tidak hanya ditentukan oleh hutang dan ekuitas saja tetapi juga
ditentukan oleh presentase kepemilikan saham oleh manajemen dan institusi.
Salah satu bentuk mekanisme corporate governance yang dapat digunakan
untuk menyamakan kepentingan prinsipal dan agen adalah konsentrasi
kepemilikan. Terkonsentrasinya kepemilikan, maka prinsipal mempunyai
cara untuk memonitor agen, agar agen bertindak sesuai dengan kepentingan
principal (Demsets dan Lehn, 1985 dalam Kurniati, 2007).
Menurut Shleifer dan Vishny (1997) dalam Kurniati (2007), pemilik
perusahaan yang persentase kepemilikannya besar dapat melakukan
pengawasan karena bisa memperoleh informasi dan mempunyai hak suara
yang dapat mengendalikan manajemen. Bagi pemegang saham dengan tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
kepemilikan lebih dari 50% maka secara langsung akan mempunyai hak
pengendalian langsung atas perusahaan dan manajemen, termasuk dalam
menentukan kebijakan hutang perusahaan.
Manajer mempunyai kecenderungan untuk menggunakan hutang yang
tinggi bukan atas dasar maksimalisasi nilai perusahaan melainkan untuk
kepentingan oportunistik mereka. Hal in i dapat dilihat melalu i pemilihan
proyek-proyek berisiko tinggi yang akan menyebabkan meningkatnya beban
bunga perusahaan karena risiko kebangkrutan semakin tinggi, sehingga biaya
agensi hutang semakin tinggi. Peningkatan biaya keagenan tersebut akan
berpengaruh pada penurunan nilai perusahaan.
Kehadiran kepemilikan saham oleh manajerial dapat digunakan untuk
mengurangi agency cost karena dengan memiliki saham perusahaan,
diharapkan manajer merasakan langsung manfaat dari setiap keputusan yang
diambilnya. Begitu pula bila terjadi kesalahan maka manajer juga akan
menanggung kerugian sebagai salah satu dari konsekuensi kepemilikan
saham. Dengan demikian manajer ikut memiliki perusahaan sehingga manajer
tidak mungkin bertindak opportunistik lagi dan akan semakin hati-hati dalam
menggunakan hutang dan berusaha meminimumkan agency cost sehingga
akan meningkatkan nilai perusahaan.
C. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan saham oleh pihak institusional berfungsi sebagai
monitoring agents. Moh’d et al. (1998) dalam Putera (2006) menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
bahwa bentuk distribusi saham (shareholder dispersion) antara pemegang
saham dari luar (outside shareholder) yaitu institutional investor dapat
mengurangi agency cost karena kepemilikan mewakili suatu sumber
kekuasaan (source of power) yang dapat digunakan untuk mendukung atau
sebaliknya terhadap keberadaan manajemen, maka konsentrasi atau
penyebaran kekuasaan menjadi suatu hal yang relevan. Adanya kepemilikan
oleh investor-investor institutional seperti perusahaan asuransi, bank,
perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi dan kepemilikan oleh
institusi lain dalam bentuk perusahaan akan mendorong peningkatan
pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja insider.
Pihak institusional diharapkan mampu melakukan pengawasan yang
lebih baik terhadap kebijakan manajer. Hal ini dikarenakan dari segi skala
ekonomi, pihak institusional memiliki keuntungan lebih untuk memperoleh
informasi dan menganalisis segala hal yang berkaitan dengan kebijakan
manajer.
D. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba
atau menahannya guna diinvestasikan kembali dalam perusahaan (Weston
dan Bringham, 1994 dalam Soesetio, 2008). Kebijakan dividen yang stabil
menyebabkan adanya keharusan bagi perusahaan untuk menyediakan
sejumlah dana untuk membayar sejumlah dividen tersebut. Kebijakan dividen
ini akan memiliki pengaruh terhadap tingkat penggunaan hutang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Moh’d et al. (1998), Jensen et al. (1992) dalam Kurniati (2007) yang
menyatakan bahwa pembayaran dividen muncul sebagai pengganti hutang
didalam struktur modal. Sedangkan Rozeff (1982) dalam Kurniati (2007)
menyatakan bahwa pembayaran dividen adalah bagian dari monitoring
aktivitas perusahaan oleh principal terhadap pihak manajemen sebagai agent.
Perusahaan akan cenderung untuk membayar dividen yang lebih besar jika
manajemen memiliki proporsi saham yang lebih rendah.
Rozeff (1982) dan Estrenbook (1984) dalam Kurniati (2007) juga
menyatakan bahwa pembayaran dividen kepada pemegang saham akan
mengurangi sumber-sumber dana yang dikendalikan oleh manajemen.
Semakin tinggi dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham maka free
cash flow dalam perusahaan semakin kecil. Hal ini mengakibatkan
manajemen harus memikirkan cara untuk memperoleh sumber dana dari luar
yang bisa saja berupa hutang. Dengan demikian akan mengurangi kekuasaan
manajemen terhadap pengendalian terhadap perusahaan, karena dengan
adanya entitas lain yang memberikan hutang kepada pihak perusahaan maka
entitas tersebut juga berkepentingan untuk melakukan pengawasan terhadap
jalannya perusahaan.
Easterbrook (1984) dalam Purba (2011) menyatakan bahwa untuk
mengurangi agency cost diperlukan pembayaran dividen. Dalam konteks in i
perusahaan yang memiliki dividen payout ratio yang tinggi menyukai
pendanaan dengan modal sendiri sehingga mengurangi agency cost.
Disamping itu pembayaran dividen dapat dilakukan setelah kewajiban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
terhadap pembayaran bunga dan cicilan hutang dipenuhi. Adanya kewajiban
tersebut akan membuat manajer semakin berhati-hati dan efisien
menggunakan hutang.
Agus Sartono (2001) dalam Purba (2011) menyatakan bahwa ada
beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam kebijakan dividen, yaitu :
1. Likuiditas
Merupakan pertimbangan utama dalam kebijakan dividen. Oleh karena
dividen merupakan aliran kas keluar maka semakin besar posisi kas dan
likuiditas perusahaan secara keseluruhan, semakin besar kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen.
2. Kebutuhan dana perusahaan
Pendapatan perusahaan yang tidak d ibagikan sebagai dividen merupakan
sumber dana perusahaan untuk membelanjai operasi perusahaan,
sehingga kebutuhan dana untuk membelanjai operasi perusahaan perlu
dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan hutang.
