23
ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in OFFICE COOLING SYSTEM in JAKARTA AREA Aldo Oktasio Ardian, Muhammad Idrus Alhamid Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, Indonesia 16421 [email protected] Abstrak Indeks Konsumsi Energi (IKE) pada sebuah perkantoran digunakan sebagai tolak ukur penentuan tingkat efisiensi energi yang digunakannya. Sistem pendinginan menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam penggunaan energi pada gedung tersebut. Prosedur perhitungan dari IKE tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. Besar kWh selama setahun penuh yang telah diambil datanya sebagai sample akan dibagikan dengan total luas ruangan yang menggunakan sistem pendinginan. Nilai IKE ini kemudian akan dijadikan tolak ukur efisiensi gedung tersebut dan akan didapatkan berapa persen energi yang teralihkan kepada sistem pendinginan. Kata Kunci : Indeks Konsumsi Energi, konsumsi energi sistem pendinginan, sistem pendinginan pada gedung Abstract Energy Use Intensity (EUI) in an office is used as a benchmark to determining the level of energy efficiency used. Cooling system became one of the most influential factors in energy use in the building. The calculation procedure of the IKE will be explained as follows. The amount of kWh for the full year which has been sampled as sample will be distributed with the total area of the room using the cooling system. The value of IKE will then be used as a benchmark of the efficiency Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE

in OFFICE COOLING SYSTEM in JAKARTA AREA

Aldo Oktasio Ardian, Muhammad Idrus Alhamid

Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia

Depok, Jawa Barat, Indonesia 16421

[email protected]

Abstrak

Indeks Konsumsi Energi (IKE) pada sebuah perkantoran digunakan sebagai tolak

ukur penentuan tingkat efisiensi energi yang digunakannya. Sistem pendinginan

menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam penggunaan energi pada

gedung tersebut. Prosedur perhitungan dari IKE tersebut akan dijelaskan sebagai

berikut. Besar kWh selama setahun penuh yang telah diambil datanya sebagai sample

akan dibagikan dengan total luas ruangan yang menggunakan sistem pendinginan.

Nilai IKE ini kemudian akan dijadikan tolak ukur efisiensi gedung tersebut dan akan

didapatkan berapa persen energi yang teralihkan kepada sistem pendinginan.

Kata Kunci : Indeks Konsumsi Energi, konsumsi energi sistem pendinginan, sistem pendinginan pada gedung

Abstract

Energy Use Intensity (EUI) in an office is used as a benchmark to determining

the level of energy efficiency used. Cooling system became one of the most

influential factors in energy use in the building. The calculation procedure of the

IKE will be explained as follows. The amount of kWh for the full year which has

been sampled as sample will be distributed with the total area of the room using the

cooling system. The value of IKE will then be used as a benchmark of the efficiency

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 2: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

of the building and will get how much percent of energy that is transferred to the

cooling system.

Key word : Energy Use Intensity, Energy consumption of cooling system, cooling

system in building

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Bangunan gedung menurut Perda No. 7 Tahun 2010 [1] merupakan wujud

fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya,

sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang

berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau

tinggal, kegiatan keagamaan, , kegiatan sosial dan budaya, kegiatan khusus, maupun

kegiatan usaha.

Berdasarkan Perda No. 7 Tahun 2010 [1], pada bangunan dengan fungsi

hunian merupakan bangunan yang ditujukan sebagai tempat tinggal manusia yang

meliputi rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah tinggal susun, dan rumah

tinggal sementara. Untuk bangunan dengan fungsi keagamaan merupakan tempat

untuk melakukan ibadah yang meliputi bangunan masjid termasuk musholla,

bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan

kelenteng. Kemudian bangunan dengan fungsi sosial dan budaya merupakan tempat

melakukan kegiatan sosial dan budaya yang meliputi bangunan pelayanan

pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan pelayanan umum.

