21
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA “SISTEM SYARAF” OLEH : NAMA : LUSIANA HERMAN NIM : 120210103017 KELAS : A KELOMPOK : 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

Anfisman Lusi 2

  • Upload
    lusiana

  • View
    28

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Susunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan urat-urat saraf atau saraf-cabang yang tumbuh dari oatak dan sumsum tulang balakang tadi, yang disebut urat saraf periferi (urat saraf tepi). Jaringan saraf membentuk salah satu dari empat kelompok jaringan utama pada tubuh. Sel-sel saraf berpadu dan membentuk apa yang disebut substansi kelabu dalam sistem ini, seperti yang dijumpai dalam korteks otak, dan pada bagian dalam sumsum tulang balakang. Serabut sarafa atau akson membentuk substansi putih. Perbedaan warna ini terjadi karena akson atau serabut penghantar diselimuti sejenis sarung yang terbentuk dari bahan seperti lemak, yang mempunyai fungsi melindungi, memberi makan dan memisahkan serabut-serabut saraf yang satu dari yang lainnya ( Pearce, 2002:275).Sebuah sel saraf berikut aksonnya dan prosesus lainnya, membentuk sebuah neuron. Pada saat pembentukan batang saraf, serabut-serabut saraf disusun menjadi berkas-berkas yang disebut fasikuli. Sebuah serabut saraf mempunyai kemampuan konduktivitas (penghantar) dan exitabilitas (dapat dirangsang). Serabut saraf berkemampuan memberikan reaksi atas rangsangan dari sumber luar, seperti rangsangn mekanik, elektrik, kimiawi atau fisik yang menimbulkan impuls yang dihantarkan melalui serabut saraf. Sebuah impuls saraf selalu dihantarkan melalui dendrit ke sel, lantas dari sel akson. Proses demikian disebut dalil penghantaran maju. Dengan cara yang sama, sebuah impuls dapat juga melintasi sejumlah neuron ( Pearce, 2002:275-276).Impuls motorik yang dibangkitkan dalam salah sebuah sel piramidal pada daerah motorik dalam korteks, melintasi akson atau serabut saraf yang sewaaktu menyusui sumsum tulang belakang, berada di dalam substansi putih. Akson itu mengait dendrit sel saraf motorik pada kornu anterior sumsung tulang belakang. Kemudian impuls merambat pada akson sel-sel tersebut, yang membentuk serabut-serabut motorik akar anterior saraf sumsum tulang belakang, dan dihantar kepada tujuan akhirnya dalam otot ( Pearce, 2002:277).Impuls sensorik diterima oleh ujung-ujung saraf dalam kulit, melintasi serabut saraf (dendron) menuju sel sensorik dalam ganglion akar posterior, dan kemudian, melalui akson sel-sel ini masuk ke dalam sumsum tulang belakang, lantas naik manuju sebuah nukleus dalam medula oblongata, dan akhirnya dikirimkan ke otak. Serabut saraf yang bergerak ke dan dari berbagai bagian otak, dikelompokkan menjadi berkaas-berkas saluran tertentu dalam sumsum tulang belakang. Ada tiga jenis batang-batang saraf yang dibentuk oleh saraf serebro-spinal:1. Saraf motorik atau saraf eferen yang menghantarkan impuls dari otak dan sumsum tulang belakang ke saraf periferi (tepi).2. Saraf sensori atau saraf aferen yang membawa impuls dari periferi menuju otak.3. Batang saraf campuran yang mengandung baik serabut motorik, maupun serabut sensorik, sehingga dapat menghantar impuls dalam dua jurusan. Saraf-saraf pada umumnya adalah dari jenis yang terakhir ini.Selain itu ada juga serabut-serabut saraf yang menghubungkan barbagai pusat saraf dalam otak dan sumsum tulang belakang. Serabut-serabut saraf ini disebut serabut saraf asosiasi atau serabut saraf komisural ( Pearce, 2002:277-278). Otak terletak di dalam rongga kranium tengkorak. Otak berkembang dari sebuah tabung yang mulanya memperlihatkan tiga gejala pembesaran, otak awal, yang disebut otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Jadi: otak depan, menjadi belahan otak (hemispheium cerebri), korpus strietum dan talami (talamus dan hipotalamus). Otak tengah (diensefalon), otak belakang terdiri dari pons varolii, medula oblongata, dan serebelum ketiga bagian ini membentuk batang otak (Pearce, 2002:281). Otak adalah salah satu organ terpenting dari manusia. Ia adalah pusat dari sistem syaraf yang berfungsi mengatur gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis serta melatih emosi-emosi, ingatan dan motorik. Otak manusia memiliki volume 1350cc dan terdiri dari 100 juta sel syaraf neuron (Setiawan, 2

