ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAKASSAR

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    1/93

    i

    SKRIPSI

    ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICALQUALITY CONTROL ) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR

    MILLSMAKASSAR

    ZAZILATUN NADIAH

    JURUSAN MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

    2013

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    2/93

    ii

    SKRIPSI

    ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICALQUALITY CONTROL ) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR

    MILLSMAKASSAR

    Sebagai salah satu persyaratan untuk memperolehgelar Sarjana Ekonomi

    disusun dan diajukan oleh

    ZAZILATUN NADIAHA21109312

    kepada

    JURUSAN MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

    2013

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    3/93

    iii

    SKRIPSI

    ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICALQUALITY CONTROL ) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR

    MILLSMAKASSAR

    disusun dan diajukan oleh

    ZAZILATUN NADIAHA21109312

    telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

    Makassar, 25 Oktober 2013

    Pembimbing I Pembimbing II

    Prof. Dr. Hj. Mahliah Muis, SE., M.Si Dra. Debora Rira, M.SiNIP 196606221993031003 NIP 195210201984032001

    Ketua Jurusan ManajemenFakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Hasanuddin

    Dr. Muhammad Yunus Amar, SE., MT

    NIP 196204301988101001

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    4/93

    iv

    SKRIPSI

    ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICALQUALITY CONTROL ) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR

    MILLSMAKASSAR

    disusun dan diajukan oleh

    ZAZILATUN NADIAHA211 09 312

    telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsipada tanggal 13 November 2013dan

    dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

    Menyetujui,Panitia Penguji

    No. Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

    1. Prof. Dr. Hj. Mahliah Muis, S.E., M.Si. Ketua 1 ....................

    2. Dra. Debora Rira, M.Si. Sekertaris 2 ...................

    3. Prof. Dr. Nurdin Brasit, S.E., M.Si. Anggota 3 ....................

    4. Dr. Hj. Dian A. S. Parawangsa, M.Si., Ph.D. Anggota 4 ...................

    5. Drs. Yansor Djaya, S.E., M.Si. Anggota 5 ....................

    Ketua Jurusan ManajemenFakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Hasanuddin

    Dr. Muhammad Yunus Amar, S.E., M.T

    NIP 196204301988101001

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    5/93

    v

    PERNYATAAN KEASLIAN

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

    Nama : Zazilatun Nadiah

    NIM : A21109312

    Jurusan/Program Studi : Manajemen/ Strata Satu (S1)

    dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul

    Analisis Pengendalian Mutu SQC (Stat ist ical Quali ty Contro l)

    Pada PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar

    adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah

    skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk

    memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya

    atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

    secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan

    daftar pustaka.

    Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikanterdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

    tersebut diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU

    No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

    Makassar, 25 Oktober 2013

    Yang membuat pernyataan,

    Tanda Tangan

    Zazilatun Nadiah

    Materai

    Rp 6.000

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    6/93

    vi

    PRAKATA

    Puji syukur peniliti panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan karunia-Nyasehingga peneliti dapat menyelesaian skripsi ini. Skripsi ini merupakan tugas akhir

    untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) pada Jurusan Manajemen Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

    Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    membantu terselesaikannya skripsi ini. Pertama-tama, ucapkan terima kasih peneliti

    berikan kepada Ibu Prof. Dr. Mahlia Muis, S.E., M.Si dan Ibu Dra. Debora Rira, S.E.,

    M.Si sebagai dosen pembimbing atas waktu yang telah diluangkan untuk

    membimbing, memberi motivasi, dan memberi bantuan literatur, serta diskusi-

    diskusi yang dilakukan dengan peneliti. Kepada Bapak Prof. Dr. Nurdin Brasit, S.E.,

    M.Si., Ibu Dr. Hj. Dian A. S. Parawangsa, M. Si., Ph.D., dan Bapak Drs. YansorDjaya, S.E., M.Si pula penulis haturkan terima kasih atas waktu yang diluangkan

    untuk menguji peneliti.

    Ucapkan terima kasih juga peneliti tujukan kepada Bapak/Ibu sebagai

    pimpinan PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar atas pemberian izin kepada

    peneliti untuk melakukan penelitian di perusahaan beliau. Hal yang sama juga

    peneliti sampaikan kepada Pak Atos, S.T sebagai kepala bagian Quality Control

    pada PT. Eastern pearl Flour Mills Makassar beserta kepada Pak iwan dan Pak

    Kardin staf bagian Quality Control yang telah memberi andil yang sangat besar

    dalam pelaksanaan penelitian ini. Semoga bantuan yang diberikan oleh semua

    pihak mendapat balasan dari Allah SWT. Serta kepada staf PT. Eastern PearlFlour

    Mills Makassar, Pak Bekti dan Pak Haerun atas segala bantuan yang telah

    diberikan selama penelitian.

    Terakhir, ucapan terima kasih kepada orang tua peneliti Bapak H.Tarmuji

    dan Ibu Hj. Zaitunah beserta saudara peneliti Kak Endar, Dik Habib, dan Dik Zaky

    atas bantuan, nasehat, dan motivasi yang diberikan selama penelitian skripsi ini.

    Serta kepada sahabat-sahabat peneliti Waty, Hamza, Fitri, Anti, Andy, Kak Aang,

    Kak Agi, Kak Ryan, Acca, Lasmi, Fitriani, Aan, dan Ayu yang senantiasa memberi

    dukungan, semangat, hiburan, dan bantuanya. Semoga semua pihak mendapat

    kebaikan dari-Nya atas bantuan yang diberikan hingga skripsi ini terselesaikan

    dengan baik.

    Skripsi ini masih jauh dari sempurna walaupun telah menerima bantuan dari

    berbagai pihak. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam skripsi ini sepenuhnya

    menjadi tanggungjawab peneliti dan bukan para pemberi bantuan. Kritik dan saran

    yang membangun akan lebih menyempurnakan skripsi ini

    Makassar, 27 Mei 2013

    Peneliti

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    7/93

    vii

    ABSTRAK

    Analisis Pengendalian Mutu SQC (Statist ical Qual i ty Contro l)Pada PT. Eastern Pearl Flour Mil ls Makassar

    Zazilatun NadiahMahlia MuisDebora Rira

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian mutu in process tepung

    terigu Gatotkaca dan Kompas pada PT. Eastern Pearl Flour MillsMakassar. Analisis

    dilakukan dengan cara mengolah data inspeksi kadar ash dan moisture tepung

    terigu Gatotkaca dan Kompas dengan menggunakan alat analisis pengendalian

    mutu grafik kendali dan diagram sebab akibat. Hasil analisis dibandingkan dengan

    standar pengendalian mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Berdasarkan

    hasil analisis diagram sebab akibat yaitu dilakukan dengan proses observasi

    lapangan dan wawancara terdapat enam faktor yang mempengaruhi pengendalian

    mutu in processkadar ash dan moisture tepung terigu Gatotkaca dan Kompas ialah

    bahan, in process, metode uji, SDM, lingkungan, dan mesin. SedangkanBerdasarkan hasil analisis grafik kendali pengendalian mutu in process kadar ash

    dan moisture tepung terigu Gatotkaca dan Kompas terdapat 13 titik yang tidak

    memenuhi kriteria pengendalian mutu statistikal.

    Kata Kunci:analisis pengendalian mutu, diagram sebab akibat, dan grafik kendali

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    8/93

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    9/93

    ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ iHALAMAN JUDUL ........................................................................................... iiHALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iiiHALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ivHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................... vPRAKATA ........................................................................................................ viABSTRAK ....................................................................................................... viiABSTRACT .................................................................................................... viiiDAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiDAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiiDAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 11.1 Latar Belakang ................................................................................ 11.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 41.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 41.4 Kegunaan Penelitian ..................................................................... 51.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 72.1 Landasan Teori ............................................................................... 72.1.1 Mutu ............................................................................................. 72.1.2 Dimensi Mutu .............................................................................. 82.1.3 Pengendalian Mutu(Quality Control) ............................................ 10

    2.1.3.1 Tujuan Pengendalian Mutu ................................................. 122.1.2.2 Langkah-Langkah Pengendalian Mutu ................................ 12

    2.1.4 Statistical Quality Control............................................................ 132.1.4.1 Konsep Penting Statistical Quality Control(SQC)............... 142.1.4.2 Sistem Pengawasan SQC ................................................. 162.1.3.3 Atribut dan Variabel........................................................... 17

    2.1.4.4 Manfaat SQC ...................................................................... 182.1.4.5 Alat-Alat Statistical Quality Control .................................... 202.2 Hasil Penelitian Sebelumnya .......................................................... 262.3 Kerangka Pikir ................................................................................. 28

    BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 303.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................... 303.2 Populasi dan Sampel ..................................................................... 303.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................. 31

    3.3.1 Jenis Data .............................................................................. 313.3.2 Sumber Data ......................................................................... 31

    3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 32

    3.5 Metode Analisis .............................................................................. 33

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    10/93

    x

    3.6 Definisi Operasional Variabel ........................................................ 36

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 374.1 Deskripsi Tempat Penelitian .......................................................... 374.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Eastern Pearl Flour Mills ............... 374.1.2 Fasilitas Pabrik PT. Eastern Pearl Flour Mills ..................... 384.1.3 Struktur Organisasi PT. Eastern Pearl Flour Mills .............. 384.1.4 Penanggung Jawab Proses Produksi dan Pengendalian

    Mutu PT. Eastern Pearl Flour Mills .................................. 394.1.5 Kualitas Gandum ................................................................ 41

    4.2 Uraian Produksi PT. Eastern Pearl Flour Mills ........................... 444.3 Hasil Produksi dan Pemanfaatannya .............................................. 504.4 Penerapan Pengendalian Mutu Perusahaan ................................. 524.5 Hasil Analisis ................................................................................. 54

    4.5.1 Analisis Diagram Sebab Akibat ........................................... 544.5.2 Analisis Grafik Kendali ........................................................ 59

    BAB V PENUTUP .......................................................................................... 675.1 Kesimpulan ..................................................................................... 675.2 Saran .............................................................................................. 68

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69LAMPIRAN ..................................................................................................... 72

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    11/93

    xi

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    4.1 Target Moisture dan Masa Penyerapan Air ........................................ 42

