57
ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) BIOLOGI SMA KELAS X BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: TONY ADAM ASADIN NIM. 11140161000015 PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021

ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK

(BSE) BIOLOGI SMA KELAS X BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM

PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

TONY ADAM ASADIN

NIM. 11140161000015

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021

Page 2: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …
Page 3: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Analisis Soal Uji Kompetensi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi SMA Kelas X Berdasarkan Taksonomi Bloom pada Konsep Pencemaran Lingkungan disusun oleh TONY ADAM ASADIN, Nomor Induk Mahasiswa 11140161000015, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munqosah pada Tanggal 31 Mei 2021 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam Bidang Pendidikan Biologi.

Jakarta, 31 Mei 2021

Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Prodi Biologi) Dr. Yanti Herlanti, M.Pd NIP. 19710119 200801 2 010 …………… ………………..

Penguji I Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd NIP. 19650115198703 1 020 17 Juni 2021

Penguji II Meiry Fadilah Noor, M.Si NIP. 19800516 200710 2 001 23 Juni 2021

Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Sururin, M. Ag NIP. 197103 19199803 2 001

Yanti Herlanti I
24 Juni 2021
Page 4: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …
Page 5: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

i

ABSTRAK

Tony Adam Asadin (11140161000015), Analisis Soal Uji Kompetensi Buku

Sekolah Elektronik (BSE) Biologi SMA Kelas X Berdasarkan Taksonomi Bloom

pada Konsep Pencemaran Lingkungan, Skripsi, Program Studi Pendidikan

Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses kognitiif pada soal-soal uji

kompetensi biologi pada buku sekolah elektronik kelas X terbitan Pusat Kurikulum

dan Perbukuan pada materi pencemaran lingkungan. Metode penelitian yang

digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini

menggunakan 8 buku sekolah elektronik yang berbeda, yaitu buku A sampai buku H.

Penerbit buku yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu buku sekolah elektronik

(BSE) terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan yang ada pada laman

online.Instrumen yang digunakan adalah lembar analisis dokumen dengan check-list.

Pedoman yang digunakan pada analisis soal adalah proses kognitif Taksonomi Bloom

revisi Anderson dan Krathwohl 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa soal uji

kompetensi biologi dalam buku A sampai H memuat 42,93% proses kognitif

Mengingat(C1), 41,24% memahami(C2), 9,03% pengaplikasian(C3), 6,77%

menganalisis(C4) dan masing masing 0% untuk mengevaluasi(C5) dan mencipta(C6).

Kata Kunci: Buku sekolah elektronk, Proses Kognitif, pencemaran lingkungan

Page 6: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

ii

ABSTRACT

Tony Adam Asadin (11140161000015), Analysis of The Competency Test of

Biology Electronic School Book (BSE) SMA Class X Based on Bloom Taxonomy

on The Concept of Environmental Pollution, Undergraduate Thesis, Biological

Education Study Program, Faculty of Educational Science, Syarif Hidayatullah

State Islamic University Jakarta.

This study aims to illustrate cognition indicators of biological cognition test

questions in the electronic school book class X published by the Pusat Kurikulum dan

Perbukuan on environmental pollution material. The research method used

descriptive research with qualitative approach. This study used 8 different electronic

school books, namely book A to book H. The publisher of the book used in this study,

namely electronic school books or buku sekolah elektronik (bse) published by Pusat

Kurikulum dan Perbukuan that is on the online page. The instrument used is a

document analysis sheet with a check-list. The guidelines used in the analysis of the

question are cognitive indicators of Anderson and Krathwohl revised bloom

taxonomy. The results showed that the biological competency test in books A to H

contains 42.93% indicators Considering, 41.24% understand, 9.03% application,

6.77% analyze and 0% each to evaluate and create.

Keywords: Electronic School Book,Cognitive Process Level, Environmental pollution

Page 7: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis soal uji kompetensi buku sekolah elektronik (BSE) bio;ogi SMA kelas X

berdasarkan Taksonomi Bloom pada materi pencemaran lingkungan”. Shalawat serta

salam tak lupa pula dipanjatkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa

sallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Penulisan skripsi ini selesai tentunya dengan adanya bantuan dari berbagai pihak,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,

penulis ingin menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dan dukungan

yang telah diberikan dalam penulisan skripsi. Penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak

memberikan informasi dan dukungan kepada mahapeserta didik/I pendidikan

biologi, khususnya angakatan 2014.

3. Ibu Dr. Nengsih Juanengsih, M.Pd., Dosen pembimbing I yang dengan sabar

membimbing dan memberikan saran serta masukan dalam proses penulisan

skripsi.

4. Ibu Meiry Fadilah, M.Si., Dosen peensehat yang dengan sabar menasehati dan

memberikan saran serta masukan dalam proses pembuatan skripsi.

5. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Pendidikan IPA, khususnya Program Studi

Pendidikan Biologi, yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan

pengalaman baru selama menempuh pendidikan di bangku kuliah.

Page 8: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

iv

6. Ibu Eva Fadilah M.Pd, sebagai dosen ahli dan validator soal uji kompetensi yang

telah dianalisis.

7. Bapak dan Ibu selaku orang tua penulis yang telah banyak memberikan do’a dan

dukungan baik secara moril maupun materiil selama proses penulisan skripsi.

8. Teman teman seperjuangan yang tidak bisa di sebutkan satu persatu

9. Kaka kelas yang telah membantu skripsi hingga selesai seperti ini

10. Teman-teman Program Studi Pendidikan Biologi 2014, khususnya teman-teman

BioAmoeba yang telah memberikan banyak bantuan, dukungan, pengalaman,

kenangan, serta berbagi ilmu pengetahuan selama duduk di bangku perkuliahan.

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan balasan yang berlipat ganda

atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan. Sehingga skripsi ini dapat

bermanfaat sebagai bahan rujukan dan pembelajaran dalam bidang pendidikan.

Jakarta, Mei 2021

Penulis

Page 9: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 6

B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 7

D. Perumusan Masalah ........................................................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 7

F. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ..................................................................... 8

BAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR ...................... 9

A. Deskripsi Teoretis ............................................................................................. 9

1. Buku Teks ................................................................................................... 9

2. Buku sekolah elektronik (BSE) ................................................................. 11

3. Tes ............................................................................................................. 12

4. kogmitif ..................................................................................................... 15

5. Taksonomi Bloom ..................................................................................... 19

6. Pencemaran lingkungan ............................................................................ 25

7. Analisis Soal ............................................................................................. 29

B. Hasil Penelitian Relevan ................................................................................. 31

C. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 32

Page 10: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 34

A. waktu Penelitian .............................................................................................. 34

B. Metode penelitian ............................................................................................ 34

C. Sumber data ..................................................................................................... 36

D. Teknik pengumpulan data ............................................................................... 37

E. Instrumen penelitian ........................................................................................ 38

F. Teknik analisis dan pengolahan data ............................................................... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 42

A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................................... 42

B. Deskripsi pembahasan penelitian .................................................................... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 62

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 63

B. Saran ................................................................................................................ 63

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 64

Page 11: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Domain Tingkatan Kognitif .................................................. 22

Tabel 2.2 Indikato Taksonomi Bloom Lama Dan Taksonomi Bloom Revisi ...... 23

Tabel 3.1 Lembar Analisis Soal ............................................................................ 39

Tabel 3.2 Format Penentuan Tingkat Kognitif Soal ............................................. 40

Tabel 4.1 Kemunculan Tingkat Kognitif Dalam Soal Uji Kompetensi Pada

Buku A ................................................................................................. 45

Tabel 4.2 Kemunculan Tingkat Kognitif Dalam Soal Uji Kompetensi Pada

Buku B ................................................................................................. 46

Tabel 4.3 Kemunculan Tingkat Kognitif Dalam Soal Uji Kompetensi Pada

Buku C ................................................................................................. 47

Tabel 4.4 Kemunculan Tingkat Kognitif Dalam Soal Uji Kompetensi Pada

Buku D ................................................................................................. 48

Tabel 4.5 Kemunculan Tingkat Kognitif Dalam Soal Uji Kompetensi Pada

Buku E ................................................................................................. 49

Tabel 4.6 Kemunculan Tingkat Kognitif Dalam Soal Uji Kompetensi Pada

Buku F .................................................................................................. 50

Tabel 4.7 Kemunculan Tingkat Kognitif Dalam Soal Uji Kompetensi Pada

Buku G ................................................................................................. 51

Tabel 4.8 Kemunculan Tingkat Kognitif Dalam Soal Uji Kompetensi Pada

Buku H ................................................................................................. 52

Tabel 4.9 Jumlah Dan Presentase Proses Kognitif Untuk Seluruh Buku BSE ..... 53

Tabel 4.10 Diagram Presentase Kemunculan Aspek Kognitif Seluruh Buku ........ 54

Page 12: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Abad 21 ini peserta didik di tuntut untuk mendapatkan pendidikan yang

maksimal, agar bisa bersaing di tingkat global. Pendidikan merupakan suatu tindakan

yang dilakukan secara terencana untuk mengembangkan potensi dan kepribadian

individu melalui kegiatan pengajaran serta interaksi individu dengan lingkungannya

untuk mencapai manusia seutuhnya.1 Pendidikan juga dapat dimaknai sebagai suatu

usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana belajar-

mengajar agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya.2 Pendidikan

diakui menjadi salah satu penentu untuk tumbuh kembangnya seseorang bahkan

menjadi penilaian berhasil atau tidaknya seseorang dalam kehidupannya.3

Pendidikan ditempuh untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Salah satu

bagian dari visi pendidikan nasional berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah mengembangkan manusia

berkualitas yang mampu menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.4 Dalam

Pasal 35 Ayat 1, dijelaskan lebih lanjut bahwa kualitas pendidikan nasional harus

ditingkatkan secara berencana dan berkala salah satunya agar dapat unggul dalam

kompetensi antarbangsa dalam peradaban dunia.5 Uraian-uraian tersebut

menunjukkan bahwa salah satu output dari sistem pendidikan nasional adalah

mencetak peserta didik yang mampu berkompetisi di tingkat global. Namun, visi

pendidikan tersebut belum sepenuhnya tercapai. Selain itu, tantangan di abad ke-21

1 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik Prosedur, (Bandung: Remaja

Rosadakarya, 2013), h. 39 2 Feri Noperman, “Pendidikan Sains dan Teknologi: Transformasi Sepanjang Masa untuk

Kemajuan Peradaban”, (Bengkulu: Universitas Bengkulu Press, 2020), h. 9 3 Amos Neolaka, “Isu-isu Kritis Pendidikan”, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2019), h. 1 4Republik Indonesia, Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. (Jakarta: Sekretariat Negara, 2003) 5Ibid, RI 2003

Page 13: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

2

ini menuntut peserta didik untuk mengembangkan keterampilan kompetitif yang

berfokus pada pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi (High Order

Thingking Skills).6

Hal ini selaras dengan hasil TIMSS tahun 2018 untuk bidang biologi

menunjukkan bahwa hanya 40% peserta didik SMA di Indonesia yang mampu

menjawab benar soal tipe reasoning, dimana rerata internasional untuk pertanyaan

tersebut adalah 78%.7 Selain itu, hasil PISA tahun 2018 juga menunjukkan dilihat

dari kemampuan IPA, peserta didik SMA di Indonesia sebagian besar masih berada

pada level 1. Tingkatan ini sekaligus memperlihatkan bahwa peserta didik masih

memiliki pengetahuan ilmiah yang terbatas dan hanya bisa diaplikasikan pada situasi

yang serupa bukan pada konteks yang berbeda. 8

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa peserta didik Indonesia berada

pada tingkatan rendah dalam kemampuan memahami informasi yang kompleks, teori,

analisis, pemecahan masalah, pemakaian alat, prosedur, dan melakukan investigasi

yang secara tidak langsung menunjukkan bahwa peserta didik Indonesia belum

mampu unggul dalam kompetisi tingkat global.9 Oleh karena itu, faktor yang

menyebabkan masih belum mampunya peserta didik Indonesia dalam berkompetisi di

tingkat global seperti dari metode pembelajaran, sumber belajar, serta sarana-sarana

pembelajaran yang lain perlu di evaluasi lebih lanjut .

