33
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA “SISTEM EKSKRESI” OLEH : NAMA : LUSIANA HERMAN NIM : 120210103017 KELAS : A KELOMPOK : 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

Anfisman Ekskresi Lusi

  • Upload
    lusiana

  • View
    39

  • Download
    6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sistem urinari memiliki tiga fungsi, yaitu metabolisme, hormonal dan ekskresi. Sistem ini terdiri dari dua bagian, yaitu sistem urinari bagian atas dan bagian bawah. Sistem urinari bagian atas hanya terdiri dari ginjal sedangkan sistem urinari bagian bawah disusun oleh ureter, vesica urinaria (gall bladder) dan urethra. Pada sistem urinari, ginjal memiliki peranan yang sangat penting karena ia memiliki dua fungsi utama, yaitu filtrasi dan reabsorpsi. Selain itu, ginjal juga memiliki peranan penting dalam sistem sirkulasi darah. Ginjal turut berperan dalam proses pembentukan sel darah merah dan menjaga tekanan darah (Ramdhany et al., 2011).Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal, di ssebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, di belakang peritoneum, dan karena itu di luar rongga peritoneum. Kedudukan ginjal dapat diperkirakan dari belakang, mulai dari ketinggian vertebra torakalis terakhir sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri, karena hati menduduki ruang banyak di sebelah kanan (Pearce, 2002:245).Setiap ginjal dilingkupi kapsul tipis dari jaringan fibrus yang rapat membungkusnya, dan membentuk pembungkus yang halus. Di dalamnya terdapat struktur-struktur ginjal. Warnanya ungu tua dan terdiri atas bagian korteks di sebelah luar, dan bagian medula di sebelah dalam. Bagian medula ini tersusun atas lima belas sampai enam belas massa berbentuk piramid, yang disebut piramis ginjal. Puncak-puncaknya langsung mengarah ke hilum dan berakhir ke kalises (Pearce, 2002:245). Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan-satuan fungsional ginjal, diperkirakan ada 1.000.000 nefron dalam setiap ginjal. Setiap nefron mulai sebagai berkas kapiler yang erat tertanam dalam ujung atass yang lebar pada uriniferus atau nefron. Dari sini tubulus berjalan sebagian berkelok-kelok dan sebagian lurus. Bagian pertama tubulus barkelok-kelok dan dikenal sebagai kelokan pertama atau tubula proximal dan sesudah itu terdapat sebuah simpai yakni simpai Henle. Kemudian tubula itu berkelok-kelok lagi, disebut kelokan kedua atau tubula distal, yang bersambung dengan tubula panampung yang berjalan melintasi kortex dan medula, untuk berakhir di puncak salah satu piramidis (Pearce, 2002:245-247).Selain tubulus urineferus, struktur ginjal juga berisi pembuluh darah. Aarteri renalis membawa darah murni dari aorta abdominalis ke ginjal. Cabang-cabangnya beranting banyak di dalam ginjal dan menjadi arteriola aferen, dan masing-masing membentuk simpul dari kapiler-kapiler di dalam salah satu badan Malpighi inilah glomerulus. Pembuluh aferen kemudian tampil sebagai arteriola eferen yang bercabang-cabang membentuk jaringan kapiler sekelilin tubulus uriniferus. Kapiler-kapiler ini kemudian bergabung lagi untuk membentuk vena renalis, yang membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior. Maka darah yang beredar dalam ginjal mempunyai dua kelompok kapiler, yang bertujuan agar darah dapat lebih lama berada di sekitar tubulus urineferus, karena fungsi ginjal tergantung dari hal itu. Fungsi ginjal ialah mengatur keseimbangan air, pengaturan konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam-basa darah, dan ekskresi bahan buangan dan kelebihan garam (Pearce, 2002:247-248).Cairan yang menyerupai plasma di filtrasi melalui dinding kapiler glomerulus ke tubulus renalis di ginjal (filtrasi glomerulus). Dalam perjalannya sepanjang tubuluh ginjal, volume cairan filtrat akan berkurang dan susunannya berubah akibat proses reabsorpsi tubulus dan proses sekresi tubulus untuk membentuk kemih yang akn disalurkan ke dalm pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urin dialirkan ke vesika urinaria umtk kemudian dikeluarkan melalui proses berkemih atau miksi (Ganong, 1998:662).Paru-paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya da

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM EKSKRESI

OLEH :

NAMA : LUSIANA HERMAN

NIM : 120210103017

KELAS : A

KELOMPOK : 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

I. JUDUL

Sistem Ekskresi

II. TUJUAN

Mahasiswa mengetahui anatomi dan posisi organ-organ sistem ekskresi

III. DASAR TEORI

Sistem urinari memiliki tiga fungsi, yaitu metabolisme, hormonal dan ekskresi. Sistem ini terdiri dari dua bagian, yaitu sistem urinari bagian atas dan bagian bawah. Sistem urinari bagian atas hanya terdiri dari ginjal sedangkan sistem urinari bagian bawah disusun oleh ureter, vesica urinaria (gall bladder) dan urethra. Pada sistem urinari, ginjal memiliki peranan yang sangat penting karena ia memiliki dua fungsi utama, yaitu filtrasi dan reabsorpsi. Selain itu, ginjal juga memiliki peranan penting dalam sistem sirkulasi darah. Ginjal turut berperan dalam proses pembentukan sel darah merah dan menjaga tekanan darah (Ramdhany et al., 2011).