Lalu bangunan dengan fungsi khusus merupakan tempat melakukan kegiatan yang

memiliki tingkat kerahasiaan yang tinggi dalam cakupan tingkat nasional atau yang

penyelenggaraannya dapat membahayakan masyarakat disekitarnya dan/atau

memiliki resiko bahaya tinggi, dimana bangunan tersebut meliputi bangunan gedung

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 3: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

untuk reaktor nuklir dan instalasi pertahanan dan keamanan. Kemudian bangunan

dengan fungsi usaha merupakan tempat kegiatan melakukan usaha yang meliputi

bangunan gedung perdagangan, bangunan gedung perindustrian, bangunan gedung

perhotelan, bangunan gedung wisata dan rekreasi, bangunan gedung terminal,

bangunan gedung penyimpanan, dan bangunan gedung perkantoran.

Menurut Peraturan Gubernur (Pergub) No. 38 Tahun 2012, setelah gedung

didirikan gedung baru dapat dioperasikan jika gedung tersebut sudah memiliki

Sertifikat Laik Fungsi (SLF). Berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) No. 38

Tahun 2012 Pasal 44 ayat 2 [2], SLF baru bisa diterbitkan jika penilaian terhadap

gedung telah dilakukan. Hal-hal yang dinilai terhadap gedung tersebut yaitu

pemeriksaan lapangan terhadap kesesuaian pelaksanaan tahapan konstruksi,

pelaksanaan uji coba instalasi, dan pelaksanaan program konservasi yang mencakup

bidang energi, air, kualitas udara dalam ruang dan kenyamanan termal telah

memenuhi persyaratan bangunan gedung hijau. Parameter yang digunakan dalam

melihat efisiensi konsumsi energi ini sendiri yaitu Indeks Konsumsi Energi (IKE).

Untuk itu pada kasus ini diambil satu gedung perkantoran yaitu gedung Y yang akan

dijadikan contoh sebagai perhitungan serta analisis terhadap nilai Indeks Konsumsi

Energi (IKE).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan tujuan yang ada, maka lebih lanjut akan dianalisa

mengenai konsep bangunan hijau, yang memakai nilai Indeks Konsumsi Energi

sebagai tolok ukur,diantaranya :

- Menghitung nilai Indeks Konsumsi Energi pada hunian dan menilai tingkat

keborosan energi gedung tersebut.

- Menghitung nilai baseline Indeks Konsumsi Energi hunian.

- Membandingkan nilai baseline Indeks Konsumsi Energi hunian yang dihitung

dengan standar baseline Indeks Konsumsi Energi hunian yang ada.

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 4: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

1.3 Tujuan Penelitian

- Memperhitungkan nilai Indeks Konsumsi Energi (IKE) gedung berdasarkan

data objek gedung X yang diamati selama penelitian.

- Menghitung besarnya energi yang dikonsumsi untuk sistem pengkondisian

udara.

- Mengamati penyebab-penyebab tingginya konsumsi energi pada objek gedung

X yang diamati selama penelitian.

1.4 Batasan Masalah

Dalam penelitian kali ini, masalah dibatasi pada hal-hal berikut:

- Data-data gedung yang tidak lengkap digunakan data-data dari standar-standar

baik di Indonesia atau standar-standar internasional sebagai referensinya.

- Data-data detil yang diambil digunakan sebagai acuan terhadap nilai data-data

pada bulan lain yang tidak termasuk dalam rentang waktu pengambilan data.

1.5 Metode Penelitian

Metode berikut digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini,antara lain :

1. Metode pustaka

Metode pustaka merupakan metode untuk memperoleh bahan keterangan

berdasarkan literature yang ada, untuk mendapatkan informasi yang berkaitan

dengan penelitian, yaitu melakukan perbandingan antara beberapa metode

perhitungan indeks konsumsi energi.

