35
TATA TERTIB 1. Sebelum melaksanakan praktikum,mahasiswa harus mempersiapkan diri, mempela-jari teori maupun bahan- bahan praktikum yang berhubungan dengan topik atau judul praktikum yang akan dilaksanakan. 2. Mahasiswa harus datang 10 menit lebih awal dari jam praktikum, supaya praktikum dapat dimulai tepat pada waktunya. 3. Mahasiswa harus menjaga ketertiban dan ketenangan kelas pada waktu praktikum dengan cara tidak terlalu banyak bicara maupun mondar-mandir dengan keperluan yang tidak jelas. Ingat ! Dalam praktikum yang bekerja bukan mulut. 4. Selama praktikum, handphone hendaknya dimatikan, dilarang menerima dan mengi-rim panggilan ataupun SMS. 5. Agar dapat mengikuti ujian akhir, mahasiswa dituntut untuk mengikuti praktikum seratus persen, apabila tidak memenuhi, maka kekurangannya menjadi tanggung jawab mahasiswa yang bersangkutan untuk menyelenggarakan praktikum tambahan. 6. Praktikum adalah kegiatan individual walaupun dalam kenyataannya bekerja secara berkelompok. Oleh karena itu, semua kebutuhan bahan atau alat menjadi tanggung jawab setiap individu mahasiswa. 46

Anatomi-text Praktikum 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ANATOMI

Citation preview

Page 1: Anatomi-text Praktikum 2

TATA TERTIB

1. Sebelum melaksanakan praktikum,mahasiswa harus mempersiapkan diri, mempela-

jari teori maupun bahan-bahan praktikum yang berhubungan dengan topik atau judul

praktikum yang akan dilaksanakan.

2. Mahasiswa harus datang 10 menit lebih awal dari jam praktikum, supaya praktikum

dapat dimulai tepat pada waktunya.

3. Mahasiswa harus menjaga ketertiban dan ketenangan kelas pada waktu praktikum

dengan cara tidak terlalu banyak bicara maupun mondar-mandir dengan keperluan

yang tidak jelas. Ingat ! Dalam praktikum yang bekerja bukan mulut.

4. Selama praktikum, handphone hendaknya dimatikan, dilarang menerima dan mengi-

rim panggilan ataupun SMS.

5. Agar dapat mengikuti ujian akhir, mahasiswa dituntut untuk mengikuti praktikum

seratus persen, apabila tidak memenuhi, maka kekurangannya menjadi tanggung

jawab mahasiswa yang bersangkutan untuk menyelenggarakan praktikum tambahan.

6. Praktikum adalah kegiatan individual walaupun dalam kenyataannya bekerja secara

berkelompok. Oleh karena itu, semua kebutuhan bahan atau alat menjadi tanggung

jawab setiap individu mahasiswa.

7. Mahasiswa harus menjaga kebersihan laboratorium. Oleh karena itu setiap selesai

praktikum, mahasiswa wajib membersihkan dan menata kembali laboratorium.

8. Setiap selesai praktikum, mahasiswa diwajibkan meminta tanda tangan pengesahan

hasil praktikum pada hari itu kepada dosen yang bersangkutan.

9. Setiap melakukan praktikum, mahasiswa harus menyiapkan :

1) Mikroskop

2) Kaca benda dan kaca penutup

3) Gelas beaker 50 ml

4) Pipet tetes yang pendek

5) Silet yang tajam

6) Kuas kecil; jarum dan pinset

7) Lap kain linen halus

8) Pensil 4H atau sejenis

46

Page 2: Anatomi-text Praktikum 2

9) Perlengkapan menggambar lainnya.

10. Setiap praktikum, mahasiswa harus menyediakan bahan-bahan praktikum hari itu.

Apabila karena suatu hal mahasiswa tidak membawa bahan praktikum, kepada

mahasiswa yang bersangkutan tidak diperkenankan ikut praktikum

11. Bahan praktikum atau spesimen yang tercantum dalam buku panduan praktikum

merupakan bahan atau spesimen minimal yang harus saudara kuasai. Oleh karena itu

bagi mahasiswa yang terlambat harus mengejar sendiri agar memenuhi tuntutan

minimal.

12. Mahasiswa wajib membersihkan mikroskop dan memeriksa bagian-bagiannya, baik

sebelum praktikum dimulai maupun sesudah selesai praktikum. Bila menghadapi

kejanggalan atau keraguan, hubungi teknisi atau dosen yang bersangkutan.

13. Untuk menggambar hasil pengamatan mahasiswa wajib mengikuti petunjuk cara

menggambar yang tercantum dalam buku panduan praktikum.

47

Page 3: Anatomi-text Praktikum 2

MIKROSKOP

1. Pengantar

Mata manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas, oleh karena itu

banyak masalah mengenai organisme yang akan diamati hanya dapat diperiksa

dengan menggunakan alat-alat Bantu. Salah satu alat Bantu yang sering dipergunakan

dalam pengamatan preparat benda-benda mikroskopis adalah mikroskop, yang

berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah pandangan seseorang,

sehingga memungkinkan untuk mengamati obyek yang sangat halus.

Ada berbagai macam mikroskop, namun yang sering digunakan dalam

kegiatan pengamatan preparat mikroskopis ialah mikroskop cahaya, baik yang

berlensa okuler tunggal maupun berlensa okuler ganda. Mikroskop ini hanya dapat

memberikan gambaran tentang panjang dan lebar benda yang diamati atau

berdimensi dua, meskipun sesungguhnya benda yang diamati adalah tiga dimensi.

Benda yang akan diamati harus berukuran kecil dan tipis, agar dapat tertembus

cahaya

2. Bagian-Bagian Mikroskop

Mikroskop cahaya (lihat gambar 01.), baik yang berlensa okuler tunggal mau-

pun ganda, baik yang elektrik maupun non elektrik pada umumnya mempunyai

bagian-bagian pokok sebagai berikut :

a. Bagian mekanis

Bagian ini bersifat sekunder, namun demikian amat penting, agar mikroskop

dapat digunakan dengan baik. Mikroskop berdiri tegak di atas dasar atau kaki yang

berbentuk tapal kuda, di atasnya terdapat pilar tempat berdirinya lengan. Bagian pilar

dan bagian lengan dihubungkan oleh engsel penggerak yang berfungsi untuk

mengatur kedudukan mikroskop sesuai dengan yang dikehendaki. Di bagian depan

atas pilar terdapat meja atau panggung yang brfungsi untuk meletakkan benda atau

obyek yang akan diamati. Pada bagian tengah meja terdapat lubang yang berfungsi

untuk meluluskan cahaya yang berasal dari cermin pantul (untuk mikroskop non

elektrik) dan lampu sebagai sumber cahaya (bagi mikroskop elektrik). Di bawah meja

terdapat subpanggung yang padanya melekat kondensor yang berfungsi untuk

48

Page 4: Anatomi-text Praktikum 2

memfokuskan cahaya menuju benda yang diamati. Di bawah kondensor terdapat

diafragma yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang diperlukan.

