Upload
nguyenmien
View
222
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
ANALISIS PERBANDINGAN MODAL KERJA SEBAGAI SARANA UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PENGGUNAAN
DANA ANTARA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DANPT MAYORA INDAH Tbk
OLEH :DEVINA JOVITA RUMUI
A 211 08 271
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2011
i
ii
iii
ABSTRACT
Working capital is very influential for a company. The existence of sufficient working capital allows a firm in carrying out its activities haven't any problems and trouble that might arise. The presence of excessive working capital funds that indicate not productive and this gives the loss due to the available funds are not used effectively in the activities of the company. Company policy in managing the exact amount of working capital will generate returns actually expected by the company while the lack of proper management of capital will result in losses. Good working capital management will be more expedite the company's activities in increasing efforts to achieve the expected benefits. Management of current assets effectively and efficiently is critical for the company, in order to maintain liquidity, which was instrumental in determining how much working capital changes that will be used by companies to achieve the benefits expected by the company.
The variables of this study uses only the independent variables (independent variables), namely Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, Cash Turnover, Inventory Turnover, Receivables Turnover and Working Capital Turnover. These variables are used to see a comparison of working capital between PT Indofood Tbk and PT Mayora Indah Tbk from 2006-2010. Samples of this study are two companies Food and Beverages that go public on the BEJ, PT Indofood Sukses Makmur Tbk and PT Mayora Indah Tbk.
Based on the results of research that has been done can be concluded that the hypothesis which states alleged PT Indofood Sukses Makmur Tbk has a greater ability than PT Mayora Indah Tbk to meet its short term liabilities (current ratio), allegedly PT Indofood Sukses Makmur Tbk has the capability for faster PT Mayora Indah Tbk while in carrying out business activities (activity ratio), alleged the use of working capital in PT Indofood Sukses Makmur Tbk is more efficient than PT Mayora Indah Tbk, not truth, because it is based on research results PT Mayora Indah Tbk is more efficient in use of working capital because at PT Indofood Sukses Makmur Tbk has excessive working capital.
iv
Abstrak
Modal kerja sangat berpengaruh bagi suatu perusahaan. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak mengalami hambatan dan kesulitan yang mungkin akan timbul. Adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan hal ini memberikan kerugian karena dana yang tersedia tidak dipergunakan secara efektif dalam kegiatan perusahaan. Kebijakan perusahaan dalam mengelola jumlah modal kerja secara tepat akan menghasilkan keuntungan yang benar-benar diharapkan oleh perusahaan sedangkan pengelolaan modal yang kurang tepat akan mengakibatkan kerugian. Pengelolaan modal kerja yang baik akan lebih memperlancar aktivitas perusahaan dalam meningkatkan usaha untuk mencapai keuntungan yang diharapkan. Pengelolaan aktiva lancar secara efektif dan efisien sangatlah penting bagi perusahaan, agar dapat mempertahankan likuiditasnya yang sangat berperan dalam menentukan seberapa besar perubahan modal kerja yang akan digunakan perusahaan untuk mencapai keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan.
Variabel penelitian ini hanya menggunakan variabel bebas (variable independent) yaitu Rasio Lancar, Rasio Cepat, Rasio Kas, Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang dan Perputaran Modal Kerja. Variabel-variabel tersebut digunakan untuk melihat perbandingan modal kerja antara PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk dari tahun 2006-2010. Sampel penelitian ini adalah dua perusahaan Food and Beverages yang go public di BEJ yaitu PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis yang menyatakan diduga PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki kemampuan yang lebih besar daripada PT Mayora Indah Tbk untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (rasio likuiditas), diduga PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki kemampuan yang lebih cepat daripada PT Mayora Indah Tbk dalam melaksanakan kegiatan usaha (rasio aktivitas), diduga penggunaan modal kerja pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk lebih efisien daripada PT Mayora Indah Tbk, tidak terbukti kebenarannya, karena berdasarkan hasil penelitian PT Mayora Indah Tbk lebih efisien dalam penggunaan modal kerjanya karena pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki modal kerja yang berlebihan.
v
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas diucapkan penulis selain puji dan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, bimbingan, dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi dengan judul
“Analisis Perbandingan Modal Kerja Sebagai Sarana Untuk Meningkatkan Efisiensi
Penggunaan Dana Antara PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah
Tbk ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan
program memperoleh studi strata (S-1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi pada
Universitas Hasanuddin Makassar.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak terdapat
kendala yang harus dilalui dan dijalani oleh penulis. Dukungan moril serta bimbingan
sangat dibutuhkan dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu berkat
bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak maka penyusunan skripsi ini
bisa terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu.
Untuk itu dengan penuh rasa hormat, penulis dengan sepenuh hati
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama kepada :
1. Yang tercinta keluarga besarku beserta William Wijaya yang selalu bisa
memotivasi dan memberikan semangat serta doa kepada penulis.
2. Yang terhormat Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Ali,SE.,MS selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.
3. Yang terhormat Bapak Dr. Darwis Said,SE.,MSA.,Ak. selaku Wakil Dekan I
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.
vi
4. Yang terhormat Bapak Dr. Muhammad Yunus Amar, MT selaku Ketua Jurusan
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.
5. Yang Terhormat Bapak Dr. Muhammad Ismail, SE., M.Si selaku Sekretaris
Jurusan Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.
6. Yang terhomat Bapak Dr. Sumardi, SE., M.Si dan Ibu Dra. Debora Rira., M.Si
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan dan pengarahan
selama penyusunan skripsi ini.
7. Yang terhormat Bapak H. Muhammad Sobarsyah,.SE.,M.Si. selaku dosen mata
kuliah Seminar Manajemen Keuangan yang telah banyak memberikan masukan
dalam penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh staf dan karyawan akademik Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen
Universitas Hasanuddin.
9. Sahabatku Cynthia Edginarda, Ines Ham Anto dan teman-teman angkatan 2008.
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis sudah melakukan usaha terbaik dalam penyelesaian skripsi ini, namun tak
ada kesempurnaan di dalamnya melainkan masih banyak terdapat kekurangan pada
skripsi ini, oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik
membangun dari semua pihak, dan semoga skripsi ini dapat membantu dan
bermanfaat bagi kita semua.
Makassar, Januari 2012
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
ABSTRACT......................................................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR......................................................................................... vi
DAFTAR ISI........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 9
1.5 Sistematika Penulisan .......................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 11
2.1 Modal Kerja ......................................................................................... 11
2.2 Siklus Modal Kerja .............................................................................. 13
2.3 Sebab Perubahan Modal Kerja ............................................................ 14
2.4 Fungsi Modal Kerja ............................................................................ 15
2.5 Faktor-faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Modal Kerja ............... 16
2.6 Sumber Modal Kerja .......................................................................... 18
2.7 Efisiensi Modal Kerja .......................................................................... 19
viii
2.8 Manfaat Manajemen Modal Kerja ...................................................... 22
2.9 Jenis Modal Kerja ............................................................................... 23
2.10 Kebijaksanaan Modal Kerja .............................................................. 24
2.11 Unsur-unsur Modal Kerja ................................................................. 27
2.12 Rasio Likuiditas ................................................................................ 29
2.13 Rasio Aktivitas .................................................................................. 31
2.14 Efisiensi ............................................................................................. 34
2.15 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 34
2.18 Kerangka Pikir ................................................................................... 41
2.19 Hipotesis ............................................................................................ 44
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 40
3.1 Objek Penelitian …………………………………..……………………. 45
3.2 Jenis dan Sumber Data ………………………………………………….. 45
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data …………………………….….. 46
3.4 Populasi dan Sampel …………………………………………………… 46
3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian ………………………………. 46
3.6 Metode Analisis Data ………………………………………………….. 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………... 52
4.1 Gambaran Umum Perusahaan .......................................................... 52
4.1.1 PT Indofood Sukses Makmur Tbk ......................................... 52
4.1.2 PT Mayora Indah Tbk ............................................................ 54
4.2 Hasil Analisis Data Penelitian ......................................................... 55
4.2.1 Analisis Likuiditas ................................................................. 56
4.2.1.1 Rasio Lancar .............................................................. 57
4.2.1.2 Rasio Cepat ................................................................ 62
4.2.1.3 Rasio Kas ................................................................... 67
4.2.2 Analisis Aktivitas ................................................................... 71
4.2.2.1 Tingkat Perputaran Kas ............................................. 71
ix
4.2.2.2 Tingkat Perputaran Persediaan dan Umur Rata-rata
Persediaan ................................................................ 76
4.2.2.3 Tingkat Perputaran Piutang dan Umur Rata-rata
Piutang ..................................................................... 83
4.2.2.4 Tingkat Perputaran Modal Kerja ............................. 88
BAB V PENUTUP............................................................................................... 99
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 99
5.2 Saran ................................................................................................. 101
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 103
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rangking By Total Assets 2010 & 2009 ........................................... 3
Tabel 1.2 Rangking By Total Assets 2008 & 2007 ........................................... 4
Tabel 1.3 Rangking By Total Assets 2007 & 2006 ........................................... 4
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 39
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian .......................................... 46
Tabel 4.1 Rasio Lancar PT Indofood Sukses Makmur Tbk .............................. 57
Tabel 4.2 Rasio Lancar PT Mayora Indah Tbk ................................................. 59
Tabel 4.3 Perbandingan Rasio Lancar PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan
PT Mayora Indah Tbk ........................................................................ 61
Tabel 4.4 Rasio Cepat PT Indofood Sukses Makmur Tbk ................................ 62
Tabel 4.5 Rasio Cepat PT Mayora Indah Tbk ................................................... 64
Tabel 4.6 Perbandingan Rasio Cepat PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan
PT Mayora Indah Tbk ........................................................................ 66
Tabel 4.7 Rasio Kas PT Indofood Sukses Makmur Tbk ................................... 67
Tabel 4.8 Rasio Kas PT Mayora Indah Tbk ...................................................... 69
Tabel 4.9 Perbandingan Rasio Kas PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT
Mayora Indah Tbk ............................................................................. 70
Tabel 4.10 Perputaran Kas PT Indofood Sukses Makmur Tbk ........................... 72
Tabel 4.11 Perputaran Kas PT Mayora Indah Tbk ............................................... 74
xi
Tabel 4.12 Perbandingan Perputaran Kas PT Indofood Sukses Makmur Tbk
dan PT Mayora Indah Tbk ............................................................... 75
Tabel 4.13 Perputaran Persediaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk ................ 77
Tabel 4.14 Umur Rata-rata Persediaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk ........ 78
Tabel 4.15 Perputaran Persediaan PT Mayora Indah Tbk ................................... 80
Tabel 4.16 Umur Rata-rata Persediaan PT Mayora Indah Tbk ........................... 81
Tabel 4.17 Perbandingan Perputaran Persediaan PT Indofood Sukses Makmur
Tbk dan PT Mayora Indah Tbk ......................................................... 82
Tabel 4.18 Perputaran Piutang PT Indofood Sukses Makmur Tbk ..................... 84
Tabel 4.19 Umur Rata-rata Pengumpulan Piutang PT Indofood Sukses
Makmur Tbk....................................................................................... 84
Tabel 4.20 Perputaran Piutang PT Mayora Indah Tbk ........................................ 86
Tabel 4.21 Umur Rata-rata Pengumpulan Piutang PT Mayora Indah Tbk ......... 86
Tabel 4.22 Perbandingan Perputaran Piutang PT Indofood Sukses Makmur
Tbk dan PT Mayora Indah Tbk ........................................................ 88
Tabel 4.23 Perputaran Modal Kerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk ............. 89
Tabel 4.24 Perputaran Modal Kerja PT Mayora Indah Tbk ................................ 91
Tabel 4.25 Perbandingan Perputaran Modal Kerja PT Indofood Sukses
Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk ......................................... 93
Tabel 4.26 Ringkasan Perbandingan Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas
antara PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah
Tbk ..................................................................................................... 94
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir .................................................................................. 43
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Perhitungan Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas PT Indofood
Sukses Makmur Tbk.
Lampiran 2: Perhitungan Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas PT Mayora
Indah Tbk.
Lampiran 3: Laporan Keuangan Konsolidasi PT Indofood Sukses Makmur
Tbk tahun 2006,2005, dan 2004.
Lampiran 4 : Laporan Keuangan Konsolidasi PT Indofood Sukses Makmur
Tbk tahun 2008, 2007, dan 2006.
Lampiran 5 : Laporan Keuangan Konsolidasi PT Indofood Sukses Makmur
Tbk tahun 2010 dan 2009.
Lampiran 6 : Laporan Keuangan Konsolidasi PT Mayora Indah Tbk tahun
2007,2006, dan 2005.
Lampiran 7 : Laporan Keuangan Konsolidasi PT Mayora Indah Tbk tahun
2008 dan 2009.
Lampiran 8 : Laporan Keuangan Konsolidasi PT Mayora Indah Tbk tahun
2009 dan 2010.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan
kemampuan manajer dalam melihat kesempatan di masa yang akan datang baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perusahaan dalam melakukan
kegiatannya selalu membutuhkan dana, kebutuhan dana tersebut digunakan untuk
membiayai kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan operasioanal
sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar
hutang, dan pembayaran lainnya.
Oleh karena itu, tugas para manajer suatu perusahaan adalah
merencanakan masa depan dan memperlancar operasi perusahaan sehingga dapat
mencapai tujuan yaitu pencapaian laba maksimal dan kelangsungan hidup
perusahaan.
Kenyataan menunjukkan bahwa waktu manajer keuangan sebagian besar
dicurahkan untuk pekerjaan intern sehari-hari. Salah satu ukuran yang sering
dipakai untuk menilai sukses tidaknya manajer keuangan dalam menjalankan
tugasnya adalah dalam hal pengelolaan manajemen modal kerja sebab
pengelolaan modal kerja erat sekali hubungannya dengan kegiatan usaha sehari-
hari dan kelangsungan hidup usaha.
Dana yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk membelanjai operasinya
sehari-hari disebut modal kerja. Modal kerja merupakan investasi perusahaan
2
dalam bentuk kas, piutang, persediaan dan lainnya yang termasuk aktiva lancar.
Modal kerja adalah salah satu unsur aktiva yang sangat penting dalam
perusahaan. Karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi
kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya. Masa perputaran modal kerja
yakni sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen modal kerja hingga menjadi kas
lagi, adalah kurang dari satu tahun atau berjangka pendek. Masa perputaran modal
kerja ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja tersebut.