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal, di ssebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, di belakang peritoneum, dan karena itu di luar rongga peritoneum. Kedudukan ginjal dapat diperkirakan dari belakang, mulai dari ketinggian vertebra torakalis terakhir sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri, karena hati menduduki ruang banyak di sebelah kanan (Pearce, 2002:245).

Setiap ginjal dilingkupi kapsul tipis dari jaringan fibrus yang rapat membungkusnya, dan membentuk pembungkus yang halus. Di dalamnya terdapat struktur-struktur ginjal. Warnanya ungu tua dan terdiri atas bagian korteks di sebelah luar, dan bagian medula di sebelah dalam. Bagian medula ini tersusun atas lima belas sampai enam belas massa berbentuk piramid, yang disebut piramis ginjal. Puncak-puncaknya langsung mengarah ke hilum dan berakhir ke kalises (Pearce, 2002:245).

Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan-satuan fungsional ginjal, diperkirakan ada 1.000.000 nefron dalam setiap ginjal. Setiap nefron mulai sebagai berkas kapiler yang erat tertanam dalam ujung atass yang lebar pada uriniferus atau nefron. Dari sini tubulus berjalan sebagian berkelok-kelok dan sebagian lurus. Bagian pertama tubulus barkelok-kelok dan dikenal sebagai kelokan pertama atau tubula proximal dan sesudah itu terdapat sebuah simpai yakni simpai Henle. Kemudian tubula itu berkelok-kelok lagi, disebut kelokan kedua atau tubula distal, yang bersambung dengan tubula panampung yang berjalan melintasi kortex dan medula, untuk berakhir di puncak salah satu piramidis (Pearce, 2002:245-247).

Selain tubulus urineferus, struktur ginjal juga berisi pembuluh darah. Aarteri renalis membawa darah murni dari aorta abdominalis ke ginjal. Cabang-cabangnya beranting banyak di dalam ginjal dan menjadi arteriola aferen, dan masing-masing membentuk simpul dari kapiler-kapiler di dalam salah satu badan Malpighi inilah glomerulus. Pembuluh aferen kemudian tampil sebagai arteriola eferen yang bercabang-cabang membentuk jaringan kapiler sekelilin tubulus uriniferus. Kapiler-kapiler ini kemudian bergabung lagi untuk membentuk vena renalis, yang membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior. Maka darah yang beredar dalam ginjal mempunyai dua kelompok kapiler, yang bertujuan agar darah dapat lebih lama berada di sekitar tubulus urineferus, karena fungsi ginjal tergantung dari hal itu. Fungsi ginjal ialah mengatur keseimbangan air, pengaturan konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam-basa darah, dan ekskresi bahan buangan dan kelebihan garam (Pearce, 2002:247-248).

Cairan yang menyerupai plasma di filtrasi melalui dinding kapiler glomerulus ke tubulus renalis di ginjal (filtrasi glomerulus). Dalam perjalannya sepanjang tubuluh ginjal, volume cairan filtrat akan berkurang dan susunannya berubah akibat proses reabsorpsi tubulus dan proses sekresi tubulus untuk membentuk kemih yang akn disalurkan ke dalm pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urin dialirkan ke vesika urinaria umtk kemudian dikeluarkan melalui proses berkemih atau miksi (Ganong, 1998:662).

Paru-paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak di dalam mediastium. Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apex di atas dan muncul sedikit lebih tinggi dari klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas landai rongga torax, di atas diafgragma. Paru-paru permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memuat tampuk paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan jantung (Pearce, 2002:215-216).

Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Sebuah pipa bronkhial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin ia bercabang, semakin menjadi tipiss dan akhirnya berakhir menjadi kantong kecil-kecil, yang merupakan kantong-kantong udara paru-paru. Trakhea terbelah menjadi dua bronkhus utama, bronkhus ini bercabang lagi sebelum masuk paru-paru. Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru bronkhus-bronkhus pulmonalis bercabang dan beranting lagi banyak sekali. Saluran yang besar mempertahankan struktur yang serupa dengan yang dar trakhea, mempunyai dinding fibrusa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan akhinya tinggal dinding fibrusa berotot dan lapisan silia. Brokhus terminalis masuk ke dalm saluran yang agak lain ng disebut vestibula, dan disini membran pelapisnya mulai berubah sifatnya, lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel epitelium yang pipih. Dari vestibula berjalan beberapa infundibula dan di dalam dindingnya dijumpai kantong-kantong udara itu. Kantong udara atau alveoli itu terdiri atas satu lapis tunggal sel epitelium pipih, dan di sinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara yakni suatu jaringan pembuluih darah kapiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun terjadi. Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida (Pearce, 2002:216-219).

Pernapasan mencakup 2 proses yakni pernapasan luar (eksterna), yaitu penyerapan oksigen dan pengeluaran karbondioksida dari tubuh secara keseluruhan, serta pernapasan dalam (interna) yaitu penggunaak oksigen dan pembentukan karbondioksida oleh sel-sel serta pertukaran gas antara sel-sel tubuh dengan media cair sekitarnya (Ganong, 1998:627). Oksigen terus-menerus berdifusi darri udara dalam ke alveoli. Pada keadaan seimbang, udara inspirasi bercampur dengan udara alveolus, menggantikan oksigen yang telah masuk ke dalam darah dan mengencerkan karbondioksida yang telah memasuki alveoli. Sebagian udara campuran ini akan dikeluarkan. Kandungan oksigen udara alveolus akan menurun dan kandungan karbondioksidanya meningkat sampai inspirasi berikutnya (Ganong, 1998:639).

Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh, yang terletak di bagian teratas dalam rongga abdomen di sebelah kanan di bawah diafgragma. Hati secara luas dilindungi iga-iga. Hati terbagi dalam dua belahan utama, kanan dan kiri. Permukaan atas berbentuk cembung dan terletak di bawah diafgragma, permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan kelekuakan yakni fisura transversus. Permukaannya dilintasi oleh berbagai pembuluh darah yang masuk keluar hati. Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan bawah, sedangkan ligamen falsiformis melakukan hal yang sama di permukaan atas hati. Selanjutnya hati dibagi lagi dalam empat belahan (kanan. Kiri, kaudata dan kwadrata. Dan setiap belahan atau lobus terdiri atas lobulus. Lobulus ini berbentuk polihedral dan terdiri atas sel hati berbentuk kubus, dan bercabang-cabang pembuluh darah diikat bersama oleh jaringan hati. Empedu dibentuk di dalam sela-sela kecil di dalam sel hepar, dan ddikeluarkan melalui kapiler empedu yang halus atau kanalikuli empedu, yaitu saluran halus yang dimulai di antara sel hati, dan terletak antara dua sel. Tetapi kanalikuli itu terpisah dari kapiler darah sehingga darah dan empedu tidak pernah tercampur. Fungsi hati bersangkutan dengan metabolisme tubuh khususnya , mengenai pengaruhnya atas makanan dan darah. Hati berfungsi sebagai sekresi empedu, beberapa dari unsusr susunan empedu, misalnya garam empedu, dibuat dalam hati, unsur lain misalnya pigmen empedu dibentuk di dalam sistem retikulo-endotelium dan aliran ke dalam empedu oleh hati (Pearce, 2002:201-205).

Sebagai kelenjar, hati menghasilkan empedu yang mencapai liter setiap hari. Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit, berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua, yang kemudian disimpan di dalam kantong empedu atau diekskresi ke duodenum. Empedu mengandung kolesterol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Sekresi empedu berguna untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam air. Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Orang yang demikian dikatakan menderita penyakit kuning (Putri dan Mustafidah, 2011).

Kantung empedu adalah sebuah kantung berbentuk terong dan merupkan membran berotot. Letaknya di dalam sebuah lekukan di sebelah permukaan bawah hati, sampai di pinggiran depannya. Panjangnya delapan sampai dua belas sentimeter dan dapat berisi kira-kira 60 cc.kantung empedu bekerja sebagai tempat persediaan getah empedu. Juga melakukan fungsi penting yaitu getaj empedu yang tersimpan di dalamnya dibuat pekat (Pearce, 2002:206-207). Empedu yang disekresikan oleh hati normalnya antara 600-1200 ml/hari. Empedu mempunyai dua fungsi penting, yaitu: l. Empedu berperan penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak, karena mengandung asam empedu yang membantu mengemulsikan lemak sehingga dapat dicerna oleh enzim lipase pankreas serta membantu tanspor dan absorpsi produk akhir lemak menuju atau melalui membran mukosausus. 2. Empedu berperan sebagai alat untuk mengeluarkan hasil buangan dari darah, seperti bilirubin dan kelebihan kolesterol yang dibentuk hati (Widiastuty, 2010).

Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisis rongga-rongga dan lubang-lubang masuk. Kulit mempunyai banyak fungsi diantaranya adalah ekskretori yakni menekskresikan keringat. Kulit dibagi menjadi dua lapisan yakni epidermis dan dermis. Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas sejumlah sel lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas tampak (Pearce, 2002:239).

Lapisan epidermal merupakan lapisan tanduk terletak paling luar, dan tersusun atas tiga lapisan sel yang membentuk epidermis yakni stratum korneum, stratum ludium dan stratum granulosum. Lapisan dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis. Pada permukaan dermis tersusun papil-papil kecil yang berisi ranting-ranting pembuluh darah kapiler. Kelenjar keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit dan yang banyak jumlahnya, terletak di sebelah dalam dermis, dan salurannya yang keluar melalui dermis dan epidermis, bermuara di atas permukaan kulit di dalm lekukan halus yang disebut pori (Pearce, 2002:240-241).

Keringat adalah sejresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf simpatis. Keringat terutama berisi larutan garam dengan konsentrasi kira-kira 1/3 dari yang ada dalam plasma. Hal ini hendaknya dibedakan dengan perspirasi atau pelepasan air dengan tak terasayang hanya berupa difusi air secara sederhana melalui kulit. Dengan perspirasi hilang kira-kira 500 cc air setiap hari. Banyaknya keringat berkisar dari 0 sampai 2000 ccm setiap hari, tergantung dari kebutuhan tubuh akan pengaturan suhu. Kelenjar keringat adalah alat utama untuk merendahkan suhu tubuh (Pearce, 2002:243).

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 waktu dan tempat

1. waktu: 4 Mei 2015, pukul 14.20 wib

2. tempat: laboratorium pendidikan biologi

4.2 alat dan bahan

1. alat: model manusia

4.3 cara kerja

Mengambil dan menyiapkan model manusia

Mengamati dan menentukan organ mana saja pada manusia yang merupakan organ sistem pencernaan

Menggambar sturktur masing-masing organ tersebut dan keterangannya

Menggambar posisi organ tersebut terhadap tubuh lengkap manusia

V. HASIL PENGAMATAN

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami membahas mengenai sistem ekskresi. Praktikum ini bertujuan untuk menegtahui anatomi dan posisi organ-organ sistem ekskresi. Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa zat cair dan zat gas. Zat-zat sisa itu berupa urine (ginjal), keringat (kulit), empedu (hati), dan CO2 (paru-paru). Zat-zat ini harus dikeluarkan dari tubuh karena jika tidak dikeluarkan akan mengganggu bahkan meracuni tubuh. Pada praktikum ini kami menggunakan torso manusia sebagai alat peraga utuk menunjukkan posisi dari sistek ekskresi.

