90
ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK DEPARTEMEN KESEHATAN R.I Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh DENI SOFIANSYAH NIM: 106051001796 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H

ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER

ANTI MEROKOK DEPARTEMEN KESEHATAN R.I

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

DENI SOFIANSYAH

NIM: 106051001796

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M/1431 H

Page 2: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,
Page 3: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar stara 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,14 Juli 2010

Deni Sofiansyah

Page 4: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,
Page 5: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

ABSTRAK

Deni Sofiansyah

Analisis Semiotik Pada Poster Anti Merokok Departemen Kesehatan RI

Poster merupakan salah satu media iklan dalam bentuk cetak dan dapat dipajang dimana saja. Keberadaannya sangat menarik karena memadukan unsur kata yang singkat dan gambar dalam satu tempat, sehingga memungkinkan untuk para pembaca agar mudah membacanya. Dan Departemen Kesehatan RI (Depkes) yang merupakan salah satu badan besar yang bergerak khusus dibidang kesehatan juga menjadikan media poster sebagai salah satu cara untuk memberikan informasi kepada khalayak tentang bahaya dari suatu penyakit. Salah satu hal yang dapat merugikan kesehatan bahkan dapat sampai membuat kematian ialah merokok. Karena mengisap rokok banyak sekali menyimpan racun-racun yang berbahaya, yang terdapan di dalam rokok diantaranya ialah zat kimia, nikotin, dapat menyebabkan paru-paru dan juga dapat berdampak terhadap jantung serta dapat mengakibatkan impotensi.

Penelitian mengenai poster anti merokok ini menggunakan pendekatan

kualitatif, merupakan penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif dan mendalam. Dan menggunakan analisis semiotik dari teori Roland barthes, melihat tanda dan makna dari kode-kodenya. Di dalam buku Semiotika Komunikasi VisualKarya Sumbo Tinarbuko dijelaskan kode-kode Roland barthes terdiri dari lima kode. Dan adapun kode-kode tersebut ialah: pertama, kode hermeunetik, yaitu artikulasi berbagai cara pertanyaan, teka-teki, respon, enigma, penangguhan jawaban, dan akhirnya menuju pada jawaban. Kedua, kode semantik, yaitu kode yang mengandung konotasi pada level penanda. Ketiga, kode simbolik, yaitu kode yang berkaitan dengan psikoanalisis, antitesis, kemenduaan, pertentangan dua unsur. Keempat, kode narasi atau proairetik, yaitu kode yang mengandung cerita, urutan, narasi atau antinarasi. Dan yang kelima, kode kebudayaan atau kultural, yaitu suara-suara yang bersifat kolektif, anomin, bawah sadar, mitos, kebijaksanaan, pengetahuan, sejarah, moral, psikologi, sastra, seni, legenda.

Poster yang diteliti berjumlah tiga buah terdiri dari poster makanan bergizi, poster impotensi dan poster membunuh. Dalam penelitian ini yang menjadi perumusan masalah yakni apa makna yang terkandung didalam poster? Lalu dapat disimpulkan bahwa makna yang terkandung didalam poster menyatakan bahwa menjaga kesehatan sangatlah penting, dan jika penyakit akibat merokok sudah datang maka proses penyembuhannya dapat berlangsung lama dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Jika diaplikasikan dengan teori dari Barthes, maka seluruh poster dapat mempunyai makna pengetahuan karena mempunyai unsur kode kebudayaan dengan unsur pengetahuan mengenai bahaya tentang merokok dengan membertaukan akibat yang akan dialami jika terus merokok.

Page 6: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Dzat yang maha luhur Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia yang tiada henti selalu mengalir beriringan dengan denyut nadi dan

aliran darah. Sehingga Penulis bisa sampai pada kesempatan saat ini dan semoga

selalu dalam naungan-Nya hingga hari akhir kelak.

Kepada junjungan umat Islam diseluruh dunia, kekasih Allah dan makhluk

paling mulia yaitu baginda besar Nabi Muhammad SAW. Penulis kirimkan SMS

(shalawan ma’a salam) yang terkira, yang tak pernah mengeluh terhadap Sang

khalik dalam menyebar luaskan syiar Islam.

Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat merampungkan skripsi ini

walaupun masih banyak kekurangan dan segala sesuatunya. Begitu banyak cobaan

dirasakan dalam proses pembuatan skripsi ini baik godaan dari diri sendiri yang

berupa rasa malas, lalai dan perasaan untuk menunda-nunda. Namun pada

akhirnya semua hilang bagai kesejukan embun dipagi hari seiring dengan

selesainya sebuah tugas akhir ini.

Kepada kedua orang tua tersayang ayahanda Syamsudin dan ibunda Sofiah

yang tiada lelah dan henti memberikan segala bentuk dukungan dan perhatian

kepada penulis mulai dari balita, remaja hingga dewasa. Kasih sayangnya takkan

terbayar dengan apapun didunia ini. Kedua kakak cantikku Yusi Syamsiah dan

Yulianti Ningrum yang selalu men-support penulis ketika susah ataupun senang.

Kakak iparku Nurhasan dan Nana, terima kasih telah menyayangi keluarga

penulis. Adikku Didit Saputra belajar yang rajin, banyak-banyak baca buku.

Page 7: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Ponakan-ponakanku yang bandel dan lucu-lucu, Fathir, Azril, Naura dan Niken,

dengan canda tawa mereka membuat keluarga lebih berwarna.

Kemudian penulis juga mengucapkan banyak-banyak terima kasih tak

terhingga kepada pihak-pihak terkait yang membantu dalam penulisan skripsi,

kepada :

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, kepada bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku Pudek

I, bapak Drs. H. Mahmud Jalal, M.A selaku Pudek II dan bapak Drs. Study

Rizal LK, M.A selaku Pudek III.

2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi bapak Drs. Jumroni. M.Si. dan Sekretaris Jurusan ibu Hj.

Umi Musyarofah. M.A.

3. Ibu Rubiyanah, M.A sebagai pembimbing yang telah banyak memberikan

masukan dan ilmunya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang tidak

mungkin disebut satu persatu, namun tetap tidak mengurangi rasa takdzim

penulis terhadap beliau-beliau.

5. Para staf dan karyawan Fakultas dan Perpustakaan Utama dan

Perpustakaan Fakultas yang telah membantu peneliti dengan penyediaan

buku-buku dan bahan untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI yang telah bersedia

memberikan waktu dan tempat bagi penulis untuk melakukan penelitian.

Page 8: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

7. Afaf Sholihin dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan banyak

masukan kepada penulis. Komunitas kecilku B4 Org (Bedu, Lelew dan

eko) teman untuk berjelajah dihari senggang.

8. Sahabat sepanjang masa, Hari Haryanto, Badru Tamam, Eko maulana,

Dafik, Fikri riva’i, Hambali, Fahmi Ali, Erza Handayani, Annisa Balqis

(Piglet united). Mukhtar Fauzi, Said Muhsin, Sarif, Lukman Hakim, ibu

dan bapak kost yang selalu ada setiap hari dalam lingkungan penulis. Serta

pasangan kekasih yang selalu bersama dan mendukung penulis,

Nurmansyah dan Andri Ratih.

9. Keluarga kecilku, KPI 06 b. Badru Tamam, Hari Haryanto, Dafik Nurul

Fitron, Dedi Kurniansyah Putra, Asep Faiz, Dian Putra, Dian Komalasari,

Besse Hermawati, Nisfi Ramadiati, Nurhasanah, Fatonah, Selly Cahyanti,

Halimah, Fitri Susilawati, Fitriyani, Dhini Utami, Devi Rahayu, Gita

Andini, Ida nurul Huda, Desti Eka, Fifit fitriansyah, heni Yunita, Eki

sushanti, Didi Rustandi, Fikri Riva’i, Erza Handayani. Dan Teman-teman

seperjuangan KPI a, c dan d. Yang selalu membuat tertawa disaat yang

membosankan.

10. Divisi Tenis Meja UIN Jakarta. Said, Gandhi, Abdi, Farid, Rodhi, Fauzi,

Kholid dan Rifki yang selalu menemani mengisi latihan. Terus berolahraga.

Demikian ungkapan cinta dan terima kasih yang tulus dari penulis, semoga

Allah membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis ucapkan

banyak terima kasih kepada para pendukung dan pembantu yang mungkin tidak

Page 9: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

bisa disebutkan disini secara detail. Namun penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua pembaca pada umumnya

walaupun penulis sadar masih banyk kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

Jakarta, 20 September 2010

Penulis

Page 10: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................ 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 7

D. Metodologi Penelitian ........................................................... 8

E. Tinjauan Pustaka .................................................................. 10

F. Sistematika Penulisan ........................................................... 12

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Analisis Semiotik …………………………………………. 13

B. Teori Roland Barthes ………………………..……………. 16

C. Poster

1. Pengertian Poster ……………………………………... 19

2. Sejarah Poster ………………………………………… 24

3. Poster Anti Merokok ………………………………….. 27

D. Bahaya Merokok ………………………………………….. 27

BAB III PROFIL DEPARTEMEN KESEHATAN RI

A. Visi dan Misi …………………………………………….... 44

B. Strategi ……………………………………………………. 45

C. Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi …………………… 46

Page 11: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

D. Profil Pusat Promosi Kesehatan

1. Sejarah Pusat Promosi Kesehatan……………………... 50

2. Visi dan Misi Promkes ................................................... 52

3. Fungsi dan Tugas Pokok ............................................... 54

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA

A. Poster Anti Merokok 1

1. Data Poster ……………………………………………. 57

2. Analisis Data ………………………………………….. 58

B. Poster Anti Merokok 2

1. Data Poster …………………………………………….. 61

2. Analisis Data …………………………………………... 62

C. Poster Anti Merokok 3

1. Data Poster …………………………………………….. 64

2. Analisis Data …………………………………………... 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………….. 68

B. Saran ………………………………………………………. 69

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 70

Page 12: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Poster adalah media cetak yang tidak hanya menampilkan gambar-gambar

kosong memikat mata tapi juga sebagai media yang dapat memberikan informasi

pada khalayak. Jika dilihat poster hanyalah gambar-gambar biasa yang dibuat

dengan perpaduan warna yang menarik, tapi jika diteliti lebih dalam poster

memiliki karakter yang kuat dalam menyampaikan informasi yang penekannya

berbentuk gambar-gambar dan warna-warna yang menarik. Disamping gambar

dan warna yang menarik, poster disandingkan dengan kalimat-kalimat singkat,

agar mudah dipahami oleh khalayak akan pesan dari poster tersebut.

Poster pada awalnya lahir dari perlawanan Martin Luther King (1483-

1546), seorang biarawan katolik dari Ordo Santo Agustinus yang di mata katolik

berbalik menjadi bid’ah. Martin memilih poster sebagai media informasi kepada

khalayak karena poster dianggap sebagai media paling produktif untuk

menyampaikan informasi dengan mereka yang buta huruf, poster dapat

menyampaikan pesan tanpa harus bisa membaca1.

Poster merupakan salah satu satu bentuk kemajuan teknologi dalam bidang

media cetak. Kemajuan teknologi ini tidak lepas dari era globalisasi yang kian

hari menunjukkan eksistensinya. Globalisasi merupakan suatu kondisi di mana

1 Asa Briggs dan Peter Burke, Sejarah Sosial Media: Dari Guttenberg Sampai Internet,

Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004

Page 13: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

batas-batas geografis seolah-olah tidak ada. Penduduk dunia berada dalam ruang

kaca di mana mereka dapat melihat kejadian di luar daerahnya dengan jelas tanpa

perlu mendatangai daerah tersebut. Keadaan ini merupakan dampak dari pesatnya

perkembangan teknologi2.

Kemajuan teknologi berdampak pada arus informasi yang demikian pesat

dan ternyata menimbulkan masalah baru. Terpaan berbagai media massa sebagian

besar telah mengiringi masyaraat mengikuti kebudayaan global. Media

menjalankan tugasnya untuk menyampaikan informasi yang sesungguhnya pada

khalayak dan keputusan di tangan khalayak sendri. Tidak dapat dipungkiri, media

telah berhasil mempengaruhi masyarakat yang mengonsumsinya, mulai dari gaya

hidup yang bebas, pola pikir dan westernisasi.

Tanpa disadari poster adalah salah satu media dakwah, dimana dakwah

sebagai proses untuk menyampaikan informasi-informasi ilahi kepada manusia

agar mereka mengikuti aturan-aturan islam dan menjauhi apa yang dilarang

hingga tercapai kebahagiaan hidup baik di dunia dan akirat. karena salah satu

tujuan tujuan dari dakwah adalah menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari

yang munkar dan membimbing kembali kejalan yang lurus yakni jalan Allah3.

sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya:

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan

yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah

2 Bakri Abbas MA, Komunikasi Internasional: Peranan Dan Permasalahnya, IISIP,

Jakarta,2003

Page 14: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk

hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (Q.S Lukman: 17)

Para dai islam di jaman modern ini tidak lagi hanya berbicara melalui

mimbar tetapi telah melirik media cetak dan elektronik. Hal ini mengimbangi

sajian media yang semakin terbuka untuk menyajikan tayangan manca negara

(khususnya barat) yang tentu saja bertolak belakang dengan norma-norma islam,

disampang meluaskan objek dakwahnya.