Cermin terletak dibawah subpanggung, memiliki dua permukaan, yaitu permukaan

datar dan permukaan cekung (Ingat kembali sifat cermin datar dalam hal meman-

tulkan cahaya). Pada lengan mikroskop melekat tabung dengan bagian optiknya.

Agar lensa dapat difokuskan, tabung harus dapat dinaikkan dan diturunkan dengan

memutar tombol besar dan tombol kecil yang terdapat pada lengan. Tombol besar

disebut makrometer, berfungsi menaik-turunkan tabung secara kasar atau cepat;

tombol kecil disebut Mikrometer, berfungsi menaik-turunkan tabung secara halus.

Pada umumnya tombol kecil atau Mikrometer digunakan pada perbesaran kuat atau

400x ke atas.

b. Bagian optik

Bagian ini terdiri dari cermin; lensa obyektif; lensa okuler; lensa kondensor;

dan diafragma. Alat-alat tersebut merupakan bagian utama atau primer dari sebuah

mikroskop. Masing-masing alat mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Keberhasilan

seseorang untuk mengamati spesimen mikroskopis sangat bergantung pada ke-

piawaian seseorang mengatur alat-alat tersebut.

1) Cermin

Pada setiap mikroskop selalu dilengkapi dengan cermin yang menyatu,

kecuali yang elektris, cermin merupakan perlengkapan tambahan. Pada umumnya

cermin mikroskop mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan datar dan permukaan

cekung. Fungsi dari cermin adalah memantulkan cahaya dari sumber cahaya ke

spesimen atau benda yang diamati. Permukaan datar digunakan apabila sumber

cahaya cukup terang, dan apabila sumber cahaya kurang, misalnya dalam ruangan,

maka permukaan cekunglah yang dipergunakan sebab cermin cekung selain meman-

tulkan cahaya juga bersifat mengumpulkan cahaya.

2) Diafragma

Ada dua jenis diafragma yang dapat dijumpai pada berbagai tipe mikroskop

cahaya, yaitu yang terdiri dari lubang-lubang kecil dengan berbagai ukuran diameter-

nya, dan biasanya diafragma tersebut dibuat di atas lempeng/piringan yang letaknya

dibawah panggung. Cara menggunakannya sederhana, yaitu dengan memutar piring-

an sehingga lubang dengan diafragma yang dikehendaki bergeser tepat di bawah

lubang panggung. Adapula diafragma yang terdiri dari banyak lembaran logam tipis

49

Page 5: Anatomi-text Praktikum 2

bersusun saling tindih. Lembaran logam tersebut adalah daun-daun diafragma yang

secara bersama-sama mentuk lubang untuk meluluskan cahaya. Diafragma ini dikenal

dengan diafragma iris. Untuk mengatur diameter lubang yang diperlukan dilakukan

dengan menggeser tangkai ke salah satu arah. Baik diafragma berupa piringan

maupun diafragma iris, keduanya untuk mengatur intensitas cahaya yang diperlukan

pada pengamatan benda.

3) Lensa kondensor

Mikroskop yang baik selalu dilengkapi dengan lensa kondensor, suatu alat

yang terdiri dari dua lensa yang berfungsi ntuk memfokuskan cahaya ke benda yang

sedang diamati. Apabila kondisi ruangan kekurangan cahaya, dengan menggunakan

cermin cekung dan mengatur kondensor akan diperoleh pencahayaan yang lebih baik.

4) Lensa obyektif

Terletak pada suatu piringan yang dapat diputar-putar, disebut revolver,

berada di bawah tabung mikroskop. Jumlah lensa obyektif tergantung pada kualitas

mikroskop, namun pada umumnya setiap mikroskop memiliki paling sedikit tiga

lensa obyektif dengan kemampuan perbesaran 5X; 10X dan 40X atau 45X. Kalau

diperhatikan pada batang lensa obyektif, tertera angka ataupun tulisan yang perlu

dipahami, misalnya pada lensa obyektif dengan kekutana perbesaran 40X tertera

informasi sebagai berikut :

Angka-angka ataupun tulisan yang terdapat dapat dalam kotak di atas

menunjukkan pengertian sebagai berikut :

Plan : Plan Achromatis

40 : Angka yang menunjukkan kemampuan/kekuatan perbesaran

0.65 : NA=Numerical Aperture. Angka yang menunjukkan kemampuan lensa untuk

menghimpun cahaya.

160 : Angka yang enunjukkan panjang tabung dalam ukuran millimeter

0.17 : Angka yang menunjukkan tebal kaca penutup yang cocok untuk digunakan

pada perbesaran tersebut.

Plan 40/0.65

160/0.17

50

Page 6: Anatomi-text Praktikum 2

Dengan melihatkan angka atau tulisan yang tertera pada lensa obyektif seperti

contoh di atas, dapat dijelaskan bahwa lensa obyektif tersebut bertipe plan

achromatis, mempunyai kemampuan untuk membesarkan obyek sebesar 40X,

mempunyai kemampuan untuk menghimpun cahaya, lensa ini dirancang untuk

mikroskop dengan panjang tabung berukuran 160 mm dan kaca penutup yang

digunakan untuk menutup preparat adalah setebal 0,17 mm.

5) Lensa okuler

Terletak pada bagian atas tabung, berdekatan dengan mata apabila seseorang

sedang mengamati dengan mikroskop. Lensa okuler dengan mudah dapat dilepaskan

dari tabung, kecuali pada mikroskop tertentu, lensa okuler sulit dilepaskan karena di

sekrup dengan tabungnya. Lensa okuler dirancang mudah dilepas agar mudah

mengganti dengan lensa okuler lain sesuai dengan perbesaran yang dikehendaki. Pada

lensa okuler tertera angka-angka yang menunjukkan kemampuannya untuk

membesarkan bayangan benda. Pada umumnya angka-angka tersebut berkisar antara

6X; 10X; 12,5X dan 15X. Perbesaran total sebuah mikroskop dapat diperoleh dengan

mengalikan angka-angka pada lensa obyektif dan lensa okuler yang digunakan.

