Click here to load reader
Upload
muhammad-mirza
View
374
Download
32
Embed Size (px)
Citation preview
Sistem Saraf Pusat (SSP)
CAVUM CRANII (TULANG TENGKORAK)Berisi otak dan meningen yang membungkusnya, bagian saraf otak, arteri, vena, dan
sinus venosus. Cavum Cranii terdiri dari dua Os yaitu; Calvaria Cranii dan Basis Cranii.
Calvaria Cranii terletak superior dari cavum Cranii, sedangkan Basis Cranii terletak inferior
dari Cavum Cranii
Calvaria Cranii
Sutura coronalis
Sutura sagitalis
Sutura lamboidea
Gambar: Calvaria cranii tampak dari atas (superior)
Gambar: Calvaria cranii tampak dari bawah (inferior)
Basis Cranii, terdiri dari tiga fossa:
1. Fossa cranii anterior :
Menampung lobus frontalis cerebri. Sebelah anterior dibatasi oleh os frontale,
posterior dibatasi ala minor ossis sphenoidalis yang bersendi di lateral dengan os frontale dan
bertemu dengan angulus anteroinferior os parietale/pterion.
Crista galli merupakan tonjolan tajam ke atas dan tempat melekatnya falx cerebri. Di
antara crista galli dan crista ossis frontalis terdapat foramen cecum. Permukaan atas lamina
cribiformis menyokong bulbus olfactorius, dan lubang-lubang halus pada lamina cribrosa
dilalui oleh n. Olfactorius.
2. Fossa cranii media :
Terdiri dari bagian medial yang sempit dan bagian lateral yang lebar. Menampung
lobus temporalis cerebri. Sebelah anterior dibatasi oleh ala minor ossis sphenoidalis dan di
posterior oleh batas atas pars petrosa ossis temporalis. Sedangkan sebelah lateral terletak pars
petrosa ossis temporalis, ala major ossis sphenoidalis, dan os parietale.
Terdapat beberapa foramen yang penting di fossa cranii media, yaitu ;
o Foramen rotundum
o Foramen ovale
o Foramen spinosum
o Foramen laserum
3. Fossa cranii posterior :
Menampung bagian-bagian otak belakang, yaitu cerebellum, pons, dan medulla
oblongata. Sebelah anterior dibatasi oleh margo superior pars petrosa ossis temporalis dan
posterior dibatasi oleh permukaan dalam pars squamosal ossis occipitalis. Atap fossa
dibentuk oleh lipatan dura, tentorium cerebelli, yang terletak di antara cerebellum di sebelah
bawah dan lobus occipitalis cerebri di sebelah atas.
Ada beberapa foramen yang terletak di fossa cranii posterior yaitu ;
o Foramen magnum
o Foramen jugularis
Gambar : Basis cranii tampak dari atas (superior)
Lubang-lubang yang penting pada basis cranii dan struktur yang melewatinya
Lubang di tengkorak Tulang tengkorak Struktur yang melewatinya
Fossa Cranii Anterior
Lubang-lubang di lamina
Cribosa
Os ethmoidale N. olfactorius
Fossa Cranii Media
Canalis opticus
Fissura orbitalis superior
Foramen rotundum
Foramen ovale
Foramen spinosum
Foramen lacerum
Ala minor
Ala minor dan major
Ala major
Ala major
Ala major
Antara pars petrosa dan
os sphenoidalie
N. opticus
n. lacrimalis, frontalis,
trochlearis, oculomotorius,
nasolacrimalis, dan
N.abduscens, v.
opthalmica superior
Divisi maxillaris N.
trigeminus
Divisi mandibularis N.
trigeminus, n. petrosus
minor
Arteri menigea media
Arteri carotis interna
Fossa Cranii Posterior
Foramen magnum
Canalis hypoglossi
Foramen jugulare
Meatus acusticus internus
Os occipitale
Os occipital
Antara pars petrosa ossis
temporalis dan pars
condyaris ossis
occipitalis
Pars petrosa ossis
temporale
Medulla oblongata, pars
spinalis N. accessorius,
dan a. vertebralis dextra et
sinistra
N. hypoglossus
N. glossopharyngeus, N
vagus, N. accessories,
sinus sigmoideus berlanjut
sebagai v. jugularis interna
N. vestibulocochlearis dan
N. fascialis
Gambar : Basis cranii tampak dari bawah (inferior)
MENINGES (SELAPUT OTAK)
Meninges (selaput otak) adalah selaput yang membungkus otak (enchepalon) dan
sumsum tulang belakang (medula spinalis). Adalah suatu lapisan atau membran yang
melindungi otak. Terdapat tiga lapisan, yaitu ; duramater encephali, arachnoideamater
encephali, piamater enchepali.
Meninges itu sendiri dibagi menjadi beberapa lapisan jaringan ikat membranosa, yaitu:
1. Pachymeninx / Dura mater
a. Lamina endosteal / periosteal: Lapisan luar dari dura mater. Melekat pada calvaria &
hanya melapisi hingga batas foramen magnum
b. Lamina meningeal: Lapisan dalam dari dura mater . Melapisi hingga medulla
spinalis, dan membentuk spinal dural sac. Akan membentuk pelipatan duramater
2. Leptomeninx
Pada masa embrional, Leptomeninx (arachnoid mater & pia mater) berasal dari satu lapisan
mesenkim otak. Dimana selanjutnya akan mengalami diferensiasi menjadi:
a. Arachnoid mater
Merupakan jaringan ikat yang avaskular. Tidak melekat dengan dura mater (lapisan
meningeal), namun terfiksasi stabil akibat adanya tekanan dari CSF. Memiliki protrusi
kedalam lapisan meningeal dura mater yang dikenal sebagai granulation arachnoidea.
b. Pia mater
Merupakan jaringan ikat yang tervaskularisasi dengan baik. Melekat pada otak
(hingga ke dalam gyrus & sulcus cerebri). Ketika terdapat pembuluh darah yang
masuk ke dalam otak, maka pia mater juga akan melapisi sebagian pembuluh darah
itu, lapisan ini dikenal sebagai pial coat. arachnoid mater dan pia mater dipisahkan
oleh spasium sub‐arachnoid / spasium leptomeningeal yang mengandung CSF
GRANULATION ARACHNOIDEA
Granulation arachnoidea (kumpulan villi arachnoid), merupakan protrusi dari
arachnoid mater menuju lapisan meningeal dura mater pada sinus sagittalis superior
(khususnya pada Lacunae venosus lateralis).
Fungsi granulation arachnoidea adalah sebagai tempat transportasi CSF dari spasium
sub‐arachnoid menuju sistem vena. Pembesaran granulation arachnoidea disebut
"Pacchionian bodies” dapat menekan tulang, sehingga membentuk cekungan‐cekungan pada
calvaria yang dinamakan “foveola granulares”.
PELIPATAN DURA MATER
Lapisan meningeal dura mater akan mengalami pelipatan kedalam otak, sehingga
dapat membagi otak dalam beberapa kompartemen. Pelipatan itu dikenal sebagai:
1. Falx cerebri
- Merupakan pelipatan dura mater yang paling besar
- Falx cerebri melekat dari crista frontalis / crista galli hingga protuberantia occipitalis
interna, dan akan berlanjut menjadi tentorium cerebelli
- Pelipatan ini masuk ke dalam fissura longitudinalis cerebri, sehingga membagi otak
dalam hemisphere dexter & sinister.
2. Tentorium cerebelli
- Merupakan pelipatan lanjutan dari falx cerebri
- Melekat pada:
Rostral: Processus clinoideus Os sphenoidale
Rostro‐lateral: Os temporal pars petrosa
Postero‐lateral: Os parietal & Os occipital
- Tentorium cerebelli memisahkan lobus occipitalis dengan cerebellum. Dan
membagi cavum cranii, menjadi:
1. Kompartemen supratentorial (diisi cerebrum)
2. Kompartemen infratentorial (diisi cerebellum)
- Terdapat incisura tentorii, tempat brainstem berada.
3. Falx cerebelli
- Merupakan pelipatan yang terletak dibawah tentorium cerebelli (di bagian posterior
dari fossa cranii posterior) & falx cerebri
- Melekat pada crista occipitalis interna
- Falx cerebelli akan membagi cerebellum dalam hemisphere dexter & sinister
4. Diafragma sellae
- Merupakan pelipatan dura mater yang paling kecil, dan akan menjadi atap dari fossa
hipofisialis
- Diafragma sellae juga akan melapisi kelenjar hipofisis.