Salah satu cara media berkomunikasi dengan khalayak ialah dengan

pemasangan iklan. Ketika seseorang telah melihat iklan, maka ia diyakini telah

memasukkan iklan itu sebagai informasi tambahan dalam ingatannya. Di masa

mendatang, ia berpotensi besar untuk bertindak dan mengambil keputusan atas

dasar informasi tersebut. iklan memang sangat efektif dalam mempengaruhi

persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak, remaja dan dewasa muda. Yang

menjadi targetnya adalah kebanyakan anak--anak, remaja dan dewasa muda,

Karena pola pikir mereka belum terlalu matang, cenderung labil sehingga masih

mudah dipengaruhi. Dan poster merupakan salah satu iklan dalam bentuk media

cetak.

Departemen Kesehatan RI (depkes) merupakan badan yang bergerak

khusus menangani masalah kesehatan juga melakukan berbagai cara untuk

menyehatkan bangsa Indonesia. Diantara nya ialah dengan pemasangan iklan akan

bahaya suatu penyakit, seperti halnya mengenai bahaya dari penggunaan

merokok. Depkes telah memberikan informasi mengenai bahaya merokok dalam

bentuk iklan menggunakan media poster.

Page 15: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Menggunakan poster sebagai media iklan untuk memberikan informasi

mengenai bahaya dari merokok dianggap penting karena rokok adalah benda

beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik

kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar

bagi orang. Dari sisi kesehatan bahaya rokok sudah tidak terbantahkan lagi bukan

hanya menurut WHO, tetapi, lebih dari 70 artikel ilmiah membuktikan itu. Dalam

kepulan asap rokok terkandung 4000 racun kimia berbahaya, dan 43 di antaranya

bersifat karsinogenik (merangsang tumbuhnya kanker).

Berbagai zat berbahaya itu, adalah tar, karbon monoksida (CO), dan

nikotin. Akibatnya berbagai penyakit kanker mengintai, seperti: kanker paru- paru

90% pada laki-laki disebabkan oleh rokok, dan 70% untuk perempuan, kanker

mulut, kanker bibir, asma, kanker leher rahim, jantung koroner, darah tinggi

stroke, kanker darah, kanker hati, bronchitis, mati mendadak pada bayi, impotensi

pada pria, bahkan rusaknya kesuburan wanita. Yang aneh adalah dampak rokok

agak unik. Tidak ada yang mati mendadak karena rokok. Dampaknya tidak instan,

beda dengan narkoba atau minuman keras. Dampak rokok nanti terasa setelah 10-

20 tahun pasca penggunaannya.

Bahaya rokok tidak hanya dirasakan oleh perokok aktif saja, tapi juga pada

perokok pasif. Efeknya itu sendiri ada dua macam, efek langsung dan tidak

langsung. Efek langsungnya seperti iritasi mata, batuk-batuk, pusing, dan mual-

mual. Buat penderita asma bahkan bisa membuat penurunan fungsi paru-paru

(walaupun baru sebentar kena asapnya).

Page 16: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Efek tidak langsung lebih mengerikan. Secara umum, perokok pasif

memiliki peningkatan risiko untuk terkena kanker sebanyak 25%. Buat bayi, ada

yang namanya Sudden Infant Death Syndrome atau kematian mendadak bayi,

biasanya yang umurnya kurang dari 1 tahun. Jangankan bayi yang belum lahir

saja bisa terkena dampaknya, calon ibu yang merokok atau terpapar asap rokok

saat mengandung bisa menyebabkan berbagai kelainan saat melahirkan, seperti

kekurangan berat badan, posisi janin yang tidak benar, dan lain-lain.

Menurut Setyo Budiantoro dalam makalahnya yang berjudul “Epidemi

Tembakau” rokok dapat membunuh 1 dari 2 pengguna jangka panjang, kematian

dini dan kehilangan 20-25 tahun masa produktif. Jumlah perokok di dunia

mencapai 1.3 milyar sedangkan Indonesia sendiri adalah salah satu negara

pengkonsumsi rokok tertinggi di dunia dengan rangking ke 3. Jumlah perokok

Indonesia di dunia mencapai 4,8% dan jumlah perokok indonesia di ASEAN

mencapai 46 %3.

Bila diteliti lebih jauh maka media massa mempunyai andil yang sangat

besar dalam meningkatkan kecendrungan masyarakat untuk rokok, seperti

tayangan iklan rokok di televisi. Yang lebih memprihatinkan, iklan-iklan rokok

semakin lihai menjerat konsumen. Tidak jarang, hal-hal positif diselipkan dan

disalahgunakan untuk menanamkan persepsi tentang merokok yang sebenarnya

menjerumuskan.

3 Setyo Budiantoro & Widyastuti Soerojo, Makalah Berjudul:Epidemi Tembakau,

dipresentasikan di seminar kesehatan atas kerjasama Tobacco Control Support Center (TCSC)- Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI).

Page 17: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Kanada salah satu negara yang sukses mengurangi konsumsi rokok setelah

pemasangan gambar seram di bungkus Seorang remaja tampak melongo

memperhatikan gambar yang terpampang pada bungkus rokok Marlboro. Pada

bungkus rokok itu, persis di atas tulisan Marlboro, terlihat gambar mulut dengan

gigi-gigi menguning, sebagian hitam membusuk. Bibir pada gambar itu berwarna

merah kehitaman dan melepuh. Negara-negara tetangga seperti: Singapura,

Filipina atau Thailand, sangat mudah menemukan rokok- rokok bergambar

menyeramkan itu.

Di Indonesia sendiri akan sangat sulit untuk menggunakan media massa

(khususnya elektronik) sebagai alat kampanye anti rokok, karena iklan rokok

merupakan salah satu iklan yang besar keuntungannya untuk industri media.

Banyak lembaga yang mengeluarkan poster mengenai anti rokok, namun saya

lebih menyoroti poster yang diedarkan oleh Departemen Kesehatan (DEPKES),

karena selain mengandung unsur pendidikan poster yang itu pun berisikan

gambar yang menarik.

Karena begitu besarnya jumlah penduduk yang mengkonsumsi rokok di

Indonesia, padahal dampak negatif merokok cukup mengerikan. Maka depkes

membuat poster dengan tujuan sebagai peringatan dan kepedulian kepada

masyarakat akan ancaman kesehatan yang akan dirasakan jika terus menerus

merokok. Oleh karena itu, tepat kira nya penulis melakukan penelitian dengan

judul “ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK

DEPARTEMEN KESEHATAN RI”.

Page 18: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Poster yang diteliti yakni poster yang bertemakan anti merokok yang

di produksi oleh Departemen Kesehatan RI yakni hanya sebanyak 3

buah poster, dan ketiga poster ini saling berkaitan antara satu dengan

lainnya.

Penelitian ini menggunakan teori kode dari Roland Barthes yang

terdiri dari lima kode, dan kelima kode tersebut terkandung didalam

masing-masing poster yang diteliti.

2. Rumusan masalah

Mengacu pada batasan masalah, maka perumusan masalahnya adalah:

Apa makna yang terkandung dalam poster anti merokok Departemen

Kesehatan RI?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui makna dibalik

gambar dan kata-kata pada poster Departemen Kesehatan terhadap anti

merokok sehingga dapat mengatasi kesalahpahaman dalam

mengartikan poster.

Page 19: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Dengan tujuan di atas maka penulis berharap dapat memahami makna

pada poster dan dapat mempelajari cara yang benar dalam menentukan

gambar serta kata-kata yang tepat pada poster.

2. Manfaat Penelitian:

a. Manfaat Akademis

Penulis ingin mengaplikasikan teori atau model dan metode yang

digunakan penulis agar dapat menjadi suatu teori yang memberikan

pemahaman kepada penulis akan menganalisis media massa. Analisis

ini berguna sebagai wacana positif dalam rangka menerapkan suatu

bentuk pesan dalam media cetak yang sesuai dengan keajuan teknologi

yang dan guna memnuhi kebutuhan masyarakat.

b. Manfaat Praktis

Penulis dapat memberikan gambaran sebelum membuat poster dan

dapat mengetahui makna secara jelas tentang poster. Penulis juga

berharap penelitian dapat memberikan masukan pada Departemen

Kesehatan dalam pembuatan poster mengenai anti rokok, selain agar

poster Departemen Kesehatan dapat memberikan pengetahuan yang

luas kepada masyarakat mengenai penyebab meningkatnya

kecendrungan merokok di masyarakat.

D. Metodologi penelitian

1. Metode Penelitian

Page 20: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

Bogdan dan Taylor (1975:5) Kualitatif sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Kualitatif digunakan

untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung

makna.4

2. Unit analisis

Unit analisis pada penelitian ini adalah poster yang dikeluarkan oleh

Departemen Kesehatan terhadap anti merokok (bahaya rokok). Unit

pengamatannya adalah pesan yang terdapat pada poster, bagaimana

tanda yang digunakan oleh Departemen Kesehatan dalam menyatukan

pesan ke dalam poster anti merokok sehingga terbentuk makna.

Makna yang diteliti dalam poster meliputi penanda dan petanda.

Penanda merupakan aspek material tanda yang bersifat sensoris atau

dapat diindrai yang berkaitan dengan sebuah konsep. Substansi

penanda senantiasa bersifat material, entah berupa bunyi-bunyi, objek-

objek, imaji-imaji. Sementara itu petanda merupakan aspek mental dari

tanda-tanda, yang biasa disebut juga sebagai konsep, petanda bukanlah

sesuatu yang diacu oleh tanda, melainkan semata-mata representasi

mentalnya.5

3. Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahap:

4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D ( Bandung, ALFABETA, 2009) hal.9

5 Kris Budiman, Semiotika Visual,(Yogyakarta: Buku Bik), hal. 47

Page 21: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

a. Pemilihan beberapa poster yang terkait dengan penelitian.

b. Melakukan wawancara dengan pembuat poster.

c. Melakukan pengumpulan data mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan penelitian.

4. Analisis data

Penelitian ini menggunakan analisis semiotik teori Roland Barthes.

Barthes melihat tanda berdasarkan kode. Umberto Elo menyebut kode

sebagai aturan yang menjadikan tanda sebagai tampilan yang kongkrit

dalam sistem komunikasi. Dan menurut Barthes, di dalam teks setidak-

tidaknya beroperasi lima kode pokok yang didalamnya semua penanda

tekstual dapat dikelompokkan. Adapun kode-kode pokok tersebut -

yang denganya seluruh aspek tekstual yang signifiksn dapat dipahami-

meliputi aspek sigtagmatik dan semantik sekaligus, yaitu menyangkut

bagaimana bagian-bagiannya berkaitan satu sama lain dan

terhubungkan dengan dunia diluar teks. Kelima kode tersebut meliputi:

kode hermeunetik, kode semantik, kode simbolik, kode narasi dan

kode kultural atau kebudayaan.6

E. Tinjauan pustaka

Dari pengamatan peneliti telah dilakukan tinjauan pustaka dan ternyata

penulis menemui beberapa mahasiswa/i yang terdahulu meneliti dengan latar

belakang analisis semiotik. Adapun pembahasan tersebut ialah :

6 Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta: Buku Baik), hal.55

Page 22: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

1. Skripsi yang berjudul “Analisis Semiotik Pada Poster HIV/AIDS di

Yayasan Pelita Ilmu”, yang ditulis oleh : Ranita Erlanti Harahap,

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan

Komunikasi tahun 2008. Berisikan tentang makna yang terkandung

dalam poster HIV/AIDS yang di produksi oleh Yayasan Pelita Ilmu.

Adapun perbedaan dengan skripsi diatas dengan skripsi yang penulis

buat ialah dari segi teori yang digunakan, skripsi diatas menggunakan

teori Gilllian Dyer, sedangkan penelitian yang penulis lakukan

menggunakan teori dari Rolland Barthes. Skripsi diatas meneliti poster

tentang HIV di Yayasan Pelita Ilmu, sedangkan penelitian ini meneliti

poster anti merokok di Departemen Kesehatan R.I.

2. Skripsi berjudul “Analisis Semiotika Iklan Politik Partai Bulan

Bintang Di Media Televisi ( Versi Profil dan Syariah)”, yang ditulis

oleh : Noviyanto, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas

Dakwah Dan komunikasi tahun 2009.

Perbedaan denghan skripsi diatas dengan skripsi yang penulis buat

adalah terletak pada objek dan teori yang digunakan. Skripsi diatas

membahas Iklan Politik di televisi, sedangkan penelitian yang penulis

buat membahas tentang Poster. Teori yang digunakan skripsi di atas

ialah teori dari Charles Sanders Pierce.