Keterangan gambar1. Lensa okuler2. Makroeter3. Mikrometer4. Tabung5. Revolver6. Lensa Obyektif7. Panggung8. Kondensor9. Subpanggung10. Diafragma11. Lengan12. Pilar13. Engsel14. Cermin15. Kaki

Gamb. 01. Mikroskop dengan bagian-bagiannya

51

Page 7: Anatomi-text Praktikum 2

3. Resolusi dan Daya Pisah

Peningkatan perbesaran mikroskop dapat dicapai hanya dengan menambah

kekuatan lensa obyektif maupun lensa okuler. Namun sesungguhnya lensa dibatasi

oleh sesuatu yang disebut resolusi. Bila lensa difokuskan pada suatu benda, maka dua

titik terpisah pada benda tersebut sesungguhnya membentuk dua bayangan, tetapi

tampak sebagi satu titik saja akaibat dari difraksi. Resolusi suatu lensa ialah

keampuan lensa untuk memisahkan bayangan sebagai satuan-satuan yang terpisah.

Sedangkan daya pisah ialah kemampuan lensa untuk membentuk bayangan sebagai

satuan-satuan terpisah pada jarak tertentu. Daya pisah ditentukan oleh panjang

gelombang dan Numerical Aperture system lensa obyektif dan atau kondensor.

4. Langkah-Langkah Menggunakan Mikroskop

Mikroskop sebagai alat Bantu meningkatkan kemampuan daya pisah peng-

lihatan manusia, agar dapat digunakan secara optimal, diperlukan beberapa kete-

rampilan pengaturan bagian-bagian mikroskop sebagai berikut :

1) Mengatur pencahayaan

Menaikkan tabung dengan menggunakan makrometer, sehingga lensa obyek-

tif tidak membentur panggung apabila revolver diputar-putar. Putar revolver sehingga

lensa obyektif lemah (5X atau 10X) posisinya langsung berada pada satu poros

dengan lensa okuler. Apabila letaknya telah tepat akan berbunyi “klik” pada revolver.

Setelah itu diafragma dibuka selebar-lebarnya. Atur posisi cermin sedemikian rupa

sehingga yang terlihat dalam lensa okuler lingkaran terang atau lapangan pandang

yang sangat terang. Dengan demikian pengaturan cahaya telah selesai, mikroskop

siap digunakan.

2) Mengatur diafragma dan kondensor

Berlimpahnya cahaya yang menembus obyek atau spesimen pada preparat

mikroskopis, belum tentu menghasilkan bayangan yang jelas dan kontras, bahkan

menjadikan benda yang diamati menjadi kurang tajam. Bila demikian keadaannya,

maka perlu mengatur intensitas cahaya dengan cara mengatur besar-kecilnya bukaan

diafragma, disertai dengan mengatur tinggi rendahnya kedudukan kondensor

sehingga diperoleh bayangan yang tajam dan kontras.

3) Mengatur Fokus

Naikkan tabung mikroskop dengan makrometer, sehingga jarak antara lensa

obyektif lemah dengan permukaan panggung kira-kira tiga sentimeter, kemudian

52

Page 8: Anatomi-text Praktikum 2

letakkanlah preparat mikroskopis di panggung dengan spesimennya terletak ditengah-

tengah lubang panggung. Gunakan penjepit yang ada dipanggung untuk menjepit

preparat agar tidak mudah bergeser. Sambil mengamati mikroskop dari samping,

turunkanlah tabung secara hati-hati dengan makrometer, sehingga jarak antara lensa

obyektif dengan preparat kurang lebih satu millimeter. Selanjutnya dengan melihat

melalui lensa okuler, naikan tabung perlahan-lahan dan hati-hati sehingga spesimen

tampak jelas. Jika setelah tabung mikroskop dinaikkan lebih dari satu sentimeter

ternyata spesimen belum tampak, maka berarti letak spesimen mungkin tidak berada

tepat di bawah lensa obyektif. Kalau demikian halnya, aturlah atau geserlah kembali

preparat pada panggung supaya spesimennya terletak tepat di bawah lensa obyektif

atau tepat ditengah lubang panggung dan ulangi prosedur dari awal.

4) Mengatur perbesaran

Kadangkala diperlukan perbesaran yang lebih kuat lagi. Untuk keperluan

tersebut tidak perlu mengulang kegiatan dari awal, tetapi cukup dengan memutar

revolver untuk mengganti lensa obyektif yang lebih besar sesuai dengan yang

dikehendaki. Apabila bayangan hasil perbesaran kabur atau tidak tajam, dengan

Mikrometer, naikkan atau turunkan tabung sehingga diperoleh bayangan yang tajam,

demikian seterusnya apabila ikehendaki perbesaran yang lebih kuat lagi. Namun perlu

diperhatikan bahwa semakin kuat perbesaran lensa, semakin lemah lensa tersebut

menghimpun cahaya, akibatnya makin kuat perbesaran, cahaya makin lemah. Oleh

karena itu diperlukan pengaturan pencahayaan awal yang optimal.

5) Penggunaan minyak imersi

Bila dikehendaki perbesaran yang lebih kuat lagi, misalnya dengan lensa

obyektif 100X ke atas, agar supaya mendapatkan bayangan yang tajam diperlukan

minyak imersi yang diletakkan di antara ujung lensa obyektif dengan permukaan kaca

penutup, sehingga tidak ada udara yang memisahkan antara lensa obyektif dengan

spesimen. Cara meneteskan minyak imersi adalah sebagai berikut : Putarlah revolver

sehingga terdapat ruang yang cukup antara preparat dengan lensa obyektif. Teteskan

setetes minyak imersi dibagian tengah preparat, dimana terdapat spesimen yang akan

diamati. Hindarilah terjadinya gelembung udara pada minyak imersi tersebut.

Selanjutnya sambil melihat dari samping putarlah kembali revolver agar lensa

obyektif dengan perbesaran kuat yang dikehendaki bersentuhan dengan minyak

tersebut. Untuk memperoleh Fokus yng tepat, gunakan Mikrometer.