Pembelajaran sains merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan

kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Pembelajaran sains terdiri dari ilmu fisika, kimia, astronomi, geologi, dan

biologi.Pembelajaran sains mengacu pada masalah masalah alam.Produk sains berupa

prinsip, hukum, teori, kaidah merupakan hasil pengetahuan yang telah mengalami uji

6 Ismet Basuki dan Haryanto, Assesmen Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2014), h. 177 7 Michael O, Martin, dkk., TIMSS 2011 International Results in Science, (United States:

TIMSS & PIRLS International Study Center, 2018), h. 2 8 OECD, PISA 2018 Results: What Students Know and Can Do-Student Performance in

Mathematics, Reading and Science, (PISA: OECD Pubishing, 2014), vol. 1 Revisied edition, h. 306 9 Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h. 33

Page 14: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

3

kebenaran melalui metode ilmiah.Pembelajaran sains memberikan kesempatan untuk

mengembangkan rasa ingin tahu, berpikir logis, dan kreatif, dimana aspek tersebut

merupakan keterampilan dasar (generik) dalam mengembangkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi.

Proses kognitif yang merupakan dasar dari keterampilan berpikir tingkat

tinggi dapat dikembangkan melalui perangkat pembelajaran dan salah satu komponen

perangkat pembelajaran penunjang pendidikan adalah buku. Permendiknas No. 24

Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan

Umum menunjukkan bahwa sarana pendidikan misalnya buku dan sumber belajar

harus dipastikan telah memadai.10 Buku teks masih menjadi pilihan utama oleh

sebagian guru untuk dijadikan sebagai sumber dalam pembelajaran. Terdapat dua

alasan utama mengenai penggunaan buku teks oleh para guru, Pertama,

mengembangkan materi kelas sangat sulit dan berat bagi guru.Kedua, guru

mempunyai waktu yang terbatas untuk mengembangkan materi baru karena sifat

profesinya itu.11

Keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat dikembangkan melalui perangkat

pembelajaran. Salah satu komponen perangkat pembelajaran yang menjadi faktor

penunjang keberhasilan kualitas pembelajaran yaitu sumber belajar. Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan

sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam

proses pembelajaran12. Sumber belajar dalam pembelajaran beraneka ragam meliputi

buku teks, internet ataupun sumber berupa lingkungan. Buku teks merupakan salah

satu sumber belajar yang lazim digunakan di sekolah.

10 Ketementerian Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tentang

Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum, (Jakarta: Kemendiknas, 2007),

No. 24 11 Hilal, dkk, “Analisis Isi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi Kelas XI Semester 1

Berdasarkan Literasi Sains”, (Jurnal Edusains, Vol. 7, 2015), h. 2 12 Presiden Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Presiden Republik Indonesia, 2003).

Page 15: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

4

Begitu pentingnya peran buku dalam proses pembelajaran, Kementerian,

Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-ristek) menyediakan buku-buku

teks pelajaran yang telah dinilai kelayakan pakainya oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi

syarat kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran.13 Buku-buku teks pelajaran

yang sudah dianggap layak dari Tim penilaian BSNP yang terdiri atas beberapa para

ahli di bidangnya tersebut, kemudian disebarkan ke sekolah-sekolah di seluruh

Indonesia dalam bentuk buku paket. Kemendikbud-ristek juga melakukan sebuah

inovasi untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang modern ini, dimana

Kemendikbud-ristek menyediakan buku paket dalam bentuk buku elektronik yang

dapat diunduh dengan mundah di website PUSKURBUK (Pusat Kurikulum dan

Perbukuan) tanpa memerlukan biaya dan biasa disebut dengan BSE (Buku Sekolah

Elektronik).

Melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2007 dan

Nomor 12 Tahun 2009, Buku Sekolah Elektronik (BSE) merupakan salah satu jenis

buku ajar elektronik yang telah dianggap layak untuk digunakan dalam proses

pembelajaran di Indonesia. Sama halnya dengan buku cetak, BSE juga berisi soal-

soal yang berkaitan dengan materi pembelajaran.Soal-soal ini berfungsi sebagai alat

untuk mengukur pemahaman peserta didik tentang materi pelajaran sehingga guru

sebagai pendidik nantinya dapat mengetahui apakah tujuan pembelajaran telah

tercapai.

Hila menyatakan dalam jurnalnya, dari beberapa sekolah yang telah dilakukan

survei, masih banyak sekolah yang tidak menggunakan BSE sebagai buku acuan

utama bagi guru maupun para peserta didiknya, dikarenakan banyak guru yang

berpendapat bahwa buku BSE baik dari segi aspek isi/materi, aspek penyajian

maupun aspek bahasa dianggap kurang mendetail dan menarik dibandingkan buku

13 Ibid.,

Page 16: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

5

teks yang ditawarkan para penerbit.14 Kurangnya minat penggunaan BSE tersebut

juga disebabkan karena sekolah-sekolah pada umumnya masih memiliki kendala pada

fasilitas komputer dan internet yang masih minim.Ditambah kurangnya pemerintah

dalam mensosialisasikan penggunaan BSE menyebabkan banyak sekolah termasuk

guru dan para peserta didik merasa kurang tertarik untuk menggunakannya.

Padahal sebelumnya sudah dijelaskan bahwa buku BSE yang telah diterbitkan

oleh Kemendikbud-ristek adalah buku yang telah lolos penilaian baik pada aspek

isi/materi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan.15 Dan tentunya dalam BSE tersebut

juga dilengkapi dengan soal soal latihan ataupun Uji kompetensi yang sudah

mencakup berbagai tingkat kognitif yang nantinya akan membantu peserta didik

dalam mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan keterampilan

generik sebagai dasarnya.

Napell menjelaskan bahwa salah satu dari enam prilaku pendidik yang dapat

menghambat proses belajar peserta didik adalah penggunaan soal-soal tingkat lower

order thinking pada instrument evaluasi pembelajaran, dan jika soal-soal yang

diberikan guru masih berfokus pada pertanyaan-pertanyaan di tingkat tersebut maka

pemikiran peserta didik juga akan terpaku pada tingkatan tersebut.16 Oleh karena itu,

penting untuk mengetahui apakah soal-soal yang ada dalam BSE sudah dapat

mengembangkan keterampilan High Order Thinking peserta didik dengan

menggunakan proses kognitif dan indikator Keterampilan Generik (dasar) Sains

sebagai acuannya.

Terdapat beberapa penelitian yang menganalisis soal-soal yang ada di Buku

Sekolah Elektronik (BSE) di Indonesia, misalnya untuk BSE Fisika SMP (Barmoyo

dan Wasis),17 untuk BSE Matematika SMP (Giani), 18 yang menganalisis hingga

14 Hila Lailatul, Op.cit., h. 3 15 Ibid.,.. 16Napell, S.M, “Six Common non-facilitating Teaching Behaviors”, (Contemporary

Education, Vol. 47, No. 2,1976), h. 79-82 17Barmoyo, Wasis, “Analisis Soal dalam BSE, UN, dan TIMSS Ditinjau dari Domain

Kognitif dan Indikator Keterampian Berpikir Kritis”, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, Vol. 3, 2014),

h. 8-14

Page 17: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

6

tingkat kognitif soal pada jenjang SMP saja. Namun , penelitian yang menganalisis

soal BSE Biologi tingkat SMA dalam proses kognitif nya masih sangat jarang

dilakukan.

Di masa pandemi seperti ini buku BSE sangat di petlukan untuk kegiatan

belajar peserta didik. Dimana pada masa pandemi covid 19 ini masyarakat takut

untuk beraktivitas di luar rumah. Buku sekolah elekronik menjadi pilihan banyak

peserta didik di masa pandemi seperti ini. Buku BSE sangat membantu peserta didik

di masa pandemic seperti ini, karena sekarang peserta didik di tuntut untuk memakai

fasilitas online di dalam pembelajaran. Maka di sini sangat penting untuk kita

mengetahui isi dari buku BSE tersebut. Apakah sudah memenuhi persyaratan berpikir

tingkat tinggi atau kah belum. Salah satu nya yaitu dengan mengetahui jenjang

kognitif nya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang analisis soal buku BSE (Buku Sekolah Elektronik) khususnya dalam proses

kognitif yang terdapat pada BSE di PUSKURBUK (Pusat Kurikulum dan

Perbukuan). Peneliti bertujuan untuk menganalisis soal-soal Uji Kompetensi pada

beberapa buku BSE Biologi (SMA) kelas X yang dibatasi pada materi pencemaran

lingkungan, Karena pada materi pencemaran lingkunan masih belum ada yang

meneliti secara mendalam pada materi khusus nya pencemaran lingkungan.

sedangkan peserta didik sering sekali menemukan masalah di lingkungan peserta

didik masing masing. Dan lingkungan lah yang tidak akan lepas dari kehidupan

peserta didik di mana pun peserta didik berada untuk kemudian itu peneliti dapat

menganalisis kemunculan soal-soal yang memiliki proses kognitif nya masing

masing, maka dari itu akan diadakan penelitian analisis soal dalam buku BSE yang

berjudul “Analisis Soal Uji Kompetensi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi

SMA Kelas X Berdasarkan Taksonomi Bloom pada Materi pencemaran

lingkungan”

18Giani, dkk, “Analisis Tingkat Kognitif Soal-soal Buku Teks Matematika Kelas VII

Berdasarkan Taksonomi Bloom, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 9, No. 20, 2015), h. 1-20

Page 18: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Soal-soal yang disajikan dalam buku BSE belum diketahui tingkat kognitif nya

berdasarkan revisi terbaru Taksonomi Bloom

2. Peserta didik belum mendapatkan latihan soal yang mampu mengembangkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi.

