232
2014 2014

Annual Report report 2014.pdf · 2015-05-18 · Corporate Governance and Best Practices. Nilai-Nilai Perseroan Corporate Values ... memilki keberanian, inovasi dan kreatifitas untuk

Embed Size (px)

Citation preview

2014A

nnual Report

Laporan Tahunan

PT BUANA FINANCE TBK

Jl. Jend. Sudirman Kav. 21Jakarta 12920Phone : 021 - 5208066Fax : 021 - 5208055

2014A

nnual Report

Laporan Tahunan

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 1

Daftar ISITable of Contents

02

04

05

06

09

10

13

Visi dan Misi Perseroan

Nilai-Nilai Perseroan

Kode Etik Perseroan

Ikhtisar Keuangan

Ikhtisar Saham

Pencatatan Saham Perseroan

Struktur Pemegang Saham Perseroan

Vision and Mission of the Company

Corporate Values

Company‘s Code of Ethics

Financial Highlights

Stock Highlights

Company‘s Shares Listing

The Shareholders Structure of the Company

14

19

28

34

36

38

41

44

47

48

Laporan Dewan Komisaris

Laporan Dewan Direksi

Peristiwa Penting 2014

Penghargaan dan Pemeringkatan Perseroan

Sekilas Buana Finance

Profil Dewan Komisaris

Profil Dewan Direksi

Profil Komite Audit

Kepala Divisi Perseroan

Struktur Organisasi

Message from Board of Commissioners

Message from Board of Directors

Significant Events in 2014

Company‘s Award and Rating

Buana Finance in Brief

Board of Commissioners Profile

Board of Directors Profile

Audit Committee Profile

Division Heads

Organization Structure

50

67

76

82

122

125

126

128

129

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Pengelolaan Risiko

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Tata Kelola Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perseroan

Lokasi Kantor Cabang

Surat Pernyataan

Laporan Keuangan

Management Discussion and Analysis

Risk Management

Human Resources Development

Good Corporate Governance

Corporate Social Responsibility

Company Information

Branch Offices Location

Statement Letter

Financial Statement

2

Visi KamiOur Vision

“Menjadi perusahaan jasa keuangan yang paling diminati untuk penyediaan layanan solusi keuangan yang inovatif, dan menjadi tolak ukur bagi industri.”

“To be the most preferred financecompany providing innovative financial solution and becoming a benchmark inthe industry.”

Perseroan fokus pada industri pembiayaan, dengan menyediakan layanan keuangan dalam bentuk pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha, serta terus mengembangkan berbagai bentuk layanan keuangan lainnya, memberikan solusi yang lebih baik sesuai dengan standar dan kebutuhan pasar melalui pengembangan produk, proses, tehnologi dan layanan.

The Company focuses on the financing industry, by providing financial services in the form of consumer and lease financing, as well as continuously develops various forms of financial services, provides better solutions in accordancewith the standards and market needs through the development of products, processes, technology and services.

Melalui berbagai pengembangan dan proses perbaikan secara terus menerus, Perseroan ingin memposisikan dirinya sebagai salah satu standar baru dalam industri keuangan dengan memberikan produk dan layanan dengan kualitas terbaik, menjadi patokan bagi pelaku bisnis dalam membangun kerjasama, serta menciptakan pertumbuhan bisnis dan pencapaian keuangan yang lebih baik.

Through various development and continuous improvement process , the Company eager to put itself as one of the new standard in financing industry by providing the best quality products and services, be the benchmark for business communities in building partnership, as well as creating better business growth and financial performance.

“Paling diminati” berarti menjadi yang lebih dahulu dipikirkan, diinginkan dan diprioritaskan baik oleh pelanggan, karyawan, pemegang saham maupun para pemangku kepentingan lainnya.

“Most preferred” means to be the first thought, desired, and prioritized by customers, employees, shareholders and other stakeholders.

LAYANAN SOLUSI KEUANGAN YANG INOVATIF INNOVATIVE FINANCIAL SOLUTION

TOLAK UKUR BAGI INDUSTRI BENCHMARK IN THE INDUSTRY

PERUSAHAAN JASA KEUANGAN YANG PALING DIMINATI

THE MOST PREFERRED FINANCE COMPANY

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 3

Misi KamiOur Mission

• Menciptakan hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dengan para pelanggan, pemasok, dan kreditur bereputasi baik danterpercaya.

• Menyediakan berbagai produk dan jasa keuangan yang inovatif, bersaing dan memiliki nilai tambah tinggi, didukung oleh sistem dan teknologi terkini dan handal.

• Mengoptimalkan semua sumber daya yang tersedia untuk memperkokoh bisnis kami.

• Memberikan keuntungan terbaik kepada para penanam modal.

• Menciptakan lingkungan kerja yang sangat baik untuk mengembangkan potensi karyawan.

• Menjalankan bisnis-bisnis kami sesuai dengan Tata Kelola Perusahaan Terbaik dan Praktik Profesi Terbaik.

• Create long-term mutual beneficial relationships with reputable and trustworthy customers,suppliers, and creditors.

• Deliver innovative, competitive and high value-added products and services, leveraged by robust system and cutting-edge technology.

• Optimize all available resources to strengthen our business.

• Provide excellent return to our investors.

• Create great environment for our employee tounleash their potential.

• Conduct our business in adherence to GoodCorporate Governance and Best Practices.

Nilai-Nilai PerseroanCorporate Values

HASRAT UNTUK UNGGULKeinginan yang mendalam untuk melampaui standar keberhasilan dan hasil bisnis yang tinggi, sikap pantang menyerah dalam menyelesaikan pekerjaan, memilki keberanian, inovasi dan kreatifitas untuk memenangkan persaingan.

BERTUJUAN MENCAPAI KESEMPURNAANTekad untuk bekerja dengan lebih baik dalam bentuk peningkatan kualitas dan memperoleh hasil secara lebih baik, berani berkompetisi, mengambil inisiatif dalam pengembangan diri, serta selalu berusaha memperbaiki cara dan proses kerja.

SEMANGAT MELAYANIMenunjukkan keinginan kuat untuk membantu dan melayani pelanggan, bersikap proaktif agar dapat memenuhi kebutuhan bahkan melebihi harapan pelanggan.

KERJASAMA TIMKemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain dan menjadi bagian dari suatu tim, saling mempercayai, memiliki komitmen dan tujuan bersama, serta menghormati orang lain.

INTEGRITASBersikap jujur, dapat dipercaya dan diandalkan, bertindak konsisten sesuai dengan nilai dan etika bisnis Perseroan.

PASSION FOR wINNINGStrong desire to exceed the standards of success and high business results, perseverance in completing tasks, have the courage, innovation and creativity to win the competition.

AIM FOR ExCELLENCEDetermination to work better in the form of quality improvements, ability to achieve higher results, courage to compete, have the initiatives for self-development, and always try to improve the way of work and working processes.

SPIRIT TO SERVEShow a strong desire to help and serve customers, be proactive in meeting the needs or even exceed customers’ expectations.

TEAMwORKAbility to cooperate with others and be a part of a team, having mutual trust, has the same commitment and goals, respect others.

INTEGRITYHonest, trustworthy and reliable, act consistently in accordance with the Company’s values and work ethics.

P

A

S

T

I

4

KEPATUHAN DAN ETIKA Setiap karyawan wajib memahami dan mentaati setiap kebijakan, peraturan yang berlaku atau petunjuksehubungan dengan jabatan atau posisinya dalamhirarki organisasi. Beberapa hal lain yang diatur terkaitdalam pelaksanaan etika adalah tata penampilan dankepantasan cara berpakaian, yang harus mencerminkan nilai profesional.

PENEGAKAN KODE ETIKSetiap karyawan wajib untuk memahami danmelaksanakan kode etik perusahaan serta melaporkan apabila terjadi pelanggaran terhadap kode etik. Pelanggaran terhadap kode etik Perseroan dapat dikenakan sanksi dalam bentuk perdata maupun pidana sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, dan pada tingkat tertentu dapat mengakibatkan pemutusan hubungan kerja.

ComplianCe and ethiCsEvery employee is required to understand and comply with every regulations, policies or guidance withrespect to their title or position in the organization structure. Other matters which are governed by the implementation of ethics are the performance and appropriateness of office attire, which should reflect professional values.

Code of ethiCs enforCementEvery employee is required to understand and implement the code of ethics and report any violation of the code of ethics. Violations of the Company’s code of ethics may be subjected to civil or criminal sanction in accordance with the procedures and prevailing regulations, and at a certain level may result in termination.

Kode Etik PerseroanCompany‘s Code of Ethics

Kode etik merupakan pedoman dasar dan panduan bagi setiap karyawan Perseroan, yang terkait dengan masalah kepatutan dan kepantasan berdasarkan nilai-nilai integritas, hati nurani, kesadaran diri, profesionalisme, serta nama baik dari setiap individu maupun Perseroan. Kode etik menjadi dasar sikap dan tindakan etis yang berlaku bagi seluruh karyawan Peseroan, dengan mengacu pada prinsip dasar dari visi dan misi Perseroan.Beberapa kode etik yang diatur dalam Kode Etik Perseroan adalah sebagai berikut :

MENGHINDARI PERTENTANGAN KEPENTINGANSetiap karyawan harus menghindari situasi pertentangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan Perseroan. Kode etik ini secara umum mengatur mengenai hubungan antara karyawan dengan Perseroan, hubungan antara karyawan dengan pihak ketiga (nasabah, suplier, relasi, rekanan) dan hubungan antar karyawan. Beberapa hal yang diatur dalam kode etik ini antara lain :- Perlindungan dan penggunaan hak milik Perseroan- Hubungan keluarga antar karyawan- Tata cara pelayanan pelanggan- Pengadaan barang dan jasa - Pemberian dan penerimaan bingkisan kepada atau dari

pihak lain

PENANGANAN INFORMASIKode etik ini secara umum mengatur tentang mekanisme pengamanan informasi, pelaporan informasi serta penyampaian informasi. Namun Perseroan sebagai perusahaan publik juga memiliki mekanisme penyampaian informasi kepada para pemangku kepentingan terkait dengan keterbukaan informasi yang memang harus disampaikan dan diketahui oleh publik.

Codes of ethics contitutes basic rules and guidance for all employees of the Company, which are related to the issue of propriety and m orality based on values of integrity, conscience, self-awareness, professionalism, and reputation of each individual or the Company. Codes of ethics become basic attitudes and ethical actions which apply to all employees of the Company, by referring to the basic principles of the Company‘s vision and mission. Some code of ethics covered by the Company’s Code of Ethics areas follows:

avoiding ConfliCt of interestEach employee must avoid conflict of interest between personal and the Company’s interest. This code generally governs the relationship between employees and the Company, the relationship between employees and third parties (customers, suppliers, associates, and partners) as well as relationship between employees. Some matters governed by this code of ethics, among others:- Protection and utilisation of Company’s properties- Family relations between employees- Customer Services Procedures- Procurement of goods and services - Giving and receiving gifts to or from other parties

information managementThis code generally governs the mechanism of information security, information reporting and information delivery. However, the Company as a public company also has its own mechanism in communicating information relevant to stakeholders which has to be delivered and acknowledged by public.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 5

6

Ikhtisar KeuanganFinancial Highlights

PENYALURAN PEMBIAYAAN NEW FINANCING

Pembiayaan Sewa Guna Usaha

Pembiayaan Konsumen

Pembiayaan Anjak Piutang

Jumlah Pembiayaan

Financial Lease Disbursement

Consumer Financing Disbursement

Factoring Disbursement

Total Financing Disbursement

2013 2012 2011 20102,146,623

457,969

9,378

2,613,970

2,122,415

496,715

12,074

2,631.204

1,867,797

771,055

4,131

2,642,983

834,635

467,860

70,949

1,373,444

2014 1,792,371

437,310

-

2,229,681

NERACA BALANCE SHEET

Kas & setara kas

Piutang Pembiayaan Konsumen

Penanaman dalam Sewa Guna Usaha

Tagihan Anjak Piutang

Jumlah Piutang Bersih

Penyisihan Piutang Ragu-ragu

Jumlah Aset

Jumlah Kewajiban

Jumlah Ekuitas

Posisi Devisa Netto(juta US dolar)

Cash & Cash Equivalent

Consumer Financing Receivables

Investments in Financial Leases

Factoring Receivables

Total Net Receivables

Bad Debt Reserves

Total Assets

Total Liabilities

Total Equity

Net Open Position(million US dollar)

2013 2012 2011 201086,576

604,860

3,070,628

1,722

3,677,210

(91,889)

3,770,471

2,667,254

1,103,217

1.14

49,261

696,623

2,726,861

4,337

3,427,821

(70,339)

3,495,190

2,480,452

1,014,734

0.77

29,170

798,681

2,026,764

-

2,825,445

(56,654)

2,859,598

1,920,940

938,658

0.84

22,618

487,145

1,037,957

13,734

1,538,836

(36,789)

1,582,726

645,755

936,971

1.11

2014

Jumlah Pendapatan

Jumlah Beban

Laba Sebelum Pajak

Laba Setelah Pajak

Pendapatan (kerugian) Komprehensif

Laba Komprehensif

Laba per saham dasar

Revenues

Expenses

Net Profit Before Tax

Net Profit After Tax

Comprehensive Gains (losses)

Comprehensive Income

Basic earnings per share

2013 2012 2011 2010627,364

446,200

181,164

135,673

2,181

137,853

82

590,615

390,086

200,529

150,136

3,035

154,171

91

409,574

274,649

13,925

101,100

(6,064)

95,036

70

275,139

194,096

81,043

60,517

1,425

61,942

42

LAPORAN LABA RUGI INCoME STATEMENT2014 601,296

452,871

148,425

110,855

(10,748)

100,107

67

(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)

121,972

571,121

2,856,814

-

3,427,935

(80,675)

3,586,854

2,482,261

1,104,593

(0.69)

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 7

Saham Beredar (juta)

Laba/Saham Dasar (Rp)

Nilai Buku/Saham Dasar (Rp)

Rasio Laba Terhadap Aset

Rasio Laba Terhadap Ekuitas

Rasio Laba Terhadap Pendapatan

Rasio Lancar

Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas

Rasio Kewajiban Terhadap Aset

Pertumbuhan Pembiayaan Baru

Pertumbuhan Pendapatan

Pertumbuhan Aset

Pertumbuhan Ekuitas

Catatan: Seluruh angka pada tabel maupun grafik menggunakan notasi Bahasa Inggris

1. Laba (Rugi) Sebelum Pendapatan (kerugian) komprehensif / Rata-rata Aset

2. Laba (Rugi) Sebelum Pendapatan (kerugian) komprehensif / Rata-rata Ekuitas

3. Laba (Rugi) Sebelum Pendapatan (kerugian) komprehensif / Total Pendapatan

4. Aset jatuh tempo dalam 1 tahun / Hutang jatuh tempo dalam 1 tahun

5. Total Hutang (Pinjaman & Obligasi) / Ekuitas

Note : Numerical notations in all tables and graphs are in English

1. Net Profit (Loss) Before Comprehensive Gains (Losses) / Average Assets

2. Net Profit (Loss) Before Comprehensive Gains (Losses) / Average Equity

3. Net Profit (Loss) Before Comprehensive Gains (Losses) / Total Revenues

4. Asset due in 1 year / Loan due in 1 year

5. Total Debt (Loans & Bonds) / Equity

Share Outstanding (million)

Basic Earning/Share (Rp)

Book Value/Share (Rp)

Return on Assets

Return on Equity

Profit to Revenues Ratio

Current Ratio

Debt to Equity Ratio

Total Liabilities/Total Assets

New Financing Growth

Revenues Growth

Total Assets Growth

Total Equity Growth

2013

2013

2012

2012

2011

2011

2010

2010

1,645

82

670

3.73%

12.81%

21.63%

1.35x

2.34

0.71

-0.65%

6.22%

7.00%

8.72%

1,645

91

617

4.73%

15.37%

25.42%

1.45x

2.35

0.71

-0.45%

44.20%

22.22%

8.11%

1,436

70

658

4.55%

10.78%

24.68%

1.62x

1.96

0.67

92.43%

48.86%

00.60%

0.18%

1,436

42

652

4.10%

6.69%

22.00%

2.52x

0.65

0.41

79.20%

10.64%

15.47%

7.28%

DATA SAHAM STOCK DATA

Rasio-Rasio keuangan FINANCIAL RATIOS

2014

2014 1

2

3

4

5

1

2

3

4

5

1,645

67

671

3.01%

10.04%

18.44%

1.37x

2.16

0.69

-14.70%

-4.16%

-4.87%

0.12%

8

Dalam Juta Rupiah (in Million Rupiah) Dalam Juta Rupiah (in Million Rupiah)

Dalam Juta Rupiah (in Million Rupiah) Dalam Juta Rupiah (in Million Rupiah)

6.2% 7.9% 8.7%9.6%Total Revenue Total Asset Total Revenue

2010 2011 2012 2013 2014

2010 2011 2012 2013 2014

2010 2011 2012 2013 2014

2010 2011 2012 2013 2014

TOTAL PENDAPATAN

LABA BERSIH

TOTAL ASET

EKUITAS

TOTAL REVENUES

NET PROFIT

TOTAL ASSETS

EqUITY

275.

160

.5

1,58

293

6.9

409.

510

1.1

2,85

993

8.7

590.

615

0.1

3,49

51,

014.

7

627.

4

601.

3

135.

7

110.

9

3,77

0

3,58

7

1,10

3.2

1,10

4.6

dalam miliar Rupiah (in billion Rupiah) dalam miliar Rupiah (in billion Rupiah)

dalam miliar Rupiah (in billion Rupiah)dalam miliar Rupiah (in billion Rupiah)

18.3% 0.1%4.2% 4.9%Total EquityTotal AssetsTotal Revenues Net Profit After Tax

3.01%Return on Assets

10.04%Return on Equity

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 9

Ikhtisar SahamStock Highlights

Data perdagangan saham tahunan (2010-2014)di Pasar Reguler Bursa Efek Indonesia

Harga saham per kuartaldibandingkan tahun sebelumnya

Annually traded shares data (2010-2014)in Regular Market of Indonesia Stock Exhange

qurterly share price compared to the previous year

Volume (ribuan lembar)

Nilai (Rp juta)

Harga (Rp) Tertinggi/HighestTerendah/LowestPenutupan/Closing

REMARKS

PERIOD VOLUME (IN SHARES)

quarter

970640780

18,892

15,110

24,546

16,390

247,101

128,125

80,095

25,084

770490710

640370510

450185410

2013

2013

2013

2012 *) 2011 2010KETERANGAN

PERIODE VOLUME (lembar saham)

TRIwULAN

2014

2014

2014

*) Terjadi penyesuaian harga karena pembagian saham bonus dari kapitalisasi agio saham yang dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2012, dengan rasio 500 : 73, jumlah saham beredar sebelumnya sebesar 1.436.122.312 berubah menjadi 1.645.796.054, harga saham sebelum aksi korporasi sebesar Rp. 610 dan sehari sesudah aksi korporasi menjadi sebesar Rp. 540.

Jumlah Saham Tercatat di Bursa Efek Indonesia per 31 Des 2014: 1.645.796.054 lembarNilai kapitalisasi saham Perseroan per 31 Des 2014: Rp. 3.085.867.601.250

*) Price adjustment due to distribution of bonus shares from capitalisation of share premium account which was held on June 7, 2012, with a ratio of 500 : 73, number of shares outstanding before corporate action 1.436.122,312 shares and changes to 1,645,796,054 shares after bonus share, stock prices before bonus share distribution Rp. 610 and a day after corporate action change to Rp. 540.

Number of Listed Shares at the Indonesia Stock Exchange as ofDec 31, 2014: 1,645,796,054 sharesThe Company’s capitalization value shares as of Dec 31, 2014:Rp. 3,085,867,601,250

PenutupanClosing

TertinggiHighest

TertinggiHighest

TerendahLowest

TerendahLowest

PenutupanClosing

1st

2nd

3rd

4th

3,387,000

2,124,000

236,000

13,145,000

870

970

890

920

650

640

850

780

700

900

890

780

2,500750

1,875

4,687

4,688

1,150

920

1,980

1,875

750

800

905

1,875

1,150

1,150

2,000

2,500

2,501,800

910,400

1,272,200

3,000

Volume (thousand shares)

Value (in million Rp)

Price (Rp)

10

Pencatatan Saham Perseroandi Bursa Efek IndonesiaCompany‘s Shares Listing at the Indonesia Stock Exchange

No KETERANGANJumlAh SAhAm

(lEmbAR)ToTal ShareS

TANGGAl PENcATATANliSTing DaTe

remarkS

1 Penawaran Umum Perdana 2,500,000 07 May 1990 initial Public offering

2 Pencatatan Saham Pendiri 12,500,000 16 Jan 1991 Company listing

3 Saham Bonus(dari kapitalisasi agio saham) 12,000,000 30 Nov 1993

Bonus Shares(from capitalisation of share

premium account)

4 Penawaran Umum Terbatas 18,000,000 31 May 1994 right issue

5 Saham Bonus(dari kapitalisasi agio saham) 45,000,000 20 June 1995

Bonus Shares(from capitalisation of share

premium account)

6 Pemecahan Nilai Nominal Saham 90,000,000 26 July 1999 Stock Split

7

Pencatatan Saham TambahanTanpa Hak Memesan EfekTerlebih Dulu (dari Konversi Hutang ke Ekuitas)

270,000,000 05 Feb 2004additional listing without

Pre-emptive rights(from Debt to equity Conversion)

8 Konversi Waran Seri 02 1,384,500 25 Feb 2005 Warrant ii Conversion

9 Konversi Waran Seri 02 100,000 11 May 2005 Warrant ii Conversion

10 Konversi Waran Seri 02 47,866,747 21 Nov 2005 Warrant ii Conversion

11 Pemecahan Nilai Nominal Saham 499,351,247 05 Oct 2006 Stock Split

12Penyesuaian Waran karenapemecahan nilai nominalsaham

14,934,467 05 Oct 2006 Warrant adjustmentas the result of stock split

13 Saham Bonus(dari kapitalisasi agio saham) 399,480,997 28 May 2007

Bonus Shares(from capitalisation of share

premium account)

14Penyesuaian Warankarena pembagian saham bonus

11,947,573 28 May 2007 Warrant adjustmentdue to distribution of bonus shares

15 Konversi Waran Seri 02 32,766,983 30 June 2008 Warrant ii Conversion

16 Konversi Waran Seri 02 5,171,838 30 Dec 2008 Warrant ii Conversion

17 Saham Bonus(dari kapitalisasi agio saham) 209,673,742 24 May 2012

Bonus Shares(from capitalisation of share

premium account

Jumlah Saham Beredar(31 Des 2014) 1,645,796,054 outstanding Shares

(December 31, 2014)

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 11

Pergerakan Saham BBLD Tahun 2013-2014BBLD Share Movements in 2013-2014

Sepanjang tahun 2014, harga saham PT Buana Finance Tbk (kode emiten: BBLD) bergerak pada kisaran harga terendah sebesar Rp750 dan tertinggi sebesar Rp2.500. Jumlah saham yang diperdagangkan rata-rata sebanyak 390.617 transaksi per bulan selama tahun 2014.

Jumlah transaksi saham BBLD relatif sedikit dibandingkan saham perusahaan lain karena jumlah saham BBLD yang mengambang hanya sebanyak 400 juta saham dan sebagian besar investor atau pemegang saham BBLD lebih berorientasi pada investasi jangka panjang.

Throughout 2014, the stock prices of PT Buana Finance Tbk (issuer code: BBLD) were moving in the range between lowest price at Rp750 and highest price at Rp2,500. The average monthly shares traded was 390,617 transactions during 2014.

The transactions volume of BBLD shares is relatively small compared with the shares of other companies as the number of floating BBLD stock is only of 400 million shares and the majority investors of BBLD are more oriented towards long-term investment.

Pergerakan Saham Perseroan Tahun 2014Company Share Movement in 2014

Jan/Jan

Feb/Feb

Mar/Mar

Apr/Apr

Mei/May

Jun/Jun

Jul/Jul

Agt/Aug

Sep/Sep

Okt/oct

Nop/Nov

Des/Dec

BUlAN /

monTh

860

930

1,150

1,150

1,150

1,150

1,675

2,000

0

0

0

2,500

TERTiNggi

higheST

RP

750

860

930

1,000

1,000

800

905

1,575

0

0

0

1,875

TERENDAH

loWeST

RP

860

930

1,150

1,050

1,150

920

1,575

1,980

1,980

1,980

1,980

1,875

HARgA

PENUTUPAN

CloSing PriCe

RP

60,400

461,900

1,979,500

584,400

313,800

12,200

1,270,800

1,400

0

0

0

3,000

JUMlAH lEMBAR

SAHAM

ToTal Volume

50,850,000

404,982,500

1,920,442,000

639,750,000

314,203,500

12,493,000

1,337,433,000

2,706,500

0

0

0

5,750,000

NilAi TRANSAKSi

TranSaCTion

Value

RP

16

61

87

15

20

32

66

8

0

0

0

15

FREKUENSi

FrequenCy

X

1,415,384,606,440

1,530,590,330,220

1,892,665,462,100

1,728,085,856,700

1,892,665,462,100

1,514,132,369,680

2,592,128,785,050

3,258,676,186,920

3,258,676,186,920

3,258,676,186,920

3,258,676,186,920

3,085,867,601,250

KAPiTAliSASi PASAR

markeT

CaPiTalizaTion

RP

425

425

423

426

434

442

435

441

441

441

442

442

JUMlAH PEMEgANg

SAHAM

numBer oF

ShareholDer

 -­‐        

 500    

 1,000    

 1,500    

 2,000    

 2,500    

 3,000    

 -­‐        

 500    

 1,000    

 1,500    

 2,000    

 2,500    

 3,000    

 3,500    

 4,000    

 4,500    

Jan-­‐13  

Feb-­‐13  

Mar-­‐13  

Apr-­‐13  

May-­‐13  

Jun-­‐13  

Jul-­‐13  

Aug-­‐13  

Sep-­‐13  

Oct-­‐13  

Nov-­‐13  

Dec-­‐13  

Jan-­‐14  

Feb-­‐14  

Mar-­‐14  

Apr-­‐14  

May-­‐14  

Jun-­‐14  

Jul-­‐14  

Aug-­‐14  

Sep-­‐14  

Oct-­‐14  

Nov-­‐14  

Dec-­‐14  

Jumlah  Saham  yang  Diperdagangkan  (Ribuan  Saham)  /  TransacKon  Volume  (Thousand  Shares)  

Harga  Saham  /  Share  Price  (Rp)  

12

Struktur Modal dan Pembagian DividenCapital Structure and Dividend Distribution

KETERANGAN 2014 2013 2012 2011 2010 DeSCriPTion

modal Saham authorized Capital

Jumlah Saham 4,800,000,000 4,800,000,000 4,800,000,000 4,800,000,000 4,800,000,000 number of Shares

Jumlah Nominal (Rp ribuan) 1,200,000,000 1,200,000,000 1,200,000,000 1,200,000,000 1,200,000,000

Total nominal (rp thousand)

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

issued and Fully-Paid Capital

Jumlah Saham 1,645,796,054 1,645,796,054 1,645,796,054 1,436,122,312 1,436,122,312 number of Shares

Jumlah Nominal (Rp ribuan) 411,449,014 411,449,014 411,449,014 359,030,578 359,030,578

Total nominal (rp thousand)

Saham Belum diterbitkan unauthorized Capital

Jumlah Saham 3,154,203,946 3,154,203,946 3,154,203,946 3,363,877,688 3,363,877,688 number of Shares

Jumlah Nominal (Rp ribuan) 788,550,986 788,550,986 788,550,986 840,969,422 840,969,422

Total nominal (rp thousand)

Pembagian Dividen Dividend Distribution

Atas laba Bersih tahun Sebelumnya (Rp milyar) 98,747,763,240 98,747,763,240 71,806,115,600 92,536,283,919 -

on net income of Previous year

(rp billion)

laba Bersih per Saham Dasar (Rp) 67 82 91 70 42

earnings per Share Basic (rp)

Persentase Dividen Tunai Terhadap laba Bersih Tahun sebelumnya 89.6% 73.2% 55.0% 50.0% 0.0%

Percentage of Cash Dividend to Previous

year

Tanggal RUPS 21 May 2014 28 May 2013 25 May 2012 28 April 2011 12 May 2010 gmS Date

Tanggal Pembayaran Dividen Tunai 2 July 2014 8 July 2013 7 June 2012 9 June 2011 -

Cash Dividend Distribution Date

Efek Utang yang diterbitkan Perseroan dan Kronologis Pencatatannya

Pada tanggal 14 November 2013, Perseroan menerbitkan Medium Term Notes (MTN) I Buana Finance sebesar Rp. 150 miliar dengan jangka waktu 370 hari yang ditawarkan dengan cara penawaran terbatas (private placement) .Dana hasil penerbitan MTN I digunakan oleh Perseroan sebagai modal kerja dalam rangka mendukung pencapaian target pembiayaan Perseroan di tahun 2013.

Penerbitan atas Medium Term Notes (MTN) I Buana Finance dibantu oleh beberapa lembaga dan profesi penunjang, antara lain sebagai berikut :

• Agen Pemantau dan Agen JaminanPT Bank Rakyat Indonesia, Tbk

• Agen PembayaranPT Kustodian Sentral Efek Indonesia

• NotarisKantor Notaris Nova Faisal, SH

• Konsultan HukumHKGM & Partners

• Pelaksana Emisi Efek PT Indo Premier Securities

Perseroan telah melakukan pelunasan (MTN) I Buana Finance pada tanggal 19 November 2014.

Debt Securities Issuance and The Chronological Listing

In 14 November 2013, the Company issued Medium Term Notes (MTN) I Buana Finance, in amount of IDR 150 billion with period 370 days and offered as private placement.The proceed of MTN I was used by the Company as working capital in order to support the Company‘s financing target in 2013.

The issuance of MTN I Buana Finance were assistedby following capital market supporting institutions and professions :

• Monitoring and Security AgentPT Bank Rakyat Indonesia, Tbk

• Payment AgentIndonesian Center Securities Depository

• NotaryNotary Office Nova Faisal, SH

• Legal ConsultantHKGM & Partners

• ArrangerPT Indo Premier Securities

The Company had fully repaid Buana Finance MTN I upon maturity on 19 November 2014.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 13

Struktur Pemegang Saham Perseroan per 31 Desember 2014The Shareholders Structure of the Company as of December 31, 2014

Pemegang Saham Pengendali

Struktur pemegang saham PT Sari Dasa Karsa selakupemegang saham utama Perseroan per 31 Desember 2014adalah sebagai berikut :

The Controlling Shareholders

The shareholding structure of PT Sari Dasa Karsa as themajority shareholder of the Company as of December 31,2014 is as follows:

NO. PEmEGANG SAhAmShareholDerS

JumlAh SAhAm (lEmbAR)ShareS

KEPEmiliKAN (%)oWnerShiP (%)

1 PT Sari Dasa Karsa 1,112,584,069 67.60

2 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk 133,281,585 8.10

3 Masyarakat (masing-masing tidak melebihi 5%)Public (individually less than 5%) 399,930,400 24.30

Total 1,645,796,054 100.00

No. PEmEGANG SAhAmShareholDerS

JumlAh SAhAm (lEmbAR)ShareS

KEPEmiliKAN (%)oWnerShiP (%)

1 Karman Tandanu 60,138 25.70

2 liana Setiawati Mulyono 45,740 19.55

3 Sri Muljati Suwito 39,560 16.90

4 Hendra Suryadi 35,100 15.00

5 Siang Hadi Widjaja 32,760 14.00

6 lukito Winarto 12,278 5.25

7 Sastro Wijatno 8,424 3.60

Total 234,000 100.00

PT Sari Dasa Karsa

67.60%

24.30%

8.10%

Masyarakat (Public)

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk

14

Laporan Dewan KomisarisMessage from Board of Commissioners

Karman tandanuCorneiles tedjo endriyartotjan soen engKomisaris Utama

President CommissionerKomisaris Independen

Independent CommissionerKomisaris

Commissioner

PARA PEMEGANG SAHAM YANG TERHORMAT,

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, di tengah

gejolak ekonomi dan politik Indonesia selama tahun 2014,

Perseroan tetap dapat menunjukkan kemampuannya

mengambil peluang yang timbul di tengah tantangan

pertumbuhan ekonomi yang minim. Secara global,

selama tahun 2014 pertumbuhan ekonomi dunia tidaklah

setinggi yang diharapkan sebelumnya. Dibandingkan

tahun 2013, pertumbuhan ekonomi dunia selama tahun

2014 hanya terpaut 0,1% yaitu dari 2,5 % menjadi 2,6%.

Bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi sejak

tahun 2009, pertumbuhan tahun ini dapat dikatakan

tidaklah buruk, akan tetapi belum cukup baik untuk

mengatakan telah terjadi perbaikan ekonomi secara global.

dear shareholders,

Praise to the Lord, the Almighty, in the midst of economic

and political turmoil in Indonesia in 2014, the Company

managed to show its ability to seize opportunities that

arose amid challenges posed by dismal economic

growth. In general, global economic growth in 2014 was

not as high as previously expected. Compared to that of

2013, the rate of global economic growth only improved

by 0.1% from 2.5% to 2.6%. Judged against the rate of

economic growth since 2009, this year‘s growth was

arguably quite decent, even though not strong enough to

justify that a global economic recovery had taken place.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 15

Dari data pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur

dan Pasifik, tampak jelas bahwa kawasan Asia Timur dan

Pasifik menjadi kawasan dengan pertumbuhan ekonomi

tertinggi di dunia. Pertumbuhan ekonomi rata-rata dalam

kawasan adalah sebesar 6,4%, dengan Tiongkok tetap

sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi

yaitu sebesar 7,4% dengan sedikit penurunan dari 7,7% di

tahun 2013. Walaupun penurunan pertumbuhan Tiongkok

hanya 0,3%, akan tetapi karena besarnya transaksi

perdagangannya dan ketergantungan pasar dunia, maka

nilai sebesar itu tetaplah sangat mempengaruhi penurunan

pertumbuhan ekonomi dalam kawasan (dan dunia).

Dengan faktor pertumbuhan ekonomi global yang sangat

minim, penurunan ekonomi Tiongkok serta ditambah lagi

faktor penurunan harga minyak dunia dan komoditas,

kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun

2014 dapat dikatakan tidaklah terlalu buruk. Walaupun

pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di bawah target

pemerintah sebesar 5,5%, pencapaian pertumbuhan

5,2 % tetap patut disyukuri. Dengan pertumbuhan ekonomi

yang 5,2 % Indonesia menempatkan diri pada urutan atas

pertumbuhan ekonomi dunia, dan berada di atas rata-rata

pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang (4,4%).

Kondisi perkembangan ekonomi Indonesia ini, menurut

data dari Badan Pusat Statistik utamanya dipengaruhi

oleh pertumbuhan industri pengolahan dilanjutkan dengan

sektor perdagangan dan pertanian. Sedangkan sektor

infrastruktur walaupun memiliki pengaruh di bawah

ketiga jenis industri di atas, tetap memiliki pertumbuhan

yang cukup baik yaitu sebesar 6,97% atau lebih tinggi dari

pertumbuhan tahun 2013 sebesar 6,11%. Pertumbuhan

ini disebabkan oleh gencarnya pembangunan hotel,

pelabuhan dan jalan di seluruh wilayah Indonesia.

Sedangkan sektor pertambangan hingga tahun 2014

tampaknya masih dalam fase perlambatan akibat dari

implementasi Undang-Undang No. 4 tahun 2009 tentang

Mineral Tambang dan Batubara. Pada tahun 2014 ini

pertumbuhan sektor pertambangan hanya 0,55% atau

lebih rendah dari pertumbuhan tahun 2013 sebesar 1,74%.

Dampak dari berbagai gejolak dan tantangan semua ini

tentu secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi

kondisi industri pembiayaan, dimana menjadi fokus

utama usaha Perseroan. Pada tahun 2014 ini, pencapaian

realisasi pembiayaan Perseroan masih dibawah

target yang ditentukan yaitu mencapai 74,33% dari

Economic growth data in East Asia and Pacific region

clearly showed that East Asia and Pacific region ranked

highest in the world in terms of regional economic growth.

The average economic growth in the region stood at 6.4%,

with China consistently registered the highest economic

growth of 7.4%, though at a slower pace from 7.7% in 2013.

Although the decline in China‘s growth was merely 0.3%,

but given its huge trades volume and influence over global

market, such a slight decrease dealt a considerable blow to

weaken the economic growth in the region (and the world).

Considering a dismal growth in the global economy,

slowing growth in China‘s economy, coupled with the

decline in global prices of oil and commodities, Indonesia‘s

economic performance in 2014 actually was not really bad.

Although Indonesia‘s economic growth was still below the

government‘s target rate of 5.5%, growth of 5.2% was still

something to be grateful for. With an economic growth of

5.2%, Indonesia globally ranked among the top in terms

of economic growth, and was performing better than the

average economic growth of developing countries (4.4%).

According to the data from the Central Statistics Agency

(BPS), the condition of Indonesia‘s economic progress

was mainly influenced by the growth of processing

industry, followed by trade and agriculture sectors.

Despite having a lower impact than the three industries

mentioned before, the infrastructure sector also showed

quite a good performance, recording a 6.97% of growth or

higher than 6.11% in 2013. This growth was attributable

to the buzzling development of hotels, ports and roads

throughout Indonesia. On the other hand, throughout 2014,

the mining sector still showed a period of slow growth as

a result of the implementation of Law No. 4 of 2009 on

Mineral and Coal Mining. In 2014, the mining sector barely

grew by 0.55% or lower than the growth in 2013 of 1.74%.

Ultimately, such volatile and challenging situation, would

directly and indirectly take a toll on the state of the financing

industry, which was the main focus of the Company’s

business. In 2014, the realization of the Company’s

financing disbursement was still short of target, achieving

only 74.33% of the target (Rp 3 trillion), or valued at

16

target pembiayaan (Rp 3 trilyun) atau tercatat sebesar

Rp 2,23 trilyun. Penurunan ini berdampak langsung pada

kinerja pendapatan bersih setelah pajak Perseroan yang

menurun sebesar 18,3% dari sebesar Rp 135,67 milyar

pada tahun 2013 menjadi Rp 110,85 milyar di tahun 2014.

Akan tetapi, di tengah tekanan faktor eksternal yang

sangat tinggi, secara internal Perseroan tetap dapat

mempertahankan efektifitas dan efisiensi pengelolaan

manajemen Perseroan termasuk didalamnya

pengelolaan manajemen risiko yang semakin hari

semakin handal. Hal ini terlihat dengan penurunan

temuan internal audit yang berpotensi merugikan

keuangan Perseroan serta berkurangnya permasalahan

mengenai prinsip pengenalan nasabah yang terjadi

dalam proses pemberian fasilitas pembiayaan.

Pada tahun 2014, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah

mengeluarkan beberapa peraturan baru termasuk

diantaranya adalah Peraturan OJK No. 29 dan 30

tahun 2014. Peraturan OJK No. 29 mengatur tentang

Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan,

sedangkan Peraturan OJK No. 30 mengatur tentang

Tata Kelola Perusahaan yang Baik. Dengan aturan baru

ini, Perseroan dituntut untuk lebih berhati-hati dalam

pemberian fasilitas pembiayaan karena kini perusahaan

pembiayaan hampir menyerupai perbankan dalam

mengklasifikasi tingkat kolektabilitas, pencadangan

piutang, batas maksimum pemberian kredit, dan lain-

lain. Walaupun peraturan baru ini dalam jangka pendek

mungkin akan membuat Perseroan mengurangi

ekspansi bisnis, kami yakin dan percaya secara jangka

panjang akan memberikan lingkungan industri yang

lebih sehat dan pada akhirnya Perseroan akan lebih

meningkatkan lagi kualitas tata kelola perusahaan.

Selain itu, pada bulan Desember OJK juga mengeluarkan

Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi

dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik.

Dalam peraturan ini, OJK secara rinci mengatur tentang

penerapan tata kelola Perseroan yang baik, dan sebagai

perusahaan publik yang berkomitmen untuk menjaga

kualitas pengelolaan perusahaan, maka Dewan Komisaris

beserta Dewan Direksi Buana Finance berkomitmen

untuk menaati dan melaksanakan aturan tersebut.

Sejalan dengan komitmen Perseroan untuk menjaga tata

kelola perusahaan yang baik, Dewan Komisaris senantiasa

Rp 2.23 trillion. The decrease in financing disbursement

had a direct impact on the performance of the Company‘s

net income after tax which decreased by 18.3% from

Rp 135.67 billion in 2013 to Rp 110.85 billion in 2014.

Nevertheless, amid the strong pressure from external

factors, the Company still internally managed to maintain

its effectiveness and efficiency in managing the Company‘s

operations, taking into consideration its risk management

practices that became progressively more reliable. It

was evident by the decrease in the internal audit findings

with identified potential for material financial losses, and

the decrease in the number of violations concerning the

implementation of “know you customers” principles, which

might occur in the process of extending credit facility.

In 2014, the Financial Services Authority (FSA) had issued

several new regulations including the FSA Regulation No.

29 and 30 of 2014. The FSA Regulation No. 29 stipulated

the Conduct of Business Affairs of Finance Companies,

while the FSA Regulation No. 30 stipulated Good Corporate

Governance. Bound by the newly applied regulations,

the Company is required to be more prudent in granting

credit facilities, because financing companies now

commence using a similar regulation requirements for

banks in classification of collectibility level, computation

of allowance for doubtful accounts reserve, maximum

threshold for credit limit, etc. Although in the short term,

these new regulations might sway the Company to

reduce the pace of its business expansion, we are certain

and hopeful that in the long term, these regulations will

render healthier industry environment and will eventually

lead the Company to a better implementation of good

corporate governance. In addition, in December the FSA

also issued FSA Regulation No. 33 /POJK.04/2014 on

the Board of Directors and the Board of Commissioners

of Public Listed Company. In this rule, FSA regulated the

adoption of good corporate governance, hence, being a

public company that is committed to ensuring the quality

of the Company’s governance, the Board of Commissioners

and Directors of Buana Finance are committed to

comply with and implement the aforementioned rules.

In line with the Company‘s commitment to maintain good

corporate governance, the Board of Commissioners

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 17

berkonsultasi dengan Komite Audit untuk memastikan

bahwa Perseroan telah (i) memiliki struktur organisasi,

kebijakan, sistem dan prosedur yang memadai, khususnya

yang terkait dengan kerangka pengendalian risiko usaha

yang komprehensif; serta (ii) secara konsisten menjaga

terbentuknya budaya kerja yang berdasarkan integritas

tinggi di antara para pemangku jabatan, termasuk

seluruh karyawan Perseroan. Menilai laporan yang

diberikan oleh Komite Audit, Dewan Komisaris menilai

bahwa pemenuhan kualitas tata kelola perusahaan

oleh Direksi dan Manajemen Perseroan telah berjalan

cukup baik, tanpa mengabaikan kepentingan untuk

terus melakukan upaya perbaikan di masa depan.

Memasuki tahun 2015, kami yakin bahwa optimisme

pelaku usaha semakin lama akan semakin membesar.

Optimisme tersebut tentu sangat beralasan karena dengan

pemerintahan baru dibawah pimpinan Bapak Joko Widodo,

pemerintah berkomitmen untuk membenahi kebijakan-

kebijakan perekonomian untuk menciptakan kondisi

perekonomian yang lebih baik dibandingkan dengan tahun

2014. Dalam APBN-P tahun 2015, pemerintah baru telah

menetapkan beberapa sektor prioritas pembangunan yaitu

pertanian, maritim dan infrastruktur serta mendorong

percepatan investasi pada sektor-sektor unggulan

tersebut. Untuk mendukung kebijakan itu, pemerintah

telah membenahi kebijakan subsidi BBM. Dengan cara

baru subisidi BBM dapat turun menjadi hanya sekitar

Rp 82 trilyun dari sebelumnya yang sebesar Rp 276 trilyun

(angka subsidi Rp 82 trilyun termasuk carry over dari tahun

2014 sebesar Rp 25 trilyun). Penurunan pengeluaran untuk

subsidi BBM ini yang akan dipergunakan untuk membiayai

investasi pada sektor sektor unggulan. Optimisme

perbaikan ini juga terlihat dari prediksi Bank Indonesia

yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia

akan tumbuh sekitar 5,4% hingga 5,8% atau lebih tinggi

dari pertumbuhan ekonomi tahun 2014 sebesar 5,02%.

Selain itu, optimisme Bank Indonesia juga tercermin

dari kebijakan BI yang dengan percaya diri menurunkan

tingkat suku bunga BI rate menjadi sebesar 7,5%.

Dengan optimisme tersebut maka Dewan Komisaris

yakin atas prospek masa depan pertumbuhan industri

pembiayaan. Dengan mempertimbangkan kapasitas

Perseroan yang didukung oleh permodalan yang sangat

kuat, kualitas sumber daya manusia yang handal,

regularly consulted with the Audit Committee to ensure

that the Company had (i) established an organizational

structure, policies, systems and procedures that were

adequate, particularly with regard to the framework of

a comprehensive business risk management; and (ii)

consistently maintained work culture based on high integrity

among all the Company’s officers and employees. Based on

the report submitted by the Audit Committee, the Board

of Commissioners considered that the Board of Directors

and Management of the Company had satisfactorily

fulfilled the quality of corporate governance, without

disregard for the need to continually improve in the future.

At the onset of 2015, we believe that the optimism of

business players will escalate gradually. Such optimism is

built on the ground that under the new government led by

Mr. Joko Widodo, the government is committed to uphaul

economic policies and stimulate better economic conditions

than 2014. In the 2015 state budget (APBN-P), the new

government has set some priority sectors of development,

namely agriculture, maritime and infrastructure and

pushed for accelerated investment in those leading

sectors. To support this policy, the government already

fixed the fuel subsidy policy. Under the new policy, fuel

subsidy could be reduced to only around Rp 82 trillion from

Rp 276 trillion in the previous year (the figure of

Rp 82 trillion includes carry-over from the 2014’s

Rp 25 trillion). Savings on the Government’s expenses on

fuel subsidies, will be used by the government to expand

its investments in those leading sectors. Optimism on

the improvement is also evident in the prediction of Bank

Indonesia, stating that Indonesia‘s economic growth will grow

by around 5.4% to 5.8% or higher than the economic growth

in 2014 of 5.02%. In addition, Bank Indonesia also reflects

its optimism by confidently reducing the BI rate to 7.5%.

Fueled with such optimism, the Board of Commissioners

is confident with the prospect of the finance industry’s

growth. Taking into account the capacity of the Company

which is supported by a very strong capital base, reliable

human resources, extensive marketing network coverage

18

Karman tandanu

Corneiles tedjo endriyarto tjan soen eng

Komisaris UtamaPresident Commissioner

Komisaris IndependenIndependent Commissioner

Komisaris Commissioner

jangkauan jaringan pemasaran dan nasabah yang luas

serta dalamnya pengalaman industri yang telah teruji,

Dewan Komisaris berpendapat bahwa tahun 2015

merupakan saat bagi Perseroan untuk berani

menangkap peluang baru, berinovasi dan kreatif

untuk mengembangkan usaha dengan tetap

memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian.

Akhirnya, Dewan Komisaris dengan penuh hormat

menghaturkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada seluruh pemangku kepentingan Perseroan atas

segala kepercayaan, dukungan, dan kerjasama yang telah

berjalan dengan baik selama ini, sehingga Buana Finance

tetap pada jalur yang tepat untuk mempertahankan

diri sebagai perusahaan pembiayaan yang terpercaya

di Indonesia. Kemampuan dan konsistensi Perseroan

untuk menjadi perusahaan penyedia jasa keuangan

pilihan selama lebih dari tiga dasawarsa ini, tentu tidak

terlepas dari dedikasi dan prestasi yang merupakan

sumbangsih dari Dewan Direksi, Manajamen dan

seluruh karyawan Perseroan yang juga patut diapresiasi.

Dengan selalu memohon rahmat dan pertolongan Tuhan

Yang Maha Esa, serta kerja sama yang lebih erat dengan

semua pemangku kepentingan, maka kami yakin Buana

Finance di waktu yang akan datang akan terus mencapai

prestasi-prestasi baru dan secara aktif berperan serta

dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia.

and strong customer basis, and coupled with long

experience in the industry, the Board of Commissioners

believes that 2015 is the right moment for the Company to

seize new opportunities, innovate and creatively develop

its business while still considering prudent principles.

Finally, the Board of Commissioners would like to express

gratitude profusely to all stakeholders for the trust,

support, and cooperation that have been going well so far,

so that Buana Finance could remain on track to maintain

its position as a reputable finance company in Indonesia.

The fact that the Company is able to consistently maintain

its position as the preferred financial services provider for

more than three decades, cannot be separated from the

dedication and performance of the Company’s Board of

Directors, Management and employees which must also

be appreciated.

By counting on blessing and guidance from God, and

with solid collaboration with all stakeholders, we are

confident that Buana Finance will continue to thrive

and reach new achievements, as well as actively

participate in driving the growth of Indonesia’s economy.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 19

Laporan Dewan DireksiMessage from Board of Directors

PARA PEMANGKU KEPENTINGAN YANG TERHORMAT,

Pertama-tama sudah layak dan sepantasnya kita

memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha

Esa atas segala rahmat dan perlindunganNya sehingga

Perseroan dapat terus menyambut peluang dan melalui

beragam tantangan yang dihadapi sepanjang tahun 2014.

Sebagaimana disadur dari laporan riset Bank Dunia,

pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2014 sebesar

2,6% ternyata hanya terpaut tipis dari pertumbuhan yang

rendah di tahun 2013 sebesar 2,5%, sehingga praktis

telah mengecewakan ekspektasi pasar sebelumnya

akan adanya pemulihan ekonomi global yang signifikan.

Secara praktis dapat digambarkan bahwa pemulihan

ekonomi yang meyakinkan hanya terlihat di segelintir

negara maju yang salah satunya adalah Amerika Serikat

(dengan pertumbuhan tahunan 3%), sementara negara-

dear staKeholders,

First and foremost, let us give praise to God Almighty for

all the blessings and protection so that the Company was

able to continue to seize opportunities and overcome the

challenges faced throughout 2014. As reported in research

publication of World Bank, global economic growth in 2014

was 2.6%, merely a slight increase from 2.5% in 2013 that

it had practically failed preceding market expectation that

there would be a significant global economic recovery.

It could be portrayed that convincing economic recovery

was only seen in a handful developed countries, one of

which was the United States of America (with annual

growth of 3%), while the European Union countries were

still overshadowed by the prospect of economic recession

and deflation. In Asia, China seemed to focus more on

consolidating its effort in rearranging its domestic problems

antony muljantoherman lesmanasoetadi liminDirekturDirector

DirekturDirector

Direktur UtamaPresident Director

20

negara kawasan Uni Eropa kembali dihantui oleh prospek

resesi ekonomi dan deflasi. Di kawasan Asia sendiri,

Negara Tiongkok terlihat lebih fokus untuk melakukan

konsolidasi menata ulang permasalahan domestik

sehingga pertumbuhan ekonominya diperkirakan hanya

mencapai 7% di tahun 2014, yang walaupun sebenarnya

tetap relatif cukup tinggi namun terlihat kembali melambat

dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 7,3% dan berada

di bawah target pemerintah sebesar 7,5%. Sementara

itu, banyak negara berkembang juga dihadapkan

pada dilema perlambatan ekonomi yang dipicu oleh

penurunan harga komoditas dan ketidakpastian politik.

Melimpahnya pasokan akibat peningkatan kapasitas

produksi, melemahnya permintaan di tengah prospek

pertumbuhan ekonomi dunia yang mengecewakan, serta

menguatnya mata uang Dollar Amerika Serikat secara

global, telah kembali mendorong penurunan harga

komoditas secara meluas di sepanjang paruh kedua

tahun 2014. Perbedaan fenomena kali ini dengan tahun

2013 adalah terjadinya penurunan harga minyak mentah

dunia yang sangat signifikan, di mana sebagai ilustrasi

harga rata-rata di bulan Desember 2014 telah mencapai

USD 60,7/barel, atau tergerus sekitar 42% dibandingkan

harga rata-rata sepanjang tahun 2013. Trend ini sekaligus

mengakhiri anomali harga minyak tinggi yang relative

stabil selama periode 4 tahun terakhir. Sejalan dengan

ambruknya harga minyak dunia, harga rata-rata karet dan

bijih besi di bulan Desember telah tergerus sekitar 43%

dan 50% dibandingkan harga rata-rata sepanjang tahun

2013. Pergerakan harga komoditas unggulan Indonesia

lainnya terlihat cukup variatif, di mana untuk komoditas

batu bara, minyak kelapa sawit dan tembaga masih

melanjutkan trend pelemahan dari tahun sebelumnya

sebesar 26%, 20% dan 12%. Hanya segelintir komoditas

seperti nikel dan pulp kayu yang masih menunjukkan

anomali penguatan harga, masing-masing di kisaran 6%.

so that its economic growth was estimated to barely

reach 7% in 2014, despite the fact that it was considered

relatively high, but it seemed to be slowing down compared

to the previous year’s growth of 7.3% and was below

government’s target of 7.5%. Meanwhile, many developing

countries were also faced with the dilemma of economic

slowdown triggered by the decline in commodity prices and

political uncertainty. Abundant supply due to the increase in

production capacity, weak demand amid unfavorable global

economic growth prospects, and the global strengthening

of US Dollar, had again forced the widespread decline in

commodity prices during the second half of 2014. The

difference in this year’s phenomenon compared to that in

2013 was the significant decline in crude oil prices, whereby

as an illustration, average crude oil price in December 2014

reached USD 60.7/barrel, or plunged by approximately 42%

compared to average crude oil price throughout 2013. The

trend abruptly ended the anomaly in high oil prices which

were relatively stable over a period of 4 years. In line with

the collapse of world oil price, the average price of rubber

and iron ore in December had also declined by 43% and 50%

respectively compared to the average prices during 2013.

Other Indonesia’s main commodities’ price movement were

varied, whereby coal, palm oil and copper prices were still

continuing their decline by 26%, 20% and 12%. Only a handful

of commodities like nickel and wood pulp still managed to

show anomalous price increases, each in the range of 6%.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 21

Indonesia tidaklah luput dari fenomena pelemahan

ekonomi global ini, terutama mengingat bahwa lebih dari

60% dari ekspor barang Indonesia adalah berbasis bahan

baku dan komoditas, sementara di sisi lain ketidakpastian

politik yang dipicu oleh pesta demokrasi di tahun 2014

telah berujung pada pemetaan kekuatan politik baru yang

terlihat rentan, di mana koalisi pemerintah yang dipimpin

oleh presiden terpilih Bapak Joko Widodo ternyata harus

berhadapan dengan koalisi oposisi yang menguasai

mayoritas kursi di parlemen. Berdasarkan data Badan

Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan PDB Indonesia di tahun

2014 secara kumulatif hanya tercatat sebesar 5,02% atau

diklasifikasikan sebagai yang terendah dalam kurun waktu

lima tahun terakhir. Kebijakan pengetatan moneter oleh

Bank Indonesia (BI) yang dimulai pada paruh kedua tahun

2013 diperkirakan juga turut mempunyai andil terhadap

perlambatan ekonomi yang terjadi, menimbang telah

terjadinya perlambatan pertumbuhan kredit perbankan

secara tahunan yang pada akhir tahun hanya tercatat

sebesar 11,6%, dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan

sebesar 22,2% pada tahun sebelumnya. Sayangnya upaya

BI untuk meredam tingkat inflasi tahunan yang tinggi

di tahun 2014 tampaknya kurang berhasil, ditinjau dari

pencapaian akhir sebesar 8,36% yang kembali melampaui

rentang atas target inflasi BI (walaupun sedikit lebih baik

dibandingkan tingkat inflasi tahun 2013 sebesar 8,38%). Hal

ini antara lain dipicu oleh keputusan pemerintah baru yang

pada tanggal 17 November 2014 kembali menaikkan harga

Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp. 2.000 per liter

untuk bensin premium dan solar (setara dengan kenaikan

30,8% dan 36,4%) untuk memangkas beban subsidi di

anggaran belanja negara; di samping juga diakibatkan oleh

adanya penyesuaian tarif tenaga listrik dan kenaikan harga

LPG 12 kg. Di sisi lain keberhasilan BI dalam menjaga

pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika

Serikat dalam rentang volatilitas yang relatif terkendali

pantas diapresiasi, walaupun kurs Rupiah tercatat kembali

ditutup melemah ke level Rp. 12.440 atau terdepresiasi

sekitar 2% dari angka kurs penutupan di tahun 2013

sebesar Rp. 12.189. Hal ini diperkirakan sejalan dengan

peningkatan cadangan devisa yang telah menembus angka

USD 111,9 milyar dan dampak kebijakan BI yang pada bulan

November kembali menaikkan tingkat suku bunga BI rate

sebesar 25 basis poin ke level 7,75% sebagai respons atas

pengumuman pengurangan subsidi BBM oleh pemerintah.

Indonesia was not spared from this global economic

downturn, especially due to to the fact that more than

60% of Indonesian exports had been raw materials and

commodities based, while on the other hand, the political

uncertainty triggered by the 2014 election had led to a

rather vulnerable new constellation of political forces, in

which the coalition government led by the elected President

Mr. Joko Widodo was unsettled by the opposition coalition

that dominated the majority seats in parliament. Based on

the data from the Central Statistics Agency (BPS), Indonesia’s

cumulative GDP growth in 2014 was only recorded at 5.02%,

the lowest growth in the last five years. Tightening monetary

policy by Bank Indonesia (BI) since the second half of

2013 was thought to have contributed to the economic

downturn, considering that there had been a slowdown in

banking annual credit growth, which at the end of the year

only amounted to 11.6%, compared with the growth rate

of 22.2% in the previous year. Unfortunately, BI’s efforts to

curb the spike in annual inflation rate in 2014 appeared to

be less successful, looking at the final figure of 8.36% which

exceeded the upper range of BI’s inflation target (although

slightly better than the inflation rate of 8.38% in 2013). This

was partly triggered by the decision of the new government

on November 17, 2014 to raise the price of fuel oil by Rp. 2,000

per litre for premium gasoline and diesel fuel (equivalent

to a rise of 30.8% and 36.4%) to cut the subsidy that was

burdening the state budget; compounded by the electricity

tariff adjustment and the increase in 12 kg LPG. On the other

hand, BI’s success in keeping the exchange rate fluctuation

of Rupiah against US Dollar under control deserved

some appreciation, although the Rupiah exchange rate in

closing continued to weaken to Rp. 12.440 or depreciated

by approximately 2% from the closing rate in 2013 of

Rp. 12.189. This was in line with the increase in

foreign exchange reserves which had exceeded USD

111.9 billion, coupled with the impact of BI’s policy in

November to raise the level of BI rate further by 25

basis points to 7.75% in response to the government’s

announcement of the reduction of fuel subsidy.

22

Di tengah meningkatnya unsur ketidakpastian pasar

dan politik, data industri perusahaan pembiayaan secara

nasional juga telah menunjukkan trend perlambatan di

mana untuk agregat portfolio pembiayaan konsumen

hanya mencatat pertumbuhan sebesar 10,2% menjadi

Rp. 245,8 triliun, sementara di sektor sewa guna usaha

bahkan telah terjadi kontraksi sebesar 5,5% menjadi

Rp. 111 triliun (dibandingkan pertumbuhan masing-masing

sektor sebesar 16,2% dan 11,7% di tahun 2013). Menyikapi

perkembangan situasi pasar yang dihadapi industri

pembiayaan nasional saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

selaku regulator terlihat menaruh perhatian yang lebih

besar pula untuk memperkuat kualitas pengelolaan internal

perusahaan pembiayaan, yang tercermin dari terbitnya

2 peraturan baru yaitu Peraturan OJK No. 29 tahun 2014

tentang Penyelenggaran Usaha Perusahaan Pembiayaan

dan Peraturan OJK No. 30 tahun 2014 tentang Tata Kelola

Perusahaan Yang Baik. Secara umum terlihat penyelarasan

parameter yang digunakan OJK untuk memonitor

pengelolaan perusahaan pembiayaan dengan mengadopsi

tolak ukur yang digunakan untuk mengatur perusahaan

jasa keuangan perbankan, antara lain terkait klasifikasi

kolektibilitas pembiayaan, perhitungan pencadangan

piutang, batas maksimum pemberian kredit, sertifikasi

jabatan, anggaran wajib untuk pelatihan karyawan, dan

lain-lain. Inisiatif yang digulirkan oleh OJK ini diyakini akan

berdampak positif terhadap tatanan industri perusahaan

pembiayaan secara jangka panjang, kendati pada jangka

pendek diperkirakan akan mendorong pelaku pasar

untuk mengedepankan prinsip kehati-hatian yang pada

umumnya akan cenderung mengerem laju ekspansi bisnis.

In the midst of rising market and political uncertainties,

national multifinance industry data had also shown a

slowing growth trend where aggregate consumer finance

portfolio only grew by 10.2% to Rp. 245.8 trillion, while leasing

sector had shrunk by 5.5% to Rp. 111 trillion (compared

to the growth in 2013, which were 16.2% and 11.7%,

respectively). In response to the current market condition

faced by national multifinance industry, the Financial

Services Authority (FSA) acting as the regulator paid greater

attention to strengthen the quality of internal management

of multifinance companies, as reflected in the publication

of two new regulations, namely OJK Ruling No. 29/

POJK.05/2014 on The Conduct of Business Affair of Finance

Companies and OJK Ruling No. 30/ POJK.05/2014 on Good

Corporate Governance. In general, it seemed that FSA had

aligned the parameters used to monitor the management

of finance companies by adopting the benchmark used on

banking services, among others related to the classification

of financing collectibility, computation of allowance for

provision of accounts receivable reserves, maximum lending

limit, job certification, mandatory budget for trainings,

etc. The initiatives launched by FSA was believed to have

positive impact on multifinance industry structure in the

long term, although in the short term, it was thought to force

the market players to act more prudently which in general

would tend to reduce the growth of business expansion.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 23

Dipengaruhi oleh tekanan kondisi eksternal yang kurang

kondusif di atas, salah satu kebijakan strategis yang

diambil Direksi adalah dengan mengurangi limit wewenang

persetujuan kredit yang diberikan ke komite kredit cabang

dan meningkatkan keterlibatan komite kredit kantor pusat

dan Direksi dalam mengevaluasi proposal pembiayaan

yang dijajaki. Kendati kebijakan pengelolaan resiko ini

diyakini cukup relevan untuk kondisi yang dihadapi,

namun dapat diprediksi sebelumnya bahwa pengetatan

kriteria dan seleksi nasabah dalam proses pemberian

persetujuan kredit akan berdampak pada meningkatnya

persyaratan uang muka dan kondisi lainnya dan bahkan

dalam beberapa kasus berujung pada penolakan aplikasi.

Sebagaimana diperkirakan, nilai pembiayaan baru di tahun

2014 terkoreksi sebesar 14,7% menjadi Rp. 2,23 triliun

dibandingkan tahun sebelumnya, dan secara kontekstual

merupakan realisasi pembiayaan baru terendah Perseroan

sejak tahun 2011. Sebagai ramifikasi dari kondisi ini, tak

dapat dihindari bahwa nilai piutang bersih dari portfolio

sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen Perseroan

mulai menunjukkan tren penurunan sebesar 6,9% dan

4,6% menjadi Rp. 2,79 triliun dan Rp. 562,2 miliar. Di sisi

lain, kombinasi dari strategi pemasaran yang membidik

segmen nasabah dengan resiko kredit yang lebih rendah,

peningkatan pembiayaan dalam valuta asing khususnya

terhadap nasabah berorientasi ekspor serta tekanan biaya

pendanaan yang terkait dengan peningkatan indikator BI

rate (khususnya terkait utilisasi fasilitas pinjaman baru),

telah berdampak pada menyusutnya marjin bunga bersih

dari kisaran 5,77% pada tahun 2013 menjadi sekitar

4,84%. Rasio biaya operasional terhadap total piutang

pembiayaan bersih juga turut meningkat dari kisaran

3,09% menjadi sekitar 3,5%, yang terutama didorong

oleh tekanan biaya gaji karyawan yang antara lain

terkait penyesuaian tingkat inflasi dan upah minimum

regional serta peningkatan jumlah karyawan dari

552 orang menjadi 592 orang, yang terutama terkait

rekrutmen karyawan bagian penagihan di tengah

penundaan ekspansi pembukaan cabang baru. Sebagai

akibatnya, kinerja keuangan Perseroan untuk tahun

2014 ditinjau dari segi pendapatan bersih setelah pajak

sebesar Rp. 110,85 miliar telah menyusut sekitar 18,3%

dibanding hasil tahun lalu sebesar Rp. 135,67 miliar,

dan terpaut sekitar 9% lebih rendah dari hasil yang

dianggarkan untuk tahun ini sebesar Rp. 121,28 miliar.

In response to the pressure of unfavourable external

conditions above, one of the strategic policies taken by the

Directors was to reduce the credit limit approval authority

granted to the branches’ credit committee and to increase

the involvement of the head office’s credit committee and

the Directors in evaluating financing proposals. Despite

such risk management policies believed to be relevant

for the occurring condition, it would seem predictable

that implementation of rigourous customers’ criteria and

selection would result in the increase in downpayments

requirements and other conditions, which in some cases

resulted in the rejection of applications. As predicted, new

financing in 2014 fell by 14.7% to Rp. 2.23 trillion compared

to the previous year, which was contextually the lowest

new financing figure of the Company since 2011. As the

ramification of this condition, it was inevitable that net

receivables of leasing and consumer financing portfolio of

the Company began to show a declining trend by 6.9% and

4.6% to Rp. 2.79 trillion and Rp. 562.2 billion, respectively.

On the other hand, a combination of marketing strategies

that target on customer segments with lower credit risk,

the increase of financing in foreign currencies, particularly

for export-oriented customers as well as the increasing

strain in funding cost associated with the increase in BI

rate indicator (especially those related to the utilization

of new loan facilities), had a negative impact on the net

interest margins, which shrank from the range of 5.77%

in 2013 to about 4.84%. The ratio of operating expenses

against total net receivables also increased from 3.09%

to around 3.5%, which was mainly driven by the increase

in employees’ salaries which among others related to

inflation rate and regional minimum wage adjustments

as well as the increase in the number of employees from

552 people to 592 people, which was mainly related to the

recruitment of employees in the collection department

amidst the momentary freeze in new branch expansion. As

a result, the Company‘s financial performance in 2014 in

terms of net income after tax of Rp. 110.85 billion showed

a decline of about 18.3% compared to previous year’s

result of Rp. 135.67 billion, and approximately 9% lower

than the current year’s budgeted figure of Rp. 121.28 billion.

24

Prospek usaha Perseroan di tahun 2015 akan sangat

dipengaruhi oleh perkembangan kondisi makroekonomi

Indonesia, yang secara umum diperkirakan akan relative

membaik dibandingkan dengan tahun 2014, kendati masih

terdapat beberapa risiko gangguan internal maupun

eksternal yang dapat melemahkan skenario pemulihan

ini. BI dalam siaran persnya di bulan Februari 2015 cukup

optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun

2015 akan tumbuh lebih tinggi dari tahun 2014 dan berada

pada kisaran 5,4 – 5,8%, didorong oleh ekspansi dan

percepatan investasi pemerintah pada beberapa sektor

prioritas yaitu pertanian, maritim dan infrastruktur,

sebagaimana telah disetujui DPR dalam APBN-P 2015.

Peningkatan kapasitas fiskal pemerintah untuk menopang

kegiatan ekonomi produktif dimungkinkan oleh adanya

reformasi kebijakan subsidi energi yang sekaligus

memanfaatkan momentum penurunan harga minyak

dunia yang signifikan. Pada awal bulan Januari 2015,

pemerintah kembali mengumumkan perubahan

kebijakan yang berani terkait dengan harga dan

subsidi BBM, yaitu menghapus subsidi bahan bakar

premium dan menurunkan harga bahan bakar

solar dengan menetapkan subsidi tetap sebesar

Rp. 1.000 per liter. Sebagai ilustrasi, untuk bulan Januari

2015 harga bensin premium turun Rp. 1.000 menjadi

Rp. 7.600 sementara harga solar turun Rp. 250 menjadi

Rp. 7.250. Dengan adanya perubahan fundamental pada

kebijakan pemerintah ini, maka pemerintah secara efektif

akan melakukan penyesuaian penetapan harga BBM

secara bulanan yang dikaitkan dengan mekanisme harga

pasar, sehingga diperkirakan anggaran pemerintah untuk

beban subsidi BBM ini akan dapat turun signifikan dari

kisaran Rp. 276 triliun menjadi Rp. 60 triliun, dan berpotensi

untuk memperkecil defisit anggaran pemerintah ke tingkat

yang lebih sehat di kisaran 2% dari PDB. Di sisi lain,

inisiatif pemerintah untuk memperluas penyelenggaraan

program jaminan sosial di Indonesia melalui pembentukan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dengan

telah difungsikannya BPJS Kesehatan pada awal

tahun 2014, diperkirakan akan memberikan dampak

positif yang cukup signifikan terhadap kesejahteraan

masyarakat, yang selanjutnya dapat mendorong

terjadinya realokasi daya beli masyarakat yang berpotensi

untuk kembali menggairahkan sektor konsumsi.

The Company‘s business prospect in 2015 will be

strongly influenced by the development in Indonesia‘s

macroeconomic condition, which is generally expected to

improve relatively compared to macroeconomic condition

in 2014, although there will still be some risk of internal

and external threats that could weaken the recovery

scenario. In its press release in February 2015, BI was quite

optimistic that Indonesia‘s economic growth in 2015 would

be higher than the growth in 2014, expected in the range

of 5.4 - 5.8%, driven by the expansion and acceleration of

government investments on a few priority sectors, namely

agriculture, maritime and infrastructure, as outlined in the

2015 state budget that had been approved by the House of

Representative. The increase in the government‘s fiscal

capacity to support productive economic activities was

made possible by the reformation of energy subsidy policy

which simultaneously took advantage of the momentum

of the significant decline in global oil prices. In the

beginning of January 2015, the government announced

another bold policy on fuel prices and subsidies, by

completely removing subsidy on premium gasoline

and lowering the price of diesel fuel price by setting a

fixed subsidy of Rp 1,000 per litre. As an illustration, the

price of premium gasoline in January 2015 dropped

by Rp. 1,000 to Rp. 7,600, while the price of diesel fell by

Rp. 250 to Rp. 7,250. Following the fundamental changes

in the government’s policy, the government will effectively

adjust the fuel price on a monthly basis based on market

price mechanism, such that in estimation the government‘s

budget for fuel subsidy can be reduced significantly from

Rp. 276 trillion to Rp. 82 trillion, which would potentially

reduce the government’s budget deficit to a healthier

level in the range of 2% of GDP. On the other hand, the

government’s initiative to expand the implementation

of social security programs in Indonesia through the

establishment of the Social Security Agency (BPJS),

with the execution of BPJS Healthcare Program in the

beginning of 2014, is expected to have positive and

significant impact on the welfare of society, which could

in turn lead to a reallocation of purchasing power, which

potentially will stimulate the consumption sector eventually.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 25

Untuk membalikkan tren pelemahan pertumbuhan

ekonomi yang turut dipicu oleh pengetatan kondisi

moneter di tahun 2014, telah terlihat beberapa inisiatif

kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah baik melalui

OJK dan BI. Pada penghujung bulan September 2014,

OJK menetapkan regulasi pembatasan suku bunga Dana

Pihak Ketiga (DPK) dan insentif yang diberikan kepada

deposan bank-bank besar (buku 4) dan menengah

(buku 3), masing-masing sebesar 200 dan 225 basis

point di atas BI rate. Langkah positif ini diambil untuk

meredam melambungnya suku bunga pinjaman bank

yang berpotensi memicu ekonomi biaya tinggi, di mana

OJK turut mewajibkan semua lembaga perbankan untuk

segera menindaklanjuti penurunan suku bunga DPK ini

dengan komitmen penurunan suku bunga kredit dalam

rencana bisnis bank di tahun 2015. Pada pertengahan

bulan November 2014, BI mengambil kebijakan yang

memperlunak kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM)

dengan memperluas cakupan definisi simpanan dalam

perhitungan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR), di mana

bank diijinkan untuk memasukkan surat-surat berharga

yang diterbitkan (seperti obligasi, medium term notes,

dsb). Langkah terbaru yang diambil BI di pertengahan

bulan Februari 2015 bahkan terbilang cukup mengejutkan

pasar, yaitu dengan memutuskan penurunan suku bunga

BI rate sebesar 25 basis point menjadi 7,5%. Kebijakan ini

disinyalir seiring dengan optimisme BI akan berlanjutnya

penurunan defisit neraca pembayaran Indonesia yang

sejalan dengan penurunan defisit transaksi berjalan, dan

mungkin dapat dikaitkan pula dengan harapan BI untuk

dapat menggenjot lebih tinggi laju pertumbuhan kredit

di kisaran 155 - 17%. Prospek terus berlanjutnya harga

minyak dunia yang rendah di tahun 2015, yang didukung

oleh prospek membaiknya pasokan bahan pangan, juga

meyakinkan BI bahwa tingkat inflasi akan turut membaik

dibandingkan tahun sebelumnya dan diperkirakan dapat

tercapai di kisaran bawah sasaran 4+1% per annum.

