37
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENGINDRAAN PADA MANUSIA INDRA PENGLIHATAN (MATA) 1.1 Anatomi Indra Penglihatan Pada Manusia (Mata)

Anatomi Dan Fisiologiii

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anfis

Citation preview

Page 1: Anatomi Dan Fisiologiii

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM PENGINDRAAN PADA MANUSIA

INDRA PENGLIHATAN (MATA)

1.1 Anatomi Indra Penglihatan Pada Manusia (Mata)

Page 2: Anatomi Dan Fisiologiii

A. Konjungtiva

Permukaan dalam kelopak mata disebut konjungtiva palpebra, merupakan lapisan

mukosa. Bagian yang membelok dan kemudian melekat pada bola mata disebut

konjungtiva bulbi. Pada konjungtiva ini banyak sekali kelenjar-kelenjar limfe dan

pembuluh darah.

B. Sklera

Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada pada lapisan terluar mata

yang berwarna putih. Sebagian besar sclera dibangun oleh jaringan fibrosa yang elastic.

Bagian depan sclera tertutup oleh kantong konjungtiva.

C. Otot-otot

Otot-otot yang melekat pada mata :

a) Muskulus levator palpebralis superior inferior.

b) Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata.

c) Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata).

d) Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata).

e) Muskulus obliques okuli inferior.

f) Muskulus obliques okuli superior.

D. Kornea

Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea mata kita dapat melihat

membrane pupil dan iris. Penampang kornea lebih tebal dari sclera, terdiri dari 5 lapisan

epitel kornea, 2 lamina elastika anterior (bowmen, 3 substansipropia, 4 lamina elastika

posterior, dan 5 endotelium). Kornea tidak mengandung pembuluh darah peralihan,

antara kornea ke sclera disebut selero corneal junction. Kornea juga merupakan jalan

masuk cahaya pada mata dengan menempatkannya pada retina.

E. Koroid

Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki banyak pembuluh

darah dan sejumlah sel pigmen. Letaknya disebelah dalam sclera. Dibagian depan mata ,

lapisan koroid memisahkan diri dari sclera membentuk iris yang tengahnya berlubang.

Page 3: Anatomi Dan Fisiologiii

F. Badan Siliaris (Korpus Siliari)

Terletak antara khoroid dan iris, badan siliaris adalah bagian dari anatomi fisiologi mata

yang berisi serabut otot sirkuler dan serabut-serabut yang letakknya seperti jari-jari

sebuah lingkaran.

G. Iris (pupil)

Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. Pada iris terdapat dua

perangkat otot polos yang tersusun sirkuler dan radial. Ketika mata berakomodasi untuk

melihat benda yang dekat atau cahaya yang terang otot sirkuler berakomodasi sehingga

pupil mengecil, begitu pula sebaliknya.

H. Lensa

Lensa tepat berada dibelakang iris dan tergantung pada ligament suspensori. Bentuk lensa

dapat diubah-ubah, diatur, oleh otot siliaris ruang yang terletak diantara lensa mata dan

retina disebut ruang viretus, berisi cairan yang lebih kental (humor viterus), yang bersama

dengan humor akueus berperan dalam memelihara bentuk bola mata.

I. Retina

Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat sensitive terhadap

cahaya. Pada retina terdapat reseptor (fotoreseptor). Fotoreseptor berhubungan dengan

badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optic yang memanjang sampai

ke otot. Bagian lapisan retina yang dilewati berkas urat saraf yang menuju ke otot tidak

memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar. Apabila sinar mencapai bagian ini kita

tidak dapat mengenali cahaya. Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta. Pada

bagian retina, terdapat sel batang berjumlah sekitar 125 juta buah dalam setiap mata. Sel

batang sangat peka terdapat intensitas cahaya rendah, tetapi tidak mampu membedakan

warna. Oleh karena itu, kita mampu melihat dimalam hari tetapi yang terlihat hanya

warna hitam dan putih saja. Bayangan yang dihasilkan dari sel ini tidak tajam. Sel

kerucut jumlahnya sekitar 5 juta pada setiap mata. Sel kerucut sangat peka terhadap

intensitas cahaya tinggi seingga berperan untuk penglihatan siang hari dan untuk

membedakan warna.