3. Penelitian mengenai tingkat proses kognitif pada soal buku BSE belum banyak

dilakukan

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian merupakan upaya pencegahan

meluasnya masalah-masalah yang ditemukan. Adapun batasan masalah dalam

penelitian ini yang berjudul Analisis Soal Uji Kompetensi Buku Sekolah Elektronik

(BSE) Biologi SMA Kelas X Berdasarkan Taksonomi Bloom pada Materi

pencemaran lingkungan, yaitu:

1. Analisis yang dimaksud adalah menunjukkan seberapa tinggi tingkat proses

kognitif dalam soal biologi pada buku BSE Biologi SMA Kelas X.

2. Buku BSE yang dimaksud dalam penelitian ini adalah 8 macam buku BSE

Kurikulum 2013 yang diterbitkan atau hak cipta dimiliki oleh PUSKURBUK

(Pusat Kurikulum dan Perbukuan)

3. Soal yang dianalisis yaitu soal uji kompetensi pada materi pencemaran

lingkungan dalam beberapa buku BSE terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan

4. Konsep pencemaran lingkungan dipilih karena di materi ini peserta didik lebih di

tuntut untuk berpikir tingkat tinggi yaitu menganalisis.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana proses tingkat

kognitif soal uji kompetensi dalam buku BSE biologi berdasarkan Taksonomi Bloom

pada materi pencemaran lingkungan?”

Page 19: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

8

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk menggambarkan tingkat kognitif soaluji

kompetensi dalam buku BSE biologi berdasarkan Taksonomi Bloom pada materi

pencemaran lingkungan , yang dapat terbagi sebagai berikut :

1. Mengetahui tingkatan proses kognitif yang muncul pada setiap soal uji

kompetensi dalam masing-masing buku BSE Biologi kelas X

2. Mengetahui komposisi presentase munculnya tingkatan proses kognitif per

kategori dalam semua buku BSE Biologi kelas X terbitan Pusat Kurikulum

dan Perbukuan.

F. Manfaat Penelitian

1. Hasil peneitian ini diharapkan dapat berguna bagi sekolah yaitu guru dan

penerbit sebagai dasar untuk pertimbangan dan pedoman dalam

penyempurnaan pemakaian selanjutnya

2. Menberikan informasi tentang banyaknya soal buku BSE yang memiliki

tingkat kognitif yang sesuai dengan kebutuhan kurikulum.

Page 20: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

9

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Teori

1. Buku Teks

Buku teks merupakan bahan ajar yang disusun oleh pengarang

berdasarkan kurikulum yang berlaku.1 Pengertian buku teks dari beberapa ahli,

yaitu:menurut A.J. Loveridge merumuskan bahwa buku teks adalah buku sekolah

yang memuat bahan yang telah diseleksi mengenai bidang studi tertentu, dalam

bentuk bahan yang telah diseleksi mengenai bidang studi tertentu, dalam bentuk

tertulis yang memenuhi syarat tertentu dalam kegiatan belajar mengajar dan

disusun secara sistematis. 2 dan menurut Chambliss dan Calfee menjelaskan

bahwa buku teks sebagai alat bantu peserta didik dalam memahami hal-hal

tertentu. Buku teks dapat memengaruhi pengetahuan anak dan nilai-nilai

tertentu.3

Menurut Bacon juga menjelaskan bahwa buku teks adalah buku yang

dirancang untuk penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh

para pakar atau para ahli dalam bidang tersebut dan dilengkapi dengan sarana-

sarana pengajaran yang sesuai dan serasi..serta terdapatPeraturan Menteri

Pendidikan Nasional No. 11 Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks adalah

buku wajib yang digunakan di sekolah memuat materi pembelajaran untuk

meningkatkan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian,

kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan

1 Afif Rofi, Pengembangan Buku Teks Pembelajaran Berbasis Kontekstual dalam Materi

Proses Morfologis Bahasa Indonesia Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Batanghari Jambi, Jurnal Bahasa, Sastra dan

Pembelajaran, Vol. 2, No. 3, 2014, h. 2. 2 Masnur Muslich, “Text Book Writing”, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 50 3 Ibid., h. 51

Page 21: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

10

kemampuan estetis, serta potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan

standar nasional pendidikan.4

Buku teks memiliki peranan yang amat penting. Greene dan Petty dalam

mengungkapkan beberapa fungsi buku, yaitu menjadi sumber pokok masalah

(subject matter) dari pembelajaran, buku juga menjadi sumber informasi

berkaitan keterampilan-keterampilan eksponensial yang tersusun rapih dan

bertahap, buku teks menjadi sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi peserta

didik, dan pada umumnya buku juga berfungsi sebagai bahan/saran evaluasi.5

Kelengkapan fasilitas dan variasi pembelajaran yang diberikan oleh buku

teks menjadi keunggulan buku teks disbanding bahan pembelajaran lainnya.

Buckingham dalam tarigan menulisakn kelebihan-kelebihan khas dari buku teks

dikelompokkan sebagai berikut:

a. Dapat mempelajarinya sesuai dengan kecepatan masing-masing individu

b. Dapat mengulang atau meninjau kembali

c. Memiliki kemungkinan mengadakan pemeriksaan atau pengecekan terhadap

ingatan.

d. Memiliki kemudahan membuat catatan-catatan

e. Memiliki sarana-sarana visual sebagai penunjang pembelajaran seperti skema,

diagram, matriks, ilustrasi, gambar dan sebagainya. 6

Secara umum buku mengandung informasi tentang pikiran, gagasan, atau

pengetahuan untuk disampaikan kepada orang lain dengan menggunakan simbol-

simbol dalam bentuk huruf, gambar, atau bentuk lainnya. Isi buku teks pelajaran

merupakan penjabaran atau uraian dari materi pokok bahan belajar yang

ditetapkan dalam kurikulum. Buku teks pelajaran termasuk salah satu perangkat

4 Kementerian Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tentang Buku

Teks Pelajaran, (Jakarta: Kemendiknas, 2005), No. 11 5 Yusuf H. Adisenjana, “AnalisisBuku Ajar Biologi SMA KelasX di Kota Bandung

Berdasarkan Literasi Sains, (Bandung: UPI Bandung, 2008), h. 4. 6 Eva Banowati, Jurnal Geografi, Buku teks dalam pembelajaran geografi di kota Semarang,

(Semarang: UNNES), h. 148

Page 22: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

11

pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum. Oleh karena itu, buku

teks dapat dijadikan sebagai sumber belajar untuk meningkatkan dan meratakan

mutu pendidikan nasional.7

2. Buku Sekolah Elektronik (BSE)

Berbagai inovasi dilakukan pemerintah dalam upaya menjamin

ketersediaan buku teks pelajaran. Diantaranya pada tahun ajaran baru 2008

dilakukan terobosan dalam hal pengadaan buku pelajaran dari berbagai mata

pelajaran baik tingkat SD, SMP, SMA dan SMK lewat Buku Sekolah Elektronik

(BSE).8 Buku sekolah elektronik (BSE) merupakan salah satu buku ajar yang kini

banyak digunakan di berbagai sekolah di Indonesia. BSE telah dibeli hak ciptanya

oleh Kemendikbud-ristek, yang meliputi buku teks berbagai mata pelajaran mulai

dari tingkat dasar hingga tingkat lanjut dalam bentuk digital dan dapat dicetak.9

Buku elektronik (e-book) adalah sebuah buku dalam bentuk

digital/elektronik. Untuk membuka dan membacanya pun diperlukan perangkat

elektronik, yaitu komputer. Buku elektronik memiliki bentuk yang lebih kecil dari

buku cetak. Penyediaan BSE yang bervariasi untuk setiap jenjang pendidikan oleh

Kemendikbud disambut baik oleh pihak sekolah di seluruh Indonesia dengan

menggunakan BSE sebagai referensi sumber belajar. Buku teks harus melalui

kualifikasi agar dapat diterima dan sesuai dengan standar atau tingkat kualitasnya

serta disesuaikan dengan pembelajar yang menggunakan.10

Buku elektronik memiliki kelebihan antara lain karena bentuknya yang

berupa file maka tidak membutuhkan tempat penyimpanan yang luas seperti

halnya buku teks konvensional. Selain itu, buku elektronik dapat diintegrasikan

7 A. Sahrul Asri, Telaah Buku teks Pegangan Guru dan Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Kelas VII Berbasis Kurikulum 2013, Jurnal Ilmu Bahasa, Vol. 3, No. 1, 2017, h. 74 8 Wijayanto, dkk., Pengembangan Buku Sekolah Elektronik (BSE) dilengkapi Media Evaluasi

Mandiri Siswa Berbasis Protable Document Format, Jurnal Informatika UPGRIS, Vol. 2, No. 2, 2016,

h. 84 9 Willy, dkk., Penerapan buku Sekolah Elektronik Berbasis Android dalam Materi Ajar

Besaran dan Satuan, Didaktikum Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, Vol. 17, No. 2, 2016, h. 1 10 Wijayanto, Loc.cit.,

Page 23: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

12

gambar dan video sehingga lebih menarik.11 Pada umumnya sekolah kesulitan

pada fasilitas komputer dan internet yang masih terbatas. Selain itu kurang

optimalnya pemerintah dalam mensosialisasikan buku sekolah elektronik ke

daerah-daerah, sehingga banyak guru atau pihak sekolah kurang tertarik untuk

mengunduh maupun menggunakannya.12

3. Tes

a. Pengertian Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Untuk

mengerjakannya tergantung dari petunjuk yang diberikan misalnya: jawaban yang

salah, melakukan tugas atau suruhan, menjawab secara lisan, dan sebagainya.13

Menurut Sudjono, tes adalah alat yang digunakan dalam pengukuran dan

penilaian. Sedangkan menurut Sudjana, tes merupakan pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan untuk mendapatkan jawaban dalam bentuk lisan, tulisan, maupun

perbuatan.14

Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa tes yang dimaksud dalam dunia

pendidikan adalah cara yang dapat digunakan dalam rangka pengukuran dan

penilaian dibidang pendidikan, dapat berupa tugas atau serangkaian tugas berupa

pertanyaan atau perintah yang harus dikerjakan, sehingga dapat dihasilkan nilai

yang menggambarkan tingkah laku atau prestasi seseorang dan dapat

dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh peserta tes lainnya.15

11 Anggara, dkk., Pemanfaatan Buku Sekolah Elektronik Sebagai Bahan Ajar Guru Program

Produktif Sekolah Menengah Kejuruan, Jurnal Teknologi dan Kejuruan, Vol. 35, No. 2, h. 164 12 Hila Lailatul, dkk, “Analisis Isi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi Kelas XI Semester

1 Berdasarkan Literasi Sains”, (Jurnal Edusains, Vol. 7, 2015), h. 3 13 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet.

