19
JURNAL AWAL PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI II PENETAPAN NATRIUM DIKLOFENAK DALAM TABLET DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS OLEH: GOLONGAN II KELOMPOK I Desak Made Ary Diantini 1208505034 Agus Hendra Jaya 1208505035 Anak Agung Rias Paramita Dewi 1208505036 0

Jurnal AnFar II PK 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis Farmasi

Citation preview

Page 1: Jurnal AnFar II PK 1

JURNAL AWAL PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI II

PENETAPAN NATRIUM DIKLOFENAK DALAM

TABLET DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

OLEH:

GOLONGAN II

KELOMPOK I

Desak Made Ary Diantini 1208505034

Agus Hendra Jaya 1208505035

Anak Agung Rias Paramita Dewi 1208505036

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2014

0

Page 2: Jurnal AnFar II PK 1

PENETAPAN NATRIUM DIKLOFENAK DALAM TABLET DENGAN

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

I. TUJUAN

1. Membuat kurva hubungan konsentrasi dan absorbansi natrium diklofenak

pada panjang gelombang maksimum.

2. Menentukan persamaan garis regresi linier dari kurva kalibrasi

3. Menentukan kadar natrium diklofenak dalam tablet dengan metode

spektrofotometri UV-Vis mengunakan kurva kalibrasi dan persamaan

garis regresi linier.

II. DASAR TEORI

2.1 Natrium Diklofenak

Natrium diklofenak atau juga disebut Natrium-2-[(2,6-diklorofenil)

amino] fenil asetat adalah suatu obat golongan NSAID yang banyak

digunakan sebagai terapi non-steroid agen anti-inflamasi dalam

menghambat enzim siklooksigenase (Pandey, 2013). Natium diklofenak

mengandung tidak kurang dari 99% dan tidak lebih dari 101%

C14H10Cl2NNaO2 dihitung dari bentuk keringnya (USP, 2006). Natrium

diklofenak berbentuk kristal, memiliki titik didih antara 283-285oC.

Kelarutan pada temperatur 25oC (dalam mg/mL): air deionisasi (pH 5.2)

> 9; metanol > 24; aseton 6; asetonitril < 1 dan sikloheksan < 1 (Moffat,

dkk., 2011).

Gambar 2.1 Struktur Kimia Natrium Diklofenak (Pandey, 2013)

Apabila natrium diklofenak dianalisis dengan spektrofotometer

UV-Vis, pada suasana asam memiliki panjang gelombang maksimum

1

Page 3: Jurnal AnFar II PK 1

273 nm dan pada suasana basa memiliki panjang gelombang maksimum

275 nm. Berikut ini adalah spektrum dari natrium diklofenak:

Gambar 2.2 Spektrum Natrium Diklofenak (Moffat, dkk., 2011)

2.2 Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri UV-Vis adalah suatu metode analisis instrumental

yang paling banyak digunakan dalam laboratorium analisis. Sinar

ultraviolet mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm,

sedangkan sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang antara

400-750 nm (Gandjar dan Rohman, 2007).

Spektrofotometer UV-Vis dianggap sebagai metode yang sangat

populer untuk analisis sediaan obat secara kuantitatif karena memiliki

metode yang cepat, simpel, dan sensitif. Identifikasi kualitatif sediaan

obat menggunakan spektrofotometri UV-Vis berdasarkan pada panjang

gelombang maksimum. Spektrofotometri merupakan metode relatif

sehingga diperlukan senyawa baku sebagai pembanding (Watson, 2007).

Gambar 2.3 Diagram Blok Spektrofotometer UV-Vis (Khopkar, 2002)

2

Page 4: Jurnal AnFar II PK 1

Seperti terlihat pada bagan alat susunan spektrofotometer UV-Vis

di atas, suatu sumber cahaya dipancarkan melalui monokromator

Monokromator menguraikan sinar yang masuk dari sumber cahaya men-

jadi pita-pita panjang gelombang yang diinginkan untuk pengukuran su-

atu zat tertentu. Setiap gugus kromofor mempunyai panjang gelombang

maksimum yang berbeda-beda. Dari monokromator energi radiasi

diteruskan dan diserap oleh suatu larutan yang terdapat pada sel/kuvet.

