Upload
lyanh
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN GRI INDEKS DAN ISR
INDEKS DALAM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN
2015-2017
Oleh:
Pradipta Rahmaji Dwigana
NIM: 1112046100049
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/ 2019 M
i
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S-1) di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, Januari 2019
Pradipta Rahmaji Dwigana
iv
ABSTRAK
Pradipta Rahmaji Dwigana. NIM 1112046100049 Analisis Perbandingan
Penggunaan GRI Indeks dan ISR Indeks Dalam Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Bank Umum Syariah Di Indonesia Tahun 2015-2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pengungkapan CSR
bank umum syariah di Indonesia dengan indeks ISR dan indeks GRI (periode
2015-2017). Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling dan pengumpulan data melalui data sekunder. Data penelitian
didapatkan dari website bank masing-masing. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah membandingkan pengungkapan CSR bank umum syariah
dengan standar indeks GRI dan standar indeks ISR kemudian membandingkan
kedua hasil tersebut dengan menggunakan statistik deskriptif dengan bantuan
software program statistik SPSS.
Hasil analisis Pengungkapan CSR bank umum syariah di Indonesia
berdasarkan Islamic Social Reporting (ISR) index sebesar 51,61%, sedangkan
berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI) index sebesar 56,92%. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa Tingkat pengungkapan CSR yang lebih baik adalah
tingkat pengungkapan CSR dengan pedoman Global Reporting Initiative (GRI)
index.
Kata Kunci : Corporate Social Responsibility (CSR), Islamic Social
Reporting (ISR), Global Reporting Initiative (GRI)
Pembimbing : Dr. Sofyan Rizal, S.E., M.Si.
Daftar Pustaka : Tahun 2000 s.d 2013
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrabbil’alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya khususnya
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa dipanjatkan kepada Rasulullah, Nabi Muhammad
SAW yang telah mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang
terang benderang ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat
kelulusan Strata (S-1) Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari banyak
pihak. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala kepedulian mereka yang
telah memberikan bantuan, baik moril, kritik, saran, masukan, dorongan semangat,
doa maupun pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, perkenankan
penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Benni Surachmat dan Eni Pristyani yang tak
pernah henti mencurahkan cinta dan kasih sayang, memberikan doa,
dorongan semangat dan nasehat kepada penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini. semoga karya ini dapat memberikan
kebanggaan mereka.
vi
2. Kakak tersayang, Sari Bestya Rakhmaisya beserta suaminya Yohan Eka
Cahyadi yang selalu memberikan doa dan menyemangati penulis agar
mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak A.M Hasan Ali, MA., selaku Ketua Program Studi Muamalat
sekaligus Ketua Tim Task Force Passing Out Program Studi Muamalat
dan Bapak Dr. Abdurrauf, Lc., M.A. selaku Sekretaris Program Studi
Muamalat.
6. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., M.B.A. selaku Ketua Program Studi
Perbankan Syariah dan Ibu Fitri Damayanti, M.Si. selaku sekretaris
Program Studi Perbankan Syariah
7. Bapak Dr. Sofyan Rizal, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing yang tiada
hentinya membimbing penulis dan meluangkan waktu demi
terselesaikannya skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan sabar memberikan bekal
ilmu yang tak terhingga nilainya.
9. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum, Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Perpustakaan
vii
Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan fasilitas untuk melakukan studi kepustakaan.
10. Terima kasih kepada sahabat-sahabat terbaik penulis, Ali Akbar
Septiansyah, Muhammad Rizki Abadi, Desian Bintang Hadiatmojo dan
Satria Surya Putra yang senantiasa mengisi hari-hari penulis dari masa
SMA sampai saat ini. Semoga persahabatan kita tetap berlanjut sampai
kita tua nanti.
11. Terima kasih kepada keluarga besar Perbankan Syariah B 2012 yang
senantiasa membantu, memberikan motivasi, dan mendoakan yang terbaik
kepada penulis. Terima kasih untuk semua kenangan yang tak terlupakan.
Semoga silaturahmi kita tetap dapat terjalin.
12. Semua pihak yang membantu yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh
penulis.
Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini,
penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT
mencatatnya sebagai amal baik dan membalasnya lebih baik lagi. Semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan.
Jakarta, Desember 2018
Pradipta Rahmaji Dwigana
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. v
DAFTAR ISI......................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................................................. 7
D. Perumusan Masalah .................................................................................................. 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................................. 9
F. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................... 12
A. Corporate Social Responsibility .............................................................................. 12
B. Corporate Social Responsibility Disclosure ............................................................ 14
C. Global Reporting Initiative Index ............................................................................ 18
D. Corporate Social Responsibility Disclosure Secara Syariah .................................... 19
E. Islamic Social Reporting Index ............................................................................... 22
F. Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 23
G. Kerangka Pemikiran ............................................................................................... 26
H. Hipotesis ................................................................................................................ 27
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................................... 29
A. Jenis Penelitian ....................................................................................................... 29
B. Jenis Sumber Data .................................................................................................. 29
C. Metode pengambilan sampel ................................................................................... 30
D. Teknik Analisis Data .............................................................................................. 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 43
ix
A. Pengungkapan Corporate Social Responsibility bank umum syariah di Indonesia
dengan pedoman Islamic Social Reporting (ISR) index. .................................................. 43
B. Pengungkapan Corporate Social Responsibility bank umum syariah di Indonesia
dengan pedoman Global Reporting Initiative (GRI) Index .............................................. 52
C. Perbandingan pengungkapan CSR bank umum syariah di Indonesia menggunakan
indeks GRI dengan menggunakan indeks ISR ................................................................. 60
D. Analisa Konvergensi Indeks ISR dan Indeks GRI ................................................... 63
BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 71
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 71
B. Saran ...................................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Review Studi Terdahulu .................................................................................. 23
Tabel 4. 1 Hasil Scoring Indeks ISR ................................................................................ 43
Tabel 4. 2 Hasil Scoring indeks ISR pertema .................................................................. 45
Tabel 4. 3 Hasil Scoring Indeks GRI ............................................................................... 53
Tabel 4. 4 Hasil Scoring Indeks GRI pertema .................................................................. 55
Tabel 4. 5 Perbandingan Hasil Scoring indeks ISR dan Indeks GRI ............................... 60
Tabel 4. 6 Hasil Statistik Deskriptif ................................................................................. 62
Tabel 4. 7 Konvergensi Indeks ISR dan Indeks GRI ....................................................... 63
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Triple Bottom Line ...................................................................................... 14
Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 27
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya
adalah salah satu slogan yang sering digunakan dalam berekonomi. Dengan
landasan tersebut para pelaku ekonomi (individu, kelompok, organisasi maupun
badan hukum) melakukan berbagai macam cara agar mendapatkan keuntungan
yang sebesar-besarnya dengan menggunakan modal sekecil-kecilnya. Tidak
sedikit dari mereka yang akhinya menempuh cara yang dapat menimbulkan
dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Untuk meminimalisir
terjadinya hal-hal tersebut banyak kalangan ekonom yang mulai mencari jalan
keluar dari permasalahan tersebut.
Corporate Social Responsibility (CSR) lahir sebagai salah satu jawaban
permasalahan tersebut. Tidak diketahui secara pasti kapan awal mula terlahirnya
CSR, tetapi pada tahun 1953 dipercaya sebagai tonggak sejarah CSR1. Howard
Bowen dengan karyanya yang berjudul Social Responsibilities of the Businessman
dipercaya sebagai tonggak sejarah CSR dan Bowen akhirnya dikenal sebagai
bapak CSR berkat karyanya tersebut2. Di dalam karyanya Bowen memberikan
definisi awal dari CSR sebagai “it refers to the obligations of the businessmen to
pursue those policies, to make those decisions, or to follow those lines of actions
1 Hendi weblog, “CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep”, artikel diakses pada 10 februari
2017 dari http://ngenyiz.blogspot.co.id/2009/02/csr-sekilas-sejarah-dan-konsep.html
2 Ibid
2
which are desirable in terms of the objectives and values of our society” 3.
Definisi tersebut memberikan landasan awal bagi pengenalan kewajiban pelaku
bisnis untuk menetapkan tujuan bisnis yang selaras dengan tujuan dan nilai-nilai
masyarakat.
Isu CSR yang semakin kuat dan menyebar di dunia bisnis membuat
hampir semua orang di seluruh dunia meliriknya. Pada tahun 1997 berdirilah
Global Reporting Initiative (GRI) sebuah organisasi non-profit yang memiliki
misi untuk menciptakan masa depan di mana pembangunan keberlanjutan
merupakan bagian yang tidak terlepaskan dalam proses pengambilan keputusan
setiap organisasi. GRI ini kemudian mengeluarkan sebuah standar baku untuk
penyusunan dan pelaporan CSR yang dikenal dengan GRI Standard. Standar baku
tersebut akhirnya menjadi salah satu standar internasional dalam penyusunan dan
pelaporan program CSR untuk seluruh perusahaan termasuk perbankan di
dalamnya.
Menurut Mulyanita alasan perusahaan khususnya di bidang perbankan
melakukan pelaporan sosial adalah karena adanya perubahan paradigma
pertanggungjawaban, dari manajemen ke pemilik saham menjadi manajemen
kepada seluruh stakeholder4. Sebagai wujud bukti kepedulian para ahli akuntansi
di Indonesia dapat dilihat melalui Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (revisi 2009) paragraf dua
belas secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan
masalah lingkungan dan sosial. Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari
3 ibid
4 Sugesty Mulyanita, “Pengaruh Biaya Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap
Kinerja Perusahaan Perbankan”, ( Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, 2009)
3
laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah
(value added statement), khususnya bagi industry dimana faktor lingkungan hidup
memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai
kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Laporan tambahan
tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan.5
Selain itu, menurut Mulyanita, tantangan untuk menjaga citra perusahaan
di masyarakat menjadi alasan mengapa suatu bank di Indonesia melakukan
pelaporan sosial.6 Tidak hanya perbankan konvensional, tetapi perbankan sayariah
sebagai salah satu jenis bank yang memainkan peranan penting dalam
pengungkapan tanggung jawab sosial harus melakukan program CSR. Menurut
Meutia, bank syariah seharusnya memiliki dimensi spiritual yang lebih banyak.
Dimensi spiritual ini tidak hanya menghendaki bisnis yang non riba, namun juga
mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas, terutama bagi golongan
masyarakat ekonomi lemah.7
Menurut Yusuf posisi bank syariah sebagai lembaga keuangan yang sudah
eksis di tingkat nasional maupun internasional harus menjadi lembaga keuangan
percontohan dalam menggerakkan program CSR.8 Pelaksanaan program CSR di
bank syariah bukan hanya untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan permerintah,
5 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar
Akuntansi Keugangan No. 1, (Jakarta, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia, 2009), h. 7
6 Sugesty Mulyanita, “Pengaruh Biaya Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap
Kinerja Perusahaan Perbankan”, ( Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, 2009)
7 Inten Meutia, “Menata Pengungkapan CSR di Bank Islam (Suatu Pendekatan Kritis)”,
dalam Syuhada Mansur, “Pelaporan Corporate Social Responsibility Perbankan Syariah Dalam
Perspektif Syariah Enterprise Theory (Studi Kasus pada Laporan Tahunan PT Bank Syariah
Mandiri)”, Economic: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam Vol. 2, No. 2, 2012, h.109
8 Moh. Yasir Yusuf, “Aplikasi CSR pada Bank Syariah: Suatu Pendekatan Maslahah dan
Maqasid Syariah”, EKSIBISI Vol 4, No 2, Juni 2010, h. 105
4
tetapi CSR di perbankan syariah dibangun atas dasar falsafah dan tasawwur
(gambaran) Islam yang kuat untuk menjadi salah satu lembaga keuangan yang
dapat mensejahterakan masyarakat luas. Program CSR perbankan syariah harus
benar-benar menyentuh kebutuhan asasi masyarkat untuk menciptakan
pemerataan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat9. Seperti pengelolaan dana
zakat yang tepat, pemberian sumbangan kepada mustahik, pendampingan usaha
mikro dan lain-lain
Dusuki dan Dar mengatakan bahwa pada perbankan syariah, tanggung
jawab sosial sangat relevan untuk dibicarakan mengingat beberapa faktor berikut;
perbankan syariah berlandaskan prinsip syariah yang meminta mereka untuk
beroperasi dengan landasan moral, etika, dan tanggung jawab sosial.10
Selain itu
adanya prinsip atas ketaatan pada perintah Allah dan Khalifah. Dan yang terakhir
adanya prinsip atas kepentingan umum, terdiri dari penghindaran dari kerusakan
dan kemiskinan.11
Di Indonesia, CSR mendapat dukungan yang positif dari pemerintah.
Pemerintah mengeluarkan regulasi yang mewajibkan perusahaan melakukan
praktek dan pengungkapan CSR. Pada Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40
Tahun 2007 pasal 66 ayat (2) bagian c disebutkan bahwa selain menyampaikan
laporan keuangan, perusahaan juga diwajibkan melaporkan pelaksanaan tanggung
jawab sosial dan lingkungan. Peraturan lain yang mewajibkan CSR yaitu Undang-
undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, baik penanaman modal
9 Ibid, h. 107
10
Asyraf Wajdi Dusuki dan Humayon Dar, “Stakeholders’ perceptions of Corporate
Social Responsibility of Islamic Banks: Evidence From Malaysian Economy”, International
Conference on Islamic Economics and Finance, 2005, h.395
11
Ibid. h.395
5
dalam negeri maupun penanaman modal asing. Dalam pasal 15 (b) dinyatakan
bahwa setiap penanam modal memiliki kewajiban melaksanakan tanggung jawab
sosial perusahaan, apabila tidak melaksanakan kewajiban tersebut dikenai sanksi
yang diatur dalam pasal 34, yaitu sanksi administratif dan sanksi lainnya12
.
Pengungkapan tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility
(CSR) Disclosure perusahaan yang semula bersifat sukarela (voluntary) menjadi
bersifat wajib (mandatory) dengan adanya undang-undang tersebut nomor 25
tahun 2007. Pemberlakuan undang-undang tersebut mewajibkan perusahaan
termasuk perbankan untuk melaksanakan kegiatan CSR.
Tidak hanya berhenti di sana. Pemerintahan indonesia melalui Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) kembali mengeluarkan peraturan yang mengharuskan
lembaga jasa keuangan untuk melakukan program CSR dalam bentuk keuangan
berkelanjutan. Pada peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 51/POJK/.03/2017
OJK mengharuskan seluruh lembaga jasa keuangan menyusun rencana aksi
keuangan berkelanjutan, merealisasikannya dan melaporkan keuangan
berkelanjutan dalam laporan keberlanjutan yang dibuat secara terpisah dengan
laporan tahunan atau sebagai bagian yang tidak terpisah dari laporan tahunan.
Terdapat tiga tema utama keuangan berkelanjutan yang diwajibkan oleh OJK
dalam peraturan tersebut, ketiga tema tersebut adalah ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Secara garis besar tema-tema tersebut sama dengan tema-tema yang
ada pada GRI standard.
12 Khusnul Fauziah dan Prabowo Yudho J, “Analisis Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Perbankan Syariah Di Indonesia Berdasarkan Islamic Social Reporting Indeks”, Jurnal
Dinamika Akuntansi vol 5, no. 1, Maret 2013, h.13
6
Ketiga tema yang diwajibkan oleh OJK ataupun yang ada pada GRI
standard sebenarnya sudah cukup baik, Tetapi dalam ajaran agama Islam masih
ada satu tema yang harus diangkat dalam program CSR, tema tersebut adalah
pertanggung jawaban kepada Allah. Oleh karena itu perlu adanya penyempurnaan
program CSR untuk lembaga jasa keuangan syariah khususnya perbankan syariah
mengingat belum adanya pedoman CSR secara syariah yang telah diakui secara
internasional.