2. Metode observasi

Metode observasi merupakan metode dengan cara turun langsung ke

lapangan, yaitu observasi data penggunaan listrik gedung di Jakarta yang ada

di dinas P2B DKI Jakarta

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 5: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

Skripsi ini dikerjakan dengan rekan saya Yoviandri Satrio maka terdapat

kemiripan dalam penulisannya.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Refrijerasi

Sistem refrijerasi digunakan untuk mengambil kalor pada suatu ruangan untuk

dipindahkan ke tempat lain. Pada sistem refrijerasi,digunakan tiga equipment utama

yaitu Air Handling Unit (AHU), Chiller, dan Cooling Tower dimana masing-masing

equipment tersebut dipakai untuk menghasilkan udara-udara sejuk yang kemudian

didistribusikan ke setiap ruangan yang diinginkan sesuai dari desain yang ada.

Proses untuk mendapatkan udara sejuk bermula pada kompresor dari Chiller

melakukan proses kompresi pada refrijeran sehingga tekanan dan temperatur dari

refrijeran menjadi tinggi. Lalu refrijeran dari kompresor yang terdapat pada Chiller

dialirkan menuju kondenser. Didalam kondenser, kalor dari refrijeran ini diambil oleh

air yang berasal dari Cooling Tower. Kemudian air yang telah mengambil kalor dari

refrijeran akan dialirkan kembali menuju Cooling Tower untuk diturunkan kembali

temperaturnya sehingga dapat kembali menuju Chiller untuk melakukan proses

pengambilan kalor dari refrijeran lagi, siklus ini merupakan siklus dari air Cooling

Tower. Sementara itu, setelah kalor dari refrijeran diambil, temperatur dari refrijeran

menjadi turun namun masih memiliki tekanan yang tinggi. Refrijeran bertekanan

tinggi ini akan dialirkan menuju Expansion Valve. Pada Expansion Valve, tekanan

dari refrijeran diturunkan kemudian dialirkan menuju Evaporator. Pada Evaporator,

refrijeran mengambil kalor dari air yang berasal dari AHU sehingga temperatur dari

refrijeran kembali naik dan temperatur air yang berasal dari AHU menjadi turun.

Setelah dari Evaporator, refrijeran kembali menuju kompresor untuk mengalami

proses kompresi kembali berulang sesuai dengan siklus refrijeran pada Chiller.

Sementara itu, air dari AHU yang telah didinginkan tadi oleh Chiller dialirkan

menuju AHU untuk mendinginkan udara yang masuk melewati AHU. Udara

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 6: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

didinginkan dengan melewati udara pada Cooling Coil yang didalamnya berisi air

dari Chiller. Air ini mengambil kalor dari udara tersebut sehingga temperatur air naik

dan temperatur udara turun. Setelah udara menjadi dingin, udara tersebut

didistribusikan ke ruangan-ruangan yang diinginkan. Sementara itu air yang

temperaturnya menjadi lebih tinggi dialirkan kembali menuju Chiller untuk

diturunkan temperaturnya melalui pertukaran kalor dengan refrijeran, siklus ini akan

terus berulang untuk siklus air yang berasal dari AHU.

Gambar 1. Siklus Refrijerasi

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 7: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

2.2 Indeks Konsumsi Energi

Indeks konsumsi energi (IKE) digunakan oleh P2B DKI Jakarta sebagai tolak

ukur apakah sebuah bangunan telah mengaplikasikan peraturan pemerintah mengenai

bangunan hijau.IKE dapat memberi penjelasan sudah efisien atau belum sebuah

bangunan dengan cara dipantau secara berkala oleh dinas P2B DKI Jakarta sehingga

tingkat keborosan gedung baik yang sudah beroperasi ataupun yang akan dibangun

dapat di kontrol.Setelah nilai IKE didapatkan,maka akan diberikan saran bagaimana

seharusnya gedung tersebut digunakan sehingga memiliki angka konsumsi energy

yang rendah.

2.3 Cara menghitung IKE menurut Dinas P2B DKI Jakarta

Untuk dapat menghitung indeks konsumsi energy,dinas P2B DKI Jakarta

menggunakan nilai-nilai dari data konsumsi listrik yang digunakan,jam operasional

gedung,nilai dari factor meter yang digunakan,jam referensi,serta luas area gedung.