    4.2 Kandungan Protein dan Jenis Gandum ................................................ 42

    4.3 Komposisi Gandum Dari Supplieryang Sama .................................... 43

    4.4 Komposisi Gandum Dari Supplieryang Beda ..................................... 43

    7.1 Daftar Faktor-Faktor untuk Menghitung Batas-Batas Diagram Kendali (3

    Sigma) dalam Perhitungan Batas-Batas Grafik Kendali X bar dan R bar 73

    7.2 Kadar Ash Gatotkaca In Process ......................................................... 74

    7.3 Kadar Moisture Gatotkaca In Process .................................................. 75

    7.4 Kadar Ash Kompas In Process ............................................................ 76

    7.5 Kadar Moisture Kompas In Process ..................................................... 77

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    12/93

    xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    2.1 Penggolongan Pengendalian Mutu Statistik ........................................ 16

    2.2 Diagram Histogram ............................................................................ 23

    2.3 Skema Kerangka Pemikiran ............................................................... 29

    4.1 Struktur Organisasi PT. Eastern Pearl Flour Mills ............................. 39

    4.2 Diagram Aliran Proses Produksi ........................................................ 50

    4.3 Diagram Sebab Akibat ....................................................................... 58

    4.4 Grafik Kendali X-Chart In ProcessKadar Ash Gatotkaca .................. 60

    4.5 Grafik Kendali R-Chart In ProcessKadar Ash Gatotkaca .................. 60

    4.6 Grafik Kendali X-Chart In ProcessKadar Moisture Gatotkaca ........... 61

    4.7 Grafik Kendali R-Chart In ProcessKadar Moisture Gatotkaca .......... 62

    4.8 Grafik Kendali X-Chart In ProcessKadar Ash Kompas ..................... 64

    4.9 Grafik Kendali R-Chart In ProcessKadar Ash Kompas ..................... 64

    4.10 Grafik Kendali X-Chart In ProcessKadar Moisture Kompas .............. 65

    4.11 Grafik Kendali R-Chart In ProcessKadar Moisture Kompas .............. 66

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    13/93

    xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1 Daftar Faktor-Faktor untuk Menghitung Batas-Batas Diagram Kendali (3Sigma)

    dalam Perhitungan Batas-Batas Grafik Kendali X bar dan R bar

    ............................................................................................................... 73

    2 Kadar Ash Gatotkaca In Process .......................................................... 74

    3 Kadar Moisture Gatotkaca In Process ................................................... 75

    4 Kadar Ash Kompas In Process ............................................................. 76

    5 Kadar Moisture Kompas In Process ...................................................... 77

    6 Perhitungan X-Chartdan R-ChartGatotkaca ....................................... 78

    7 Perhitungan X-Chartdan R-ChartKompas .......................................... 79

    8 Biodata ................................................................................................. 80

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    14/93

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Daya saing perusahaan dan organisasi semakin ketat pada era globalisasi

    dan liberalisasi pangan, sehingga kelangsungan organisasi atau perusahaan sangat

    bergantung pada kemampuan untuk memberikan respon terhadap berbagai

    perubahan. Umumnya perubahan yang terjadi berupa peningkatan mutu, modifikasi

    produk, dan perubahan yang baik bersifat internal maupun eksternal (Saulina,

    2009).

    Mutu penting artinya dan merupakan satu faktor keunggulan yang kompetitif.

    Kedudukan mutu sangat penting sejak persaingan pasar dunia yang semakin ketat.

    Persaingan yang ketat tersebut antara lain dipicu oleh kondisi globalisasi yang

    semakin cepat kemajuannya. Aliran modal, sumber daya, dan produk semakin

    bebas menembus batas-batas antar negara. Sehubungan dengan itu, produk luar

    negeri semakin bebas memasuki pasar domestik. Perusahaan yang mampu

    berproduksi dengan mutu keluaran yang tinggi, dan harga yang bersaing akan

    cenderung menguasai pasar.

    Beberapa jenis pengendalian mutu yang akhir-akhir ini umum dipakai adalah

    ISO (International Organisation For Standardization) 9000 dan HACCP (Hazard

    Analytical Critical Control Point). Kedua jenis pengendalian mutu ini diperlukan

    untuk menembus pasar negara-negara maju baik Asia, Eropa maupun Amerika,

    terutama untuk produk-produk agroindustri pangan. Bahkan Amerika Serikat telah

    mensyaratkan agar produk-produk menggunakan manajemen pengawasan mutu

    dengan HACCP mulai tanggal 18 Desember 1997 (Wirawan, 2001).

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    15/93

    2

    Mutu dapat diperbaiki, salah satunya dengan penggunaan metode

    pengendalian mutu SQC (Statistical Quality Control) secara efektif. Pada

    kenyataannya penggunaan SQC merupakan bagian penting dalam segala program

    manajemen mutu (Russel dan Taylor, 2000). SQC sendiri merupakan suatu metode

    perbaikan mutu yang dapat dipakai baik untuk perusahaan manufaktur maupun

    jasa. Dalam banyak perusahaan, penggunaan SQC merupakan bagian yang tak

    terpisahkan dalam penggunaan TQM secara keseluruhan. SQC pertama kali

    diperkenalkan pada tahun 1920 oleh Walter Shewart, seorang karyawan dari Bell

    Telephone Laboratory, Amerika Serikat. Metode ini kemudian dikembangkan oleh

    W.Edward Deming dari sekedar alat bantu teknik menjadi isu manajerial (Wirawan,

    2001).

    Ada dua topik utama dalam penggunaan SQC yaitu Pengendalian Proses

    Statistikal (Statistical Process Control, SPC) dan Acceptance Sampling (penarikan

    contoh yang bisa diterima). SPC menggunakan peta kontrol (control chart) untuk

    mengetahui apakah ada penyimpangan dalam suatu proses. Dengan kata lain,

    penggunaan SPC ditujukan untuk menghindari cacat produksi sebelum produk itu

    jadi.

    Acceptance Samplingmerupakan penerimaan atau penolakan dari suatu lot

    produksi berdasarkan jumlah yang cacat dalam suatu sampel. Dalam metode ini,

    jika sampel yang diambil adalah acak, maka akan menjamin bahwa setiap item dari

    satu sampel mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi.

    PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar merupakan salah satu Industri

    pengelolaan gandum yaitu pengelolaan berupa produk tepung terigu. Memiliki

    kapasitas penggilingan gandum 2800 M ton per hari yang menghasilkan tepung

    industri berkualitas dan produk sampingan, seperti lem plywood dan produk pellet

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    16/93

    3

    yang sebagian besar diekspor ke negara-negara tetangga seperti Vietnam dan

    Korea. Sebagai salah satu produsen tepung terigu terkemuka di Indonesia dengan

    produk-produk yang tersebar ke seluruh Nusantara dan manca negara, sudah

    menjadi tuntutan yang mutlak bagi PT. Eastern Pearl Flour Mills agar dapat

    mempertahankan kualitas atau produk yang bermutu sesuai dengan tuntutan

    kebutuhan konsumennya. Konsistensi untuk menghasilkan mutu produk yang

    sesuai dengan tuntutan kebutuhan konsumen maka perlu adanya pengendalian

    mutu. Pengendalian mutu memerlukan suatu perbaikan yang terus menerus

    (continuous improvement product).

    PT. Eastern Pearl Flour Mills sangat menaruh perhatian pada terpeliharanya

    sistem pengendalian mutu produk dan bantuan teknis secara rinci kepada

    pelanggannya. Saat ini di perusahaan telah dikembangkan dan diterapkan sistem

    manajemen mutu ISO 9.000:22.000 agar dapat lebih fokus dalam memenuhi

    kebutuhan pelanggan dan untuk meningkatkan sistem manajemen perusahaan

    secara menyeluruh.

    Perusahaan memiliki laboratorium pengendalian mutu (QC) yang luas dan

    modern untuk memantau kualitas produksi mulai dari penerimaan bahan baku

    gandum hingga produk jadi supaya memenuhi standar nasional SNI maupun

    standar international. Selain itu, juga mendapat dukungan penuh dari Pusat

    Penelitian Interflour yang berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia. Konsistensi mutu

    produk-produk dapat diandalkan berkat pengawasan pengendalian mutu yang

    berkesinambungan mulai dari bahan baku sampai produk jadi yang dipadukan

    dengan pengalaman praktis dan keahlian teknis yang didapatkan secara bertahun-

    tahun.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    17/93

    4

    1.2 Rumusan Masalah

    Adapun beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini

    yaitu:

    1. Bagaimana proses pengendalian mutu tepung terigu pada PT. Eastern Pearl

    Flour MillsMakassar?

    2. Apakah faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi pengendalian mutu in

    processtepung terigu PT. Eastern Pearl Flour MillsMakassar?

    3. Apakah pelaksanaan pengendalian mutu pada PT. Eastern Pearl Flour Mills

    Makassar berada dalam batas kendali?

    4. Teknik perbaikan apa yang paling sesuai yang harus dilakukan PT. EasternPearl

    Flour MillsMakassar dalam memperbaiki pengendalian mutu in process?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Beberapa tujuan dari penelitian ini yaitu:

    1. Menganalisis pengendalian mutu proses produksi tepung terigu pada PT.

    Eastern Pearl Flour MillsMakassar.

    2. Mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi pengendalian mutu in

    processtepung terigu PT. Eastern Pearl Flour MillsMakassar.

    3. Mengetahui apakah pengendalian mutu pada PT. Eastern Pearl Flour Mills

    Makassar sudah berada pada batas kendali.

    4. Merumuskan teknik perbaikan mutu yang paling sesuai dalam penerapan

    pengendalian mutu in process pada industri pengolahan tepung terigu PT.

    Eastern Pearl Flour MillsMakassar.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    18/93

    5

    1.4 Kegunaan Penelitian

    Adapun kegunaan yang diharapkan dapat diambil oleh penulis dari

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Memperluas dan memperdalam pengetahuan penulis mengenai pelaksanaan

    pengendalian mutu pada PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar. Selain itu

    dapat menambah kepustakaan dalam bidang Manajemen Operasional Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar.

    2. Memberikan bahan masukan kepada pihak-pihak yang berwenang mengenai

    masalah pengendalian mutu sekaligus mengembangkan penalaran, membentuk

    pola pikir dinamis, dan mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu

    yang diperoleh.

    3. Sebagai bahan masukan yang berguna bagi PT. Eastern Pearl Flour Mills

    Makassar terutama mengenai teknik pengendalian mutu yang perusahaan pada

    masa yang akan datang sebagai upaya meningkatkan pengendalian mutu

    produknya.