3. Dan dalam skripsi berjudul ”Analisis Semiotika Foto Cerita Pada

Media Online Antara.Com”, yang ditulis oleh : Tedi Kriyanto,

Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Komunikasi tahun 2009.

Page 23: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Perbedaan dengan skripsi diatas dengan skripsi ini ialah terletak pada

objeknya, skripsi diatas membahas mengenai foto di sebuah media.

F. Sistematika penulisan

Agar penelitian ini terlihat sistematis, peneliti membaginya dalam lima

bab. Adapun sistematikanya sebagai berikut :

Bab I PENDAHULUAN: meliputi, Latar belakang masalah, batasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

Bab II TINJAUAN TEORI: meliputi, analisis semiotik, teori semiotik

Roland Barthes, pengertian poster, sejarah poster, poster anti

merokok dan bahaya merokok.

Bab III PROFIL DEPARTEMEN KESEHATAN RI: meliputi, visi dan

misi, strategi, struktur organisasi, tugas dan fungsi, dan profil pusat

promosi kesehatan depkes.

Bab IV DATA DAN ANALISIS DATA

Bab V PENUTUP: meliputi kesimpulan dan saran.

Page 24: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Analisis Semiotik

Semiotika berasal darikata Yunani: semeion, yang berarti tanda. Dalam

pandangan piliang, penjelajahan semiotika sebagai metode kajian ke dalam

berbagai cabang keilmuan ini dimungkinkan karena ada kecenderungan untuk

memandang berbagai wacana sosial sebagai fenomena bahasa. Dengan kata lain

bahasa dijadikan model dalam berbagai wacana sosial.7 Berdasarkan pandangan

semiotika, bila seluruh praktik sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa,

maka semuanya dapat juga dipandang sebagai tanda. Hal ini dimungkinkan

karena luasnya pengertian tanda itu sendiri.

Dalam buku Semiotika Visual yang ditulis oleh Sumbo Tinarbuko

menyatakan bahwa semiotika memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand de Saussure

(1857-1913) dan Charles sander Peirce (1839-1914). Kedua tokoh tersebut

mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal satu sama

lain. Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika Serikat. Latar belakang

keilmuannya adalah linguistik, sedangkan Peirce filsafat. Saussure menyebut ilmu

yang dikembangkannya semiologi (semiology).

7 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta: Penerbit Jalasutra,

2008), hal. 11

Page 25: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Semiologi menurut Saussure, didasarkan pada anggapan bahwa selama

perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau selama berfungsi

sebagai tanda, harus ada dibelakangnya sistem pembedaan dan konvensi yang

memungkinkan makna itu. Dimana ada tanda disana ada sistem.8

Ada lima pandangan Saussure tentang prinsip dasar semiotika yaitu

pertama, signifier (penanda) dan signified (petanda); kedua, form (bentuk) dan

content (isi); ketiga, langue (bahasa) dan parole (tuturan, ujaran); keempat,

synchronic (sinkronik) dan diachronic (diakronik); dan kelima, syntagmatik

(sintagmatik) dan associative (paradigmatik).9

Sedangkan Peirce menyebut ilmu yang dibangunnya semiotika (semiotics).

Bagi Peirce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia senantiasa dilakukan

lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam

fikirannya, logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat diterapkan pada

segal amacam tanda (Berger, 2001:11-22). Dalam perkembangan selanjutnya,

istilah semiotika lebih populer dibanding semiologi. Semiotika menurut Pierce

adalah tidak lain dari sebuah nama lain dari logika yakni doktrin formal tentang

tanda-tanda.10

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign),

berfungsinya tanda, dan produlsi makna. Tanda adalh sesuatu yang bagi seseorang

berarti sesuatu yang lain. Dalam pandangan Zoest, segala sesuatu yang dapat

diamati atau dibuat teramati dapat disebut tanda. Karena itu, tanda tidaklah

terbatas pada benda. Adanya peristiwa, tidak adanya peristiwa, struktur yang

8 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual,hal. 12 9 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) hal.12 10 Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta: Penerbit Buku Baik, 2004), hal.3

Page 26: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

ditemukan dalam sesuatu, suatu kebiasaan, semua ini dapat disebut tanda. Sebuah

bendera kecil, sebuah isyarat tangan, sebuah kata, suatu keheningan, suatu

kebiasaan makan, sebuah gejala mode, suatu gerak syaraf, peristiwa memerahnya

wajah, suatu kesukaan tertentu, letak bintang tertentu, suatu sikap, setangkai

bunga, rambut uban, sikap diam membisu, gagap, berbicara cepat, berjalan

sempoyongan, menatap, api, putih, bentuk, bersudut tajam, kecepatan, kesabaran,

kegilaan, kekhawatiran, kelengahan, semuanya itu dianggap sebagai tanda.11

Sampai sejauh ini, bidang-bidang study semiotika sangatlah beragam,

mulai dari kajian perilaku komunikasi hewan (zoosemiotics) sampai dengan

analisis atas sistem-sistem pemaknaan seperti komunikasi tubuh (kinesik dan

proksemik), tanda-tanda bebauan (olfactory signs), teori estetika, retorika, dan

seterusnya (lihat Eco, 1979: 9-14; Hawkes, 1978: 124). Ruang lingkup studi

semiotika, dengan demikian, sangatlah luas sehingga mungkin akan menimbulkan

kesan sebagai suatu ilmu dengan, meminjam istilah Umberto Eco (1979: 6),

“imperialisme” yang arogan. Sementara itu, bila kita mengkuti Charles Morris

(1938: 6; dalam Levinson, 1983: 1),seorang filsuf yang juga menaruh perhatian

atas ilmu tentang tanda-tanda, semiotika pada dasarnya dapat dibedakan kedalam

tiga cabang penyelidikan (branches of inquiry), yakni sintaktik, semantik, dan

pragmatik.

1. Sintaktik (syntactics) atau sintaksis (syntax): Suatu cabang

penyelidikan semiotika yang mengkaji “hubungan formal diantara

satu tanda dengan tanda-tanda yang lain”. Dengan kata lain, karena

hubungan-hubungan formal ini merupakan kaidah-kaidah yang

11 Sumbo Tinarbuko, Komunikasi Visual, hal.12

Page 27: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

mengendalikan tuturan dan interpretasi, pengertian sintaktik

kurang-lebih adalah semacam “gramatika”

2. Semantik (semantics): Suatu cabang penyelidikan semiotika yang

mempelajari “hubungan di antara tanda-tanda dengan designata

atau objek-objek yang diacunya”. Bagi Morris, yang dimaksudkan

dengan designata adalah makna tanda-tanda sebelum digunakan

didalam tuturan tertentu.

3. Pragmatik (pragmatics): Suatu cabang penyelidikan semiotika yang

mempelajari “hubungan di antara tanda-tanda dengan interpreter-

interpreter atau para pemakainya”-pemakaian tanda-tanda.

Pragmatik secara khusus berurusan dengan aspek-aspek

komunikasi, khususnya fungsi-fungsi situasional yang melatari

tuturan.12

B. Teori Roland Barthes

Konsep dasar semiotik yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

Roland Barthes yang berangkat dari pendapat Ferdinand De Saussure. Roland

Barthes melihat semiotik dari kode.

Kode menurut Piliang (1998:17), adalah cara pengkombinasian tanda yang

disepakati secara sosial, untuk memungkinkan suatu pesan disampaikan dari

seseorang ke orang lainnya. Sedanglan kode dalam terminologi sosiolinguistik,

ialah variasi tutur yang memiliki bentuk khas, serta makna yang khas pula (Poedjo

Soedarmo, (1986:27). Di dalam praktik bahasa, sebuah pesan yang dikirim kepada

12 Kris Budiman, Semiotika Visual (Yogyakarta: Buku Baik, 2004) hal. 5

Page 28: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

penerima pesan diatur seperangkat konvensi atau kode. Umberto Eco menyebut

kode sebagai aturan yang menjadikan tanda sebagai tampilan yang konkrit dalam

sistem komunikasi. ( Eco, 1979:9).

Kode pertama yang berlaku pada teks-teks ialah kode bahasa yang

digunakan untuk mengutarakan teks yang bersangkutan. Kode bahasa itu

dicantumkan dalam kamus dan tata bahasa. Selain itu, teks-teks tersusun menurut

kode-kode lain yang disebut kode sekunder, karena bahannya ialah sebuah sistem

lambang primer, yaitu bahasa. Sedangkan struktur cerita, prinsip-prinsip drama,

bentuk-bentuk argumentasi, sistem metrik, itu semua merupakan kode sekunder

yang digunakan dalam teks-teks untuk mengalihkan arti.

Roland Barthes mengelompokkan kode-kode tersebut menjadi lima kisi-

kisi kode, yakni kode hermeunetik, kode semantik, kode simbolik, kode narasi,

dan kode kultural atau kode kebudayaan. Uraian kode-kode tersebut dijelaskan

oleh pradopo sebagai berikut:

1) Kode hermeunetik, yaitu artikulasi berbagai cara pertanyaan, teka-

teki, respon, enigma, penangguhan jawaban, akhirnya menuju pada

jawaban. Atau dengan kata lain, kode hermeunetik berhubungan

dengan teka-teki yang timbul dalam sebuah wacana.siapakah

mereka? Apa yang terjadi? Halangan apakah yang muncul?

Bagaimanakah tujuannya? Jawaban yang satu menunda jawaban

lain.13

13 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta:Jalasutra,2008) hal.17-19

Page 29: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

2) Kode semantik, yaitu kode yang mengandung konotasi pada level

penanda. Misalnya konotasi feminitas, maskulinitas. Atau dengan

kata lain kode semantik adalah tanda-tanda yang ditata sehingga

memberikan suatu konotasi maskulin, feminim, kebangsaan,

kekuasaan, loyalitas.

3) Kode simbolik, yaitu kode yang berkaitan dengan psikoanalisis,

antitesis, kemenduaan, pertentangan dua unsur.

4) Kode narasi atau proairetik, yaitu kode yang mengandung cerita,

urutan, narasi atau antinarasi.

5) Kode kebudayaan atau kultural, yaitu suara-suara yang bersifat

kolektif, anomin, bawah sadar, mitos, kebijaksanaan, pengetahuan,

sejarah, moral, psikologi, sastra, seni, legenda.14

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa teori Barthes mengacu

pada teori dari Saussure, Saussure membedakan makna denotatif dengan makna

konotatif. Spradley menjabarkan makna denotatif meliputi hal-hal yang

ditunjukan oleh kata-kata (makna referensial). Piliang mengartikan makna

denotatif adalah hubungan eksplisit antara tanda dengan referensi atau realitas

dalam pertandaan tahap denotatif, pada tahap ini hanya informasi data yang

disampaikan.

Spradley menyebut makna konotatif meliputi semua signifikansi sugestif

dari simbol yang lebih dari pada arti referensialnya. Menurut Piliang, makna

14 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (Yogyakarta:Jalasutra,2008), hal.17-

19

Page 30: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

konotatif meliputi aspek makna yang berkaitan dengan perasaan dan emosi serta

nilai-nilai kebudayaan dan ideologi.15

C. Poster

Menurut Bittner, komunikasi massa adalah pesan-pesan yang

dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.16 Sedangkan

menurut Defleur dan Dennis mengartikan komunikasi massa adalah suatu proses

dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan

pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna yang

diharapkan daoat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan

melalui berbagai cara.17 Adapun media yang digunakan dalam komunikasi massa

dapat melalui media elektronik juga media cetak. Dan penggunaan media poster

termasuk kedalam media cetak.

1. Pengertian poster

Poster adalah plakat yang dipasang ditempat umum (berupa pengumuman

atau iklan)18. Cambridge Advanced Learner’s Dictionary, Cambridge University

Press (2003:966) mengartikan poster : a large printed picture, photograph or

notice which you stick or pin to a wall or board, usually for decoration or to

advertise something. Dictionary of America English (2002:1193) mengartikan

poster a large sheet of paper, usually announcing some event: political workers

put up posters around town their candidate’s name and picture on it.

15 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, hal. 20 16 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Ramadja Karya, 1986), hal.174 17 Sasa Djuarsa Sendjaya, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999),

hal. 158 18 Departeman Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke3, hal.890

Page 31: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Dapat disimpulkan bahwa poster adalah:

a. Plakat (surat pengumuman).

b. Dipajang / dipasang ditempat umum

c. Berukuran besar (a large of papper)

d. Tulisan dengan gambar

e. Bertujuan untuk mengenalkan, atau mempromosikan sesuatu

Dilihat dari tujuannya, poster adalah media cetak yang di satu pihak adalah

produk kehumasan (publicity announcing some event), namun di pihak lain juga

merupakan produk bisnis atau komoditas (berupa iklan). Beda antara keduanya

kadang sangat tipis, namun sebenarnya disparitas antara produk kehumasan dan

produk bisnis bisa saja dibuat jelas-tegas, sesuai dengan tujuannya.