3. Kemampuan meminjam
Perusahaan yang semakin besar akan memiliki akses yang lebih baik di
pasar modal. Kemampuan meminjam yang lebih besar akan
memperbesar kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.
4. Keadaan pemegang saham
Jika pemegang saham dalam kelompok yang terkena pajak yang tinggi,
maka pemegang saham akan menyukai capital gain. Dan sebaliknya jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
pemegang saham dalam kelompok yang terkena pajak yang rendah, maka
pemegang saham akan menyukai pendapatan dividen yang tinggi.
5. Stabilitas dividen
Bagi para investor stabilitas dividen lebih menarik daripada dividen
payout ratio. Stabil di sini tetap memperhatikan tingkat pertumbuhan
yang ditunjukkan oleh koefisien yang positif. Apabila faktor yang lain
sama, saham yang memberikan dividen yang stabil merupakan indikator
prospek perusahaan yang stabil.
E. Kebijakan Hutang
Hutang merupakan instrumen yang sangat sensitif terhadap perubahan
nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga
saham, namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai
perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih
kecil daripada biaya yang ditimbulkan (Diana dan Gugus, 2008).
Menurut Kurniati (2007) kebijakan hutang perusahaan merupakan
tindakan manajemen perusahaan yang akan mendanai operasional perusahaan
dengan menggunakan modal yang berasal dari hutang. Hal ini berkaitan erat
dengan struktur modal yang dipilih perusahaan. Struktur modal adalah
perimbangan antara hutang dengan modal sendiri. Pemilik perusahaan lebih
menyukai perusahaan menggunakan hutang pada tingkat tertentu agar
harapan pemilik perusahaan dapat tercapai. Di samping itu perilaku manajer
dan komisaris perusahaan juga dapat dikendalikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Kebijakan hutang juga terkait dengan pecking order theory yang
menyatakan bahwa bila perusahaan membutuhkan dana maka prioritas utama
adalah menggunakan dana internal yaitu laba ditahan, karena adanya asimetri
informasi, maka pendanaan dari luar kurang diminati (Soesetio, 2008).
Berdasarkan teori pecking order, manajer keuangan tidak memperhitungkan
tingkat hutang secara optimal. Kebijakan pendanaan ditentukan oleh tingkat
kebutuhan investasi. Jika perusahaan memperoleh kesempatan untuk investasi
maka perusahaan akan mencari dana untuk mendanai inevestasi tersebut.
Manajemen perusahaan akan menentukan kebijakan pendanaan itu dengan
dana internal, baru kemudian dengan dana eksternal termasuk hutang. Jika
dana internal sudah mencukupi maka manajemen tidak perlu menggunakan
kebijakan hutang untuk memperoleh dana dari luar. Namun sebaliknya jika
investasi yang dilakukan tidak cukup jika hanya menggunakan sumber dana
dari internal, maka manajemen perusahaan harus menggunakan kebijakan
hutang sebagai salah satu alternatif untuk memperoleh dana dari luar di
samping dengan menerbitkan saham.
Berdasarkan pendekatan agency theory, struktur modal perusahaan
harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi konflik antara
berbagai kelompok yang memiliki kepentingan dalam perusahaan. Pemegang
saham lebih menyukai tindakan perusahaan yang akan menghasilkan
keuntungan yang lebih besar, sehingga mereka akan memperoleh dividen atas
saham yang mereka miliki juga akan meningkat. Namun pemegang hutang
perusahaan tidak mempedulikan berapa besar tingkat keuntungan perusahaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
karena pay-off pemegang hutang perusahaan akan tetap sebesar bunga yang
telah ditentukan.
Kebijakan hutang sering diukur dengan debt to equity ratio (DER)
yaitu perbandingan antara total hutang jangka panjang dengan modal sendiri.
Semakin rendah DER berarti semakin kecil tingkat hutang yang dimiliki dan
kemampuan untuk membayar hutang akan semakin tinggi pula. Ketika
perusahaan menggunakan hutang yang terus meningkat maka akan semakin
besar kewajibannya. Hal ini akan berpengaruh pada terhadap pendapatan
bersih bagi pemegang saham termasuk juga d ividen yang dibagikan. Karena
kewajiban membayar hutang akan lebih diutamakan daripada kewajiban
membagikan dividen (Purba, 2011).
F. Penelitian Terdahulu
Bathala et al. (1994) dalam Kurniati (2007), melakukan penelitian
dengan tujuan untuk menguji pengaruh kepemilikan saham oleh institusi
terhadap rasio hutang dan kepemilikan saham oleh manajemen dengan
menggunakan beberapa variabel kontrol. Sampel yang digunakan adalah
perusahaan-perusahaan yang listing di New York Stock Exchange. Metode
analisis yang digunakan adalah dengan Two-stage least square (2SLS). Pada
penelitian Bathala ini, penelitian dilakukan dalam 2 tahap. Pada tahap
pertama model yang digunakan adalah rasio hutang sebagai variabel
dependen dan pada tahap kedua yang digunakan sebagai variabel
dependennya adalah kepemilikan saham oleh manajemen. Hasil dari tahap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pertama penelitian ini adalah menunjukkan bahwa semua variabel independen
yang digunakan berpengaruh negatif pada hutang, dan hasil pada tahap kedua
semua variabel independen juga berpengaruh negatif pada kepemilikan saham
oleh manajemen kecuali variabel independen growth yang berpengaruh
positif terhadap kepemilikan saham oleh manajemen.
Penelitian Moh’d et al. (1998) dalam Kurniati (2007), menguji
pengaruh struktur kepemilikan modal terhadap kebijakan hutang perusahaan.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hutang sebagai variabel
dependen, insider ownership dan managerial ownership sebagai variabel
independen, dan dividend payments, growth opportunities, firm size, asset
structure, asset risk, profitability, tax rate, non-dept tax shield dan uniqueness
sebagai variabel kontrol. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan manufaktur. Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa struktur kepemilikan dan variabel-variabel independent lainnya yang
digunakan memiliki pengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan secara
bersama-sama.
Arimoerti (2003) meneliti pengaruh struktur kepemilikan terhadap
kebijakan hutang pada industri manufaktur yang go public di Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa insider ownership, institutional investor dan
ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap rasio hutang.