Semakin cepat masa perputaran modal kerja semakin efisien penggunaan modal
kerja, dan tentunya investasi pada modal kerja semakin kecil. Oleh karena itu
manajer keuangan dituntut agar mengelola modal kerja dengan baik sehingga
meningkatkan efisiensi modal kerja. Modal kerja merupakan masalah pokok dan
topik penting yang seringkali dihadapi oleh perusahaan, karena modal kerja dan
aktiva lancar merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva, sehingga
perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan efisiensi kerjanya sehingga
dicapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan yaitu mencapai laba yang
optimal.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk adalah dua
perusahaan terbuka yang bergerak dalam bidang industri makanan. Kedua
perusahaan ini merupakan perusahaan makanan terbesar yang memiliki kualitas
dan kinerja yang baik sehingga dapat diperbandingkan satu sama lain dalam
melihat bagaimana pengelolaan modal kerjanya, apakah pengelolaan modal kerja
yang dimiliki telah dikelola dengan baik sehingga dapat meningkatkan efisiensi
3
penggunaan dana dalam perusahaan masing-masing sehingga kedua perusahaan
tersebut dapat menjadi perusahaan terkemuka hingga saat ini. Berikut ini adalah
tabel Ranking By Total Assets Industri Manufaktur yang termasuk perusahaan
Food and Beverages tahun 2006-2010 yaitu :
Tabel 1.1
RANKING BY TOTAL ASSETS (million Rp) 2010 & 2009
No. Company 2010 2009 Change1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk 42,072,894 40,324,780 4,3%2. PT Sinar Mas Agro Resources And
Techonologi (SMART) Tbk10,685,159 10,570,701 1,1%
3. PT Mayora Indah Tbk 3,619,199 3,097,999 16,8%4. PT Tunas Baru Lampung Tbk 2,939,931 2,773,885 6,0%5. PT Davomas Abadi Tbk 2,786,124 2,957,961 -5,8%6. PT Ultra Jaya Milk Tbk 1,895,964 1,731,089 9,5%7. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1,465,023 1,080,049 35,6%8. PT Aqua Golden Mississipi Tbk 1,283,620 1,105,000 16,2%9. PT Fast Food Indonesia Tbk 1,120,399 860,323 30,2%10. PT Multi Bintang Indonesia Tbk 860,509 786,009 9,5%11. PT Cahaya Kalbar Tbk 755,108 624,557 20,9%12. PT Delta Djakarta Tbk 717,100 697,220 2,9%13. PT Siantar TOP Tbk 585,118 550,341 6,3%14. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk 538,439 306,414 75,7%15. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 369,939 334,951 10,4%16. PT Sekar Laut Tbk 192,671 201,239 -5,7%17. PT Akasha Wira International Tbk 183,346 172,517 5,7%18. PT Pioneerindo Gourmet
International Tbk95,459 87,228 9,4%
Sumber : IDX (Internet Data Exchange)
Tahun : 2009 & 2010
4
Tabel 1.2
RANKING BY TOTAL ASSETS (million Rp) 2008 & 2007
No. Company 2008 2007 Change1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk 39,594,264 29,572,466 33,3%2. PT Sinar Mas Agro Resources And
Techonologi (SMART) Tbk10,025,916 8,063,169 24,3%
3. PT Davomas Abadi Tbk 3,671,081 3,868,528 -5,1%4. PT Mayora Indah Tbk 2,922,998 1,893,175 54,4%5. PT Tunas Baru Lampung Tbk 2,049,163 2,457,120 -16,6%6. PT Ultra Jaya Milk Tbk 1,740,646 1,362,830 27,7%7. PT Sierad Produce Tbk 1,384,707 1,294,773 6,9%8. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1,061,958 792,690 28,3%9. PT Aqua Golden Mississipi Tbk 1,003,488 891,530 12,6%10. PT Multi Bintang Indonesia Tbk 941,389 621,835 51,4%11. PT Fast Food Indonesia Tbk 784,759 629,491 24,7%12. PT Delta Djakarta Tbk 698,297 592,359 17,9%13. PT Siantar TOP Tbk 626,750 517,448 21,1%14. PT Cahaya Kalbar Tbk 604,642 613,680 -1,5%15. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 286,965 291,723 -1,6%16. PT Sekar Laut Tbk 201,003 182,697 10,0%17. PT Sekar Bumi Tbk 189,505 185,055 2,4%18. PT Akasha Wira International Tbk (d/h
Ades Waters Indonesia Tbk)185,015 178,761 3,5%
19. PT Pioneerindo Gourmet International Tbk 81,755 74,009 10,5%Sumber : IDX (Internet Data Exchange)
Tahun : 2008 & 2007
Tabel 1.3
RANKING BY TOTAL ASSETS (million Rp) 2007 & 2006
No. Company 2007 2006 Change1. PT Indofood Sukses Makmur Tbk 29,527,466 16,267,483 81,5%2. PT Sinar Mas Agro Resources And
Techonologi (SMART) Tbk8,063,169 5,311,931 51,8%
3. PT Davomas Abadi Tbk 3,868,528 2,707,801 42,9%4. PT Tunas Baru Lampung Tbk 2,457,120 2,049,163 19,9%5. PT Mayora Indah Tbk 1,893,175 1,553,377 21,9%6. PT Ultra Jaya Milk Tbk 1,362,830 1,249,080 9,1%7. PT Sierad Produce Tbk 1,294,773 1,113,796 16,2%8. PT Aqua Golden Mississipi Tbk 891,560 795,244 12,1%
5
9. PT Fast Food Indonesia Tbk 629,491 483,575 30,2%10. PT Multi Bintang Indonesia Tbk 621,835 610,437 1,9%11. PT Cahaya Kalbar Tbk 613,680 280,807 118,5%12. PT Delta Djakarta Tbk 592,359 571,243 3,7%13. PT Siantar TOP Tbk 517,448 467,491 10,7%14. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 515,609 363,933 41,7%15. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 291,723 288,053 1,3%16. PT Sekar Bumi Tbk 185,055 188,921 -2,0%17. PT Sekar Laut Tbk 182,697 161,879 12,9%18. PT Ades Waters Indonesia Tbk 178,761 233,253 -23,4%19. PT Pioneerindo Gourmet International
Tbk74,009 75,759 -2,3%
Sumber : IDX (Internet Data Exchange)
Tahun : 2007 & 2006
Jumlah aset selama tahun 2006-2010 menyatakan bahwa PT Indofood Sukses
Makmur Tbk berada pada peringkat pertama selama lima tahun sehingga dengan
demikian dapat terlihat bahwa PT Indofood Sukses Makmur merupakan sebuah
perusahaan yang memiliki jumlah aset tertinggi dari 19 perusahaan sejenis.
Sedangkan PT Mayora Indah Tbk walaupun tidak menduduki peringkat pertama,
tetapi PT Mayora Indah Tbk tidak tertinggal jauh dari PT Indofood Sukses Makmur
Tbk melainkan selalu berada dalam posisi lima besar selama lima tahun tersebut.
Jumlah aset penting diketahui dalam penggunaan modal kerja karena di dalam jumlah
aset ini, terdapat nilai dari unsur-unsur modal kerja yaitu kas, piutang dan persediaan,
di mana unsur-unsur tersebut digunakan perusahaan sebagai modal kerja sehingga
kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Adapun kondisi kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan
PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2010 berdasarkan sumber dari Press Releases
adalah sebagai berikut :
6
PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki kinerja keuangan untuk periode
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. PT Indofood Sukses Makmur Tbk
membukukan penjualan bersih konsolidasi sebesar Rp 38,40 triliun, naik 2,7% dari
Rp 37,40 triliun di tahun 2009. Grup Produk Konsumen Bermerek (“CBP”) yang
terdiri dari Divisi Mi Instan, Dairy, Penyedap Makanan, Makanan Ringan serta
Nutrisi & Makanan Khusus, memberikan kontribusi terhadap penjualan bersih
konsolidasi sebesar 46% di tahun 2010, meningkat dari 43% di tahun 2009, terutama
disebabkan oleh peningkatan volume penjualan di seluruh divisi dan peningkatan
harga jual rata-rata pada beberapa kategori.
Kontribusi Grup Bogasari yang merupakan salah satu divisi dari produk
PT Indofood Sukses Makmur Tbk terhadap penjualan bersih konsolidasi di tahun
2010 turun menjadi 26% dari 29% di tahun 2009, disebabkan oleh turunnya harga
jual tepung terigu sehubungan dengan turunnya harga gandum dunia. Kontribusi dari
Grup Agribisnis dan Distribusi relatif tidak mengalami perubahan, masing-masing
sekitar 20% dan 8%. Laba kotor naik 19,4% menjadi Rp 12,47 triliun di tahun 2010
dari Rp 10,44 triliun di tahun 2009, disebabkan oleh naiknya volume penjualan pada
seluruh Grup serta turunnya biaya bahan baku. Laba usaha tumbuh sebesar 34,5%
menjadi Rp 6,73 triliun di tahun 2010 dari Rp 5,00 triliun di tahun 2009. Laba bersih
naik 42,2% menjadi Rp 2,95 triliun di tahun 2010 dari Rp 2,08 triliun di tahun 2009.
Peningkatan kinerja operasional tercermin dalam peningkatan core profit menjadi
Rp 2,98 triliun di tahun 2010 dari Rp 1,73 triliun di tahun 2009.
7
Sedangkan PT Mayora Indah Tbk memiliki kinerja keuangan di mana
besarnya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia membuat potensi penjualan
PT Mayora Indah Tbk (MYOR) bertumbuh dengan cepat. PT Mayora Indah Tbk
berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 184,09 miliar. Nilai tersebut terhitung
tumbuh sebesar 30,07% dibanding nilai laba bersih pada periode yang sama tahun
sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp 372,15 miliar. Pertumbuhan tersebut ditopang
oleh adanya kebijakan tepat perusahaan dalam segala aspek, baik dalam pemasaran,
teknologi produksi, harga jual, pengembangan produk dan beberapa kebijakan lain
PT Mayora Indah Tbk dalam Hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPST),
menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 96,818 miliar atau sama dengan Rp l30
per saham. Nilai tersebut sebesar 20% dari nilai laba bersih perusahaan di 2010
sebesar Rp 184,09 miliar. Selain pembagian dividen, perseroan juga menganggarkan
laba bersih sebagai saldo laba ditahan dan cadangan untuk kegiatan usaha ke depan.
Kemudian, PT Mayora Indah Tbk juga memperoleh nilai penjualan bersih tumbuh
sekitar 51,36% dari Rp 4,77 triliun di 2009 menjadi Rp 7,22 triliun pada 2010 lalu.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk memiliki kinerja
keuangan yang baik dapat dilihat dari laba bersih yang dihasilkan dari kedua
perusahaan terkemuka tersebut. Dengan memiliki kinerja keuangan yang baik maka
dapat secara jelas terlihat bahwa kedua perusahaan tersebut telah memenuhi tujuan
perusahaan yaitu untuk mencapai laba yang optimal. Dengan mengetahui jumlah aset
dan laba bersih yang dihasilkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan
PT Mayora Indah Tbk penulis tertarik untuk mengetahui di antara kedua perusahaan
8
Food and Beverages tersebut manakah yang telah menggunakan modal kerjanya
secara efisien.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah
tersebut, maka penulis ingin meneliti mengenai “Analisis Perbandingan Modal Kerja
Sebagai Sarana Untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Dana antara PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk dan PT. Mayora Indah Tbk.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka penulis merumuskan
permasalahan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :
- Apakah PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki kemampuan yang
lebih besar daripada PT Mayora Indah Tbk dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya (rasio likuiditas) ?
- Apakah PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki kemampuan yang
lebih cepat daripada PT Mayora Indah Tbk dalam melaksanakan kegiatan
usahanya (rasio aktivitas)?
- Di antara kedua perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT
Mayora Indah Tbk, manakah yang penggunaan modal kerjanya lebih
efisien?
9
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka yang menjadi
tujuan dari penelitian adalah :
- Untuk mengetahui apakah kemampuan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
lebih besar daripada PT Mayora Indah Tbk dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya tepat waktu (rasio likuiditas).
- Untuk mengetahui apakah kemampuan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
lebih cepat daripada PT Mayora Indah Tbk dalam melaksanakan kegiatan
usahanya (rasio aktivitas).
- Untuk mengetahui apakah penggunaan modal kerja pada PT Indofood
Sukses Makmur Tbk lebih efisien dibandingkan pada PT Mayora Indah
atau sebaliknya.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman yang pastinya berguna di waktu yang akan datang.
2. Bagi perusahaan yang bersangkutan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
sebagai referensi atau masukan untuk kebijakan - kebijakan perusahaan pada
periode-periode selanjutnya.
10
3. Bagi pihak-pihak lain, diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan serta menjadi referensi atau bahan masukan dalam
penelitian serupa pada penelitian yang akan datang.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan
gambaran keseluruhan isi penelitian. Adapun sistematika pembahasan yang
terdapat dalam penelitian ini terdiri dari lima bab.
BAB I : PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas tentang landasan teori
yang digunakan sebagai dasar penelitian yang dilakukan, penelitian terdahulu,
kerangka pemikiran, dan hipotesis yang berhubungan dengan pokok pembahasan.
BAB III : METODE PENELITIAN. Bab ini membahas tentang metode yang
digunakan dalam penelitian yaitu objek penelitian, variabel penelitian, jenis dan
sumber data, metode dan teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, definisi
operasional variabel penelitian dan metode analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN. Bab ini menjelaskan
tentang deskripsi objek penelitian, analisis data dan interpretasi hasil.
BAB V : PENUTUP. Bab ini berisi tentang simpulan dan saran.
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Modal Kerja
Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau operasinya sehari-hari
selalu membutuhkan modal kerja (working capital). Modal kerja ini misalnya
digunakan untuk membayar upah buruh, gaji pegawai, membeli bahan mentah,
membayar persekot dan pengeluaran-pengeluaran lainnya yang gunanya untuk
membiayai operasi perusahaan. Untuk mendapatkan gambaran mengenai
pengertian dari modal kerja di sini penulis mengemukakan beberapa pendapat :
1. James C Van Home (1997:214) menyatakan, bahwa “Modal kerja bersih
adalah aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar, dan modal kerja kotor
adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar seperti kas, piutang dan
persediaan”
2. J. Fred Weston and Eugene F. Brigham (1991:157), menyatakan bahwa
“Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu
kas, surat berharga jangka pendek, piutang dan persediaan”.
Modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi hutang
lancar. Contoh manajemen modal kerja adalah manajemen kas, manajemen
piutang manajemen persediaan.Terdapat tiga konsep definisi modal kerja yaitu :
12
Konsep kuantitatif
Konsep ini menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan
operasi jangka pendek. Konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah
jumlah aktiva lancar ( gross working capital ). Konsep ini menitikberatkan
pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, aktiva
lancar ini merupakan aktiva sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau
dana yang tertanam dalam aktiva akan dapat bebas lagi dalam jangka pendek.
Jadi konsep ini menggambarkan keseluruhan (jumlah) aktiva lancar. Dalam
pengertian ini modal kerja sering disebut modal kerja bruto atau gross
working capital.
Konsep kualitatif
Pada pengertian ini konsep modal kerja dikaitkan dengan besarnya
jumlah hutang lancar atau hutang yang segera harus dibayar. Jadi modal kerja
menurut konsep ini adalah sebagian aktiva lancar yang benar-benar dapat
digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu
likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang
lancarnya.
Konsep fungsional
Menitikberatkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam menghasilkan
laba dari usaha pokok perusahaan yaitu current income dan future income.
Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dana dalam menghasilkan
13
pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan adalah
dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Aktiva lancar sebagian
merupakan unsur modal kerja, walaupun tidak seluruhnya.
Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa modal
kerja adalah harta yang dimiliki perusahaan yang dipergunakan untuk
menjalankan kegiatan usaha atau membiayai operasional perusahaan tanpa
mengorbankan aktiva yang lain dengan tujuan memperoleh laba yang optimal.
2.2 Siklus Modal Kerja
Proses pemutaran modal kerja akan selalu berjalan selama perusahaan
masih beroperasi, modal kerja berputar terus-menerus dalam perusahaan karena
dipakai untuk membiayai operasi sehari-hari. Menurut Tunggal (1995: 91) dalam
Ima Hernawati (2007), proses pemutaran modal kerja itu dinamakan lingkaran
modal kerja, yang akan selalu berputar selama perusahaan merupakan “going
concern” atau masih berjalan.
Analisis tentang lingkaran modal kerja dimulai dengan kas. Uang kas
ditanam dalam persediaan dan berbagai alat dan jasa, di samping dibiayai dari
para pemasok dengan kredit, yang kemudian memerlukan pembiayaan dengan
kas. Menurut Tunggal (1995: 91) dalam Ima Hernawati (2007), barang
perusahaan dijual pada para pembeli dengan tunai atau kredit biasa atau dengan
pembayaran wesel/promes dari debitor dan dari wesel/promes diterima kas. Jadi,
siklus modal kerja dimulai dari kas, persediaan, piutang, hingga menjadi uang
14
merupakan lingkaran modal kerja yang akan menjadi dana yang berputar secara
terus-menerus selama perusahaan itu berjalan.
2.3 Sebab Perubahan Modal Kerja
Sebab- sebab terjadinya perubahan modal kerja, yaitu :
- Adanya kenaikan sektor modal baik yang berasal dari laba maupun adanya
pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik perusahaan
sehingga modal kerja akan bertambah.
- Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan
bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva tetap maupun
melalui proses depresiasi, sehingga modal kerja akan bertambah.
- Adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi,
hipotek, atau hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan
bertambahnya aktiva lancar, maka modal kerja akan bertambah.
- Karena kerugian yang diderita oleh perusahaan, baik kerugian normal maupun
kerugian exidentil, sehingga akan mengurangi modal kerja.
- Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan
tertentu dalam jangka panjang, akan mengurangi modal kerja.
- Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap akan mengurangi modal
kerja.
- Pengambilan uang atau barang yang dilakukan oleh pemilik perusahaan untuk
kepentingan pribadi.
15
2.4 Fungsi Modal Kerja
Fungsi modal kerja adalah sebagai berikut:
1. Modal Kerja menampung kemungkinan akibat buruk yang ditimbulkan
karena penurunan nilai aktiva lancar seperti penurunan nilai piutang yang
diragukan dan yang tidak dapat ditagih atau penurunan nilai persediaan.
2. Modal kerja yang cukup, memungkinkan perusahaan untuk membayar semua
utang lancarnya tepat pada waktunya dan untuk memanfaatkan potongan
tunai; dengan menggunakan potongan tunai maka jumlah yang akan
dibayarkan untuk pembelian barang menjadi berkurang.
3. Modal kerja yang cukup, memungkinkan perusahaan untuk memelihara
“Credit standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank
dan para kreditor akan kelayakan perusahaan untuk memelihara kredit. Di
samping itu modal kerja yang mencukupi, memungkinkan perusahaan untuk
menghadapi situasi darurat seperti dalam hal terjadi : pemogokan, banjir, dan
kebakaran.
4. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit kepada para
pembeli. Kadang-kadang perusahaan harus memberikan kepada para
pembelinya syarat kredit yang lebih lunak dalam usaha membantu para
pembeli yang baik untuk membiayai operasinya.
5. Memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan persediaan pada suatu
jumlah yang mencukupi untuk melayani kebutuhan para pembeli dengan
lancar.
16
6. Memungkinkan pimpinan perusahaan untuk menyelenggarakan perusahaan
lebih efisien dengan jalan menghindarkan kelambatan dalam memperoleh
bahan, jasa dan alat-alat yang disebabkan karena kesulitan kredit.
7. Modal kerja yang mencukupi, memungkinkan pula perusahaan untuk
menghadapi masa resesi dan depresi dengan baik.
2.5 Faktor – faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Modal Kerja
Menurut Tunggal (1995: 96-101) dalam Ima Hernawati (2007), kebutuhan
perusahaan akan modal tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut:
1. Sifat atau Jenis Perusahaan
Kebutuhan modal kerja tergantung pada jenis dan sifat dari usaha yang
dijalankan perusahaan.
2. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi dan memperoleh barang yang akan dijual.
Ada hubungan langsung antara jumlah modal kerja dan jangka waktu yang
diperlukan untuk memproduksi barang yang akan dijual pada pembeli. Makin
lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh barang, atau makin lama
waktu yang diperlukan untuk memperoleh barang dari luar negeri, maka
jumlah modal kerja yang diperlukan makin besar.
3. Cara-cara atau syarat-syarat pembelian dan penjualan
Kebutuhan modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh syarat pembelian dan
penjualan. Makin banyak syarat kredit untuk membeli bahan dari pemasok
maka lebih sedikit modal kerja yang ditanamkan dalam persediaan.
17
Sebaliknya, semakin longgar syarat kredit yang diberikan pada pembeli maka
akan lebih banyak modal kerja yang ditanamkan dalam piutang.
4. Perputaran persediaan
Makin cepat persediaan berputar maka makin kecil modal kerja yang
diperlukan. Pengendalian persediaan yang efektif diperlukan untuk memelihara
jumlah, jenis, dan kualitas barang yang sesuai dan mengatur investasi dalam
persediaan. Di samping itu biaya yang berhubungan dengan persediaan juga
berkurang.
5. Perputaran piutang
Kebutuhan modal kerja juga dipengaruhi oleh jangka waktu penagihan piutang.
Apabila penagihan piutang dilakukan secara efektif maka tingkat perputaran
piutang akan tinggi sehingga modal kerja tidak akan terikat dalam waktu yang
lama dan dapat segera digunakan dalam siklus usaha perusahaan.
6. Siklus Usaha (Konjungtur)
Dalam masa “prosperti” (konjungtur tinggi), perusahaan akan berupaya untuk
membeli barang mendahului kebutuhan untuk memperoleh harga yang rendah
dan memastikan adanya persediaan yang cukup, sehingga dalam masa tersebut
diperlukan modal kerja yang besar. Sebaliknya, dalam masa “depresi”
(konjungtor menurun) maka volume usaha turun dan banyak perusahaan harus
menukar persediaan dan piutang menjadi uang.
7. Musim
Apabila perusahaan tidak dipengaruhi oleh musim, maka penjualan tiap bulan
rata-rata sama. Tetapi jika dipengaruhi oleh musim, maka perusahaan
18
memerlukan sejumlah modal kerja yang maksimum untuk jangka relatif
pendek.
Ada 2 macam musim :
a. Musim dalam hal produktif hanya dilakukan dalam bulan-
bulan tertentu saja sedangkan dalam bulan lain tidak ada
produksi atau sedikit produksinya.
b. Musim dalam hal penjualan, yaitu penjualan hanya dilakukan
dalam bulan-bulan tertentu saja, sedangkan dalam bulan lain
penjualan tidak begitu banyak.
2.6 Sumber Modal Kerja
Sumber - sumber modal kerja berasal dari hal-hal sebagai berikut :
1. Hasil operasi perusahaan.
2. Keuntungan dari penjualan surat – surat berharga (investasi jangka pendek).
3. Penjualan aktiva tidak lancar.
4. Penerimaan yang diperoleh dari penjualan obligasi dan saham dan penyetoran
dana oleh para pemilik perusahaan.
5. Penerimaan pinjaman jangka panjang dan jangka pendek yang diperoleh dari
Bank atau pihak lain.
19
2.7 Efisiensi Modal Kerja
Manajemen atau pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting
agar kelangsungan usaha sebuah perusahaan dapat dipertahankan. Kesalahan atau
kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja akan menyebabkan buruknya kondisi
keuangan perusahaan sehingga kegiatan perusahaan dapat terhambat atau terhenti
sama sekali.
Menurut Tunggal (1995: 92) dalam Ima Hernawati (2007), adanya kesalahan
atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja dapat menimbulkan kelebihan
atau kekurangan dalam penyediaan modal kerja. Adanya kelebihan modal kerja
dalam sebuah perusahaan dapat disebabkan oleh :
1. Pengeluaran obligasi/saham dalam jumlah yang lebih dari yang diperlukan.
2. Penjualan aktiva tak lancar yang tak diganti.
3. Terjadinya laba operasi yang tidak digunakan untuk pembayaran dividen, untuk
pembelian aktiva tetap atau untuk tujuan lain yang serupa.
4. Konversi atau perubahan aktiva tetap ke dalam modal kerja.
Konversi perubahan bentuk yang tak disertai dengan penggantian dari aktiva
tetap ke dalam modal kerja dengan jalan proses depresiasi, deplesi dan
amortisasi.
5. Karena akumulasi atau penimbunan sementara dari berbagai dana yang
disediakan untuk investasi-investasi dan sebagainya.
20
Sedangkan terjadinya kekurangan modal kerja menurut Wijaya (1995: 93-96)
dalam Ima Hernawati (2007) dapat disebabkan oleh:
1. Karena kerugian usaha, antara lain diakibatkan oleh:
a. Volume penjualan yang tidak mencukupi, jadi terlalu kecil untuk dapat
menutup biaya.
b. Penurunan harga jual yang disebabkan karena persaingan tanpa
adanya penurunan dalam harga pokok penjualan.
c. Terlalu banyak piutang yang tidak dapat ditagih.
d. Kenaikan biaya yang tidak diimbangi dengan bertambahnya
penjualan atau pendapatan .
e. Bertambahnya biaya, sedang penjualan atau pendapatan menurun.
2. Adanya kerugian luar biasa (Extraordinary Losses).
Kerugian luar biasa adalah kerugian yang tidak disebabkan karena
operasi rutin perusahaan.
3. Kebijakan dividen yang kurang baik
Hal ini terjadi karena perusahaan memutuskan membayarkan dividen
meskipun kondisi keuangan perusahaan tidak memungkinkan untuk
memberikan dividen pada para pemegang saham.
4. Penggunaan modal kerja untuk memperoleh aktiva tak lancar.
Kekurangan modal kerja kadang terjadi karena dilakukannya
investasi dari aktiva lancar untuk memperoleh aktiva tak lancar. Hal
ini terjadi apabila suatu aktiva yang tua harus diganti dengan yang
21
baru atau apabila dibeli aktiva tetap lain yang baru atau karena
pembelian saham perusahaan lain sebagai investasi.
5. Kenaikan tingkat harga umum.
Kekurangan modal kerja dapat disebabkan karena kenaikan harga
yang memerlukan investasi jumlah rupiah yang telah banyak untuk
memelihara kuantitas persediaan dan aktiva pada tingkat fisik yang
sama dan untuk membiayai penjualan kredit pada tingkat penjualan
yang sama.
Menurut Husnan (1997: 98) dalam Ima Hernawati (2007), indikasi
pengelolaan modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi modal kerja yang
dilihat dari perputaran modal kerja yang dimulai dari aset kas diinvestasikan
dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas. Makin
pendek periode perputarannya, makin cepat perputarannya sehingga
perputaran modal kerja makin tinggi dan perusahaan makin efisien yang
pada akhirnya rentabilitas semakin tinggi.
Menurut Van Home (1997: 217) dalam Ima Hernawati (2007),
kebijakan modal kerja yang efisien menghadapkan pihak manajemen pada
keputusan yang mengakibatkan adanya pertukaran (trade off) antara faktor
likuiditas dan profitabilitas. Keputusan untuk menetapkan jumlah modal
kerja yang besar memungkinkan tingkat likuiditas terjaga namun dapat
menurunkan profitabilitas. Sebaliknya keputusan yang cenderung untuk
memaksimalkan profitabilitas dapat mengganggu tingkat kelancaran
likuiditas.
22
2.8 Manfaat Manajemen Modal Kerja
Manfaat dari manajemen modal kerja adalah sebagai berikut :
- Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari
aktiva lancar.
- Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada
waktunya.
- Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan
memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau
kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
- Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk
melayani konsumen.
- Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih
menguntungkan kepada para langganannya.
- Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien
karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang
dibutuhkan.
- Laporan modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk
mengadakan pengawasan terhadap modal kerja.
23
2.9 Jenis Modal Kerja
Kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu dalam satu periode belum tentu
sama, hal ini disebabkan oleh berubah-ubahnya proyeksi volume produksi yang
akan dihasilkan oleh perusahaan. Perubahan itu sendiri kemungkinan disebabkan
karena adanya permintaan yang tidak sama dari waktu ke waktu, seperti adanya
permintaan yang disebabkan oleh musiman. Oleh karena itu kebutuhan modal
kerja juga bisa mengalami perubahan. Menurut Andri Apriyono (2007) modal
kerja bisa dikelompokkan ke dalam dua jenis sebagai berikut :
1. Modal Kerja Permanen (Primary Working Capital)
Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada
dalam perusahaan agar perusahaan dapat menjalankan kegiatannya
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja permanen dibagi
menjadi dua macam yakni :
a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)
Modal kerja primer adalah modal kerja minimal yang harus
ada dalam perusahaan untuk menjamin agar perusahaan dapat
tetap beroperasi.
b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)
Merupakan modal kerja yang harus ada agar perusahaan biasa
beroperasi dengan tingkat produksi normal. Produksi normal
merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
barang sebesar kapasitas normal perusahaan.
24
2. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-
ubah sesuai dengan perubahan kegiatan ataupun keadaan lain yang
memengaruhi perusahaan. Modal kerja variabel terdiri dari :
a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)
Merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk
mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan,
misalnya perusahaan biscuit harus menyediakan modal kerja
lebih besar pada saat musim hari raya.
b. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital)
Adalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi
oleh fluktuasi konjungtor.
c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital)
Modal kerja ini jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh
keadaan-keadaan yang terjadi di luar kemampuan perusahaan.
2.10 Kebijaksanaan Modal Kerja
Kebijaksanaan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh
perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja dengan
berbagai alternatif sumber dana. Seperti diketahui bahwa sumber dana
untuk memenuhi modal kerja bisa dipilih dari sumber dana berjangka
panjang atau sumber dana berjangka pendek. Masing-masing alternatif
mempunyai konsekuensi dan keuntungan. Modal kerja pada dasarnya
25
adalah dana yang masa perputarannya berjangka pendek, tapi karena ada
dana (modal kerja) yang selalu harus ada dalam perusahaan (modal kerja
permanen) artinya dana tersebut harus ada dalam jangka panjang, maka
perlu kebijaksanaan untuk mencari sumber pembelanjaan sehingga
diperoleh biaya dana yang paling murah.
Kebijaksanaan modal kerja apa yang harus diambil oleh perusahaan ini
tergantung dari seberapa besar manajer berani mengambil resiko.
Kebijaksanaan modal kerja yang dapat diambil oleh perusahaan adalah :
a. Kebijaksanaan Konservatif
Rencana pemenuhan kebutuhan dana konservatif merupakan
rencana pemenuhan dana modal kerja yang lebih banyak
menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan sumber
dana jangka pendek. Dalam kebijakan ini modal kerja permanen dan
sebagian modal kerja variable dipenuhi oleh sumber dana jangka
panjang, sedangkan sebagian modal kerja variable lainnya dipenuhi
dengan sumber dana jangka pendek. Kebijaksanaan ini disebut
konservatif (hati-hati), karena sumber dana jangka panjang
mempunyai jatuh tempo yang lama, sehingga perusahaan memiliki
keleluasaan dalam pelunasan kembali artinya perusahaan
mempunyai tingkat keamanan atau margin of safety yang besar.
26
b. Kebijaksanaan Moderat
Pada kebijakan atau strategi pendanaan ini perusahaan
membiayai setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang
lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut. Artinya
aktiva yang bersifat permanen yakni aktiva tetap dan modal kerja
permanen akan didanai dengan sumber dana jangka panjang, dan
aktiva yang bersifat variabel atau modal kerja variabel akan didanai
dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan ini didasarkan atas
princip matching principle yang menyatakan bahwa jangka waktu
sumber dana sebaiknya disesuaikan dengan lamanya dana tersebut
diperlukan. Bila dana yang diperlukan hanya untuk jangka pendek
maka sebaiknya didanai dengan sumber dana jangka pendek,
demikian pula kalau dana tersebut diperlukan untuk jangka panjang
maka sebaiknya didanai dengan sumber dana jangka panjang.
Dengan demikian risiko yang dihadapi hanya berupa terjadinya
penyimpangan aliran kas yang diharapkan. Oleh karena itu kesulitan
yang dihadapi adalah memperkirakan jangka waktu skedul arus kas
bersih dan pembayaran hutang, yang selau terdapat unsur
ketidakpastian. Dan pada kebijakan ini akan muncul trade-off antara
profitabilitas dan risiko. Semakin besar margin of safety yang
ditentukan untuk menutup penyimpangan arus kas bersih semakin
aman bagi perusahaan, tetapi harus menyediakan dana yang jangka
waktunya melebihi kebutuhan dana yang akan digunakan, akibatnya
27
akan terjadi dana menganggur dan hal ini akan menurunkan
profitabilitas. Dengan kata lain bila resiko rendah akan
mengakibatkan profitabilitas juga rendah.
c. Kebijaksanaan Agresif
Bila pada kebijakan konservatif perusahaan lebih
mementingkan faktor keamanan sehingga margin of safetynya sangat
besar, tetapi tentunya akan mengakibatkan tingkat profitabilitas
menjadi rendah. Sebaliknya dengan kebijakan agresif, maka
sebagian kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi dengan
sumber dana jangka pendek. Pada pendekatan ini perusahaan berani
menanggung resiko yang cukup besar, sedangkan trade-off yang
diharapkan adalah memperoleh profitabiltas yang lebih besar.
2.11 Unsur – unsur Modal Kerja
Unsur-unsur dalam modal kerja adalah sebagai berikut :
a. Kas
Kas adalah golongan alat-alat likuid tingkat pertama. Kas di
dalam perusahaan tidak semata-mata untuk memenuhi pembayaran
hutang yang jatuh tempo, akan tetapi juga untuk mengadakan
transaksi.
Setiap perusahaan indusrti ataupun perusahaan jasa dalam
menjalankan usahanya selalu membutuhkan uang kas. Uang kas
adalah uang yang dimiliki dalam bentuk tunai yang digunakan untuk
28
belanja sehari-hari atau untuk membangun toko, membeli kendaraan
angkutan dan sebagainya. Semua hal tersebut di atas merupakan kas
yang keluar atau yang kita bayarkan. Selain kas yang keluar, ada juga
kas yang masuk atau yang kita terima, misalnya dari hasil penjualan
barang atau jasa dan hasil penagihan piutang sebagai akibat penjualan
secara kredit.
Antara besarnya kas masuk dan kas keluar akan terdapat selisih
yang berupa kelebihan atau kekurangan atau bisa juga terjadi
keseimbangan. Keseimbangan kas masuk dan kas keluar terjadi
apabila terdapat kesesuaian atau pengawasan yang baik.
b. Piutang
Dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualannya,
kebanyakan perusahaan besar menjual produknya dengan kredit.
Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi
menimbulkan piutang langganan dan barulah kemudian pada hari jatuh
tempo terjadi aliran kas masuk yang berasal dari pengumpulan piutang
tersebut. Dengan demikian maka piutang merupakan elemen modal
kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secara terus-menerus
dalam rantai perputaran modal kerja, yaitu:
Kas persediaan piutang kas.
Dalam keadaan yang normal dan di mana penjualan pada
umumnya dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai tingkat
29
likuiditas yang lebih tinggi daripada persediaan karena perputaran
piutang ke kas membutuhkan satu langkah saja.
c. Persediaan
Persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja
merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, di mana secara
terus-menerus mengalami perubahan. Masalah investasi dalam
persediaan merupakan masalah pembelanjaan aktif, seperti halnya
investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya
investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek yang
langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam
penetapan besarnya investasi dalam persediaan akan menekan
keuntungan perusahaan.