Terkait dengan adanya kebutuhan mengenai pengungkapan tanggung
jawab sosial di perbankan syariah, saat ini, marak diperbincangkan mengenai
Islamic Social Reporting Index (selanjutnya disebut indeks ISR). Indeks ISR
berisi kompilasi item-item standar CSR yang ditetapkan oleh AAOIFI
(Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions) yang
kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh para peneliti mengenai item-item CSR
yang seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas islam. Indeks ISR diyakini dapat
menjadi pijakan awal dalam hal standar pengungkapan CSR yang sesuai dengan
perspektif Islam.
Jika dilihat berdasarkan indeks ISR, pelaksanaan CSR bank umum syariah
di indonesia masih belum sempurna dan relatif rendah. Menurut hasil penelitian
Vena Gustian dan Faisal, perkembangan pelaksanaan program CSR pada bank
umum syariah di Indonesia periode 2010-2013 jika dilihat berdasarkan indeks ISR
masih relatif kecil karena masih di bawah 50%. Pada tahun 2010 sebesar 19,50%,
tahun 2011 sebesar 24,55%, tahun 2012 sebesar 32,27%, tahun 2013 sebesar
36,40%. Jika dilihat dari data tersebut bisa kita simpulkan bahwa pelaksanaan
7
CSR bank umum syariah di indonesia walaupun masih belum sempurna tetapi
terdapat perkembangan yang cukup baik.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan
beberapa masalah yang ada, di antaranya:
1. Bank Umum Syariah sebagai salah satu jenis bank di Indonesia
membutuhkan pedoman CSR.
2. Belum adanya standar CSR secara syariah yang telah diakui secara
internasional.
3. Peraturan OJK mengharuskan seluruh lembaga jasa keuangan menyusun
rencana aksi keuangan berkelanjutan/CSR dengan tiga tema ekonomi,
sosial, dan lingkungan.
4. Ketiga tema CSR yang diwajibkan oleh OJK masih memiliki kekurangan
yaitu pertanggung jawaban kepada Allah.
5. Perkembangan pelaksanaan CSR bank umum syariah di Indonesia
berdasarkan indeks ISR pada tahun 2010-2013 masih belum sempurna dan
relatif rendah.
C. Pembatasan Masalah
Supaya hasil penelitian tidak keluar dari pokok pembahasan. Peneliti
membatasi permasalahan penelitian ini ini sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya berfokus pada analisis Corporate Social
Responsibility (CSR) Disclosure di perbankan syariah di Indonesia yang
8
dinilai berdasarkan Islamic Social Reporting (ISR) Index dan Global
Reporting Initiative (GRI) Index serta mengetahui manakah hasil yang
lebih bagus antara keduanya.
2. Sampel penelitian ini adalah bank umum syariah di Indonesia yang pada
akhir tahun 2017 telah menerbitkan laporan tahunan.
3. Laporan tahunan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
laporan tahunan yang diterbitkan oleh perbankan syariah per periode
2015-2017.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
permasalahan penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility bank umum
syariah di Indonesia sudah sesuai dengan pedoman Islamic Social
Reporting (ISR) index?
2. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility bank umum
syariah di Indonesia sudah sesuai dengan pedoman Global Reporting
Initiative (GRI) index?
3. Manakah tingkat kesesuaian yang lebih baik antara pengungkapan
Corporate Social Responsibility bank umum syariah di Indonesia
menggunakan pedoman Global Reporting Initiative (GRI) Index dengan
menggunakan pedoman Islamic Social Reporting (ISR) Index?
9
4. Apakah item-item indikator pada Islamic Social Reporting (ISR) Index
dapat mencakup item-item indikator pada Global Reporting Initiative
(GRI) Index?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Menganalisis kesesuaian pengungkapan Corporate Social Responsibility
bank umum syariah di Indonesia dengan pedoman Global Reporting
Initiative (GRI) Index.
2. Menganalisis kesesuaian pengungkapan Corporate Social Responsibility
bank umum syariah di Indonesia dengan pedoman Global Reporting
Initiative (ISR) Index.
3. Menganalisis tingkat kesesuaian yang lebih baik antara pengungkapan
Corporate Social Responsibility bank umum di Indonesia menggunakan
Global Reporting Initiative (GRI) Index dengan menggunakan Global
Reporting Initiative (ISR) Index.
4. Menganalisis Apakah item-item indikator pada Global Reporting Initiative
(ISR) Index dapat mencakup item-item indikator pada Global Reporting
Initiative (GRI) Index.
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi mahasiswa dan kalangan akademisi
10
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi akademisi
yang ingin melakukan penelitian tentang Corporate Social Responsibility
(CSR) Disclosure khususnya di perbankan syariah.
2. Bagi kalangan praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk terus mengembangkan
praktik Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan menjadi
motivasi para praktisi khususnya di perbankan syariah untuk selalu
menjalankan kegiatan sesuai dengan ketentuan syariah.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bagian yang disususn secara
deskriptif, yaitu sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, batasan penelitian, serta sistematika penulisan penelitian ini. Bab ini
bertujuan untuk memberikan deskripsi umum mengenai isi penelitian ini.
BAB II Tinjaua Pustaka
Bab ini menguraikan mengenai tinjauan pustaka dan landasan teori yang dipakai
dalam penelitian ini, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran serta hipotesis yang
diuji pada penelitian ini.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, jenis sumber data, metode
pengambilan sampel serta teknik analisis data.
11
BAB IV Hasil dan Analisis
Bab ini menjelaskan tentang hasil analisis data dan pembahasannya.
BAB V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran peneliti
yang dapat dijadikan pertimbangan untuk para pengguna penelitian ini.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Corporate Social Responsibility
CSR belum mempunyai definisi standar yang tepat, para pakar CSR
memiliki definisi mereka sendiri. Seperti Bowen yang dikenal sebagai bapak
CSR memberikan landasan definisi CSR, Bowen mendefinisikan CSR sebagai “it
refers to the obligations of the businessmen to pursue those policies, to make
those decisions, or to follow those lines of actions which are desirable in terms of
the objectives and values of our society”. Kemudian menurut ISO 26000 Social
Responsibility (SR) is the responsibility of an organization for the impacts of its
decisions and activities on society and the environment through transparent and
ethical behaviour that contributes to sustainable development, including the
health and welfare of society; takes into account the expectations of stakeholders;
is in compliance with applicable law and consigrint with international norms of
behavior; and is integrated throughout the organization and practised in its
relationships.13
Pemerintah Indonesia juga memberikan definisi CSR atau tanggung jawab
sosial melalui Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas.
Pada pasal satu Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas,
pemerintah Indonesia menjelaskan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan
hidup adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan
13 International Organization for Standardization, ISO 26000 Basic training material
(T.tp., ISO 26000 Post Publication Organisation, 2016), h.8
13
ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan
yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya. World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD) juga memberikan definisinya sendiri tentang CSR,
menurutnya “Corporate Social Responsibility is the continuing commitment by
business to behave ethically and contribute to economic development while
improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the
local community and society at large”.14
Dari beberapa definisi CSR diatas perusahaan diharapkan tidak hanya
fokus mencari laba untuk para pemegang saham (Single bottom line) tetapi juga
harus dapat memberikan kontribusi positif lainnya berupa pembangunan
berkelanjutan untuk masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan teori triple bottom
line yang dikemukakan oleh John Elkington. Triple bottom line adalah pertemuan
dari tiga pilar (3P) pembangunan, yaitu: 15
1. People. Kehadiran perusahaan harus memberikan manfaat pada
stakeholder dan masyarakat secara luas
2. Planet. Tanggung jawab perusahaan agar menjaga kemampuan lingkungan
dalam mendukung keberlanjutan kehidupan bagi generasi berikutnya.
3. Profit. Bentuk tanggung jawab perusahaan pada pemegang saham.
14 Richard Holme dan Phil Watts, Corporate Social Responsibility: Making Good
Business Sense, (London: World Business Council for Sustainable Development, 2000), h.8
15
nurdizal m. Rachman, dkk, panduan lengkap perencanaan CSR, (Jakarta: Penebar
swadaya, 2011), h.11-12
14
Gambar 2.1 Triple Bottom Line
Kegiatan CSR ini tidak semata-mata hanya untuk pembangunan
berkelanjutan. Perusahaan yang menjalankan CSR juga mendapatkan dampak
yang positif pula. Dengan melakukan CSR perusahaan bisa menambah nilainya.
Maka dari itu CSR merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan
perusahaan karena tidak hanya untuk pembangunan berkelanjutan tetapi juga
untuk menambah nilai perusahaan itu sendiri.
B. Corporate Social Responsibility Disclosure
Kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan akan sulit mendapatkan
dampak positif untuk perusahaan tersebut jika kegiatan CSR-nya tidak terdengar
oleh masyarakat khususnya para investor, maka dibutuhkan pengungkapan CSR
(CSR Disclosure). Tidak hanya karena alasan itu, pada undang-undang nomor 40
tahun 2007 pasal 66 ayat (2) tentang perseroan terbatas telah mewajibkan
perusahaan untuk membuat laporan pelaksanaan tanggung jawab sosal dan
Ekonomi
Profit
Lingkungan
Planet
Sosial
People
15
lingkungan atau yang kita kenal dengan CSR pada laporan tahunannya. Pada
umumnya, pengungkapan CSR dimasukan ke dalam laporan keuangan perusahaan.
Namun ada pula yang memisahkan laporan CSR-nya dalam sustainability
reporting.
Menurut Sudarmadji pengungkapan secara sederhana bisa diartikan
sebagai pengeluaran informasi.16
Jika dikaitkan dengan CSR, maka pengungkapan
CSR adalah pengeluaran informasi tentang program pembangunan berkelanjutan
yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Haniffa menjelaskan pengertian
pengungkapan CSR sebagai “an extension of the financial reporting system which
reflects the new and broader expectation of society with regard to the role of the
business community in the economy”.17
Pengertian tersebut menjelaskan bahwa
pelaporan CSR termasuk dalam laporan keuangan dan pelaporan tersebut
mencerminkan apa yang masyarakat luas inginkan dari para pengusaha di dalam
perekonomian. Menurut Gray, pelaporan CSR adalah “a formal account, prepared
and communicated by an organization, about social and environmental aspects of
the organisation's activities and communicated to the internal and external
participants of the organization”.18
Berdasarkan definisi Gray, CSR harus
dikomunikasikan kepada seluruh pihak dari internal maupun eksternal perusahaan.
Maka dapat disimpulkan bahwa pelaporan CSR atau CSR Disclosure adalah
pelaporan formal dalam sebuah laporan keuangan yang memberikan informasi
16 Ardi Murdoko Sudarmadji dan Lana Sularto, “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure
Laporan Keuangan Tahunan”, Proceeding PESAT Vol 2, Agustus 2007, h.A54
17
Ros Haniffa, “Social Reporting Disclosure: an Islamic Perspective”, Indonesian
management & Accounting Research Vol 1, No 2, Juli 2002, h. 130
18
Derrick M. Nault dan Shawn L. England, Globalization and Human Rights in the
Developing World, (UK: Palgrave Macmillan, 2011), h.86
16
berupa kegiatan sosial dan lingkungan sebuah perusahaan yang mencerminkan
keinginan masyarakat luas dan harus dikomunikasikan kepada seluruh pihak dari
internal maupun eksternal perusahaan.
Fitria dan Hartanti menjelaskan terdapat beberapa teori yang melatar
belakangi pelaksanaan CSR dalam perusahaan secara konvensional, yaitu:19
1. Teori Kapitalisme
Apabila perusahaan melakukan aktivitas CSR di luar kepentingan para
pemegang sahamnya, maka itu menyalahi tujuan perusahaan. Satu-satunya
kewajiban perusahan dan termasuk CSR didalamnya adalah memberikan
kemakmuran kepada pemegang saham. Aktivitas donasi dibolehkan jika dirasa
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan bukan sekedar filantropi.
2. Teori Kontrak Sosial
Dalam teori ini diyakini bahwa perusahaan hanya dapat berusaha dengan
baik jika ia didukung oleh masyarakat sekitarnya. Sehingga dalam hal ini
perusahaan akan dianggap sebagai institusi sosial yang harus berkontribusi kepada
lingkungan sosialnya.
3. Teori Instrumen
Menurut teori ini CSR dipandang sebagai alat strategi untuk mencapai
tujuan perusahaan. Sehingga menurut teori ini perusahaan dalam melakukan
aktivitas CSRnya memiliki tujuan tertentu seperti menciptakan reputasi positif,
kehumasan atau manfaat sejenis lainnya.
19 Soraya Fitria dan Dwi Hartanti, “Islam Dan Tanggung Jawab Sosial : Studi
Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social
Reporting Indeks”, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Desember 2010, h. 8-9
17
4. Teori Legitimasi
Menurut teori ini, perusahaan akan melakukan aktivitas CSR dikarenakan
adanya tekanan sosial, politik dan ekonomi dari luar perusahaan. Sehingga
perusahaan akan menyeimbangkan tuntutan tersebut dengan melakukan apa yang
diinginkan oleh masyarakat dan apa yang diharuskan oleh peraturan.
5. Teori Stakeholder
Aktivitas CSR menurut teori ini dilakukan untuk mengakomodasi
keinginan dan kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholder) sehingga
perusahaan dapat beraktivitas dengan baik dengan seluruh dukungan pemangku
kepentingan tersebut.
Banyak standar baku yang bisa digunakan oleh perusahaan dalam
menentukan indikator apa saja yang harus diungkapkan pada laporan
pengungkapan CSRnya, seperti organization for economic cooperation and
development guidelines for multinational enterprise yang diterbitkan oleh
Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), Social
Accountabilitiy 8000 yang diterbitkan oleh Social Accountability International,
Greenhouse Gas Protocol yang diterbitkan oleh World Business Council for
Sustainable Development (WBCSD), Environmental management (ISO 14001)
yang diterbitkan oleh International Organization for Standardization, serta
Global Reporting Initiative Sustainability reporting Guidelines yang diterbitkan
oleh Global Reporting Initiative (GRI). Dari beberapa standar pengungkapan CSR
di atas, Global Reporting Initiative Sustainability reporting Gurdelines yang
18
diterbitkan oleh Global Reporting Initiative (GRI) adalah standar yang paling
sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan dunia.
C. Global Reporting Initiative Index
Global Reporting Initiative (GRI) Index adalah standar baku
pengungkapan tanggung jawab sosial atau yang kita kenal dengan Corporate
Social Responsibility (CSR) sebuah perushaan. GRI indeks ini diterbitkan oleh
Global Reporting Initiative, sebuah organisasi non-profit yang berdiri pada tahun
1997. GRI memiliki misi untuk menciptakan masa depan di mana pembangunan
keberlanjutan merupakan bagian yang tidak terlepaskan dalam proses
pengambilan keputusan setiap organisasi.20
Untuk mewujudkan visi tersebut maka
GRI membuat sebuah misi untuk memberikan wewenang kepada para pembuat,
melalui standar keberlanjutannya dan jaringan multi-stakeholder, untuk
mengambil tindakan menuju ekonomi dan dunia yang lebih berkelanjutan.21
Pada tahun 2000 GRI mengeluarkan standar baku pertamanya, kemudian
di tahun 2002 GRI mengeluarkan generasi kedua standar baku pengungkapan
CSR (G2). Dengan berkembangnya zaman GRI harus selalu memperbaharui
standar bakunya supaya tetap sesuai dengan kondisi sekarang, maka di tahun 2006
GRI mengeluarkan generasi ke-3 (G3) standar baku pengungkapan tanggung
jawab sosialnya. Generasi ke-3 (G3) standar baku pengungkapan tanggung jawab
sosialnya diperbarui lagi pada tahun 2011 menjadi generasi 3.1 (G3.1). pada tahun
20 GRI, “About GRI”, artikel diakses pada 18 Februari 2017 dari
https://www.globalreporting.org/information/about-gri/Pages/default.aspx
21
Ibid.
19
2013 GRI kembali memperbarui standar baku pengungkapan tanggung jawab
sosial atau CSR Disclosure menjadi generasi ke-4 (G4).