Mengimbangi prospek yang cukup positif terkait

perkembangan kondisi makroekonomi nasional dan

kebijakan pemerintah, terdapat beberapa faktor risiko dan

tantangan yang menjadi perhatian Perseroan. Yang pertama

adalah kondisi eksternal yang masih kurang kondusif

terkait prospek pelemahan ekonomi global antara lain

negara Uni Eropa, Jepang dan terutama Tiongkok.

Di satu sisi kondisi ini akan menekan pemulihan

harga-harga komoditas pada umumnya, sehingga

pemulihan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang

masih sangat tergantung pada sektor komoditas akan

To reverse the trend of weakening economic growth

triggered by the tightening of monetary condition in

2014, several policy initiatives have been undertaken by

the government through the FSA and BI. At the end of

September 2014, FSA set a new regulation on the

restrictions on the level of interest rates on Third Party

Fund (TPF) and incentives given to depositors of major

banks (book 4) and medium banks (book 3) at the

maximum of 200 and 225 basis points above BI rate,

respectively. This positive move aimed at curbing the

soaring banks’ lending rates which could potentially trigger

high cost economy, in which FSA also required all banking

institutions to immediately act on the decline in TPF interest

rate with commitments to lower the lending rate in the

banks’ 2015 business plan. In the middle of November

2014, BI adopted a policy that relaxed the requirement on

Minimum Statutory Reserve Requirement by expanding

the scope of the definition of deposits in the calculation of

Loan to Deposit Ratio (LDR), in which banks were allowed

to include any securities issued (such as bonds, medium

term notes, etc.). The latest step taken by BI in mid-

February 2015 has in fact somewhat caught the market by

surprise, namely by deciding to cut BI rate by 25 basis points

to 7.5%. This policy was allegedly due to the optimism of

BI that the twin deficit in Indonesia‘s balance of payments

would continue to decline, in line with the decline in the

current account deficit, and was perhaps tied to BI’s aim to

boost credit growth rate further to the range of 15% - 17%.

The prospect of sustained low global oil prices in 2015,

which is supported by the prospect of improvement in the

supply of food staples, also assures BI that inflation rate

will be lower compared to the previous year and is

expected to be achieved in the range below the target

of 4 + 1% per annum.

However, despite the positive outlook on the development

of national macroeconomic condition and government

policies, there are some remaining risk and challenges

to be attended to. First, it is about the still unfavorable

external conditions attributed to the dim outlook of global

economic slowdown that swamped EU countries, Japan

and especially China. On one hand, these circumstances

may hamper the recovery of commodity prices in general,

and consequently Indonesia’s economic recovery, which

heavily relies on the commodity sectors, might also be

hampered. Under this scenario, among other things, the

26

cukup terganggu. Salah satu dampak dari kondisi

ini adalah prospek pertumbuhan permintaan alat-

alat berat yang menjadi salah satu fokus pembiayaan

Perseroan selama ini masih akan sulit diandalkan.

Di sisi lain, situasi ekonomi global yang anemik ini telah

memicu terjadinya peningkatan volatilitas nilai tukar

mata uang negara berkembang, seperti Indonesia, karena

sebagian negara maju disinyalir mengadopsi kebijakan

keuangan yang secara sengaja melemahkan nilai tukar

mata uangnya sendiri untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi. Kondisi seperti ini umumnya akan mengurangi

minat penanaman modal langsung dari investor asing,

terkait meningkatnya biaya lindung nilai atas modal

karena peningkatan risiko kurs, justru di saat Indonesia

sangat membutuhkan dukungan aliran modal investor

global untuk mendukung upaya ambisius pemerintah

dalam menggenjot pembangunan infrastruktur nasional.

Tantangan kedua yang cukup mencuri perhatian adalah

konsekuensi pemetaan kekuatan politik baru Indonesia

yang terlihat rentan, di mana koalisi pemerintah yang

dipimpin oleh pasangan presiden / wakil presiden

terpilih Joko Widodo / Jusuf Kalla ternyata harus

berhadapan dengan koalisi oposisi yang menguasai

mayoritas kursi di parlemen. Walaupun secara umum

pasar cukup merespons positif atas komposisi Kabinet

Kerja yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo,

namun sikap parlemen yang cenderung mengambil

posisi antagonistik dikhawatirkan akan mempersulit

kesinambungan bergulirnya program kerja pemerintah.

Sejalan dengan komitmen Perseroan untuk secara

berkesinambungan menjaga penerapan prinsip-prinsip

tata kelola perusahaan yang baik, terdapat beberapa

hal yang patut disampaikan Direksi atas kegiatan

pelaksanaannya di tahun 2014. Yang terutama terkait

aspek kepatuhan hukum, Direksi telah membentuk

Unit Kerja Penanganan dan Penyelesaian Pengaduan

Nasabah (UKP3N), untuk memenuhi ketentuan POJK

no. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen

Sektor Jasa Keuangan, dan juga secara proaktif melakukan

sosialisasi atas perkembangan POJK yang baru lainnya

dan penjelasan atas implikasinya kepada seluruh bagian

manajemen Perseroan yang ada di kantor pusat maupun di

cabang. Termasuk dalam konteks ini, Perseroan juga telah

memulai upaya melakukan penilaian sendiri atas tingkat

risiko Perseroan, sebagaimana yang telah disyaratkan

dalam POJK No. 10/POJK.05/2014 tentang Penilaian

Tingkat Risiko Lembaga Jasa Keuangan Non Bank.

Company can no longer rely comfortably on the prospect

of growth in the demand of heavy equipments, which

has been one of the focus of the Company’s financing,

On the other hand, the anemic prospect of global economic

growth has spurred the volatility of currency exchange

rates of developing countries, such as Indonesia, as most

developed countries have allegedly adopted financial

policies that intentionally weaken the exchange rate of

their own currency in order to boost its economic growth.

In general, these unfavourable conditions might discourage

direct investment interests from foreign investors, as a

consequences of increasing hedging cost due to higher

exchange rate risks, which timing unfortunately coincided

with the moment when Indonesia direly needs the support

from global investors in the form of capital inflows to

sustain Government‘s ambitious efforts to boost the

development of national infrastructures. The second

challenge that demands our attention is the new Indonesian

political constellation that seems vulnerable. The new

government under the elected president and vice president

Joko Widodo / Jusuf Kalla have to deal with the opposition

coalition that holds the majority seats in the parliament.

Although in general the market gives a positive response

on the composition of the Work Cabinet, formed by

President Joko Widodo, but since the parliament is likely

to take opposing stance, there is considerable doubt that

the Government could execute their program smoothly.

In line with the Company‘s commitment to continuously

maintain the application of the principles of good corporate

governance principles, there are several matters that must

be reported by the Board of Directors pertaining to its

implementation in 2014. Primarily, on the aspects of legal

compliance, the Board of Directors has established a Work

Unit for Handling and Resolving Customer Complaints,

pursuant to POJK No. 1/POJK.07/2013 on Consumer

Protection in the Financial Services Sector, and also

proactively given due socialization on other OJK’s newly

enacted regulations and explained in great lengths over

their implications to all parts of the Company‘s

management at headquarters as well as in the branch

offices. Included in this context, the Company has

commenced its self-assessment exercise to

assess its enterprise risk level, as required in the

POJK No. 10/POJK.05/2014 on Assessment of

Risk Level of Non-Bank Financial Institutions.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 27

Untuk penegasan pemenuhan ketentuan POJK

No. 4/POJK.05/2013, pada bulan September 2014 Bapak

Antony Muljanto juga telah dinyatakan lulus dari penilaian

kemampuan dan kepatutan sebagai direktur perusahaan

pembiayaan oleh OJK, sehingga saat ini seluruh anggota

Dewan Direksi dan Komisaris Perseroan telah memenuhi

persyaratan pemerintah tersebut. Direksi bersama dengan

Divisi Internal Audit dan Komite Sumber Daya Manusia

Perseroan juga secara berkesinambungan melakukan

evaluasi dan tindak lanjut atas temuan-temuan penting

maupun masukan dari Sistem Pelaporan Pelanggaran

yang dikelola oleh Komite Audit, terkait akuntabilitas

karyawan dan pimpinan, baik yang terkait kinerja maupun

integritas. Sejalan dengan hal ini, pada bulan Oktober 2014

Perseroan juga telah melakukan pemutakhiran kembali

atas Pedoman Kode Etik dan Peraturan Perusahaan

untuk memastikan relevansi dan keselarasannya

dengan kebutuhan Perseroan dan perundangan.

Sebagai akhir kata, Dewan Direksi mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pemangku

kepentingan Perseroan, terutama kepada para pemegang

saham Perseroan atas kepercayaan dan dukungannya,

kepada Dewan Komisaris atas arahan dan bimbingannya,

kepada para pelanggan setia, kreditur dan mitra usaha

Perseroan atas kepercayaan dan kerjasamanya, dan tanpa

terkecuali kepada para karyawan Perseroan yang telah

menunjukan dedikasi, kerjasama dan sumbangsihnya

untuk memberikan kontribusi positif atas pencapaian

sasaran kinerja Perseroan. Tahun 2015 yang akan kita

songsong mungkin akan tetap menyimpan banyak kejutan

dinamika dan tantangan yang membutuhkan kesigapan

dan kejelian semua insan Perseroan untuk dapat tetap

merebut peluang usaha di tengah kompetisi yang semakin

ketat. Namun kami percaya, dengan rahmat Tuhan Yang

Maha Esa, serta kesinambungan dukungan dari seluruh

pemangku kepentingan Perseroan, maka Buana Finance

dapat mewujudkan perbaikan kinerja dan eksekusi bisnis,

demi tercapainya visi Perseroan untuk menjadi salah satu

perusahaan pembiayaan yang paling diminati di Indonesia.

To confirm the fulfilment of POJK No. 4/POJK.05/2013, in

September 2014, Mr Antony Muljanto had passed the fit and

proper test conducted by the FSA to qualify as a director of

finance company, which underscored that all members of

the Board of Directors and Commissioners had complied

to the government requirements. The Board of Directors

together with Internal Audit Division and Human Resources

Committee constantly evaluate and follow up on the key

findings and incoming suggestions from Whistleblowing

System managed by the Audit Committee, pertaining to the

accountability of employees and management, judged from

both performance and integrity. In line with this, in October

2014 the Company updated its Codes of Conduct and

Company Regulations to ensure their relevance and

conformity with the Company’s demands and regulatory

requirements.

Lastly, the Board of Directors would like to thank all the

stakeholders of the Company, primarily to the shareholders,

for the unwavering trust and support, to the Board of

Commissioners for their direction and guidance, to our loyal

customers, creditors and business partners of the Company

for their trust and cooperation, and without exception to

the employees of the Company who have shown their

dedication, cooperation and contribution to the achievement

of the Company‘s performance. There might be plenty of

unexpected challenges and dynamics in 2015, such that

we all need to be prepared and alert in order to be able to

seize arising business opportunities in the increasingly

competitive environment. However, we believe, by the

grace of God the Almighty, and the continued support from

all stakeholders of the Company, Buana Finance will be

in good position to improve its performance and business

execution, in order to achieve our vision to become one

of the most preferred finance companies in Indonesia.

herman lesmanaDirekturDirector

soetadi liminDirektur UtamaPresident Director

antony muljantoDirekturDirector

28

Peristiwa Penting 2014significant events in 2014

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka

sebesar Rp 200 milyar antara Perseroan dan Bank Panin

pada tanggal 11 Maret 2014.

Signing of the term loan facility agreement in amount of

Rp 200 billion between the Company and Bank Panin on 11

March 2014.

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman modal

kerja sebesar Rp 50 milyar dan fasilitas pinjaman

berjangka sebesar Rp 250 milyar antara Perseroan

dan Bank Danamon pada tanggal 3 April 2014.

Signing of the working capital facility agreement in amount

of Rp 50 billion and term loan facility agreement in

amount of Rp 250 billion between the Company and Bank

Danamon on 3 April 2014.

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka

dan perpanjangan fasilitas kredit lokal sebesar

Rp 100 milyar antara Perseroan dan Bank Central Asia

pada tanggal 29 April 2014.

Signing of the term loan facility agreement and renewal

of local credit facility in amount of Rp 100 billion between

the Company and Bank Central Asia on 29 April 2014.

MARET | MARCH

APRIL | APRIL

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 29

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka

sebesar US$ 35 juta antara Perseroan dan Standard

Chartered Bank (cabang Singapura) pada tanggal

30 April 2014.

Signing of the term loan facility agreement in amount

of US$ 35 million between the Company and Standard

Chartered Bank (Singapore branch) on 30 April 2014.

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka

sebesar Rp 75 milyar antara Perseroan dan Bank ICBC

pada tanggal 19 Mei 2014.

Signing of the term loan facility agreement in amount of

Rp 75 billion between the Company and Bank ICBC

on 19 May 2014.

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka

sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan Bank of China

Limited (cabang Jakarta) pada tanggal 20 Mei 2014.

Signing of the term loan facility agreement in amount of

Rp 100 billion between the Company and Bank of China

Limited (Jakarta branch) on 20 May 2014.

MEI | MAY

30

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan

diadakan pada tanggal 21 Mei 2014 di Mercantile

Athletic Club, Gedung WTC, Jakarta. Beberapa hal yang

diputuskan dalam rapat umum ini adalah pembagian

dividen tunai sebesar Rp 60,- per lembar saham.

The Company’s Annual and Extraordinary General

Meetings of Shareholders were held on 21 May 2014,

at Mercantile Athletic Club, WTC Building, Jakarta.

Some decisions at these general meetings were the cash

dividend distribution of Rp 60,- per share.

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka

sebesar Rp 50 milyar antara Perseroan dan Bank

Nationalnobu pada tanggal 25 Juni 2014.

Signing of the term loan facility agreement in amount of

Rp 50 billion between the Company and Bank

Nationalnobu on 25 June 2014.

Rapat Kerja Nasional Tengah Tahunan diadakan pada

tanggal 18-20 Agustus 2014 di Hotel Aston Belitung,

dalam rangka evaluasi pencapaian kinerja pertengahan

tahun 2014. Rapat diikuti oleh seluruh kepala cabang,

kepala bisnis, pemutus kredit dari seluruh Indonesia dan

jajaran manajemen Perseroan.

Mid Year - National Business Meeting was held from 18

to 20 August 2014 at Hotel Aston Belitung, to evaluate the

performance during mid year 2014. The meeting was

attended by the Company’s branch managers, business

managers, credit officers across Indonesia and

the Company’s management.

JUNI | JUNE

AGUSTUS | AUGUST

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 31

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka

sebesar Rp 50 milyar antara Perseroan dan Bank

Commonwealth pada tanggal 2 September 2014.

Signing of the term loan facility agreement in amount

of Rp 50 billion between the Company and Bank

Commonwealth on 2 September 2014.

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman aksep

sebesar Rp 90 milyar antara Perseroan dan Bank Capital

pada tanggal 17 September 2014.

Signing of the money market facility agreement in amount

of Rp 90 billion between the Company and Bank Capital on

17 September 2014.

Pada tanggal 19 September 2014, Perseroan menerima

penghargaan Multifinance Award 2014 dari Majalah

Infobank yang diadakan di Hotel Shangrila, Jakarta.

On 19 September 2014, the Company received the

celebrated Multifinance Award 2014 from Infobank

Magazine at Shangrila Hotel, Jakarta.

SEPTEMBER | SEPTEMBER

32

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka

sebesar Rp 200 milyar antara Perseroan dan Lembaga

Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank)

pada tanggal 1 Oktober 2014.

Signing of the term loan facility agreement in amount of

Rp 200 billion between the Company and Lembaga

Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) on

1 October 2014.

Penandatanganan perjanjian fasilitas kredit berjangka

sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan Bank

Permata pada tanggal 2 Oktober 2014.

Signing of the term loan facility agreement in amount of

Rp 100 billion between the Company and Bank Permata

on 2 October 2014.

Perseroan melakukan pelunasan penuh atas Medium

Term Notes (MTN) sebesar Rp 150 milyar pada tanggal

19 November 2014.

The Company has fully repaid the Medium Term Notes

(MTN) in amount of Rp 150 billion on 19 November 2014.

NOVEMBER | NOVEMBER

OKTOBER | OCTOBER

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 33

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka

sebesar Rp 250 milyar antara Perseroan dan Bank Panin

pada tanggal 8 Desember 2014.

Signing of the term loan facility agreement in amount of

Rp 250 billion between the Company and Bank Panin

on 8 December 2014.

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka

sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan

Bank KEB Hana pada tanggal 11 Desember 2014.

Signing of the term loan facility agreement in amount of

Rp 100 billion between the Company and Bank KEB Hana

on 11 December 2014.

Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka

sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan Bank DKI

pada tanggal 12 Desember 2014.

Signing of the term loan facility agreement in amount of

Rp 100 billion between the Company and Bank DKI

on 12 December 2014.

DESEMBER | DECEMBER

Pada tanggal 20-21 Desember 2014, Perseroan turut

berpartisipasi untuk melakukan program edukasi tentang

produk dan jasa keuangan kepada masyarakat, melalui

gelaran Pasar Keuangan Rakyat 2014 di Kemayoran

Jakarta, yang diadakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

On 20-21 December 2014, the Company participated

in carrying out public education program pertaining to

financial products and services literacy, through the 2014

People’s Financial Fair event at Kemayoran Jakarta,

which was sponsored by the Financial Services Authority.

34

Penghargaan & Pemeringkatan PerseroanCompany’s Award and Rating

PENGHARGAAN YANG DITERIMA

Perseroan menerima penghargaan Multifinance Award 2014 dari Majalah InfoBank dengan kategori “Kinerja Keuangan 2013 Sangat Bagus” untuk kategori perusahaan dengan aset lebih dari Rp 1 trilyun. Acara pemberian penghargaan ini diselenggarakan di hotel Shangrila, Jakarta pada tanggal 19 September 2014 dan diterima langsung oleh Direktur Utama Perseroan. Penghargaan ini merupakan penghargaan dengan kategori “Sangat Bagus” yang ke-9 kalinya yang diterima Perseroan dalam 10 tahun terakhir.

CompanY’s aWard

The Company received the celebrated Multifinance Award 2014 from Infobank Magazine, in the category of “Excellent 2013 Financial Performance”, for the category of companies with assets over Rp 1 trillion. The awards ceremony was held at the Shangrila Hotel, Jakarta on September 19, 2014 and received by the Company’s President Director. This award in the category of “Excellent Performance” was received by the Company for the 9th times in the last 10 years.

PEMERINGKATAN PERSEROAN

Pada tanggal 7 Oktober 2014, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat perusahaan “id A –“ (single A minus) untuk periode 7 Oktober 2014 sampai dengan 1 Oktober 2015.

CompanY’s rating

On October 7, 2014, Credit Rating Indonesia (Pefindo) has affirmed its “id A – “ (single A minus) company rating, for the period of October 7, 2014 to October 1, 2015.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 35

36

Sekilas Buana FinanceBuana Finance in Brief

PT Buana Finance Tbk. berawal dari pendirian PT BBL Leasing Indonesia pada tanggal 7 Juni 1982 dengan sejarah operasional selama 32 tahun. Perseroan telah berkembang dari sebuah lembaga keuangan swasta campuran dengan modal awal Rp 1,8 milyar dan 2 kantor cabang menjadi perusahaan publik dengan modal lebih dari Rp 1 trilyun,total aset sebesar Rp 3,6 trilyun dan 21 kantor cabang serta 4 unit pemasaran.

PT Buana Finance Tbk. owed its origin to the founding of PT BBL Leasing Indonesia on 7 June 1982, having a business legacy that spans over a period of 32 years. The Company has evolved from a private foreign joint venture finance company with start up equity of Rp 1.8 billion and 2 branch offices to a public company with an equity of more than Rp 1 trillion, total assets of Rp 3.6 trillion and 21 branch offices and 4 marketing outlets.

Perseroan memperoleh izin operasi di bidang sewa guna usaha dan pada tahun itu mengubah nama menjadi PT BBL Dharmala Leasing. Tahun 1989, Perseroan berubah menjadiPT BBL Dharmala Finance sehubungan dengan ekspansi usaha menjadi perusahaan pembiayaan dengan izin operasi di bidang sewa guna usaha, modal ventura, anjak piutang, kartu kredit, dan pembiayaan konsumen. Di tahun yang sama, Perseroan menerbitkan obligasi pertama senilaiRp 10 milyar.

Perseroan melakukan penawaran umum perdana saham pada tahun 1990, menggalang modal segar sebesar Rp 15,6 milyar melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Selama tahun 1989-1997, Perseroan telah melakukan lima kali emisi di pasar modal, terdiri dari tiga emisi obligasi, satu penawaran umum saham, dan satu penawaran umum terbatas saham, senilai total Rp 218,63 milyar. Di samping itu, Perseroan juga mendapat kepercayaan berupa fasilitas pinjaman modal kerja dari beragam institusi keuangan multinasional melalui beberapa perjanjian kerjasama pendanaan. Dalam periode tahun 2001-2003 telah terjadi dua kali perubahan kepemilikan saham ini sehingga Perseroan mengubah nama menjadi PT BBL Danatama Finance Tbk., lalu menjadi PT Bina Danatama Finance Tbk pada tahun 2003.

Pada bulan Februari 2005, PT Sari Dasa Karsa (SDK)pemegang saham pendiri PT Bank Buana Indonesia Tbk., mengambil alih seluruh saham dan sebagian besar waran Perseroan yang sebelumnya dimiliki oleh pihak kreditur. Setelah proses penawaran tender kepada pemegang saham publik dankonversi waran, kepemilikan SDK meningkat menjadi 67,5% pada akhir tahun 2005 dan selanjutnya menjadi 67,6% setelah melakukan pembelian saham melalui Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Juli 2007. Perseroan berubah nama menjadi PT Buana Finance Tbk., sejak tanggal 3 Oktober 2005 dan fokus di bidang sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen.

The Company received an operating license to provide financial leasing, and later that year changed its name toPT BBL Dharmala Leasing. In year 1989, the Company changed its name again to PT BBL Dharmala Finance in conjunction with the expansion of its business into a multifinance company with the operating license for leasing, venture capital, factoring, credit card, and consumer finance. In that same year, the Company issued its first bonds of Rp 10 billion.

In 1990, the Company issued its Initial Public Offering raising Rp 15.6 billion in fresh equity capital through the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges. All told, between 1989 and 1997, the Company undertook five floatations in the Indonesian capital market, comprising of three debt issues, one initial public offering, and a rights issue, raising Rp 218.63 billion in total. In addition, through several funding agreements, the Company was entrusted with working capital loan from many multinational financial institutions. Throughout 2001-2003, there were two changes of main shares ownership and it changed the Company’s name into PT BBL Danatama Finance Tbk, and PT Bina Danatama Finance Tbk in 2003.

In February 2005, PT Sari Dasa Karsa (SDK), the founding shareholder of PT Bank Buana Indonesia Tbk., acquired all shares and a significant portion of warrants previously owned by the creditors. Following a tender offer process to public shareholders and conversion of the warrants, the ownership of SDK increased to 67.5% as at year-end 2005; and become 67.6% on 3 July 2007 by shares purchased through Jakarta Stock Exchange. Starting 3 October 2005, the Company changed its name to PT Buana Finance Tbk., and continued its business with focus in leasing and consumer financing.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 37

KEGIATAN USAHA PERSEROAN

Sesuai Keputusan Menteri Keuangan, dan sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan, maka Perseroan memiliki ijin usaha untuk menjalankan kegiatan dalam bidang usaha lembaga pembiayaan, yaitu :

• Sewa Guna UsahaSewa guna usaha dapat dilakukan dalam bentuk pembiayaan untuk pengadaan barang modal baik secara financial lease maupun operating lease untuk digunakan oleh penyewa-guna usaha dalam jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

• Pembiayaan KonsumenYaitu pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen yang pembayarannya dilakukan secara berkala.

• Anjak PiutangYaitu pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan piutang dari transaksi perdagangan, atau penatausahaan penjualan kredit serta penagihan piutangperusahaan klien.

• Kartu KreditYaitu penerbitan kartu kredit yang dapat dimanfaatkan oleh pemegangnya untuk pembelian barang dan/atau jasa.

BUsiness aCtivities of the CompanY

Pursuant to the Minister of Finance Decree, and as stated in the Company’s Article of Association, the Company has the business licenses to carry out activities in financial institution business, namely :

• leasingLeasing may be carried out in financing of capital goods procurement on the basis of financial lease and/or operating lease for lessee within a specified period by the regular repayment.

• Consumer financingIt is financing by providing funds for goods procurement, based on consumer needs within a reguler repayment.

• factoringIt is financing in the form of purchase or transfer of receivables arising from trade transactions or administering corporate client’s credit sales including the collections of receivables.

• Credit CardIt is credit card issuance which used for cardholders to purchase products and/or services.

Pelaku Usaha Jasa Keuangan terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

38

Profil Dewan KomisarisBoard of Commissioners Profile

Warga Negara Indonesia, 63 tahun. Mengikuti pendidikan di Yock Eng High School (Singapore) pada tahun 1969.

Ditetapkan sebagai Komisaris Utama Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 281 tanggal 28 Mei 2013.

Pengalaman Kerja Working Experience

An Indonesian citizen, 63 years old. Admitted to education in Yock Eng High School (Singapore) in 1969.

Appointed as Company‘s President Commissioner as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 281 dated May 28, 2013. Karman tandanu

Komisaris UtamaPresident Commissioner

2009 – sekarang: Komisaris Utama Perseroan

2012 – sekarang: Komisaris Utama PT Sari Dasa Karsa

2005 – 2008: Komisaris PT Bank Buana Indonesia Tbk

1995 – 2005: Direktur Muda PT Bank Buana Indonesia Tbk

1988 – 2011: Komisaris PT Sari Dasa Karsa

1985 – 1995: Kepala Biro Luar Negeri PT Bank Buana Indonesia Tbk

1980 – 1985: Wakil Pimpinan Kantor Cabang Surabaya PT Bank Buana Indonesia Tbk

1979 – 1980: Pimpinan Kantor Cabang Senen, Jakarta PT Bank Buana Indonesia Tbk

1975 – 1979: Wakil Kepala Biro Luar Negeri PT Buana Indonesia Tbk

2009 – present: President Commissioner of the Company

2012 – present: President Commissioner of PT Sari Dasa Karsa

2005 – 2008: Commissioner of PT Bank Buana Indonesia Tbk

1995 – 2005: Junior Director of PT Bank Buana Indonesia Tbk

1988 – 2011: Commissioner of PT Sari Dasa Karsa

1985 – 1995: Head of Foreign Affairs Bureau of PT Bank Buana Indonesia Tbk

1980 – 1985: Deputy Head of Surabaya Branch Office of PT Bank Buana Indonesia Tbk

1979 – 1980: Head of Senen (Jakarta) Branch Office of PT Bank Buana Indonesia Tbk

1975 – 1979: Deputy Head of Foreign Affairs Bureau of PT Bank Buana Indonesia Tbk

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 39

tjan soen engKomisaris

Commissioner

Warga Negara Indonesia, 58 tahun. Meraih gelar Doctor di bidang Strategic Management pada tahun 1988 dan gelar Master di bidang Administrasi Bisnis dari University of Nebraska, Lincoln (USA) pada tahun 1984. Meraih gelar Sarjana di bidang Ekonomi dari Universitas Atmajaya Jakarta, Indonesia pada tahun 1981.

Ditetapkan sebagai Komisaris Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 72 tanggal 27 Mei 2009.

Warga Negara Indonesia, 58 years old. Graduated with a Doctoral‘s Degree in Strategic Management in 1988 and a Master Degree in Business Administration from University of Nebraska, Lincoln (USA) in 1984. Also graduated with a Bachelor Degree in Economics from University of Atmajaya Jakarta, Indonesia in 1981.

Appointed as Company‘s Commissioner as stated in the Minutes of Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 72 dated May 27, 2009.

Pengalaman Kerja Working Experience

2009 – sekarang: Komisaris Perseroan

2007 – sekarang: Komisaris Utama di PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk

2007 – sekarang: Komisaris Utama di PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk

2010 – 2012: Komisaris Utama di PT Bayu Buana Tbk

2008 – 2013: Komisaris Utama di PT Zurich Insurance Indonesia

2007 – 2010: Komisaris di PT Bayu Buana Tbk

2007 – 2012: Komisaris Utama di PT Pioneerindo Gourmet International Tbk

2000 – 2007: Partner di Kantor Akuntan Publik Ernst & Young

1996 – 1999: Direktur di PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk

1990 – 1995: Direktur Keuangan PT BBL Dharmala Finance Tbk

1989 – 1990: Business Development Advisor di PT Arya Upaya Corporation

1981 – 1982: Chief Accountant and Controller di PT Arga Soka

1979 – 1981: Staff of Budgeting and Treasury Division di PT Indocement

2009 – present: Commissioner of the Company

2007 – present: President Commissioner of PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk

2007 – present: President Commissioner of PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk

2010 – 2012: President Commissioner of PT Bayu Buana Tbk

2008 – 2013: President Commissioner of PT Zurich Indonesia

2007 – 2010: Commissioner of PT Bayu Buana Tbk

2007 – 2012: President Commissioner of PT Pioneerindo Gourmet International Tbk

2000 – 2007: Partner in Ernst & Young Public Accountant Firm

1996 – 1999: Director of PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk

1990 – 1995: Finance Director of PT BBL Dharmala Finance Tbk

1989 – 1990: Business Development Advisor of PT Arya Upaya Corporation

1981 – 1982: Chief Accountant and Controller in PT Arga Soka

1979 – 1981: Staff of the Budgeting and Treasury Division in PT Indocement

40

Warga Negara Indonesia, 42 tahun. Meraih gelar Master di bidang Businesss Administration dari Waseda University, Tokyo, Jepang pada tahun 2004.

Ditetapkan sebagai Komisaris Independen Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 281 tanggal 28 Mei 2013.

Pengalaman Kerja Working Experience

Warga Negara Indonesia, 42 years old. Graduated with a Master‘s Degree in Business Administration from Waseda University, Tokyo, Japan in 2004.

Appointed as Company‘s Independent Commissioner as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 281 dated May 28, 2013.

2013 – sekarang: Komisaris Perseroan

2013 – sekarang: Ketua Komite Audit Perseroan

2013 – sekarang: Komisaris Independen di PT Asuransi Buana Independent

2004 – sekarang: Tax and Accounting Advisor di beberapa perusahaan swasta

2005 – 2013: Anggota Komite Audit Perseroan

1994 – 2014: Senior Auditor di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

2013 – present: Commissioner of the Company

2013 – present: Chairman of Audit Committee

2013 – present: Independent Commissioner of PT Asuransi Buana Independent

2004 – present: Tax and Accounting Advisor at several private companies

2005 – 2013: Member of Audit Committee of the Company

1994 – 2014: Auditor in Inspectorate General of the Ministry of Finance

Corneiles tedjo endriyartoKomisaris Independen

Independent Commissioner

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 41

Profil Dewan DireksiBoard of Directors Profile

soetadi liminDirektur UtamaPresident Director

Pengalaman Kerja Working Experience

Warga Negara Indonesia, 69 tahun. Meraih gelar Master di bidang Keuangan dan Perbankan dari Golden Gate University, San Francisco (USA) pada tahun 1988, dan gelar Sarjana dari Akademi Perbankan (Perbanas) Medan di tahun 1969.

Ditetapkan sebagai Direktur Utama Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 74 tanggal 12 Mei 2010.

An Indonesian citizen, 69 years old. He possessed an MBA degree in Banking and Finance, from Golden Gate University-San Fransisco (USA) in 1988 and Banking Degree from Akademi Perbankan (Perbanas) Medan in 1969.

Appointed as Company‘s President Director as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 74 dated May 12, 2010.

2010 – sekarang: Direktur Utama Perseroan

2000 – 2004: Komisaris di PT Bank Buana Indonesia Tbk

1996 – 1999: Wakil Direktur Utama PT Bank Buana Indonesia Tbk

1989 – 1995: Direktur Perbankan Internasional dan Treasuri PT Bank Buana Indonesia Tbk

1967 – 1988: Berbagai tugas eksekutif di PT Bank Buana Indonesia Tbk

2010 – present: President Director of the Company

2000 – 2004: Commissioner of PT Bank Buana Indonesia Tbk

1996 – 1999: Deputy President Director of PT Bank Buana Indonesia Tbk

1989 – 1995: Managing Director for International Banking and Treasury of PT Bank Buana Indonesia Tbk

1967 – 1988: Various executive assignments in PT Bank Buana Indonesia Tbk

42

Warga Negara Indonesia, 58 tahun. Menyelesaikan pendidikan di bidang Manajemen Perusahaan (ekonomi) dari Akademi Pendidikan Kejuruan Jakarta pada tahun 1981.

Ditetapkan sebagai Direktur Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Nomor 24 tanggal 17 Desember 2008.

An Indonesian citizen, 58 years old. Graduated in Corporate Management (economy) from Akademi Pendidikan Kejuruan, Jakarta in 1981.

Appointed as Company‘s Director as stated in the Minutes of the Extraordinary General Meeting of Shareholders of the Company Number 24 dated December 17, 2008.

Pengalaman Kerja Working Experience

herman lesmanaDirekturDirector

2008 – sekarang: Direktur Perseroan

2006 – sekarang: Komisaris PT Pro Car International Finance

2004 – 2006: Direktur Pemasaran PT ANJ Finance

1983 – 2004: Senior Executive General Manager PT Orix Indonesia Finance

1976 – 1983: Senior Staff Import Export Department PT Pan Indonesia Bank

2008 – present: Director of the Company

2006 – present: Commissioner of PT Pro Car International Finance

2004 – 2006: Marketing Director of PT ANJ Finance

1983 – 2004: Senior Executive General Manager PT Orix Indonesia Finance

1976 – 1983: Senior Staff Import Export Department PT Pan Indonesia Bank

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 43

antony muljantoDirekturDirector

Warga Negara Indonesia, 40 tahun. Meraih gelarMaster di bidang Commerce-Funds Management dari University of New South Wales, Sydney, Australia pada tahun 2000 dan Sarjana di bidang Business Administration - Finance, Investment, and Banking dari University of Wisconsin, Madison (USA) pada tahun 1995.

Ditetapkan sebagai Direktur Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 17 tanggal18 April 2007.

An Indonesian citizen, 40 years old. Graduated with a Master‘s Degree in Commerce-Funds Management from University of New South Wales, Sydney, Australia in 2000 and graduated with a Business Administration - Finance, Investment, and Banking Degree from University of Wisconsin, Madison (USA) in 1995.

Appointed as Company‘s Director as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 17 dated April 18, 2007.

2007 – sekarang: Direktur Perseroan

2005 – 2007: Kepala Divisi Tresuri Perseroan

2004 – 2005: Direktur di PT Karet Mas

2002 – 2003: Assistant Deputy Director di PT Karet Mas

2001 – 2002: Treasury Analyst di American Express International, Inc., Singapore Regional Treasury Center

1996 – 1999: Finance and Accounting Manager di PT Aneka Infokom Tekindo

2007 – present: Director of the Company

2005 – 2007: Treasury Division Head of the Company

2004 – 2005: Director of PT Karet Mas

2002 – 2003: Assistant to Deputy Director of PT Karet Mas

2001 – 2002: Treasury Analyst at American Express International, Inc.,Singapore Regional Treasury Center

1996 – 1999: Finance and Accounting Manager of PT Aneka Infokom Tekindo

Pengalaman Kerja Working Experience

44

Profil Komite Auditaudit Committee Profile

Corneiles tedjo endriyartoKetua Komite Audit

Chairman of Audit Committee

Warga Negara Indonesia, 42 tahun. Meraih gelar Master di bidang Businesss Administration dari Waseda University, Tokyo, Jepang pada tahun 2004.

Ditetapkan sebagai Komisaris Independen Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 281 tanggal 28 Mei 2013.

Warga Negara Indonesia, 42 years old. Graduated with a Master‘s Degree in Business Administration from Waseda University, Tokyo, Japan in 2004.

Appointed as Company‘s Independent Commissioner as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 281 dated May 28, 2013.

Pengalaman Kerja Working Experience

2013 – sekarang: Komisaris Perseroan

2013 – sekarang: Ketua Komite Audit Perseroan

2013 – sekarang: Komisaris Independen di PT Asuransi Buana Independent

2004 – sekarang: Tax and Accounting Advisor di beberapa perusahaan swasta

2005 – 2013: Anggota Komite Audit Perseroan

1994 – 2014: Senior Auditor di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

2013 – present: Commissioner of the Company

2013 – present: Chairman of Audit Committee

2013 – present: Independent Commissioner of PT Asuransi Buana Independent

2004 – present: Tax and Accounting Advisor at several private companies

2005 – 2013: Member of Audit Committee of the Company

1994 – 2014: Auditor in Inspectorate General of the Ministry of Finance

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 45

Warga Negara Indonesia, 60 tahun. Meraih gelar Master di bidang Manajemen Pemasaran pada tahun 1995 dan gelar Master di bidang Keuangan pada tahun 1991 dari IPPM, Jakarta. Meraih gelar Sarjana Ekonomi di bidang Akuntansi dari Universitas Trisakti Jakarta, Indonesia pada tahun 1984.

Diangkat sebagai anggota Komite Audit Perseroan pada tanggal 30 Mei 2013 sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 004/KEP/KOMBNF/V/2013 tanggal 30 Mei 2013.

Warga Negara Indonesia, 60 years old. Graduated with a Master Degree in Marketing Management in 1995 and a Master Degree in Finance in 1991 from IPPM, Jakarta. Also graduated with an undergraduate degree in Economics - Accountancy from University of Trisakti Jakarta, Indonesia in 1984.

Appointed as member of the Audit Committee on May 30, 2013 as established in the BOC Decision Letter No. 004/KEP/KOM-BNF/V/2013 dated May 30, 2013.

Pengalaman Kerja Working Experience

hardianto soefajinAnggota Komite Audit

Member of Audit Committee

2013 – sekarang: Anggota Komite Audit Perseroan

2014 – sekarang Anggota Komite Audit di PT Asuransi Jiwa BCA (BCA life)

2014 – sekarang Anggota Komite Audit di PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

2013 – 2014: Financial Controller di PT Cowell DevelopmentTbk

2012 – 2013: VP, Head of Internal Audit and Special Project di PT Tira Austenite Tbk (anak perusahaan PT Wijaya Tunggal Sejahtera)

2011 – 2012: Head of Audit & Control di PT Widjajatunggal Sejahtera

2002 – 2010: Anggota Komite Audit di PT Ecogreen Oleochemicals

2002 – 2007: Anggota Komite Audit di PT Indomobil Sukses Internasional Tbk

2000 – 2002: Personal Assistant Direksi, VP di CNI Group

1997 – 1999: Direktur Keuangan, CFO di PT Zurich Insurance Indonesia

1995 – 1997: Direktur Keuangan di PT Ongko Life Insurance (JV dengan L& G Australia Pte. Ltd)

1986 – 1995: Berbagai jabatan di Akunting, Operation, Credit dan sebagai Kepala Cabang di Jakarta dan Manado di PT Bank Umum Nasional

1984 – 1986: Deputy Manager Internal Auditor di Dharmala Group

1980 – 1984: Auditor di Kantor Akuntant Publik SGV, Drs. Utomo & Co.

2013 – present: Member of Audit Committee of the Company

2014 – present Member of Audit Committee of PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life)

2014 – present Member of Audit Committee of PT Asuransi Mitra Maparya Tbk

2013 – 2014: Financial Controller in PT Cowell Development Tbk

2012 – 2013: VP, Head of Internal Audit and Special Project in PT Tira Austenite Tbk (a subsidiary of PT Wijaya Tunggal Sejahtera)

2011 – 2012: Head of Audit & Control in PT Widjajatunggal Sejahtera

2002 – 2010: Member of Audit Committee in PT Ecogreen Oleochemicals

2002 – 2007: Member of Audit Committee in PT Indomobil Sukses Internasional Tbk

2000 – 2002: Personal Assistant Board of Directors, VP in CNI Group

1997 – 1999: Finance Director, CFO in PT Zurich Insurance Indonesia

1995 – 1997: Finance Director in PT Ongko Life Insurance (JV with L&G Australia Pte. Ltd)

1986 – 1995: Various assignments in Accounting, Operation, Credit and as Branch Manager in Jakarta and Manado in PT Bank Umum Nasional

1984 – 1986: Deputy Manager Internal Auditor in Dharmala Group

1980 – 1984: Auditor in Public Accountant SGV, Drs.Utomo & Co.

46

Warga Negara Indonesia, 63 tahun. Meraih gelar Sarjana di bidang Akuntansi dari Universitas Indonesia, Jakarta, pada tahun 1978.

Diangkat sebagai anggota Komite Audit pada tanggal 10 Juni 2010 sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 002/KEP/KOM-BNF/V/2010 tanggal 10 Juni 2010.

Warga Negara Indonesia, 63 years old. She possessed an undergraduate degree in Accountancy from UniversitasIndonesia, Jakarta, in 1978.

Appointed as member of the Audit Committee on June 10, 2010 as established in the BOC Decision Letter No. 002/KEP/KOM-BNF/V/2010 dated June 10, 2010.

Pengalaman Kerja Working Experience

Winny WidyaAnggota Komite Audit

Member of Audit Committee

2010 – sekarang: Anggota Komite Audit Perseroan

2007 – sekarang: Anggota Komite Audit di PT Bank UOB Indonesia

1981 – 2006: Berbagai jabatan seperti Manajer bidang Akuntansi, Kepala Sa-tuan Kerja Audit Intern, Kepala Biro Tata Usaha, Kepala Biro Akuntansi Pusat di PT Bank Buana Indonesia Tbk

1978 – 1980: Internal Auditor di PT Bank Central Asia Tbk dan PT Lippo Indah Trading

2010 – present: Member of Audit Committee of the Company

2007 – present: Member of Audit Committee at PT Bank UOB Indonesia

1981 – 2006: Various position as Accoun-ting Manager, Head of Internal Audit Unit, Head of Administration, Head of Central Accounting in PT Bank Buana Indonesia Tbk

1978 – 1980: Internal Auditor in PT Bank Central Asia Tbkand PT Lippo Indah Trading

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 47

Marketing CF Deputy DirectorCorporate SecretaryInternal Audit DivisionFinancial Lease Division R1Financial Lease Division R2Consumer Finance Division R1Consumer Finance Division R2Consumer Finance Division R3HRD-GS DivisionFinancial Control DivisionLegal & Compliance DivisionBranch Operation Support DivisionRisk Management DivisionTreasury DivisionAccount Recovery CF DivisionAccount Recovery FL Division

Philip HadinataYohanna OctavianiAhmad KhaetamiMiron D. PanjaitanRudianto SebayangTed Suyani Robertus I. WayanHestyIrvan SatyawanNani SusantiSudiono PujoAgung YanuariantoSuwantiEdwin AnduSudiono PujoIda Fitrijati

berdiri dari kiri ke kanan standing from left to rightMiron D. Panjaitan Agung Yanuarianto Hesty Philip Hadinata Rudianto Sebayang Robertus I. wayan Edwin Andu Ahmad Khaetami

duduk dari kiri ke kanan seated from left to rightTed suyani nani susanti sudiono Pujo irvan satyawan suwanti ida Fitrijati

Kepala DivisiPerseroanDivision Heads

48

Corporate Secretary &Investor Relation

Internal Audit Division

Unit Kerja PengenalanNasabah (UKPN)

Financial LeaseDivision - regional 1

Financial LeaseDivision - regional 2

Consumer FinanceDivision - regional 1

Consumer FinanceDivision - regional 2

Consumer FinanceDivision - regional 3

Account RecoveryConsumer Finance

Division

Risk Management

Unit Kerja Penanganan &Penyelesaian Pengaduan

Nasabah (UKP3N)

Board of Commissioners

PresidentDirector

Marketing & BusinessDevelopment Director Operation Director

Audit Committee

Marketing ConsumerFinance Deputy Director

Board of Directors

Branches

Account RecoveryFinancial Lease

Division

Branch OperationSupport Division

Financial ControlDivision

Legal & Compliance Division

HRD-GSDivision

Treasury Division

Struktur OrganisasiOrganization Structure

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 49

50

Tinjauan Usaha

Ekonomi Indonesia tidak luput dari fenomena pelemahan ekonomi global, dimana berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 5,02% atau mengalami penurunan kembali dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 5,78%. Pencapaian ini diklasifikasikan sebagai yang terendah dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Beberapa faktor yang memicu penurunan ini adalah : (i) masih tingginya tingkat inflasi di tahun 2014 sebesar 8,36% yang melampau rentang atas target inflasi BI dan mengharuskan BI untuk mempertahankan pengetatan dalam kebijakan moneter; (ii) kontraksi komoditas kegiatan usaha terkait aktivitas usaha yang dibuktikan dari penurunan sebesar 3,43% pendapatan bisnis ekspor karena konsolidasi harga komoditas dan pembatasan ekspor mineral yang belum diolah; (iii) tingginya ketidakpastian politik karena pemilu yang panjang untuk anggota legislatif dan kepresidenan.

Berdasarkan Data Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia yang dirilis oleh Bank Indonesia, total portfolio pembiayaan dari perusahaan pembiayaan di seluruh Indonesia tahun 2014 menunjukkan trend perlambatan, dimana untuk portfolio pembiayaan sewa guna usaha turun dari Rp. 117,4 trilyun di tahun 2013 menjadi Rp. 111 trilyun di tahun 2014. Sedangkan sektor pembiayaan konsumen masih mendominasi, kendati hanya mengalami sedikit kenaikan dari Rp. 222,9 trilyun di tahun 2013 menjadi Rp. 245,7 trilyun di tahun 2014. Total portfolio piutang pembiayaan Perseroan di tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 3,43 trilyun, terkoreksi sebesar6,7% dari tahun 2013 sebesar Rp. 3,68 trilyun. Secara rinci berdasarkan sektor usaha, portfolio pembiayaan sewa guna usaha di tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 2,86 trilyun, lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp. 3,07 trilyun, sedangkan sektor pembiayaan konsumen juga mengalami penurunan tipis dari Rp. 589,4 milyar ditahun 2013 menjadi Rp. 562,2 milyar di tahun 2014. Dari skala industri pembiayaan secara nasional, pangsa pasar Perseroan ditahun 2014 sedikit terkoreksi menjadi 0,96%.

Business overview

Indonesian economy was overshadowed by the phenomenon of global economic slowdown, as based on the Statistics Bureau of Indonesia (BPS), Indonesia‘s economic growth was 5.02% in 2014, which was lower compared 5.78% in 2013. This constituted the lowest growth in the past five years. Some factors that triggered the decline were : (i) the high level of inflation in the year 2014 at 8.36% which was beyond the upper range of Bank Indonesia targeted inflation and forced BI to maintain tightening bias in its monetary policy; (ii) contraction of commodities related business activities as can be evidence from a 3.43% decline in export business revenue due to consolidation of commodities prices and export restriction on unprocessed mineral ores; (iii) heightened sense of political uncertainty due to the lengthy elections for both legislation members and the presidential office.

Based on the Indonesian Financial Stastistics Data released by BI, the total financing portfolio of finance companies throughout Indonesia in 2014 showed moderating trend as leasing portfolio drop from Rp. 117.4 trillion in 2013 to Rp. 111 trillion in 2014. Meanwhile, consumer finance sector still dominated, although its growth was seen at a much reduced pace from Rp. 222.9 trillion in 2013 to Rp. 245.7 trillion in 2014. The total portfolio of the Company’s receivables in 2014 amounted to Rp. 3.43 trillion; slipped by 6.7% from the year 2013 amounting to Rp. 3.68 trillion. In more detail, categorized by industry sectors, the leasing portfolio in 2014 amounted to Rp. 2.86 trillion, lower compared with Rp. 3.07 trillion in year 2013, while consumer finance sector also experienced a slight decline from Rp. 589.37 billion in 2013 to Rp. 562.2 billion in 2014. On the national scale of financing industry, the Company‘s market share in the year 2014 was slightly shrank to 0.96%.

Perseroan / Company 2.86 3.07 0.57 0.60 3.43 3.68

Nasional / national 111 117.4 245.7 222.9 356.7 340.3

Pangsa Pasar / market Share 2.58% 2.62% 0.23% 0.27% 0.96% 1.08%

2014 2013 2014 2013 2014 2013

PIUTANG SEWA GUNA USAHAleaSing reCeiVaBleS

PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN

ConSumer reCeiVaBleS

ToTAl PiuTANGToTal reCeiVaBleS

Analisa dan Pembahasan ManajemenManagement Discussion and Analysis

(dalam trilyun Rupiah) (in trillion Rupiah)

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 51

TINJAUAN OPERASI

Pembiayaan Sewa Guna Usaha

Perseroan mencatatkan pembiayaan baru sewa guna usaha di tahun 2014 sebesar Rp. 1,79 trilyun atau lebih rendah 16,5% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp. 2,14 trilyun. Penurunan ini secara umum merupakan dampak dari melemahnya aktivitas sektor ekonomi berbasis komoditas berorientasi ekspor, yang dipicu oleh harga komoditas dan secara khusus tercermin pada menurunnya permintaan pasar terhadap kebutuhan alat berat. Berdasarkan data riset internal dari PT United Tractors Tbk, volume penjualan alat berat di Indonesia kembali mengalami penurunan sekitar 13,5% dari 10.252 unit di tahun 2013 menjadi 8.867 unit di tahun 2014, yang terutama dipicu oleh anjloknya permintaan dari industri pertambangan yang terganjal oleh kebijakan pengetatan ekspor oleh pemerintah dan penurunan permintaan global. Di tengah meningkatnya ketidakpastian kondisi makroekonomi Indonesia, Perseroan juga mengambil kebijakan untuk lebih selektif dalam memberikan pembiayaan, meningkatkan kewaspadaaan dalam memantau kualitas aset dan juga melakukan diversifikasi portfolio. Obyek sewa guna usaha yang dibiayai Perseroan meliputi alat berat, otomotif (bus dan truk), kapal serta mesin. Pembiayaan sewa guna usaha ini dialokasikan pada sektor usaha konstruksi, perkebunan, pertambangan, dan transportasi (pengangkutan kargo dan komoditas).

operations overvieW

financing leases

The Company recorded a new lease financing in 2014 in the amount of Rp. 1.79 trillion, fell by 16.5% compared to the year 2013 in the amount of Rp. 2.14 trillion. In general, the decrease was a result of weakening economic activities sector based on export oriented commodity, which was triggered by commodity prices, specially reflected by the decrease in market demand for heavy equipments. Based on internal research data of PT United Tractors Tbk, heavy equipment sales volume in Indonesia decreased by 13.5% from 10,252 units in 2013 to 8,867 units in 2014, which as caused by plunged demand from mining industry which was hampered by the tightening of export by the government dan the decline in global demand. Amidst growing Indonesia’s uncertain macroeconomic condition, the Company also adopted policies to be more selective in providing financing, increasing its awareness in monitoring the assets quality and also diversifying its portfolio. Leased objects include heavy equipments, automotives (buses and trucks), vessels and machineries financing. Lease financing is allocated to construction, agriculture, mining, and transportation sectors (cargo and commodity transports).

Analisa dan Pembahasan Manajemen

(dalam trilyun Rupiah) (in trillion Rupiah)

PEmbiAYAAN bARu 2014 2013 PERTumbuhAN / groWTh neW FinanCing

Sewa guna Usaha 1,792.4 2,146.6 -16.5% leasing

Pembiayaan Konsumen 437.3 458.0 -4.5 % Consumer Finance

Anjak Piutang 0 9.4 -100.0 % Factoring

Total 2,229.7 2,614.0 -14.7 % Total

52

PoRTFolio PEmbiAYAAN KoNSumEN 2014 2013 ConSumer FinanCing PorTFolio

Kendaraan Baru 11.8% 13.5% New Car

Kendaraan Bekas 88.2% 86.5% Used Car

Total 100.0% 100.0% Total

Pembiayaan Konsumen

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara umum masih ditopang oleh konsumsi domestik, salah satunya melalui penjualan sektor otomotif. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil baru di tahun 2014 mencapai 1,21 juta unit, turun dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 1,23 juta unit. Pembiayaan konsumen Perseroan di tahun 2014 mencapai sebesar Rp. 437 milyar lebih rendah dari tahun 2013 sebesar Rp. 458 milyar. Pembiayaan konsumen Perseroan selain dari sektor otomotif yang mencapai sebesar Rp. 367,9 milyar, juga mulai merambah segmen pembiayaan rumah sebesar Rp. 69,4 milyar. Dalam menjalankan usahanya untuk sektor otomotif, Perseroan lebih fokus pada pengembangan pembiayaan untuk kendaraan bekas, mengingat marjin yang relatif lebih besar di bandingkan pembiayaan mobil baru. Sepanjang tahun 2014, pembiayaan mobil bekas mencapai 88 % atau sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 dengan pencapaian sebesar 87%.

Consumer Finance

Indonesia‘s economic growth generally is driven by domestic consumption, one of them through the sale in automotive sector. Based on data from the Indonesian Automotive Industry Association (Gaikindo), new car sales in 2014 reached 1.21 million units, a slight decrease compared to the year 2013 that reached 1.23 million units. The Company’s financing in 2014 reached Rp. 437 billion, lower than financing in 2013 amounting to Rp. 458 billion. Besides automotives financing that reached Rp. 367.9 billion, also started to explore mortgage financing segment of Rp. 69.4 billion. Company puts its focus on the development of financing of used vehicles, given the relatively higher margin than new car financing. Throughout 2014, used car financing reaches 88% or slightly higher than in 2013, with the achievement of 87%.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 53

KETERANGAN

2014 2013

amounT % amounT % DeSCriPTion 

Kas dan setara kas 121,972 3.4% 86,576 2.3% Cash and cash equivalents

Surat-surat berharga 268 0.0% 177 0.0% marketable securities

investasi sewa pembiayaan-neto 2,785,063 77.6% 2,994,235 79.4% net investment in finance leases-net

Piutang pembiayaan konsumen- neto 562,197 15.7% 589,365 15.6% Consumer financing receivables-

net

Tagihan anjak piutang - 0.0% 1,722 0.0% Factoring receivables

Piutang lain-lain 28,844 0.8% 21,176 0.6% other receivables

Aset derivatif 21,125 0.6% 20,838 0.6% Derivative asset

Biaya dibayar dimuka 8,420 0.2% 7,935 0.2% Prepaid expenses

Aset sewa operasi 347 0.0% 0 0.0% operating lease asset

Aset tetap 54,186 1.5% 44,108 1.2% Fixed asset

Aset tak berwujud 581 0.0% 469 0.0% intangible asset

Aset pajak tangguhan 3,852 0.1% 3,870 0.1% Deferred tax assets

Total Aset 3,586,854 100.0% 3,770,471 100.0% Total Assets

ANALISA KINERJA KEUANGAN

Penyajian Laporan Keuangan Secara Umum

Laporan keuangan untuk tahun berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) danPeraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 29/POJK.05/2014 tentang Penyelenggara Usaha Perusahaan Pembiayaan.

Analisis laporan keuangan di bawah ini dijabarkan berdasarkan laporan keuangan Perseroan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013. Laporan keuangan Perseroan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja (anggota of Ernst & Young Global Limited), akuntan publik independen, berdasarkan standar pemeriksaan yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dalam laporannya masing-masing tertanggal 9 Maret 2015 dan 10 Maret 2014.

I. ANALISA POSISI KEUANGAN

ASETPada akhir tahun 2014, Perseroan mencatatkan total aset sebesar Rp. 3,59 trilyun terkoreksi sebesar 4.9% dibandingkan tahun sebelumnya ( 2013 : Rp. 3,77 trilyun). Penurunan aset disebabkan adanya penurunan pada investasi sewa guna usaha dan piutang pembiayaan konsumen seiring dengan penurunan penyaluran pembiayaan baru. Dari total aset yang ada, sebagian besar portfolio didominasi oleh pembiayaan sewa guna usaha yang menyumbang 78 % dan piutang pembiayaan konsumen sebesar 16%. Aktiva tetap Perseroan naik dari Rp. 44,1 milyar di tahun 2013 menjadi Rp. 54,2 milyar di tahun 2014 karena adanya pembelian 3 (tiga) unit ruko di cabang Bekasi, Pontianak dan Kemayoran yang digunakan sebagai kantor cabang Perseroan, guna menghemat biaya sewa ruang kantor yang terus meningkat setiap tahunnya.

Rincian dan komposisi aset Perusahaan pada tanggal31 Desember 2014 dan 2013 adalah, sebagai berikut :

analYsis of finanCial performanCe

the presentation of financial statements in general

The financial statements as of 31 December 2014 and 2013 are prepared and presented in accordance with Indonesia Financial Accounting Standards as issued by the Indonesian Institute of Accountants and Regulation of OJK No. 29/POJK.05/2014 on Finance Companies Business.

Analysis of the financial statements below is elaborated based on the Company’s financial statements for the year ended 31 December 2014 and 2013. The financial statements of the Company as of and for the year ended 31 December 2014 and 2013 were audited by the Public Accounting Firm Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited), an independent public accountant, in accordance to the auditing standard issued by Indonesian Institute of Certified Public Accountants (IAPI), with an unqualified opinion in its report dated 9 March 2015 and 10 March 2014.

i. analYsis of finanCial position

assetsAt the end of 2014, the Company recorded total assets amounting to Rp. 3.59 trillion, a correction of 4.9% compared to the previous year (2013: Rp. 3.77 trillion). The decline of assets was a result of the decrease in investment finance leases and consumer financing receivables which are in line with the lower new financing in 2014. Total assets were largely dominated by finance leases and net consumer financing receivables, which accounted for 78% and 16% of total assets, respectively. The fixed assets of the Company increased from Rp. 44.1 billion in 2013 to Rp. 54.2 billion in 2014 due to the purchase of three 3 (three) offices forBekasi, Pontianak and Kemayoran to be used for branch offices in order to reduce office space rental cost that increases every year.

The Company’s assets details and composition as of 31 December 2014 and 2013 are as follow :

(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)

54

Berdasarkan profil jatuh tempo aset, komposisi aset lancar ( jatuh tempo kurang dari 1 tahun) turun tipis dari Rp. 2,13 trilyun di tahun 2013 menjadi Rp. 2,02 trilyun di tahun 2014. Demikian juga untuk aset jatuh tempo 1-3 tahun turun menjadi Rp. 1,36 trilyun di tahun 2014 dari Rp. 1,52 trilyun di tahun 2013. Di sisi lain aset jatuh tempo diatas 3 tahun meningkat menjadi Rp. 136,5 milyar dari Rp. 71,8 milyar di tahun 2014 yang disebabkan adanya pembiayaan kredit pemilikan perumahan dengan rata rata tenor pinjaman di atas 3 tahun.

Struktur jatuh tempo aset Perseroan tahun 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :

KEwAJIBAN

Total kewajiban Perseroan pada akhir tahun 2014 turun sebesar 6,9% atau sebesar Rp. 2,48 trilyun dari Rp. 2,67 trilyun di tahun 2013. Penurunan ini disebabkan hutang bank yang turun menjadi Rp. 2,39 trilyun di tahun 2014 dari Rp. 2,59 trilyun di tahun 2013 sebagai dampak penurunan penyaluran pembiayaan baru dan adanya pelunasan MTN I pada bulan November 2014 sebesar Rp. 150 milyar. 96% dari total kewajiban Perseroan merupakan total utang kepada lembagakeuangan dan bank.

Rincian dan komposisi kewajiban Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, sebagai berikut :

Based on the asset maturity profile, the composition of current asset (maturity of less than 1 year) slightly decreased from Rp. 2.13 trillion in 2013 to Rp. 2.02 trillion in 2014. Likewise, for asset maturity 1-3 year also fell to Rp. 1.36 trillion in 2014 from Rp. 1.52 trillion in 2013. On the other hand, asset maturity of more than 3 years increased to Rp. 136.5 billion from Rp. 71.8 billion in 2013 due to the mortgage financing with average tenors above 3 years.

Asset maturity structure of the Company in 2014 and 2013 were as follows :

liaBilities

Total liabilities of the Company at the end of 2014 decreased by 6.9% or amounted to Rp. 2.48 trillion from Rp. 2.67 trillion in 2013. The decrease was due to the drop in bank loans to Rp. 2.39 trillion in 2014 from Rp. 2.59 trillion in 2013 as result of lower new financing and payment of MTN I in November 2014 in amount of Rp.150 billion. 96% of the total Company liabilities represented loans to financial institutions and banks.

The details and composition of the Company’s liabilities as of December 31, 2014 and 2013 were as follows :

KETERANGAN 2014 2013 remarkS

Aset Non Keuangan 66,584 55,584 non Financial assets

Aset Jatuh Tempo 1 tahun 2,019,904 2,127,422 asset maturity of up to in 1 year

Aset Jatuh Tempo 1-3 tahun 1,363,880 1,515,708 asset maturity of 1-3 year

Aset Jatuh Tempo diatas 3 tahun 136,486 71,757 asset maturity of more than 3 year

Total Aset 3,586,854 3,770,471 Total Assets

(dalam juta Rupiah ) (in million rupiah)

KETERANGAN

2014 2013

amounT % amounT % DeSCriPTion

Utang kepada lembaga keuangan dan bank 2,388,090 96.2% 2,437,158 91.4%

loans from financial insitutions and bank

Medium term notes 0 0.0% 149,401 5.6% medium term notes

Utang pajak 11,177 0.5% 9,732 0.4% Taxes payable

Utang dividen 233 0.0% 181 0.0% Dividends payable

Utang lain-lain 30,546 1.2% 31,182 1.2% other payable

Uang muka lain-lain 2,804 0.1% 3,374 0.1% other advances

Beban akrual 16,313 0.7% 14,231 0.5% accured expenses

liabilitas imbalan kerja jangka pendek 6,208 0.3% 6,673 0.3%

Short term employee benefits liabilites

liabilitas imbalan pasca kerja 17,795 0.7% 15,075 0.6%Post-employment benefits

liabilites

Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga 9,096 0.4% 246 0.0%

Currency and interest rate swap contracts

Total Kewajiban 2,482,261 100.0% 2,667,254 100.0% Total liabilities

(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 55

Berdasarkan profil jatuh tempo kewajiban di tahun 2014, tercatat kewajiban jatuh tempo dibawah 1 tahun sebesar Rp 1,46 trilyun, dimana sebesar Rp. 50 milyar merupakan pinjaman pasar uang jangka pendek dengan tenor kurang dari 1 bulan. Mayoritas hutang bank Perseroan merupakan hutang berjangka panjang sampai dengan 3 tahun dengan pembayaran angsuran bulanan atau triwulanan.

Struktur jatuh tempo kewajiban Perseroan tahun 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :

EKUITAS

Ekuitas Perseroan relatif stabil di tahun 2013 dan 2014 yaitu sebesar Rp. 1,10 trilyun dikarenakan dari total laba bersih tahun 2014 sebesar Rp. 110,8 milyar, Perseroan membagikan dividen ke pemegang saham sebesar Rp. 98,7 milyar.

Penjelasan lebih rinci atas modal ditempatkan dan disetor penuh beserta komposisi pemegang saham dan perubahannya dapat dilihat pada bagian Ikhtisar Saham dalam laporan tahunan ini.

DIVIDEN

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahun 2014 yang diselenggarakan pada tanggal 21 Mei 2014, pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp.60 per saham atau sebesar Rp. 98,7 milyar, Perseroan telah melakukan pembayaran dividen tunai tersebut kepada pemegang saham pada tanggal 2 Juli 2014 sementara sisa dividen yang belum diambil oleh pemegang saham warkat disajikan sebagai utang dividen. Jumlah utang dividen yang belum diambil di tahun 2014 adalah sebesar Rp. 232,6 juta.

Based on the liabilities maturity profile, liabilities maturity under 1 year in amount of Rp 1.46 trillion, of which Rp. 50 billion was a short-term money market loan with tenor less than 1 month. Majority of the Company‘s bank loans were long-term loans with tenor of more than 3 years with monthly or quarterly installment payments.

Liability maturity structure of the Company in 2014 and 2013 were as follows:

eQUitY

The Company‘s equity is relatively stable in 2013 and 2014 at Rp. 1.10 trillion which from net profit in 2014 amounted Rp. 110.8 billion, the Company distributed the dividends to the shareholders at Rp. 98.7 billion.

More detailed information on the issued and fully paid incapital with the composition of shareholders and changes can be seen in the Stock Highlights section in thisannual report.

dividends

In the General Meeting of Shareholders 2014 on 21 May 2014, shareholders agreed to distribute cash dividends amounting to Rp. 60 per share or a total of Rp. 98.7 billion, the Company has made its cash dividend payment to shareholders on 2 July 2014, while the remaining dividend that has not been claimed by the shareholders were presented as dividend payable. The dividends that have not been claimed in 2014 amounted to Rp. 232.6 million.

KETERANGAN 2014 2013 remarkS

Kewajiban Non Keuangan 54,785 48,961 non Financial liabilities

Kewajiban Jatuh Tempo dalam 1 tahun 1,458,478 1,557,202 liabilities maturity of up to 1 year

Kewajiban Jatuh Tempo 1-3 tahun 968,998 1,061,091 liabilities maturity of 1-3 year

Kewajiban Jatuh Tempo diatas 3 tahun 0 0 liabilities maturity more than 3 year

Total Kewajiban 2,482,261 2,667,254 Total liabilities

(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)

KETERANGAN 2014 2013 remarkS

Modal ditempatkan dan disetor penuh 411,449 411,449 issued and fully paid in capital

Tambahan modal disetor 457 457 additional paid in capital

Saldo laba telah ditentukan penggunaannya 14,000 13,000 appropriated for general reserve

Saldo laba belum ditentukan penggunaannya 689,467 678,343 unappropriated retained earnings

Pendapatan komprehensif lain (10,780) (32) other comprehensive income

Total Ekuitas 1,104,593 1,103,217 Total Equity

(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)

56

II. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

PENDAPATANTotal pendapatan usaha Perseroan tahun 2014 mencapai sebesar Rp. 601,3 milyar, terkoreksi 4,2% dari tahun 2013 sebesar Rp. 627,4 milyar. Pendapatan usaha Perseroan terutama berasal dari pendapatan pembiayaan yang terdiri dari pembiayaan sewa guna usaha, pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan lain-lain. Dari total pendapatan, sebesar 93% merupakan pendapatan bunga atas piutang yang dikelola di tahun 2014 dan 2013, yang masing-masing mencapai nilai sebesar Rp. 3,43 trilyun dan Rp. 3,68 trilyun. Perincian pendapatan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Pendapatan Sewa PembiayaanPendapatan sewa pembiayaan menyumbang sebesar 78% dari total pendapatan Perseroan. Di tahun 2014, pendapatan ini mengalami penurunan menjadi sebesar Rp. 469,3 milyar dari Rp. 482,1 milyar di tahun 2013 atau terkoreksi 2,7% seiring dengan adanya penurunan penyaluran sewa pembiayaan di tahun 2014 dari Rp. 2,14 trilyun di tahun 2013 menjadi Rp. 1,79 trilyun di 2014 serta penurunan imbal hasil rata-rata portfolio pembiayaan dari 16,19% di tahun 2013 menjadi 15,7% ditahun 2014.

Pendapatan Pembiayaan KonsumenPendapatan pembiayaan konsumen memberikan kontribusi sebesar 15% dari total pendapatan Perseroan. Di tahun 2014, pendapatan pembiayaan konsumen mengalami penurunan menjadi Rp. 92,1 milyar dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 105 milyar yang disebabkan juga oleh adanya penurunan penyaluran pembiayaan konsumen dari 458 miliar di tahun 2013 menjadi Rp. 437 miliar di tahun 2014. Selain itu, imbal hasil rata-rata pembiayaan juga mengalami penurunan yang disebabkan karena Perseroan pada tahun 2014 secara aktif menyalurkan pembiayaan rumah yang secara umum memiliki tingkat suku bunga yang lebih rendah dibandingkan pembiayaan mobil.

Pendapatan lain-lainPendapatan lain-lain berasal dari pendapatan bunga dari penempatan deposito, jasa giro dan denda bunga atas keterlambatan pembayaran angsuran oleh konsumen, pendapatan administrasi, penerimaan kembali piutang yang telah dihapusbukukan dan keuntungan atau kerugian atas penjualan aset baik aset tetap maupun aset sewaoperasi. Pendapatan lain-lain tahun 2014 relatif stabil sebesar Rp. 40 milyar dari tahun 2013 sebesar Rp. 39,8 milyar.

ii. statement of Comprehensive inCome

revenUes

Company‘s total operating revenues in 2014 amounted to Rp. 601.3 billion, fell 4.2% in 2013 amounted to Rp. 627.4 billion. The Company‘s operating income is mainly derived from financing income, namely leasing, consumer financing and other income. Of total revenue, 93% was derived from interest revenue for the managed receivables during 2014 and 2013, each amounted of Rp. 3.43 trillion and Rp. 3.68 trillion. Breakdown of revenue can be showed in the following :

finance lease income

Finance lease income accounted for 78% of the Company’s total revenue. In 2014, revenue decreased to Rp. 469.3 billion from Rp. 482.1 billion in 2013 or corrected by 2.7% in line with the decrease in lease financing in 2014 from Rp. 2.14 trillion in 2013 to Rp. 1.79 trillion in 2014 and decreased on average yield in financing portfolio from 16.19% in 2013 to15.7% in 2014.

Consumer financing income

Consumer financing income contributed 15% of the Company’s total revenue. In year 2014, consumer financing income decreased to Rp. 92.1 billion from the previous year of Rp. 105 billion, which was also caused also by the decrease in new financing consumer from 458 billion in 2013 to Rp. 437 billion in 2014. Besides, average financing yield also depressed since the Company actively finances housing loans throughout 2014 which generally has lower interest rate compared to car financing.

other income

other income was primarily derived from interest income from time deposits, currenct accounts and penalties applied for late payment of installment by the consumer, administration income, recoveries on receivables previously written off and gain or loss on sale of fixed assets and the assets of both operating lease assets. Other income in 2014 was relatively stable at Rp. 40 billion from 2013 to Rp. 39.8 billion.

