Upload
hadijahh
View
8
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
farmasi
Citation preview
PENENTUAN KADAR ALKALOID KAFEIN DALAM DAUN TEH
SECARA EKSTRAKSI PELARUT
A. TUJUAN
Tujuan pada percobaan ini adalah untuk menentukan kadar alkaloid
kafein dalam daun teh secara ekstraksi pelarut.
B. LANDASAN TEORI
C. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
Alat-alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah:
Buret
Elektromantel
Erlenmeyer 100 mL
Filler
Gelas ukur 25 mL
Gelas ukur 100 mL
Labu takar 100 mL
Labu takar 250 mL
Pipet tetes
Pipet ukur 25 mL
Statif dan klem
2. BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah:
Almunium foil
Amonia 10 %
Indikator metil red
Kloroform
Larutan H2SO4 0,5 M
Larutan NaOH 0,2 M
Sampel (maserasi daun teh)
D. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Larutan H2SO4 0,5 M
2. Pembuatan Larutan NaOH 0,2 M
H2SO4
- Dipipet sebanyak 6,9 mL
- Dimasukkan dalam labu takar 250 mL
- Ditambahkan aquades sampai tanda tera
- Dihomogenkan
Larutan H2SO4 0,5 M
NaOH
- Ditimbang sebanyak 0,8 gram
- Diencerkan dengan aquades
- Dimasukkan dlam labu takar 100 mL
- Dicukupkan dengan aquades sampai tanda tera
Larutan NaOH 0,2 M
3. Penentuan kadar alkaloid kafein
Sampel (Hasil maserasi daun teh)
- Dipipet sebanyak 20 mL
- Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
- Ditambahkan larutan H2SO4 0,5 M sebanyak 20 mL
- Dikocok
- Didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan
- Dipisahkan kedua lapisan
Lapisan atas (Sampel) Lapisan bawah (Larutan H2SO4)
- Ditambahkan larutan H2SO4 sebanyak 20 mL
- Dikocok
- Didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan
- Dipisahkan kedua lapisan
Lapisan atas (Sampel)
Lapisan bawah(Larutan H2SO4)
- Digabungkan kedua lapisan bawah pada pengocokan ke-1 dan ke-2
- Disimpan dalam Erlenmeyer
- Ditambahkan amonia 10% sebanyak 10 mL
- Dipanaskan di elektromantel
- Didinginkan dan ditambahkan indikator metil red 1 tetes
- Dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,2 M
- Diamati perubahan warnanya
Hasil pengamatan
E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Hasil Pengamatan
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Ekstrak daun teh dalam corong pisah + 20
mL H2SO4 0,5 M, dikocok, diambil lapisan
bawah, diulangi 3x.
Fase atas sampel
Fase bawah H2SO4
2. Fase H2SO4 + ammonia 10%, dipanaskan Sampel fraksi H2SO4
3. Sampel didinginkan + indikator metil red,
dititrasi dengan NaOH 0,2 M, dihitung
kadar kafein.
Volume NaOH yang
digunakan 37,5 mL
2. Data Perhitungan
% Kadar kafein dalam daun teh dapat dihitung dengan persamaan:
F. PEMBAHASAN
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa
atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen)
dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau
aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada
manusia dan hewan. Hampir semua alkaloid yang ditemukan di alam
mempunyai keaktifan biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada
pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Alkaloida umunya ditemukan
dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang
rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan. Alkaloid bersifat basa, tetapi
tergantung pada adanya pasangan elektron pada nitrogen.
Kafein termasuk alkaloid golongann purin. Kafein termasuk senyawa
organik heterosiklik aromatik, yang terdiri dari cincin pirimidina dan cincin
imidazola yang bersebelahan. kafein merupakan salah satu dari dua grup basa
nitrogen. Kafein merupakan golongan yang membentuk nitrogen basa-
nitrogen basa, termasuk kedua golongan basa nukleat. Dua dari keempat
deoxyribonucleotide dan dua dari keempat ribonucleotide, yang merupakan
bahan bangunan pokok dari DNA dan RNA, adalah purina.
Gambar 1. Rumus struktur kafein
Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalaah teh merupakan
suatu sumber kafein. , oleh karena itu dalam percobaan ini sampel yang
digunakan adalah teh. Walaupun teh mengandung kadar kafein yang lebih
tinggi daripada kopi, umumnya teh disajikan dalam kadar sajian yang jauh
lebih rendah. Kandungan kafeina juga bervariasi pada jenis-jenis daun teh
yang berbeda. Teh mengandung sejumlah kecil teobromina dan kadar
teofilina yang sedikit lebih tinggi daripada kopi. Warna air teh bukanlah
indikator yang baik untuk menentukan kandungan kafeina.