J. Vitreous Humor (Humor Bening)

Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa zat transparan seperti

jeli(agar-agar) yang jernih. Zat ini mengisi pada mata dan membuat mata membulat.

Page 4: Anatomi Dan Fisiologiii

K. Aquaeous Humor (Humor Berair)

Aquaeous humor atau cairan berair terdapat dibalik kornea . strukturnya sama dengan

cairn sel, mengandung nutrisi bagi kornea dan dapat melakukan difusi gas dengan udara

luar melalui kornea.

L. Alis Mata (Supersilium)

Alis yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata.

M. Bulu Mata

Bulu mata yaitu rambu-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak mata.

N. Kelopak mata (palpebra)

Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak didepan

bulbis okuli.

1.2 Fisiologi Indra Penglihatan Pada Manusia (Mata)

Page 5: Anatomi Dan Fisiologiii

A. Konjungtiva

Konjungtiva berfungsi melindungi kornea dari gesekan.

B. Sklera

Sklera berfungsi melindugi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat

melekatnya otot mata.

C. Otot-otot

Otot-otot yang melekat pada mata :

a) Muskulus levator palpebralis superior inferior

b) Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk menutup mata.

c) Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata), funsinya untuk menutup mata.

d) Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata), fungsinya menggerakkan mata

dalam.

e) Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola mata kebawah dan

kedalam.

f) Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas ke bawah dan

keluar.

D. Kornea

Kornea berfungsi menerima cahaya yang masuk ke bagian dalam mata dan membelokkan

berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat di fokuskan (memungkinkan lewatnya

cahaya dan merefraksi cahaya).

E. Koroid

Koroid berfungsi menyuplai retina(mengandung pembuluh darah) dan melindungi

refleksi cahaya dalam mata.

F. Badan Siliaris

Badan siliaris berfungsi menyokong lensa, mengandung otot yang memungkinkan lensa

berubah bentuk, dan mensekresikan aqueous humor (humor berair)

G. Iris (Pupil)

Iris (pupil) berfungsi mengendalikan ukuran pupil, sedangkan pigmennya mengurangi

lewatnya cahaya.

H. Lensa

Lensa berfungsi memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa.

Page 6: Anatomi Dan Fisiologiii

I. Retina

Retina berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls sarafdan

menghantarkan impuls saraf optic (II). Pada bagian retina, terdapat sel batang berjumlah

sekitar 125 juta buah dalam setiap mata. Sel batang, sangat peka terhadap intensitas

cahaya rendah, tetapi tidak mampu membedakan warna. Oleh karena itu, kita mampu

melihat dimalam hari tetapi yang terlihat hanya warna hitam dan putih saja. Bayangan

yang dihasilkan dari sel ini tidak tajam. Sel kerucut jumlahnya sekitar 5 juta pada setiap

mata. Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi seingga berperan untuk

penglihatan siang hari dan untuk membedakan warna.

J. Vitreous Humor (Humor Bening)

Vitreous humor (humor bening) berfungsi menyokong lensa dan menolong dalam

menjaga bentuk bola mata.

K. Aqueous Humor (Humor Berair)

Aqueous humor (humor berair) berfungsi menjaga bentuk kantong depan bola mata.

L. Alis Mata (Supersilium)

Alis mata berfungsi mencegah masuknya air atau keringat dari dahi ke mata.

M. Bulu Mata

Bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari benda-benda asing.

N. Kelopak Mata (Palpebra)

Kelopak mata (palpebra) berfungsi untuk pelindung mata sewaktu-waktu kalau ada

gangguan pada mata ( menutup dan membuka mata).

Page 7: Anatomi Dan Fisiologiii

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM PENGINDRAAN PADA MANUSIA

INDRA PENCIUMAN (HIDUNG)

2.1 Anatomi Indra Penciuman Pada Manusia (Hidung)

Page 8: Anatomi Dan Fisiologiii

A. Hidung Luar.

Page 9: Anatomi Dan Fisiologiii

Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah :

a) Pangkal hidung ( bridge )

b) Dorsum nasi.

c) Puncak hidung ( apeks )

d) Ala nasi

e) Kolumela

f) Lubang hidung (nares anterior)

Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi kulit, jaringan

ikat dan beberapa otot kecil, yaitu M. Nasalis pars transversa dan M. Nasalis pars allaris.