D. Corporate Social Responsibility Disclosure Secara Syariah
Dalam ajaran Islam kita dilahirkan untuk menjadi khalifah di muka bumi
ini dengan tujuan untuk merawat dan memanfaatkan alam dengan baik. Semua
yang kita punya serta alam dan seisinya adalah milik Allah SWT. semua yang kita
punya hanya dititpkan oleh Allah kepada kita supaya kita merawat dan
menggunakan atau memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu kita
khususnya sebagai pelaku ekonomi tidak hanya harus bertanggung jawab kepada
pembangunan berkelanjutan, tetapi kita juga harus mempertanggung jawabkan
tindakan berekonomi kita kepada Allah SWT Sang pemilik segalanya, karena
pada dasarnya kita hanya dititipkan oleh-Nya. Hal tersebut sejalan dengan konsep
CSR yang telah kita kenal. CRS mengharuskan perusahaan mempertanggung
jawabkan kegiatan ekonominya kepada masyarakat dan lingkungan dalam bentuk
pembangunan berkelanjutan. Kesamaan konsep pertanggungjawaban atau
akuntabilitas itu membuat para pelaku ekonomi syariah juga harus melakukan
akuntabilitasnya.
Islam tidak hanya sebagai agama, tetapi juga sebagai cara hidup umatnya.
Islam memberikan kesempatan umatnya untuk melakukan inovasi dalam bidang
muamalah. Kita diperbolehkan berinovasi karena dasar hukum dalam muamalah
adalah diperbolehkan, kecuali yang dilarang. Hal tersebut berbeda dengan bidang
akidah, ibadah, dan akhlak. Hukum dasar akidah, ibadah dan akhlak adalah
20
dilarang, kecuali yang diperbolehkan. Para perlaku ekonomi yang melakukan
kegiatannya berdasarkan prinsip syariah pada hakekatnya harus sesuai dengan
ajaran Islam, dengan kata lain mereka harus mendasarkan pada filosofi Al-Qur’an
dan Sunah. Hal ini membuat mereka bertindak lebih manusiawi dan lebih
memperhatikan kemaslahatan masyarakat umum dibandingkan para pelaku
ekonomi konvensional.
Semakin berkembangnya perekonomian syariah khususnya perbankan
syariah maka semakin banyak pula hal-hal yang butuh diperbarui. Sesuai dengan
konsep muamalat yang diperbolehkan adanya inovasi, maka kita sebagai pelaku
ekonomi syariah harus melakukan inovasi-inovasi terkait perkembangan
perekonomian salah satunya adalah CSR. CSR menjadi tema yang sangat bagus
untuk perkembangan perekonomian, karena CSR adalah salah satu pilar
pembangunan berkelanjutan untuk masyarakat umum dan lingkungan sekitar.
Corporate Social Responsibility secara konvensional dengan
menggunakan teori triple bottomless sesungguhnya sudah cukup baik. CSR secara
konvensional sudah memenuhi 3 unsur, yaitu people, planet dan profit. CSR
secara konvensional sudah mempunyai banyak standar baku, walaupun tidak sama
persis tetapi mereka sudah memiliki sebuah benang merah yang sama. Tetapi itu
hanya pertanggungjawaban horizontal, belum ada pertanggungjawaban vertikal
atau tanggung jawab kepada Allah SWT sebagai pencipta kita dan pemilik alam
beserta isinya. Haniffa berpendapat bahwa CSR konvensional hanya berfokus
21
pada aspek material dan moral22
. Ia juga mengatakan seharusnya aspek spiritual
juga harus dijadikan fokus utama dalam CSR Disclosure karena masyarakat
muslim para pembuat keputusan muslim memiliki harapan agar perusahaan
mengungkapkan informasi-informasi tertentu secara sukarela untuk membantu
pemenuhan kebutuhan spiritual mereka.23
Maka dari itu ekonomi syariah juga
harus memiliki standar baku CSR-nya sendiri.
Accounting and auditing organization for islamic financial institutions
(AAOIFI) telah mengeluarkan standar CSR secara syariah. Tetapi standar yang
dikeluarkan AAOIFI membuat pelaporan CSR perushaan syariah tidak seragam.
Standar CSR Disclosure yang dikeluarkan AAOIFI tidak menyebutkan dan
menjelaskan keseluruhan item-item yang harus diungkapkan oleh perusahaan.
Penelitian masih terus dilakukan oleh pakar ekonomi syariah di seluruh dunia.
Secara khusus indeks Islamic Social Reporting (ISR) adalah perluasan dari social
reporting yang meliputi harapan masyarakat tidak hanya mengenai peran
perusahaan dalam perekonomian, tetapi juga peran perusahaan dalam perspektif
spiritual. Selain itu, indeks ISR juga menekankan pada keadilan sosial pelaporan
mengenai lingkungan, hak minoritas dan karyawan.24
22 Ros Haniffa, “Social Reporting Disclosure: an Islamic Perspective”, Indonesian
management & Accounting Research Vol 1, No 2, Juli 2002, h. 141
23
Ibid, h. 129
24
Soraya Fitria dan Dwi Hartanti, “Islam Dan Tanggung Jawab Sosial : Studi
Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social
Reporting Indeks”, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Desember 2010, h.11
22
E. Islamic Social Reporting Index
Islamic Social Reporting Index adalah sebuah alternatif standar baku CSR
dislosure untuk perusahaan yang berbasis syariah yang dikeluarkan oleh
Accounting and auditing organization for islamic financial institutions (AAOIFI).
Standar yang diberikan AAOIFI masih kurang memenuhi harapan ekonom syariah.
Standar ini tidak menyebutkan dan menjelaskan keseluruhan item-item CSR yang
harus diungkapkan perusahaan, sehingga CSR Disclosure perushaan syariah tidak
seragam.
Standar baku CSR versi syariah yang dikeluarkan oleh AAOIFI masih
terus dikembangkan oleh para pakar ekonomi. Para pakar seperti Haniffa, Othman
dan lainnya terus mengembangkan CSR supaya CSR Disclosure yang dilakukan
perushaan syariah bisa seragam. Indeks ISR yang sering digunakan adalah Indeks
yang dibuat oleh Othman. Indeks tersebut ia kembangkan dari model indeks ISR
yang dibuat oleh Haniffa tahun 2002. Indeks yang dibuat oleh Othman membagi
item-item CSR dislosure menjadi enam indikator, yaitu:
1. Investasi dan keuangan
2. Produk dan jasa
3. Tenaga kerja
4. Kemasyarakatan
5. Lingkungan
6. Tata kelola perushaan
23
F. Penelitian Terdahulu
Dari penelitian ini, peneliti menemukan beberapa sumber kajian lain yang
telah terlebih dahulu membahas tema yang berkaitan dengan corporate social
responsibility, di antaranya adalah:
Tabel 2. 1 Review Studi Terdahulu
no identitas Substansi Perbedaan dengan
penulis
1. Rohana Othman dan
Azlan Md Thani /
Islamic Social
Reporting of Listed
Companies in
Malaysia / Jurnal /
International
Business &
Economics Research
Journal, April 2010.
Othman dan Thani
melakukan penelitian
CSR Disclosure terhadap
perusahaan yang terdaftar
pada bursa syariah di
Malaysia.
Mereka menggunakan
ISR indeks sebagai
standarnya.
Hasil penelitian tersebut
menjelaskan CSR
Disclosure perusahaan
yang terdaftar pada bursa
syariah di Malaysia
berdasarkan ISR indeks
masih sangat kecil. Maka
dapat disimpulkan
pengungkapan tanggung
jawab sosial terhadap
nilai-nilai islam di
Malaysia masih sedikit.
Pada penelitian Othman
dan Thani indeks yang
digunakan adalah ISR
indeks, sedangkan
peneliti menggunakan
ISR indeks dan GRI
indeks sebagai
acuannya.
Sampel pada penelitian
Othman dan Thani
adalah perusahaan yang
terdaftar pada bursa
syariah di Malaysia,
sedangkan sampel
peneliti adalah bank
umum syariah di
Indonesia.
2. Soraya Fitria dan
Dwi Hartanti / Islam
dan Tanggung
Jawab Sosial : Studi
Perbandingan
Fitriani dan Hartanti
melakukan penelitian
dengan membandingkan
antara CSR Disclosure
yang menggunakan
Sampel yang digunakan
oleh Fitriani dan
Hartanti hanya 3 bank
syariah yang menguasai
65% pangsa pasar
24
Pengungkapan
Berdasarkan Global
Reporting Initiative
Indeks dan Islamic
Social Reporting
Indeks / Jurnal /
Simposium Nasional
Akuntansi XIII
Purwekerto 2010.
standar ISR dan yang
menggunakan standar
GRI.
Mereka mengukur dan
membandingkan 3 bank
syariah yang menguasai
65% pangsa pasar
perbankan syariah pada
tahun 2008 dengan 3 bank
konvensional yang
menguasai 58% pangsa
pasar perbankan
konvensional di tahun
yang sama.
Dari hasil penelitian
tersebut, mereka
menemukan bahwa
pengungkapan yang
dilakukan oleh bank
konvensional lebih baik
dibandingkan bank
syariah dan
pengungkapan
menggunakan standar
GRI lebih baik
dibandingkan
menggunakan standar
ISR.
perbankan syariah pada
tahun 2008 dan 3 bank
konvensional yang
menguasai 58% pangsa
pasar perbankan
konvensional di tahun
yang sama. Sedangkan
sampel yang digunakan
peneliti adalah seluruh
bank umum syariah di
Indonesia pada tahun
2012-2014
Fitriani dan Hartanti
meneliti perbandingan
pengungkapan CSR
bank syariah dengan
bank konvensional
menggunakan standar
GRI serta
membandingkan antara
pengungkapan CSR
bank syariah
menggunakan standar
GRI dengan
menggunakan standar
ISR. Sedangkan peneliti
meneliti kesesuaian
pengungkapan
Corporate Social
Responsibility bank
umum syariah di
Indonesia dengan
pedoman GRI,
kesesuaian
pengungkapan
Corporate Social
Responsibility bank
umum syariah di
Indonesia dengan
25
pedoman ISR serta
membandingkan hasil
keduanya.
3. Hafiez Sofyani,
Ihyaul Ulum, dkk /
Islamic Social
Reporting Index
Sebagai Model
Pengukuran Kinerja
Sosial Perbankan
Syariah (Studi
Komparasi
Indonesia Dan
Malaysia) / Jurnal /
Jurnal Dinamika
Akuntansi Vol. 4.
No. 1, Maret 2012
Hafiez Sofyani, Ihyaul
Ulum, dkk melakukan
penelitian dengan
membandingkan kinerja
sosial 3 perbankan syariah
di Malaysia dengan 3
perbankan syariah di
Indonesia.
Hasil yang didapat
menunjukan tingkat
kinerja sosial yang
dilakukan oleh perbankan
syariah di Malaysia lebih
baik dibandingkan
perbankan syariah di
Indonesia.
Hafiez Sofyani, Ihyaul
Ulum, dkk
membandingkan kinerja
sosial (CSR) perbankan
syariah di Malaysia
dengan perbankan
syariah di Indonesia.
Sedangkan peneliti
meneliti perbandingan
antara pengungkapan
CSR BUS di Indonesia
Menggunakan GRI
dengan menggunakan
ISR.
Sampel yang digunakan
Hafiez Sofyani, Ihyaul
Ulum, dkk adalah 3
perbankan syariah di
Malaysia dan 3
perbankan syariah di
Indonesia. Sedangkan
sampel yang peneliti
gunakan adalah bank
umum syariah di
Indonesia
4. Vena Gustian dan
Faisal / Analisis
Perbandingan
Penggunaan GRI
Indeks dan ISR
Indeks dalam
Pengungkapan
Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Perbankan Indonesia
Tahun 2010 - 2013
Vena dan Faisal
melakukan penelitian
dengan membandingkan
pengungkapan CSR yang
dilakukan perbankan
syariah dengan perbankan
konvensional yang ada di
Indonesia menggunakan
indeks yang cocok untuk
masing-masing tipe
perbankan. Perbankan
Penelitian yang
dilakukan Vena dan
Faisal adalah
membandingkan
pengungkapan CSR
yang dilakukan
perbankan syariah
dengan perbankan
konvensional yang ada
di Indonesia
menggunakan indeks
26
syariah menggunakan ISR
indeks, sedangkan
perbankan konvensional
menggunakan GRI indeks
Sampel yang digunakan
adalah 32 perbankan
konvensional dan 11
perbankan syariah di
Indonesia.
Hasilnya menunjukan
CSR Disclosure
perbankan syariah yang
menggunakan indeks ISR
lebih baik dibandingkan
dengan perbankan
konvensional yang
menggunakan indeks GRI
yang cocok untuk
masing-masing tipe
perbankan. Sedangkan
peneliti meneliti
perbandingan antara
pengungkapan CSR
BUS di Indonesia
Menggunakan GRI
dengan menggunakan
ISR.
Sampel yang digunakan
Vena dan Faisal adalah
32 pebankan
konvensional dan 11
perbankan syariah di
Indonesia. Sedangkan
sampel yang digunakan
peneliti adalah seluruh
bank umum syariah di
Indonesia.
G. Kerangka Pemikiran
Semakin berkembangnya perekonomian syariah terutama di sektor
perbankan syariah, maka harus diimbangi dengan pembaharuan serta perbaikinan,
salah satunya adalah CSR. CSR secara konvensional yang menggunakan Global
Reporting Initiative (GRI) Index sudah cukup baik, tetapi masih kurang
pertanggung jawaban secara vertikal yaitu kepada Allah SWT. maka dari itu
perbankan syariah seharusnya menggunakan standar yang sudah dimodifikasi
sesuai dengan ajaran Islam yaitu menggunakan Islamic Social Reporting (ISR)
Index. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui apakah CSR Disclosure perbankan
syariah sudah sesuai dengan ISR index atau masih menggunakan GRI Index. Hal
27
tersebut peneliti lihat dari perbandingan hasil penilaian CSR Disclosure
menggunakan ISR Index dengan CSR Disclosure menggunakan GRI Index.
Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran
H. Hipotesis
CSR secara konvensional yang menggunakan Global Reporting Initiative
(GRI) Index sudah cukup baik, tetapi masih kurang pertanggung jawaban secara
vertikal yaitu kepada Allah SWT. maka dari itu perbankan syariah seharusnya
menggunakan standar yang sudah dimodifikasi sesuai dengan ajaran Islam yaitu
menggunakan Islamic Social Reporting (ISR) Index. index ini adalah index yang
Corporate Social
Responsibility Disclosure
Global Reporting
Initiative (GRI)
Index
Islamic social
Reporting (ISR)
Index
Perbankan syariah
Membandingkan
Hasil Penilaian
CSR Disclousre
28
dikeluarkan oleh AAOIFI dan kemudian dikembangkan lagi oleh Haniffa (2002)
kemudian dikembangkan lebih lanjut lagi oleh Othman (2010).
Beberapa penelitian tentang perbandingan GRI indeks dengan ISR indeks
untuk mengukur CSR Disclosure yang dilakukan oleh perbankan syariah antara
lain dilakukan oleh Vena dan Faisal (2015). Dari hasil penelitian tersebut mereka
mengatakan bahwa CSR Disclosure yang menggunakan ISR indeks lebih baik
dibandingkan yang menggunakan Indeks GRI. Berdasarkan penelitian mereka,
peneliti menduga bahwa CSR Disclosure yang menggunakan ISR indeks lebih
baik dibandingkan yang menggunakan Indeks GRI.
H0: CSR Disclosure perbankan syariah ketika menggunakan ISR indeks
lebih baik dibandingkan menggunakan GRI indeks.
Fitria dan Hartanti (2010) melakukan penelitian dengan tema yang sama.
Mereka menemukan bahwa tingkat CSR Disclosure yang menggunakan GRI
indeks lebih baik dibandingkan tingkat CSR Disclosure menggunakan ISR indeks.
berdasarkan penelitian mereka, peneliti mengambil hipotesa bahwa CSR
Disclosure yang menggunakan GRI indeks lebih baik dibandingkan CSR
Disclosure menggunakan ISR indeks.
H1: CSR Disclosure perbankan syariah ketika menggunakan GRI indeks
lebih baik dibandingkan menggunakan ISR indeks.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif (descriptive study) yaitu penelitian yang
dilakukan untuk menggambarkan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu
situasi. Penelitian deskriptif bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi
bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya.
Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menawarkan kepada peneliti profil atau
untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dari fenomena yang menarik
dari seorang individu, organisasi, industri berorientasi, atau perspektif lain.25
Pada
penelitian ini akan dideskriptifkan bagaimana pengungkapan CSR atau CSR
Disclosure perbankan syariah secara konvensional yang menggunakan GRI index
dan bagaimana CSR Disclosure perbankan syariah jika menggunakan CSR
Disclosure yaitu ISR index. serta menggambarkan perbedaan antara keduanya
sehingga kita bisa mengetahui apakah CSR yang dilakukan perbankan syariah
sudah sesuai dengan prinsip agama Islam atau masih menggunakan prinsip
konvensional.
B. Jenis Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder.
Data sekunder adalah struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah
25 Uma Sekaran, Research Methods For Business, (T.tp., John Wiley & Sons, 2002), h.
122
30
dikumpulkan sebelumnya oleh pihak lain.26
Data sekunder mengacu pada
informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada, misalnya cacatan atau
dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri oleh media, situs
web, internet, dan seterusnya.27
C. Metode pengambilan sampel
Pengambilan sampel atau sampling adalah proses memilih sejumlah
elemen dari sebuah populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan
pemahaman atas sifatnya atau karakteristiknya akan memungkinkan kita untuk
dapat mengeneralisasikan sifat atau karakteristik sampel tersebut kepada elemen
populasi. Metode sampling yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
terbatas pada jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang
dinginkan, entah karena hanya mereka yang memiliki data tersebut atau sesuai
dengan kriteria yang diberikan oleh peneliti. Kriteria yang peneliti berikan untuk
pengambilan sampel atau sampling sebagai berikut:
1. Bank umum syariah (BUS) yang ada di Indonesia.
2. Pada tahun 2015-2017 telah menerbitkan laporan tahunan atau annual
report.
3. Menggunakan tiga laporan tahunan (2015-2017) BUS.
Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, maka sampel penelitian ini adalah:
26 Asep Hermawan, Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif, (Jakarta: PT Grasindo, 2008),
h.168
27
Uma Sekaran, Research Methods For Business, (T.tp., John Wiley & Sons, 2002), h.
219
31
1. Pada tahun 2015-2017 tedapat dua belas BUS yang telah menerbitkan
laporan keuangannya.
2. Menggunakan tiga laporan tahunan (2015-2017) dari masing-masing BUS.
3. Total Laporan keuangan yang digunakan adalah 36 laporan keuangan.
Dengan demikian jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
dua belas BUS dengan 36 laporan tahunan.
A. Bank Muamalat Indonesia, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-
2017).
B. Bank Victoria Syariah, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-2017).
C. Bank BRI Syariah, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-2017).
D. Bank BJB Syariah, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-2017).
E. Bank BNI Syariah, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-2017).
F. Bank Syariah Mandiri, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-2017).
G. Bank Mega Syariah Indonesia, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-
2017).
H. Bank Panin Syariah, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-2017).
I. Bank Syariah Bukopin, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-2017).
J. Bank BCA Syariah, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-2017).
K. Maybank Syariah Indonesia, dengan tiga periode laporan tahunan (2015-
2017).
L. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah, dengan tiga periode laporan
tahunan (2015-2017).
32
D. Teknik Analisis Data
Peneliti menggunakan tiga teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah
yang telah dijabarkan di BAB I, teknik tersebut yaitu:
1. Teknik analisis yang penulis gunakan untuk mengetahui nilai persentase
pengungkapan Corporate Social Responsibility perbankan syariah di
Indonesia jika dilihat berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI) Index
adalah dengan menggunakan standar GRI G4 tahun 2016. GRI (G4) ini
kemudian penulis pilih elemen-elemennya yang terkait dengan kinerja
industri perbankan saja. Secara garis besar tema indikator-indikator
pengungkapan yang digunakan sebagai berikut:
a. Profil dan strategi organisasi
b. Lingkup Ekonomi
c. Lingkup Sosial
d. Lingkup Lingkungan
Selanjutnya penilaian dilakukan dengan cara scoring, dimana:
a) Nilai 0 jika tidak ada pengungkapan terkait item tersebut
b) Nilai 1 jika ada pengungkapan terkait item tersebut
Total item yang dilakukan scoring adalah 66 item. Apabila sudah
diungkapkan secara penuh, maka nilai maksimal yang dapat dicapai
adalah 66.
Indeks-indeks tersebut sebagai berikut
33
Tema Sub Tema Indikator
A. Profil dan Strategi
Organisasi
A1 Strategi dan
Analisa
G4-1
Pernyataan dari senior decision-maker termasuk pernyataan CEO, chair, dan posisi jabatan senior yang sejajar mengenai visi dan strategi menyangkut kontribusi organisasi terhadap perkembangan berkelanjutan
G4-2 Deskripsi dari key impacts, risks, dan opportunities
A2 Profil
G4-3 Nama Organisasi
G4-4 Merek, produk dan/atau jasa-jasa
G4-5 Lokasi utama (headquarters) perusahaan
G4-6 Negara lokasi perusahaan beroperasi
G4-7 Sifat kepemilikan dan bentuk hukum perusahaan
G4-8 Pangsa pasar
G4-9 Skala organisasi
G4-10 Total tenaga kerja berdasarkan jenisnya, kontrak, dan asal daerahnya.
G4-11 Laporkan persentase total karyawan yang tercakup dalam perjanjian kerja bersama
G4-13
Perubahan penting yang terjadi selama periode pelaporan (termasuk perubahan ukuran, struktur, dan kepemilikan)
G4-14 Pendekatan dalam penerapan prinsip pencegahan dan kehati-hatian
G4-15
daftar piagam, prinsip-prinsip, atau inisiatif lainnya di bidang ekonomi, lingkungan dan sosial, yang dikembangkan secara eksternal, di mana organisasi ikut serta atau memberikan dukungan
G4-16
Perusahaan menjadi anggota dalam suatu organisasi baik organisasi nasional maupun internasional
A3 Aspek Material G4-17 Daftar Anak Perusahaan
34
dan Boundary Teridentifikasi G4-18
proses untuk menentukan konten laporan dan Aspek Boundary
G4-19
Daftar Aspek Material yang terindentifikasi dalam proses untuk menentukan konten laporan
G4-20 Daftar aspek Boundary dalam organisasi
G4-21 Daftar aspek Boundary di luar organisasi
G4-22 Efek Penyajian ulang informasi tahun yang lalu
G4-23
perubahan yang signifikan dari periode pelaporan sebelumnya pada Cakupan dan Aspek Boundary
A4
Hubungan Dengan
Pemangku Kepentingan
G4-24 Daftar pemangku kepentingan
G4-25 dasar identifikasi dan pemilihan pemangku kepentingan
G4-26 pendekatan hubungan dengan pemangku kepentingan
G4-27 Topik yang dibahas dengan pemangku kepentingan
A5 Profil Laporan
G4-28 Periode laporan
G4-29 Tanggal terbit laporan terkini yang diterbitkan
G4-30 Siklus pelaporan
G4-31 Kontak Personal (siapa yang bisa dihubungi terkait dengan laporan dan isinya)
G4-32 Opsi “Sesuai dengan”, Daftar Indeks dan Assurance
G4-33 Assurance Eksternal
A6 Tata Kelola
G4-34 Struktur tata kelola organisasi
G4-38 komposisi badan tata kelola tertinggi dan komite-komitenya
G4-39
Menunjukkan apakah jabatan ketua tertinggi dari struktur tata kelolaan juga merupakan executive officer
35
G4-40
proses pencalonan dan pemilihan badan tata kelola tertinggi dan komite-komitenya, dan kriteria yang digunakan untuk mencalonkan dan memilih anggota badan tata kelola tertinggi
G4-41
Proses untuk memastikan bahwa konflik kepentingan dalam dewan direksi bisa dihindari
G4-44 Proses untuk mengevaluasi kinerja dewan direksi
G4-49 Mekanisme penyampaian permasalahan penting kepada badan tata kelola tertinggi
G4-51 kebijakan remunerasi dewan direksi, manajer senior dan para eksekutif
G4-56
Jelaskan nilai, prinsip, standar, dan norma perilaku organisasi seperti pedoman perilaku dan kode etik
B. Ekonomi
B1 Kinerja Ekonomi
G4-EC1 nilai ekonomi yang dihasilkan dan didistribusikan
G4-EC3 Cakupan kewajiban organisasi atas program imbalan pasti
G4-EC4 Signifikansi bantuan keuangan yang diterima dari pemerintah
B2 Keadaan Pasar G4-EC5
Perbandingan antara gaji perusahaan dengan standar gaji minimum pada lokasi usaha yang sama
B3 Dampak Ekonomi
tidak langsung
G4-EC7 Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan jasa yang diberikan
G4-EC8 Dampak ekonomi tidak langsung
C. Lingkungan
C1 Lingkungan G4-
EN31 Total Pengeluaran Dan Investasi Perlindungan Lingkungan
D. Sosial D1 Tenaga Kerja G4-LA1
Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru dan turnover karyawan menurut kelompok umur, gender, dan wilayah
36
G4-LA2
Tunjangan yang diberikan bagi karyawan purnawaktu yang tidak diberikan bagi karyawan sementara atau paruh waktu
G4-LA8 Topik kesehatan dan keselamatan
G4-LA9 Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan
G4-LA10
Program untuk manajemen keterampilan dan pembelajaran seumur hidup yang mendukung keberlanjutan kerja karyawan dan membantu mereka mengelola purna bakti
G4-LA11
Persentase karyawan yang menerima review kinerja dan pengembangan karir secara reguler, menurut gender dan kategori karyawan
G4-LA12
komposisi dari struktur organisasi dan tenaga kerja per kategori kelamin, umur, kelompok minoritas, dan kategori-kategori lainnya
G4-LA13
Rasio dari gaji pokok dan remunerasi untuk pria dan wanita berdasarkan kategori tenaga kerja
D2 Hak Asasi Manusia
G4-HR2
Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan atau prosedur hak asasi manusia terkait dengan aspek hak asasi manusia yang relevan dengan operasi, termasuk persentase karyawan yang dilatih
G4-HR3 Total jumlah kasus diskriminasi dan aksi yang diambil
G4-HR8
Jumlah total insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak masyarakat adat dan tindakan yang diambil
D3 Kemasyarakatan G4-SO1
Persentase operasi dengan pelibatan masyarakat lokal, asesmen dampak, dan program pengembangan yang diterapkan
37
G4-SO3
Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai terhadap risiko terkait dengan korupsi dan risiko signifikan yang teridentifikasi
G4-SO4 Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur anti-korupsi
G4-SO6 Nilai total kontribusi politik berdasarkan negara dan penerima/penerima manfaat
G4-SO8
Denda baik uang dan non-uang terkait dengan ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan
D4 Tanggung Jawab
Atas Produk
G4-PR5 Hasil survei untuk mengukur kepuasan nasabah
G4-PR8 Jumlah total keluhan nasabah terkait dengan jasa, brand, dan lain-lain
2. Untuk menilai persentase pengungkapan Corporate Social Responsibility
perbankan syariah di Indonesia jika dilihat berdasarkan Islamic Social
Reporting (ISR) Index, peneliti menggunakan indeks ISR yang disusun
oleh Othman dan dikembangkan oleh Fitria yang terdiri dari 57 item
pengungkapan. Indeks tersebut mengkelompokan indikator-indikatornya
menjadi enam tema, yaitu:
a. Investasi dan Keuangan
b. Tata Kelola Organisasi
c. Produk dan Jasa
d. Tenaga Kerja
e. Sosial
f. Lingkungan
38
Selanjutnya dilakukan penilaian dengan menggunakan scoring, dimana:
a) Nilai 0 jika tidak ada pengungkapan terkait item tersebut
b) Nilai 1 jika ada pengungkapan terkait item tersebut
Apabila seluruh item yang tersedia telah diungkapkan, maka nilai
maksimal yang bisa diperoleh adalah 57.
Indeks-indeks tersebut sebagai berikut:
Tema Sub Tema Indikator
A. Investasi dan
keuangan
A1 Aktivitas riba 1.1
Identifikasi jenis aktivitas yang mengandung riba
1.2 Persentase kontribusi dari profit
A2 Aktivitas gharar 1.3
Identifikasi jenis aktivitas yang mengandung gharar
1.4 Persentase kontribusi dari profit
A3 Aktivitas Zakat
1.5 Metode yang digunakan
1.6 Sumber zakat
1.7 Jumlah zakat
1.8 Penerima zakat
1.9 Alasan penon-distribusian sebagian zakat
1.10 Opini dewan pengawas syariah mengenai pengumpulan dan penyaluran zakat
A4
Kebijakan dalam mengatasi
keterlambatan pembayaran oleh insolvent clients
1.11 Identifikasi kebijakan untuk menanggulangi insolvent clients
1.12 Besarnya biaya tambahan yang dikenakan sebagai konsekuensi keterlambatan pembayaran
1.13
Opini dewan pengawas syariah terkait dengan izin mengenai biaya tambahan yang dikenakan sebagai konsekuensi keterlambatan pembayaran oleh insolvent clients
b. Produk dan jasa
B1
Keluhan pelanggan/kejadian yang timbul karena
ketidaktaatan terhadap peraturan yang berlaku
2.1 Total keluhan konsumen dan aksi yang diambil
2.2 Denda baik uang maupun non-uang terkait pelanggaran peraturan
2.3 Survei atas kepuasan pelanggan
39
C. Tenaga Kerja
C1 Karakteristik pekerjaan
3.1 Jumlah jam kerja
3.2 Hari libur
3.3 kebijakan gaji dan remunerasi
3.4 jumlah tenaga kerja, jenis dan keterampilan
C2 Pelatihan dan
pendidikan
3.5 kebijakan pelatihan dan pendidikan tenaga kerja
3.6
program-program untuk peningkatan kemampuan dan pembelajaran jangka panjang yang mendukung mereka dalam mengerjakan tugas-tugas pekerjaan mereka
3.7 persentase tenaga kerja yang menerima pengembangan karir
C3 persamaan
kesempatan
3.8 rasio dari gaji awal untuk pria dan wanita berdasarkan katagori tenaga kerja
3.9
komposisi dari struktur organisasi dan tenaga kerja perkatagori kelamin, umur, kelompok minoritas dan katagori lainnya
C4 keterlibatan tenaga
kerja 3.10
mekanisme bagi karyawan dalam memberikan rekomendasi dan arah bagi penentuan kebijakan organisasi
C5 keselamatan dan keamanan kerja
3.11
pendidikan, pelatihan, bimbingan, perlindungan dari program pengontrolan resiko untuk membantu anggota tenaga kerja, keluarga mereka menghadapi penyakit atau resiko terkait dengan pekerjaan mereka
C6 Lingkungan kerja 3.12 kebijakan organisasi terkait lingkungan kerja
40
C7 kesempatan beribadah
bagi tenaga kerja
3.13
tenaga kerja yang menganut agama islam diperbolehkan untuk melaksanakan kewajiban ibadahnya (shalat) pada waktu tertentu dan melaksanakan puasa pada bulan ramadhan di hari kerjanya
3.14 tempat ibadah yang layak bagi tenaga kerja
D. Sosial
D1 Aktivitas
saddaqqah/sumbangan
4.1 jumlah saddaqqa
4.2 penerima saddaqqa
D2 aktivitas Waqaf 4.3 jenis waqaf
4.4 nilai waqaf
D3 Aktivitas Qard Hassan
4.5 sumber dana Qard Hassan
4.6 jumlah yang diberikan kepada setiap penerima dana Qard
4.7 Kebijakan untuk menanggulangi penerima yang default
4.8 Tujuan sosial terkait pemberian dana Qard
D4 Aktivitas amal dan
sosial
4.9 jenis dan sifat pelaksanaan kegiatan amal dan sosial
4.10 sumber dana yang digunakan untuk aktivitas ini
4.11 jumlah dana yang dikeluarkan
D5
Aktivitas mensponsori kegiatan tertentu (peristiwa budaya,
olahraga, kesehatan, dll)
4.12 Jenis dan sifat pelaksanaan kegiatan
4.13 Sumber dana yang digunakan untuk aktivitas ini
4.14 Jumlah dana yang dikeluarkan
D6 keterlibatan Masyarakat
4.15 peranan bank dalam pengembangan ekonomi
4.16 peranan bank dalam menyelesaikan masalah sosial
E. Lingkunga
n
E1
aktivitas konservasi lingkungan
5.1 jenis kegiatan konservasi
E2 Sistem manajemen
lingkungan
5.2 Kebijakan Lingkungan
5.3 proyek yang dibiayai bank yang membahayakan lingkungan
F. Tata Kelola
F1 profil dan strategi 6.1 pernyataan dewan pengawas syariah
41
Organisasi 6.2
pernyataan status “syariah” pada nama bank
6.3 struktur organisasi
F2 struktur kepemilikan 6.4 daftar shareholders
6.5 jumlah saham yang dimiliki
F3 transaksi haram
(unlawful)
6.6 jenis dan sifat transaksi
6.7 alasan adanya pelaksanaan unlawful transaction
6.8 jumlah pendapatan dan beban yang berasal dari unlawful transaction
3. Untuk melihat manakah yang lebih besar antara pengungkapan Corporate
Social Responsibility perbankan syariah di Indonesia yang nilai
menggunakan Global Reporting Initiative (GRI) Index dengan yang nilai
menggunakan Global Reporting Initiative (ISR) Index, peneliti akan
membandingkan hasil scoring keduanya. Karena adanya perbedaan nilai
maksimal antara GRI indeks dan ISR indeks, maka peneliti akan
mengubah hasil scoring tersebut kedalam persentase.