𝐼𝐾𝐸 = !"#!

……………………………………….. (1)

Keterangan :

IKE = Indeks konsumsi energy (kWh/m2/th)

KWH = Total konsumsi listrik selama 12 bulan (kWh)

A = Luas area gedung (m2)

KWH dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini :

KWH = LWBPpemakaian+WBPpemakaian………………………(2)

Keterangan :

KWH = Total konsumsi listrik selama 12 bulan (KWH)

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 8: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

LWBPpemakaian = Pemakaian Energi Luar Waktu Beban Puncak

WBPpemakaian = Pemakaian Energi Waktu Beban Puncak

LWBPpemakaian = (LWBPakhir – LWBPlalu) x faktor meter………………………(3)

LWBPakhir = Angka kedudukan meter Luar Waktu Beban Puncak bulan

terakhir

LWBPlalu = Angka kedudukan meter Luar Waktu Beban Puncak 1 bulan

sebelum bulan terakhir

WBPpemakaian = (WBPakhir – WBPlalu) x faktor meter………………………(4)

WBPakhir = Angka kedudukan meter Waktu Beban Puncak bulan terakhir

WBPlalu = Angka kedudukan meter Waktu Beban Puncak 1 bulan

sebelum bulan terakhir

𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = Faktor meteran yang digunakan

Rasio CT = Ip / Is

Ip = Arus primer (A)

Is = Arus sekunder (A)

Rasio PT = Vp / Vs

Vp = Tegangan primer (V)

Vs = Tegangan sekunder (V)

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 9: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

Contoh perhitungan untuk mendapatkan KWH :

Angka Kedudukan Meter Pemakaian LWBP WBP LWBP WBP Total Akhir Lalu Faktor Akhir Lalu Faktor

57630 56984 2000 13875 13796 2000 1292000 158000 1450000 58300 57342 2000 14847 14387 2000 1916000 920000 2836000 58525 57432 2000 14986 14598 2000 2186000 776000 2962000 59113 58984 2000 14653 14611 2000 258000 84000 342000 59706 58436 2000 14762 14725 2000 2540000 74000 2614000 60357 59457 2000 14875 14730 2000 1800000 290000 2090000 61100 60998 2000 14532 14498 2000 204000 68000 272000 61650 60987 2000 14984 14689 2000 1326000 590000 1916000 62240 62105 2000 15764 15732 2000 270000 64000 334000 62847 62530 2000 15643 15621 2000 634000 44000 678000 63521 62803 2000 15985 15920 2000 1436000 130000 1566000 64111 63384 2000 15523 15498 2000 1454000 50000 1504000

Total 18564000

Tabel 1. Contoh data konsumsi listrik

Dapat dilihat bahwa LWBPpemakaian diperoleh dari (LWBPakhir – LWBPlalu) x

faktor meter yaitu LWBPpemakaian = (57630-56984) x 2000 = 1292000. Kemudian

WBPpemakaian = (WBPakhir – WBPlalu) x faktor meter sehingga WBPpemakaian = (13875

– 13796) x 2000 = 158000. Untuk mendapatkan totalnya maka dikalikan dengan 12

bulan, nilai total inilah yang akan dijadikan menjadi KWH untuk menghitung indeks

konsumsi energi.

Untuk dapat menentukan tingkat hemat atau borosnya gedung,maka Total

KWH perlu dibagi dengan luasan gedung tersebut.Sebagai contoh pada perhitungan

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 10: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

ini, 18564000 (Total KWH/tahun) dibagi dengan 32987 M2. Maka didapat IKE nya

sebesar 562,767 KWH/M2/tahun.

Berikut adalah table yang menujukkan tingkat hemat atau boros sebuah

gedung, menurut Pergub 38 Tahun 2012 ditetapkan sebagai berikut :

Tabel 2. Tabel Nilai Standar IKE Setiap Sektor

Dari table diatas, dapat disimpulkan contoh hunian diatas tergolong Boros

karena nilai IKE sudah melebihi batas atas.