    4. Bagi peneliti, dengan melaksanakan penelitian dapat memperluas pengetahuan

    serta menambah kemampuan penulis, khususnya di bidang penelitian ilmiah.

    Untuk melengkapi persyaratan dalam mencapai gelar sarjana dalam bidang

    manajemen operasional pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

    Hasanuddin Makassar.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    19/93

    6

    1.5 Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada proses produksi tepung terigu di PT. Eastern

    Pearl Flour MillsMakassar. Penelitian dilakukan di laboraturium pengendalian mutu

    dan ruang produksi/milling. Kajian analisis pengendalian mutu ini dilakukan pada

    produk tepung terigu merek Kompas dan Gatotkaca yaitu pada tahap in process.

    Analisis pengendalian mutu ini yaitu mengenai kadar ash/abu dan moisture pada

    merek Gatotkaca dan Kompas. Ruang lingkup penelitian meliputi analisis

    pengendalian mutu kadar ash dan moisture dengan metode SQC, faktor-faktor

    penyebab yang mempengaruhi pengendalian mutu in process, batas kendali yang

    telah dicapai perusahaan dan strategi perbaikan. Analisis menggunakan alat-alat

    pengendalian mutu yang dimana kita ketahui ada tujuh alat analisis pengendalian

    mutu, namun dalam hal ini penulis menggunakan hanya dua alat analisis yaitu

    diagram sebab akibat (Ishikawa diagram/diagram tulang ikan) dan peta kendali

    atau control chart.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    20/93

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori

    2.1.1 Mutu

    Mutu diartikan sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan dan

    penurunan variasi karakteristik dari suatu produk (barang/jasa) yang dihasilkan agar

    memenuhi kebutuhan yang telah dispersifikasikan guna meningkatkan kepuasan

    pelanggan (Gasperz, 1998). Mutu pada dasarnya adalah kreasi dan inovasi

    berkelanjutan yang dilakukan untuk menyediakan produk atau jasa yang memenuhi,

    atau melampaui harapan para pelanggan, dalam usaha untuk terus memuaskan

    kebutuhan dan keinginan mereka.

    Mutu dapat ditinjau dari dua sisi yang berbeda, yaitu dari sisi konsumen

    sebagai pemakai akhir dan produsen sebagai pelaku produksi. Konsumen

    mendefinisikan mutu sebagai penilaian pribadi, bersifat subjektif dan abstrak

    sehingga tidak dapat memberikan bukti yang kongkrit dalam penentuan tingkatan

    mutu. Produsen mendefinisikan mutu dari segi klasifikasi produk secara fisik dan

    kimiawi, yang telah ditentukan berdasarkan suatu standar mutu tertentu (Thomer,

    1973).

    Dalam upaya untuk menghasilkan keluaran (produk/jasa) yang memenuhi

    spesifikasi mutu dari konsumen, penyebab penyimpangan harapan tersebut harus

    ditemukan sejak awal. Produk harus diselesaikan dengan baik sejak pertama kali

    dikerjakan (Haming, dan Mahfud, 2007). Menyangkut keharusan menyelesaikan

    pengerjaan produk dengan baik pada pertama kalinya, dan setiap saat berikutnya,

    oleh (Chase dan Aquilano, 1995) serta (Chase, Aquilano, dan Jacobs, 2001)

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    21/93

    8

    dikaitkan dengan the law of tens (hukum lipat sepuluhan). Maksudnya, apabila

    suatu kesalahan yang dibuat pada pertama kali, tidak ditemukan dan/atau tidak

    diperbaiki setelah ditemukan, maka pada produksi berikutnya akan menimbulkan

    masalah sepuluh unit. Selanjutnya, jika berkelanjutan akan bertumbuh menjadi

    seratus, seribu, dan seterusnya. Dengan demikian, produk bermutu harus dihasilkan

    pada produksi pertama, dan jika terdapat kesalahan atau cacat maka kesalahan

    atau cacat itu harus ditemukan dan dikoreksi saat itu juga sehingga tidak

    menimbulkan dampak lipat sepuluhan.

    Performansi mutu dapat ditentukan dan diukur berdasarkan karakteristik

    kualitas yang terdiri atas beberapa sifat atau dimensi berikut (Gaspersz, 1998):

    1. Fisik : panjang, berat, dan diameter

    2. Sensory (berkaitan dengan panca indera) : rasa, penampilan, warna, bentuk,

    model, dll.

    3. Orientasi waktu : keandalan, kemampuan layanan, kemudahan pemeliharaan,

    dan ketepatan waktu penyerahan produk.

    4. Orientasi biaya : berkaitan dengan dimensi biaya yang menggambarkan harga

    atau ongkos dari suatu produk yang harus dibayarkan oleh konsumen.

    2.1.2 Dimensi Mutu

    Sifat khas suatu mutu yang handal harus mempunyai multi dimensi,

    karena harus memberi kepuasan dan nilai manfaat yang besar bagi konsumen

    dengan melalui berbagai cara (Prawirosentono, 2004). Menurut Garvin dalam

    (Ariani, 1999), dimensi kualitas untuk industri manufaktur, yaitu :

    a. Performance, yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu

    sendiri atau karakteristik operasi dari suatu produk.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    22/93

    9

    b. Feature, yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang

    merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang

    baik bagi pelanggan.

    c. Reliability, yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena

    kehandalannya atau kemungkinan rusaknya rendah.

    d. Conformance, yaitu kesesuaian produk dengan syarat, ukuran tertentu atau

    sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah

    ditetapkan.

    e. Durability, yaitu tingkat keawetan produk atau lama umur produk.

    f. Serviceability, yaitu kemudahan produk itu bila akan diperbaiki atau

    kemudahan memperoleh komponen produk tersebut.

    Kualitas pada industri manufaktur selain menekankan pada produk yang

    dihasilkan, juga perlu diperhatikan kualitas pada proses produksi. Hal terbaik

    adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan

    proses produksinya atau produk yang masih ada dalam proses (work in

    process), sehingga bila diketahui ada cacat atau kesalahan masih dapat

    diperbaiki, sehingga tidak ada lagi pemborosan yang harus dibayar mahal

    karena produk tersebut harus dibuang atau dilakukan pengerjaan ulang (Ariani,

    1999). Dimensi kualitas dapat dijadikan dasar bagi pelaku bisnis untuk

    mengetahui apakah ada kesenjangan (gap) atau perbedaan antara harapan

    pelanggan dan kenyataan yang mereka terima. Jika kesenjangan antara

    harapan dan kenyataan cukup besar, menunjukkan bahwa perusahaan tidak

    mengetahui apa yang diinginkan oleh pelanggannya (Yamit, 2004).

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    23/93

    10

    2.1.3 Pengendalian Mutu (Quali ty Contro l)

    Pengendalian mutu adalah suatu aktivitas keteknikan dan manajemen

    sehingga ciri-ciri kualitas (mutu) dapat diukur dan dibandingkan dengan

    spesifikasinya. Kemudian dapat diambil tindakan perbaikan yang sesuai apabila

    terdapat perbedaan atau penyimpangan antara penampilan yang sebenarnya

    dengan yang standar (Montgomery, 1996).

    Tanggung jawab untuk mutu dimulai dari ketika pemasaran menentukan

    persyaratan mengetahui apa yang diinginkan oleh pelanggannya (Yamit, 2004).

    Tanggung jawab mutu didelegasikan ke beberapa bagian dengan otoritas untuk

    membuat keputusan. Sebagai tambahan, klarifikasi pertanggung jawaban seperti

    biaya, tingkat kesalahan, atau unit yang tidak sesuai termasuk ke dalam tanggung

    jawab dan otoritas tersebut.

    Pengendalian mutu (quality control) menurut (Ishikawa, 1988) adalah

    mengembangkan, mendesain, memproduksi dan memberikan layanan produk

    bermutu yang paling ekonomis, paling berguna, dan selalu memuaskan

    pelanggannya. Melaksanakan pengendalian mutu ini berarti menggunakan

    pengawasan mutu sebagai landasan aktivitas produksi, melaksanakan

    pengendalian biaya, harga, laba secara terintegrasi, dan pengendalian jumlah

    (produksi, penjualan, dan persediaan) tanggal pengiriman. Falsafah pengendalian

    mutu dari (Ishikawa, 1988) adalah tidak ada gunanya memproduksi barang dengan

    biaya murah, tetapi tidak memenuhi harapan mutu pihak konsumen; dan tidak ada

    gunanya memproduksi produk yang tinggi mutunya tetapi harganya mahal dan tidak

    terjangkau oleh konsumen pada umumnya. Harus ada keselarasan antara mutu,

    biaya, harga, dan harapan konsumen.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    24/93

    11

    Kegiatan pengendalian mutu merupakan bidang pekerjaan yang sangat

    luas dan kompleks karena semua variabel yang memengaruhi mutu harus

    diperhatikan. Menurut (Prawirosentono, 2004), secara garis besarnya,

    pengendalian mutu dapat diklasifikasikan yaitu pengendalian mutu bahan baku,

    pengendalian dalam proses pengolahan (work in process), dan pengendalian mutu

    produk akhir.

    Hill (2000) menyatakan ada dua fungsi yang berbeda tugas dan peran dalam

    pembuatan atau penyediaan produk dan jasa, yaitu penjaminan mutu (quality

    assurance) dan pengendalian mutu (quality control). Penjaminan mutu merupakan

    suatu pendekatan terencana dan sistematis dengan penuh keyakinan, menjamin

    bahwa prosedur pengerjaan yang dipergunakan serta jenis dan frekuensi pengujian

    mutu dalam sistem yang telah sesuai dengan spesifikasi yang ada, dan keluaran

    produk atau jasa telah sesuai dengan desain yang telah ditentukan. Selanjutnya,

    pengendalian mutu yang berkaitan dengan pemeriksaan atas penyelesaian

    berbagai tugas pengerjaan untuk memastikan bahwa tugas telah dilaksanakan

    sebagaimana mestinya sehingga keluaran memenuhi spesifikasi mutu yang telah

    ditentukan. Sasarannya ialah melalui pemeriksaan sampel yang ditarik, dapat

    dipastikan apakah proses produksi telah bekerja seperti yang diharapkan atau tidak.

