Upload
dewi-apriyani
View
6.161
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
ANATOMI KATAK SAWAH(Rana cancrivora)
Oleh:
Nama : Dewi ApriyaniNIM : B1J009021Rombongan : IKelompok : 4Asisten : Andri Prajaka Santo
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN I
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO
2010
I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan I kali ini
adalah untuk melihat Anatomi Katak Sawah (Rana cancrivora).
II. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
A. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting
bedah, jarum penusuk, dan tisue
B. Bahan
Bahan yang digunakan adalah Katak Sawah (Rana cancrivora), air kran,
kloroform.
C. Cara Kerja
Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Katak (Rana cancrivora) yang masih hidup mula-mula dirusak otaknya
dengan jarum penusuk.
2. Setelah mati lemas, katak diletakkan dengan bagian dorsalnya pada bak
preparat.
3. Pengguntingan dimulai dari medio-posterior ke arah anterior kemudian
seluruh kulit ventral dilepaskan.
4. Bagian-bagian tubuh katak diamati dan gambar yang ada diberi
keterangan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Gambar 1. Anatomi Luar Katak Sawah ( Rana cancrivora )
Keterangan Gambar :
1. Cavum Oris
2. Organum fisus
3. Selaput tidur (membran nictitans)
4. Membran Tympani
5. Brachium
6. Antebrachium
7. Digiti ( jari)
8. Web
9. Crus
10. Pes
11. Palbebra Anterior
12. Palbebra Posterior
13. Saccus vocalis
Gambar 2. Anatomi Rongga Mulut Katak Sawah ( Rana cancrivora )
Keterangan Gambar :
1. Choane
2. Os maxilla
3. Os premaxilla
4. Lubang oesophagus
5. Osteo tubae auditivas
6. Lingua
7. Glottis
8. Pangkal lidah
9. Osconformer (gigi)
Gambar 3. Otot-otot Bagian Ventral Tubuh Katak Sawah ( Rana cancrivora)
Keterangan Gambar :
1. Muscullus mandibularis
2. Muscullus submandibularis
3. Muscullus deltoideus
4. Muscullus pars sternalis
5. Muscullus pars scapularis
6. Muscullus pars coracoradialis
7. Muscullus pars epicoracoidea
8. Muscullus abdominalis
9. Otot pectoralis
10. Linea alba
11. Muscullus obliqus internus
12. Muscullus obliqus eksternus
13. Muscullus rectus abdominis
14. Musculus inscriptio tendinae
Gambar 4. Otot-otot Ekstrimitas Posterior Katak Sawah ( Rana cancrivora )
Keterangan Gambar :
1. Muscullus trisep femoris
2. Muscullus gracilis minor
3. Muscullus aductor magnus
4. Muscullus sartorius
5. Muscullus gracilis mayor
6. Muscullus gastronimeus
7. Muscullus tibialis posticus
8. Tulang tibio-fibula
9. Muscullus anticus longus
10. Web
11. Tendon aciles
Gambar 6. Sistem Pencernaan Katak Sawah ( Rana cancrivora )
Keterangan Gambar :
1. Gastrum
2. Hepar
3. Ductus hepaticus
4. Ductus cysticus
5. Vesica felea
6. Pankreas
7. Ductus pancreaticus
8. Ductus choleodocus
9. Duodenum
10. Pylorus
11. Mesentrium
12. Intestine
13. Colon
14. Rectum
Gambar 2.