KETERANGAN 2014 2013 % DeSCriPTion

Total pendapatan 601,296 627,364 -4.2% Total revenue

Total beban 452,871 446,200 1.5% Total expenses

laba sebelum beban pajak 148,425 181,164 -18.1% Profit before tax expense

Beban pajak (37,570) (45,492) -17.4% Tax expenses

laba tahun berjalan 110,855 135,673 -18.3% Profit for the year

Pendapatan komprehensif lain (10,748) 2,181 -592.9% other comprehensive income

Total laba komprehensif tahun berjalan 100,107 137,853 -27.4% Total comprehensive

income for the year

(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 57

BEBANTotal beban Perseroan tahun 2014 sebesar Rp. 452,9milyar, naik 1,5% dari tahun 2013 Rp. 446,2 milyar. Portfolio beban terbesar berupa beban keuangan dengan porsi sebesar 59,4%, yang merupakan biaya pembayaran bunga pinjaman kepada kreditur. Beban lainnya berasal dari beban umum dan administrasi dengan porsi sebesar 27,1%, diantaranya merupakan biaya gaji dan tunjangan karyawan. Selain itu total beban Perseroan terdiri dari beban kerugian nilai, beban pemasaran, rugi selisih kurs dan beban sewa operasi. Rincian beban Perseroan untuk tahun 2013-2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Beban KeuanganTerdiri dari beban bunga dan provisi dari pinjaman bank, medium term notes yang diterbitkan serta pembayaran premi swap. Beban keuangan pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 268,8 milyar, turun tipis dari tahun 2013 sebesar Rp. 269,3 milyar. Pembayaran bunga pinjaman bank turun tipis dari Rp. 258 miliar (tahun 2013) menjadi Rp. 251 miliar (tahun 2014) terkait dengan penurunan kewajiban Perseroan kepada bank. Di sisi lain, rata-rata bunga pinjaman bank yang diterima sedikit beringsut naik dari 10,42% menjadi 10,86% terutama terkait dengan adanya pinjaman baru yang telah disesuaikan bunganya mengikuti kenaikan BI Rate sebesar 200 bps pada tahun sebelumnya. Beban umum dan administrasi Beban umum terdiri dari gaji dan tunjangan, sewa, penyusutan dan amortisasi dan biaya-biaya yang secara tidak langsung terkait dengan aktivitas operasi Perseroan. Pada tahun 2014 beban umum dan administrasi adalah Rp. 122,9 milyar meningkat sebesar Rp. 14,7 milyar atau sebesar 13,5% dari tahun 2013. Gaji dan tunjangan masih menjadi komponen terbesar dari beban umum dan administrasi yang mencapai sebesar Rp. 85,4 milyar atau naik 14% dari Rp. 74,9 milyar di tahun 2013, seiring dengan

eXpenses

The total expense of the Company in 2014 amounted to Rp. 452.9 billion, slightly increased by 1.5% from 2013 of Rp. 446.2 billion. The Company’s biggest expenses was mainly derived from the financing cost with the portion of 59.4% which is consist of interest loan expense to creditors. The other expense was consist from general and administrative expenses which contribute 27.1%, most of them were salaries and benefits for employees. Besides, the Company total expense was consist of provision for impairment losses, marketing expenses, foreign exchanges loss,and operating lease expenses. The detail of Company expenses, for the years 2013-2014 can be seen in the following table:

financing Cost

Consists of interest expense and provision of bank loans, medium term notes issuance and swap premium payment. Financing cost in 2014 amounted to Rp. 268.8 billion, drop slightly from Rp. 269.3 billion in 2013. Loan interest payment decline from Rp. 258 billion (year 2013) to Rp. 251 billion (year 2014) in relation to the decrease of the Company’s liability to bank. On the other hand, average bank loans’ interest rate rose slightly from 10.42% to 10.86%, mainly related to interest rates charged for new loans which have beenadjusted following the increase in BI Rate by 200 bps in the previous year.

general and administrative expenses

General expenses consist of salaries and benefits, rent, depreciation and amortization and costs that are not directly related to the operating activities of the Company. In 2014, general and administrative expenses amounted to Rp. 122.9 billion, an increase of Rp. 14.7 billion or 13.5% those in 2013. Salaries and benefits are still the biggest component of general and administrative expenses which reached Rp. 85.4 billion or rose by 14% from Rp. 74.9 billion in 2013, following the increase in the number of

KETERANGAN 2014 2013 % DeSCriPTion

Pendapatan sewa guna usaha 469,269 482,081 -2.7% Finance lease income

Pendapatan pembiayaan konsumen 92,056 105,049 -12.4% Consumer Finance income

Pendapatan anjak piutang - 406 -100.0% Factoring income

Pendapatan lain lain 39,971 39,828 0.4% others income

Total Pendapatan 601,296 627,364 -4.2% Total Revenues

KETERANGAN 2014 2013 % DeSCriPTion

Beban keuangan 268,845 269,343 -0.18% Financing costs

Beban administrasi dan umum 122,855 108,243 13.50% general and administrative expenses

Beban kerugian penurunan nilai 58,759 64,654 -9.12% Provision for impairment losses

Beban lain-lain 2,412 3,960 -39.10% other expenses

Total beban 452,871 446,200 1.50% Total Expenses

(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)

(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)

58

penambahan jumlah karyawan Perseroan dari 552 orang di tahun 2013 menjadi 592 orang di tahun 2014 serta penyesuaian gaji dengan tingkat inflasi. Sebagai konsekuensi dari berlakunya Peraturan OJK No. 03/POJK.02/2014 tanggal 1 April 2014, Perseroan juga telah memulai kewajiban pembayaran iuran kepada OJK sebesar 0,03% dari total aset Perseroan atau sejumlah Rp. 999,8 juta pada tahun 2014.

Beban kerugian penurunan nilaiPada tahun 2014, beban kerugian penurunan nilai berkurang dari Rp. 64,7 milyar di tahun 2013 menjadi Rp. 58,8 milyar. Beban kerugian penurunan nilai piutang sewa guna usaha naik dari Rp. 48,3 milyar (2013) menjadi Rp. 51,2 milyar (2014), sedangkan beban kerugian penurunan nilai pembiayaan konsumen turun dari Rp.16,4 milyar (2013) menjadi Rp. 7,6 milyar (2014). Berkaitan dengan penambahan biaya pencadangan ini, rasio total cadangan penurunan nilai terhadap total piutang pembiayaan Perseroan di tahun 2014 tercatat sebesar 2,35%, dibandingkan dengan 2,5% di tahun 2013. Perhitungan atas biaya pencadangan telah dilakukan dengan menggunakan metode migrasi yang konsisten dengan prinsip-prinsip PSAK No. 55 tahun 2011.

Beban lain-lainBeban lain-lain Perseroan terdiri dari beban pemasaran, rugi selisih kurs akibat fluktuasi selisih kurs dan beban sewa operasi. Pada tahun 2014, beban lain-lain adalah Rp. 2,4 milyar atau turun sebesar 39.1% dari tahun 2013 sebesar Rp. 3,9 milyar terutama disebabkan penurunan beban pemasaran dari Rp. 2,9 milyar di tahun 2013 menjadi Rp. 1,5 milyar di tahun 2014.

ProfitabilitasMarjin bunga bersih Perseroan di tahun 2014 mengalami sedikit penurunan menjadi 4,84% dibandingkan dengan 5,77% di tahun 2013 yang disebabkan oleh adanya penurunan pada imbal hasil rata-rata portfolio pembiayaan sebesar 0,49% dan peningkatan biaya pendanaan rata-rata sebesar 0,44%. Selain disebabkan karena kompetisi yang lebih ketat, penurunan imbal hasil rata-rata juga disebabkan karena penyaluran pembiayaan dalam mata uang USD serta diversifikasi usaha Perseroan ke pembiayaan kepemilikan rumah yang relatif lebih kompetitif. Peningkatan beban pendanaan rata-rata Perseroan didorong oleh penambahan pinjaman baru yang menggunakan tingkat suku bunga yang secara umum mengikuti kenaikan tingkat suku bunga acuan BI Rate pada tahun sebelumnya dan kondisi likuiditas perbankan yang relatif lebih ketat di tahun 2013. Kendati demikian, kenaikan beban pendanaan rata-rata Perseroan secara relatif masih dapat dimitigasi, mengingat mayoritas pinjaman Perseroan di tahun 2014 (sebesar 88%) adalah merupakan pinjaman dengan suku bunga tetap.

employees of the Company from 552 employees in 2013 to 592 employees in the year 2014 as well as salary adjustments due to inflation. As a consequence of OJK Regulation No. 03/POJK.02/2014 dated 1 April 2014, the Company has fulfilled its liability to pay OJK mandatory fee of 0.03% from total assets of the Company or equivalent to Rp. 999.8 million in 2014.

provision for impairment losses

In 2014, provision for impairment losses decreased from Rp. 64.7 billion in 2013 to Rp. 58.8 billion. Provision for impairment losses for financing lease receivables increased from Rp. 48.3 billion (year 2013) to Rp. 51.2 billion (year 2014), while the provision for consumer financing receivables dropped from Rp. 16.4 billion (2013) to Rp. 7.6 billion (2014). In relation with the increase in impairment losses provision, the ratio of the allowance for impairment losses to the Company‘s total receivables in 2014 was recorded at 2.35%, compared to 2.5% in 2013. The formula of the allowance has been performed using the migration method that is consistent with principles of SFAS No. 55 in 2011.

other expenses

other expenses of the Company consists of marketing expenses, foreign exchange losses due to foreign exchange fluctuations and operating leases expenses. In 2014, other expenses amounted to Rp. 2.4 billion or declined by 39.1% in 2013 to Rp. 3.9 billion mainly due the decrease in marketing expenses from Rp. 2.9 billion in 2013 to Rp. 1.5 billion in 2014.

Profitability

The Company‘s net interest margin in 2014 amounted to 4.84%, fall from 5.77% in 2013 which was caused by the decline in the average yield in financing portfolio by 0.49% and the increase in average funding costs by 0.44%. Apart from tighter competition, the decrease in average financing yield was also due to USD financing as well as the diversification of the Company to housing loans which are relatively more competitive. The increase in the average financing cost of the Company are driven by the addition of new loans with interest rates which generally follow the increase in BI Rate in the previous year and tighter bank liquidity condition in 2013. However, the increase in average funding cost of the Company could still be mitigated relatively since most of the Company’s loan in 2014 (88%)were fixed rate loans.

TolAK uKuR PRoFiTAbiliTAS 2014 2013 ProFiTaBiliTy meaSureS

imbal hasil rata rata portfolio pembiayaan 15.70% 16.19% average yield in financing portfolio

Beban pendanaan rata-rata setelah penyesuaian 10.86% 10.42% average adjusted financing cost

marjin bunga bersih 4.84% 5.77% Net interest margin

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 59

III. ARUS KAS

Pada tanggal 31 Desember 2014, kas dan setara kas tercatat sebesar Rp. 122 milyar, naik sebesar 41% atau Rp. 35 milyar dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp. 87 milyar. Hal ini sejalan dengan penerimaan kas neto dari aktivitas operasi yang melampaui arus kas neto untuk aktivitas investasi dan pendanaan.

iii. Cash floWs

As of 31 December 2014, cash and cash equivalents was recorded at Rp. 122 billion, an increase of 41% or Rp. 35 billion compared to Rp. 87 billion as of 31 Desember 2013. The hike was inline with the net cash provided by operating activities exceeded net cash used in investing and financing activities.

Laba Tahun BerjalanLaba tahun berjalan Perseroan pada tahun 2014 terkoreksi sebesar Rp. 24,8 milyar atau sebesar 18,3% menjadi Rp. 110,9 milyar (2013: Rp. 135,7 milyar). Secara umum penurunan ini disebabkan menurunnya total pendapatan dan naiknya beban Perseroan, sehingga beban pajak penghasilan pada tahun 2014 turun sebesar 17,4% menjadi Rp. 37,6 milyar (2013: Rp. 45,5 milyar).

Net Profit

Company‘s profit for the year 2014 declined by Rp. 24.8 billion or 18.3% to Rp. 110.9 billion (2013: Rp. 135.7 billion). Generally, the decrease was due to lower total revenue and increased cost of the Company, hence the income tax expense in 2014 decreased by 17.4% to Rp. 37.6 billion (2013: Rp. 45.5 billion).

Pendapatan Komprehensif Lain dan Total Laba Komprehensif Tahun BerjalanPerseroan memiliki instrumen derivatif yang digunakan untuk transaksi lindung nilai terhadap eksposur risiko suku bunga dan mata uang, yang mana kedua risiko tersebut timbul karena Perseroan memiliki transaksi pinjaman luar negeri yang menggunakan suku bunga mengambang dan dalam mata uang asing. Instrumen derivatif untuk tujuan manajemen risiko ini diukur pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan Perseroan dimana nilai wajar negatif menunjukkan posisi derivatif yang tercatat sebagai kewajiban Perseroan. Bagian efektif dari perubahan nilai wajar instrumen derivatif-lindung nilai arus kas disajikan sebagai pendapatan komprehensif lain-lain pada bagian ekuitas.

Pada akhir tahun 2014 tercatat kerugian komprehensif lain-lain sebesar Rp. 10,7 milyar, dibandingkan dengan laba komprehensif lain sebesar Rp. 2,2 milyar pada tahun 2013 yang mencerminkan adanya peningkatan kewajiban derivatif Perseroan terkait dengan transaksi lindung nilai atas pinjaman baru berdenominasi valuta USD dari Standard Chartered Bank sebesar USD 35 juta. Sejalan dengan hal ini, laba komprehensif Perseroan di tahun 2014 mencapai Rp. 100,1 milyar atau terkoreksi sebesar 27,38% dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai sebesar Rp. 137,9 milyar.

other comprehensive income and total comprehensive income for the year

The Company has derivative instruments that are utilized to hedge exposure to interest rate and currency risks, in which both risks arise as the Company has offshore loan transactions with floating interest rate and in foreign currency. Derivative instruments obtained for risk management purposes are measured at fair value in the financial statement of the Company which the fair value negative indicates derivative positions recorded as the Company’s liabilities. The effective portion of changes in fair value of derivative instruments-cash flow hedges are presented in other comprehensive income in the equity section.

At the end of 2014, the Company recorded other comprehensive loss of Rp. 10.7 billion, compared to other comprehensive income of Rp. 2.2 billion in 2013 which indicated an increase in the Company‘s derivative liabilities related to hedging transactions on USD-denominated new loans from Standard Chartered Bank in amount of USD 35 million. Hence, the Company‘s comprehensive income for 2014 reached Rp. 100.1 billion or declined by 27.38% compared to the year 2013 in amount of Rp. 137.9 billion.

KETERANGAN 2014 2013 % DeSCriPTion

laba sebelum pajak 148,425 181,164 -18.1% Profit before tax

laba setelah pajak 110,855 135,673 -18.3% Profit after tax

Pendapatan komprehensif lain (10,748) 2,181 -592.9% other comprehensive income

laba komprehensif 100,107 137,853 -27.4% Comprehensive income

(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)

60

arus kas dari aktivitas operasiArus kas dari aktivitas operasi menggambarkan pergerakan kas untuk membiayai kegiatan-kegaiatan Perseroan. Pada tahun 2014, kas neto diperoleh dari aktivitas operasi adalah sebesar Rp. 365 milyar. Hal ini disebabkan oleh penerimaan angsuran dari konsumen lebih besar dibandingkan dengan penyaluran pembiayaan baru. Penerimaan dari konsumen di tahun 2014 tercatat Rp. 3,01 trilyun, sementara pembayaran untuk pembiayaan baru tercatat sebesar Rp. 2,23 trilyun di tahun 2014. Di sisi lain, pembayaran untuk beban usaha mengalami peningkatan sebesar Rp. 19 milyar dibandingkan dengan tahun 2013 dari Rp.107 milyar menjadi Rp.126 milyar di tahun 2014.

arus kas dari aktivitas investasiPada tahun 2014, kas neto digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar Rp. 15,7 milyar, meningkat 68% dari tahun sebelumnya. Peningkatan signifikan terjadi karena adanya pembelian aset tetap dari Rp 11,5 milyar di tahun 2013 menjadi 16,2 milyar atau naik sebesar 41%. Peningkatan ini sejalan dengan adanya pembelian tiga unit ruko yang digunakan untuk kantor cabang Perseroan.

arus kas dari aktivitas Pendanaan

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan merupakan gambaran dari pergerakan kas yang diperoleh dari pinjaman-pinjaman dan pembayaran bunga kepada pihak perbankan/kreditur serta pembayaran dividen. Pada tahun 2014, kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp. 311,1 milyar. Pembayaran kembali hutang bank turun dari Rp. 3,38 trilyun menjadi Rp.2,74 trilyun dikarenakan penurunan utilisasi pinjaman jangka pendek (money market loan). Selain untuk pembayaran hutang bank, di tahun 2014 Perseroan melakukan pelunasan MTN I sebesar Rp.150 milyar serta pembayaran dividen sebesar Rp. 98,7 milyar.

LIKUIDITASTingkat likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, yang mana termasuk juga bagian dari pinjaman jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan. Likuiditas Perseroan antara lain diukur berdasarkan perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban lancar. Yang dimaksud dengan aset lancar adalah aset yang dapat langsung digunakan atau diterima Perseroan, diantaranya berupa kas atau setara kas dan piutang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun.

Cash flows from operating activities

Cash flow from operating activities describes the movement of cash to fund the Company’s business activities. In 2014, the balance of net cash provided by operating activities amounted to Rp. 365 billion. This was due to higher increase in the receipt of installments and accelerated repayment from customers compared to the disbursement for new financing. Receipts from customers in 2014 increased to Rp. 3.01 trillion while payments for new booking were recorded at Rp. 2.23 trillion in 2014. On the other hand, payments for operating expenses increased by Rp. 19 billion compared to 2013 from Rp. 107 billion to Rp. 126 billion in 2014.

Cash flows from investing activities

In 2014, net cash used in investing activities amounted to Rp. 15.7 billion, an increase of 68% from the previous year. The significant increase was caused by purchase of fixed assets from Rp 11.5 billion in 2013 to 16.2 billion or an increase of 41%. This increase was in line with the purchase of three office units which are used as the Company’s branch offices.

Cash flows from financing activities

Cash Flows from Financing Activities describe the movement of cash received from loans and interest payments to banks/creditors as well as dividend payments. In 2014, net cash used in financing activities amounted to Rp. 311.1 billion. Repayments of bank loans declined from Rp. 3.38 trillion to Rp. 2.74 trillion due to lower utilization of short-term loans (money market loan). Other than repayments of bank loans, the Company has also repaid MTN I amounted to Rp. 150 billion as well as dividend payment of Rp. 98.7 billion.

LIQUIDITYThe level of liquidity reflects the Company’s ability to meet its short-term liabilities; primarily loans received by the Company to improve its performance in providing financing. The Company’s liquidity is measured by the ratio between current assets to current liabilites. The definition of current assets in this calculation are asset which can be used or obtained by the Company, such as those in the form of cash and receivables which will mature within one year.

KETERANGAN 2014 2013 DeSCriPTion

Kas dan setara kas pada awal tahun 86,576 49,261 Cash and cash equivalents at the beginning of year

Kas neto untuk aktivitas operasi 365,111 (69,140) net cash used in operating activities

Kas neto untuk aktivitas investasi (15,726) (9,341) net cash used in investing activities

Kas neto dari aktivitas pendanaan (311,082) 111,550 net cash from financing activities

Kenaikan (penurunan) neto kas dan setara kas 35,395 37,315 increase (decrease) in net cash and

cash equivalents

Kas dan setara kas pada akhir tahun 121,972 86,576 cash and cash equivalents at end of year

(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 61

Kewajiban lancar sebagian besar merupakan pinjaman jangka pendek Perseroan berupa Pinjaman Rekening Koran (PRK) dan pinjaman pasar uang (money market) serta posisi angsuran pinjaman berjangka Perseroan yang wajib dibayar secara bulanan atau triwulanan dalam jangka waktu 1 tahun.

Perseroan mencatatkan rasio lancar tahun 2014 sebesar1,38 kali, naik tipis dibandingkan tahun 2013 sebesar 1,37 kali dikarenakan adanya penurunan hutang lancardari Rp. 1,56 trilyun di tahun 2013 menjadi Rp. 1,46 trilyundi tahun 2014.

Rincian aset lancar dan kewajiban lancar Perseroan pada tahun 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :

Di sisi lain, Perseroan juga memiliki total plafon fasilitas pinjaman yang masih dapat ditarik sebesar Rp. 830 milyar dari beberapa kreditur perbankan, yang merupakan bagian dari cadangan likuiditas Perseroan yang patut turut diperhitungkan.

Most of short-term liabilities are the Company’s liabilities which will due in less than a year such as Overdraft and Money Market Facility as well as the Company’s loans due in monthly or quarterly basis installments maturing in less than a year.

The Company recorded current ratio of 1.38 times for the year 2014, a slight increase from 1.37 times in the year 2013 due to the decline in current liabilities from Rp. 1.56 trillion in 2013 to Rp. 1.46 trillion in 2014.

The details of the Company‘s current assets and liabilities as of 2014 and 2013 are as follows :

On the other hand, the Company also had total undrawn loan facilities in amount of Rp. 830 billion from several banks, which constitutes a part of the Company‘s liquidity reserves which should also be taken into account.

KUALITAS ASETBerlanjutnya kondisi makro ekonomi yang kurang kondusif yang dipersulit dengan pengetatan kondisi moneter telah berdampak pada meningkatnya tingkat tunggakan angsuran Perseroan. Di tahun 2014, total piutang bermasalah yang diukur dari rasio jumlah tunggakan di atas 60 hari tercatat sebesar 2,99%, naik dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 1,43%. Secara umum, peningkatan rasio piutang bermasalah ini didorong oleh penurunan kualitas portfolio pembiayaan sewa guna usaha (3,36% di tahun 2014 dibandingkan 1,52% di tahun 2013), sebaliknya, kualitas portfolio pembiayaan konsumen tercatat membaik (0,88% di tahun 2014 dibandingkan 0,91% di tahun 2013).

asset QUalitY

Continued unfavorable macroeconomic conditions made worse by tightening monetary conditions had resulted in the increase of the Company’s installment delinquency level. In 2014, total non-performing receivables are measured from the ratio of the overdue over 60 days which stood at 2.99%, a rise from 1.43% in 2013. In general, the increase in the ratio of non-performing receivables was driven by the decline in the quality of theleasing portfolio (3.36% in 2014 compared to 1.52% in 2013), on the contrary, the quality of the consumer finance portfolio improved (0.88% in the year 2014 compared to 0.91% in 2013).

2014 2013

Total Aset lancar : 2,019,904 2,127,422 Total current Assets :

Kas dan setara kas 121,972 86,576 Cash and cash equivalents

Piutang sewa guna usaha 1,599,341 1,669,514 lease financing receivables

Piutang pembiayaan konsumen 281,355 335,459 Consumer financing receiables

Tagihan anjak piutang 0 1,722 Factoring receivables

Aset lain-lain 17,236 34,151 other assets

Total Kewajiban lancar : 1,458,478 1,557,202 Total current liabilities :

Hutang bank dan MTN 1,428,188 1,525,468 Bank loans and mTn

Beban akrual 15,085 13,873 accrued expenses

Hutang lain-lain 15,205 17,861 other payables

Total Aset – Kewajiban lancar 561,426 570,220 Total current Asset – liabilities

Rasio lancar 1.38 x 1.37 x current Ratio

(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)

62

PEMBAHASAN LAINNYA

Struktur Modal Perseroan dan Penggunaannya

Anggaran Dasar Perusahaan mengatur bahwa modal dasar Perseroan adalah berjumlah Rp 1,2 trilyun yang terdiri 4,8 milyar lembar saham dengan nominal Rp 250 untuk setiap lembar saham. Dari modal dasar tersebut, sebanyak 1,6 milyar lembar saham telah ditempatkan oleh para pemegang saham, sehingga modal ditempatkan Perseroan berjumlah Rp 411 milyar.

Perseroan secara ketat telah mewaspadai kondisi penurunan kolektibilitas piutang yang terjadi, dan melakukan tindak lanjut penanganannya dengan memperkuat sumber daya manusia maupun produktivitas bagian penagihan Perseroan serta memperketat analisa risiko kredit dan seleksi pelanggan atas pembiayaan baru. Total cadangan penurunan nilai piutang pembiayaan yang telah dibentuk Perseroan adalah sebesar Rp. 80,67 milyar. Rasio cadangan ini terhadap total piutang pembiayaan Perseroan adalah sebesar 2,35% atau setara dengan 85% dari total piutang bermasalah Perseroan.

other disCUssion

the Company‘s Capital structure and the appropriation

The Company’s Articles of Association stipulates that the Company’s authorized capital is amounting to Rp 1.2 trillion comprising of 4.8 billion shares with a nominal value of Rp 250 for each share. The authorized capital, of 1.6 billionshares have been fully paid by the shareholders; hence, the Company’s issued and fully paid capital amounted to Rp 411 billion.

The Company has strictly monitored the decrease in the quality of receivables collectibility, and performed follow-up actions by strengthening human resources and the productivity of remedial unit of the Company as well as implementing a more prudent credit risk analysis and selection of new customers for new financing. Total allowance for impairment of receivables that have been reserved by the Company is Rp. 80.67 billion. The reserve ratio against total financing receivables of the Company amounted to 2.35%, equivalent to 85% of the total non-performing receivables of the Company.

KolEKTibiliTAS > 60 hARi 2014 2013 ColleCTiBiliTy > 60 DayS

Angsuran jatuh tempo (juta Rupiah) installment due (in million Rupiah)

Sewa guna usaha 110,461 54,053 leasing

Pembiayaan konsumen 5,041 5,491 Consumer Finance

Anjak Piutang 0 0 Factoring

Total kolektibilitas > 60 hari 115,502 59,544 Total collectibility > 60 days

Angsuran jatuh tempo (dalam persentase) installment due (in percentage)

Sewa guna usaha 0.36 % 1.52 % leasing

Pembiayaan konsumen 0.88 % 0.91 % Consumer Finance

Anjak Piutang 0 % 0 % Factoring

Total kolektibilitas > 60 hari 2.99 % 1.43 % Total collectibility > 60 days

Note : Nilai nominal Rp 250 per saham Note : Nominal value Rp 250 per share

 

JumlAh lEmbAR SAhAm

JumlAh NilAi NomiNAl (RP)

PERSENTASE %

 

  numBer oF

ShareSToTal nominal

Value (rP) PerCenTage

%  

Modal Dasar 4,800,000,000 1,200,000,000,000   Share Capital

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :      

issued and Paid up Capital :

PT Sari Dasa Karsa 1,112,584,069 278,146,017,250 67.60 PT Sari Dasa karsa

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk 133,281,585 33,320,396,250 8.10

PT asuransi Bina Dana arta Tbk

Masyarakat 399,930,400 99,982,600,000 24.30 Public

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1,645,796,054 411,449,013,500 100.00 Total issued and

Paid up Capital

Jumlah Saham dalam Portepel 3,154,203,946 788,550,986,500   Total Shares in Portfolio

Berikut data tingkat kolektabilitas Perseroan untuk angsuran yang telah jatuh tempo diatas 60 hari :

The following data represents the Company collectibility measured from installments of more than 60 days :

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 63

Sampai dengan Laporan Tahunan ini diterbitkan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan tidak mengalami perubahan.

Dalam pengelolaan permodalan, Perseroan mengacu pada Peraturan OJK No. 28/POJK.05/2014 tertanggal 19 November 2014 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan dan Peraturan OJK No. 29/POJK.05/2014 tertanggal 19 November 2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan, yang diantaranya mengatur ketentuan mengenai:- Modal disetor minimum Rp100 milyar;- Modal sendiri minimum sebesar 50% dari modal disetor; - Jumlah pinjaman terhadap modal sendiri dan pinjaman

subordinasi dikurangi penyertaan maksimal 10 kali, baik untuk pinjaman dalam maupun luar negeri.

Dalam hal ini, Perseroan telah memenuhi aturan-aturan di atas, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

Di tahun 2014, sebagian besar investasi atas barang modal Perseroan adalah dalam bentuk pembelian bangunan kantor cabang dengan tujuan untuk mengurangi biaya sewa kantor Perseroan.

Informasi dan Fakta Material yang terjadi setelah tanggal Laporan Keuangan

Pada tanggal 24 Pebruari 2015, Perseroan menandatangani perjanjian fasilitas kredit berjangka dan fasilitas pinjaman aksep dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk sebesar Rp 300 milyar dan dari PT Bank Capital Indonesia Tbk sebesar Rp 90 milyar.

Until this Annual Report is published, the capital structure and shareholders’ structure of the Company have not changed.

In the capital management, the Company refers to the Regulation of OJK No. 28/ POJK.05/2014 dated 19 November 2014 on Business License and Multifinance Companies Institute and Regulation of OJK No. 29/ POJK.05/2014 dated 19 November 2014 on Finance Companies Business, which regulate among others:- Minimum paid-up capital of Rp100 billion;- Minimum equity of 50% of the paid-up capital; - Total debt to equity and subordinated loans less

investments up to 10 times, both for domestic and off-shore loans.

In this regard, the Company has met the regulations above, as can be seen in the following table:

In 2014, most of the Company’s capital expenditure is in the form of purchase of buildings for office branches with the aim to reduce the Company’s rental costs

Material Information and Fact that occurred after thefinancial statement date

On 24 February 2015, the Company signed a term loan and money market facility agreement with PT Bank Danamon Indonesia Tbk in amount of Rp 300 billion and from PT Bank Capital Indonesia Tbk in amount of Rp 90 billion.

KETERANGAN 2014 2013 DeSCriPTion

Aktiva Tetap 54,186 44,108 Fixed asset

KETERANGAN

PoJK No. 28/PoJK.05/2014

& PoJK No. 29/PoJK.05/2014

PERmodAlAN PERSERoAN

ComPany‘S CaPiTal DeSCriPTion

2014 2013 2012

Modal Disetor (Rp Milyar) Min. Rp 100 411 411 411 Paid up Capital (rp Billions)

Modal Sendiri Terhadap Modal Disetor Min. 50% 268% 268% 247% equity to Paid up Capital

Jumlah Pinjaman Terhadap Modal Sendiri (gearing Ratio)

Max. 10x 2.16x 2.34x 2.35x Total of loan to equity (Debt to equity ratio)

(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)

Penggunaan laba bersih tahun berjalan termasuk untuk penentuan penyisihan untuk cadangan wajib, pembagian dividen dan penggunaan lain diputuskan oleh pemegang saham dalam RUPS bilamana Perseroan memiliki saldo laba yang positif. Anggaran Dasar mengatur bahwa bagian dari laba bersih yang disediakan untuk dana cadangan wajib adalah minimal 20% dari modal yang ditempatkan.

ikatan Material atas investasi Barang Modal

Perseroan memiliki investasi atas aktiva tetap dalam upaya pengembangan usaha. Berikut rincian investasi barang modal sepanjang tahun 2013-2014:

The appropriation of net income for the current year including the determination of the allowance for reserves, distribution of dividends and other uses determined by the shareholders at the GMS if the Company has positive retained earnings. The Articles of Association set that the portion of net income which must be allocated for general reserve is minimum 20% of paid-up capital.

material Commitment on Capital expenditure investment

The Company invested in fixed assets as efforts in developing its business. Capital expenditure investments in 2013-2014 are as follows:

64

Prospek Usaha Tahun 2015

Prospek usaha Perseroan di tahun 2015 akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan kondisi makroekonomi Indonesia, yang secara umum diperkirakan akan relatif membaik dibandingkan dengan tahun 2014, kendati masih terdapat beberapa potensi hambatan yang dapat melemahkan skenario pemulihan ini. BI dalam siaran persnya di bulan Februari 2015 cukup optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015 akan tumbuh lebih tinggi dari tahun 2014 dan berada pada kisaran 5,4 – 5,8%, didorong oleh ekspansi dan percepatan investasi pemerintah pada beberapa sektor prioritas yaitu pertanian, maritim dan infrastruktur.

Didukung oleh kekuatan jaringan mitra usaha dan basis pelanggan yang telah terbentuk selama lebih dari tiga dekade, serta strategi Perseroan dalam mendiversifikasi target pembiayaan pada beberapa sektor ekonomi strategis lainnya seperti konstruksi, infrastruktur, dan transportasi, maka Perseroan memperkirakan bahwa prospek usaha Perseroan ke depan akan relatif stabil. Dengan kesinambungan fokus Perseroan untuk memperbaiki keunggulan kompetitifnya, antara lain dengan peningkatan kualitas pelayanan, perluasan alternatif pendanaan dan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas, maka Perseroan cukup yakin dapat menciptakan pertumbuhan usaha di tahun 2015.

Realisasi Usaha Tahun 2014

Sepanjang tahun 2014, nilai pembiayaan baru mencapai Rp. 2,23 trilyun, lebih rendah sebesar 25% dari target yang telah ditetapkan di tahun 2013 sebesar Rp. 3 trilyun. Sebagai akibat dari kondisi ini, tak dapat dihindari bahwa nilai piutang bersih dari portfolio sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen Perseroan mulai menunjukkan trend penurunan sebesar 6,9% dan 4,6% menjadi Rp. 2,79 trilyun dan Rp. 562,2 milyar. Marjin bunga bersih turun dari kisaran 5,77% pada tahun 2013 menjadi sekitar4,84% pada tahun 2014.

Target Tahun 2015

Pada tahun 2015, Perseroan menargetkan penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 3 trilyun, yang terdiri dari pembiayaan sewa guna usaha sebesar Rp 2 trilyundan pembiayaan konsumen sebesar Rp 1 trilyun.

Strategi Pemasaran Perseroan

Sepanjang tahun 2014, perusahaan pembiayaan telah dihadapkan dengan berbagai tantangan, mulai darikenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga BI Rate yang terkerek menjadi 7,75%. Buana Finance menerapkan strategi-strategi secara konsisten demi tercapainya tujuan Perseroan dalam menghadapi persaingan yangketat di dalam industri pembiayaan, yang mencakup : • Menjaga Hubungan yang Erat.

Perseroan selalu menjaga hubungan yang baik, meningkatkan kepercayaan serta kepuasan konsumen dan rekan usaha dengan memberikan nilai terbaik kepada para pemangku kepentingan, mitra usaha dan konsumen.

Business prospect 2015

The Company‘s business prospects in 2015 will be strongly influenced by the development of Indonesia‘s macroeconomic conditions, which are generally expected to be relatively improved compared to 2014, although there are still some potential barriers that could weaken the recovery scenario. BI in a press release in the month of February 2015 is quite optimistic that Indonesia‘s economic growth in 2015 will grow higher than in 2014 and is in the range from 5.4 to 5.8%, driven by the expansion and acceleration of government investment on some priority sectors, namely agriculture, maritime and infrastructure.

Powered by the strength of the business partner network and customer base has been established for more than three decades, as well as the Company‘s strategy to diversify the funding targets in some other strategiceconomic sectors such as construction, infrastructure, and transportation, the Company estimates that the Company‘s future business prospects will be relatively stable. With the continuity of the Company‘s focus to improve its competitive advantages, among others, by improving the quality of service, the expansion of alternative funding and provision of qualified human resources, the Company is confident enough to create business growth in 2015.

2014 Business performance

Throughout 2014, the new financing amounted to Rp. 2.23 trillion, 25% lower than the target set in 2013 of Rp. 3 trillion. As the results of this condition, it was inevitable that the Company’s value of net investment in finance leases and net consumer financing receivables began to show decreasing trend by 6.9% and 4.6% to Rp. 2.79 trillion and Rp. 562.2 billion, respectively. Net interest margin decreased from 5.77% in 2013 to around 4.84% in 2014.

2015 target

In 2015, the Company is targeting new financing of Rp 3 trillion, which consists of financial lease financing amounted to Rp 2 trillion and consumer financingamounted to Rp 1 trillion.

the Company‘s marketing strategy

During 2014, multifinance companies were faced with many challenges; starting from the rising process of fuel (BBM) to the increase in BI Rate to 7.75%. Buana Finance implements strategies consistently in order to achieve its objectives in the face of stiff competition in the finance industry, which includes:

• Maintain Close Relationships The Company maintains good relationship and increases trust and satisfaction of both customers and business partners by providing the best value to the stakeholders, business partners and customers.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 65

• Penerapan Manajemen Risiko secara Hati-hatiPerseroan selalu menerapkan prinsip kehati-hatiandalam membiayai calon konsumen dengan mengkaji secara menyeluruh atas kemampuan keuangan serta penerapan prinsip 5C.

• Peningkatan Produktifitas dan Efisiensi Perseroan secara terus menerus berupaya untuk melakukan perbaikan dalam proses kerja dengan mengoptimalkan sumber Perseroan dalam rangka mencapai produktivitas yang maksimal serta melakukan pengelolaan biaya secara lebih efisien.

• Diversifikasi Sumber Pendanaan Selain memperoleh sumber pendanaan dari pihakperbankan, Perseroan juga mencari alternatif sumber pendanaan lain seperti melalui penerbitan Medium Term Notes (MTN) atau penerbitan obligasi sehingga Perseroan dapat menekan biaya sumber pendanaan. Dengan adanya sumber pendanaan yang lebih kompetitif, Perseroan memiliki peluang yang lebih baik untuk memperluas segmentasi nasabah.

kebijakan Dividen

Kebijakan dividen Perseroan dilakukan dengan mempertimbangkan kecukupan tingkat imbal hasil bagi pemegang saham, namun dengan tetap menjaga struktur permodalan yang sehat dan terjaganya kesinambungan dari kebijakan dividen itu sendiri. Di tahun 2014 Perseroan telah menetapkan pembagian dividen tunai sebesar Rp. 60 per saham atau sebesar Rp. 98,7 milyar yang diambil dari laba bersih tahun 2013.

Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan

Perseroan tunduk dan taat pada Undang-undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas untuk mencegah tejadinya transaksi yang mengandung benturan kepentingan sebagaimana diatur dalam Undang-undang (UU) tersebut. Perseroan tidak memiliki transaksi yang bersifat berbenturan kepentingan.

• Implement Prudent Risk Management The Company always implements prudent principle in financing prospective customer by conducting a comprehensive survey on financial capability and the implementation of 5C principles.

• Increased Productivity and Efficiency The Company continuously strives to make improvements in work processes by optimizing its resources to achieve maximum productivity and a more efficient cost management.

• Diversification of Funding Sources Apart from obtaining funding sources from banks, the Company also looks forother alternative sources of fund such as through Medium Term Notes and bonds issuance so that the Company could reduce cost of fund. With competitive source of funds, the Company has better opportunity to expand its customer segmentation.

dividend policy

Dividend policy of the Company is set by considering the adequacy of rate of return for the shareholders, while at the same time still maintaining a healthy capital structure and sustaining the continuity of the dividend policy itself. In 2014 the Company’s had declared dividend payment of Rp. 60 per share of Rp. 98.7 billion, which has distributed from the Company’s 2013 net profit.

Transaction that Contains Conflict of Interest

The Company always abides and obey the Act of the Republic of Indonesia No. 40 of 2007 regarding Limited Liability Company to prevent any transaction that contains conflict of interest as stipulated in the Act. The Company does not have transaction that contains conflict of interest.

KETERANGAN 2014 2013 DeSCriPTion

Tanggal RUPS 21 May 2014 28 May 2013 Date of gmS

Nilai dividen kas (Rp juta) 98,748 49,374 Cash dividend (million rp)

Tanggal pembagian dividen 02 July 2014 08 July 2013 Cash dividend date

Nilai dividen interim (Rp juta) 0 49,374 interim dividend (million rp)

Tanggal pembagian dividen interim - 06 Dec 2012 interim dividend date

Dividen per saham (dalam Rp) 60 60 Dividend per share (in rp)

Rasio dividen terhadap laba bersih 0.73 0.65 Dividend pay out ratio

66

Perubahan pada Kebijakan Akutansi

Pada tahun 2014, tidak terdapat perubahan pada kebijakan akuntansi Perseroan.

Informasi Keuangan yang telah dilaporkanMengandung Kejadian yang Sifatnya Luar Biasa

Tidak terdapat kejadian yang sifatnya luar biasa, yang berpengaruh pada keuangan Perseroan di tahun 2014

Kewajiban Kontijensi dan Komitmen

Perseroan tidak memiliki kewajiban kontijensi dan komitmen yang signifikan pada tanggal 31 Desember 2014.

Changes in accounting policies

There were no changes in accounting policies of the Company in 2014.

Financial Information that has been reported thatContain extraordinary events

There were no extraordinary events which affected the Company’s financial in 2014

Contingent Liabilities and Commitments

The Company has no significant contingent liabilities and commitment as of 31 December 2014.

PERATuRANregulaTion

TANGGAl PERATuRANeFFeCTiVe DaTe

PENGARuh TERhAdAP PERuSAhAANimPaCT on The ComPany

Peraturan OJK No. 03/POJK.02/2014 tentang Tata cara Pelaksanaan Pungutan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

regulation of oJk no. 03/PoJk.02/2014 on Procedures for implementation of the levy by the Financial Services authority.

1 April 2014 dan berlaku efektif sejak tanggal diundangkan.

01 april 2014 and effective since the promulgation.

Berdasarkan ketentuan POJK ini, Perseroan telah memenuhi dan melakukan pembayaran pungutan sesuai tata cara yang diatur.

according to the provision of this PoJk, the Company has fulfilled and made payment of mandatory fees in accordance with procedures set out in the regulation.

Dampak Perubahan Perundang-undangan terhadap Laporan Keuangan Perseroan

Berikut merupakan peraturan perundangan yang telah diterbitkan pada tahun 2014 beserta dampak terhadap Laporan Keuangan Perseroan:

impact of legislation amendment to the Company‘sfinancial statements

The following are regulations issued in 2014, along with its impact on the Financial Statements of the Company:

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 67

Pengelolaan RisikoRisk Management

“Manajemen risiko merupakan salah satu aspek terpenting dalam memastikan kelangsungan usaha Perseroan. Tujuan utama diterapkan praktik manajemen risiko adalah untuk menjaga dan melindungi Perseroan terhadap risiko kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan usaha yang dijalankan dan menjaga tingkat risiko agar sesuai dengan arahan yang sudah ditetapkan.

Risk management is one of the most important factor in ensuring the continuity of the Company‘s business. The main objective of the risk management practices implementation is to preserve and protect the Company from losses that may arise from business activities and to maintain risks at determined levels to conform to predefined direction.

Perseroan wajib menerapkan manajemen risiko yang komprehensif dan sistematis sebagai pendekatan dalam pengelolaan risiko. Pedoman standar penerapan manajemen risiko mencakup :

1.Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi

Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, Dewan Komisaris dan Direksi dibantu oleh komite dan unit dibawahnya. Dewan Komisaris didukung oleh Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko. Sementara Direksi didukung oleh Komite Manajemen Risiko, Komite Kredit dan Komite Sumber Daya Manusia. Direksi juga memiliki tanggung jawab untuk merancang sistem audit internal terhadap proses pelaporan internal yang mencakup mekanisme menyeluruh dari prosedur operasi standar, jalur pelaporan dan struktur akuntabilitas. Dalam menjalankan tanggung jawabnya ini, Direksi dibantu oleh unit Audit Internal dalam memberikan pertanggungjawaban kepada Komite Audit.

Pengawasan aktif dari Dewan mencakup :- Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan

manajemen risiko secara berkala- Melakukan evaluasi dan menyetujui aktivitas yang

memerlukan persetujuan dari Dewan Komisaris atau Direksi

- Menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko seperti penetapan kewenangan dalam pemberian kredit serta tinjauan atas kualitas portofolio

- Mengadakan rapat berkala dengan Komite Audit dalam melaksanakan fungsi pengawasannya

- Membentuk komite yang terkait dengan penerapan manajemen risiko yaitu Komite Manajemen Risiko

The Company shall implement risk management as a comprehensive and systematic approach to risk management. Standard guidelines of risk management include:

1.Active Supervision by the Board of Commissioners and directors

In performing its oversight function, the Board of Commissioners and Directors are assisted by committees and units under them. The Board of Commissioners is supported by the Audit Committee and Risk Management Committee. While the Directors is supported by the Risk Management Committee, Credit Committee and Human Resources Committee. Directors are also responsible for developing internal audit system of the internal reporting process that includes a thorough mechanism of standard operating procedures, reporting lines and accountability structure. In carrying out these responsibilities, Directors is assisted by the Internal Audit unit in providing accountability to the Audit Committee.

Active surveillance of the Boards include:- Approve and evalute the risk management

policies periodically- Evaluate and approve activities that require

the approval of the Boards of Commissioners or Directors

- Establish risk management policies and strategies including the establishment credit approval authority limits as well as portfolio quality review

- Conduct regular meetings with Audit Committee in carrying out its supervisory function

- Establish committees associated with the implementation of risk management, namely the Risk Management Committee

68

2.risk management policiesThe Company describes policies related to risk management in Standard Operating Procedures that is disseminatedto all employees. The Company also has policies regarding the authorization limits for credit approval and non-credit transactions.

3.Risk Identification In applying identification and measurement of credit risk, the Company has credit assessment instrument in the form of credit scoring. Identification of risks is done by all employees in every work unit, however monitoring is carried out by independent work function.

risKs of the CompanY

Discipline in the impementation of risk management is an important factor in all aspects of the business. The Company keeps on making improvements to the policies, principles and procedures of risk management with emphasis on prudent principles.

Some of the major risks faced by the multifinance industry in general and the Company in particular are :

Credit riskCredit risk constitutes major risk faced by financial industry in general. This risk arises if customers fail to to meet their installments repayment obligations to the Company.

The Company periodically performs identification and measurement of credit risk based on some relevant indicators to ensure that credit risk can be measured accurately. The Company also monitors the implementation of credit policies and makes required changes, in accordance with current conditions. The Company has policies in encountering risk, starting from credit application process which is handled with prudent principles, followed by credit analysis, up to credit approval process.

In the implementation of credit risk management, the Company has applied some policies to anticipate and mitagate credit risks, such as:

• Adoption of “Know Your Customer” principle and conducts prudent analysis in every credit processes by conducting surveys on potential customers to verify th eir identity and their field of business, examination of related documents, feasibility of financing purpose and verification of customers’ financial capability.

2.Kebijakan Pengelolaan Risiko Perseroan menuangkan kebijakan-kebijakan terkait manajemen risiko dalam Prosedur Operasi Standar yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Perseroan juga memiliki kebijakan mengenai batasan otorisasi untuk persetujuan kredit maupun transaksi non kredit.

3.identifikasi RisikoDalam melakukan identifikasi dan pengukuran risiko kredit, Perseroan memiliki instrumen penilaian kredit dalam bentuk credit scoring. Identifikasi risiko dilakukan semua karyawan di seluruh unit kerja, namun pemantauan risiko dilakukan oleh fungsi kerja yang independen.

Risiko-Risiko Yang DiHaDaPi PeRseRoan

Kedisplinan dalam seluruh aspek usaha merupakan faktor kunci dalam penerm penerapan pengelolaan risiko. Perseroan secara terus menerus melakukan penyempurnaan terhadap kebijakan, prinsip dan prosedur pengelolaan risiko dengan mengutamakan prinsipkehati-hatian.

Beberapa risiko utama yang dihadapi oleh industri pembiayaan secara umum maupun Perseroan secara khusus adalah :

Risiko kreditRisiko kredit merupakan risiko utama yang dihadapi oleh perusahaan pembiayaan pada umumnya. Risiko ini timbul apabila nasabah tidak mampu memenuhi kewajiban pembayaran angsuran kepada Perseroan.

Perseroan secara berkala melakukan identifikasi dan pengukuran risiko kredit berdasarkan indikator-indikator yang relevan agar risiko kredit dapat terukur secara lebih akurat. Perseroan juga senantiasa memantau penerapankebijakan kredit yang berlaku dan melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan, sesuai dengan kondisi saat ini. Perseroan telah memiliki kebijakan dalam menghadapi risiko, yang dimulai dari proses penerimaan aplikasi kredit yang ditangani dengan prinsip kehati-hatian, diikuti dengan analisa kredit sampai dengan proses persetujuan kredit.

Dalam penerapan manajemen risiko kredit, Perseroantelah menerapkan beberapa kebijakan untuk mengantisipasi dan memitigasi risiko kredit, antara lain adalah:•Penerapan prinsip pengenalan nasabah ( “Know Your

Customer”) dan melakukan analisa yang ketat dalam setiap proses pemberian kredit, antara lain denganmelakukan survei ke calon nasabah untuk memastikan kebenaran identitas dan bidang usaha yang dijalankan, pemeriksaan dokumen, kelayakan tujuan pembiayaan dan verifikasi kemampuan keuangan nasabah.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 69

• The implementation of strict standards related to the minimum amount of security deposit (down payment) and a selective policy on the type and quality of asset financed.

• Analyzing customers’ industry prospects and its correlation and anticipation of government policies that may arise, so that decision-making process can be taken by prioritizing prudent principles.

• Implements dual control system and supervise on credit approval limits according to the authority levels of the Credit Committee. The authority of Credit Committee is structured into several layers, ranging from the authority given to the Branch Managers up to the Directors and Board of Commissioners in accordance with plafond limit. In addition, the Company also applies “one-obligor” concept, which identifies individual and/or group of companies which are interconnected by the lines of ownership or management.

• Review of business portfolio in accordance with business and economic development, by diversifying financing to industry sectors and leased objects. Throughout 2014, industry portfolio is dispersed evenly in construction, mining, plantations and forestry, as well as transportation sectors. Due to global economic downturn and weakening crude oil prices impacting on the mining sector, the Company decided to reduce portfolio in the mining sector (particularly coal). In 2014, the contribution of the mining sector was 10.6% or decreased from 12.4% in 2013, while cargo transport sectors increased from 16.8% to 17.6% in 2014.

SEKToR iNduSTRi 2014 2013 inDuSTry SeCTorS

Sewa guna Usaha leasing

Konstruksi 18.3% 21.6% Construction

Pengangkutan Barang 17.6% 16.8% Cargo Transport

Perkebunan dan Kehutanan 16.3% 14.6% agribusiness, logging & Forestry

Pertambangan 10.6% 12.4% mining

Pengangkutan Penumpang 3.1% 4.4% Passenger Transport

Manufaktur 5.7% 4.4% manufacturing

Jasa 6.0% 3.5% Services

lain - lain 6.1% 6.0% others

Total Sewa Guna usaha 83.7% 83.7% Total leasing

Pembiayaan Konsumen 16.3% 16.2% consumer Finance

Anjak Piutang 0.0% 0.1% Factoring

SAldo PiuTANG / ouTSTanDing reCeiVaBleS

•Penerapan standar yang ketat terkait dengan besaran jumlah minimum simpanan jaminan (uang muka) dan kebijakan yang selektif atas jenis serta kualitas barang modal yang akan dibiayai.

•Menganalisa prospek industri nasabah serta korelasi dan antisipasi terhadap kebijakan pemerintah yang mungkin timbul, sehingga proses pengambilan keputusan dapat diambil dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian.

•Menerapkan sistem dual control dan pengendalian batas persetujuan kredit sesuai dengan jenjang dan kewenangan Komite Kredit. Kewenangan Komite Kredit dibagi dalam beberapa jenjang mulai dari Kepala Cabang sampai level Dewan Direksi dan Komisaris Perseroan sesuai batas plafon. Perseroan juga menerapkan konsep “one obligor”, yang mengidentifikasikan individu dan/atau kelompok Perseroan yang terkait satu sama lain secara kepemilikan atau manajemen. Kebijakan kredit yang mewajibkan nasabah untuk mengasuransikan semua unit yang dibiayai dengan minimal pengcoveran Total Loss Only (TLO) melalui beberapa perusahaan asuransi terpercaya yang sudah terikat perjanjian kerjasama dengan Perseroan.

•Melakukan kajian portfolio usaha sesuai dengan perkembangan bisnis dan ekonomi, dengan melakkan diversifikasi pembiayaan terhadap sektor-sektor industri dan obyek pembiayaan. Sepanjang tahun 2014, portfolio industri tersebar secara cukup merata di sektor konstruksi, pertambangan, perkebunan dan kehutanan, serta transportasi. Seiring dengan belum pulihnya kondisi perekonomian global dan melemahnya harga minyak mentah dunia yang berimbas pada sektor pertambangan, Perseroan memutuskan untuk mengurangi portofolio di sektor pertambangan (khususnya batu bara). Pada tahun 2014, kontribusi sektor pertambangan adalah sebesar 10,6% atau turun dari 12,4% di tahun 2013, sementara sektor pengangkutan barang naik dari 16,8% menjadi 17,6% di tahun 2014. 2014, kontribusi sektor pertambangan adalah sebesar 10,6% atau turun dari 12,4% di tahun 2013, sementara sektor pengangkutan barang naik dari 16,8% menjadi 17,6% di tahun 2014.

70

Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan apabila Perseroan tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo disebabkan ketidaksesuaian jatuh tempo antara aktiva dengan pasiva Perseroan.

Sumber keuangan bagi kegiatan usaha dan modal kerja sehari-hari Perseroan, selain dari penerimaan pembayaran angsuran customer, juga bergantung pada tersedianya fasilitas dari perbankan dan sumber pendanaan seperti Medium Term Notes (MTN). Dengan demikian, Perseroan dapat memilih sumber yang tepat dengan struktur dan biaya pendanaan yang paling efisien.

liquidity risk

Liquidity risk is the risk that may arise when the Company is not able to meet obligations that have matured due to the maturity mismatch between assets and liabilities of the Company.

Sources of fund for business activities and workingcapital of the Company are derived apart from customers’ installment payment, also from funding availability from banks and other funding sources such as through theissuance of Medium Term Notes. Therefore, the Company is able to choose the appropriate sources of fundwith the most efficient structure and financing cost.

diVERSiFiKASi GEoGRAFi 2014 2013 geograPhiC DiVerSiFiCaTion

Sumatera 27.8 % 25.9 % Sumatera

Jabotabek 21.0 % 19.2 % Jabotabek

Jawa Bali (non Jabotabek) 19.3 % 19.7 % Jawa Bali (non Jabotabek)

Kalimantan 19.0 % 25.2 % kalimantan

Sulawesi 12.9 % 10.0 % Sulawesi

Total 100.0 % 100.0 % Total

Untuk pembiayaan sewa guna usaha, pembiayaan alatberat mengalami penurunan 72,2% di tahun 2013 menjadi 55,5% di tahun 2014, seiring dengan penurunan penjualan alat berat di Indonesia; sementara pembiayaan otomotif (kendaraan roda empat, bus dan truk) meningkat signifikan dari 8,2% di tahun 2013 menjadi 25,4% di tahun 2014.

Dari sisi demografi, portofolio Perseroan di tahun 2014 tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia dengan portofolio terbesar ada di wilayah Sumatera (27,8%) and Jabotabek (21%). Portofolio wilayah Kalimantan mengalami penurunan dari 25,2% menjadi 19,0% seiring dengan melambatnya sektor pertambangan yang mendominasi sektor usaha di Kalimantan.

For financial lease, financing of heavy equipment decreased from 72.2% in 2013 to 55.5% in 2014, in line with the decreased in heavy equipment sales in Indonesia; while automotive financing (four wheel cars, buses and trucks) increased significantly from 8.2% in 2013 to 25.4% in 2014.

Demographically, the Company’s portfolio in year 2014 was diversified evenly throughout Indonesia with the largest portfolio in Sumatera (27.8%) and Jabotabek (21%). Portfolio in Kalimantan decreased from 25.2% to 19.0% in line with the slowdown in the mining sector which dominates business sector in Kalimantan.

obYEK PEmbiAYAANSEWA GuNA uSAhA 2014 2013 aSSeTS unDer

leaSe FinanCing

Alat Berat 55.5 % 72.2 % heavy equipments

Otomotif 25.4 % 8.2 % automotives

Kapal 14.0 % 15.3 % Vessels

Mesin dan lain-lain 5.1 % 4.3 % machineries and others

Total 100.0 % 100.0 % Total

SAldo PiuTANG / ouTSTanDing reCeiVaBleS

SAldo PiuTANG / ouTSTanDing reCeiVaBleS

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 71

Untuk mengelola risiko likuiditas, beberapa kebijakan yang diambil oleh Perseroan antara lain :(i) Memantau secara ketat jatuh tempo kewajiban

pinjaman yang diterima dari kreditur serta kebutuhan pendanaan secara terperinci.

(ii) Mengupayakan sumber pendanaan yang jatuh temponya selaras dengan peneriman dari pembayaran angsuran nasabah .

(iii) Memperluas dan mendivesifikasikan sumber maupunstruktur pendanaan dari lembaga perbankan dan pasar modal.

(iv) Pengelolaan likuiditas dilaksanakan oleh Divisi Treasuri yang memiliki akses dengan pihak perbankan, sehingga dapat membantu mempercepat proses pengambilan keputusan.

(v) Menjaga hubungan baik dengan seluruh kreditur.Saat ini Perseroan memiliki dukungan perbankan dari 25 bank rekanan dan lembaga keuangan, baik yang berskala nasional maupun global.

Efektifitas strategi dan sistem pengendalian risiko likuiditas terlihat dari profil risiko likuiditas Perseroan. Ada 2 (dua) indikator utama yang terkait dengan risiko likuiditas Perseroan yaitu :

a. Rasio Hutang terhadap ModalRasio hutang terhadap modal Perseroan per 31 Desember 2014 adalah sebesar 2,16 kali atau tidak mengalami perubahan signifikan dibanding tahun 2013 sebesar 2,34 kali. Dibandingkan dengan batas maksimum yang ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan yaitu sebesar 10 kali, maka risiko likuiditas Perseroan masih relatif rendah.

b. Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang LancarRasio aktiva lancar terhadap hutang lancar Perseroan per 31 Desember 2014 adalah sebesar 1,38 kali (2013: 1,37 kali), yang mencerminkan Perseroanmemiliki likuiditas yang sangat baik untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendek. Dengan maturity gap (selisih dari aktiva lancar terhadap hutang lancar)sebesar Rp. 561 miliar, Perseroan memiliki sumber likuiditas internal yang sangat memadai untuk pemenuhan kewajiban keuangannya apabila terjadikondisi likuiditas yang ketat di pasar uang.

To manage liquidity risk, some policies taken by the Company are as follows : (i) Close monitoring on the maturity of loans attained

from creditors and detailed funding requirements.(ii) Obtaining sources of fund with maturities that are

matched with cash receiptsfrom customers’ installment payments.

(iii) Expanding and diversifying sources and structure of funding from banking institutions and capital markets.

(iv) Liquidity management was implemented by Treasury Division which has access to banking institutions, so that decision making process can be accelerated.

(v) Maintaining good relationships will all creditors. Presently, the Company has the support of 25 banking partners and financial institutions, from both national and global scale.

The effectiveness of the strategies and liquidity risk management system can be seen from the Company’s liquidity risk profile. There are 2 (two) key indicators in relation to the Company’s liquidty risk, namely :

a. Debt to Equity RatioThe Company’s debt to equity ratio as of 31 December 2014 was 2.16 times or did not change significantly compared to 2.34 in 2013. Compared with the maximumlimit prescribed by the Ruling of the Minister of Finance which stipulats debt to equity ratio at the maximum of 10 times, the Company’s liquidity risk is still relatively low.

b. Ratio of Current Assets to Current Liabilities The Company’s ratio of current assets to current liabilities was recorded at 1.38 times as of 31 December 2014, (2013: 1.37 times), which indicates that the Company has excellent liquidity in repaying its short-term debts. With maturity gap (difference between current assets and current liabilities) of Rp. 561 billion, the Company has strong internal liquidity sources to meet its financial obligations should there be tight liquidity conditions in capital markets.

AKTiVA dAN huTANG lANcAR 2014 2013 CurrenT aSSeTS anD liaBiliTieS

Total Aktiva lancar 2,019,904 2,127,422 Total Current assets

Total Hutang lancar 1,458,245 1,557,202 Total Current liabilities

Selisih Aktiva dan Hutang lancar 561,426 570,220 gap between Current assets and liabilities

Rasio lancar 1.38x 1.37x Current ratio

(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)

72

AKTiVA dAN huTANG dAlAm mATA uANG ASiNG 2014 2013

aSSeTS anD liaBiliTieS DenominaTeD in Foreign

CurrenCieS

Total aset dalam valuta asing 12,935,096 12,359,528 Total assets denominated

in foreign currencies

Total liabilitas dalam valuta asing (48,625,347) (17,086,831) Total liabilities denominated in foreign currencies

Saldo kontrak pertukaran valuta asing 35,000,000 5,869,445 Swap FX Contract Balance

Posisi devisa Neto (PdN) (690,251) 1,142,142 Net open Position (NoP)

Risiko Pasar

Risiko pasar merupakan risiko eksternal yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar (suku bunga dan nilai tukar, termasuk turunan dari kedua jenis risiko pasar tersebut) terhadap portofolio Perseroan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi Perseron.

Risiko Pasar dibagi menjadi :

a. Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah potensi kerugian yang timbul akibat pergerakan suku bunga di pasar yang berlawanandengan posisi atau transaksi Perseroan yang mengandung risiko suku bunga. Perseroan senantiasa memantau pergerakan suku bunga untuk meminimalkan risiko suku bunga dengan menjaga komposisi antara sumber pendanaan dengan suku bunga mengambang dan tetap. Sumber pendanaan Perseroan di tahun 2014 merupakan kombinasi antara pinjaman berbunga mengambang dan pinjaman berbunga tetap. Per 31 Desember 2014, sebesar 88,1% (setara Rp 2,1 triliun) merupakan pinjaman dengan tingkat bunga tetap.

b. Risiko nilai tukar timbul dari pergerakan nilai tukar mata

uang terhadap mata uang lainnya, dimana pergerakan nilai tukar tersebut menimbulkan dampak kerugiankurs baik secara transaksi pencatatan keuangan maupun secara arus kas bagi Perseroan. Pengelolaan resiko nilai tukar Perseroan dilakukan dengan menjaga Posisi Devisa Neto (PDN), yang dihitung dari selisih antara aktiva dan pasiva Perseroan dalam mata uang asing. Perseroan memiliki beberapan pinjaman mata uang asing, namun Perseroan juga melakukantransaksi pertukaran mata uang maupun tingkat suku bunga bunga (swap) atas pinjaman tersebut untuk menjaga PDN dalam posisi minimal, sehingga potensi kerugian akibatf fluktuasi nilai tukar mata uang tidak akan berdampak material bagi Perseroan. Per 31 Desember 2014, PDN Perseroan tercatat sebesar USD 690.251 (short position). Berikut ini adalah tabel aset dan liabilitas Perseroan dalam mata uang asing serta nilai PDN dalam 2 tahun terakhir:

market risk

Market risk is external risk arising from the movement in market variables (interest rates and exchange rates, includingderivatives of those two types of market risk) of the Company’s portfolio which will potentially create losses to the Company.

Market risk is divided into:

a. Interest Rate RiskInterest rate risk is the potential loss arising from movements of interest rates in the markets against the Company’s position or transactions that contain interest rate risk. The Company closely monitors the movement of interest rate to reduceinterest rate risk by maintaining the composition of floating and fixed interest rate funding sources. The Company’s sources of fund in 2014 were a combination of floating and fixed interest loans. As of 31 December 2014, 88.1% (equivalent to Rp 2.1 trillion) was fixedinterest rate loans.

b. Exchange rate risk arises from changes in exchange rate of one currency against other currencies, where the exchange rate movements may induce exchange rate losses either in the form of accounting transactions or on in the fom of cash flow basis for the Company. Managing currency risk is established by maintaining Net Open Position (NOP), which is measured from the difference between assets and liabilities denominated in foreign currencies. The Company has several foreign currency debts; however, the Company has entered into cross currency and interest rate swap contracts on the loans to maintain NOP at the minimum level, so that potential loss due to exchange rate fluctuations will not have any material impact on the Company. As of 31 December 2014, the Company’s NOP was recorded at US$ 690,251 (short position). Below is the Company’s table of the assets and liabilities denominated in foreign currencies as well as NOP figures in the last 2 years:

(dalam US$) (in US$)

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 73

Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan kurang memadai dan/atau tidak berfungsinya proses internal, sumber daya manusia, kegagalan sistem atau problem eksternal yang mempengaruhi operasional Perseroan. Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem teknologi informasi dari kantor pusat hingga ke cabang-cabang yang berlokasi di seluruh Indonesia. Pengelolaan resiko operasional bertujuan untuk memastikan seluruh aktivitas operasional telah berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku, dengan didukung oleh individu bertanggung jawab terhadap pekerjaan utamanya dan terlindungi dari tindakan kecurangan dari oknum yang bertujuan merugikan Perseroan. Perseroan sangat peduli terhadap risiko operasional, karena kegagalan mengelola risiko operasional dengan benar dapat menyebabkan dampak dan berpengaruh luas bagi kinerja Perseroan secara keseluruhan.

Penanganan risiko opersional dalam Perseroan secara umum dapat dilakukan dengan cara :1. Mengidentifikasi risiko yang melekat dalam setiap

produk dan aktivitas operasional.2. Mengukur profil risiko Perseroan untuk mendapat

gambaran dari efektivitas penerapan manajemen risiko serta tingkat kepatuhan terhadap prosedur dan kebijakan. Perseroan memiliki Standar Operasi yang mengatur kegiatan operasional serta pelaksanaannya dipantau secara rutin oleh Internal Audit. Unit ini akan melakukan pemantauan di semua cabang dan bersifat independen terhadap unit-unit lainnya. Hasil evaluasi berikut rencana-rencana yang berhubungan dengantindakan yang bersifat koreksif dilaporkan langsung kepada manajemen setelah proses audit selesai dilakukan. Perseroan terus melakukan pembaruan dan sosialisasi Standar Prosedur Operasional untuk menjamin adanya akuntabilitas dan tanggung jawab dari setiap fungsi dalam organisasi.

3. Perseroan juga telah mengasuransikan seluruh fasilitas utama dan pendukung operasional kantor pusat dan cabang. Dalam pengelolaan dokumen, seluruh dokumen jaminan maupun dokumen kredit (bukti kepemilikan jaminan, perjanjian kredit, polis asuransi) diatur secara tertib sesuai dengan prosedur penyimpanan dan perlindungan dokumen, Untuk memastikan keamanan dokumen kredit perseroan memiliki fasilitas ruang tahan api ataupun lemari tahan api untuk penyimpanan dokumen tersebut.Perseroan juga memiliki Disaster Recovery Center yang siap untuk melindungi dan mencegah gangguan-gangguan operasional dan menjamin kontinuitas kegiatan usaha jika terjadi peristiwa-peristiwa yang merugikan Perseroan.

operational risk Operational risk is the risk which is caused by, among others, insufficiency and/or internal process malfunction, human error and system failure or external problems that affect the Company’s operations. This risk is inherent in all business process, operational activities, and information technology system from head office to all the branches located throughout Indonesia. Failure to manage operational risk properly can lead to financial loss and influence the reputation of Company. Operational risk management aims to ensure that all operational activities have been conducted according to stipulated procedures, supported by individuals who are responsible for their main tasks and protected from fraudulent actions from elements aimed at harming the Company. The Company is very concerned about operational risk, because failiure in managing operational risks properly may result innegative wide impact on the performance of the Companyas a whole.

Operational risk management in the Company generally can be managed by :1. Identifying all risk attached to every products and

operational activities.2. Measuring the Company’s risk profile to obtain a general

view of the effectiveness of risk management implementation as well as compliance level of available procedures and policies. The Company has Standard Operating Procedures which regulate the Company’s operational activities which implementation are monitored periodically by Internal Audit. This unit will monitor branches and is independent of all other units. The findings on the evaluations will be followed with corrective actions plans and are reported immediately to management after the audit processes was completed. The Company regularly updates and socializes Standard Operating Procedures to ensure accountability and responsibility of each functions in the organization.

3. The Company has also insured all major and supporting operational facilities of the headquarters and branch offices. On documentation management, all credit and security documents (collateral title documents, credit agreement, insurance policies) are arranged in an orderly manner in accordance to document storage and protection procedure. To ensure the security of credit documents, the Company has facilities such as fireproof rooms and cabinets for the safekeeping of the documents. The Company also has Disaster Recovery Center that is ready to protect and prevent operational disruptions and ensures the continuity of business activities should adverse events happened to the Company.

74

Data cadangan terletak dilokasi yang terpisah dengan server utama dan telah melalui tahap pengujian secara berkala dan dipastikan sepenuhnya berfungsi apabila terjadi bencana/gangguan serius pada perangkat keras pada server utama.

Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan karena Perseroan tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Perseroan memiliki Corporate Secretary yang melakukan pengawasan dan melaporkan semua masalah yang terkait dengan risiko kepatuhan, antara lain memastikan RUPS dilaksanakan sesuai Anggaran DasarPerseroan dan ketentuan Otoritas Jasa keuangan (OJK), memastikan bahwa Perseroan selalu taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku sebagai perusahaan pembiayaan, memastikan Perseroan patuh terhadap ketentuan-ketentuan pasar modal, menyiapkan pedoman Tata Kelola Perusahaan yang baik dan mengawasi pelaksanannya serta menyiapkan pedoman dan pelaksanaan mengenai Prinsip Mengenal Nasabah dalam kegiatan usaha yang terkait.

Risiko Reputasi

Risiko reputasi terkait dengan kebijakan, prosedur, tindakan Perseroan yang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan dan persepsi nasabah, masyarakat maupunregulator. Risiko ini umumnya berawal dari adanya keluhan nasabah maupun proses litigasi yang melibatkan Perseroan. Manajemen meyakini tidak ada peristiwa yang secara material dapat mempengaruhi reputasi Perseroan.

Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan. Selain aspek yuridis, risiko hukum timbul bilamana terjadi permasalahan antara Perseroan dengan pihak ketiga terkait dengan produk dan layanan. Perseroan memiliki Divisi Legal yang bertanggung jawab melakukan penanganan dan pengelolaan seluruh aspek hukumterkait dengan aktivitas dan operasional Perseroan, memberikan pertimbangan hukum kepada manajemen serta menjalankan fungsi pengawasan dan pengendalian terkait dengan paparan risiko hukum bagi Perseroan. Sepanjang tahun 2014 tidak ada perkara atau tuntutan hukum di badan peradilan yang secara material berdampak negatif bagi kondisi keuangan ataupunkelangsungan usaha Perseroan.

Data backups are located in separate location from themain server and have periodically tested to ensure that they are fully operational in case of any disaster/serious disruptions affecting the hardware of the main server.

Compliance risk

Compliance risk is the risk due to the Company’s non compliance or unimplemented legislations and other prevailing regulations. The Company has CorporateSecretary who conducts supervision and reports on all issues related to compliance risk, among others, ensuring that the GMS are held in accordance with the Articles of Association and the provisions of the Indonesia Financial Supervisory Authority (FSA), ensuring that the Company always adheres with the law and regulations as financingcompany, ensuring the Company adheres to the capital market regulations, preparing the guidelines of Good Corporate Governance and supervising its implementations as well as preparing and implementing Know YourCustomer Principles guidelines in all related business activities.

reputation risk

Reputational risks are those associated with the Company’s policies, procedures and activities that may influence the confidence dan perception of customers, public or regulators. These risks generally arise from customer complaints or litigation involving the Company. Management believes that there are no events that could materially impact the Company‘s reputation.

legal risk

Legal risk is the risk caused by the weakness in legal aspects, among others due to lawsuits, absence of supporting legislation or weakness in agreements. Apart from legal aspects, legal risk also arises if problems occurred between the Company and third parties related with products and services. The Company has Legal Division that is responsible for the handling and managing of all legal aspects related to the Company’s acitivies and operations, giving legal opinions to the management as well as supervising and controlling legal risks associated with the Company’s legal risks exposures. During 2014, the Company did not face any legal cases or lawsuits in court institutions which have material impact on the Company’s financial condition or the continuity of business activities.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 75

76

“PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan karyawan diukur bukan saja dari jumlah karyawan yang berhasil direkrut, namun juga dari kualitas karyawan. Kuantitas karyawan dirumuskan dalam bentuk Man Power Planning (MPP) yang menjadi tolak ukur Perseroan untuk melakukan perekrutan karyawan, sejalan dengan kebutuhan bisnis Perusahaan. Di sisi lain, kualitas dan kompetensi setiap karyawan mutlak diperlukan untuk terus dikembangkan. Setiap karyawan diharapkan memiliki kompetensi yang memadai sesuai dengan kebutuhan Perusahaan. Perseroan yakin bahwa kualitas karyawan yang direkrut adalah hasil dari pola rekrutmen dan seleksi yang tepat, dan terkait erat dengan proses penyusunan kualifikasi calon karyawan sampaidengan program orientasi bagi karyawan baru.

hUman resoUrCes development

Achievement in fulfilling the Company’s needs for human capital is measured not only by the number of employees successfully recruited, but also from the quality of them. The number of employees needed by the company is formulated in the form of Man Power Planning (MPP), which is the benchmark used in recruiting employees, in line with the Company’s business needs. On the other hand, the quality and competence of each employee is crucial to be developed further. Every employee is expected to have remarkable competence in accordance with the Company’s requirements. The Company believes that the recruitment of quality employees resulted from recruitment pattern and proper selection, and is closely related to the process in designing criteria up to the orientation program for new employees.