Variabel shareholder dispersion tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
rasio hutang sehingga variabel insider ownership, institutional investor dan
ukuran perusahaan dapat digunakan sebagai variabel strategik yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
memungkinkan untuk dikendalikan dan dipertimbangkan dalam kebijkan
hutang perusahaan.
Hasil penelitian Putri dan Mohammad (2006) menunjukkan bahwa
kepemilikan manajerial secara statistik berpengaruh negatif signifikan
terhadap kebijakan hutang. Penggunaan hutang akan meningkatkan
monitoring dari bondholders dan membuat shareholders lebih tenang karena
pembiayaan investasi tidak menggunakan dananya sehingga mengurangi
risiko dari shareholders. Kepemilikan institusional dan kebijakan dividen
secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Hal
ini mengindikasikan bahwa banyak perusahaan di Indonesia yang
menggunakan dananya untuk melakukan pembayaran dividen demi menarik
investor daripada untuk membayar hutang yang sebenarnya masih harus
dilunasi.
Penelitian Kurniati (2007) adalah untuk mengetahui pengaruh
kepemilikan saham oleh manajemen dan kepemilikan saham oleh institusi
terhadap kebijakan hutang perusahaan untuk menurunkan agency conflict.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh manajemen
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Kepemilikan
saham oleh institusi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan
hutang. Struktur asset dan dividen berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kebijakan hutang, sedangkan profitabilitas berpengaruh negatif
tetapi tidak signikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh manajemen dan oleh institusi
dapat untuk menurunkan konflik keagenan yang terjadi.
Penelitian Diana dan Gugus (2008) menunjukkan bahwa semua
variabel sebagai proksi dari struktur kepemilikan yang terdiri atas
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan penyebaran
kepemilikan mempunyai pengaruh negatif (berbanding terbalik) terhadap
kebijakan hutang perusahaan. Seiring dengan bertambahnya kepemilikan
ekuitas oleh pihak manajemen, pihak institusi dan penyebarannya akan
meminimalisir penggunaan hutang sebagai suatu mekanisme untuk
mengurangi agency conflict serta membuat perilaku manajer menjadi lebih
terkontrol sehingga manajer akan menggunakan hutang sebagai sumber
pendanaan perusahaan secara optimal.
Penelitian Djabid (2009) menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan kebijakan dividen tidak
berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Penelitian ini tidak berhasil
mendukung pernyataan bahwa alternatif yang dapat dipilih untuk mengurangi
agency conflict yaitu dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh
manajemen, meningkatkan kepemilikan saham oleh pihak institusional atau
meningkatkan dividen payout ratio. Dividen yang besar menyebabkan rasio
laba ditahan kecil sehingga perusahaan membutuhkan tambahan dana dari
sumber eksternal.
Yeniatie dan Nicken (2010) menguji pengaruh kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan dividen, struktur aset,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan risiko bisnis pada perusahaan
nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan
terhadap 45 perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2005 sampai dengan 2007. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kepemilikan institusional, struktur aset, profitabilitas dan pertumbuhan
perusahaan mempengaruhi kebijakan hutang. Sedangkan kepemilikan
manajerial, kebijakan dividen dan risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap
kebijakan hutang.
Penelitian Larasati (2011) menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan kebijakan dividen berpengaruh
secara simultan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Meskipun begitu,
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang
perusahaan. Sedangkan kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Kebijakan dividen
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Hal ini
menunjukkan pembayaran dividen muncul sebagai pengganti hutang di dalam
struktur modal pada perusahaan manufaktur yang go public di Indonesia.
Purba (2011) menguji pengaruh kepemilikan saham, kebijakan
dividen, ukuran perusahaan, dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang
perusahaan terhadap kebijakan hutang di dalam perusahaan yang listing di
Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-
sama variabel independen kepemilikan saham, kebijakan dividen, ukuran
perusahaan, dan profitabilitas mempengaruhi variabel dependen kebijakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
hutang. Sedangkan secara individu, hanya dua variabel saja yaitu kepemilikan
manajerial dan profitabilitas yang berpengaruh secara signifikan terhadap
kebijakan hutang. Dua variabel lain yaitu kebijakan dividen dan ukuran
perusahaan menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan mempengaruhi
kebijakan hutang.
G. Pengembangan Hipotesis dan Kerangka Pemikiran
Pengembangan hipotesis dilakukan untuk menguji kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan kebijakan dividen terhadap
kebijakan hutang. Berikut ini pengembangan hipotesis yang dilakukan:
1. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang
perusahaan
Pemegang saham dan manajer masing-masing memiliki kepentingan
untuk dapat memaksimalkan tujuannya. Pihak prinsipal fokus terhadap
kesejahteraan pribadinya melalui pembagian dividen yang diperoleh.
Sedangkan pihak agen akan memperoleh komisi atas kerja kerasnya
dalam menjalankan operasional perusahaan. Konflik kepentingan dapat
terjadi jika keputusan manajer hanya akan memaksimalkan
kepentingannya dan tidak sejalan dengan kepentingan pemegang saham.
Pihak pemilik sering kali tidak dapat merealisasikan dividen atas modal
ketika perusahaan dibawah kontrol manajemen telah menggunakan
hutang yang relatif tinggi. Kas seharusnya dibagikan menjadi dividen
justru digunakan membayar hutang beserta bunganya. Kepemilikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
manajerial atas sekuritas perusahaan dapat menyamakan kepentingan
manajerial dengan pihak ekstern dan akan mengurangi peranan hutang
sebagai suatu mekanisme untuk meminimumkan agency cost.
Wahidahwati (2001) dalam Djabid (2009) menyatakan pihak manajerial
dalam suatu perusahaan adalah pihak yang secara aktif berperan dalam
mengambil keputusan untuk menjalankan perusahaan. Pihak-pihak
tersebut adalah mereka yang duduk di dewan direksi perusahaan.
Kepemilikan manajerial yang meningkat akan membuat kekayaan pribadi
manajemen terikat dengan kekayaan perusahaan sehingga manajemen
akan berusaha mengurangi risiko kehilangan kekayaannya dengan cara
mengurangi risiko keuangan perusahaan melalui penurunan tingkat
hutang. Dengan demikian salah satu alat untuk mengurangi agency
conflict adalah kepemilikan manajerial.