Gambar 7. Sistem Genitalia Betina Katak Sawah ( Rana cancrivora♀)
Keterangan Gambar :
1. Osteum tuba
2. Ovisac
3. Tuba falopii
4. Oviduct
5. Ureter
6. Kloaka
7. Vesica urinaria
Gambar 8. Sistem Genitalia Jantan Katak Sawah ( Rana cancrivora♂)
Keterangan Gambar :
1. Testis
2. Ginjal
3. Ureter
4. Vesica urinaria
5. Kloaka
B. Pembahasan
Klasifikasi katak sawah menurut Radiopoetro (1977) adalah sebagai
berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Amphibia
Ordo : Anura
Familia : Ranaidae
Genus : Rana
Species : Rana cancrivora
Katak merupakan salah satu anggota dari class Amphibia yang
kedudukannya diantara ikan dan Vertebrata kelas tinggi. Amphibia berasal dari
kata “amphi” artinya rangkap dan “bios” artinya hidup. Jadi amphibia berarti
hewan yang hidup dalam dua fase kehidupan, yaitu dari kehidupan air menuju
kehidupan darat. Kedua fase strukturnya menunjukkan bahwa amphibi merupakan
kelompok chordata yang pertama kali keluar dari kehidupan air (Radiopoetro,
1977).
Rana cancrivora (Graven horst/katak sawah) memiliki kulit berwarna
hijau, bercak hitam. Kadang-kadang pada bagian punggungnya bergaris cokelat
muda. Habitat ditemukan di sawah dan saluran irigasi sekitar sawah (Arie, 1999).
Kemampuan beradaptasi tinggi karena merupakan hewan berdarah dingin
yang suhu tubuhnya selalu mengikuti suhu sekelilingnya. Ciri khas dari kodok
adalah adanya gendang telinga sebelah belakang matanya pada kedua sisi
kepalanya. Binatang ini berbadan agak unik yaitu pendek, bermata besar dengan
tungkai belakang panjang (Susanto, 1994).
Menurut Djuhanda (1981), rongga mulut dapat masuk diantara celah
insang ke dalam faring. Epitelium dari rongga mulut dibangun oleh beberapa lapis
sel epitel yang pipih dan mempunyai fungsi pernafasan. Lubang khoane terdapat
di bagian depan langit-langit primer.
Kaki depan atau lengan katak terdiri dari lengan atas (brachium),
antebrachium, manus, digiti 4 buah yang satu mengecil. Digiti pada katak jantan
menebal pada saat musim kawin. Tiap kaki belakang mempunyai femur (thigh),
crus (shark), atau kaki bawah, pes(angle) dan manus serta 5 buah digiti yang
berselaput renang (Holmes, 1928).
Kaki depan atau lengan katak terdiri dari lengan atas (brachium),
antebrachium, manus, digiti 4 buah yang satu mengecil. Digiti pada katak jantan
menebal pada saat musim kawin. Tiap kaki belakang mempunyai femur (thigh),
crus (shark), atau kaki bawah, pes (angle) dan manus serta 5 buah digiti yang
berselaput renang (Holmes, 1928).
Sistem muscularia pada katak terdiri dari banyak otot. Yaitu otot
subhioideus, deltoideus ( episternalis, episternum, dan akapularis), otot
submaxillaris, otot pektoralis ( bagian epikorakoid, sternal, abdominal), otot
rektus abdominis ( terdapat linea alba), otot korakoradialis, otot obliqus
eksterna(Djuhanda, 1982)
Otot-otot anggota dapat dibagi menjadi dua kelompok( Young), yaitu otot-
otot ventrolateral yang bekerja menarik anggota ke depan ke arah sumbu tengah
tubuh, dan membengkokkan ruas-ruas anggota; dan otot-otot dorsomedial yang
bekerja untuk menarik anggota ke belakang menjauhi sumbu tengah tubuh dan
merentangkan ruas-ruas anggota. Kelompok ventral dari otot-otot proksimal
anggota depan, origonya terdapat pada sternum dan otot-otot hiraksial, sedangkan
insertionya pada humerus.otot ventral tubuh yaitu: otot-otot deltoideus, pektoralis,
dan korakoradialis.