INERVASI DURA MATER
• Fossa cranii anterior
o N.Ethmoidale (V1), Rr.Meningeal anterior
o N.Maxillaris (V2), Rr.Meningeal
o N.Mandibularis (V3)
• Fossa cranii media
o N.Maxillaris (V2), Rr.Meningeal
o N.Mandibularis (V3)
• Atap fossa cranii posterior
o N.Tentorial (cabang dari N.Ophthalmica V1)
• Lantai dari fossa crania posterior
o Serabut sensoris ganglia spinalis C2‐3
o Serabut sensoris ganglia spinalis C2‐3, yang didistribusikan oleh N.Vagus (X)
o Serabut sensoris ganglia spinalis C2‐3, yang didistribusikan oleh N.Hypoglossus
(XII) • Falx cerebri (aspek anterior)
o N.Ophthalmica (V1), melalui cabang:
o N.Ethmoidale, Rr.Meningeal anterior
o N.Tentorial
• Tentorium cerebelli / Falx cerebri (aspek posterior)
o N.Tentorial (cabang dari N.Ophthalmica V1)
• Plexus periarterial pada A.Meningeal media
o N.Maxillaris (V2), Rr.Meningeal
o N.Mandibularis (V3)
Secara mudah, fossa cranii anterior, media & atap fossa cranii posterior di inervasi oleh
N.Trigeminus, Rr.Meningeal.
VASKULARISASI DURA MATER
• A.Meningeal Media (cabang A.Maxillaris) masuk kedalam cavum crania melalui foramen
spinosum.
o R.Anterior
o R.Posterior
• A.Ophthalmica, R.Meningeal
• Cabang dari A.Occipital
• Cabang dari A.Vertebralis
• V.Meningeal media
o Meninggalkan cavum crania melalui foramen spinosum & foramen ovale
o Bermuara pada plexus venosus pterygoideus
Terdapat 3 spasium meningeal yang sering dibahas, namun hanya 1 dari 3 spasium meningeal
yang merupakan spasium fisiologis:
1. spasium epidural / extra‐dural / dural‐cranial interface
ruangan yang terletak diantara dura mater (lapisan periosteal) dengan calvaria.
patologis: terjadi ruangan akibat darah (dari robekan pembuluh darah meningeal) yang
masuk diatas dura mater (lapisan periosteal).
2. spasium sub‐dural / dural‐arachnoid junction
ruangan yang terletak diantara dura mater (lapisan meningeal) dengan arachnoidmater
patologis: terjadi ruangan akibat darah akibat trauma pada kepala
3. spasium sub‐arachnoid / leptomeningeal
Ruangan yang terletak diantara arachnoid mater dengan pia mater .Fisiologis:
merupakan ruangan yang terisi csf, sel trabekula & pembuluh darah spasium sub‐
arachnoid yang terdapat pada spinal dural sac (caudal dari conus medullaris), akan
membentuk cysterna lumbalis (L2 – S2)
Selain itu, juga terdapat spasium epidural spinalis, ruangan ini secara fisiologis terisi oleh
lemak epidural & plexus venosus vertebralis interna. Banyak pernyataan yang menyatakan
bahwa otak mengapung didalam csf pada spasium sub‐arachnoid. Namun, otak sebenarnya
terfiksasi dengan trabekula arachnoidea yang terletak didalam spasium subarachnoid.
Gambar : Lapisan2 otak (SCALP, Calvaria Cranii, Meninges dan Spasiumnya)
Calvaria cranii dilindungi oleh SCALP (Skin (kulit), Connective tissue (jaringan ikat),
Aponeurosis (galea aponeurotica), Loose areolar connective tissue (jaringan ikat longgar
areolar, disini dianggap sebagai “danger zone” karena infeksi akan cepat menyebar melalui v.
emisaria yang mengalir ke kranium, juga karena lapisan ini kaya pembuluh darah),
Pericranium)
SINUS VENOSUS DURALIS, Merupakan suatu ruangan berisikan darah vena, terletak
diantara tunica periosteal & tunica meningeal dura mater. Dibagi menjadi
Sinus Sagittalis Superior
- Terletak pada aspek superior falx cerebri- Berjalan dari crista galli hingga protuberantia occipitalis
interna- Menerima darah dari V.Superior cerebri & Lacunae venosus
lateralis. Dan darah bermuara pada confluens sinuum.Sinus Sagittalis Inferior
- Terletak pada aspek inferior falx cerebri- Akan bermuara pada sinus rectus
Sinus Rectus - Menerima darah dari V.Magna Cerebri & V.Sagittalis inferior
- Akan bermuara pada confluens sinuumSinus Occipitalis - Melekat pada falx cerebelli.
- Memiliki hubungan dengan plexus venosus vertebralis interna.
- Akan bermuara pada confluens sinuum.CONFLUENS SINUUM
- Tempat bermuaranya sinus Sagittalis superior, sinus rectus & sinus occipitalis.
Sinus Transversus - Berjalan pada Os Occipital & Sudut postero‐inferior Os Parietal, dan melekat pada tentrorium cerebell.
- Menerima darah dari confluens sinuum, dimana alirannya tidak sama antara sinus transversus dexter dengan sinister (Sinister > Dexter).
Sinus Sigmoidea - Berjalan kearah anterior pada fossa crania posterior, kemudian akan berjalan kearah inferior melalui foramen jugularis.
- Merupakan lanjutan dari sinus transversus, dimana akan bermuara pada Vena Jugularis Interna.
Sinus Cavernosus - Terletak disisi lateral sella turcica.- Menerima darah dari: o V.Ophthalmica Superior et Inferior o V.Cerebri Media Superficialis o Sinus Sphenoparietalis- Bermuara menuju sinus petrosus superior et inferior &
plexus venosus pterygoideusSinus Intercavernosus - Terletak diantara 2 sinus cavernosus, dan berguna untuk
menghubungkan kedua sinus cavernosus.Sinus Petrosus Superior
- Menerima darah dari sinus cavernosus, & bermuara pada V.Jugularis Interna.
Sinus Petrosus Inferior
- Menerima darah dari sinus cavernosus, & bermuara pada V.Jugularis Interna.
Sinus Petrosus Interna - Menghubungkan sinus petrosus inferior ‐ plexus venosus vertebralis interna.
Gambar : Aliran sinus otak, perhatikan panah bahwa muara akhir adalah pada vena
jugularis (bulbus vena jugularis interna)
VENA EMISSARIA
Vena emissaria adalah pembuluh darah vena yang menghubungkan sinus venosus duralis
dengan vena diluar cranium. Macam‐macam V.Emissaria adalah: • V.Emissaria Frontalis
o Berjalan melalui foramen caecum
o Menghubungkan sinus sagittalis superior dengan vena sinus frontalis & cavum nasi
• V.Emissaria Parietalis
o Berjalan melalui foramen parietale
o Menghubungkan sinus sagittalis superior denan vena pada kulit kepala (scalp)
• V.Emissaria Mastoidea
o Berjalan melalui foramen mastoidea
o Menghubungkan sinus sigmoidea dengan V.Occipitalis & V.Auricular posterior
• V.Emissaria Condylaris Posterior
o Berjalan melalui canalis condylaris
o Menghubungkan sinus sigmoidea dengan plexus venosus sub‐occipital
SISTEM ALIRAN CSF (LCS)
Untuk memahami aliran CSF, maka kita perlu memahami struktur penting berikut:
Sistem ventricular otak, sebagai penghasil CSF
Sistem cysterna sub‐arachnoidea, sebagai tempat CSF mengalir
Faktor penting yang mempertahankan LCS :
o Adalah gradien tekanan (perbedaan tekanan) antara kapiler membentuk plexus
choroideus dan tekanan tempat LCS mengalami penyerapan.
o Faktor tambahan lain yaitu perubahan tekanan darah venosa yang berhubungan
dengan gerakan pernapasan dan perubahan posisi tubuh.
o LCS dapat diperoleh dengan melakukan punksi lumbal, punksi occipital atau punksi
ventriculer.
o Fungsi memberi suport jaringan saraf, gerak rotasi kepala yang mendadak.
Monro‐Kellie doctrine, menyatakan bahwa cavum cranii diperumpamakan sebagai kotak
yang padat, sehingga perubahan pada kuantitas darah intracranial hanya terjadi apabila
terdapat gangguan CSF.
SISTEM VENTRICULAR OTAK, terdiri atas:
1. Ventrikulus lateralis (2 buah)
- Merupakan sistem ventrikel yang paling besar
- Ventrikulus lateralis akan berhubungan dengan ventrikulus tertius melalui foramen
interventrikular (Monroe)
2. Ventrikulus tertius
- Ventrikulus tertius akan berhubungan dengan ventrikulus quartus melalui
aqueductus cerebri (Sylvius)
3. Ventrikulus quartus
- Tempat penyaluran cairan produksi CSF dari sistem ventrikel menuju spasium sub‐
arachnoidea melalui appertura mediana (Magendi) & appertura lateralis (Luschka),
juga canalis centralis.