1) Poster sebagai produk humas: yakni sebuah poster yang dirancang

untuk mengkomunikasikan atau menjelaskan sesuatu kepada

audience, tidak atau hanya sedikit sekali unsur komunikasi bisnis

didalamnya. Artinya, tidak ada sama sekali tujuan bisnis didalam

rancangan maupun kegiatan produksi maupun exposure-nya.

Poster juga termasuk sebuah iklan, poster dengan tujuan sebagai

produk humas merupakan jenis iklan non komersial yakni iklan

yang bersifat secara tidak langsung menjual produk atau jasa.19

Yang termasuk kedalam iklan ini anatar lain:

a) Iklan Public relations: iklan yang bertujuan memberikan

informasi-informasi penting tentang perusahaan kepada

19 Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 176

Page 32: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

publiknya. Seperti: pengumuman, pergantian direksi, pelayanan

perusahaan, pindah gedung, ganti nomor telepon, gangguan

pelayanan dan sebagainya.20

b) Iklan rekrutmen (iklan lowongan kerja)

c) Iklan layanan masyarakat: iklan yang berisi pesan-pesan yang

mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk berpatisipasi

menyukseskan program-program yang ditujukan untuk

kemaslahatan bersama.21

d) Iklan identitas korporat: salah satu alat pembentuk citra adalah

identitas perusahaan (korporat). Identitas perusahaan pada

dasarnya merupakan symbol-simbol yang digunakan untuk

mempresentasikan perusahaan di mata public.22 Oleh karena itu

diperlukan iklan yang memberikan citra baik terhadap suatu

perusahaan.

2) Poster sebagai produk bisnis: poster yang dengan sengaja dan

secara strategis dirancang untuk tujuan bisnis, untuk mendapatkan

keuntungan atau untuk mengkomunikasikan suatu produk, atau

perusahaan, agar khalayak sadar, dan akhirnya mengkonsumsi,

20 Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 184 21 Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 193 22 Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 196

Page 33: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

atau membeli suatu produk yang dikomunikasikan melalui poster

tersebut.23

Poster jenis ini termasuk kedalam iklan komersial, yakni iklan

yang bersifat menjual produk atau jasa secara langsung. Yang

termasuk kedalam jenis ini antara lain:

a) Iklan konsumen: iklan yang menjual barang-barang konsumsi.

b) Iklan antarbisnis: iklan yang menawarkan barang-barang

nonkonsumen.

c) Iklan perdagangan: iklan yang menawarkan barang yang akan

dijual lagi, karena itu sasaran iklan ini adalah para pemasok,

grosir, agen, pengecer.

d) Iklan pengecer: iklan yang dilakukan oleh pebgecer agar

dagangannya laku, misalnya iklan diskon besar-besaran.

e) Iklan respon langsung: iklan jenis baru yang memungkinkan

khalayak bias memberikan respon langsung ketika

melihatnya.24

Bila dilihat dari penjelasan diatas, maka poster yang dikeluarkan oleh

departemen kesehatan mengenai bahaya merokok termasuk kedalam poster

sebagai media humas dan termasuk kedalam iklan layanan masyarakat. Melalui

23 Masri Saremba Putra, Media Cetak Bagaimana Merancang Dan

Memproduksi,(Yogyakarta:Graha Ilmu,2007) hal.60-61 24 Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 176

Page 34: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

iklan layanan masyarakat ini humas berupaya mewujudkan tanggung jawab

perusahaan dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat.

Iklan ini berusaha memersuasi orang-orang untuk bersikap dan

memerhatikan persoalan-persoalan social, mengubah kebiasaan yang buruk

menjadi lebih baik, menginformasikan kepada public tentang cara pencegahan dan

penanggulangan suatu penyakit.

Seperti hal nya media lain, pasti mempunyai kelebihan dan juga

kekurangan, kekurangan pada media poster diantaranya ialah:

1) Ketidak mampuannya memuat pesan sekaligus.

2) Rentan terhadap vandalism atau cuaca.

3) Kurangnya konsentrasi penonton untuk mengingat pesan-pesan

iklan poster karena mereka melihat poster tersebut secara

sambil lalu.

4) Waktu yang digunakan untuk merancang, mencetak dan

memamerkan poster cukup lama.25

2. Sejarah poster

Tidak ada yang tahu pasti, kapan poster untuk pertama kalinya di produksi

dan dipasang. Juga tidak diketahui catatan, yang pertama kali di produksi, apakah

jenis poster kehumasan atau poster bisnis.

25 Frank Jefkins, Periklanan, (PT Gelora Aksara Pratama, 1996), hal. 130

Page 35: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Akan tetapi, dilihat dari sisi kreatif dan medianya, poster merupakan

perkembangan dari tulisan di dinding ddan gua-gua yang sudah lebih maju dan

modern, dengan menggunakan teknik tinggi yang lebih beradab. Didalam poster

ditemukan tidak hanya pesan, tetapi juga ada unsur-unsur lain, seperti: ilustrasi

dan pewarnaan, dengan sentuhan ilmu komunikasi modern-hal ini menunjukan

bahwa didalam memproduksi poster, dibutuhkan kreatifitas yang tinggi dan

ketajaman intuisi agar poster berhasil mencapai sasarannya.

Meski bukan penemu, agaknya tokoh reformator abad 15, Martin Luther

yang tercatat sebagai pengguna media cetak poster dengan exposure paling

dahsyat. Karena merasa keberatan atas praktik tertentu dari gereja katolik (Paus

Leo X) Luther menuliskan keberatan-keberatannya (yang dikenal dengan 95 Dalil

atau Keberatan Luther yang ditulis dalam huruf latin), lalu menempelkan dalil itu

di depan pintu gereja Wittenberg, Jerman. Penempelan poster itu dilakukan pada

31 Oktober 1517.

“On the eve of all saints, October 31st, 1517, Luther marched out of the black cloister gate towards the castle church. In his hands he held a poster, a hammer and some nails. He was spotted by a couple of university students who then followed him ... the poster was printed by a local man kept a copy from himself. Within two weeks the these were reprinted and distributed throughout Germany, without Luther’s permission. Within another two weeks they had been translated and were being read all over Europe. Little did Luther know they would eventually becpme the of independence for the reformation movement that broke with the Catholic Cruch”. (Martin Luther. The German Monk Who Changed The Chruch:31)26

26 Masri Saremba, Media Cetak, hal. 62

Page 36: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Banyak jemaat melihat dan terprovokasi oleh isi dan pesan dalam poster

itu. Mereka yang belum sadar, akhirnya bertindak. Di sinilah letak keberhasilan

poster, ketika sanggup menggiring orang yang semula belum sadar sampai pada

orang tersebut bertindak.

Ada satu pelajaran dan pengalaman yang perlu dipetik dari pemasangan

poster oleh Luther: orang tercelik bahwa poster memiliki power, exposure, dan

daya yang luar biasa di dalam memengaruhi publik untuk bertindak.

Tak lama setelah itu, di serambi dan pintu-pintu masuk setiap tempat

ibadah pun dipasang semacam poster. Di tempat ibadah orang Yahudi, Sinagoga,

semacam poster disebut “anales” – mirip majalah dinding sekarang. Di masjid-

masjid juga dapat ditemukan poster. Funsinya selain memberikan informasi, juga

ada unsur persuasui di dalamnya. Dengan menempelkan poster di rumah-rumah

ibadah, jamaah yang datang dan melihatnya menjadi maklum segala informasi

dan ihwal yang disampaikan melalui poster tersebut. Tidak hanya itu, poster pun

harus bisa menrik perhatian baik dengan kata-kata yang digunakan atau dengan

cara penggunaan dalam penerapan gambar. Poster yang ada pada zaman sekarang

cenderung dituntut untuk lebih kreatif, baik dari segi isi pesan ataupun gambar.

Dewasa ini di dalam proses pembuatan poster yang kreatif ada baiknya

menggunakan tiga pola pendekatan:

a. Menjelaskan secara argumentatif: dengan menggunakan logika

yang berurutan, mulai dari kalimat pertama sampai dengan kalimat

terakhir harus saling terkait. Pada pola pendekatan ini, terdapat

kaitan persoalan dan solusinya.

Page 37: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

b. Dogmatis: bahwa apapun yang akan kita sampaikan dalam poster

kepada khalayak, kita harus meyakini bahwa itu adalah suatu

kebenaran yang mutlak dan tidak terbantahkan. Itu sebabnya

diperlukan adanya persuasi-persuasi yang bersifat meyakinkan

bahwa hal itu benar adanya.

c. Mengedepankan daya tarik: memperlihatkan gambar/kartun/foto

yang unik dan disertai oleh paduan warna yang menarik sehingga

membuat orang yang melihatnya merasa terpanggil dan tersentuh

dengan isi pesan dari poster tersebut.

Dan kini poster sudah dikemas sedemikian rupa, tidak hanya konsep-

konsep dan kreatif pembuatannya, tetapi juga aspek exposurenya diteliti dan

semakin dikembangkan.27

Secara teknis, ukuran (format) poster yang lazimnya dipakai minimal

ukuran A-3. Atau bisa juga lebih besar, A-2, A-1 dan A-0 tergantung di mana

poster itu akan dipasang.28

3. Poster Anti Merokok

Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat

komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya

dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari

27 Masri Saremba Putra, Media Cetak, hal. 61-63. 28 Masri Saremba Putra, Media Cetak, hal. 74.

Page 38: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-

warna kontras dan kuat.

Poster bisa menjadi sarana iklan, pendidikan, propaganda, dan dekorasi.

Selain itu bisa pula berupa salinan karya seni terkenal. Dan poster anti merokok

merupakan poster sebagai saran pendidikan, karena didalmnya mengandung arti

memberikan informasi berupa pengetahuan akan bahaya dari merokok. Poster

jenis ini juga termasuk kedalam iklan layanan masyarakat.

D. Bahaya Merokok

Perilaku hidup bersih dan sehat menjadi kebutuhan dasar derajat kesehatan

masyarakat, salah satu aspeknya adalah tidak ada anggota keluarga yang merokok.

Setiap kali menghirup asap rokok, baik sengaja atau tidak, berarti telah

mengisap lebih dari 4.000 macam racun. Karena itulah, merokok sama dengan

memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru.

Merokok mengganggu kesehatan, dan kenyataan ini tidak dapat kita pungkiri.

Banyak penyakit telah terbukti dari akibat buruk merokok, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok,

tetapi juga bagi orang di sekitarnya.

Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah,

khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat

bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi

kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade

2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% di antaranya

terjadi di negara-negara berkembang.

Page 39: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah

menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun.

Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan

oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokokpun sudah

diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan

merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit

jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut,

kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta

gangguan kehamilan dan cacat pada janin.

Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari asap rokok yang

terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau

biasa disebut juga dengan perokok pasif.

1. Zat kimia

Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni

tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain

dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat

digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau

tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah).

Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam

hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol,

nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan

kanker (karsinogen).

2. Nikotin

Page 40: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Zat ini yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf

tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah

tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar

nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat

seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran

memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar

nikotin 17 mg per batang.

3. Timah hitam (pb)

Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug.

Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan

menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke

dalam tubuh adalah 20 ug per hari.

4. Gas karbonmonoksida (co)

Karbonmonoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan

dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini

berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh,

tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut

tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas

CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara

dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen.

5. Tar

Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat

asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam

Page 41: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan

membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan,

dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok,

sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.

6. Dampak paru-paru

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas

dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar

(hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran

napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel

dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel

radang dan kerusakan alveoli.

Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul

perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini

menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM).

Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk

emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.

Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5

dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok,

terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara

tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-

paru.

Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal

sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker.

Page 42: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru

pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.

7. Dampak terhadap jantung

Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan

penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian pertahun di negara industri

maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan

sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta

adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan

kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16

persen (peringkat pertama).

Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah

jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok

juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.

Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main

stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan

asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping

merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup

oleh orang lain atau perokok pasif.

Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di

antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan

racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon

monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping dari pada

Page 43: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat

bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.

Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua

bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai

oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.

Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya

kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin

juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung,

tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama

jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh

lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi

trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.

Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan

langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO

menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen,

dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah).

Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan

viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.

Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak

endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya

penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak.

Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan

trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.

Page 44: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

8. Penyakit jantung koroner

Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak.

Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok

dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya

usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko

merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar

lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK.

Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner

berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan.

Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding

pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.

PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah

atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan

berakhir dengan amputasi.

9. Penyakit (stroke)

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke

banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi

pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.

Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris,

didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada

pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan,

sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan

kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS

Page 45: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan

AIDS.

Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada

ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada pengidap

virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain. Dari sudut ekonomi kesehatan,

dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang

dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.

Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok mempengaruhi penyediaan

tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif, dengan kematian

mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi

perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan

pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan

keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat, bagi keluarga,

perusahaan, maupun pemerintah.

Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas

dan tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat. Usaha penerangan dan

penyuluhan, khususnya di kalangan generasi muda, dapat pula dikaitkan dengan

usaha penanggulangan bahaya narkotika, usaha kesehatan sekolah, dan

penyuluhan kesehatan masyarakat pada umumnya.

Tokoh-tokoh panutan masyarakat, termasuk para pejabat, pemimpin

agama, guru, petugas kesehatan, artis, dan olahragawan, sudah sepatutnya menjadi

teladan dengan tidak merokok. Perlu pula pembatasan kesempatan merokok di

tempat-tempat umum, sekolah, kendaraan umum, dan tempat kerja, pengaturan

Page 46: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

dan penertiban iklan promosi rokok, memasang peringatan kesehatan pada

bungkus rokok dan iklan rokok.

Iklim tidak merokok harus diciptakan. Ini harus dilaksanakan serempak

oleh kita semua, yang menginginkan tercapainya negara dan bangsa Indonesia

yang sehat dan makmur.

Akibat kronik yang paling gawat dari penggunaan nikotin adalah

ketergantungan. Sekali seseorang menjadi perokok, akan sulit mengakhiri

kebiasaan itu baik secara fisik maupun psikologis. Merokok menjadi sebuah

kebiasaan yang kompulsif, dimulai dengan upacara menyalakan rokok dan

menghembuskan asap yang dilakukan berulang-ulang.

Karena sifat adiktifnya (membuat seseorang menjadi ketagihan) rokok

dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV)

dikelompokkan menjadi Nicotine Related Disorders. Sedangkan WHO

menggolongkannya sebagai bentuk ketagihan. Proses farmakologis dan perilaku

yang menentukan ketagihan tembakau sama dengan proses yang menimbulkan

ketagihan pada obat, seperti heroin dan kokain.

Nikotin mempunyai sifat mempengaruhi dopamin otak dengan proses

yang sama seperti obat-obatan tersebut. Dalam urutan sifat ketagihan zat

psikoaktif, nikotin lebih menimbulkan ketagihan dibanding heroin, kokain,

alkohol, kafein dan marijuana. Menurut Flemming, Glyn dan Ershler merokok

merupakan tingkatan awal untuk menjadi penyalahguna obat-obatan (drug abuse).

Mencoba merokok secara signifikan membuka peluang penggunaan obat-obatan

terlarang di masa yang akan datang.

Page 47: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Berdasarkan data epidemiologi diketahui kurang lebih 20% dari perokok

memiliki risiko delapan kali menjadi penyalahguna NAPZA, dan berisiko sebelas

kali untuk menjadi peminum berat dibandingkan dengan mereka yang tidak

merokok. Perhatian khusus mengenai masalah ini dikaitkan dengan meningkatnya

jumlah perokok remaja.

Menangani masalah kebiasaan merokok pada remaja diharapkan dapat

mencegah masalah yang akan timbul dikemudian hari berkaitan kebiasaan

tersebut, salah satunya adalah pencegahan penyalahgunaan narkoba. Menurut

Teddy Hidayat, Spesialis Kedokteran Jiwa, Remaja yang berisiko tinggi adalah

remaja-remaja yang memiliki sifat pemuasaan segera, kurang mampu menunda

keinginan, merasa kosong dan mudah bosan, mudah cemas, gelisah, dan depresif.

Pemahaman tentang kebiasaan merokok dan kecenderungan sifat

kepribadian seseorang akan sangat membantu upaya menghentikan kebiasaan

yang merugikan tersebut. Untuk pencegahan kebiasaan merokok pada anak-anak

dan remaja. Orang tua serta guru memegang peranan besar untuk mengawasi,

memberikan informasi yang benar dan yang terpenting tidak menjadi contoh

perilaku individu yang ketagihan kebiasaan merokok.

10. Ganggu kesehatan jiwa

Merokok berkaitan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas hidup.

Dalam sebuah penelitian di Jerman sejak tahun 1997-1999 yang melibatkan 4.181

responden, disimpulkan bahwa responden yang memilki ketergantungan nikotin

memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, dan hampir 50% dari responden

perokok memiliki setidaknya satu jenis gangguan kejiwaan. Selain itu diketahui

Page 48: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

pula bahwa pasien gangguan jiwa cenderung lebih sering menjadi perokok, yaitu

pada 50% penderita gangguan jiwa, 70% pasien maniakal yang berobat rawat

jalan dan 90% dari pasien-pasien skizrofen yang berobat jalan.

Berdasaran penelitian dari CASA (Columbian University`s National

Center On Addiction and Substance Abuse), remaja perokok memiliki risiko dua

kali lipat mengalami gejala-gejala depresi dibandingkan remaja yang tidak

merokok. Para perokok aktif pun tampaknya lebih sering mengalami serangan

panik dari pada mereka yang tidak merokok Banyak penelitian yang membuktikan

bahwa merokok dan depresi merupakan suatu hubungan yang saling berkaitan.

Depresi menyebabkan seseorang merokok dan para perokok biasanya memiliki

gejala-gejala depresi dan kecemasan (ansietas).

Sebagian besar penderita depresi mengaku pernah merokok di dalam

hidupnya. Riwayat adanya depresi pun berkaitan dengan ada tidaknya gejala putus

obat (withdrawal) terhadap nikotin saat seseorang memutuskan berhenti merokok.

Sebanyak 75% penderita depresi yang mencoba berhenti merokok mengalami

gejala putus obat tersebut. Hal ini tentunya berkaitan dengan meningkatnya angka

kegagalan usaha berhenti merokok dan relaps pada penderita depresi.

Selain itu, gejala putus zat nikotin mirip dengan gejala depresi. Namun,

dilaporkan bahwa gejala putus obat yang dialami oleh pasien depresi lebih bersifat

gejala fisik misalnya berkurangnya konsentrasi, gangguan tidur, rasa lelah dan

peningkatan berat badan).

Nikotin sebagai obat gangguan kejiwaan Merokok sebagai salah satu

bentuk terapi untuk gangguan kejiwaan masih menjadi perdebatan yang

Page 49: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

kontroversial. Gangguan kejiwaan dapat menyebabkan seseorang untuk merokok

dan merokok dapat menyebabkan gangguan kejiwaan, walau jumlahnya sangat

sedikit, sekitar 70% perokok tidak memiliki gejala gangguan jiwa.

Secara umum merokok dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi,

menekan rasa lapar, menekan kecemasan, dan depresi. Dalam beberapa penelitian

nikotin terbukti efektif untuk pengobatan depresi. Pada dasarnya nikotin

memberikan peluang yang menjanjikan untuk digunakan sebagai obat psikoaktif.

Namun nikotin memiliki terapheutic index yang sangat sempit, sehingga rentang

antara dosis yang tepat untuk terapi dan dosis yang bersifat toksis sangatlah

sempit.

Sehingga dipikirkan suatu bentuk pemberian nikotin tidak dalam bentuk

murni tetapi dalam bentuk analognya. Namun, kerangka pemikiran pemberian

nikotin sebagai obat tidaklah dalam bentuk kebiasaan merokok. Seperti halnya

morfin yang digunakan sebagai obat analgesik kuat (penahan rasa sakit),

pemberiannya harus dalam pengawasan dokter. Gawatnya, saat ini nikotin bisa

didapatkan dengan bebas dan mudah dalam sebatang rokok, hal ini perlu

diwaspadai karena kebiasaan merokok tidak lantas menjadi sebuah pembenaran

untuk pengobatan gejala gangguan kejiwaan.

11. Sistim reproduksi

Studi tentang rokok dan reproduksi yang dilakukan sepanjang 2 dekade itu

berkesimpulan bahwa merokok dapat menyebabkan rusaknya sistim reproduksi

seseorang mulai dari masa pubertas sampai usia dewasa

Page 50: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Pada penelitian yang dilakukan Dr. Sinead Jones, direktur The British

Medical Assosiation’s Tobacco Control Resource Centre, ditemukan bahwa

wanita yang merokok memiliki kemungkinan relatif lebih kecil untuk

mendapatkan keturunan. Pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil (tidak

subur) serta mengalami resiko kerusakan DNA pada sel spermanya. Sedangkan

hasil penelitian pada wanita hamil terjadi peningkatan insiden keguguran.

Penelitian tersebut mengatakan dari 3000 sampai 5000 kejadian keguguran per

tahun di Inggris, berhubungan erat dengan merokok.

120.000 pria di Inggris yang berusia antara 30 sampai50 tahun mengalami

impotensi akibat merokok. Lebih buruk lagi, rokok berimplikasi terhadap 1200

kasus kanker rahim per tahunnya.

Perempuan yang merokok sangat mungkin untuk mulai memasuki masa

menopause sebelum usia 45 tahun dan juga membuat mereka menghadapi resiko

osteoporosis dan serangan jantung, demikian laporan beberapa peneliti Norwegia.

“Di antara sebanyak 2.123 perempuan yang berusia 59 sampai 60 tahun, mereka

yang saat ini merokok, 59% lebih mungkin mengalami menopause dini

dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok,” kata Dr. Thea F.

Mikkelsen dari University of Oslo dan rekannya.

Bagi perokok paling berat, resiko menopause dini hampir dua kali lipat.

Namun, perempuan yang dulunya merokok, tapi berhenti setidaknya 10 tahun

sebelum menopause, pada dasarnya kurang mungkin untuk berhenti menstruasi

dibandingkan dengan perokok sebelum usia 45 tahun.

Page 51: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Ada bukti bahwa merokok belakangan dalam kehidupan membuat seorang

perempuan lebih mungkin untuk mengalami menopause dini, sedangkan perokok

yang berhenti sebelum berusia setengah baya mungkin tak terpengaruh, kata

Mikkelsen dan timnya di dalam jurnal Online, BMC Public Health.

Mereka meneliti hubungan lebih lanjut dan menetapkan apakah menjadi

perokok pasif juga mungkin mempengaruhi waktu menopause. Para peneliti

tersebut mendapati bahwa hampir 10% perempuan memasuki menopause sebelum

usia 45 tahun.

12. Kebijakan pemerintah

Menurut Menkessos, pertumbuhan yang sangat cepat ini membuat

Indonesia diperkirakan akan mencapai rekor, terutama dengan berbagai masalah

kesehatan yang cukup berat, di antaranya berkaitan dengan rokok. Sementara itu

diakui Menkessos, larangan membatasi aktivitas merokok di tempat umum masih

belum bisa dilakukan lebih tegas.

Meski PP nomor 81/1999 yang diperbarui dengan PP 38/2000 tentang

Pengamanan Rokok bagi Kesehatan sudah diberlakukan, tetapi belum memiliki

kekuatan.

Tingginya target penerimaan negara dari cukai rokok yang mencapai Rp

17 triliun pada anggaran 2001 dinilai telah menyebabkan pemerintah tidak

konsisten menegakkan PP No.38/2000 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan.

Komisi VII DPR mendesak untuk mengatur masalah rokok itu dibuat

dalam bentuk UU, sehingga masyarakat akan mempunyai posisi tawar yang cukup

Page 52: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

kuat. Disamping itu, DPR akan dapat melakukan pengawasan yang ketat terhadap

pemerintah maupun industri rokok.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) akan menindak tegas

perusahaan rokok yang menayangkan iklan rokok di media elektronik di bawah

pukul 21:30 waktu setempat. “Bila teguran ini tidak diindahkan, BPOM akan

melakukan upaya hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku,” tegasnya. Iklan rokok yang melanggar ketentuan PP No.81 tahun 1999

tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan dan PP No.38 tahun 2000 tentang

Perubahan Atas PP no 81 tahun 1999 akan dikenakan pidana penjara paling lama

lima tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp100 juta. Penerimaan cukai

rokok pada tahun 2000 mencapai Rp 10,27 triliun, sedangkan belanja kesehatan

akibat merokok sesuai data dari Ditjen POM Depkes pada tahun yang sama

mencapai Rp 11 triliun.

13. Impotensi

Merokok akan mengurangi aliran darah yang diperlukan untuk mencapai

suatu keadaan ereksi. Karena hal tersebutlah rokok dapat mempengaruhi days

ereksi penis.

14. Wajah keriput

Merokok dapat mengurangi aliran oksigen dan zat.29

29 Diakses pada tanggal 1 September 2010, dari http://ahyarwahyudi.wordpress.com

Page 53: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

BAB III

PROFIL DEPARTEMEN KESEHATAN R.I

Departemen Kesehatan RI (depkes) yang dahulu dinamakan Kementrian

Kesehatan merupakan sebuah badan besar yang bergerak khusus menangani

kesehatan, depkes mempunyai tanggung jawab penuh menangani kesehatan di

negeri ini. Diantaranya ialah dengan mengantisipasi akan terjadinya penyakit

berbahaya, memberitaukan kepada khalayak bagaimana cara mencegah dan

menjaga kesehatan, serta memberitaukan cara penyembuhan akan suatu penyakit.