Kemudian jumlah cahaya yang diserap oleh larutan akan menghasilkan

sinyal elektrik pada detektor, dimana sinyal elektrik ini sebanding dengan

cahaya yang diserap oleh larutan tersebut. Besarnya sinyal elektrik yang

dialirkan ke pencatat dapat dilihat sebagai angka (Triyati, 1985).

Data spektra UV-Vis secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk

identifikasi kualitatif sediaan obat. Sedangkan pada aspek kuantitatif,

suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan sampel) dan

intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang

diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar

yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada

spesies penyerap lainnya. Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya

sebanding dengan jumlah foton yang melalui satuan luas penampang per

detik. Besarnya intensitas energi radiasi elektromagnetik yang diabsorpsi

proporsional dengan jumlah kromofornya (konsentrasinya) dan suatu

hubungan proporsional ini dirumuskan dalam bentuk persamaan hukum

Lambert-Beer:

Keterangan :

A= Absorbansi

ɛ = Absorbtivitas molar (L mol-1 cm-1)

b = Tebal kuvet (cm)

c = Konsentrasi (mol/L)

(Gandjar dan Rohman, 2007).

III. ALAT DAN BAHAN

3

A = ɛ b c

Page 5: Jurnal AnFar II PK 1

3.1 Alat

- Labu ukur - Sendok tanduk

- Gelas beker - Mortir

- Batang pengaduk - Stamper

- Kertas perkamen - Sudip

- Corong kaca - Spektrofotometer UV-Vis

- Pipet volume - Timbangan

- Botol vial - Ultrasonik bath

- Ball filler - Lap

3.2 Bahan

- Serbuk natrium diklofenak

- Tablet natrium diklofenak

- Metanol

- Aquadest

- Kertas saring

- Tisu

IV. PROSEDUR KERJA

IV.1 Pembuatan Larutan Stok Natrium Diklofenak

a. Pembuatan 10 mL larutan stok natrium diklofenak 2 mg/mL

Diketahui : Kadar stok Natrium Diklofenak = 2 mg/mL

Volume yang akan dibuat = 10 mL

Ditanya : Massa natrium diklofenak yg ditimbang = …..

Jawab :

x = 20 mg

Jadi massa serbuk natrium diklofenak yang ditimbang adalah 20 mg.

Prosedur Kerja:

4

Page 6: Jurnal AnFar II PK 1

Serbuk natrium diklofenak ditimbang sebanyak 20 mg, kemudian

serbuk dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Kemudian serbuk

dilarutkan dengan metanol hingga tanda batas dan digojog hingga

serbuk terlarut dengan sempurna. Konsentrasi larutan stok natrium

diklofenak yang diperoleh adalah 2 mg/mL.

b. Pembuatan 10 mL larutan standar primer natrium diklofenak 100

µg/mL dari larutan natrium diklofenak 2 mg/mL.

Diketahui : Konsentrasi stok natrium diklofenak = 2 mg/mL

Volume larutan natrium diklofenak 100 µg/mL yang

dibuat = 10 mL

Ditanya : Volume pemipepetan larutan stok = ………..

Jawab : C1V1 = C2V2

2 x 103 µg/mL V1 = 100 µg/mL x 10 mL

V1 = 0,5 mL

Prosedur Kerja:

Larutan natrium diklofenak 2 mg/mL dipipet sebanyak 0,5 mL

menggunakan pipet volume dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10

mL. Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog

hingga homogen.

c. Perhitungan pembuatan seri larutan natrium diklofenak

Diketahui : Konsentrasi larutan standar primer natrium diklofenak

yang tersedia = 100 µg/ml

Konsentrasi seri yang akan dibuat:

Seri larutan 2,5 µg/ml, 5 µg/ml, 10 µg/ml, 15 µg/ml, 20

µg/ml, 25 µg/ml.