2, h. 67. 14 Tarhadi, Kartono dan Yumiati, Penggunaan Tes Uraian Dibandingkan dengan Tes Pilihan

Ganda Terstruktur dan Tes Pilihan Ganda Biasa, Jurnal Pendidikan, Vol. 8, 2007, h. 102 15 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016) Cet. 15, h.

67

Page 24: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

13

Ditinjau dari bentuk pertanyaan yang diberikan, tes hasil belajar yang

biasa dipergunakan oleh guru untuk menilai hasil belajar peserta didik di sekolah

dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:

1) Tes Objektif

Terdiri dari item-item yang dapat dijawab dengan cara memilih salah satu

alternative yang benar dari sejumlah jawaban yang tersedia atau dengan mengisi

jawaban yang benar dengan beberapa perkataan atau simbol.16 Sedangkan

menurut Harjanto, tes objektif adalah tes yang dibuat dengan sedemikian rupa

sehingga hasil tes tersebut dapat dinilai secara objektif, sehingga dinilai oleh

siapapun akan menghasilkan nilai yang sama. Tes Obyektif menuntun peserta

didik untuk memilih jawaban benar dari kemungkinan jawaban, jawaban singkat

dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna.17 Tes objektif

dibedakan menjadi lima golongan, yaitu bentuk benar salah (true-false test),

bentuk menjodohkan (matching test), bentuk melengkapi (completion test),

bentuk isian (fill in test), dan bentuk pilihan ganda (multiple choice item test).18

2) Tes Essay

Tes uraian atau essay adalah bentuk tes yang terdiri dari satu atau

beberapa pertanyaan yang menuntut jawaban berdasarkan pendapatnya sendiri.

Tes uraian ini sangat popular dikarenakan mudah ditulis dan cara terbaik untuk

mengungkapkan kemampuan mengorganisasi pikiran dan menyatakan

pengetahuan dengan lengkap. Secara umum tes uraian dapat menguraikan,

menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan

sejenisnya sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan bahasa

sendiri.19

16 Yanti Herlanti dan Nopithalia, Meneropong kualitas Soal Tes Buatan Guru Biologi MTs

Negeri Se-Jakarta Selatan, Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 2, 2010, h. 179 17 M. Ilyas Ismail, “Assesmen dan Evaluasi Pembelajaran”, (Makassar: Cendekia Publisher,

2020), h. 82 18 Sudijono, Op.cit., h. 107 19 Tarhadi, Op.cit., 102-103

Page 25: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

14

Tes uraian merupakan salah satu bentuk tes hasil belajar yang memiliki

karakteristik, diantaranya yaitu: pertama, merupakan bentuk pertanyaan yang

membutuhkan jawaban berupa uraian kalimat yang relative panjang. Kedua,

pertanyaan yang diberikan menuntut peserta tes untuk memberikan penjelasan,

komentar, penafsiran, membandingkan, membedakan, dan sebagainya. Ketiga,

jumlah butir soal biasanya lima sampai dengan sepuluh. Keempat, biasanya butir

soal tes tersebut diawali dengan kata-kata jelaskan, terangkan, uraikan, mengapa,

bagaimana, dan sebagainya.20

Soal uraian dibagi menjadi dua kelompok, yakni uraian bebas atau

terbuka dan uraian terbatas. Dikatakan sebagai uraian bebas karena soal tidak

menyangkut masalah yang spesifik, melainkan masalah yang menuntut jawaban

yang sangat terbuka. Contoh, uraikanlah peranan ilmu biologi dalam peningkatan

kesejahteraan umat manusia. Sedangkan uraian terbatas merupakan dari

permasalahan yang diajukan sangat spesifik, contoh: tuliskan deinisi mengenai

biologi.21

Seperti Tes objektif, tes essay juga mempunyai kelebihan dan

kekurangannya masing-masing seperti berikut ini:

a. Kelebihan tes essay

1) Dapat mengukur kemampuan jenjang tinggi yang sukar diukur melalui tes

objektif.

2) Melatih peserta didik untuk menjawab dengan kata-kata sendiri.

3) Tidak memungkinkan terjadinya penebakan

4) Lebih mudah disusun

5) Mendorong peserta didik untuk lebih mengerti tentang suatu gagasan.

b. Kekurangan tes essay

1) Cakupan materi sangat terbatas

20 Sudijono, Op.cit., h. 100 21 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis

Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006), Cet. 11, h. 63-64

Page 26: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

15

2) Menyulitkan untuk penentuan skor terhadap jawaban peserta didik.

3) Dipengaruhi unsure subjektif dalam penentuan skor.

4) Faktor-faktor yang tidak relevan mempengaruhi penentuan skor, misalnya

kualitas tulisan dan kemampuan berbahasa. 22

4. Kognitif

Kognitif berasal dari kata cognition, dalam arti yang luas,

cognition ialah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan.

Kognitif juga dapat diartikan dengan kemampuan belajar atau berpikir

yaitu kemampuan untuk mempelajari keterampilan dan konsep baru,

keterampilan untuk memahami apa yang terjadi di lingkungannya, serta

keterampilan menggunakan daya ingat dan menyelesaikan soal-soal23.

Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan intelektual atau

kemampuan berpikir seperti kemampuan mengingat dan memecahkan

masalah24 Aspek kognitif berkaitan dengan aspek

pengetahuan,pemikiran, penalaran, pemecahan masalah dan sebagainya.

Bloom mengkategorikan dimensi proses kognitif, sebagai berikut:

a. Mengingat

Kemampuan mengingat adalah proses kognitif yang

menumbuhkan kemampuan untuk mengingat materi pelajaran. Proses

mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori

jangka panjang. Pengetahuan mengingat penting sebagai bakal untuk

belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan

tersebut dipakai dalam tugas-tugas yang lebih kompleks. Proses kategori

22 Ibid., h. 54 23 Khadijah, Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini, (Medan: Perdana Publishing, 2016), h.

31. 24 Tim Pengembangan MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2012), h. 48

Page 27: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

16

dalam kategori mengingat adalah mengenali dan mengingat kembali25.

Kemampuan mengingat dapat berupa mengingat sesuatu yang

khusus, misalnya mengetahui tentang terminologi atau istilah-istilah yang

dinyatakan dalam bentuk simbol tertentu baik verbal maupun nonverbal.

Kemampuan mengingat terhadap fakta-fakta, misalnya kemampuan

untuk mengingat deskripsi tentang suatu teori. Pengetahuan mengingat

fakta seperti ini sangat bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan yang

lebih tinggi. Kemampuan mengingat tentang cara atau prosedur suatu

proses tertentu, misalnya kemampuan untuk mengurutkan langkah-

langkah tertentu26.

b. Memahami

Kemampuan memahami adalah proses kognitif untuk

menumbuhkan kemampuan transfer. Peserta didik dapat dikatakan

memahami jika mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan

pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang

disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer.

Proses-proses kognitif dalam kategori memahami meliputi,

menafsirkan yang terjadi ketika peserta didik dapat mengubah informasi

dari satu bentuk ke bentuk lain; mencontohkan yang terjadi ketika peserta

didik memberikan contoh tentang konsep atau prinsip umum;

mengklasifikasikan terjadi ketika peserta didik tertentu (misalnya,

konsep atau prinsip); merangkum yang terjadi ketika peserta didik

mengemukakan satu kalimat yang merepresentasikan informasi yang

diterima atau mengabstraksi sebuah tema; menyimpulkan menyertakan

proses menemukan pola dalam sejumlah contoh; membandingkan

melibatkan proses mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau

25 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,

Pengajaran, dan Asesmen, Terj. Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), h. 99- 103. 26 Tim Pengembangan MKDP, Op.cit., h. 49

Page 28: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

17

lebih objek, peristiwa, ide, masalah, atau situasi, seperti menentukan

bagaimana suatu peristiwa terkenal menyerupai peristiwa yang kurang

terkenal; menjelaskan yang berlangsung ketika peserta didik dapat

membuat dan menggunakan model sebab akibat dalam sebuah sistem.27

c. Mengaplikasikan

Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan

prosedur- prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau

menyelesaikan masalah. Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses

kognitif yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan. Peserta didik

dapat dikatakan mengeksekusi, jika peserta didik sudah mengetahui

pengetahuan posedural yang harus digunakan. Biasanya menggunakan

pengetahuan prosedural hanya dengan berpikir sedikit. Peserta didik

harus memodifikasi apabila masalah yang dihadapi tidak dikenal, maka

peserta didik perlu memahami masalahnya dan solusi prosedur yang

tersedia.28

Kemampuan mengaplikasikan meliputi kemampuan penggunaan

suatu bahan pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori, rumus-rumus,

dalil, hukum, konsep, ide, dan sebagainya ke dalam situasi baru yang

konkret. Peserta didik dapat menguasai kemampuan mengaplikasikan

apabila didukung oleh kemampuan mengingat dan memahami fakta atau

konsep tertentu.29

d. Menganalisis

Proses kognitif menganalisis melibatkan proses memecahkan materi

menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan dan

struktur keseluruhannya. Kemampuan menganalisis meliputi kemampuan

menentukan potongan-potongan informasi yang relevan, menentukan

27 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Op.cit., h. 105-114. 28 Ibid., h. 116 29 Tim Pengembangan MKDP, Op.cit., h. 49-50.

Page 29: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

18

cara-cara untuk menyusun potongan-potongan informasi tersebut, dan

menentukan tujuan dibalik informasi itu. Peserta didik diharapkan dapat

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk membedakan fakta dari

opini, menghubungkan kesimpulan dengan pernyataan-pernyataan

pendukung, menghubungkan ide-ide, menangkap asumsi- asumsi yang

tak dikatakan dalam perkataan, membedakan ide-ide pokok dari ide- ide

turunannya, menemukan bukti-bukti pendukung30.

e. Mengevaluasi

Proses kognitif mengevaluasi didefinisikan sebagai memuat

keputusan berdasarkan kriteria meliputi kualitas, efektivitas, efisiensi,

dan konsistensi. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif

memeriksa dan mengkritik31.Kemampuan evaluasi meliputi kemampuan

membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria

tertentu. Selain itu, untuk memberikan suatu keputusan dengan berbagai

pertimbangan dan ukuran-ukuran tertentu, misalkan memberikan

keputusan bahwa sesuatu yang diamati itu baik atau buruk32

f. Menciptakan

Proses menciptakan terdiri atas proses menyusun elemen-elemen

menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Kemampuan

mencipta meliputi meminta peserta didik membuat produk baru dengan

mengorganisasi sejumlah bagian menjadi suatu pola atau struktur.