Depkes mempunyai banyak unit, diantaranya terdapat Badan Penelitian

Dan Pengembangan Kesehatan (BALITBANGKES), Badan Pengembangan Dan

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BADAN PPSDM), Pusat

Page 54: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Promosi Kesehatan (PROMKES) dan lain sebagainya. Oleh karena itu depkes

harus menjalani kegiatan agar target tercapai sesuai dengan visi dan misi.

A. Visi dan Misi

Sebagai sebuah badan yang bergerak khusus menangani kesehatan,

Departemen Kesehatan R.I (DepKes) mempunyai visi yakni masyarakat sehat

yang mandiri dan berkeadilan. Adapun misi nya ialah:

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan

masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.

2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya

kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan.

3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.

4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.30

B. Strategi

Adapun strategi Depkes yakni meliputi:

1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat

madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama nasional

dan global.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu

dan berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya

promotif dan preventif.

30 Diakses pada tanggal 27 Juli 2010, dari http://www.depkes.co.id

Page 55: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk

mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.

4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan

yang merata dan bermutu.

5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan

alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan

mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.

6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan

berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi

kesehatan yang bertanggungjawab.31

C. Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi

Struktur organisasi yang terbentuk dalam Departemen Kesehatan R.I ialah

sebagai berikut:

31 Diakses pada tanggal 27 Juli 2010, dari http://www.depkes.co.id

Page 56: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Dan para pejabat yang menduduki Departemen Kesehatan ialah:

1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia: dr. Endang Rahayu Sedyaningsih,

MPH, Dr. PH

2. Sekretaris Jenderal: dr. Ratna Rosita Hendardji, MPHM

Page 57: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

3. Inspektur Jenderal: Drg. H. Naydial Roesdal, M.Sc, PH, FICD

4. Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat (BINKESMAS): Dr.

Budihardja, DTM&H,MPH

5. Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik (BINA YANMEDIK): dr.Farid

Wadjdi Husain, Sp.B(K)

6. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

(P2PL): Dr.Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K)

7. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan (YANFAR

ALKES): Dra. Sri Indrawaty, Apt. M.Kes

8. Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan

(BALITBANGKES): Prof .Dr.dr. Agus Purwadianto, Sp.F(K)

9. Kepala Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Kesehatan (BADAN PPSDM): dr. Bambang Giatno Rahardjo, MPH

10. Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Perlindungan Faktor Risiko

Kesehatan: dr. R. Triono Soendoro, Ph.D

11. Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Pembiayaan Dan Pemberdayaan

Masyarakat: dr. H. A. Chalik Masulili, MSc

12. Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Dan Desentralisasi: dr. Krishnajaya, MS

13. Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Mediko Legal: Dr. Faiq Bahfen, SH

Page 58: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Kementerian Kesehatan RI mempunyai tugas membantu Presiden dalam

menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Dalam

melaksanakan tugas, Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan fungsi, antara

lain:

a. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan

teknis di bidang kesehatan.

b. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya

c. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung

jawabnya

d. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya

e. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang

tugas dan fungsinya kepada Presiden

Dalam menyelenggarakan fungsi, Kementerian Kesehatan RI mempunyai

kewenangan :

1) Penetapan kebijakan nasional di bidang kesehatan untuk mendukung

pembangunan secara makro

2) Penetapan pedoman untuk menetukan standar pelayanan minimal yang

wajib dilaksanakan oleh kabupaten/Kota di bidang Kesehatan

3) Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang kesehatan

4) Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi

tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidang kesehatan

Page 59: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

5) Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang

meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi

di bidang kesehatan

6) Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang

disahkan atas nama Negara di bidang kesehatan

7) Penetapan standar pemberian izin oleh daerah di bidang kesehatan

8) Penanggulangan wabah dan bencana yang berskala nasional di bidang

kesehatan

9) Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidang kesehatan

10) Penetapan persyaratan kualifikasi usaha jasa di bidang kesehatan

11) Penyelesaian perselisihan antar Propinsi di bidang kesehatan

12) Penetapan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka

kematian ibu, bayi, dan anak

13) Penetapan kebijakan sistem jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat

14) Penetapan pedoman standar pendidikan dan pendayagunaan tenaga

kesehatan

15) Penetapan pedoman pembiayaan pelayanan kesehatan

16) Penetapan pedoman penapisan, pengembangan dan penerapan teknologi

kesehatan dan standar etika penelitian kesehatan;

Page 60: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

17) Penetapan standar nilai gizi dan pedoman sertifikasi teknologi kesehatan

dan gizi

18) Penetapan standar akreditasi sarana dan prasarana kesehatan

19) Surveilans epidemiologi serta pengaturan pemberantasan dan

penenggulangan wabah, penyakit menular dan kejadian luar biasa

20) Penyediaan obat esensial tertentu dan obat untuk pelayanan kesehatan

dasar sangat essential (buffer stock nasional)

21) Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku yaitu :

a) penempatan dan pemindahan tenaga kesehatan tertentu

b) pemberian izin dan pembinaan produksi dan distribusi alat kesehatan.32

D. Profil Pusat Promosi Kesehatan (Promkes)

Departeman Kesehatan mempunyai banyak unit, diantara ialah Pusat

Promosi Kesehatan (Promkes). Promkes mempunyai kaitan dengan penelitian ini,

dimana poster-poster yang diproduksi oleh Depkes semua berpusat di Promkes.

1. Sejarah Pusat Promosi Kesehatan

Istilah Health Promotion (Promosi Kesehatan) sebenarnya sudah mulai

dicetuskan setidaknya pada tahun 1986, pada waktu diselenggarakan Konferensi

International Pertama tentang Health Promotion di Ottawa, Canada, pada tahun

1986. Pada waktu itu dicanangkan the Ottawa Charter, yang memuat definisi dan

32 Diakses pada tanggal 27 Juli 2010, dari http://www.depkes.co.id

Page 61: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

prinsip-prinsip dasar Health Promotion. Namun istilah tersebut pada waktu itu di

Indonesia belum bergema. Pada waktu itu, istilah yang ada tetap Penyuluhan

Kesehatan, disamping juga populer istilah-istilah lain seperti: KIE (Komunikasi,

Informasi dan Edukasi), Pemasaran Sosial (Social Marketing), Mobilisasi Sosial,

dan lain sebagainya.

Suatu ketika pada sekitar akhir tahun 1994, Dr. Ilona Kickbush, yang baru

saja menjabat sebagai Direktur Health Promotion WHO Headquarter Geneva,

datang ke Indonesia. Sebagai direktur baru ia mengunjungi beberapa negara,

termasuk Indonesia. Kebetulan pada waktu itu Kepala Pusat Penyuluhan

Kesehatan Depkes juga baru saja diangkat, yaitu Drs. Dachroni MPH, yang

menggantikan Dr. IB Mantra yang purna bakti (pensiun). Dengan kedatangan Dr.

Kickbush, diadakanlah pertemuan dengan pimpinan Depkes dan pertemuan

lainnya baik internal penyuluhan kesehatan maupun external dengan lintas

program dan lintas sektor, termasuk FKM UI. Bahkan sempat pula mengadakan

kunjungan lapangan ke Bandung, yang diterima dengan baik oleh Ibu Neni

Surachni (kepala Sub Dinas PKM Jabar waktu itu) dan teman-teman lain di

Bandung. Dari serangkaian pertemuan itu serta perbincangan selama kunjungan

lapangan ke Bandung, kita banyak belajar tentang Health Promotion (Promosi

Kesehatan). Barangkali karena terkesan dengan kunjungannya ke Indonesia, ia

kemudian menyampaikan usulan agar Indonesia dapat menjadi tuan rumah

Konferensi International Health Promotion yang keempat, yang sebenarnya

memang sudah waktunya diselenggarakan.

Page 62: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Usulan itu diterima oleh pimpinan Depkes (Menteri Kesehatan waktu itu

Prof. Dr. Suyudi). Kunjungan Dr. Kickbush itu ditindak lanjuti dengan kunjungan

pejabat Health Promotion WHO Geneva lainnya, yaitu Dr. Desmond O Byrne,

sampai beberapa kali, untuk mematangkan persiapan konferensi Jakarta. Sejak itu

khususnya Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes berupaya mengembangkan

konsep promosi kesehatan tersebut serta aplikasinya di Indonesia. Sebagai tuan

rumah konferensi internasional tentang promosi kesehatan, seharusnyalah kita

sendiri mempunyai kesamaan pemahaman tentang konsep dan prinsip-prinsipnya

serta dapat mengembangkannya paling tidak di beberapa daerah sebagai

percontohan.

Dengan demikian penggunaan istilah promosi kesehatan di Indonesia

tersebut dipacu oleh perkembangan dunia internasional. Nama unit Health

Education di WHO baik di Headquarter, Geneva maupun di SEARO, India juga

sudah berubah menjadi Unit Health Promotion. Nama organisasi profesi

internasional juga sudah berubah menjadi International Union for Health

Promotion and Education (IUHPE). Istilah promosi kesehatan tersebut juga

ternyata sesuai dengan perkembangan pembangunan kesehatan di Indonesia

sendiri, yang mengacu pada paradigma sehat.

2. Visi dan Misi Promkes:

Adapun visi dan misi dari promkes adalah sebagai berikut:

a. Visi Nasional Promosi kesehatan ialah perilaku hidup bersih dan

Sehat 2010 atau PHBS 2010, maksudnya adalah keadaan dimana

individu - individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat

Page 63: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Indonesia telah melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) dalam rangka :

1) Mencegah timbulnya penyakit dalam masalah-masalah

kesehatan lain

2) Menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain,

dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

3) Memanfaatkan pelayanan kesehatan, serta

4) Mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan

bersumber masyarakat

b. Untuk mewujudakan Visi tersebut, maka Misi Nasional Promosi

kesehatan adalah :

1) Memberdayakan individu, keluarga, dan kelompok-kelompok

dalam masyarakat, baik melalui pendekatan individu dan

keluarga, maupun melalui pengorganisasian dan penggerakkan

masyarakat.

2) Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi

terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.

3) Mengadvokasi para pengambil keputusan dan penentu

kebijakan serta pihak - pihak lain yang berkepentingan

(stakeholders) dalam rangka:

Page 64: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

a) Mendorong diberlakukannya kebijakan dan peraturan

perundang-undangan yang berwawasan kesehatan.

b) Mengintegrasikan promosi kesehatan, khususnya

pemberdayaan masyarakat, dalam program-program

kesehatan.

c) Meningkatkan kemitraan sinergis antara pemerintah pusat

dan pemerintah daerah, serta antara pemerintah dengan

masayarakat (termasuk LSM) dan dunia usaha.

d) Meningkatkan investasi dalam bidang promosi kesehatan

pada khususnya dan bidang kesehatan pada umumnya.

Visi dan misi Promosi Kesehatan ditetapkan melalui Kepmenkes No.

1193/MENKES/SK/X/2004 tanggal 18 Oktober 2004 tentang Kebijakan Nasional

Promosi kesehatan.

3. Fungsi dan Tugas Pokok:

Berdasarkan Surat Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:

1575/MENKES/PER/XI/2005 tanggal 16 November 2005 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Departemen Kesehatan, dinyatakan bahwa Pusat Promosi Kesehatan

bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal. Adapun susunan organisasi Pusat

Promosi Kesehatan adalah sebagai berikut:

a. Bagian Tata Usaha

b. Bidang Kemitraan dan Peranserta

Page 65: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

c. Bidang Teknologi dan Sarana Promosi Kesehatan

d. Kelompok Jabatan Fungsional

Dan tugas-tugas pokok yang harus dijalani adalah melaksanakan

perumusan kebijakan teknis, bimbingan dan pelaksanaan promosi kesehatan.

Selain itu, Promkes sendiri berfungsi sebagai:

1) Perumusan kebijakan teknis promosi kesehatan

2) Penyusunan program promosi kesehatan

3) Pelaksanaan promosi kesehatan

4) Pembinaan kemitraan dan peranserta dalam promosi kesehatan

5) Penyusunan metode, teknologi dan sarana promosi kesehatan

6) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan promosi kesehatan

7) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat33

Dengan adanya Pusat Promosi Kesehatan ini diharapkan dapat

memberikan informasi yang jelas dan benar mengenai berbagai penyakit yang

tengah beredar dan meresahkan di lingkungan masyarakat. Terlebih mengenai

kejelasan akan bahaya merokok. Informasi yang diberikan beik melalui media

elektronik maupun melalui media cetak.

33 Diakses pada tanggal 27 Juli 2010 dari http://www.promosikesehatan.com

Page 66: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

BAB IV

DATA DAN ANALISA DATA

Pusat Promosi Kesehatan (promkes) RI mempunyai berbagai macam cara

untuk mengantisipasi masalah bahaya merokok, diantaranya ialah dengan

menggunakan media cetak poster. Poster yang telah dibuat oleh promkes

biasanya dipajang ditempat-tempat strategis dan ramai, agar komunikasi yang

disampaikan dapat dengan mudah diterima oleh khalayak. Karena komunikasi

yang berhasil dapat dilihat dari adanya satu pemahaman antara pembuat poster

dan pembaca poster. Poster juga diberikan secara cuma-cuma kepada khalayak,

hal ini sesuai dengan tujuan dari pembuatan poster yakni agar mesyarakat luas

dapat lebih memahami bahaya dari merokok.