CYSTERNA SUB‐ARACHNOIDEA
1. Cysterna cerebellomedullary
Cysterna sub‐arachnoidea yang paling besar, terletak diantara cerebellum & medulla
oblongata . Klasifikasi:
- Cysterna cerebellomedullary posterior / cysterna magna
- Cysterna cerebellomedullary lateral
2. Cysterna pontocerebellar (terletak didepan pons)
3. Cysterna interpeduncular (terletak pada fossa interpeduncular, diantara pedunculus
cerebri)
4. Cysterna chiasmatica (terletak di aspek antero‐inferior dari chiasma opticus)
5. Cysterna pericallosa (terletak di sekitar corpus callosum)
6. Cysterna quadrigerminal
- Terletak diantara bagian posterior corpus callosum dan bagian superior dari
cerebellum
- Terdapat bagian dari V.Magna Cerebri
7. Cysterna ambiens
Terletak pada aspek lateral dari mid‐brain, dan pada sisi posterior berhubungan dengan
cysterna quadrigerminal
8. Cysterna lumbalis
Terletak pada spinal dural sac (caudal dari conus medullaris), setinggi L2 – S2
MEKANISME ALIRAN CSF
Aliran CSF kebanyakan menuju cysterna quadrigerminal & interpeduncular
1. CSF di produksi oleh sel epitel choroid PLEXUS CHOROIDEUS pada ventrikulus
lateralis, tertius & quartus sebesar 400‐500 ml/hari
2. CSF mengalir melalui ventrikulus lateralis, melalui foramen interventrikulare dan
mencapai ventrikulus tertius, dan turun melalui aqueductus cerebri hingga mencapai
ventrikulus quartus.
3. Melalui ventrikulus quartus, CSF akan berpindah menuju spasium sub‐arachnoidea
melalui appertura mediana & appertura lateralis.
4. Didalam spasium sub‐arachnoidea, CSF akan mengisi semua cysterna sub‐arachnoidea.
5. Pada akhirnya CSF akan di‐absorbsi pada granulation arachnoidea menuju sistem vena,
biasanya pada sinus sagittalis superior & lacuna lateral‐nya.
Villi arachnoid yang melebar disebut granulationes arachnoidales Pacchioni. Ganguan
penyumbatan menyebabkan :
a. Hydrocephalus internus : sumbatan pada foramen interventric, aquaductus cerebri.
b. Hydrocephalus externus : akibat perlekatan meninges (meningitis).
Gambar : Aliran CSF/LCS pada otak
HYPOPHYSIS CEREBRI (glandula pituitaria)
Adalah glandula endokrin yang penting. Bentuknya kecil dan oval, melekat pada
permukaan bawah otak melalui infundibulum. Glandula pituitary tediri dari; lobus anterior
(pars anterior/pars distalis, pars intemedia, dan sisa kantong embrional dari pars anterior
membentuk tonjolan yaitu pars tuberalis), adenohypophysis, lobus posterior,
neurohypophysis.
Hyphophysis mempunyai batas-batas sebagai berikut :
Superior diaphragma sellae, mempunyai lubang di tengah untuk lewat infundibulum.
Diapragma sellae memisahkan lobus anterior dari chiasma opticum.
Inferior corpus ossis sphenoidalis, dengan sinus sphenoidalis.
Lateral sinus cavernosus dan isinya
Posterior dorsum sellae, a. basilaris, dan pons
Vascularisasi/pendarahan ;
- A. hypophysialis superior dan inferior
- Cabang-cabang A. carotis interna
- Vena-vena bermuara ke dalam sinus intercavernosus
Encephalon/otakBagian-bagian utama Enchepalon Rongga dalam otak
Otak depan (Prosenchepalon):
Cerebrum (Telenchepalon)
Diencephalon
Ventriculus lateralis dextra et sisnistra
Ventriculus tertius
Otak tengah (Mesenchepalon) Aquaeductus cerebri
Otak belakang (Rhobencephalon)
Pons & Cerebellum (Metenchepalon)
Mebulla oblongata (Myelenchepalon)
Ventriculus quartus dan canalis centralis
Walaupun berat otak hanya 2,5% dari berat badan manusia, namun 1/6 cardiac
output & 1/5 oksigen tubuh digunakan oleh otak. Otak membutuhkan aliran darah sekitar
50ml/100gr/menit. Dengan 600‐700 ml berasal dari carotis interna, sedangkan 100‐200ml
berasal dari vertebrobasiler. Tekanan aliran darah normal adalah 65‐140mmHg, apabila
tekanan darah menurun maka aliran darah turun, apabila tekanan darah terlalu tinggi
menyebabkan aliran darah meningkat.
Aliran darah di otak di atur oleh sistem syaraf simpatis extracerebral (spasium sub‐
arachnoid) dan faktor CO2 & O2, serta tekanan intracranial.
• A.Carotis Interna
o Merupakan cabang dari A.Carotis communis
o Masuk ke dalam cranium melalui canalis caroticus
o Membentuk cabang pars cortical:
A.Cerebri anterior
A.Cerebri media
A.Ophthalmica
A.Choroideus anterior (menuju ke plexus choroideus, ganglia basalis &
mesencephalon)
A.Communican posterior
o Membentuk cabang pars cavernosa
Cavernosus
Hipofisial
Meningeal
A.Cerebri anterior akan dihubungkan oleh A.Communicans anterior
• A.Vertebralis
o Merupakan cabang dari A.Subclavian
o Memiliki 3 bagian, yaitu pars cervicalis, pars atlantic & pars intracranial.
o Berjalan pada foramen transversarium vertebralis
o Memvaskularisasi cranial meninges & cerebellum
o Membentuk cabang:
1. Pada batas bawah pons, akan terbentuk A.Basillaris (vaskularisasi
brainstem, cerebellum & cerebrum). Memiliki cabang:
A.Cerebellaris superior
A.Cerebellaris anterior inferior et posterior inferior
A.Pontine
2. A.Cerebri posterior
3. A.Spinalis posterior & anterior (memvaskularisasi medulla spinalis)
o Mensuplai menuju:
1. Cranial pons, Mid pons, Caudal pons (Nukleus N.VI & VII, Tractus
spinothalamicus)
2. Medulla oblongata
Pada fossa interpeduncular, terdapat arteri yang menghubungkan antara A.Carotis interna
dengan A.Cerebri posterior yaitu A.Communicans posterior (vaskularisasi tractus opticus,
pedunculus cerebri, capsula interna & thalamus)
ARTERI CEREBRAL
1. A.Cerebri anterior memvaskularisasi aspek medial & superior hemisphere cerebri
(kecuali lobus occipitalis), polus frontalis. Secara spesifik memvaskularisasi:
o Area septal (didekat lamina terminalis bagian dinding anterior ventrikel tertius)
o Cortex motor primer (kaki & vesica urinaria)
o Corpus callosum (kecuali pars inferior)
2. A.Cerebri media memvaskularisasi aspek lateral hemisphere cerebri & ganglia basalis,
polus temporalis. Memvaskularisasi:
o Memiliki cabang:
A.Lenticulostriata (melalui substansia perforate, menuju nucleus lentiformis, nukles
caudatus & capsula interna)
A.Lenticularis (vaskularisasi globus pallidus)
A.Lenticulo‐optica (vaskularisasi thalamus)
o Memiliki cabang superior (area motor wajah, lengan, area broca, somatosensoris)
o Memiliki cabang inferior (area wernicke, radiatio optica)
3. A.Cerebri posterior memvaskularisasi aspek inferior hemisphere cerebri & lobus
occipitalis, Polus occipitalis. Memvaskularisasi:
o Diencephalon
o Cortex visual primer
o Splenium corpus callosum
o Formation hippocampus
CIRCULLUS ARTERIOSUS WILLIS
Merupakan lingkaran A.Cerebri yang tersusun oleh:
A.Communican anterior
A.Cerebri anterior
A.Carotis interna
A.Communican posterior
A.Cerebri posterior
VVENA OTAK
- Semua aliran vena di otak akan bermuara pada Vena Jugular Interna,
- V.Cerebri superior (bermuara pada sinus sagittalis superior), menerima darah dari otak
aspek superolateral
- V.Cerebri inferior & medial superficial (bermuara pada sinus rectus, transversus,
petrosus superior), menerima darah dari otak aspek inferior, posteroinferior & profundal
- V.Magna Cerebri (bermuara pada sinus rectus), menerima darah dari otak aspek interna
- V.Cerebellaris superior et inferior (bermuara pada sinus transversus & sigmoideus),
menerima darah dari cerebellum.
BLOOD BRAIN BARRIER
Disusun oleh endotel kapiler dengan tight junction dan tidak terdapat sistem transport.