Gambar 2. Jenis Rentang IKE

Tabel 3. Tabel Rekomendasi Tindakan Sesuai dengan Nilai IKE

Setelah dilakukan perhitungan terhadap besarnya nilai IKE, berdasarkan Pergub

38 Tahun 2012 akan didapatkan berada pada rentang nomor berapa gedung yang

diobservasi sesuai dengan tipe bangunan dari gedung tersebut. Dari kelompok rentang

yang telah didapatkan, gedung tersebut akan mendapatkan penilaian terhadap

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 11: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

Mulai

Perencanaan

Pengumpulan Data

Identifikasi Kelengkapan Data

Data Lengkap

Perhitungan UNEP Perhitungan DKI

Analisa

Selesai

DataTidakLengkap

penggunaan energi yang telah digunakan apakah hemat, agak hemat, agak boros, atau

boros, serta tindakan yang perlu dilakukan berdasarkan kelompok rentang tersebut.

Pada contoh di atas, didapatkan nilai IKE sebesar 357,461, nilai IKE ini melebihi

nilai batas atas berada pada rentang 4 untuk tipe bangunan perkantoran. Dari nilai

IKE ini, gedung ini tergolong boros konsumsi energinya sehingga menurut Pergub 38

Tahun 2012, tindakan yang perlu dilakukan pada gedung tersebut yaitu perlu

dilakukan retrofitting atau replacement.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Diagram alir

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 12: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

3.2 Proses pengerjaan penelitian

3.2.1 Perencanaan

Mengacu kepada latar belakang dan permasalahan yang telah

dijelaskan sebelumnya pada Bab I dan Bab II, untuk mengontrol besar

kecilnya konsumsi energi pada sebuah gedung terutama pada jenis gedung

perkantoran maka Indeks Konsumsi Energi akan digunakan sebagai tolak

ukurnya agar dapat membuat gedung tersebut mengkonsumsi energy se-

efesien mungkin.Gedung X ini memiliki 16 lantai termasuk 1 lantai

basement.Pada penelitian kali ini, seluruh data yang telah didapakan akan di

hitung agar didapat besar Indeks Konsumsi energy dalam waktu 1 tahun dan

dalam waktu 1 bulan dengan menggunakan metode P2B DKI serta metode

UNEP supaya nantinya dapat dianalisa guna melihat penyebab apa saja yang

membuat konsumsi energi pada gedung tersebut menjadi tinggi dan untuk

mendapatkan langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk menghemat energi

guna mengurangi Indeks Konsumsi energy pada gedung tersebut.

3.2.2 Pengumpulan Data

Metode untuk mendapatkan Indeks Konsumsi Energi telah ditentukan.

Selanjutnya, untuk pengambilan data akan dilakukan pada gedung

perkantoran yang sudah beroperasi di DKI Jakarta. Seluruh data didapat dari

rekening listrik bulanan pada gedung perkantoran tersebut dan juga data

secara langsung yang diambil di lapangan langsung dari equipment meteran

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 13: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

kWh listrik atau Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP),serta

beberapa data seperti gambar desain konstruksi,gambar desain mekanikal dan

elektrikal,dan gambar desain arsitektur. Mengacu kepada Pergub No. 38

Tahun 2012, data-data gedung tersebut adalah variable-variabel utama.

Pergub No. 38 Tahun 2012 mewajibkan beberapa variable yang terkait dengan

konsumsi listrik dan konsumsi air pada gedung tersebut, namun bukan berarti

tidak mewajibkan untuk data-data lainnya yang juga berdampak kepada

konsumsu energi gedung yang akan dating.