Kerja otot-otot tersebut menyebabkan nares melebar dan menyempit. Batas atas nasi

eksternus melekat pada os frontal sebagai radiks (akar), antara radiks sampai apeks (puncak)

disebut dorsum nasi. Lubang yang terdapat pada bagian inferior disebut nares, yang di batasi

oleh :

a) Superior : os frontal, os nasal, os maksila.

b) Inferior : kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor dan kartilago

alaris minor.

Dengan adanya kartilago tersebut maka nasi eksternus bagian inferior menjadi fleksibel.

Perdarahan :

1. A. Nasalis Anterior (cabang A. Etmoidalis yang merupakan cabang dari A. Oftalmika,

cabang dari A. Karotis Interna).

2. A. Nasalis Posterior (cabang A. Sfenopalatinum, cabang dari A. Maksilaris Interna,

cabang dari A. Karotis Interna)

3. A. Angularis (cabang dari A. Fasialis)

Page 10: Anatomi Dan Fisiologiii

Persarafan :

1. Cabang dari N. Oftalmikus (N. Supratroklearis, N. Infratroklearis)

2. Cabang dari N. Maksilaris (ramus eksternus N. Etmoidalis Anterior)

2. Kavum Nasi

Dengan adanya septum nasi maka kavum nasi di bagi menjadi dua ruangan yang

membentang dari nares sampai koana (aperture posterior). Kavum nasi ini berhubungan

dengan sinus frontal, sinus stenoid, fossa cranial anterior dan fossa cranial media.

Batas-batas cavum nasi :

a. Posterior : berhubungan dengan nasofaring

b. Atap : os nasal, os frontal, lamina kribriformis etmoidale, korpus sfenoidale dan sebagian

os vomer

c. Lantai : merupakan bagian yang lunak, kedudukannya hamper horizontal, bentuknya

konkaf . dan bagian dasar ini lebih lebar dari pada bagian atap. Bagian ini di pisahkan

dengan kavum oris oleh palatum durum.

d. Medial : septum nasi yang membagi kavum nasi menjadi dua ruangan (dekstra dan

sinistra), pada bagian bawah apeks nasi, septum nasi dilapisi oleh kulit, jaringan subkutan

dan kartilago alaris mayor. Bagian dari septum yang terdiri dari kartilago ini disebut

sebagai septum pars membranosa = kolumna = kolumela.

e.Lateral : di bentuk oleh bagian dari os medial, os maksila, os lakrima, os etmoid, konka

nasalis inferior, palatum dan os sphenoid. Konka nasalis suprema, superior dan media

merupakan tonjolan dari tulang etmoid. Sedangkan konka nasalis inferior merupakan

tulang yang terpisah.

Perdarahan :

Arteri yang paling penting pada perdarahan kavum nasi adalah A. Sfenopalatina yang

merupakan cabang dari A.maksilaris dan A. Etmoidale Anterior yang merupakan cabang dari

A. Oftalmika. Vena tampak sebagai pleksus yang terletak submukosa yang bejalan bersama-

sama arteri.

Page 11: Anatomi Dan Fisiologiii

Persarafan :

1. Anterior kavum nasi dipersarafi oleh serabut saraf dari N. Trigeminus yaitu N. Etmoidalis

Anterior.

2. Posterior cavum nasi dipersarafi oleh serabut saraf dari ganglion pterigopalatinum masuk

melalui foramen sfenopalatina kemudian menjadi N. Palatina mayor menjadi N.

Sfenopalatinus.

3 Mukosa Hidung

Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas

mukosa pernapasan dan mukosa penghindu. Mukosa pernapasan terdapat pada sebagian

besar rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang

mempunyai silia dan diantarannya terdapat sel-sl goblet. Pada bagian yang lebih terkena

aliran udara mukosanya lebih tebal dan kadang-kadang terjadi metaplasia menjadi sel epitel

skuamukosa. Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena

diliputi oleh palut lender (mucous blanket) pada permukaanya. Palut lender ini dihasilkan

oleh kelenjar mukosa dan sel goblet.