2.12 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban kewajibannya yang harus segera dipenuhi. Kewajiban yang
segera harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini
bisa digunakan untuk mengukur tingkat keamanan kreditor jangka pendek,
serta mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila
kewajiban jangka pendek ini segera ditagih. Ukuran rasio likuiditas terdiri
dari tiga alat ukur :
30
a. Rasio Lancar (Current Ratio).
Rasio lancar adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva
lancar di sini meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan, dan
aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi
hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang
lainnya yang segera harus dibayar. Semakin tinggi current ratio,
semakin besar kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-
hutangnya. Rasio lancar yang digunakan sebagai titik tolak untuk
analisis, yaitu sebesar 200%. Rasio lancar sebesar 200% kadang-kadang
sudah memuaskan bagi suatu perusahaan. Rumus Current ratio adalah
:
= Aktiva LancarHutang Lancar x100%b. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio).
Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi
persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya
alat likuid yang paling cepat yang bisa digunakan untuk melunasi
hutang lancar. Persediaan dianggap aktiva lancar yang paling tidak
lancar, sebab untuk menjadi uang tunai (kas) memerlukan dua
langkah yakni menjadi piutang terlebih dahulu sebelum menjadi kas.
Pada umumnya rasio cepat semakin mendekati 100% menunjukkan
31
posisi likuiditas perusahaan baik. Formulasi untuk menghitung Quick
ratio adalah :
= x100%
c. Rasio kas (Cash Ratio).
Rasio kas adalah rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva
lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar.
Aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas adalah efek atau surat
berharga. Dengan demikian rumus untuk menghitung Cash ratio
adalah sebagai berikut :
ℎ = Kas + EfekHutang Lancar X100%
2.13 Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas ini mengukur seberapa besar efektivitas perusahaaan
dalam memanfaatkan sumber dananya. Rasio aktivitas dinyatakan sebagai
perbandingan penjualan dengan berbagai elemen aktiva. Elemen aktiva
sebagai penggunaan dana seharusnya bisa dikendalikan agar bisa
dimanfaatkan secara optimal. Semakin efektif dalam memanfaatkan dana
semakin cepat perputaran dana tersebut, karena rasio aktivitas umumnya
diukur dari perputaran masing-masing elemen aktiva. Rasio aktivitas
meliputi tingkat perputaran kas, tingkat perputaran persediaan, umur rata-
32
rata persediaan, tingkat perputaran piutang, umur rata-rata piutang, tingkat
perputaran modal kerja.
a. Tingkat Perputaran Kas (Cash Turnover).
Rasio ini digunakan sebagai alat untuk mengukur efisiensi penggunaan kas
oleh perusahaan. Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin tinggi
pula efisiensi penggunaan kas suatu perusahaan dan semakin tinggi pula
tingkat likuiditasnya. Dengan demikian rumus untuk menghitung cash
turnover adalah :
ℎ = Penjualan bersihKas rata − ratab. Tingkat Perputaran Persediaan (Inventory Turnover).
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam
persediaan berputar dalam satu tahun. Semakin tinggi persediaan berputar
semakin efektif perusahaan dalam mengelola persediaan.
= Harga pokok barang yang dijualPersediaan Rata − ratac. Umur Rata-rata Persediaan (Average Age of Inventory).
Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa lama rata-rata persediaan
berada dalam gudang. Dengan perkataan lain, berapa lama rata-rata modal
terikat dalam persediaan.
33
= Rata − rata persediaan x 360Harga pokok barang (yang dijual)d. Tingkat Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover).
Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa kali dana yang tertanam dalam
piutang perusahaan dalam satu tahun. Semakin cepat perputaran piutang,
semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya.
= Penjualan kredit/tahunRata − rata piutange. Umur Rata-rata Piutang (Average Age of Account Receivable).
Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa lama rata-rata piutang berada
dalam perusahaan atau berapa lama rata-rata dana terikat dalam piutang.
= Rata − rata piutang x 360Penjualan kredit/tahunf. Tingkat Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover).
Rasio ini digunakan untuk mengetahui besarnya penggunaan modal kerja
dalam suatu perusahaan. Tingkat perputaran modal kerja merupakan salah
satu alat ukur untuk menentukan keberhasilan dan keefektifan manajemen
modal kerja.
= Penjualan bersihAktiva lancar − Hutang lancar
34
2.13 Efisiensi
Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi
besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.
Pengertian efisiensi menurut Danfar (2009) yang mengutip pernyataan
H. Emerson yaitu “Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input
(masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang
dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan
penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang
telah diselesaikan.”
2.16 Penelitian Terdahulu
1. Nama peneliti : Sri Rahaju.
Tahun Penelitian : 1997.
Judul penelititan : Evaluasi Pengelolaan Modal Kerja Sebagai Sarana
Untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Dana.
Variabel Penelitian : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Analisis
Sumber dan penggunaan modal kerja serta Efisiensi Penggunaan
Modal Kerja.
Hasil penelitian :
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, PT. Praxair Indonesia
dari analisa likuiditas yang terdiri dari current ratio, quick ratio, dan
cash ratio yang cenderung menurun, maka dapat disimpulkan bahwa
35
PT Praxair Indonesia dalam keadaan tidak likuid. Sedangkan dari hasil
analisis ratio aktivitas menunjukkan bahwa perputaran ratio-ratio
aktivitas cenderung meningkat kecuali perputaran kas, hal ini
menunjukkan terjadinya peningkatan efisiensi dalam penggunaan
modal kerjanya dan dari laporan perubahan modal kerja menunjukkan
bahwa penurunan modal kerja pada tahun 1995 dan tahun 1996,
dimana sumber modal kerja yang terbesar adalah modal saham pada
tahun 1995 dan hutang jangka panjang pada tahun 1996 serta
penggunaanya untuk pembelian aktiva tetap dan untuk operasi
perusahaan yang disebabkan adanya penurunan laba yang diperoleh
perusahaan.
2. Nama peneliti : Ima Hernawati.
Tahun Penelitian : 2007.
Judul Penelitian : Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas
dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas.
Variabel Penelitian : Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, Solvabilitas
dan Profitabilitas.
Hasil Penelitian :
- Secara parsial efisiensi modal kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas pada perusahaan industri barang konsumsi yang
terdafatar di BEJ dari tahun 2002-2005.
36
- Secara parsial likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdafatar
di BEJ dari tahun 2002-2005.
- Secara parsial solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas pada perusahaan industri barang konsumsi yang terdafatar
di BEJ dari tahun 2002-2005.
- Secara simultan efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas tidak
berpenagruh terhadap profitabilitas pada perusahaan industri barang
konsumsi yang terdafatar di BEJ dari tahun 2002-2005, karena hanya
sebesar 3,2%.
3. Nama Peneliti : Sri Patoyah.
Tahun Penelitian : 2005.
Judul Penelitian : Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Pada
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “Harapan” Kecamatan
Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2001-2003.
Variabel Penelitian : Rasio Likuiditas, Rasio aktivitas, dan Rasio
Rentabilitas.
Hasil Penelitian :
- Berdasarkan analisis rasio likuiditas KPRI “Harapan” Kecamatan
Gemuh Kabupaten Kendal menunjukkan bahwa rasio lancar tahun
2001- 2003 bila dibandingkan dengan standar pengukuran maka rasio
lancar pada tahun 2001 dan 2002 adalah kurang baik, sedangkan untuk
tahun 2003 adalah baik. Dan untuk rasio cepat tahun 2001-2003 bila
37
dibandingkan dengan standar pengukuran maka rasio cepat pada tahun
2001 dan 2002 adalah kurang baik, sedangkan untuk tahun 2003 adalah
baik.
- Berdasarkan analisis rasio aktivitas KPRI “Harapan” Kecamatan
Gemuh Kabupaten Kendal menunjukkan bahwa perputaran piutang
tahun 2001-2003 bila dibandingkan dengan standar pengukuran maka
perputaran piutang pada tahun 2001-2003 kurang efisien. Dan untuk
perputaran persediaan tahun 2001-2003 bila dibandingkan dengan
standar maka perputaran persediaan pada tahun 2001-2003 adalah
cukup efisien.
- Berdasarkan analisis perputaran modal kerja KPRI “Harapan”
Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal menunjukkan bahwa perputaran
modal kerja tahun 2001-2003 bila dibandingan dengan standar
pengukuran maka perputaran modal kerja pada tahun 2001- 2003
adalah cukup efisien.
- Berdasarkan analisis rasio rentabilitas KPRI “Harapan” Kecamatan
Gemuh Kabupaten Kendal menunjukkan bahwa rasio laba bersih
sebelum pajak dengan total aktiva tahun 2001-2003 bila dibandingkan
dengan standar pengukuran maka pada tahun 2001- 2003 adalah cukup
efisien. Dan bila dilihat dari rentabilitas modal sendiri tahun 2001-2003
yang dibandingkan dengan standar pengukuran maka rentabilitas modal
sendiri pada tahun 2001-2003 adalah cukup efisien.
38
4. Nama Peneliti : Kusuma Wardhani Samsul.
Tahun Penelitian : 2005.
Judul Penelitian : Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Pada
KPRI Departemen Agama Kabupaten Kudus.
Variabel Penelitian : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, dan Rasio
Rentabilitas.
Hasil Penelitian :
- Berdasarkan analisis likuiditas KPRI Kantor Departemen Agama
Kabupaten Kudus menunjukkan bahwa rasio lancar tahun 2002-2004
bila dibandingkan dengan standar pengukuran maka rasio lancar tahun
2002-2004 adalah cukup baik. Dan rasio cepat tahun 2002-2004 adalah
kurang baik.
- Berdasarkan analisis rasio aktivitas KPRI Kantor Departemen Agama
Kabupaten Kudus menunjukkan piutang tahun 2002-2004 bila
dibandingkan dengan standar pengukuran maka perputaran piutang
pada tahun 2002-2004 kurang efisien.
- Berdasarkan analisis perputaran modal kerja pada KPRI Kantor
Departemen Agama Kabupaten Kudus tahun 2002-2004 bila
dibandingkan dengan standar pengukuran maka perputaran modal kerja
pada tahun 2002-2004 adalah cukup efisien.
- Berdasarkan analisis rasio rentabilitas KPRI Kantor Departemen
Agama Kabupaten Kudus menunjukkan bahwa rasio laba bersih
sebelum pajak dengan total aktiva tahun 2002-2004 adalah efisien.
39
Secara terperinci penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama Penelitian
Tahun Penelitian
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1. Sri Rahaju. 1997. Evaluasi Pengelolaan Modal Kerja
Sebagai Sarana Untuk
Meningkatkan Efisiensi
Penggunaan Dana.
Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Analisis Sumber dan penggunaan modal kerja serta
Efisiensi Penggunaan Modal Kerja.
Dalam analisa likuiditas disimpulkan bahwa PT Praxair dalam keadaan tidak likuid. Sedangkan dalam hasil analisis rasio aktivitas menunjukkan terjadinya peningkatan efisiensi dalam penggunaan modal kerja.
2. Ima Hernawati. 2007. Analisis Pengaruh
Efisiensi Modal Kerja,
Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap
Profitabilitas.
Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, Solvabilitas, dan
Profitabilitas.
Secara parsial efisiensi modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas,likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkansecara simultan efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
40
3. Sri Patoyah. 2005. Analisis Efisiensi
Penggunaan Modal Kerja
Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
“Harapan” Kecamatan
Gemuh Kabupaten
Kendal Tahun 2001-2003.
Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas,
dan Rasio Rentabilitas
.
Perputaran piutang kurang efisien dan perputaran persediaan cukup efisien.
Analisis perputaran modal kerja cukup efisien.
Analisis rasio rentabilitas dilihat dari rasio laba bersih sebelum pajak dan dari rentabilitas modal sendiri adalah cukup efisien.
41
4. Kusuma Wardhani Samsul.
2005. Analisis Efisiensi
Penggunaan Modal Kerja Pada KPRI Departemen
Agama Kabupaten
Kudus.
Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas
dan Rasio Rentabilitas.
Analisis likuiditas menunjukkan bahwa rasio lancar adalah cukup baik dan rasio cepat adalah kurang baik.
Analisis rasio aktivitas menunjukkan kurang efisien.
Analisis perputaran modal menunjukkan cukup efisien.
Analisis rasio rentabilitas menunjukkan rasio laba bersih sebelum pajak adalah efisien.
2.17 Kerangka Pikir
Menurut Tunggal (1995:165) dalam Ima Hernawati (2007), yang
menyebutkan bahwa indikasi pengelolaan modal kerja yang baik adalah
adanya efisiensi modal kerja yang dapat dilihat dari perputaran modal
kerja yang dimiliki dari aset kas yang dinvestasikan dalam komponen
modal kerja sampai saat kembali menjadi kas. Efisiensi modal kerja
dapat dilihat dari perputaran kas (cash turnover,) perputaran modal kerja
(working capital turnover), perputaran persediaan (inventory turnover),
dan perputaran piutang (receivable turnover). Perputaran modal kerja
dimulai dari saat kas dinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai
42
saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode peputaran modal kerja
makin cepat perputarannya, sehingga modal kerja semakin tinggi dan
perusahaan makin efisien yang pada akhirnya rentabilitas meningkat.
Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja
yang memuaskan, maka perusahaan kemungkinan mengalami
insolvency (tak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo) dan bahkan
mungkin terpaksa harus dilikuidasi. Aktiva lancar harus cukup besar
untuk dapat menutup hutang lancar sedemikian rupa, sehingga
menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin safety) yang
memuaskan.
Dengan demikian untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan
dalam menggunakan dan memanfaatkan modal kerja yang dimilikinya
agar dapat mencapai efisiensi dalam penggunaan dana dapat diketahui
dengan menggunakan metode atau model pengukuran rasio likuiditas
dan rasio aktivitas. Secara sitematis dapat dilihat pada gambar berikut
ini :
43
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
INVESTASI PERUSAHAAN
PIUTANGKAS PERSEDIAAN
MODAL KERJA
KEBUTUHAN PERUSAHAAN
KEWAJIBAN (HUTANG)
EFEKTIVITAS PERUSAHAAN
PENELITIAN
RASIO KEUANGAN (RASIO LIKUIDITAS dan
RASIO AKTIVITAS)
REKOMENDASI (HASIL)
44
2.18 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka hipotesis
penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Diduga PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki kemampuan yang
lebih besar daripada PT Mayora Indah Tbk dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya (rasio likuiditas).
- Diduga PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki kemampuan yang
lebih cepat daripada PT Mayora Indah Tbk dalam melaksanakan kegiatan
usahanya (rasio aktivitas).
- Diduga penggunaan modal kerja pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk
lebih efisien daripada PT Mayora Indah Tbk.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini hanya memiliki satu variabel yaitu variabel bebas
(variable independent) yang selanjutnya dinyatakan dengan variabel X. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah Rasio Likuiditas yang terinci dalam Current
Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio serta Rasio Aktivitas yang terinci dalam Cash
Turnover, Inventory Turn Over, Average Age of Inventory, Account Receivable
Turn Over, Average Age of Account Receivable, dan Working Capital Turnover.
Sehubungan dengan objek penelitian tersebut, maka subjek penelitian ini adalah
PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, terdiri
dari :
g. data kuantitatif adalah data berupa angka-angka yang menunjukkan
jumlah atau banyaknya sesuatu, yaitu laporan keuangan perusahaan
periode 2006-2010 (neraca dan laporan laba rugi).
h. data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur atau dinilai dalam
bentuk angka melainkan dalam bentuk kata-kata seperti, sejarah
singkat perusahaan, anggapan para ahli dalam teori yang digunakan.
46
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi. Metode ini
dilakukan melalui pengumpulan dan pencatatan data laporan keuangan pada
PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk selama periode
2006-2010 untuk mengetahui rasio-rasio keuangannya.
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini mencakup industri manufaktur yang terdaftar di
BEJ yang termasuk dalam perusahaan Food and Beverages. Penelitian ini
menggunakan sampel PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah
Tbk yaitu perusahaan yang telah terdaftar di BEJ.
3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan model analisis, maka operasionalisasi
variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel
Definisi Skala Pengukuran
Rasio Likuiditas
(X)
Rasio Lancar/ Current Ratio
Rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang jangka pendek.
Rasio = Aktiva LancarHutang Lancar x100%
47
Rasio Cepat/
Quick Ratio
Rasio ini menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa digunakan untuk melunasi hutang lancar.
Rasio =Aktiva Lancar − PersediaanHutang Lancar x100%
Rasio Kas/ Cash Ratio
Rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar.
Rasio = Kas + EfekHutang Lancar x100%
Rasio Aktivitas
(X)
Tingkat Perputaran Kas / Cash Turnover
Rasio ini digunakan sebagai alat untuk mengukur efisiensi penggunaan kas oleh perusahaan.