Berdasarkan penelitian Kurniati (2007) kepemilikan saham oleh
manajemen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan
hutang. Berdasarkan hasil uji hipotesis juga diketahui bahwa arah
hubungan yang terjadi antara kepemilikan saham oleh manajemen dan
kebijakan hutang adalah negatif. Arah hubungan yang negatif
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kepemilikan saham oleh
manajemen akan mengakibatkan semakin menurun tingkat hutang
perusahaan.
Penelitian Arimoerti (2003) menunjukkan kepemilikan manajemen
berpengaruh positif terhadap rasio hutang. Hal ini menunjukkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
meningkatnya kepemilikan manajer di dalam perusahaan akan
menjadikan hutang menjadi semakin menarik karena hutang akan
meningkatkan harga saham, dengan demikian akan meningkatkan nilai
pemegang saham.
H1: kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang
perusahaan
2. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang
perusahaan
Wahidahwati (2001) dalam Djabid (2009) menyatakan kepemilikan
institusional adalah kepemilikan saham oleh pihak-pihak yang berbentuk
institusi seperti bank, perusahaan investasi, perusahaan dana pensiun dan
institusi lainnya. Institusi dapat menguasai mayoritas saham karena
memiliki sumber daya yang lebih besar dibandingkan dengan pemegang
saham lainnya. Variabel kepemilikan institusional menunjukkan
konsentrasi pemegang saham diluar perusahaan yang dimiliki oleh suatu
institusi atau lembaga pemerintah maupun swasta.
Berdasarkan penelitian Kurniati (2007) kepemilikan saham oleh institusi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang. Arah
hubungan yang terjadi antara kepemilikan saham oleh institusi dan
kebijakan hutang adalah negatif.
Penelitian Arimoerti (2003) menunjukkan kepemilikan institusional
berpengaruh negatif terhadap rasio hutang. Hal ini menunjukkan bahwa
para investor eksternal pada industri manufaktur sadar bahwa kehadiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
mereka dapat memonitor perilaku para manajer perusahaan secara efektif
sehingga pihak manajemen akan bekerja untuk kepentingan para
pemegang saham. Adanya monitoring yang efektif oleh institusional
investor menyebabkan penggunaan hutang menurun, karena peranan
hutang sebagai salah satu alat monitoring sudah diambil alih oleh
institusional investor, dengan demikian dapat mengurangi agency cost of
debt.
H2: kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang
perusahaan
3. Pengaruh kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang perusahaan
Dividen pada dasarnya merupakan bagian dari keuntungan perusahaan
yang akan dibagikan kepada pemilik perusahaan atau investor. Kebijakan
dividen ini diambil terkait dengan jumlah arus kas di dalam perusahaan.
Ketika perusahaan menggunakan dana yang ada untuk membiayai
operasional dan tidak membagikan kepada pemilik saham, maka
perusahaan kemungkinan tidak akan menggunakan pendanaan melalui
hutang. Demikian juga sebaliknya ketika dana yang ada justru dibagikan
sebagai dividen, maka perusahaan akan cenderung melakukan pendanaan
melalui hutang (Purba, 2011).
Pembayaran dividen merupakan bagian dari monitoring perusahaan.
Pembayaran dividen pada pemegang saham akan mengurangi sumber-
sumber dana yang dikendalikan oleh manajer, sehingga mengurangi
kekuasaan manajer dan membuat pembayaran dividen mirip dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
monitoring capital market yang terjadi jika perusahaan memperoleh
modal yang baru. Diperlukan pembayaran dividen untuk mengurangi
agency cost.
Berdasarkan penelitian Kurniati (2007) dividen berpengaruh terhadap
kebijakan hutang perusahaan. Arah hubungan yang terjadi antara dividen
dan kebijakan hutang perusahaan adalah positif. Hal in i menunjukkan
bahwa setiap kenaikan dividen akan meningkatkan hutang perusahaan.
H3: kebijakan dividen berpengaruh terhadap kebijakan hutang
perusahaan
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Variabel Independen:
· Kepemilikan Manajerial (X1)
· Kepemilikan Institusional (X2)
· Kebijakan Dividen (X3)
Variabel Dependen :
Kebijakan Dividen (Y)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dapat dijelaskan sebagai kumpulan atau kelompok orang,
peristiwa atau sesuatu yang menarik minat peneliti untuk melakukan
penelitian (Sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
tahun 2008, 2009, dan 2010. Dasar pertimbangan pemilihan perusahaan
manufaktur adalah untuk menghindari perbedaan karakteristik antara
perusahaan manufaktur dengan jenis perusahaan lain. Selain itu, jumlah
populasi perusahaan manufaktur relatif besar, sehingga diharapkan dengan
menggunakan perusahaan manufaktur dapat diperoleh jumlah sampel yang
mencukupi. Perusahaan manufaktur dipilih dengan asumsi perusahaan
tersebut memiliki pengungkapan yang memadai mengenai informasi
keuangannya, khususnya yang terkait dengan kebijakan hutang yang
diterapkan oleh perusahaan. Perusahaan manufaktur lebih bersifat komplek
karena keputusan pendanaannya dapat dipengaruhi oleh komposisi modal
yang akan berpengaruh dalam pengambilan kebijakan dan memerlukan
analisa dari manajer keuangan perusahaan yang akan sangat menentukan
kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya dan
berpengaruh terhadap risiko perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Menurut Sekaran (2006), sampel adalah sebagian dari populasi yang
terdiri dari elemen-elemen yang diharapkan masih memiliki ciri dan
karakteristik yang sama dengan populasi dan mampu mewakili keseluruhan
populasi penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu
purpose sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang menggunakan pertimbangan dan batasan tertentu dengan tujuan
untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang
ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel yaitu
sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2008, 2009
dan 2010.
2. Perusahaan yang memiliki informasi kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional pada periode 2008, 2009 dan 2010.
3. Perusahaan yang membagikan dividen pada periode tahun 2008, 2009
dan 2010.
4. Perusahaan manufaktur yang memiliki informasi keuangan (total aset dan
total hutang) pada periode tahun 2008, 2009 dan 2010.
B. Data dan Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data
yang dikumpulkan dari informasi yang diterbitkan dalam jurnal statistik dan
lainnya, serta informasi yang tersedia dari sumber publikasi atau non
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
publikasi baik di dalam atau luar organisasi (Sekaran, 2006). Adapun sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data publikasi laporan keuangan tahunan perusahaan (financial report).