Pada umumnya komposisi alkaloid dalam daun teh sebesar 3-4% berat
kering. Alkaloid utama dalam daun teh yaitu kafein, theobromin, dan
theofilin. Kafein tidak mengalami perubahan, selama pengolahan teh hitam
tetapi akan bereaksi dengan katekin membentuk senyawa yang menentukan
briskness dari seduhan teh.Kadar kafein yang tinggi merupakan petunjuk
pucuk teh dapat menghasilkan kualitas teh yang baik.
Biosintesis alkaloid mula-mula didasarkan pada hasil analisa terhadap
ciri struktur tertentu yeng sama-sama terdapat dalam berbagai molekul
alkaloid. Alkaloid aromatik mempunyai satu unit struktur yaitu ß-
ariletilamina. Alkaloid-alkaloid tertentu dari jenis 1-benzilisokuinolin seperti
laudonosin mengandung dua unit ß-ariletilamina yang saling berkondensasi.
Kondensasi antara dua unit ß-ariletilamina tidak lain adalah reaksi kondensasi
Mannich. Dengan reaksi sebagai berikut: (CH3)2NH + HCHO +
CH3COCH3(CH3)2NCH2CH2COCH3 + H2O. Menurut reaksi ini, suatu aldehid
berkondensasi dengan suatu amina menghasilkan suatu ikatan karbon-
nitrogan dalam bentuk imina atau garam iminium, diikuti oleh serangan suatu
atom karbon nukleofilik ini dapat berupa suatu enol atau fenol.
Dari penelitian sebelumnya, ß-ariletilamina berasal dari asam-asam
amino fenil alanin dan tirosin yang dapat mengalami dekarboksilasi
menghasilkan amina. Asam-asam aminom ini, dapat menyingkirkan gugus-
gugus amini (deaminasi oksidatif) diikuti oleh dekarboksilasi menghasilkan
aldehid. Kedua hasil transformasi ini yaitu amina dan aldehid melakukan
kondensasi Mannich. Disamping reaksi-reaksi dasar ini, biosintesa alkaloida
melibatkan reaksi-reaksi sekunder yang menyebabkab terbentuknya berbagai
jenis struktur alkaloida. Salah satu dari reaksi sekunder ini yang terpenting
adalah reaksi rangkap oksidatif fenol pada posisi orto atau para dari gugus
fenol. Reaksi ini berlangsung dengan mekanisme radikal bebas.
Reaksi-reaksi sekunder lain seperti metilasi dari atom oksigen
menghasilkan gugus metoksil dan metilasi nitrogen menghasilkan gugus N-
metil ataupun oksidasi dari gugus amina. Keragaman struktur alkaloid
disebabkan oleh keterlibatan fragmen-fragmen kecil yang berasal dari jalur
mevalonat, fenilpropanoid dan poliasetat.
Adapun salah satu contohnya adalah pembentukan alkaloid oleh
tirosin. Tirosin merupakan produk awal dari sebagian besar golongan
alkaloid. Produk pertama yang penting adalah antara dopamin yang
merupakan produk awal dari pembentukan senyawa dari berberine,
papaverine dan juga morfin.
G. KESIMPULAN
Kafein dalam daun teh diperoleh dengan cara ekstraksi pelarut.
Adapun penentuan kadarnya dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah
satunya titrasi dengan indikator metil merah. Percobaan yang kami lakukan
pada minggu sebelumnya kurang berhasil sehingga kadar alkaloid dalam
daun teh belum diketahui dengan pasti.
DAFTAR PUSTAKA
Day RA dan AL Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III. Depkes RI. Jakarta.
Nassel, FM. 2008. ‘Isolasi Alkaloid Utama dari Tumbuhan Lerchea interrupta Korth’. Jurnal Percikan. Vol. 91..
Pranata, F. Sinung.1997. ‘Isolasi Alkaloid dari Bahan Alam’. Jurnal Biota. II (2).
Simbala, Herny E. I. 2009. ‘Analisis Senyawa Alkaloid Beberapa Jenis Tumbuhan Obat sebagai Bahan Aktif Fitofarmaka’. Pacific Journal. 1(4):1907-9672.
Tanu, I. 2007. Farmakologi dan Terapi, edisi 5. Penerbit FKUI. Jakarta.