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIASISTEM SYARAF

OLEH :

NAMA : LUSIANA HERMANNIM : 120210103017KELAS : AKELOMPOK : 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN MIPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS JEMBER2015

I. JUDULSistem Syaraf (Gerak Refleks)

II. TUJUANUntuk mengetahui aktivitas refleks yang ada pada tubuh manusia

III. DASAR TEORISusunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, dan urat-urat saraf atau saraf-cabang yang tumbuh dari oatak dan sumsum tulang balakang tadi, yang disebut urat saraf periferi (urat saraf tepi). Jaringan saraf membentuk salah satu dari empat kelompok jaringan utama pada tubuh. Sel-sel saraf berpadu dan membentuk apa yang disebut substansi kelabu dalam sistem ini, seperti yang dijumpai dalam korteks otak, dan pada bagian dalam sumsum tulang balakang. Serabut sarafa atau akson membentuk substansi putih. Perbedaan warna ini terjadi karena akson atau serabut penghantar diselimuti sejenis sarung yang terbentuk dari bahan seperti lemak, yang mempunyai fungsi melindungi, memberi makan dan memisahkan serabut-serabut saraf yang satu dari yang lainnya ( Pearce, 2002:275).Sebuah sel saraf berikut aksonnya dan prosesus lainnya, membentuk sebuah neuron. Pada saat pembentukan batang saraf, serabut-serabut saraf disusun menjadi berkas-berkas yang disebut fasikuli. Sebuah serabut saraf mempunyai kemampuan konduktivitas (penghantar) dan exitabilitas (dapat dirangsang). Serabut saraf berkemampuan memberikan reaksi atas rangsangan dari sumber luar, seperti rangsangn mekanik, elektrik, kimiawi atau fisik yang menimbulkan impuls yang dihantarkan melalui serabut saraf. Sebuah impuls saraf selalu dihantarkan melalui dendrit ke sel, lantas dari sel akson. Proses demikian disebut dalil penghantaran maju. Dengan cara yang sama, sebuah impuls dapat juga melintasi sejumlah neuron ( Pearce, 2002:275-276).Impuls motorik yang dibangkitkan dalam salah sebuah sel piramidal pada daerah motorik dalam korteks, melintasi akson atau serabut saraf yang sewaaktu menyusui sumsum tulang belakang, berada di dalam substansi putih. Akson itu mengait dendrit sel saraf motorik pada kornu anterior sumsung tulang belakang. Kemudian impuls merambat pada akson sel-sel tersebut, yang membentuk serabut-serabut motorik akar anterior saraf sumsum tulang belakang, dan dihantar kepada tujuan akhirnya dalam otot ( Pearce, 2002:277).Impuls sensorik diterima oleh ujung-ujung saraf dalam kulit, melintasi serabut saraf (dendron) menuju sel sensorik dalam ganglion akar posterior, dan kemudian, melalui akson sel-sel ini masuk ke dalam sumsum tulang belakang, lantas naik manuju sebuah nukleus dalam medula oblongata, dan akhirnya dikirimkan ke otak. Serabut saraf yang bergerak ke dan dari berbagai bagian otak, dikelompokkan menjadi berkaas-berkas saluran tertentu dalam sumsum tulang belakang. Ada tiga jenis batang-batang saraf yang dibentuk oleh saraf serebro-spinal:1. Saraf motorik atau saraf eferen yang menghantarkan impuls dari otak dan sumsum tulang belakang ke saraf periferi (tepi).2. Saraf sensori atau saraf aferen yang membawa impuls dari periferi menuju otak.3. Batang saraf campuran yang mengandung baik serabut motorik, maupun serabut sensorik, sehingga dapat menghantar impuls dalam dua jurusan. Saraf-saraf pada umumnya adalah dari jenis yang terakhir ini.Selain itu ada juga serabut-serabut saraf yang menghubungkan barbagai pusat saraf dalam otak dan sumsum tulang belakang. Serabut-serabut saraf ini disebut serabut saraf asosiasi atau serabut saraf komisural ( Pearce, 2002:277-278).Otak terletak di dalam rongga kranium tengkorak. Otak berkembang dari sebuah tabung yang mulanya memperlihatkan tiga gejala pembesaran, otak awal, yang disebut otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Jadi: otak depan, menjadi belahan otak (hemispheium cerebri), korpus strietum dan talami (talamus dan hipotalamus). Otak tengah (diensefalon), otak belakang terdiri dari pons varolii, medula oblongata, dan serebelum ketiga bagian ini membentuk batang otak (Pearce, 2002:281).Otak adalah salah satu organ terpenting dari manusia. Ia adalah pusat dari sistem syaraf yang berfungsi mengatur gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis serta melatih emosi-emosi, ingatan dan motorik. Otak manusia memiliki volume 1350cc dan terdiri dari 100 juta sel syaraf neuron (Setiawan, 2013:17).Medula spinalis atau sumsum tulang belakang bermula pada medula oblongata, menjulur ke arah kaudal melalui foramen magnum dan berakhir diantara vertebra lumbalis pertama dan kedua. Disini medula spinalis meruncing sebagai konus medularis, dan kemudia sebuah sambungan tipis dari pia meter yang disebut filum terminale, yang menembus kantong dura meter, bergerak menuju koksigis. Sumsum tulang belakang yang berukuraan panjang sekitar 45 cm ini, pada bagian depannya dibelah oleh sebuah fisura anterior yang dalam, sementara bagian belakang dibelah oleh sebuah fisura sempit (Pearce, 2002:290-291).Pada sumsum tulang belakng terdapat dua penebalan, yaitu penebalan servikal dan penebalan lumbal. Dari penebalan ini, plexus-plexus saraf bergerak guna melayani anggota badan atas dan bawah, dan plexus dari daerah torax membentuk saraf-saraf interkostalis. Fungsi sumsum tulang belakang adalah mengadakan komunikasi antar otak dan semua bagian tubuh dan gerak refleks. Untuk terjadinya gerak refleks, maka dibutuhkan struktur-struktur sebagai berikut: organ sensori yang menerima impuls misalnya kulit, serabut saraf sensori yang mengantarkan impuls-impuls tersebut menuju sel-sel dalam ganglion radix posterior dan selanjutnya serabut sel-sel itu akan meneruskan impuls-impuls itu menuju substansi kelabu pada kornu posterior medula spinalis, sumsum tulang belakang dimana serabut-serabut saraf penghubung menghantarkan impuls-impuls menuju kornu anterior medula spinalis, sel saraf motorik dalam kornu anterior medula spinalis yang menerima dan mengalihkan impuls tersebut melalui serabut saraf motorik, organ motorik yang melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik. Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena debu, menarik kembali tangan dari benda panas menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar, misalnya bukan saj tidak menarik tangan dari benda panas, bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan benda panas itu (Pearce, 2002:291-292).Respon merespon stimulus yang merupakan suatu perubahan atau kimia dalam lingkungan reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor mengubah energi stimulus menjadi energi bioelektrik disebut potensial reseptor yang berbentuk potensial bertingkat. Potensial reseptor ini akan dirambatkan ke pusat pengintegrasi refleks-refleks dasar, sedangkan bagian otak yang lebih tinggi memproses refleks yang dipelajari. Pusat pengintegrasian memproses semua informasi yang dapat diperoleh dari reseptor tersebut termasuk semua informasi dari input lain, kemudian membuat suatu keputusan tentan respon yang sesuai. Instruksi dari pusat pengintegrasi diteruskan melalui lintasan eferen ke efektor (suatu otot atau kelenjar) yang melaksanakan respon yang diinginkan. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut (Gunawan, 2002).Pusat syaraf manusia terdiri dari dua bagian yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Masing-masing bagian ini akan menghantarkan impuls dari kelompok bagian tubuh yang berbeda. Mekanisme gerak pada tubuh kita memiliki bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsang, yaitu alat indera. Bagian tubuh ini disebut reseptor. Reseptor ini memiliki syaraf-syaraf khusus yang bisa mendeteksi rangsangan tertentu. Misalnya, rasa sakit pada kulit,bau pada hidung, rasa pada lidah,suara pada telinga.Setelah itu syaraf-syaraf yang disebut neuron reseptor ini akan mengirimkan sinyal listrik menuju otak. Informasi ini akan diolah sesuai kehendak kita. Kemudian otak akan mengirim respon menuju organ yang disebut efektor yaitu otot dan kelenjar. Respon yang dikirim otak ini ada yang dikirim secara otomatis, ada pula yang hanya dikirim bila kita menghendakinya (Wulandari, 2009).Unit dasar untuk kegiatan saraf terpadu adalah lengkung refleks. Lengkung refleks ini terdiri atas alat indera, saraf aferen, satu sinaps atau lebih yang terdapat di pusat integrasi atau di ganglion simpatis, saraf eferen, dan efektor. Pada mamalia, perhubungan antara neuron somatik aferen dan eferen umumnya terdapat di otak atau medula spinalis. Neuron-neuron aferen masuk melalui akar belakang atau melalui saraf kranial, dan badan selnya terletak di ganglion dorsalis atau di ganglion yang serupa pada saraf-saraf kranial. Serat-serat eferen keluar melalui akar depan atau melalui saraf-saraf kranial yang sesuai. Prinsip yang menyatakan bahwa akar belakang medula spinalis adalah sensorik dan akar depan adalah motorik disebut sebagai hukum Bell-Magendie (Ganong, 1998:120).Kegiatan di lengkung refleks dimulai di reseptor sensorik, berupa potensial reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal atau tuntas di saraf aferen. Frekuensi potensial aksi sebanding dengan besarnya potensial generator. Di sistem saraf pusat (SSP), terjadi lagi respon yang bertahap berupa potensial pascasinap eksitasi (EPSP) dan potensial postsinap inhibisi di hubungn-hubungan sinaptik. Respon yang kemudian terbangkit di serat eferen adalah respon yang bersifat gagal atau tuntas. Bila potensial aksi ini mencapai efektor, akann terbangkit lagi respon bertahap. Di efektor yang berupa otot polos, ressponnya akan tergabung (sumasi) untuk kemudian mencetuskan potensial aksi di otot polos. Tetapi bila efektornya berupa otot rangka, respon bertahap tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan potensial aksi yang mampu menimbulkan kontraksi otot. Perlu diingat bahwa hubungan antara neuron aferen dan eferen biasanya terdapat di sistem saraf pusat, dan bahwa kegiatan di lengkung refleks merupakan kegiatan yang termodifikasi oleh berbagai rangsang yang terkumpul (konvergen) di neuron-neuron eferen (Ganong, 1998:120).Lengkung refleks yang paling sederhana adalah lengkung refleks yang mempunyai sinap tunggal antar neuron aferen dan eferen. Lengkung refleks semacam itu dinamakan monosinaptik, dan refleks yang terjadi di situ dinamakan refleks monosinaptik. Lengkung refleks yang mempunyai lebih dari satu interneuron diantara neuron aferen dan eferen dinamakan polisinaptik, dan jumlah sinapnya beragam antar 2 sampai beberapa ratus. Pada kedua jenis lengkung refleks, terutama pada lengkung refleks polisinaptik, kegiatannya termodifikasi oleh adanya fasilitasi spasial dan temporal, oklusi, efek penggabungan daerah-daerah bawah ambang (subliminal fringe) dan oleh berbagai efek lain (Ganong, 1998:120).IV. METODE PENELITIAN4.1 Alat Hammer refleks Kain penutup mata kursi4.2 Bahan Lutut praktikan Mata praktikan Penutup mata4.3 Cara Kerja1. Refleks mataMata praktikan terbuka dan melihat ke depan