Fungsi:
o Proteksi otak
o Transportasi substansi khusus (glukosa)
o Enzim‐enzim metabolisme (mencegah adanya radikal bebas)
CEREBRUM
BANGUNAN PENTING CEREBRUM
• Fissura longitudinalis cerebri
o Batas yang membagi cerebrum dalam 2 hemisphere
o Dilalui oleh falx cerebri
• Lobus cerebrum
o Lobus frontalis
o Lobus parietalis
o Lobus temporalis
o Lobus occipitalis
o Lobus limbicus
o Lobus insularis
• Sulcus centralis / Fissura Rolando
o Sulcus yang membagi cerebrum dalam 2 kompartemen, yaitu kompartemen
anterior (lobus frontalis) & kompartemen posterior (lobus parietalis)
• Sulcus transversus lateralis / Fissura Sylvius
o Sulcus yang membatasi lobus temporal dibawahnya
• Sulcus parieto‐occipitalis
o Sulcus yang membatasi lobus occipital dengan lobus parietal & temporal.
o Terdapat suatu garis imajiner yang dinamakan “Linea Parieto‐Occipitalis” yang
terletak diantara sulcus parieto‐occipitalis dengan incisura pre‐occipitalis
• Polus frontalis
• Polus temporalis
• Polus occipitalis
LOBUS FRONTALIS • Gyrus pre‐centralis • Gyrus frontalis superior • Gyrus frontalis medius • Gyrus frontalis inferior o Pars opercularis o Pars triangularis o Pars orbitalis • Operculum frontale • Gyrus orbitalis • Gyrus rectus • Sulcus pre‐centralis • Sulcus frontalis superior • Sulcus frontalis inferior • Sulcus orbitalis • Sulcus olfactorius
LOBUS PARIETALIS Gyrus post‐centralis Lobulus parietalis
superior Lobulus parietalis
inferior Lobulus paracentralis (pada potongan
medial) Pre‐cuneus Gyrus
supramarginalis Gyrus angularis Operculum parietale Sulcus post‐centralis Sulcus intra‐parietalis
LOBUS TEMPORALIS Gyrus temporalis
transversus anterior Gyrus temporalis
superior Gyrus temporalis
medius Gyrus temporalis
inferior Gyrus occipito‐
temporalis (medialis et lateralis)
Sulcus temporalis superior
Sulcus temporalis inferior
Sulcus collateralis
LOBUS OCCIPITALIS Cuneus Gyrus lingualis
(dibelakang gyrus cinguli)
Incisura pre‐occipitalis
Sulcus occipitotemporalis
Sulcus parieto‐occipitalis
Sulcus calcarinus Sulcus lunatus
LOBUS INSULAE / CENTRALIS Limen insulae Gyrus breves insulae Gyrus longus insulae Sulcus centralis
insulae Sulcus circularis
insulae
LOBUS LIMBICUS • Gyrus sub‐callosus / para‐terminalis • Gyrus cinguli • Isthmus gyrus cinguli • Gyrus parahippocampalis • Uncus • Hippocampus o Gyrus dentate o Gyrus fasciolaris • Sulcus cinguli (dilalui oleh A.Callosomarginalis) • Sulcus hippocampalis
PEMBAGIAN AREA SITOARSITEKTONIK CORTEX CEREBRI MENURUT BRODMANN
NAMA AREA LOKASI & (AREA FUNGSI
BRODMANN) Area sensorik primer Gyrus Post‐Centralis (3,1,2) Sensoris cutaneus &
viscera Area sensorik asosiasi Lobulus parietalis superior
(5,7) Stereognosis, Meraba benda tanpa melihat
Area motorik primer Gyrus Pre‐Centralis (4) Pusat motorik (asal tractus corticospinal & tractus corticobulbar)
Area motorik asosiasi Gyrus frontalis superior (6) Gerakan motorik yang dipelajari
Area visual primer Polus Occipitalis / disekitar sulcus calcarina (17)
Pusat penglihatan (ujung dari Radiatio Optica dari Corpus Geniculatum Laterale)
Area visual asosiasi Sekunder Tersier Tinggi
Rostral dari area 17 (18) Rostral dari area 18 (19) Gyrus angularis (39)
Gerakan mengamati bola mata tanpa mendefinisikan sesuatu yang dilihat
Area lapang pandang mata (Otot Mata)
Gyrus frontalis superior (8) Gerakan mengamati bola mata secara volunteer
Area auditorius primer & sekunder
Gyrus temporalis transversus anterior (41,42)
Pusat pendengaran (ujung dari Radiatio Auditiva dari Corpus Geniculatum Mediale)
Area auditorius asosiasi (WERNICKE)
Gyrus temporalis superior(22)
Area Bahasa (BROCA) Gyrus frontalis inferior pars opercularis (44) & pars triangularis (45)
Pusat dari mekanisme berbicara
Area gustatoria Operculum (43) Pusat pengecapan Area olfaksi Uncus (34) Pusat penciuman Area asosiasi Gyrus angularis (39), Gyrus
supramarginalis (40) Tempat pemrosesan input dari area asosiasi sensoris
Cortex pre‐frontalis Gyrus frontalis superior (9,10,11) & Gyrus orbitalis (12)
Pusat perasaan (berkaitan dengan sistem limbic)
Cortex psychical Polus temporalis (38) Memori & pengalaman (ingatan benda yang pernah dilihat & musik yang pernah didengar)
Lobulus paracentral ‐ Pusat menahan buang air besar dan buang air kecil
DIENCHEPALONTerdiri dari thalamus di dorsal dan hypothalamus di ventral. Struktur yang terdapat di
dasar vetriculus tertius dari depan ke belakang chiasma opticum, tuber cinereum dan
infundibulum, corpora mammaria, dan substansia perforata posterior.
Diencephalon terdiri atas:
Epithalamus
Dorsal thalamus
Hypothalamus
STRUKTUR DIENCEPHALON
• Corpus callosum (merupakan commisura cerebri paling besar)
o Genu (paling depan)
o Rostrum
o Truncus
o Splenium (paling belakang)
o Sulcus corporis callosi (dilalui oleh A.Pericallosa)
• Fornix (Dinding yang membatasi antara ventriculus lateralis & tertius, merupakan serabut
asosiasi)
• Septum pellucidum (merupakan dinding dari ventriculus lateralis)
• Foramen interventriculare (menghubungkan ventriculus lateralis & tertius)
• Plexus choroideus
• Commisura anterior (menghubungkan bulbus olfaktorius dan hemisphere cerebri dengan
hemisphere kontralateral)
• Commisura hippocampus (menghubungkan didalam formation hippocampus)
• Thalamus
o Pulvinar thalami
o Metathalamus
Corpus geniculatum laterale
Corpus geniculatum mediale
o Trigonum habenulare (disebelah ventrikulus tertius, didekat gl.pinealis)
o Adhesion interthalamica
NUKLEUS PADA THALAMUS
Nucleus Ventroposterolateral, memberikan input pada bagian batang tubuh
Nucleus Ventroposteromedial, memberikan input sensoris pada wajah
Corpus geniculatum lateral, berperan dalam penglihatan
Corpus geniculatum medial, berperan dalam pendengaran
Nukleus anterior, komponen sistem limbic
NUKLEUS PADA HYPOTHALAMUS
Nucleus supraopticus, menghasilkan ADH
Nucleus paraventricularis, menghasilkan oksitosin
Nucleus suprachiasmaticus, mengatur ritme circadian
Epithalamus (Gl.Pinealis) => berperan mensekresikan hormone melatonin
• Tractus opticus
• Chiasma opticum
• Substantia perforata anterior (disamping chiasma opticum)
• Infundibulum hypophysis
• Hipophysis
• Tuber cinerum
• Corpus mamillare
• Fossa interpeduncularis
• Substantia perforata posterior (pada fossa interpeduncularis)
MESENCEPHALON
Terdiri dari dua belahan lateral disebut pedunculus cerebri yang masing-masing
dibagi dalam pars anterior (crus cerebri) dan bagian posterior (tegmentum). Bagian paling
rostral dari brain stem, terletak diantara perbatasan fossa crania media & fossa crania
posterior. Berhubungan dengan Nervus Craniales III & IV
STRUKTUR MESENCEPHALON
• Pedunculus cerebri
o Crus cerebri (terdapat berkas syaraf jaras descenden)
o Tegmentum mesencephaly
• Tectum mesencephaly / corpora quadrigerminal
o Colliculus superior (berperan dalam proses penglihatan)
o Brachium colliculus superior
o Colliculus inferior (berperan dalam proses pendengaran)
o Brachium colliculus inferior
• Substansia Nigra, terdapat sel penghasil dopamine, apabila terjadi gangguan maka
menyebabkan Parkinson Disease.
o Pars reticularis
o Pars compacta
• Nukleus ruber
• Formatio reticularis
• Aqueductus mesencephaly / Aqueductus cerebri
BERKAS SYARAF PADA CRUS CEREBRI
Semua berkas syaraf yang melalui crus cerebri adalah jaras descenden (motorik), yaitu:
Tractus corticospinal
Tractus corticobulbar
Tractus corticopontin
OTAK BELAKANG
Terdiri dari pons, cerebellum, dan medulla oblongata
PONS
Pons berarti jembatan merupakan bagian tengah batang otak menghubungkan
mesencephalon dan medula oblongata.
Tampak luar :
a. Fascias ventralis convex ke kedua arah dengan striata transversal di bagian
median terdapat sulcus basilaris tempat a. basilaris. Bagian lateral berhubungan
dengan cerebellum (pedunculus cerebellaris) tempat keluarnya N. V dengan 2
radix (radix motoricus kecil terletak medial dari radix sensoris yang besar. Ke
lateral fascius berlanjut ke pedunculus cerebellaris medius. Fascius posterior
tertutup cerebellum menjadi separuh bagian dasar ventriculus IV.
b. Margo superior ke lateral dorsal berkaitan dengan a. cerebellaris superior. Margo
inferior berkaitan dengan a. cerebellaris inferior. N cranialis VI, VII, VIII
tertambat pada margo inferior.
c. a) Pars basilaris pontis badan pons ditempati nuclei pontis dan berhubungan
dengan tractus cortico ponto cerebellaris.
b) Pars dorsalis pontis / pars tegmentalis langsung merupakan lanjutan
medulla oblongata kecuali pyramid.