4. Untuk melihat apakah indikator-indikator pada Islamic Social Reporting
(ISR) index dapat mencakup indikator-indikator yang ada pada Global
Reporting Initiative (GRI) Index, peneliti melakukan perbandingan
indikator-indikator tersebut berdasarkan tema pada masing-masing indeks.
Setelah peneliti bandingkan, maka peneliti akan menganalisa apakah
42
indikator-indikator pada Islamic Social Reporting (ISR) index dapat
mencakup indikator-indikator yang ada pada Global Reporting Initiative
(GRI) Index dan menganalisa apakah indeks ISR bisa dikonvergensi ke
dalam indeks GRI G4.
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengungkapan Corporate Social Responsibility bank umum syariah di
Indonesia dengan pedoman Islamic Social Reporting (ISR) index.
Untuk menganalisis seberapa luas tingkat pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh bank umum syariah di Indonesia,
peneliti telah melakukan penelitian dengan melakukan scoring berdasarkan indeks
Islamic Sosial Reporting (ISR). Bank umum syariah yang peneliti scoring
berjumlah 11 bank selama 3 tahun dari 2015 sampai 2017. Kemudian peneliti
membandingkan hasilnya dengan menggunakan landasan teori yang terkait.
Tabel 4.1 di bawah ini memberikan rangkuman total hasil scoring yang
telah peneliti lakukan.
Tabel 4. 1 Hasil Scoring Indeks ISR
(Sumber: hasil olah penulis)
skor % skor % skor %
1 BVS 21 37% 19 33% 18 32% 34%
2 BTPNS 19 33% 20 35% 22 39% 36%
3 MBS 24 42% 22 39% 25 44% 42%
4 BCAS 24 42% 24 42% 31 54% 46%
5 BSB 29 51% 27 47% 29 51% 50%
6 PBS 26 46% 28 49% 33 58% 51%
7 BJBS 27 47% 31 54% 31 54% 52%
8 BRIS 29 51% 33 58% 35 61% 57%
9 BMS 31 54% 33 58% 38 67% 60%
10 BNIS 36 63% 34 60% 36 63% 62%
11 BSM 37 65% 38 67% 37 65% 65%
12 BMI 39 68% 39 68% 35 61% 66%
-
no Nama Bank
Tahunrata-rata
per bank2015 2016 2017
rata-rata per tahun 50% 51% 54%
44
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengungkapan
CSR pada 12 BUS di periode 2015-2017 yang dinilai berdasarkan indeks ISR
menunjukan hasil yang belum sempurna. Selama periode 2015-2017 belum ada
BUS yang mampu menungkap semua item-item pengungkapan CSR. Masih
banyak item yang belum diungkapkan oleh bank umum syariah di Indonesia.
Rata-rata tingkat penungkapan yang didapat oleh seluruh BUS di Indonesia hanya
sebesar 52%.
Pada tahun 2015 rata-rata tingkat pengungkapan CSR yang didapat oleh
seluruh BUS yang ada di Indonesia sebesar 50%. Tingkat pengungkapan CSR
tertinggi dipegang oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI) dengan tingkat
pengungkapan CSR sebesar 68% atau setara 39 item pengungkapan dari total 57
item pengungkapan. Sedangkan tingkat pengungkapan CSR terendah dipegang
oleh Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah (BTPNS) dengan tingkat
pengungkapan CSR sebesar 33% atau setara 19 item pengungkapan.
Kemudian di tahun 2016 rata-rata tingkat penugnkapan CSR yang didapat
oleh seluruh BUS yang ada di Indonesia sebesar 51%. Tingkat pengungkapan
CSR tertinggi masih dipegang oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI) dengan
tingkat pengungkapan CSR sebesar 68% atau setara 39 item pengungkapan dari
total 57 item pengungkapan. Sedangkan tingkat pengungkapan CSR terendah
dipegang oleh Bank Victoria Syariah (BVS) dengan tingkat pengungkapan CSR
sebesar 33% atau setara 19 item pengungkapan.
Pada tahun 2017 rata-rata tingkat penugnkapan CSR yang didapat oleh
seluruh BUS yang ada di Indonesia sebesar 54%. Tingkat pengungkapan CSR
45
tertinggi dipegang oleh Bank Mega Syariah (BMS) dengan tingkat pengungkapan
CSR sebesar 67% atau setara 38 item pengungkapan dari total 57 item
pengungkapan. Sedangkan tingkat pengungkapan CSR terendah dipegang oleh
Bank Victoria Syariah (BVS) dengan tingkat pengungkapan CSR sebesar 32%
atau setara 18 item pengungkapan.
Dari enam tema penungkapan yang ada, tema sosial adalah tema yang
itemnya paling banyak diungkapkan oleh BUS di Indonesia. BUS yang memiliki
pengungkapan tertinggi pada tema sosial selama periode 2015-2017 adalah Bank
Muamalat Indonesia (BMI) dengan skor rata-rata 13 item per tahun. Di bawah ini
adalah tabel 4.2 yang menjabarkan rangkuman tingkat pengungkapan CSR yang
dilakukan oleh BUS di Indonesia berdasarkan masing-masing tema pengungkapan
yang terdapat dalam indeks ISR.
Tabel 4. 2 Hasil Scoring indeks ISR pertema
(Sumber: hasil olah penulis)
tema pengungkapanmaks.
skorBMI BVS BRIS BNIS BSM BMS PBS BSB BCAS MBS BTPNS BJBS
A. Investasi dan Keuangan 13 6 5 5 5 6 6 5 2 5 2 1 6
B. Produk dan Jasa 3 2 0 1 2 2 1 2 1 1 0 1 1
C. Tenaga Kerja 14 7 5 6 8 7 4 6 6 4 5 6 5
D. Sosial 16 14 4 12 14 12 12 8 12 9 9 6 7
E. Lingkungan 3 2 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0
F. Tata Kelola Organisasi 8 8 5 5 5 8 8 5 8 5 8 5 8
tema pengungkapanmaks.
skorBMI BVS BRIS BNIS BSM BMS PBS BSB BCAS MBS BTPNS BJBS
A. Investasi dan Keuangan 13 6 5 5 5 6 6 5 2 5 3 2 6
B. Produk dan Jasa 3 2 0 3 3 3 1 2 1 0 0 1 1
C. Tenaga Kerja 14 7 5 7 7 7 7 7 7 6 7 6 6
D. Sosial 16 14 4 11 12 12 11 8 8 8 4 6 10
E. Lingkungan 3 2 0 2 2 2 0 1 1 0 0 0 0
F. Tata Kelola Organisasi 8 8 5 5 5 8 8 5 8 5 8 5 8
tema pengungkapanmaks.
skorBMI BVS BRIS BNIS BSM BMS PBS BSB BCAS MBS BTPNS BJBS
A. Investasi dan Keuangan 13 6 5 6 6 6 6 6 2 6 2 2 5
B. Produk dan Jasa 3 3 0 1 2 2 2 2 1 2 0 1 1
C. Tenaga Kerja 14 7 5 7 7 7 7 7 7 7 7 6 6
D. Sosial 16 11 3 11 11 12 14 10 10 8 8 5 14
E. Lingkungan 3 0 0 2 2 2 1 1 1 0 0 0 0
F. Tata Kelola Organisasi 8 8 5 8 8 8 8 7 8 8 8 8 5
Tahun 2015
Tahun 2017
Tahun 2016
46
Keterangan:
1. BMI: Bank Muamalat Indonesia Indonesia
2. BVS: Bank Victoria Syariah Syariah
3. BRIS: BRI Syariah
4. BNIS: BNI Syariah
5. BSM: Bank Syariah Mandiri Mandiri
6. BMS: Bank Mega Syariah
7. PBS: Panin Bank Syariah
8. BSB: Bank Syariah Bukopin Bukopin
9. BCAS: BCA Syariah
10. MBS: Maybank Syariah
11. BTPNS: BTPN Syariah
12. BJBS: BJB Syariah
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, peneliti mencoba menganalisis tingkat
pengungkapan yang telah dilakukan oleh 11 BUS di Indonesia selama periode
2015-2017 berdasarkan tema pengungkapan masing-masing.
1. Investasi dan keuangan
Tema ini berisikan item pengungkapan CSR yang terkait kegiatan
investasi dan pembiayaan yang dilakukan oleh bank umum syariah dimana
kegiatan tersebut harus bersih dari unsur riba, gharar, dan transaksi lain yang
diharamkan, serta kebijakan bank umum syariah dalam menangani nasabah yang
bermasalah.
Berdasarkan hasil scoring yang dilakukan peneliti, tahun 2015 skor
tertinggi dipegang oleh BMI, BSM, BMS dan BJBS sebesar 6 item pengungkapan
dari total skor 13 item pengungkapan. Sedangkan skor terendah dipegang oleh
BTPNS dengan skor 1 item pengungkapan.
Pada tahun 2016, skor tertinggi masih dipegang oleh empat bank yang
sama, yaitu BMI, BSM, BMS dan BJBS dengan skor 6 item pengungkapan dari
47
total 13 item pengungkapan. Sedangkan skor terendah dipegang oleh BSB dan
BTPNS dengan skor 2 item pengungkapan. Dengan hasil tersebut menandakan
ada peningkatan pengungkapan CSR yang dilakukan oleh BTPNS.
Di tahun 2017 terjadi peningkatan dan juga penurunan penungkapan CSR
yang dilakukan oleh BUS di Indonesia. skor tertinggi masih sebesar 6 item
pengungkapan, tetapi jumlah BUS yang melakukan pengungkapan sebanyak 6
item meningkat dari 4 BUS menjadi 7 BUS, yaitu BMI, BRIS, BNIS, BSM, BMS,
PBS, dan BCAS. Sedangkan skor terendah dipegang 3 BUS, yaitu BSB, MBS dan
BTPNS.
2. Produk dan Jasa
Pada tema Produk dan Jasa ini, item-item yang harus diungkapkan adalah
item-item terkait kejadian yang timbul karena ketidaktaatan terhadap peraturan
yang berlaku, seperti keluhan nasabah, denda terkait pelanggaran peraturan dan
survei kepuasan nasabah.
Berdasarkan hasil scoring yang peneliti lakukan, pada tahun 2015 skor
tertinggi dipegang oleh empat BUS, yaitu BMI, BNIS, BSM dan PBS dengan skor
2 item penungkapan dari total 3 item pengungkapan. Di tema produk dan jasa ini
terdapat dua BUS yang tidak melakukan pengungkapan sama sekali. BUS tersebut
adalah BVS dan MBS.
Di tahun 2016 terdapat tiga BUS yang melakukan pengungkapan
sempurna. BUS tersebut adalah BRIS, BNIS dan BSM. Tetapi di tahun yang sama,
48
masih terdapat beberapa BUS yang tidak melakukan pengungkapan sama sekali.
BUS tersebut adalah BVS, BCAS dan MBS.
Pada tahun 2017 hanya ada satu BUS yang mampu melakukan
pengungkapan tema produk dan jasa secara sempurna 3 item penungkapan, yaitu
Bank Muamalat Indonesia (BMI). Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, di tahun
2017 masih terdapat bebearapa BUS yang tidak melakukan pengungkapan sama
sekali. BUS tersebut adalah BVS dan MBS.
3. Tenaga Kerja
Tema tenaga kerja memiliki maksimal skor 14 item pengungkapan. Tema
ini berisi item-item yang berkaitan dengan karakterikstik pekerjaan, pelatihan dan
pendidikan tenaga kerja, keselamatan dan keamanan kerja dan lain-lain.
Berdasarkan hasil scoring yang peneliti lakukan, pada tahun 2015 skor
tertinggi dipegang oleh BNIS dengan skor sebesar 8 item pengungkapan dari total
14 item pengungkapan. Sedangkan skor terendah dipegang oleh dua BUS, yaitu
BMS dan BCAS dengan skor 4 item pengungkapan.
Tidak seperti tahun lalu, di tahun 2016 skor tertinggi turun menjadi 7 item
penungkapan. Terdapat delapan BUS yang mampu melakukan 7 item
pengungkapan. BUS tersebut adalah BMI, BRIS, BNIS, BSM, BMS, PBS, BSB
dan MBS. Tidak seperti skor tertinggi yang mengalami penurunan, skor terendah
tema tenaga kerja di tahun 2016 mengalami peningkatan dari 4 item
pengungkapan di tahun lalu menjadi 5 item pengungkapan. Skor terendah tahun
2016 dipegang oleh BVS.
49
Pada tahun 2017 skor tertinggi dipegang oleh sembilan BUS, yaitu BMI,
BRIS, BNIS, BSM, BMS, PBS, BSB, BCAS dan MBS dengan skor sebesar 7
item penungkapan. Skor terendah pada tahun ini masih sama seperti tahun
sebelumnya. Skor terendah dipegang oleh BVS dengan skor 5 item pengungkapan.
Dengan hasil tersebut dapat dilihat terjadi peningkatan usaha pengungkapan CSR
tema tenaga kerja yang dilakukan oleh BUS di Indonesia.
4. Sosial
Tema ini memiliki total item pengungkapan terbanyak dibandingkan tema-
tema lainnya. Total item yang harus diungkapkan sebesar 16 item pengungkapan.
Tema sosial berisikan item-item yang berkaitan dengan aktivitas sosial seperti
sumbangan, waqaf, qard hassan, amal dan lain-lain.
Berdasarkan hasil scoring yang peneliti lakukan, pada tahun 2015 skor
tertinggi dipegang oleh BMI dan BNIS dengan skor sebesar 14 item
pengungkapan dari total 16 item penungkapan. Sedangkan skor terendah dipegang
oleh BVS dengan skor sebesar 4 item pengungkapan.
Pada tahun 2016 pengungkapan tema sosial terjadi penurunan. Skor
tertinggi hanya dipegang oleh BMI dengan skor sebesar 14 item pengungkapan.
Sedangkan BUS yang mendapat skor terendah bertambah satu bank menjadi BVS
dan MBS dengan skor sebesar 4 item pengungkapan.
Pengungkapan tema sosial di tahun 2017 secara garis besar terjadi
peningkatan, akan tetapi terjadi sedikit penurunan pada skor terendah. Skor
tertinggi di tahun ini dipegang oleh BMS dan BJBS dengan skor sebesar 14 item
50
pengungkapan. Sedangkan skor terendah menjadi 3 item pengungkapan yang
dipegang oleh BVS.