53

Page 9: Anatomi-text Praktikum 2

Perlu diperhatikan, apabila pengamatan dengan menggunakan minyak imersi

telah selesai, segera bersihkan sisa-sisa minyak tersebut dengan cairan xilol sesegera

mungkin. Terlambat atau lupa membersihkan, menyebabkan lensa obyektif menjadi

kotor dan sulit dibersihkan. Karena cairan xilol dapat melarutkan perekat yang

terdapat pada lensa obyektif, maka sebaiknya setelah dibersihkan segera dikeringkan

dengan kain lap yang bersih.

5. Membersihkan Mikroskop

Banyak alat yang dapat digunakan untuk membersihkan mikroskop, misalnya

kertas lensa untkmembersihkan lensa-lensa yang ada pada mikroskop ataupun kain

lap dari linen yang halus, kain lap dari flannel untuk membersihkan bagian-bagian

lainnya, terutama bagian luar. Sebelum mikroskop digunakan untuk mengamati

preparat mikroskopis, bersihkanlah lebih dahulu lensa okuler, lensa obyektif, cermin,

dan kondensornya. Jangan memegang lensa atau bagian-bagian optic lain, Karena jari

dapat meninggalkan bekas sidik jari yang berminyak. Untuk membersihkan tetes-

tetes minyak, gliserin ataupun sisa-sisa balsam kanada, pergunakanlah lap halus yang

telah dibasahi dengan xilol dan setelah itu segera keringkan. Bila tidak perlu sekali,

jangan sekali-kali membuka lensa okuler, biarkan lensa tersebut berada ditempatnya,

karena dengan demikian lensa obyektifnya terhindar dari debu. Sambil melihat ke

bawah melalui tabung mikroskop, gerakkan preparat ke depan dan ke belakang, bila

terlihat kotoran yang bergerak, maka kotoran tersebut berada di atas preparat. Hal

tersebut menunjukkan bahwa preparat tidak bersih, bila demikian halnya bersihkan

preparatnya dengan kain lap yang bersih secara hati-hati jangan sampai preparatnya

patah atau pecah. Kemudian putarlah lensa okuler di tempatnya, bila tampak kotoran

bergerak sesuai arah putaran lensa okuler, berarti kotoran tersebut terletak pada pada

lensa okuler, bias terdapat di dalam atau di luarnya. Bila demikian halnya, laporkan

kepada teknisi atau pemandu praktikum. Setelah selesai digunakan hendaknya

mikroskop dibersihkan, kedudukannya diatur seperti semula, kemudian masukkan

dalam kotaknya atau almari yang telah disediakan agar terbebas dari debu.

6. Pemeliharaan Mikroskop

Mikroskop, seperti halnya ala-alat laboratorium yang lain, perlu pemeliharaan

yang cermat. Mikroskop harus selalu diangkat dan dibawa dalam posisi tegak, dengan

54

Page 10: Anatomi-text Praktikum 2

satu tangan memegang erat pada lengan mikroskop dan tangan yang lain menyangga

pada bagian dasar atau kainya. Apabila tabung perlu dicondongkan posisinya

disesuaikan dengan yang menggunakan, maka hal tersebut dapat dilakukan dengan

memutar engsel penggerak sebagai titik putar. Setelah selesai, maka mikroskop harus

ditegakkan kembali, usahakan agar lensa obyektif yang terlemah berada satu poros

dengan lensa okuler. Aturlah kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga ujung

lensa obyektif lemah berjarak satu sentimeter dari atas panggung. Begitu pula dengan

penjepit harus disusun rapi di atas panggung dan jangan lupa cermin diatur dengan

posisi tegak agar debu tidak tertumpuk dipermukaan cermin.

7. Mikrometri/Pengukuran Mikroskopis

Spesimen yang diamati dengan mikroskop dapat diketahui ukurannya dengan

menggunakan beberapa alat Bantu yang disebut Mikrometer. Mikrometer pada da-

sarnya bekerja sebagai penggaris pada umumnya, namun berukuran mikronmeter.

Ada beberapa jenis Mikrometer, yaitu Mikrometer panggung; Mikrometer okuler

yang bertipe linier dan kuadratik.

Mikrometer panggung terbuat dari kaca benda yang didalanya terukir skala

dengan ukuran tertentu. Biasanya terbagi menjadi sepuluh skala besar berukuran 0,1

mm. Masing-masing skala besar masih terbagi lagi menjadi 10 skala kecil dengan

ukuran masing-masing 0,01 mm. Mikrometer okuler tipe linier juga terbuat dari kaca

tipis seperti filter dengan diameter sama dengan diameter lensa okuler. Di dalamnya

terukir skala-skala kecil tanpa ukuran. Untuk mengetahui ukuran setiap skala pada

Mikrometer okuler dapat dilakukan dengan cara mengkalibrasi menggunakan

Mikrometer panggung. Sedangkan Mikrometer okuler tipe kuadratik mempunyai

bentuk yang sama dengan tipe linier, bedanya hanya terletak pada skala, yaitu berupa

kotak-kotak kecil tanpa ukuran. Untuk mengetahui ukuran setiap kotak dapat

dilakukan kalibrasi sebagaimana dilakukan pada Mikrometer okuler tipe linier. Untuk

maksud tersebut di atas, dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini :

a) Masukkan Mikrometer okuler ke dalam tabung lensa okuler dengan melepas lensa

okuler paling atas. Apabila kedudukan Mikrometer okuler telah tepat, maka skala

di dalamnya dapat dilihat dengan jelas seperti gambar di bawah ini

55

Page 11: Anatomi-text Praktikum 2

Gamb. 02. Skala Mikrometer okuler tanpa ukuran

b) Sebagai mana meletakkan preparat, letakkan Mikrometer panggung pada

panggung mikroskop. Dengan menggunakan lensa obyektif berpembasaran 10X,

fokuskanlah sehingga skala yang ada di dalam tampak dengan jelas seperti

gambar di bawah ini

Gamb. 03. Skala Mikrometer panggung Skala besar berukuran 0,1 mm, sedangkan skala kecil berukuran 0,01 mm

c) Setelah diperoleh gambar skala Mikrometer panggung yang tajam, putarlah lensa

okuler sedemikian rupa supaya kedua skala, dari Mikrometer okuler dan

Mikrometer panggung saling tumpang tindih dengan batas skala yang paling kiri

dari kedua Mikrometer saling berimpitan seperti gambar di bawah ini

Gamb. 04. Skala kedua Mikrometer saling berimpitan pada perbesaran Ok 10X dengan Obyektif 10X

d) Langkah selanjutnya mengkalibrasi skala Mikrometer okuler menggunakan skala

Mikrometer panggung dengan cara sebagai berikut : 100 skala Mikrometer okuler

sama dengan 10 skala besar Mikrometer panggung. Satu skala besar Mikrometer

panggung ukurannya 0,1 mm, dan satu skala kecil Mikrometer panggung

ukurannya 0,01 mm. Artinya, 100 skala Mikrometer okuler = 1000 µm. Jadi satu

skala Mikrometer okuler adalah 1000 µm : 100 = 10 µm.