KETERANGANJumlAh KARYAWAN

numBer oF emPloyeeS DeSCriPTion

Jumlah karyawan seleksi tahap akhir 378 number of candidates on finalstage selection

Jumlah karyawan diterima 133 number of employees recruited

Pengembangan Sumber Daya ManusiaHuman Resources Development

Untuk mencapai tujuan dan visinya, Perseroan secara terus menerus melakukan pengembangan kemampuan tehnis maupun pengembangan karakter seluruh karyawan agar Perseroan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas di setiap lini organisasi. Perseroan menyakini sumber daya manusia merupakan elemen utama yang harus dikelola sebaik-baiknya dan merupakan faktor utama bagi keberhasilan perusahaan. To accomplish its goals and vision, the Company continuously cultivates technical skill and characterdevelopment of all employees in order to have qualified human resources at all level of the organization. The Company believes that human resources are the main elements that must be managed well and they have become a key factor for the Company’s success.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 77

Rekrutmen atas seluruh karyawan kontrak Perseroan telah memenuhi ketentuan dalam UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003.

Berikut merupakan komposisi sumber daya manusia (termasuk Dewan Direksi) Perseroan berdasarkan usia, tingkat pendidikan, jenjang manajemen dan status karyawan :

The recruitment of all contract employees of the Company has complied with the Labour Law No. 13 Year 2003.

Below is the composition of human resources (including the Board of Directors) of the Company based on age, education level, managerial level and employee status :

uSiA (TAhuN) 2014 2013 age (yearS)

18-25 tahun 74 72 18-25 years

26-35 tahun 261 261 26-35 years

36-45 tahun 176 158 36-45 years

46-55 tahun 76 55 46-55 years

> 55 tahun 5 6 > 55 years

Total 592 552 Total

JENJANG mANAJEmEN 2014 2013 managerial leVel

Manajer Senior 25 15 Senior manager

Manajer 58 67 manager

Officer Senior 68 70 Senior officer

Officer 111 104 officer

Staff 330 296 Staff

Total 592 552 Total

STATuS KARYAWAN 2014 2013 STaTuS oF emPloymenT

Karyawan Tetap 506 465 Permanent employee

Karyawan Kontrak 86 87 Contract employee

Total 592 552 Total

TiNGKAT PENdidiKAN 2014 2013 eDuCaTion leVel

Sarjana 382 357 university

Diploma 87 85 academy

SMU 113 99 high School

SD dan SMP 10 11 Primary & elementary School

Total 592 552 Total

Sepanjang tahun 2014, jumlah karyawan yang diterima Perseroan dibandingkan dengan jumlah karyawan yang masuk pada tahap seleksi akhir adalah sebesar 35,2%. Jumlah karyawan Perseroan pada tahun 2014 tercatat sebesar sebesar 592 orang atau naik 7,2% dibandingkan tahun 2013, dengan mayoritas memiliki tingkat pendidikan diploma dan sarjana. Perseroan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh calon karyawan dalam proses seleksi karyawan, dan juga kesempatan yang sama untuk meniti karir secara profesional.

Throughout 2014, the number of employees recruited by the Company compared to the number of candidates who are selected on the final stage is 35.2%. The number of employees of the Company in 2014 is 592 employees, increased 7.2% compared to the year 2013; majority of them own diploma and university degree education. The Company provides equal opportunity for all candidates in the employee selection process and also equal opportunity in pursuing professional career.

78

PROGRAM PELATIHAN KARYAwAN

Untuk mengembangkan kompetensi karyawan, Perseroan menyelenggarakan serangkaian aktivitas untuk meningkatan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman ataupun perubahan sikap karyawan. Pengembangan tersebut merupakan tahap persiapan bagi setiap individu untuk mengemban tanggung jawab yang lebih tinggi atau fungsi kerja yang berbeda dalam Perseroan. Pengembangan juga berkaitan erat dengan pembentukan karakter setiap individu yang terkait dengan kepemimpinan dan integritas, yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik. Oleh karena itu Perseroan menetapkan program pelatihan dan pengembangan karyawan berbasis kompetensi dan berkesinambungan sehingga dapat memperoleh SDM dengan kualifikasi yang tepat. SDM yang kompeten, profesional, disiplin, mempunyai integritas dan motivasi yang tinggi akanmenjadi penyokong utama dalam strategi pertumbuhan Perseroan.

Sepanjang tahun 2014, Perseroan mengadakan 16 kali program pelatihan internal dan 21 kali pelatihan eksternal, diantaranya adalah :

1. Pelatihan Internal

• Pelatihan Orientasi Karyawan BaruPerseroan mewajibkan karyawan yang baru bergabung di Perseroan baik di kantor Pusat maupun di kantor cabang untuk mengikuti pelatihan ini, dengan penekanan pada pengenalan visi, misi dan nilai-nilai Perseroan, pengenalan dan pemahaman proses bisnis, prosedur dan kebijakan umum yang berlaku di Perseroan.

• Pelatihan Fungsional dan Pengenalan ProdukPelatihan ini dilaksanakan untuk memastikan agar setiap karyawan memahami dan mampu untuk menjalankan fungsi dan pekerjaan mereka, misalnya pelatihan pengenalan dan analisa produk. Pelatihan ini merupakan pelatihan teknis yang terkait dengan bidang pekerjaan masing-masing.

• Pelatihan KepemimpinanPelatihan kepemimpinan dan pelatihan pengembangan kompetensi terutama diberikan kepada karyawan di tingkat penyelia maupun manajerial.

2. Pelatihan Kerja

Penekanan pelatihan ini adalah untuk peningkatan ketrampilan tehnis karyawan agar dapat mempercepat proses kerja dan menekan tingkat kesalahan, salah satunya melalui praktek kerja langsung.

emploYee training programs

To enhance employees’ competency, the Company conducted a series of activities to develop skills, knowledge and experience or transformations in employee behaviour. Such enhancement constitutes a preliminary stage for each individuals to carry more responsibility or take on different job functions within the Company. The enchancement is also closely related with the character development of each individual related with leadership and integrity needed to perform better at tasks. Therefore, the Company established traning programs and human resources development with sustainable competency-based programs in order to have qualified human resources. Having competent, professional, discipline employees with high integrity and motivation is the ultimate support in the Company’s growth strategy.

Throughout 2014, the Company conducted 16 internal training programs and 21 external training programs, including:

1. internal training

• new employee orientation trainingsAll new employees in all branches as well as the Company‘s head office, are obliged to attend this trainings, with emphasis on the introduction of vision, mission, corporatevalues, business processes, general policies and procedures applicable in the Company.

• product Knowledge & functional trainingsThese trainings are conducted to ensure that every employee understand and able to run their job functions, such as product analysis and product knowledge trainings. This training is technical in accordance with respective fields.

• leadership trainingsLeadership and competency development trainings are particularly given to employeesat supervisory or managerial level.

2. On The Job Training

This training emphasizes on enriching technical skills of employees to accelerate work processes and reduce the level of errors, through on the job training programs.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 79

3. Pelatihan Eksternal

Pelatihan eksternal bermanfaat untuk meningkatkan wawasan dan efektivitas dalam melakukan pekerjaan, sosialisasi peraturan baru, ataupun pengembangan karakter. Pelatihan ini diikuti oleh karyawan sesuai dengan bidang pekerjaaan dan kebutuhan seperti pelatihan risk based internal audit, how to be a good & qualified branchmanager, serta strategi manajemen risiko bagi lembaga keuangan.

Pada tahun 2014, Perseroan juga telah menyediakantempat pelatihan yang khusus didedikasikan untuk penyelenggaraan pelatihan-pelatihan bagi karyawan Perseroan di kantor cabang Serpong.

PENILAIAN KINERJA DAN REMUNERASI

Penilaian kinerja karyawan dilakukan secara rutin setiap semester. Standar dan pedoman penilaian kinerja diterapkan dengan menggunakan Indikator Penilaian Kinerja (KPI), yang dilakukan oleh masing-masing karyawan (self assessment), dan selanjutnya dibahas dengan atasan terkait melalui mekanisme konseling. Dalam konseling tersebut, atasan akan memberikan arahan dan masukan kepada karyawan terkait untuk dapat mencapai hasil kerja yang lebih baik.

Perseroan juga memberikan perhatian terhadap aspek remunerasi karyawan agar tetap bisa kompetitif dengan kondisi pasar, khususnya remunerasi yang secara umum berlaku di industri pembiayaan. Konsep remunerasi yang diterapkan oleh Perseroan adalah “adil secara internal dan kompetitif secara eksternal”, sehingga Perseroan dapat mempertahankan karyawan terbaiknya serta menarik karyawan baru yang berkualitas. Perseroan memiliki sistem remunerasi dan tunjangan berdasarkan beberapa kategori seperti pangkat, jabatan dan masa kerja. Perseroan tidak mentolerir adanya perlakuan khusus kepada karyawan tertentu dalam penerapan sistem remunerasi. Perseroan juga telah menetapkan standar gaji yang lebih baik dibandingkan standar upah minimum yang ditetapkan pemerintah.

3. external training

External training is useful in improving the knowledge and effectiveness in performing the work, socialization of new regulations, or character development. This training is attended by employees in accordance with the fields of employment and training needs such as risk-based internal audit, how to be a good and qualified branch manager, and risk management strategy for financial institutions trainings.

performanCe evalUation and remUneration

Employee performance appraisal is conducted every semester. Assessment standard and guidelines are applied using Key Performance Indicators (KPI), which is prepared by employees (self-assessment method) and then discussed with the relevant senior through counseling mechanism. In such counseling, the senior level will provide guidance and advice to employees in order to achieve a better performance.

The Company also ensures that employees remuneration stays competitive with market condition, in particular the level of remuneration which is generally applicable in finance industry. Remuneration concept implemented by the Company is “fair internally and competitive externally”,hence the Company could retain its best employees and attract new qualified employees. The Company has a system of remuneration and benefits based on several categories such as grade, position, and years of service. The Company does not tolerate special treatment to any particular employees in the execution of remuneration system. The Company has also set a higher salary standard above the minimum wage set by the government.

In 2014, the Company has also designated a dedicatedtraining facility to conduct training for employees in Serpong branch office.

JENiS PElATihAN JumlAh biAYA PElATihANTraining CoST TyPe oF Training

internal 974 internal

Eksternal 133 eksternal

Total 1,107 Total

(dalam juta Rupiah) (in million Rupiah)

80

Beberapa jenis tunjangan yang diberikan Perseroan antara lain adalah :

• Tunjangan kesehatan (rawat jalan, rawat inap, penggantian biaya kelahiran), baik yang dikelola Perseroan sendiri ataupun bekerjasama dengan perusahaan asuransi

• Tunjangan kendaraan dan komunikasi • Tunjangan hari raya Lebaran• Tunjangan jabatan• Asuransi kecelakaan dan asuransi jiwa• Insentif atau bonus yang sesuai dengan kinerja dari

masing-masing karyawan dan kinerja keuangan Perseroan

• Dana pensiun yang dikelola oleh Perusahaan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA

Perseroan terus meningkatkan sistem teknologi informasi melalui Human Resources Integrated System (HRIS) dalam melakukan pengelolaan SDM.HRIS merupakan sistem terintegrasi yang berfungsi untuk memantau dan mengolah data ketenagakerjaan. HRIS ini memudahkan dan memberdayakan setiap karyawan Perseroan dalam pengelolaan data pribadinya seperti : kegiatan administrasi karyawan, pengajuan cuti, absensi karyawan dan pengajuan klaim biaya medis.

Several types of benefits provided by the Company include:

• Health benefits (outpatient, inpatient, reimbursement of labor cost), both managed by the Company or in cooperation with the insurance companies

• Vehicles and communication allowances • Lebaran allowances • Allowance for position level• Accident insurance and life insurance• Incentive or bonus in accordance with the employee

performance and financial result of the Company• Pension funds managed by the Pension Fund

Institution.

hUman resoUrCe information sYstem

The Company continues to improve information technology system through the Human Resources Integrated System (HRIS) in managing human resources. HRIS is an integrated system which serves to monitor and manage employment data. HRIS facilitates and empowers every employee in the management of personal data such as employee administration, leave applications, employee attendances, and medical expenses claim.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 81

a.

b.

c.

d.

e.

f.

a.

b.

c.

d.

e.

f.

hUman resoUrCes development 2015

Apart from focusing on the preparation of candidates for the new leadership that has been classified in “talent pool“, human resources development in 2015 will also focus on programs to increase the competence and skills of employees, in line with the strategic direction of management for 2015, namely “Revive The Champion‘s Guts Within“ (uplifting the champion spirit in ourselves).

To support the creation of a learning climate in Company throughout 2015, several programs wereprepared, including:

Implementation of competency tests for frontline and back office staffs to determine employees’ level of understanding of the work performed as well as rules associated with the job.Implementation of online training (e-learning) related to basic knowledge and technical implementation guidelines for all employees by accessing the online training (self-service method); this program will also be aligned with employee promotion plan.HRIS system development phase II which will focus on Performance Assessment Training and Development area. Monitoring employee productivity and enforcementof reward and punishment system.Survey on new employees related to basic knowledge, skills and attitudes that must be understood through induction training program. Should employees have not received induction training, HR will remind senior level to carry out the training.The Company will apply the new key performance indicators based on the work process will be assessed on a quarterly basis. These programs have been implemented based on information technology that can be accessed by each employee and will be applied in the area of marketing in the early stages.

PENGEMBANGAN SDM TAHUN 2015

Pengembangan SDM di tahun 2015, selain berfokus pada persiapan calon-calon pimpinan baru yang termasuk dalam ”talent pool”, juga fokus pada program peningkatan kompetensi dan ketrampilan karyawan, sejalan dengan arahan strategis manajemen untuk tahun 2015, yaitu ”Revive The Champion’s Guts Within” (membangkitkan semangat juara dalam diri kita).

Untuk mendukung terciptanya iklim pembelajaran di Perseroan di sepanjang tahun 2015, beberapa program yang dipersiapkan antara lain adalah:

Pelaksanaan tes kompetensi bagi karyawan frontliner dan back office untuk mengetahui tingkat pemahaman karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukan dan juga terhadap aturan yang terkait dengan pekerjaannya.Pelaksanaan pelatihan secara online terkait pengetahuan dasar dan petunjuk pelaksanaan teknis bagi semua karyawan dengan cara mengakses sendiri (employee self-service) dan selanjutnya program ini akan diselaraskan dengan rencana promosi karyawan. Pengembangan sistem HRIS tahap II dengan fokus pada area Penilaian Kineja dan PengembanganPelatihan.Pemantauan produktivitas karyawan serta penegakan sistem penghargaan dan sanksi.Survei kepada karyawan baru mengenai pengetahuan dasar, ketrampilan dan sikap yang wajib diketahui oleh karyawan baru melalui pelatihan induksi. Apabila karyawan belum memperoleh pelatihan induksi, maka SDM akan mewajibkan atasan untuk segera melaksanakan pelatihan tersebut.Perseroan akan menerapkan Indikator Penilaian Kerja yang baru yang berbasis pada proses kerja yaitu penilaian terhadap hasil kinerja yang akan dinilai secara triwulan. Semua program tersebut dilakukan dengan basis teknologi informasi yang dapat diakses oleh masing-masing karyawan dan pada tahap awal akan diterapkan di area pemasaran.

82

Tata Kelola Perusahaan good Corporate governance

Tata kelola merupakan sarana penting untuk menjaga kelangsungan Perseroan. Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG) memastikan praktik operasional yang sehat, kepatuhan terhadap peraturan, dan terjalinnya hubungan yang baik antar perusahaan dengan karyawan, masyarakat serta lingkungan sekitar.

Perseroan terus berupaya melakukan pengendalian terhadap dinamika bisnis dan pengembangan organisasi melalui sistem dan prosedur sejalan dengan prinsip-prinsip GCG yang berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan, seperti :

Corporate Governance is an important means to maintain the continuity of the Company. GCG implementation ensures healthy operating practices, regulatory compliance, and good relations between the company and employees, society and the environment.

The Company continues to exercise control over the business dynamics and organizational development through systems and procedures in line with good corporate governance principles are based on the provisions stipulated in Financial Services Authority, such as :

“Tata Kelola Perusahaan Yang Baik adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ Perusahaan untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh pemangku kepentingan dan berlandaskan peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika.

Good Corporate Governance is a structure and process used and applied by the organs of the Company to improve the achievement of business objectives and optimize enterprise value for all stakeholders and based on the laws and ethical values.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 83

1. Keterbukaan Perseroan senantiasa memberikan informasi kepada pemegang saham, pemangku kepentingan, kreditur dan

pihak-pihak yang terkait, mengenai kejadian pentingPerseroan, termasuk laporan kinerja keuanganPerseroan.

2. AkuntabilitasFungsi, tugas, dan tanggung jawab organ Perseroanyakni Direksi, Dewan Komisaris, dan RUPS, berjalan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, sehingga pengelolaan Perseroan berjalan secara transparan,wajar, efektif, dan efisien.

3. ResponsibilitasPerseroan senantiasa mematuhi ketentuan Anggaran Dasar Perseroan serta peraturan perundangan yang berlaku dan nilai-nilai etika.

4. Independensi Perseroan dikelola secara mandiri dan profesional serta bebas dari benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun.

5. Kewajaran dan KesetaraanPerseroan memastikan penerapan prinsip kewajaran dan kesetaraan dengan selalu memastikan pemenuhan hak serta kepentingan pemegang saham, juga pemangku kepentingan.

STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN

Struktur penting dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik antara lain adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Audit Internal dan Sekretaris Perusahaan. Berikut ini penjelasan singkat tentang aktivitas mereka sepanjang tahun 2014.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan komponen utama Perseroan yang berwenang untuk merubah Anggaran Dasar, mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menetapkan alokasi penggunaan laba Perseroan, menetapkan akuntan publik, dan menyetujui laporan tahunan. Pelaksanaan RUPS dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

RUPS Tahun 2014

Pada tahun 2014 Buana Finance melaksanakan 1 (satu) kali RUPST dan 1 (satu) kali RUPSLB pada tanggal21 Mei 2014 di Mercantile Athletic Club, Jakarta Selatan yang dihadiri oleh 84,54% pemegang saham Perseroan.

1. TransparencyThe Company continually provides information to shareholders, stakeholders, creditors and related parties regarding significant events in the Company such as the Company‘s financial performance report.

2. Accountability The functions, duties, and responsibilities of the Company‘s organs which include the Directors, Board of Commissioners, and General Meeting of Shareholders are in accordance with their respective scope of authority hence, the management of the Company could be transparent, fair, effective, and efficient.

3. Responsibility The Company consistently complies with the Company‘s Articles of Association, prevailing laws and regulations as well as ethical values.

4. Independency The Company is managed independently and professionally and free of conflicts of interest and influence or pressure from any parties.

5. Fairness and EqualityThe Company ensures the implementation of fairness principle by consistently addressing the fulfillment of rights and the interests of the shareholders and stakeholders.

good Corporate governanCe strUCtUre

Major structures in implementing Good CorporateGovernance, among others, are the General Meeting of Shareholders, the Board of Commissioners, the Directors, Audit Committee, Internal Audit, and Corporate Secretary.Brief explanations of their activities throughout 2014 are asfollows.

general meeting of shareholders

The General Meeting of Shareholders (GMS) is the Company’s highest component which has the authority to amend the Company’s Articles of Association, appoint and terminate members of the Board of Commissioners and Directors, determine the utilization of profits, appoint public accountant firm, and approve the annual financial statements. The GMS exercises its authority through the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) and the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGMS).

2014 gms

In 2014 Buana Finance had held 1 (one) AGMS and 1 (one) EGMS on 21 May 2014 in Mercantile Athletic Club, South Jakarta, which were attended by 84.54% shareholders.

84

Proses Pelaksanaan RUPS 2014

RUPST dan RUPSLB di tahun 2014 telah dilaksanakan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku seperti Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UUPT), Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam dan LK) Nomor IX.I.1 Tentang Rencana dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham dan Anggaran Dasar Perseroan yang berlaku.

Berikut prosedur pelaksanaan RUPS 2014:

2014 gms implementation process

The AGMS and EGMS held in 2014 were conducted in accordance with the applicable legislation such as Law No. 40 Year 2007 concering Limited Companies (UUPT), Regulation of Indonesia Financial Services Authority (formerly Indonesian Capital Market and Financial Supervisiory Agency/ Bapepam-LK) No. IX.I.1 concerning the Plan and the Implementation of General Meeting of Shareholders, and the Company’s Article of Association.

Hereinafter, the procedures on the implementation of 2014 GMS:

PRoSEduR RuPS ProCeDure oFgmS

PElAKSANAANimPlemenTaTion

PERSYARATAN uuPT dAN/ATAu PERATuRAN bAPEPAm dAN lK dAN/ATAu ANGGARAN

dASAR PERuSAhAAN laW oF limiTeD ComPany requiremenTS,

BaPePam-lk regulaTionS anD/ or arTiCleS oF aSSoCiaTion

KETERANGANremarkS

Pemberitahuan Rencana RUPS ke Otoritas Jasa Keuangan

notification of gmS Plan to the Financial Services authority

14 April 2014 atau7 hari kalender

sebelum Pemberitahuan RUPS diiklankan Perseroan

14 april 2014 or7 calendar days prior the gmS notification

was advertised by the Company

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (dahulu Bapepam dan lK) mewajibkan agenda RUPS harus disampaikan kepada OJK paling lambat 7 hari kalender sebelum Pemberitahuan rencana RUPS diiklankan Perseroan

regulation of oJk requires the gmS agenda to be reported to oJk at the latest 7 calendar days prior to the notification of gmS plan being advertised bythe Company.

Telah sesuai dengan peraturan Otoritas

Jasa Keuangan (Bapepam dan lK).

in accordance withthe regulations of

oJk.

PemberitahuanRencana RUPS

notification ofgmS Plan

Tanggal 21 April 2014 atau 14 hari kalender

sebelum tanggal iklan Panggilan RUPS tanpa memperhitung

-kan tanggal Pemberitahuan dan tanggal Panggilan, diiklankan di harian

Media indonesia.

on 21 april 2014 or 14 calendar days

prior the date of gmS without counting

the notification and Summoning dates, advertised in the media indonesia

newspaper.

UUPT dan Anggaran Dasar Perusahaan mewajibkan Pengumuman rencana RUPS harus dilakukan 14 hari kalender sebelum tanggal Pemanggilan RUPS dengan tanpa memperhitungkan tanggal Pemberitahuan dan tanggal Panggilan.

law of limited Companies and the article of association require the announcement of gmS plan to be conducted14 calendar days prior to the gmS Summoning date without counting the notification and Summoning dates.

Telah sesuai dengan ketentuan

Anggaran Dasar Perseroan.

in accordance with the provisions of

articles ofassociation.

PemanggilanRUPS

gmSSummoning

Tanggal 6 Mei 2014 atau 14 hari kalender

sebelum tanggal iklan Panggilan RUPS

tanpa mempehitungkan

tanggal Pemanggilan dan tanggal

Pelaksanaan RUPS, diiklankan

di harian Media indonesia.

on 6 may 2014 or 14 calendar days

prior the date of gmS without counting the date of Summoning and implementation of gmS, advertised in the media indonesia

newspaper.

Pemanggilan RUPS dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 14 hari sebelum tanggal RUPS diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS.

gmS Summoning was conducted not later than14 days prior the implementation of gmS, without counting the date of Summoning and the date of gmS.

Telah sesuai dengan

ketentuan UU Perseroan Terbatas

dan Anggaran Dasar Perseroan.

in accordance with the provisions of

law of limited Companies and the

articles of association.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 85

PelaksanaanRUPS

gmSimplementation

RUPST dan RUPSlB dilaksanakan pada

tanggal 21 Mei 2014 bertempat di

Merchantile Athletic Club, Jakarta Selatan.

agmS and egmS held on 21 may

2014 at merchantile athletic Club, South

Jakarta.

UUPT dan Anggaran Dasar Perseroan mewajibkan RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau ditempat Perseroan melakukan kegiatan usahanya yang utama sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasar atau di tempat kedudukan bursa dimana saham Perseroan dicatatkan. Domisili kantor pusat Perseroan adalah di Jakarta Selatan.

law of limited Companies and the article of association requires the gmS to be held at the Company’s office or where its main business activities are located as regulated in the article of association or where its shares are listed. The head office of the Company is domiciled in South Jakarta.

Telah sesuai dengan UU Perseroan Terbatas dan

Anggaran Dasar Perseroan.

in accordance with the provisions of law of limited Company

and the articles of association.

PemberitahuanHasil RUPS

notification ofgmS results

Pada tanggal 23 Mei 2014 atau 2 hari setelah pelaksanaan RUPS, hasil RUPS telah dilaporkan

kepada OJK (dahulu Bapepam dan lK) dan

diiklankan di harian Bisnis indonesia dan Media indonesia, keduanya

berbahasa indonesia dan berperedaran nasional.

on 23 may 2014 or2 days after the gmS

implementation, gmS results were reported to oJk

(formerly Bapepam-lk) and advertised in Bisnis indonesia newspapers and media indonesia,

both in indonesian language and

circulated nationally.

Perusahaan wajib menyampaikan hasil RUPS paling lambat 2 hari setelah dilaksanakannya RUPS kepada OJK (dahulu Bapepam dan lK) dan mengumumkannyakepada publik sekurang-kurangnya dalam 2 surat kabarberbahasa indonesia, salah satunya berperedaran nasional.

The Company is required to report the gmS results maximum in 2 days after the implementation of the gmS to oJk (formerly Bapepam-lk) and announce it to the public at least in 2 indonesian language newspapers, one of which is nationally circulated.

Telah sesuai dengan peraturan OJK

(dahulu Bapepam dan lK).

in accordance with the oJk (formerly

Bapepam-lk) regulations.

Hasil RUPST pada tanggal 21 Mei 2014Keputusan-keputusan RUPST:

agms results on 21 may 2014Decisions of the AGMS:

uSulANProPoSal

REAliSASirealizaTion

Agenda Pertama Rapat:First meeting agenda:

1.

2.

1. approve the annual report of the Company for the 2013 including the supervisory report of the Board of Commissioners; 2. authorized the financial statement of the Company

for the 2013 fiscal year which has been audited by the Public accountant office of Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of ernst & young global limited) as stated in the independent auditor report no. rPC-4868/ PSS/2014 dated 10 march 2014, with unqualified opinion;

Persetujuan RUPS telah dituangkan dalam Akta Berita Acara RUPS No. 65 tanggal 21 Mei 2014 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmy, S.H., Notaris di Jakarta

agm approval has been stated in the agm official record Deed no. 65 dated 21 may 2014, drawn up before Fathiah helmy, S.h., notary in Jakarta

Menyetujui laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku 2013 termasuk didalamnya laporan kegiatan Perseroan dan pelaksanaan tugaspengawasan oleh Dewan Komisaris;Mengesahkan laporan keuangan Perseroan tahun buku 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young global limited) sebagaimana dimuat dalam laporan Auditor independen No. RPC-4868/ PSS/2014 tertanggal 10 Maret 2014, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian;

86

USULANProPoSal

REALISASIrealizaTion

Agenda Kedua Rapat:Second meeting agenda:

1. Menyetujui penggunaan laba bersih Peseroan sebagai berikut :

a.

b.

c.

2.

1. approved the utilization of net profit of the Company with the following details :

a.

b.

c.

2.

• •

Agenda Ketiga Rapat:Third meeting agenda:

Menyetujui untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja untuk mengaudit laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2014 dan memberikan kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan honorarium dan persyaratan penunjukan akuntan publik.

approved the appointment of Purwantono, Suherman & Surja to audit the financial statements for the 2014 fiscal year and give the power and authority to the Board of Commissioners to determine the amount of honorarium and requirements of the appointment of public accountant.

Telah direalisasikan, yang mana Dewan Komisaris telah menunjuk Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young global limited) untuk memeriksa pembukuan Perseroan untuk tahun buku 2014 pada tanggal 21 Mei 2014.

it has been realized. The Board of Commissioners have appointed Public accountant Firm Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of ernst & young global limited) to audit the bookkeeping of the Company for the 2014 fiscal year on 21 may 2014.

Dividen telah dibayarkan pada tanggal 2 Juli 2014 dengan jumlah sebesar Rp. 60,- per saham atau seluruhnya sebesar Rp. 98.747.763.240,-;

Dividends were paid on 2 July 2014 in the amount of rp. 60,- per share or a total of rp. 98.747.763.240,-;

Sebesar Rp. 1.000.000.000,- telah disisihkan sebagai Dana Cadangan ;dan

rp. 1.000.000.000,- was set aside as a reserve Fund; and

Sisa laba bersih Perseroan telah dicatat sebagai laba Ditahan Perseroan.

The remaining net profit of the Company has been recorded as retained earnings.

Dibagi sebagai dividen tunai dengan jumlah sebesar Rp. 60,- (enam puluh Rupiah) per saham atau seluruhnya berjumlah maksimum sebesar Rp. 98.747.763.240,- (sembilan puluh delapan milyar tujuh ratus empat puluh tujuh juta tujuh ratus enam puluh tiga ribu dua ratus empat puluh Rupiah), yang akan dibagikan secara proporsional kepada para pemegang saham yang berhak sesuai dengan Daftar Pemegang Saham pada tanggal 18 Juni 2014 pukul 16.00 WiB (recording date), dengan ketentuan dividen tunai tersebut akan diperhitungkan dan dipotong pajak sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.Sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar Rupiah) ditetapkan dan dibukukan sebagai cadangan umum guna memenuhi ketentuan pasal 70 Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Pasal 23 Anggaran Dasar Perseroan; danSeluruh sisanya ditetapkan dan dibukukan sebagai labaDitahan.

Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan dalam melaksanakan pembayaran dividen tunai tersebut kepada masing-masing pemegang saham, termasuk tetapi tidak terbatas untuk merubah jadwal dan tata cara pembagian dividen tersebut di atas.

Distributed as cash dividend in the amount of rp. 60,- (sixty rupiah) per share or in maximum rp. 98.747.763.240,- (ninety eight billion seven hundred forty seven million seven hundred sixty three thousand two hundred forty rupiah), which will be paid proportionally to the shareholders whose names are recorded in the register of Shareholders of the Company on 18 June 2014 at 16.00 WiB (recording date), with the provisions that the cash dividend will be deducted with dividend tax in accoradance with the prevailing taxation regulation;rp. 1.000.000.000,- (one billion rupiah) will be set aside and booked as reserved fund to comply with the provisions of article 70 of the law of limited Companies and article 23 of the article of association of the Company; andThe remaining net profit will be set aside and booked as retained earnings.

Conferring power and authority to the Directors with the right of substitution to provide power and authority to the Directors with the right of substitution to perform all actions in implementing the payment of cash dividends to each shareholder, including but not limited to changing theschedule and procedures for dividend distributionmentioned above.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 87

USULANProPoSal

REALISASIrealizaTion

Agenda Keempat Rapat:Fourth meeting agenda:

1.

2. Memberi kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan besarnya gaji dan tunjangan bagi setiap anggota Direksi Perseroan, termasuk jika perlu untuk menetapkan dan/atau merubah pembagian tugas dan wewenang dari setiap anggota Direksi Perseroan.

1. Determined the honorarium of members of the Board of Commissioner of the Company at the maximum of rp. 3.998.000.000,- (three billion nine hundred and ninty eight million rupiah) gross per year and give the authority of the distribution to the Board of Commissioner.

2. authorized the power and authority to the Board of Commissioners to determine the salary and allowances for each member of the Directors, including if necessary to determine and/or change the roles and responsibilities of each member of the Directors.

• Honorarium anggota Dewan Komisaris Perseroan telah ditetapkan sebesar Rp. 3.998.000.000,- pada tanggal 21 Mei 2014.• Dewan Komisaris Perseroan telah menetapkan besarnya gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi Perseroan pada tanggal 21 Mei 2014.

• The honorarium of the Board of Commissioners has determined to be amounted to rp. 3.998.000.000,- on 21 may 2014.

• The Board of Commissioners of the Company has determined the distribution of salary and allowances for member of the Directors of the Company on 21 may 2014.

Hasil RUPSLB pada tanggal 21 Mei 2014Selain RUPST, RUPLB pada tanggal 21 Mei 2014 menghasilkan keputusan:

egms results on 21 may 2014In addition to AGMS, EGMS on 21 May 2014 generated the following decisions:

USULANProPoSal

REALISASIrealizaTion

Agenda Pertama Rapat:First meeting agenda:

Menyetujui perubahan beberapa pasal dan penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar Perseroan, yang mana atas keputusan ini Direksi diberikan wewenang dan kuasa untuk menandatangani akta yang diperlukan sehubungan dengan:

a. Putusan acara pertama rapat ini; b.

approve the amendments to several articles and restatement of the articles of association of the Company, in which the Directors are authorized and empowered to sign the deed required in connection with:

a. The decision made on the first meeting agenda;b. restatement of the articles of association of the Company, including to report and / or seek approval from the authorized

institutions as stated in the Deed no. 29, dated 22 July 2014.

Keputusan tentang perubahan dan penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar Perseroan sesuai RUPSlB tanggal 21 Mei 2014 telah dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Buana Finance Tbk No. 29 tertanggal 22 Juli 2014 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmy, SH., Notaris di Jakarta dan telah sah dan mengikat sejak adanya penerimaan pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar PT Buana Finance Tbk dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik indonesia No. AHU-04760.40.21.2014 tertanggal 24 Juli 2014 dan Daftar Perseroan No. AHU-0076998.40.80.2014 tertanggal 24 Juli 2014.

Decisions about the amendments and restatements in the articles of association of the Company in accordance with the egmS on 21 may 2014 have been set forth in the Deed of meeting resolution Statement of PT Buana Finance Tbk no. 29 dated 22 July, drawn up before Fathiah helmy, Sh., notary in Jakarta and have been legally binding by virtue of an acceptance letter of notification of amendments to the articles of association of PT BuanaFinance Tbk from the minister of Justice and human rights of the republic of indonesia no. ahu-04760.40.21.2014 dated 24 July 2014and Company register no. ahu-0076998.40.80.2014 dated24 July 2014.

Pernyataan kembali seluruh pasal-pasal Anggaran Dasar Perseroan termasuk untuk melaporkan dan/atau meminta persetujuan dari instansi berwenang sebagaimana dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 29 tanggal 22 Juli 2014.

Menetapkan honorarium anggota Dewan KomisarisPerseroan maksimum atau setinggi-tingginya sebesar Rp. 3.998.000.000,- (tiga milyar sembilan ratus sembilan puluh delapan juta Rupiah) gross per tahun dan pembagiannya diserahkan kepada Dewan Komisaris.

88

USULANProPoSal

REALISASIrealizaTion

Agenda Kedua Rapat:Second Meeting Agenda:

1.

2. 3.

1. giving the approval to the Directors of the Company as loan security for more than 50% or all assets of the Company in order to obtain loan facilities received from Banks, Financial institutions and/or public for the issuance of bonds, including debt securities and/or bonds in the capital market with regard to the prevailing regulations.

2. give the power and authority the Board of Commissioners of the Company to determine the amount of loan to be received by the Company; and

3. give the power and authority to the Directors with the right of substitution to take all necessary legal actions needed

related to the pledge of more than 50% or all assets of the Company in order to obtain loan facilities which will be re-ceived from Banks, Financial institutions and/or public for the issuance of bonds, including debt securities and/or

bonds in the capital market with regard to the prevailing regulations.

Keputusan tentang persetujuan penjaminan lebih dari 50 % atau seluruh harta kekayaan Perseroan telah dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Buana Finance Tbk No. 66 tertanggal 21 Mei 2014 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmy, SH., Notaris di Jakarta.

gmS approval regarding the approval to pledge of more than 50% or the entire assets of the Company has been set forth in the Deed of meeting resolution Statement PT Buana Finance Tbk no. 66 dated 21 may 2014 drawn up before Fathiah helmy, Sh., notary in Jakarta.

Seluruh hasil RUPST dan RUPSLB Perseroan yang dilakukan pada tanggal 21 Mei 2014 telah diumumkan melalui harian Bisnis Indonesia dan Media Indonesia pada tanggal 23 Mei 2014 serta telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan,PT Bursa Efek Indonesia dan pihak-pihak lain.

Selain memuat hasil RUPS, iklan pengumuman yang disampaikan Perseroan juga memuat jadwal pembagian Dividen Tunai sebagaipelaksanaan keputusan Agenda Kedua RUPS Tahunan. Adapun pengumuman tersebut adalah sebagai berikut:

All results of the Annual GMS and Extraordinary GMS held on 21 May 2014 have been announced in the Bisnis Indonesia newspapers and Media Daily on 23 May 2014, and have been reported to Financial Services Authority, the Indonesia Stock Exchange (IDX) and other parties.

In addition to publishing the results of the GMS, the Company’s announcement also advertised the schedule for distribution of Cash Dividends, as the implementation of Second Agenda of the Annual GMS results. The announcement is asfollows:

JAdWAl PEmbAGiAN diVidEN TuNAi

SCheDule For DiSTriBuTion oF CaSh DiViDenDS

1. Cum Dividen di Pasar Regular & Negosiasi : 13 Juni 20142. Ex Dividen di Pasar Reguler & Negosiasi : 16 Juni 20143. Cum Dividen di Pasar Tunai : 18 Juni 20144. Ex Dividen di Pasar Tunai : 19 Juni 20145. Recording Date yang berhak atas Dividen : 18 Juni 20146. Pembayaran Dividen : 2 Juli 2014

1. Cum Dividends in regular & negotiation market : 13 June 20142. ex Dividends in regular & negotiation market : 16 June 20143. Cum Dividends in Cash market : 18 June 20144. ex Dividends in Cash market : 19 June 20145. recording Date of parties entitled for Dividends : 18 June 20146. Payment of Dividends : 2 July 2014

Memberikan persetujuan kepada Direksi Perseroan untuk menjadikan jaminan utang lebih dari 50% atau seluruh harta kekayaan Perseroan dalam rangka mendapatkan pinjaman atas fasilitas yang akan diterima oleh Perseroan dari Bank, lembaga Keuangan dan/atau masyarakat dalam rangka penerbitan surat berharga termasuk surat hutang dan/atau obligasi di pasar modal dengan memperhatikan peraturan di pasar modal;Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menentukan jumlah pinjaman yang akan diterima oleh Perseroan.Memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan dengan hak subsitusi untuk melakukan semua dan setiap tindakan hukum yang diperlukan sehubungan dengan keputusan untuk menjaminkan lebih dari 50 % (lima puluh persen) atau seluruh harta kekayaan Perseroan dalam rangka mendapatkan pinjaman atas fasilitas yang akan diterima Perseroan dari Bank, lembaga Keuangan dan/atau masyarakat, dalam rangka penerbitan surat berharga dan atau obligasi di pasar modal sesuai dengan ketentan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 89

DEwAN KOMISARIS

Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

1. Melakukan pengawasan terhadap Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab Direksi, dengan mengarahkan, memantau dan mengevaluasi implementasi kebijakan strategis dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaanyang baik.

2. Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, menjalankan keputusan-keputusan RUPS Tahunan dan/atau RUPS Luar Biasa serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Mengadakan pertemuan berkala dengan Direksi maupun Komite Audit dan secara konstruktif memberikan arahan dan masukan strategi serta meninjau kinerja Perseroan.

Pengangkatan dan Pemberhentian DewanKomisaris

Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, khususnya Pasal 111 dan Anggaran Dasar Perseroan, pengangkatan dan pemberhentian para anggota Dewan Komisaris dilakukan melalui mekanisme RUPS. Selain itu juga diatur mengenai masa jabatan masing-masing anggota Dewan Komisaris yang akan berakhir pada penutupan RUPST ketiga setelah tanggal pengangkatan, tanpa mengurangi hak RUPS untuk sewaktu-waktu memberhentikan anggota Dewan sebelum masa jabatannya berakhir.

BOARD OF COMMISSIONERS

Duties and Responsibilities of the Board ofCommissioners

1. To oversee the Directors in carrying out the dutiesand responsibilities of the Directors by directing, moniting and evaluating the implementation of strategic policies and good corporate governance principles.

2. To perform its duties, authorities, and responsibilities according the Company’s Articlesof Association, to perform the AGMS decisions and/or EGMS and the prevailing laws and regulations

3. To hold a periodic meeting with the Directors as well as Audit Committee and constructively provide guidance and feedback strategies as well as reviewing Company’s performance.

appointment and dismissal of the Board ofCommissioners

In accordance with the provisions of Law Limited Companies No. 40 of 2007, in particular Article 111 and the Article of Association of the Company, the appointment and dismissal of the Board of Commissioners are conducted through the GMS mechanism. In addition, it also determines that the service period of each member of the Board of Commissioners which will expire at the close of the third AGMS after the date of appointment, without limiting the right of GMS to dismiss Board of Commissioners at any time prior to the expiration of their service period.

Susunan dan Independensi Dewan Komisaris

Susunan terakhir Dewan Komisaris Perseroan ditetapkan berdasarkan keputusan RUPST pada tanggal 21 Mei 2014, terdiri dari 3 (tiga) orang anggota sebagai berikut:

Composition and independency of the Board of Commissioners

The latest structure of Board of Commissioners was appointed based on resolution of the AGMS on 21 May 2014, consisting of 3 (three) members are as follows:

90

Keterangan mengenai pengalaman kerja dan riwayat pendidikan masing-masing anggota Dewan Komisaris dapat dilihat pada Bagian Data Perseroan Profil Dewan Komisaris.

Brief description of work experiences and education of each member of the Board of Commissioners can be viewed in the Corporate Data Section Profile of the Board of Commissioners.

NAmAname

JAbATANPoSiTion

ANGGoTA SEJAK

memBer SinCe

TAhuN bERAKhiR

year enDeD

JAbATAN lAiN diluAR PERSERoAN

oTher PoSiTion ouTSiDeThe ComPany

Karman Tandanu Komisaris UtamaPresident Commissioner 2013 2016

Komisaris Utama PT. Sari Dasa KarsaPresident Commissioner of PT. Sari Dasa karsa

Tjan Soen Eng KomisarisCommissioner 2009 2016

Komisaris Utama PT. Asuransi Bina Dana Arta TbkPresident Commissioner of PT. asuransi Bina Dana arta Tbk

Komisaris Utama di PT. Maskapai Reasuransi indonesia Tbk President Commissioner of PT. maskapai reasuransi indonesia Tbk

Corneiles Tedjo Endriyarto

Komisaris independenindependent Commissioner 2013 2016

Komisaris independen PT. Asuransi Buana independenindependent Commissioner ofPT. asuransi Buana independen

KOMISARIS INDEPENDEN

Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. IX.I.6 Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dan Peraturan Bursa Efek Indonesia No. I-A tentang Pencatatan Saham Dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham Yang Diterbitkan Oleh Perusahaan Tercatat, Perusahaan wajib memiliki Komisaris Independen dengan jumlah minimal 30% dari seluruh anggota Dewan Komisaris Perusahaan. Anggota Komisaris Independen Perseroan saat ini terdiri dari 1 (satu) orang dari keseluruhan jumlah anggota Dewan Komisaris Perseroan yang berjumlah 3 (tiga) orang atau berjumlah 33% dari keseluruhan jumlah anggota Dewan Komisaris Perseroan.

Sesuai dengan peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pelaksanaan Komite Audit, Komisaris Independen juga wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:1. Bukan merupakan orang yang bekerja

atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan atau mengawasi kegiatan Perusahaan dalam waktu 6 bulan terakhir;

2. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan;

3. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perusahaan, anggota Dewan Komisaris Perusahaan, anggota Direksi Perusahaan atau Pemegang Saham Utama Perusahaan;

4. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengankegiatan usaha Perusahaan.

independent Commissioner

In accordance with Regulation of Financial Service Authority No. IX.I.6 concerning the Formation and Implementation Guidelines of the Audit Committee and Regulation of Indonesia Stock Exchange No. I-A concerning the Listing of Shares and Non-Share Equity Securities Issued by Listed Company, the Company is required to have Independent Commissioner at least 30% of the number of the Board of Commissioners. The member of Independent Commissioner of the Company currently consists of 1 (one) out of 3 (three) Commissioners or 33% of the total member.

In accordance with Bapepam-LK regulation No. IX.I.5 on the Establishment and Implementation of the Audit Committee, Independent Commissioner is also required to fulfil the following criteria:1. Not a person who works or has an authority or

responsibility to plan, lead, control or supervise the management of the Company in the last 6 months;

2. Not having shares either directly or indirectly inthe Company;

3. Not having affiliation with the Company, members of the Board of Commissioners of the Company, members of the Directors or majority Shareholders of the Company;

4. Not having business engagement either directly or indirectly related to the Company’s business.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 91

Status kelulusan Uji Kemampuan dan Kepatutan Anggota Dewan Komisaris pada tanggal diterbitkannya Laporan Tahunan ini adalah sebagaiberikut:

The fit and proper test passing status of the memberof the Board of Commissioners as at publication of this Annual Report is as follows:

Tjan Soen Eng 13 Desember 200713 December 2007

Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Bapepam lK, Kementerian Keuangan Republik indonesia, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Ayat 1 POJK No. 4 Tahun 2013 hasil pengujian dinyatakan masih berlaku.

Fit and proper test was conducted by Bapepam lk with ministry of Finance, and in accordance to regulation of Jk no. 4 year 2013 article 23 Paragraph 1, this result remain valid.

Corneiles Tedjo Endriyarto 15 Februari 201315 February 2013

Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Ayat 5 POJK No. 4 Tahun 2013 dan berlaku selama 5 tahun.

Fit and proper test was conducted by oJk, and in accordance with regulation of oJk no. 4 year 2013 article 23 Paragraph 5 and valid for 5 years.

NAmAname

TANGGAl luluS uJi KEmAmPuAN dAN KEPATuTAN

FiT anD ProPer TeST PaSSing DaTe

KETERANGANDeSCriPTion

Karman Tandanu 27 Oktober 200527 october 2005

Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Bank indonesia, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Ayat 1 POJK No. 4 Tahun 2013 hasil pengujian dinyatakan masih berlaku.

Fit and proper test was conducted by Bank indonesia, and in accordance with regulation of oJk no. 4 year 2013 article 23 Paragraph 1, this result remain valid.

Prosedur Pemilihan Anggota KomisarisIndependen

1. Dewan Komisaris dan/atau Direksi dapat mengusulkan nama-nama calon anggota Komisaris Independen kepada Dewan Komisaris. Calon yang diajukan harus memenuhi persyaratan kompetensi dan independensi yang diperlukan.

2. Dewan Komisaris akan melakukan wawancara dan meneliti persyaratan calon yang diajukan dan kemudian menyampaikan rekomendasi atas calon yang akan diangkat sebagai anggota Komisaris Independen kepada Pemegang Saham Perseroan.

3. Dewan Komisaris akan mengusulkanpengangkatan Komisaris Independentersebut kepada RUPS Perseroan.

4. Pengangkatan anggota Komisaris Independen dilakukan oleh RUPS.

Sebelum diangkat sebagai Komisaris Independen, calon anggota Komisaris Independen wajib menandatangani pernyataan independensi dengan merujuk kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. IX.I.6 Tentang Pembentukan dan Pedoman PelaksanaanKerja Komite Audit.

independent Commissioner election procedure:

1. The Board of Commissioners and/or Directors owns the right to propose the candidates to the Board of Commissioners. The candidates shall meet the competence and independence requirements.

2. The Board of Commissioners will interview and examine the requirements of proposed candidates and submit recommendations on the candidates who will be appointed as Independent Commissioner to the Shareholders of the Company.

3. The Board of Commissioners will propose the appointment of Independent Commissioner to

GMS.4. GMS appoints the Independent Commissioner.

Prior to the appointment of Independent Commissioner, candidates must sign the independence statement refering to Regulation of Financial Service Authority No.IX.I.6 concerning the Formation and Implementation Guidelines of AuditCommittee.

92

Salah satu anggota Dewan Komisaris Perseroan yaitu Tjan Soen Eng, saat ini juga menjabat sebagaiKomisaris Utama di PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk dan PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk.

Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi

Rapat Gabungan dilakukan sebagai wujud pelaksanaan fungi pengawasan terhadap kinerja Direksi Perseroan dan hal-hal lain yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja Perseroan. Sepanjang tahun 2014, Dewan Komisaris mengadakan rapat gabungan dengan direksi sebanyak 11 (sebelas) kali rapat.

Jumlah kehadiran para anggota Dewan Komisaris dan Direksi dalam Rapat Gabungan selama tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Currently, one of the member of the Company’s Boardof Commissioners, Tjan Soen Eng, also serves as President Commissioners in PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk and PT. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk.

Joint meeting of the Board of Commissioners and directors

Joint meetings are held as a manifestation ofmonitoring function on the performance of the Di-rectors and other important matters to improve the Company‘s performance. During 2014, Board of Commissioners had attended joint meeting withthe Directors of 11 (eleven) meetings

The number of meeetings attended by Commissioners and Directors in Joint Meetingsin 2014 is as follows:

Hubungan Keluarga dan Keuangan Dewan Komisaris

Mayoritas anggota Dewan Komisaris Perseroan, tidak memiliki hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali Perseroan.

Kepengurusan dan Kepemilikan Saham padaPerusahaan Pembiayaan Lainnya oleh DewanKomisaris

Sesuai ketentuan Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tertanggal 8 Desember 2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, anggota Dewan Komisaris Perusahaan Pembiayaan dilarang menjadi anggota Dewan Komisaris di lebih dari 2 Perusahaan Publiklainnya.

family and financial relationships of the Board ofCommissioners

The majority of the serving members of Buana Finance’s Board of Commissioners do not have family ties with other members of the Board of Commissioners, Directors, and/or the controlling shareholder of the Company.

management and ownership of shares inOther Financing Companies by the Board ofCommissioners

In accordance with Regulation of OJK No. 33/POJK.04/2014 dated 8 December 2014 on Directors and Board of Commissioners of Emiten or PublicCompany, members of Board of Commissioners of a Financing Company are prohibited from becoming Commissioner at more than 2 (two) other listedCompanies.

NAmAname

hubuNGAN KEuANGAN / FinanCial relaTionShiP hubuNGAN KEluARGA / Family relaTionShiP

PEMEgANg SAHAM

PENgENDAli Controlling Shareholder

DEWAN KOMiSARiS

Board of Commissioner

DiREKSi

Directors

PEMEgANg SAHAM

PENgENDAli Controlling Shareholder

DEWAN KOMiSARiS

Board of Commissioner

DiREKSi

Directors

ADA Yes

TiDAK No

ADA Yes

TiDAK No

ADA Yes

TiDAK No

ADA Yes

TiDAK No

ADA Yes

TiDAK No

ADA Yes

TiDAK No

Karman Tandanu √ - - √ - √ - √ - √ - √

Tjan Soen Eng - √ - √ - √ - √ - √ - √

Corneiles Tedjo Endriyarto - √ - √ - √ - √ - √ - √

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 93

No. TANggAlDate

AgENDA PEMBAHASAN Discussion Agenda

8. 30 September 201430 September 2014

• Laporan Kinerja Bulanan• Penanganan Account Problem Consumer Finance (CF)

• Monthly Performance Report• Management of Consumer Finance (CF) account Problem

9. 21 Oktober 201421 october 2014

• Laporan Kinerja Bulanan• Rencana Penambahan Plafond Kredit

• Monthly Performance Report• Planning for Additional Credit Plafond

10. 24 November 201424 november 2014

• Laporan Kinerja Bulanan• Strategi Bisnis untuk tahun 2015• Rating Perusahaan

• Monthly Performance Report• Business Strategy for 2015• Corporate Rating

11. 19 Desember 201419 December 2014

• Laporan Kinerja Bulanan• Persiapan Rapat Kerja Nasional (Rakernas)

• Monthly Performance Report• Preparation for Annual National Business Conference

Laporan singkat Rapat Gabungan selama tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Brief Report of Joint Meetings during 2014:

No. TANGGAlDaTe

1. 28 Januari 201428 January 2014

• Laporan Kinerja Bulanan• Rencana Pembelian Ruang Kantor

• Monthly Performance Report• Purchase Plan of Office Space

2. 20 Maret 201420 march 2014

• Laporan Bulanan• Rencana Penyelenggaraan RUPS 2014• Penunjukkan Kantor Akuntan Publik

• Monthly Performance Report• Plan for 2014 GMS• Appointment of Public Accounting Firm

3. 24 April 201424 april 2014

• Laporan Kinerja Bulanan• Fasilitas Kredit dari Bank Asing• Data Write-Off

• Monthly Performance Report• Credit Facility from Offshore Bank• Write-Off Data

4. 16 Mei 201416 may 2014

• Laporan Kinerja Bulanan• Persiapan RUPS• Pembagian Wilayah Kerja Kantor Cabang Utama

• Monthly Performance Report• Preparation of GMS• Separation of Work Areas for Main Branch

5. 19 Juni 201419 June 2014

• Laporan Kinerja Bulanan• Seminar Fit & Proper bagi Dewan Komisaris• Penanganan Non-Performing Loan (NPL)

• Monthly Performance Report• Fit & Proper Seminar for the Board of Commissioners• Management of Non-Performing Loan (NPL)

6. 14 Juli 201414 July 2014

• Laporan Kinerja Bulanan• Rencana Mid Raker• Pemisahan Wewenang Direktur Marketing• BPJS untuk Perusahaan

• Monthly Performance Report• Plan for Mid-Year Business Conference• Division of Marketing Director Authority• BPJS for Company

7. 29 Agustus 201429 august 2014

• Laporan Kinerja Bulanan• Data Write Off• Evaluasi Hasil Mid Raker & Raker

• Monthly Performance Report• Write-Off Data• Evaluation of Mid and Annual Business Conference result

NAmAname

JumlAh RAPATnumBer oF meeTingS

JumlAh KEhAdiRANaTTenDanCe

% KEhAdiRAN% aTTenDanCe

Karman Tandanu 11 10 91%

Tjan Soen Eng 11 11 100%

Corneiles Tedjo Endriyarto 11 11 100%

Soetadi limin 11 11 100%

Antony Muljanto 11 11 100%

Herman lesmana 11 11 100%

AGENdA PEmbAhASANDiSCuSSion agenDa

94

DIREKSI

Tugas DireksiMasing-masing anggota Direksi Perseroan memiliki tugas dan wewenang untuk memastikan pengelolaan Perseroan berjalan secara teratur dan terarah. Setiap anggota Direksi diberikan tugas untuk menjalankan fungsi sebagai berikut:

Direktur Utama•

direCtors

duties of the directorsEach member of the Company‘s Directors has their own duties and responsibilities to ensure the Company‘s management can be conducted with a focus and clear direction. Each member of the Directors performs the following functions:

president director•

Prosedur Remunerasi Dewan Komisaris

RUPS Tahunan menetapkan besarnya gaji dan honorarium Dewan Komisaris.

Program Pelatihan Dewan KomisarisDalam rangka meningkatkan kompetensi, sepanjang tahun 2014 anggota Dewan Komisaris telahmengikuti pelatihan sebagai berikut:

remuneration procedures of the Board of Commissioners

The AGMS determines the amount of salary/honorarium and benfits for the Board of Commissioners.

training programs of the Board of CommissionersIn order to improve the competency of the Board ofCommissioners, in 2014, Commissioners participated in the following trainings :

NAMA / name NAMA PELATIHAN DAN SEMINAR / name oF Training anD Seminar

Karman Tandanu • international Seminar The global & Asian Economic Outlook 2015 pada tanggal 3 Oktober 2014 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan indonesia (APPi) di Singapura

• international Seminar The global & asian economic outlook 2015 on 3 october 2014 which was organized by indonesian Financial Services association in Singapore

Tjan Soen Eng • international Seminar The global & Asian Economic Outlook 2015 pada tanggal 3 Oktober 2014 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan indonesia (APPi) di Singapura

• Year 2014 indonesian Economic and Political Outlook for insurance Professionals, February 2014

• international Seminar The global & asian economic outlook 2015 on 3 october 2014 which was organized by indonesian Financial Services association in Singapore

• year 2014 indonesian economic and Political outlook for insurance Professionals, February 2014

Corneiles Tedjo Endriyarto • international Seminar Welcoming the Year of 2015 Oportunities & Challenges pada tanggal 9 December 2014 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan indonesia (APPi) di Jakarta

• international Seminar Welcoming the year of 2015 opportunities & Challenges on 9 December 2014 which was organized by indonesian Financial Services association in Jakarta

Memimpin pengelolaan seluruh kegiatan usaha Perseroan.Membawahi Divisi Internal Audit, Unit Kerja Penanganan & Penyelesaian Pengaduan Nasabah (UKP3N), Unit Kerja Pengenalan Nasabah (UKPN), Sekretaris Perseroan & Hubungan Investor,Treasuri, Pengendalian Keuangan, Hukum & Kepatuhan, Sumber Daya Manusia dan Pemulihan Akun Pembiayaan Konsumen.Mengarahkan proses - proses perbaikan dan perubahan yang diperlukan untuk memenuhi tantangan persaingan usaha.Memastikan berjalannya sistem pengendalian internal serta pelaksanaan kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku.Memastikan bahwa pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan optimal melalui pengembangan karyawan,

Leads the management of all Company‘s business activities.Oversees Internal Audit Division, Handing & Settlement of Customer Complaints Work Unit, Know Your Customer (KYC) Work Unit, Treasury, Financial Control, Legal & Compliance, Human Resources and Consumer Finance Remedial. To direct necessary processes of improvement and change to meet business competition.Ensuring observance of internal control system and enforcement of compliance to the prevailing rules and regulations.Ensures that human resources management runs optimally through employee development.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 95

• Memastikan berjalannya pengelolaan dan pengawasan keuangan Perseroan.• Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan

penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik di Perusahaan dan penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.

Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis•

Direktur Operasional•

Pengangkatan dan Pemberhentian Direksi Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, khususnya Pasal 94 dan Anggaran Dasar Perseroan,pengangkatan dan pemberhentian para anggota Direksi dilakukan melalui mekanisme RUPS. Selain itu juga diatur mengenai masa jabatan masing-masing anggota Direksi yang akan berakhir pada penutupan RUPST ketiga setelah tanggal pengangkatan, tanpa mengurangi hak RUPS untuk sewaktu-waktu memberhentikan anggota Direksi sebelum masa jabatannya berakhir.

Susunan dan Independensi DireksiSusunan terakhir Direksi Perseroan ditetapkan berdasarkan keputusan RUPST pada tanggal21 Mei 2014, terdiri dari 3 (tiga) orang anggotasebagai berikut:

• Ensures the Company’s financial operation and supervision.

• To lead and coordinate the implementation of Good Corporate Governance and the implementation of KYC Principles.

marketing and Business development director•

operational director•

appointment and dismissal of the directorsIn accordance with the provisions of Law of LimitedCompany No. 40 of 2007, in particular Article 94 and the Articles of Association of the Company, the appointment and dismissal of the Directors are conducted through the GMS mechanism. In addition, it also determines that the service period of eachmember of the Directors which will expire at the close of the third AGMS after the date ofappointment, without limiting the right of GMS to dismiss Directors at any time prior to the expirationof their service period.

Composition and independency of the directorsThe latest structure of Directors was appointed based on resolution of the AGMS on 21 May 2014, consisting of 3 (three) members are as follows:

Membawahi Divisi Sewa Guna Usaha dan Divisi Pembiayaan Konsumen.Mengelola dan memastikan adanya strategi serta pengembangan produk untuk mencapai tingkat penjualan yang telah ditetapkan, sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing kantor cabang Perseroan.Mengembangkan kegiatan usaha kantor cabang terkait dengan aspek pemasaran, pembukaan kantor cabang serta strategi pemasaran.Memimpin dan mengkoordinasikan secara efektif kegiatan promosi produk pembiayaan sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen sesuai dengan hasil survei dan segmen pasar.Meningkatkan citra Perseroan melalui pengembangan produk jasa yang tepat sasaran serta membina hubungan baik dengan nasabah dan supplier.

Membawahi Divisi Manajemen Risiko, Dukungan Operasional Cabang dan Pemulihan Akun Pembiayaan Sewa Guna Usaha.Menetapkan serta memastikan penggunaan sistim teknologi yang dapat mendukung berjalannya proses operasional Perseroan.Memastikan terselenggaranya sistem pengendalian risiko, pengelolaan risiko serta mitigasi risiko Perseroan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Leads Financial Lease Division and Consumer Finance Division.Manages and ensures the existence of strategies and product development to achieve level of sales set, in accordance with the potential and capability of respective Company‘s branches.Develop branches‘ business activities in relation to marketing aspect, the opening of branches, as well as marketing strategy.To lead and coordinate the promotion activities of lease and consumer financing effectively in accordance with the survey results and market segments.Improves Company‘s image through services development and fostering good relations with both customers and suppliers.

Leads Risk Management, Branch Operation Support and Account Recovery Financial Lease.Sets and ensures the use of technology systems that can support operational process of the Company.Ensures the implementation of risk contol system, risk management and risk mitigation so that the Company could function well in accordance with prevailing regulations.

96

Antony Muljanto 15 September 2014

15 September 2014

Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Ayat 5 POJK No. 4 Tahun 2013 dan berlaku selama 5 tahun.

Fit and proper test was conducted by oJk, and in accordance with regulation of oJk no. 4 year 2013 article 23 Paragraph 5 and valid for 5 years.

Herman lesmana 13 Oktober 2008

13 October 2008

Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Bapepam lK, Kementerian Keuangan Republik indonesia, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Ayat 1 POJK No. 4 Tahun 2013 hasil pengujian dinyatakan masih berlaku.

Fit and proper test was conducted by Bapepam lk with ministry of Finance, and in accordance to regulation of oJk no. 4 year 2013 article 23 Paragraph 1, this result remain valid.

Hubungan Keluarga dan Keuangan Direksi

Semua anggota Direksi Perseroan, tidak memiliki hubungan keuangan dan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali.

family and financial relationships of the Board ofdirectors

All of the Company’s Directors do not have anyfinancial and family relationship with the Board of Commissioners, other members of Directors, and/or the Controlling Shareholder.

Keterangan mengenai pengalaman kerja dan riwayat pendidikan masing-masing anggota Direksi dapat dilihat pada Bagian Data Perseroan Profil Direksi.

Status kelulusan Uji Kemampuan dan Kepatutan Anggota Direksi pada tanggal diterbitkannyaLaporan Tahunan ini adalah sebagai berikut:

Brief description of work experiences and education of each member of the Directors can be viewed in the Corporate Data Section Profile of the Directors.

The fit and proper test passing status of the member of the Directors as at publication of this Annual Report is as follows:

NAmAname

JAbATANPoSiTion

ANGGoTA SEJAK

memBer SinCe

TAhuN bERAKhiR

year enDeD

JAbATAN lAiN diluAR PERSERoANoTher PoSiTion ouTSiDe

The ComPany

Soetadi limin Direktur UtamaPresident Director

2010 2016 -

Antony Muljanto DirekturDirector

2007 2016 -

Herman lesmana DirekturDirector

2008 2016 Komisaris Utama di PT. Pro Car international Finance

President Commissioner of PT. Pro Car international Finance

NAmAname

TANGGAl luluS uJiKEmAmPuAN dAN KEPATuTAN

FiT anD ProPer TeST PaSSing DaTe

KETERANGANDeSCriPTion

Soetadi limin 11 Nopember 2002

11 november 2002

Uji kemampuan dan kepatutan dilakukan oleh Bank indonesia, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 23 Ayat 1 POJK No. 4 Tahun 2013 hasil pengujian dinyatakan masih berlaku.

Fit and proper test was conducted by Bank indonesia, and in accordance with regulation of oJk no. 4 year 2013 article 23 Paragraph 1, this result remain valid.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 97

Rapat Direksi

Direksi menyelenggarakan rapat secara berkalauntuk menjalankan tugas-tugasnya. Secara umum, rapat dilakukan untuk mendiskuskan hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja Perseroan.

Selama tahun 2014, Direksi telah melakukan Rapat Direksi sebanyak 5 (lima) kali, dengan tingkat kehadiran mencapai 100%. Tingkat kehadiran yang maksimal ini menunjukkan komitmen yang tinggi dari seluruh anggota Direksi Perseroan.

meeting of the directors

The Directors conducts regular meetings to performtheir duties. In general, these meetings are held to discuss important matters to improve the Company‘s performance.

In 2014, the Directors conducted 5 (five) meetings, with the attendance level reaching 100%. This level of attendance shows a strong commitment from Directors.

NAmAname

JumlAh RAPATnumBer oF meeTingS

JumlAh KEhAdiRANaTTenDanCe

% KEhAdiRAN% aTTenDanCe

Soetadi limin 5 5 100%

Antony Muljanto 5 5 100%

Herman lesmana 5 5 100%

Kepengurusan dan Kepemilikan Saham padaPerusahaan Pembiayaan Lainnya oleh Direksi

Sesuai ketentuan Peraturan OJK No. 30/POJK.05/2014 tertanggal 19 November 2014 tentang Tata Kelola Perusahan yang Baik bagi Perusahaan Pembiayaan, anggota Direksi Perusahaan Pembiayaan dilarang menjadi anggota Direksi diperusahaan lainnya.

Salah satu anggota Direksi, yaitu Herman Lesmana, juga menjabat sebagai Komisaris Utama di PT. Pro Car International Finance.

management and ownership of shares in other Financing Companies by the Board of Directors

In accordance with Regulation of OJK No. 30/POJK.04/2014 dated 8 December 2014 on Good Corporate Governance for Finance Company, members of Directors are prohibited from becoming Directors in other companies.

One of the Directors, namely Herman Lesmana, also serves as President Commissioner in PT. Pro Car International Finance.

NAmAname

hubuNGAN KEuANGAN / FinanCial relaTionShiP hubuNGAN KEluARGA / Family relaTionShiP

PEMEgANg SAHAM

PENgENDAli Controlling Shareholder

DEWAN KOMiSARiS

Board of Commissioner

DiREKSi

Directors

PEMEgANg SAHAM

PENgENDAli Controlling Shareholder

DEWAN KOMiSARiS

Board of Commissioner

DiREKSi

Directors

ADA Yes

TiDAK No

ADA Yes

TiDAK No

ADA Yes

TiDAK No

ADA Yes

TiDAK No

ADA Yes

TiDAK No

ADA Yes

TiDAK No

Soetadi Limin - √ - √ - √ - √ - √ - √

Antony Muljanto - √ - √ - √ - √ - √ - √

Herman Lesmana - √ - √ - √ - √ - √ - √

98

Pelatihan/Seminar Direksi

Dalam rangka meningkatkan kompetensinya, anggota Direksi telah mengikuti pelatihan sebagai berikut:

training/seminars of the directors

In order to improve their competency and knowledge, the Directors participated in some trainings such as:

NAMA / name NAMA PELATIHAN DAN SEMINAR / name oF Training anD Seminar

Soetadi limin - international Seminar Asia Pacific and indonesia Economic Review, Mei 2014.- international Seminar Welcoming the Year of 2015 Opportunities & Challanges, Desember 2014.- international Seminar asia Pacific and indonesia economic review, may 2014.- international Seminar Welcoming the year of 2015 opportunities & Challanges, December 2014.

antony muljanto - Effective Credit and Collection Strategies yang diselenggarakan oleh Universal Network inteligence (UNi).- leadership For Business Success yang diselenggarakan oleh Frontier Consulting group.- effective Credit and Collection Strategies which was organized by universal network intelligence (uni).- leadership for Business Success which was organized by Frontier Consulting group.

herman lesmana - The Training Program on Credit information System for indonesia yang diselenggarakan oleh The Overseas Human Resources and industry Development Association (HiDA) di Jepang.- Optimalisasi Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Mengatur dan Mengawasi Sektor Keuangan di indonesia yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan industri (Kadin).- The Training Program on Credit information System for indonesia which was organized by The overseas human resources and industry Development association (hiDa) in Japan.- optimization of Duties and authorities of indonesia Financial Services authority (iFSa) in regulating and Supervising Financial Sector in indonesia which was organized by Chambers of Commerce and industry (kadin).

Laporan singkat Rapat Direksi selama tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Brief Report of Director’s Meetings during 2014:

Prosedur Remunerasi dan Penilaian Kinerja Direksi

RUPS memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan besarnya gaji/ honorarium dan tunjangan bagi Direksi. Sementara penilaian kinerja Direksi secara kumulatif dilakukan oleh Dewan Komisaris dan RUPS berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan, antara lain pertumbuhan usaha dan keuangan Perseroan, peningkatan laba bersih dan pengelolaan risiko serta konsistensi dalam peningkatan pengembalian investasi bagi para pemegang saham.

remuneration procedures performance of the directors

The GMS grants authority upon the Board of Commissioners to determine the amount of salary/honorarium and benefits for the Directors.Appraisal process for the Directors cummulatively conducted by Board of Commissioners and GMS according to established performance indicators such as business and financial growth of the Company, net profit and risk management performance and consistency in increasing return of investment of the shareholders.

No. TANGGAlDaTe

1. 5 Februari 20145 February 2014

• Bisnis KPR• Laporan Pencapaian Target Penjualan• Laporan Collection dan Remedial

• Housing Loan Business• Sales Target Achievement Report• Collection and Remedial Report

2. 1 April 20141 april 2014

• Pembahasan kinerja cabang • Rencana Penandatanganan Fasilitas Kredit dengan beberapa bank

• Discussion on branches performance• Signing of Credit Facilities Plans with several banks

3. 5 Mei 20145 may 2014

• Persiapan RUPS 2014• Rencana Mid Raker

• Plan for 2014 GMS• Plan for Mid-Year Business Conference

4. 29 September 201429 September 2014

• Proses Verifikasi Dokumen• Penanganan Akun Bermasalah• Prospek Nasabah Sewa Guna Usaha• Laporan dan Evaluasi Hasil Mid Raker

• Document Verification Process• Problem Accounts Handling• Leasing Pipeline• Report and Evaluation of Mid-Year Business Conference

5. 17 Nopember 201417 november 2014

• Strategi dan Koordinasi terkait Sumber Daya Manusia

• Strategy and Coordination related to human resources

AGENdA PEmbAhASANDiSCuSSion agenDa

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 99

KOMITE AUDIT

Dalam membantu tugas dan fungsi pengawasan Dewan Komisaris, Komite Audit dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.

Piagam Komite Audit

Komite Audit telah memiliki pedoman kerja berupa Piagam Komite Audit yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris pada tanggal 15 April 2013. Piagam tersebut digunakan sebagai pedoman dan tata tertib kerja anggota Komite Audit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional dan independen. Piagam Komite Audit berisi tentang komposisi, struktur, persyaratan keanggotaan, tugas dan tanggung jawab, penyelengaraan rapat, tata cara dan prosedur kerja, masa tugas anggota Komite, sistem pelaporan kegiatan dan penangananpengaduan terkait pelaporan keuangan. Piagam Komite Audit dikaji kembali setiap tahun.

Keanggotaan

Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen selaku Ketua Komite Audit dengan 2 (dua) anggota, yang keseluruhannya memiliki kompetensi yang memadai sesuai latar belakang pendidikan dan pengalaman kerjanya sehingga telah memenuhi persyaratan keanggotaan Komite Audit untuk memperkuat fungsi pengawasan terhadap terselenggaranya tata kelola yang baik.