Silia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai fungsi yang penting. Dengan

gerakkan silia yang teratur, palut lendir didalam cavum nasi akan didorong kearah

nasofaring. Dengan demikian mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya sendiri

dan juga untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam rongga hidung

Page 12: Anatomi Dan Fisiologiii

2.2 Fisiologi Indra Penciuman Pada Manusia (Hidung)

1. Sebagai jalan nafas

Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka media

dan kemudian turun ke bawah ke arah nasofaring, sehingga aliran udara ini berbentuk

lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian

mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi. Akan tetapi di bagian depan aliran

udara memecah, sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung

dengan aliran dari nasofaring.

2. Pengatur kondisi udara (air conditioning)

Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan udara yang

akan masuk ke dalam alveolus. Fungsi ini dilakukan dengan cara :

a) Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Pada musim

panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini sedikit, sedangkan

pada musim dingin akan terjadi sebaliknya.

b) Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah di

bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga radiasi

dapat berlangsung secara optimal. Dengan demikian suhu udara setelah melalui

hidung kurang lebih 37o C.

3. Sebagai penyaring dan pelindung

Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan

dilakukan oleh :

a) Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi

b) Silia

c) Palut lendir (mucous blanket). Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan

partikel – partikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks bersin. Palut lendir ini

akan dialirkan ke nasofaring oleh gerakan silia.

d) Enzim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri, disebut lysozime.

Page 13: Anatomi Dan Fisiologiii

4. Indra penghirup

Hidung juga bekerja sebagai indra penghirup dengan adanya mukosa olfaktorius pada atap

rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat mencapai

daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik nafas dengan kuat.

5. Resonansi suara

Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidung akan

menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau.

6. Proses bicara

Membantu proses pembentukan kata dengan konsonan nasal (m,n,ng) dimana rongga mulut

tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum molle turun untuk aliran udara.

7. Refleks nasal

Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna,

kardiovaskuler dan pernafasan. Contoh : iritasi mukosa hidung menyebabkan refleks bersin

dan nafas terhenti. Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung dan

pankreas.

Page 14: Anatomi Dan Fisiologiii

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM PENGINDRAAN PADA MANUSIA

INDRA PENDENGARAN (TELINGA)

3.1 Anatomi Indra Pendengaran Pada Manusia (Telinga)

Telinga merupakan salah satu panca indera yang penting bagi manusia yang mempunyai

dua fungsi yaitu untuk pendengaran dan keseimbangan.

Telinga, menurut anatominya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Telinga Luar

2. Telinga Tengah

3. Telinga Dalam

Page 15: Anatomi Dan Fisiologiii

A. Telinga Luar( Auris Eksterna)

Telinga luar terdiri atas daun telinga dan liang telinga

1. Daun Telinga (Auricula)

Telinga luar atau auris eksterna terdiri dari 3 bagian, yaitu :

a. Aurikulum

b. Daun Telinga

c. Pina

Berbentuk pipih dan berlekuk, tersusun atas kerangkan tulang rawan (kartilago)

kecuali pada lobulus, diliputi oleh kulit yang melekat pada perikondrium. Pada proses

mendengar daun telinga ini berfungsi untuk menangkap dan mengumpulkan gelombang

bunyi serta menentukan arah sumber bunyi (pada binatang aurikulum ini dapat

digerakkan).

2. Liang Telinga Luar (Canalis Auditorius Eksternus)

Terdiri atas :

a. Meatus akustikus eksternus (lubang)

b. Canalis auditorius eksternus (saluran)

B. Telinga Tengah

Page 16: Anatomi Dan Fisiologiii

Sebagai batas antara telinga luar dan telinga tengah dibatasi oleh membrane yang disebut

dengan membrane tympani.

1. Membrane tympani

Merupakan selaput yang berwarna putih seperti mutiara, berbentuk oval-kerucut,terdiri

dari :

a. Pars flasida (2 lapis) : terdiri atas stratum kutaneu, dan stratus mukosum.

b. Pars tensa (3 lapis) : terdiri atas stratum kutaneum, stratum fibrosum, dan stratum

mukosum.

Page 17: Anatomi Dan Fisiologiii

2. Kavum timpani

Merupakan bangunan yang berbentuk kubus yang tidak teratur, terletak diantara telinga

tengah dan telinga dalam.