    Dari hasil pengerjaan dan pengujian tersebut dapat dipastikan bahwa proses

    produksi telah menghasilkan keluaran yang memenuhi standar atau sebaliknya,

    sehingga dapat ditentukan apakah proses produksi dapat dilanjutkan atau harus

    dihentikan (Haming, dan Mahfud, 2007).

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    25/93

    12

    2.1.3.1 Tujuan Pengendalian Mutu

    Tujuan utama pengendalian mutu adalah menjaga kepuasan pelanggan.

    Keuntungan dari pengendalian mutu adalah meningkatkan kulitas desain produk,

    meningkatkan aliran produksi, meningkatkan moral dan kesadaran tenaga kerja

    mengenai kualitas, meningkatkan pelayanan produk, dan memperluas pangsa

    pasar (Feingenbaum, 1992).

    2.1.3.2 Langkah-Langkah Pengendalian Mutu

    Ada empat langkah dalam upaya pengendalian mutu, yaitu menetapkan

    standar, menilai kesesuaian, mengambil tindakan dan merencanakan perbaikan.

    Hal ini dihubungkan dengan tujuh prinsip rencana HACCP yang dikembangkan oleh

    NACMCF (National Advisory Comitte on Microbilogical Criteria for Foods) maka

    akan terlihat korelasi sebagai berikut (Feingenbaum,1992) :

    1. Menetapkan standar, merupakan aktivitas untuk menetapkan suatu standar yang

    akan menjadi pedoman, seperti standar mutu prestasi kerja, standar mutu

    keamanan, standar mutu biaya. Dalam tujuh prinsip HACCP ini mencakup

    analisis bahaya, identifikasi titik pengendalian kritis (CCP), dan menetapkan

    batas kritis.

    2. Menilai kesesuaian, merupakan aktivitas untuk membandingkan kesesuaian

    dengan produk yang dibuat atau jasa yang ditawarkan terhadap standar yang

    telah dibuat. Langkah kedua ini biasanya disebut melakukan pemantauan

    (monitoring procedure).

    3. Bertindak bila perlu, merupakan aktivitas untuk mengoreksi masalah dan

    penyebabnya melalui faktor-faktor yang mencakup pemasaran, perancangan

    rekayasa, produksi dan pemeliharaan yang memengaruhi kepuasan pelanggan.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    26/93

    13

    Langkah ini temasuk dalam tahapan kelima yaitu melakukan tindakan korektif

    (corective prosedure).

    4. Merencanakan perbaikan, merupakan suatu upaya untuk memperbaiki standar-

    standar biaya, prestasi, keamanan, dan keteladanan. Langkah ini mencakup

    tahapan dokumentasi catatan (record keeping) dan tahapan verifikasi ulang.

    2.1.4 Stat ist ical Qual i ty Contro l(SQC)

    Kualitas dan manajemen kualitas telah mengalami evolusi menjadi TQM

    (Total Qulaity Manajemen), filosofi TQM berisi dua komponen yang saling

    berhubungan, yaitu sistem manajemen dan sistem teknik (Seu, 1996). Sistem

    manajemen berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan

    pengelolaan proses sumber daya manusia yang berkaitan dengan kualitas produk

    atau jasa. Sistem teknik melibatkan penjaminan kualitas dalam desain produk,

    perencanaan, desain proses, dan pengendalian (bahan baku, produk dalam proses,

    dan produk jadi).

    Statistic Quality Control (SQC) atau pengendalian kualitas statistik

    merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor,

    mengendalikan, menganalisis, mengelola, memperbaiki produk, dan proses

    menggunakan metode-metode statistik. Pengendalian kualitas statistik (Statistic

    Quality Control) sering disebut sebagai pengendalian proses statistik (Statistical

    Process Control/ SPC). Pengendalian kualitas statistik dan pengendalian proses

    statistik memang merupakan dua istilah yang saling dipertukarkan, yang apabila

    dilakukan bersama-sama maka pengguna akan melihat gambaran kinerja proses

    masa kini dan masa mendatang (Cawuley dan Harrold, 1999).

    Sementara itu, menurut (Mayelett, 1994), pengendalian kualitas statistik

    mempunyai cakupan yang lebih luas karena di dalamnya terdapat pengendalian

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    27/93

    14

    proses statistik, pengendalian produk (Acceptance Sampling) dan analisis

    kemampuan proses.

    2.1.4.1 Konsep Penting Stat istical Qual i ty Contr ol (SQC)

    Konsep terpenting dalam pengendalian kualitas statistik adalah variabilitas

    yaitu, variabilitas antar sampel (misalnya rata-rata atau nilai tengah) dan variabilitas

    dalam sampel (misalnya range atau standar deviasi). Selanjutnya penyelesaian

    masalah dalam statistik mencakup dua hal, antara lain melebihi batas pengendalian

    (jika proses dalam kondisi di luar kendali) dan tidak melebihi batas pengendalian

    (jika proses dalam kondisi kendali). Secara statistik, kondisi melebihi batas kendali

    dan tidak melebihi batas kendali merupakan dua hal yang digolongkan menjadi

    kesalahan tipe pertama dan kesalahan tipe kedua.

    Kesalahan tipe pertama, berarti risiko produsen (menolak produk baik)/,

    hal ini karena kebetulan yang diambil sebagai sampel adalah produk cacat, padahal

    produk yang tidak diambil sebagai sampel adalah produk yang baik. Tetapi karena

    sampel tersebut ditolak berarti seluruh produk yang diproduksi pada waktu itu

    ditolak. Kesalahan tipe kedua atau risiko Konsumen (menerima produk cacat)/

    adalah resiko yang dialami konsumen karena menerima produk yang cacat. Hal ini

    karena secara kebetulan yang diambil sebagai sampel adalah produk baik, padahal

    produk yang tidak diambil adalah produk cacat.

    Prosedur pengendalian statistik umumnya dirancang untuk meminimalkan

    kesalahan tipe pertama. Kesalahan tipe pertama dan tipe kedua ini digambarkan

    dengan kurva karakteristik operasi (operating characteristic curve). Kurva ini

    menunjukkan probabilitas penerimaan sebagai fungsi dari berbagai tingkatan

    kualitas. Kesalahan tipe petama adalah 1 probabilitas penerimaan (1 P) bila

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    28/93

    15

    kualitas dapat diterima, sedangkan kesalahan tipe kedua adalah probabilitas

    penerimaan (P) bila kualitas dapat diterima.

    Dalam sistem pengendalian mutu statistik yang mentolerir adanya kesalahan

    atau cacat produk kegiatan pengendalian mutu dilakukan oleh departemen

    pengendali mutu yang ada pada penerimaan bahan baku, proses produksi dan

    produk akhir. Perusahaan/organisasi dapat mengadakan inspeksi pada saat bahan

    baku atau penerimaan bahan baku, proses, dan produk akhir. Inspeksi tersebut

    dapat dilaksanakan di beberapa waktu yaitu pada waktu bahan baku masih ada di

    tangan pemasok, pada waktu bahan baku sampai di tangan perusahaan tersebut,

    sebelum proses dimulai, selama proses produksi berlangsung, dan sebelum

    dikirimkan ke pelanggan.

    Terdapat dua pilihan untuk inspeksi yaitu inspeksi 100% dan teknik

    sampling. Inspeksi 100% ialah perusahaan menguji semua bahan baku yang

    datang, seluruh produk selama masih ada dalam proses atau seluruh produk jadi

    yang telah dihasilkan. Kelebihannya adalah tingkat ketelitian tinggi karena seluruh

    produk diuji, sedangkan kelemahannya adalah seringkali produk justru rusak dalam

    pengujian, dan membutuhkan biaya, waktu, tenaga yang tidak sedikit. Teknik

    sampling ialah menguji hanya pada produk yang diambil sebagai sampel dalam

    pengujian. Kelebihannya adalah lebih menghemat biaya, waktu dan tenaga,

    sedangkan kelemahannya adalah tingkat ketelitian rendah. Selanjutnya

    pengendalian kualitas statistik (statistical quality control) secara garis besar

    digolongkan menjadi dua, yaitu pengendalian proses statistik (statistical process

    control) atau yang sering disebut dengan control chart(bagan kendali) dan rencana

    penerimaan sampel produk atau yang sering dikenal sebagai acceptance sampling.

    Penggolongan tersebut dapat digambarkan seperti pada gambar 2.1.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    29/93

    16

    Gambar 2.1 : Penggolongan Pengendalian Mutu Statistik

    2.1.4.2 Sistem Pengawasan SQC

    Pengawasan mutu statistikal, atau statistical quality control (SQC)

    menerapkan teori probabilitas dalam pengujian atau pemeriksaan sampel. SQC

    merupakan metode statistik untuk mengumpulkan dan menganalisa data hasil

    pemeriksaan terhadap sampel dalam kegiatan pengawasan mutu produk. SQC

    dilakukan dengan mengambil sampel (sampling) dari populasi dan menarik

    kesimpulan berdasar karakteristik-karakteristik sampel tersebut secara statistik

    (statistik inference). Pengambilan dan penggunaan sampel ini, bagaimanapun juga,

    mengandung risiko karena selalu ada kemungkinan bahwa suatu sampel akan tidak

    mempunyai karakteristik-karakteristik sama secara tepat sebagai keseluruhan

    (Handoko, 1984).

    SQC berkenaan dengan sampel-sampel dan reabilitasnya sebagai indikator

    karakteristik keseluruhan produk. Pemeriksaan terhadap sampel dapat menghemat

    biaya, karena tidak perlu melakukan pemeriksaan 100 persen. Di samping itu, SQC

    merupakan satu-satunya metode pengujian yang tersedia bagi berbagai jenis

    Pengendalian Mutu

    Statistik

    Rencana Penerimaan

    Sample Produk

    (Acceptance Sampling)

    Pengendalian Mutu

    Proses Statistik

    (Control Chart)

    Datavariabel

    DataAtribut

    Datavariabel

    DataAtribut

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    30/93

    17

    produk tertentu, seperti pengujian karakteristik-karakteristik fisik dan kimiawi, bahan-

    bahan cair dan bubuk atau butiran-butiran, serta kertas, lembaran dan kain yang

    tipis.