Susunan Komite Audit Perseroan yang ada saat ini berlaku sejak tanggal 30 Mei 2013 sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang SahamPerseroan pada tahun 2016 sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 004/KEP/KOM-BNF/V/2013 tanggal 30 Mei 2013. Adapun susunan Komite Audit Perseroan adalahsebagai berikut :

aUdit Committee

To support the Board of Commissioner monitoring function, Audit Committee was established by and is responsible to the Board of Commissioners.

audit Committee Charter

The Audit Committee has had working guidelines in the form of Audit Committee Charter which has been approved by the Board of Commissioners on 15 April 2013. The Charter is used as working guidelines and rules of members of the Audit Committee in carrying out their tasks and responsibilities professionally and independent. The Audit Committee Charter sketches out the composition, structure, members’ qualification, tasks and responsibilities, organizing meeting, working rules and procedure, tenure of Committee members, activity reporting systems and handling complaints related to financial report. Audit Committee Charter is reviewed annually.

Membership

The Audit Committee is led by IndependentCommissioner acting as the Chairman of the Audit Committee with 2 (two) members, all of whom possess adequate competence with appropriate educational background and work experience that meet the membership requirements of the Audit Committee to strenghten monitoring function for the implementation of good corporate governance.

The composition of the present Audit Committee is effective starting on 30 May 2013 up to the end of the General Meeting of Shareholders in 2016 as established in the Board of Commissioner Decision Letter No. 004/KEP/KOM-BNF/V/2013 dated30 May 2013. The composition of Audit Committee is as follows:

JAbATANPoSiTion

NAmAname

PoSiSi di PERSERoANPoSiTion in The ComPany

Ketua Komite AuditChairman of audit Committee Corneiles Tedjo Endriyarto Komisaris independen

independent Commissioner

Anggota Komite Auditmember of audit Committee Winny Widya Pihak independen

independent party

Anggota Komite Auditmember of audit Committee Hardianto Soefajin Pihak independen

independent party

Keterangan mengenai pengalaman kerja dan riwayat pendidikan masing-masing anggota Komite Audityang masih menjabat sampai dengan dibuatnya Laporan Tahunan ini dapat dilihat pada Bagian Data Perseroan Profil Komite Audit.

Information on work experience and educational history of each member of the Audit Committee who still serves up to the publication of this Annual Report can be viewed in the Corporate Data Section Profile of the Audit Committee.

100

Seluruh anggota Komite Audit juga tidak memiliki hubungan kepengurusan dan kepemilikan di perusahaan pembiayaan lain.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Dalam melakukan fungsinya, Komite Audit berpedoman kepada Peraturan Bapepam No. IX.I.5. (Kep.643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012) tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.

Secara garis besar, Komite Audit melaporkan kegiatannya secara berkala kepada Dewan Komisaris dan memberikan rekomendasi atas hal-hal yang memerlukan perhatian, persetujuan maupun relevan dengan tugas pengawasan Dewan Komisaris seperti:1.Melakukan penelaahan informasi keuangan yang

akan dikeluarkan Perseroan serta meyakinkan bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

2.Membahas dengan Akuntan Publik dan Auditor Internal tentang kecukupan pengendalian internal termasuk pengendalian keuangan, operasional dan kepatuhan dan terselenggaranya praktik tata kelola yang sehat.

3.Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tindak lanjut Direksi atas hasil temuan Unit Audit Internal, Kantor Akuntan Publik dan hasil pengawasan OJK, guna memberikan rekomendasi kepada DewanKomisaris.

All members of the Audit Committee also do not have management and ownership relationship in other finance companies.

Duties and Responsibilities of the Audit Committee

In performing its function, the Audit Committee is guided by Capital Market Supervisory Agency(Bapepam) Regulation No. IX.I.5. (Kep.643/BL/2012 dated 7 December 2012) on The Establishment and the Implementation Guidelines of Audit Committee.

In general, Audit Committee periodically report its activities to the Board of Commissioners and provide recommendations on matters that require attention, approval or relevant to the supervisory duty of the Board of Commissioners such as:1.Conducting a review of financial information which

will be issued by the Company to ensure that financial statements are prepared in accordance withapplicable accounting standards.

2.Discuss with the Public Accountant and Internal Audit on the adequacy of internal controls includingfinancial controls, operational control and compliance as well as the implementationof good governance practices.

3.Monitoring and evaluating the implementation of the Directors follow-ups on findings of the Internal

Audit Unit, Public Accountant Firm and thesupervision results of OJK, in order to make recommendations to the Board of Commissioners.

Independensi Komite Audit

Dalam menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawab, Komite Audit memiliki independensi yang mandiri dan tidak diintervensi oleh pihak lain. Hal ini dibuktikan dengan profesionalitas anggota Komite Audit yang tidak memiliki hubungan keluarga, keuangan, kepengurusan dan kepemilikan.

Hubungan keluarga dan keuangan dari anggota Komite Audit dengan anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi serta pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut:

independence of the audit Committee

In performing its functions, duties, and responsibilities, the Audit Committee has autonomous independency and there is no intervention from the other parties. It is proven by the professionalism of the members of the Audit Committee who do not have family, business relationship, management, or ownership relationships.

Family and financial relationships of members of the Audit Committee with (other) Commissioners, Directors and/ or controlling shareholder as on publication date of this Annual Report are as follows:

NAmAname

hubuNGAN KEuANGAN / FinanCial relaTionShiP hubuNGAN KEluARGA / Family relaTionShiP

PEMEgANg SAHAM

PENgENDAli Controlling Shareholder

DEWAN KOMiSARiS

Board of Commissioner

DiREKSi

Directors

PEMEgANg SAHAM

PENgENDAli Controlling Shareholder

DEWAN KOMiSARiS

Board of Commissioner

DiREKSi

Directors

ADA Yes

TiDAK No

ADA Yes

TiDAK No

ADA Yes

TiDAK No

ADA Yes

TiDAK No

ADA Yes

TiDAK No

ADA Yes

TiDAK No

Corneiles Tedjo Endriyarto - √ - √ - √ - √ - √ - √

Winny Widya - √ - √ - √ - √ - √ - √

Hardianto Soefajin - √ - √ - √ - √ - √ - √

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 101

NAmAname

JumlAh RAPATnumBer oF meeTingS

JumlAh KEhAdiRANaTTenDanCe

% KEhAdiRAN% aTTenDanCe

Corneiles Tedjo Endriyarto 11 11 100%

Winny Widya 11 11 100%

Hardianto Soefajin 11 11 100%

4.Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Kantor Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.

5.Menelaah dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan Perseroan.

Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit memiliki kewenangan untuk mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana, asset, sumber daya Perseroan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya serta kewenangan lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.

Rapat Komite Audit

Ketentuan mengenai Rapat Komite Audit :• Komite Audit akan menyelenggarakan Rapat

Komite secara berkala paling kurang satu kali dalam 3 (tiga) bulan.

• Rapat Komite hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (setengah) jumlah anggota.

• Keputusan Rapat Komite diambil berdasarkan musyawarah mufakat. Dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.

• Rapat Komite Audit dipimpin oleh Ketua Komite.Jika Ketua Komite Audit tidak hadir, maka salah satu anggota Komite Audit yang hadir dalam Rapat ditunjuk untuk memimpin Rapat Komite Audit.

• Hasil Rapat Komite Audit dan perbedaan pendapat yang terjadi beserta alasan perbedaan tersebut wajib dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan secara baik.

Selama tahun 2014, Komite Audit telah melakukan 11 (sebelas) kali pertemuan dengan tingkat kehadiran anggota Komite Audit mencapai 100%. Tingkat kehadiran yang maksimal ini menunjukkan komitmen yang tinggi dari seluruh anggota Komite Audit Perseroan.

Jumlah kehadiran anggota Komite Audit dalam Rapat Komite Audit selama tahun 2014 adalah sebagai berikut:

4.Provide recommendations on the appointment of the Public Accountant Firm to the Board ofCommissioners to be submitted to the GMS.

5.Review and report to the Board of Commissioners on complaints relating to the Company.

In performing its duties, the Audit Committee has the authority to access fully, independently and without limitations the Company‘s documents, employees, funds, assets, other resources of the Company in connection with the implementation of its duties as well as performing other actions assigned by the Board of Commissioners.

audit Committee meetings

Provisions regarding Audit Committee meetings:• The Audit Committee will conduct a committee

meeting regularly at least once in three (3) months.• Committee meetings can only be conducted if is

attended by more than ½ (one half) of the members.• Committee meeting decisions are taken based on

consensus. If consensus does not achieved, decisionmaking is conducted based on majority vote.

• Audit Committee Meetings are led by the Chairman of the Committee. In the event the Chairman of the Audit Committee is not present, one member of the Audit Committee who attends the meeting shall be appointed to led the Audit Committee Meeting.

• Results of Audit Committee Meetings and difference of opinions as well as the reasons for these differences shall be noted in minutes of the meetings and well-documented.

During 2014, the Audit Committee held 11 (eleven) meetings with attendance level of 100%. Thismaximum level of attendance demonstrates the highcommitment from all members of the AuditCommittee.

List of Audit Committee meetings attended during 2014 is as follows:

102

No. TANggAlDate

AgENDA PEMBAHASANDiscussion Agenda

6. 23 Juni 2014

23 June 2014

a) Penjelasan atas pelaksanaan offsite audit yang dilakukan oleh Divisi internal Audit sesuai dengan rencana pemeriksaan tahun 2014. b) Sosialisasi atas adanya rencana diberlakukannya Peraturan Perlindungan Konsumen oleh OJK.c) laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di Mei 2014.d) Pembahasan terkait dengan Pelaporan Pelanggaran.

a) explanation of the implementation of offsite audit conducted by the internal audit Division in accordance with the audit plan for 2014.

b) Socialization of the implementation plan of Consumer Protection act by the oJk.c) reporting of corrective action on audit results conducted in may 2014.d) Discussion related to Whistler Blower implementation.

7. 6 Agustus 2014

6 august 2014

a) Pembahasan terkait pelatihan yang dilakukan Divisi Sumber Daya Manusia.b) laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di Juni 2014.

a) Discussion on trainings conducted by human resource Division.b) reporting of corrective action on audit results conducted in June 2014.

8. 12 September 2014

12 September 2014

a) laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di Juli-Agustus 2014.

a) reporting of corrective action on audit results conducted in July-august 2014.

9. 29 Oktober 2014

29 october 2014

a) laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di September 2014.

a) reporting of corrective action on audit results conducted in September 2014.

10. 18 Desember 2014

18 December 2014

a) laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di Oktober-November 2014.b) Pembahasan atas perkembangan usaha Perseroan.

a) reporting of corrective action on audit results conducted in october-november 2014.b) Discussion on the business development of the Company.

Selain aktivitas di atas, Komite Audit juga membahas tentang kecukupan dan efektivitas sistim pengendalian internal (termasuk sistim pengendalian keuangan, operasional, kepatuhan, manejemenrisiko dan tata kelola) serta usulan penyempurnaan Piagam Komite Audit untuk direkomendasikan kepada Dewan Komisaris.

Apart from above activities,the audit committee also discussed on the adequacy and effectiveness of the internal control system (including the systems of financial control, operational, compliance, risk management and governance) as well asimprovement proposal of Audit Committee Charter to be recommended to the Board ofCommissioners.

Laporan singkat Rapat Komite Audit selama tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Brief Report of Audit Committee Meeting during 2014:

No. TANGGAlDaTe

AGENdA PEmbAhASANDiSCuSSion agenDa

1. 23 Januari 2014

23 January 2014

a) Analisa posisi laporan keuangan tanggal 31 Desember 2013 b) Rencana aktivitas pemeriksaan dan pengawasan yang akan dilakukan oleh Divisi internal Audit.c) Temuan-temuan dari hasil pemeriksaan Divisi Audit internal selama tahun 2013. Komite

menerima, mengkaji dan memberikan saran serta rekomendasi terhadap aktivitas dari Divisi Audit internal.

a) analysis of the 31 December 2013 financial statements.b) Planning of inspection and monitoring activities to be carried out by the internal audit Division.c) Findings from audit results of internal audit in 2013. The Committee receive, review and provide

advice and recommendations on internal audit activities.

2. 26 Februari 2014

26 February 2014

a) Penjelasan usaha terkait dengan adanya peraturan pemerintah di bidang Sumber Daya Mineral. b) laporan atas temuan-temuan dari hasil pemeriksaan cabang .

a) Business explanation related to government regulation in the field of mineral resources.b) reporting of audit findings in some branches.

3. 3 April 2014

3 april 2014

a) laporan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan cabang di Februari 2014.

a) reporting of corrective action on audit results conducted in February 2014.

4. 6 Mei 2014

6 may 2014

a) laporan atas temuan-temuan dari hasil pemeriksaan cabang .b) Penyampaian rencana audit atas beberapa cabang yang akan dilakukan pada bulan Mei 2014.

a) reporting of audit findings in some branches. b) Delivery of audit plan over several branches which will be conducted on may 2014.

5. 19 Mei 2014

19 may 2014

a) Pembahasan Management letter dari Kantor Akuntan Publik atas pemeriksaan di bidang keuangan dan infor-masi teknologi.

a) Discussion of management letter from the office of Public accountants on the examination of the Financial audit and information Technology.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 103

PENGENDALIAN INTERNAL

Pengendalian internal mencakup serangkaian aturan, kebijakan, dan prosedur yang diterapkan suatu organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis serta untuk memberikan keyakinan memadai bahwa:• ••

Sistem pengendalian internal merupakan tanggung jawab semua karyawan; mulai dari level manajemen sampai dengan level staf yang melaksanakan berbagai kegiatan pengendalian.

Sistem pengendalian internal Perseroan meliputi pengendalian keuangan dan operasional:1. Dalam aspek pengendalian keuangan, Perseroan

memastikan agar kegiatan usaha Perseroan dicatat sesuai dengan prinsip akuntasi dan standar akuntansi yang berlaku sehingga laporan keuangan Perseroan dapat dipercaya.

2. Dalam aspek pengendalian operasional, Perseroan memastikan bahwa struktur organisasi telah dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat pemisahan tugas dan tanggung jawab yang tegas seperti:a.Perseroan menerapkan sistem pengendalian

batas persetujuan kredit sesuai dengan jenjang kewenangan Komite Kredit, mulai dari kewenangan yang diberikan kepada Kepala Cabang sampai dengan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.

b.Perseroan secara tegas menerapkan sistem dual kontrol dengan memisahkan antara bagian pemasaran dan unit manajemen risiko. Divisi Pemasaran bertanggungjawab terhadap Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran,sementara Divisi Pengelolaan Resiko bertanggungjawab kepada Direktur Operasional.

c.Divisi Pengendalian Keuangan dan Akuntansi dipisahkan dengan Divisi Treasuri yang melakukan otorisasi pengeluaran biaya, sehingga pejabat yang memiliki kewenangan dalam melakukan otorisasi pengeluaran biaya dipisahkan dengan pejabat yang melakukan pencatatan akuntansi dan pengawasan.

internal Control

Internal controls encompass a set of rules, policies, and procedures an organization implements to achieve its strategic goals and objectives as well as to provide reasonable assurance that: • •

Internal control system is the responsibility of all employees, from management to staff level who execute various control activities.

Internal control systems of the Company include both financial and operational control:1. From financial control aspect, the Company ensures

that business activities of the Company are recorded in accordance with the applicable accounting principles and accounting standards so thatfinancial statements of the Company can be relied upon.

2. From operational control, the Company ensures that its organization structures has accommodate a

clear segregation of duties and responsibilities such as: a.The Company adheres to credit approval limits

regulating the authority levels of the Credit Committee, ranging from the authority given to the Branch Managers up to the Directors and Commissioners.

b.The Company strictly implemented dual control system by separating marketing and risk management units. Marketing Division is responsible to Business Development and Marketing Director, whereas Risk Management Division is responsible to Operation Director.

c. Financial Control and Accounting is separated from Treasury Division who has expense authorization, accordingly, there is a segregationof duties between authorized officer forexpenses, recording and controlling.

Seluruh temuan, catatan dan rekomendasi dari hasil pelaksanaan kegiatan, penelaahan dan analisa Komite Audit selama tahun 2014 telah dikomunikasikan dan didiskusikan dengan Manajemen Perseroan dan Auditor Eksternal, serta telah dilaporkan kepada Dewan Komisaris Perseroan.

All findings, notes and recommendations of activities result, reviews and analysis of the Audit Committee during 2014 were communicated and discussed with the management and External Auditors, and were reported to the Board of Commissioners.

laporan keuangan Perseroan handal; operasional Perseroan efektif dan efisien; kegiatan usaha Perseroan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

the financial reports of the Company are reliable; the operations of the Company are effective and efficient;the activities of the Company has comply with the applicable laws and regulations.

104

Adapun komponen yang telah dibangun Perseroan dan menjadi dasar dalam proses pengendalian di atas adalah sebagai berikut:

Lingkungan Pengendalian

Lingkungan Pengendalian adalah dasar atas komponen pengendalian internal lainnya yang membentuk budaya dan perilaku manusia atas pentingnya kesadaran pengendalian. Perseroan menerapkan Lingkungan Pengendalian yang efektif dimana semua karyawan mengerti mengenai tugas dan tanggung jawab mereka, batas kewenangan mereka, mempunyai pengetahuan yang memadai, dan mengerti serta berkomitmen untuk melakukan aktivitas yang benar dengan cara yang benar. Dewan Komisaris dan Direksi berkomitmen dalam mengembangkan, memelihara dan meningkatkan lingkungan pengendalian internal guna terciptanya lingkungan dengan etika kerja dan integritas yang tinggi serta terciptanya suatu kultur organisasi yang mendukung pencapaian sasaran usaha dengan risiko yang terukur.

Penilaian Risiko

Perseroan senantiasa mengidentifikasi dan menganalisa risiko-risiko dalam mencapai sasaran usaha yang ditetapkan. Perseroan telah melakukan identifikasi atas risiko-risiko yang dihadapi Perseroan yang terdiri dari risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, risiko operasional, serta risiko lainnya yang meliputi risiko hukum, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi. Penilaian risiko dilakukan secara berkesinambungan untuk mengukur tingkat risiko yang dihadapi Perseroan, dimana hasil serta rekomendasi untuk dilakukannya perbaikan disampaikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.

Penjelasan terperinci atas kinerja manajemen risiko dapat dilihat pada bagian Manajemen Risiko.

aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian merupakan penerapan prinsip-prinisip dan teknik-teknik pengendalian internal yang dituangkan dalam kebijakan, prosedur dan penetapan batas kewenangan untuk memitigasi risiko yang telah diidentifikasikan dan diukur. Setiap kebijakan dan prosedur didokumentasikan, dipelihara dan dikinikan secara berkala dengan mempertimbangkan perubahan lingkungan bisnis Perseroan.

The components that have been built by the Company and have been used as the foundation of internal control processes above are as follows:

Control environment

Control Environment is the foundation upon which all other components of internal control that set the tone of the organization, which influences the control awareness of its people. The Company implements effective control environment is where all employees understand their job and responsibilities and the limits of their authorities, in possession of sufficient knowledge, and are committed to performing their duties correctly. The Board of Commissioners and Directors are committed to develop, preserve and enhance internal control environment so as to create an environment with high work ethics and integrity, as well as creating a culture in the organizationsupporting achievements of business targets withmeasurable risk.

risk assessment

The Company continuously identifies and analyses the relevant risks faced in achieving its defined business objectives. The Company has identified the following risks faced by the Company such as credit risk, liquidity risk, market risk, operational risk, as well as other risks which encompass legal risk, compliance risk, and reputational risk. Risk assessment is conducted sustainably to measure the level of risk faced by the Company, whereby the results and recommendations for improvement are submitted to the Directors and Board ofCommissioners.

Detailed description on the performance of risk management can be viewed in the Risk Management section.

Control activities

Control activities are the implementation of principles and techniques of internal control specified in policies, procedures and authority limit establishment to mitigate risk that has been identified and measured. All policies and procedures are documented, preserved and updated periodically to ensure adequate control of activities, taking into account changes in business enviroments faced by the Company.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 105

Informasi dan Komunikasi

Perseroan telah membuat sistem informasi dan komunikasi yang baik dan handal dalam organisasi sehingga setiap karyawan Perseroan selalu mempunyai akses atas informasi yang relevan,terpercaya, tepat waktu, dan tersedia dalam format yang konsisten. Pengembangan sarana komunikasi guna memfasilitasi terjadinya komunikasi yangefektif dan tepat waktu untuk menyampaikan strategi dan pencapaian sasaran usaha, risiko-risiko yang dijumpai serta kendala-kendala dalam pelaksanaan pengendalian internal. Hal ini dilakukan antara lain berupa adanya sistem teknologi informasi realtime online yang terintegrasi (dari operasional sampai pelaporan) dengan seluruh cabang serta sistem intranet Perseroan dimana informasi-informasi terkini dapat diakses oleh seluruhkaryawan Perseroan.

Pemantauan

Manajemen Perseroan melakukan penilaian berkelanjutan dan berkala terhadap kualitas kinerja pengendalian internal untuk menentukan apakah pengendalian telah beroperasi sebagaimana diharapkan dan dimodifikasi melalui Divisi Internal Audit. Kekurangan yang signifikan dan kelemahan material selalu dikomunikasikan kepada Komite Audit sebagai bagian dari setiap pemeriksaan. Dengan demikian, komunikasi yang tepat waktu ini dapat membantu manajemen dalam memperbaiki masalah tentang pengendalian internal.

evaluasi atas efektivitas sistem Pengendalian Intern

Dalam mendukung efektivitas pengendalian internal di Perseroan, Divisi Audit Internal berkoordinasi dengan Komite Audit untuk memastikan bahwa fungsi pengendalian internal dan manajemen risiko diterapkan pada semua aspek dan lini Perseroan. Berdasarkan hasil penilaian Internal Audit selama 2014 sebagaimana telah dilaporkan juga kepada Komite Audit dan Dewan Komisaris. Secara keseluruhan sistem pengendalian intenal dan manajemen risiko telah memadai dan berjalan efektif.

KEPATUHAN

Perseroan selalu memastikan seluruh ketentuan perundang-undangan terkait kegiatan usaha Perseroan dalam seluruh aktivitas usaha Perseroan telah dipatuhi, sehinggarisiko kepatuhan dapat dikelola secara baik.

information and Communication

The Company has created a good and reliable information and communication system within the organization so that every employee of the Company always has access to information which is relevant, reliable, punctual and available in consistent formats. Communication channels should be developed to facilitate effective and punctual communications on business strategies and target achievements, risks and obstacles faced in performing internal control. Activities in this section include realtime online information technology system which is integrated (from operating to reporting stage) with all branches as well as intranet system where up-to-date information could be accessed by all employees.

monitoring

The management of the Company conducts ongoing and periodic assessment of the quality of internal control performance to determine whether controls are operating as intended and modified when needed through Internal Audit Division. Significant deficiencies and material weaknesses are always communicated to the Audit Committee as a part of every audit. Hence, this timely communication may help management in correcting the problem on internal control.

Evaluation on Effectiveness of Internal Control system

To support the effectiveness of internal control in the Company, Internal Audit Division coordinates with Audit Committee to ensure that the internal control and risk management is implemented in all aspects of the Company‘s business lines. Based on results of Internal Audit assessments in 2014, which have been reported to the Audit Committee and the Board of Commissioners. Overall, internal control system and risk management were adequate and effective.

ComplianCe

The Company ensure that all provisions of the legislation relating to the Company’s business activities in all business activities are complied with so that compliance risk can be managed well.

106

KETERANGANremarkS

STATuSSTaTuS

cATATANnoTe

Modal sendiri minimum

minimum equity

Memenuhiketentuan

Complied

Modal sendiri Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah 268,89% dari modal disetor, jauh di atas syarat minimum modal sendiri yaitu sebesar 50% dari modal disetor.

The Company’s minimum equity as of 31 December 2014 was 268.89% of the fully paid capital. This was beyond the minimum requirement of equity amounting to 50% of fully paid capital.

Pembatasan jabatanuntuk Direksi

Position restriction forDirectors

Memenuhiketentuan

Complied

Berdasarkan dokumen dan data yang ada pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan telah memenuhi syarat pembatasan jabatan untuk Direksi, karena tidak ada Direktur Perseroan yang merangkap jabatan di perusahaan pembiayaan lain atau tidak menjadi Komisaris di lebih dari 1 (satu) perusahaan pembiayaan lain.

Based on the current documents and data as of 31 December 2014, the Company complied with the position restriction on Directors, as there is only one Company’s Directors who is concurrently a Commissioners in 1 (one) other financing company.

Pembatasan jabatanuntuk Komisaris

Position restriction forCommissioners

Memenuhiketentuan

Complied

Berdasarkan dokumen dan data yang ada pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan telah memenuhi syarat pembatasan jabatan untuk Komisaris, karena dari seluruh anggota Dewan Komisaris Perseroan tidak ada yang merangkap jabatan di lebih dari 2 (dua) perusahaan pembiayaan lain.

Based on the current documents and data as of 31 December 2014, the Company complied with the position restriction on Commissioners, as there were no Company Commissioners who have concurrent positions at more than 2 (two) other financingcompanies.

Jumlah minimumpiutang pembiayaan

minimum amount ofFinancing receivables

Memenuhiketentuan

Complied

Jumlah piutang pembiayaan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar 95 % dari jumlah aset. Rasio tersebut berada di atas syarat minimum jumlah piutang pembiayaan yang harus dimiliki yaitu sekurang-kurangnya 40% dari jumlah aset.

The amount of Company’s financing receivables as of 31 December 2014 was 95 % of total assets. The ratio is beyond the minimumamount of financing receivables requirement of at least 40%of total assets.

Kepatuhan sebagai Perusahaan Pembiayaan

Sebagai perusahaan pembiayaan yang telah berdiri sejak tahun 1982, Perseroan senantiasa taat kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan saat ini diatur dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 28/ POJK.05/2014 dan No. 29/POJK.05/2014, keduanya tertanggal 19 Nopember 2014 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan dan tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan. Dalam peraturan OJK tersebut terdapat beberapa ketentuan yang harus ditaati Perseroan diantaranya adalah sebagai berikut:

Compliance as a Multifinance Company

As a finance company established since 1982, the Company continues to obey the prevailing laws and regulations. The business activities of financing companies are currently governed by Regulation of Indonesia Financial Services Authority No. 28/POJK.05/2014 and No. 28/POJK.05/2014 dated 19 November 2014 on Business License and Institution of Multifinance Companies and on Finance Companies Business. There are some provisions that must be adhered to by the Company in the regulation of OJK, among others areas follows:

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 107

Jumlah pinjamandibanding modal sendiri

Debt to equity ratio

Memenuhiketentuan

Complied

Jumlah pinjaman yang dimiliki Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar 2,16 kali dari modal sendiri, atau jauh di bawah ketentuan maksimum sebesar 10 kali, baik untuk pinjaman luar negeri maupun dalam negeri.

The amount of Company’s loan as of 31 December 2014 was 2.16 times of the total equity, or which was still below the maximum limit of 10 times, both for foreign and domestic loans.

Modal disetor minimum

minimum Fully Paid Capital

Memenuhiketentuan

Complied

Modal disetor Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 411,4 milyar, telah sesuai dengan syarat modal disetor minimum sebesar Rp 100 miliar untuk perusahaan pembiayaan yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas.

The Company’s minimum fully paid capital as of 31 December 2014 was rp 411.4 billion, in compliance with the requirement of minimum paid-up capital of rp100 billion for a limited liability finance company.

Perseroan senantiasa memastikan terpenuhinya Peraturan OJK sebagai wujud tanggung jawab Perseroan untuk selalu tunduk dan patuh pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Adapun laporan yang disampaikan Perseroan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesiasepanjang tahun 2014 adalah sebagai berikut:

The Company continuously ensures that OJK Regulations are fulfilled as a manifestation of the Company’s responsibility to always comply and adhere to the prevailing law and regulation.

The reports submitted by the Company to OJK and Bank Indonesia throughout year 2014 are as follows:

No. NAmA lAPoRANrePorT name

iNSTANSiinSTiTuTion

TANGGAl PENYAmPAiANSuBmiSSion DaTe

1. laporan Keuangan Bulan Januari 2014monthly Financial report of January 2014

OJK, Bank indonesia 10 Pebruari 201410 February 2014

2. laporan Keuangan Bulan Pebruari 2014monthly Financial report of February

2014

OJK, Bank indonesia 10 Maret 201410 march 2014

3. Penyampaian laporan KeuanganTahunan 2013

Submission of the 2013 annualFinancial reports

Kementerian Keuangan, OJK, Bank indonesia

ministry of Finance, oJk, Bank indonesia

24 Maret 2014

24 march 2014

4. Penyampaian Bukti Pengumuman laporan Keuangan Tahunan 2013

Submission of notification Proof of the 2013 annual Financial reports

OJK, BEi

OJK, iDX

24 Maret 2014

24 march 2014

5. laporan Keuangan Bulan Maret 2014monthly Financial report of march 2014

OJK, Bank indonesia 11 April 201411 april 2014

6. Penyampaian laporan Tahunan 2013

Submission of the 2013 annual report

OJK, Bank indonesia, BEi,Kementerian

Perindustrian dan Perdagangan

oJk, Bank indonesia,iDX, ministry of industry and

Trade

28 April 2014

28 april 2014

7. laporan Keuangan Bulan April 2014monthly Financial report of april 2014

OJK, Bank indonesia 9 Mei 20149 may 2014

8. laporan Keuangan Bulan Mei 2014monthly Financial report of may 2014

OJK, Bank indonesia 9 Juni 20149 June 2014

108

AUDIT INTERNAL

Divisi Pengawasan Internal merupakan satuan kerja yang independen dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Divisi Pengawasan Internal secara langsung membantu Direksi untukmemastikan berjalannya pengendalian internal Perseroan dengan melakukan pendekatan audit berbasis risiko atas seluruh aktivitas Perseroan. Untuk mendukung independensi dan menjamin kelancaran pemeriksaan, anggota Komite Auditdapat setiap waktu berkomunikasi langsung dengan Divisi Pengawasan Internal untuk mendapat informasi berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan pemeriksaan. Pemberian informasitersebut harus dilaporkan kepada Direktur Utama, dan apabila dibutuhkan maka Komite Audit dapat menerbitkan surat kepada Direksi untuk mempercepat proses perbaikan dan tindak lanjutdari hasil pemeriksaan tersebut.

Tugas dan Tanggung Jawab Audit Internal

1.Mengarahkan dan melakukan pengendalian semua aktivitas pemeriksaan dan pengawasan secara independen terhadap seluruh aktivitas, seperti: penilaian kecukupan dan validitas standar operasional Perseroan, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam implementasinyaterhadap seluruh kebijakan dan prosedur maupun aktivitas yang dijalankan, kebenaran, ketepatan dan kewajaran seluruh aktivitas baik yang tertuang dalam laporan keuangan dan usaha, maupun seluruh aktivitas yang dijalankan seluruh pelaku di semua unit kerja di Perseroan.

internal aUdit

The Internal Audit Division is a unit that is independent and directly responsible to the President Director. Internal Audit Division provides direct assistance to the Directors to ensure the implementation of the Company‘s internal control by implementing a risk-based audit approach for all Company‘s activities. In order to maintain its independence and to assure efficient inspection, the Audit Committee members could directly communicate with the Internal Audit Division at any time to inform various matters related to the examination activities. This provision of information has to be reported to the President Director, and if needed, the Audit Committee could issue letters to the Directors to accelerate corrective process and follow up the result of the inspection.

Duties and Responsibilities of the Internal Audit

1.Directs and controls all inspection and supervision activities independently in all activities such as: assessment on the adequacy and validity of the Company‘s standard operating procedures, quality and quantity of human resources in implementing all policies and procedures as well as other activites, fact, accuracy, and fairness of all acitivies both contained in financial statements and business, and all activities carried out by work units inthe Company.

9. laporan Keuangan Bulan Juni 2014monthly Financial report of June 2014

OJK, Bank indonesia 10 Juli 201410 July 2014

10. laporan Keuangan Bulan Juli 2014monthly Financial report of July 2014

OJK, Bank indonesia 11 Agustus 201411 august 2014

11. laporan Keuangan Bulan Agustus 2014monthly Financial report of august 2014

OJK, Bank indonesia 10 September 201410 September 2014

12. laporan Keuangan Bulan September2014monthly Financial report of September

2014

OJK, Bank indonesia 9 Oktober 20149 october 2014

13. laporan Keuangan Bulan Oktober 2014monthly Financial report of october 2014

OJK, Bank indonesia 10 Nopember 201410 november 2014

14. laporan Keuangan Bulan Nopember 2014monthly Financial report of november

2014

OJK, Bank indonesia 10 Desember 201410 December 2014

15. laporan Keuangan Bulan Desember 2014monthly Financial report of December

2014

OJK, Bank indonesia 9 Januari 20159 January 2015

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 109

2.Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap seluruh aktivitas Perseroan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut mengacu pada kebijakan yang berlaku dan prosedur internal Perseroan.

3.Melakukan pemeriksaan dan pengawasan dengan sistem kegiatan berbasis risiko (risk based audit) dan mengoptimalkan fungsi pengawasan untuk mencapai “Early Warning System” dalam mendeteksi permasalahan yang beresiko dihadapi Perseroan.

4.Bertanggung jawab terhadap kualitas temuan dan rekomendasi yang dapat diimplementasikanuntuk kepentingan terjaganya dan perbaikan kinerja Perseroan.

5.Melakukan pengawasan secara berkala untuk memastikan telah di tindak lanjutinya temuan oleh unit kerja terkait.

6.Secara berkesinambungan melakukan pengembangan kemampuan pemeriksa/pengawas di Divisi Pengawasan Internal serta melakukan evaluasi untuk peningkatan kinerja.

Pengangkatan dan Pemberhentian kepala Divisi Pengawasan Internal

Kepala Divisi Pengawasan Internal diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris.Kepala Divisi Pengawasan Internal Perseroan saat ini dijabat oleh Ahmad Khaetami sejak tanggal 17 September 2013 berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. 686/HR-GS/BNF/IX/2013 .

struktur organisasi Divisi Pengawasan internal

Saat ini Divisi Pengawasan Internal Perseroan didukung oleh 10 tenaga pemeriksa dengan komposisi:

2.Inspects and monitors Company‘s acitivies to ensure that they conform to the prevailing policies and Company‘s internal procedures.

3.Inspects and monitors risk-based system and optimizes surveillance function to obtain “Early Warning System” in detecting risky issues that could be faced by the Company.

4.Responsibles for the quality of findings and recommendations that could be implemented inorder to maintain and improve the performance of the Company.

5.Undertaken regular monitoring to ensure that findings on related work unit have been followed up.

6.Develops the ability of the inspectors / supervisors in Internal Audit sustainably and evaluates performance enhancement.

appointment and dismissal of the internal audit division head

The head of Internal Audit Division is appointed and relieved of duty by the President Director, withapproval from the Board of Commissioners.The position of the Internal Audit Division Head has been held by Ahmad Khaetami since17 September 2013 based on Director Letter of the Company No. 686/HRGS/BNF/IX/2013.

the organizational structure of the internal audit

Currently, the Internal Audit is supported by10 auditors with the following composition:

JAbATANPoSiTion

JumlAh (oRANG)ToTal (PerSon)

Kepala Divisi / Division Head 1

Pengawas / Supervisor 4

Staf / Staff 5

110

Untuk memastikan tersedianya sumber daya manusia/pemeriksa yang handal dan memiliki pengetahuan, keterampilan serta kompetensi yang dibutuhkan dalam melaksanakan tanggung jawabnya, Divisi Pengawasan Internal melakukan pengembangan dan pelatihan secara berkesinambungan dengan mengikutsertakan dalam program pendidikan dan pelatihan profesiberkelanjutan, baik internal maupun eksternal.

Pelaksanaan tugas Divisi Pengawasan Internal pada tahun 2014 dikelompokkan sebagai berikut:

1. Audit Reguler (Pemeriksaan Rutin)

- Melakukan audit di cabang-cabang yang dipilih berdasarkan risk based approach dan juga melakukan beberapa audit khusus atas permintaan Direksi maupun Komisaris yang tidak termasuk dalam rencana kerja audit pada awalnya.

- Melakukan evaluasi atas pelaksanaan unit kerja dalam menjalankan fungsinya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab sampai dengan pencatatan transaksi pembukuan yang dilakukan.

- Melakukan evaluasi atas Prosedur Standar Operasi (SOP) yang dibuat dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan/aktifitas kerja masing-masing unit kerja disesuaikan dengan ketentuan Perseroan atau peraturan pemerintah yang berlaku.

2. Operational Audit

Melakukan pemeriksaan yang menyeluruh atas unit kerja untuk menilai prestasi kerja yang diukur dengan tujuan-tujuan atau target yang telah ditetapkan oleh Manajemen. Audit operasional fokus pada efisiensi dan efektifitas atas operasiPerseroan.

3. Financial Audit

Melakukan pemeriksaan atas kelayakan dan kewajaran transaksi/laporan keuangan, penelaahan atas akun-akun yang dihasilkan oleh sistem dan membandingkannya dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum.

4. audit khusus dan investigasi

Audit Khusus dan Investigasi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan kelemahan pengendalian yang ada, membantu Divisi Pengelolaan Risiko dalam menentukan jumlah kerugian/kecurangan dan membantu manajemen dengan merekomendasikan perbaikan-perbaikan untuk mencegah kejadian yang berulang di kemudian hari termasuk melakukan upaya meminimalisir terjadinya kecurangan dengan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berpotensi menimbulkan risiko terjadinya kecurangan.

To ensure the the availability of realiable human resources/auditor who possesses knowledge, skills and competency needed to carry out their responsibilities, the Internal Audit Division continually develop and train by enrolling in training program and sustainable profession training, internal as well as external.

Execution of Internal Audit Division’s duties were categorized as follows:

1. regular audit

- Conducts audit on selected branches based on risk based approach and conduct some special audit upon request from Directors orCommissioners which are not initially included in the audit work plan.

- Perfoms evaluation on the implementation of work units in carrying out its functions in accordance with the duties and responsibilities up to therecording of accounting transactions.

- Performs evaluation of the Standard Operating Procedures (SOP) made and used as the basis for the implementation/work activities in respective work units in accordance with policies of the Company or prevailing government regulations.

2. operational audit

Conducts comprehensive examination of work units to assess work performance measured along with goals and targets set by Management. Operational audit focuses on the efficiency and effectiveness of Company’s operations.

3. financial audit

Examines the feasibility and fairness of financial transactions/reports, reviews accounts produced by system and compares them with generally accepted financial accounting standards.

4. special and investigation audit

Special and Investigation Audit is an examination conducted to determine the weakness of existing controls, assisting Risk Management Division in determining the losses/fraud and helpmanagement by recommending improvements to prevent recurrent events in the future, including making effort tominimize the occurrence of fraud by identifying activities which will potentially cause risk of fraud.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 111

JAbATANPoSiTion

RENcANA Plan

REAliSASirealizaTion

Cabang / Branch 22 19

Total Penugasan Audit internal / Total internal audit assignments 22 19

Perencanaan dan realisasi Pengawasan Internal pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:

a. Rencana dan Realisasi

Dari total 22 perencanaan pemeriksaan,19 penugasan pemeriksaan dapat direalisasikan di tahun 2014, baik pemeriksaan rutin maupunpemeriksaan khusus/investigasi.

b. Hasil Temuan Audit

Dari pelaksanaan pemeriksaan, beberapa hasil temuan pada umumnya terkait dengan penerapan prinsip KYC, pengendalian dan penyimpanan dokumen cabang, pengelolaan biaya, dan masalah operasional cabang.

Hasil temuan audit selama tahun 2014 telah diterbitkan dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan Umum, Khusus atau Investigasi, dimana hasil analisa audit dijabarkan secara keseluruhan, dengan penekanan khusus terhadap penyimpangan/ pelanggaran serta rencana tindakan perbaikan, termasuk sanksi/penalti apabila diperlukan.

Setiap laporan hasil audit disampaikan kepada Manajemen Perseroan dan pihak yang diaudit.Temuan yang mengandung unsur kelalaian, kecurangan, atau menyebabkan kerugian secara keuangan, telah ditindaklanjuti oleh manajemen dengan melibatkan Komite HRD dalam menetapkan berbagai sanksi kepada pihak yang terlibat.

Sedangkan terhadap berbagai temuan yang disebabkan karena tidak dijalankannya prosedur, pihak manajemen juga telah menindaklanjuti dengan melakukan penyempurnaan kebijakan/prosedur, maupun meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan sosialisasi melalui berbagai pelatihan dan pendampingan. Selain menyampaikan hasil audit kepada Direktur Utama, laporan juga disampaikan kepadaKomite Audit Perseroan.

Internal Audit plan and realization in 2014 was as follows:

a. plan and realization

From 22 audit plan, 19 audit assignments successfully conducted during year 2014, both regular and special audit/investigation.

b. Audit Findings Results

From the audit implementation, some audit finding results generally related to KYC principles implementation, control and security of branch document, expense control and branch operation.

The audit findings results during 2014, have been issued in the form of General, Specific or Investigation Audit Reports, in which audit findings results were elaborated, with special emphasis on deviations/ violations and recommendations for corrective actions as well as corrective action plans, including sanctions/penalties where necessary.

Each audit report is submitted to the Management and the audited party. Findings involving elements of negligence, fraud, or resulted in financial losses had been followed up by management by engaging Human Resources Committee who imposed a variety of sanctions to the related employees.

On the other hand, for findings related to the failure in implementing procedures, follow-up actions have also been taken by management, including improvement of policies/ procedures and improvement in the quality and quantity of socialization through trainings and mentoring. In addition to submitting audit reports to the President Director, the report is also submitted to the Audit Committee.

112

PENGAwASAN EKSTERNAL

Perseroan menunjuk pemeriksa eksternal untuk memastikan bahwa laporan keuangan Perseroan telah disajikan secara baik dan benar.

Penunjukkan Pemeriksa Eksternal

RUPST yang diselenggarakan pada tanggal 21 Mei 2014 telah menyetujui pemberian wewenang kepada Direksi berdasarkan persetujuan dari Dewan Komisaris, setelah mendapatkan rekomendasi dari Komite Audit untuk mengangkat Akuntan Publik tahun buku 2014 dan menetapkan jumlah honorarium serta persyaratan lainnya bagi Akuntan Publik yang ditunjuk tersebut, guna melakukan pemeriksaanindependen atas Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2014, dan Direksi telah menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited).

Periode Penugasan dan Honorarium Auditor Eksternal

Tahun 2014 adalah tahun kelima bagi Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) sebagai Auditor Independen Eksternal Perseroan.

Berikut adalah Akuntan dan Kantor Akuntan Publik yang melakukan audit Perseroan selama lima tahun terakhir:

eXternal aUdit

The Company appoints an external auditor to ensure that the Company’s financial statements have been prepared well and properly.

appointment of external auditors

The AGMS on 21 May 2014 has agreed to grant Directors the authority, based on Board of Commissioners’ approval upon gaining recommendation from Audit Committee, to appoint a Public Accountant to perform an independent audit on the Company’s 2014 Financial Report and to decide the honorarium and other requirements for the designated Public Accountant to perform an independent audit on the Company’s 2014 Financial Report, and Directors has appointed Public Accounting Firm Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited).

assignment period and honorarium of external auditor

2014 is the fifth year for the Public Accountant Firm of Purwantono, Suherman & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) as the external auditor.

Below are Accountant and Public Accounting Firm that performs audits of the Company for the past five years:

TAhuN buKu

FiSCal year

KANToR AKuNTAN PubliKPuBliC aCCounTanT Firm

NAmA AKuNTANname oF

aCCounTanT

JENiS JASATyPe oF SerViCeS

biAYA JASA AudiTauDiT

SerViCeS Fee

2014 KAP Purwantono, Suherman & Surja Public Accountant Firm Purwantono,

Suherman & Surja

Danil S. Handaya Audit laporan Keuangan

Financial Statements Audit

US$ 66.000

2013 KAP Purwantono, Suherman & Surja Public Accountant Firm Purwantono,

Suherman & Surja

indrajuwana Komala Widjaja

Audit laporan Keuangan

Financial Statements Audit

US$ 63.800

2012 KAP Purwantono, Suherman & Surja Public Accountant Firm Purwantono,

Suherman & Surja

Sinarta Audit laporan Keuangan

Financial Statements Audit

US$ 60.500

2011 KAP Purwantono, Suherman & Surja Public Accountant Firm Purwantono,

Suherman & Surja

Roy iman Wirahardja Audit laporan Keuangan

Financial Statements Audit

US$ 57.200

2010 KAP Purwantono, Suherman & Surja Public Accountant Firm Purwantono,

Suherman & Surja

Roy iman Wirahardja Audit laporan Keuangan

Financial Statements Audit

US$ 57.200

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 113

Komunikasi antara Pemeriksa Eksternal dengan Komite Audit

Dalam rangka melaksanakan tugasnya, Pemeriksa Eksternal melakukan komunikasi dengan Komite Audit Perseroan, untuk selanjutnya hasil komunikasi tersebut dilaporkan kepada Dewan Komisaris oleh Komite Audit. Pada tahun 2014, telah dilakukan rapat antara Komite Audit dan Pemeriksa Eksternal sebanyak 1 (satu) kali, yaitu pada tanggal 19 Mei 2014.

SEKRETARIS PERUSAHAAN

Sebagai perusahaan terbuka, Sekretaris Perusahaan dibentuk berdasarkan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Sekretaris Perusahaan menjalankan peran penghubung antara Perseroan dengan otoritas pasar modal, pemodal, masyarakat, dan pemegang saham melalui berbagai kegiatan, termasuk pelaksanaan RUPS dan RUPSLB. Sekretaris Perusahaan juga membantu Direksi dalam menciptakan keterbukaan informasi atas hal-hal material Perseroan yang perlu diketahui oleh masyarakat.Secara garis besar, tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan adalah :1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal dan

memberikan masukan kepada Direksi untuk mematuhi peraturan yang berlaku di PasarModal.

2. Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan seperti keterbukaan informasi, penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan, sertapenyelenggaraan dan dokumentasi RUPS dan Rapat Direksi dan/atau Dewan Komisaris.

Sepanjang tahun 2014 Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan semua tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku antara lain adalahmenghadiri setiap rapat Direksi, rapat gabungan Direksi dan Dewan Komisaris maupun rapat-rapat lainnya. Sekretaris Perusahan juga membuat risalah rapat-rapat tersebut, melaksanakan RUPS Tahunan, RUPS Luar Biasa dan Paparan Publik, membuat dan menyampaikan laporan dan keterbukaaninformasi ke publik.

Sekretaris Perusahaan saat ini dijabat oleh Yohanna Oktaviani, SH yang sebelumnya dijabat oleh Sudiono Pujo, SH, berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No.007/HR-GS/BNF/I/2015 tanggal 20 Januari 2015. Lahir di Bandung, 24 Januari 1983, meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Katolik Parahyangan Bandung pada tahun 2007. Selanjutnya mengikuti pendidikan dan pelatihan, antara lain telahlulus pelatihan Pengembangan Sekretaris Perusahaan. Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Departemen Credit Review, Monitoring and Procedure.

Communication between the External Auditor andthe audit Committee

In order to carry out its duties, the external auditor communicates with the Audit Committee, the communication results are further reported to the Board of Commissioners via the Audit Committee.In 2014, the Audit Committee and the external auditor conducted 1 (one) meetings, on 19 May 2014.

Corporate seCretarY

As a public company, the Corporate Secretary is established under the provisions of Financial Services Authority. The Corporate Secretary plays the liaison role between the Company and the capital market authority, investors, public, and shareholders through several activities, including Annual and Extraordinary GMS. The Corporate Secretary also assists the Directors in creating transparency of information on the Company‘smaterial matters that should be informedto the public.In general, the roles and responsibilities of the Corporate Secretary are:1. To keep up with the development in the Capital

Market and to give advices to the Directors to comply with the Capital Market regulations.

2. To assist Directors and Commissioners in theimplementation of Good Corporate Governance,such as disclosure of information, submission of reports to Financial Service Authority, as well as the convention and documentation of GMS and Directors and Commissioners’ meetings.

During 2014, the Corporate Secretary has performed all duties in accordance with the prevailingregulations, for instance, by attending each meetingof the Directors, joint meetings of the Board of Commissioners and the Directors, and othermeetings. The Corporate Secretary also preparedthe minutes of such meetings, carried out the AGMS, EGMS and Public Exposes, and provided reports anddisclosure of information to the public.

Currently, the position of the Corporate Secretary has been held by Yohanna Oktaviani, SH which effected the change of incumbent from the former Sudiono Pujo, SH, based on Director Letter of the Company No.007/HR-GS/BNF/I/2015 dated 20 January 2015. Born in Bandung on Januari 24, 1983, she obtained graduate degree in Law from Parahyangan Chatolic University in Bandung in 2007. She attended and passed training program, such as Corporate Secretary Development training. Previously, she served as the Credit Review, Monitoring and Procedure Department Head.

114

Penyerahan Laporan Berkala

Akurasi, kelengkapan dan ketepatan waktu laporan berkala dan laporan tahunan senantiasa menjadi perhatian utama Perseroan. Selain laporan-laporan berkala sesuai dengan Peraturan Pasar Modal, Perseroan sebagai perusahaan pembiayaan juga senantiasa menyampaikan laporan-laporan yang diwajibkan dalam Peraturan OJK No. 29/POJK.05/2014 tertanggal 19 Nopember 2014, antara lain laporan keuangan bulanan, laporan kegiatan usaha semesteran dan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada Menteri Keuangan danBank Indonesia.

Laporan keuangan dan laporan tahunan Perseroan dapat diperoleh di kantor pusat Perseroan melalui Sekretaris Perusahaan dan juga dapat diakses melalui situs resmi Perseroan di www.buanafinance.co.id.

Publikasi Informasi Perseroan

Untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan, maka Perseroan telah mempublikasikan berbagai informasi terkait Perseroan selama tahun 2014, termasuk senantiasa mempublikasikan informasi material kepada publik sesuai dengan Peraturan OJK.

Selama tahun 2014, Perseroan telah melakukanberbagai publikasi sebagai berikut:

Submission of Periodic Reports

The accuracy, completeness and timeliness of periodic and annual reports are always a major concern of the Company. In addition to the periodic reports, in accordance with the Capital Market Regulation, the Company as a finance company also continues to submit reports required by IFSA Regulations No. 29/ POJK.05/2014 dated 19 November 2014, among others monthly financial reports, the semiannual business activity reports, and the audited annual financial statements to the Ministry of Finance and Bank Indonesia.

The Company’s financial statements and Annual Report can be obtained in the Company’s Head Office through the Corporate Secretary and also accessed in the Company’s website of www.buanafinance.co.id.

Corporate Information Publication

To comply with the laws and regulations, the Company published various information relating to theCompany during 2014, which includes constantly publishing matrerial information to the public inaccordance to OJK Regulation.

During 2014, the Company has disclosed several publications as follows:

TANGGAlDaTe

PENGumumANannounCemenT

NAmA mEdiAname oF meDia

26 Maret 201426 march 2014

laporan Keuangan Tahunan 20132013 annual Financial Statements

Bisnis indonesia,investor Daily

21 April 2014

21 april 2014

Pemberitahuan Rencana RUPS Tahunan dan RUPS luar Biasa

annual gmS and extraordinary gmS Plan notification

Media indonesia

6 Mei 20146 may 2014

Panggilan RUPS Tahunan dan RUPS luar Biasa notification of annual gmS and extraordinary gmS

Media indonesia

23 Mei 2014

23 may 2014

Pengumuman Hasil RUPS Tahunan dan RUPS luar Biasa

announcement of the annual gmS and extraordinary gmS results

Bisnis indonesiaMedia indonesia,

26 Maret 2014 dan 25 Juli 2014

26 march 2014 and 25 July 2014

laporan Keuangan Tahunan 2013 danlaporan Keuangan Tengah Tahunan 2014

2013 annual Financial Statements and2014 Semi annual Financial Statements

Bisnis indonesia,investor Daily

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 115

Akses Informasi Perseroan

Publik dapat mengakses informasi tentang Perseroan di situs www.buanafinance.co.id yang menyediakan informasi kompherensif tentang kegiatan operasional dan kinerja Perseroan. Untuk keperluan internalPerseroan maupun untuk berbagi informasi di antara karyawan, Perseroan memiliki jaringan intranet yang menyediakan informasi tentang perkembangan operasional, keuangan dan administrasi dilingkungan Perseroan, yang dapat diakses oleh seluruh karyawan Perseroan.

Pemeringkatan Perseroan

Pada tahun 2014 Perseroan memperoleh 2 (dua) sertifikat hasil pemeringkatan dengan data sebagai berikut:

Terdapat dua jenis sertifikat pemeringkatan yang diperoleh Perseroan, yaitu pemeringkatan atas surat hutang yang diterbitkan dan pemeringkatan atas Perseroan. Untuk pemeringkatan atas surat hutang yang diterbitkan (MTN), Perseroan mempertahankan peringkat “idA-” (Single A Minus) yang berarti obligor mempunyai kemampuan untuk memenuhikewajiban finansial jangka panjang yang kuat. Sementara untuk peringkat Perseroan dengan hasil “idA-” (Single A Minus; Stable Outlook), mencerminkan posisi Perseroan yang baik dan berpengalaman dalam bisnis sewa pembiayaan(sewa guna usaha), permodalan yang sangat kuat,dan profitabilitas yang sehat.

Kode Etik dan Budaya Kerja

Perseroan telah memiliki kode etik yang berlaku bagi seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi maupun karyawan Perseroan untuk memberikan pedoman yang jelas. Etika bisnis ditetapkan deng-an mengacu kepada Visi, Misi dan Nilai-Nilai Perseroan, dan menjadi pedoman dasar yang berkenaan dengan hal-hal yang terkait dengan pertentangan kepentingan, penanganan informasi

Corporate information access

The public can access information about the Company through its website at www.buanafinance.co.id, which provides comprehensive information regarding the Company‘s operational activities and performance. For the Company‘s internal purpose or information sharing among the employees, the Company has the intranet network that provides information regarding the operational, financial and administrative development within the Company‘s area, which canbe accessed by all employees of the Company.

Company rating

In 2014, the Company obtained 2 (two) certificate which are the results of rating results with the following data:

There are two types of rating certificates acquired by the Company, which are rating on MTN issuance and Company rating. For the MTN rating, the Company succeeded in maintaining the rating of “idA-” (Sing-le A Minus) which indicates that obligor has strong ability to meet its long-term financial obligations.The Company also obtained the result of “idA-” (Single A Minus; Stable Outlook) for the Companyrating. This rating reflect the Company’s long-standing presence in the leasing business, very strong capitalization, and sound profitability.

Codes of ethic and Corporate Culture

The Company has had a code of ethics that applies to both of the Board of Commissioners, Directors and employees of the Company to provide clear guidelines. Business ethic refers to the Vision, Mission, and Corporate Values in its development, and it used as the basic guidelines for resolving matters related to conflicts of interest, informationmanagement, and the upholding of Company‘s

No. PERihAlSuBJeCT

TANGGAlDaTe

hASil PEmERiNGKATANraTing reSulT

1. Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas MTN i Tahun 2013 PT Buana Finance Tbk periode 7 Oktober 2014

sampai dengan 19 Nopember 2014annual monitoring rating Certificate on mTn i year 2013 of PT Buana Finance Tbk for the period of 7 october 2014 to

19 november 2014

7 Oktober 2014

7 october 2014

idA-(Single a minus)

2. Sertifikat Pemantauan Tahunan Pemeringkatan atas PT Buana Finance Tbk periode 7 Oktober 2014

sampai dengan 1 Oktober 2015annual monitoring rating Certificate of PT Buana Finance

Tbk for the period 7 october 2014 to 1 october 2015

7 Oktober 2014

7 october 2014

idA-(Single a minus)

116

serta penegakan peraturan Perseroan. Kode etik ini tercantum pada buku Peraturan Perusahaan yang diperbaharui secara berkala, yang secara konsisten dan terus menerus disosialisasikan oleh Perseroan melalui surat elektronik ataupun pelatihan.

Pokok-pokok kode etik Perseroan adalah sebagai berikut :

1.Kode etik terkait benturan kepentingan.Kode etik ini secara umum mengatur mengenaihubungan antara karyawan dengan pihak ketiga(nasabah, suplier, relasi, rekanan) dimanaPerseroan secara tegas membatasi benturan kepentingan yang berpotensi terjadi dengan pihakketiga terkait dengan pengambilan keputusan,pengadaan barang dan jasa mapun penerimaanfasilitas.

2.Kode etik terkait penanganan informasi.Kode etik ini secara umum mengatur tentang penanganan dan kerahasiaan informasi yang wajib dijaga oleh seluruh karyawan Perseroan. Namun Perseroan sebagai perusahaan publik juga memiliki mekanisme penyampaian informasi kepada para pemangku kepentingan terkait dengan keterbukaan informasi yang memang harus diketahui oleh publik.

Pelanggaran terhadap kode etik Perseroan dapat dikenakan sanksi dalam bentuk pemberian surat peringatan, penurunan pangkat sampai pemutusan hubungan kerja. Perseroan juga menyediakan sarana Sistim Pelaporan Pelanggaran sebagai fasilitas untuk melaporkan atau mengadukan adanya dugaan pelanggaran kode etik Perseroan.

Sistim Pelaporan Pelanggaran Perseroan

Dalam menerapkan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik, dimana diperlukan adanya keterbukaan, keadilan, dan pertanggung-jawaban, Perseroan mengacu pada Peraturan OJK tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik yang telah mengatur mengenai Sistem Pelaporan Pelanggaran di lingkungan Perseroan.

Unsur penting dalam mendapatkan informasi terkini yang akurat terkait dengan terjadinya pelanggaran terhadap prosedur operasional, kebijakan, ataupun indikasi tindak pidana oleh karyawan Perseroanadalah melalui informasi yang disampaikan oleh karyawan di semua lini dari seluruh unit kerja yang ada di Perseroan. Untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif dan saling menghargai, Perseroan menekankan kepada karyawan untuk saling mengingatkan akan rambu-rambu yang harus diikuti dan senantiasa menjaga praktek-praktek

regulations. The code of ethics is stated within the Company‘s regulation book which is updated regularly and it has been consistently and continuously internalized by the Company through emails andtrainings.

The principles of the Company‘s Code of Ethics are as follows :

1.Code of ethics related to conflict of interest.In general, this code of ethics govern the relationship between employees and third parties (customers, suppliers, associates, partners) in which the Company expressly limits conflicts of interest that might occur with any third party associated with decision making, procurement of goodsand services, or acceptance of facilities.

2.Code of ethics related to information management.This code of conduct generally regulates thehandling and confidentiality of information that must be maintained by employees of the Company. However, as a public company, the Company has information delivery mechanism to stakeholders associated with the disclosure of informationthat must be known by the public.

Punishment for violation of the Company‘s business ethics may impose in the form of warning letters, demotion, or even termination. In addition, the Company has also provided Whistleblowing System as a facility to report or notify conjecture on code of ethics violation.

Whistleblowing System of the Company

In implementing Good Corporate Governance, where transparency, fairness, and accountability/responsibility are necessary, the Company referred to OJK Regulation on Submission of Annual Report of Publicly Listed Companies regarding Whistleblowing System within the Company.

A vital part in acquiring current and accurate information associated with a breach of operational procedures, policies, or indication of a crime (fraud) by a Company‘s employee is through information submitted by employees from all layers within all work units of the Company. In creating a conducive working atmosphere and mutual respect, the Company urges its employees to remind each other of signs that should be followed and continuously good work practices, and helped campaign for the implementation of Good Corporate Governance. All employees are encouraged

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 117

kerja yang baik, serta turut mengkampanyekan terciptanya penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Perseroan mendorong semua karyawan untuk wajib melaporkan apabila menemukan, melihat ataupun mendengar terjadinya indikasi kuat terhadap pelanggaran maupun kecurangan yang melibatkan karyawan Perseroan.

Mekanisme penyampaian laporan maupun penyampaian saran-saran dapat dilakukan melalui alamat email: [email protected] atau melalui alamat surat ke kantor pusat Perseroan, ataupun dapat menyampaikan secara langsung kepada manajemen. Perseroan telah menetapkan Komite Audit untuk mengelola dan menangani pengaduan yang masuk melalui Whistleblowing System. Setiap hasil proses penanganan pengaduan disampaikan kepada Direksi Perseroan.

Perseroan memastikan perlindungan bagi kerahasiaan identitas pelapor, serta jaminan dari Perseroan bahwa pelapor tidak akan mendapatkan konsekuensi atas dampak yang terjadi dari laporan yang disampaikan secara bertanggung jawab.Dengan adanya mekanisme pelaporan pelanggaran maupun perlindungan bagi pihak pelapor, Perseroan yakin bahwa seluruh karyawan akan semakin menyadari pentingnya penerapan GCG dalam seluruh aktivitas usaha Perseroan.

Selama tahun 2014, tidak ada pengaduan yang masuk untuk menyampaikan pelaporan adanya dugaan pelanggaran kode etik pegawai.

Kasus Kecurangan

Kecurangan adalah tindakan atau perbuatan yangmelanggar kebijakan Perseroan dan mengakibatkan kerugian atau risiko kerugian bagi Perseroan atau pihak lain baik secara langsung maupun tidaklangsung dan memberikan keuntungan bagi pelaku. Seluruh kejadan kecurangan akan ditangani secara serius dan sanksi akan diberikan kepada seluruh pihak yang terlibat sesuai dengan ketentuan yangberlaku.

Perseroan telah melakukan berbagai langkah pencegahan untuk memperkecil peluang terjadinya kecurangan dengan memperkuat budaya Perseroan, memperbaiki sistem dan prosedur kerja, maupun dengan mensosialisasikan secara terus menerus kepada seluruh karyawan Perseroan.

to report when they found, witnessed or overheard any evolving strong indications of violations or intentional fraud involving employees of the Company.

Mechanism to report or suggestion submissions could be done through email: [email protected], or through the company‘s mailing address, or direct submission to management. The Company has nominated Audit Committee to manage and deal with any reports coming in through the Whistleblowing System. Any result of actions dealt will be submitted to the Directors of the Company.

The Company ensures confidentiality protection of the identity of the informant as well as Company‘s assurance that informant will not be penalized for any outcome arising from a responsibly submitted report. With the existence of violations reporting mechanism and protection for the informant, the Company believes that all employees will be increasingly aware of the importance of the implementation of GCG in all of the Company‘sbusiness activities.

In the year of 2014, there was no incoming complaint received to report any suspected violations of code of ethics allegations.

fraud Cases

Fraud is actions or activities that deviate from policy which result in a loss or risk of loss for the Company or other parties either directly or indirectly, while benefiting the perpetrators. All fraudulent incidents are dealt with seriously and serious sanctions are imposed on all parties involved.

The Company has taken various preventive measures to minimize opportunities for frauds by strengthening the Corporate Culture, improving work systems and procedures, and continuously socializing to all Company employees.

118

Dari tabel di atas, jumlah kecurangan terlihat terus membaik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sebagai hasil penerapan sistem pengendalian internal yang ketat dan komprehensif.

Kasus Hukum Perseroan

Sepanjang tahun 2014, Perseroan menghadapi beberapa kasus hukum dan/atau tuntutan dari pihak ketiga yang nilainya tidak material dan tidak berdampak negatif bagi Perseroan. Kasus-kasus hukum yang dihadapi Perseroan sepanjang tahun 2014 adalah sebagai berikut:

From the table above, the number of frauds improves steadily as a result of tighter and more comprehensive implementation of internal control system.

legal Cases of the Company

During 2014, the Company faces several litigation cases and/or claims from third parties withimmaterial values and would not cause adverse impact on the Company. Legal cases faced by theCompany during 2014 are as follows:

PENGAdilANCourT

No. PERKARACaSe no.

PoSiSiPERSERoAN

PoSiTion

PoSiSilAWAN

againST

PRoSES PERKARA

di TiNGKAT PERAdilAN

CaSe STaTuS

uRAiAN PERKARACaSe DeSCriPTion

NilAi PERKARA

CaSe amounT

PN Surabaya 6 5 3 / Pd t . g / 2 0 1 2 /PN.SBY

Tergugat

Defendant

PT. BHgC Kasasi

Cassation

Buana Finance digugat Debitur a/n PT. BHgC sehubungan dengan telah ditarik dan dijualnya barang modal.

gugatan di tingkat Pengadilan Negeri ditolak oleh Majelis, namun

Debitur mengajukan Banding. Putusan Banding di tingkat

Pengadilan Tinggi juga ditolak oleh Majelis, sehingga Penggugat

mengajukan Kasasi.

Buana Finance was sued by Debitor on behalf of

PT. BhgC in relation with the repossession and sale of capital goods. The lawsuit

was refused in Disctrict Court, however the Debitor appeal. appeal Decision in

high Court was also refused, hence the Plaintiff requested

for Cassation.

Rp. 553 juta

rp. 553 milion

Jumlah kecurangan yang terjadi dalam 1 tahun adalah sebagai berikut:

The number of fraud incidents that occurred in 1 year is as follows:

 JumlAh KASuS YANG dilAKuKAN olEh

numBer oF CaSeS ConDuCTeD By :

JumlAh KEcuRANGAN PENGuRuS KARYAWAN TETAP KARYAWAN TidAK TETAP

ToTal FrauD managemenT PermanenT emPloyee

non PermanenT emPloyee

  2014 2013 2012 2014 2013 2012 2014 2013 2012

Jumlah Kecurangan / number of Fraud - - - 3 4  6 - - -

Telah diselesaikan / resolved - - - 3 4  6 - - -

Dalam proses penyelesaian / in progress - - - - - - - - -

Belum diupayakan penyelesaiannya Settlement has not been conducted - - - - - - - - -

Ditindaklanjuti melalui proses hukum Followed up to litigation process - - - - - - - - -

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 119

No. PERATuRANregulaTion

TANGGAl PERATuRAN

eFFeCTiVe DaTe

PENGARuh TERhAdAP PERSERoANimPaCT on The ComPany

1. Peraturan OJK No. 10/POJK.05/2014 tentang Penilaian

Tingkat Risiko lembaga Jasa Keuangan Non Bank

regulation of oJk no. 10/ PoJk.05/2014 on risk level

assessment of non-Bank Financial institution

28 Agustus 2014

28 august 2014

Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun operasional usaha Perseroan karena Perseroan telah melaksanakan

peraturan tersebut. Pelaporan penilaian tingkat resiko sudah dilaporkan ke OJK pada tanggal 2 Maret 2015.

There was no significant impact on the performance and operation of the Company since the Company has implemented the regulation. risk

assessment report has been submitted to oJk on 2 march 2015.

2. Peraturan OJK No. 11/POJK.05/2014 tentang Pemeriksaan langsung

lembaga Jasa Keuangan Non Bank

regulation of oJk no. 11/ PoJk.05/2014 on Direct

examination on non-Bank Financial institution

28 Agustus 2014

28 august 2014

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kinerja usaha Perseroan.

There were no significant impacts on the performance of the Company.

3. Peraturan OJK No. 28/POJK.05/2014

tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan

Pembiayaan

regulation of oJk no. 28/ PoJk.05/2014 on Business license and multifinance

Companies institute

19 November 2014 dan berlaku efektif sejak

tanggal diundangkan, kecuali terhadap

beberapa ketentuan peralihan.

19 november 2014 and effective since the

promulgation, except for some transitional

provisions

Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun operasional usaha Perseroan karena Perseroan telah melaksanakan peraturan tersebut, akan tetapi, penyesuaian terus dilakukan agar

sebelum masa transisi berakhir di 18 November 2017 semua persyaratan yang diperlukan akan terpenuhi.

There was no significant impact on the performance and operation of the Company since the Company has implemented the regulation, however, adjustments continue to be made in order so that before the

end of transition period in 18 november 2017, all requirements have been fulfilled.

4. Peraturan OJK No. 29/POJK.05/2014

tentang Penyelenggaran UsahaPerusahaan Pembiayaan

regulation of oJk no. 29/ PoJk.05/2014 on Finance

Companies Business

19 November 2014dan berlaku efektif sejak

tanggal diundangkan, kecuali terhadap

beberapa ketentuan peralihan

19 november 2014 and effective since the

promulgation, except for some transitional

provisions

Terdapat perluasan kegiatan usaha yang dapat berpengaruh positip bagi kinerja maupun operasional usaha Perseroan di masa depan

karena terbukanya peluang usaha lain selain daripada usaha yang saat ini dijalankan oleh Perseroan.

There is expansion of business activities that can have a positive impact on the performance and operation of the Company in the future

because there are new business opportunities apart from the current business conducted by the Company.

PN Makasar 304/Pdt.g/2012/PN.MKS

Tergugat

Defendant

MN PengadilanTinggi (Banding)

high Court(appeal)

Buana Finance digugat Debitur a/n MN sehubungan dengan telah

ditarik dan dijualnya barang modal secara lelang.

gugatan di tingkatPengadilan Negeri ditolak

oleh Majelis, namun Debitur mengajukan Banding.

Buana Finance was sued by Debitor on behalf of mn

in relation with therepossession and auction of

capital goods. Thelawsuit was refused in

Disctrict Court, howeverthe Debitor appeal.

Rp. 111 juta

rp. 111 milion

Perubahan Peraturan Perundang-undangan yang Berpengaruh signifikan Terhadap Perseroan

Selama tahun 2014, terdapat beberapa perubahan peraturan perundangan; sebagian berpengaruh cukup signifikan terhadap jalannya usaha Perseroan, beberapa aturan baru tidak berpengaruh karena telah dilakukan Perseroan, sehingga hanya sedikit penyesuaian dalam standar operasi prosedur.

Changes in the laws and regulations that have Significantly Impact on the Company

During 2014, there were several changes in thelegislation; some have significant impact to the way the Company business is run, while others do not as some have been implemented, hence, only minor adjustment in existing standard operating procedures.

120

5. Peraturan OJK No. 30/POJK.05/2014

tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan

Pembiayaan

regulation of oJk no. 30/ PoJk.05/2014 on good

Corporate governance forFinance Companies

19 November 2014dan berlaku efektif sejak

tanggal diundangkan, kecuali terhadap

beberapa ketentuan peralihan.

19 november 2014 and effective since the

promulgation, except for some transitional

provisions

Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun operasional usaha Perseroan karena Perseroan telah melaksanakan peraturan tersebut, akan tetapi, penyesuaian terus dilakukan agar

sebelum masa transisi berakhir di 18 November 2017 semua persyaratan yang diperlukan akan terpenuhi.

There was no significant impact on the performance and operation of the Company since the Company has implemented the regulation, however, adjustments continue to be made in order so that before the

end of transition period in 18 november 2017, all requirements have been fulfilled.

6. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/

POJK.04/2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat

Umum Pemegang SahamPerusahaan Terbuka

regulation of oJk no. 32/ PoJk.04/2014 on Planning and

implementation of generalmeeting of Shareholders

for Public Companies

8 Desember 2014 dan berlaku efektif sejak

tanggal diundangkan

8 December 2014 and effective since the

promulgation

Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap RUPS yang selama ini diadakan setiap tahunnya, untuk yang masih perlu disesuaikan saat

ini terus dilakukan perbaikan oleh Perseroan, sehingga sebelum masa transisi berakhir di tanggal 7 Desember 2015 semua persyaratan yang

diperlukan akan terpenuhi.

There was no significant impact on the gmS which has been heldannually, adjustments continue to be made in order so that before the

end of transition period in 7 December 2015, all requirementshave been fulfilled.

7. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/

POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten

atau Perusahaan Publik

regulation of oJk no. 33/ PoJk.04/2014 on Directors and

Board of Commissioners of Public listed Company

8 Desember 2014 dan berlaku efektif sejak

tanggal diundangkan

8 December 2014 and effective since the

promulgation

Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun operasional usaha Perseroan karena Perseroan telah melaksanakan peraturan tersebut, akan tetapi, penyesuaian terus dilakukan agar

sebelum masa transisi berakhir di 7 Desember 2015 semua persyaratan yang diperlukan akan terpenuhi.

There was no significant impact on the performance and operation of the Company since the Company has implemented the regulation, however, adjustments continue to be made in order so that before the

end of transition period in 7 December 2015, all requirements have been fulfilled.

8. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 34/

POJK.04/2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi

Emiten Atau Perusahaan Publik

regulation of oJk no. 34/ PoJk.04/2014 on nomination

and remuneration Committee of Public listed Company

8 Desember 2014 dan berlaku efektif sejak

tanggal diundangkan

8 December 2014 and effective since the

promulgation

Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun operasional usaha Perseroan karena selama ini Dewan Komisaris telah

menjalankan fungsi Komite Nominasi dan Remunerasi, sedangkan untuk yang masih perlu disesuaikan saat ini terus dilakukan perbaikan oleh Perseroan, sehingga sebelum masa transisi berakhir yaitu tanggal

7 Desember 2015 akan terpenuhi.

There was no significant impact on the performance and operation of the Company since the Board of Commissioners has undertaken the

function of nomination and remuneration Fuction, however, adjustments continue to be made in order so that before the end of

transition period in 7 December 2015, all requirementshave been fulfilled.

9. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.04/2014 tentang

Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik

regulation of oJk no. 35/ PoJk.04/2014 on Corporate

Secretary of Publiclisted Company

8 Desember 2014 dan berlaku efektif sejak

tanggal diundangkan

8 December 2014 and effective since the

promulgation

Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun operasional usaha Perseroan karena Perseroan sudah menunjuk

Sekretaris Perusahaan sebelum jangka waktu transisi yang ditentukan 6 (enam) bulan sejak diundangkannya Peraturan tersebut. Perubahan

yang dilakukan hanya perubahan struktur organisasi; sebelumnya posisi tersebut dirangkap oleh Kepala Divisi Remedial dan legal akan tetapi

saat ini sudah dilakukan pemisahan dimana Sekretaris Perusahaan tidak merangkap jabatan lain apapun di Perseroan.

There was no significant impact on the performance and operation of the Company since the Company has appointed Corporate Secretary within 6 (six) months since the promulgation of this regulation. The

only changes made was the change in organizational structure; previously the position of Corporate Secretary was concurrently held by remedial and legal Division head, however, segregation has been made so that Corporate Secretary does not hold other position in the

Company.

10. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 38/POJK.04/2014 tentang

Penambahan Modal PerusahaanTerbuka tanpa Memberi Hak

Memesan Efek Terlebih Dahulu.

regulation of oJk no. 38/PoJk.04/2014 on additional

Capital of Public listed Company without Preemptive rights

30 Desember 2014 dan berlaku efektif sejak

tanggal diundangkan

30 December 2014 and effective since the

promulgation

Tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja maupun operasional usaha Perseroan.

There was no significant impact on the performance and operation of the Company.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 121

122

KEBIJAKAN DASAR

Pelaksanaan kegiatan CSR Perseroan di tahun 2014 bertumpu pada bidang pendidikan, sosial dan bidang lingkungan, baik dilakukan secara langsung ataupun bekerjasama dengan organisasi independen yang memiliki kesamaan visi CSR dengan Perseroan. Semangat melayani yang telah menjadi salah satu nilai luhur Perseroan,diyakini dapat menjadi pijakan untuk mengembangkankegiatan CSR Perseroan, dan menumbuhkan kepedulian karyawan untuk mengembangkan kualitas hidupmasyarakat.

BasiC poliCies

Implementation of CSR activities of the Company in 2014 was focused on education, social and environment area, whether undertaken directly or in collaboration with independent organizations that share common CSR vision with the Company. Spirit to serve, which has become one of the Company’s core values, is believed to be the foundation for developing the Company‘s CSR activities, and cultivating employees’ awareness to improve the quality of life.

Tanggungjawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility

“Perseroan tidak hanya berorientasi kepada pertumbuhan bisnis, namun kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat juga telah menjadi bagian penting bagi Perseroan sebagai perwujudan tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) kepada masyarakat. Keberadaan Perseroan sebagai suatu entitas diharapkan dapat memberikan kontribusi dan nilai tambah bagi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

The Company is not merely oriented towards growing its business, but caring for the environment and commu-nity has become an important aspect to the Company as a manifestation of corporate social responsibility (CSR) to the community. The existence of the Company as an entity is expected to bring contribution and added value to the sustainability of environment and public welfare.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 123

TANGGUNG JAwAB SOSIAL DALAMBIDANG LINGKUNGAN

Pada tahun 2014, salah satu bentuk kegiatan tanggung jawab sosial Perseroan terhadap lingkungan adalah dengan mengikuti program “Save Belitung Project”. Program ini fokus pada keberlangsungan pelestarian lingkungan melalui beberapa kegiatan utama seperti:• Pembiakan dan pelepasan tukik (anak penyu) ke laut.• Pelestarian dan penanaman terumbu karang di

beberapa pantai Belitung.• Penanaman kembali hutan bakau untuk

mempertahankan ekosistem pantai.

Melalui program “Save Belitung Project”, pada tanggal 22 Agustus 2014, Perseroan memberikan bantuan danasebesar Rp 20 juta kepada komunitas lingkungandi Belitung.

TANGGUNG JAwAB SOSIAL DALAM BIDANG KETENAGAKERJAAN

Kebijakan Perseroan dalam bidang ketenagakerjaan khususnya terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja, dilakukan dengan mendorong terciptanya lingkungan kerja yang bersih, nyaman dan aman bagi seluruh karyawan. Beberapa langkah yang diambil Perseroan untuk meningkatkan sektor kesehatan dan keselamatan kerja bagi seluruh karyawan adalah:• Perseroan menyediakan tempat dan fasilitas kerja

yang bersih dan sehat.• Perseroan menyediakan peralatan kerja yang

layak dan keamanan tempat bekerja bagi karyawan.• Perseroan menyediakan fasilitas kesehatan bagi

karyawan, baik secara langsung ataupun melalui asuransi kesehatan.

soCial responsiBilities inthe environment

In 2014, one of the corporate social responsibility activities to care for the environment was the initiative of Save Belitung Project“. This program focused on the sustainability of environmental preservation through several major efforts such as:• Breeding and freeing of hatchlings (baby turtles)

to the sea.• Preserving and planting of coral reefs in several

Belitung coasts.• Replanting mangroves to preserve coastal

ecosystems.Through the Save Belitung Project“ initiative, on August 22, 2014, the Company provided financial assistance amounted to Rp 20 million to the surrounding community in Belitung.

soCial responsiBilities in emploYment

The Company’s policy in the field of employment particularly in relation to health and safety at work, conducted by encouraging the establishment of clean, comfortable and safe working environment for all employees. Some of the steps taken by the Company to improve the health and safety sector of all employees are:

• The Company provides clean and healthy facilities and workplaces.

• The Company provides safe working tools and secure office environment for employees.

• The Company provides medical facilities for employees, either directly or through health insurance.

124

Di bidang ketenagakerjaan, Perseroan memiliki kebijakan kesetaraan gender untuk setiap kesempatan kerja, serta pemberian pelatihan bagi karyawan. Beberapa pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang ketenagakerjaan di sepanjang tahun 2014 adalah sebagai berikut :• Perseroan mempekerjakan 592 karyawan,

yang terdiri dari 390 karyawan laki-laki dan 202 karyawan perempuan.

• Tingkat keluar masuk karyawan (turnover) adalah sebesar 13%.

• Seluruh kantor cabang Perseroan telah dilengkapi sarana keselamatan kerja seperti alat pemadam kebakaran, serta tata ruang yang aman dan nyaman.

• Sepanjang tahun 2014, Perseroan telah melakukan program pelatihan (baik internal maupun eksternal) sebanyak 39 kali, dengan jumlah partisipasi 323 orang.

TANGGUNG JAwAB SOSIAL TERHADAPPENGEMBANGAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN

Fokus utama Perseroan dalam pengembangan sosial dan kemasyarakatan adalah dalam bidang pendidikan. Pada bulan Desember 2014, Perseroan memberikan bantuan dana pendidikan sebesar Rp 60 juta melalui TitianFoundation. Titian Foundation merupakan organisasi nirlaba yang memiliki visi untuk meningkatkan pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan masyarakat Indonesia, salah satunya melalui pemberian beasiswa kepadasiswa sekolah. Pada tanggal 17 Desember 2014, Perseroan memberikan bantuan bagi korban bencana tanah longsor yang menimpa desa Jemblung, kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Bencana tanah longsor ini terjadi pada tanggal 12 Desember 2014, dan telah menghancurkan ratusan rumah penduduk serta menewaskan puluhan warga setempat. Perseroan memberikan bantuan langsung dalam bentuk kasur, sarung, pakaian, tas dan peralatan sekolah, kue, susu dan bubur untuk anak, serta bantuan tunai yang disalurkan melalui Palang Merah Indonesia - Banjarnegara.

TANGGUNG JAwAB SOSIAL TERHADAP KONSUMEN

Pada tanggal 20-21 Desember 2014, Perseroan turut berpartisipasi dalam gelaran Pasar Keuangan Rakyat 2014 di Kemayoran Jakarta, yang diadakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Lembaga Jasa Keuangan . Kegiatan Pasar Keuangan Rakyat ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat terutama terkait informasi mengenai sektor jasa keuangan, serta beragam produk dan layanan keuangan. Dalam acara ini, Perseroan membuka layanan dan secara langsung membagikan pengetahuan tentang dunia keuangan, khususnya terkait dengan produk dan jasa yang disediakan oleh lembaga pembiayaan.

In the human resources aspect, the Company has a policy of gender equality for each job opportunity and provision of employee trainings. Some implementation of corporate social responsibility during 2014 in the aspect of human resources are as follows:

• The Company employs 592 employees, which consisted of 390 male employees and 202 female employees.

• The turnover ratio of employees was 13%.• All of the Company’s branches have been equipped

with safety devices such as fire extinguishers, as well as secure and comfortable workspaces.

• Throughout 2014, the Company has conducted 39 training programs (both internal and external programs), with the number of participation of 323people.

soCial responsiBilities in soCial and CommUnitY development

The Company‘s main focus in social and community development lies on educational field. In December 2014, the Company provided financial assistance amounted to Rp 60 million for education through Titian Foundation. Titian Foundation is a non-profit organization whose vision is to improve education, knowledge and skills of Indonesians, one of them by providing scholarships programs for school students.

On December 17, 2014, the Company provided assistance to victims of a landslide that struck the village of Jemblung, Banjarnegara district, Central Java. The landslide occurred on December 12, 2014, and destroyed hundreds of houses and killed dozens of local residents. The Company provided direct assistance in the form of mattress, gloves, clothing, bags and school supplies, meals, milk and porridge for children, as well as funds assistance channeled through the Indonesian Red Cross of Banjarnegara.

soCial responsiBilities to CUstomers

On 20-21 December 2014, the Company participated in 2014 People’s Financial Fair event at Kemayoran Jakarta, which was sponsored by the Financial Services Authority (FSA) together with the Financial Services Institutions. The People’s Financial Fair event aims to improve the financial literacy of the community, especially in connection with information on the financial services sector, as well as the variety of financial products and services. In this event, the Company provided assistance and directly shared knowledge on the financial sector, particularly related to the products and services provided by financial institutions.

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 125

Informasi PerseroanCompany Information

NAMA PERUSAHAAN / COMPANY NAME

PT Buana Finance Tbk

PENDIRIAN PERUSAHAAN / COMPANY ESTABLISHMENT

7 June 1982

ALAMAT PERUSAHAAN / COMPANY ADDRESS

Plaza Chase Lantai 17Jl Jend. Sudirman Kav. 21Jakarta 12920Telp. (021) 520-8066Fax. (021) 520-8055

SITUS INTERNET / WEBSITE

www.buanafinance.co.id

SEKRETARIS PERUSAHAAN / CORPORATE SECRETARY

Yohanna Octaviani, [email protected]

PENCATATAN SAHAM / STOCK LISTING

Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange)under stock code “BBLD”

BIRO ADMINISTRASI EFEK / SHARE REGISTRAR

PT EDI IndonesiaDivisi Biro Administrasi EfekWisma SMR Lantai 10Jl Yos Sudarso Kav. 89Jakarta 14350Telp. (021) 651-5130

AGEN PEMANTAU / MONITORING AGENT

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.Treasury Division I Desk InvestmentBRI II Building, 3rd FloorJl. Jend. Sudirman No. 44-46Jakarta 10210Telp. (021) 575-8130

AGEN PEMBAYARAN / PAYMENT AGENT

PT Kustodian Sentral Efek IndonesiaGedung Bursa Efek Indonesia Tower 1 Lantai 5Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53Jakarta 12190Telp. (021) 5299-1099

PEMERINGKAT EFEK / RATING AGENCY

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)Panin Tower Senayan City Lantai 17Jl. Asia Afrika Lot. 19Jakarta 10270Telp. (021) 7278-2380

KANTOR AKUNTAN PUBLIK / PUBLIC ACCOUNTANT FirmKAP Purwantono, Suherman & Surja(anggota Ernst & Young)Gedung BEJ Tower II Lantai 7Jl Jend. Sudirman Kav.52-53Jakarta 12190Telp. (021) 5289-5000

KANTOR NOTARIS / PUBLIC NOTARY

Fathiah Helmi, SHGedung Graha Irama Lantai 6CJL HR Rasuna Said Blok X-1 Kav.1 & 2Kuningan, Jakarta Selatan Telp. (021) 5290-7304

126

Lokasi Kantor CabangBranch offices Location

HEAD OFFICE

Jakarta - ChasePlaza Chase Lt. 17Jl. Jend. sudirman kav 21,Jakarta 12920Telp. (021) 5208066Fax. (021) 5208055

KANTOR CABANG UTAMA

Jakarta - ChasePlaza Chase Lt. 19Jl. Jend. Sudirman Kav 21,Jakarta 12920Telp. (021) 5208066Fax. (021) 5214077

TANGERANG

Jl Jalur Sutera 29A No. 48, Paku Alam, Serpong UtaraTangerang Selatan - BantenTelp. (021) 5398688Fax. (021) 5398666

JAKARTA

Jakarta PusatSuper Blok Mega KemayoranBlok B 22, Jl. Angkasa kav B 6,Kotabaru, Bandar Kemayoran,Jakarta Pusat 10610Telp. (021) 29371420Fax. (021) 29371419

Jakarta SelatanKompleks Ruko Graha MasFatmawati Blok A No. 37Jl. RS Fatmawati No. 71,Jakarta 12150Telp. (021) 7247266Fax. (021) 7204658

Jakarta BaratArjuna Square,Jl. Arjuna Utara No. 7BDuri Kepa, Kebon Jeruk,Jakarta Barat 11510Telp. (021) 56970223Fax. (021) 56970228

BALIKPAPAN

Jl. MT Haryono No. 6,Balikpapan 76114Telp. (0542) 7206868Fax. (0542) 7206878

BANJARMASIN

Jl. Gatot Subroto No. 1Kel. Kuripan, Banjarmasin TimurBanjarmasin 70235Telp. (0511) 3272626Fax. (0511) 3272525

BEKASI

Ruko Sentra Niaga KalimalangBlok A9/14, Jl Jend. A. Yani,BekasiTelp. (021) 88851026Fax. (021) 88851024

DENPASAR

Jl. Gatot Subroto No. 80, Unit 3Denpasar 80111Telp. (0361) 426111Fax. (0361) 423444

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 127

JAMBI

Jl. Hayam Wuruk No. 20A,Jelutung,Jambi 36136Telp. (0741) 20975Fax. (0741) 20974

LAMPUNG

Jl. Pangeran Diponegoro No. 179 ABandar Lampung 35119Telp. (0721) 264141Fax. (0721) 264142

MAKASSAR

Komp. Ruko Pelita Marga MasBlok B/16, Jl. Gunung LatimojongMakasar 90157Telp. (0411) 325651Fax. (0411) 331367

MANADO

Jl. Bethesda No. 34 Ruko 34DSario Kotabaru Manado 95116Telp. (0431) 8880055Fax. (0431) 8880052

MEDAN

Jl. Suka Mulia No. 7 & 8,Kecamatan Medan Maimun,Kelurahan AurMedan 20151Telp. (061) 4558260Fax. (061) 4153335

PALANGKARAYA

Jl. RTA. Milono Km 2,5 MentengJekan RayaPalangkaraya 73112Telp. (0536) 3238619Fax. (0536) 3239619

PALEMBANG

Jl. Angkatan 45 Raya No. 8 K - L,Demang Lebar DaunPalembang 30137Telp. (0711) 360800Fax. (0711) 356217

PEKANBARU

Rukan Mega Asri Green Office blok A2/A3, Jl. Arifin Achmad, Tangkerang Tengah, Marpoyan Damai Pekanbaru 28282Telp. (0761) 8417088Fax. (0761) 8417089

PONTIANAK

JL.Perdana, Komplek Ruko CentralPerdana B-17Pontianak 78121Telp. (0561) 766812Fax. (0561) 766822

SAMARINDA

Jl. KH Wahid Hasyim RT 11 No. 28, Sempaja Selatan, Samarinda 75119Telp. (0541) 7272903Fax. (0541) 737083

SEMARANG

Komplek Pertokoan Depok Asri D-6Jl. Depok No. 35, Semarang 50133Telp. (024) 3511327Fax. (024) 3549366

SURABAYA

Rukan Darmo Square B-1Jl. Raya Darmo No.54-56Surabaya 60281Telp. (031) 5651958Fax. (031) 5651959

OUTLET

SOLO

Komplek Solo Bisnis Square, Ruko Narendra JD-17 Grogol Solo Baru 67552Telp. (0271) 625262Fax. (0271) 623396

SAMPIT

Jl. Pelita Barat RT 45 RW. 09Kel. Mentawa Baru Hilir,Kec. Mentawa BaruKetapang 74323Kalimantan Tengah Telp. (0531) 21499

SINGKAwANG

Ruko Wahana Graha Jl. A.YaniDepan Hotel Dangau Kel. Paciran, Kec. Singkawang BaratSingkawang 79123Telp. (0562) 635899

JEMBER

Jl. Karimata No. 17 CKelurahan Sumbersari Kecamatan Sumbersari, Jember 68121Jawa Timur

128

Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2014PT Buana Finance TbkStatement Letter of The Board of Commissioners and Directorson Responsibility of The Annual Report 2014 PT Buana Finance Tbk

Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwasemua informasi dalam Laporan Tahunan PT BuanaFinance Tbk tahun 2014 telah dimuat secara lengkap danbertanggungjawab penuh atas kebenaran isi LaporanTahunan Perusahaan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Jakarta, 8 April 2015

We, the undersigned, declare that all information containedin the Annual Report of PT Buana Finance Tbk for the year2014 is complete and we are fully responsible for the contentof the Company‘s Annual Report.

This statement letter is made truthfully.

Jakarta, April 8, 2015

KARMAN TANDANUKomisaris Utama

President Commissioner

SOETADI LIMINDirektur Utama

President Director

TJAN SOEN ENGKomisaris

Commissioner

HERMAN LESMANADirekturDirector

CORNEILES TEDJO ENDRIYARTOKomisaris Independen

Independent Commissioner

ANTONY MULJANTODirekturDirector

Buana Finance Laporan Tahunan 2014 Annual Report 129

Laporan KeuanganFinancial Statement

PT Buana Finance TbkLaporan Keuangan beserta laporan auditor independen

tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal31 Desember 2014 dan 2013

Financial Statements with independent auditor’s reportyears ended December 31, 2014 and 2013

130

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN KEUANGAN

TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA

TANGGAL TERSEBUT BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT BUANA FINANCE Tbk. FINANCIAL STATEMENTS

AS OF DECEMBER 31, 2014 AND FOR THE YEAR THEN ENDED

WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT

Daftar Isi Table of Contents

Halaman/ Page Laporan Auditor Independen Independent Auditors’ Report Laporan Posisi Keuangan......................................... 1-2 .............................. Statement of Financial Position Laporan Laba Rugi Komprehensif ............................ 3 .................... Statement of Comprehensive Income Laporan Perubahan Ekuitas ..................................... 4 ............................. Statement of Changes in Equity Laporan Arus Kas ..................................................... 5 ....................................... Statement of Cash Flows Catatan atas Laporan Keuangan .............................. 6-95 ........................... Notes to the Financial Statements

**********************

The original financial statements included herein are in the

Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements.

1

PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN

Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION

As of December 31, 2014 (Expressed in Rupiah)

31 Desember 2014/ Catatan/ 31 Desember 2013/ December 31, 2014 Notes December 31, 2013 ____________________________

ASET ASSETS Kas dan setara kas 121.971.677.696 4,34 86.576.211.167 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga (setelah Marketable securities (net of penyesuaian nilai wajar fair value adjustments of sebesar Rp156.935.175 dan Rp156,935,175 and Rp247.620.550 masing-masing Rp247,620,550 as of pada tanggal 31 Desember 2014 December 31, 2014 and 2013, dan 2013) 268.039.825 177.354.450 respectively) Investasi sewa pembiayaan neto 12,34 Net investment in finance leases Piutang sewa pembiayaan 3.283.200.737.753 5a 3.552.366.898.806 Lease receivables Nilai residu yang dijamin 1.935.907.137.991 1.864.185.344.375 Guaranteed residual value Pendapatan sewa pembiayaan yang ditangguhkan (426.386.625.369) (481.738.530.265 ) Unearned lease income Simpanan jaminan (1.935.907.137.991) (1.864.185.344.375 ) Security deposits ____________________________

Investasi sewa Net investment in pembiayaan neto 2.856.814.112.384 3.070.628.368.541 finance leases Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai (71.750.985.236) 5b (76.393.322.416 ) impairment losses

Investasi sewa pembiayaan neto setelah dikurangi Net investment in finance cadangan kerugian leases, net of allowance for penurunan nilai 2.785.063.127.148 2.994.235.046.125 impairment losses Piutang pembiayaan konsumen 571.120.813.634 6a,12 604.860.450.006 Consumer financing receivables Cadangan kerugian Allowance for penurunan nilai (8.924.290.255) 6b (15.495.200.812 ) impairment losses

Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen - neto 562.196.523.379 589.365.249.194 receivables - net Tagihan anjak piutang - 7a 1.721.970.771 Factoring receivables

Piutang lain-lain 28.844.137.467 21.175.608.170 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang dan Currency and interest rate swap tingkat bunga 21.124.558.101 8 20.837.668.203 contracts Uang muka, biaya dibayar di muka Advances, prepayments dan lainnya 8.420.215.900 9,34 7.935.100.650 and others Aset sewa operasi, setelah dikurangi Operating lease asset, net of akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation of Rp53.333.337 pada tanggal Rp53,333,337 31 Desember 2014 346.666.663 - as of December 31, 2014 Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Fixed assets (net of accumulated Rp45.076.044.805 dan depreciation of Rp45,076,044,805 Rp42.152.620.172 and Rp42,152,620,172 as of masing-masing pada tanggal December 31, 2014 and 2013, 31 Desember 2014 dan 2013) 54.186.439.364 10 44.107.822.394 respectively) Aset tidak berwujud (setelah dikurangi Intangible assets (net of akumulasi amortisasi accumulated amortization of Rp5.397.398.895 dan Rp5,397,398,895 and Rp4.988.652.918 masing-masing Rp4,988,652,918 as of pada tanggal 31 Desember December 31, 2014 and 2013, 2014 dan 2013) 581.089.096 11 469.080.197 respectively) Aset pajak tangguhan - neto 3.851.520.535 14d,14e 3.870.009.535 Deferred tax assets - net

TOTAL ASET 3.586.853.995.174 3.770.471.120.856 TOTAL ASSETS

The original financial statements included herein are in the

Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements.

2

PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan)

Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued)

As of December 31, 2014 (Expressed in Rupiah)

31 Desember 2014/ Catatan/ 31 Desember 2013/ December 31, 2014 Notes December 31, 2013 ____________________________

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS LIABILITIES Utang kepada lembaga Loans from financial institutions keuangan dan bank 2.388.089.619.966 12,34 2.437.158.083.938 and banks Efek utang yang diterbitkan Debt securities issued Medium-term notes - neto - 13,35 149.400.883.290 Medium-term notes - net Utang pajak 11.177.015.083 14a,34 9.732.099.603 Taxes payable Utang dividen 232.645.282 21 181.258.688 Dividends payable Utang lain-lain 30.546.081.619 15,34 31.181.763.807 Other payables Uang muka dan lain-lain 2.804.250.516 16,34 3.374.209.688 Advances and others Beban akrual 16.312.983.910 17,34 14.230.731.928 Accrued expenses Liabilitas imbalan kerja Short-term employee benefits jangka pendek 6.207.868.630 6.673.368.295 liabilities Liabilitas imbalan pasca-kerja 17.794.679.000 18 15.075.202.000 Post-employment benefits liabilities Kontrak pertukaran mata uang dan Currency and interest rate swap tingkat bunga 9.095.624.999 8 246.330.410 contracts

Total liabilitas 2.482.260.769.005 2.667.253.931.647 Total liabilities

EKUITAS EQUITY Modal saham Share capital Modal dasar - 4.800.000.000 Authorized - 4,800,000,000 saham dengan nilai nominal shares with par value of Rp250 per saham; ditempatkan Rp250 per share; issued, dan disetor penuh - and fully paid - 1.645.796.054 saham 411.449.013.500 1b,19 411.449.013.500 1,645,796,054 shares Tambahan modal disetor 456.564.650 20 456.564.650 Additional paid-in capital Saldo laba Retained earnings - telah ditentukan penggunaannya 14.000.000.000 21 13.000.000.000 - appropriated for general reserve - belum ditentukan penggunaannya 689.467.416.228 678.343.294.023 - unappropriated Pendapatan komprehensif lain (10.779.768.209) 8 (31.682.964 ) Other comprehensive income

Ekuitas - neto 1.104.593.226.169 1.103.217.189.209 Equity - net

TOTAL LIABILITAS DAN TOTAL LIABILITIES AND EKUITAS 3.586.853.995.174 3.770.471.120.856 EQUITY

The original financial statements included herein are in the

Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements.

3

PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014 (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME

For the Year Ended December 31, 2014 (Expressed in Rupiah)

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember/ Year Ended December 31 _________________________________________________________________________________

Catatan/ 2014 Notes 2013 ____________________________

Pendapatan Revenues Pendapatan sewa pembiayaan 469.269.173.500 22 482.080.934.947 Finance lease income Pendapatan pembiayaan konsumen 92.056.137.325 23 105.049.286.993 Consumer financing income Pendapatan anjak piutang - 406.252.114 Factoring income Pendapatan sewa operasi 203.840.000 - Operating lease income Pendapatan bunga 29.088.289.607 24 25.564.063.315 Interest income Laba selisih kurs - neto - 8,28 2.614.504.080 Foreign exchange gain - net Pendapatan lain-lain - neto 10.678.257.513 25 11.648.868.118 Other income - net

Total pendapatan 601.295.697.945 627.363.909.567 Total revenue

Beban Expenses Beban keuangan 268.845.097.313 26 269.343.010.879 Financing costs Beban umum dan administrasi 122.855.076.039 27 108.242.741.382 General and administrative expenses Beban kerugian penurunan nilai Provision for impairment losses (sewa pembiayaan, pembiayaan (finance lease, consumer konsumen dan anjak piutang) 58.758.693.973 29 64.653.609.908 financing and factoring) Beban pemasaran 1.509.430.208 2.935.696.858 Marketing expenses Rugi selisih kurs - neto 848.888.748 8,28 - Foreign exchange loss - net Beban sewa operasi 53.333.337 1.024.566.637 Operating lease expenses

Total beban 452.870.519.618 446.199.625.664 Total expenses

Laba sebelum beban pajak 148.425.178.327 181.164.283.903 Profit before tax expense Beban pajak - neto (37.570.245.000) 14b,14d (45.491.713.563 ) Tax expense - net

Laba tahun berjalan 110.854.933.327 135.672.570.340 Profit for the year Pendapatan komprehensif lain: Other compherensive income: (Kerugian) keuntungan atas (Loss) gain on changes in perubahan nilai wajar atas fair value of instrumen derivatif untuk derivative instrument lindung nilai arus kas - neto (10.748.085.245) 8 2.180.621.577 for cash flow hedge - net ____________________________

Total laba komprehensif Total comprehensive income tahun berjalan 100.106.848.082 137.853.191.917 for the year

Laba per saham dasar 67 30 82 Basic earnings per share

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlam

pir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan

keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to financial statem

ents form an integral part of these financial

statements.

4

PT BU

AN

A FIN

AN

CE Tbk.

LAPO

RA

N PER

UB

AH

AN

EKU

ITAS

Untuk Tahun yang B

erakhir pada Tanggal 31 Desem

ber 2014 (D

isajikan dalam R

upiah)

PT B

UA

NA

FINA

NC

E Tbk. STA

TEMEN

T OF C

HA

NG

ES IN EQ

UITY

For the Year Ended Decem

ber 31, 2014 (Expressed in R

upiah)

Saldo Laba/

Retained Earnings

M

odal Saham

Tam

bahan

Pendapatan

Telah

D

itempatkan dan

M

odal

K

omprehensif

D

itentukan

D

isetor Penuh/

Disetor/

Lain/

Penggunaannya/

Belum

Ekuitas,

Share Capital

Additional

Other

Appropriated

Ditentukan

Neto/

C

atatan/

Issued and

Paid-in

Com

prehensive

for General

Penggunaannya/

Equity,

N

otes

Fully Paid

Capital

Income

Reserve

U

nappropriated

Net

Saldo 31 Desem

ber 2012

411.449.013.500

456.564.650

(2.212.304.541)

12.000.000.000

593.044.605.303

1.014.737.878.912 B

alance Decem

ber 31, 2012

Laba neto tahun 2013

-

-

-

-

135.672.570.340

135.672.570.340 N

et profit for the year 2013

Laba neto atas perubahan

N

et gain on changes in fair value

nilai w

ajar instrumen derivatif

of derivative instrum

ent

dari lindung nilai arus kas

8

-

-

2.180.621.577

-

-

2.180.621.577 on cash flow

hedge

411.449.013.500

456.564.650

(31.682.964)

12.000.000.000

728.717.175.643 1.152.591.070.829

Saldo laba digunakan

R

etained earnings appropriated

untuk cadangan um

um

21

-

-

-

1.000.000.000

(1.000.000.000)

- for general reserve

D

ividen

21

-

-

-

-

(49.373.881.620)

(49.373.881.620) D

ividends

Saldo 31 Desem

ber 2013

411.449.013.500

456.564.650

(31.682.964)

13.000.000.000

678.343.294.023

1.103.217.189.209 B

alance Decem

ber 31, 2013

Laba neto tahun 2014

-

-

-

-

110.854.933.327

110.854.933.327 N

et profit for the year 2014

Kerugian neto atas perubahan

Net loss on changes in fair value

nilai wajar instrum

en derivatif

of derivative instrument

dari lindung nilai arus kas

8

-

-

(10.748.085.245)

-

-

(10.748.085.245)

on cash flow hedge

411.449.013.500

456.564.650

(10.779.768.209)

13.000.000.000

789.198.227.350 1.203.324.037.291

Saldo laba digunakan

R

etained earnings appropriated

untuk cadangan um

um

21

-

-

-

1.000.000.000

(1.000.000.000)

- for general reserve

D

ividen - neto

21

-

-

-

-

(98.730.811.122)

(98.730.811.122)

Dividends - net

Saldo 31 Desem

ber 2014

411.449.013.500

456.564.650

(10.779.768.209)

14.000.000.000

689.467.416.228

1.104.593.226.169 B

alance Decem

ber 31, 2014

The original financial statements included herein are in the

Indonesian language.

Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements.

5

PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN ARUS KAS

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014

(Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF CASH FLOWS

For the Year Ended December 31, 2014

(Expressed in Rupiah)

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 _________________________________________________________________________________

Catatan/ 2014 Notes 2013 ____________________________

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM OPERATING OPERASI ACTIVITIES Penerimaan dari konsumen 3.013.511.692.790 2.958.981.077.038 Receipts from customers Pembayaran kepada pemasok (2.229.680.860.131) (2.613.969.761.145 ) Payments to suppliers Pembayaran untuk beban usaha (126.497.160.850) (107.492.392.284 ) Payments for operating expenses Penerimaan bunga 2.061.429.090 1.139.766.746 Interest received Pembayaran bunga dan Interest and other financing biaya keuangan lainnya (256.830.352.169) (258.502.286.690 ) costs paid Pembayaran pajak penghasilan (37.454.164.000) (49.296.260.000 ) Payments for corporate income tax Kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) Net cash provided by (used in) aktivitas operasi 365.110.584.730 (69.139.856.335 ) operating activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM INVESTING INVESTASI ACTIVITIES Pembelian aset tetap (16.217.414.057) 10 (11.513.588.781 ) Purchase of fixed assets Pembelian aset tidak berwujud (520.754.876) 11 (198.961.095 ) Purchase of intangible assets Pembelian aset sewa operasi (400.000.000) - Purchase of operating leased assets Uang muka lain-lain (80.352.928) (65.970.783 ) Other advances Proceeds from sale of Hasil penjualan aset tetap 1.492.037.282 10 1.069.073.636 fixed assets Penerimaan dari penjualan Proceeds from sale of aset sewa operasi - 1.368.181.818 operating lease asset

Kas neto digunakan untuk Net cash used in aktivitas investasi (15.726.484.579) (9.341.265.205 ) investing activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS CASH FLOWS FROM FINANCING PENDANAAN ACTIVITIES Penerimaan dari utang bank 2.681.352.500.000 3.391.140.000.000 Proceeds from bank loans Pembayaran kembali utang bank (2.743.755.133.274) (3.380.250.337.186 ) Repayments of bank loans Penerimaan dari penerbitan Proceed from issurance of efek hutang - 13 150.000.000.000 debt securities Pembayaran pokok efek hutang Payment of principal of yang diterbitkan (150.000.000.000) 13 - debt securities issued Pembayaran dividen (98.679.424.530) 21 (49.339.658.262 ) Payment of dividends

Kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) Net cash provided by (used in) aktivitas pendanaan (311.082.057.804) 111.550.004.552 financing activities

Pengaruh perubahan kurs Effects of exchange rate terhadap kas dan setara kas (2.906.575.818) 4.246.375.983 on cash and cash equivalents

KENAIKAN NET INCREASE IN NETO KAS DAN SETARA KAS 35.395.466.529 37.315.258.995 CASH AND CASH EQUIVALENTS KAS DAN SETARA KAS PADA CASH AND CASH EQUIVALENTS AWAL TAHUN 86.576.211.167 49.260.952.172 AT BEGINNING OF YEAR

KAS DAN SETARA KAS PADA CASH AND CASH EQUIVALENTS AKHIR TAHUN 121.971.677.696 4 86.576.211.167 AT END OF YEAR

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

6

1. UMUM 1. GENERAL a. Pendirian dan aktivitas Perusahaan a. The Company’s establishment and

activities

PT Buana Finance Tbk. (“Perusahaan”) didirikan tanggal 7 Juni 1982 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, S.H., No. 74 dan Anggaran Dasar Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-1677-HT.01.01.Th.82 tanggal 8 Oktober 1982 yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 101 tanggal 17 Desember 1982, Tambahan No. 1384.

PT Buana Finance Tbk. (the “Company") was established on June 7, 1982 based on the Notarial Deed No. 74 of Kartini Muljadi, S.H. and the Company’s Articles of Association were approved by the Ministry of Justice in his Decision Letter No. C2-1677-HT-01.01.Th.82 dated October 8, 1982, which was announced in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 101 dated December 17, 1982, Supplement No. 1384.

Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai

lembaga keuangan yang diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. KEP-049/KM.11/1982 tanggal 19 Oktober 1982.

The Company obtained its license to operate as a financial institution from the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia by virtue of decree No. KEP-049/KM.11/1982 dated October 19, 1982.

Nama Perusahaan telah diubah beberapa

kali dan yang terakhir menjadi PT Buana Finance Tbk. disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 3 Oktober 2005 yang keputusannya diaktakan dalam Akta No. 1 tanggal 3 Oktober 2005 dari Notaris Fathiah Helmi, S.H. Akta notaris ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-28319HT.01.04.TH.2005 tanggal 14 Oktober 2005.

The name of the Company has been changed several times, the latest change became PT Buana Finance Tbk. and was approved during the Extraordinary General Shareholders’ Meeting dated October 3, 2005 which was notarized in Deed No. 1 dated October 3, 2005 of Fathiah Helmi, S.H. This notarial deed was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in his Decision Letter No. C-28319HT.01.04.TH.2005 dated October 14, 2005.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami

beberapa kali perubahan, yang terakhir diaktakan dalam Akta No. 29 tanggal 22 Juli 2014 dari Notaris Fathiah Helmi, S.H. Akta notaris ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-04760.40.21.2014, tanggal 24 Juli 2014.

The Company’s Articles of Association have been amended several times, the latest amendment which was notarized in Deed No. 29 dated July 22, 2014 of Notary Fathiah Helmi, S.H. This notarial deed was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in his Decision Letter No.AHU-04760.40.21.2014 dated July 24, 2014.

Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah

menjalankan kegiatan dalam bidang sewa (sewa pembiayaan dan sewa operasi), pembiayaan konsumen dan anjak piutang.

The scope of the Company’s activities involves leasing (finance leases and operating leases), consumer financing and factoring.

Kantor pusat terletak di Gedung Chase Plaza,

Lantai 17 dan 19, Jalan Jendral Sudirman No. 21, Jakarta. Pada saat ini Perusahaan memiliki 21 cabang yaitu di Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, Manado, Samarinda, Denpasar, Serpong, Bekasi, Pontianak dan Palangkaraya.

The head office is located at the Chase Plaza Building, 17th and 19th Floors, Jalan Jendral Sudirman No. 21, Jakarta. Currently, the Company has 21 branches located in Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, Manado, Samarinda, Denpasar, Serpong, Bekasi, Pontianak and Palangkaraya.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

7

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

b. Penawaran umum dan perubahan modal saham Perusahaan

b. The Company’s public offering and changes in share capital

Berdasarkan Surat Izin Emisi Saham yang

dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) atas nama Menteri Keuangan Republik Indonesia No. SI-088/SHM/MK.10/1990 tanggal 19 Maret 1990, Perusahaan menawarkan dan menjual saham kepada masyarakat dengan jumlah nominal Rp2.500.000.000 yang terbagi dalam 2.500.000 saham. Dengan dilakukannya penawaran umum tersebut, modal saham ditempatkan dan disetor penuh meningkat dari Rp12.500.000.000 yang terbagi atas 12.500.000 saham menjadi Rp15.000.000.000 yang terbagi atas 15.000.000 saham.

Based on the License for Public Offering of Shares issued by the Capital Market Supervisory Board (BAPEPAM-LK) on behalf of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia No. SI-088/SHM/MK.10/1990 dated March 19, 1990, the Company offered and sold its shares to the public with a total nominal value of Rp2,500,000,000 consisting of 2,500,000 shares. The effect of this public offering was to increase the issued and paid up capital from Rp12,500,000,000 consisting of 12,500,000 shares to Rp15,000,000,000 consisting of 15,000,000 shares.

Sejak penawaran umum saham ke masyarakat

pada bulan Maret 1990, Perusahaan telah melakukan beberapa kali perubahan modal saham melalui tindakan korporasi sebagai berikut:

Since the public offering held on March 1990, the Company’s share capital has been changed several times through the following corporate actions:

Tanggal/Date

Keterangan (Catatan 20)/Descriptions (Note 20)

Total saham Setelah Transaksi/

Total Shares After Transactions

17 Mei 1993/

May 17, 1993 Penerbitan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi

tambahan modal disetor sejumlah 12.000.000 saham/ Issuance of bonus shares which originated from the capitalization of the additional paid-in capital amounting to 12,000,000 shares.

27.000.000

10 Mei 1994/

May 10, 1994 Penawaran umum terbatas saham dengan Hak Memesan

Efek Terlebih Dahulu sejumlah 18.000.000 saham. BAPEPAM-LK mengeluarkan Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran No.S-834/PM/1994 tanggal 9 Mei 1994/ Limited public offering of 18,000,000 shares through a rights issue. BAPEPAM-LK issued the Acknowledgment Letter of Effective Registration No.S-834/PM/1994 dated May 9, 1994.

45.000.000

3 April 1995/ April 3, 1995

Penerbitan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor sejumlah 45.000.000 saham/ Issuance of bonus shares which originated from the capitalization of the additional paid-in capital amounting to 45,000,000 shares.

90.000.000

9 Juli 1997/ July 9, 1997

Pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp1.000 menjadi Rp500/ Change in a par value per share (stock split) from Rp1,000 to Rp500.

180.000.000

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

8

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

b. Penawaran umum dan perubahan modal saham Perusahaan (lanjutan)

b. The Company’s public offering and changes in share capital (continued)

Sehubungan dengan restrukturisasi utang

Perusahaan, pinjaman sebesar Rp135.000.000.000 dikonversi menjadi saham pada tanggal 5 Februari 2004 dengan menerbitkan 270.000.000 saham biasa dengan nilai nominal sebesar Rp500 per saham dan 64.285.714 waran. Waran dapat dikonversi menjadi saham biasa sampai dengan 31 Desember 2008, dengan harga Rp700 per lembar saham. Konversi saham tersebut meningkatkan modal saham ditempatkan dan disetor dari Rp90.000.000.000 yang terbagi atas 180.000.000 saham menjadi Rp225.000.000.000 yang terbagi atas 450.000.000 saham. Konversi saham tersebut juga meningkatkan tambahan modal disetor sejumlah Rp141.750.000.000 (Catatan 20).

In connection with the Company’s debt restructuring, loans amounting to Rp135,000,000,000 were converted to shares on February 5, 2004 by issuing new 270,000,000 common shares with nominal value of Rp500 per share and 64,285,714 warrants. Warants are exercisable to subscribe to the Company’s ordinary shares until December 31, 2008 at a price of Rp700 per share. The share conversion increased the issued and paid up capital from Rp90,000,000,000 consisting of 180,000,000 shares to Rp225,000,000,000 consisting of 450,000,000 shares. The share conversion also created a additional paid-in capital of Rp141,750,000,000 (Note 20).

Pada tanggal 14 April 2005,

PT Sari Dasa Karsa (“SDK”) resmi menjadi pemegang saham pengendali Perusahaan dengan memiliki 289.345.020 saham dan 47.866.747 waran, setelah melakukan akuisisi atas saham dan waran milik para kreditur Perusahaan dan menyelesaikan proses penawaran tender atas sisa saham publik. Pada tanggal 15 November 2005, SDK mengkonversi seluruh waran yang dimilikinya menjadi saham biasa sehingga meningkatkan jumlah kepemilikan sahamnya menjadi 337.211.767 lembar atau 67,53% dari jumlah modal yang disetor.

On April 14, 2005, PT Sari Dasa Karsa (“SDK”) officially became the majority shareholder of the Company with ownership of 289,345,020 common shares and 47,866,747 warrants, brought about by the acquisition of shares and warrants previously owned by the Company’s creditors and the completion of the tender offer process on the remaining shares owned by the public. On November 15, 2005, SDK exercised all of its warrants owned on its ordinary shares and increased its total ownership to 337,211,767 or 67.53% of the paid in capital.

Dalam tahun 2005, sejumlah 49.351.247

waran (termasuk di dalamnya 47.866.747 waran milik SDK) dikonversi ke saham biasa dengan nilai nominal Rp500 per lembar. Konversi waran ini meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp225.000.000.000 yang terbagi atas 450.000.000 saham menjadi Rp249.675.623.500 yang terdiri atas 499.351.247 saham. Konversi waran ini juga meningkatkan tambahan modal disetor sebesar Rp9.870.249.400 (Catatan 20).

In 2005, a total of 49,351,247 warrants (including 47,866,747 warrants owned by SDK) were exercised on the common shares with nominal value of Rp500 per share. The exercised warrants increased the issued and paid up capital from Rp225,000,000,000 consisting of 450,000,000 shares to Rp249,675,623,500 consisting of 499,351,247 shares. The exercised warrants also increased the total additional paid-in capital by Rp9,870,249,400 (Note 20).

Pada tanggal 5 Oktober 2006, Perusahaan

melakukan pemecahan saham dari nilai nominal Rp500 menjadi Rp250 per saham. Pemecahan saham ini mengubah modal dasar dari 720.000.000 saham menjadi 1.440.000.000 saham dan modal ditempatkan dan disetor dari 499.351.247 saham menjadi 998.702.494 saham.

On October 5, 2006, the Company made a stocksplit from nominal value of Rp500 to Rp250 per share. The stocksplit changed the authorized capital from 720,000,000 shares to 1,440,000,000 shares and the issued and paid up capital from 499,351,247 shares to 998,702,494 shares.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

9

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

b. Penawaran umum dan perubahan modal saham Perusahaan (lanjutan)

b. The Company’s public offering and changes in share capital (continued)

Sehubungan dengan pemecahan saham,

Perusahaan juga mengubah harga pelaksanaan waran dari Rp700 menjadi Rp350 per waran yang menyebabkan peningkatan jumlah waran beredar dari 14.934.467 menjadi 29.868.934 waran.

In connection with the stocksplit, the Company also changed the exercise price of warrant from Rp700 to Rp350 per warrant which resulted in increase in number of oustanding warrants from 14,934,467 to 29,868,934 warrants.

Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang

Saham Luar Biasa tanggal 18 April 2007, Perusahaan mengeluarkan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor dengan perbandingan setiap pemegang 5 saham berhak atas 2 saham bonus. Penerbitan saham bonus ini meningkatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi Rp349.545.872.750 yang terbagi atas 1.398.183.491 saham.

In accordance with resolution of the Extraordinary General Meeting of Shareholders dated April 18, 2007, the Company distributed bonus shares, which were issued from the capitalization of the additional paid-in capital, with bonus ratio of 2 bonus shares for each holder of 5 shares. The issuance of bonus shares increased the issued and paid up capital to Rp349,545,872,750 consisting of 1,398,183,491 shares.

Perusahaan juga melakukan perubahan atas

Anggaran Dasar Perusahaan, yaitu sebagai berikut: - meningkatkan modal ditempatkan dan

disetor Perusahaan menjadi sejumlah 1.440.000.000 saham dengan nilai nominal Rp360.000.000.000.

- meningkatkan modal dasar Perusahaan dari Rp360.000.000.000 yang terbagi atas 1.440.000.000 saham menjadi sebesar Rp1.200.000.000.000 yang terbagi atas 4.800.000.000 saham.

The Company also changed the Company’s Articles of Association as follows:

- increase the issued and paid up capital to

1,440,000,000 shares with nominal value Rp360,000,000,000.

- increase the authorized shares from Rp360,000,000,000 consisting of 1,440,000,000 shares to Rp1,200,000,000,000 consisting of 4,800,000,000 shares.

Sehubungan dengan pengeluaran saham bonus, Perusahaan juga melakukan penyesuaian atas harga pelaksanaan waran dari Rp350 menjadi Rp250 per waran. Penyesuaian menyebabkan peningkatan jumlah waran beredar dari 29.868.934 menjadi 41.816.507 waran.

In connection with the issuance of bonus shares, the Company also adjusted the exercise price of warrants from Rp350 to Rp250 per warrant. The adjustment has resulted in increase in number of outstanding warrant from 29,868,934 to 41,816,507 warrants.

Pada tanggal 2 Juli 2008 dan

26 Desember 2008, sejumlah 37.938.821 waran dikonversi ke saham biasa dengan nilai nominal Rp250 per lembar. Konversi waran ini meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp349.545.872.750 yang terbagi atas 1.398.183.491 saham menjadi Rp359.030.578.000 yang terdiri atas 1.436.122.312 saham.

On July 2, 2008 and December 26, 2008, 37,938,821 warrants were exercised to common shares with nominal value of Rp250 per share. The exercised warrants increased the issued and paid up capital from Rp349,545,872,750 consisting of 1,398,183,491 shares to Rp359,030,578,000 consisting of 1,436,122,312 shares.

Sampai dengan berakhirnya masa konversi

waran pada tanggal 31 Desember 2008, sejumlah 3.877.686 waran tidak dikonversi menjadi saham.

Up until to the expiry date of the warrants at December 31, 2008, the 3,877,686 warrants were not converted into common shares.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

10

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

b. Penawaran umum dan perubahan modal saham Perusahaan (lanjutan)

b. The Company’s public offering and changes in share capital (continued)

Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang

Saham Luar Biasa tanggal 28 Mei 2013, Perusahaan mengeluarkan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor dengan perbandingan setiap pemegang 500 saham berhak atas 73 saham bonus. Penerbitan saham bonus ini meningkatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi Rp411.449.013.500 yang terbagi atas 1.645.796.054 saham.

In accordance with resolution of the Extraordinary General Meeting of Shareholders dated May 28, 2013, the Company distributed bonus shares, which were issued from the capitalization of the additional paid-in capital, with a bonus ratio of 73 bonus shares for each holder of 500 shares. The issuance of bonus shares increased the issued and paid up capital to Rp411,449,013,500 consisting of 1,645,796,054 shares.

Perusahaan telah mencatatkan seluruh

sahamnya sejumlah 1.645.796.054 saham di Bursa Efek Indonesia.

The Company has listed all of its 1,645,796,054 shares on the Indonesia Stock Exchange.

c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit

dan Karyawan Perusahaan c. The Company’s Boards of Commissioners,

Directors, Audit Committee and Employees

Susunan Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

The composition of the Boards of Commissioners, Directors and Audit Committee of the Company as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:

31 Desember 2014 dan 2013/ December 31, 2014 and 2013

_________________________________________________________________________________

Dewan Komisaris Board of Commissioners

Komisaris Utama Karman Tandanu President Commissioner Komisaris Tjan Soen Eng Commissioner Komisaris Corneiles Tedjo Endriyarto*) Commissioner Direksi Directors

Direktur Utama Soetadi Limin President Director Direktur Herman Lesmana Director Direktur Antony Muljanto Director Komite Audit Audit Committe

Ketua Corneiles Tedjo Endriyarto*) Chairman Anggota Hardianto Soefajin Member Anggota Winny Widja Member

*) Merangkap sebagai Komisaris Independen *) Also act as Independent Commissioner

Perubahan susunan Dewan Komisaris didasarkan atas Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 28 Mei 2013 yang diaktakan dalam Akta No. 281 tanggal 28 Mei 2013 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. Akta notaris ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-0080995.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 28 Agustus 2013.

The changes in the composition of Board of Commissioners is based on the Decision Statement of General Shareholders’ Meeting dated May 28, 2013 which was notarized in Deed No. 281 dated May 28, 2013 of Notary Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. This notarial deed was approved by the Ministry of Laws and Human Rights in its Decision Letter No. AHU-0080995.AH.01.09.Tahun 2013 dated August 28, 2013.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

11

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan Perusahaan (lanjutan)

c. The Company’s Boards of Commissioners, Directors, Audit Committee and Employees (continued)

Komite Audit dibentuk berdasarkan surat

keputusan Dewan Komisaris No. Kep/Kom/01/BDF/V/05 tanggal 18 Mei 2005 dalam rangka memenuhi surat keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012.

The Audit Committee was established based on decision letter of the Board of Commissioners No. Kep/Kom/01/BDF/V/05 dated May 18, 2005 in order to comply with decision letter of BAPEPAM Chairman No. KEP-643/BL/2012 dated December 7, 2012.

Perubahan susunan Komite Audit didasarkan

atas Surat KeputusanDewan Komisaris Perusahaan Nomor: 004/KEP/KOM/BNF/V/ 2013 tanggal 30 Mei 2013, sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) dan PT Bursa Efek Indonesia, masing-masing pada tanggal 31 Mei 2014.

The changes in Audit Committee is based on Company’s Decision Letter of Board of Commissioners No. 004/KEP/KOM/BNF/V/ 2013, based on terms applied and has been registered to Financial Service Authority (“OJK”) and Indonesia Stock Exchange on May 31, 2014.

Komisaris, Direksi, dan Komite Audit

menerima remunerasi masing-masing sebesar Rp3.563.538.600, Rp10.985.433.895 dan Rp602.339.000 untuk 31 Desember 2014 dan Rp2.804.329.850, Rp9.566.206.628 dan Rp383.904.670 untuk 31 Desember 2013.

The Commissioners, Directors and Audit Committee received remuneration totaling to Rp3,563,538,600, Rp10,985,433,895 and Rp602,339,000 for the year ended December 31, 2014, respectively and Rp2,804,329,850, Rp9,566,206,628 and Rp383,904,670 for the year ended December 31, 2013, respectively.

Perusahaan mempunyai 584 dan 552

karyawan masing-masing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (tidak diaudit).

The Company has 584 and 552 employees as of December 31, 2014 and 2013 (unaudited), respectively.

Pemegang saham akhir dari Perusahaan

adalah PT Sari Dasa Karsa, sebuah perusahaan investasi yang berkedudukan di Jakarta.

The Company’s ultimate parent is PT Sari Dasa Karsa, an investment company located in Jakarta.

d. Penyelesaian laporan keuangan d. Completion of the financial statements

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab

atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan dan disetujui untuk diterbitkan oleh Direksi Perusahaan pada tanggal 9 Maret 2015.

The Company’s management is responsible for the preparation of accompaying financial statements which were completed and authorized for issue by the Company’s Directors on March 9, 2015.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

Laporan keuangan ini telah disajikan sesuai

dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta peraturan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (”Bapepam-LK”, yang fungsinya telah dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (”OJK”) sejak tanggal 1 Januari 2013) bagi perusahaan yang menawarkan sahamnya atau surat utang yang diperdagangkan kepada masyarakat. Kebijakan akuntansi yang signifikan yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

The financial statements have been prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards covering the Statement of Financial Accounting Standards and rules established by the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (“Bapepam-LK”, which function has been transferred to Financial Service Authority (“OJK”) starting at January 1, 2013) for companies offering their shares or has publicly traded debt security. The significant accounting principles which were applied consistently in the preparation of the financial statements as of and for the years ended December 31, 2014 and 2013 are as follows:

a. Pernyataan Kepatuhan a. Statement of Compliance

Laporan keuangan pada tanggal dan untuk

tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (”Bapepam-LK”, yang fungsinya telah dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (”OJK”) sejak tanggal 1 Januari 2013) No. VIII.G.7 tentang ”Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.

The financial statements as of and for the years ended December 31, 2014 and 2013 are prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards which comprise the Statements and Interpretations issued by the Board of Indonesian Financial Accounting Standards of the Indonesian Institute of Accountants and the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (“Bapepam-LK”, which function has been transferred to Financial Service Authority (“OJK”) starting at January 1, 2013) Regulation No. VIII.G.7 regarding “Issuers or Public Company’s Financial Statements Presentation and Disclosure Guidelines” as included in the Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 dated June 25, 2012.

b. Prinsip penyajian laporan keuangan b. Basis of preparation of financial statements

Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai

dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - nilai aset dan liabilitas dilaporkan dan

pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, dan

- jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.

The preparation of financial statements in conformity with the Indonesian Financial Accounting Standards requires the use of estimates and assumptions that affects: - the reported amounts of assets and

liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements, and

- the reported amounts of revenues and expenses during the reported period.

Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan

pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Prinsip penyajian laporan keuangan

(lanjutan) b. Basis of preparation of financial statements

(continued)

Laporan keuangan telah disusun berdasarkan konsep harga perolehan kecuali untuk surat-surat berharga diperdagangkan dan tersedia untuk dijual dan instrumen keuangan derivatif yang disajikan pada nilai wajar. Laporan keuangan disusun dengan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas.

The financial statements have been prepared on the basis of historical costs except for trading and available-for-sale marketable securities and derivative financial instruments which are recorded at fair value. The financial statements are prepared on an accrual basis, except for the statement of cash flows.

Laporan arus kas telah disusun berdasarkan

metode langsung dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

The statement of cash flows have been prepared using the direct method by classifying the cash flows from operating, investing and financing activities.

Mata uang penyajian yang digunakan dalam

penyusunan laporan keuangan ini adalah mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional.

The presentation currency used in the financial statements is Indonesian Rupiah, which is the functional currency.

c. Transaksi dan saldo dalam mata uang

asing c. Foreign currency transactions and

balances

Perusahaan menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi yang bersangkutan.

The Company maintains its accounting records in Rupiah. Transactions in currencies other than Rupiah are recorded at the rates of exchange in effect on the date of the transactions.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang

timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency and on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized in the statement of comprehensive income.

Kurs yang digunakan pada tanggal

31 Desember 2014 dan 2013 untuk menjabarkan mata uang Dolar AS ke dalam Rupiah adalah masing-masing sebesar Rp12.385/US$1 dan Rp12.189/US$1.

Exchange rates used as of December 31, 2014 and 2013 to translate US Dollars into Rupiah were US$1/Rp12,385 and US$1/Rp12,189, respectively.

d. Transaksi dengan pihak berelasi d. Transactions with related party

Dalam laporan keuangan ini, istilah pihak-

pihak berelasi digunakan sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.

In these financial statements, the term related party is used as defined in SFAS No. 7 (2010 Revision), “Related Party Disclosures”.

Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang

terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya.

A related party is a person or entity that is related to the entity that is preparing its financial statements.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

d. Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan) d. Transactions with related party (continued)

a) Orang atau anggota keluarga dekatnya

mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

a) A person or a close member of that person’s family is related to a reporting entity if that person:

i. memiliki pengendalian atau

pengendalian bersama atas entitas pelapor;

i. has control or joint control over the reporting entity;

ii. memiliki pengaruh signifikan atas

entitas pelapor; atau ii. has significant influence over the

reporting entity; or

iii. merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.

iii. is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.

b) Suatu entitas berelasi dengan entitas

pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

b) An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies :

i. Entitas dan entitas pelapor adalah

anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).

i. has control or joint control over the reporting entity; The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others).

ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi

atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

ii. One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member).

iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura

bersama dari pihak ketiga yang sama. iii. Both entities are joint ventures of the

same third party.

iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

iv. One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity.

v. Entitas tersebut adalah suatu program

imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.

v. The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity.

vi. Entitas yang dikendalikan atau

dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).

vi. The entity is controlled, or jointly controlled by a person identified in (a).

vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf

(a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

vii. A person identified in (a) (i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

15

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

d. Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan) d. Transactions with related party (continued)

Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak

berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dengan persyaratan dan kondisi normal yang sama untuk pihak-pihak yang tidak berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Transactions and balances of accounts with related parties, whether or not transacted at normal terms and conditions similar to those with non-related parties, are disclosed in the notes to the financial statements.

e. Instrumen Keuangan e. Financial Instruments

i. Aset Keuangan i. Financial Assets

Pengakuan awal Initial recognition

Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun.

Financial assets within the scope of SFAS No. 55 (revised 2011) are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held-to-maturity investments and available-for-sale financial assets. The Company determines the classification of its financial assets at initial recognition and, where allowed and appropriate, re-evaluates this designation at each financial year end.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.

Financial assets are recognized initially at fair value plus, in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs. The subsequent measurement of financial assets depends on their classifications.

Aset keuangan Perusahaan mencakup kas dan setara kas, investasi sewa pembiayaan neto, piutang pembiayaan konsumen neto, tagihan anjak piutang, piutang lain-lain, aset lain-lain (bagian dari uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya) yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, serta surat-surat berharga, dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar dalam laba rugi.

The Company’s financial assets include cash and cash equivalents, net investment in finance leases, net consumer financing receivables, factoring receivables, other receivables, other asset (as part of advances, prepayments and other) which are classified as loans and receivables, and marketable securities and currency and interest rate swap contracts classified as financial assets at fair value through profit or loss.

Pengukuran setelah pengakuan awal Subsequent measurement

Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut:

The subsequent measurement of financial assets depends on their classification as follows:

• Aset keuangan yang dinilai pada nilai

wajar melalui laba atau rugi • Financial assets at fair value through

profit or loss

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)

i. Aset Keuangan (lanjutan) i. Financial Assets (continued)

Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)

Subsequent measurement (continued)

• Aset keuangan yang dinilai pada nilai

wajar melalui laba atau rugi (lanjutan) • Financial assets at fair value through

profit or loss (lanjutan)

Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi meliputi aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi.

Financial assets at fair value through profit or loss include financial assets held for trading and financial assets designated upon initial recognition at fair value through profit or loss.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Financial assets are classified as held for trading if they are acquired for the purpose of selling in the short term. Derivative assets are also classified as held for trading unless they are designated as effective hedging instruments. Financial assets at fair value through profit or loss are carried in the statement of financial position at fair value with gains or losses recognized in the statement of comprehensive income.

Derivatif melekat dalam kontrak utama dihitung sebagai derivatif terpisah ketika risiko dan karakteristiknya tidak berkaitan dengan kontrak utama dan kontrak utama tidak dicatat pada nilai wajar. Derivatif melekat diukur berdasarkan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Penilaian kembali hanya timbul jika terdapat perubahan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang dipersyaratkan oleh kontrak.

Derivatives embedded in host contracts are accounted for as separate derivatives when their risks and characteristics are not closely related to the host contracts and the host contracts are not carried at fair value. These embedded derivatives are measured at fair value with gains or losses arising from changes in fair value recognized in the statement of comprehensive income. Reassessment only occurs if there is a change in the terms of the contract that significantly modifies the cash flows that would otherwise be required.

Surat-surat berharga dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga termasuk dalam kategori ini.

Marketable securities and currency and interest rate swap contracts are included in this category.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)

i. Aset Keuangan (lanjutan) i. Financial Assets (continued)

Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)

Subsequent measurement (continued)

• Pinjaman yang diberikan dan piutang • Loans and receivables

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. Such financial assets are carried at amortized cost using the effective interest rate method. Gains and losses are recognized in the statement of comprehensive income when the loans and receivables are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.

Kas dan setara kas, investasi sewa pembiayaan neto, piutang pembiayaan konsumen neto, tagihan anjak piutang, piutang lain-lain dan aset lain-lain (bagian dari uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya) termasuk dalam kategori ini.

The Company’s cash and cash equivalents, net investment in finance leases, net consumer financing receivables, factoring receivables, other receivables, and other asset (as part of other current financial assets and advances, prepayments and others) are included in this category.

• Aset keuangan yang tersedia untuk

dijual • Financial assets available-for-sale

Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui pada ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui di ekuitas, direklasifikasi ke laporan laba rugi komprehensif. Perusahaan tidak memiliki investasi tersedia untuk dijual pada tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

Available-for-sale financial assets are non-derivative financial assets that are designated as available-for-sale. After initial measurement, available-for-sale financial assets are measured at fair value with unrealized gains or losses recognized in the equity until the investment is derecognized. At that time, the cummulative gain or loss previously recognized in equity, are reclassified to the statement of comprehensive income. The Company did not have any available-for-sale financial asset as of December 31, 2014 and 2013.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)

i. Aset Keuangan (lanjutan) i. Financial Assets (continued)

Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)

Subsequent measurement (continued)

• Aset keuangan yang dimiliki hingga

jatuh tempo • Financial assets held-to-maturity

Aset keuangan non-derivatif yang memiliki pembayaran yang dapat ditentukan atau ditetapkan dan tanggal jatuh tempo yang tetap dikategorikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo ketika Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk dimiliki hingga jatuh tempo. Setelah pengakuan awal, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dan dikurangi dengan penurunan nilai. Perusahaan tidak memiliki aset finansial yang dimiliki hingga jatuh tempo selama tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013.

Non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturities are classified as held-to-maturity when the Company has the positive intention and ability to hold it to maturity. After initial measurement, held-to-maturity investments are measured at amortized cost using the effective interest method, less impairment. The Company did not have any held-to-maturity financial asset as of December 31, 2014 and 2013.

ii. Liabilitas Keuangan ii. Financial Liabilities

Pengakuan awal Initial recognition

Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi dan liabilitas keuangan lainnya yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.

Financial liabilities within the scope of the SFAS No. 55 (Revised 2011) are classified as financial liabilities at fair value through profit or loss and other financial liabilities measured at amortized cost.

Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

The Company determines the classification of their financial liabilities at initial recognition.

Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal utang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Financial liabilities are recognized initially at fair value and, in the case of loans and borrowings, inclusive of directly attributable transaction costs.

Liabilitas keuangan Perusahaan mencakup utang kepada lembaga keuangan dan bank, efek hutang yang diberikan - Medium Term Notes, utang dividen, utang lain-lain, liabilitas lain-lain (bagian dari uang muka dan lain-lain) dan beban akrual, yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

The Company’s financial liabilities include loans from financial institutions and banks, debt securities issued - Medium Term Notes, dividends payable, other payables, other liabilities (as part of advances and others) and accrued expenses, which are classified as financial liabilities measured at amortized cost and currency and interest rate swap contracts classified as financial liabilities at fair value through profit or loss.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)

ii. Liabilitas Keuangan (lanjutan) ii. Financial Liabilities (continued)

Pengukuran setelah pengakuan awal Subsequent measurement

Pengukuran liabilitas keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut:

The measurement of financial liabilities depends on their classification as follows:

• Liabilitas keuangan yang diukur pada

nilai wajar melalui laba atau rugi • Financial liabilities at fair value through

profit or loss

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi mencakup liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi.

Financial liabilities at fair value through profit or loss include financial liabilities held for trading and financial liabilities designated upon initial recognition at fair value through profit or loss.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif.

Financial liabilities are classified as held for trading if they are incurred for the purpose of selling in the near term. Derivative liabilities are also classified as held for trading unless they are designated as effective hedging instruments.

Laba atau rugi atas liabilitas dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Gains or losses on liabilities held for trading are recognized in the statement of comprehensive income.

• Liabilitas keuangan lainnya yang dicatat

berdasarkan biaya perolehan diamortisasi

• Other Financial liabilities measured at amortized cost

Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

After initial recognition, interest-bearing financial liabilities are subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.

Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya.

Gains and losses are recognized in the statement of comprehensive income when the liabilities are derecognized as well as through the amortization process.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)

iii. Saling hapus instrumen keuangan iii. Offsetting of financial instruments

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.

Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount reported in the statement of financial position if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously.

Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.

Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.

iv. Nilai wajar instrumen keuangan iv. Fair value of financial instruments

Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir tahun pelaporan.

The fair value of financial instruments that are actively traded in organized financial markets is determined by reference to quoted market bid prices at the close of business at the end of the reporting year.

Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian.

For financial instruments where there is no active market, fair value is determined using valuation techniques.

Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substantial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.

Such techniques may include using recent arm’s length market transaction, reference to the current fair value of another instrument that is substantially the same, discounted cash flow analysis, or other valuation models.

v. Biaya perolehan yang diamortisasi dari

instrumen keuangan v. Amortized cost of financial

instruments

Biaya perolehan yang diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan penurunan nilai dan pembayaran pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Amortized cost is computed using the effective interest rate method less any allowance for impairment losses and principal repayment. The calculation takes into account any premium or discount on acquisition and includes transaction costs and fees that are an integral part of the effective interest rate.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)

vi. Penurunan nilai aset keuangan vi. Impairment of financial assets

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

The Company assesses at each statement of financial position dates whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired.

• Aset keuangan dicatat sebesar biaya

perolehan yang diamortisasi • Financial assets carried at amortized

cost

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.

For financial assets carried at amortized cost, the Company first assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant.

Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.

If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, the asset is included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed for impairment.

Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran angsuran dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya penurunan nilai atas aset keuangan tersebut.

Significant financial difficulties of the debtors, probability that the debtors will enter bankruptcy and default or delinquency in payments are considered as indicators that the financial assets are impaired.

Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Perusahaan menetapkan aset keuangan yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual jika telah menunggak lebih dari 90 hari dan secara individual memiliki nilai signifikan tertentu.

Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be, recognized are not included in a collective assessment of impairment. The Company determines financial assets to be evaluated for impairment through individual evaluation if it has been overdue more than 90 days and individually have certain significant value.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)

vi. Penurunan nilai aset keuangan

(lanjutan) vi. Impairment of financial assets

(continued)

• Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi (lanjutan)

• Financial assets carried at amortized cost (continued)

Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.

If there is objective evidence that an impairment loss has occurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future expected credit losses that have not yet been incurred). The present value of the estimated future cash flows is discounted at the financial asset’s original effective interest rate. If a financial assets measured at amortized cost has a variable interest rate, the discount rate for measuring impairment loss is the current effective interest rate.

Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Aset keuangan beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan.

The carrying amount of the financial asset is reduced through the use of an allowance for impairment account and the amount of the loss is recognized in the statement of comprehensive income. Interest income continues to be accrued on the reduced carrying amount based on the original effective interest rate of the financial asset. Financial assets, together with the associated allowance, are written-off when there is no realistic prospect of future recovery and all collateral has been realized or has been transferred to the Company.

Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

If, in a subsequent year, the amount of the estimated impairment loss increases or decreases because of an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is increased or reduced by adjusting the allowance for impairment account. If a future write-off is later recovered, the recovery is recognized in the statement of comprehensive income.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)

vi. Penurunan nilai aset keuangan

(lanjutan) vi. Impairment of financial assets

(continued)

• Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi (lanjutan)

• Financial assets carried at amortized cost (continued)

Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.

For the evaluation purpose of collective impairment, financial assets are classified based on the similarity on their credit risk characteristics. The characteristics chosen are those which are relevant to the estimated future cash flows from related asset classes which indicate the debtors’ repayment ability to pay all the debts according to the term of the evaluated assets.

Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada tahun terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada tahun-tahun historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.

Future cash flows from a group of financial assets that uses collective impairment is estimated based on contractual cash flows over the assets in the related group and historical loss over assets that have similar credit risk characteristics with the related group. The historical losses will then be adjusted with the most recent data that could be observed to reflect the current conditions that have no relation with the historical losses, and to eliminate the impact from the historical years but no longer exists today.

vii. Penghentian pengakuan aset dan

liabilitas keuangan vii. Derecognition of financial assets and

liabilities

Aset keuangan Financial assets

Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (2) Perusahaan memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung liabilitas untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah

A financial asset (or where applicable, a part of a financial asset or part of a group of similar financial assets) is derecognized when: (1) the rights to receive cash flows from the asset have expired; or (2) the Company has transferred its rights to receive cash flows from the asset or has assumed an obligation to pay the cash flows received in full without material delay to a third party under a “pass-through” arrangement; and either (a) the Company has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the Company has neither transferred nor

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

e. Instrumen Keuangan (lanjutan) e. Financial Instruments (continued)

vii. Penghentian pengakuan aset dan

liabilitas keuangan (lanjutan) vii. Derecognition of financial assets and

liabilities (continued)

Aset keuangan (lanjutan) Financial assets (continued)

satu diantara (a) Perusahaan secara substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut.

the Company has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset.

Penghentian pengakuan piutang pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan tagihan anjak piutang yang mengalami penurunan nilai, akan dilakukan ketika piutang telah dihapusbukukan. Piutang yang telah mengalami penurunan nilai akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 360 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penghapusbukuan piutang tersebut bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan.

Finance leases, consumer financing and factoring receivables are derecognized when these receivables are collected and written-off. Impaired receivables are written-off when they have been overdue for more than 360 days or determined to be uncollectible. The write-offs of impaired receivables do not eliminate the right to collect and hence are still to be pursued for collection continuously.

Liabilitas keuangan Financial liabilities

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

A financial liability is derecognized when the obligation under the liability is discharged or cancelled or has expired.

Ketika liabilitas keuangan awal digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as a derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in the statement of comprehensive income.

f. Kas dan setara kas f. Cash and cash equivalents

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan

deposito berjangka yang tidak dibatasi penggunaannya yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan.

Cash on hand and in banks and all unrestricted time deposit with maturities of three months or less from the date of placement and not pledged as collateral to loans are considered as cash and cash equivalents.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

25

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

f. Kas dan setara kas (lanjutan) f. Cash and cash equivalents (continued)

Kas dan setara kas dicatat sebesar nilai nominalnya.

Cash and cash equivalents are carried at nominal value.

g. Surat-surat berharga g. Marketable securities

Surat-surat berharga pada awalnya disajikan

sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi kecuali untuk aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dan setelah pengakuan awal dicatat sesuai dengan klasifikasi masing-masing.

Securities are initially measured at fair value plus transaction costs except for financial assets measured through profit or loss and subsequently accounted for depending on their classification.

Penilaian surat-surat berharga didasarkan atas

klasifikasinya sebagai berikut: The value of securities is stated based on the

classification of the securities as follows:

(1) Surat berharga untuk diperdagangkan dilaporkan sebesar nilai wajar. Laba/rugi yang belum direalisasi akibat kenaikan/penurunan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

(1) Securities held for trading purposes are reported at fair value. Unrealized gains/losses resulting from the increase/decrease in fair value are recognized in the current year statement of comprehensive income.