Page 67: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Dan dalam penelitian ini akan dibahas tiga buah poster dengan

menggunakan teori kode Roland Barthes, mengkaji poster dari kode hermeneutik,

berhubungan dengan teka-teki pada suatu wacana. Kode semantik, kode yang

mengandung konotasi pada level pananda. Kode simbolik, yang berkaitan dengan

psikoanalisis, kemenduaan, pertentangan dua unsur. Kode narasi, yang

mengandung cerita, urutan, narasi atau antisari. Dan kode kebudayaan, yang

bersifat kolektif, anonim, bawah sadar, mitos, kebijaksanaan, pengetahuan,

sejarah, moral, psikologi, sastra, seni,legenda.

A. Poster Anti Merokok 1

1. Data Poster

Page 68: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Teks:

Harga Sebatang Rokok Sebenarnya Dapat digunakan Untuk Membeli Makanan

Bergizi. (Teks Bagian Atas)

Sehat Tanpa Rokok. (Teks Bagian Bawah)

Visual:

Page 69: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Gambar sebatang rokok yang sudah terpakai = gambar sebutir telur = gambar dua

buah tahu dan dua buah tempe di atas piring hijau. Dan pada gambar dasar poster

ini terdapat gambar banyak rokok namun hanya satu rokok yang ikat dengan tali.

2. Analisis Data

Poster ini dikeluarkan oleh Pusat Promosi Kesehatan Departemen

Kesehatan R.I pada tahun 2008, dengan ukuran A3.

Berdasarkan tanda verbal dan visual dalam poster ini, maka kode

hermeneutik yang terkandung dalam poster dapat terlihat dari penggunaan gambar

poster, yakni mengapa menggunakan gambar sebatang rokok, sebutir telur dan

dua buah tahu dan dua buah tempe?. Dan hal ini dikarenakan tahu, temped an

telur merupakan makanan yang sehat dan bergizi, yang tentunya baik bagi tubuh

jika dibandingkan dengan sebatang rokok.

Kode semantik terlihat dari latar belakang poster yang berwarna putih,

yang bermakna sebuah kebersihan. Kebersihan di sini maksudnya ialah raga yang

bersih dari penyakit yang diakibatkan oleh penggunaan merokok yang berlebihan.

Kode simbolik dapat dilihat dari adanya pertentangan dua unsur, antara

makna poster dengan gambar latar belakang poster. Terlihat jelas latar belakang

poster ini bergambar sebatang rokok yang digantung dengan tali, yang tentu saja

berbeda dengan makna dari poster ini yakni mengajak khalayak untuk memilih

antara memakan makanan bergizi dengan merokok.

Dan kode narasi atau kode proairetik terletak pada warna biru teks bagian

atas yang mengartikan sebuah kedamaian, maksudnya ialah memberikan pilihan

Page 70: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

kepada masyarakat bahwa sebenarnya kita dapat lebih memanfaatkan keuangan

untuk membeli makanan yang bergizi seperti telur atau tempe dan tahu dari pada

membeli rokok. Karena harga rokok sama dengan harga telur dan tempe tahu.

Sedangkan warna hijau pada teks bagian bawah memberikan arti kesejukan,

dimana kita akan hidup dengan sehat bila kita menghindari penggunaan rokok,

apalagi yang terlalu berlebihan karena akan merusak kondisi kesehatan kita. Dan

sungguh kita dapat hidup sehat tanpa merokok.

Dan kode kebudayaan disini merupakan sesuatu yang bersifat

kebijaksanaan. Hal ini dapat terlihat dari makna pada gambar rokok = telur =

tahu-tempe dan diperjelas dengan teks dalam poster. Maksud dari gambar tersebut

ialah pemerintah memberikan pilihan kepada khalayak bahwa harga sebagatang

rokok sama dengan harga telur dan juga sama dengan harga tahu tempe. Dari

poster ini diharapkan para pembaca poster dapat dengan bijak menjalani hidup

bahwa harga sebatang rokok itu lebih berharga jika digunakan untuk hal yang

lebih baik dan penting.

Bila dilihat, makna yang terdapat didalam kata-kata poster dinyatakan

bahwa rokok sama sekali tidak mengandung nilai baik untuk kesehatan badan.

Karena jika dibandingkan dengan tahu, tempe dan tekur maka jauh lebih baik dan

bergizi tehu, tempe dan telur dibandingkan dengan rokok, padahal harga kedua

nya bernilai sama. Oleh karena itu tertulis jelas didalam poster bahwa harga

sebatang rokok sebenarnya dapat digunakan untuk makanan bergizi.

Dan makna poster jika dilihat dari keseluruhan baik dari warna, gambar

dan teks poster ialah menjaga kesehatan sebelum datang penyakit sangatlah

Page 71: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

penting, karena jika sudah datang penyakit lalu baru disembuhkan tentunya

membutuhkan biaya dan pekerjaan yang lebih banyak. Seperti istilah yang

menyebutkan “sedia payung sebelum hujan”. Padahal jika menjaga kesehatan

lebih dahulu sebelum penyakit datang akan jauh lebih mudah dan murah. Seperti

halnya yang dijelaskan didalam poster ini, harga sebatang rokok memang murah

namun khasiatnya berbeda dengan telur tempe dan tahu yang juga bernilai sama

dengan sebatang rokok.

Kehidupan yang bebas dari penyakit berbahaya dan mematikan di masa

depan akibat merokok akan menanti, jika kita terus menjalani hidup sehat dari

merokok dan terus memanfaatkan kehidupan ini dengan hal-hal yang baik.

B. Poster Anti Merokok 2

Page 72: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

1. Data Poster

Teks Poster:

Peringatan! (Teks Bagian Atas)

Merokok Dapat Menyebabkan Impotensi (Teks Bagian Bawah)

Visual:

Page 73: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Gambar rokok yang agak merunduk dengan kondisi sudah terhisap sebagian.

2. Analisis Poster

Poster ini dikeluarkan oleh Pusat Promosi Kesehatan RI pada tahun 2008

dengan ukkuran poster A3. Poster ini terlihat sangat simpel, karena hanya

menggunakan satu gambar yakni gambar rokok, namun hal tersebut tidak

mengurangi makna yang akan disampaikan. Justru sebaliknya, penggunaan satu

gambar ini sarat akan makna namun mudah untuk dimengerti oleh khalayak yang

melihat.

Gambar rokok dengan posisi merunduk mengandung kode hermeneutic

yang memberikan jawaban kepada para perokok mengenai salah satu penyakit

yang bisa dideritanya.

Dan bila dilihat dari latar belakang poster, maka mengandung kode

semantik, latar belakang berwarna hitam yang mengartikan sebuah kegelapan,

kesuraman akan masa depan bila mengkonsumsi rokok secara berlebihan, karena

dapat mengancam kesehatan seseorang. Warna merah yang terdapat didalam

poster baik di lihat dari teks bagian atas dan warna latar belakang pada teks bagian

bawah mengartikan sebuah peringatan yang disampaikan oleh Promkes RI kepada

khalayak tentang efek samping dari merokok. Teks yang terpadat di dalam poster

mempunyai makna yang jelas, yakni memberikan informasi untuk audience

bahwa salah satu bahaya dari penggunaan rokok ialah munculnya penyakit

impotensi pada pria. Dan gambar rokok dalam poster merupakan bentuk visual

dari teks yang terdapat dalam poster tersebut.

Page 74: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Kode simbolik juga terkandung pada gambar rokok dan warna dasar

hitam, kedua unsur ini mempunyai makna yang sama, kesuraman akan masa

depan.

Kode narasi adalah kode yang mengandung cerita. Poster ini menceritakan

satu diantara banyak bahaya yang akan diderita oleh perokok yakni timbulnya

penyakit impotensi.

Kode kebudayaan, terlihat dari aspek pengetahuan. Pengetahuan yang

disampaikan berupa informasi mengenai kesehatan yang terancam akibat dari

merokok, hal ini penting diketahui khalayak, agar khalayak dapat lebih

memperhatikan kesehatan.

Jika hanya dilihat dari kata-kata dalam poster di atas maka makna pada

poster yakni pemerintah melalui depkes memberikan informasi kepada khalayak

berupa peringatan bahwa salah satu penyakit yang dapat menimpa seorang

perokok ialah impotensi.

Sedangkan jika dilihat secara menyeluruh, maka makna yang terkandung

dalam poster yakni merokok dapat merugikan kesehatan. Berkaitan dengan poster

sebelumnya, yang memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar memelihara

kesehatan dengan tidak merokok, karena jika penyakit sudah datang seperti

penyakit impotensi ini yang disebabkan oleh merokok maka proses

penyembuhannya membutuhkan waktu yang lama dan tentunya juga biaya yang

akan dikeluarkan lebih banyak dibanding dengan biaya memelihara kesehatan

seperti yang dijelaskan dengan poster sebelumnya yakni dengan mengkonsumsi

makanan bergizi.

Page 75: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Dan tanda visual berupa ikon rokok pada poster di atas juga menggunakan

prinsip metafora. Arti dari prinsip metafora adalah meminjam tanda pada satu

bidang ke bidang lain secara langsung.34 Dalam hal ini terlihat bahwa peminjaman

tanda ikon rokok dengan bentuk agak membungkuk yang dapat memberikan arti

penyakit impotensi yang akan diderita oleh perokok.

C. Poster Anti Merokok 3

1. Data Poster

34 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual hal.68,

Page 76: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Teks:

Peringatan! (Teks Bagian Atas)

Merokok Dapat Membunuhmu (Teks Bagian Bawah)

Visual:

Gambar tengkorak yang sedang merokok dan terdapat asap rokok yang begitu

tebal.

Dan di depan gambar tengkorak juga terdapat gambar wajah seseorang yang

terlihat dari samping yang juga sedang menghisap rokok, namun gambar ini diberi

kesan samar.

2. Analisis Poster

Sama hal nya dengan poster sebelum, poster ini di keluarkan oleh Pusat

Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI pada tahun 2008 dan ukuran A3.

Poster ini terlihat lebih garang, hal ini terpancar dari paduan antara warna dasar

poster yang berwarna hitam serta gambar tengkorak kepala dan juga gambar

kepala manusia dalam bentuk samar didalam poster.

Kode hermeneutik terlihat pada gambar tengkorak merokok. dan ada asap

tebal didepan tengkorak. Hal ini diumpakan bagai seorang perokok berat yang

tidak memikirkan kesehatannya, dan tanpa ia sadari bahwa merokok sesunggunya

dapat membunuh seseorang. Karena didalam rokok terdapat berbagai macam jenis

penyakit yang dapat mengancam jiwa.

Page 77: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Kode semantik dapat dilihat dari tiga warna yang terdapat dalam poster:

hitam, merah dan putih. Warna hitam terdapat pada warna dasar poster yang

mempunyai makna sama dengan poster sebelumnya, yakni sebuah kesuraman.

Warna merah terdapat pada teks bagian atas yang juga bermakana pemberian

informasi yang tegas akan suatu bahaya. Dan warna putih terdapat pada teks

bagian bawah yang berarti sebuah kebenaran akan suatu informasi.

Kode simbolik yakni berkaitan dengan kemenduaan. Hal ini dapat terlihat

dari adanya dua gambar yakni gambar tengkorak kepala dan gambar kepala

manusia hidup yang keduanya sedang merokok. Kedua gambar tersebut

mengartikan bahwa manusia yang sudah terbiasa merokok dapat meninggal dunia

oleh kebiasaan nya itu.

Kode narasi, kode yang mengandung cerita terlihat dari gambar dalam

poster dan diperjelas dengan teks poster. Poster ini menceritakan betapa rokok

sangat mengancam kesehatan seseorang, karena rokok dapat menimbulkan

penyakit bahwa bias membunuh.

Dan tentu saja poster ini mengadung kode kebudayaan yang terdapat unsur

pengetahuan didalamnya. Dengan melihat poster ini maka kita akan lebih

mengerti menganai bahaya merokok, yang bukan hanya membuat kita sakit

namun juga dapat membuat kematian.

Makna yang terkandung dalam kata-kata poster diatas yakni menjelaskan

bahwa merokok sangat mengancam kebahagiaan jasmani seseorang. Terlihat jelas

didalam teks yang menyatakan bahwa rokok dapat membunuh, tentu saja hal ini

Page 78: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

terjadi secara tidak langsung, tetapi secara berlahan bagi perokok yang sangat kuat

dan tidak ingin berusaha menyembuhkan kegiatannya dari merokok.

Dan dari semua hal yang terkandung didalam poster, baik dari warna,

gambar dan termasuk kedalam teks poster. Dapat diambil kesimpulan bahwa

makna dari poster ini adalah kesuraman akan masa depan kesehatan seseorang

jjika terus menerus merokok. Kesuaman ini terlihat dari warna dasar hitam. Dan

juga adanya unsur berbahaya yang akan terjadi bagi perokok, yang dapat terlihat

dari warna merah bagian atas teks. Salah satu bahaya perokok selain bisa

mendatangkan berbagai macam penyakit seperti halnya yang terdapat pada poster

impotensi, juga bisa berujung pada kematian.