Cavum timpani terdiri atas 3 bagian :

a. Epitimpanum : merupakan cavum timpani bagian atas yang berhubungan dengan

antrum dengan aditus ad antrum

b. Mesotimpanum : merupakan cavum timpani bagian tengah

c. Hipotimpanum : merupakan cavum timpani bagian bawah yang berhubungan

dengan tuba eustachius.

3. Tuba eustachius

Menghubungkan cavum timpani dengan nasofaring. Terdiri dari 2 bagian, yaitu :

a. Pars osseus :1/3 bagian lateral (panjang 12mm) selalu terbuka.

b. Pars cartilaginosa/pars membranacea : 2/3 bagian medial , selalu tertutup.

Tuba pada anak lebih pendek, lebih lebar, dan lebih horizontal,. Oleh karena itu,

anak sering mengalami otitis media akut karena kuman mudah masuk.

Berfungsi :

a) Drainase

b) Ventilasi (pertahankan tekanan udara dan oksigenasi)

4. Atrum dan sel-sel mastoid

a. Berhubungan dengan cavum timpani melalui aditus ad antrum

b. Dibentk oleh pars squamosa dan pars petrosa, dimana melekat M.

Stenokleidomastoideus dan M. Digasticus venter posterior

c. Mengubah anggota udara yang disebut selluale, yang juga berhubungan antrum

d. Antrum sudah ada sejak kecil sedang selula terbentuk sejak kehidupan tahun-tahun

pertama sampai tahun ke 5 atau ke 6

e. Radang cavum timpani dapat menyebabkan radang di antrum mastoidea disebut

mastoiditis.

Page 18: Anatomi Dan Fisiologiii

C. Telinga Dalam

Telinga Dalam = Auris Interna = labirin

Telinga dalam terdiri atas 2 bagian, yaitu :

1. Tulang = labirin osseus

2. Membrane = labirin membranaceus

Labirin membranaceus terdapat didalam labirin osseus, diantara keduanya terdapat

perilimphe, sedang didalam labirin membranaseus terdapat endolimphe.

Page 19: Anatomi Dan Fisiologiii

A. Labirin Osseus

Teerdiri dari :

1. Cochlea, sperti rumah siput terletak didepan, berupa bangunan 2,5 lingkaran.

2. Canalis Semisirkularis :

a. Canalis Semisirkularis Horisontalis/lateralis

b. Canalis Semisirkularis superior/anterior

c. Canalis Semisirkularis inferior/posterior

B. Labirin Membranaceus

Terdapat didalam labirin osseus dengan pemisah perilimphe yang berisi endolimphe.

Terdiri dari :

1. Duktus Cochlearis : didalam cochlea

Fungsi pendengaran : N. Cochlearis.

2. Suculus dan utriculus : didalam vestibulum

a) Saculus

Bentuk : globoid. Lebih besar utriculus

Letak : depan bawah

Terdapat daerah sensoris macula saculi,

Terdiri dari :

a. Sel-sel reseptor

b. Sel-sel penyokong

c. Membrane basilaris

Beraksi terhadap gerakkan ventrikel

b) UtriculusBentuk : ovoid

Letak : belakang atas

Terdapat daerah sensoris makuli utriculus,

Terdiri dari :a. Sel-sel reseptorb. Sel-sel penyokongc. Membrane basilaris

Bereaksi terhadap gerakkan horizontal, linier

Page 20: Anatomi Dan Fisiologiii

3. Duktus semisirkularis : didalam kanalis semisirkularis pada membrane basilaris

terdapat organon corti dengan bangunan :

a. Pilar dalam dan pilar luar yang membentuk tunel of corti

b. Sel-sel rambut dalam 1 deret keluar 3-4 deret

c. Sel-sel penyokong : el deiters, sel Hansen, claudies, dan membrane tektoria

Duktus semisirkularis

Terdapat 3 ampula :

1. Ampula romb. anterior

2. Ampula romb. Lateral

3. Ampula romb. Posterior

Pada proses mendengar ; organ corti merupakan reseptor pendengaran rangsang

bunyi (mekanik) diubah menjadi listrik.