(2) Surat-surat berharga yang dimiliki hingga

jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.

(2) Held-to-maturity marketable securities are carried at amortized cost using the effective interest method.

(3) Surat-surat berharga yang tersedia untuk

dijual dinyatakan pada nilai wajar. Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi selisih kurs atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam ekuitas sampai dengan surat berharga tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

(3) Available-for-sale marketable securities are carried at fair value. Interest income is recognized in the statement of comprehensive income using the effective interest method. Foreign exchange gains or losses on available-for-sale marketable securities are recognized in the statement of comprehensive income. Fair value changes are recognized directly in equity until the marketable securities is sold or impaired, where upon the cumulative gains and losses previously recognized in equity are recognized in the statement of comprehensive income.

h. Akuntansi sewa h. Accounting for leases

Perusahaan sebagai lessee: The Company as a lessee:

Dalam sewa operasi, Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan metode garis lurus (straight-line method) selama masa sewa.

Under an operating lease, the Company recognizes lease payments as an expense on a straight-line method over the lease term.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

26

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

h. Akuntansi sewa (lanjutan) h. Accounting for leases (continued)

Perusahaan sebagai lessor: The Company as a lessor:

i) Perusahaan mengakui aset berupa

piutang sewa pembiayaan ditambah nilai residu yang akan diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui, simpanan jaminan dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih antara nilai piutang usaha bruto dan nilai tunai piutang diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui. Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui dialokasikan sebagai pendapatan di laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi bersih dengan menggunakan suku bunga efektif.

i) The Company recognizes assets held under a finance lease receivables in its statement of financial position and present them as receivable plus the residual value at the end of the lease period and stated net of unearned lease income, security deposits and allowance for impairment losses. The difference between the gross lease receivable and the present value of the lease receivable is recognized as unearned lease income. Unearned lease income is allocated to current year statement of comprehensive income based on a constant rate of return on the net investment using effective interest rates.

Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi

untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan.

The lessee has the option to purchase the leased asset at the end of the lease period at a price mutually agreed upon at the commencement of the agreement.

Pada saat perjanjian sewa pembiayaan

dimulai, penyewa pembiayaan memberikan simpanan jaminan. Simpanan jaminan ini akan digunakan sebagai pembayaran pada akhir masa sewa pembiayaan sebagai hak opsi.

At the time of execution of the financing assets contracts, the lessee pays a security deposits. The security deposits will be used as the final installment at the end of the financing lease period as a purchase option.

Penyelesaian kontrak sebelum masa

sewa pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of comprehensive income.

ii) Dalam sewa menyewa biasa, Perusahaan

mengakui aset untuk sewa operasi di laporan posisi keuangan sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negosiasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Rental kontinjen, apabila ada, diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya. Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan atas metode garis lurus selama masa sewa.

ii) Under an operating lease, the Company presents assets subject to operating leases in its statement of financial position according to the nature of the asset. Initial direct costs incurred in negotiating an operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognized over the lease term on the same basis as rental income. Contingent rents, if any, are recognized as revenue in the periods in which they are earned. Lease income from operating leases are recognized as income on a straight-line method over the lease term.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

27

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

i. Akuntansi pembiayaan konsumen i. Accounting for consumer financing

Piutang pembiayaan konsumen merupakan

jumlah piutang setelah dikurangi dengan pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.

Consumer financing receivables are presented net of amounts of receivables after deducting unearned consumer financing income and allowance for impairment losses.

Pendapatan pembiayaan konsumen yang

ditangguhkan merupakan selisih jumlah angsuran yang akan diterima dan pokok pembiayaan. Pendapatan yang ditangguhkan diakui dan dicatat sebagai pendapatan berdasarkan proporsi waktu menggunakan tingkat bunga efektif selama periode kontrak. Apabila angsuran piutang konsumen telah melampaui waktu jatuh tempo 90 hari, maka pendapatan tidak diakui sampai diterimanya pembayaran.

Unearned consumer financing income represents the difference between the total installments to be received and the principal amount financed. Unearned income is amortized and recognized as income over the terms of consumer financing agreements using the effective interest rates of the financing agreements. In the event the installment of consumer receivables are overdue for 90 days, no income is recognized until such payments are received.

Selisih neto antara pendapatan yang diperoleh dari konsumen pada saat pertama kali perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani dan beban-beban yang timbul pertama kali yang terkait langsung dengan kredit pembiayaan konsumen ditangguhkan dan diakui sebagai penyesuaian atas imbal hasil pembiayaan konsumen dengan menggunakan tingkat suku bunga efektif selama jangka waktu pembiayaan konsumen dan disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan pembiayaan konsumen” pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

The net difference between income earned from the consumer at the first time the financing agreement is signed and initial direct costs related to consumer financing facility is deferred and recognized as an adjustment to the yield received using effective interest rate throughout the consumer financing period and presented as a part of “Consumer financing income” in the statement of comprehensive income for the current year.

j. Akuntansi tagihan anjak piutang j. Accounting for factoring receivables

Anjak piutang with recourse dan without

recourse diakui sebagai tagihan anjak piutang sebesar nilai piutang yang diperoleh dan dinyatakan sebesar nilai neto yang dapat direalisasi, setelah dikurangi pendapatan anjak piutang ditangguhkan. Selisih antara tagihan anjak piutang with recourse dengan jumlah pembayaran ke klien diakui sebagai pendapatan anjak piutang ditangguhkan, yang akan diakui sebagai pendapatan anjak piutang berdasarkan proporsi waktu selama periode kontrak menggunakan tingkat suku bunga efektif. Selisih antara tagihan anjak piutang without recouse dengan jumlah pembayaran kepada klien diakui sebagai pendapatan anjak piutang pada saat transaksi anjak piutang.

Factoring receivables with recourse and without recourse are recognized as a factoring receivable at the amount of receivables acquired and are presented at the net realizable value, net of deferred income. The difference between the factoring receivables with recourse and the amount of payments made to the client is recognized as deferred factoring income and will be recognized as factoring income over the terms of the respective factoring agreements using the effective interest rate. The difference between the factoring receivables without recourse and the amount of payments made to the client is recognized as factoring income at the time of the factoring transaction.

Apabila tagihan anjak piutang with dan without

recourse telah melampaui waktu jatuh tempo 90 hari, maka pendapatan tidak diakui sampai diterimanya pembayaran.

In the event factoring receivables with and without recourse are overdue by 90 days, no factoring income is recognized until such payments are received.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

28

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

k. Cadangan kerugian penurunan nilai k. Allowance for impairment losses

Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat

bukti yang objektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011) seperti dijelaskan pada Catatan 2e, yang dilakukan secara individual maupun kolektif.

The Company assesses whether there is any objective evidence that a financial asset is impaired according to SFAS No. 55 (Revised 2011) as explained in Note 2e, which is assessed individually and collectively.

l. Instrumen keuangan derivatif l. Derivative financial instrument

Instrumen derivatif diakui pertama-tama pada

nilai wajar pada saat kontrak tersebut dilakukan, dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya. Derivatif dicatat sebagai aset apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai liabilitas apabila memiliki nilai wajar negatif.

Derivative instruments are initially recognized at fair value on the date the contracts are entered into and are subsequently remeasured at their fair values. Derivatives are carried as assets when the fair value is positive and as liabilities when the fair value is negative.

Metode pengakuan keuntungan atau kerugian

dari perubahan nilai wajar tergantung pada apakah derivatif tersebut adalah instrumen lindung nilai, dan sifat dari unsur yang dilindungi nilainya.

The method of recognizing the fair value gain or loss depends on whether the derivative is designated as a hedging instrument and, if so, the nature of the item being hedged.

Perusahaan menggunakan instrumen

keuangan derivatif, cross currency dan interest rate swap, sebagai bagian dari aktivitas manajemen aset dan liabilitas untuk melindungi dampak risiko tingkat suku bunga dan risiko mata uang asing atas pinjaman perusahaan. Perusahaan menerapkan akuntansi lindung nilai arus kas pada saat transaksi tersebut memenuhi kriteria perlakuan akuntansi lindung nilai.

The Company uses derivative instruments, cross currency and interest rate swap as part of its asset and liability management activities to manage exposures to interest rate and foreign currency on the Company’s bank loan. The Company applies cash flow hedge accounting when transactions meet the specified criteria for hedge accounting treatment.

Pada saat terjadinya transaksi, Perusahaan membuat dokumentasi mengenai hubungan antara instrumen lindung nilai dan unsur yang dilindungi nilainya, juga tujuan manajemen risiko dan strategi yang diterapkan dalam melakukan berbagai macam transaksi lindung nilai. Proses dokumentasi ini menghubungkan derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai dengan aset dan liabilitas tertentu atau dengan komitmen penuh tertentu atau transaksi yang diperkirakan.

The Company documents, at the inception of the transaction, the relationship between hedging instruments and hedged items, as well as its risk management objective and strategy for undertaking various hedge transactions. This process includes linking all derivatives designated as hedges to specific assets and liabilities or to specific firm commitments or forecast transactions.

Pada saat terjadinya transaksi lindung nilai dan pada periode berikutnya, Perusahaan juga membuat dokumentasi atas penilaian apakah derivatif yang digunakan sebagai transaksi lindung nilai memiliki efektivitas yang tinggi dalam menandingi (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas dari unsur yang dilindungi nilainya.

The Company also documents its assessment, both at the hedge inception and on an ongoing basis, as to whether the derivatives that are used in hedging transactions are highly effective in offsetting changes in fair values or cash flows of hedged items.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

29

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

l. Instrumen keuangan derivatif (lanjutan) l. Derivative financial instrument (continued)

Lindung nilai dinyatakan efektif oleh Perusahaan hanya jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

The Company assesses a hedge as highly effective only if the following criteria are met:

i) pada saat terjadinya dan sepanjang umur

transaksi lindung nilai memiliki efektivitas yang tinggi dalam menandingi (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas yang melekat pada risiko-risiko yang dilindungi nilainya dan

i) at inception of the hedge and throughout its life, the hedge is expected to be highly effective in achieving offsetting changes in fair value or cash flows attributable to the hedged risks, and

ii) tingkat efektivitas lindung nilai berkisar

antara 80% sampai dengan 125%. Perusahaan akan menghentikan penerapan akuntansi lindung nilai ketika derivatif tersebut tidak atau tidak lagi efektif; ketika instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual, dihentikan atau dibayar; pada saat unsur yang dilindungi tersebut jatuh tempo, dijual atau dibayar kembali; atau ketika transaksi yang diperkirakan akan terjadi tidak lagi diperkirakan akan terjadi.

ii) actual results of the hedge are within a range of 80% to 125%. The Company discontinues hedge accounting when it determines that a derivative is not, or has ceased to be, highly effective as a hedge; when the derivative expires or is sold, terminated or exercised; when the hedged item matures, is sold or repaid; or when a forecast transactions is no longer deemed highly probable.

Bagian yang efektif atas perubahan nilai wajar derivatif yang ditujukan dan memenuhi kualifikasi sebagai lindung nilai arus kas, diakui sebagai “Pendapatan komprehensif lain” pada bagian ekuitas. Keuntungan atau kerugian atas bagian yang tidak efektif diakui langsung sebagai laba atau rugi. Jumlah akumulasi keuntungan atau kerugian dalam ekuitas dibebankan sebagai laba atau rugi komprehensif ketika unsur yang dilindungi nilainya mempengaruhi laba neto. Ketika instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual atau ketika suatu lindung nilai tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai akuntansi lindung nilai, akumulasi keuntungan maupun kerugian yang ada pada ekuitas saat itu dibebankan sebagai laba atau rugi.

The effective portion of changes in the fair value of derivatives that are designated and qualify as cash flow hedges are recognized in “Other comprehensive income” and reported to equity. The gain or loss relating to the ineffective portion is recognized immediately in profit or loss. Amounts accumulated in equity are recycled to profit or loss in the periods in which the hedged item will affect net profit. When a hedging instrument expires or is sold, or when a hedge no longer meets the criteria for hedge accounting, any cumulative gain or loss existing in equity at that time is charged in profit or loss.

m. Biaya dibayar di muka m. Prepaid expenses

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama

masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

Prepaid expenses are amortized over the periods benefited using straight-line method.

n. Aset tetap dan aset tidak berwujud n. Fixed assets and intangible assets

Aset tetap Fixed assets

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan

dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan.

Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation and impairment losses. Such cost includes the cost of replacing part of the fixed asets when that cost is incurred, if the recognition criteria are met.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

30

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

n. Aset tetap dan aset tidak berwujud

(lanjutan) n. Fixed assets and intangible assets

(continued)

Aset tetap Fixed assets

Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya.

Likewise, when a major inspection is performed, its cost is recognized in the carrying amount of the fixed assets as a replacement if the recognition criteria are satisfied. All other repairs and maintenance costs that do not meet the recognition criteria are recognized in statement of comprehensive income as incurred.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan

metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap yang diestimasi sebagai berikut:

Depreciation is calculated using a straight-line method over the estimated useful lives of the assets as follows:

Tahun/Years

Bangunan 20 Buildings

Kendaraan 5 Vehicles

Peralatan dan perlengkapan kantor 5 Furniture, fixtures and office equipment

Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Land is stated at cost and are not depreciated.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara total neto hasil pelepasan dan total tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

An item of fixed assets is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. Any gain or loss arising on derecognizing of the asset (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the asset) is included in the statement of comprehensive income in the year the asset is derecognized.

Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu,

umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.

The asset’s residual values, useful lives and methods of depreciation are reviewed, and adjusted prospectively if appropriate, at each financial year end.

Aset tidak berwujud Intangible assets

Aset tidak berwujud berupa perangkat lunak

yang dibeli oleh Perusahaan, sesuai dengan PSAK No. 19 (Revisi 2010): “Aset Tak Berwujud”, dicatat sebesar biaya perolehannya dikurangi akumulasi amortisasi dan cadangan kerugian penurunan nilai.

Intangible assets which consists of software acquired by the Company, according to SFAS No. 19 (Revised 2010), “Intangible Assets”, are stated at cost less accumulated amortization and allowance for impairment losses.

Pengeluaran selanjutnya untuk perangkat

lunak akan dikapitalisasi hanya jika pengeluaran tersebut menambah manfaat ekonomi di masa mendatang untuk aset yang bersangkutan. Semua pengeluaran lainnya dibebankan pada saat terjadinya.

Subsequent expenditure on software assets is capitalized only when it increases the future economic benefits embodied in the specific asset to which it relates. All other expenditures are expensed as incurred.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

31

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

n. Aset tetap dan aset tidak berwujud

(lanjutan) n. Fixed assets and intangible assets

(continued)

Aset tidak berwujud (lanjutan) Intangible assets (continued)

Amortisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaatnya, dimulai dari tanggal perangkat lunak tersebut tersedia untuk dipakai. Estimasi masa manfaat perangkat lunak adalah 5 (lima) tahun.

Amortization is recognized in the statement of comprehensive income on a straight-line method over the estimated useful life of software, from the date that it is available for use. The estimated useful life of software is 5 (five) years.

Metode amortisasi, estimasi masa manfaat

dan nilai residual ditelaah pada setiap akhir tahun pelaporan dan disesuaikan jika dianggap tepat.

Amortization methods, useful lives and residual values are reviewed at each financial year-end and adjusted if appropriate.

o. Liabilitas imbalan kerja o. Employee benefits liabilities

Imbalan kerja jangka pendek Short-term employee benefits

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat

terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.

Short-term employee benefits are recognized when they accrue to the employees.

Imbalan pasca-kerja Post-employment benefits

Perusahaan menyelenggarakan program dana

pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi persyaratan. Iuran untuk program ini dihitung berdasarkan gaji pokok karyawan, sebesar 3% yang ditanggung oleh karyawan dan 5% ditanggung oleh Perusahaan. Bagian iuran yang ditanggung oleh Perusahaan dibebankan langsung pada operasi pada saat terjadinya.

The Company has a defined contribution plan covering all of its qualified permanent employees. Contributions are computed based on employees’ basic salaries at the rate of 3% by the employees and at rates 5% by the Company. The Company’s share to such plan is charged directly to operations when incurred.

Program dana pensiun ini dikelola oleh Dana

Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (DPLK BNI) dan PT Manulife yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. KEP-1100/KM.17/1998 tanggal 23 November 1998. Imbalan pensiun akan diberikan apabila karyawan tersebut pensiun, cacat atau meninggal dunia.

The defined contribution plan is managed by Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (DPLK BNI), for which the deed of establishment was approved by the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. KEP-1100/KM.17/1998 dated November 23, 1998. Employees, after serving a qualifying period, are entitled to benefits on retirement, disability or death.

Perusahaan memiliki kebijakan untuk

menghitung dan mengakui selisih antara imbalan yang akan diterima karyawan berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku dengan manfaat yang diperoleh dari program dana pensiun iuran pasti di atas.

The Company’s policy is to calculate and recognize the higher of the benefits under the Labor Law and those under such defined contribution plan.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

32

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

o. Liabilitas imbalan kerja (lanjutan) o. Employee benefits liabilities (continued)

Imbalan pasca-kerja (lanjutan) Post-employment benefits (continued)

Sehubungan dengan kebijakan Perusahaan

dan sejalan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU Tenaga Kerja) tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK No. 24 (Revised 2010), “Imbalan Kerja”, Perusahaan melakukan cadangan untuk taksiran liabilitas manfaat karyawan sebesar kekurangan manfaat yang diperoleh dari program dana pensiun iuran pasti, sebagaimana telah dijelaskan di atas, agar memenuhi manfaat minimum yang dipersyaratkan untuk dibayarkan kepada karyawan sesuai dengan UU Tenaga kerja tersebut.

In relation with the Company’s policy and in line with Labor Law No. 13/2003 (the Labor Law) dated March 25, 2003 and SFAS No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits”, the Company recognizes provisions for estimated liabilities for employee benefits in addition to the benefits provided under the Company’s defined contribution retirement plan, as discussed in the previous paragraph, in order to meet and cover the minimum benefits required to be paid to employees in accordance with the aforesaid Labor Law.

Perhitungan imbalan pasca kerja dilakukan

dengan Metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial neto yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja partisipan program tersebut. Beban jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

The cost of providing post-employment benefits is determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10% of the Company’s defined benefit obligations are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lifes of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested.

Pesangon pemutusan hubungan kerja Termination benefits

Pesangon pemutusan hubungan kerja terutang

ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun normal. Perusahaan mengakui pesangon pemutusan hubungan kerja ketika Perusahaan menunjukkan komitmennya untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon dibayarkan sekaligus.

Termination benefits are payable whenever an employee’s employment is terminated before the normal retirement date. The Company recognizes termination benefits when it has demonstrably committed to terminate the employment of once terminated current employees according to a detailed formal plan and the possibility to withdraw the plan is low. Termination benefits paid in lump sum.

p. Pengakuan pendapatan dan biaya p. Revenue and expense recognition

Pengakuan pendapatan yang berasal dari

kegiatan utama Perusahaan telah dijelaskan dalam Catatan 2h, 2i dan 2j. Beban diakui pada saat terjadinya, kecuali beban-beban yang timbul pertama kali yang terkait langsung dengan aset dan liabilitas keuangan seperti dijelaskan pada Catatan 2e.

Revenue recognition from the Company’s main operations is explained in Notes 2h, 2i and 2j. Expenses are recognized when these are incurred, except for initial direct cost relating to the financial assets and liabilities as explained in Note 2e.

Pendapatan dan beban diakui pada saat

terjadinya, menggunakan dasar akrual. Income and expense are recognized as

incurred on an accrual basis.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

33

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

p. Pengakuan pendapatan dan biaya (lanjutan) p. Revenue and expense recognition

(continued)

Untuk semua instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pendapatan atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa yang akan datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, selama periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.

For all financial instruments measured at amortized cost, interest income or expense is recorded using the effective interest rate, which is the rate that exactly discounts the estimated future cash payments or receipts over the expected life of the financial instrument or a shorter period, where appropriate, to the net carrying amount of the financial asset or liability.

q. Efek utang yang diterbitkan q. Debt securities issued

Efek utang yang diterbitkan meliputi medium-term notes.

Debt securities issued consist of medium-term notes.

Efek utang yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal. Biaya emisi sehubungan dengan penerbitan efek utang diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi untuk menentukan hasil emisi neto efek utang yang diterbitkan tersebut.

Debt securities issued are presented at nominal value. Issuance costs in connection with the debt securities issuance are recognized as discounts and directly deducted from the proceeds of debt securities issuance to determine the net proceeds of the debt securities issued.

Efek utang yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif setelah pengakuan awalnya. Diskonto diamortisasi selama jangka waktu efek utang yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Debt securities issued are measured at amortized cost using effective interest method after initial recognition. The discounts are amortized over the period of the debt securities issued using the effective interest method.

r. Pajak penghasilan r. Income tax

Beban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

The tax expense comprises current and deferred tax. Tax is recognized in the statement of comprehensive income.

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.

Current tax expense is provided based on the estimated taxable income for the year. Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Future tax benefits, such as carry-forward of unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable.

Manajemen melakukan evaluasi secara periodik atas posisi yang diambil dalam surat pemberitahuan pajak apabila terdapat situasi di mana peraturan perpajakan yang berlaku adalah subjek atas interpretasi. Perusahaan membentuk cadangan, jika dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak.

The management periodically evaluates the positions taken in tax returns with respect to situation in which applicable tax regulation is subject to interpretation. It establishes provisions where appropriate on the basis of amounts expected to be paid to the tax authorities.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

34

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

r. Pajak penghasilan (lanjutan) r. Income tax (continued)

Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode laporan perubahan posisi keuangan untuk semua perbedaan temporer yang muncul antara dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya dalam rangka kebutuhan laporan keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Deferred income tax is determined using the statement of financial position method, for all temporary differences arises between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for financial reporting purposes at each reporting date. Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted at statement of financial position date. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates is charged to current year operations, except to the extent that it relates to items previously charged or credited to equity.

Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat

kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang muncul akibat perbedaan temporer tersebut.

Deferred tax assets are recognized to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deferred tax assets arising from temporary differences can be utilized.

Aset pajak tangguhan di laporan posisi

keuangan disajikan sebesar nilai neto setelah dikurangi dengan liabilitas pajak tangguhan.

Deferred tax assets are presented net of deferred tax liabilities in the statement of financial position.

Perubahan terhadap liabilitas perpajakan

diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

Amendments to tax obligations are recorded when an assessment (“SKP”) is received or, if appealed by the Company, when the result of appeal is determined.

s. Penurunan nilai aset non-keuangan s. Impairment of non-financial assets Pada setiap akhir tahun pelaporan,

Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi atas jumlah terpulihkan aset tersebut.

The Company assesses at each reporting date whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, or when annual impairment testing for an asset is required, the Company makes an estimate of the asset’s recoverable amount.

t. Segmen usaha t. Business segments

Sebuah segmen operasi adalah suatu

komponen dari perusahaan: An operating segment is a component of

company which:

i. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

i. involves with business activities to generate income and expenses (including income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity);

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

35

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Segmen usaha (lanjutan) t. Business segments (continued)

Sebuah segmen operasi adalah suatu

komponen dari perusahaan: (lanjutan) An operating segment is a component of

company which: (continued)

ii. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

ii. involves with business activities to generate income and expenses (including income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity);

iii. hasil operasinya dikaji ulang secara

berkala oleh kepala operasional untuk pembuatan keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan penilaian kinerjanya; dan,

iii. operation result is observed regularly by chief decision maker to make decisions regarding the allocation of resources and assessment of its performance; and,

iv. tersedia informasi keuangan yang dapat

dipisahkan. iv. separate financial information is available.

Perusahaan menyajikan segmen operasi

berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional Perusahaan adalah Direksi.

The Company presents operating segments based on the information that is internally provided to the chief operating decision maker. The Company’s chief operating decision-maker is the Directors.

Segmen operasi Perusahaan disajikan

berdasarkan segmen usaha dan wilayah geografis (Catatan 37).

The Company discloses the operating segment based on business segments and geographical area (Note 37).

u. Laba per saham dasar u. Basic earnings per share

Laba per saham dasar dihitung berdasarkan

laba tahun berjalan dibagi dengan jumlah rata-rata tertimbang harian dari modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh.

Basic earnings per share is computed by dividing the profit for the year by the daily weighted average number of shares issued and fully paid.

3. PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING

3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS

Pertimbangan Judgments

Penyusunan laporan keuangan Perusahaan

mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas pendapatan, beban, aset dan liabilitas dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.

The preparation of the Company’s financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting period. Uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset and liability affected in future periods.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

36

3. PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING (lanjutan)

3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued)

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen

dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:

The following judgments are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements:

Usaha yang berkelanjutan Going concern

Manajemen telah melakukan penilaian atas

kemampuan Perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Perusahaan memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.

The management has assessed the Company’s ability to continue as a going concern and believes that the Company has the resources to continue its business in the future. In addition, management was not aware of any material uncertainty which may cast significant doubt to the Company’s ability to continue as going concern. Therefore, the financial statements have been prepared on going concern basis.

Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Classification of financial assets and financial

liabilities Perusahaan menetapkan klasifikasi aset dan

liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2e.

The Company determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in SFAS No. 55 (Revised 2011). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Company’s accounting policies disclosed in Note 2e.

Sewa Leases Perusahaan mempunyai perjanjian-perjanjian

sewa dimana Perusahaan bertindak sebagai lessee untuk sewa tempat. Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat risiko dan manfaat yang signifikan dari aset sewa yang dialihkan berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), yang mensyaratkan Perusahaan untuk membuat pertimbangan dengan estimasi dari pengalihan risiko dan manfaat terkait dengan kepemilikan aset.

The Company has several leases whereas the Company act as lessee in respect of rental location. The Company evaluates whether significant risks and rewards of ownership of the leased assets are transferred based on SFAS No. 30 (Revised 2011) which requires the Company to make judgment and estimates of the transfer of risks and rewards related to the ownership of assets.

Berdasarkan hasil penelaahan yang dilakukan

Perusahaan atas perjanjian sewa tempat yang ada saat ini, maka transaksi sewa tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Based on the review performed by the Company for the current rental agreement of rental location accordingly, the rent transactions were classified as operating lease.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

37

3. PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING (lanjutan)

3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

Pertimbangan (lanjutan) Judgments (continued)

Nilai wajar instrumen keuangan Fair value of financial instruments Dalam menentukan nilai wajar atas aset keuangan

dan liabilitas keuangan dimana tidak terdapat harga pasar yang dapat diobservasi, Perusahaan harus menggunakan teknik penilaian seperti dijelaskan pada Catatan 2e.iv. Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan tidak memiliki harga yang transparan, nilai wajarnya menjadi kurang obyektif dan karenanya, membutuhkan tingkat pertimbangan (judgment) yang beragam, tergantung pada likuiditas, konsentrasi, ketidakpastian faktor pasar, asumsi penentuan harga dan risiko lainnya yang mempengaruhi instrumen tertentu.

In determining the fair value for financial assets and financial liabilities for which there is no observable market price, the Company must use the valuation techniques as described in Note 2e.iv. For financial instruments that are traded infrequently and have little price transparency, fair value is less objective, and requires varying degrees of judgment depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument.

Estimasi dan asumsi Estimates and assumptions

Asumsi utama masa depan dan sumber utama

estimasi ketidakpastian lain pada akhir tahun pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun.

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are disclosed below. The Company based its assumptions and estimates on parameters available when the interim financial statements were prepared.

Asumsi dan situasi mengenai perkembangan

masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Existing circumstances and assumptions about future developments, may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Company. Such changes are reflected in the assumptions as they occur.

Sumber utama ketidakpastian estimasi Source of uncertainty in estimates

a. Cadangan kerugian penurunan nilai aset

keuangan a. Allowance for impairment losses of financial

assets

Evaluasi atas cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan pada Catatan 2e.vi dan 2k.

Allowance for impairment losses of financial assets carried at amortized cost are evaluated as explained on Notes 2e.vi and 2k.

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual

For financial assets carried at amortized cost, the Company first assess whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

38

3. PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING (lanjutan)

3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

Estimasi dan asumsi (lanjutan) Estimates and assumptions (continued)

Sumber utama ketidakpastian estimasi (lanjutan)

Source of uncertainty in estimates (continued)

a. Cadangan kerugian penurunan nilai aset

keuangan (lanjutan) a. Allowance for impairment losses of financial

assets (continued)

Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, the asset is included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be, recognized are not included in a collective assessment of impairment.

Perusahaan mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, jika telah menunggak lebih dari 90 hari termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan untuk piutang ragu-ragu. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 5, 6 dan 7.

The Company evaluates specific accounts when information about related customers who are unable to meet their financial obligations surfaces. In these cases, the Company uses judgment, based on the best available facts and circumstances, that if it has been overdue for more than 90 days, including but not limited to, the length of its relationship with the customers, and the their current credit status based on third party credit reports and known market factors, to record specific provisions on customers’ outstanding amounts to reduce receivable amounts that the Company expects to collect. These specific provisions are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of allowance for impairment of trade receivables. Further details are disclosed in Notes 5, 6 and 7.

b. Imbalan pasca-kerja b. Post-employment benefits

Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.

The determination of the Company’s liability for employment benefits is dependent on its selection of certain estimates and assumptions used by the independent actuaries in calculating such accounts. Those assumptions include among others, discount rates, annual salary increase rate, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age and mortality rate.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

39

3. PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING (lanjutan)

3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

Sumber utama ketidakpastian estimasi (lanjutan)

Source of uncertainty in estimates (continued)

b. Imbalan pasca-kerja (lanjutan) b. Post-employment benefits (continued)

Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan pasti ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 18.

Actual results that differ from the Company’s assumptions which affects are more than 10% of the defined benefit obligations are deferred and being amortized on a straight-line method over the expected average remaining service years of the qualified employees. While the Company believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Company’s actual results or significant changes in the Company’s assumptions may materially affect its estimated employee benefits liability and net employees’ benefits expense. Further details are disclosed in Note 18.

c. Penyusutan dan estimasi sisa umur manfaat

aset tetap c. Depreciation and estimated useful lives of

fixed assets

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 (lima) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 10.

The costs of fixed assets are depreciated on a straight-line method over its estimated useful lives. Management properly estimates the useful lives of these fixed assets ranging from 5 (five) to 20 (twenty) years. These are common life expectancies applied in the industries where the Company conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised. Further details are disclosed in Note 10.

d. Amortisasi dan estimasi sisa umur manfaat

aset tidak berwujud d. Amortization and estimated useful lives of

intangible assets

Biaya perolehan aset tidak berwujud diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tidak berwujud sampai dengan 5 (lima) tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 11.

The costs of intangible assets are amortized on a straight-line method over its estimated useful lives. Management properly estimates the useful lives of these intangible assets to 5 (five) years. These are common life expectancies applied in the industries where the Company conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised. Further details are disclosed in Note 11.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

40

3. PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING (lanjutan)

3. SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

Sumber utama ketidakpastian estimasi (lanjutan)

Source of uncertainty in estimates (continued)

e. Nilai wajar instrumen keuangan e. Fair value of financial instruments

Saat nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat dalam laporan posisi keuangan tidak dapat diperoleh dari pasar aktif, maka akan ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian intern dengan menggunakan model penilaian pasar yang berlaku umum. Input untuk model ini, jika memungkinkan, diambil dari pasar yang dapat diobservasi, namun jika tidak dapat dilakukan, judgment dibutuhkan dalam menentukan nilai wajar.

Where the fair values of financial assets and financial liabilities recorded in the statement of financial position cannot be derived from active markets, they will be determined using internal valuation techniques which are generally accepted market valuation models. The inputs to these models are taken from observable markets where possible, but where this is not feasible, a degree of judgment is required in establishing fair value.

f. Pajak penghasilan f. Income tax

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 14c.

Significant judgment is involved in determining provision for corporate income tax. There are certain transaction and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Company recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due. Further details are shown in Note 14c.

g. Penyisihan kerugian penurunan nilai aset yang

bukan aset keuangan g. Allowances for impairment losses of

nonfinancial assets

Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset yang bukan aset keuangan dijelaskan di Catatan 2s.

Non-financial assets are evaluated for impairment on a basis described in Note 2s.

Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau Unit Penghasil Kas ("UPK") melebihi nilai terpulihnya, yaitu yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset.

An impairment exists when the carrying value of an asset or Cash Generating Unit ("CGU") exceeds its recoverable amount, which is the higher of its fair value less costs to sell and its value in use. The fair value less costs to sell calculation is based on available data from binding sales transactions in an arm's length transaction of similar assets or observable market prices less incremental costs for disposing the asset.

h. Aset pajak tangguhan h. Deferred tax assets

Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. Justifikasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan waktu yang tepat dan tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan dengan strategi rencana perpajakan ke depan.

Deferred tax assets are recognized for the future recoverable taxable income arising from temporary difference. Management judgment is required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing on level of future taxable profits, together with future tax planning strategies.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

41

4. KAS DAN SETARA KAS 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS 31 Desember/December 31

2014 2013

Kas 141.000.000 129.020.000 Cash on hand Bank - pihak ketiga 56.805.677.696 55.352.691.167 Cash in banks - third parties Deposito berjangka - pihak ketiga 65.025.000.000 31.094.500.000 Time deposits - third parties

Total kas dan setara kas 121.971.677.696 86.576.211.167 Total cash and cash equivalents

Berikut ini adalah perincian kas di bank berdasarkan mata uang dan nama bank:

A detailed analysis of cash in banks based on the currencies and banks are as follows:

31 Desember/December 31

2014 2013

Bank terdiri dari: Cash in banks consists of: Pihak ketiga: Third Parties: Rupiah: Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk. 18.714.659.203 6.127.192.669 PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. 6.790.363.780 10.227.142.132 PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 6.505.206.872 7.649.629.695 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 5.771.038.484 3.162.715.163 (Persero) Tbk. PT Bank Pan Indonesia Tbk. 2.864.461.679 509.904.611 PT Bank Pan Indonesia Tbk. PT Bank Commonwealth 2.271.749.383 2.243.255.902 PT Bank Commonwealth PT Bank Capital Indonesia Tbk. 693.295.041 5.384.258.500 PT Bank Capital Indonesia Tbk. PT Bank DKI 642.896.871 63.944.866 PT Bank DKI PT Bank ICBC Indonesia 418.232.988 98.608.051 PT Bank ICBC Indonesia PT Bank Ganesha 376.136.412 434.461.974 PT Bank Ganesha PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 356.938.997 323.460.461 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank Permata Tbk. 315.749.169 179.170.206 PT Bank Permata Tbk. PT Bank QNB Indonesia Tbk. 284.393.107 159.429.472 PT Bank QNB Indonesia Tbk. PT Bank MNC International Tbk. 267.152.109 163.577.575 PT Bank MNC International Tbk. Standard Chartered Bank, Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta 221.485.141 194.859.455 Jakarta Branch PT Bank SBI Indonesia 182.153.561 388.448.312 PT Bank SBI Indonesia PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. 66.373.929 77.710.685 PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. PT Bank Agris 57.355.534 56.267.368 PT Bank Agris PT Bank Victoria International Tbk. 57.171.643 10.042.302.251 PT Bank Victoria International Tbk. Lainnya (masing-masing di bawah Rp50.000.000) 782.672.534 770.808.242 Others (each below Rp50,000,000)

Total Rupiah 47.639.486.437 48.257.147.590 Total Rupiah

Dolar Amerika Serikat: US Dollar: PT Bank Pan Indonesia Tbk. PT Bank Pan Indonesia Tbk. (US$464.243 pada tahun 2014 (US$464,243 in 2014 dan US$406.262 pada tahun 2013) 5.749.650.800 4.951.937.400 and US$406,262 in 2013) PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. (US$150.507 pada tahun 2014) 1.864.024.979 - (US$150,507 in 2014) PT Bank Commonwealth PT Bank Commonwealth (US$69.884 pada tahun 2014 (US$69,884 in 2014 dan US$65.819 pada tahun 2013) 865.513.464 802.272.304 and US$65,819 in 2013) PT Bank QNB Indonesia Tbk. PT Bank QNB Indonesia Tbk. (US$25.124 pada tahun 2014 ($25,124 in 2014 dan US$82.870 pada tahun 2013) 311.166.684 1.010.100.845 and US$82,870 in 2013) PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk. PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk. (US$10.751 pada tahun 2014 (US$10,751 in 2014 dan US$15.275 pada tahun 2013) 133.157.079 186.184.903 and US$15,275 in 2013) PT Bank Chinatrust Indonesia PT Bank Chinatrust Indonesia (US$10.510 pada tahun 2014 (US$10,510 in 2014 dan US$2.336 pada tahun 2013) 130.165.854 28.472.041 and US$2,336 in 2013) Standard Chartered Bank, Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta Jakarta Branch (US$9.085 pada tahun 2014 (US$9,085 in 2014 dan US$9.564 pada tahun 2013) 112.512.399 116.576.084 and US$9,564 in 2013)

Total Dolar Amerika Serikat 9.166.191.259 7.095.543.577 Total US Dollar

Total saldo bank 56.805.677.696 55.352.691.167 Total cash in banks

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

42

4. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 4. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)

Berikut ini adalah perincian deposito berjangka berdasarkan mata uang dan nama bank:

A detailed analysis of time deposits based on the currency and banks is as follows:

31 Desember/December 31

2014 2013

Deposito berjangka Time deposits Pihak ketiga: Third parties: Rupiah: Rupiah: PT Bank Tabungan Pensiunan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. 20.000.000.000 10.000.000.000 Nasional Tbk. PT Bank QNB Indonesia Tbk . 15.000.000.000 - PT Bank QNB Indonesia Tbk. PT Bank Capital Indonesia Tbk. 10.000.000.000 15.000.000.000 PT Bank Capital Indonesia Tbk. PT Bank SBI Indonesia 10.000.000.000 - PT Bank SBI Indonesia PT Bank KEB Hana Indonesia 10.000.000.000 - PT Bank KEB Hana Indonesia PT Bank Bukopin Tbk. 25.000.000 - PT Bank Bukopin Tbk. Dolar Amerika Serikat: US Dollar: PT Bank QNB Indonesia Tbk. PT Bank QNB Indonesia Tbk. (2013: US$500.000) - 6.094.500.000 (2013: US$500,000)

Total deposito berjangka 65.025.000.000 31.094.500.000 Total time deposits

Deposito berjangka merupakan deposito berjangka

mingguan dan bulanan. Suku bunga deposito adalah sebagai berikut:

Time deposits were placed on weekly and monthly maturities. Interest rates are as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013 ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________

Rupiah 7,00% - 11,50% 6,00% - 11,50% Rupiah Dolar Amerika Serikat 1,50% - 3,25% 1,50% United States Dollar

Suku bunga rekening giro yang berlaku adalah

sebagai berikut: Applied interest rates for current accounts are as

follows: Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013 ___________________________________________________________________ ___________________________________________________________________

Rupiah 0,00% - 11,00% 0,00% - 11,00% Rupiah Dolar Amerika Serikat 0,00% - 0,15% 0,00% - 0,75% United States Dollar

5. INVESTASI SEWA PEMBIAYAAN NETO 5. NET INVESTMENT IN FINANCE LEASES

a. Berikut ini adalah saldo piutang sewa pembiayaan dari pihak ketiga yang akan diterima sesuai dengan masa jatuh tempo cicilan:

a. Set out below are the balances of the lease receivables from third parties, which are classified according to the period in which the installment falls due:

31 Desember/December 31

2014 2013

Telah jatuh tempo Overdue 1 - 30 hari 49.933.729.023 44.538.935.518 1 - 30 days 31 - 60 hari 28.138.293.440 22.886.564.926 31 - 60 days 61 - 90 hari 19.155.436.359 14.188.464.410 61 - 90 days > 90 hari 91.305.439.667 39.864.350.525 > 90 days

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

43

5. INVESTASI SEWA PEMBIAYAAN NETO (lanjutan)

5. NET INVESTMENT IN FINANCE LEASES (continued)

a. Berikut ini adalah saldo piutang sewa

pembiayaan dari pihak ketiga yang akan diterima sesuai dengan masa jatuh tempo cicilan: (lanjutan)

a. Set out below are the balances of the lease receivables from third parties, which are classified according to the period in which the installment falls due: (continued)

31 Desember/December 31

2014 2013

Belum jatuh tempo Current Satu tahun 1.765.806.536.893 1.944.251.706.416 One year Dua tahun 937.464.886.508 1.063.648.693.106 Two years Tiga tahun 307.480.002.516 362.973.645.795 Three years Lebih dari tiga tahun 83.916.413.347 60.014.538.110 More than three years

Total 3.283.200.737.753 3.552.366.898.806 Total

Berikut ini adalah saldo piutang sewa pembiayaan yang disajikan berdasarkan mata uang yang digunakan:

Set out below are the balances of lease receivables by currencies:

31 Desember/December 31

2014 2013

Rupiah 3.117.048.423.450 3.397.452.155.021 Rupiah Dolar Amerika Serikat 166.152.314.303 154.914.743.785 United States Dollar

Total 3.283.200.737.753 3.552.366.898.806 Total

Suku bunga efektif adalah sebagai berikut: Effective interest rates are as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013 _________________________________ _________________________________

Rupiah 11,00% - 26,03% 13,62% - 26,41% Rupiah Dolar Amerika Serikat 8,50% - 9,50% 7,50% - 9,50% United States Dollar

Pada saat perjanjian sewa pembiayaan

dimulai, lessee memberikan simpanan jaminan. Simpanan jaminan ini akan digunakan sebagai pembayaran pada akhir masa sewa pembiayaan sebagai hak opsi.

At the time of execution of the financing asset contracts, the lessee pays a security deposits. The security deposits will be used as the final installment at the end of the financing lease period as a purchase option.

Sehubungan dengan utang bank, piutang

sewa pembiayaan digunakan sebagai jaminan atas utang kepada lembaga keuangan, bank, dan MTN. Jumlah piutang sewa pembiayaan yang dijaminkan adalah setara dengan 80% - 120% dari saldo pinjaman yang terutang (Catatan 12 dan 13).

In connection with the Company’s bank loans, the finance lease receivables is pledged as collateral for loans from financial institutions, banks and MTN. Total pledged financial lease receivables is required to be equivalent to 80% - 120% of the outstanding loan balances (Notes 12 and 13).

Perusahaan tidak memiliki investasi sewa

pembiayaan neto dengan pihak berelasi. The Company does not have net investment in

finance leases with related party.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

44

5. INVESTASI SEWA PEMBIAYAAN NETO (lanjutan)

5. NET INVESTMENT IN FINANCE LEASES (continued)

b. Cadangan kerugian penurunan nilai b. Allowance for impairment losses

31 Desember/December 31

2014 2013

Saldo awal tahun 76.393.322.416 54.019.424.751 Balance at beginning of year Penambahan cadangan (Catatan 29) 51.157.714.311 48.297.569.410 Additional provision (Note 29) Interest income recognized on Pendapatan bunga atas bagian yang the unimpaired portion of tidak mengalami penurunan nilai (24.343.905.189) (15.394.794.205) the impaired receivables Penghapusan piutang (31.456.146.302) (10.528.877.540) Accounts written-off

Saldo akhir tahun 71.750.985.236 76.393.322.416 Balance at end of year

Piutang sewa pembiayaan, pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dievaluasi secara individual dan kolektif terhadap penurunan nilai dan Perusahaan telah menyisihkan cadangan kerugian penurunan nilai.

Financing lease receivables as of December 31, 2014 and 2013, are individually and collectively evaluated for impairment and the Company has provided allowance for impairment losses.

Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan

kerugian penurunan nilai tersebut di atas sudah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang sewa pembiayaan.

Management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses on uncollectible finance lease receivables.

6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES

a. Analisis rincian piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga yang akan diterima sesuai dengan masa jatuh tempo cicilan adalah sebagai berikut:

a. A detailed analysis of consumer financing receivables from third parties, which are classified according to the period in which the installment falls due is as follows:

31 Desember/December 31

2014 2013

Telah jatuh tempo Overdue 1 - 30 hari 8.714.275.215 10.541.943.358 1 - 30 days 31 - 60 hari 1.975.290.843 2.670.892.551 31 - 60 days 61 - 90 hari 1.108.616.941 1.348.292.858 61 - 90 days > 90 hari 3.932.021.367 4.142.631.154 > 90 days

Pendapatan bunga yang ditangguhkan (1.819.787.572) (2.296.385.681) Unearned interest income

Neto 13.910.416.794 16.407.374.240 Net

Belum jatuh tempo Current Dalam satu tahun 399.451.296.111 397.830.824.186 Within one year Satu hingga dua tahun 190.524.945.929 202.706.723.098 Between one year and two years Dua hingga tiga tahun 79.555.250.665 70.138.531.578 Between two years and three years Tiga hingga empat tahun 17.125.936.149 17.175.421.292 Between three years and four years Pendapatan bunga yang ditangguhkan (129.447.032.014) (99.398.424.388) Unearned interest income

Neto 557.210.396.840 588.453.075.766 Net

Piutang pembiayaan konsumen 571.120.813.634 604.860.450.006 Consumer financing receivables Dikurangi: cadangan kerugian Less: allowance for impairment penurunan nilai (8.924.290.255) (15.495.200.812) losses

Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen - neto 562.196.523.379 589.365.249.194 receivables - net

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

45

6. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan) 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (continued)

Seluruh transaksi pembiayaan konsumen menggunakan mata uang Rupiah.

All consumer financing transactions are in Rupiah.

Perusahaan tidak memiliki piutang

pembiayaan konsumen dengan pihak berelasi. The Company does not have consumer

financing receivables from related party.

Suku bunga efektif adalah sebagai berikut: Effective interest rates are as follows: Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Rupiah 11,00% - 26,22% 13,46% - 31,06% Rupiah

Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen yang diberikan, Perusahaan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (“BPKB”) atas kendaraan bermotor dan/atau sertifikat tanah.

As collateral to the consumer financing receivables, the Company receives the Certificates of Ownership (“BPKB”) of the motor vehicles and/or land title deeds.

Sehubungan dengan utang bank, piutang

pembiayaan konsumen digunakan sebagai jaminan atas utang kepada lembaga keuangan, bank dan MTN. Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah setara dengan 80% - 120% dari saldo pinjaman yang terutang (Catatan 12 dan 13).

In connection with the Company’s bank loans, the consumer financing receivables is pledged as collateral for loans from financial institutions, banks and MTN. Total pledged consumer financing receivables is required to be equivalent to 80% - 120% of the outstanding loan balances (Notes 12 and 13).

b. Cadangan kerugian penurunan nilai b. Allowance for impairment losses

31 Desember/December 31

2014 2013

Saldo awal tahun 15.495.200.812 16.310.691.539 Balance at beginning of year Penambahan cadangan (Catatan 29) 7.600.979.662 16.364.519.264 Additional provision (Note 29) Interest income recognized on Pendapatan bunga atas bagian yang the unimpaired portion of tidak mengalami penurunan nilai (769.342.404) (1.729.059.760) the impaired receivables Penghapusan piutang (13.402.547.815) (15.450.950.231) Accounts written-off

Saldo akhir tahun 8.924.290.255 15.495.200.812 Balance at end of year

Piutang pembiayaan konsumen pada tanggal

31 Desember 2014 dan 2013 dievaluasi secara individual dan kolektif terhadap penurunan nilai dan Perusahaan telah mencadangkan cadangan kerugian penurunan nilai.

Consumer financing receivables as of December 31, 2014 and 2013 are individually and collectively evaluated for impairment and the Company has provided allowance for impairment losses.

Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan

kerugian penurunan nilai tersebut di atas sudah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.

Management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses on uncollectible consumer financing receivables.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

46

7. TAGIHAN ANJAK PIUTANG 7. FACTORING RECEIVABLES

a. Berikut ini adalah analisis rincian tagihan anjak

piutang kepada pihak ketiga: a. A detailed analysis of factoring receivables

from third parties is as follows: 31 Desember 2013/ December 31, 2013

Jatuh tempo dalam satu tahun 1.721.970.771 Due within one year Pendapatan anjak piutang yang ditangguhkan - Deferred factoring income

Neto 1.721.970.771 Net Dikurangi: cadangan kerugian Less: allowance for impairment penurunan nilai - losses

Tagihan anjak piutang - neto 1.721.970.771 Factoring receivables - net

Seluruh transaksi anjak piutang menggunakan mata uang Rupiah.

All factoring transactions are in Rupiah.

Perusahaan tidak memiliki tagihan anjak

piutang dengan pihak berelasi. The Company does not have factoring

receivable from related party.

Suku bunga efektif adalah sebagai berikut: Effective interest rates are as follows: 31 Desember 2013/ December 31, 2013

Rupiah 15,00% - 16,00% Rupiah

b. Cadangan kerugian penurunan nilai b. Allowance for impairment losses

31 Desember 2013/ December 31, 2013

Saldo awal tahun 8.478.766 Balance at beginning of year Pemulihan cadangan (Catatan 29) (8.478.766) Reversal of provision (Note 29)

Saldo akhir tahun - Balance at end of year

Per 31 Desember 2014 dan 2013, tidak

terdapat tagihan anjak piutang yang digunakan sebagai jaminan.

As of December 31, 2014 and 2013, there is no factoring receivable used as collateral.

Piutang anjak piutang pada tanggal

31 Desember 2013 dievaluasi secara individual terhadap penurunan nilai dan Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tersebut di atas sudah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya tagihan anjak piutang.

Factoring receivables as of December 31, 2013, is individually evaluated for impairment and Management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses on uncollectible factoring receivables.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

47

8. INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF 8. DERIVATIVE FINANCIAL INSTRUMENTS

Untuk mengendalikan risiko fluktuasi tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman bilateral dari PT Bank OCBC NISP Tbk. (OCBC) (Catatan 12), Perusahaan melakukan 4 (empat) kontrak pertukaran tingkat suku bunga pada tanggal 29 April 2010, 4 Agustus 2010, 18 Juni 2010 dan 23 Juni 2010 dengan nilai nosional awal masing-masing sebesar Rp20.000.000.000, Rp40.000.000.000, Rp25.000.000.000 dan Rp15.000.000.000. Untuk transaksi-transaksi tersebut, Perusahaan membayar tingkat suku bunga tetap dan menerima tingkat suku bunga mengambang yang jatuh tempo pada tanggal-tanggal 29 April 2013, 6 Agustus 2013, 21 Juni 2013 dan 24 Juni 2013.

To manage its exposure on fluctuation of the floating interest rate on bilateral loan from PT Bank OCBC NISP Tbk. (OCBC) (Note 12), the Company entered 4 (four) interest rate swap contracts on April 29, 2010, August 4, 2010, June 18, 2010 and June 23, 2010 with notional amounts of Rp20,000,000,000, Rp40,000,000,000, Rp25,000,000,000 and Rp15,000,000,000, respectively. For those transactions, the Company agreed to pay fixed interest rate and receive floating interest rate which matured on April 29, 2013, August 6, 2013, June 21, 2013 and June 24, 2013.

Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman bilateral dari OCBC (Catatan 12), Perusahaan melakukan 3 (tiga) kontrak pertukaran nilai mata uang dan tingkat suku bunga pada tanggal 25 Maret 2011, 6 April 2011 dan 1 Juni 2011 dengan nilai nosional awal masing-masing sebesar US$3.000.000 untuk kontrak tanggal 25 Maret 2011 dan 6 April 2011, serta US$5.050.000 untuk kontrak tanggal 1 Juni 2011.

To manage its exposure on fluctuation of the foreign currency and floating interest rate risks on bilateral loan from OCBC (Note 12), the Company entered 3 (three) cross currency and interest rate swap contracts on March 25, 2011, April 6, 2011 and June 1, 2011 with notional amount US$3,000,000 each for contracts dated March 25, 2011 and April 6, 2011, and $5,050,000 for contract dated June 1, 2011.

Untuk transaksi pertukaran nilai mata uang tersebut, Perusahaan harus membayar sebesar Rp95.207.000.000 dan menerima sebesar US$11.050.000 sampai dengan tanggal jatuh tempo.

For cross currency swap contracts, Company should pay Rp95,207,000,000 and received US$11,050,000 at maturity date.

Nilai nosional kontrak swap dengan OCBC akan disesuaikan mengikuti jadwal amortisasi nilai pokok pinjaman yang terkait, sebesar US$1.425.000 pada tanggal 31 Desember 2013 dan telah berakhir pada tanggal 18 April 2014.

The swap contracts notional amount with OCBC would be adjusted in accordance with the principal amortization schedule of the relevant loans, amounting to amounted US$1,425,000 as of December 31, 2013, and expired on April 18, 2014.

Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman bilateral dari Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta (SCB) (Catatan 12), Perusahaan melakukan 2 (dua) kontrak pertukaran mata uang dan tingkat suku bunga dengan SCB pada 31 Mei 2011 dan 16 Juni 2011 atas pinjaman bilateral dari SCB (Catatan 12) dengan nilai nosional awal masing-masing sebesar US$25.000.000 dan US$5.000.000. Untuk transaksi pertukaran mata uang dan tingkat suku bunga tersebut, Perusahaan harus membayar sebesar Rp260.225.000.000 dan menerima sebesar US$30.000.000 sampai dengan tanggal jatuh tempo pada 15 April 2014.

To manage its exposure to fluctuation of the foreign currency and floating interest rate risks on bilateral loan from Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (SCB) (Note 12), the Company entered into 2 (two) cross currency swap contracts and interest rate swap contracts with SCB on May 31, 2011 and June 16, 2011 for the bilateral loan from SCB (Note 12) with notional amounts of US$25,000,000 and US$5,000,000, respectively. For cross currency swap and interest swap contracts, Company should pay Rp260,225,000,000 and receive US$30,000,000 at maturity date on April 15, 2014.

Nilai nosional kontrak swap dengan SCB akan disesuaikan mengikuti jadwal amortisasi nilai pokok pinjaman yang terkait, yang mana pada tanggal 31 Desember 2013 tercatat sebesar US$4.444.444 untuk pinjaman bilateral dari SCB.

The swap contracts notional amount with SCB would be adjusted in accordance with the principal amortization schedule of pertaining loans, which as of December 31, 2013 amounted to US$4,444,444 for bilateral loan from SCB.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

48

8. INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF (lanjutan) 8. DERIVATIVE FINANCIAL INSTRUMENTS (continued)

Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman bilateral dari Standard Chartered Bank (SCB) (Catatan 12), Perusahaan melakukan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat suku bunga dengan SCB pada 7 Mei 2014 atas pinjaman bilateral dari SCB (Catatan 12) dengan nilai nosional awal sebesar US$35.000.000. Untuk transaksi pertukaran mata uang dan tingkat suku bunga tersebut, Perusahaan harus membayar sebesar Rp404.250.000.000 dan menerima sebesar US$35.000.000 sampai dengan tanggal jatuh tempo pada 28 April 2017.

To manage its exposure to fluctuation of the foreign currency and floating interest rate risks on bilateral loan from Standard Chartered Bank (SCB) (Note 12), the Company entered into cross currency swap contracts and interest rate swap contracts with SCB on May 7, 2014 for the bilateral loan from SCB (Note 12) with notional amounts of US$35,000,000. For cross currency swap and interest swap contracts, the Company should pay Rp404,250,000,000 and receive US$35,000,000 at maturity date on April 28, 2017.

Nilai nosional kontrak swap dengan SCB akan disesuaikan mengikuti jadwal amortisasi nilai pokok pinjaman yang terkait, yang mana pada tanggal 31 Desember 2014 tercatat sebesar US$35.000.000 untuk pinjaman bilateral dari SCB.

The swap contracts notional amount with SCB would be adjusted in accordance with the principal amortization schedule of pertaining loans, which as of December 31, 2014 amounted to US$35,000,000 for bilateral loan from SCB.

Nilai wajar kontrak pertukaran mata uang dan tingkat suku bunga dengan SCB dan OCBC diestimasi sebesar Rp21.124.558.101 (piutang) dan Rp9.095.624.999 (utang) pada 31 Desember 2014 dan Rp20.837.668.203 (piutang) dan Rp246.330.410 (utang) pada 31 Desember 2013 dan disajikan masing-masing dalam akun kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga di aset dan liabilitas di dalam laporan posisi keuangan.

The fair value of cross currency and interest rate swap contracts with SCB and OCBC is estimated at Rp21,124,558,101 (receivable) and Rp9,095,624,999 (payable) at December 31, 2014 and Rp20,837,668,203 (receivable) and Rp246,330,410 (payable) at December 31, 2013 and presented under currency and interest rate swap contracts account in assets and liabilities, respectively, in the statement of financial position.

Transaksi instrumen keuangan derivatif tersebut di atas memenuhi kriteria dan berlaku efektif sebagai lindung nilai arus kas. Selisih nilai wajar dari transaksi derivatif dan keuntungan/kerugian selisih kurs yang atas pinjaman dalam mata uang AS Dolar pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp10.748.085.245 dan keuntungan/kerugian selisih kurs yang atas pinjaman dalam mata uang AS Dolar pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp2.180.621.577 yang dicatat pada pendapatan komprehensif lainnya di ekuitas setelah memperhitungkan pajak.

The above derivative financial transactions qualified as effective cash flow hedge. Therefore, the fair value difference of the hedging instrument and foreign exchange gain/loss of US Dollar loan as of December 31, 2014 amounting to Rp10,748,085,245 and foreign exchange gain/loss of US Dollar loan as of December 31, 2013 amounting to Rp2,180,621,577 is presented in equity under other comprehensive income, net of tax.

Untuk seluruh kontrak derivatif yang dimiliki Perusahaan, pembayarannya dilakukan melalui basis bulanan dan tiga bulanan.

For all of the Company’s derivatives, the payments are on monthly basis and three months basis .

Perusahaan tidak memiliki kontrak derivatif dengan pihak berelasi.

The Company does not have derivative agreement with related party.

9. UANG MUKA, BIAYA DIBAYAR DI MUKA DAN LAINNYA

9. ADVANCES, PREPAYMENTS AND OTHERS

Akun ini merupakan biaya dibayar di muka sehubungan dengan sewa, simpanan jaminan untuk saluran telepon, sewa kantor dibayar di muka dan lainnya.

This account represents costs related to rental prepayments, security deposits for telephone lines, prepaid office rent and others.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

49

10. ASET TETAP 10. FIXED ASSETS

Aset tetap terdiri dari : Fixed assets consist of:

Saldo Saldo Awal/ Akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Ending Balance Additions Deductions Balance

31 Desember 2014 December 31, 2014 Harga perolehan At Cost Tanah 2.837.650.000 2.027.281.091 - 4.864.931.091 Land Bangunan 13.130.600.000 8.109.124.364 610.000.000 20.629.724.364 Buildings Kendaraan 9.889.927.837 3.033.529.683 1.204.600.000 11.718.857.520 Vehicles Peralatan dan perlengkapan kantor 42.357.612.305 3.047.478.919 1.400.772.454 44.004.318.770 Furniture, fixtures and office equipments Aset dalam penyelesaian 18.044.652.424 - - 18.044.652.424 Construction in progress

Total harga perolehan 86.260.442.566 16.217.414.057 3.215.372.454 99.262.484.169 Total cost

Akumulasi penyusutan Accumulated depreciation Bangunan 2.219.708.087 757.804.676 302.458.373 2.675.054.390 Buildings Kendaraan 4.307.350.254 2.063.551.743 815.004.976 5.555.897.021 Vehicles Peralatan dan perlengkapan kantor 35.625.561.831 2.585.987.087 1.366.455.524 36.845.093.394 Furniture, fixtures and office equipments

Total akumulasi penyusutan 42.152.620.172 5.407.343.506 2.483.918.873 45.076.044.805 Total accumulated depreciation

Nilai buku 44.107.822.394 54.186.439.364 Net book value

Saldo Saldo Awal/ Akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Ending Balance Additions Deductions Balance

31 Desember 2013 December 31, 2013 Harga perolehan At Cost Tanah 2.837.650.000 - - 2.837.650.000 Land Bangunan 13.130.600.000 - - 13.130.600.000 Buildings Kendaraan 9.126.004.979 2.213.610.000 1.449.687.142 9.889.927.837 Vehicles Peralatan dan perlengkapan kantor 39.651.221.533 3.442.269.709 735.878.937 42.357.612.305 Furniture, fixtures and office equipments Aset dalam penyelesaian 12.186.943.352 5.857.709.072 - 18.044.652.424 Construction in progress

Total harga perolehan 76.932.419.864 11.513.588.781 2.185.566.079 86.260.442.566 Total cost

Akumulasi penyusutan Accumulated depreciation Bangunan 1.574.428.079 645.280.008 - 2.219.708.087 Buildings Kendaraan 3.329.828.174 1.840.518.448 862.996.368 4.307.350.254 Vehicles Peralatan dan perlengkapan kantor 33.400.996.059 2.955.817.671 731.251.899 35.625.561.831 Furniture, fixtures and office equipments

Total akumulasi penyusutan 38.305.252.312 5.441.616.127 1.594.248.267 42.152.620.172 Total accumulated depreciation

Nilai buku 38.627.167.552 44.107.822.394 Net book value

Beban penyusutan aset tetap untuk tahun yang

berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp5.407.343.506 dan Rp5.441.616.127 dibebankan ke beban umum dan administrasi (Catatan 27).

Depreciation of fixed assets for the years ended December 31, 2014 and 2013, amounting to Rp5,407,343,506 and Rp5,441,616,127, respectively, were charged to general and administrative expenses (Note 27).

Rincian aset dalam penyelesaian pada tanggal

31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Details of construction in progress as of December 31, 2014 and 2013, were as folllows:

31 Desember/December 31, 2014

Estimasi tahun Persentase penyelesaian/ pembayaran/ Jumlah/ Estimated year Percentage of Amount of completion payment

Aset dalam penyelesaian Construction in progress untuk kantor pusat dan for head office and kantor cabang utama main branch office di Ciputra World 2 18.044.652.424 2016 50% at Ciputra World 2

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

50

10. ASET TETAP (lanjutan) 10. FIXED ASSETS (continued) 31 Desember/December 31, 2013

Estimasi tahun Persentase penyelesaian/ pembayaran/ Jumlah/ Estimated year Percentage of Amount of completion payment

Aset dalam penyelesaian Construction in progress untuk kantor pusat dan for head office and kantor cabang utama main branch office di Ciputra World 2 18.044.652.424 2016 50% at Ciputra World 2

Perusahaan mencatat kepemilikan atas aset dalam penyelesaian yaitu unit 38A-F di Ciputra World 2 Jakarta yang terletak di Jalan Prof. DR. Satrio Kav 11 Jakarta. Nilai kontrak pembelian seluruh unit sebesar Rp36.349.993.260. Persentase jumlah angsuran yang telah dibayarkan terhadap nilai kontrak sebesar 50%.

The Company recorded the ownership of asset designated as construction in progress pertaining to units 38A-F in Ciputra World 2 Jakarta, located in Prof. DR. Satrio street Kav 11 Jakarta. The purchase contract amount for all units are Rp36,349,993,260. Percentage of the installment paid to contract value is 50%.

Perusahaan melakukan perlindungan asuransi

yang sesuai untuk aset tetapnya dan manajemen berkeyakinan bahwa perlindungan asuransi tersebut sudah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul atas aset tetap.

The Company maintains appropriate insurance coverage for its fixed assets and this management believes that the insurance coverage is adequate to cover any potential loss of its fixed assets.

Seluruh aset tetap kepemilikan langsung kecuali tanah, telah diasuransikan dengan PT Asuransi Buana Independen dan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. dengan jumlah pertanggungan asuransi masing-masing sebesar Rp27.559.135.648 dan Rp1.955.195.000, pada tanggal 31 Desember 2014 dan jumlah pertanggungan asuransi sebesar Rp27.366.479.336 dan Rp1.334.785.000, pada tanggal 31 Desember 2013 yang menurut manajemen cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian karena kebakaran, kebanjiran, huru-hara dan gempa bumi.

Direct ownership fixed assets, except for land, are insured with PT Asuransi Buana Independen and PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. for a sum insured of Rp27,559,135,648 and Rp1,955,195,000, respectively as of December 31, 2014 and for a sum insured of Rp27,366,479,336 and Rp1,334,785,000, respectively as of December 31, 2013 which according to the management is sufficient to cover possible losses due to fire, flood, public disorder/riots and earthquake.

Rincian keuntungan/kerugian dari aset tetap yang

dihentikan pengakuannya adalah sebagai berikut: Details of gain/loss from discontinued recognition

of fixed assets were as folllows: 31 Desember/December 31

2014 2013

Hasil penjualan aset tetap 1.492.037.282 1.069.073.636 Proceeds from sale of fixed assets Nilai buku aset tetap (731.453.581) (591.317.812) Book value

Laba atas penjualan aset tetap 760.583.701 477.755.824 Gain on sale of fixed assets

Keuntungan atas pelepasan aset tetap diakui

sebagai bagian dari “pendapatan lain-lain” pada laporan laba rugi komprehensif (Catatan 25).

Gain on sale of fixed assets is recognized as part of “other income” in the statement of comprehensive income (Note 25).

Berdasarkan penilaian atas total aset tetap yang

dapat dipulihkan kembali, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

Based on the assessment of the recoverability of the fixed assets, management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate that the carrying amounts of these assets are not recoverable as of December 31, 2014 and 2013.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

51

10. ASET TETAP (lanjutan) 10. FIXED ASSETS (continued)

Perusahaan memiliki aset tetap yang telah disusutkan sepenuhnya tetapi masih digunakan dengan jumlah tercatat bruto untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp36.167.692.823 dan Rp32.724.604.000 (tidak diaudit).

The Company has fully depreciated fixed assets but still being used as of December 31, 2014 and 2013, with gross carrying amount of Rp36,167,692,823 and Rp32,724,604,000, respectively (unaudited).

Perusahaan tidak memiliki aset tetap yang tidak digunakan untuk sementara yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

The Company does not have unused fixed assets as of December 31, 2014 and 2013.

Per 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat aset tetap yang digunakan sebagai jaminan.

As of December 31, 2014 and 2013, there are no fixed asset used as collateral.

Jenis pemilikan hak atas tanah Perusahaan berupa “Hak Guna Bangunan” (HGB). Hak atas tanah tersebut mempunyai sisa jangka waktu penggunaan sampai dengan antara tahun 2024 sampai dengan tahun 2042. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo.

The titles of ownership on the Company’s landrights are in the form of “Land Building Rights” or “Hak Guna Bangunan”. These landrights will be due ranging from 2024 to 2042. The Company’s management has the opinion that the terms of these landrights can be renewed/extended upon their expiration.

11. ASET TAK BERWUJUD 11. INTANGIBLE ASSETS

Akun ini merupakan biaya perolehan perangkat lunak dan lisensi perangkat lunak yang digunakan dalam aktivitas operasional Perusahaan, dikurangi dengan akumulasi amortisasi.

This account represents acquisition costs for softwares and software license which are used in the Company’s operational activities, net of accumulated amortization.

Aset tak berwujud terdiri dari : Intangible assets consist of:

Saldo Saldo Awal/ Akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Ending Balance Additions Deductions Balance

31 Desember 2014 December 31, 2014 Harga perolehan 5.457.733.115 520.754.876 - 5.978.487.991 At Cost Akumulasi amortisasi 4.988.652.918 408.745.977 - 5.397.398.895 Accumulated amortization

Nilai buku 469.080.197 581.089.096 Net book value

31 Desember 2013 December 31, 2013 Harga perolehan 5.258.772.020 198.961.095 - 5.457.733.115 At Cost Akumulasi amortisasi 4.509.893.498 478.759.420 - 4.988.652.918 Accumulated amortization

Nilai buku 748.878.522 469.080.197 Net book value

Beban amortisasi aset tak berwujud dibebankan ke beban umum dan administrasi (Catatan 27).

Amortization expense of intangible assets were charged to general and administrative expenses (Note 27).

Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tak berwujud mungkin tidak dapat dipulihkan kembali pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

Management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate that the carrying amounts of intangible assets are not recoverable as of December 31, 2014 and 2013.

Berdasarkan penilaian atas total aset tak berwujud

yang dapat dipulihkan kembali, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

Based on the assessment of the recoverability of the intangible assets, management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate that the carrying amounts of these assets are not recoverable as of December 31, 2014 and 2013.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

52

12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK

12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS

Rincian dari akun ini adalah sebagai berikut: The details of this account are as follows:

31 Desember/December 31

2014 2013

Setara Rupiah/ Setara Rupiah US$ Rupiah equivalent US$ Rupiah equivalent

Pihak ketiga: Third parties: Pinjaman Bilateral: Bilateral loans:

Standard Chartered Bank, Standard Chartered Bank, Cabang Singapura 35.000.000 429.214.584.237 - - Singapore Branch

Standard Chartered Bank, Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta - - 4.444.444 54.086.190.234 Jakarta Branch Lembaga Pembiayaan Ekspor Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank): Indonesia (Indonesia Eximbank): - Rupiah - 283.167.564.933 - 326.520.049.974 - Rupiah - Dolar AS 1.000.000 12.385.000.000 1.500.000 18.283.500.000 - US Dollar PT Bank Pan Indonesia Tbk.: PT Bank Pan Indonesia Tbk.: - Rupiah - 264.567.857.254 - 270.988.910.322 - Rupiah - Dolar AS 800.000 9.737.488.087 - US Dollar PT Bank DKI - 128.225.451.129 - 166.142.972.552 PT Bank DKI PT Bank Danamon Indonesia Tbk. - 103.507.353.246 - 83.575.627.911 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank ICBC Indonesia - 108.345.449.244 - 85.714.522.718 PT Bank ICBC Indonesia JA Mitsui Leasing Limited 7.500.000 92.493.182.342 - - JA Mitsui Leasing Limited Bank of China Limited, Bank of China Limited, Cabang Jakarta - 91.239.776.372 - - Jakarta Branch PT Bank Commonwealth: PT Bank Commonwealth: - Rupiah - 58.510.986.709 32.421.228.131 - Rupiah - Dolar AS 505.556 6.256.927.304 1.738.889 21.154.595.440 - US Dollar PT Bank KEB Hana Indonesia - 50.000.000.000 - - PT Bank KEB Hana Indonesia PT Bank Capital Indonesia Tbk. - 49.985.000.000 - (11.250.000) PT Bank Capital Indonesia Tbk.

PT Bank Central Asia Tbk. - 42.840.434.447 - 30.128.934.350 PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Nationalnobu Tbk. - 38.030.290.621 - - PT Bank Nationalnobu Tbk.

PT Bank QNB Indonesia Tbk. PT Bank QNB Indonesia Tbk. - Rupiah - 28.561.217.786 - 68.393.265.148 - Rupiah - Dolar AS 2.492.222 30.799.915.644 4.137.556 50.257.357.827 - US Dollar PT Bank Permata Tbk. - 24.978.798.465 - 95.591.201.698 PT Bank Permata Tbk.

PT Bank Ekonomi Raharja Tbk.: PT Bank Ekonomi Raharja Tbk.: - Rupiah - 7.480.508.752 - 12.448.652.533 - Rupiah - Dolar AS 1.750.000 21.629.374.412 2.916.667 35.432.509.887 - US Dollar PT Bank Ganesha - 19.941.089.250 - 29.875.249.772 PT Bank Ganesha PT Bank SBI Indonesia - 9.989.057.965 - 19.945.731.504 PT Bank SBI Indonesia PT Bank MNC International Tbk. - 7.492.311.748 - 27.990.624.771 PT Bank MNC International Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk.: PT Bank OCBC NISP Tbk.: - Dolar AS - - 1.425.000 17.358.415.063 - US Dollar PT Bank Victoria International Tbk - - - 2.082.710.130 PT Bank Victoria International Tbk.

Sub-total pinjaman bilateral 48.247.778 1.909.642.131.860 16.962.556 1.458.118.488.052 Sub-total bilateral loans

Pihak ketiga: Third parties: Pinjaman Sindikasi: Syndicated loans: PT Bank Central Asia Tbk. - 461.076.007.339 - 787.807.962.324 PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. - 17.371.480.767 - 191.231.633.562 PT Bank OCBC NISP Tbk.

