13
PENENTUAN KADAR ALKALOID KAFEIN DALAM DAUN TEH SECARA EKSTRAKSI PELARUT A. TUJUAN Tujuan pada percobaan ini adalah untuk menentukan kadar alkaloid kafein dalam daun teh secara ekstraksi pelarut. B. LANDASAN TEORI

ANFAR TEH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

farmasi

Citation preview

Page 1: ANFAR TEH

PENENTUAN KADAR ALKALOID KAFEIN DALAM DAUN TEH

SECARA EKSTRAKSI PELARUT

A. TUJUAN

Tujuan pada percobaan ini adalah untuk menentukan kadar alkaloid

kafein dalam daun teh secara ekstraksi pelarut.

B. LANDASAN TEORI

Page 2: ANFAR TEH

C. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT

Alat-alat yang digunakan pada percobaan kali ini adalah:

Buret

Elektromantel

Erlenmeyer 100 mL

Filler

Gelas ukur 25 mL

Gelas ukur 100 mL

Labu takar 100 mL

Labu takar 250 mL

Pipet tetes

Pipet ukur 25 mL

Statif dan klem

2. BAHAN

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah:

Almunium foil

Amonia 10 %

Indikator metil red

Kloroform

Larutan H2SO4 0,5 M

Larutan NaOH 0,2 M

Sampel (maserasi daun teh)

Page 3: ANFAR TEH

D. PROSEDUR KERJA

1. Pembuatan Larutan H2SO4 0,5 M

2. Pembuatan Larutan NaOH 0,2 M

H2SO4

- Dipipet sebanyak 6,9 mL

- Dimasukkan dalam labu takar 250 mL

- Ditambahkan aquades sampai tanda tera

- Dihomogenkan

Larutan H2SO4 0,5 M

NaOH

- Ditimbang sebanyak 0,8 gram

- Diencerkan dengan aquades

- Dimasukkan dlam labu takar 100 mL

- Dicukupkan dengan aquades sampai tanda tera

Larutan NaOH 0,2 M

Page 4: ANFAR TEH

3. Penentuan kadar alkaloid kafein

Sampel (Hasil maserasi daun teh)

- Dipipet sebanyak 20 mL

- Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL

- Ditambahkan larutan H2SO4 0,5 M sebanyak 20 mL

- Dikocok

- Didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan

- Dipisahkan kedua lapisan

Lapisan atas (Sampel) Lapisan bawah (Larutan H2SO4)

- Ditambahkan larutan H2SO4 sebanyak 20 mL

- Dikocok

- Didiamkan sampai terbentuk 2 lapisan

- Dipisahkan kedua lapisan

Lapisan atas (Sampel)

Lapisan bawah(Larutan H2SO4)

- Digabungkan kedua lapisan bawah pada pengocokan ke-1 dan ke-2

- Disimpan dalam Erlenmeyer

- Ditambahkan amonia 10% sebanyak 10 mL

- Dipanaskan di elektromantel

- Didinginkan dan ditambahkan indikator metil red 1 tetes

- Dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,2 M

- Diamati perubahan warnanya

Hasil pengamatan

Page 5: ANFAR TEH

E. HASIL PENGAMATAN

1. Tabel Hasil Pengamatan

No. Perlakuan Hasil Pengamatan

1. Ekstrak daun teh dalam corong pisah + 20

mL H2SO4 0,5 M, dikocok, diambil lapisan

bawah, diulangi 3x.

Fase atas sampel

Fase bawah H2SO4

2. Fase H2SO4 + ammonia 10%, dipanaskan Sampel fraksi H2SO4

3. Sampel didinginkan + indikator metil red,

dititrasi dengan NaOH 0,2 M, dihitung

kadar kafein.

Volume NaOH yang

digunakan 37,5 mL

2. Data Perhitungan

% Kadar kafein dalam daun teh dapat dihitung dengan persamaan:

Page 6: ANFAR TEH

F. PEMBAHASAN

Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa

atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen)

dalam molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau

aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada

manusia dan hewan. Hampir semua alkaloid yang ditemukan di alam

mempunyai keaktifan biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada

pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Alkaloida umunya ditemukan

dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang

rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan. Alkaloid bersifat basa, tetapi

tergantung pada adanya pasangan elektron pada nitrogen.

Kafein termasuk alkaloid golongann purin. Kafein termasuk senyawa

organik heterosiklik aromatik, yang terdiri dari cincin pirimidina dan cincin

imidazola yang bersebelahan. kafein merupakan salah satu dari dua grup basa

nitrogen. Kafein merupakan golongan yang membentuk nitrogen basa-

nitrogen basa, termasuk kedua golongan basa nukleat. Dua dari keempat

deoxyribonucleotide dan dua dari keempat ribonucleotide, yang merupakan

bahan bangunan pokok dari DNA dan RNA, adalah purina.