Rasio ℎ = Penjualan bersihKas rata − rata
Tingkat Perputaran Persediaan/ Inventory Turnover
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam satu tahun.
Rasio
= Harga pokok barang yang dijualPersediaan Rata − rata
Umur Rata-rata
Persediaan/ Average Age of
Inventory
Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa lama rata-rata persediaan berada dalam gudang. Dengan
Rasio A
= Rata − rata persediaan x 360Harga pokok barang (yang dijual)
48
perkataan lain, berapa lama rata-rata modal terikat dalam persediaan.
Tingkat Perputaran
Piutang/Account
Receivable Turnover
Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa kali dana yang tertanam dalam piutang perusahaan dalam satu tahun.
Rasio
= Penjualan kredit/tahunRata − rata piutang
Umur Rata-rata
Piutang/ Average Age of
Account Receivable
Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa lama rata-rata piutang berada dalam perusahaan atau berapa lama rata-rata dana terikat dalam piutang.
Rasio
= Rata − rata piutang x 360Penjualan kredit/tahun
Tingkat Perputaran Modal Kerja / Working Capital Turnover)
Rasio ini digunakan untuk mengetahuibesarnya penggunaan modal kerja dalam suatu perusahaan.
Rasio
= Penjualan bersihAktiva lancar − Hutang lancar
49
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode analisis deskriptif dengan analisis rasio keuangan, di mana
rasio-rasio keuangan yang digunakan adalah Rasio Likuiditas dan Rasio
Aktivitas.
1. Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Current ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Rumus Current rasio
adalah:
= Aktiva LancarHutang Lancar x100%b. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Quick ratio merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi
persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya alat
likuid yang paling cepat yang bias digunakan untuk melunasi hutang
lancar. Formulasi untuk menghitung Quick ratio adalah :
Quick Ratio = x100%
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Cash ratio adalah rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar
yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Aktiva lancar
50
yang bisa segera menjadi uang kas adalah efek atau surat berharga.
Dengan demikian rumus untuk menghitung Cash ratio adalah sebagai
berikut :
ℎ = Kas + EfekHutang Lancar x100%2. Rasio Aktivitas
a. Tingkat Perputaran Kas (Cash Turnover)
Rasio ini digunakan sebagai alat untuk mengukur efisiensi penggunaan kas
oleh perusahaan.
ℎ = Penjualan bersihKas rata − ratab. Tingkat Perputaran Persediaan (Inventory Turnover).
Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam
dalam persediaan berputar dalam satu tahun.
=
c. Umur Rata-rata Persediaan (Average Age of Inventory)
Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa lama rata-rata persediaan
berada dalam gudang. Dengan perkataan lain, berapa lama rata-rata modal
terikat dalam persediaan.
= ( )
51
d. Tingkat Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover).
Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa kali dana yang tertanam
dalam piutang perusahaan dalam satu tahun.
= /
e. Umur Rata-rata Piutang (Average Age of Account Receivable).
Rasio ini digunakan untuk menghitung berapa lama rata-rata piutang
berada dalam perusahaan atau berapa lama rata-rata dana terikat dalam
piutang.
= Rata − rata piutang x 360Penjualan kredit/tahunf. Tingkat Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover).
Rasio ini digunakan untuk mengetahui besarnya penggunaan modal
kerja dalam suatu perusahaan. Tingkat perputaran modal kerja
merupakan salah satu alat ukur untuk menentukan keberhasilan dan
keefektifan manajemen modal kerja.
=
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan produsen
berbagai jenis makanan dan minuman. Perseroan berkedudukan di
Jakarta dan didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma
berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang
diubah dengan Akta No.249 tanggal 15 November 1990 dan yang
diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991, semuanya
dibuat di hadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
berdasarkan Surat Keputusan No.C2-2915.HT.01.01 Th.91 tanggal 12
Juli 1991, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
di bawah No.579, 580 dan 581 tanggal 5 Agustus 1991, dan
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 11
Februari 1992, Tambahan No.611.
Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya
Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur, berdasarkan
keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang
dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994
53
yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta.
Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia,
dan Eropa.
Visi dan Misi PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk. mempunyai visi dan misi
sebagai landasan atau pedoman perusahaan. Di bawah ini landasan dan
pedoman yang dipegang oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk. dalam
usahanya yaitu:
a. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan Total Food Company.
b. Misi Perusahaan
- Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi,
dan teknologi.
- Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga
terjangkau, yang merupakan pilihan pelanggan.
- Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun
internasional.
- Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa
indonesia, khususnya dalam bidang nutrisi.
54
- Meningkatkan stakeholder’s value secara berkesinambungan.
4.1.2 PT Mayora Indah Tbk
PT. Mayora Indah Tbk merupakan perusahaan besar yang mempunyai
inti usaha di bidang makanan yang diproduksi dari berbagai jenis kebutuhan
pasar seperti biskuit, permen, wafer, cokelat, makanan kesehatan dan juga
kopi.
Visi Misi PT. Mayora Indah Tbk.
- Terus meningkatkan posisi kompetitif.
- Membangun merek yang kuat dan saluran distribusi di semua lini.
- Menyediakan lingkungan kerja yang menantang, menyenangkan dan
menguntungkan secara finansial di mana didorong oleh persaingan yang
adil dan sikap bertanggung jawab.
- Membawa nilai-nilai kepada stakeholder kita dengan mengamankan
pertumbuhan dan struktur keuangan yang kuat di industri.
Profil PT. Mayora Indah Tbk.
Sejak pertama kali didirikan pada tahun 1977, PT. Mayora Indah Tbk
telah menjadi salah satu industri makanan penting di Indonesia. Sebagai hasil
dari pertumbuhan Negara di bidang ekonomi dan pergeseran pola konsumtif
terhadap produk sosial yang lebih praktis, PT Mayora Indah Tbk
menunjukkan pertumbuhan pesat selama bertahun-tahun.
55
Sekarang, PT. Mayora Indah Tbk dibagi menjadi 6 divisi usaha :
- Biskuit : Roma, Better, Slai O lai, dan Danisa.
- Candy : Kopiko, Kis, Tamarin, dan Plonk.
- Wafer : Beng Beng, Astor, dan Roma.
- Cokelat : Choki Choki, dan Danisa.
- Makanan Kesehatan : Energen.
- Kopi : Torabika.
Untuk memenuhi tuntutan pasar yang semakin meningkat, PT. Mayora
Indah Tbk menjadi go public melalui Initial Public Offering (IPO) pada tahun
1990. Sebuah langkah sukses yang nyata dalam wujud pabrik-pabrik di
Tangerang, Bekasi dan Surabaya, yang memperkerjakan 5.300 pekerja.
Didukung dengan jaringan distribusi yang kuat dan luas, produk
PT Mayora Indah Tbk tersedia di seluruh Indonesia dan beberapa variabel luar
negeri seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, Singapura, Hongkong, Arab Saudi,
Australia, Afrika, Amerika dan Italia.
4.2 Hasil Analisis Data Penelitian
Berdasarkan data-data keuangan yang diperoleh penulis yaitu neraca dan
laporan laba rugi PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk
selama lima tahun terakhir yaitu periode 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010, maka
penulis akan menganalisis data-data keuangan tersebut untuk mengetahui
kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang sedang dihadapi PT Indofood
56
Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk terutama yang menyangkut
masalah pengelolaan modal kerjanya.
Untuk menganalisis perbandingan penggunaan modal kerja antara
PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk, penulis
menggunakan beberapa alat analisis yaitu rasio likuiditas dan rasio aktivitas
sebagai berikut :
4.2.1 Analisis Likuiditas
Analisis ini menunjukkan perbandingan yang dinyatakan
dengan rasio-rasio yang merupakan perbandingan antara unsur yang
satu dengan yang lainnya dalam laporan keuangan perusahaan pada
suatu saat tertentu untuk dapat diketahui perubahannya.
Jadi, dalam pembahasan ini penulis membandingkan rasio
suatu tahun dengan tahun sebelumnya.
Berdasarkan pada neraca PT Indofood Sukses Makmur Tbk
dan PT Mayora Indah Tbk maka dapat dihitung tingkat likuiditas
perusahaan yang terdiri dari :
57
4.2.1.1 Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar (current ratio) diketahui dengan cara
membandingkan jumlah aktiva lancar dengan jumlah hutang lancar,
yaitu dengan rumus sebagai berikut :
= Aktiva LancarHutang Lancar x100%Perhitungan rasio lancar (current ratio) PT Indofood Sukses
Makmur Tbk dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1Perhitungan Rasio Lancar (Current Ratio) PT Indofood Sukses
Makmur TbkTahun 2006 – 2010
(dalam jutaan rupiah)
Tahun Aktiva Lancar(rupiah)
Hutang Lancar (rupiah)
Rasio Lancar
Naik (Turun)
2006 7.492.484 6.414.006 116,81% -
2007 11.809.129 5.902.707 200,06% 83,25%
2008 14.598.422 16.262.161 89,76% (110,3) %
2009 12.967.241 11.148.529 116,31% 26,55 %
2010 20.077.994 9.859.118 203,64% 87,33 %
Sumber : Neraca dan diolah oleh penulis.
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui rasio lancar
(current ratio) tahun 2006 sebesar 116,81% yang berarti setiap Rp 1,-
hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 116,81,-. Pada
58
tahun 2007 rasio lancar yang dicapai naik menjadi 200,06% yang
berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar
sebesar Rp 200,06,-. Kemudian rasio lancar turun menjadi 89,76%
pada tahun 2008 yang berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin
dengan aktiva lancar sebesar Rp 89,76,- dan terjadi peningkatan
kembali rasio lancar pada tahun 2009 menjadi 116,31% yang berarti
setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar
Rp 116,31,-, sampai pada tahun 2010 rasio lancar meningkat menjadi
203,64% yang berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan
aktiva lancar sebesar Rp 203,64,-.
Kenaikan aktiva lancar disebabkan oleh bertambahnya kas
perusahaan, investasi jangka pendek, piutang, persediaan, uang muka
dan jaminan dan biaya dibayar dimuka dan asset lancar lainnya.
Sedangkan kenaikan hutang lancar disebabkan naiknya hutang bank
jangka pendek maupun jangka panjang, hutang usaha, hutang pajak
dan hutang sewa.
Setelah melakukan perhitungan rasio lancar (current ratio)
pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk, maka penulis akan melakukan
juga perhitungan pada PT Mayora Indah Tbk untuk mengadakan
analisis perbandingan terhadap rasio lancar yang dihasilkan.
Perhitungan rasio lancar (current ratio) PT Mayora Indah Tbk dapat
dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.
59
Tabel 4.2
Perhitungan Rasio Lancar (Current Ratio) PT Mayora Indah Tbk
Tahun 2006 – 2010
(dalam rupiah)
Tahun Aktiva Lancar(rupiah)
Hutang Lancar (rupiah)
Rasio Lancar
Naik (Turun)
2006 796.222.894.072 203.672.604.624 390,93% -
2007 1.043.842.500.869 356.122.762.224 293,11% (97,82%)
2008 1.684.852.654.975 769.800.272.970 218,86% (74,25%)
2009 1.750.424.018.336 764.230.447.224 229,04% 10,18%
2010 2.684.853.761.819 1.040.333.647.369 258,07% 29,03%
Sumber : Neraca dan diolah oleh penulis.
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui rasio lancar (current
ratio) tahun 2006 sebesar 390,93% yang berarti setiap Rp 1,- hutang lancar
dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 390,93,-. Pada tahun 2007 rasio
lancar yang dicapai turun menjadi 293,11% yang berarti setiap Rp 1,- hutang
lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 293,11,-. Kemudian rasio
lancar turun menjadi 218,86% pada tahun 2008 yang berarti setiap Rp 1,-
hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp 218,86,- dan terjadi
peningkatan kembali rasio lancar pada tahun 2009 menjadi 229,04% yang
berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp
229,04,-, sampai pada tahun 2010 rasio lancar meningkat menjadi 258,07%
60
yang berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar sebesar
Rp 258,07,-.
Kenaikan aktiva lancar disebabkan oleh naiknya dana yang
diinvestasikan pada kas perusahaan, piutang, persediaan, uang muka
pembelian, pajak dibayar dimuka, dan biaya dibayar dimuka. Sedangkan
hutang lancar naik disebabkan oleh hutang usaha, hutang lain-lain, biaya yang
masih harus dibayar, dan hutang bank jangka panjang.
Penurunan current ratio pada tahun 2007 disebabkan oleh
meningkatnya aktiva lancar sebesar Rp 247.619.606.000,- sedangkan hutang
lancar juga meningkat sebesar Rp 152.450.157.600,-. Pada tahun 2008 current
ratio kembali mengalami penurunan yang disebabkan oleh meningkatnya
aktiva lancar sebesar Rp 614.010.154.000,- dan kenaikan hutang lancar
sebesar Rp 413.677.510.700,-. Current ratio pada tahun 2009 meningkat
disebabkan oleh pengelolaan aktiva lancar mengalami peningkatan sebesar Rp
65.571.364.000,- dan penurunan hutang lancar yang tidak terlalu besar yaitu
sebesar Rp (5.569.825.700,-). Kemudian pada tahun 2010 current ratio
meningkat yang disebabkan oleh meningkatnya aktiva lancar dan hutang
lancar
Setelah melihat rasio lancar dari masing-masing perusahaan tersebut,
maka penulis akan menyajikan perbandingan rasio lancar (current ratio)
61
antara PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk yang
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3
Perbandingan Rasio Lancar (Current Ratio) antara
PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk
Tahun
Rasio Lancar (Current Ratio)
PT Indofood Sukses Makmur
Tbk
PT Mayora Indah Tbk
2006 116,81% 390,93%
2007 200,06% 293,11%
2008 89,76% 218,86%
2009 116,81% 229,04%
2010 203,64% 258,07%
Dengan melihat perbandingan antara rasio lancar antara PT Indofood
Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk maka penulis menyimpulkan
bahwa rasio lancar PT Indofood Sukses Makmur Tbk sudah cukup baik
karena rasio lancar sebesar 200% kadang-kadang sudah memuaskan bagi
suatu perusahaan tetapi rasio lancar dari PT Mayora Indah Tbk memiliki nilai
rasio lancar di atas 200%, dengan demikian rasio lancar PT Mayora Indah Tbk
lebih tinggi daripada PT Indofood Sukses Makmur Tbk sehingga rasio lancar
PT Mayora Indah Tbk lebih baik karena semakin tinggi rasio lancar (current
62
ratio), semakin besar kemampuan perusahaan untuk melunasi
hutang-hutangnya.
4.2.1.2 Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat (quick ratio) dapat diketahui dengan cara membandingkan
jumlah aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan jumlah hutang
lancar, dengan formulasi sebagai berikut:
= Aktiva Lancar − PersediaanHutang Lancar x100%
Perhitungan rasio cepat (quick ratio) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4Perhitungan Rasio Cepat (Quick Ratio) PT Indofood Sukses
Makmur TbkTahun 2006-2010
(dalam jutaan rupiah)
Sumber : Neraca dan diolah oleh penulis.
TahunAktiva Lancar
(rupiah)Persediaan
(rupiah)Hutang Lancar
(rupiah) Rasio Cepat Naik (Turun)
2006 7.492.484 2.981.029 6.414.006 70,33% -
2007 11.809.129 4.172.388 5.902.707 129,37% 59,04%
2008 14.598.422 6.061.219 16.262.161 52,49% (76,88%)
2009 12.967.241 5.117.484 11.148.52970,41%
17,92%
2010 20.077.994 5.644.141 9.859.118 146,40% 75,99%
63
Quick ratio PT Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2006 sebesar
70,33% naik menjadi 129,37% pada tahun 2007 kemudian pada tahun 2008
mengalami penurunan menjadi 52,49% dan pada tahun 2009 hingga tahun
2010 quick ratio mengalami peningkatan kembali yaitu 70,41% dan 146,40%.
Ini berarti setiap Rp 1,- hutang lancar pada tahun 2006 dijamin
dengan Rp 70,33,- aktiva lancar setelah dikurangi persediaan, untuk tahun
2007 Rp 129,37,-, sedangkan untuk tahun 2008 Rp 52,49,-,dan pada tahun
2009 Rp 70,41,- serta tahun 2010 Rp 146,40,-.
Naiknya quick ratio pada tahun 2007 disebabkan naiknya aktiva lancar
setelah dikurangi persediaan lancar sebesar Rp 4.172.388,- dan penurunan
hutang lancar sebesar Rp 511.299,-. Sedangkan tahun 2008 turunnya quick
ratio disebabkan oleh naiknya aktiva lancar setelah dikurangi persediaan
sebesar Rp 6.061.219,- dan juga naiknya hutang lancar yang memiliki selisih
nilai yang cukup tinggi dari aktiva lancar yaitu Rp 16.262.161,-. Kemudian
pada tahun 2009 quick ratio kembali meningkat yang disebabkan oleh
turunnya aktiva lancar setelah dikurangi persediaan sebesar Rp 5.117.484,-
dan menurunnya hutang lancar sebesar Rp 5.113.632,-. Kenaikan quick ratio
bertahan sampai pada tahun 2010 yang disebabkan oleh meningkatnya aktiva
lancar setelah dikurangi persediaan sebesar Rp 5.644.141,- dan menurunnya
hutang lancar sebesar Rp 1.289.411,-.