Data in i diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
2. Data publikasi laporan keuangan perusahan sampel. Data ini diperoleh
dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
3. Data publikasi annual report perusahaan sampel. Data ini diperoleh dari
website masing-masing perusahaan sampel.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Sekaran (2006) menyatakan bahwa variabel merupakan sesuatu yang
mempunyai nilai yang dapat berbeda atau berubah. Nilai ini dapat berbeda
dalam waktu yang lain untuk objek atau orang yang sama atau dapat juga
berbeda pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda.
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan
independen. Adapun definisi dan pengukuran masing-masing variabel akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel Independen
a. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan saham oleh manajerial dapat digunakan untuk
mengurangi agency cost karena dengan memiliki saham perusahaan
diharapkan manajer merasakan langsung manfaat dari setiap
keputusan yang diambilnya, begitu pula bila terjad i kesalahan maka
manajer juga akan menanggung kerugian sebagai salah satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
konsekuensi dari kepemilikan saham. Kepemilikan manajerial dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kepemilikan Manajerial = Jumlah Saham Manajer x 100% Total Saham Beredar
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan saham oleh institusi berarti kepemilikan saham
perusahaan dimiliki o leh institusi lain. Institusi biasanya dapat
memiliki mayoritas saham karena mereka memiliki sumber dana
yang besar. Kepemilikan manajerial dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Kepemilikan Institusional = Jumlah Saham Institusional x 100% Total Saham Beredar
c. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba
atau menahannya guna diinvestasikan kembali dalam perusahaan
(Weston dan Bringham, 1994 dalam Yuli Soesetio, 2008). Kebijakan
dividen dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kebijakan dividen = Dividen per saham x 100% Laba bersih per saham
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan hutang.
Kebijakan hutang dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Kebijakan Hutang = Jumlah Hutang x 100% Jumlah Aktiva
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Semakin tinggi debt ratio semakin besar jumlah modal pinjaman yang
digunakan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
D. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini meliputi: statistik deskriptif dan uji
asumsi klasik yang dilakukan sebagai prasyarat untuk melakukan pengujian
hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan analisis multiple regression
(regresi berganda). Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan
software SPSS 17. Berikut ini akan dijelaskan mengenai tahapan-tahapan
pengujian dalam penelitian ini.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan
minimum. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran
atau deskripsi mengenai distribusi dan perilaku data sampel tersebut
(Ghozali, 2006).
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis, maka data yang
diperiksa dalam penelitian ini akan diuji terlebih dahulu untuk memenuhi
asumsi dasar. Pengujian yang dilakukan yaitu:
a. Uji Normalitas Data
Asumsi normalitas digunakan untuk menguji apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Data yang baik adalah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
berdistribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen
atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali,
2006). Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Level of Significant
yang digunakan adalah 0,05. Data berdistribusi normal jika nilai
value hasil perhitungan dalam komputer lebih dari 0,05.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik
adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas di mana variance
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap. Ada beberapa
cara untuk menguji heteroskedastisitas dalam variance error terms
untuk model regresi. Dalam penelitian ini akan digunakan Uji
Glejser untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dalam model. Penulis akan menggunakan uji Glesjer dengan
mentransform nilai residual ke dalam nilai absolute, dan kemudian
meregresikannya dengan variabel independen (Gujarati, 2003).
Jika nilai p value > 0,05 maka model regresi tidak mengandung
heteroskedastisitas. Apabila uji tersebut telah dilakukan dan ternyata
dalam model terdapat heteroskedastisitas, maka cara memperbaiki
dapat dilakukan dengan melakukan transformasi logaritma.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
c. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen
(Ghozali, 2006). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen
saling korelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel
orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar
sesama variabel sama dengan nol.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolin ieritas di dalam model
regresi dapat ditentukan dengan tiga cara, yaitu dengan melihat nilai
R2 yang dihasilkan, menganalisis matrik korelasi variabel-variabel
independen, dan melihat dari nilai tolerance dan variance inflation
factor (VIF) (Ghozali, 2006). Dalam penelitian ini, model yang
digunakan penulis untuk melihat ada tidaknya multikolinieritas yaitu
dengan menggunakan analisis perhitungan nilai Tolerance dan VIF.
Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih
yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Jadi, nilai
Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena
VIF = 1/Tolerance). Kriteria yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0.10
atau nilai VIF
multikolinieritas, maka penulis akan mengatasi hal tersebut dengan
cara transformasi variabel. Transformasi variabel merupakan salah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
satu dari beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengurangi
hubungan linier di antara variabel independen. Transformasi dapat
dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan bentuk first difference
atau delta.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
tertentu dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu dengan yang lainnya. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006). Untuk
menguji ada tidaknya autokorelasi, terdapat berbagai macam
pengujian yang dapat dilakukan, antara lain uji Durbin-Watson, uji
Lagrange Multiplier, uji Statistic Q: Box-Pierce dan Ljung Box, dan
Run-Test.
Dalam penelitian ini, untuk menguji ada tidaknya autokorelasi,
penulis menggunakan uji Run-test pada alat bantu SPSS release
17.00. Ketentuan yang digunakan pada uji ini adalah asymp sig.
Apabila nilai asymp sig > 5%, maka dapat dinyatakan tidak terdapat
autokorelasi dan jika lebih kecil dari 5%, maka terdapat autokorelasi
dalam model regresi yang digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Persamaan regresi untuk pengujian hipotesis dalam penelitian
ini adalah:
Y = a + bX1 + cX2 + dX3
Keterangan:
Y = rasio hutang (debt ratio)
X1 = kepemilikan manajerial
X2 = kepemiikan institusional
X3 = kebijakan dividen
a= konstanta
b, c, d, e, f = koefisien regresi
Setelah persamaan regresi terbebas dari asumsi dasar maka langkah
selanjutnya yaitu pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini meliputi:
a. Uji Signifikansi-F
Uji signifikansi F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat (Ghozali, 2006). Langkah-langkah untuk
pengujian tersebut yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
1) Menentukan Hipotesis
Ho : MOWN = INST = DPR tidak berpengaruh terhadap DEBT,
atau
Ho : b1, b2, b3, b4 = 0
Ha : MOWN = INST = DPR berpengaruh terhadap DEBT, atau
Ha : b1, b2, b3, b4
2) Menetapkan tingkat signifikan yang digunakan yaitu 0,05.
3) Menghitung nilai sig-F dengan menggunakan software SPSS 17.