3.2.3 Identifikasi Kelengkapan

Apabila seluruh data yang dibutuhkan telah terpenuhi, maka

pengecekan akan dilakukan terhadap kelengkapan data gedung tersebut

supaya data-data tersebut dapat diolah untuk mendapatkan besar Indeks

Konsumsi Energi gedung tersebut. Untuk kelengkapan data gedung yang

dimaksud disini mengacu pada besar konsumsi energy listrik yang diperoleh

dari rekening listrik yang nantinya akan digunakan untuk menghitung besar

Indeks Konsumsi Energi agar dapat memberitahukan apakah gedung tersebut

tergolong boros atau hemat. IKE akan dihitung selama 12 bulan. Lalu, data-

data diluar rekening listrik seperti data dari meteran kWh atau data dari Low

Voltage Main Distribution Panel (LVMDP) akan digunakan untuk melihat

lebih rinci konsumsi energi dialihkan kemana saja dalam waktu 1 bulan

penuh. Kemudian data-data dari desin yang sudah didapat akan digunakan

untuk mengetahui luasan dari tiap zona yang ada pada kantor tersebut baik

yan menggunakan AC maupun yang tidak menggunakannya. Berdasarkan

metode dari P2B DKI, data jam referensi dan juga data jam operasional akan

diperlukan dalam menghitung Indeks Konsumsi Energi. Data tersebut diambil

dari data gedung yang memiliki tipe ama serta jam operasional yang tidak

terlalu berbeda.

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 14: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

3.2.4 Perhitungan

Apabial seluruh data-data pada gedung tersebut sudah lengkap maka

akan dilakukan perhitungan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode

dari Dinas P2B DKI Jakarta dan metode dari UNEP. Pada metode perhitungan

nilai Indeks Konsumsi Energi dari P2B DKI Jakarta, Untuk mendapatkan nilai

dari Indeks Konsumsi Energi maka variable yang harus dimiliki adalah jam

operasional dari gedung yang bersangkutan serta jam referensi yang

didapatkan dari Pergub No. 38 Tahun 2012. Sedangkan pada metode UNEP

tidak menggunakan tidak menggunakan jam referensi untuk gedung yang

bersangkutan dalam perhitungannya. Dengan menggunakan kedua metode

tersebut, maka akan didapatkan besar Indeks Konsumsi Energi sehingga

dapat dilihat tingkat efisiensi energi gedung tersebut yang kemudian akan

dianalisa untuk didapatkan perbedaan dari hasil perhitungan dengan

menggunakan kedua metode yang berbeda tersebut.

3.2.5 Analisa

Setelah mendapatkan nilai dari Indeks Konsumsi Energi dengan

menggunakan dua metode berbeda diatas, selanjutnya akan dilakukan analisa

apakah gedung tersebut sudah berjalan dengan efisien atau tidak dan kedua

angka IKE dari dua metode berbeda tersebut akan dibandingkan satu sama

lainnya. Lalu data penggunaan energy listrik yang didapatkan dari meteran

kWh akan dianalisa untuk mendapatkan hasil pada sistem apa yang menguras

energi sangat boros sehingga nilai IKE secara umum pada gedung tersebut

menjadi sangat tinggi.Kemudian akan diberikan pilihan langkah-langkah apa

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 15: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

saja yang dapat disarankan untuk mengoptimalkan energi pada gedung

tersebut.

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 16: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Data

Untuk menghitung besar IKE pada gedung tersebut, dapat digunakan persamaan :

𝐼𝐾𝐸 =𝑘𝑊ℎ𝐴 𝑥

𝑇!"#𝑇!"

𝐼𝐾𝐸 =275877714121 𝑥

26002210

𝐼𝐾𝐸 = 229,8 kWh/m2/tahun

Dari perhitungan diatas maka didapat besar IKE pada gedung tersebut yaitu sebesar 229,8 kWh/m2/tahun. Angka tersebut menunjukkan bahwa gedung ini tergolong “Agak Hemat” dalam penggunaan energinya.

Kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai kW dengan menggunakan persamaan :

𝑘𝑊 =345 ∗ 0,92 ∗ 220 + 350 ∗ 0,92 ∗ 220 + (338 ∗ 0,92 ∗ 220)

1000

𝑘𝑊 = 69.828+ 70.840+ 68.411

1000

kW = 209,1 kW

Perhitungan diatas adalah salah satu contoh untuk menghitung besar kW yang dihasilkan pada waktu tertentu. Contoh diatas diambil berdasarkan pada data yang terdapat pada tanggal 03/04/2017.

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 17: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

No. Hari

Chiller 1 Chiller 2 Daya (kW) Daya (kw)

Pagi (08.00)

Siang (12.00)

Sore (16.00)

Pagi (08.00)

Siang (12.00)

Sore (16.00)

1 Sabtu 0 0 0 0 0 0 2 Minggu 0 0 0 0 0 0 3 Senin 208,5 200,4 203,4 107,2 103,8 101,9 4 Selasa 197,6 201,4 0 100,9 107,4 0 5 Rabu 0 214,5 127,6 0 108,4 103,2 6 Kamis 197,8 184,6 118,3 96,1 92,0 94,3 7 Jumat 199,4 193,7 128,1 101,3 96,0 110,4 8 Sabtu 0 0 0 0 0 0 9 Minggu 0 0 0 0 0 0 10 Senin 202,4 185,8 128,8 108,1 93,3 117,1 11 Selasa 208,5 198,4 119,3 101,3 108,5 108,1 12 Rabu 208,5 194,9 117,5 107,2 95 92,7 13 Kamis 195,5 203,6 126,2 100,9 105,6 104,6 14 Jumat 197,8 184,6 118,3 96,1 92,08 94,3 15 Sabtu 0 0 0 0 0 0 16 Minggu 0 0 0 0 0 0 17 Senin 164,2 164,2 110,7 88,1 88,1 81,5 18 Selasa 174,9 178,4 112,3 98,4 109,3 110,4 19 Rabu 0 0 0 0 0 0 20 Kamis 183,4 186,09 0 116,7 111,4 0 21 Jumat 196,7 200,4 127,6 107,2 102,6 103,2 22 Sabtu 0 0 0 0 0 0 23 Minggu 0 0 0 0 0 0 24 Senin 0 0 0 0 0 0 25 Selasa 202,8 214,5 130,2 99,5 108,4 104,3 26 Rabu 193,5 203,6 126,2 101,7 105,6 104,6 27 Kamis 164,2 164,2 120,8 88,1 88,1 81,5 28 Jumat 174,9 178,4 111,8 102,2 109,3 110,7 29 Sabtu 30 Minggu

Tabel 4. Tabel Perhitungan Total Daya dari Arus Rata-rata Setiap

Pagi,Siang dan Sore pada 2 Jenis Chiller yang Berbeda

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 18: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

Bulan Total kWh Bulan Total kWh

Januari 260088 Juli 228200

Februari 249064 Agustus 195752

Maret 222280 September 231688

April 226500 Oktober 206376

Mei 281053 November 215400

Juni 231200 Desember 211176

Tabel 5. Tabel Data Konsumsi Energi Total Setiap Bulan Pada Tahun 2016

Untuk dapat menghitung nilai IKE dari sebuah gedung dibutuhkan juga data-data berupa luas bangunan pada setiap lantainya seperti ditunjukan pada tabel berikut:

Lantai Luas Lantai Luas Lantai Luas

1 695 7 920 13 920

2 756 8 920 14 920

3 800 9 920 15 920

4 830 10 920 16 920

5 920 11 920

6 920 12 920

Tabel 6. Tabel Luas Ruangan yang Menggunakan Sistem Pendinginan

Data-data luasan gedung pada setiap lantai diatas adalah data-data luasan gedung yang menggunakan sistem pengkondisian udara pada aplikasinya, bukan luasan gedung total setiap lantainya.