e) Apabila telah diketahui 1 skala Mikrometer okuler = 10 µm, maka selesailah

pekerjaan mengkalibrasi. Lepaslah Mikrometer panggung, dan gantilah dengan

preparat/specimen yang akan diukur, dengan demikian pengukuran siap

56

Page 12: Anatomi-text Praktikum 2

dilaksanakan. Geserlah preparat agar specimen di dalamnya berada dibawah

bayangan skala Mikrometer okuler, kemudian hitunglah ukuran yang dikehendaki.

f) Apabila hendak mengukur dengan menggunakan perbesaran yang lebih kuat,

misalnya dengan lensa obyektif 40X, maka ulangi prosedur b dan c, sehingga

diperoleh bayangan seperti gambar di bawah ini.

Gamb. 05. Skala Mikrometer okuler berimpitan dengan skala Mikrometer panggung pada perbesaran Okuler 10X dengan Obyektif 40X

g) Selanjutnya menghitung ukuran skala pada Mikrometer okuler seperti halnya

mengukur skala pada Mikrometer okuler pada prosedur nomer d. (Selamat

mencoba)

8. Petunjuk Menggambar

Hasil pengamatan dengan mikroskop biasanya dituangkan dalam bentuk

gambar yang dapat dilakukan dengan alat fotografi atau dapat dibuat dengan tangan.

Menggambar bertujuan untuk merekam dan menjelaskan secara cermat dari suatu

benda berdasarkan pengamatan yang teliti. Gambar harus dapat menyampaikan ide

yang jelas dari suatu struktur yang nyata. Ciri-ciri gambar yang baik adalah jelas,

mempunyai keterangan yang lengkap, rapi, cermat. Gambar diatur di bagian tengah

halaman buku atau kertas, disertai judul, keterangan pembesaran hendaknya terlihat

dengan jelas di dekat gambar. Letakkan nama penggambar dan tanggal pada sudut

kanan atas dari halaman. Bekerjalah dengan rapid an bersih, gunakanlah pensil 4H

atau 5H. Gambar hendaknya dibuat dengan garis tunggal, artinya sekali menarik

garis, selesaikanlah garis tersebut sehingga membentuk satu gambar yang dikehen-

57

Page 13: Anatomi-text Praktikum 2

daki, jangan menggunakan garis berulang seperti pada menggambar sketsa, dan

bayangan tidak diperlukan. Buatlah gambar yang cukup besar tetapi proporsional,

sehingga memudahkan untuk memberi keterangam. Biasanya satu halaman hanya

untuk satu atau dua gambar saja. Garis penunjuk harus menghubungkan semua

struktur dalam gambar dengan keterangan gambar. Garis penunjuk harus lurus dan

tidak saling berpotongan, jika mungkin, letakkan semua keterangan pada sisi yang

sama, yaitu pada sisi kanan dan aturlah supaya setiap keterangan mempunyai jarak

yang sam terhadap gambar.

Gambar ilmiah bukanlah bagian dari seni yang beraliran ekspresionis. Gam-

bar ilmiah adalah pengungkapan perasaan secara sederhana yang menyampaikan

rincian-rincian utama kepada pemirsa lain. Pilihlah spesimen yang mewakili dan

yang utama. Dalam menggambar, kecermatan pengamatan lebih penting daripada

teknik menggambar. Perlu juga diperhatikan, proporsi ukuran dari masing-masing

bagian hendaknya diperhatikan.

9. Membuat Preparat Sementara

Preparat sementara ialah preparat yang tidak diawetkan dengan menggunakan

proses apapun. Kaca penutup diletakkan begitu saja di atas kaca benda yang akan

diamati tanpa menggunakan perekat apapun. Benda atau spesimen yang akan diamati

biasanya direndam dalam medium air atau untuk maksud-maksud tertentu gliserin

dapat digunakan sebagai medium. Kaca penutup dalam hal ini hanya sebagai

pelindung lensa obyektif agar terhindar dari cairan medium dan berguna untuk

mengurangi laju penguapan medium, sehingga preparat dapat lebih lama dipelajari.

Tujuan pembuatan preparat sementara ialah untuk mempelajari sesuatu dalam

keadaan segar. Sesudah selesai pengamatan, specimen dibuang, sedangkan kaca

benda dan kaca pentup dapat dicuci, disimpan dan digunakan kembali untuk

keperluan yang sama. Untuk maksud-maksud tertentu, preparat sementara dapat juga

diwarnai menggunakan bahan-bahan pewarna tertentu, misalnya mengamati jaringan

pada batang, akar dan daun dapat digunakan ploroglusinol dan HCl; untuk meng-

amati butir-butir amilum dapat diwarnai dengan menggunakan yodium; mengamati

fase-fase dalam mitosis dapat diwarnai dengan asetokarmin, dsb. Prosedur pembuatan

preparat sementara adalah sebagai berikut :

a. Siapkan kaca benda yang bersih, kemudian teteskan setetes air di atasnya.