5. Lingkungan
Item yang harus diungkapkan pada tema lingkungan hanya tiga item
pengungkapan. Tema ini adalah tema yang paling sedikit diungkapkan oleh bank
umum syariah. Rata-rata item yang diungkapkan adalah 25% dari total item yang
harus diungkapkan. Hal ini dikarenakan masih banyak bank umum syariah yang
sama sekali tidak mengungkapkan item-item pada tema lingkungan.
Berdasarkan hasil scoring yang peneliti lakukan, pada tahun 2015 skor
tertinggi dipegang oleh empat BUS, yaitu BMI, BVS, BNIS dan BMS dengan
skor sebesar 2 item pengungkapan dari total 3 item pengungkapan. Sedangkan
BUS lainnya sebanyak delapan BUS sama sekali tidak melakukan pengungkapan
di tema lingkungan ini.
Di tahun 2016 pengungkapan pada tema lingkungan terjadi peningkatan.
Skor tertinggi dipegang oleh BMI, BRIS, BNIS dan BSM dengan skor sebesar 2
item pengungkapan. Dua bank mendapat skor 1 item pengungkapan, yaitu PBS
dan BSB. Sedangkan BUS yang tidak melakukan pengungkapan sama sekali
turun menjadi enam bank, yaitu BVS, BMS, BCAS, MBS, BTPNS dan BJBS.
Pada tahun 2017 terjadi sedikit penurunan. Jumlah BUS yang mendapat
skor tertinggi 2 item pengungkapan berkurang menjadi tiga BUS, yaitu BRIS,
BNIS dan BSM. Tiga bank mendapat skor 1 item pengungkapan, yaitu BMS, PBS
51
dan BSB. Sedangkan enam BUS lainnya tidak melakukan pengungkapan sama
sekali.
6. Tata kelola organisasi
Tema ke enam ini adalah tema yang memiliki rata-rata pengungkapan
tertinggi yaitu sebesar 85% dari total 8 item yang harus diungkapkan. Hal ini
terjadi dikarenakan banyak BUS yang melakukan pengungkapan secara sempurna.
Tema ini berisikan item-item yang berkaitan dengan profil perusahaan, struktur
kepemilikan dan transaksi haram.
Berdasarkan hasil scoring yang peneliti lakukan, pada tahun 2015 terdapat
enam BUS yang melakukan pengungkapan secara sempurna, yaitu BMI, BSM,
BMS, BSB, MBS dan BJBS. Sedangkan enam BUS lainnya mendapat skor 5 item
pengungkapan dari 8 total item pengungkapan.
Di tahun 2016 sama seperti tahun sebelumnya. Enam BUS yang
melakukan pengungkapan secara sempurna, yaitu BMI, BSM, BMS, BSB, MBS
dan BJBS. Sedangkan enam BUS lainnya mendapat skor 5 item pengungkapan
dari 8 total item pengungkapan.
Pengungkapan tema tata kelola organisasi di tahun 2017 terjadi
peningkatan. BUS yang mendapat skor sempurna meningkat menjadi sembilan
BUS, yaitu BMI, BRIS, BNIS, BSM, BMS, BSB, BCAS, MBS dan BTPNS. Satu
bank mendapat 7 item pengungkapan, yaitu PBS. Sedangkan dua BUS lainnya
mendapat skor terendah sebesar 5 item pengungkapan, BUS tersebut adalah BVS
dan BJBS.
52
B. Pengungkapan Corporate Social Responsibility bank umum syariah di
Indonesia dengan pedoman Global Reporting Initiative (GRI) Index
Selain menggunakan indeks ISR, dalam penelitian ini peneliti juga
menggunakan indeks GRI dalam penilaian pengungkapan CSR yang dilakukan
oleh Bank Umum Syariah di Indonesia. Indeks GRI yang peneliti gunakan adalah
indeks GRI G4 tahun 2016. Hal ini peneliti lakukan untuk melihat perbedaan
tingkat pengungkapan CSR Bank Umum Syariah berdasarkan syariah dan secara
konvensional.
Metode analisis yang peneliti gunakan sama seperti yang peneliti gunakan
saat menjabarkan tingkat pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR di atas,
yaitu melakukan scoring kepada 11 bank selama periode 2015-2017. Kemudian
peneliti membandingkan hasilnya dengan menggunakan landasan teori yang
terkait.
Di bawah ini merupakan tabel yang berisi rangkuman total hasil scoring
12 BUS periode 2015-2017 yang dinilai berdasarkan indeks GRI G4.
53
Tabel 4. 3 Hasil Scoring Indeks GRI
(Sumber: hasil olah penulis)
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengungkapan
CSR pada 12 BUS di periode 2015-2017 yang dinilai berdasarkan indeks GRI
menunjukan hasil yang belum sempurna. Rata-rata pengungkapan CSR ber yang
dapat dicapai BUS di Indonesia sebesar 57%. Nilai ini lebih besar dibandingkan
tingkat pengungkapan CSR berdasarkan indeks ISR yang hanya 52%.
Pada tahun 2015 rata-rata tingkat pengungkapan yang didapat oleh seluruh
BUS di Indonesia adalah 49%. Tingkat pengungkapan tertinggi dipegang oleh
Bank Syariah Mandiri (BSM) dengan tingkat pengungkapan sebesar 77% atau
setara 51 item pengungkapan dari total 66 item pengungkapan. Sedangkan tingkat
pengungkapan CSR terendah dipegang oleh Bank Victoria Syariah (BVS) dengan
tingkat pengungkapan CSR sebesar 41% atau setara 27 item pengungkapan.
Di tahun 2016 terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya. Rata-rata
tingkat pengungkapan yang didapat oleh seluruh BUS di Indonesia adalah 53%.
skor % skor % skor %
1 BVS 27 41% 30 45% 30 45% 44%
2 MBS 31 47% 33 50% 33 50% 49%
3 BJBS 28 42% 35 53% 36 55% 50%
4 BCAS 29 44% 33 50% 39 59% 51%
5 BTPNS 34 52% 35 53% 36 55% 53%
6 BMS 30 45% 36 55% 42 64% 55%
7 BSB 37 56% 36 55% 39 59% 57%
8 PBS 36 55% 40 61% 40 61% 59%
9 BRIS 33 50% 43 65% 45 68% 61%
10 BMI 40 61% 41 62% 42 64% 62%
11 BNIS 42 64% 42 64% 41 62% 63%
12 BSM 51 77% 52 79% 52 79% 78%
rata-rata pertahun 49% 53% 55%
no Nama Bank
Tahunrata-rata
per bank2015 2016 2017
54
Tingkat pengungkapan tertinggi masih dipegang oleh Bank Syariah Mandiri
(BSM) dengan tingkat pengungkapan sebesar 79% atau setara 52 item
pengungkapan dari total 66 item pengungkapan. Begitu pula tingkat
pengungkapan CSR terendah, tingkat pengungkapan CSR terendah masih
dipegang oleh Bank Victoria Syariah (BVS) dengan tingkat pengungkapan CSR
sebesar 45% atau setara 30 item pengungkapan.
tingkat pengungkapan CSR berdasarkan indeks GRI pada tahun 2017
mengalami peningkatan, tetapi peningkatan itu hanya terjadi pada rata-rata tingkat
pengungkapa sedangkan tingkat pengungkapan tertinggi dan tingkat
pengungkapan terendah masih sama. Rata-rata tingkat pengungkapan yang
didapat oleh seluruh BUS di Indonesia adalah 55%. Tingkat pengungkapan
tertinggi masih dipegang oleh Bank Syariah Mandiri (BSM) dengan tingkat
pengungkapan sebesar 79% atau setara 52 item pengungkapan dari total 66 item
pengungkapan. Begitu pula tingkat pengungkapan CSR terendah, tingkat
pengungkapan CSR terendah masih dipegang oleh Bank Victoria Syariah (BVS)
dengan tingkat pengungkapan CSR sebesar 45% atau setara 30 item
pengungkapan.
Pada indeks GRI G4 ini, terdapat 4 tema pengungkapan yaitu profil dan
strategi, produk dan jasa, lingkup lingkungan serta lingkup sosial. Tema profil dan
strategi terdiri dari 41 item yang harus diungkapkan, tema produk dan jasa terdiri
dari 6 item, tema lingkup sosial terdiri dari 1 item kemudian tema lingkup sosial
terdiri dari 18 item.
55
Untuk melihat berapa banyak item yang mampu diungkapkan BUS pada
masing-masing tema tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. 4 Hasil Scoring Indeks GRI pertema
(Sumber: hasil olah penulis)
Keterangan:
1. BMI: Bank Muamalat Indonesia
2. BVS: Bank Victoria Syariah
3. BRIS: BRI Syariah
4. BNIS: BNI Syariah
5. BSM: Bank Syariah Mandiri
6. BMS: Bank Mega Syariah
7. PBS: Panin Bank Syariah
8. BSB: Bank Syariah Bukopin
9. BCAS: BCA Syariah
10. MBS: Maybank Syariah
11. BTPNS: BTPN Syariah
12. BJBS: BJB Syariah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, peneliti mencoba menganalisis tingkat
pengungkapan yang telah dilakukan oleh 11 BUS di Indonesia selama periode
2015-2017 berdasarkan tema pengungkapan masing-masing.
tema pengungkapanmaks
skorBMI BVS BRIS BNIS BSM BMS PBS BSB BCAS MBS BTPNS BJBS
A. Profil dan Strategi 41 26 21 24 27 37 21 25 25 22 23 24 21
B. Lingkup Ekonomi 6 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3
C. Lingkup Lingkungan 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
D. Lingkup Sosial 18 9 3 5 10 9 5 8 8 4 4 6 4
tema pengungkapanmaks
skorBMI BVS BRIS BNIS BSM BMS PBS BSB BCAS MBS BTPNS BJBS
A. Profil dan Strategi 41 28 24 28 27 37 25 28 24 25 23 26 25
B. Lingkup Ekonomi 6 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4
C. Lingkup Lingkungan 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
D. Lingkup Sosial 18 9 3 10 10 10 8 9 8 5 6 6 6
tema pengungkapanmaks
skorBMI BVS BRIS BNIS BSM BMS PBS BSB BCAS MBS BTPNS BJBS
A. Profil dan Strategi 41 28 24 32 27 37 29 27 28 27 23 27 24
B. Lingkup Ekonomi 6 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
C. Lingkup Lingkungan 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
D. Lingkup Sosial 18 10 3 8 9 10 9 9 7 8 7 6 8
2015
2016
2017
56
1. Profil dan Strategi
Profil dan strategi adalah tema dengan total item terbanyak. Tema ini
berisikan item-item yang berkaitan dengan strategi yang dilakukan perusahaan,
profil perusahaan, parameter pelaporan, tata kelola, hubungan dengan pemangku
kepentingan. Tema ini memiliki jumlah item terbanyak dari tema-tema lainnya.
Berdasarkan hasil scoring yang dilakukan peneliti, tahun 2015 skor
tertinggi dipegang oleh bank syariah mandiri (BSM) sebesar 37 item
pengungkapan dari total skor 41 item pengungkapan. Sedangkan skor terendah
dipegang oleh BVS, BMS dan BJBS dengan skor 21 item pengungkapan.
Pada tahun 2016 terjadi peningkatan pada skor terendah, skor tertinggi
masih dipegang oleh bank syariah mandiri (BSM) dengan skor 37 item
pengungkapan dari total 41 item pengungkapan. Sedangkan skor terendah
dipegang oleh maybank syariah (MBS) dengan skor 23 item pengungkapan.
Di tahun 2017 skor tertinggi dan skor terendah sama seperti tahun 2016.
Skor tertinggi masih dipegang oleh bank syariah mandiri (BSM) dengan skor 37
item pengungkapan dari total 41 item pengungkapan. Sedangkan skor terendah
dipegang oleh maybank syariah (MBS) dengan skor 23 item pengungkapan.
2. Lingkup Ekonomi
Tema Lingkup ekonomi terdari enam item pengungkapan. Dari enam tema
yang harus diungkapkan, terdapat dua item yang tidak pernah diungkapkan bank
umum syariah, yaitu Signifikansi bantuan keuangan yang diterima dari
57
pemerintah dan Perbandingan antara gaji perusahaan dengan standar gaji
minimum pada lokasi usaha yang sama.
Berdasarkan hasil scoring yang dilakukan peneliti, pada tahun 2015 skor
tertinggi dipegang oleh delapan BUS, yaitu BMI, BRIS, BNIS, BSM, BMS, BSB,
MBS dan BTPNS dengan skor sebesar 4 item pengungkapan dari total 6 item
pengungkapan. Sedangkan empat BUS lainnya memiliki skor terendah dengan
skor 3 item pengungkapan. BUS tersebut adalah BVS, PBS, BCAS, BJBS.
Pengungkapan CSR tema lingkup ekonomi pada tahun 2016 mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya. Jumlah BUS yang mendapat skor tertinggi
menurun menjadi tujuh BUS, yaitu BMI, BRIS, BNIS, BSM, BSB, MBS dan
BJBS dengan skor pengungkapan sebesar 4 item pengungkapan. Sedangkan lima
BUS lainnya mendapat skor terendah dengan skor 3 item pengungkapan. BUS
tersebut adalah BVS, BMS, PBS, BCAS dan BTPNS.
Di tahun 2017 terjadi peningkatan pengungkapan CSR tema lingkup
ekonomi. Walaupun di tahun 2017 belum ada BUS yang mampu melakukan
pengungkapan tema lingkup ekonomi dengan sempurna, tetapi tahun ini adalah
tahun dengan pengungkapan tema lingkup ekonomi terbaik pada periode 2015-
2017. Jumlah BUS yang mendapat skor tertinggi sebesar 4 item pengungkapan
bertambah menjadi 9 bus. BUS tersebut adalah BMI, BRIS, BNIS, BSM, BMS,
PBS, BSB, BCAS dan BJBS. Sedangkan tiga BUS lainnya mendapat skor
terendah dengan skor 3 item pengungkapan. BUS tersebut adalah BVS, MBS dan
BTPNS.
58
3. Lingkup Lingkungan
Pada tema Lingkup Lingkungan, item terkait tema lingkup lingkungan
pada GRI G4 2016 yang sesuai dengan sektor perbankan hanya satu item yaitu
Total Pengeluaran Dan Investasi Perlindungan Lingkungan.
Berdasarkan hasil scoring yang dilakukan peneliti, pada tahun 2015 hanya
tiga BUS yang melakukan pengungkapan CSR tema lingkup lingkungan, yaitu
BMI, BNIS dan BSM. Sedangkan sembilan BUS lainnya, yaitu BVS, BRIS, BMS,
PBS, BSB, BCAS, MBS, BTPNS dan BJBS tidak melakukan pengungkapan CSR
tema lingkup sosial.
Di tahun 2016 tidak terjadi perubahan yang berarti. Jumlah BUS yang
melakukan pengungkapan CSR tema lingkup lingkungan tetap tiga BUS, hanya
saja komposisinya yang berubah menjadi BRIS, BNIS dan BSM. Begitu pula
BUS yang tidak melakukan pengungkapan. Jumlah BUS yang tidak melakukan
pengungkapan tetap sembilan BUS, yaitu BMI, BVS, BMS, PBS, BSB, BCAS,
MBS, BTPNS dan BJBS.
Pengungkapan CSR tema lingkup lingkungan tidak banyak berubah pada
periode 2015-2017, bahkan pada tahun 2017 hasil scoring sama dengan tahun
2016. BUS yang melakukan pengungkapan CSR tema lingkup lingkungan
berjumlah tiga BUS, yaitu BRIS, BNIS dan BSM. Sama halnya dengan BUS yang
melakukan pengungkapan CSR, BUS yang tidak melakukan pengungkapan CSR
tema lingkup sosial tetap berjumlah sembilan BUS dan komposisinya pun sama,
yaitu BMI, BVS, BMS, PBS, BSB, BCAS, MBS, BTPNS dan BJBS.
59
4. Lingkup Sosial
Tema lingkup sosial merupakan tema indeks GRI G4 yang memiliki
jumlah item terbanyak kedua. Total item yang harus diungkapkan adalah 18 item
pengungkapan. Tema ini berisikan item-item yang berkaitan dengan tanggung
jawab atas produk, tenaga kerja, hak asasi manusia dan kemasyarakatan.