Organ ekskresi yang pertama adalah ginjal yang merupakan organ ekskresi yang meng ekskresikan urin. Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal, di ssebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, di belakang peritoneum, dan karena itu di luar rongga peritoneum. Kedudukan ginjal dapat diperkirakan dari belakang, mulai dari ketinggian vertebra torakalis terakhir sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri, karena hati menduduki ruang banyak di sebelah kanan. Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna coklat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerimaurinyang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga kaliks renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga kaliks renalis minores. Medulla terbagi menjadi bagian segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul.

Proses pembentukan urin terdiri dari tiga tahap yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi. Semuanya terbentuk di dalam ginjal tepatnya di bagian nefron. Urine adalah salah satu hasil darisistem ekskresi pada manusiayang merupakan hasil penyaringan darah oleh ginjal. Urine mengandung zat-zat berbahaya yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Berikut adalah 3 proses pembentukan urine. Langsung saja kita simak yang pertama:

1. Filtrasi (Penyaringan)

Filtrasi merupakan perpindahan cairan dari glomelurus menuju ke ruang kapsula bowmandengan menembus membran filtrasi. Membran filtrasi terdiri dari tiga lapisan, yaitu sel endotelium glomelurus, membran basiler, dan epitel kapsula bowman. Tahap ini adalah proses pertama dalam pembentukan urine. Darah dari arteriol masuk ke dalam glomerulus dan kandungan air, glukosa, urea, garam, urea, asam amino, dll lolos ke penyaringan dan menuju ke tubulus. Glomerulus adalah kapiler darah yang bergelung-gelung di dalam kapsula bowman. Ukuran saringan pada glomerulus membuat protein danseldarah tidak bisa masuk ke tubulus. Pada glomerulus terdapat sel-sel endotelium yang berfungsi untuk memudahkan proses penyaringan. Filtrasi menghasilkan urine primer/filtrat glomerulus yang masih mengandung zat-zat yang masih bermanfaat seperti glukosa, garam, dan asam amino. Urin primer mengandung zat yang hampir sama dengan cairan yang menembus kapiler menuju ke ruang antar sel. Dalam keadaan normal, urin primer tidak mengandung eritrosit, tetapi mengandung protein yang kadarnya kurang dari 0,03%. Kandungan elektrolit (senyawa yang larutannya merupakan pengantar listrik) dankristaloid (kristal halus yang terbentuk dari protein) dari urin primer juga hampir sama dengan cairan jaringan. Kadar anion di dalam urin primer termasuk ion Cl- dan ion HCO3-, lebih tinggi 5% daripada kadar anion plasma, sedangkan kadar kationnya lebih rendah 5% daripada kation plasma. selain itu urin primer mengandung glukosa, garam-garam, natrium, kalium, dan asam amino.

2. Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)

Reabsorpsi terjadi di dalam tubulus kontortus proksimal dan dilakukan oleh sel-sel epitelium di tubulus tersebut. Fungsinya adalah untuk menyerap kembali zat-zat di urine primer yang masih bermanfaat bagi tubuh seperti glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca, 2+, Cl-, HCO3-, dan HbO42-. Air akan diserap kembali melalui proses osmosis di tubulus dan lengkung henle. Zat-zat yang masih berguna itu akan masuk ke pembuluh darah yang mengelilingi tubulus. Hasil dari reabsorpsi adalah urine sekunder/filtrat tubulus yang kadar ureanya lebih tinggi dari urine primer. Urine sekunder masuk ke lengkung henle.Pada tahap ini terjadi osmosis air di lengkung henle desenden sehingga volume urin sekunder berkurang dan menjadi pekat. Ketika urine sekunder mencapai lengkung henle asenden, garam Na+dipompa keluar dari tubulus, sehingga urea menjadi lebih pekat.

3. Augmentasi (Pengumpulan)

Setelah melewati lengkung henle, urine sekunder akan memasuki tahap augmentasi yang terjadi di tubulus kontortus distal. Disini akan terjadi pengeluaran zat sisa oleh darah seperti H+, K+, NH3, dan kreatinin. Ion H+ dikeluarkan untuk menjaga pH darah. Proses augmentasi menghasilkan urine sesungguhnya yang sedikit mengandung air. Urine sesungguhnya mengandung urea, asam urine, amonia, sisa-sisa pembongkaran protein, dan zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin, obat-obatan, hormon, serta garam mineral. Kemudian urine sesungguhnya akan menuju tubulus kolektivus untuk dibawa menuju pelvis yang kemudian menuju kandung kemih (vesika urinaria) melalui ureter. Urine inilah yang akan keluar menuju tubuh melalui uretra.

Proses pembentukan urin dipengaruhi oleh dua faktoryaitu faktor internal yang menyangkut hormone(antideuritik dan insulin) dan faktor eksternal yang menyangkut jumlah air yang diminum.