    SQC tidak menciptakan risiko, ataupun menghilangkan risiko. Dengan atau

    tanpa SQC, risiko tetap ada. Tujuan SQC adalah untuk menunjukkan tingkat

    reabilitas sampel dan bagaimana cara mengawasi resiko. Ini memungkinkan para

    manajer untuk membuat keputusan apakah akan menanggung biaya akibat banyak

    produk rusak dan menghemat biaya inspeksi, atau sebaliknya. SQC juga membantu

    pengawasan pemrosesan melalui pemberian peringatan kepada para manajer bila

    mesin-mesin memerlukan beberapa penyesuaian agar mereka dapat

    menghentikannya sebelum banyak produk rusak dibuat.

    Prosedur-prosedur SQC yang memeriksa produk jadi disebut acceptance

    sampling. SQC dapat juga digunakan untuk mengawasi proses selama barang-

    barang sedang dibuat dan sekaligus mengawasi kualitas produk yang sedang

    dikerjakan. Pengawasan kualitas preventif ini menggunakan kerugian-kerugian

    akibat produk rusak dan banyaknya sisa produksi (scrap).

    Secara ringkas SQC mempunyai tiga penggunaaan umum yaitu: untuk

    mengawasi pelakasanaan selama pelaksanaan kerja sebagai operasi-operasi

    individual selama pekerjaan sedang dilakukan, untuk memutuskan apakah

    menerima atau menolak sejumlah produk yang telah diproduksi (baik dibeli atau

    dibuat dalam perusahaan), dan untuk melengkapi manajemen dengan audit kualitas

    produk-produk perusahaan.

    2.1.4.3 Atribut dan Variabel

    Bila para pemeriksa mengamati suatu produk dan mengatakan ini lolos

    atau ini ditolak , mereka berkepentingan dengan attributes. Tetapi bila mereka

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    31/93

    18

    mengukur berapa banyak , berapa tebal kelilingnya, dan seterusnya, mereka

    berkepentingan dengan variables.

    Perbedaan ini dibuat karena hal itu memerlukan prosedur-prosedur statistikal

    yang berbeda pula. Atribut berkenaan dengan persentase atau proporsi produk-

    produk yang ditolak. Variabel bersangkutan dengan rata-rata pengukuran dan

    besarnya deviasi-deviasi (penyimpangan). Inspeksi atribut (sifat-sifat barang) adalah

    paling penting dalam acceptance sampling pemeriksaan produk jauhdari operasi

    dan setelah kuantitas-kuantitas yang memadai dibuat seperti dalam kasus barang-

    barang yang dibeli. Inspeksi variabel adalah lebih penting dalam pengawasan

    operasi-operasi yang sedang dilaksanakan karena hampir semua inspeksi ini

    dilakukan pada pekerjaan.

    Inspeksi atribut digunakan bila barang-barang dengan jelas baik atau jelek;

    atau bila karakteristik-karakteristik produk tidak dapat diukur dengan mudah,

    sehingga memaksa para pemeriksa untuk mempertimbangkannya; atau bila suatu

    karakteristik dapat diukur tetapi ukuran yang tepat tidak diperlukan. Beberapa

    contoh inspeksi atribut antara lain inspeksi besi, kaca, kain atau permukaan-

    permukaan yang dicat, dan inspeksi warna.

    Di lain pihak, hampir semua pengukuran dimensi, atau semua tipe pengujian

    jangka waktu kehidupan produk, adalah inspeksi variabel. Barang-barang yang diuji

    selalu berbeda dalam banyak hal, sehingga perlu untuk mentabulasi dan

    menganalisa frekuensi setiap pengukuran.

    2.1.4.4 Manfaat SQC

    SQC mempunyai tiga penggunaan umum yaitu (1) untuk mengawasi

    pelaksanaan kerja sebagai operasi - operasi individual selama pekerjaan

    sedang dilakukan; (2) untuk memutuskan apakah menerima atau menolak

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    32/93

    19

    sejumlah produk yang telah diproduksi (baik dibeli atau dibuat dalam

    perusahaan); dan (3) untuk melengkapi manajemen dengan audit kualitas

    produk-produk perusahaan (Handoko, 1984). Pada suatu perusahaan, SQC

    sangat bermanfaat sebagai alat pengendali mutu. Pengendalian mutu juga

    meliputi pengawasan pemakaian bahan-bahan, berarti secara tidak langsung

    statistical quality control bermanfaat pula mengawasi tingkat efisiensi. Jadi

    SQC dapat digunakan sebagai alat untuk mencegah kerusakan dengan

    dengan cara menolak (reject) dan menerima (accept) berbagai produk yang

    dihasilkan mesin, sekaligus upaya efisiensi (Prawirosentono, 2004).

    SQC dapat juga berguna dalam membuat produk sesuai dengan spesifikasi

    sejak dari awal proses hingga akhir proses. Dalam banyak proses produksi, akan

    selalu ada gangguan yang dapat timbul secara tidak terduga. Apabila

    gangguan tidak terduga dari proses ini relatif kecil biasanya dipandang

    sebagai gangguan yang masih dapat diterima atau masih dalam batas

    toleransi. Apabila gangguan proses ini relatif besar atau secara kumulatif

    cukup besar, dikatakan tingkat gangguan yang tidak dapat diterima. Gangguan

    proses kadang-kadang timbul dari tiga sumber, yaitu mesin yang dipasang

    tidak wajar, kesalahan operator (human error), dan bahan baku yang rusak

    atau tidak sesuai standar. Akibat dari gangguan tersebut menyebabkan proses

    produksi tidak dalam keadaan terkendali dan produk yang dihasilkan tidak dapat

    diterima.

    Menurut Montgomery dalam (Liana, dan Yandra, 2002) menyatakan

    suatu proses dinyatakan tidak terkendali apabila dipenuhi salah satu atau

    beberapa kriteria yaitu satu atau beberapa titik di luar batas kendali, suatu

    kecenderungan titik naik atau turun dengan paling sedikit tujuh atau delapan titik

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    33/93

    20

    yang terletak diatas atau dibawah nilai tengahnya, dua tau tiga titik yang berurutan

    di luar batas peringatan 2-sigma, tetapi masih didalam batas kendali, empat atau

    lima titik yang berurutan di luar batas 1-sigma, pola tidak biasa atau tidak random

    dalam data, dan satu atau beberapa titik dekat satu batas peringatan atau kendali.

    Sebaran data yang bersifat random dan dalam batas kendali atau tidak

    membentuk pola yang sistematik menunjukkan bahwa proses terkendali.

    Sedangkan sebaran data yang membentuk pola yang sistematik, atau random

    tetapi berada di luar batas kendali menunjukkan proses tidak terkendali.

    2.1.4.5 Alat-Alat Stat ist ical Qual i ty Con trol

    Dalam kegiatan pengendalian harian mutu secara rutin, ada beberapa

    alat yang sering digunakan dalam memperbaiki kondisi perusahaan untuk

    dapat meningkatkan kualitas produk atau jasa yang dihasilkannya. Alat dan

    teknik tersebut sebenarnya lebih merupakan alat dan teknik penyelesaian

    masalah yang berkaitan dengan peningkatan kualitas perusahaan atau

    organisasi. Alat dan teknik tersebut biasanya digunakan untuk menemukan

    kesalahan, mencari penyebab kesalahan-kesalahan tersebut. Apabila hal

    tersebut berhasil dilakukan, maka perbaikan kualitas atau continuous quality

    improvment dapat tercapai (Ariani, 1999). Pengendalian kualitas secara statistik

    dengan menggunakan SQC (Statistical Quality Control) mempunyai tujuh alat

    statistik utama yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengendalikan

    kualitas sebagaimana disebutkan juga oleh (Heizer, dan Render, 2009) antara lain:

    1. Lembar Periksa

    Sebuah lembar periksa (cheek sheet) adalah suatu formulir yang dirancang

    untuk mencatat data. Dalam banyak kasus, pencatatan dilakukan sehingga saat

    data diambil, polanya dapat dilihat dengan mudah. Lembar periksa membantu

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    34/93

    21

    analisis menentukan fakta atau pola yang mungkin dapat membantu analisis

    selanjutnya.

    Check sheet adalah alat yang sering digunakan untuk menghitung

    seberapa sering sesuatu itu terjadi dan sering digunakan dalam pengumpulan

    dan pencatatan data. Data yang sudah terkumpul tersebut kemudian dimasukkan

    kedalam grafik seperti diagram pareto ataupun histogram untuk kemudian

    dilakukan analisis terhadapnya. Selain check sheet, penggumpulan data dapat

    juga menggunakan data sheet. Pada data sheet, data khusus dicatat dalam

    ruangan pada lembar kerja (Ariani, 1999).

    2. Diagram Sebar

    Diagram sebar atau disebut juga peta korelasi adalah grafik yang

    menampilkan hubungan antara dua variabel tersebut kuat atau tidak, yaitu antara

    faktor proses yang memengaruhi proses dengan kualitas produk. Pada dasarnya

    diagram sebar merupakan suatu alat interpretasi data yang digunakan untuk

    menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua variabel dan menentukan jenis

    hubungan dua variabel tersebut, apakah positif, negatif, atau tidak ada hubungan.

    Dua variabel yang ditunjukkan dalam diagram sebar dapat berupa karasteristik kuat

    dan faktor yang memengaruhinya.

    Diagram sebar (scatter) adalah gambaran yang menunjukkan

    kemungkinan hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam variabel dan

    menunjukkan keeratan hubungan antara dua variabel tersebut yang sering

    diwujudkan sebagai koefisien korelasi. Diagram ini berupa titik yang

    menghubungkan paling tidak dua variabel, X dan Y yang menunjukkan

    keeratannya, sehingga dapat dilihat apakah suatu kesalahan dapat disebut

    berhubungan atau terkait dengan masalah atau kesalahan yang lain.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    35/93

    22

    3. Diagram Sebab Akibat

    Perangkat lain untuk mengidentifikasi masalah kualitas dan titik inspeksi

    adalah diagram sebab akibat (cause-and-effect diagram), yang juga dikenal sebagai

    diagram Ishikawa (Ishikawa diagram) atau diagram tulang ikan (fish-bone chart).

    Diagram ini berguna untuk memperlihatkan faktor-faktor utama yang berpengaruh

    pada kualitas dan mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu, kita

    juga dapat melihat faktor-faktor yang lebih terperinci yang berpengaruh dan

    mempunyai akibat pada faktor utama tersebut yang dapat kita lihat pada panah-

    panah yang berbentuk tulang ikan.