4) Menganalisis data penelitian yang telah diolah dengan kriteria
pengujian yaitu:
a) Ho ditolak, Ha diterima yaitu bila nilai sig-F kurang dari
tingkat signifikan 0,05 berarti variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau
dapat dikatakan bahwa model regresi signifikan.
b) Ho tidak ditolak, Ha tidak diterima yaitu bila nilai sig-F lebih
dari tingkat signifikan 0,05 berarti variabel independen secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
atau dapat dikatakan bahwa model regresi tidak signifikan..
b. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Uji R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model untuk menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2006). Nilai koefisien yang diperoleh akan berkisar 0 < R2
di mana jika nilai R2 semakin mendekati 1, maka semakin kuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen. Akan tetapi, dalam Ghozali (2006) juga dijelaskan
mengenai kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi
yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke
dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2
pasti meningkat tanpa mempedulikan apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Apabila
dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel independen,
maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R2. Oleh karena itu,
penulis menggunakan nilai adjusted R2 untuk mengevaluasi model
regresi yang terbaik karena dalam model regresi yang digunakan
terdapat lebih dari dua variabel independen.
c. Pengujian Parameter Individual (Uji Signifikansi-t)
Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi
variabel dependen. Langkah-langkah untuk pengujian tersebut yaitu:
1) Menentukan Hipotesis
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0
Ha : b1 2 3 4 5
2) Menetapkan tingkat signifikan yang digunakan yaitu 0,05.
3) Menghitung nilai signifikan dengan menggunakan software SPSS
17.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
4) Menganalisis data penelitian yang telah diolah dengan kriteria
pengujian yaitu:
a) Ho ditolak, Ha diterima yaitu bila nilai signifikan kurang dari
tingkat signifikan 0,05 berarti variabel independen secara
individual berpengaruh terhadap variabel dependen atau,
b) Ho diterima, Ha d itolak yaitu bila nilai signifikan lebih dari
tingkat signifikan 0,05 berarti variabel independen secara
individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian in i bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai
pengaruh struktur kepemilikan yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial
dan kepemilikan institusional serta kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
tahun 2008, 2009 dan 2010. Teknik sampling menggunakan metode purposive
sampling, artinya sampel harus sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Bab ini akan menguraikan deskripsi data, pengujian hipotesis dan
pembahasannya. Pengujian data dengan model analisis regresi menggunakan
software SPSS release 17.0.
A. Hasil Pengumpulan Data
Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2008, 2009 dan 2010.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan
tahunan dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, diperoleh sampel penelitian
dengan rincian sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel IV.1
Hasil Pengambilan Sampel
Kriteria Sampel Jumlah
1. Perusahaan yang terdaftar di BEI per 1 Januari 2008
sampai dengan 31 Desember 2010.
2. Perusahaan yang terdaftar di BEI selain perusahaan
manufaktur.
3. Perusahaan yang tidak mengungkapkan dividen.
4. Perusahaan yang tidak mengungkapkan kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional serta perusahaan
yang tidak memenihi kriteria penelitian lainnya.
1.214
(621)
(327)
(209)
Jumlah sampel penelitian 57
Sumber: ICMD dan Annual Report 2008, 2009 dan 2010
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 57 perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI periode tahun 2008, 2009 dan 2010, menerbitkan
annual report dan ICMD, serta mencantumkan data dan informasi yang
diperlukan dalam penelitian. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini sebanyak 57 buah perusahaan.
Adapun daftar perusahaan yang dijadikan sampel dapat dilihat pada
halaman lampiran. Langkah selanjutnya adalah tahap pengolahan data dari
perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Pengolahan data dilakukan
untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan yang d iproksikan melalui
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional serta kebijakan dividen
terhadap kebijakan hutang perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
B. Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran
atau deskripsi suatu data yang dilihat dari mean, standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2006).
Statistik deskriptif digunakan untuk melihat distribusi data yang digunakan
sebagai sampel dalam penelitian. Minimum adalah nilai terkecil dari suatu
rangkaian pengamatan. Maksimum adalah nilai terbesar dari suatu rangkaian
pengamatan. Mean adalah hasil penjumlahan nilai seluruh data kemudian
dibagi dengan banyaknya data, sedangkan standar deviasi adalah akar kuadrat
dari selisih nilai data dengan rata-rata dibagi dengan banyaknya data.
Berikut merupakan statistik deskriptif untuk masing-masing variabel
periode tahun 2008, 2009 dan 2010 dalam penelitian ini.
Tabel IV. 2
Hasil Statistik Deskriptif Perusahaan
N Minimum Maximum Mean
Standard
Deviation
DEBT
MOWN
INST
DPR
57
57
57
57
0,12
0,01
5,61
0,01
0,76
31,01
95,65
235,00
0,4526
4,2157
64,6128
32,7859
0,18391
7,72661
19,87801
37,32754
Sumber: hasil pengolahan data
Berdasarkan tabel d i atas, nilai minimum untuk variabel independen
pertama, kepemilikan manajerial (MOWN) adalah 0,01, sedangkan nilai
maksimumnya sebesar 31,01. Nilai rata-rata (mean) dari MOWN adalah
sebesar 4,2157. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kepemilikan saham oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
manajemen untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia masih kecil proporsinya. Dengan proporsi yang kecil, maka dapat
diartikan bahwa tingkat kekuatan untuk mengendalikan perusahaan juga
masih kecil.
Nilai minimum untuk variabel kepemilikan institusional (INST)
adalah sebesar 5,61 sedangkan nilai maksimumnya sebesar 95,65. Nilai rata-
rata (mean) dari variabel INST adalah sebesar 64,61281. Hal ini menunjukan
bahwa tingkat kepemilikan saham oleh institusi untuk perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah cukup tinggi proporsinya.
Dengan proporsi yang tinggi, maka dapat diharapkan bahwa tingkat kekuatan
untuk mengendalikan perusahaan juga cukup tinggi.
Dividen merupakan bagian dari laba yang diberikan kepada para
pemegang saham biasa, baik dalam bentuk tunai atau dalam bentuk kas. Nilai
minimum untuk variabel kebijakan dividen (DPR) adalah sebesar 0,01. Nilai
maksimum DPR sebesar 235,00. Nilai rata-rata (mean) dari variabel DPR
adalah sebesar 32,7859. Nilai standar deviasi variabel DPR adalah 37,32754.