Hidup dan mati seseorang memang tidak dapat diperkirakan, namun

alangkah baik nya jika kita terus menggunakan dan memanfaatkan waktu yang

kita punya dengan sesuatu yang bermanfaat untuk masa depan. Seperti halnya

dengan terus menjaga kesehatan badan dan meninggalkan kebiasaan merokok.

Page 79: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian terhadap ke tiga poster anti merokok

Pusat Promosi Kesehatan RI (promkes) ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa

makna dari tiap poster saling mempunyai keterkaitan, yakni tentang penting nya

bagi manusia untuk menjaga kesehatan tubuh.

Semua poster mempunyai satu arti yakni untuk memberikan pengetahuan

kepada khalayak akan bahaya dan penyakit yang akan diterima bagi para perokok,

dianataranya akan mengalami impotensi, kanker kerongkongan, kanker mulut,

borok, dan semua penyakit tersebut jika tidak segera ditanggulangi dapat

menyebabkan kematian.

Oleh karena itu penting sekali untuk selalu menjaga kesehatan dalam

tubuh. Salah satu caranya ialah dengan meninggalkan kebiasaan merokok. Dan

telah dijelaskan pada poster makanan bergizi, bahwa lebih baik membeli makanan

bergizi seperti telur, tempe atau tahu dari pada membeli rokok yang harga nya

memang sama namun manfaat nya sangat berbeda bagi tubuh.

B. Saran

Dari ke tiga poster yang peneliti analisis, maka peneliti dapat

menyarankan:

Page 80: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

1. Sebagai badan besar yang bergerak dibidang kesehatan, maka

Departemen Kesehatan harus lebih banyak memproduksi dan

meluaskan penyebaran poster. Karena hal ini begitu penting untuk

ketahui masyarakat luas agar mereka dapat lebih memahami cara

menjaga kesehatan tubuh.

2. Departemen Kesehatan khususnya Pusat Promosi Kesehatan RI yang

bergerak dibidang periklanan seperti poster, diharapkan dapat lebih

kreatif dalam mengaplikasikan gerakan anti merokok.

3. Bagi mahasiswa, dengan adanya penelitian ini diharapkan agar

penelitian selanjutnya menggunakan pendekatan yang berbeda agar

dapat memperluas dan menambah keilmuan.

Page 81: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abbas, Bakri, MA, Komunikasi Internasional: Peranan Dan Permasalahnya,

Jakarta: IISIP, 2003.

Briggs, Asa dan Peter Burke, Sejarah Sosial Media: Dari Guttenberg Sampai

Internet, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004.

Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007.

Budiantoro, Setyo dan Widyastuti Soerojo, Makalah Berjudul:Epidemi

Tembakau, dipresentasikan di seminar kesehatan atas kerjasama Tobacco

Control Support Center (TCSC)- Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat

Indonesia (IAKMI).

Budiman, Kris, Semiotika Visual, Yogyakarta: Buku Baik, 2004.

Departeman Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke3.

Jefkins, Frank, Periklanan, PT Gelora Aksara Pratama, 1996, edisi ke 3.

Page 82: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Kriyantono, Rachmat, Public Relations Writing Media Public Relations

Membangun Citra Korporat, Jakarta: Kencana, 2008.

Kurniawan, Semiologi Roland Barthes, Magelang: Indonesiatara, 2001.

Kusmiati, Artini, Teori Dasar Desain Komunikasi Visual, Jakarta: Djambatan,

1999.

Omar, Toha Yahya, Ilmu Dakwah, Jakarta 1992.

Putra, Masri Saremba, Media Cetak Bagaimana Merancang Dan

Memproduksi,Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Ramadja Karya, 1986.

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta Press, 2007.

Sendjaya, Sasa Djuarsa, Pengantar Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka,

1999.

Sobur, Alex, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotika dan Analisis Framing, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2004.

--------------, Semiotika Komunikasi, Bandung: Rosdakarya, 2003.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2009.

Page 83: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Tinarbuko, Sumbo, Semiotika Komunikasi Visual Metode Analisis Tanda dan

Makna pada Karya Desain Komunikasi Visual, Yogyakarta: Jalasutra,

2008.

Zaimar, Okke K.S, Semiotik dan Penerapannya Dalam Karya Sastra, Jakarta:

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Zoes, Aart Van, Serba Serbi Semiotika, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.

Website:

http://www.ahyarwahyudi.wordpress.com, diakses pada tanggal 1 September

2010

http://www.depkes.co.id, diakses pada tanggal 27 Juli 2010

http://www.promosikesehatan.com, diakses pada tanggal 27 Juli 2010

Page 84: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Hasil Tanya jawab kepada pembuat poster:

A. Poster Makanan Bergizi

1. Kapan poster ini diproduksi dan ukuran berapa?

Poster ini diproduksi pada tahun 2008 denga ukuran A3

2. Apa makna dari penggunaan warna putih pada warna dasar

poster ini?

Warna putih mempunyai arti suci, dan jika dilihat warna putih dapat

memberikan arti kesejukan dan ketenangan. Berhubung isi poster ini

memberikan pilihan kepada khalayak, maka diperlukan hati yang

tenang dalam mengambil keputusan, dengan adanya warna dasar putih,

maka pembaca dapat mengambil keputusan atau memilih dengan hati

yang tenang, tidak dengan emosi.

Page 85: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

3. Mengapa menggunakan warna biru pada teks bagian atas yang

bertuliskan “Harga Sebatang Rokok Sebenarnya Dapat

Digunakan Untuk Membeli Makanan Bergizi”?

Warna biru pada teks ini sebenarnya masih berkaitan makna nya

dengan warna dasar putih poster ini. Sengaja dipilih warna biru untuk

menyelaraskan warna putih. Warna ini juga dapat memberikan

ketenangan, sama halnya dengan warna dasar.

4. Lalu mengapa memilih warna yang berbeda pada teks bagian

tengah dan teks bagian bawah? (pada teks bagian tengah bertulis

sebagai penjelas dari gambar yakni rokok = telur = tahu-tempe

dengan warna teks orang dan teks bagian bawah dengan tulisan

“Sehat Tanpa Rokok” dengan warna teks hijau)

Teks pada bagian tengah yang berwarna orange guna member

penjelasan kepasa pembaca, sedangkan warna hijau pada teks bagian

bawah member arti kesejukan. Kesemuanya ini sebenarnya masih

saling berkaitan, ini bisa dilihat pada warna dasar poster, warna teks

biru dan juga teks warna hijau, yang mana semuanya ditujukan pada

satu makna, yakni agar masyarakat khususnya pembaca poster dapat

segera berfikir jelas dan jernih agar dapat segera membedakan antara

yang bermanfaat dan yang tidak bermanfaat untuk tubuh.

5. Mengapa menggunakan ikon telur, temped an tahu sebagai

lambing makanan bergizi dalam poster ini?

Page 86: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Seperti yang sudah banyak orang tau bahwa makanan yang baik

dikonsumsi tiap hari yakni makanan yang bergizi, yang mengandung

unsur 4 sehat 5 sempurna. Makanan tahu, tempe dan telur masuk

kedalam daftar makanan 4 sehat tadi. Dan bila diperhatikan,

sebenarnya harga tahu, tempe dan telur sama dengan hara sebatang

rokok. Tahu, tempe dan telur banyak mengandung vitamin dan protein

sehingga bagus bagi tubuh, tapi rokok justru banyak mengandung

bahan-bahan yang dapat membahayakan tubuh. Harga sama, namun

khasiat nya jauh berbeda.

B. Poster Impotensi

1. Kapan poster ini diproduksi dan ukuran berapa?

Poster ini diproduksi pada tahun 2008 denga ukuran A3

2. Apa makna yang terdapat pada warna hitam sebagai warna dasar

pada poster ini?

Warna hitam iu berarti gelap, kegelapan diri seseorang, yang juga

dapat berarti kesuraman masa depan seorang perokok yang kuat, tidak

mau berhenti merokok. Kerumana akan penyakit yang akan

menimpanya kelak.selain itu, warna hitam juga dapat diartikan sebagai

Page 87: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

ketegasan, yang dalam hal ini ketegasan mengenai suatu penyakit

serius yang akan dialami oleh perokok.

3. Didalam poster juga terdapat warna merah sebagai warna dasar

pada teks bagian bawah. Apa makna yang terkandung dalm

warna merah tersebut?

Warna merah mempunyai arti suatu bahaya atau peringatan, guna

memberikan pengetahuan yang sangat perlu diperhatikan oleh

masyarakat. Begitu juga dengan warna merah yang terdapat pada teks

bagian atas, mempunyai makna yang sama dengan warna merah

bagian bawah.

4. Jika diperhatikan, mengapa poster ini jauh lebih simple dibanding

poster lainnya? Hal ini terlihat pada penggunaan ikon yang

berada pada didalam poster, yakni hanya terdapat gambar

sebatang rokok.

Hal ini sengaja dilakukan dengan tujuan agar masyarakat dapat lebih

mudah mengerti makna dalam poster, dan juga ini bagian dari seni

yang mana dengan gambar sesimpel ini tentunya dapat memberikan

kesan garang namun tegas. Dan kembali ketujuan awal, supaya

seorang perokok dapat segera menghentikan kegiatannya merokok dan

memulai hidup sehat.

Page 88: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Makna dari poster ini sebenarnya sangat sederhana, yakni ingin

masyarakat tetap dan terus menjaga kesehatan jasmaninya. Karena

jelas sekali, bahwa seseorang akan menyesal jika penyakit sudah

datang menimpa. Karena cara pengobatan jauh lebih sulit dan

memerlukan dana yang cukup lumayan dibanding jika kita menjaga

kesehatan tubuh hanya dengan menerapkan hidup sehat yakni dengan

memakan makanan bergizi setiap hari dan jauhkan dari kebiasaan

merokok.

C. Poster Membunuh

1. Kapan poster ini diproduksi dan ukuran berapa?

Page 89: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Poster ini diproduksi pada tahun 2008 denga ukuran A3

2. Mengapa manggunakan warna dasar hitam dan memadukannya

dengan warna teks merah?

Poster ini masih berhubungan dengan poster impotensi, oleh karena itu

warna nya pun dibuat mirip. Dalam poster impotensi tadi dijelaskan

salah satu penyakit yang dihadapi perokok jika tidak segera

menghentikan rokoknya, selain impotensi juga terdapat penyakit lain

yang bahkan dapat menyebabkan kematian seperti halnya yang

terdapat pada poster ini.

3. Apa makna dari gambar seseorang yang hidup sedang merokok

namun gambar orang tersebut disamarkan?

gambar kepala orang hidup memang sengaja disamarkan dengan

tujuan untuk memberikan arti bahwa hidupnya seseorang namun ia

selalu merokok bahkan jika sampai perokok berat, maka separuh badan

nya sudah dipenuhi penyakit. Karena seperti yang kita ketahui bahwa

didalam rokok tentunya banyak sekali mengandung bahan-bahan

berbahaya. Banyak orang berkata bahwa dengan merokok dapat

membuat rileks dan membuat pikiran tenang, sehingga orang-orang

perokok tidak dapat menghentikan kegiatannya itu. Padahal yang

membuat orang ketagihan merokok karena didalam rokok terdapat

unsur nikotiknya yang dapat membuat seseorang ketagihan. Dan jika

dikonsumsi terus menerus maka tentunya sangatlah berbahaya bagi

tubuh.

Page 90: ANALISIS SEMIOTIK PADA POSTER ANTI MEROKOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21398/1/DENI... · Visi dan Misi Promkes ... persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak,

Maka dari itu saya gambarkan kepala seseorang dalam poster ini agak

samar dan dipenuhi dengan asap rokok, hal ini mewakilkan seorang

perokok yang sangat kuat dan sebagian tubuhnya sudah dipenuhi

penyakit akibat merokok.

4. Lalu mengapa gambar tengkorak ini terlihat lebih jelas? Dan

mengapa tengkoraknya digambarkan sedang merokok?

tujuan dari adanya gambar tengkorak yang lebih jelas dan sedang

merokok ialah agar memberi kejelasan kepada pembaca poster bahwa

bahaya merokok itu dapat berujung pada kematian. Dan juga

memberikan peringatan kepada para perokok agar segera

menghentikan aktivitas merokoknya.

Sebenarnya semua poster anti merokok ini antara satu dengan lainnya

saling berkaitan, yakni bertujuan untuk memberikan pengetahuan

kepada khalayak tentang pentingnya menjaga kesehatan, jangan

merokok karena merokok dapat merusak kesehatan. Bannyak sekali

penyakit yang diderita akibat dari merokok dan semuanya dapat

berujung pada kematian seperti yang terdapat dalam poster ini.