Struktur dalam:
I. Potongan lintang pars basilaris pontis
a. Substansia alba:
Fibra longitudinal a. tractus cortico spinallis dan tractus cortico nuclearis
(pyramidal). b. fibra cortico pontines lanjut ke cerebellum pihak lain.
b. Substansia grisea:
Ditandai adanya nuclei pontis yang tertebar antara fibra longitudinal dan fibra transversal.
Nuclei pontin merupakan bagian penting pada lintasan cortico ponto cerebellaris. Nuclei
pontis berasal dari lamina alaris myel encephalon. Beberapa nuclei pada
perkembangannya menjadi nucleii cuneatus accessorius, nucleii arcuatus dan corpus
ponto bulbaris lain sisi.
II. Potongan lintang tegmentum di bagian bawah pons setinggi colliculus facialis.
a. Substansia grisea:
1. Nucleii N. VI, dibawah colliculus facialis.
2. Nucleii N. VII, dalam formatio redicularis pontis, contoh neuro biotaxis.
3. Nucleii N. VIII (nucleii vestibularis dan nucleii cochlearis). Nucleii
vestibularis terletak di bagian dalam area vestibularis dasar ventriculus IV,
sebagian di medula oblongata dan sebagian di pons. Terbagi menjadi 4
bagian (superior, inferior, medial, lateral). Ia menerima nervous vestibularis
dan efferennya ke cerebellum (vestibulo cerebellaris). Fasiculus
longitudinalis medialis, nervus spinallis (tractus vestibulo spinallis) timbul
di lateral nucleii vestibularis lateralis. Nucleii cochlearis dorsal dan ventral
terletak di dorsal dan ventral pedunculus cerebellaris inferior. Ia menerima
saraf nucleii cochlearis dan memberikan efferennya ke nucleii olivarius
superior dan nucleii corpus trapezoidium, dan nuclei lemniscus lateralis.
4. Nucleii yang lain: Nucleii salifatorii, nucleii lacrimasi, nucleii tractus
spinallis N. V.
b. Substansia alba:
1. Corpus trapizoideum berasal dari fibra nucleii cochlearis ventral kedua sisi yang
saling bersilang semua fibra merelay ke salah satu dari nucleii olivarius superior,
nucleii trapezoideum atau lamniscus lateralis.
2. Fibra yang timbul dari N. VI, N. VII, N. VIII membentuk laso (loop) sekeliling N
VI.
3. Lemniscus trigeminus. Ini neuron sekunder untuk lintasan sakit dan temperatur dari
wajah (fibra silang dari nucleii tractus spinallis N V).
4. Tractus yang lain: tractus spinothallamicus lateral, lemniscus medialis, fasiculus
longitudinalis medialis.
III. Potongan lintang tegmentum bagian atas pons.
a. Substansia grisea
nucleii motoricus dan sensoris N.V (nucleii motoricus sebelah medial
nucleii sensoris sebelah superior)
b. Substansia alba
1. Lemniscus medialis dibentuk oleh fibra billateral nucleii olivarius sup. dan
nucleii trapezoid serta fibra silang dari nucleii cochlearis yang merelay dalam
nucleii lamniscus lateralis. Jadi ini adalah neuron ketiga dalam lintasan
auditoris.
2. Pedunculus cerebellaris sup., dorso lateral pada ventriculus IV.
3. Tractus yang lain:
Lemniscus medialis, lemniscus trigemini, lemniscus spinallis, fasciculus longitudinalis
medialis. Fasciculus longitudinalis medialis adalah fibra accessoris yang
mengkoordinasi gerakan mata, kepala dan leher dalam merespons stimulus dari N. VIII,
nucleii dari N. III, N. IV, N. V, N. VI dan nervus spinallis N. XI.
Applied Anatomy
1. Hemorhagi pontinus
2. Crossed hemiplegi (paralyse wajah di satu sisi dan paralyse tungkai di lain sisi.
Unilateral lesi pons bagian bawah.
CEREBELLUM
- Merupakan otak kecil, yang terletak dibelakang pons & medulla oblongata
- Terletak pada fossa crania posterior dibawah tentorium cerebellar
- Memiliki 2 hemisphere, yang dihubungkan oleh vermis.
- Memberikan gambaran “arbor vitae” pada penampakan medial (potongan sagittal).
PEMBAGIAN CEREBELLUM SECARA FILOGENETIK
• Archicerebellum / vestibulocerebellar (perkembangan awal cerebellum)
o Memelihara tonus otot truncus, keseimbangan & postur
o Komponen: Nukleus fastigii & Lobus flocculonodularis
• Paleocerebellum / spinocerebellar (lanjutan dari perkembangan archicerebellum)
o Regulasi tonus otot ekstremitas proximal, proprioseptif & ekstroseptif
o Komponen: Nukleus interpositus anterior et posterior & Lobus anterior
• Neocerebellum / cerebrocerebellar (perkembangan paling baru dari cerebellum)
o Hanya terdapat pada manusia
o Koordinasi otot ekstremitas distal (otot‐otot kecil), guna memperhalus gerakan
o Komponen: Nukleus dentatus & Lobus posterior
STRUKTUR CEREBELLUM
Pedunculus Cerebellum:
- Pedunculus cerebellaris superior (menyambungkan cerebellum dengan mesencephalon)
- Pedunculus cerebellaris media / brachium pontis (menyambungkan cerebellum dengan
pons)
- Pedunculus cerebellaris inferior (menyambungkan cerebellum dengan medulla
oblongata)
Lobus Cerebellum:
- Lobus Cerebelli anterior (I – V)
- Lobus Cerebelli posterior (VI – IX)
- Lobus Flocculo‐nodularis (X)
NO VERMIS CEREBELLI HEMISPHERIUM CEREBELLI
I Lingula cerebella ‐
II & III Lobulus centralis Ala lobuli centralisIV & V Culmen Lobus quadrangularis anterior
VI Declive Lobus quadrangularis posteriorVII Folium & Tuber vermis Lobus semilunaris superior et
inferior, Lobulus gracilis
VIII Pyramis vermis Lobulus biventerIX Uvula vermis Tonsilla cerebellarisX Nodulus Flocculus (terletak dibawah
brachium pontis)
Fissura prima (Terletak diantara V & VI)
• Fissura horizontalis (Terletak diantara lobus semilunaris superior & inferior)
• Fissura secunda (Terletak diantara VIII & IX)
• Fissura flocculonodularis (Terletak diantara IX & X)
NUCLEUS CEREBELLI
Nucleus fastigii
Nucleus interpositus posterior / globosus
Nucleus interpositus anterior / emboliformis
Nucleus dentatus (paling terlihat)
MEDULLA OBLONGATA
Juga disebut bulbus otak paralysis bulbaer. Bagian terbawah batang otak mulai
dari tepi bawah pons sampai bidang tempat keluarnya nervous cervicalis 1 (NC1).
Letak: Pada bagian anterior fossa crannii posterior, ke caudal sampai foramen
Magnum, ke depan berhubungan clivus dan mengisi ke dorsal dengan vallecula
cerebelli.
Tampak luar:
a. Fissura mediana anterior dan posterior membagi medulla menjadi 2 bagian simetris.
Bagian atas fissura medialis anterior dijumpai foramen caecum di bagian bawah
terdapat decussatio pyramidum. Fissura mediana post.hanya pada setengah bagian
bawah, separuh bagian atas terbuka membentuk dasar ventriculus quartus. (ventricle
IV).
b. Tiap belahan medulla dijumpai sulcus antero lateralis dan sulcus postero lateralis.
Sulcus antero lateralis antara pyramid dan oliva. Sulcus postero lateralis antara oliva
dan pedunculus cerebellaris inferior. Sulcus antero lateralis tempat keluarnya N. XII.
Sulcus postero lateralis tempat keluarnya N. IX, N. X, N. XI.
c. Pyramid (tractus pyramidalis) antara fissura mediana anterior dan sulcus antero
lateralis. Kecuali tractus pyramidalis juga fibra arcuata externa anterior. Sebelah
lateral pyramid ada oliva yang di bagian cranialnya dijumpai berkas circum olivarius.
Berkas ini adalah fibra efferen dari corpus ponto cerebellaris; ia bergabung dengan
fibra archus pontocerebellaris dan bercampur dengan stria medularis mencapai
cerebellum di sisi yang lain.
Regio posterior di belakang sulcus posterior lateralis tempat keluarnya N. IX, N. X,
N. XI. Bagian atasnya adalah bedunchulus cerebellaris inferior dan stria
medullaris.
Bagian bawahnya ada fasciculus gracilis dan tuberculum gracilis, fasciculus
cuneatus dan tuberculum cuneatum, tuber cinerium, dan taenia dengan obex dari
ventriculus quartus.
Struktur dalam :
I. Potongan lintang bagian bawah medulla oblongata lewat decussatio pyramidum
sama seperti medulla spinalis (masih ada 3 funiculus dan tractus)
a. Substansia Alba
Decussatio pyramidum (decussatio tractus pyramidalis) merupakan bagian
penting pada medulla oblongata di tingkat ini.