Proses-proses kognitif yang terlibat dalam mencipta umumnya sejalan

dengan pengalaman-pengalaman belajar sebelumnya. Proses mencipta

merujuk pada tujuan pendidikan untuk menciptakan produk- produk yang

semua peserta didik dapat melakukannya seperti menyintesiskan

informasi atau materi untuk membuat sebuah keseluruhan yang baru,

30

Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Op.cit., h. 120

31 Ibid., h. 125

32 Tim Pengembangan MKDP, Op.cit., h. 50

Page 30: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

19

seperti dalam menulis, melukis, membangun, dan seterusnya

5 Taksonomi Bloom

Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani tassein yang artinya

“untuk mengelompokkan” dan nomos yang berarti “aturan”. Taksonomi

dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki

(tingkatan) tertentu. Lebih tinggi posisi taksonomi maka bersifat lebih

umum sedangkan posisi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik.

Taksonomi terdiri dari kelompok (taksa) dan materi pelajaran yang

diurutkan menurut persamaan dan perbedaan, prinsip atau dasar klasifikasi

(hukum), misalnya, persamaan dan perbedaan dalam struktur, prilaku, dan

fungsi33.

Pada tahun lima puluhan, Benyamin S. Bloom mengajukan

pendapat mengenai klasifikasi tujuan-tujuan pendidikan yang disebut juga

taksonomi tujuan pendidikan. Berdasarkan klasifikasi tersebut, pengukuran

dapat lebih terarah sehingga evaluasi dapat dilakukan dengan lebih tepat34.

Taksonomi ini pada dasarnya adalah taksonomi tujuan pendidikan, yang

menggunakan pendekatan psikologik, yakni perubahan pada dimensi

psikologik apa yang terjadi pada peserta didik setelah memperoleh

pendidikan. Taksonomi ini dikenal secara popular dengan sebutan

Taksonomi Bloom‟s, karena nama pencetus ide ini adalah Banyamin S.

Bloom.35

Bloom, mengklasifikasikan tujuan-tujuan pengajaran (Tujuan

Instruksiaonal) menjadi tiga aspek atau bidang (domain), yaitu aspek

kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Aspek kognitif meliputi

tujuan-tujuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui dan

33 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),

Cet. 1, h. 8-9 34 Herlanti dan Nopithalia, op. cit., h. 180. 35 Thoha, op. cit., h. 27.

Page 31: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

20

memecahkan masalah. Sedangkan aspek afektif mencakup tujuan-tujuan

yang berkaitan dengan sikap, nilai dan minat. Dan aspek psikomotor

meliputi tujuan-tujuan yang berhubungan dengan keterampilan manual dan

motorik36.

Bloom dan Karthwohl telah memberikan banyak inspirasi kepada

banyak orang yang melahirkan taksonomi lain. Prinsip – prinsip dasar yang

digunakan oleh 2 orang ini ada 4 buah, yaitu:

a. Prinsip Metodologis

Perbedaan perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara cara

guru dalam mengajar..

b. Prinsip Psikologis

Taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena kejiwaan yang ada

sekarang.

c. Prinsip Logis

Taksonomi hendak nya di kembangkan secara logis dan konsisten.

d. Prinsip Tujuan

Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan

nilai- nilai. Setiap jenis tujuan pendidikan hendaknya menggambarkan

corak yang netral. Atas dasar prinsip tersebut maka taksonomi disusun

menjadi suatu tingkatan yang menunjukkan tingkatan kesulitan. Sebagai

contoh, mengingat fakta lebih mudah dari pada menarik kesimpulan.

Atau menghafal, lebih mudah dari pada memberikan pertimbangan.37

Guru diharapkan mampu memahami arti dan tingkatan dalam

domain serta dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran dan

penilaian. Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan

untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan

36 Herlanti dan Nopithalia. loc. cit. 37 Arikunto, op. cit., h. 116

Page 32: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

21

(content objectives) berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci

dan prinsip utama. Konsep kunci dan prinsip utama keilmuan tersebut

harus dimiliki dan dikuasai peserta didik secara tuntas. Ranah kognitif ini

merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Pada

ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari tingkat

rendah sampai tinggi. Untuk menilai aspek penguasaan materi (kognitif) ini

digunakan bentuk tes, yang dapat mengukur keenam tingkatan tersebut38.

Penulisan ranah Taksonomi Bloom pada ranah kognitif biasanya

ditulis dengan singkatan C1 untuk tahap kognitif paling rendah yakni

pengetahuan sampai dengan C6 untuk tahap kognitif paling tinggi yakni

evaluasi.39.

Dalam pembelajaran biologi, peserta didik memiliki berbagai

perbedaan yang perlu mendapat perhatian guru. Setiap peserta didik di kelas

sebenarnya merupakan pribadi yang unik. Sedekat apapun hubungan

keluarga tetap memiliki berbagai perbedaan, baik dalam hal minat, sikap,

motifasi, kemampuan dalam menyerap suatu informasi, gaya belajar, dan

sebagainya. Semua faktor peserta didik tersebut idealnya turut menjadi

perhatian guru dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar.

Kognitif merupakan salah satu faktor peserta didik yang juga

penting untuk diperhatikan guru. Gaya kognitif berhubungan dengan cara

penerimaan dan pemprosesan informasi seseorang. Gaya kognitif

merupakan cara seseorang dalam menerima dan mengorganisasi informasi,

kecenderungan perseorangan dalam menentukan keberhasilan

pembelajaran40.

38 Sofyan, dkk., op. cit., h. 14-15 39 Poppy Kamalia Devi, Pengembangan Soal “Higher Order Thinking Skill” Dalam

Pembelajaran IPA SMP/MTS, 2011, h. 6, (http://p4tkipa.net/data-jurnal/HOTs.Poppy.pdf). 40 Herlanti dan Nopithalia, op. cit., h. 181-182.

Page 33: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

22

Tabel 2.1 Tingkatan Domain Kognitif41

No Tingkatan Deskripsi Kompetensi

1 Ingatan / Pengetahuan

(knowledge/recalling)

Pengetahuan terhadap faktar

konsep, definisi, nama, peristiwa,

tahun, daftar, rumus, teori, dan

kesimpulan.

2 Pemahaman

(comprehension)

Pemahaman terhadap hubungan

antar-faktor, antar-konsep, antar-data,

sebab- akibat, dan penarikan

kesimpulan.

3 Penerapan

(application)

Menggunaka pengetahuan untuk

memecahkan maslah dan

menerapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

4 Analisis (analysis) Menentukan bagian-bagian darn

suatu masalah, penyelesaian atau

gagasan, menunjukkan hubungan

antar-bagian.

5 Sintesis (synthesis) Menggabungkan berbagai informasi

menjadi satu kumpulan atau konsep,

merangkai berbagai gagasan menjadi

sesuatu yang baru.

6 Evaluasi (evaluation) Mempertimbangkan dan menilai

benar- salah,baik-buruk,bermanfaat-

tidak bermanfaat.

Mulai tahun 2001, ranah-ranah pada Taksonomi Bloom sudah ada

perubahan, tetapi pada penerapannya di lapangan masih menggunakan

ranah- ranah kognitif Taksonomi Bloom yang lama42, karena masih kuat dan

banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia.

41 Sofyan, dkk., op. cit., h.18-19. 42 Ibid., h. 6.

Page 34: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

23

Perbedaan Taksonomi Bloom yang baru dengan yang lama:

Tabel 2.2 Taksonomi Bloom lama dan Taksonomi Bloom revisi43.

Taksonomi Bloom lama Taksonomi Bloom revisi

Pengetahuan Mengingat

Pemahaman Memahami

Penerapan Menerapkan

Analisis Menganalisis

Sintesis Mengevaluasi

Evaluasi Menciptakan

Hasil revisi taksonomi pada semua tingkatan dalam domain kognitif

yang asalnya berupa kata benda dirubah menjadi kata kerja, misalnya

tingkatan pertama yang disebut dengan pengetahuan (knowledge) dirubah

menjadi mengingat (remembering).44 Penggantian kata benda menjadi kata

kerja agar sesuai dengan tujuan yang digunakan.

Perbedaan pertama antara Taksonomi Bloom lama dengan yang baru

terletak pada ranah sintesis, yakni pada taksonomi yang direvisi ranah

sintesis tidak ada lagi, tetapi sebenarnya digabungkan dengan analisis.

Tambahannya yaitu mencipta yang berasal dari Create.

Urutan evaluasi posisinya menjadi yang kelima sedangkan mencipta

urutan keenam, sehingga ranah tertinggi adalah mencipta atau

mengkreasikan. Perbedaan yang kedua adalah pada proses kognitif yang

paling rendah yaitu pengetahuan (knowledge) diubah menjadi mengingat

(remember). Ada peningkatan dalam proses kognitif contohnya peserta

didik tidak hanya dituntut untuk mengetahui suatu konsep saja tetapi

harus sampai mengingat konsep yang dipelajarinya45.

43 Devi. loc. cit. 44 Sanjaya, op. cit., h. 129 45 Devi. loc. cit

Page 35: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

24

a. Mengingat

Yaitu mengeluarkan pengetahuan yang ada di memori jangka

panjang yang mencakup dua hal yakni “pengenalan” yaitu

penempatanpengetahuan baru misalnya mengenal tanggal-tanggal

penting dan “mengingat kembali” yaitu pengeluaran pengetahuan yang

ada misalnya mengingat-ingat tahun- tahun penting dalam sejarah

penemuan mikroskop, dan lain-lain.

b. Memahami

“Yaitu membangun makna dari pesan instruksional berupa lisan,

tulisan, dan grafik.Proses ini mencakup tujuh hal yaitu interpretasi,

pemberian contoh, penggolongan, pengikhtisaran, inferensi, perbedaan

dan penjelasan.”

c. Menerapkan

“Meliputi penjalanan dan pelaksanaan. Penjalanan atau penerapan

yaitu penerapan sebuah prosedur pada tugas yang sudah dikenal,

misalnya membagi satu angka dengan angka lain. Pelaksanaan atau

penggunaan yaitu penerapan sebuah prosedur pada tugas yang belum

atau tidak dikenal, misalnya menerapkan hukum Newton 2 pada situasi

yang lain.”

d. Menganalisis

Berarti memecahkan materi menjadi bagian-bagian kecil dan

menunjukkan bahwa bagian-bagian tersebut berhubungan satu dengan

lainnya dan menjadi struktur yang menyeluruh atau satu tujuan.

e. Evaluasi

Membuat keputusan berdasarkan kriteria standar. Evaluasi

meliputi pengecekan dan pengkritikan. Pengecekan dapat diartikan

sebagai pendeteksian atau pengujian. Misalnya memutuskan manakah

metode yang terbaik untuk memecahkan dari masalah yang diberikan.