Dalam tabel diatas, menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan
pembayaran dividen selama periode pengamatan adalah sedikit. Hal ini
dikarenakan, perusahaan-perusahaan pada periode pengamatan banyak
menderita kerugian, yang ditunjukkan dalam laporan keuangannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
C. Pengujian Asumsi Klasik
Model regresi dalam penelitian dapat digunakan untuk estimasi
dengan hasil yang signifikan dan representatif apabila model regresi tersebut
tidak menyimpang dari asumsi dasar klasik regresi yang terdiri dari
normalitas, multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov terhadap residual regresi yang dilakukan dengan program SPSS
17.0. Hasil pengujian dapat dilihat pada halaman lampiran. Hasil
pengujian secara ringkas disajikan pada tabel berikut.
Tabel IV. 3
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kriteria Simpulan
Unstandardized
residual
0,709 Sig > 0,05 Data terdistribusi secara
normal
Sumber: hasil pengolahan data
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data memiliki distribusi yang
normal karena memiliki 5% yaitu sebesar 70,9%.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas d ilakukan untuk menguji korelasi antar variabel
independen yang terdapat dalam model regresi penelitian. Deteksi
multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai dari tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance di atas 0,10 dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
nilai VIF di bawah nilai 10 maka dapat dinyatakan bahwa variabel
independen bebas multikolonieritas. Berikut ini merupakan hasil
pengujian multikolinieritas.
Tabel IV. 4
Hasil Uji Multikolinieritas Data
Variabel Tolerance VIF Keterangan
MOWN
INST
DPR
.755
.701
.891
1.325
1.427
1.122
Tidak ada multikolinearitas
Tidak ada multikolinearitas
Tidak ada multikolinearitas
Sumber: hasil pengolahan data
Hasil pengujian multikoliniearitas menunjukkan bahwa semua variabel
independen memiliki n ilai tolerance lebih dari 0,1 (10%) dan semua
variabel independen memiliki nilai VIF di bawah 10 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolin ieritas dalam model regresi
penelitian ini.
3. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan runs test. Dasar
yang digunakan untuk melihat terjadi atau tidaknya autokorelasi adalah
asymp. sig dalam runs test. Berikut ini disajikan hasil runs test untuk
mengindikasikan asumsi autokorelasi dalam model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel IV. 5
Hasil Uji Autokorelasi dengan Runs Test
Asymp Sig. Kriteria Simpulan
Unstandardized
residual
0,141 Sig > 0,05 Tidak ada autokorelasi
Sumber: hasil pengolahan data
Kriteria yang digunakan dalam pengujian ini adalah apabila asymp. sig
lebih besar dari 5%, maka tidak terjadi gejala autokorelasi dalam model
regresi dan sebaliknya apabila nilai asymp. sig lebih kecil dari 5%, maka
terjadi gejala autokorelasi dalam model regresi yang digunakan.
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini bebas dari gejala autokorelasi karena nilai
asymp. sig lebih besar dari 5%, yaitu 14,1%.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap terjadi homoskedastisitas dan jika berbeda
terjadi heteroskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dalam penelitian
ini dilakukan melalui uji Glejser dengan kriteria, apabila nilai
probabilitas lebih besar dari 5%, maka dapat dinyatakan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas dan sebaliknya jika nilai probabilitas lebih
kecil dari 5%, maka dapat dinyatakan terdapat gejala heteroskedastisitas
dalam model penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa nilai sig untuk seluruh variabel
independen dalam penelitian adalah di atas 0,05. Hasil uji Glejser
mengindikasikan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada model
regresi yang digunakan dalam penelitian.
Tabel IV. 6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig Kriteria Simpulan
MOWN
INST
DPR
0.146
0.302
0.654
Sig > 0,05
Sig > 0,05
Sig > 0,05
Tidak ada heteroskedastisitas
Tidak ada heteroskedastisitas
Tidak ada heteroskedastisitas
Sumber: hasil pengolahan data
D. Pengujian Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinasi
Besarnya persentase kemampuan variabel struktur kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan kebijakan dividen dalam
menjelaskan variable kebijakan hutang perusahaan dapat diukur dengan
menggunakan adjusted R2. Hasil uji yang menggunakan SPSS 17.0 di
bawah ini menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,099. Hal ini berarti
variabel independen struktur kepemilikan manajerial, struktur
kepemilikan institusional dan kebijakan dividen dapat menjelaskan
variabel dependen kebijakan hutang sebesar 9,9%. Sisanya sebesar
90,1% dijelaskan oleh variabel-variabel yang lain di luar model regresi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel IV. 7
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R2 Adjusted R2
1 .384a .148 .099
Sumber: hasil pengolahan data
2. Uji Signifikansi F
Hasil dari pengujian signifikansi F akan diperlihatkan pada tabel di
bawah ini. Tabel menunjukkan nilai F sebesar 3,061 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,036. Nilai F yang lebih besar dari 3 dan memiliki
independen yang digunakan dalam model regresi secara bersama-sama
dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Tabel IV. 8
Hasil Uji Signifikansi F
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression
Residual
Total
.280
1.614
1.894
3
53
56
.093
.030
3.061 .036*
Keterangan: )* signifikan pada tingkat Sumber: hasil pengolahan data
3. Uji Signifikansi t
Hasil dari pengujian signifikansi t ditunjukkan oleh tabel di bawah ini.
Berdasarkan tabel di bawah, dapat dilihat bahwa variabel MOWN
memiliki -value sebesar 0,014. Nilai ( -value) tersebut lebih kecil dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis H1 dalam penelitian ini
diterima. Hal ini berarti struktur kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap kebijakan hutang perusahaan.
Variabel INST memiliki -value sebesar 0,010 yang berarti bahwa H2
dalam penelitian ini diterima dan bahwa struktur kepemilikan
institusional berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan.
Variabel terakhir, DPR, memiliki -value sebesar 0,493 dan nilai tersebut
jauh lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Hal itu berarti H3 dalam
penelitian ini ditolak atau dengan kata lain bahwa kebijakan dividen
perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang perusahaan.
Tabel IV. 9
Hasil Uji Signifikansi t
Variabel Coefficient t value Sig.
(Constant)
MOWN
INST
DPR
.717
-.009
-.004
.000
7.418
-2.554
-2.663
.690
.000
.014*
.010*
.493
Keterangan: )* signifikan pada tingkat Sumber: hasil pengolahan data
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa,
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan hutang perusahaan. Namun variabel kebijakan dividen
tidak terbukti menpunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independen yang
digunakan dalam persamaan ini dapat digunakan sebagai instrument penentu
kebijakan hutang.