64
Setelah melakukan perhitungan rasio cepat (quick ratio) pada
PT Indofood Sukses Makmur Tbk, maka penulis akan melakukan juga
perhitungan pada PT Mayora Indah Tbk untuk mengadakan analisis
perbandingan terhadap rasio cepat yang dihasilkan. Tabel berikut ini
merupakan perhitungan rasio cepat (quick ratio) PT Mayora Indah Tbk.
Tabel 4.5Perhitungan Rasio Cepat (Quick Ratio) PT Mayora Indah Tbk
Tahun 2006-2010(dalam rupiah)
Sumber : Neraca dan diolah oleh penulis.
Quick Ratio PT Mayora Indah Tbk tahun 2006 sebesar 277,67%
mengalami penurunan pada tahun 2007 sebesar (59,46%) menjadi 218,21%,
kemudian terjadi penurunan kembali pada tahun 2008 yaitu sebesar (68,76%)
menjadi 149,45%. Selanjutnya quick ratio pada tahun 2009 mengalami
TahunAktiva Lancar
(rupiah)Persediaan
(rupiah)Hutang Lancar
(rupiah)Rasio Cepat
Naik (Turun)
2006 796.222.894.072 230.680.554.557 203.672.604.624 277,67% -
2007 1.043.842.500.869 266.716.379.613 356.122.762.224 218,21% (59,46%)
2008 1.684.852.654.975 534.328.833.233 769.800.272.970 149,45% (68,76%)
2009 1.750.424.018.336 458.602.867.325 764.230.447.224 169,03% 19,58%
2010 2.684.853.761.819 498.464.228.419 1.040.333.647.369 210,16% 41,03%
65
peningkatan sebesar 19,58% menjadi 169,03% dan pada tahun 2010 juga
mengalami peningkatan sebesar 41,03% menjadi 210,16%.
Ini berarti setiap Rp 1,- hutang lancar pada tahun 2006 dijamin dengan
Rp 277,67,- aktiva lancar setelah dikurangi persediaan, pada tahun 2007
Rp 218,21,- sedangkan pada tahun 2008 Rp 149,45,-, dan pada tahun 2009
Rp 169,03,- serta pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 210,16,-.
Turunnya quick ratio pada tahun 2007 disebabkan naiknya aktiva
lancar setelah dikurangi persediaan lancar sebesar Rp 266.716.379.613,- dan
kenaikan hutang lancar sebesar Rp 152.450.157.600,-. Sedangkan tahun 2008
turunnya quick ratio disebabkan oleh naiknya aktiva lancar setelah dikurangi
persediaan sebesar Rp 534.328.833.233,- dan juga naiknya hutang lancar
sebesar Rp 413.677.510.700,-. Kemudian pada tahun 2009 quick ratio
kembali meningkat yang disebabkan oleh naiknya aktiva lancar setelah
dikurangi persediaan sebesar Rp 458.602.867.325,- dan menurunnya hutang
lancar sebesar Rp 5.569.825.700,-. Kenaikan quick ratio bertahan sampai
pada tahun 2010 yang disebabkan oleh meningkatnya aktiva lancar setelah
dikurangi persediaan sebesar Rp 498.464.228.419,- dan naiknya hutang lancar
sebesar Rp 276.103.199.800,-.
Setelah melihat rasio cepat dari masing-masing perusahaan tersebut
maka penulis akan menyajikan perbandingan rasio cepat (quick ratio) antara
66
PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.6
Perbandingan Rasio Cepat (Quick Ratio)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk
Tahun 2006-2010
Dengan melihat tabel perbandingan rasio cepat di atas maka tampak
perbedaan antara rasio cepat PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT
Mayora Indah Tbk di mana PT Indofood Sukses Makmur memiliki rasio cepat
(quick ratio) yang lebih rendah yaitu berkisar antara 50% - 100%
dibandingkan dengan yang dimiliki oleh PT Mayora Indah Tbk yang berkisar
antara 100% - 200%. Sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa pada
umumnya rasio cepat semakin mendekati 100% menunjukkan posisi likuiditas
perusahaan baik, sehingga PT Indofood Sukses Makmur Tbk sudah menunjukkan
posisi likuiditas perusahaan yang baik namun PT Mayora Indah Tbk
Tahun
Rasio Cepat (Quick Ratio)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Mayora Indah Tbk
2006 70,33% 277,67%
2007 129,37% 218,21%
2008 52,49% 149,45%
2009 70,41% 169,03%
2010 146,40% 210,16%
67
menunjukkan kemampuan perusahaannya yang jauh lebih baik dimana rasio
cepat yang dimilikinya mencapai 200% sehingga dinilai lebih baik untuk
membayar hutang lancar yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang
lebih likuid.
4.2.1.3 Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas (cash ratio) dapat diketahui dengan cara membandingkan jumlah
kas dan surat-surat berharga (investasi jangka pendek) dengan jumlah hutang
lancar, dengan rumus sebagai berikut :
ℎ = Kas + EfekHutang Lancar X100%
Perhitungan cash ratio PT Indofood Sukses Makmur dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut.
Tabel 4.7
Perhitungan Rasio Kas (Cash Ratio)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Tahun 2006-2010
(dalam jutaan rupiah)
Tahun KasInvestasi Jangka Pendek
Hutang Lancar
Rasio KasNaik
(Turun)
2006 1.798.801 542.490 6.414.006 36,50% -
2007 4.538.051 227.337 5.902.707 80,73% 44,23%
2008 4.271.208 623.134 16.262.161 30,09% (50,64%)
68
Sumber : Neraca dan diolah oleh penulis.
Cash ratio PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2006 sebesar
36,50% naik menjadi 80,73% pada tahun 2007 tetapi pada tahun selanjutnya
yaitu tahun 2008 cash ratio mengalami penurunan sebesar (50,64%) menjadi
30,09% yang kemudian meningkat kembali pada tahun 2009 menjadi 43,11%
dan pada tahun 2010 cash ratio terus meningkat sebesar 67,45% menjadi
110,56%.
Ini berarti untuk setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp 36,50,-
kas untuk tahun 2006, Rp 80,73,- untuk tahun 2007, Rp 30,09,- untuk tahun
2008, Rp 43,11,- untuk tahun 2009 dan Rp 110,56,- untuk tahun 2010.
Setelah penulis melakukan perhitungan rasio kas (cash ratio) pada
PT Indofood Sukses Makmur Tbk maka selanjutnya akan dilakukan
perhitungan rasio kas pada PT Mayora Indah Tbk yang dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
2009 4.474.830 331.330 11.148.529 43,11% 13,02%
2010 10.439.353 461.725 9.859.118 110,56% 67,45%
69
Tabel 4.8
Perhitungan Rasio Kas (Cash Ratio) PT Mayora Indah Tbk
Tahun 2006-2010
(dalam rupiah)
TahunKas
Investasi Jangka Pendek
Hutang LancarRasio Kas
Naik (Turun)
2006 54.255.385.079 1.136.520.000 203.672.604.624 27,19% -
2007 120.002.105.073 12.812.087.792 356.122.762.224 37,29% 10,1%
2008 316.330.699.463 27.767.941.221 769.800.272.970 44,69% 7,4%
2009 321.582.619.407 12.665.205.968 764.230.447.224 43,73% (0,96%)
2010 472.105.631.514 4.793.569.466 1.040.333.647.369 45,84% 2,11%
Sumber : Neraca dan diolah oleh penulis.
Cash ratio pada tahun 2006 yaitu sebesar 27,19% naik menjadi 37,29%
pada tahun 2007, kemudian pada tahun 2008 juga mengalami peningkatan
sebesar 7,4% menjadi 44,69% tetapi pada tahun 2009 cash ratio mengalami
penurunan sebesar (0,96%) menjadi 43,73%, dan kemudian pada tahun 2010
cash ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 2,11% menjadi 45,84%.
Ini berarti untuk setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp 27,19,-
kas untuk tahun 2006, Rp 37,29,- untuk tahun 2007, Rp 44,69,- untuk tahun
2008, Rp 43,73,-untuk tahun 2009, dan untuk tahun 2010 yaitu Rp 45,84,-.
Perbandingan rasio kas (cash ratio) antara PT Indofood Sukses Makmur
Tbk dan PT Mayora Indah Tbk disajikan pada tabel berikut ini.
70
Tabel 4.9
Perbandingan Rasio Kas (Cash Ratio) PT Mayora Indah Tbk
Tahun 2006-2010
Tahun
Rasio Kas (Cash Ratio)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Mayora Indah Tbk
2006 36,50% 27,19%
2007 80,73% 37,29%
2008 30,09% 44,69%
2009 43,11% 43,73%
2010 110,56% 45,84%
Dengan melihat tabel perbandingan cash ratio di atas antara PT Indofood
Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa hasil dari cash ratio PT Indofood Sukses Makmur Tbk
dari tahun ke tahun yaitu tahun 2006-2010 memiliki perubahan nilai yang
cukup besar, berbeda dengan PT Mayora Indah Tbk yang perubahan nilai cash
ratio nya cenderung kecil. Oleh karena itu, PT Indofood Sukses Makmur Tbk
memiliki lebih besar aktiva lancar yang bisa dengan segera menjadi uang kas
seperti surat berharga daripada PT Mayora Indah Tbk.
71
4.2.2 Analisis Aktivitas
Analisis rasio-rasio aktivitas merupakan alat untuk mengetahui
sampai sejauh mana dan seberapa besar efektivitas perusahaan
dalam mengerjakan atau menggunakan sumber-sumber dananya.
Berdasarkan pada neraca dan laporan laba rugi PT Indofood
Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk maka dapat
dihitung tingkat aktivitas perusahaan yang terdiri dari :
4.2.2.1 Tingkat Perputaran Kas (Cash Turnover).
Tingkat perputaran kas dapat digunakan sebagai alat untuk
mengukur efisiensi penggunaan kas oleh perusahaan. Tingkat
perputaran kas dapat dihitung dengan membandingkan antara
penjualan bersih dengan kas rata-rata. Perbandingan ini
menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan kas. Makin tinggi
tingkat perputaran kas berarti makin tinggi pula efisiensi
penggunaan kasnya dan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya.
Namun demikian perputaran kas yang terlampau tinggi dapat berarti
bahwa jumlah kas yang tersedia terlalu kecil untuk volume
penjualan yang bersangkutan dan juga akan membawa perusahaan
dalam keadaan kesulitan keuangan. Sebaliknya tingkat perputaran
kas yang terlampau rendah menunjukkan penggunaan kas tidak
efisien karena banyak dana yang tertanam dalam kas.
72
Oleh karena itu semakin tinggi tingkat perputaran kas atau
semakin rendah jumlah kas dapat dikatakan efisien apabila
perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan.
Rumus dari tingkat perputaran kas adalah sebagai berikut :
ℎ = Penjualan bersihKas rata − rata
Perhitungan tingkat perputaran kas PT Indofood Sukses
Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk dapat dilihat pada tabel-
tabel berikut ini.
Tabel 4.10
Perputaran Kas PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Tahun 2006-2009
(dalam jutaan rupiah)
Sumber : Neraca dan laporan laba rugi dan diolah oleh penulis.
Keterangan : Tanda (x) berarti kali.
Keterangan 2006 2007 2008 2009
Penjualan Bersih 21.941.558 27.858.304 36.799.279 37.397.319
Kas awal tahun 1.798.801 4.538.051 4.271.208 4.474.830
Kas akhir tahun 4.538.051 4.271.208 4.474.830 10.439.353
Jumlah Kas 6.336.852 8.809.259 8.746.038 14.914.183
Rata-rata Kas 3.168.426 4.404.629,5 4.373.019 7.457.091,5
Perputaran Kas 6,92 x 6,32 x 8,41 x 5,01 x
73
Perputaran kas tahun 2006 menurun sebesar (0,6 x) menjadi
6,32 x pada tahun 2007, kemudian mengalami peningkatan sebesar
2,09 x menjadi 8,87 x pada tahun 2008, dan pada tahun 2009
perputaran kas PT Indofood Sukses Makmur Tbk kembali mengalami
penurunan sebesar (3,4 x) menjadi 5,01 x. Penulis tidak dapat
melakukan perhitungan untuk perputaran kas pada tahun 2010 karena
keterbatasan data yaitu laporan keuangan konsolidasi 2011 (audit) PT
Indofood Sukses Makmur Tbk belum terpubikasikan sehingga penulis
tidak dapat memperoleh data untuk mengisi nilai pada kolom kas akhir
tahun pada tahun 2010. Karena sebagai ketentuan dalam sebuah
penelitian dalam bidang keuangan harus menggunakan laporan
keuangan yang telah diaudit.
Kenaikan perputaran kas menunjukkan bahwa modal yang
tertanam dalam kas semakin kecil sehingga efisiensi penggunaan
kasnya meningkat. Sedangkan turunnya perputaran kas menunjukkan
bahwa modal yang tertanam dalam kas semakin besar sehingga
efisiensi penggunaan kasnya menurun.
Berikut ini merupakan tabel perhitungan perputaran kas pada
PT Mayora Indah Tbk.
74
Tabel 4.11
Perhitungan Perputaran Kas PT Mayora Indah Tbk
Tahun 2006-2009
(dalam rupiah)
Sumber : Neraca dan laporan laba rugi dan diolah oleh penulis.
Keterangan : Tanda (x) berarti kali.
Perputaran kas pada tahun 2006 sebesar 22,62 x menurun
menjadi 12,96 x pada tahun 2007, kemudian pada tahun 2008 kembali
mengalami penurunan sebesar (0,71 x) menjadi 12,25 x, dan
selanjutnya pada tahun 2009 kembali mengalami penurunan yaitu
sebesar (0,22 x) sehingga perputaran kas menjadi 12,03 x. Pada
perhitungan perputaran kas PT Mayora Indah Tbk ini penulis juga
tidak dapat melakukan perhitungan terhadap perputaran kas tahun
2010 karena belum tersedianya data laporan keuangan 2011 (audit)
Keterangan 2006 2007 2008 2009
Penjualan Bersih 1.971.513.231.132 2.828.440.024.641 3.907.674.046.231 4.777.175.386.540
Kas awal tahun 54.255.385.079 120.002.105.073 316.330.699.463 321.582.619.407
Kas akhir tahun 120.002.105.073 316.330.699.463 321.582.619.407 472.105.631.514
Jumlah Kas 174.257.490.100 436.332.804.400 637.913.318.800 793.688.250.900
Rata-rata Kas 87.128.745.040 218.166.402.200 318.956.659.400 396.844.125.500
Perputaran Kas 22,62 x 12,96 x 12,25 x 12,03 x
75
sehingga penulisi tidak dapat memperoleh data untuk mengisi nilai
pada kolom kas akhir tahun pada tahun 2010.
Secara keseluruhan perputaran kas PT Mayora Indah Tbk dari
tahun 2006 mengalami penurunan secara terus-menerus sampai pada
tahun 2009.
Setelah melihat perputaran kas dari masing-masing perusahaan
tersebut, maka penulis akan menyajikan tabel perbandingan perputaran
kas antara PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah
Tbk pada tabel berikut ini.
Tabel 4.12
Perbandingan Perputaran Kas (Cash Turnover)
Tahun 2006-2009
Tahun
Perputaran Kas (Cash Turnover)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Mayora Indah Tbk
2006 6,92 x 22,62 x
2007 6,32 x 12,96 x
2008 8,87 x 12,25 x
2009 5,01 x 12,03 x
76
Perhitungan di atas memperlihatkan tingkat perputaran kas
yang dimiliki oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk lebih rendah
daripada tingkat perputaran kas PT Mayora Indah Tbk, yang berarti
tingkat efisiensi penggunaan kas dan tingkat likuiditas PT Mayora
Indah Tbk lebih tinggi daripada PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
4.2.2.2 Tingkat Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) dan Umur Rata-
rata Persediaan (Average age of Inventory).
Besar kecilnya investasi dalam persediaan harus sesuai dengan
kebutuhan karena penanaman investasi dalam persediaan yang kurang
tepat akan menimbulkan masalah bagi perusahaan itu sendiri.
Untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja yang
tertanam dalam persediaan adalah dengan menggunakan perputaran
persediaan. Semakin tinggi perputaran persediaan sehingga modal
kerja yang tertanam dalam persediaan semakin kecil berarti semakin
tinggi efisiensi penggunaan modal kerja dalam persediaan.
Rumus dari tingkat perputaran persediaan (inventory turnover)
adalah:
=Sedangkan rumus dari umur rata-rata persediaan (average age
of inventory) adalah :
77
= Rata − rata persediaan x 360Harga pokok barang (yang dijual)Perhitungan tingkat perputaran persediaan dan umur rata-rata
persediaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 4.13
Perputaran Persediaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Tahun 2006-2010
(dalam jutaan rupiah)
Sumber : Neraca dan laporan laba rugi dan diolah oleh penulis.
Keterangan : Tanda (x) berarti kali.
Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010
Harga Pokok
Penjualan16.761.335 21.232.761 29.822.362 26.955.710 25.932.908
Persediaan awal
tahun2.695.409 2.981.029 4.172.388 6.061.219 5.117.484
Persediaan akhir
tahun2.981.029 4.172.388 6.061.219 5.117.484 5.644.141
Jumlah Persediaan 5.676.438 7.153.415 10.233.605 11.178.703 10.761.625
Rata-rata Persediaan 2.838.219 3.576.708,5 5.116.803,5 5.589.351,5 5.380.812,5
Perputaran
Persediaan5,90 x 5,93 x 5,82 x 4,82 x 4,81 x
78
Tabel 4.14
Umur Rata-rata Persediaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Tahun 2006-2010
(dalam jutaan rupiah)
Sumber : Neraca dan laporan laba rugi dan diolah oleh penulis.
Perputaran persediaan (inventory turnover) PT Indofood Sukses
Makmur Tbk tahun 2006 adalah 5,90 x mengalami peningkatan sebesar 0,03 x
pada tahun 2007 menjadi 5,93 x, kemudian pada tahun 2008 perputaran
persediaan menurun sebesar (0,11 x) menjadi 5,82 x, dan pada tahun 2009
perputaran persediaan juga turun menjadi 4,82 x, selanjutnya pada tahun 2010
juga menurun sebesar (0,01 x) menjadi 4,81 x.
Secara keseluruhan perputaran persediaan PT Indofood Sukses
Makmur Tbk meningkat pada tahun 2007 tetapi secara perlahan-lahan
perputaran persediaan tahun 2008-2010 menurun sedangkan umur rata-rata
persediaan atau waktu lamanya barang atau bahan baku tersimpan di gudang
Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010
Rata-rata
Persediaan2.838.219 3.576.708 5.116.803,5 5.589.351,5 5.380.812,5
Rata-rata
Persediaan x 3601.021.758.840 1.287.614.880 1.842.049.260 2.012.166.540 1.937.092.500
Harga Pokok
Penjualan16.761.335 21.232.761 29.822.362 26.955.710 25.932.908
Umur Rata-rata
Persediaan60,95 hari 60,64 hari 61,76 hari 74,64 hari 74,69 hari
79
pastinya secara otomatis akan lebih cepat apabila perputaran persediaan
meningkat dan akan lebih lama tersimpan sebelum terjual apabila perputaran
persediaannya menurun.
Kenaikan perputaran persediaan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa
modal yang tertanam dalam persediaan semakin kecil sehingga efisiensi
penggunaan persediaan meningkat, sedangkan turunnya perputaran persediaan
pada tahun 2008-2010 menunjukkan bahwa modal yang tertanam dalam
persediaan semakin besar sehingga efisiensi penggunaan persediaan menurun.
Setelah melihat tingkat perputaran persediaan PT Indofood Sukses
Makmur Tbk, penulis akan menyajikan pula tingkat perputaran persediaan
PT Mayora Indah Tbk yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
80
Tabel 4.15
Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) PT Mayora Indah Tbk
Tahun 2006-2009
(dalam rupiah)
Sumber : Neraca dan laporan laba rugi dan diolah oleh penulis.
Keterangan : Tanda (x) berarti kali.
Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010
Harga Pokok Penjualan 1.464.582.214.740 2.199.880.212.358 3.153.750.902.226 3.643.389.861.189 5.517.778.681.917
Persediaan awal tahun 171.711.512.379 230.680.554.557 266.716.379.613 534.328.833.233 458.602.867.325
Persediaan akhir tahun 230.680.554.557 266.716.379.613 534.328.833.233 458.602.867.325 498.464.228.419
Jumlah Persediaan 402.392.066.800 497.396.934.100 801.045.212.800 992.931.700.500 957.067.095.700
Rata-rata Persediaan 201.196.033.400 248.698.467.100 400.522.606.400 496.465.850.300 478.533.547.900
Perputaran Persediaan 7,27 x 8,84 x 7,87 x 7,33 x 11,53 x
81
Tabel 4.16
Umur Rata-rata Persediaan PT Mayora Indah Tbk
Tahun 2006-2009
(dalam rupiah)
Sumber : Neraca dan laporan laba rugi dan diolah oleh penulis.
Perputaran persediaan PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2006 yaitu
7,27 x naik sebesar 1,57 x pada tahun 2007 menjadi 8,84 x, kemudian pada
tahun 2008 perputaran persediaan mengalami penurunan sebesar (0,97 x)
menjadi 7,87 x, penurunan tersebut berlanjut sampai pada tahun 2009 yaitu
sebesar (0,54 x) menjadi 7,33 x dan pada tahun 2010 perputaran persediaan
kembali mengalami peningkatan sebesar 4,2 x menjadi 11,53 x.
Naiknya perputaran persediaan pada tahun 2007 dan 2010
menunjukkan bahwa modal yang tertanam dalam persediaan semakin kecil
sehingga efisiensi penggunaan persediaan meningkat. Sedangkan turunnya
perputaran persediaan pada tahun 2008 dan 2009 menunjukkan bahwa modal
Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010
Rata-rata
Persediaan201.196.033.400 248.698.467.100 400.522.606.400 496.465.850.300 478.533.547.900
Rata-rata
Persediaan x 36072.430.572.020.000 89.531.448.160.000 144.188.138.300.000 178.727.706.100.000 172.272.077.200.000
Harga Pokok
Penjualan1.464.582.214.740 2.199.880.212.358 3.153.750.902.226 3.643.389.861.189 5.517.778.681.917
Umur Rata-rata
Persediaan49,45 hari 40,69 hari 45,71 hari 49,05 hari 31,22 hari
82
yang tertanam dalam persediaan semakin besar sehingga efisiensi penggunaan
persediaan menurun.
Berikut ini penulis akan menyajikan perbadingan perputaran
persediaan (inventory turnover) antara PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan
PT Mayora Indah Tbk.
Tabel 4.17
Perbandingan Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Tahun 2006-1010
Tahun
Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Mayora Indah Tbk
2006 5,90 x 7,27 x
2007 5,93 x 8,84 x
2008 5,82 x 7,87 x
20094,82 x 7,33 x
20104,81 x 11,53 x
Dengan melihat perbandingan perputaran persediaan (inventory
turnover) antara PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk
pada tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan pada
PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk mengalami
perubahan (naik-turun) tetapi walaupun demikian dengan melihat tingkat
83
perputaran persediaan dari masing-masing perusahaan, PT Mayora Indah Tbk
memiliki tingkat perputaran persediaan yang lebih tinggi daripada
PT Indofood Sukses Makmur Tbk, pada tahun 2010 juga jelas terlihat bahwa
perputaran persediaan PT Mayora Indah meningkat daripada perputaran
persediaan PT Indofood Sukses Makmur yang cenderung mengalami
penurunan sehingga dengan demikian tingkat efisiensi penggunaan persediaan
PT Mayora Indah Tbk lebih meningkat.
4.2.2.3 Tingkat Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover) dan Umur Rata-
rata Piutang (Average Age of Account Receivable).
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan sangat berhubungan erat
dengan volume penjualan kredit. Makin tinggi (cepat) tingkat perputaran
piutang menunjukkan modal kerja yang tertanam dalam piutang rendah
(lambat). Sebaliknya apabila perputaran piutang semakin rendah (lambat)
berarti ada inventasi yang berlebihan dalam piutang sehingga resiko
kemungkinan tidak tertagihnya piutang akan meningkat.
Rumus dari tingkat perputaran piutang (Account Receivable Turnover)
dan Umur Rata-rata Piutang (Average Age of Account Receivable) adalah :
= Penjualan kredit/tahunRata − rata piutang= Rata − rata piutang x 360Penjualan kredit/tahun
Perhitungan tingkat perputaran piutang dan umur rata-rata piutang
PT Indofood Sukses Makmur Tbk dapat dilihat pada tabel berikut ini.
84
Tabel 4.18Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover)
PT Indofood Sukses Makmur TbkTahun 2006-2010
(dalam jutaan rupiah)
Sumber : Neraca dan laporan laba rugi dan diolah oleh penulis.
Keterangan : Tanda (x) berarti kali.
Tabel 4.19
Umur Rata-rata Piutang PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Tahun 2006-2010
(dalam jutaan rupiah)
Sumber : Neraca dan laporan laba rugi dan diolah oleh penulis.
Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010
Penjualan Bersih 21.941.558 27.858.304 38.799.279 37.397.319 38.403.360
Piutang awal tahun 1.704.649 1.669.055 2.367.831 2.760.971 2.296.474
Piutang akhir tahun 1.669.055 2.367.831 2.760.971 2.296.474 2.686.273
Jumlah Piutang 3.373.704 4.036.886 5.128.802 5.057.445 4.982.747
Rata-rata Piutang 1.686.852 2.018.443 2.564.401 2.528.722,5 2.491.373,5
Perputaran Piutang 13,00 x 13,80 x 15,12 x 14,78 x 15,41 x
Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010
Rata-rata Piutang 1.686.852 2.018.443 2.564.401 2.528.722,5 2.491.373,5
Rata-rata Piutang
x 360607.266.720 749.319.480 923.184.360 910.340.100 896.894.460
Penjualan Bersih 21.941.558 27.858.304 38.799.279 37.397.319 38.403.360
Umur Rata-rata
Piutang60,95 hari 26,89 hari 23,79 hari 24,34 x 23,35 hari
85
Perputaran piutang PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2006
yaitu 13,00 x kemudian pada tahun 2007 meningkat sebesar 0,8 x menjadi
13,80 x, pada tahun 2008 pun perputaran piutang mengalami peningkatan
sebesar 1,32 x menjadi 15,12 x, tetapi pada tahun selanjutnya yaitu tahun
2009 perputaran piutang menurun sebesar (0,34 x) menjadi 14,78 x, namun
pada tahun 2010 perputaran piutang kembali meningkat sebesar 0,63 x
menjadi 15,41 x.
Kenaikan perputaran piutang menunjukkan bahwa modal yang
tertanam dalam piutang semakin kecil sehingga efisiensi penggunaan
piutangnya meningkat. Sedangkan turunnya perputaran piutang menunjukkan
bahwa modal yang tertanam dalam piutang semakin besar sehingga efisiensi
penggunaan piutangnya menurun.
Setelah melihat tingkat perputaran piutang PT Indofood Sukses
Makmur Tbk, selanjutnya penulis menyajikan tingkat perputaran piutang PT
Mayora Indah Tbk pada tabel berikut ini.
86
Tabel 4.20
Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover)
PT Mayora Indah Tbk
Tahun 2006-2010
(dalam rupiah)
Sumber : Neraca dan laporan laba rugi dan diolah oleh penulis.
Keterangan : Tanda (x) berarti kali.
Tabel 4.21
Umur Rata-rata Piutang PT Mayora Indah Tbk
Tahun 2006-2010
(dalam rupiah)
Sumber : Neraca dan laporan laba rugi dan diolah oleh penulis.
Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010Penjualan Bersih
1.971.513.231.132 2.828.440.024.641 3.907.674.046.231 4.777.175.386.540 7.224.164.991.859
Piutang awal tahun
348.044.311.300 459.084.883.800 585.999.492.100 751.625.607.300 880.905.508.700
Piutang akhir tahun
459.084.883.800 585.999.492.100 751.625.607.300 880.905.508.700 1.328.533.917.000
Jumlah Piutang
843.129.195.100 1.045.084.376.000 1.337.625.099.000 1.632.531.116.000 2.209.439.426000
Rata-rata Piutang
421.564.597.600 522.542.188.000 668.812.549.700 816.265.558.000 1.104.719.713.000
Perputaran Piutang
4,67 x 5,41 x 5,84 x 5,85 x 6,53 x
Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010Rata-rata Piutang
421.564.597.600 522.542.188.000 668.812.549.700 816.265.558.000 1.104.719.713.000
Rata-rata Piutangx360
145.283.255.100.000 188.115.187.700.000 240.772.517.900.000 293.855.600.900.000 397.699.096.700.000
Penjualan Bersih
1.971.513.231.132 2.828.440.024.641 3.907.674.046.231 4.777.175.386.540 7.224.164.991.859
Umur Rata-rata Piutang
76,97 hari 66,50 hari 61,61 hari 61,51 hari 55,05 hari
87
Perputaran piutang PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2006 yaitu 4,67
x meningkat pada tahun 2007 sebesar 0,47 x menjadi 5,41 x, dan pada tahun
2008 kembali mengalami peningkatan sebesar 0,43 x menjadi 5,84 x,
kemudian pada tahun 2009 meningkat kembali sebesar 0,01 x menjadi 5,85 x,
dan tahun 2010 perputaran piutang PT Mayora Indah Tbk terus mengalami
peningkatan sebesar 0,68 x menjadi 6,53 x.
Secara keseluruhan perputaran piutang PT Mayora Indah Tbk
mengalami peningkatan secara terus-menerus dari tahun 2006-2010. Dengan
demikian periode perputaran piutang atau umur rata-rata piutang PT Mayora
Indah Tbk semakin cepat pada setiap tahunnya yang berarti semakin cepat
perputaran piutang, semakin efektif pula perusahaan dalam mengelola
piutangnya.
Setelah melihat hasil perhitungan perputaran piutang dari masing-
masing perusahaan tersebut, selanjutnya penulis akan menyajikan tabel
perbandingan perputaran piutang antara PT Indofood Sukses Makmur Tbk
dan PT Mayora Indah Tbk yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
88
Tabel 4.22
Perbandingan Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover)
Tahun 2006-2010
Tahun
Perputaran Piutang (Account Receivable
Turnover)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Mayora Indah Tbk
2006 13,00 x 4,67 x
2007 13,80 x 5,41 x
2008 15,12 x 5,84 x
2009 14,78 x 5,85 x
2010 15,41 x 6,53 x
Dengan melihat tabel perbandingan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki nilai perputaran piutang
yang lebih tinggi sehingga periode perputaran pengumpulan piutangnya lebih
cepat daripada yang dimiliki oleh PT Mayora Indah Tbk sehingga dengan
demikian PT Indofood Sukses Makmur lebih efektif dalam mengelola
piutangnya dan modal yang tertanam dalam piutang semakin kecil sehingga
efisiensi penggunaan piutangnya meningkat
4.2.2.4 Tingkat Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Tingkat perputaran modal kerja digunakan untuk mengetahui
besarnya penggunaan modal kerja dalam suatu perusahaan. Perhitungan yang
89
dilakukan dalam tingkat perputaran modal kerja ini adalah membandingkan
antara penjualan bersih dengan modal kerja, dalam hal ini aktiva lancar
dikurangi hutang lancar. Rasio ini menunjukkan hubungan modal kerja
dengan penjualan dan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan
dalam rupiah untuk tiap rupiah modal kerja. Berikut merupakan rumus
tingkat perputaran modal kerja (working capital turnover) yaitu :
= Penjualan bersihAktiva lancar− hutang lancarPerhitungan tingkat perputaran modal kerja PT Indofood Sukses
Makmur Tbk dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.23
Perrputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Tahun 2006-2010
(dalam jutaan rupiah)
Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010
Penjualan Bersih
21.941.558 27.858.304 38.799.279 37.397..319 38.403.360
Aktiva Lancar
7.492.484 11.809.129 14.598.422 12.967.241 20.077.994
Hutang Lancar 2.981.029 12.888.677 16.262.161 11.148.529 9.859.118
Modal Kerja
1.078.478 (1.079.548) (1.663.739) 1.818.712 10.218.876
90
Perputaran Modal Kerja
20,86 x (25,80 x) (23,32 x) 20,56 x 3,75 x
Sumber : Neraca dan laporan laba rugi dan diolah oleh penulis.
Keterangan : Tanda (x) berarti kali.
Perputaran modal kerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun
2006 sebesar 20,86 x turun menjadi (25,80 x) pada tahun 2007 yang berlanjut
pada tahun 2008 yaitu sebesar (23,32 x) kemudian pada tahun 2009 kembali
meningkat menjadi 20,56 x tetapi pada tahun 2010 terjadi kembali penurunan
menjadi 3,75 x. Pada tahun 2010 terjadi penurunan yang drastis karena adanya
kelebihan modal kerja yang tidak lain disebabkan karena adanya kelebihan
dana yang diinvestasikan pada kas, piutang dan persediaaan.