Ditanya : Volume pemipetan larutan standar primer yang dipipet

untuk membuat masing-masing larutan seri natrium

diklofenat = ………

Jawab :

a. Seri natrium diklofenak 2,5 µg/mL

5

Page 7: Jurnal AnFar II PK 1

C1V1 = C2V2

100 µg/mL V1 = 2,5 µg/mL x 10 mL

V1 = 0,25 mL

Prosedur Kerja:

Larutan natrium diklofenak 100 µg/ml dipipet sebanyak 0,25 mL

menggunakan pipet volume dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10

mL. Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog

hingga homogen.

b. Seri natrium diklofenak 5 µg/ml

C1V1 = C2V2

100 µg/ml V1 = 5 µg/ml x 10 ml

V1 = 0,5 mL

Prosedur Kerja:

Larutan natrium diklofenak 100 µg/ml dipipet sebanyak 0,5 mL

menggunakan pipet volume dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10

mL. Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog

hingga homogen.

c. Seri natrium diklofenak 10 µg/ml

C1V1 = C2V2

100 µg/ml V1 = 10 µg/ml x 10 ml

V1 = 1 mL

Prosedur Kerja:

Larutan natrium diklofenak 100 µg/ml dipipet sebanyak 1 mL

menggunakan pipet volume dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10

mL. Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog

hingga homogen.

d. Seri natrium diklofenak 15 µg/ml

C1V1 = C2V2

100 µg/ml V1 = 15 µg/ml x 10 ml

V1 = 1,5 mL

Prosedur Kerja:

6

Page 8: Jurnal AnFar II PK 1

Larutan natrium diklofenak 100 µg/ml dipipet sebanyak 1,5 mL

menggunakan pipet volume dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10

mL. Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog

hingga homogen.

e. Seri natrium diklofenak 20 µg/ml

C1V1 = C2V2

100 µg/ml V1 = 20 µg/ml x 10 ml

V1 = 2 mL

Prosedur Kerja:

Larutan natrium diklofenak 100 µg/ml dipipet sebanyak 2 mL

menggunakan pipet volume dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10

mL. Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog

hingga homogen.

f. Seri natrium diklofenak 25 µg/ml

C1V1 = C2V2

100 µg/ml V1 = 25 µg/ml x 10 ml

V1 = 2,5 mL

Prosedur Kerja:

Larutan natrium diklofenak 100 µg/ml dipipet sebanyak 2,5 mL

menggunakan pipet volume dan dimasukkan ke dalam labu ukur 10

mL. Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog

hingga homogen.

d. Pembuatan Larutan Sampel Natrium Diklofenak

Disiapkan 60 tablet Natrium Diklofenak dan diletakkan pada

kertas kue masing-masing sebanyak 20 tablet. Sebanyak 20 tablet

Natrium Diklofenak dimasukkan ke dalam mortir dan digerus hingga

halus. Dilakukan hal yang sama pada tablet yang lain. Masing-masing

kertas kue dilakukan penimbangan bobot total. Ditimbang sebanyak

50 mg serbuk dari masing-masing replikasi, dimasukkan ke dalam

gelas ukur 100 mL. Dilakukan sonikasi pada masing-masing larutan

selama 10 menit. Masing-masing larutan kemudian disaring. Dipipet

7

Page 9: Jurnal AnFar II PK 1

sebanyak 2 mL filtrat dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL.

Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga

homogen.

IV.2 Pengukuran

Diukur absorbansi salah satu larutan seri (seri larutan konsentrasi

15 µg/ml) pada rentang panjang gelombang 250nm - 300 nm, ditentukan

panjang gelombang maksimumnya dan dilakukan pengukuran absorbansi

masing-masing seri larutan standar pada panjang gelombang maksimum

kemudian dibuat kurva kalibrasi dan persamaan regresi liniernya.

Ditetapkan kadar sampel natrium diklofenak dengan mengukur

absorbansinya secara spektrofotometri visibel. Diukur absorbansi sampel

natrium diklofenak pada panjang gelombang maksimumnya. Ditetapkan

kadar natrium diklofenak dengan memanfaatkan persamaan regresi linear

dari 6 variasi larutan standar dan dihitung persentase perolehan kembali.

V. SKEMA KERJA

5.1 Pembuatan larutan stok Natrium Diklofenak

a. Pembuatan 10 mL larutan stok natrium diklofenak 2 mg/mL

b. Pembuatan 10 mL larutan standar primer natrium diklofenak

100 µg/mL dari larutan natrium diklofenak 2 mg/mL

8

Ditimbang 20 mg serbuk natrium diklofenak dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL.