Berdasarkan hasil scoring yang dilakukan peneliti, pada tahun 2015 skor
tertinggi dipegang oleh Bank negara Indonesia Syariah (BNIS) dengan skor
sebesar 10 item pengungkapan dari total 18 item pengungkapan. Sedangkan skor
terendah dipegang oleh Bank Victoria Syariah dengan skor 3 item pengungkapan.
Di tahun 2016 terjadi peningkatan. Skor tertinggi dipegang oleh tiga BUS,
yaitu BRIS, BNIS dan BSM dengan skor sebesar 10 item pengungkapan dari total
18 item pengungkapan. Sedangkan skor terendah masih dipegang oleh Bank
Victoria Syariah dengan skor sebesar 3 item pengungkapan. Hasil tersebut
menggambarkan terjadinya peningkatan pengungkapan CSR pada tema lingkup
sosial, terutama pada BRIS dan BSM yang ikut menjadi BUS dengan skor
terbesar bersama BNIS.
Pada tahun 2017 terjadi sedikit penurunan pada jumlah BUS yang
mendapat skor tertinggi, tetapi secara keseluruhan pengungkapan CSR tema
lingkup sosial pada tahun 2017 terjadi peningkatan. Skor tertinggi dipegang oleh
dua BUS, yaitu BMI dan BSM dengan skor 10 item pengungkapan dari total 18
item pengungkapan. Sedangkan skor terendah masih dipegang oleh Bank Victoria
Syariah dengan skor 3 item pengungkapan dari total 18 item pengungkapan.
60
C. Perbandingan pengungkapan CSR bank umum syariah di Indonesia
menggunakan indeks GRI dengan menggunakan indeks ISR
Pada penelitian kali ini, peneliti juga ingin mengetahui perbedaan tingkat
pengungkapan CSR bank syariah di Indonesia menurut prinsip syariah yang
diukur menggunakan indeks ISR dengan tingkat penungkapan CSR secara
konvensional yang diukur menggunakan indeks GRI G4 tahun 2016.
Tabel di bawah ini adalah perbandingan hasil skoring ISR dan GRI dari 12
BUS yang ada di Indonesia.
Tabel 4. 5 Perbandingan Hasil Scoring indeks ISR dan Indeks GRI
(Sumber: hasil olah penulis)
Berdasarkan tabel perbandingan di atas, mayoritas hasil skoring yang
menggunakan indeks GRI lebih baik dibandingan hasil skoring yang
menggunakan indeks ISR. Pada tahun 2015 hanya terdapat empat BUS yang hasil
skoring indeks ISR lebih baik dibandingkan hasil skoring indeks GRI. BUS
ISR GRI ISR GRI ISR GRI
1 BVS 37% 41% 33% 45% 32% 45%
2 BTPNS 33% 52% 35% 53% 39% 55%
3 MBS 42% 47% 39% 50% 44% 50%
4 BCAS 42% 44% 42% 50% 54% 59%
5 BJBS 47% 42% 54% 53% 54% 55%
6 BSB 51% 56% 47% 55% 51% 59%
7 PBS 46% 55% 49% 61% 58% 61%
8 BMS 54% 45% 58% 55% 67% 64%
9 BRIS 51% 50% 58% 65% 61% 68%
10 BNIS 63% 64% 60% 64% 63% 62%
11 BMI 68% 61% 68% 62% 61% 64%
12 BSM 65% 77% 67% 79% 65% 79%
no Nama Bank
Tahun
2015 2016 2017
61
tersebut adalah Bank Muamalat Indonesia, Bank Republik Indonesia Syariah,
Bank Mega Syariah, dan Bank Jabar Banten Syariah.
Di tahun 2016 perbedaan hasil skoring indeks ISR dengan indeks GRI
semakin jauh. Jumlah BUS yang hasil skoring indeks ISR lebih baik dibandingkan
hasil skoring indeks GRI menjadi tiga dari tahun sebelumnya yang berjumlah
empat. BUS tersebut adalah Muamalat Indonesia, Bank Mega Syariah dan Bank
Jabar Banten Syariah.
Begitu pula pada tahun 2017. perbedaan hasil skoring indeks ISR dengan
indeks GRI semakin jauh. Jumlah BUS yang hasil skoring indeks ISR lebih baik
dibandingkan hasil skoring indeks GRI menjadi dua dari tahun sebelumnya yang
berjumlah tiga. Kedua BUS tersebut adalah Bank Negara Indonesia Syariah dan
Bank Mega Syariah.
Jika dilihat dari hasil analisis diatas dapat kita simpulkan bahwa tingkat
pengungkapan CSR bank syariah di Indonesia menggunakan indeks GRI G4 lebih
baik dibandingkan menggunakan indeks ISR. Untuk melihat perbedaan tersebut
secara keseluruhan dari tahun 2015-2017, peneliti melakukan analisis statistik
deskriptif.
Berikut adalah tabel hasil perbandingan pengungkapan CSR yang diukur
menggunakan indeks ISR dengan tingkat penungkapan CSR yang diukur
menggunakan indeks GRI G4 tahun 2016.
62
Tabel 4. 6 Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
GRI 36 41 79 56.92 9.71
ISR 36 32 68 51.61 11.11
Valid N (listwise) 36
(Sumber: hasil olah penulis)
Tabel 4.6 di atas menunjukan bahwa hasil scoring yang diukur
menggunakan indeks GRI lebih baik dibandingkan scoring yang diukur
menggunakan indeks ISR. Rata-rata tingkat pengungkapan CSR yang diukur
menggunakan indeks GRI sebagai pedomannya adalah 56,92%. Hasil tersebut
lebih besar dibandingkan tingkat pengungkapan CSR yang diukur menggunakan
indeks ISR sebagai pedomannya yang hanya 51,61%. Kemudian nilai maksimum
tingkat pengungkapan CSR yang diukur menggunakan indeks GRI lebih besar
dibandingkan nilai maksimum tingkat pengungkapan CSR yang diukur
menggunakan indeks ISR, nilai maksimum pengungkapan CSR dari masing-
masing indeks sebesar 79% dan 68%. Begitu pula dengan nilai minimum
pengungkapan CSR, nilai minimum pengungkapan CSR yang diukur
menggunakan indeks GRI dengan nilai sebesar 41% lebih besar dibandingkan
nilai minimum pengungkapan CSR yang diukur menggunakan indeks ISR yang
hanya 32%. Berdasarkan hasil tersebut, maka Ho ditolak. Hal ini sama dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fitria dan Hartanti (2010).
Perbedaan tingkat pengungkapan CSR secara konvensional yang diukur
menggunakan indeks GRI G4 tahun 2016 dengan tingkat pengungkapan CSR
63
menurut prinsip syariah yang diukur menggunakan indeks ISR terjadi karena pada
dasarnya indeks GRI G4 tahun 2016 telah dipublikasikan menjadi standar formal
pelaporan yang telah diterima secara umum dan paling banyak digunakan oleh
perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. Sedangkan indeks ISR adalah indeks
hasil pengembangan penelitian dari tahun ke tahun yang tercipta karena
kebutuhan akan adanya suatu standar yang dapat dijadikan pedoman penungkapan
CSR oleh perusahaan yang berlandaskan prinsip Islam.
D. Analisa Konvergensi Indeks ISR dan Indeks GRI
Untuk melihat kemungkinan konvergensi antara indeks ISR dan indeks
GRI, maka perlu dilakukan analisa lebih dalam terhadap indikator-indikator
indeks ISR dan indikator-indikator indeks GRI. Peneliti merangkum item-item
pengungkapan CSR berdasarkan tema-tema yang ada pada masing-masing indeks
pengungkapan CSR.
Berikut adalah tabel yang menampilkan perbandingan antar item-item
pengungkapan yang ada pada indeks ISR dan indeks GRI.
Tabel 4. 7 Konvergensi Indeks ISR dan Indeks GRI
item pengungkapan dalam indeks ISR item pengungkapan dalam indeks GRI G4
1. Investasi dan Keuangan
pengungkapan meliputi aktivitas perusahaan terkait aktivitas yang mengandung riba, gharar, zakat dan kebijakan untuk menangulangi debitur yang gagal bayar.
X X
1. Lingkup Ekonomi pengungkapan meliputi dimensi ekonomi perusahaan dan dampak ekonomi yang dihasilkan oleh Perusahaan.
64
2.
Produk dan Jasa Pengungkapan mengenai komplain nasabah, denda terkait pelanggaran peraturan serta survei kepuasan pelanggan.
O
O O X X
2. Lingkup Sosial pengungkapan indikator-indikator terkait informasi mengenai: a. Tanggung Jawab Atas
Produk Pengungkapan mengenai komplain nasabah dan keluhan nasabah
b. Tenaga Kerja
karakteristik perkerjaan, pelatihan dan pengembangan karir, persamaan kesempatan, keselamatan kerja
c. Hak Asasi Manusia Pelatihan tentang kebijakan atau prosedur HAM, jumlah kasus diskriminasi dan hak masyarakat adat serta tindakan yang diambil
d. Kemasyarakatan
Aktifitas yang melibatkan masyarakat lokal, aktifitas yang mengandung risiko korupsi, pelatihan terkait anti-korupsi, denda terkait ketidakpatuhan terhadap undang-undang
3. Tenaga Kerja pengungkapan karakteristik perkerjaan, pelatihan dan pengembangan karir, persamaan kesempatan, lingkungan kerja, keterlibatan tenaga kerja, keselamatan kerja dan kesempatan beribadah di organisasi.
O
4. Sosial pengungkapan meliputi aktivitas sosial dan amal perusahaan
O
5. Lingkungan penungkapan terkait dengan aktivitas konservasi lingkungan dan manajemen lingkungan perusahaan
O O
3. Lingkup Lingkungan pengungkapan terkait dimensi lingkungan dan keberlanjutan organisasi yang berdampak pada ekosistem sekitar
65
6. tata kelola organisasi pengungkapan terkait informasi:
a. profil dan strategi pengungkapan terkait pernyataan DPS, status syariah, dan struktur organisasi.
b. struktur kepemilikan saham pengungkapan terkait daftar shareholders dan jumlah saham yang dimiliki
c. transaksi haram
pengungkapan terkait transaksi haram, alasan terjadinya transaksi haram dan jumlah pendapatan atau beban dari transaksi haram
O
O O X X X
4. Profil dan Strategi Penungkapan seluruh konteks untuk memberikan informasi terhadap kinerja perusahaan, seperti: a. Strategi dan Analisa
Pernyataan dari decision-maker, deskripsi key impact, risks dan opportunities.
b. Profil Pengungkapan terkait profil bank. Seperti: Nama organisasi, merek produk dan jasa, sifat kepemilikan dan bentuk hukum, dan lain-lain.
c. Aspek material dan
boundary terindentifikasi Pengungkapan terkait konten laporan. Seperti: proses menentukan konten laporan, daftar aspek boundary dalam bank, aspek boundary di luar bank, dan lain-lain
d. Hubungan dengan
Pemangku Kepentingan Pengungkapan terkait daftar, dasar identifikasi, pendekatan hubungan dan topik yang dibahas dengan pemangku kepentingan
e. Profil laporan
Pengungkapan terkait profil laporan. Seperti: periode laporan, tanggal terbit laporan, siklus laporan, dan lain-lain
X X
66
(Sumber: hasil olah penulis)
Berdasarkan tabel di atas, terdapat beberapa item pengungkapan yang
tidak dimasukan ke dalam indeks GRI tetapi dimasukan ke dalam indeks ISR.
Begitu juga sebaliknya, terdapat beberapa item yang dimasukan ke dalam indeks
GRI tetapi tidak dimasukan ke dalam indeks ISR. Peneliti juga melakukan analisis
untuk menilai kelengkapan dan kesesuaian tingkat pengungkapan kedua indeks
tersebut dengan mendasarkan pada item indeks ISR.
1. Investasi dan keuangan.
Terdapat perbedaan yang sangat besar antara tema investasi dan keuangan
pada indeks ISR dengan tema lingkup ekonomi pada indeks GRI. Pada tema
investasi dan keuangan indeks ISR item-item yang harus diungkapkan adalah
kesesuaian prinsip syariah dengan aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan
seperti ada atau tidaknya aktivitas riba dan gharar, aktivitas zakat perusahaan,
serta kebijakan perusahaan untuk menangani nasabah yang bermasalah.
Sedangkan tema lingkup ekonomi indeks GRI sama sekali tidak memasukan
prinsip syariah di dalamnya. Item-item yang terdapat pada tema lingkup ekonomi
indeks GRI adalah kinerja ekonomi perusahaan, keadaan pasar dan dampak
ekonomi tidak langsung.
X
f. Tata Kelola
pengungkapan terkait tata kelola bank. Seperti: struktur organisasi, komposisi badan tata kelola tertinggi, evaluasi kinerja dewan direksi, dan lain-lain
67
2. Produk dan jasa.
Pada indeks GRI, tema produk dan jasa merupakan bagian dari tema
lingkup sosial. Secara garis besar kedua tema ini menekankan pada pengungkapan
komplain dan keluhan nasabah serta survei kepuasan nasabah. Tetapi indikator-
indikator yang terdapat pada tema ISR masih sangat terbatas, sedangkan
indikator-indikator yang terdapat pada tema GRI lebih terperinci.
3. Tenaga kerja
tema ketiga pada indeks ISR adalah tema tenaga kerja. Jika dilihat pada
indeks GRI, maka tema ini berada pada tema lingkup sosial. Pada tema ini
terdapat perbedaan antara item-item indikator indeks ISR dengan indeks GRI.
Perbedaan tersebut adalah adanya item-item yang berkaitan dengan syariah pada
indikator indeks ISR, yaitu kesempatan beribadah untuk karyawan di temapat
kerja dan tersedianya tempat beribadah yang layak bagi tenaga kerja.
4. Sosial
Tema sosial merupakan tema yang sangat erat hubungannya terhadap
konsep CSR. Terdapat perbedaan cakupan yang sangat luas antara tema sosial
pada indeks ISR dengan indeks GRI. Tema lingkup sosial indeks GRI mencakup
tanggung jawab atas produk, tenaga kerja, hak asasi manusia dan kemasyarakatan.
Sedangkan pada indeks ISR prodak dan jasa serta tenaga kerja merupakan tema
tersendiri dan terpisah dari tema sosial. Indikator sosial pada indeks ISR sebagian
68
besar difokuskan pada pengungkapan terkait dengan prinsip-prinsip Islam seperti
item saddaqqa, waqaf, qard Hassan, serta kegiatan amal lainnya.
5. Lingkungan
Tidak terdapat perbedaan yang besar pada tema lingkungan ISR dengan
tema lingkup lingkungan GRI. Kedua tema tersebut sama-sama menitik beratkan
kepada aktivitas dan berapa besarnya dana yang perusahaan keluarkan untuk
aktivitas lingkungannya. Perbedaan hanya terdapat pada jumlah item
pengungkapannya dimana jumlah item pengungkapan tema lingkungan ISR
adalah 3 sedangkan jumlah item pengungkapan tema lingkup lingkungan GRI
adalah 1.
6. Tata Kelola Organisasi
Jika dilihat secara umum, cakupan pada tema profil dan strategi indeks
GRI lebih luas. Seperti item-item indeks GRI terkait hubungan dengan pemangku
kepentingan. Pada indeks ISR item-item tersebut hanya mencakup struktur
kepemilikan saham, dimana cakupan pemangku kepentingan lebih luas
dibandingakan hanya pemilik saham. Tidak hanya perbedaan cakupan, tetapi ada
beberapa item-item pengungkapan indeks ISR yang tidak dimiliki oleh indeks
GRI begitupula sebaliknya. Item-item pengungkapan tersebut adalah transaksi
haram yang tidak dimiliki indeks GRI dan parameter laporan yang tidak dimiliki
indeks ISR.
