11
Analisis Puisi Karya Noorca M. Massardi

ANALISIS PUISI MASARDI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kerja kelompok. Sebuah analisis puisi karya Masardi.

Citation preview

Analisis Puisi Karya Yudhistira ANM. Massardi

Analisis Puisi Karya Noorca M. Massardi

ANGGOTA KELOMPOKArinda Witaviani Adalah Ia Kuabadikan Nama KecilnyaRatu Milagita Di Balik Jendela Tia Isni Venesia Daniel N. Sentana Pada Suatu Hari Saifullah Bila Bayi Menangis Adalah Ia Kuabadikan Nama KecilnyaAdalah IaBetapa inginAku milikiSepanjang hari

Adalah IaBetapa inginDarah kutumpahSedalam kaliAdalah IaBetapa nyeriSaat kurenda nama kecilNyaDi dalam hatiTuhan Puisi Adalah Ia Kuabadikan Nama Kecilnya terdiri atas dua bait. Bait pertama terdiri atas empat baris dan bait kedua terdiri atas sembilan baris. Puisi Adalah Ia Kuabadikan Nama Kecilnya memiliki kata-kata yang dominan muncul atau kata-kata yang mengalami pengulangan, yaitu adalah ia dan betapa ingin sehingga puisi tersebut memiliki repetisi sebagai penegasan pembahasan. Adalah ia memiliki kemunculan sebanyak tiga kali Betapa ingin memiliki kemunculan sebanyak dua kali Puisi Adalah Ia Kuabadikan Nama Kecilnya sebagai jenis karya sastra tentu mengandung makna, baik makna tersembunyi ataupun makna langsung. Makna yang terkandung dalam puisi tersebut adalah makna konotatif Makna konotatif dalam puisi ini berkaitan dengan nilai religius yang dirasakan oleh aku.

Ia yang dimaksud dalam puisi ini adalah Tuhan sehingga aku sangat membutuhkan Nya dalam kehidupan aku untuk menjadi tujuan hidup. Bahkan, aku rela berkorban sampai menumpahkan darah sekalipun untuk Ia. Dalam hal ini dapat dikaitkan dengan pengorbanan dalam ibadah dan untuk melaksanakan perintah Tuhan Puisi ini tidak berlandaskan pada aturan dalam pembuatan puisi seperti dalam pantun yang harus berima a-b-a-b. Sebagai puisi modern puisi Adalah Ia Kuabadikan Nama Kecilnya menggunakan repetisi pilihan frasa untuk menekankan objek yang dibicarakanDi Balik Jendela Salah satu puisi karya Noorca M. Massardi dalam buku kumpulan puisi Mata Pelajaran Syair Kebangkitan berjudul Di Balik Jendela. Puisi tersebut ditulis pada Agustus tahun 1980 di kota Paris. Bait pertama berisi empat larik, bait kedua lima larik, bait ketiga lima larik, dan terakhir hanya dua larik sebagai penutup puisi. Di dalam puisi ini penyair lebih banyak menggunakan kata denotatif, karena pengungkapan makna dan apa yang terjadi jelas, seperti; seekor burung menggeleper (bait pertama, larik pertama) penulis seperti mengungkapkan apa yang terjadi sebenarnya, apa yang dia lihat.