A.Faktor Internal

1)Hormon Antideuritik (ADH)

Hormone antideuritik dikeluarkan oleh kelenjar saraf hipofifis (neuroehipofisis). Pengeluaran hormone ini ditentukan oleh reseptor khusus di dalam otak yang secara terus menerus mengendalikan tekananan osmotic darah (kesetimbangan konsentrasi air dalam darah). Oleh karena itu, hormone ini akan mempengaruhi proses reabsorbsi air pada tubulus kontortus distal, sehingga permeabilitas sel terhadap air akan meningkat. Oleh karana cara bekerja dan pengaruhnya inilah, hormone tersebut dsiebut sebagai hormone antideuritik. Jika tekanan osmotic darah naik, yaitu pada saat dalam keadaan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh (saat kehausan atau banyak mengeluarkan keringat), konsentrasi air dalam darah akan turun. Akibat dari kondisi tersebut, sekresi ADH meningkat dan dialirkan oleh darah menuju ke ginjal. ADH selain meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, juga mengkatkan permeabilitas saluran pengumpul, sehingga memperbesar sel saluran pengumpul. Dengan demikian air akan berdifusi ke luar dari pipa pengumpul, lalu masuk ke dalam darah. Keadaan tersebut akan berusaha memulikan konsentrasi air dalam darah. Namun, berusaha memulihkan konsentrasi air dalam darah. Namun akibatnya, urin yang dihasilkan menjadi sedikit dan lebih pekat.

2)Hormon Insulin

Hormone insulin adalah hormone yang dikeluarkan oleh pulau langerhans dalam pancreas. Hormone insulin berfaungsi mengatur gula dalam darah. Penderita kencing manis (diabetes mellitus) memiliki konsentrasi hormone insulin yang rendah, sehingga kadar gula dalam darah akan tinggi. Akibatnya terjadi gangguan reabsorbsi didalam urin masih terdapat glukosa.

B.Faktor Eksternal

1)Jumlah Air yang Diminum

Jumlah air yang diminum tentu akan mempengaruhi konsentrasi air dalam darah. Jika kita meminum banyak air, konsentrasi air dalam darah akan tinggi, dan kosentrasi protein dalam darah menurun, sehingga filtrasi menjadi berkurang. Selain itu, keadaan seperti ini menyebabka darah lebih encer, sehingga sekresi ADH akan berkurang. Menurunnya filtrasi dan berkurangnya ADH akan ,emyebabkan menurunnya penyerapan air, sehingga urin yang dihasilkan akan meningkat dan encer.

2)Suhu Lingkungan

Ketika suhu sekitar dingin, maka tubuh akan berusaha untuk menjaga suhunya dengan mengurangi jumlah darah yang mengalir ke kulit sehingga darah akan lebih banyak yang menuju organ tubuh, di antaranya ginjal. Apabila darah yang menuju ginjal jumlahnya samakin banyak, maka pengeluaran air kencingpun banyak.

3)Gejolak Emosi dan Stress

Jika seseorang mengalami stress, biasanya tekanan darahnya akan meningkat sehingga banyak darah yang menuju ginjal. Selain itu, pada saat orang berada dalam kondisi emosi, maka kandung kemih akan berkontraksi. Dengan demikian, maka timbullah hasrat ingin buang air kecil.

Organ selanjutnya yakni kulit yang mengekskresikan keringat. Kulit terlatak di seluruh permukaan tubuh. Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, dan bersambung dengan selaput lendir yang melapisis rongga-rongga dan lubang-lubang masuk. Kulit mempunyai banyak fungsi diantaranya adalah ekskretori yakni menekskresikan keringat. Kulit dibagi menjadi dua lapisan yakni epidermis dan dermis. Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas sejumlah sel lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas tampak. Lapisan dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis. Pada permukaan dermis tersusun papil-papil kecil yang berisi ranting-ranting pembuluh darah kapiler. Kelenjar keringat yang berbentuk tabung berbelit-belit dan yang banyak jumlahnya, terletak di sebelah dalam dermis, dan salurannya yang keluar melalui dermis dan epidermis, bermuara di atas permukaan kulit di dalm lekukan halus yang disebut pori. Keringat adalah sejresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf simpatis. Keringat terutama berisi larutan garam dengan konsentrasi kira-kira 1/3 dari yang ada dalam plasma. Hal ini hendaknya dibedakan dengan perspirasi atau pelepasan air dengan tak terasayang hanya berupa difusi air secara sederhana melalui kulit. Dengan perspirasi hilang kira-kira 500 cc air setiap hari. Banyaknya keringat berkisar dari 0 sampai 2000 ccm setiap hari, tergantung dari kebutuhan tubuh akan pengaturan suhu. Kelenjar keringat adalah alat utama untuk merendahkan suhu tubuh.

Adapun proses pembentukan keringat yakni bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal. Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori di permukaan kulit akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh menjadi tetap. Pada keadaan normal. keringat akan keluar dari tubuh sebanyak sekitar 50 mL setiap jam. Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran keringat. antara lain peningkatan aktivitas tubuh. peningkatan suhu lingkungan, dan goncangan emosi. Emosi akan merangsang saraf simpatis untuk memperkecil pengeluaran keringat dengan cara mempersempit pembuluh darah. Pengeluaran keringat yang berlebihan, misalnya karena terik matahari atau kegiatan tubuh yang berlebihan, dapat menyebabkan terjadi lapar garam. Kekurangan kadar garam darah dapat mengakibatkan kekejangan dan pingsan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran keringat yakni aktivitas tubuh yang meningkat akan menghasilkan keringat lebih banyak, suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkan pengeluaran keringat, guncangan emosi akan meningkatkan pengeluaran keringat dan rangsagan saraf simpatis akibat emosi akan memperkecil pengeluaran keringat.