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 19: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

Gambar 2. Grafik Arus R,S,T terhadap Waktu pada Hari Jumat

Gambar 3. Grafik Arus R,S,T terhadap Waktu pada Hari Rabu

670680690700710720730740750760770

7:45

8:00

8:15

8:30

8:45

9:00

9:15

9:30

9:45

10:00

10:15

10:30

10:45

11:00

11:15

11:30

11:45

12:00

12:15

12:30

12:45

13:00

13:15

13:30

13:45

14:00

GrafikArusR,S,TterhadapWaktu

ArusR ArusS ArusT

660

680

700

720

740

760

780

800

7:45

8:15

8:45

9:15

9:45

10:15

10:45

11:15

11:45

12:15

12:45

13:15

13:45

14:15

14:45

15:15

15:45

ARUS

WAKTU

GrafikArusR,S,TterhadapWaktu

ArusT

ArusR

ArusS

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 20: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

Maka kita dapat membuat profile kW terhadap rentan waktu 15 menit yang diukur selama 1 hari kerja. Adapun grafik profil kW terhadap waktu dalam 1 hari kerja adalah sebagai berikut :

Gambar 4. Grafik kW Terhadap Waktu pada Hari Jumat

Gambar 5. Grafik kW Terhadap Waktu pada Hari Rabu

Untuk mendapatkan besar kWh,maka dari data arus per 15 menit dapat dimasukkan ke persemaan :

420430440450460470480490500

7:45

8:15

8:45

9:15

9:45

10:15

10:45

11:15

11:45

12:15

12:45

13:15

13:45

14:15

14:45

15:15

15:45

GrafikkWterhadapwaktu

420430440450460470

GrafikkWterhadapaWaktu

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 21: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

𝑘𝑊ℎ = kW*0,25 (15 Menit)

Setelah didapat total kWh pendinginanya,maka dibagi dengan total kWh keseluruhan untuk didapatkan persentase penggunaan energy untuk pendinginan.

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑊ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑎𝑛 = kWh pendinginan / kWh total = 3928,2/6800

= 60 %

4.2 Analisa Nilai kWh dan Grafik

Setelah melakukan perhitungan dan analisa terhadap nilai IKE pada gedung X dapat diambil kesimpulan bahwa nilai Indeks Konsumsi gedung X sebesar 229,8 kWh/m2/tahun yang menunjukkan bahwa gedung tersebut dikategorikan “Agak Hemat” dalam konsumsi energinya.

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 22: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan perhitungan dan analisa terhadap nilai IKE pada gedung Y dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Nilai Indeks Konsumsi gedung X sebesar 229,8 kWh/m2/tahun yang

menunjukkan bahwa gedung tersebut dikategorikan “Agak Hemat” dalam

konsumsi energinya.

2. Konsumsi energi dari gedung X sebagian besar digunakan untuk sistem pendingin per hari nya yaitu sebesar 57-60% dari total penggunaan energi yang ada.

5.2 Saran

Selama melakukan perhitungan dan analisa terhadap nilai IKE pada gambar X beberapa hal yang disarankan oleh peneliti untuk proses penelitian yang lebih baik lagi untuk kedepannya, yaitu :

1. Menggunakan alat ukur yang dapat merekann nilai penggunaan kWh selama 1 bulan

2. Mengunakan alat ukur dengan ketelitian yang lebih baik lagi.

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019

Page 23: ANALYSIS of HIGH ENERGY CONSUMPTION INDEX VALUE in …

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta no.7 Tahun 2010 mengenai Sertifikat Laik Fungsi.

[2]. Peraturan Gubernur (Pergub)DKI Jakarta no.38 Tahun 2012 mengenai kode bangunan hijau.

[3]. https://www.iea.org/publications/freepublications/publication/SoutheastAsiaEnergiOutlook_WEO2013SpecialReport.pdf

[4]. http://data.worldbank.org/

[5]. https://www.iea.org/publications/freepublications/publication/SoutheastAsiaEnergyOutlook_WEO2013SpecialReport.pdf

Analysis of hight ..., Aldo Oktasio Ardian, FT UI, 2019