Fibra dari tractus pyramidalis berjalan ke dorsal dan lateral mencapai
columna lateralis disebut tractus corticospinallis lateralis (crossed). 75%
fibra menyilang, 20% tetap dan lewat tractus corticospinallis anterior yang
5% tidak menyilang tetapi jalan bersama tractus corticospinallis anterior
dan mengadakan persilangan sebelum masuk cornu anterior
b. Substansia grisea:
1. Decussatio memisahkan cornu anterior, bagian yang terpisah ditempati
nucleii N. XI dan nucleii supraspinallis fibramotorik nervus cervicalis.
2. Substansia grisea dan canalis centralis didorong ke arah dorsal.
3. Ujung caudal nucleii gracilis nampak, dan sedikit ke atasnya nampak
nucleii cuneatus.
4. Substansia gelatinosa berlanjut dengan akhiran caudal tractus N V.
II. Potongan lintang bagian tengah medulla oblongata
a. Substansia alba:
1. Decussatio sensoris fibra arcuata interna (neuron ke-2 dalam lintasan
columna post.), fibra arcuata interna berasal dari nucleii grasilis dan
nucleii curneatus menyilang ke sebelah yang lain yang selanjutnya
membentuk berkas paramidian disebut lemniscus medialis. Bagian
posterior untuk kepala yang anterior untuk kaki.
2. Tractus pyramidalis di depan
3. Fibra longitudinalis medialis di sebelah posterior lamniscus medialis.
4. Tractus spinocerebellaris dan tractus spinothallamicus lateralis + tractus
extrapyramidalis terletak pada area anterolateralis.
b. Substansia grisea
1. Nucleii gracilis dan nucleii cuneatus tempat berakhirnya fasciculus gracilis
dan fasciculus cuneatus.
2. Nucleii cuneatus accessorius di dorsal nucleii cuneatus memberikan fibra
arcuata externa posterior ke cerebellum.
3. Nucleii tractus spinalis N. V terpisah dari substansia gricea oleh fibra
arcuata interna.
4. Sebagian Nucleii olivarius inferior
5. Massa gricea centralis besarnya berkurang. Nucleii yang ada:
Nucleii hypoglosus.
Nucleii dorsalis N. X.
Nucleii tractus solitary
6. Formatio reticularis menempati bagian ventrolateral.
III. Potongan lintang bagian atas m.o. lewat dasar ventric quartus (IV)
a. Substansia alba
bagian penting:
1. Pedunculus cerebellaris inf. (corpus restiforme, pusat bicara motorik)
menghubungkan medulla oblongata dan cerebellum.
2. Tractus olivocerebellaris, fibra timbul pada hilum nucleii olivarius
inferior dan lewat ke pedunculus cerebellaris sisi lain.
3. Fibra arkuata externa anterior timbul dari nucleii arcuatus menuju ke
cerebellum lain sisi lewat pedunculus cerebellaris inferior.
4. Stria medularis terlihat pada dasar ventricle IV juga fibra dari nucleii
arcuatus pihak yang lain menuju cerebellum.
5. Jalannya N. IX, N. X, N. XII.
b. Substansia gricea
1. Pada dasar ventric IV:
a) Nucleii N XII.
b) Nucleii dorsalis N X.
c) Nucleii N XII.
d) Nucleii tractus solitarii lateralis N X.
e) Nucleii vestibularis inf. et medialis pedunculus cerebellaris inf.
1. Nucleii ambiguus N. X dalam formatio reticularis memberikan fibra
motoricus ke N. IX, N. X, N. XII. Nucleii itu menginnervasi otot-otot
palatum, pharynx, larynx, mungkin juga ke jantung.
2. Nucleii cochlearis dorsalis dorsal et ventral mengandung neuron sekunder
untuk lintasan auditoris. Ia menerima n. cochlearis dan mendistribusikan ke
lemniscus lateralis lewat corpus trapezoideum.
3. Nucleii trac spinallis N V terletak pada bagian dorso lateral
4. Nucleii olivarius inferior sebagai kantong yang terlipat memberikan tractus
olivocerebellaris ke bagian cerebellum sisi lain. Phylogenetis ia
berhubungan dengan cerebellum, pars bacillaris pontis dan neocortex.
Nucleii olivarius accesorius dorsal dan medial terletak di dekat nucleii
olivarius inferior
5. Nucleii arcuatus di anteromedial tractus pyramidalis. Ia menempati tempat
nucleii pontines memberikan fibra arcuata externa anterior dan stria
medullaris dan pergi ke cerebellum sisi yang lain.
Applied anatomy
1. Centrum vital (respirasi dan vasomotor) terletak di bagian bawah dari ventriculus IV
yang dibentuk oleh medulla oblongata.
2. Bulbar paralysis, acute bila kerusakan vasculer atau, poliomyelitis. Cronis bila motor
neuron disease, syringo bulbi. Paralyse pada otot yang disarafi N. IX, N. X, N. XI, N.
XII dan dari medulla.
3. Pseudo bulbar palsy. Contoh: tipe supranuclear yaitu adanya paralysis otot bulbus.
4. Lesivasculer yang umum: a) trombosis di cerebellum inferior posterior b) trombosis a.
vertebralis yang menyebabkan syndrome medullaris.
Gambar: Lobus, gyri, dan sulci otak, Ingat otak mempunyai 5 macam lobus: Pariental
Occipital, Temporal, Frontal, Insular (tidak terlihat, terletak di dalam)
Gambar: Sistema Nervosum Centrale dilihat dari lateral dan Inferior
Gambar: Ganglia basalis (adalah ‘pulau’ substansia grisea pada otak, atas) dan
Thalamus (bawah)
Gambar: Cerebellum
Gambar: Batang otak (brain stem, truncus cerebri/encephali)
Gambar: Vaskularisasi Otak
Terdapat 12 pasang nervus craniales, hafalkan!
F. MEDULLA SPINALIS
Bentuk: silindris dengan pembesaran (intumescentia) cervicalis (C5), lumbalis (L2).
Letak: 2/3 cranial canalis vertebralis. Dari foramen magnum berakhir sebagai conus
medullaris berlanjut ke filum terminale. Dikitari oleh cauda equina (serabut-serabut
saraf spinal segmen caudal)
Selubung: lanjutan duramater, arachnoidmater dan piamater dari otak. Spatium subdurale
memisahkan duramater dan arachnoidmater, spatium subarachnoidale memisahkan
arachnoid dan piamater.
Vascularisasi:
1. a. spinalis ant (1 buah) suplai 2/3 bag.ant.
2. a. spinalis post (2 buah) suplai 1/3 bag. Post
Kedua arteri diatas beranastomose dengan arteri sepanjang radix nervi. Anastomosis ini
penting terutama pada VT1 dan VT11 disebut arteri Adam kiwicz. Ini sesuai dengan
letak intumescentia. Kerusakan yang terjadi pada VC8 keatas menyebabkan interupsi
vaskuler karena suplai dari VT1 hanya ke arah caudal. Kerusakan pada VT11 tidak
banyak berpengaruh karena VT11 memberikan suplai keatas dan kebawah.
Struktur internal :
Potongan melintang medulla spinalis terlihat bagian luar (substansia alba) dan bagian
dalam (substansia grisea) dan diperkuat oleh neuroglia.
a)Substansia grisea
Terbagi atas 3 bagian:
1) columna ( funiculus) anterior
2) columna (funiculus) lateralis (int. med.) hanya pada segmen thoracal
3) columna (funiculus) posterior
Columna posterior: Isi Substansia gelatinosa, nucleii proprius, substansia visceralis
secundaria, nucleii dorsalis (Clarke).
Columna anterior: Isi nucleii dorsomedialis, nucleii ventromedialis, nucleii centralis,
nucleii dorsolateris, nucleii ventrolateralis, nucleii retrodorsolateralis.
Tractus yang penting :
a. Tractus motoricus/descendens: Tiap lintasan motorik dari otak ke otot terbuat oleh 2
neuron penting yaitu: motor neuron atas dan motor neuron bawah. Motor neuron atas
dimulai dari cortex ceribri (atau nucleii extrapiramidal) ke nucleii motorikus saraf
cranial atau saraf spinal.Motor neuron bawah mulai dari nucleii tersebut menuju ke otot.
Secara klinis: hanya satu trac motoricus yang penting yaitu tractus piramidalis/cortico
spinalis.
b. Tractus sensoris/ascendens: Tiap lintasan sensoris berasal dari reseptor tubuh menuju
otak terdiri atas 3 neuron utama yaitu
1) nucleii sebagai ganglion sensoris otak/medulla spinalis
2) nucleii pada thalamus
3) nucleii pada cortex area sensoris
b) Substansia Alba
Terbagi oleh substansia grisea menjadi 3 column:
1) Columna anterior
2) Columna posterior
3) Columna lateralis
Tiap column terdiri atas tractus baik ascendens (sensoris/afferen) maupun descendens
(motorik/efferen) atau intersegmental. Columna posterior adalah sensoris, columna
anterior motorik, columna lateralis adalah campuran terisi traktus asendens pada bagian
perifer dan desendens pada bagian tengah.