Organ ekskresi selanjutnya yakni paru-paru yang mengekskresikan karbondioksida yang merupakan hasil dari pernapasan. Paru-paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak di dalam mediastium. Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apex di atas dan muncul sedikit lebih tinggi dari klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas landai rongga torax, di atas diafgragma. Paru-paru permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memuat tampuk paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan jantung. Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Sebuah pipa bronkhial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin ia bercabang, semakin menjadi tipiss dan akhirnya berakhir menjadi kantong kecil-kecil, yang merupakan kantong-kantong udara paru-paru. Trakhea terbelah menjadi dua bronkhus utama, bronkhus ini bercabang lagi sebelum masuk paru-paru. Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru bronkhus-bronkhus pulmonalis bercabang dan beranting lagi banyak sekali. Saluran yang besar mempertahankan struktur yang serupa dengan yang dar trakhea, mempunyai dinding fibrusa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan akhinya tinggal dinding fibrusa berotot dan lapisan silia. Brokhus terminalis masuk ke dalm saluran yang agak lain ng disebut vestibula, dan disini membran pelapisnya mulai berubah sifatnya, lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel epitelium yang pipih. Dari vestibula berjalan beberapa infundibula dan di dalam dindingnya dijumpai kantong-kantong udara itu. Kantong udara atau alveoli itu terdiri atas satu lapis tunggal sel epitelium pipih, dan di sinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara yakni suatu jaringan pembuluih darah kapiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun terjadi. Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.

Adapun mekanisme pertukaran gas oksigen dan karbondioksida di dalam paru-paru yakni bernapas merupakan kegiatan mengambil dan mengeluarkanudara pernapasan melalui paru-paru. Arti yang lebih khususyaitu pertukaran gas yang terjadi di dalam sel denganlingkungannya. Pada pernapasan langsung, pengambilan udarapernapasan dilakukan secara langsung oleh permukaan tubuhdan pada pernapasan tidak langsung melalui saluran pernapasan.Manusia bernapas secara tidak langsung, artinya udara pernapasantidak berdifusi langsung melalui seluruh permukaankulit. Selaput tipis tempat berlangsungnya difusi gas tersebutterlindung di bagian dalam tubuh, berupa gelembung paru-paru(alveolus). Pernapasan atau pertukaran gas pada manusiaberlangsung melalui dua tahap yaitu pernapasan luar (eksternal)dan pernapasan dalam (internal).

1.Pernapasan Luar(Eksternal)

Pernapasan luar merupakan pertukaran gas di dalamparu-paru. Oleh karena itu, berlangsung difusi gas dari luarmasuk ke dalam aliran darah. Dengan kata lain, pernapasanluar merupakan pertukaran gas (O2danCO2 antara udaradan darah.Pada pernapasan luar, darah akan masuk ke dalamkapiler paru-paru yang mengangkut sebagian besar karbondioksida sebagai ion bikarbonat (HCO3) dengan persamaanreaksi seperti berikut :

H++ HCO3 H2CO3

Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari dalam darahdan melakukan reaksi sebagai berikut.

H2CO3 H2O + CO2

Enzim karbonat anhidrase yang terdapat dalam sel-seldarah merah dapat mempercepat reaksi. Ketika reaksiberlangsung, hemoglobin melepaskan ion-ion hidrogen yangtelah diangkut; HHb menjadi Hb. Hb merupakan singkatandari haemoglobin, yaitu jenis protein dalam sel darah merah.Selanjutnya, hemoglobin mengikat oksigen dan menjadioksihemoglobin (HbO2).

Hb + O2 HbO2

Selama pernapasan luar, di dalam paru-paru akan terjadipertukaran gas yaituCO2meninggalkan darah danO2masukke dalam darah secara difusi. Terjadinya difusiO2danCO2ini karena adanya perbedaan tekanan parsial. Tekanan udaraluar sebesar 1 atm (760 mmHg), sedangkan tekanan parsialO2di paru-paru sebesar 160 mmHg. Tekanan parsial padakapiler darah arteri 100 mmHg, dan di vena 40 mmHg. Hal ini menyebabkanO2dari udara berdifusi ke dalam darah.Sementara itu, tekanan parsialCO2dalam vena 47 mmHg,tekanan parsialCO2dalam arteri 41 mmHg, dan tekananparsialCO2dalam alveolus 40 mmHg. Adanya perbedaantekanan parsial tersebut menyebabkanCO2dapat berdifusidari darah ke alveolus.

2.Pernapasan Dalam(Internal)

Pada pernapasan dalam (pertukaran gas di dalamjaringan tubuh) darah masuk ke dalam jaringan tubuh, oksigen meninggalkan hemoglobin dan berdifusi masuk kedalam cairan jaringan tubuh. Reaksinya sebagai berikut.