Page 21: Anatomi Dan Fisiologiii

3.2 Fisiologi Indra Pendengaran Pada Manusia (Telinga)

Proses mendengar ini terdiri dari dua macam proses yaitu proses konduksi dan proses

sensorineural. Yang pertama adalah proses konduksi. Pada proses konduksi disini gelombang

bunyi dikumpilkan dan ditentukan arahnya oleh aurikulum. Kemudian diteruskan dan

diresonansi melalui meatus akustikus eksternus (MAE), Kemu dian diteruskan ke membrane

timpani dan tulang-tulang pendengaran (meleus, inkus, stapes), disini gelombang suara

diperkuat sekitar 27 kali setelah itu, dilanjutkan dengan proses sensorineural.

Pada proses sensorineural disini terdiri dari proses yang terjadi pada koklea dan

retrokoklea. Dimulai dari proses pada koklea yaitu gerakan cairan perilimfe yang terdapat

pada skala timpani dan skala vestibule yang akan menggetarkan membrane reisner yang akan

mendorong endolimfe sehingga menjadikan gerakkan relative terhadap membrana basilaris

dan membrane tektoria. Gerakan-gerakan ini meruakan rangsang mekanik yang akan

menyebabkan defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbukaa dan terjadi

pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menyebabkan proses depolarisasi

pada sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter kedalam sinapsis yang akan

menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius (N. Koklearis, N. Akustikus) yang akan

meneruskan impuls listrik ke nucleus auditorius dibatang otak sampai ke pusat pendengaran

korteks serebri lobus temporalis.

Page 22: Anatomi Dan Fisiologiii

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM PENGINDRAAN PADA MANUSIA

INDRA PERABA (KULIT)

4.1 Anatomi Indra Peraba Pada Manusia (Kulit)

Page 23: Anatomi Dan Fisiologiii

Kulit  terbagi  atas  tiga  lapisan  pokok,  yaitu  epidermis,  dermis  atau  korium,  dan

jaringan  subkutan  atau subkutis.

A. Epidermis

Epidermis terbagi atas lima lapisan :

1. Lapisan tanduk atau stratum korneum yaitu lapisan kulit yang paling luar yang terdiri

dari beberapa lapis sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah

berubah menjadi keratin (zat tanduk).

2. Stratum Lusidum yaitu lapisan sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma berubah

menjadi eleidin (protein). Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.

3. Lapisan granular atau stratum granulosum yaitu 2 atau 3 lapisan sel gepeng dengan

sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Mukosa biasanya tidak

memiliki lapisan ini. Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki.

4. Lapisan malpighi atau stratum spinosum. Nama lainnya adalah pickle cell layer

(lapisan akanta). Terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk poligonal dengan besar

berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasma jernih karena mengandung

banyak glikogen dan inti terletak ditengah-tengah. Makin dekat letaknya ke

permukaan bentuk sel semakin gepeng. Diantara sel terdapat jembatan antar sel

(intercellular bridges) terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Penebalan

antar jembatan membentuk penebalan bulat kecil disebut nodus bizzozero. Diantara sel

juga terdapat sel langerhans.

5. Lapisan basal atau stratum germinativium. Terdiri dari sel berbentuk kubus tersusun

vertikal pada perbatasan dermo-epidermal, berbaris seperti pagar

(palisade),mengadakan mitosis dari berbagai fungsi reproduktif dan terdiri dari :

1. Sel berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar,

dihubungkan satu dengan yang lain dengan jembatan antar sel.

2. Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell merupakan sel berwarna

muda dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap dan mengandung butiran

pigmen (melanosomes).

Page 24: Anatomi Dan Fisiologiii

Epidermis  mengandung  juga  :  Kelenjar  ekrin,  kelenjar  apokrin,  kelenjar

sebaseus,  rambut  dan  kuku. Kelenjar  keringat  ada  dua  jenis,  ekrin  dan  apokrin.

Fungsinya  mengatur  suhu,  menyebabkan  panas dilepaskan  dengan  cara  penguapan.

Kelanjar  ekrin  terdapat  disemua  daerah  kulit,  tetapi  tidak  terdapat diselaput lendir.

Seluruhnya berjumlah antara 2 sampai 5 juta yang terbanyak ditelapak tangan. Sekretnya

cairan  jernih kira-kira  99 persen  mengandung  klorida,asam laktat,nitrogen  dan zat lain.