    Diagram sebab akibat adalah suatu pendekatan terstruktur yang

    memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan

    penyebab-penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang terjadi

    (Nasution, 2010).

    Manajer operasi memulai dengan empat kategori: materi/bahan baku,

    mesin/peralatan, manusia, dan metode. Inilah yang disebut 4M yang merupakan

    penyebab. Keempat kategori ini memberikan suatu daftar periksa yang baik untuk

    melakukan analisis awal. Setiap penyebab dikaitkan pada setiap kategori yang

    disatukan dalam tulang yang terpisah sepanjang jalan tersebut, seringkali melalui

    brainstorming.

    4. Diagram Pareto

    Diagram pareto (pareto chart) adalah sebuah metode untuk mengelola

    kesalahan, masalah, atau cacat guna membantu memusatkan perhatian untuk

    upaya penyelesaian masalahnya. Diagram ini dibuat berdasarkan karya Vilfredo

    Pareto, seorang pakar ekonomi abad ke-19. Joseph M. Juran mempopulerkan

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    36/93

    23

    pekerjaan Pareto dengan menyatakan 80% permasalahan perusahaan merupakan

    hasil dari penyebab yang 20% saja.

    Pereto diagram yang merupakan diagram yang dikembangkan oleh

    seorang ahli bernama Vilfredo Pareto adalah alat yang digunakan untuk

    menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian yang disusun menurut

    ukurannya atau sebab-sebab yang akan dianalisis, sehingga kita dapat

    memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak terbesar

    terhadap kejadian tersebut (Ariani, 1999).

    5. Histogram

    Histogram menunjukkan cakupan nilai sebuah perhitungan dan frekuensi

    dari setiap nilai yang muncul. Histogram menunjukkan peristiwa yang paling sering

    terjadi dan juga variasi dalam pengukurannya. Statistika deskriptif seperti rata-rata

    dan standar deviasi dapat dihitung untuk menjelaskan distribusinya. Walaupun

    demikian, datanya harus selalu dipetakan sehingga bentuk distribusinya dapat

    terlihat. Sebuah gambaran visual dari distribusi juga dapat memberikan informasi

    mengenai penyebab variasinya.

    Gambar 2.2 : Diagram Histogram

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    37/93

    24

    Histogram adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan variasi data

    pengukuran dan variasi setiap proses. Berbeda dengan pareto chart yang

    penyusunannya menurut urutan yang memiliki proporsi terbesar ke kiri hingga

    proporsi terkecil, histogram ini penyusunannya tidak menggunakan urutan apapun

    (Ariani, 1999). Contoh diagram histogram dapat dilihat pada gambar 2.2.

    6. Diagram Alir/Diagram Proses (Process Flow Chart)

    Diagram alir secara grafis menunjukkan sebuah proses atau sistem dengan

    menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram ini cukup

    sederhana, tetapi merupakan alat yang sangat baik untuk mencoba memahami

    sebuah proses atau menjelaskan langkah-langkah sebuah proses.

    Flow chart adalah gambaran skematik atau diagram yang menunjukkan

    seluruh langkah dalam suatu proses dan menunjukkan bagaiman langkah itu

    saling berinteraksi satu sama lain. Flow chartdigambarkan dengan simbol-

    simbol, dan setiap orang yang bertanggung jawab untuk memperbaiki suatu

    proses harus mengetahui seluruh langkah dalam proses tersebut (Ariani,

    1999). Flow chart digunakan untuk berbagai tujuan yaitu memberikan pengertian

    dan petunjuk tentang jalannya proses produksi, membandingkan proses

    sesungguhnya dengan proses ideal, mengetahui langkah-langkah yang duplikatif

    dan langkah-langkah yang tidak perlu, mengetahui dimana atau dalam bagian

    proses yang mana pengukuran dapat dilakukan, dan menggambarkan sistem total.

    7. Peta Kendali

    Peta kendali adalah alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan

    mengevaluasi apakah suatu aktivitas/proses berada dalam pengendalian kualitas

    secara statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan

    menghasilkan perbaikan kualitas. Peta kendali menunjukkan adanya perubahan

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    38/93

    25

    data dari waktu kewaktu, tetapi tidak menunjukkan penyebab penyimpangan

    meskipun penyimpangan itu akan terlihat pada peta kendali.

    Menurut Ariani (1999), Grafik kendali adalah grafik yang digunakan

    untuk menentukan apakah suatu proses berada dalam keadaan in control atau

    out control. Batas pengendalian yang meliputi batas atas (upper control limit)

    dan batas bawah (lower control limit) dapat membantu untuk menggambarkan

    performansi yang diharapkan dari suatu proses, yang menunjukkan bahwa

    proses tersebut konsisten.

    Dengan mengetahui kondisi proses, maka kita dapat mengetahui

    sumber variasi proses, pada dasarnya variasi adalah ketidakseragaman dalam

    sistem sehingga menimbulkan perbedaan dalam kualitas pada produk yang

    sama. Terdapat dua sumber atau penyebab timbulnya variasi (Deming dalam

    Gasperz, 2001), yaitu penyebab umum (common cause) adalah faktor-faktor di

    dalam sistem atau yang melekat pada proses operasi yang menyebabkan

    timbulnya variasi dalam sistem serta hasil-hasilnya. Penyebab umum

    menimbulkan variasi acak (random variation) dalam batas-batas yang dapat

    diperkirakan, dan sering disebut penyebab acak (random cause) atau penyebab

    sistem (system cause). Sedangkan Penyebab khusus (special cause) adalah

    kejadian-kejadian di luar sistem yang memengaruhi variasi dalam sistem.

    Penyebab khusus dapat bersumber dari faktor seperti : manusia, peralatan,

    material, lingkungan, metode kerja, dll. Penyebab khusus ini dapat

    diidentifikasikan/ditemukan, sebab mereka tidak selalu aktif dalam proses tetapi

    memiliki pengaruh yang lebih kuat pada proses sehingga menimbulkan variasi.

    Secara umum grafik kendali (control chart) dapat digunakan untuk

    memperoleh informasi kemampuan proses produksi, artinya apakah mesin-

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    39/93

    26

    mesin masih berjalan baik sesuai rencana atau tidak dan pengendalian produk

    akhir, agar produk akhir tetap baik mutunya. Jadi, kegunaan control chart

    adalah untuk membatasi toleransi penyimpangan (variasi) yang masih dapat

    diterima, baik karena akibat tenaga kerja, mesin, dan sebagainya (Prawirosentono,

    2004) .

    2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

    1. Hatani (2008)

    Meneliti tentang Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti Melalui

    Pendekatan Statistical Quality Control (SQC). Hasil analisis Statistical Quality

    Control (SQC) dengan metode diagram kendali P (P-charts) diketahui bahwa tingkat

    pencapaian standar yang diharapkan oleh perusahaan belum tercapai. Hal ini

    terbukti dari hasil pemeriksaan sampel terhadap lima jenis roti masih terdapat

    jumlah produk yang mengalami kerusakan di luar batas-batas pengawasan kualitas

    atau terjadi penyimpangan kualitas.

    2. Tisnowati, Hubeis, dan Hardjomidjojo (2008)

    Meneliti tentang Analisis Pengendalian Mutu Produksi Roti (Kasus PT. AC,

    Tangerang). PT. AC telah melakukan proses pengendalian mutu dalam kegiatan

    produksi roti, namun masih memiliki kelemahan, seperti belum adanya prosedur

    baku pengawasan dan pengawasan hanya dibuat dalam laporan singkat mengenai

    suatu permasalahan. Hasil analisa SQC terhadap data perusahaan dengan diagram

    sebab akibat menunjukkan hasil penyebab mutu roti kurang baik terjadi karena

    masalah bahan baku, alat, mesin, personil, proses produksi dan lain-lain.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    40/93

    27

    2 Badri dan Romadhon (2009)

    Meneliti tentang Pengendalian kualitas produk dengan pendekatan model

    SQC (Statistical Quality Control) aplikasi model pada perusahaan furniture. Hasil

    analisis control chartsmenunjukkan bahwa jumlah produk yang rusak masih berada

    pada batas kendali. Usaha pengendalian kualitas merupakan usaha preventif

    (penjagaan) dan dilaksanakan sebelum kesalahan kualitas produk atau jasa

    tersebut terjadi. Dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas terhadap mebel

    sudah dilaksanakan dengan baik, karena jumlah produk rusak masih dalam batas

    yang wajar yaitu terletak antara batas atas dan batas bawah.

    3 Saulina S (2009)

    Meneliti tentang Pengendalian mutu pada proses pembekuan udang

    menggunakan Statistical Quality Process Control(SPC) Studi kasus : PT. Lola Mina

    Jakarta Utara. Pengendalian mutu proses pembekuan udang di PT. Lola Mina

    dianalisis dengan metode Statistical Process Control(SPC). Tahapan proses yang

    diamati adalah tahapan proses yang dianggap kritis oleh perusahaan.Hasil evaluasi

    terhadap tahapan proses yang tergolong kategori tahapan kritis oleh perusahaan

    meliputi risiko bahaya mutu (wholesomeness) dan penipuan ekonomi (economic

    fraud) menunjukkan sebagian besar tahapan pada kondisi stabil dan cukup mampu

    untuk menghasilkan produk pada tingkat kegagalan 3,4 per satu juta kali

    kesempatan, terhadap kesesuaian dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pembeli.

    Identifikasi faktor penyebab masalah tersebut menggunakan diagram sebab akibat

    menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan variasi pada tiap tahapan proses

    yang dikaji digolongkan dalam lima faktor utama, yaitu mesin, metode, material,

    manusia dan manajemen.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    41/93

    28

    2.3 Kerangka Pikir

    Mutu telah menjadi satu-satunya kekuatan terpenting yang membuahkan

    keberhasilan organisasi dan pertumbuhan perusahaan baik di pasar berskala

    nasional maupun internasional. Tingkat pengembalian investasi (perbandingan laba

    terhadap investasi) dari program mutu yang tangguh dan efektif akan menghasilkan

    probabilitas yang menggiurkan jika didukung dengan strategi mutu yang efektif.