58

Page 14: Anatomi-text Praktikum 2

b. Buatlah irisan setipis mungkin, dengan menggunakan silet yang tajam. Irisan

dapat dibuat melalui penampang melintang, membujur, tangensial ataupun para-

dermal.

c. Letakkan irisan tersebut di atas tetesan air yang terdapat pada kaca benda dengan

menggunakan jarum atau kuas kecil.

d. Tutuplah tetesan air yang mengandung irisan dengan kaca penutup dengan cara

meletakkan kaca penutup secara miring disisi tetesan air, sedangkan sisi yang lain

disangga dengan jarum, kemudian turunkan perlahan-lahan sehingga kaca penutup

menutupi tetesan air tanpa menimbulkan gelembung udara.

e. Apabila ternyata air yang diteteskan berlebihan, maka kelebihan air dapat diisap

dengan kertas isap, dan bila ternyata tetesan air ternyata kurang, hal ini ditandai

adanya pulau-pulau yang terjadi di bawah kaca penutup, maka harus ditambah air

dengan cara meneteskan air menggunakan pipet pada salah satu sisi kaca penutup,

sementara sisi yang berlawanan diisap dengan kertas pengisap. Lakukan hal ini

sampai air merata ke seluruh permukaan bawah kaca penutup.

f. Apabila telah selesai pengamatan, bukalah kaca penutup dengan mencongkel

menggunakan jarum secara lembut salah satu sisi kaca penutup, dan apabila

sudah terangkat, ambillah dan bersihkan kemudian dikeringkan dan selanjutnya

disimpan untuk digunakan praktikum mendatang.

59

Page 15: Anatomi-text Praktikum 2

PRAKTIKUM AKAR

STRUKTUR ANATOMI

AKAR MONOKOTIL DAN DIKOTIL

PENGANTAR

Struktur anatomi akar lebih sederhana dibandingkan struktur anatomi batang,

walaupun struktur akar mempunyai banyak variasi. Pada pengamatan melintang struktur

primer akar dapat dibedakan menjadi tiga sistem jaringan, yaitu sistem jaringan penutup

terdiri dari epidermis dan derivatnya; sistem jaringan dasar atau korteks; sistem jaringan

pengangkut berupa stele atau silinder pusat. Pada bagian ujung akar terdapat sistem

pelindung meristem apikal akar yaitu tudung akar atau kaliptra.

A. Sistem jaringan penutup.

Epidermis adalah jaringan primer pada akar yang berfungsi sebagai pelindung atau

berfungsi sebagai kulit paling luar. Pada umumnya terdiri satu lapis, tetapi pada beberapa

akar terdapat lebih dari satu lapis. Rambut akar merupakan modifikasi epidermis akar,

terdapat beberapa milimeter dibelakang daerah meristem apikal akar, berfungsi sebagai

penyerap air dan hara dari tanah. Rambut akar berasal dari sel-sel khusus yang berbeda

ukuran dan metabolisme dengan sel-sel epidermis disekitarnya, yang dikenal dengan

nama trikoblas

Pada beberapa tumbuhan epifit, misalnya anggrek, mempunyai epidermis ganda

yang disebut velamen, tersusun oleh beberapa lapis sel yang berbentuk segi enam,

berdinding tebal berfungsi sebaga jaringan penyerap air. Velamen merupakan jaringan

mati. Pada beberapa buku ada yang menyebutkan velamen berfungsi sebagai pelindung

mencegah lepasnya air dari korteks akar udara, karena sel-sel velamen yang dewasa tidak

dapat ditembus oleh air.

B. Sistem jaringan dasar

Korteks merupakan daerah yang terdapat di antara epidermis dan perisikel. Pada

umumnya tersusun oleh jaringan parenkim yang sel-selnya berdinding tipis, berbentuk

isodiametris, dengan ruang antar sel yang besar. Pada akar tumbuhan air atau pada akar

yang tumbuhnya di tanah-tanah yang lembab, pada umumnya korteks tersusun oleh

60

Page 16: Anatomi-text Praktikum 2

jaringan penyimpan udara yang dikenal dengan aerenkim. Jaringan ini sebenarnya

berasal dari jaringan parenkim yang terbentuk secara lisigen, sizogen atau gabungan

keduanya yaitu sizolisigen.

Pada korteks juga dapat dijumpai adanya idioblas maupun kristal-kristal. Di

samping itu juga dijumpai adanya jaringan penguat berupa kolenkim ataupun sklerenkim.

Lapisan terluar korteks dapat mengalami diferensiasi menjadi hipodermis yang

berdinding suberin atau disebut pula dengan eksodermis. Sedangkan lapisan terdalam

korteks, yang berbatasan langsung dengan perisikel, biasanya satu lapis tersusun oleh sel-

sel yang mempunyai penebalan dinding berupa pita yang disebut dengan endodermis.

Penebalan dindingnya dikenal dengan pita kaspari, apabila diamati penampang

melintangnya, pita kaspari ini membentuk huruf U yang berderet-deret.

C. Sistem jaringan pengangkut

Jaringan pengangkut pada akar membentuk suatu sumbu utama yang disebut

silinder pusat atau stele. Stele disebelah luar dibatasi oleh perisikel atau perikambium.

Perisikel dapat berubah sifat menjadi meristematis lagi dan membentuk akar cabang,

kambium vaskuler dan kambium gabus.

Jaringan pengangkut terdiri dari beberapa sistem jaringan atau jaringan kompleks,

yaitu silem dan floem. Silem terdiri dari trakea, trakeid, serabut, parenkim silem.

Demikian pula halnya floem, terdiri dari sel tapisan, buluh tapisan, sel pengiring, serabut

floem dan parenkim floem.

Letak silem terhadap floem pada akar adalah berselang seling secara radial,

sehingga tipe berkas pengangkut pada akar disebut dengan tipe radial. Setiap berkas

silem pada akar akan membentuk tonjolan kearah luar serupa bubungan. Oleh karena itu

berdasarkan banyaknya bubungan pada setiap penampang melintang akar, dikenal ada

beberapa variasi yaitu, diarkh dengan dua bubungan, triarkh dengan tiga bubungan,

tetrakh dengan empat bubungan, pentarkh dengan lima bubungan dan poliarkh denagn

bubungan lebih dari lima.

Prokambium pada akar akan mengalami diferensiasi menjadi silem primer, floem

primer dan kambium vaskuler (terutama pada akar dikotil). Silem dan floem yang

pertama kali dibentuk disebut protosilem dan protofloem, sedangkan selanjutnya akan

membentuk metasilem dan metafloem. Letak protosilem berada disebelah luar sedangkan

metasilem terletak disebelah dalam protosilem. Oleh karena itu berdasarkan posisi

protosilemnya, susunannya disebut eksarkh.