Ini berarti untuk setiap Rp 1,- modal kerja menghasilkan penjualan
bersih sebesar Rp 20,86,- pada tahun 2006, Rp (25,80,-) pada tahun 2007,
Rp (23,32,-) pada tahun 2008, Rp 20,56,- pada tahun 2009 dan Rp 3,75,- pada
tahun 2010.
Secara keseluruhan perputaran modal kerja PT Indofood Sukses
Makmur Tbk semakin menurun selama lima tahun terakhir ini, dapat dilihat
pada tahun 2007 dan 2008 dimana perputaran modal kerjanya menurun
dengan nilai minus, terjadi kenaikan juga hanya dalam waktu sementara yaitu
pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 terjadi penurunan kembali. Hal ini
berarti kemampuan modal kerja untuk menghasilkan penjualan makin
91
menurun pula dan menunjukkan tidak terjadinya peningkatan efisiensi dalam
penggunaan modal kerjanya.
Setelah melihat hasil dari tingkat perputaran modal kerja PT Indofood
Sukses Makmur Tbk maka selanjutnya penulis akan menyajikan tingkat
perputaran modal kerja pada PT Mayora Indah Tbk, yang dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 4.24
Perrputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
PT Mayora Indah Tbk
Tahun 2006-2010
(dalam rupiah)
Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010
Penjualan Bersih 1.971.513.231.132 2.828.440.024.641 3.907.674.046.231 4.777.175.386.540 7.224.164.991.859
Aktiva Lancar
796.222.894.072 1.043.842.500.869 1.684.852.654.975 1.750.424.018.336 2.684.853.761.819
Hutang Lancar
203.672.604.624 356.122.762.224 769.800.272.970 764.230.447.224 1.040.333.647.369
Modal Kerja
592.550.289.400 687.719.737.800 915.052.381.100 986.193.570.800 1.644.520.114.000
Perputaran Modal Kerja
3,32 x 4,11 x 4,27 x 4,84 x 4,39 x
Sumber : Neraca dan laporan laba rugi dan diolah oleh penulis.
Keterangan : Tanda (x) berarti kali.
92
Perputaran modal kerja PT Mayora Indah Tbk pada tahun 2006 yaitu
sebesar 3,32 x, kemudian pada tahun 2007 meningkat sebesar 0,79 x menjadi
4,11 x, dan kembali meningkat pada tahun 2008 sebesar 0,16 x menjadi 4,27
x, pada tahun 2009 pun perputaran modal kerja PT Mayora Indah Tbk tetap
mengalami peningkatan sebesar 0,57 x menjadi 4,84 x tetapi pada tahun 2010
terjadi penurunan sebesar (0,45 x).
Ini berarti untuk setiap Rp 1,- modal kerja menghasilkan penjualan
bersih sebesar Rp 3,32,- pada tahun 2006, Rp 4,11,- pada tahun 2007,
dan Rp 4,27,- pada tahun 2008, kemudian pada tahun 2009 sebesar Rp 4,84,-,
dan Rp 4,39,- pada tahun 2010.
Naiknya tingkat perputaran modal kerja berarti kemampuan modal
kerja untuk menghasilkan penjualan makin meningkat pula dan menunjukkan
terjadinya peningkatan efisiensi dalam penggunaan modal kerjanya.
Sedangkan turunnya tingkat perputaran modal kerja berarti kemampuan
modal kerja dalam menghasilkan penjualan makin menurun dan tidak
menunjukkan terjadinya peningkatan efisiensi dalam penggunaan modal
kerjanya.
Setelah melihat dari masing-masing perusahaan, maka penulis akan
menyajikan tabel perbandingan tingkat perputaran modal kerja antara
PT Indofood Sukses Makmur dan PT Mayora Indah Tbk yang dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
93
Tabel 4.25
Perbandingan Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)
Tahun 2006-2010
Tahun
Perputaran Modal Kerja
(Working Capital Turnover)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
PT Mayora Indah Tbk
2006 20,86 x 3,32 x
2007 (25,80 x) 4,11 x
2008 (22,11 x) 4,27 x
2009 20,56 x 4,84 x
2010 3,75 x 4,39 x
Dari tabel perbandingan di atas dapat diketahui bahwa perputaran
modal kerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk
mengalami penurunan, terutama PT Indofood Sukses Makmur Tbk
mengalami penurunan yang cukup besar yang disebabkan oleh adanya
kelebihan dana yang diinvestasikan pada kas, piutang dan persediaan.
Begitupula dengan PT Mayora Indah Tbk, namun nilai dari perputaran modal
kerja PT Mayora Indah lebih tinggi daripada PT Indofood Sukses Makmur
Tbk sehingga PT Mayora Indah dianggap memiliki perputaran modal kerja
yang lebih efisien.
94
Setelah penulis melakukan penelitian tersebut di atas, selanjutnya penulis
akan menyajikan tabel perbandingan yang menunjukkan perbandingan rasio likuiditas
dan rasio aktivitas secara keseluruhan antara PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan
PT Mayora Indah Tbk yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.26
Ringkasan Perbandingan Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas antara
PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT Mayora Indah Tbk
Tahun 2006-2010
RASIO LIKUIDITAS
Tahun 2006-2010
Tahun
Rasio Lancar (Current Ratio)
PT Indofood Sukses Makmur
Tbk
PT Mayora Indah Tbk
2006 116,81% 390,93%
2007 200,06% 293,11%
2008 89,76% 218,86%
2009 116,81% 229,04%
2010 203,64% 258,07%
95
Tahun
Rasio Cepat (Quick Ratio)
PT Indofood Sukses Makmur
Tbk
PT Mayora Indah Tbk
2006 70,33% 277,67%
2007 129,37% 218,21%
2008 52,49% 149,45%
2009 70,41% 169,03%
2010 146,40% 210,16%
Tahun
Rasio Kas (Cash Ratio)
PT Indofood Sukses Makmur
Tbk
PT Mayora Indah Tbk
2006 36,50% 27,19%
2007 80,73% 37,29%
2008 30,09% 44,69%
2009 43,11% 43,73%
2010 110,56% 45,84%
RASIO AKTIVITAS
Tahun 2006-2010
Tahun
Perputaran Kas (Cash Turnover)
PT Indofood Sukses Makmur
Tbk
PT Mayora Indah Tbk
2006 6,92 x 22,62 x
2007 6,32 x 12,96 x
2008 8,87 x 12,25 x
2009 5,01 x 12,03 x
96
Tahun
Perputaran Persediaan
(Inventory Turnover)
PT Indofood Sukses Makmur
Tbk
PT Mayora Indah Tbk
2006 5,90 x 7,27 x
2007 5,93 x 8,84 x
2008 5,82 x 7,87 x
2009 4,82 x 7,33 x
2010 4,81 x 11,53 x
Tahun
Perputaran Piutang
(Account Receivable Turnover)
PT Indofood Sukses Makmur
Tbk
PT Mayora Indah Tbk
2006 13,00 x 4,67 x
2007 13,80 x 5,41 x
2008 15,12 x 5,84 x
2009 14,78 x 5,85 x
2010 15,41 x 6,53 x
97
Dengan melihat tabel ringkasan tersebut diatas, dapat diketahui
secara langsung perbandingan antara PT Indofood Sukses Makmur
Tbk dan PT Mayora Indah Tbk dalam rasio likuiditas dan rasio
aktivitas, dimana dalam rasio likuiditas yaitu current ratio PT Mayora
Indah Tbk lebih unggul dibandingkan PT Indofood Sukses Makmur
Tbk karena meningkatnya dana yang diinvestasikan pada aktiva lancar
seperti pada kas,persediaan dan piutang, nilai quick ratio PT Mayora
Indah Tbk juga lebih tinggi dibandingkan PT Indofood Sukses
Makmur Tbk, tetapi pada cash ratio PT Indofood Sukses Makmur Tbk
memiliki nilai yang lebih tinggi daripada PT Mayora Indah Tbk yang
disebabkan karena terjadinya kenaikan serta menurunnya nilai dari
aktiva lancar dan hutang lancar dari perusahaan tersebut.
Tahun
Perputaran Modal Kerja (Working
Capital Turnover)
PT Indofood Sukses Makmur
Tbk
PT Mayora Indah Tbk
2006 20,86 x 3,32 x
2007 (25,80 x) 4,11 x
2008 (22,11 x) 4,27 x
2009 20,56 x 4,84 x
2010 3,75 x 4,39 x
98
Selain itu, dalam rasio aktivitas yaitu pada perputaran kas, perputaran
persediaan, umur rata-rata persediaan, perputaran piutang, umur rata-
rata piutang, dan perputaran modal kerja, PT Indofood Sukses
Makmur Tbk hanya unggul pada perputaran piutangnya saja yang
disebabkan karena adanya kelebihan dana yang diinvestasikan pada
kas dan persediaan, sedangkan PT Mayora Indah Tbk memiliki nilai
rasio-rasio aktivitas yang lebih tinggi kecuali pada perputaran
piutangnya, hal tersebut terjadi karena terdapat kelebihan dana yang
diinvestasikan pada piutang, sehingga hasil dari hipotesis yang
pertama dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa PT Mayora Indah
Tbk memiliki kemampuan yang lebih besar daripada PT Indofood
Sukses Makmur Tbk dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
sehingga hipotesis pertama tidak terbukti, selanjutnya hasil hipotesis
kedua menyatakan bahwa PT Mayora Indah Tbk lebih cepat daripada
PT Indofood Sukses Makmur Tbk dalam melaksanakan kegiatan
usahanya sehingga hipotesis kedua juga tidak terbukti, dan hipotesis
yang ketiga menyatakan bahwa PT Mayora Indah Tbk lebih efisisen
dalam penggunaan modal kerjanya dibandingkan PT Indofood Sukses
Makmur Tbk sehingga hipotesis ketiga juga tidak terbukti.
99
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dilakukan, maka
penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Analisis Rasio Likuiditas PT Indofood Sukses Makmur Tbk
dan PT Mayora Indah Tbk.
PT Mayora Indah memiliki nilai current ratio yang
lebih besar daripada PT Indofood Sukses Makmur Tbk,
sehingga PT Mayora Indah memiliki kemampuan yang lebih
besar untuk melunasi hutang-hutangnya.
PT Mayora Indah Tbk memiliki quick ratio yang lebih
unggul yaitu sebesar 210,16% daripada PT Indofood Sukses
Makmur Tbk yang memiliki nilai quick ratio sebesar 146,40%
sehingga dengan demikian PT Mayora Indah lebih unggul
daripada PT Indofood Sukses Makmur Tbk dalam hutang
lancar yang segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih
likuid.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki cash ratio
yang lebih besar daripada PT Mayora Indah Tbk sehingga
PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki lebih besar aktiva
lancar yang bisa dengan segera menjadi uang kas seperti surat
100
berharga (investasi jangka pendek) daripada PT Mayora Indah
Tbk.
Dari analisis likuiditas yang terdiri dari current ratio,
quick ratio, dan cash ratio antara PT Indofood Sukses Makmur
Tbk dan PT Mayora Indah Tbk dapat disimpulkan bahwa
PT Mayora Indah Tbk memiliki kemampuan yang lebih besar
daripada PT Indofood Sukses Makmur Tbk untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, sehingga hipotesis pertama tidak
terbukti.
b. Analisis Rasio Aktivitas PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan
PT Mayora Indah Tbk.
Dari hasil analisis rasio aktivitas menunjukkan bahwa
tingkat perputaran rasio-rasio aktivitas PT Indofood Sukses
Makmur Tbk cenderung rendah, kecuali perputaran piutang,
sedangkan PT Mayora Indah Tbk dilihat dari perputaran rasio-
rasio aktivitasnya cenderung lebih tinggi, kecuali perputaran
piutangnya sehingga hal ini menunjukkan bahwa PT Mayora
Indah Tbk memiliki efisiensi dalam penggunaan modal
kerjanya, sehingga hipotesis kedua tidak terbukti.
101
c. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis melalui
analisis likuiditas dan aktivitas maka dapat disimpulkan bahwa
PT Mayora Indah Tbk lebih efisien dalam penggunaan dananya
(modal kerja) sehingga hipotesis ketiga juga tidak terbukti.
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Penyediaan modal kerja harus optimal, artinya tidak berlebihan
atau tidak kekurangan, sebab setiap jumlah dana yang lebih
besar dari jumlah yang dibutuhkan akan menaikkan harta
perusahaan tanpa diikuti dengan kenaikan laba yang
proporsional, sehingga menurunkan tingkat hasil pengembalian
atas investasi. Sedangkan setiap jumlah dana yang lebih rendah
berarti perusahaan tidak mampu membayar hutang pada
waktunya.
2. Tingkat perputaran persediaan yang rendah yang dialami
PT Indofood Sukses Makmur Tbk dapat diantisipasi dengan
menetapkan kebijaksanaan baru yang berkaitan dengan
penjualan barang dagangan yaitu dengan cara memberikan
cash discount (potongan tunai) baik untuk penjualan tunai
maupun kredit dan sebaiknya perusahaan tidak melakukan
pembelian. Pembelian dilakukan setelah persediaan benar-
102
benar dalam keadaan safety stock yaitu jumlah minimal dari
dana yang diinvestasikan dalam persediaan untuk
mempertahankan kontinuitas usahanya.
3. Tingkat perputaran piutang yang rendah yang dialami
PT Mayora Indah Tbk dapat diantisipasi dengan jalan
memperketat kebijaksanaan penjualan kredit, misalnya dengan
jalan memperpendek waktu pembayaran pelanggan.
4. Tingkat perputaran kas yang rendah yang dialami PT Indofood
Sukses Makmur Tbk dapat diatasi dengan cara perusahaan
menambah kekurangan dana dalam kas perusahaan agar
jumlahnya sesuai dengan yang dibutuhkan perusahaan.
103
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 2007. Manajemen Keuangan Bisnis. Bogor: Ghalia Indonesia.
Andri Apriyono. 2007. Modal Kerja dalam Manajemen Keuangan, (Online),(http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/08/08/modal-kerja/,diakses 15 September 2011).
Aulia Rahma. 2011. Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Semarang: Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Terpublikasi melalui link: http://eprints.undip.ac.id/28981/1/Skripsi017.pdf
Bahdin Nur Tanjung dan Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi, dan Tesis dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah). Edisi Pertama, Cetakan ke-5. Jakarta: Kencana 2010.
Danfar. 2009. Definisi/ Pengertian Efisiensi. (Online), (http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efisiensi,
diakses 17 September 2011).
Home, James C. Van. 1997. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan.Jakarta: Salemba Empat.
http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/teknik-pengumpulan-data-kualitatif/
Diakses tanggal: 2 November 2011.
http://directory.umm.ac.id/.../PROFIL_PT_INDOFOOD_SUKSES_MAKM... Diakses tanggal: 29 Oktober 2011.
http://organisasi.org/klasifikasi_jenis_dan_macam_data_pembagian_data_dalam_ilmu_eksak_sains_statistik_statistika
Diakses tanggal: 2 November 2011.
http://www.indofood.com/about_vision_mission.aspx. Diakses tanggal: 29 Oktober 2011.
http://bataviase.co.id/node/713590 Diakses tanggal: 29 November 2011.
104
Ima Hernawati. 2007. Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Jakarta). Semarang: Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Terpublikasi melalui link:http://www.scribd.com/doc/50429823/Analisis-Modal-Kerja
Weston, J. Fred and Brigham, Eugene F. 1991. Essentials of Managerial Finance. Tenth Edition.
Kusuma Wardhani Samsul. 2005. Analisis Efisiensi Penggunaan Modal KerjaPada KPRI Kantor Departemen Agama Kabupaten Kudus. Semarang: Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Terpublikasi melalui link: http://lib.unnes.ac.id/4319/
Lukman Syamsuddin. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan. Edisi Baru 9. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sri Patoyah. 2005. Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “HARAPAN” Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2001-2003. Semarang: Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Terpublikasi melaluilink: http://www.scribd.com/doc/37573002/1040
Sri Rahaju. 1997. Evaluasi Pengelolaan Modal Kerja Sebagai Sarana Untuk Meningkatkan Efisiensi Penggunaan Dana Pada PT Praxair Indonesia di Gresik. Surabaya: Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra. Terpublikasi melalui link: http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_15444.html
Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi.Yogyakarta: Ekonisia.
Usaha Sukses. Profil Sejarah Mayora Indah Tbk, (0nline), (http://usahasuksesmandiri.blogspot.com/2011/09/profil-sejarah-
mayora-indah- tbk.html, diakses 1 Oktober 2011).
www.indofood.com