Menurut Djuhanda (1982), Kelompok ventral dari otot-otot distal anggota
depan yaitu:
1. Otot brakhioradialis
2. Otot fleksorkarpiradialis
3. Otot fleksordigitorium longus
4. Otot fleksordigitorium brevis
Kelompok ventral dari otot-otot proksimal anggota belakang yaitu :
1. Otot sartorius
2. Otot grasilis mayor
3. Otot grasilis minor
4. Otot adduktor magnus
5. Otot adduktor longus
6. Otot trisep femoris
Kelompok ventral dari otot-otot distal anggota belakang:
1. Otot tibialis
Kelompok dorsal dari otot-otot kepala :
1. Otot temporalis
2. Otot depresor mandibulae
3. Otot rhomboideus
4. Otot longisimus dorsi
5. Otot koksigio sakralis
6. Otot koksigio iliakus
Kelompok dorsal dari otot-otot dari anggota depan:
1. Otot dorsalis skapulae
2. Otot latisimus dorsi
3. Otot ankoneus
Kelompok dorsal dari otot-otot anggota belakang :
1. Otot iliaka eksterna
2. Otot piriformis
3. Otot tensor fasiaelatae
4. Otot ilio-fibularis
5. Otot semi membranosus
6. Otot gastroknemius
7. Otot peroneus.
Amphibia mempunyai susunan otot lidah mula-mulanya berfungsi untuk
menyemprotkan hasil sekresi dari kelenjar lidah (linguales) yang dilengkapi
papilla pada lidahnya dan indera pengecap. Disini juga terdapat kelenjar tunggal
glandula intermaksilaris yang terletak di depan rongga hidung diantara
premaksilla dan bermuara di depan ronga mulut yang berfungsi untuk
membasahi lidah. Gigi dapat ditemukan pada tulang spinal, premaksilla, dan
dentale serta beberapa tulang dari langit-langit (Djuhanda, 1982).
Kerongkongan adalah salah satu organ pencernaan makanan yang terletak
di sebelah dorsal dari tenggorokan. Kerongkongan pada bangsa ikan dan
amphibian lebih pendek daripada bangsa reptilian karena pada bangsa ikan dan
amphibian tidak mempunyai leher (Kent,1983).
Menurut Djuhanda (1982), ikan dan Amphibia di sepanjang usus kasar
memiliki struktur berbentuk lurus. Pankreas terdpat pada pertemuan lambung
dengan duodenum. Saluran pancreas pada Anura bermuara di ductus
choledokus. Katak sudah memperlihkan kemajuan dari pada ikan. Pengambilan
nafas dilakukan dengan jalan menelan udara secara ditekan oleh dasar rongga
mulut karena tidak mempunyai rusuk. Laring disokong oleh potongan cartilage
arytaenoidea dan cartilage krikoidea.
Sistem pencernaan pada katak terdiri dari lambung yang menggembung
besar, usus halus yang melingkar-lingkar. Pada lambung melekat kalenjar
pankreas. Saluran dari hati bersatu dengan saluran dari pankreas, bermuara di
usus duabelas jari. Agak ke tengah dekat usus duabelas jari, terdapat benda bulat
berwarna coklat, yaitu limpa. Usus halus sangat panjang, tetapi usus tebal sangat
pendek. Di tengah-tengah agak menempel punggung, terdapat ginjal sepaang,
panjang, panjang, dan berwarna coklat. Didepan ginjal tampak pembuluh vena
besar. Di belakang ginjal terdapat pula pembuluh darah besar yaitu aorta
(Mahardono,1980).
Katak bernapas dengan berbagai cara. Misalnya dengan kulitnya yang tipis
dan lembab. Juga dengan selaput mulutnya, sehingga katak sering tampak
memompa udara ke mulut, dengan menggerak-gerakkan rahang bawahnya. Cara
yang ketiga ialah dengan paru-paru. Paru-parunya mirip suatu percabangan usus
belaka. Bentuknya panjang, tipis, dan meruncing ke ujung. Karena dari lubang
hidung ada saluran yang langsung ke rongga mulut, maka katak tidk memiliki
farings, tetapi langsung ke larings. (Mahardono, 1980).
Sistem urinaria : organ utamanya dari sistem ini adalah ginjal, bentuknya
memanjang, berwarna merah pekat. Pada bagian tengahnya terdapat struktur yang
memanjang berliku-liku berwarna merah muda, yaitu glandula suprarenalis yang
menghasilkan hormon adrenalin. Urine yang duhasilkan ginjal, dialirkan melalui
ureter pada betina, atau melalui duktus urospermatikus pada yang jantan, keluar
dari kloaka. ( Mahardono, 1980).