Tractus sensoris tersebut adalah: tractus Goll (fasciculus gracilis), tractus Burdach
(fasciculus cuneatus), tractus spinocerebellaris posterior, tractus spinocelebellaris
anterior, tractus spinothallamicus lateral, tractus spinothallamicus anterior.
Tractus motoris tersebut adalah: tractus corticospinalis (piramidal) lateralis, tractus
rubrospinalis, tractus tectospinalis, tractus vestibulospinalis, tractus corticospinalis
(piramidal) anterior
Gambar: tractus dari medulla spinalis
SISTEM INDRA
INDERA PENDENGARAN :
Indera pendengaran adalah telinga.
Telinga luar :
Telinga luar terdiri dari daun telinga (aurikula/pinna) dan liang telinga (CAE / canalis
auditorius externus) sampai membran timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan
elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada
sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang.
Panjangnya kira-kira 2,5-3 cm.
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen
(modifikasi kelenjar keringat = kelenjar serumen) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat
pada seluruh kulit liang telinga.
Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit di jumpai kelenjar serumen.
Telinga tengah :
Telinga tengah terdiri dari membran tympani, os. malleus, inkus, stapes, dan tuba
eustachii. Membran timpani secara fisiologi termasuk dalam telinga tengah, sedangkan
secara anatomi termasuk telinga luar.
Telinga tengah berbentuk kubus dengan
- Batas luar : membran timpani
- Batas depan : tuba eustachius
- Batas bawah : vena jugularis (bulbus jugularis)
- Batas belakang: aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis
- Batas atas : tegmen timpani (meningen/otak)
- Batas dalam : berturut-turut dari atas ke bawah, kanalis semi sirkularis horizontal,
kanalis fasialis, oval window (tingkap lonjong), round window (tingkap bundar), dan
promontorium.
Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila di lihat dari arah liang telinga dan
terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Batas atas di sebut pars flaciida (membran
shrapnell), sedangkan bagian bawah di sebut pars tensa (membran propria).
Pars flacida hanya berlapis dua yaitu lapisan kutaneum dan lapisan mukosum. Sedangkan
pars tensa mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan kutaneum, fibrosum dan mukosum.
Pada pars flacida terdapat daerah yang di sebut atik. Di tempat ini terdapat aditus ad
antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan antrum mastoid.
Di dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang tersusun dari luar ke
dalam, yaitu os maleus, os inkus, dan os stapes. Ketiga tulang tersebut saling
berhubungan. Prosesus longus maleus melekat pada membran timpani, maleus melekat
pada inkus, dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong (oval
window) yang berhubungan dengan koklea.
Tuba eustachii termasuk pada telinga tengah yang menghubungkan telinga tengah dengan
daerah nasofaring.
Telinga dalam :
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput), vestibulum (utrikulus & sakulus), dan
canalis semi sirkularis (lateralis , superior, dan posterior).
Ujung atau puncak koklea di sebut helikotrema yang menghubungkan perilimfa skala
timpani dengan skala vestibuli.
Fungsi telinga :
1. sebagai pendengaran TL, TT, TD
2. Sebagai keseimbangan TD
3. Sebagai kosmetik
4. Sensitif terhadap rangsangan seksual
Telinga di persarafi oleh Nervus cranialis yang ke VIII (vestibulocochlearis)
INDERA PENGLIHATAN
Indera penglihatan adalah mata.
Anatomi kelopak mata
Kelopak mata atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta
mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea.
Palpebra merupakan alat penutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata dari
trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata. Kelopak mata mempunyai lapis kulit
yang tipis pada bagian depan, sedangkan di bagian belakang ditutupi oleh selaput lendir
tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Gangguan penutupan kelopak mata akan
mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga terjadi keratitis et lagoftalmos.
Pada kelopak mata terdapat beberapa kelenjar yaitu kelenjar sebasea, kelenjar moll atau
kelenjar keringat, kelenjar zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada tarsus.
Pembuluh darah yang memperdarahi kelopak mata adalah arteri palpebra. Sedangkan
persarafannya adalah ramus frontal N.V (trigeminus) mensarafi kelopak mata atas dan
N.V-2 (maksilaris) mensarafi kelopak mata bawah.
Anatomi sistem lakrimal
Sistem lakrimal terdiri dari dua bagian :
1. sistem produksi atau glandula lakrimal yang terletak di temporo antero superior rongga
orbita.
2. sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal
dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak di bagian nasal depan rongga orbita. Air
mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus
nasalis inferior.
Anatomi konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak mata bagian
belakang. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang di hasilkan oleh sel goblet.
Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.
Konjungtiva terdiri dari 3 bagian yaitu
1. konjungtiva tarsal, yang menutupi tarsus. Konjungtiva ini sukar untuk digerakkan dari
tarsus.
2. konjungtiva bulbi, yang menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di bawahnya.
3. konjungtiva forniks, yang merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan
konjungtiva bulbi.
Anatomi kornea
Kornea (latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput mata
yang tembus cahaya. Merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan
dan terdiri atas lapisan :
1. Epitel
2. Membran bowman
3. Stroma
4. Membran descemet
5. Endotel
Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel
terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. Endotel tidak
mempunyai daya regenerasi.
Anatomi sklera
Sklera merupakan bagian putih dari bola mata yang bersama-sama dengan kornea
sebagai pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik
sampai kornea. Sklera anterior di tutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera
mempunyai kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata.
Walaupun sklera kaku dan tipisnya 1 mm tetapi ia masih tahan terhadap kontusio trauma
tumpul. Kekakuan sklera dapat meninggi pada pasien diabetes melitus, dan dapat
merendah pada pasien eksoftalmus goiter, miotika, dan meminum air banyak.
Anatomi uvea
Lapis vaskular di dalam bola mata yang terdiri dari iris, badan siliar dan koroid.
Uvea ini di perdarahi oleh arteri siliar anterior dan posterior yang bergabung menjadi satu
membentuk arteri sirkularis mayor pada badan siliar. Di dalam badan siliar ini terdapat
tiga otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar, dan sirkular.
Iris mempunyai kemampuan untuk mengatur secara otomatis masuknya sinar ke dalam
bola mata. Reaksi pupil ini merupakan juga indikator untuk fungsi simpatis (midriasis)
dan parasimpatis (miosis) pupil.
Anatomi pupil
Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf simpatis. Orang
dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan orang tua ukuran pupilnya mengecil yang
berakibat rasa silau yang di bangkitkan oleh lensa yang sklerosis.
pupil kecil waktu tidur akibat dari :
1.berkurangnya rangsangan simpatis
2.berkurangnya rangsangan hambatan miosis
fungsi mengecilnya pupil adalah untuk mencegah abrasi kromatis pada akomodasi dan
untuk memperdalam fokus seperti kamera foto yang diafragmanya di kecilkan.
Anatomi sudut bilik mata depan
Sudut bilik mata depan yang di bentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Pada
bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan pengaliran
keluar cairan mata maka akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata
sehingga tekanan bola mata meninggi atau glaukoma.
Anatomi lensa mata
Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya
berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya
akomodasi. Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata
belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam
kapsul lensa. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula zinn yang menggantungkan
lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar.
Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu yaitu :
1. Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi
cembung.
2. Jernih atau transparan karena di perlukan sebagai media penglihatan.
3. Terletak pada tempatnya
Keadaan patologis lensa ini dapat berupa :
1. Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia
2. Keruh atau di sebut katarak
3. Tidak berapa di tempat atau di sebut subluksasi dan dislokasi.
Anatomi badan kaca
Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak di antara lensa
dan retina. Badan kaca ini bersifat semi cair di dalam bola mata dan mengandung air
sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air. Fungsi dari badan kaca adalah
mempertahankan bola mata agar tetap bulat. Peranannya adalah mengisi ruang untuk
meneruskan sinar dari lensa ke retina. Badan kaca melekat pada bagian yang di sebut ora
serata, pars plana, dan papil saraf optik. Kebeningan badan kaca di sebabkan tidak
terdapatnya pembuluh darah dan sel.
Anatomi retina
Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang
menerima rangsangan cahaya. Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel
retina, dan terdiri atas lapisan :
1. lapisan foto reseptor
2. Membran limitan eksterna
3. Lapis nuklear luar
4. Lapis pleksiform luar
5. Lapis nuklear dalam
6. Lapis pleksiform dalam
7. Lapis sel ganglion
8. Lapis serabut saraf
9. Membran limitan interna
Warna retina biasanya jingga dan kadang-kadang pucat pada anemia dan iskemia, serta
berwarna merah pada hiperemia.
Pembuluh darah di dalam retina merupakan cabang arteri oftalmika, arteri retina central
yang masuk ke retina melalui papil saraf optik yang akan memberikan nutrisi pada retina
dalam.
Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dari koroid.
Saraf optik
Mata di persarafi oleh N.II (optikus), yang keluar dari polus posterior bola mata
membawa 2 jenis serabut saraf, yaitu saraf penglihatan dan serabut pupilomotor.