61

Page 17: Anatomi-text Praktikum 2

T U J U A N

1. Mengamati dan mempelajari struktur umum akar.

2. Mengamati dan menggambar sistem jaringan pada akar monokotil.

3. Mengamati dan menggambar sistem jaringan pada akar dikotil muda dan dewasa.

4. Mengamati dan menggambar tipe berkas pengangkut pada akar.

5. Mengamati dan mengambar stele pada akar.

PROSEDUR

1. Buatlah irisan melintang setipis mungkin dari masing-masing bahan (akar) yang telah

ditetapkan, kemudian amatilah di bawah mikroskop dengan medium air.

2. Pertama kali amatilah dengan perbesaran lemah (ok 5X, ob 10X) untuk mempelajari

tata letak jaringan secara umum.

3. Gambarlah topografi jaringan akar, sehingga dapat menggambarkan tata letak

jaringan penyusun akar secara umum. Tata letak jaringa cukup digambar seperempat

lingkaran atau satu sektor

4. Secara bertahap tingkatkan perbesarannya (ok 10 X, ob 10X) untuk mempelajari ciri-

ciri dari setiap jaringan.

5. Dengan perbesaran kuat (ok 10X, ob 40/45X) amatilah satu sektor kemudian

gambarlah. Gambar hendaknya dapat membedakan struktur sel atau jaringan yang

satu dengan struktur sel atau jaringan yang lain sebagai penyusun akar. Berilah

keterangan pada gambar saudara.

ALAT DAN BAHAN

a. Alat dan bahan yang diperlukan

1) Silet yang masih baru

2) Kaca preparat dan kaca penutup

3) Silet baru

4) Beaker glass 50 ml

5) Pipet Tetes

6) Mikroskop

b. Spesimen yang harus dipelajari

1) Akar Jagung atau Zea mays. Perhatikan jaringan epidermis, eksodermis,

endodermis dengan penebalan-penebalan kasparinya, sel-sel peresap yang

62

Page 18: Anatomi-text Praktikum 2

terdapat diantara sel-sel endodermis, perisikel atau perikmbium, berkas

pengangkut tipe radial, eksarkh dan poliarkh.

2) Akar anggrek epifit misalnya Arachnis. Perhatikan adanya velamen dengan sel-

sel segi enam, berdinding tebal, eksodemis, klorenkim, endodermis dengan sel-

sel peresapnya, Kristal oksalat pada parenkim dan berkas pengangkut radialnya.

3) Akar Bunga matahari atau Helianthus annus. Untuk akar muda perhatikan

struktur primernya, epidermis, parenkim korteks, endodermis, perisikel,

kambium vaskuler, berkas pengangkutnya tipe radial, eksarkh, tetrakh atau

pentarkh. Untuk akar tua perhatikan strukur sekundernya, silem sekunder, floem

sekunder, kambium dan tipe berkas pengangkutnya.

4) Akar jarak atau Ricinus communis. Perhatikan epidermis telah rusak, sehingga

jaringan terluarnya terdiri beberapa lapis periderm, susunan berkas pengangkut

sekundernya yang terdiri silem sekunder dan floem sekunder, letak silem

sekunder terhadap floem sekunder, konsentris kolateral. Perhatikan pula daerah

pusat penampang, terisi oleh silem primer yang masih menampakkan ciri khas

struktur akar.

PERTANYAN

1. Jelaskan jaringan apa saja yang menyusun struktur primer maupun struktur sekunder

akar ?

2. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang epidermis, eksodermis, hipodermis dan

endodermis ?

3. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang velamen dalam hal struktur, fungsi dan

terdapatnya ?

4. Mungkinkah pada akar monokotil jaringan penyusunnya terdiri dari jaringan

sekunder semuanya ? Berilah alasan terhadap jawaban saudara!

5. Berdasarkan banyaknya bubungan yang dibentuk oleh silem primer, bedakan antara

akar monokotil dengan akar dikotil!

6. Apakah perbedaan antara poliarkh, eksarkh, dan endarkh?

7. Mengapa pada akar dikotil yang mengalami pertumbhan sekunder tak terbatas tidak

dijumpai adanya epidermis dan korteks? Jelaskan dengan berbagai alasannya.

8. Dapatkah stele pada akar disebut dengan protostele ? Jelaskan jawaban saudara serta

alasannya!

63

Page 19: Anatomi-text Praktikum 2

PRAKTKUM DAUN

STRUKTUR ANATOMI DAUNANGIOSPERMAE DAN GYMNOSPERMAE

PENGANTAR

Daun sebagai organ fotosintetik mempunyai bentuk yang sesuai untuk

menangkap cahaya sebanyak-banyaknya, yaitu pipih, lebar dan berwarna hijau. Struktur

anatomi daun pada dasarnya tersusun oleh tiga sistem jaringan, yaitu :

A. Sistem jaringan penutup

Epidermis merupakan jaringan penutup paling luar daun, pada umumnya tersusun

oleh satu lapis sel namun pada beberapa tumbuhan dijumpai adanya lapisan epidermis

ganda, misalnya Ficus, Nerium, bahkan pada daun Peperomia dijumpai lapisan

epidermis yang lebih tebal dibandingkan mesofilnya.

Pada umumnya epidermis daun dibedakan menjadi epidermis bawah atau abaxial

dan epidermis atas atau adaxial. Selain sel-sel epidermis juga dijumpai adanya derivat

dari sel-sel epidermis itu sendiri, misalnya trikoma, stoma. Stomata daun aerial pada

umumnya terdapat pada epidermis bawah, sedangkan daun yang mengapung di

permukaan air terdapat pada epidermis atas. Oleh karena itu atas dasar letak stomata,

daun dapat dibedakan menjadi tipe epistomatik, hipostomatik, dan amfistomatik bila

terdapat pada kedua belah permukaan daun. Demikian pula bila ditinjau dari letak

stomata pada epidermis, dapat dibedakan menjadi stomata yang paneropor bila terletak

sejajar dengan sel epidermis di sekitarnya, dan kriptopor bila stoma tersembunyi dalam

suatu ruang subepidermis.

B. M e s o f i l

Merupakan daerah yang terdapat diantara epidermis bawah dan epidermis atas.