HbO2 Hb + O2

Difusi oksigen keluar dari darah dan masuk ke dalamcairan jaringan dapat terjadi, karena tekanan oksigen didalam cairan jaringan lebih rendah dibandingkan di dalamdarah. Hal ini disebabkan karena sel-sel secara terus-menerusmenggunakan oksigen dalam respirasi selular. Dari proses pernapasan yang terjadi di dalam jaringanmenyebabkan terjadinya perbedaan komposisi udara yangmasuk dan yang keluar paru-paru.Perlu diketahui bahwa tekanan parsialO2pada kapilerdarah nadi 100 mmHg dan tekanan parsialO2dalamjaringan tubuh kurang dari 40 mmHg. Sebaliknya tekanankarbon dioksida tinggi, karena karbon dioksida secara terus-menerusdihasilkan oleh sel-sel tubuh. Tekanan parsialO2dalam jaringan 60 mmHg dan dalam kapiler darah 41 mmHg. Hal inilah yang menyebabkanO2apat berdifusike dalam jaringan danCO2berdifusi ke luar jaringan. Dalam keadaan biasa, tubuh kita menghasilkan 200 mlkarbon dioksida per hari. PengangkutanCO2di dalam darahdapat dilakukan dengan tiga cara berikut.

1) Sekitar 6070%CO2diangkut dalam bentuk ionbikarbonat (HCO3) oleh plasma darah, setelah asamkarbonat yang terbentuk dalam darah terurai menjadiion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO3).IonH+bersifat racun, oleh sebab itu ion ini segera diikatHb, sedangkan ionHCO3meninggalkan eritrosit masukke plasma darah. Kedudukan ionHCO3dalam eritrositdiganti oleh ion klorit.

Persamaan reaksinya sebagai berikut.

H2O + CO2 H2CO3 H++ HCO3

2) Lebih kurang 25% CO2diikat oleh hemoglobinmembentuk karboksihemoglobin. Secara sederhana,reaksi CO2dengan Hb ditulis sebagai berikut :

CO2+ Hb HbCO2

3) Sekitar 610% CO2diangkut plasma darah dalam bentuksenyawa asam karbonat (H2CO3).

CO2+ RNH2 RNHCOOH

Tidak semuaCO2yang diangkut darah melalui paru-parudibebaskan ke udara bebas. Darah yang melewati paru-paruhanya membebaskan 10%CO2 Sisanya sebesar 90% tetapbertahan di dalam darah dalam bentuk ion-ion bikarbonat.Ion-ion bikarbonat dalam darah ini sebagai buffer ataupenyangga karena mempunyai peran penting dalam menjagastabilitas pH darah. Apabila terjadi gangguan pengangkutanCO2dalamdarah, kadar asam karbonat (H2CO3) akan meningkatsehingga akan menyebabkan turunnya kadar alkali darahyang berperan sebagai larutan buffer. Hal ini akanmenyebabkan terjadinya gangguan fisiologis yang disebutasidosis. Setelah sampai dalam jaringan, gasO2dipergunakanuntuk respirasi sel, yaitu untuk mengoksidasi zat makanan(glukosa) sehingga dapat dihasilkan energi, gasCO2, danuap air.

O2 masuk ke dalam sel melalui 3 tahap :

1.Ventilasi paru O2 atm alveoli CO2 alveoli atm

Faktor-faktor yang mempengaruhi:

Tekanan O2 atm, Jalan naps, Complience dan recoil, Pusat napas.

2. Difusi gas O2 alveoli kapiler paru CO2 kapiler paru alveoli

Faktor-faktor yang mempengaruhi: Luas permukaan paru, Tebal membran respirasi, Jumlah eritrosit/kadar Hb, Jumlah kapiler paru yang aktif, Perbedaan tekanan dan konsentrasi gas, Waktu difusi, Afinitas gas.

3. Transportasi gas O2 kapiler paru sel CO2 sel kapiler paru

Transport O2:

- Berikatan dengan Hb (97%) membentuk Oxyhemoglobin

- Larut dalam plasma (3%)

Transport CO2:

- Berikatan dengan Hb (30%) membentuk Carbaminohemoglobin

- Larut dalam plasma

- Berikatan dengan H2O sebagai HCO3 (65%)

Faktor-faktor yang mempengaruhi: Cardiac Output, Kondisi pembuluh darah, Exercise, Eritrosit.

Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner :

1. Ventilasi vulmoner, gerakan pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar.

2. Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung O2 masuk ke seluruh tubuh, CO2 dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru.

3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah yang tepat yang bisa dicapai untuk semua bagia.

4. Difusi gas yang menembus membrane alveoli berdifusi daripada O2. Proses pertukaran O2 dan CO2, konsentrasi dalam darah mempengaruhi dan merangsang pusat pernapasan terdapat dalam otak untuk memperbesar kecepatan dalam pernapasan sehingga terjadi pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 lebih banyak. Pernapasan Jaringan (Pernapasan Interna) Darah merah (hemoglobin) yang banyak mengandung oksigen dari seluruh tubuh masuk ke dalam jaringan akhirnya mencapai kapiler, darah mengeluarkan O2 ke dalam jaringan, mengambil CO2 untuk dibawa ke paru-paru dan di paru-paru terjadi pernapasan eksterna.