Gambar 1. Rumus struktur kafein

Page 7: ANFAR TEH

Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalaah teh merupakan

suatu sumber kafein. , oleh karena itu dalam percobaan ini sampel yang

digunakan adalah teh. Walaupun teh mengandung kadar kafein yang lebih

tinggi daripada kopi, umumnya teh disajikan dalam kadar sajian yang jauh

lebih rendah. Kandungan kafeina juga bervariasi pada jenis-jenis daun teh

yang berbeda. Teh mengandung sejumlah kecil teobromina dan kadar

teofilina yang sedikit lebih tinggi daripada kopi. Warna air teh bukanlah

indikator yang baik untuk menentukan kandungan kafeina.

Pada umumnya komposisi alkaloid dalam daun teh sebesar 3-4% berat

kering. Alkaloid utama dalam daun teh yaitu kafein, theobromin, dan

theofilin. Kafein tidak mengalami perubahan, selama pengolahan teh hitam

tetapi akan bereaksi dengan katekin membentuk senyawa yang menentukan

briskness dari seduhan teh.Kadar kafein yang tinggi merupakan petunjuk

pucuk teh dapat menghasilkan kualitas teh yang baik.

Biosintesis alkaloid mula-mula didasarkan pada hasil analisa terhadap

ciri struktur tertentu yeng sama-sama terdapat dalam berbagai molekul

alkaloid. Alkaloid aromatik mempunyai satu unit struktur yaitu ß-

ariletilamina. Alkaloid-alkaloid tertentu dari jenis 1-benzilisokuinolin seperti

laudonosin mengandung dua unit ß-ariletilamina yang saling berkondensasi.

Kondensasi antara dua unit ß-ariletilamina tidak lain adalah reaksi kondensasi

Mannich. Dengan reaksi sebagai berikut: (CH3)2NH + HCHO +

CH3COCH3(CH3)2NCH2CH2COCH3 + H2O. Menurut reaksi ini, suatu aldehid

berkondensasi dengan suatu amina menghasilkan suatu ikatan karbon-

Page 8: ANFAR TEH

nitrogan dalam bentuk imina atau garam iminium, diikuti oleh serangan suatu

atom karbon nukleofilik ini dapat berupa suatu enol atau fenol.

Dari penelitian sebelumnya, ß-ariletilamina berasal dari asam-asam

amino fenil alanin dan tirosin yang dapat mengalami dekarboksilasi

menghasilkan amina. Asam-asam aminom ini, dapat menyingkirkan gugus-

gugus amini (deaminasi oksidatif) diikuti oleh dekarboksilasi menghasilkan

aldehid. Kedua hasil transformasi ini yaitu amina dan aldehid melakukan

kondensasi Mannich. Disamping reaksi-reaksi dasar ini, biosintesa alkaloida

melibatkan reaksi-reaksi sekunder yang menyebabkab terbentuknya berbagai

jenis struktur alkaloida. Salah satu dari reaksi sekunder ini yang terpenting

adalah reaksi rangkap oksidatif fenol pada posisi orto atau para dari gugus

fenol. Reaksi ini berlangsung dengan mekanisme radikal bebas.

Reaksi-reaksi sekunder lain seperti metilasi dari atom oksigen

menghasilkan gugus metoksil dan metilasi nitrogen menghasilkan gugus N-

metil ataupun oksidasi dari gugus amina. Keragaman struktur alkaloid

disebabkan oleh keterlibatan fragmen-fragmen kecil yang berasal dari jalur

mevalonat, fenilpropanoid dan poliasetat.

Adapun salah satu contohnya adalah pembentukan alkaloid oleh

tirosin. Tirosin merupakan produk awal dari sebagian besar golongan

alkaloid. Produk pertama yang penting adalah antara dopamin yang

merupakan produk awal dari pembentukan senyawa dari berberine,

papaverine dan juga morfin.

Page 9: ANFAR TEH
Page 10: ANFAR TEH

G. KESIMPULAN

Kafein dalam daun teh diperoleh dengan cara ekstraksi pelarut.

Adapun penentuan kadarnya dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah

satunya titrasi dengan indikator metil merah. Percobaan yang kami lakukan

pada minggu sebelumnya kurang berhasil sehingga kadar alkaloid dalam

daun teh belum diketahui dengan pasti.

Page 11: ANFAR TEH

DAFTAR PUSTAKA

Day RA dan AL Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, edisi III. Depkes RI. Jakarta.

Nassel, FM. 2008. ‘Isolasi Alkaloid Utama dari Tumbuhan Lerchea interrupta Korth’. Jurnal Percikan. Vol. 91..

Pranata, F. Sinung.1997. ‘Isolasi Alkaloid dari Bahan Alam’. Jurnal Biota. II (2).

Simbala, Herny E. I. 2009. ‘Analisis Senyawa Alkaloid Beberapa Jenis Tumbuhan Obat sebagai Bahan Aktif Fitofarmaka’. Pacific Journal. 1(4):1907-9672.

Tanu, I. 2007. Farmakologi dan Terapi, edisi 5. Penerbit FKUI. Jakarta.