    Wujud nyata dari hal ini terlihat pada peningkatan pasar secara besar-

    besaran, peningkatan produktivitas total, penurunan biaya dalam jumlah besar dan

    kepeloporan yang tangguh dalam persaingan pasar. Penelitian ini mencakup

    tentang pengendalian mutu pada produksi tepung terigu pada saat in process, serta

    membuat peta kendali pada setiap proses yang menjadi kajian, dan mencari faktor-

    faktor penyebab yang mempengaruhi pengendalian mutu in processterjadi dengan

    diagram sebab akibat (diagram tulang ikan).

    Pengendalian mutu produk tepung terigu tidak hanya menentukan nilai

    kapabilitas proses, membuat peta kendali dan mencari penyebab terjadi kesalahan

    dengan diagram sebab akibat. Sehingga pada akhirnya perusahaan dapat

    melaksanakan proses secara efektif dan efisien. Pemecahan masalah (problem

    solving) adalah aktivitas yang melibatkan perubahan suatu keadaan yang sedang

    berlangsung sebagaimana seharusnya. Tujuan Sig Sigma berfokus pada perbaikan

    terobosan yang menambah nilai kepada perusahaan tersebut melalui pendekatan

    pemecahan masalah yang sistematis. Perbaikan kinerja bisnis dan mutu yang

    sukses bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi

    memecahkan masalah dan membuat teknik perbaikan yang baru. Berikut gambar

    skema kerangka pikir dapat dilihat pada gambar 2.3.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    42/93

    29

    Gambar 2.3 : Skema Kerangka Pikir

    PT. Eastern

    Pearl FlourMillsMakassar

    In ProcessTepung

    Terigu Kompas dan

    Gatotkaca

    Diagram

    Sebab Akibat

    Peta Kendali

    Proses Pengendalian

    Mutu

    Faktor-Faktor yangMemengaruhi Mutu

    Terkendali/ TidakTerkendali

    Hasil Analisis

    Pengendalian

    Mutu

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    43/93

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakam di PT. Eastern Pearl Flour MillsMakassar Jalan

    Hatta no 302 (sea side) dan jalan Nusantara Baru no 36 (city side) Makassar pada

    bulan Mei-Juni 2013. Perusahaan ini dipilih oleh penulis karena melihat prospek

    usaha dan profesionalitas dari para karyawan dalam mengelola perusahaan

    tersebut.

    3.2 Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Merupakan jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-satuan/individu-individu),

    yang karakteristiknya hendak diduga sebagai populasi dalam penelitian ini adalah

    data kadar in process ash dan moisture tepung terigu merek Gatotkaca dan

    Kompas pada PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar.

    2. Sampel

    Merupakan sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian.

    Sampel dalam penelitian ini ialah inprocessproduk tepung terigu PT. Eastern Pearl

    Flour Mills Makassar dengan merek Gatotkaca dan Kompas. Khususnya kadar

    moisture dan ash pada tepung terigu merek Gatotkaca dan Kompas. Dalam

    pelaksanaannya pengendalian mutu dilakukan dengan cara melakukan tiga kali

    inspeksi yaitu bahan baku, in process,dan produk jadi.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    44/93

    31

    3.3 Jenis dan Sumber Data

    3.3.1 Jenis Data

    1. Data kualitatif

    Merupakan data yang bukan dalam bentuk angka-angka atau tidak dapat

    dihitung, dan informasi yang diperoleh dari karyawan perusahaan serta informasi-

    informasi yang diperoleh dari pihak lain yang berkaitan dengan masalah yang

    diteliti.

    2. Data Kuantitatif

    Data ini merupakan data pengetesan in process dari beberapa pengambilan

    sampel kadar moisture dan ash tepung terigu merek Gatotkaca dan Kompas yang

    dapat diperoleh dengan meneliti secara langsung pada PT. Eastern PearlFlour Mills

    Makassar.

    3.3.2 Sumber Data

    1. Data Primer

    Merupakan data yang diperoleh dengan metode wawancara. Wawancara

    dilaksanakan dengan mendatangi langsung subyek penelitian, untuk memperoleh

    informasi tentang proses pengendalian mutu pada PT. Eastern Pearl Flour Mills

    Makassar. Dalam hal ini subyeknya ialah karyawan dan kepala bagian laboratorium

    pengendalian mutu dan ruang produksi.

    2. Data Sekunder

    Terdiri dari bahan/sumber sekunder yaitu bahan pustaka yang berisikan

    pengetahuan ilmiah yang baru atau mutakhir, ataupun pengertian baru tentang fakta

    yang diketahui ataupun mengenai suatu gagasan. Bahan-bahan sekunder yaitu

    bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan primer dan dapat membantu

    menganalisis dan memahami bahan primer, antara lain adalah hasil karya ilmiah

    para sarjana dan hasil-hasil penelitian terdahulu.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    45/93

    32

    3.4 Metode Pengumpulan Data

    1. Studi Kepustakaan (Library Research)

    Digunakan untuk mengumpulkan data sekunder, landasan teori dan

    informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Studi dilakukan antara lain dengan

    mengumpulkan data yang bersumber dari literaturliteratur, bahan kuliah, dan hasil

    penelitian lainnya yang ada hubungannya dengan objek penelitian. Hal ini dilakukan

    untuk mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai masalah yang sedang

    dibahas.

    2. Studi Lapangan (Field Research)

    Melakukan pengumpulan data yang diperlukan dengan cara melakukan

    pengamatan langsung pada perusahaan yang bersangkutan, baik melalui

    observasi, dan wawancara. Penelitian lapangan dilakukan dengan cara observasi

    merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan

    pengamatan langsung terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Data

    dikumpulkan dari hasil analisa per dua jam dari merek yang dimonitor. Pengamatan

    pun dilakukan dengan mengamati sistem atau cara kerja, proses produksi dari awal

    sampai akhir, dan kegiatan pengendalian kualitas. Adapun jenis observasi yang

    peneliti gunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan guna mengetahui tujuan

    penelitian ini yaitu mengetahui dan menganalisis pengendalian mutu pada PT.

    Eastern Pearl Flour Mills Makassar. Selain itu ada pula metode dokumentasi

    merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan memanfaatkan dokumen (bahan

    atau gambar-gambar penting). Adapun dokumen-dokumen yang dimaksud adalah

    berupa data-data yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Sebagai data

    penunjang juga diperoleh informasi dari internet dan perpustakaan.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    46/93

    33

    3.5 Metode Analisis

    a. Diagram Sebab Akibat

    Diagram sebab akibat digunakan untuk menganalisis persoalan dan

    faktor-faktor yang menimbulkan persoalan tersebut. Dalam penelitian ini

    diagram sebab akibat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang

    memengaruhi mutu dari air minum dalam kemasan (AMDK), yang dianalisis

    dari hasil brainstorming dengan pihak perusahaan yaitu pemilik, qualitycontrol

    (QC), dan karyawan/operator produksi . Menurut (Gasperz, 2003), penggunaan

    diagram sebab akibat dapat mengikuti langkah-langkah berikut :

    1. Dapatkan kesepakatan tentang masalah yang terjadi dan ungkapkan

    masalah itu sebagai suatu pertanyaan masalah (problem question).

    2. Bangkitkan sekumpulan penyebab yang mungkin, dengan menggunakan

    teknik brainstorming atau membentuk anggota tim yang memiliki ide-ide

    berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi.

    3. Gambarkan diagram dengan pertanyaan masalah ditempatkan pada sisi

    kanan (membentuk kepala ikan) dan kategori utama seperti: material,

    metode, manusia, mesin, pengukuran dan lingkungan ditempatkan pada

    cabang utama (membentuk tulang-tulang besar dari ikan). Kategori utama

    ini dapat diubah sesuai kebutuhan.

    4. Tetapkan setiap penyebab dalam kategori utama yang sesuai dengan

    menempatkan pada cabang yang sesuai .

    5. Untuk setiap penyebab yang mungkin, tanyakan mengapa? untuk

    menemukan akar penyebab, kemudian daftarkan akar-akar penyebab itu

    pada cabang-cabang yang sesuai dengan kategori utama (membentuk

    tulang-tulang kecil dari ikan). Untuk menemukan akar penyebab, kita dapat

    menggunakan teknik bertanya lima kali (five whys).

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    47/93

    34

    6. Interpretasi diagram sebab akibat itu dengan melihat penyebab-penyebab

    yang muncul secara berulang, kemudian dapatkan kesepakatan melalui

    konsensus tentang penyebab itu. Selanjutnya fokuskan perhatian pada

    penyebab yang dipilih melalui konsensus itu.

    7. Terapkan hasil analisis dengan menggunakan diagram sebab akibat itu,

    dengan cara mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan korektif,

    serta memonitor hasil-hasil untuk menjamin bahwa tindakan korektif yang

    dilakukan itu efektif karena telah menghilangkan akar penyebab dari masalah

    yang dihadapi.

    b. Grafik Kendali

    Grafik kendali Xbar dan Rbar (range) digunakan untuk menganalisis data

    pada grafik kendali. Rata-rata (Xbar) adalah ukuran yang paling berguna bagi

    kecenderungan terpusat. Variabilitas atau pemencaran proses dapat

    dikendalikan dengan grafik pengendali untuk deviasi standar, yang dinamakan

    grafik S, atau grafik pengendali untuk rentang yang dinamakan grafik R.

    Rentang adalah perbedaan antara hasil pengukuran terendah dan tertinggi

    dalam satu deretan. Grafik Xbar dan Rbar termasuk teknik pengendalian proses

    statistik pada jalur yang paling penting dan berguna untuk memelihara mean

    proses dan variabilitas proses (Montgomery, 1990).

    Langkah-langkah membuat grafik kendali Xbar dan Rbar(Gasperz, 2003)

    adalah :

    1. Tentukan ukuran contoh (n= 4,5,6,....). Untuk keperluan praktik biasanya

    ditentukan lima unit pengukuran dari setiap contoh (n = 5)

    2) Kumpulkan 2025 sampel

    3) Hitung nilai X dan Range (R) dari tiap sampel.

    Xbar=

    .......................................................................................... (1)

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    48/93

    35

    Rbar = XmaksXmin.......................................................................................... (2)

    Hitung nilai rata-rata dari semua Xbar, yaitu Xdouble bar yang akan digunakan

    sebagai garis tengah grafik Xbar tersebut, serta nilai rata-rata dari semua

    R, yaitu R yang merupakan garis tengah dari grafik R.