Page 36: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

25

f. Mengkreasikan/Menciptakan

Meliputi generalisasi, perencanaan, dan produksi. Generalisasi atau

hipotesis yaitu pemunculan hipotesis alternatif berdasarkan kriteria,

misalnya hipotesis sebagai catatan bagi fenomena yang telah diobservasi.

Perencanaan atau desain yakni penemuan prosedur untuk melengkapi

beberapa tugas atau perintah, misalnya perencanaan makalah penelitian

topik sejarah. Produksi atau pembangunan (constructing) yaitu penemuan

baru sebuah produk, misalnya membangun sebuah habitat untuk tujuan

tertentu

6. Pencemaran Lingkungan

Pencemaran, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan

Hidup No 02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air/udara,

dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia

dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak

dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. 46

Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh

berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan

pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku

mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang

diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan

dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup,

tumbuhan atau benda lainnya.

Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di

mana-mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban

pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya

46 Keputusan menteri Negara kependudukan dan lingkungan hidup RI Nomor KEP-

02/MENKLH/1/1988. Tentang penetapan baku mutu lingkungan.

Page 37: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

26

limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.

1. Macam-Macam Pencemaran Lingkungan

Macam-macam pencemaran lingkungan, pencemaran lingkungan dibagi

menjadi tiga yaitu :

a. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat

penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat

aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi,

badai, gempa bumi dan lain-lain juga mengakibatkan perubahan yang

besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki

karakteristik yang berbeda-beda.

Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.

Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan

peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang mengarah pada

berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh

ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air

limbahnya seperti logam berat, toksinorganik, minyak, nutrien dan

padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang

dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen

dalam air.

b. Pencemaran Udara

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik,

kimia, atau biologi diatmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan

kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan

kenyamanan, atau merusak properti.Pencemaran udara dapat ditimbulkan

oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia.Beberapa definisi

Page 38: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

27

gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya

dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak

pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun

global.

Pencemaran udara dibedakan menjadi pencemar primer dan

pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang

ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida

adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan

hasil dari pembakaran. Pencemaran sekunder adalah substansi pencemar

yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer.

Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari

pencemaran udara sekunder.Atmosfer merupakan sebuah sistem yang

kompleks, dinamik, dan rapuh.

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu:

i. Karena faktor internal (secara alamiah) contoh: debu yang

betebrangan akibat tiupan angin; abu (debu) yang dikeluarkan

dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik; proses

pembusukan sampah organik, dll.

ii. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh: hasil

pembakaran bahan bakar fosil; debu/serbuk dari kegiatan

industri; pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

47

Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakann

campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan,

cairan atau gas yang masuk terdispersi ke udaran dan kemudian

menyebar ke lingkungan sekitarnya.

47 Wisnu Arya Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan (Yogyakarta: Andi, 2004), h.28

Page 39: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

28

Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak,

tidak berbau, tidak berwarna, maupun berasa. Akan tetapi udara yang

benar-benar bersih sudah sulit diperoleh, terutama di kota-kota besar

yang banyak industrinya dan padat lalu-lintasnya. Udara yang tercemar

dapat merusak lingkungan dan kehidupan manusia. Terjadinya kerusakan

lingkungan berarti berkurangnya (rusaknya) daya dukung alam yang

selanjutnya akan mengurangi kualitas hidup manusia. Di negara-negara

industri banyak dijumpai kasus penyakit yang erat kaitannya dengan

pencemaran udara dan pencemaran-pencemaran lainnya. 48

c. Pencemaran Tanah

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan

manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini

biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri

atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan

tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan

pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat

penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke

tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan

tanah,maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam

tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap

sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat

berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat

mencemari air tanah dan udara di atasnya 49.

d. Pencemaran Suara

Pencemaran suara atau kebisingan dapat diartikan sebagai suara

48 Op cit h.29 49 Sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 35

Page 40: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

29

atau bunyi yang dapat mengganggu atau merusak pendengaran manusia

dan hewan. Kebisingan dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1) Kebisin1gan Impulsive, yaitu kebisingan yang datangnya tidak terus

menerus, misalnya suara palu ketika orang memaku.

2)Kebisingan Kontinue, yaitu kebisingan yang datangnya secara terus

menerus dalam jangka waktu yang cukup lama, misalnya suara mesin

yang dihidupkan.

3)Kebisingan Semi Kontinue,yaitu kebisingan kontinue yang hanya

sekejap, kemudian hilang tapi ada kemungkinan akan terulang, misalnya

suara kereta api atau pesawat terbang yang lewat. Tingkat kebisingan

dapat diukur dengan satuan unit pengukur decibel (dB). Angka nilai

ambang batas suara adalah 85 desibel. Semakin besar desibelnya,

semakin besar juga resiko kerusakan yang ditimbulkan suara tersebut

sehingga waktu kontak dengan suara yang diperbolehkan akan semakin

kecil.50

7. Analisis Soal

Analisis soal adalah suatu prosedur yang sistematis, yang akan

memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita

susun51 Analisis soal juga berguna untuk melihat atau meneliti materi-materi

mana dari bahan pelajaran yang belum dikuasai peserta didik untuk selanjutnya

kita dapat mengulang kembali atau memperbaiki proses belajar-mengajarnya.52

Adapun manfaat melakukan analisis soal adalah sebagai berikut:

a. Membantu mengidentifikasi butir-butir soal yang kurang baik.

b. Mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk menyempurnakan soal-

soal untuk kepentingan lebih lanjut.

50 Wisnu Arya Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan (Yogyakarta: Andi, 2004), h. 62 51 Arikunto, Op.cit., h. 220 52 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006), h. 131

Page 41: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

30

c. Memperoleh gambaran mengenai soal-soal yang ada. 53

Salah satu cirri buku yang baik cukup banyak memuat bahan drill dan

tugas.54 Drill dan tugas ini dapat berupa soal-soal latihan maupun soal uji

kompetensi yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Latihan yang memuat

permasalahan kehidupan sehari-hari dapat mendorong peserta didik untuk

menggunakan pengetahuan yang telah dipelajari. Misalnya, dalam mata pelajaran

Biologi peserta didik belajar tentang proses pembentukan urine. Selanjutnya,

peserta didik diminta untuk menjelaskan tahapan tahapan pembentukan urine

yang terjadi di ginjal, sehingga jika terdapat kelainan dapat langsung dianalaisis.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini dilaksanakan dengan merujuk pada gambaran hasil

penelitian yang telah dilakukan beberapa peneliti yang sudah ada sebelumnya.

Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya:

Quratul Novida Barmoyo, dkk. Dalam penelitiannya tahun 2014 tentang

analisis soal-soal BSE, UN, dan TIMSS ditinjau dari domain kognitif dan

indikator keterampilan berpikir kritis menunjukkan hasil bahwa presentase 1)

ditinjau dari domain kognitif soal-soal BSE dominan pada aspek penerapan

(applying) sebesar 48%, soal UN dominan pada aspek pengetahuan (knowing)

sebesar 35%, dan soal TIMSS dominan pada aspek penerapan (applying) sebesar

47%; 2) ditinjau dari indikator keterampilan berpikir kritis soal BSE dominan

pada indikator 1 (memberikan penjelasan dasar) sebesar 51%, soal UN dominan

pada indikator 2 (aplikasi) sebesar 41%, dan soal TIMSS dominan pada indikator

1 (memberikan penjelasan dasar) 47%. Hal ini menunjukan soal dalam buku

BSE, UN dan TIMSS sebagian besar sudah mencakup domain kognitif yang

diperlukan.55

53 Arikunto, Loc.cit., 54 Masnur Muslich, Op.cit., h. 54 55 Barmoyo dan Wasis, Analisis soal-soal dalam BSE (Buku Sekolah Elektronik), UN (Ujian

Nasional), dan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) ditinjau dari Domain

Page 42: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

31

Anggara dalam penelitiannya tentang pemanfaatan buku sekolah

elektronik sebagai bahan ajar guru program produktif sekolah menengah

kejuruan menunjukkan hasil yaitu, pemanfaatan buku sekolah elektronik (BSE)

sebagai bahan ajar guru program produktif di SMK dengan kategori cukup baik.

Telah cukup banyak guru memanfaatkan BSE sebagai bahan ajar, baik bahan ajar

utama, bahan ajar tambahan, maupun untuk penugasan kepada peserta didik.56

Tin rosidah dalam penelitiannya tentang eksplorasi keterampilan generik

sains peserta didik pada mata pelajaran kimia di sma di sma negeri 9 semarang.

Menunjukkan hasil nilai rata-rata indikator keterampilan generik sains terbesaar

aspek abstraksi 81,5% dan terkecil aspek pengamatan tidak langsung 32,83%.

Hal ini membuktikan bahwa banyak peserta didik yang belum menguasai

keterampilan generik sains.57

Nimatul dalam penelitian nya yaitu mengidentifikasi level dari soal

tersebut, Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memahami tingkat

proses kognitif pada soal yang terdapat dalam buku ajar matematika SMP kelas

VII berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi.

Jenis penelitian yang digunakan Nimatul adalah deskriptif kualitatif.

Sumber data penelitian ini adalah soal – soal pada Buku Ajar Elektronik

matematika SMP/MTs kelas VII revisi 2017 oleh Abdur Rahman As’ari Dkk.

Analisis butir soal dilakukan menggunakan Taksonomi Bloom Revisi. Metode

pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode dokumentasi58

Perbedaan penelitian yang akan di laksanakan oleh peneliti dengan

penelitian terdahulu adalah belum adanya analisis soal uji kompetensi pada

materi Pencemaran Lingkungan. serta belum diketahui tingkat proses kognitif di

dalam soal tersebut.

Kognitif dan Indikator Keterampilan Berpikir Kritis, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, Vol. 3, No. 1,

2014, h. 8-14. 56 Anggara., Op.cit., h. 163 57 Tin Rosidah., Op.cit., h. 130 58 Ni matun .op. cit ,hal 2

Page 43: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

32

C. Kerangka Berpikir

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang

atau peserta didik setelah menerima pengalaman belajar. Untuk mengetahui

hasil belajar pada seseorang dilakukan dengan penilaian. Untuk

melaksanakan penilaian, guru memerlukan instrumen penilaian dalam bentuk

soal-soal, baik untuk menguji aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Soal/Tes adalah alat untuk mendiagnosis atau mengukur keadaan

individu. Tes merupakan suatu proses yang sistematis untuk mengetahui

tingkat pencapaian peserta didik sekaligus memberikan gambaran

keefektifitasan pengajaran yang diberikan oleh guru. Tes merupakan suatu

cara yang digunakan untuk penilaian berbentuk tugas yang harus dikerjakan

oleh peserta didik sehingga menghasilkan nilai yang dapat dibandingkan

dengan nilai peserta didik lainnya. Untuk mengetahui pencapaian peserta

didik pada satu konsep materi pelajaran, maka dilakukan tes uji kompetemsi.