Otot penggerak bola mata
Terdiri dari 6 otot yaitu
1. Musculus oblik inferior
2. Musculus oblik superior
3. Musculus rectus inferior
4. Musculus rectus superior
5. Musculus rectus lateral
6. Musculus rectus medius
INDERA PENGHIDU
Indera penghidu adalah Hidung
Hidung luar
Terdiri dari
1. pangkal hidung (bridge)
2. batang hidung (dorsum nasi)
3. puncak hidung (hip)
4. ala nasi
5. kolumela
6. lubang hidung (nares anterior)
Hidung luar di bentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan (cartilago) yang di lapisi
oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau
menyempitkan lubang hidung.
Kerangka tulang terdiri dari :
1. tulang hidung (os nasal)
2. Prosesus frontalis os maksila
3. Prosesus nasalis os frontal
Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang
terletak di bagian bawah hidung, yaitu
1. Sepasang kartilago nasalis lateralis superior
2. Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior yang di sebut juga sebagai cartilago alar
mayor
3. Alar minor
4. Tepi anterior kartilago septum
Rongga hidung (kavum nasi) berbentuk terowongan dari depan ke belakang di pisahkan
oleh septum nasi di bagian tengahnya menjadi kavum nasi kanan dan kiri. Pintu atau
lubang masuk kavum nasi bagian depan di sebut nares anterior dan lubang belakang di
sebut nares posterior (koana) yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring.
Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai denga ala nasi, tepat di belakang nares
anterior, di sebut vestibulum. Vestibulum ini di lapisi oleh kulit yang mempunyai banyak
kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang di sebut vibrise. Tiap kavum nasi
mempunyai 4 buah dinding, yaitu dinding medial, lateral, inferior dan superior.
Dinding medial hidung ialah septum nasi. Septum di bentuk oleh tulang dan tulang
rawan.
Dinding lateral terdapat 4 buah konka. Yang terbesar dan letaknya paling bawah ialah
konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media, lebih kecil lagi ialah konka
superior, sedangkan yang terkecil di sebut konka suprema, dimana konka suprema ini
biasanya bersifat rudimenter.
Diantara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang di sebut
meatus. Terdapat 3 meatus pada hidung, yaitu meatus inferior, meatus medius, dan
meatus superior.
Hidung dalam
Kavum nasi/kavitas nasi terbagi oleh septum nasi, pintu depan (nares anterior), pintu
belakang(nares posterior/koana)
Perdarahan hidung
Bagian atas rongga hidung mendapat perdarahan dari a.etmoid anterior dan posterior
yang merupakan cabang dari a.oftalmika (cabang dari a.carotis interna).
Bagian bawah rongga hidung mendapat perdarahan dari cabang a.maksilaris interna,
diantaranya adalah ujung a.palatina mayor dan a.sfenopalatina.
Bagian depan hidung mendapat perdarahan dari cabang-cabang a.fasialis.
Bagian depan septum terdapat anastomosis drai cabang-cabang a,sfenopalatina, a.etmoid
anterior, a.labialis superior dan a.palatina mayor, yang di sbeut pleksus kiesselbach.
Pleksus kiesselback letaknya superfisial dan mudah cedera oleh trauma, sehingga sering
menjadi sumber epistaksis (perdarahan hidung/mimisan) terutama pada anak.
Vena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan
arterinya. Vena-vena di hidung tidak memiliki katub, sehingga merupakan faktor
predisposisi untuk mudahnya penyebaran infeksi sampai ke intrakranial.
Persarafan hidung
Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n.etmoidalis
anterior, yang merupakan cabang dari n.nasosiliaris, yang berasal dari n.oftalmikus (N.V-
1). Rongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n.maksila
melalui ganglion sfenopalatina. Fungsi penghidu berasal dari N.1 (olfaktorius).
Meatus inferior : muara duktus nasolakrimalis
Meatus media : muara sinus maksilaris, frontalis, etmoidalis anterior
Meatus superior : muara sinus etmoidalis posterior, sfenoidalis
INDERA PENGECAP
Indra pengecap adalah lidah.
o Terdiri dari anyaman otot dan jaringan ikat yang saling tegak lurus.
o Bagian anterior : pengunyahan, pembentukan suara, pergerakan lidah bagian anterior,
menelan.
o Bagian posterior : kurang aktif beregerak karena melekat pada dasar mulut dan tulang
hioid.
o Permukaan lidah kasar karena ditutupi papaila lingualis. Ada 4 jenis yaitu :
1. papila filiformis : Jumlah paling banyak dan terletak pada lidah bagian anterior.
Selnya berkeratin pada ujung lidah.
2. papila fungiformis : Terdapat di bagian anterior. Selnya tidak berkeratin.
3. papila sirkumvalata : Terdapat di bagian posterior didepan sulkus terminalis.
4. papila foliata : Pada manusia rudimeneter
o Sensasi pengecap :
Asam dan manis : depan
Asin dan pahit : belakang
o Persarafan
1. Sensori umum dan anterior : V ( Mandibularis)
2. Papila filiformis, fungiformis, foliata : VII ( Fasialis)
3. Papila sirkumvalata : IX ( glossofaringeus)
4. Posterior : X ( Vagus)
INDERA PERABA
Indera peraba adalah kulit
Kulit merupakan benteng pertahanan terhadap infeksi bakteri, virus dan jamur. Kulit
membentuk barier protektif di seluruh tubuh dan berperan dalam termoregulasi tubuh,
sekresi kelenjar, dan hubungan sensorik dengan lingkungan eksterna. Kulit merupakan
organ terbesar pada tubuh manusia yang membungkus otot dan organ dalam serta
memiliki jaringan tanpa ujung pembuluh darah, saraf, dan kelenjar, semua berpotensi
untuk terkena penyakit.
Kulit terdiri dari tiga lapis yaitu epidermis, dermis, dan lemak subkutan.
Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar, dibagi menjadi 2 lapisan utama yaitu
1. stratum sel bertanduk tak berinti (stratum corneum, atau lapisan bertanduk) dan
2. bagian dalam yaitu lapisan malpighi.
Lapisan malpighi ini merupakan asal sel-sel permukaan bertanduk yang teleh mengalami
proses diferensiasi.
Lapisan epidermis (dari lapisan paling bawah ke atas) :
1. Stratum basal
2. Stratum Germinativum
3.Stratum Spinosum (Str Malphigi)
4. Stratum granulosum
5. Stratum Lusidum
6. Stratum korneum
Proses migrasi sel epidermis yang telah terprogram memakan waktu sekitar 28 hari. Sel
diferensiasi utama stratum spinosum adalah keratinosit yang membentuk keratin suatu
protein fibrosa. Sel utama kedua epidermis (setelah keratinosit) adalah melanosit yang di
temukan dalam lapisan basal. Perbandingan sel-sel basal terhadap melanosit adalah 10 :
1. Di dalam melanosit di sintesis granula-granula pigmen yang di sebut melanosom.
Melanosom ini mengandung biokroma coklat yang di sebut melanin.
Dermis
Lapisan dermis merupakan Lapisan kulit paling tebal dan paling kuat. Lapisan ini terletak
tepat di bawah epidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin dan retikulin
yang tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh
darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang
tumbuh. Di sekitar pembuluh darah yang kecil terdapat limfosit, sel mast, dan neutrofil
polimorfonuklear (PMN) yang melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda
asing.
Dermis terdiri dari 2 Lapisan yaitu Stratum Papilare (Superfisial) dan Stratum Retikulare.
Lemak subcutan
Di bawah dermis terdapat lapisan kulit ketiga yaitu lemak subcutan. Lapisan ini
merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk mempertahankan suhu tubuh dan tempat
penyimpanan energi. Dari sudut kosmetik, lemak subkutan ini mempengaruhi daya tarik
seksual kedua jenis kelamin.
Pada kulit terdapat beberapa kelenjar antara lain :
1. kelenjar keringat (ekrine)
kelenjar ini terdapat pada hampir seluruh kulit, kecuali telinga dan bibir. Kelenjar-
kelenjar ini membentuk suatu larutan hipotonik yang jernih dan encer dan mengandung
banyak urea dan laktat. Kelenjar keringat ini juga membantu mempertahankan suhu
tubuh.
2. kelenjar sebasea
kelenjar ini merupakan struktur lobular yang terdiri dari sel-sel yang berisi lemak.
Substansi berminyak yang di sebut sebum yang di salurkan menuju saluran sentral dan di
keluarkan melalui saluran-saluran pilosebasea folikel-folikel rambut. Kelenjar sebasea
banyak terdapat pada wajah, dada, punggung, dan bagian proksimal lengan. Aktifitasnya
terutama di atur oleh hormon-hormon androgenik.
3. kelenjar apokrin
kelenjar ini terutama di temukan di daerah aksila, kulit genital, sekitar puting susu dan di
daerah perianal. Saluran apokrin mengosongkan sekresinya ke dalam folikel rambut di
atas muara saluran sebasea. Sekresi apokrin ini tidak mempunyai fungsi apapun bagi
manusia, tetapi kelenjar ini yang menimbulkan bau pada ketiak apabila sekresinya
mengalami dekomposisi oleh bakteri. Kelenjar apokrin membentuk zat seperti susu,
kental yang berasal dari komponen-komponen organik. Kelenjar ini memulai aktivitas
sekresinya pada usia pubertas.