    Misalkan tersedia m sampel, masing-masing memuat n observasi pada

    karakteristik kualitas itu. Misalkan Xbar1, Xbar2,..., Xbar m adalah rata-rata tiap

    sampel. Maka penaksir terbaik untuk rata-rata proses adalah mean

    keseluruhan yakni :

    Xdouble bar=

    .................................................................... (3)

    Rbar =

    ........................................................................................ (4)

    4) Hitung batas-batas kendali 3-sigma dari grafik kendali Xbar dan R. Grafik

    kendali Xbar(batas-batas kendali 3-sigma):

    UCL (Batas Pengendali Atas) = Xbar+ A2Rbar............................................ (5)

    CL (Garis Pusat) = Xbar .............................................................................. (6)

    LCL (Batas Pengendali Bawah) = Xdouble bar- A2Rbar...................................... (7)

    Grafik kendali R (batas-batas kendali 3-sigma):

    UCL = D4Rbar ................................................................................................. (8)

    CL = Rbar .................................................................................................... (9)

    LCL = D3R

    bar............................................................................................... (10)

    Daftar nilai koefisien dalam perhitungan batas-batas grafik kendali X dan R serta

    Indeks Kapabilitas Proses terdapat pada lampiran 1.

    5) Buatkan grafik kendali X bardan R bar

    6) Gunakan grafik kendali dari Xbar dan Rbar untuk memantau proses yang

    sedang berlangsung dari waktu ke waktu, untuk seterusnya, dan segera ambil

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    49/93

    36

    tindakan perbaikan apabila ada perubahan-perubahan yang tidak diinginkan pada

    proses itu.

    3.6 Definisi Operasional Variabel

    1. Pengendalian Mutu

    Merupakan proses pemeriksaan atau pengendalian produk untuk

    memastikan proses produksi dan keluaran memenuhi persyaratan yang telah

    ditetapkan oleh perusahaan. Pengendalian mutu adalah untuk mencapai tingkat

    kualitas produk yang distandarkan oleh perusahaan sesuai dengan standar mutu

    yang telah ditetapkan oleh tiap perusahaan. Variabel ini dapat diukur dengan

    diagram sebab-akibat dan peta kendali.

    2. Pengendalian Mutu SQC

    Pengendalian mutu PT. Eastern Pearl Flour MillsMakassar dilakukan secara

    variabel yaitu variabel yang bersangkutan dengan rata-rata pengukuran dan

    besarnya deviasi-deviasi (penyimpangan). Inspeksi variabel adalah lebih penting

    dalam pengawasan operasi-operasi yang sedang dilaksanakan karena hampir

    semua inspeksi ini dilakukan pada pekerjaan. Deviasi-deviasi (penyimpangan) yang

    dimaksudkan di sini ialah dimana untuk variabel kadar ash 0,2% dari target dan

    untuk variabel kadar moisture 2% dari target pada in proces, khususnya produk

    tepung terigu merek Gatotkaca dan Kompas. Pengukuran kualitas menggunakan

    diagram sebab akibat dan peta kendali (p-chart). Peta kendali digunakan dalam

    pengendalian mutu secara variabel yaitu untuk menentukan apakah kadar ash dan

    moisture sudah berada pada batas kendali yaitu melalui digram X bardan Rbar.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    50/93

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Deskripsi Tempat Penelitian

    4.1.1 Sejarah Berdirinya PT. Eastern Pearl Flour Mills

    Pabrik tepung terigu di Makassar didirikan pada tahun 1972 dengan status

    PMA (Penanaman Modal Asing) dengan nama PT. Prima Indonesia sampai dengan

    tahun 1984. Kemudian tahun 1984 menjadi PMDN (Penanaman Modal Dalam

    Negeri) dengan nama PT. Berdikari Sari Utama Flour Mills, yang beralamat di Jalan

    Hatta no 302 dan jalan Nusantara Baru no 36 Makassar. Namun sejak tahun 2000

    PT. Eastern Pearl Flour Millsdiambil alih oleh investor asing Interflour Groupyang

    berkantor pusat di Swiss kemudian terakhir tahun 2004 berganti nama menjadi PT.

    Eastern Pearl Flour Mills.

    Produk utama PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar ada empat merek

    terigu yaitu merek Gunung, Kompas, Gerbang dan Gatotkaca, semua terigu yang

    dihasilkan merupakan kualitas utama. Tetapi biasanya dalam penggunaannya

    terdapat spesifikasi penggunaan yang berbeda.

    Untuk memuaskan konsumen terigu, dalam mendapatkan terigu dengan

    mudah didirikan gudang-gudang terigu di beberapa ibu kota provinsi, seperti

    Samarinda, Banjarmasin, Manado, Lombok, Gorontalo dan Kupang. Untuk

    menyebarluaskan pengetahuan pembuatan roti didirikan Pusat Pelatihan Bakery

    (Baking School) di setiap kota yang memiliki gudang terigu PT. Eastern Pearl Flour

    Mills.

    Total kapasitas penggilingan gandum pada pabrik sebesar 2.800 ton/hari.

    Dengan bahan baku pokok adalah biji gandum. Biji gandum diimpor dari Australia,

    Kanada, Amerika Serikat dan Argentina.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    51/93

    38

    4.1.2 Fasilitas Pabrik PT. Eastern Pearl Flour Mills

    1. Unit milling

    2. Penerimaan gandum

    3. Silo gandum

    4. Silo tepung danpacking produkdan by produk

    5. Pelletizing(penggilingan dedak yang diolah menjadi pakan ternak)

    6. Gudang tepung dan pellet silo

    7. Energi meliputi listrik dan air

    8. Laboratorium

    9. Kantor seaside and cityside

    10. Fasilitas lainnya

    Adapun fasilitas lain yang dimiliki oleh PT. Eastern Pearl Flour Millsselain

    tersebut di atas, yaitu: workshop, masjid, mushola, koperasi, toko koperasi, kantor

    serikat pekerja, kantin, dan poliklinik.

    4.1.3 Struktur Organisasi PT. Eatern Pearl Flou r Mills

    Struktur organisasi perusahaan pada dasarnya memperlihatkan hubungan

    antara wewenang, tanggung jawab, tugas dan kedudukan para personel dalam

    perusahaan. Struktur organisasi juga dimaksudkan sebagai alat kontrol serta

    pengawasan bahkan dapat menciptakan persatuan dan dinamika suatu

    perusahaan.Adapun struktur organisasi PT. Eatern Pearl Flour Mills Makassar

    adalah sebagai berikut:

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    52/93

    39

    Gambar 4.1: Struktur Organisasi PT. Eastern Pearl Flour Mills

    4.1.4 Penanggung Jawab Proses Produksi dan Pengendalian Mutu PT. Eastern

    Pearl Flour Mills Makassar

    Dengan melihat struktur organisasi perusahaan tersebut di atas, maka dapat

    diuraikan tugas dan tanggung jawab dari beberapa bagian yang bertanggung jawab

    secara langsung dengan proses produksi dan pengendalian mutu dari struktur

    tersebut:

    SUMBER : Administration and Logistic Deputy Director adn Finance Deputy Director formely held as finance adm deputyu director

    PRESIDENT

    DIRECTOR

    SALES &

    MARKETING

    DIRECTOR

    FACTORY

    OPERATING

    DIRECTOR

    FINANCE, CORP.

    AFFAIR DIRECTOR

    SALES &

    MARKETING

    MANAGER

    PRODUCTION

    MANAGER

    ENGINEERING &

    UTILITY

    MANAGER

    SHIPPING

    MANAGER

    GENERAL

    AFFAIR

    MANAGER

    FINANCE

    MANAGER

    PDQC MANAGER

    QUALITY

    ASSURANCE

    MANAGER

    PACKING

    MANAGER

    COST ACCOUNT

    MANAGER

    INFORMATION

    SISTEM

    MANAGER

    TREASURY &

    ADM. MANAGER

    STRUKTUR ORGANISASIPT. BERDIKARI SARI UTAMA FLOUR MILLSORGANISATION CHART

    AS OF DESEMBER 2004

    LOGISTIC

    MANAGER

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    53/93

    40

    1. Production Development Quality Control Manager (PDQC)

    Merencanakan, mengkoordinasikan, memastikan seluruh fungsi dan

    tanggung jawab PDQC berjalan secara efektif yang mencakup dari gandum yang

    masuk sampai produk tepung terigu siap dikirim. Memastikan semua produk tepung

    terigu yang keluar dari pabrik memenuhi kriteria kualitas sesuai dengan

    peruntukkannya. Menentukan gandum yang akan digiling tepat sesuai dengan

    ketersediaan gandum yang ada.

    2. Production Manager

    Merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan serta mengendalikan

    semua kegiatan dalam departemen produksi, seperti proses cleaning dan milling.

    Membuat prosedur untuk program pelaksanaan pekerjaan, memastikan kelancaran

    dan efisiensi semua jenis pekerjaan di departemen produksi. Memastikan sanitasi

    dan hygieneterhadap mesin dan peralatan produksi.

    3. Shipping Manager

    Mengkoordinasikan dan mengontrol harian kegiatan shipping, loading dan

    unloading untuk incoming raw material dan pengisian di silo. Mendukung dan

    melaksanakan semua cakupan ISO 9.00022.000.

    4. Quality Assurance

    Tugas utama Quality Assurance Manager adalah mengkoordinasikan

    pengembang aktivitas jaminan mutu di PT. Eastern Pearl Flour Mills. Bertanggung

    jawab atas kebenaran hasil audit yang objektif. Bertanggung jawab terhadap

    implementasi process control system di lapangan. Memonitor kontraktor untuk

    semua proses sertifikasi dan memelihara hubungan baik dengan external auditor.

  • 8/13/2019 ANALISIS PENGENDALIAN MUTU SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) PADA PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS MAK

    54/93

    41

    5. Packing-Warehouse Manager

    Merencanakan produksi harian, pengambilan material, mengontrol jalannya

    produksi, dan kebersihan pada area flour packingserta menganalisa hasil produksi.

    Memastikan pencapaian hasil produksi sesuai dengan target yang telah

    direncanakan setiap bulan dan memastikan bahwa dalam pengoperasian mesin-

    mesin pendukung selalu dalam keadaan normal dan sesuai dengan batas toleransi

    yang diizinkan untuk pencapaian hasil produksi yang maksimal.

    4.1.5 Kualitas Gandum

    1. Moisture (kadar air)

    Kadar air pada tepung terigu biasanya disebut kadar moisture. Maksimum

    kadar moisture tepung 14,