Serbuk dilarutkan dengan metanol hingga tanda batas dan digojog hingga homogen.

Dipipet 0,5 mL larutan stok natrium diklofenak 100 µg/mL dengan menggunakan pipet volume.

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

Page 10: Jurnal AnFar II PK 1

c. Pembuatan seri larutan natrium diklofenak

- Larutan Seri 2,5 µg/mL

- Larutan Seri 5 µg/mL

- Larutan Seri 10 µg/mL

9

Dipipet 0,25 mL larutan natrium diklofenak 100 µg/mL.

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen.

Dipipet 0,5 mL larutan natrium diklofenak 100 µg/mL.

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen.

Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen.

Dipipet 1 mL larutan natrium diklofenak 100 µg/mL.

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen.

Page 11: Jurnal AnFar II PK 1

- Larutan Seri 15 µg/mL

- Larutan Seri 20 µg/ml

- Larutan Seri 25 µg/ml

d. Pembuatan Larutan Sampel Natrium Diklofenak

10

Disiapkan 60 tablet natrium diklofenak dan diletakkan pada kertas kue masing-masing sebanyak 20 tablet.

Dipipet 1,5 mL larutan natrium diklofenak 100 µg/mL.

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen.

Dipipet 2 mL larutan natrium diklofenak 100 µg/mL.

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen.

Dipipet 2,5 mL larutan natrium diklofenak 100 µg/mL.

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

Ditambahkan metanol hingga tanda batas kemudian digojog hingga homogen.

Page 12: Jurnal AnFar II PK 1

5.2 Penentuan Kurva kalibrasi dan Kadar Sampel

11

20 tablet natrium diklofenak digerus hingga halus menggunakan mortir dan ditimbang bobotnya.

Dilakukan hal yang sama pada tablet yang lain.

Ditimbang sebanyak 50 mg serbuk dari masing-masing kertas kue dan dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 mL.

Dilakukan sonikasi pada masing-masing larutan selama 10 menit.

Masing-masing larutan disaring dengan menggunakan kertas saring.

Dipiper filtrat sebanyak 2 mL kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL.

Ditambahkan metanol hingga tanda batas 100 mL kemudian digojog hingga homogen.

Ditetapkan kadar sampel natrium diklofenak dengan mengukur absorbansinya secara spektrofotometri visibel.

Diukur absorbansi salah satu larutan seri (seri larutan konsentrasi 15 µg/ml) pada rentang panjang gelombang 250nm - 300 nm.

Ditentukan panjang gelombang maksimumnya.

Dilakukan pengukuran absorbansi masing-masing seri larutan standar pada panjang gelombang maksimum.Dibuat kurva kalibrasi dan persamaan regresi liniernya.

Page 13: Jurnal AnFar II PK 1

12

Ditetapkan kadar natrium diklofenak dengan memanfaatkan persamaan regresi linear dari 6 variasi larutan standar.

Dihitung persentase perolehan kembali.

Diukur absorbansi sampel natrium diklofenak pada panjang gelombang maksimumnya.

Page 14: Jurnal AnFar II PK 1

DAFTAR PUSTAKA

Gandjar, I. dan A. Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Hassan, S.S.U., Syed, H.Y.,Abida,L. 2010. Study And Improvement Of Method

For The Determination Of Diclofenac Sodium In Pharmaceutical

Preparations. Pakistan: University College of Pharmacy, University of the

Punjab.

Khopkar, S. M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.

Moffat, A.C., M. D. Osselton dan B. Widdop. 2011. Clarke’s Analysis of Drugs

and Poisons, Fourth Edition. London: Pharmaceutical Press.

Pandey, Gulshan. 2013. Spectrophotometric Methods for Estimation of

Diclofenac Sodium in Tablets. International Journal of Biomedical and

Advance Research. 04 (02), 77-82.

Triyati, E., 1985. Spektrofotometri Ultra-Violet Dan Sinar Tampak Serta

Aplikasinya Dalam Oseanologi. Jurnal Oseana, Vol. X, No. 1. 39-47.

USP. 2006. United States Pharmacopoeia 30-National Formulary 25. United

States: The United States Pharmacopoeial Convention.

Watson, David G. 2007. Analisis Farmasi Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

13