Mengibaskan tangan di depan mata secar tiba-tiba

Mengamati yang terjadi pada mata

2. Refleks lututMenyuruh praktikan duduk di kursi

Meraba bagian tendon yang berada di bawah tempurung lutut

Mengetuk kaki praktikan dengan hammer refleks dengan posisi kaki digantung bebas dengan mata terbuka

Mengetuk kaki praktikan dengan hammer refleks dengan posisi kaki digantung bebas dengan mata ditutup kain

Mengetuk kaki praktikan dengan hammer refleks dengan posisi kaki disilangkan dengan mata terbuka

Mengetuk kaki praktikan dengan hammer refleks dengan posisi kaki disilangkan dengan mata ditutup kain

Melakukan perlakuan sebanyak 2 kali (kaki kiri dan kanan)

Mengamati yang terjadi, apakah terjadi gerkan atau tidak

V. HASIL PENGAMATAN

VI. PEMBAHASANPada praktikum kali ini kami membahas mengnai sistem syaraf yakni tentang gerak refleks pada manusia. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menegtahui aktivitas refleks yang ada pada tubuh manusia. Gerak refleks merupakan gerak yang menempuh jalur paling sederhana yang dijumpai pada hewan yang memiliki sistem syaraf. Jalur syaraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor, interneuron, dan neuron motor, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh sel saraf penghubung tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar.Pada praktikum kali ini kami mengamati tentang gerak refleks pada mata dengn cara menkibaskan tangan ke depan mata probandus secara tiba-tiba dan kami juga mengamati gerak refleks pada lutut yang dipukul menggunakan hammer refleks dengan posisi kaki digantung bebas dengan mata terbuka, kaki digantung bebas dengan mata tertutup, kaki disilangkan dengan mata terbuka, dan kaki disilangkan dengan mata tertutup. Pada percobaan lutut dilakukan pada kaki kanan dan kiri. Hasil pengamatan reflek mata dari kelompok kami dengan 4 probandus adalah dari ke empat probandus yaitu Elok, Lusiana, Saltsa, dan Lutfiyatul hasilnya pada saat mata menatap ke depan dan dikibasi tangan secara tiba-tiba hasilnya adalah berkedip semua. Hala ini dikarenakan terjadi gerak refleks pada mata tepatnya reflek pada kornea mata. Sensor pada refleks kornea adalah permukaan kornea yang banyak mengandung serabut-serabut saraf telanjang. Rangsang diteruskan melalui jalur aferen saraf kelima divisi oftalmikus. Rangsang diteruskan ke nukleus saraf fasialis melalui neuron internunsial. Sebagai jalur eferen adalah saraf fasialis dan sebagai efektornya adalah kedua otot orbicularis.Selanjutnya yaitu hasil pengamatan refleks lutut pada kelompok kami adalah pada saat kaki digantung bebas dengan mata terbuka yang dilakukan oleh Elok, Lusiana, Saltsa hasilnya adalah bergerak tapi lemah pada Lutfiyah hasilnya dalah bergerak agak kuat. Pada saat mata ditutup hasilnya adalah pada Elok ada gerakan lebih cepat, pada Lusiana tidak ada gerakan, pada Saltsa dan Lutfiyatul gerakan agak kuat. Pada posisi kakidisilangkan dengan mata dibuka pada Elok kaki kiri tidak bergerak pada kaki kanan ada gerakan sedikit, pada Lusiana, Saltsa, dan Lutfiyatul tidak ada gerak sama sekali. Pada saat mata ditutup pada Lusiana ada geraka sedikit kuat pada Elok, Saltsa, dan Lutfiyatul tidak ada gerakan sama sekali. Adanya gerakan lemah dan kuat pada lutut dikarenakan kuat tidaknya pada saat memukulkan hammer atau memberikan rangsang. Semakin kuat memukulkan maka impuls