Soal uji kompetensi masih belum bisa di jadikan acuan untuk

mengukur hasil belajar peserta didik pada abad 21 ini, peserta didik dituntut

untuk mempunyai keterampilan 4c yaitu berpikir kreatif, berpikir kritis,

berkunikasi dan berkolaborasi

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka soal uji kompetensi biologi SMA

materi pencemaran lingkungan dianalisis berdasarkan ranah kognitif pada

Taksonomi Bloom. Analisis soal uji kompetensi biologi pada materi pencemaran

lingkungan dalam buku BSE terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan diharapkan

dapat mengetahui kemunculan proses kognitif pada soal tersebut. Kerangka

berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1

Page 44: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

33

Gambar 2.1 Kerangka Berpiki

Soal uji kompetensi biologi pada buku teks siswa

Belum diketahui tingkat kognitif soal berdasarkan taksonomi bloom rrevisi

Analisis kuantitatif untuk

mengetahui data persentase

tingkat kognitif soal-soal

pencemaran lingkungan

pada buku teks

Analisis kualitatif untuk

mengetahui tingkat

kognitif soal

Analisis soal secara kuantitatif dan kualitatif

Pembahasan hasil analisis soal

Page 45: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bulan Agustus sampai dengan November 2020.

B. Metode Penelitian

Metode adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya. Penelitian yang dilaksanakan

menggunakan metode deskriptif kualitatif yakni penelitian yang bersifat

naturalistik dan data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar. Tujuan

penelitian deskriptif yaitu mengumpulkan informasi yang bersifat actual dan

faktual untuk menjelaskan suatu fenomena tertentu.1 Selain itu, penelitian

deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan suatu peristiwa atau kejadian

yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap

peristiwa tersebut.2 Penelitian ini akan mendeskripsikan aspek kognitif pada

soal uji kompetensi biologi pada Buku Elektronik Sekolah (BSE) kelas X

materi pencemaaran lingkungan terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan kedalaman

berpikir secara induktif dalam menjawab fenomena yang dihadapi. Secara

mendasar penelitian kualitatif memiliki dua tujuan yaitu, menggambarkan dan

mengungkapkan (to describe and explore), serta menggambarkan dan

menjelaskan (to describe and explain). Selain itu menurut Moleong tujuan

pendekatan kualitatif adalah menjelaskan, meramalkan dan mengontrol

fenomena melalui pengumpulan data yang terfokus.3

1 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), h. 41-42 2 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 54 3 Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: CV Jejak,

2018), h. 14

Page 46: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

35

Penelitian ini telah dilakukan proses analisis soal uji kompetensi

dalam buku BSE Biologi SMA kelas X pada materi pencemaran lingkungani

berdasarkan aspek kognitif nya .Analisis terhadap soal dalam buku BSE

terbitan PUSKURBUK untuk menarik kesimpulan melalui analisis dalam

aspek kognitif pada setiap butir soal dalam buku BSE yang dilakukan secara

objektif dan sistematik. Langkah-langkah penelitian ini digambarkan pada

gambar dibawah ini.

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian diawali dari penentuan masalah dan sumber data,

dimana sumber data yang digunakan adalah Buku Sekolah Elektronik (BSE) dan

dibatasi hanya untuk materi pencemaran lingkungan yang kemudian dilakukan tahap

analisis soal menggunakan isntrumen yang telah dibuat oleh peneliti. Adapun

BSE materi

pencemaran

lingkungan

Soal uji

kompetensi

dalam BSE

Indikator Asfek

Kognitif

Analisis soal uji kompetensi biologi materi pencemaran lingkungan

dalam buku BSE berdasarkan indicator asfek kognitif

Hasil dan pembahasan

kesimpulan

Page 47: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

36

penelitian yang dilakukan meliputi 5 tahapan yaitu penentuan sampel penelitian,

membuat lembar analisis soal, melakukan analisis soal, pembahasan, dan kesimpulan.

C. Sumber Data

Pada penelitian kualitatif tidak mengenal istilah populasi, apalagi sampel.

Populasi atau sampel pada pendekatan kualitatif lebih tepat disebut sumber data pada

situasi social (Social Situation) tertentu. Dalam Penelitian ini sumber data dipilih

melalui teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya

atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu.4

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya.Sedangkan Sampel adalah bagian dari jumlah

yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi tersebut. Populasi dari penelitian ini terdapat 8

buku. Dan sampel dari penelitian ini adalah 8 buku.

Sampel/objek yang menjadi sumber data memiliki kriteria yaitu buku BSE

Biologi SMA kelas X yang diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, maka

sampel yang diambil dalam penelitian ini hanya terbatas pada soal uji kompetensi

buku BSE Biologi SMA yang terdapat pada laman resmi Pusat Kurikulum dan

Perbukuan dan sudah lulus penilaian dari BNSP.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data analisis dokumen.

Penelitian analisis dokumen adalah prosedur sistematik untuk mereview atau

mengevaluasi dokumen baik cetak ataupun elektronik.5 Teknik ini cocok digunakan

untuk menganalisis konten buku yang berupa dokumen dan cetak.Data diperoleh dari

4 Sugiyono, Op.cit., h. 124 5 Zaky Farid, “Analisis Konten Kurikulum Pendidikan Kewarnageraan dalam Mempersiapkan

Warga Negara Global”, Tesis pada Sekolah Pacasarjana UPI Bandung, Bandung, 2017, h. 69

Page 48: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

37

teknik dokumentasi. Data dalam penelitian ini adalah kumpulan soal uji kompetensi

biologi materi pencemaran lingkungan yang terdapat dalam BSE yang diterbitkan

Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Data ini diperlukan untuk mengetahui berapa

jumlah kemunculan proses kognitif pada setiap soal essay dalam buku BSE Biologi

SMA kelas X tersebut.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1. Mengumpulkan sumber data

a. Menyiapkan buku BSE Biologi SMA kelas X

Langkah awal dalam pengumpulan data adalah mengumpulkan sumber

data. Data diperoleh melalui observasi pada laman resmi Pusat Kurikulum dan

Perbukuan, untuk mengetahui seberapa banyak buku BSE Biologi kelas X yang

terdapat pada laman tersebut. Hasil observasi menunjukkan bahwa buku BSE

Biologi kelas X pada laman resmi tersebut berjumlah 8 buku.

b. Menyiapkan soal-soal dari beberapa buku BSE yang akan dianalisis

2. Menyusun lembar analisis berdasarkan indikator aspek kognitif Taksonomi

Bloom.

3. Mengolah data

Pengolahan data dilakukan dengan cara menghitung jumlah kemunculan

proses kognitif pada setiap soal yang dianalisis untuk setiap soal uji kompetensi

konsep pencemaran lingkungan pada setiap buku.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar kriteria penilaian

butir soal berdasarkan tingkatan kognitif Taksonomi Bloom. Terdapat pada

lampiran 1.

Page 49: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

38

Tabel 3.1 Lembar Analisis Soal

No Buku Soal Uji

Kompeten

si

Indikator aspek kognitif

C1 C2 C3 C4 C5 C6

1 1

2

3

4

5

2

1

2

3

4

5

Dst

Keterangan:

C1: Mengingat

C2: Memahami

C3:Mengaplikasikan C4:

Menganalisis

C5: Mengevaluasi

C6: mencipta

Enam indikator tersebut dikodekan menggunakan huruf serta angka, dan

cakupan keterampilan yang terdapat pada masing-masing indikator digunakan

sebagai acuan dalam melakukan analisis soal.

Page 50: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

39

Tabel 3.2 Format Penentuan Tingkat Kognitif Soal

Tingkat Kognitif Indikator

C1. Mengingat

Mengingat Kembali

atau Mengenali

Kemampuan yang digunakan Mengenali atau

Mengingat Kembali pengetahuan yang telah

dipelajari sebelumnya berupa istilah, fakta

konsep, prosedur, dan metode.

C2. Memahami

Menggunkan kata operasional Menafsirkan,

Mencontohkan, Mengklasifikasikan, Merangkum,

Menyimpulkan, Membandigkan, atau Menjelaskan.

Kemampuan yang digunakan berupa

Mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran,

termasuk yang diucapkan, ditulis, dan digambar

oleh guru

C3. Mengaplikasikan

Menggunakan kata operasional Mengeksekusi atau

Mengimplementasi.

Kemampuan yang digunakan berupa Menerapkan

atau menggunakan prosedur dalam keadaan

tertentu.

C4. Menganalisis

Menggunakan kata operasional Membedakan,

Mengorganisasi atau Mengatribusi.

Kemampuan yang digunakan berupa Memecah-

mecah materi menjadi bagian-bagian

penyusunnya dan menentukan hubungan-

hubungan antarbagian itu dan hubungan dengan

keseluruhan struktur

C5. Mengevaluasi

Menggunakan kata operasional Memeriksa atau

Mengkritik.

• Kemampuan yang digunakanMengambil keputusan

berdasarkan kriteria dan/atau standar

C6. Memcipta

Menggunakan kata operasional Merumuskan,

merencanakan, atau membuat.

Memadukan bagian-bagian untuk membentuk

sesuatu yang baru atau produk yang orisin

Page 51: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

40

F. Teknik Analisis dan Pengolahan Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan

data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun kedalam pola, memilih nama yang penting akan dipelajari dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.6. adapun tahap

analisis dan pengolahan data adalah sebagai berikut:

Setelah data dikumpulkan berdasarkan dokumentasi kemudian akan

dianalisis berdasarkan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Mengelompokkan data berdasarkan sumbernya.

2. Mengelompokkan soal berdasarkan Taksonomi Bloom seperti yang

terdapat pada tabel 3.1.

3. Setelah soal dikelompokkan berdasarkan Taksonomi Bloom

kemudian soal dipersentasekan dengan rumus:

Persentase (%) = ∑ soal ditiap kotak tabel Taksonomi Bloom X

100%

∑ soal objek penelitian

4. Data yang diperoleh dituangkan dalam bentuk teks naratif, tabel dan

grafik untuk melihat gambaran keseluruhan penelitian ini

G. Penarikan Kesimpulan

Penyajian data akan ditarik kesimpulan sehingga dapat diketahui aspek kognitif

yang terdapat pada soal buku BSE Pusat Kurikulum dan Perbukuan tersebut.