Tersusun oleh jaringan parenkim yang tidak teratur dan longgar. Pada daun monokotil,

parenkim bersifat homogen dan mempunyai rauang antar sel yang cukup besar,

sedangkan pada daun dikotil, parenkim berdiferensiasi menjadi parenkim palisade atau

jaringan tiang dan parenkim sponsa. Berdasarkan letak parenkim palisadenya, daun dapat

dibedakan menjadi tipe bifasial atau dorsiventral apabila terdapat pada satu permukaan

saja dan equifasial atau isolateral bila terdapat pada kedua permukaan daun. Pada daun

64

Page 20: Anatomi-text Praktikum 2

bentuk jarum, misalnya Pinus parenkim palisade mengelilingi berkas pengangkut, oleh

karena itu disebut tipe konsentris.

A. Berkas pengangkut

Daun tumbuhan Angiospermae pada umumnya mempunyai tulang-tulang daun

baik tersusun secara sejajar, menjari, menyirip ataupun melengkung. Tulang-tulang daun

tersebut sebenarnya merupakan suatu sistem pengangkut yang terdiri dari silem dan

floem sebagaimana halnya dengan batang dan akar. Yang membedakan berkas

pengangkut daun dengan berkas pengangkut batang dan akar ialah tidak adanya kambium

dan posisi silem terdapat pada permukaan adaksial daun. Pada penampang melintang

melalui ibu tulang daun akan tampak berkas pengangkut berdiameter besar, kemudian

berderet deret baik sebelah kiri maupun sebelah kanan terdapat berkas pengangkut yang

diameternya semakin kecil.

T U J U A N

1. Mengamati dan mempelajari topografi jaringan daun pada umumnya.

2. Mengamati dan menggambar jaringan penyusun struktur anatomi daun monokotil

3. Mengamati dan menggambar jaringan penyusun struktur anatomi daun dikotil

4. Mengamati dan menggambar jaringan penyusun struktur anatomi daun Pinus.

PROSEDUR

1. Buatlah irisan melintang melalui ibu tulang daun setipis mungkin, kemudian amatilah

di bawah mikroskop dalam medium air.

2. Diawali dengan perbesaran lemah (ok 5X, ob 10X) pelajarilah topografi jaringan-

jaringan penyusunan struktur anatomi daun.

3. Gambarlah topografi jaringan dengan perbesaran lemah, untuk menggambarkan

susunan jaringan secara keseluruhan.

4. Secara bertahap tingkatkan perbesaran mikroskop dan pelajarilah ciri-ciri dari

masing-masing jaringan penyusun struktur anatomi daun.

5. Dengan perbesaran kuat (ok 10X, 0b 40/45X) gambarlah penampang melintang daun

mulai dari epidermis atas sampai dengan epidermis bawah.

6. Gambar hendaknya bisa membedakan antara jaringan yang satu dengan jaringan yang

lain sebagai penyusun struktur daun

7. Berilah keterangan selengkapnya pada gambar yang saudara buat.

65

Page 21: Anatomi-text Praktikum 2

BAHAN DAN ALAT

a. Alat dan bahan yang diperlukan

1) Kaca preparat dan perlengkapannya

2) Pipet tetes

3) Beaker glass 50 ml

4) Silet yang baru

5) Air sebagai medium

6) Wortel atau gabus (empulur) batang singkong

b. Spesimen yang harus dipelajari

1) Daun Lili atau Lilium sp. Perhatikan epidermis atas dan bawah, letak stomata

pada epidermis bawah, mesofil homogen, terdiri dari jaringan parenkim dengan

ruang antar sel yang besar.

2) Daun Jagung atau Zea mays. Perhatikan sel-sel epidermis atas dengan sel-sel

kipas, mesofil yang terdiri jaringan bunga karang, epidermis bawah dengan

stomata dan berkas pengangkut kolateral tertutup yang dikelilingi jaringan

fibrovaskuler.

3) Daun karetan atau Ficus elastica. Perhatikan epidermis atas yang bersifat ganda

dengan sistolit dan litokisnya, jaringan tiang, jaringan bunga karang, epidermis

bawah dengan stomata yang Kriptopor.

4) Daun jeruk atau citrus sp. Perhatikan jaringan tiang dengan kristal oksalat yang

isodiametris, kelenjar minyak aeteris, epidermis bawah dengan stomata dan

jaringan bunga karang abaksial.

5) Daun Pinus merkusii. Perhatikan bentuk umum penampang melintangnya,

epidermis dengan dinding yang tebal, stomata Kriptopor, parenkim dengan

dinding yang melipat, saluran hars, endodermis, perikambium beserta berkas

pengangkut tipe kolateral terbuka, jaringan transfusi, gambarlah seluruh

penampang dengan perbesaran lemah.

PERTANYAAN

1. Jelaskan perbedaan daun monokotil dan daun dikotil berdasarkan struktur

mesofilnya!

2. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan daun equifasial dan daun isolateral .

66

Page 22: Anatomi-text Praktikum 2

3. Jelaskan pengertian istilah-istilah berikut ini : Kriptopor, amfistomatik, daun tipe

konsentris!

4. Sebutkan semua jaringan penyusun struktur anatomi daun Pinus!

Buku Sumber

A. Buku Sumber Utama

1. Budiono, J.D. 1997. Struktur dan Perkembangan daun Jussiaea repens (non Forst) L. Akibat Kondisi Tergenang. Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas gadjah Mada, Yogyakarta.

2. Eams, A.J., L.H. MacDaniel. 1981. An Introduction to Plant Anatomy. Tata McGraw-Hill Publishing Company LTD. Bombay.

3. Esau, K. 1965. Plant Anatomy. John Wiley & Sons, New York, Toronto.

4. Fahn, A. 1985. Plant Anatomy. Pergamon Press. New York, Toronto, Sidney.

B. Buku Sumber Tambahan

1. Muller, W.H. 1979. Botany : A Functional Approach. Collier MacMillan International Edition, London.

2. Raven,P.H., R.A. Evert, dan S.E. Eichorn. 1986. Biology Of Plants. Worth Publisher, INC. New York.

3. Riemer, D.N. 1984. Introduction to Freshwater Vegetation. AVI Publishing Company, INC., Wesport, Connecticut.

4. Salisbury, B.F., and C.W. Ross.1982. Plant Physiology. Wadsworth Publishing Company, California.

5. Santosa. 1990. Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

6. Sasmitamihardja, D. dan A.H. Siregar. 1990. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Fakultas Matematika dan IPA, ITB. Bandung.

7. Street, H.E. and H. Opik. 1984. The Physiology Of Flowering Plant, Their Growth and Development. Edward Arnold (Australia) Pty., LTD. Melbourne.

67