Menurut Norris et al. (1987), kantung urine merupakan derivate
ektodermal dari kloaka. Kantung ephitelium pada Anura seuruhnya berlapis
tunggal. Katak jantan terdapat sepasang testis yang terletak pada permukaan
ventral ujung anterior ren berbentuk oval. Setiap testis keluar sejumlah pembuluh
halus yaitu vasa efferensia yang berjalan ke medial kemudian masuk ke dalam
jaringan rend dan berhubungan dengan tubuli celectivi yang selanjutnya bermuara
pada ureter. Ureter berfungsi rangkap yaitu sebagai saluran urine dan saluran
sperma (Radiopoetro, 1988).
Saluran reproduksi betina pada katak, tiap oviduk merupakan suatu saluran
sederhana berkelompok yang menjulur dari bagian anterior rongga tubuh ke
kloaka. Oviduk mempunyai sel kelenjar yang mensekresi lapisan jeli di sekitar
telur, dan bagian bawah melebar untuk penampungan telur sementara, tetapi
selain itu oviduk tidak mengalami spesifikasi. Karena katak kawin di dalam air,
maka fertilisasi terjadi di luar. Induk katak betina yang bunting namun tidak
mendapatkan pejantan yang bersedia mengawininya biasanya akan menyerap
kembali telurnya (Susanto,1994).
Menurut Radiopoetro (1977), katak betina memiliki sepasang ovaria yang
besar, berupa kantong yang melipat-lipat, terdiri atas banyak lobi. Ovaria yang
sudah masak menempati hampir seluruh bagian celom. Telur-telur katak ialah
kecil, membulat, berpigment, dan diameternya ± 1,6 mm. Telur bersifat
teloecithal. Telur-telurnya dikeluarkan ke dalam air dalam kelompok-kelompok.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Katak Sawah (Rana cancrivora) termasuk ke dalam phylum chordata,
subphylum vertebrata, class amphibia, ordo anura, familia ranidae dengan
nama spesies Rana cancrivora.
2. Katak Sawah (Rana cancrivora) merupakan hewan amphibia yang dapat
hidup di dua habitat air dan darat, dengan menggunakan insang, paru-paru,
dan kulit.
3. Tubuh katak (Rana cancrivora) terdiri dari caput, trucus, cauda, extrimitas
anterior, extrimitas posterior.
4. Katak (Rana cancrivora) tidak mempunyai cauda karena dapat menghalangi
sewaktu melompat.
5. Sistem pencernaan pada katak terdiri atas rongga mulut (cavum oris), faring,
oesophagus, gastrum, duodenum, intestine, colon, dan cloaca.
6. Katak (Rana cancrivora) bernafas dengan paru-paru dan juga dengan
kulitnya.
7. Fertilisasi pada katak termasuk fertilisasi eksternal.
DAFTAR REFERENSI
Arie, Usri. 1999. Pembibitan dan Perbesaran Bullfrog. Penebar Swadaya, Jakarta.
Djuhanda, T. 1981. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Amico, Bandung.
Holmes, S.J. 1928. The Biology of The Frog. The Mac Millan, New York.
Jasin, M. 1989. Sistematik Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya.
Kent, George C.1983. Comparative Anatomy of the Vertebrata. C.V. Mosby Company St. Louis.
Mahardono, A, S. Pratignyo, dan S. Iskandar. 1980. Anatomi Katak. Penerbit PT. Intermasa.
Norris, David O. and Rhicard E.Jones. 1987. Hormones and Reproduction in Fishes, Amphibia, and Reptiles. Plenum Press, New York and London.
Parker, T. J, and W. A. Haswell. 1951. A Text Book of Zoology II. Mac Millan and Co., Ltd., London.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Susanto, Heru. 1994. Budidaya Kodok Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.