6 Sugiyono, Op.cit., h. 335

Page 52: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat

disimpulkan bahwa soal uji kompetensi biologi materi pencemaran lingkungan

pada Buku Sekolah Elektronik terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan lebih

dominan pada proses kognitif berpikir tingkat rendah. Hal ini ditunjukkan oleh

hasil persentase proses kognitif yang muncul pada keseluruhan buku sebagai

berikut, (1) Indikator mengingat (C1) paling sering muncul dengan presentase

kemunculan 42,93 %, (2) Indikator memahami (C2) menjadi proses kognitif

yang sering muncul dengan presentase berurutan 41,24 % dan (3) Indikator

pengaplikasian menjadi proses kognitif yang muncul dengan presntase 9,03 %.

serta yang terakhir yaitu proses menganalisis (C4) menjadi proses kognitif yang

paling sedikit keluar yaitu dengan persentase 6,77 %. Serta yang terakhir ada dua

indikator yang tidak keluar sama sekali di dalam soal tersebut yaitu mengevaluasi

dan mencipta.

Keseluruhan BSE (buku A sampai buku H) yang dianalisis memunculkan

4 proses kogniititf yaitu proses mengingat, memahami, mengaplikasikan, dan

menganalisis. Dengan total 6 indikator yang ada dalam proses kognitif

Taksonomi Bloom revisi, dengan buku C (buku M.Ansori) menjadi buku BSE

terbaik karena paling banyak memunculkan proses kognitif berpikir tingkat

tinggi dengan jumlah 25 soal, yaitu menganalisis (4 soal), pengaplikasian (3

soal), dan memahami (10 soal) serta mengingat (8 soal).

Kedelapan Buku Sekolah Elektronik (BSE) memiliki proses Kognititf

yang cenderung kepada proses mengingat (mengingat kembali pengetahuan yang

sudah dimiliki peserta didik). Indikator yang tidak muncul pada kedelapan BSE

terbitan PUSKURBUK yaitu indikator mengevaluasi dan mencipta. Secara

keseluruhan, pada kedelapan buku BSE terbitan PUSKURBUK masih melatih

Page 53: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

61

kemampuan berpikir tingkat rendah dan belum mengembangkan keterampilan

berpikir tingkat tinggi,

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh, terdapat beberapa hal yang menjadi

saran dari hasil penelitian ini, antara lain:

1. Bagi guru, soal Buku Sekolah Elektronik A sampai H cukup digunakan untuk

latihan soal namun tidak cukup untuk mengembangkan keterampilan berpikir

tingkat tinggi peserta didik. Guru hendaknya perlu menambahkan latihan soal

selain dari buku BSE tersebut yang dapat melatih peserta didik dalam

mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi nya.

2. Bagi penerbit, hendaknya soal-soal evaluasi dalam BSE ini memunculkan

keseluruhan proses kognitif dalam soal, dikarenakan jika terdapat keseluruhan

proses kogitif akan lebih memaksimalkan dalam mengembangkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.

3. Bagi penulis, hendaknya buku BSE Biologi Terbitan Pusat Kurikulum

Perbukuan yang digunakan dalam penelitian kali ini, sebaiknya lebih

memunculkan dari aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi nya. Selain itu,

hendaknya validator yang digunakan lebih dari satu hingga tiga orang

4. Bagi peneliti lain yang hendaknya ingin melakukan penelitian serupa,

diharapkan lebih memahami dan teliti maksud pertanyaan pada setiap soal.

Selain itu hendaknya melakukan analisis pada soal yang belum dianalisis

aspek kognitifnya, seperti soal soal pada buku teks yang digunakan sekolah di

wilayah peneliti, soal ujian nasional, soal ulangan dan lain sebagainya. Serta

memperbanyak referensi buku teks yang akan dianalisis. dan memperluas

aspek penelitian menjadi ranah kognitif, afektif, dan psikomorik nya.

Page 54: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

63

DAFTAR PUSTAKA

Adisenjana, Yusuf H. AnalisisBuku Ajar Biologi SMA KelasX di Kota Bandung

Berdasarkan Literasi Sains, Bandung: UPI Bandung, 2008.

Anggara, dkk., Pemanfaatan Buku Sekolah Elektronik Sebagai Bahan Ajar Guru

Program Produktif Sekolah Menengah Kejuruan, Jurnal Teknologi dan

Kejuruan, Vol. 35, No. 2, h. 164

Arifin, Zainal Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik Prosedur. Bandung: Remaja

Rosadakarya 2013.

______ . Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2014.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Asri, A. Sahrul, Telaah Buku teks Pegangan Guru dan Peserta didik pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Berbasis Kurikulum 2013, Jurnal Ilmu

Bahasa, Vol. 3, No. 1, 2017, hlm. 74

Banowati, Eva, Buku teks dalam pembelajaran geografi di kota Semarang, Jurnal

Geografi, Semarang: UNNES, hlm. 148

Barmoyo, Qurotul Novida dan Wasis, Analisis Soal dalam BSE, UN, dan TIMSS

Ditinjau dari Domain Kognitif dan Indikator Keterampian Berpikir Kritis.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika, Vol. 3, 2014, hlm. 8-14

Basuki, Ismet dan Haryanto. Assesmen Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2014.

Facione, P.A. (2015). Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. Hermosa

Beach: Measured Reasons LLC.

Farid, Zaky, Analisis Konten Kurikulum Pendidikan Kewarnageraan dalam

Mempersiapkan Warga Negara Global, Tesis pada Sekolah Pacasarjana UPI

Bandung, Bandung, 2017, h. 69

Fadillah, Meiry dan Ahmad Miftahul, Efektivits LKS Konsep Sistem Pernapasan

Berbasis Inkuiri Terstruktur dengan Terbimbing pada Kemampuan Generik

Sains Peserta didik, Jurnal Biotek, Vol. 7, No. 1, 2019, h. 8

Page 55: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

64

Giani, dkk, Analisis Tingkat Kognitif Soal-soal Buku Teks Matematika Kelas VII

Berdasarkan Taksonomi Bloom, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 9, No.

20, 2015, hlm. 1-20

Gulo, W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo, 2002.

Hidayati, Emi, Analisis Keterampilan Generik Sains (Pengamatan Langsung dan

Tidak Langsung) Peserta Didik pada Praktikum Menggunakan Diagram Vee ,

Skripsi IAIN Walisongo Semarang, 2014, hlm. V

Ismail, M. Ilyas, Assesmen dan Evaluasi Pembelajaran, Makassar: Cendekia

Publisher, 2020.

Juhanda, Aa, Analisis Soal Jenjang Kognitif Taksonomi Bloom Revisi pada Buku

Sekolah Elektronik (BSE) Biologi SMA, Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 21,

No. 1, 2016, hlm. 2

Kartono, Tarhadi, dan Yumiati, Penggunaan Tes Uraian Dibandingkan dengan Tes

Pilihan Ganda Terstruktur dan Tes Pilihan Ganda Biasa, Jurnal Pendidikan,

Vol. 8, 2007, hlm. 102

Keputusan menteri Negara kependudukan dan lingkungan hidup RI Nomor KEP-

02/MENKLH/1/1988. Tentang penetapan baku mutu lingkungan

Kemendiknas, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007

Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan

Umum, Jakarta: Kemendiknas, 2007.

Lailatul, Hilal, dkk, Analisis Isi Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi Kelas XI

Semester 1 Berdasarkan Literasi Sains, Jurnal Edusains, Vol. 7, 2015, hlm. 2

Majid, Abdul. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.

Mania, Sitti, Observasi Sebagai Alat Evaluasi Dalam Dunia Pendidikan dan

Pengajaran, Jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 11, No. 2, 2008, h. 221

Martin, Michael O, dkk. TIMSS 2011 International Results in Science. United States:

TIMSS & PIRLS International Study Center, 2012

Miri, B., David, B., & Uri, Z. (2002). Purposely Teaching for the Promotion of

Higherorder Thinking Skills: A Case of Critical Thinking. Research in

Science Education, Vol. 37, hlm. 353-369.

Muslich, Masnur. Text Book Writing, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 50-51

Napell, S.M, Six Common non-facilitating Teaching Behaviors, Contemporary

Education, Vol. 47, No. 2,1976, hlm. 79-82

Page 56: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

65

Neolaka, Amos Isu-isu Kritis Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group 2019

.

Noperman, Feri Pendidikan Sains dan Teknologi: Transformasi Sepanjang Masa

untuk Kemajuan Peradaban, Bengkulu: Universitas Bengkulu Press 2020.

OECD. PISA 2012 Results: What Students Know and Can Do-Student Performance

in Mathematics, Reading and Science. PISA: OECD Pubishing, 2014.

Presiden Republik Indonesia, Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Presiden Republik Indonesia 2003.

Punjani, Ni Made. Pengembangan Perangkat Praktikum Ilmu Pengetahuan Bumi dan

Calon Guru Fisika, Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 3, No. 2, 2014, hlm.

473.

Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2006.

Rofi, Afif. Pengembangan Buku Teks Pembelajaran Berbasis Kontekstual dalam

Materi Proses Morfologis Bahasa Indonesia Pada Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Batanghari Jambi, Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran, Vol.

2, No. 3, 2014, hlm. 2.

Rosidah, Tin. Eksplorasi Keterampilan Generik Sains Peserta didik pada Mata

Pelajaran Kimia Di SMA Negeri 9 Semarang, Jurnal Pendidikan Sains, Vol.

5, No. 2, 2017, hlm. 131

Sandy, Shil Fera. Analisis keterampilan generik sains mahapeserta didik pendidikan

biologi UIN Raden Intan Lampung, Skripsi FTK UIN Lampung, hlm. 3

Sitepu, B.P. Penuisan Buku Teks Pelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014

Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika dan Burhanudin, Evaluasi Pembelajaran IPA

Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Press, 2006.

Sudijono, Anas . Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2016

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2015

Sunyono, Produksi Model LKS dan Media Animasi Berorientasi Keterampilan

Generik Sains pada Materi Kimia Kelas X SMA, Prosiding Seminar Nasional

Pendidikan, Universitas Lampung 2010, hlm. 486.

Page 57: ANALISIS SOAL UJI KOMPETENSI BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK …

66

Taufiq dan Ketang Wiyono, The Application Of Hypothetical Deductive Learning

Cycle Learning Model To Improve Senior High School Student’ Science

Generic Skills On Rigid Body Equilibrium, Proceeding Of The Third

International Seminar On Science Education, 2009, h. 643.

Wijayanto, dkk., Pengembangan Buku Sekolah Elektronik (BSE) dilengkapi Media

Evaluasi Mandiri Peserta didik Berbasis Protable Document Format, Jurnal

Informatika UPGRIS, Vol. 2, No. 2, 2016, hlm. 84

Willy, dkk., Penerapan buku Sekolah Elektronik Berbasis Android dalam Materi Ajar

Besaran dan Satuan, Didaktikum Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, Vol. 17,

No. 2, 2016, h. 1