Organ yang sselanjutnya yakni hati yang mana hati menekskresikan empedu. Pada tubuh manusia, hati merupakan kelenjar besar yang memiliki peranan penting dalam sistem organ. Hati terletak pada bagian kanan di atas rongga perut (otot diafragma). Beratnya sekitar 1,5 kg atau 3-5% dari total berat tubuh kita. Pada bagian luar hati terdapat suatu selaput tipis yang dinamakanselaput hati(kapsula hepatis). Hati dibagi menjadi 2 lobus besar yaitu lobus kanan (lobus dekstra) dan lobus kiri (lobus sinistra). Kedua lobus itu dipisahkan oleh sekat yang disebut denganligament falciformis. Lobus kanan dibagi lagi menjadi 3 lobus yang lebih kecil yaitu lobus kanan utama, lobus caudatus, dan lobus quadratus. Pada bagian luarnya hati dibungkus oleh jaringan ikat padat yang disebutcapsula hepatica. Tiap-tiap lobus hepar dibagi lagi menjadi sejumlah lobulus (unit hepar) yang berbentuk polygonal (limas segi-6 atau bersegi-5 yang masing-masing dipisahkan oleh percabangan dari capsula hepatica yang disebut dengancapsula glisson. Daerah perbatasan 3-4 lobulus disebut dengansegitiga Kiernan. Pada jaringan ikat ini terdapat 3 pembuluh yaitu: 1.Cabang dari arteria hepatica, 2.Cabang dari vena porta, 3.Cabang dari pembuluh empedu. Di bagian tengah tiap lobulus terdapatvena centralisyang berfungsi untuk mengumpulkan darah dari sinusoid hepatica (pelebaran kapiler hati), dan semua vena centralis bersatu ke dalam vena hepatica. Darah disuplai ke dalam hati melalui dua pembuluh yaitu arteri hati dan vena porta hepatis. Arteri hati membawa darah dengan kandung an oksigen dari jantung. Sedangkan vena porta membawa darah yang mengandung sari makanan dari usus halus. Selain berperan dalam proses pencernaan makanan, hati juga berfungsi sebagai alat ekskresi. Zat yang dikeluarkan dari hati adalah cairan empedu.Cairan empedu merupakan cairan berwarna hijau kebiruan yang berfungsi dalam mencerna makanan berlemak. ini disimpan dalam suatu bagian yang disebutkantung empedu. Zat-zat yang terkandung dalam cairan empedu yakni garam mineral, pigmen (bilirubin dan biliverdin), kolesterol, fosfolopid, dan air.

Di dalam hati terdapat sel yang berfungsi merombak sel darah merah yang sudah tua dan rusak. Sel yang demikian dinamakansel histiosit. Sel darah merah yang tua dan rusak di dalam hati sekitar lebih dari 10 juta sel. Dalam proses perombakannya, hemoglobin (Hb) dipecah menjadi zat besi (Fe), hemin, dan globin. Zat besi akan diambil dan di simpan dalam hati, yang selanjutnya dikembalikan ke sumsum tulang sehingga terbentuk eritrosit baru. Globin akan dibentuk menjadi Hb baru. Sementara hemin dipecah menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau biru. Zat warna empedu dikeluarkan ke usus 12 jari dan dioksidasi menjadi urobilin yang berwarna kuning coklatan. Warna ini akan memberikan warna khas tersendiri pada feses dan urine yang kita keluarkan setiap harinya. Apabila terjadi gangguan, pembuluh empedu dapat mengalami penyumbatan. Penyebabnya adalah adanya pengendapan kolesterol yang membentuk batu empedu. Alhasil, feses yang keluar berwarna cokelat abu-abu. Oleh karena pembuluh empedu mengalami penyumbatan, empedu akan masuk ke dalam peredaran darah, sehingga mengakibatkan darah berwarna kekuning-kuningan. Keadaan demikian lazim dinamakanpenyakit kuning. Organ hati dapat pula menghasilkan enzim arginase.Enzim arginasemerupakan enzim yang berperan dalam proses penguraianasam amino. Prosesnya dinamakan deaminasi.Asam amino yang diuraikanyakni asam amino arginin menjadi ornitin dan urea. Ornitinakan mengikat amonia dan karbondioksida yang bersifat racun. Selanjutnyaornitin akan dinetralkan dalam hati. Adapun urea akan diserapginjal untuk dikeluarkan bersama urine.Dengan demikian, dari penjelasan di atas ada beberapa fungsi hatibagi tubuh manusia. Fungsi itu antara lain penyimpan lemak dalambentuk glikogen, perombak dan pembentuk protein, penawar racunpada makanan, dan perombak sel darah merah.

VII. PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal, di ssebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, di belakang peritoneum, dan karena itu di luar rongga peritoneum. Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna coklat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan cortex. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerimaurinyang diproduksi ginjal. Kulit terletak di selurh bagian tubuh, bagian dari kulit terdiri dari epidermis, dermis dan hipodermis. Paru-paru mengisi rongga dada terletak di kanan dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung. Paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus dan paru-paru kiri terdiri dari dua lobus. Hati terletak di bagian atas dalam rongga abdomen di sebelah kanan di bawah diafragma. Terdiri dari dua belahan utama yakni kanan dan kiri. Permukaan atas berbentuk cembung dan terletak di bawah diafragma, permukaan bawah tidak rata dan memeperlihatkan lekukan yang disebut fisura tranversus.

7.2 Saran

Ssebaiknya praktikan mendengarkan dan menyimak dengan baik penjelasan dari asisten agar informasi yang didapat lebih lengkap dan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, Wiliam F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Pearce, Evelin C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Putri P.A., & Mustafidah H. 2011. Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Hati Menggunakan Metode Forward Chaining (Expert System for Diagnosing Liver Disease Using Forward Chaining). Jurnal Informatika. Vol. 1 (4).

Ramdhany, D.N., Kustiyo A., Handharyani E., Buono A. 2011. Diagnosis Gangguan Sistem Urinari Pada Anjing Dan Kucing Menggunakan Vfi 5. Jurnal ilmu komputer dan informasi. Vol. 2 (2).

Widiastuty, Astri S., 2010. Patogenesis Batu Empedu. Jurnal Kedokteran. Vol. 1 (1).