69
Secara garis besar item-item indikator yang ada pada indeks ISR telah
cukup mewakili sebagian item-item indikator indeks GRI G4. Yang membedakan
keduanya adalah indikator indeks GRI memiliki rincian yang lebih detail dan
komprehensif. Sedangkan indikator yang terdapat pada indeks ISR masih sangat
sederhana dan memiliki makna yang luas sehingga perlu adanya batasan-batasan
agar setiap indikator lebih detai dan komprehensif.
Indeks ISR masih butuh pengembangan lebih lanjut untuk bisa menjadi
suatu pedoman pengungkapan CSR terutama untuk Bank Syariah. Masih terdapat
beberapa item indikator indeks GRI G4 yang tidak terdapat pada indeks ISR,
seperti item-item terkait Hak asasi manusia (HAM), anti-korupsi dan parameter
laporan. Untuk itu dibutuhkan penelitian-penelitian selanjutnya untuk melengkapi
beberapa item indikator pengungkapan yang belum dicakup oleh indeks ISR.
Indeks ISR bisa dikonvergensi ke dalam indeks GRI G4 karena secara
garis besar indikator-indikator CSR yang dimiliki indeks ISR tidak jauh berbeda
dengan indikator pada indeks GRI, kecuali indikator-indikator yang berkaitan
dengan aspek syariah. Indikator-indikator tersebut terdiri dari:
1) Investasi dan keuangan: aktivitas riba, gharar, zakat, dan kebijakan untuk
menanggulangi insolvent clients
2) Tenaga kerja: kesempatan beribadan bagi tenaga kerja dan
ketersediaan tempat ibadah yang layak.
3) Lingkup sosial: aktivitas saddaqah, waqaf, dan qard hassan
70
Konvergensi ini memiliki dua manfaat. Pertama, konvergensi merupakan
alternatif yang efisien karena dapan mengurangi biaya-biaya tambahan yang akan
timbul untuk melakukan pengungkapan CSR. Konvergensi indeks ISR ke dalam
indeks GRI G4 akan lahir satu standar pengungkapan yang mencakup indikator-
indikator CSR secara menyeluruh tidak hanya pertanggungjawaban horizontal
tetapi juga pertanggungjawaban vertikal kepada Allah SWT. dengan standar
pengungkapan tersebut perusahaan-perusahaan syariah termasuk Bank Syariah
tidak perlu menyajikan dua laporan yang berbeda berdasarkan dua indeks yang
berbeda juga. Kedua, akan lebih efektif bagi para pengguna laopran (stakeholder)
untuk membaca satu laporan yang lengkap dibandingkan para stakeholder harus
membaca dua laporan yang berbeda tetapi isinya secara garis besar sama.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengungkapan CSR bank umum syariah di Indonesia masih belum sesuai
dengan pedoman Islamic Social Reporting (ISR) index. Hal ini dapat
dilihat dari rata-rata hasil skoring pengungkapan CSR berdasarkan indeks
ISR yang hanya mencapai 51,61%
2. Pengungkapan CSR bank umum syariah di Indonesia masih belum sesuai
dengan pedoman Global Reporting Initiative (GRI) index. Hal ini dapat
dilihat dari rata-rata hasil skoring pengungkapan CSR berdasarkan indeks
GRI yang hanya mencapai 56,92%.
3. Tingkat pengungkapan CSR yang lebih baik adalah tingkat
pengungkapan CSR dengan pedoman Global Reporting Initiative (GRI)
index. Berdasarkan hasil skoring, nilai rata-rata, nilai maksimum dan
nilai minimum pengungkapan CSR yang diukur menggunakan indeks
GRI lebih baik dibandingkan pengungkapan CSR yang diukur
menggunakan indeks ISR. Nilai rata-rata pengungkapan CSR yang
diukur menggunakan indeks GRI adalah 56,92% dengan nilai maksimum
sebesar 79% dan nilai minimum sebesar 41%. Sedangkan nilai rata-rata
pengungkapan CSR yang diukur menggunakan indeks ISR adalah
72
51,61% dengan nilai maksimum sebesar 68% dan nilai minimum sebesar
32%.
4. Indikator-indikato indeks ISR secara garis besar sudah mencakup
indikator-indikator indeks GRI G4. Konvergensi indeks ISR ke dalam
indeks GRI juga bisa dilakukan. Tetapi masih butuh penelitian-penelitian
selanjutnya.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah:
1. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya
Masih banyak hal yang harus dikaji dan diuji kembali mengenai
penelitian yang penulis lakukan, dimana semua itu tidak lepas dari
keterbatasan-keterbatasan yang ada baik itu dari data yang diperoleh
hanya untuk periode 2015-2017 maupun dari sisi penulisan dan konsep
penelitian yang dijalankan. Berikut adalah saran untuk peneliti yang akan
datang:
a) Disarankan untuk peneliti selanjutnya, untuk menambah jumlah
sampel penelitian dengan periode penelitian yang lebih panjang.
Dengan bertambahnya jumlah sampel pada penelitian selanjutnya,
diharapkan dapat lebih menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
b) Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan metode analisis dan
metode scoring lain yang dapat mengurangi tingkat subjektivitas
dalam menentukan tingkat pengungkapan CSR masing-masing bank.
73
2. Saran untuk Perbankan Syariah
Pada perbankan Syariah diharapkan dapat memanfaatkan
penelitian ini sebagai salah satu pertimbangan dalam membuat laporan
pengungkapan CSR. Sehingga laporan tersebut dapat sesuai dengan
pedoman CSR global (GRI) maupun pedoman CSR syariah (ISR).
3. Saran Untuk Masyarakat
Program-program CSR tidak hanya sebatas pertanggung jawaban
kepada perekonomian, masyarakat dan lingkungan. Tetapi ada
pertanggungjawaban kepada Allah SWT, karena semua yang kita punya
serta alam dan seisinya adalah milik Allah SWT dan kita hanya dititpkan
oleh-Nya supaya kita merawat dan menggunakan sebaik-baiknya.
Dengan adanya penelitian ini, Peneliti mengharapkan masyarakat
untuk lebih terbuka dan kritis terhadap CSR yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan syariah khususnya perbankan syariah. Supaya
CSR yang mereka lakukan dan ungkapkan bisa sesuai tidak hanya pada
pedoman global (GRI) tetapi juga sesuai dengan pedoman syariah (ISR).
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan
Standar Akuntansi Keugangan No. 1. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, 2009.
Dusuki, Asyraf Wajdi dan Humayon Dar. “Stakeholders’ Perceptions of
Corporate Social Responsibility of Islamic Banks: Evidence From
Malaysian Economy.” International Conference on Islamic Economics
and Finance. (2005).
Fauziah, Khusnul dan Prabowo Yudho J. “Analisis Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Islamic Social
Reporting Indeks.” Jurnal Dinamika Akuntansi vol 5. no.1 (Maret 2013).
Fitria, Soraya dan Dwi Hartanti. “Islam dan Tanggung Jawab Sosial : Studi
Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative
Indeks dan Islamic Social Reporting Indeks”. Simposium Nasional
Akuntansi XIII (Desember 2010).
Global Reporting Initative (GRI). The GRI Sustainability Reporting Guidelines
Main Features of G4. T.tp: Global Reporting Initative, 2013.
Global Reporting Initative (GRI). “About GRI”. Artikel diakses pada 18 Februari
2017 dari https://www.globalreporting.org /information/about-
gri/Pages/default.aspx.
Haniffa, Ros. “Social Reporting Disclosure: an Islamic Perspective”. Indonesian
Management & Accounting Research. Vol. 1. No. 2 (Juli 2002).
Hermawan, Asep. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT Grasindo,
2008.
Hidayat, Hendi. “CSR: Sekilas Sejarah dan Konsep”. Artikel diakses pada 10
februari 2017 dari http://ngenyiz.blogspot.co.id/2009/02/csr-sekilas-sejarah-dan-konsep.html.
Holme, Richard dan Phil Watts. Corporate Social Responsibility: Making Good
Business Sense. London: World Business Council for Sustainable
Development, 2000.
International Organization for Standardization (ISO). ISO 26000 Basic Training
Material. ISO, 2003.
Meutia, Inten. Menata Pengungkapan CSR di Bank Islam (Suatu Pendekatan
Kritis). Jakarta: Citra Pustaka Indonesia. 2010.
Mulyanita, Sugesty. “Pengaruh Biaya Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan.” Skripsi S1, Fakultas Ekonomi,
Universitas Lampung, 2009.
Othman, R. dkk.. “Determinants of Islamic Social Reporting Among Top Shariah-
Approved Companies in Bursa Malaysia”. Research Journal of
International Studies – Issue 12 (Oktober 2009)
Nault Derrick M. dan Shawn L. England. Globalization and Human Rights in the
Developing World. UK: Palgrave Macmillan, 2011.
Rachman, Nurdizal M, dkk. Panduan Lengkap Perencanaan CSR. Jakarta:
Penebar Swadaya, 2011.
Sekaran, Uma. Research Methods For Business. T.tp: John Wiley & Sons, 2002.
Sofyani, Hafiez. Dkk. “Islamic Social Reporting Index Sebagai Model
Pengukuran Kinerja Sosial Perbankan Syariah (Studi Komparasi Indonesia
Dan Malaysia)”. Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 4. No. 1 (Maret 2012)
Sudarmadji, Ardi Murdoko dan Lana Sularto. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas
Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”. Proceeding PESAT
Vol 2 (Agustus 2007).
Undang-undang Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Penanaman Modal. T.tp: Undang-undang Republik Indonesia,
2007.
Undang-undang Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal. T.tp: Undang-undang Republik Indonesia,
2007.
Undang-undang Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Penanaman Modal. T.tp: Undang-undang Republik Indonesia,
2007.
Yusuf, Moh. Yasir. “Aplikasi CSR pada Bank Syariah: Suatu Pendekatan
Maslahah dan Maqasid Syariah”. EKSIBISI Vol 4. No. 2 (Juni 2010).
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skor Indeks ISR tahun 2015
indeks BMI BVS BRIS BNIS BSM BMS PBS BSB BCAS MBS BTPNS BJBS
A1 1.1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
1.2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A2 1.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1.4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A3
1.5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
1.6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
1.7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
1.8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
1.9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1.10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A4
1.11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1.12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1.13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B1
2.1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1
2.2 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0
2.3 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
C1
3.1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
3.4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
C2
3.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3.6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3.7 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
C3 3.8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.9 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1
C4 3.10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C5 3.11 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0
C6 3.12 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
C7 3.13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D1 4.1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
4.2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
D2 4.3 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
4.4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D3 4.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4.6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
4.7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4.8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
D4
4.9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
4.10 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
4.11 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
D5
4.12 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0
4.13 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
4.14 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
D6 4.15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4.16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
E1 5.1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
E2 5.2 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
5.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F1
6.1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6.2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6.3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
F2 6.4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
F3
6.6 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
6.7 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
6.8 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
Total Skor 39 21 29 36 37 31 26 29 24 24 19 27
% 68% 37% 51% 63% 65% 54% 46% 51% 42% 42% 33% 47%
Lampiran 2. Skor Indeks ISR tahun 2016
Indeks BMI BVS BRIS BNIS BSM BMS PBS BSB BCAS MBS BTPNS BJBS
A1 1.1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
1.2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A2 1.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1.4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A3
1.5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
1.6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
1.7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
1.8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
1.9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
1.10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A4
1.11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1.12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1.13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B1
2.1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
2.2 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1
2.3 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
C1
3.1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3.4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
C2
3.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3.6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C3 3.8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
C4 3.10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C5 3.11 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0
C6 3.12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
C7 3.13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D1 4.1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
4.2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
D2 4.3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
4.4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
D3
4.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4.6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
4.7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4.8 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
D4
4.9 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
4.10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4.11 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1
D5
4.12 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0
4.13 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4.14 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
D6 4.15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4.16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
E1 5.1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
E2 5.2 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
5.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F1
6.1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6.2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6.3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
F2 6.4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
F3
6.6 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
6.7 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
6.8 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1
Total Skor 39 19 33 34 38 33 28 27 24 22 20 31
% 68% 33% 58% 60% 67% 58% 49% 47% 42% 39% 35% 54%
Lampiran 3. Skor Indeks ISR tahun 2017
indeks BMI BVS BRIS BNIS BSM BMS PBS BSB BCAS MBS BTPNS BJBS
A1 1.1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1.2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A2 1.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1.4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A3
1.5 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
1.6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
1.7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
1.8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
1.9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1.10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A4
1.11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1.12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1.13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B1
2.1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0
2.2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
2.3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C1
3.1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3.4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
C2
3.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3.6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C3 3.8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
C4 3.10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C5 3.11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
C6 3.12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
C7 3.13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3.14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
D1 4.1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
4.2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
D2 4.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
4.4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
D3
4.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4.6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
4.7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
4.8 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
D4
4.9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
4.10 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0
4.11 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
D5
4.12 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1
4.13 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
4.14 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1
D6 4.15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4.16 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
E1 5.1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
E2 5.2 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
5.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
F1
6.1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6.2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6.3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
F2 6.4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
F3
6.6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
6.7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
6.8 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
total skor 35 18 35 36 37 38 33 29 31 25 22 31
% 61% 32% 61% 63% 65% 67% 58% 51% 54% 44% 39% 54%
Lampiran 4. Skor Indeks GRI G-4 tahun 2015
Indeks BMI BVS BRIS BNIS BSM BMS PBS BSB BCAS MBS BTPNS BJBS
G4-1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-13 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-16 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-17 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0
G4-18 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-19 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-20 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-21 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-24 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-25 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-26 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
G4-27 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-32 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-33 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-39 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
G4-40 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
G4-41 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
G4-44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-49 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0
G4-51 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0
G4-56 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
G4-EC1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-EC3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-EC4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-EC5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-EC7 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
G4-EC8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-EN31 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-LA1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-LA2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-LA8 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0
G4-LA9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-LA10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-LA11 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-LA12 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1
G4-LA13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-HR2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-HR3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-HR8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-SO1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
G4-SO3 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0
G4-SO4 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0
G4-SO6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-SO8 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0
G4-PR5 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-PR8 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1
Total Skor 40 27 33 42 51 30 36 37 29 31 34 28
% 61% 41% 50% 64% 77% 45% 55% 56% 44% 47% 52% 42%
Lampiran 5. Skor Indeks GRI G-4 tahun 2016
Indeks BMI BVS BRIS BNIS BSM BMS PBS BSB BCAS MBS BTPNS BJBS
G4-1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
G4-14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-16 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-17 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
G4-18 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-19 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0
G4-20 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-21 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-24 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1
G4-25 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-26 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
G4-27 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-32 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-33 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-39 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
G4-40 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0
G4-41 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
G4-44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-49 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
G4-51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
G4-56 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
G4-EC1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-EC3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-EC4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-EC5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-EC7 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1
G4-EC8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-EN31 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-LA1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-LA2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-LA8 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0
G4-LA9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-LA10 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
G4-LA11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-LA12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-LA13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-HR2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-HR3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-HR8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-SO1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
G4-SO3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
G4-SO4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
G4-SO6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-SO8 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1
G4-PR5 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-PR8 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0
Total Skor 41 30 43 42 52 36 40 36 33 33 35 35
% 62% 45% 65% 64% 79% 55% 61% 55% 50% 50% 53% 53%
Lampiran 6. Skor Indeks GRI G-4 tahun 2017
Indeks BMI BVS BRIS BNIS BSM BMS PBS BSB BCAS MBS BTPNS BJBS
G4-1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
G4-14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-16 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-17 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0
G4-18 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
G4-19 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0
G4-20 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-21 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-24 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0
G4-25 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-26 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
G4-27 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-32 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-33 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-39 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
G4-40 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
G4-41 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1
G4-44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-49 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
G4-51 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
G4-56 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-EC1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-EC3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-EC4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-EC5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-EC7 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
G4-EC8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-EN31 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-LA1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-LA2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
G4-LA8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
G4-LA9 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1
G4-LA10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-LA11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-LA12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-LA13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-HR2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-HR3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-HR8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-SO1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
G4-SO3 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
G4-SO4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
G4-SO6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-SO8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
G4-PR5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G4-PR8 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0
Total Skor 42 30 45 41 52 42 40 39 39 33 36 36
% 64% 45% 68% 62% 79% 64% 61% 59% 59% 50% 55% 55%