yang dihasilkan semakin besar dan respon yang dihasilkan juga semakin besar atau kuat. Selain itu ketepatan pada tendon, apabila paada saat memukulkan hammer tepat pada tendon maka refleks yang dihasilkan pun juga kuat. Diantara mata dibuka dan mata ditutup lebih kuat pada saat yang ditutup. Hal ini dikarenakan pada saat mata dibuka bisa saja probandus menyiapkan diri pada saat akan diberi rangsangan sehingga respon yang dihasilkan juga tidak terlalu kuat, sedangkan pada saat mata tertutup respon yang dihasilkan kuat hal ini karena pada saat mata tertutup probandus tidak sadar jika akan diberi rangsangan sehingga respon yang dihasilkan kuat karena gerak reflek lebih efektif dilakukan pada saat kondisi seseorang tidak sadar atau dilakukan dengan tiba-tiba. Pada saat kaki digantung bebas dengan kaki disilangkan menurut literatur sama-sama menghasilkan respon refleks apabila pada saat memberikan rangsangan tepat pada tendon. Pada pengamatan kami pada saat kaki disilangkan banyak yang tidak bergerak hal ini dikarenakan kurangnya ketepatan pada posisi tendon sehingga tidak menghasilkan respon refleks.Ketukan pada tendon pattela akan membangkitkan refleks pattela, karena ketuka pada tendon akan meregangkan otot kuadriceps femoris. Ketika pattela diberi ketukan secara refleks kaki akan bergerak ke depan seakan menendang. Perubahan postur atau gerak pada kai tersebut karena adanya mekanisme peengatur potur atau gerak pada kaki tersebut. Perubahan postur atau gerak pada kaki tersebut karena adanya mekanisme pengatur postur yang terdiri dari rangkaian nukleus dan berbagai struktur seperti medulla spinalis, batang otak dan korteks serebrum. Sistem ini tidak saj berperan dalam postur statik tetapi juga bersama sistem kortokospinalis dan kortokobulbaris, berperan dalam pencetusan dan pengendalian gerakan. Penyesuaian postur dan gerakan volunter tidak mungkin dipisahkan secara tegas, tetapi dapat diketahui serangkaian refleks postur yang tidak saja mempertahankan posisi tubuh tetapi tegak dan seimbang tapi juga penyesuaian untuk mempertahankan latar belakang postur yang stabil untuk aktivitas volunter. Penyesuaian ini mencakup 2 refleks yaitu:1. Refleks tatik: mencakup kontraksi menetap otot2. Refleks fasik: melibatkan gerakan-gerakan sesaatKeduanya terintegrasi di dalam saraf pusat, dari medulla spinalis samapai korteks serebrum. Faktor utama dalam kontrol postur adalah adanya variasi ambang refleks regang spinal, yang disebabkan oleh perubahan tingkat keterangsangan neuron motorik dan secara tidak langsung merubah neuron eferen ke kumparan otot. Sehingga makin keras ketukan yang diberikan maka refleks regang yang terjadi semakin kuat dan terjadi gerak sesaat yang lebih tegas. Mekanismenya adalalah Tendon pattela diketuk > serabut tendon tertarik > otot dab serabut kumparan teregang > mengaktifkan refleks regangan.Manfaat gerak refleks bagi manusia yakni untuk keselamatan contohnya pada saat menginjak paku, kita akan dengan cepat mengangkat kaki tanpa berpikir. Begitu pula saat menyentuh benda panas spontan mengelakkan sumber panas tersebut secepat kilat meskipun terasa sakit dan juga pada saat terkena debu kelopak mata akan spontan memejamkan mata supaya tidak banyak debu yang masuk ke mata. Gerak refleks ini dapat menyelamatkan manusia dari hal-hal yang membahayakan keselamatan anggota tubuhnya.