Koefisien multiple korelasi antara variabel independen dengan
variabel dependen dari persamaan regresi berganda adalah 0.384, ini berarti
tingkat keeratan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen
adalah sebesar 38,40%. Nilai R square sebesar 0,148, menunjukkan bahwa
perubahan kebijakan hutang perusahaan dapat dijelaskan oleh kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan kebijakan dividen sebagai variabel
independen sebesar 14,80%, sedangkan sisanya sebesar 85,20% dijelaskan
oleh faktor lain yang tidak dijelaskan didalam model yang digunakan.
Analisis data yang telah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini seperti, kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan kebijakan dividen berpengaruh
terhadap kebijakan hutang perusahaan.
Pengujian pertama dilakukan terhadap kepemilikan manajerial
(MOWN) diperoleh t-hitung -2,554 dengan nilai signifikansi 0,014 yang lebih
kecil dari tingkat signifikan yang ditetapkan sebelumnya yaitu 0,05. Hasil
tersebut menunjukkan variabel kepemilikan manajerial berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan hutang. Dengan demikian, hipotesis alternatif
pertama yang menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
kebijakan hutang, diterima (H0 ditolak). Tanda koefisien negatif dan
signifikan menunjukkan bahwa semakin tinggi kepemilikan manajerial suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
perusahaan, semakin menurun tingkat hutang perusahaan. Kepemilikan
manajerial yang semakin meningkat akan membuat kekayaan pribadi
manajemen semakin terikat dengan kekayaan perusahaan, sehingga
manajemen akan berusaha untuk mengurangi risiko kehilangan kekayaannya.
Kepemilikan manajerial mampu digunakan untuk mengendalikan biaya
keagenan dalam penggunaan hutang serta mampu mewarnai dalam
pengambilan keputusan manajemen mengenai kebijakan hutang. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan
jika kepemilikan saham oleh manajemen semakin tinggi di perusahaan, maka
manajer akan mengurangi tingkat hutang secara optimal, sehingga akan
mengurangi biaya keagenan. Hasil analisis penelitian ini konsisten dengan
penelitian Kurniati (2007), Putri dan Mohammad (2006), Soesetio (2008) dan
Putera (2006) dengan nilai koefisien negatif dan signifikan.
Pengujian kedua dilakukan terhadap variabel kepemilikan
institusional. Dari hasil perh itungan diperoleh t-hitung sebesar -2,663 dengan
nilai signifikansi 0,010. Nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 ini
menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional berpengaruh
signifikan terhadap kebijakan hutang secara negatif. Dengan demikian,
hipotesis alternatif kedua yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh terhadap kebijakan hutang, diterima (H0 dito lak). Tanda
koefisien negatif menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh institusional
dapat digunakan sebagai alat untuk memonitor perilaku manajer perusahaan
secara efektif, sehingga manajemen akan bekerja sesuai dengan kepentingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
para pemegang saham. Kehadiran kepemilikan institusional pada industri
manufaktur di BEI dapat memonitor perilaku manajemen perusahaan secara
efektif, sehinga pihak manajemen akan bekerja untuk kepentingan pemegang
saham. Adanya monitoring yang efektif oleh institusional ownership
menyebabkan penggunaan hutang menurun, karena peranan hutang sebagai
salah satu alat monitoring sudah diambil alih oleh institusional ownership
dengan demikian mengurangi ageny cost of debt. Hasil penelitian in i
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Diana dan Gugus (2008),
Moh’d et al. (1998) dalam Kurniati (2007), Putera (2006) dan Soesetio
(2008).
Pengujian ketiga dilakukan terhadap variabel kebijakan dividen. Dari
hasil perhitungan diperoleh t-hitung sebesar 0,690 dengan nilai signifikansi
0,493 yang lebih besar dari tingkat signifikan yang ditetapkan sebelumnya
yaitu 0,05. Hasil tersebut menunjukkan variabel kebijakan dividen tidak
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Dengan demikian,
hipotesis alternatif ketiga yang menyatakan bahwa kebijakan dividen
berpengaruh terhadap kebijakan hutang, ditolak (H0 diterima). Tanda
koefisien positif menunjukkan bahwa apabila perusahaan membayar dividen
maka free cash flow akan berkurang. Dalam kondisi seperti ini apabila
kebutuhan dana perusahaan tetap besar maka perusahaan harus melakukan
pendanaan dari luar perusahaan, yaitu dengan hutang. Hubungan ini tidak
berhasil mendukung bahwa salah satu alternatif yang dapat dipilih untuk
mengurangi konfik agensi dengan meningkatkan dividen payout ratio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Dividen yang besar menyebabkan rasio laba ditahan kecil sehingga
perusahaan membutuhkan tambahan dana dari sumber eksternal. Hasil ini
sesuai dengan penelitian Putri dan Mohammad (2006), Indahningrum dan
Ratih (2009) dan Djabid (2009) dengan nilai koefisien positif tetapi tidak
signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dalam penelitian ini, dapat diambil
beberapa kesimpulan di antaranya:
1. Variabel independen dalam penelitian in i yang terdiri dari kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional dan kebijakan dividen secara
bersama-sama mempengaruhi kebijakan hutang.
2. Variabel kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kebijakan hutang
perusahaan. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
kebijaan hutang dalam penelitian ini diterima.
3. Variabel kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan
hutang perusahaan. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis kedua yang
menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap
kebijaan hutang dalam penelitian ini diterima.
4. Variabel kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang
perusahaan. Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh terhadap kebijakan
hutang dalam penelitian ini ditolak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
B. Keterbatasan
Penelitian dilakukan dengan beberapa keterbatasan yang dapat
dinyatakan sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen seperti
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan kebijakan d ividen.
2. Jumlah sampel sedikit karena terbatasnya jumlah perusahaan yang
memiliki variabel kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.
C. Saran
Atas dasar keterbatasan dalam penelitian ini, penulis mengajukan
rekomendasi yang dinyatakan sebagai berikut:
1. Penelitian berikutnya disarankan untuk menambah jumlah variabel
independen lain, seperti profitabilitas, ukuran perusahaan dan struktur
aktiva (Soesetio, 2008) sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih
rinci.
2. Penelitian berikutnya disarankan untuk membandingkan periode
penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user