Kelenjar  apokrin adalah  kelenjar  keringat  besar  yang  bermuara  ke  folikel  rambut,

terdapat  di  ketiak,  daerah  anogenital, papilla mamma dan areola. Kelenjar sebaseus

terdapat di seluruh tubuh, kecuali di manus, plantar pedis, dan dorsum pedis.  Terdapat

banyak  di  kulit  kepala,  muka,  kening,  dan  dagu.  Sekretnya  berupa  sebum  dan

mengandung asam lemak, kolesterol dan zat lain.

B. Dermis

Dermis atau korium merupakan lapisan bawah epidermis dan diatas jaringan subkutan.

Dermis terdiri dari jaringan  ikat  yang  dilapisan  atas  terjalin  rapat  (pars  papillaris),

sedangkan  dibagian  bawah  terjalin  lebih lebih  longgar  (pars  reticularis).  Lapisan  pars

retucularis  mengandung  pembuluh  darah,  saraf,  rambut, kelenjar keringat dan kelenjar

sebaseus.

C. Jaringan Subkutan (Subkutis atau Hipodermis)

Jaringan subkutan merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis. Batas antara

jaringan subkutan dan dermis  tidak  tegas.  Sel-sel  yang  tyerbanyak  adalah  liposit  yang

menghasilkan  banyak  lemak.  Jaringan subkutan  mengandung  saraf,  pembuluh  darah

dan  limfe,  kandungan  rambut  dan  di  lapisan  atas  jaringan subkutan  terdapat  kelenjar

keringan.  Fungsi  dari  jaringan  subkutan  adalah  penyekat  panas,  bantalan terhadap

trauma dan tempat penumpukan energi.

Page 25: Anatomi Dan Fisiologiii

4.2 Fisiologi Indra Peraba Pada Manusia (Kulit)

Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :

1. Pelindung atau proteksi

Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan- jaringan tubuh di

sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh- pengaruh luar seperti luka dan

serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak,

yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka

kecil,  mencegah  zat  kimia  dan  bakteri  masuk  ke  dalam  tubuh  serta menghalau 

rangsang-rangsang   fisik   seperti   sinar   ultraviolet   dari matahari.

2. Penerima rangsang

Kulit   sangat   peka   terhadap   berbagai   rangsang   sensorik   yang berhubungan

dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran.  Kulit sebagai alat

perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi

3. Pengatur panas atau thermoregulasi

Kulit  mengatur  suhu  tubuh  melalui  dilatasi  dan  konstruksi pembuluh kapiler   serta 

melalui   respirasi   yang   keduanya   dipengaruhi   saraf otonom. Tubuh yang sehat

memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit  atau  sekitar  36,50C.  Ketika  terjadi

perubahan  pada  suhu luar,  darah  dan  kelenjar  keringat  kulit  mengadakan

penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah

satu  fungsi  kulit  sebagai  organ  antara  tubuh  dan  lingkungan. Panas akan hilang

dengan penguapan keringat.

Page 26: Anatomi Dan Fisiologiii

4. Pengeluaran (ekskresi)

Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-kelenjar keringat yang

dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia

lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi

juga melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak

disadari.

5. Penyimpanan.

Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.

6. Penyerapan terbatas

Kulit  dapat  menyerap  zat-zat  tertentu,  terutama  zat-zat  yang  larut dalam  lemak

dapat  diserap  ke  dalam  kulit.  Hormon  yang  terdapat pada krim muka dapat masuk

melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit  pada  tingkatan  yang  sangat  tipis.

Penyerapan  terjadi  melalui muara  kandung  rambut  dan  masuk  ke  dalam  saluran

kelenjar  palit, merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah

kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.

7. Penunjang penampilan

Fungsi  yang  terkait  dengan   kecantikan   yaitu   keadaan   kulit   yang tampak halus,

putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat

mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot

penegak rambut.

 

Page 27: Anatomi Dan Fisiologiii

DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi,Dra.D.A.,dkk.2006.Biologi SMA Jilid 2 untuk Kelas XI.Jakarta:Erlangga.

Syaifuddin,Drs.H.2006.Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3.Jakarta:egc.

Syamsuri,Dr.Istamar,dkk.2006.Biologi Jilid 2B untuk SMA Kelas XI Semester

2.Jakarta:Erlangga.

Buku ajar ilmu kesehatan THT FKUI

Slide kuliah Dr. Sri Soekesi H.,So.THT

Gray’s Anatomi for student