VII. PENUTUP7.1 KesimpulanGerak refleks merupakan gerak yang menempuh jalur paling sederhana yang dijumpai pada hewan yang memiliki sistem syaraf. Contoh dari gerak refleks manusia adalah reflek mata dan lutut. Refleks mata atau kornea mekanismenya rangsang diterima oleh permukaan kornea yang banyak mengandung serabut-serabut saraf telanjang > Rangsang diteruskan melalui jalur aferen saraf kelima divisi oftalmikus > Rangsang diteruskan ke nukleus saraf fasialis melalui neuron internunsial > Sebagai jalur eferen adalah saraf fasialis > sebagai efektornya adalah kedua otot orbicularis. Refleks lutut mekanismenya Tendon pattela diketuk > serabut tendon tertarik > otot dab serabut kumparan teregang > mengaktifkan refleks regangan. Gerak refleks akan menghasilkan respon maksimal apabila pemberian rangsangan diberikan secara tidak sadar.7.2 SaranSebaiknya pada saat menetuk tendon pada patella secara tepat dan sedikit keras agar menghasilkan respon yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKAGunawan, Adi. 2002. Mekanisme Penghntaran dalam Neuron (Neurotrnsmisi). Jurnal Integral. Vol. 7 no. 1Wulandari, Ika Puspita. 2009. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia Berbasis Mikrokontroller. Jurnal Neutrino. Vol 1 Nomor 2Ganong, Wiliam F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Pearce, Evelin C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Setiawan, Arum dkk. 2013. Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Fetus Mencit Setelah Induksi Ochratoxin A Selama Periode Organogenesis. Jurnal Biologi Papua. ISSN: 2086-3314 Volume 5, Nomor 1