Sub-total pinjaman sindikasi - 478.447.488.106 - 979.039.595.886 Sub-total syndicated loans

Total 48.247.778 2.388.089.619.966 16.962.556 2.437.158.083.938 Total

a. Pinjaman bilateral a. Bilateral loans

Perusahaan telah mendapat fasilitas pinjaman

bilateral dari beberapa bank dalam dan luar negeri dengan perincian sebagai berikut:

The Company has secured funding facilities from the following domestic and overseas banks:

1. Tanggal 15 April 2011, Perusahaan

menandatangani 2 (dua) perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta (SCB) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah US$25.000.000 dan US$5.000.000 yang memiliki jangka waktu pinjaman selama sama-sama 33 bulan. Kedua fasilitas pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi seluruhnya pada 15 April 2014.

1. On April 15, 2011, the Company signed 2 (two) term loan facility agreements with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (SCB) with maximum credit limit of US$25,000,000 and US$5,000,000 which have same 33 months of tenor. The facilities have been fully drawn in 2011 and fully paid in April 15, 2014.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

53

12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)

12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)

a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)

Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman dengan SCB, Perusahaan melakukan 2 (dua) kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga dengan SCB dengan nilai nosional awal masing-masing sebesar US$25.000.000 dan US$5.000.000.

To manage its exposure to fluctuation of the foreign currency and floating interest rate on loan obtained from SCB, the Company entered into 2 (two) cross currency swap contracts and interest rate swap contracts with SCB with initial notional amounts of US$25,000,000 and US$5,000,000.

Perusahaan secara efektif telah menetapkan nilai kurs Dolar AS terhadap Rupiah masing-masing pada Rp8.690 dan Rp8.595 untuk 1 (satu) Dolar AS.

The Company has effectively fixed the US Dollar exchange rate to Rupiah at Rp8,690 and Rp8,595 for 1 (one) US Dollar, respectively.

2. Tanggal 23 Februari 2012, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman modal kerja dan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan untuk fasilitas pinjaman modal kerja dan Rp100.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan untuk fasilitas pinjaman berjangka. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada tanggal 16 Agustus 2016, sedangkan untuk fasilitas modal kerja memiliki jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 23 Februari 2013.

2. On February 23, 2012, the Company signed a working capital facility agreement and a term loan facility agreement with PT Bank Danamon Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 with 12 months of availability period for working capital facility and Rp100,000,000,000 with 36 months of tenor for term loan facility. The term loan facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on August 16, 2016 while the working capital facility with 1 (one) year tenor will be expire on February 23, 2013

Tanggal 22 Februari 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas kredit berjangka revolving (fasilitas modal kerja) dan perjanjian fasilitas kredit angsuran berjangka revolving dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dan Rp100.000.000.000 dengan masa berlaku 12 bulan yang akan berakhir pada 25 Februari 2014 untuk keduanya. Penarikan dilakukan sebesar Rp35.000.000.000 dengan jangka waktu maksimal 36 bulan. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 16 Agustus 2016.

On February 22, 2013, the Company signed a revolving loan facility agreement and a revolving term loan facility agreement (working capital facility) with PT Bank Danamon Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and Rp100,000,000,000, respectively, with availability period up of 12 months, and will be expired on February 25, 2014 for both facilities. The drawdown was done in Rp35,000,000,000 with a maximum 36 month tenor for the term loan facility. The term loan facility will be matured on August 16, 2016.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

54

12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)

12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)

a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)

Tanggal 20 Februari 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas kredit berjangka revolving (fasilitas modal kerja) dan perjanjian fasilitas kredit angsuran berjangka revolving dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dan Rp100.000.000.000 dengan masa berlaku 12 bulan yang akan berakhir pada 25 Februari 2015. Untuk fasilitas kredit angsuran berjangka, sampai dengan 31 Desember 2014, telah dilakukan penarikan sebesar Rp95.000.000.000 dengan jangka waktu maksimal 24 bulan. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 16 Mei 2016.

On February 20, 2014, the Company signed a revolving loan facility agreement and a revolving term loan facility agreement (working capital facility) with PT Bank Danamon Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and Rp100,000,000,000, respectively, with availability period up of 12 months, and will be expired on February 25, 2015 for both facilities. For term loan facility agreement, up to December 31, 2014, the drawdown was done in Rp95,000,000,000 with a maximum 24 month tenor. The term loan facility will be matured on May 16, 2016.

Tanggal 3 April 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas kredit berjangka revolving (fasilitas modal kerja) dan perjanjian fasilitas kredit angsuran berjangka revolving dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan untuk fasilitas modal kerja dan Rp250.000.000.000 dengan jangka waktu maksimal 48 bulan untuk fasilitas kredit angsuran berjangka.

On April 3, 2014, the Company signed a revolving loan facility agreement (working capital facility) and a revolving term loan facility agreement with PT Bank Danamon Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 with 12 months of availability period for working capital facility and Rp250,000,000,000 with maximum 48 months of tenor for term loan facility.

3. Tanggal 30 September 2010, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi seluruhnya di bulan Februari 2014

3. On September 30, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2011 and fully paid in February 2014.

Tanggal 9 Juni 2011, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi seluruhnya di bulan Juli 2014.

On June 9, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2011 and fully paid in July 2014.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

55

12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)

12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)

a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)

Tanggal 15 September 2011, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS dan telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Penarikan dilakukan sebesar Rp76.000.000.000 dan US$2.500.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini telah jatuh tempo pada 11 Desember 2014 dan telah dilunasi seluruhnya.

On September 15, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The facility can be drawdown in IDR or US Dollar and has been fully used in 2011. The drawdown were done in Rp76,000,000,000 and US$2,500,000. The term loan facility has been matured on December 11, 2014 and has been fully paid.

Tanggal 12 April 2012, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Juni 2015.

On April 12, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on June 11, 2015.

Tanggal 21 September 2012, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Desember 2015.

On September 21, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used. The term loan facility will mature on December 11, 2015.

Tanggal 11 Maret 2014, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 24 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya di bulan Maret 2014. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Maret 2016.

On March 11, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and with term of 24 months. The facility has been fully used in March 2014. The term loan facility will mature on March 11, 2016.

Tanggal 8 Desember 2014, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp250.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 24 bulan. Sampai dengan 31 Desember 2014, telah dilakukan penarikan sebesar Rp50.000.000.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Desember 2016.

On December 8, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp250,000,000,000 and with term of 24 months. Up to December 31, 2014, the drawdown was done in Rp 50,000,000,000. The term loan facility will mature on December 11, 2016.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

56

12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)

12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)

a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)

4. Tanggal 27 Oktober 2009, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Permata Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan telah dilunasi seluruhnya pada bulan Maret 2013.

4. On October 27, 2009, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Permata Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2010 and fully paid on March 2013.

Tanggal 10 Maret 2011, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Permata Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp150.000.000.000 dan dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi seluruhnya di bulan September 2014.

On March 10, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Permata Tbk. with a maximum credit limit of Rp150,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2011 and fully paid in September 2014.

Pada tanggal 1 Maret 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman aksep (money market line) dan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Permata Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku pinjaman selama 12 bulan yang akah berakhir pada 1 Maret 2013 untuk pinjaman aksep dan Rp100.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan untuk fasilitas pinjaman berjangka. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 27 September 2015.

On March 1, 2012, the Company signed a money market facility agreement and a term loan facility agreement with PT Bank Permata Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 with 12 months of availability period which will expire on March 1, 2013 for money market facility and Rp100,000,000,000 with 36 months of tenor for term loan facility. The term loan facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on September 27, 2015.

Pada tanggal 1 Maret 2013, PT Bank Permata Tbk. telah setuju untuk memperpanjang fasilitas pinjaman aksep (money market line) yang diterima Perusahaan secara sementara sampai dengan 30 April 2013.

On March 1, 2013, PT Bank Permata Tbk. has agreed to temporarily extend the money market facility received by the Company until April 30, 2013.

Pada tanggal 26 April 2013, PT Bank Permata Tbk. telah setuju untuk memperpanjang fasilitas pinjaman aksep (money market line) yang diterima Perusahaan dengan masa berlaku 12 bulan yang telah berakhir pada 1 Maret 2014.

On April 26, 2013, PT Bank Permata Tbk. has agreed to extend the money market facility received by the Company with availability period up of 12 months and has been expired on March 1, 2014.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

57

12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)

12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)

a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)

Pada tanggal 2 Oktober 2014, PT Bank

Permata Tbk. telah setuju untuk memperpanjang fasilitas pinjaman aksep (money market line) yang diterima Perusahaan dengan masa berlaku 12 bulan yang akan berakhir pada 1 Maret 2015.

On October 2, 2014, PT Bank Permata Tbk. has agreed to extend the money market facility received by the Company with availability period up of 12 months and will be expired on March 1, 2015.

Tanggal 2 Oktober 2014, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Permata Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Perusahaan belum melakukan penarikan atas keseluruhan fasilitas pinjaman berjangka.

On October 2, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Permata Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The term loan facility has not been used.

5. Tanggal 12 April 2010, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank OCBC NISP Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan dilunasi seluruhnya pada Agustus 2013.

5. On April 12, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank OCBC NISP Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2010 and fully paid in August 2013.

Tanggal 24 Maret 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank OCBC NISP Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Fasilitas pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah atau Dolar AS. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi seluruhnya di bulan Juni 2014.

On March 24, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank OCBC NISP Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. This facility can be drawdown in Rupiah or US Dollar. The facility has been fully used in 2011 and fully paid in June 2014.

6. Tanggal 19 April 2010, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan dilunasi seluruhnya pada Juni 2013.

6. On April 19, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2010 and fully paid in June, 2013.

Tanggal 24 Juni 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan dilunasi seluruhnya pada Juli 2013.

On June 24, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2010 and has been fully paid in July, 2013.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

58

12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)

12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)

a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)

Tanggal 30 September 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi seluruhnya di bulan Januari 2014.

On September 30, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2011 and fully paid in January 2014.

Tanggal 30 Mei 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Perusahaan melakukan pelunasan dipercepat untuk fasilitas kredit ini pada bulan Oktober 2013.

On May 30, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2011. The Company made early settlement for credit facility in Oktober 2013.

Tanggal 24 Februari 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 21 Maret 2015.

On February 24, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on March 21, 2015.

Tanggal 8 Mei 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp75.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 26 Juli 2016.

On May 8, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp75,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2013. The term loan facility will mature on July 26, 2016.

Tanggal 19 Mei 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp75.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2014. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 7 Agustus 2017.

On May 19, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp75,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2014. The term loan facility will mature on August 7, 2017.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

59

12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)

12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)

a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)

7. Tanggal 9 Juli 2010, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Victoria International Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Perusahaan melakukan pelunasan dipercepat untuk fasilitas kredit sejumlah Rp25.000.000.000 pada bulan November 2012 dan sisanya telah dilunasi seluruhnya pada 28 Maret 2014.

7. On July 9, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Victoria International Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2011. The Company made early settlement for credit facility amounting Rp25,000,000,000 in November 2012 and the remaining facility has been fully paid on March 28, 2014.

8. Tanggal 1 September 2010, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank MNC International Tbk. (dahulu PT Bank ICB Bumiputera Tbk.) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi seluruhnya di bulan April 2014.

8. On September 1, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank MNC International Tbk. (formerly PT Bank ICB Bumiputera Tbk.) with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2011 and fully paid in April 2014.

Tanggal 14 Februari 2012, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank MNC International Tbk. (dahulu PT Bank ICB Bumiputera Tbk.) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 7 Juni 2015.

On February 14, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank MNC International Tbk. (formerly PT Bank ICB Bumiputera Tbk.) with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on June 7, 2015.

9. Tanggal 15 Desember 2010, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dan fasilitas kredit lokal dengan PT Bank Central Asia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp75.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan dan Rp25.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan. Pinjaman berjangka telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011, sedangkan masa berlaku fasilitas kredit lokal telah berakhir pada 15 Desember 2011 dan dilunasi seluruhnya di bulan Maret 2014.

9. On December 15, 2010, the Company signed term loan facility and local credit facility agreement with PT Bank Central Asia Tbk. which have a maximum credit limit of Rp75,000,000,000 with term of 36 months for term loan facility and Rp25,000,000,000 with availability period of 12 months for local credit facility. The term loan facility has been fully used in 2011, while the local credit facility has been expired on December 15, 2011 and fully paid in March 2014.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

60

12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)

12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)

a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)

Tanggal 9 Mei 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dan penambahan fasilitas kredit lokal dengan PT Bank Central Asia Tbk. dengan jumlah maksimal fasilitas pinjaman berjangka sejumlah Rp25.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan dan penambahan fasilitas kredit lokal sejumlah Rp25.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan, sehingga jumlah maksimal fasilitas pinjaman kredit lokal menjadi Rp50.000.000.000. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011, sedangkan masa berlaku fasilitas kredit lokal telah berakhir pada 15 Desember 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini telah dilunasi seluruhnya pada 12 Mei 2014.

On May 9, 2011, the Company signed a term loan facility and an addition on their previous local credit facility agreement with PT Bank Central Asia Tbk. which have a maximum credit limit of Rp25,000,000,000 with tenor of 36 months for term loan facility and addition of Rp25,000,000,000 with availability period of 12 months for local credit facility, which had made local credit facility became Rp50,000,000,000 in total. The term loan facility has been fully used in 2011, while the local credit facility has been expired on December 15, 2011. The term loan facility has been fully paid on May 12, 2014.

Tanggal 20 Oktober 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dan perpanjangan fasilitas kredit lokal yang akan berakhir pada 15 Desember 2011 dengan PT Bank Central Asia Tbk. dengan jumlah maksimal fasilitas pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan dan Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan. Pinjaman berjangka telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012, sedangkan untuk fasilitas kredit lokal memiliki jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 15 Desember 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 13 Februari 2015.

On October 20, 2011, the Company signed a term loan facility and renewal of local credit facility agreement which will be expired on December 15, 2011 with PT Bank Central Asia Tbk. which have a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 with tenor of 36 months for term loan facility and Rp50,000,000,000 with availability period of 12 months for local credit facility. The term loan facility has been fully used in 2012, while the local credit facility has 1 (one) year tenor until December 15, 2013. The term loan facility will mature on February 13, 2015.

Tanggal 29 April 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dan perpanjangan fasilitas kredit lokal yang telah berakhir pada 15 Desember 2013 dengan PT Bank Central Asia Tbk. dengan jumlah maksimal fasilitas pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan dan Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan. Pinjaman berjangka telah ditarik seluruhnya pada tahun 2014, sedangkan untuk fasilitas kredit lokal memiliki jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 15 Desember 2014. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 8 Mei 2017.

On April 29, 2014, the Company signed a term loan facility and renewal of local credit facility agreement which has been expired on December 15, 2013 with PT Bank Central Asia Tbk. which have a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 with term of 36 months for term loan facility and Rp50,000,000,000 with availability period of 12 months for local credit facility. The term loan facility has been fully used in 2014, while the local credit facility has 1 (one) year term until December 15, 2014. The term loan facility will mature on May 8, 2017.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

61

12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)

12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)

a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)

10. Pada tanggal 22 Februari 2012,

Perusahaan menandatangani perpanjangan fasilitas pinjaman aksep (money market line) dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp90.000.000.000 dan masa berlaku selama 12 bulan. Perusahaan belum melakukan penarikan atas keseluruhan fasilitas pinjaman aksep sedangkan masa berlaku fasilitas kredit telah berakhir pada 24 Februari 2013.

10. On February 22, 2012, the Company signed a renewal of money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp90,000,000,000 and 12 months of availability period. The money market facility has not yet been used, while the facility has been expired on February 24, 2013.

Pada tanggal 5 April 2013, Perusahaan menandatangani perpanjangan fasilitas pinjaman aksep (money market line) dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp90.000.000.000 dan masa berlaku selama 12 bulan. Perusahaan belum melakukan penarikan atas keseluruhan fasilitas pinjaman aksep, sedangkan masa berlaku fasilitas kredit telah berakhir pada 24 Februari 2014.

On April 5, 2013, the Company signed a renewal of money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp90,000,000,000 and 12 months of availability period. The money market facility has not yet been used. The money market facility has not yet been used, while the facility has been expired on February 24, 2014.

Pada tanggal 17 September 2014, Perusahaan menandatangani perpanjangan fasilitas pinjaman aksep (money market line) dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp90.000.000.000 dan masa berlaku selama 12 bulan. Penarikan dilakukan sebesar Rp50.000.000.000. Fasilitas pinjaman aksep ini akan jatuh tempo pada 24 Februari 2015.

On September 17, 2014, the Company signed a renewal of money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp90,000,000,000 and 12 months of availability period. The drawdown was done in Rp50,000,000,000. The money market facility will mature on February 24, 2015.

11. Tanggal 15 Juni 2011, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan dilunasi seluruhnya di bulan Agustus 2014.

11. On June 15, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2011 and fully paid in August 2014.

Tanggal 13 Juni 2012, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 27 Juli 2015.

On June 13, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on July 27, 2015.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

62

12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)

12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)

a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)

Tanggal 26 Juli 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 27 Agustus 2016.

On July 26, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2013. The term loan facility will mature on August 27, 2016.

Tanggal 12 Desember 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Sampai dengan 31 Desember 2014 telah dilakukan penarikan sebesar Rp50.000.000.000 dengan jangka waktu maksimal 36 bulan. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 23 Desember 2017.

On December 12, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. Up to December 31, 2014, the drawdown was done in Rp 50,000,000,000 with a maximum 36 month tenor for the term loan facility. The term loan facility will mature on December 23, 2017.

12. Tanggal 21 Oktober 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 9 Januari 2015.

12. On October 21, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on January 9, 2015.

Tanggal 23 Juli 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 9 Oktober 2015.

On July 23, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on October 9, 2015.

Tanggal 20 Agustus 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS. Penarikan dilakukan sebesar Rp 181.700.000.000 dan US$ 1.500.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 24 Januari 2017.

On August 20, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and with term of 36 months. The facility can be drawdown in IDR or US Dollar. The drawdown were done in Rp181,700,000,000 and US$1,500,000. The term loan facility will mature on January 24, 2017.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

63

12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)

12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)

a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)

Tanggal 1 Oktober 2014, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Sampai dengan 31 Desember 2014, telah dilakukan penarikan sebesar Rp100.000.000.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 6 November 2017.

On October 1, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and with term of 36 months. Up to December 31, 2014, the drawdown was done in Rp100,000,000,000. The term loan facility will mature on November 6, 2017.

13. Tanggal 31 Agustus 2012, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank SBI Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp30.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 17 September 2015.

13. On August 31, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank SBI Indonesia with a maximum credit limit of Rp30,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on September 17, 2015.

14. Tanggal 5 Desember 2011, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Commonwealth dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 yang dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Penarikan dilakukan sebesar Rp65.000.000.000 dan US$3.700.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 28 Juni 2015.

14. On December 5, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Commonwealth with maximum credit limit of Rp100,000,000,000 that can be drawdown in IDR or US Dollar and has been fully used in 2012. The drawdown amounted to Rp65,000,000,000 and US$3,700,000. The term loan facility will mature on June 28, 2015.

Tanggal 2 September 2014, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Commonwealth dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2014. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 26 November 2017.

On September 2, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Commonwealth with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2014. The term loan facility will mature on November 26, 2017.

15. Tanggal 15 Mei 2012, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Harda Internasional dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp25.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 12 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012 dan dilunasi seluruhnya pada Mei 2013.

15. On May 15, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Harda Internasional with a maximum credit limit of Rp25,000,000,000 and with term of 12 months. The facility has been fully used in 2012 and fully paid in May, 2013.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

64

12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)

12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)

a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)

16. Tanggal 15 Mei 2012, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank QNB Indonesia Tbk. (dahulu PT Bank QNB Kesawan Tbk.) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 12 Juli 2015.

16. On May 15, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank QNB Indonesia Tbk. (formerly PT Bank QNB Kesawan Tbk.) with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on July 12, 2015.

Tanggal 9 April 2013, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank QNB Indonesia Tbk. (dahulu PT Bank QNB Kesawan Tbk.) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp70.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Penarikan dilakukan sebesar Rp20.000.000.000 dan US$4.936.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 30 Juli 2016.

On April 9, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank QNB Indonesia Tbk. (formerly PT Bank QNB Kesawan Tbk.) with a maximum credit limit of Rp70,000,000,000 and with term of 36 months. The facility can be drawdown in IDR or US Dollar. The facility has been fully used ini 2013. The drawdown were done in Rp20,000,000,000 and US$4,936,000. The term loan facility will mature on July 30, 2016.

17. Pada tanggal 27 November 2012,

Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS dan telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Penarikan dilakukan sebesar Rp15.000.000.000 dan US$3.500.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 7 Mei 2016.

17. On November 27, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 36 months. The facility can be drawdown in IDR or US Dollar and has been fully used in 2013. The drawdown were done in Rp15,000,000,000 and US$3,500,000. The term loan facility will mature on May 7, 2016.

18. Pada tanggal 26 Juli 2013, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Ganesha dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp30.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 29 Juli 2016.

18. On July 26, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Ganesha with a maximum credit limit of Rp30,000,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully drawdown in 2013. The term loan facility will mature on July 29, 2016.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

65

12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)

12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)

a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)

19. Pada tanggal 16 Desember 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan JA Mitsui Leasing Limited dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah US$10.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2014. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 13 Maret 2017.

19. On December 16, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with JA Mitsui Leasing Limited with a maximum credit limit of US$10,000,000 and with term of 36 months. The facility has been fully drawdown in 2014. The term loan facility will mature on March 13, 2017.

20. Pada tanggal 30 April 2014, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Standard Chartered Bank, Cabang Singapore (SCB) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah US$35.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan (termasuk jangka waktu penarikan pinjaman). Pinjaman telah ditarik seluruhnya pada tahun 2014. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 30 April 2017.

20. On April 30, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with Standard Chartered Bank, Singapore Branch (SCB) with a maximum credit limit of US$35,000,000 and with term of 36 months (including availability period). The facility has been fully used in 2014. The term loan facility will mature on April 30, 2017.

Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman dengan SCB, Perusahaan melakukan 1 (satu) kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga dengan SCB dengan nilai nosional awal sebesar US$35.000.000.

To manage its exposure to fluctuation of the foreign currency and floating interest rate on loan obtained from SCB, the Company entered into 1 (one) cross currency swap contracts and interest rate swap contract with SCB with initial notional amounts of US$35,000,000.

Perusahaan secara efektif telah menetapkan nilai kurs Dolar AS terhadap Rupiah pada Rp11.550 untuk 1 (satu) Dolar AS.

The Company has effectively fixed the US Dollar exchange rate to Rupiah at Rp11,550 for 1 (one) US Dollar.

21. Pada tanggal 20 Mei 2014, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Bank of China Limited, Cabang Jakarta, dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2014. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 16 September 2017.

21. On May 20, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with Bank of China Limited, Jakarta Branch, with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. This term loan facility has been fully used 2014. The term loan facility will mature on September 16, 2017.

22. Pada tanggal 25 Juni 2014, Perusahaan

menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Nationalnobu Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 24 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2014. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 10 Juli 2016.

22. On June 25, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Nationalnobu Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and with term of 24 months. This term loan facility has been fully used in 2014. This term loan facility will mature on July 10,2016.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

66

12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)

12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)

a. Pinjaman bilateral (lanjutan) a. Bilateral loans (continued)

23. Pada tanggal 11 Desember 2014,

Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank KEB Hana Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Sampai dengan 31 Desember 2014, telah dilakukan penarikan sebesar Rp50.000.000.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 15 Desember 2017.

23. On December 11, 2014, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank KEB Hana Indonesia with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and with term of 36 months. Up to December 31, 2014, the drawdown was done in Rp50,000,000,000. This term loan facility will mature on December 15, 2017.

b. Pinjaman sindikasi b. Syndicated loans

1. Pada tanggal 18 Juli 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi berjangka sebesar Rp600.000.000.000 dengan sindikasi bank yang terdiri atas PT Bank OCBC NISP Tbk., PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Jawa Barat Banten Tbk., PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. dan Bank of China Limited Cabang Jakarta. Agen fasilitas dan agen jaminan untuk pinjaman sindikasi ini adalah PT Bank OCBC NISP Tbk. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Jangka waktu pinjaman sindikasi berjangka ini adalah selama 36 bulan. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 15 April 2015.

1. On July 18, 2011, the Company signed a Rp600,000,000,000 syndicated term loan facility agreement with syndicated banks comprising of PT Bank OCBC NISP Tbk., PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Jawa Barat Banten Tbk., PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. and Bank of China Limited Jakarta Branch. The facility and security agent for this syndicated loan is PT Bank OCBC NISP Tbk. The facility has been fully used in 2012. The term of the facility is 36 months. The term loan facility will mature on April 15, 2015.

2. Pada tanggal 19 Oktober 2012,

Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi berjangka sebesar Rp1.000.000.000.000 dengan sindikasi bank yang terdiri atas PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Permata Tbk., Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur (BPD Kaltim), PT Bank Pembangunan Daerah Papua (Bank Papua), dan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan. Agen fasilitas dan agen jaminan untuk pinjaman sindikasi ini adalah PT Bank Central Asia Tbk. Jangka waktu pinjaman sindikasi berjangka ini adalah selama 36 bulan dan telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 23 September 2016.

2. On October 19, 2012, the Company signed a Rp1,000,000,000,000 syndicated term loan facility agreement with syndicated banks comprising of PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Permata Tbk., Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur (BPD Kaltim), PT Bank Pembangunan Daerah Papua (Bank Papua), and PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan. The facility and security agent for this syndicated loan is PT Bank Central Asia Tbk. The term of the facility is 36 months and has been fully used in 2013. The term loan facility will mature on September 23, 2016.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

67

12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)

12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)

Pembayaran kembali dari seluruh fasilitas pinjaman yang diterima Perusahaan dilakukan dengan basis bulanan, kecuali untuk fasilitas pinjaman dari PT Bank Ekonomi Rahardja Tbk., Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank), JA Mitsui Leasing Limited, Bank of China Limited Cabang Jakarta dan Standard Chartered Bank Cabang Singapura (SCB) yang pembayarannya dilakukan dengan basis per 3 (tiga) bulan dan PT Bank SBI Indonesia dan PT Bank Ganesha yang pembayaran pokoknya dilakukan dengan basis tahunan.

The repayment of bank loan facilities received by the Company are on monthly basis, except those from PT Bank Ekonomi Rahardja Tbk., Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank), JA Mitsui Leasing Limited, Bank of China Limited Jakarta Branch and Standard Chartered Bank Singapore Branch (SCB), which are on quarterly basis and from PT Bank SBI Indonesia and PT Bank Ganesha which are on annualy basis for the principal repayment.

Fasilitas-fasilitas pinjaman ini dipergunakan untuk modal kerja kegiatan usaha Perusahaan.

The loan facilities are used for the Company’s working capital.

Suku bunga pinjaman pada tahun 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Interest rates of the loan in 2014 and 2013 are as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/Year ended December 31

2014 2013

Rupiah 8,05% - 12,50% 7,68% - 12,75% Rupiah Dolar Amerika Serikat 3,00% - 6,35% 3,57% - 6,35% United States Dollar Pinjaman-pinjaman diatas dijamin dengan piutang

sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen perusahaan sebesar 100% - 120% dari saldo pinjaman yang terutang (Catatan 5 dan 6).

The above loans are secured with the Company’s finance leases and consumer financing receivables amounting to 100% - 120% from outstanding loan balances (Notes 5 and 6).

Pinjaman Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 akan jatuh tempo dalam tahun-tahun berikut ini:

The Company’s loans as of December 31, 2014 and 2013 will be due on the following years:

Setara Rupiah pada Setara Rupiah pada 31 Desember 2014/ 31 Desember 2013/ Rupiah equivalent at Rupiah equivalent at December 31, 2014 December 31, 2013

Tahun 2014 - 1.376.067.273.351 In 2014 Tahun 2015 1.428.187.543.505 799.010.946.632 In 2015 Tahun 2016 729.114.168.648 262.079.863.955 In 2016 Tahun 2017 230.787.907.813 - In 2017

Total 2.388.089.619.966 2.437.158.083.938 Total

Dalam perjanjian-perjanjian fasilitas pinjaman bilateral dan sindikasi yang disebutkan di atas, Perusahaan diharuskan menjaga rasio-rasio keuangan dan memenuhi pembatasan-pembatasan tertentu termasuk tidak melebihi dari batas yang telah ditetapkan, antara lain, di dalam bidang melakukan pinjaman, pemberian piutang, pemberian jaminan atau ganti rugi, pelepasan aset, perubahan bisnis, akuisisi perusahaan dan bisnis, pengeluaran untuk barang modal, transaksi dengan afiliasi, penghapusan piutang dan security interest. Perusahaan juga diharuskan untuk melaksanakan prosedur-prosedur tertentu dalam kegiatan sewa pembiayaan. Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan-persyaratan di atas.

Under the above-mentioned billateral and syndicated loans facility agrements, the Company is required to maintain certain financial ratios and comply to certain restrictions including not exceeding established limits, among others, in areas of making any loans or granting any credit, giving any guarantee or indemnity, disposal of assets, changes in business, acquisition of other companies or businesses, capital expenditures, transactions with affiliates, forgiveness of receivables and security interest. The Company is also required to conduct certain leasing operation procedures. The Company has complied with all the above requirements.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

68

13. EFEK HUTANG YANG DITERBITKAN 13. DEBT SECURITIES ISSUED 31 Desember 2013/ December 31, 2013

Pihak ketiga 90.000.000.000 Third parties Pihak berelasi (Catatan 35) 60.000.000.000 Related parties (Note 35)

150.000.000.000 Dikurangi: Less:

Biaya emisi MTN yang belum diamortisasi (599.116.710) Unamortized MTN issuance cost

Tagihan anjak piutang - neto 149.400.883.290 Factoring receivables - net

Pada tanggal 14 November 2013, Perusahaan menerbitkan MEDIUM TERM NOTES BUANA FINANCE 2013 (MTN) dengan nilai nominal sebesar Rp150.000.000.000. Perusahaan menerbitkan MTN dengan tujuan untuk modal kerja Perusahaan. MTN memiliki tingkat suku bunga tetap sebesar 9,75% per tahun dan telah jatuh tempo pada 19 November 2014.

On November 14, 2013, the Company issued MEDIUM TERM NOTES BUANA FINANCE 2013 (MTN) with a nominal value of Rp150,000,000,000. The Company issued MTN for the purpose of funding the Company’s working capital. The MTN has a fixed interest rate of 9.75% per annum and has been matured on November 19, 2014.

Pembayaran pokok utang MTN dilakukan dengan pembayaran penuh pada saat jatuh tempo, sedangkan pembayaran bunga dilakukan dengan basis bulanan yaitu setiap tanggal 14 (empat belas), kecuali pembayaran bunga terakhir yang dilakukan pada tanggal 19 November 2014 mengikuti pembayaran pokoknya. MTN ini telah dilunasi seluruhnya pada 19 November 2014.

Payment on principal of MTN will be a bullet payment on due date, while the payment of it’s interests will be done in monthly basis, on the 14th (fourteenth) every months, except for the final interest payment which has been paid on November 19, 2014, simultaneously with the principal payment. The said MTN has been fully paid on November 19, 2014.

Dalam perjanjian fasilitas MTN yang disebutkan di atas, Perusahaan diharuskan memenuhi pembatasan-pembatasan tertentu termasuk tidak melebihi dari batas yang telah ditetapkan, antara lain, di dalam bidang melakukan pinjaman, melakukan penjaminan ulang atas jaminan, pelepasan aset, perubahan bisnis, akuisisi perusahaan dan bisnis, pengajuan pailit, pengurangan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor. Perusahaan telah memenuhi persyaratan-persyaratan di atas.

Under the above-mentioned MTN facility agrements, the Company is required to comply to certain restrictions including not exceeding established limits, among others, in areas of making any loans or granting any credit, double-pledging of guarantees, disposal of assets, changes in business, acquisition of other companies or businesses, bankruptcy petition, reduction of authorized, issued and paid up capital. The Company has complied with the above requirements.

14. PERPAJAKAN 14. TAXATION

a. Utang pajak a. Taxes payable

31 Desember/December 31

2014 2013

Pajak penghasilan badan 6.882.576.000 6.784.984.000 Corporate income tax Pajak penghasilan pasal 21 karyawan 3.845.294.730 2.751.973.890 Employee income tax - article 21 Pajak penghasilan pasal 23, 26 dan Withholding taxes - articles 23, 26 and lainnya 449.144.353 195.141.713 others

Total 11.177.015.083 9.732.099.603 Total

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

69

14. PERPAJAKAN (lanjutan) 14. TAXATION (continued)

b. Manfaat (beban) pajak b. Tax benefit (expense)

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31

2014 2013

Tahun berjalan (37.551.756.000) (46.238.222.000) Current Tangguhan (18.489.000) 746.508.437 Deferred

Total (37.570.245.000) (45.491.713.563) Total

c. Rekonsiliasi pajak c. Tax reconciliation

Rekonsiliasi antara laba sebelum (beban) manfaat pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan penghasilan kena pajak sebagai berikut:

The reconciliations of profit before tax (expense) benefit as shown in the statement of comprehensive income and taxable income, are as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31

2014 2013

Laba sebelum Profit before (beban) manfaat pajak 148.425.178.327 181.164.283.903 tax (expense) benefit

Ditambah/(dikurangi) perbedaan tetap: Add/(deduct) permanent differences: Beban bunga pinjaman 3.106.957.928 1.635.099.092 Interest expense Beban pajak 46.347.242 24.632.898 Tax expense Sumbangan 498.200.196 205.149.222 Donations Pendapatan bunga deposito (851.708.388) (409.515.141) Interest income on time deposits

Pendapatan jasa giro (1.131.494.311) (739.460.561) Interest income on savings accounts Penyusutan aset tetap 187.500.000 86.664.841 Depreciation of fixed assets

150.280.980.994 181.966.854.254

Ditambah/(dikurangi) perbedaan temporer: Add/(deduct) temporary differences: Penyisihan imbalan kerj a karyawan 2.719.477.000 2.959.324.000 Provision for employee benefits Increase in value of marketable Kenaikan nilai surat berharga (90.685.375) (62.778.150) securities Penyusutan aset tetap (2.775.448.448) (413.530.299) Depreciation of fixed assets Amortisasi aset tidak berwujud 94.365.930 437.309.192 Amortization of intangible asset Penyusutan aset sewa operasi (21.666.664) 65.709.005 Depreciation of operating lease asset

Penghasilan kena pajak 150.207.023.437 184.952.888.002 Taxable income

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

70

14. PERPAJAKAN (lanjutan) 14. TAXATION (continued)

c. Rekonsiliasi pajak (lanjutan) c. Tax reconciliation (continued)

Rekonsiliasi antara beban pajak yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atas laba akuntansi sebelum (beban) manfaat pajak, dengan beban pajak penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Reconciliations between tax expense calculated using the prevailing tax rate of accounting profit before tax (expense) benefit and income tax expense as shown in the statement of comprehensive income for the years ended December 31, 2014 and 2013 are as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31

2014 2013

Laba sebelum Profit before (beban) manfaat pajak 148.425.178.327 181.164.283.903 tax (expense) benefit

Beban pajak penghasilan dengan Income tax expense at prevailing tarif pajak yang berlaku 37.106.294.582 45.291.070.975 tax rate Pengaruh pajak atas perbedaan tetap 463.950.418 200.642.588 Effect of permanent differences

Beban pajak - neto 37.570.245.000 45.491.713.563 Tax expense - net

Laba kena pajak hasil rekonsiliasi di atas

akan menjadi dasar dalam pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT”) pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014.

Taxable income from the above reconciliation will become the basis for filing Annual Corporate Tax Return for the year ended December 31, 2014.

d. Perhitungan beban pajak penghasilan d. Corporate income tax calculation

Perhitungan beban pajak tahun berjalan dan utang pajak penghasilan badan adalah sebagai berikut:

The calculations of current income tax expense and corporate income tax payable are as follows:

31 Desember/December 31

2014 2013

Pajak kini Current Tax Penghasilan kena pajak 150.207.023.437 184.952.888.002 Taxable income

Taksiran beban pajak penghasilan tahun berjalan 37.551.756.000 46.238.222.000 Estimated current income tax expense Dikurangi: Pajak dibayar di muka (30.669.180.000) (39.453.238.000) Less: Prepaid income tax

Utang pajak penghasilan badan 6.882.576.000 6.784.984.000 Corporate income tax payable

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

71

14. PERPAJAKAN (lanjutan) 14. TAXATION (continued)

d. Perhitungan beban pajak penghasilan (lanjutan)

d. Corporate income tax calculation (continued)

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31

2014 2013

Pajak Tangguhan Deferred Tax Pajak penghasilan tangguhan Deferred income tax terdiri atas: consists of: Penyisihan imbalan kerja 679.869.715 739.831.000 Provision for employee benefits Kenaikan nilai surat Increase in value of marketable berharga (22.671.343) (15.694.538) securities Penyusutan aset tetap (693.862.189) (103.382.575) Depreciation of fixed assets Amortisasi aset tidak berwujud 23.591.483 109.327.298 Amortization of intangible asset Penyusutan aset sewa operasi (5.416.666) 16.427.252 Depreciation of operating fixed asset

Manfaat (beban) pajak tangguhan (18.489.000) 746.508.437 Deferred tax benefit (expense)

e. Pengaruh dari perbedaan temporer menurut

akuntansi dan fiskal pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 sebagai berikut:

e. The effect of temporary differences between accounting and tax bases as at December 31, 2014 and 2013 were as follows:

31 Desember/December 31

2014 2013

Aset pajak tangguhan: Deferred tax assets: Penyisihan imbalan kerja 4.448.670.215 3.768.800.500 Provision for employee benefits Surat-surat berharga 39.233.794 61.905.137 Marketable securities

4.487.904.009 3.830.705.637

Liabilitas pajak tangguhan: Deferred tax liabilities: Aset tetap (576.665.958) 117.196.231 Fixed assets Aset tidak berwujud (54.300.850) (77.892.333) Intangible assets Aset sewa operasi (5.416.666) - Operating lease assets

(636.383.474) 39.303.898

Aset pajak tangguhan - neto 3.851.520.535 3.870.009.535 Deferred tax assets - net

Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan dapat dipulihkan seluruhnya.

Management believes that the deferred tax assets can be fully realized.

15. UTANG LAIN-LAIN 15. OTHER PAYABLES

31 Desember/December 31

2014 2013

Pihak ketiga Third parties Titipan konsumen 15.887.976.569 14.219.176.780 Customer deposits Utang kepada perusahaan asuransi 14.327.237.383 16.857.069.328 Payable to insurance companies Lain-Lain 330.867.667 105.517.699 Others

Total utang lain-lain 30.546.081.619 31.181.763.807 Total other payables

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

72

16. UANG MUKA LAIN-LAIN 16. OTHER ADVANCES 31 Desember/December 31

2014 2013

Pihak ketiga Third parties Premi asuransi pelanggan 359.107.016 488.049.106 Consumer insurance premium Lain-lain 2.445.143.500 2.886.160.582 Others

Total uang muka lain-lain 2.804.250.516 3.374.209.688 Total other advances

Akun ini terutama merupakan uang muka yang

diterima dari pelanggan sehubungan dengan premi asuransi, biaya notaris dan biaya administrasi. Premi asuransi dan biaya notaris akan dibayarkan pada perusahaan asuransi dan notaris yang bersangkutan.

This account mainly represents advances received from customers related to insurance premiums, notary fees and administration charges. The insurance premium and notary fees will be paid to the corresponding insurance companies and the notary.

17. BEBAN AKRUAL 17. ACCRUED EXPENSES 31 Desember/December 31

2014 2013

Bunga pinjaman bank 15.084.794.474 13.141.823.751 Interest on bank loans Bunga dari efek utang yang diterbitkan Interest on debt security issued Medium-term notes - 731.250.000 Medium-term notes Lain lain 1.228.189.436 357.658.177 Others

Total beban akrual 16.312.983.910 14.230.731.928 Total accrued expenses

18. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA 18. POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITIES Seperti dijelaskan dalam Catatan 2o, Perusahaan

mempunyai imbalan pasca-kerja yang terdiri atas imbalan pasca-kerja iuran pasti. Perusahaan mengakui liabilitas atas imbalan pasca-kerja karyawan berdasarkan perhitungan aktuaria yang dihitung oleh Prima Aktuaria dalam laporan aktuaria tertanggal 2 Maret 2015 untuk tahun 2014 dan 4 Februari 2014 untuk tahun 2013 dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”.

As mentioned in Note 2o, the Company provides post-employment benefits which consists of defined contribution plans. The Company recognized the employee benefits liabilities based on the actuarial calculations made by Prima Aktuaria in the actuary report dated March 2, 2015 for 2014 and February 4, 2014 for 2013 using the “Projected Unit Credit” method.

Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam

perhitungan aktuaria tersebut adalah sebagai berikut:

The key assumptions used for the said actuarial calculations are among others as follows:

31 Desember 2014/ 31 Desember 2013/ December 31, 2014 December 31, 2013 __________________________________________________________________ ___________________________________________________________________

Tingkat diskonto 8,45% 9,07% Discount rate Tingkat kenaikan gaji 10% 10% Salary growth rate Tabel Mortalita Indonesia Tabel Mortalita Indonesia Tabel mortalitas 2011 2011 Mortality table Tingkat cacat 10% dari/from TMI-2011 10% dari/from TMI-2011 Disability rate Tingkat pengunduran diri 10% pada usia sampai dengan 20 tahun dan berkurang Resignation rate hingga 2,50% pada usia 45 tahun/10% up to age 20 then decrease linearly down to 2.50% at age 45 years old Umur pensiun normal 55 tahun/55 years old Normal retirement age

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

73

18. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan) 18. POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITIES (continued)

Berikut ini ikhtisar komponen-komponen status

dana pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, dan beban imbalan kerja karyawan yang dicatat pada laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut:

The following table summarizes the components of the fund status as at December 31, 2014 and 2013, and the employee benefits expenses recognized in the statement of comprehensive income for the year then ended:

a. Liabilitas imbalan kerja a. Employee benefits liabilities

31 Desember/December 31

2014 2013

Nilai kini liabilitas 15.058.071.000 11.286.044.000 Present value obligation Total yang belum diakui: Unrecognized amounts: - Kerugian aktuarial 2.736.608.000 3.789.158.000 - Actuarial loss

Cadangan yang diakui Allowance recognized in the di laporan posisi statement of financial keuangan 17.794.679.000 15.075.202.000 position

b. Beban imbalan kerja b. Employees’ benefits expenses Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31

2014 2013

Biaya jasa kini 2.541.218.000 2.004.795.000 Current service costs Biaya bunga 942.263.000 904.147.000 Interest costs Amortisasi biaya jasa lalu dan Amortization of past service costs kerugian aktuarial 131.653.000 87.882.000 and actuarial losses

Beban imbalan kerja karyawan 3.615.134.000 2.996.824.000 Employees’ benefits expenses

c. Mutasi dalam liabilitas neto yang tercatat

dalam laporan posisi keuangan: c. Movements in the net liabilities recognized in

the statement of financial position:

31 Desember/December 31

2014 2013

Saldo awal tahun 15.075.202.000 12.115.878.000 Balance at beginning of year Beban tahun berjalan 3.615.134.000 2.996.824.000 Expenses during the year Pembayaran imbalan Post-employment benefits pasca-kerja (895.657.000) (37.500.000) payment

Saldo akhir tahun 17.794.679.000 15.075.202.000 Balance of end of year

d. Mutasi dalam nilai kini liabilitas d. Movements present value benefit obligation

31 Desember/December 31

2014 2013

Saldo awal tahun 11.286.044.000 14.461.091.000 Balance at beginning of year Biaya jasa kini 2.541.218.000 2.004.795.000 Current service costs Biaya bunga 942.263.000 904.147.000 Interest costs Pembayaran imbalan Post-employment benefits pasca-kerja (895.657.000) (37.500.000) payment (Keuntungan) kerugian aktuarial 1.184.203.000 (6.046.489.000) Actuarial (gain) loss

Saldo akhir tahun 15.058.071.000 11.286.044.000 Balance of end of year

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

74

18. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan) 18. POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITIES (continued)

e. Tabel berikut menunjukkan analisa sensitivitas

atas kemungkinan perubahan tingkat diskonto, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap liabilitas imbalan kerja karyawan dan beban jasa kini dan beban bunga pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013:

e. The following table demonstrates the sensitivity analysis to a reasonably possible change in discount rates, with all other variables held constant, of the employee benefits obligation and current service cost and interest cost as of December 31, 2014 and 2013:

2014

Liabilitas imbalan kerja karyawan/ Biaya jasa kini/ Employee benefits Current service obligation cost

Kenaikan suku bunga sebesar 1% (13.133.300.000) (2.225.141.000) Increase in interest rate of 1% Penurunan suku bunga sebesar 1% 17.353.808.000 2.925.116.000 Decrease in interest rate of 1%

2013

Liabilitas imbalan kerja karyawan/ Biaya jasa kini/ Employee benefits Current service obligation cost

Kenaikan suku bunga sebesar 1% (1.452.239.000) (249.103.000) Increase in interest rate of 1% Penurunan suku bunga sebesar 1% 1.726.821.000 301.443.000 Decrease in interest rate of 1%

f. Jumlah penyesuaian yang timbul pada aset

program dan liabilitas program untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan tiga tahun sebelumnya adalah sebagai berikut:

f. The amounts of experience adjustments arising on the plan assets and plan liabilities for the year ended December 31, 2014 and previous three annual periods of employee benefits:

31 Desember/December 31 (dalam ribuan Rp/in thousand Rp)

2014 2013 2012 2011

Nilai kini liabilitas 15.058.071 11.286.044 14.461.091 12.048.125 Present value obligation Nilai wajar aset program - - - (3.968.133) Fair value of plan assets

Defisit 15.058.071 11.286.044 14.461.091 8.079.992 Deficit Penyesuaian liabilitas program 1.184.203 (6.046.489) (1.054.762) 1.339.556 Experience adjustment on liability Penyesuaian aset program - - 3.968.133 (203.717) Experience adjustment on asset

19. MODAL SAHAM 19. SHARE CAPITAL

Komposisi pemegang saham Perusahaan pada

tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek, PT EDI Indonesia adalah sebagai berikut:

The composition of shareholders of the Company as of December 31, 2014 and 2013 based on report of PT EDI Indonesia, Securities Administration Bureau, is as follows:

Ditempatkan dan disetor penuh - Rupiah/ Total saham/ Persentase kepemilikan/ Issued and paid up capital - Number of Shares Percentage of ownership Rupiah

31 Desember/December 31

Pemegang Saham/ Shareholders 2014 2013 2014 2013 2014 2013

PT Sari Dasa Karsa 1.112.584.069 1.112.584.069 67,60 67,60 278.146.017.250 278.146.017.250 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. 133.281.585 133.281.585 8,10 8,10 33.320.396.250 33.320.396.250 Masyarakat (masing- masing tidak melebihi 5%)/ Public (individually less than 5%) 399.930.400 399.930.400 24,30 24,30 99.982.600.000 99.982.600.000

Total 1.645.796.054 1.645.796.054 100,00 100,00 411.449.013.500 411.449.013.500

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

75

19. MODAL SAHAM (lanjutan) 19. SHARE CAPITAL (continued) Komisaris dan Direksi Perusahaan tidak memiliki

kepemilikan saham atas Perusahaan. The Commissioners and Directors of Company do

not have ownership on the shares of Company.

Sejak penawaran umum saham ke masyarakat pada bulan Maret 1990, Perusahaan telah melakukan beberapa kali perubahan modal saham melalui tindakan korporasi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 1b.

Since the public offering held on March 1990, the Company’s share capital has been changed several times through the corporate actions. Futher details are disclosed in Note 1b.

20. TAMBAHAN MODAL DISETOR 20. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL Saldo akun ini merupakan jumlah yang timbul dari

perbedaan antara nilai nominal per saham dengan harga pasar saham yang diterbitkan dikurangi jumlah yang dikapitalisasi sebagai modal saham bonus dan jumlah yang timbul dari perbedaan antara harga pasar dan harga nominal saham yang diterbitkan sebagai bagian dari restrukturisasi utang.

The balance of this account represents the amount resulting from the difference between the share offering price and par value of shares issued, less amounts capitalized as bonus share capital and the amount resulting from the difference between the market price and par value of shares issued, as part of the debt restructuring.

Tambahan modal disetor dari penawaran umum

awal adalah Rp13.125.000.000 dimana sejumlah Rp12.000.000.000 dikapitalisasi sebagai modal saham pada tanggal 17 Mei 1993 melalui penerbitan saham bonus (Catatan 1b).

The additional paid-in capital from the initial public offering was Rp13,125,000,000 of which Rp12,000,000,000 was capitalized as share capital on May 17, 1993 through a bonus shares issue (Note 1b).

Pada tanggal 9 Juli 1994, Perusahaan menerbitkan

18.000.000 saham baru pada harga Rp3.500 per lembar yang menghasilkan tambahan modal disetor sebesar Rp45.000.000.000 (Catatan 1b).

On July 9, 1994, the Company issued 18,000,000 new shares based on a rights issue offered at Rp3,500 per share resulting in additional paid-in capital of Rp45,000,000,000 (Note 1b).

Pada tanggal 19 Juni 1995, Perusahaan

mengkapitalisasi tambahan modal disetor sebesar Rp45.000.000.000 ini menjadi modal saham melalui penerbitan saham bonus (Catatan 1b).

On June 19, 1995, the Company capitalized this Rp45,000,000,000 additional paid-in capital into share capital via a bonus shares issue (Note 1b).

Pada tanggal 5 Februari 2004, Perusahaan

menerbitkan 270.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp500 per saham kepada pemberi pinjaman sebagai bagian dari restrukturisasi utang. Perbedaan antara nilai nominal per saham Rp500 dengan harga pasar per saham Rp1.025 menghasilkan tambahan modal disetor sebesar Rp141.750.000.000 (Catatan 1b).

On February 5, 2004, the Company issued 270,000,000 new common shares with a nominal value of Rp500 per share to its lenders as part of the debt restructuring. The differrence between the nominal value of the share of Rp500 and the market value of a share of Rp1,025 has resulted in additional paid-in capital amounting to Rp141,750,000,000 (Note 1b).

Pada tanggal 22 Februari 2005, 6 Mei 2005 dan

15 November 2005 sejumlah 49.351.247 waran telah dikonversi menjadi saham biasa dimana harga per lembar waran tersebut adalah Rp700, sehingga menghasilkan agio sebesar Rp9.870.249.400 (Catatan 1b).

On February 22, 2005, May 6, 2005 and November 15, 2005, 49,351,247 warrants were converted to new common shares at exercise price of Rp700 per share. This transaction has resulted in additional paid-in capital of Rp9,870,249,400 (Note 1b).

Pada tanggal 28 Mei 2007, Perusahaan

mengkapitalisasi tambahan modal disetor sebesar Rp99.870.249.250 menjadi modal saham melalui penerbitan saham bonus (Catatan 1b).

On May 28, 2007, the Company capitalized part of its additional paid-in capital amounting Rp99,870,249,250 into share capital through a bonus share issuance (Note 1b).

Pada tanggal 24 Mei 2012, Perusahaan

mengkapitalisasi tambahan modal disetor sebesar Rp52.418.435.500 menjadi modal saham melalui penerbitan saham bonus (Catatan 1b).

On May 24, 2012, the Company capitalized part of its additional paid-in capital amounting Rp52,418,435,500 into share capital through a bonus share issuance (Note 1b).

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

76

21. DIVIDEN DAN CADANGAN UMUM 21. DIVIDENDS AND GENERAL RESERVE

Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum

Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Buana Finance Tbk. yang diaktakan dalam Akta No. 279 tanggal 28 Mei 2013 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,MSi, pemegang saham menyetujui penggunaan laba neto tahun 2012 untuk: (a) pembagian dividen tunai sebesar Rp60 per saham, dengan ketentuan dividen tunai tersebut akan diperhitungkan dengan dividen interim sebesar Rp30 per saham yang telah dibagi dan dibayarkan kepada pemegang saham pada tanggal 6 Desember 2012 (b) dialokasikan ke dalam cadangan umum sebesar Rp1.000.000.000 dan (c) sisa keuntungan dimasukkan ke dalam saldo laba. Jumlah aktual dividen tunai yang didistribusikan adalah sebesar Rp49.373.881.620.

Based on the Resolution of the Annual General Meeting of Shareholders and Extraordinary General Meeting of Shareholders of PT Buana Finance Tbk. which was notarized in Deed No. 279 dated May 28, 2013 of Notary Dr. Irawan Soerodjo S.H.,MSi, the shareholders approved to use of 2012 net profit for: (a) distribution of cash dividends of Rp60 per share, provided that it will be calculated with the interim dividends of Rp30 per share which has been distributed and paid to shareholders on December 6, 2012 (b) appropriation for general reserve in the amount of Rp1,000,000,000 and (c) the remaining profit as retained earnings. Total actual cash dividends distributed amounted to Rp49,373,881,620.

Perusahaan telah melakukan pembayaran dividen

tunai kepada pemegang saham sebesar Rp49.339.658.262 pada bulan Juli 2013 dan sisa dividen yang belum dibayarkan (belum diambil oleh pemegang saham warkat) disajikan sebagai utang dividen.

The Company had paid cash dividends to shareholders in the amount of Rp49,339,658,262 in July 2013 and the remaining unclaimed dividends (not yet claimed by holders of script shares) are presented as dividends payables.

Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang

Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Buana Finance Tbk. yang diaktakan dalam Akta No. 65 tanggal 28 Mei 2014 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,MSi, pemegang saham menyetujui penggunaan laba neto tahun 2013 untuk: (a) pembagian dividen tunai sebesar Rp60 per saham, yang telah dibagi dan dibayarkan kepada pemegang saham pada tanggal 18 Juni 2014 (b) dialokasikan ke dalam cadangan umum sebesar Rp1.000.000.000 dan (c) sisa keuntungan dimasukkan ke dalam saldo laba. Jumlah aktual dividen tunai yang didistribusikan adalah sebesar Rp98.747.763.240.

Based on the Resolution of the Annual General Meeting of Shareholders and Extraordinary General Meeting of Shareholders of PT Buana Finance Tbk. which was notarized in Deed No. 279 dated May 28, 2013 of Notary Dr. Irawan Soerodjo S.H.,MSi, the shareholders approved to use of 2012 net profit for: (a) distribution of cash dividends of Rp60 per share, which has been distributed and paid to shareholders on June 18, 2014 (b) appropriation for general reserve in the amount of Rp1,000,000,000 and (c) the remaining profit as retained earnings. Total actual cash dividends distributed amounted to Rp98,747,763,240.

Perusahaan telah melakukan pembayaran dividen

tunai kepada pemegang saham sebesar Rp98.679.424.530 pada bulan Juli 2014 dan sisa dividen yang belum dibayarkan (belum diambil oleh pemegang saham warkat) disajikan sebagai utang dividen.

The Company had paid interim dividends to shareholders in the amount of Rp98,679,424,530 in July 2014 and the remaining unclaimed dividends (not yet claimed by holders of script shares) are presented as dividends payables.

Jumlah utang dividen pada tahun 2014 dan 2013

masing-masing sebesar Rp232.645.282 dan Rp181.258.688.

Dividends payable in 2014 and 2013 amounting to Rp232,645,282 and Rp181,258,688, respectively.

Jumlah dividen yang tidak diambil pada tanggal

31 Desember 2014 adalah sebesar Rp16.952.118. Unclaimed dividends as of December 31, 2014 is

amounted to Rp16,952,118.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

77

22. PENDAPATAN SEWA PEMBIAYAAN 22. FINANCE LEASE INCOME

Akun ini merupakan pendapatan yang berasal dari transaksi sewa pembiayaan yang meliputi barang modal untuk konstruksi, pertambangan, pertanian, perkebunan, transportasi dan lain-lain. Tidak ada pelanggan dengan nilai pendapatan neto melebihi 10% dari jumlah pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

This account represents income arising from finance leases involving various capital goods for construction, mining, agricultural, plantation, transportation and other sectors. No income from single customer of more than 10% of the total income for the years ended December 31, 2014 and 2013.

Pendapatan sewa pembiayaan termasuk amortisasi atas pendapatan provisi dan selisih premi asuransi dan biaya transaksi piutang sewa pembiayaan sebesar Rp27.094.199.823 dan Rp29.999.628.954 masing-masing pada tahun 2014 dan 2013.

Finance lease income includes amortization of provison fee and income on insurance premium discount and transaction cost on lease receivables amounting to Rp27,094,199,823 and Rp29,999,628,954 in 2014 and 2013, respectively.

Perusahaan tidak memiliki pendapatan sewa

pembiayaan yang berasal dari pihak berelasi. The Company does not have financing lease

income originated from related party.

23. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN 23. CONSUMER FINANCING INCOME Akun ini merupakan pendapatan yang berasal

dari transaksi pembiayaan untuk pembelian barang-barang konsumsi. Tidak ada pelanggan dengan nilai pendapatan neto melebihi 10% dari jumlah pendapatan untuk tahun berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

This account represents income arising from financing transactions for consumer goods. No income from single customer of more than 10% of total income for the years then ended December 31, 2014 and 2013.

Pendapatan pembiayaan konsumen termasuk

amortisasi atas pendapatan selisih premi asuransi dan biaya transaksi piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp4.267.952.262 dan Rp6.592.283.836 masing-masing pada tahun 2014 dan 2013.

Consumer financing income included amortization of income on insurance premium discount and transaction cost on consumer financing receivables amounting to Rp4,267,952,262 and Rp6,592,283,836 in 2014 and 2013, respectively.

Perusahaan tidak memiliki pendapatan pembiayaan konsumen yang berasal dari pihak berelasi.

The Company does not have consumer financing income originated from related party.

24. PENDAPATAN BUNGA 24. INTEREST INCOME Akun ini merupakan pendapatan bunga dari

penempatan deposito, jasa giro dan denda bunga atas keterlambatan pembayaran piutang sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen.

This account represents interest income from time deposits, current accounts, and penalties applied for late payment of leases and consumer finance installments.

Perusahaan tidak memiliki pendapatan bunga yang

berasal dari pihak berelasi. The Company does not have interest income

originated from related party. 25. PENDAPATAN LAIN-LAIN - NETO 25. OTHER INCOME - NET Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31

2014 2013

Pendapatan administrasi 6.277.935.907 6.252.825.173 Administration income Penerimaan kembali piutang yang Recoveries on receivables previously telah dihapusbukukan 2.019.266.250 4.709.552.889 written-off Keuntungan atas penjualan Gain on sale of aset tetap 760.583.701 477.755.824 fixed assets Kerugian atas penjualan Loss on sale of aset sewa operasi - (1.701.784.616) leased operating asset Pendapatan rupa-rupa 1.620.471.655 1.910.518.848 Miscellaneous income

Neto 10.678.257.513 11.648.868.118 Net

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

78

26. BEBAN KEUANGAN 26. FINANCING COSTS

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31

2014 2013

Bunga pinjaman bank 238.048.119.990 258.386.582.705 Interest on bank loans Premi swap 17.385.941.791 8.778.377.146 Swap premium Bunga atas efek utang yang Interest on debt securities diterbitkan - Medium-term notes 12.878.125.000 2.001.747.540 issued - Medium-term notes Lain-lain 532.910.532 176.303.488 Others

Total 268.845.097.313 269.343.010.879 Total

27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 27. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31

2014 2013

Gaji dan tunjangan 85.370.172.663 74.860.496.149 Salaries and benefits Sewa 6.278.099.673 5.993.431.410 Rent Penyusutan dan amortisasi Depreciation and amortization (Catatan 10 dan 11) 5.816.089.483 5.920.375.547 (Notes 10 and 11) Imbalan kerja karyawan (Catatan 18b) 3.615.134.000 2.996.824.000 Employee benefits (Note 18b) Jasa manajemen 2.903.707.223 2.553.082.695 Management fee Asuransi 2.741.746.905 2.683.373.518 Insurance Transportasi dan komunikasi 2.170.219.108 2.255.411.855 Transportation and communication Alat-alat tulis dan perlengkapan 1.897.406.478 1.423.041.555 Stationery and supplies Pemeliharaan dan perbaikan 1.888.328.108 1.536.218.270 Repairs and maintenance Jasa profesional 1.522.025.237 788.717.355 Professional fees Perizinan dan pengurusan 1.460.107.542 363.027.505 License fees

Listrik 1.310.109.388 1.145.258.905 Electricity Pelatihan dan rekrutmen 1.289.922.165 2.597.809.005 Training and recruitment Jasa konsultan 303.797.700 232.382.820 Consultant fees Administrasi bank dan meterai 83.300.998 66.204.382 Bank charges and stamp duties Lainnya 4.204.909.368 2.827.086.411 Others

Total 122.855.076.039 108.242.741.382 Total

28. LABA (RUGI) SELISIH KURS - NETO 28. FOREIGN EXCHANGE GAIN (LOSS) - NET

Akun ini merupakan keuntungan atau kerugian

yang timbul akibat fluktuasi selisih kurs antara Rupiah dengan Dolar Amerika Serikat selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

This account represents gain or loss arising from the fluctuation of the exchange rates between Rupiah and US Dollar for the years ended December 31, 2014 and 2013.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

79

29. BEBAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI - NETO 29. PROVISION FOR IMPAIRMENT LOSSES - NET

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31

2014 2013

Piutang sewa pembiayaan (Catatan 5) 51.157.714.311 48.297.569.410 Financing lease receivables (Note 5) Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen (Catatan 6) 7.600.979.662 16.364.519.264 receivables (Note 6) Tagihan anjak piutang (Catatan 7) - (8.478.766) Factoring receivables (Note 7)

Total 58.758.693.973 64.653.609.908 Total

30. LABA PER SAHAM DASAR 30. BASIC EARNINGS PER SHARE

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31

2014 2013

Laba neto 110.854.933.327 135.672.570.340 Net profit Rata-rata tertimbang jumlah saham Weighted average number of shares ditempatkan dan disetor 1.645.796.054 1.645.796.054 issued and outstanding

Laba per saham dasar 67 82 Basic earnings per share

31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT

Perusahaan dihadapkan pada risiko pasar, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Secara keseluruhan, program manajemen risiko keuangan perusahaan terfokus pada ketidakpastian pasar keuangan dan meminimumkan potensi kerugian yang berdampak pada kinerja Perusahaan.

The Company is exposed to market risk, credit risk, and liquidity risk. The Company’s overall risk management program focuses on the uncertainty of financial markets and seeks to minimize potential adverse effects on the Company’s financial performance.

Risiko pasar Market risk

Perusahaan dihadapkan pada risiko pasar terkait dengan risiko tingkat suku bunga dan risiko selisih kurs mata uang asing antara Rupiah dan Dolar Amerika Serikat. Kebijakan Perusahaan untuk mengelola risiko tersebut adalah dengan melakukan kontrak derivatif.

The Company’s market risks pertain to interest and foreign exchange rate risk between Rupiah and US Dollar. Market risks are managed by entering into derivatives

• Risiko tingkat bunga • Interest rate risk

Risiko tingkat bunga adalah risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa datang atas instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan dalam suku bunga pasar. Kebijakan Perusahaan untuk mengelola risiko tersebut dengan mengupayakan pinjaman dengan suku bunga tetap yang berimbang terhadap total sumber pendanaan.

Interest rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Company’s policy is to manage related risk by obtaining loans using fixed rate.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

80

31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko pasar (lanjutan) Market risk (continued)

• Risiko tingkat bunga (lanjutan) • Interest rate risk (continued)

Tabel di bawah ini menggambarkan rincian jatuh tempo aset dan liabilitas Perusahaan yang dipengaruhi oleh tingkat bunga:

The following tables represent a breakdown of maturity dates of the Company’s assets and liabilities which are affected by interest rate:

31 Desember 2014/December 31, 2014

Bunga tetap/Fixed Interest

Tidak Bunga Kurang dari Lebih dari dikenakan mengambang/ 1 tahun/ 3 tahun/ bunga/Non Floating Less than 1-3 tahun/ More than interest interest 1 year 1-3 years 3 years sensitive Total

ASET ASSETS Kas dan setara kas 56.805.677.696 65.025.000.000 - - 141.000.000 121.971.677.696 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga - - - - 268.039.825 268.039.825 Marketable securities Investasi sewa pembiayaan neto 686.559.527 1.598.707.822.824 1.108.525.083.381 77.143.661.416 - 2.785.063.127.148 Net investment in finance leases Piutang pembiayaan konsumen 53.256.292.316 275.297.313.916 215.040.384.640 18.602.532.507 - 562.196.523.379 Consumer financing receivables Piutang lain-lain - 1.560.122.473 3.078.032.078 1.137.944.610 23.068.038.306 28.844.137.467 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang dan Currency and interest rate swap tingkat bunga 21.124.558.101 - - - - 21.124.558.101 contracts Aset lain-lain - - - - 802.360.000 802.360.000 Other asset Aset non-keuangan - - - - 66.583.571.558 66.583.571.558 Non-financial assets

Total aset 131.873.087.640 1.940.590.259.213 1.326.643.500.099 96.884.138.533 90.863.009.689 3.586.853.995.174 Total assets

LIABILITAS LIABILITIES Utang kepada lembaga Loans from financial institutions and keuangan dan bank 284.084.747.567 1.279.052.854.416 824.952.017.983 - - 2.388.089.619.966 banks Utang dividen - - - - 232.645.282 232.645.282 Dividends payable Utang lain-lain - - - - 14.647.105.050 14.647.105.050 Other payables Liabilitas lain-lain - - - - 325.774.532 325.774.532 Other liabilities Beban akrual - - - - 15.084.794.474 15.084.794.474 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang dan Currency and interest rate swap tingkat bunga 9.095.624.999 - - - - 9.095.624.999 contracts Liabilitas non-keuangan - - - - 54.785.204.702 54.785.204.702 Non-financial liabilties

Total liabilitas 293.180.372.566 1.279.052.854.416 824.952.017.983 - 85.075.524.040 2.482.260.769.005 Total liabilities

Neto (161.307.284.926) 661.537.404.797 501.691.482.116 96.884.138.533 5.787.485.649 1.104.593.226.169 Net

31 Desember 2013/December 31, 2013

Bunga tetap/Fixed Interest

Tidak Bunga Kurang dari Lebih dari dikenakan mengambang/ 1 tahun/ 3 tahun/ bunga/Non Floating Less than 1-3 tahun/ More than interest interest 1 year 1-3 years 3 years sensitive Total

ASET ASSETS Kas dan setara kas 55.352.691.167 31.094.500.000 - - 129.020.000 86.576.211.167 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga - - - - 177.354.450 177.354.450 Marketable securities Investasi sewa pembiayaan neto 794.473.250 1.669.115.688.927 1.270.026.648.380 54.298.235.568 - 2.994.235.046.125 Net investment in finance leases Piutang pembiayaan konsumen 3.985.097.759 335.263.422.873 238.821.154.754 11.295.573.808 - 589.365.249.194 Consumer financing receivables Tagihan anjak piutang - 1.721.970.771 - - - 1.721.970.771 Factoring receivables Piutang lain-lain - 1.282.506.418 2.373.504.929 853.447.308 16.666.149.515 21.175.608.170 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang dan Currency and interest rate swap tingkat bunga 20.837.668.203 - - - - 20.837.668.203 contracts Aset lain-lain - - - - 798.060.000 798.060.000 Other asset Aset non-keuangan - - - - 55.583.952.776 55.583.952.776 Non-financial assets

Total aset 80.969.930.379 2.038.478.088.989 1.511.221.308.063 66.447.256.684 73.354.536.741 3.770.471.120.856 Total assets

LIABILITAS LIABILITIES Utang kepada lembaga Loans from financial institutions and keuangan dan bank 356.973.516.439 1.123.076.961.958 957.107.605.541 - - 2.437.158.083.938 banks Efek utang yang diterbitkan Debt securities issued Medium-term notes - 149.400.883.290 149.400.883.290 Medium-term notes Utang dividen - - - - 181.258.688 181.258.688 Dividends payable Utang lain-lain - - - - 16.962.574.399 16.962.574.399 Other payables Liabilitas lain-lain - - - - 470.371.091 470.371.091 Other liabilties Beban akrual - - - 13.873.073.751 13.873.073.751 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang dan Currency and interest rate swap tingkat bunga 246.330.410 - - - - 246.330.410 contracts Liabilitas non-keuangan - - - - 48.961.356.080 48.961.356.080 Non-financial liabilties

Total liabilitas 357.219.846.849 1.272.477.845.248 957.107.605.541 - 80.448.634.009 2.667.253.931.647 Total liabilities

Neto (276.249.916.470) 766.000.243.741 554.113.702.522 66.447.256.684 (7.094.097.268) 1.103.217.189.209 Net

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

81

31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)

Risiko pasar (lanjutan) Market risk (continued)

• Risiko tingkat bunga (lanjutan) • Interest rate risk (continued)

Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap laba sebelum pajak Perusahaan (melalui dampak dari suku bunga mengambang):

The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in interest rates, with all other variables held constant, of the Company’s profit before tax (through the impact on floating interest rate):

Kenaikan (penurunan) suku bunga dalam basis Dampak poin/Increase terhadap laba (decrease) on sebelum pajak/ interest rate Effect on profit in basis points before tax

Tahun: Year: 2014 +100 2.774.976.846 2014 -100 (2.774.976.846) Tahun: Year: 2013 +100 4.067.441.498 2013 -100 (4.067.441.498)

• Risiko selisih kurs mata uang asing • Foreign exchange risk

Risiko mata uang asing adalah risiko nilai wajar arus kas di masa depan yang berfluktuasi karena perubahan kurs pertukaran mata uang asing. Perusahaan terpengaruh risiko perubahan mata uang asing terutama berkaitan dengan fasilitas pinjaman dari bank dalam mata uang Dolar Amerika Serikat (Catatan 12). Perusahaan mengelola risiko ini dengan melakukan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga. Pinjaman kredit berjangka dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga mempunyai persyaratan kritikal yang sama (Catatan 8).

Foreign currency risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchanges rates. The Company’s exposure to the risk of changes in foreign exchange rates relates to primarily the bank loan facilities in US Dollar currency (Note 12). The Company manages this risk by entering into a cross currency swap contract. The term loan and cross currency swap contract have the same critical terms (Note 8).

Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat kurs pertukaran Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap laba sebelum pajak Perusahaan:

The following tables demonstrate the sensitivity to a reasonably possible change in foreign exchange rates between Rupiah and US Dollar, with all other variables held constant, of the Company’s profit before tax:

Kenaikan (penurunan) kurs mata uang asing

dalam basis persentase/

Increase Dampak (decrease) on terhadap laba

foreign sebelum pajak/ exchange rate Effect on profit in percetage before tax

Tahun: Year: 2014 +10% (854.875.814) 2014 -10% 854.875.814 Tahun: Year: 2013 +10% 1.392.155.823 2013 -10% (1.392.155.823)

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

82

31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko kredit Credit risk

Risiko kredit adalah risiko jika pihak lawan tidak memenuhi liabilitasnya dalam kontrak pelanggan yang menyebabkan kerugian keuangan. Perusahaan menghadapi risiko kredit, yaitu ketidakmampuan konsumen untuk membayar kembali pembiayaan yang diberikan. Risiko ini terjadi jika kelayakan pelanggan dan piutang pembiayaan konsumen, sewa guna usaha dan anjak piutang tidak dikelola dengan baik. Perusahaan menerapkan kebijakan pemberian kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian, melakukan monitoring portofolio kredit secara berkesinambungan dan melakukan pengelolaan atas penagihan angsuran untuk meminimalkan risiko kredit.

Credit risk is the risk that counterparty will not meet its obligations under a debtor contract, leading to a financial loss. The Company is exposed to credit risk from the defaulting customers. Improper assessment on debtor’s credit worthiness and collection management will trigger the credit risk. The Company applies prudent credit acceptance policies, performing ongoing credit portfolio monitoring as well as managing the collection of customer financing, financing leases and factoring receivables in order to minimize the credit risk exposure.

Pengelolaan risiko kredit perusahaan diarahkan

untuk meningkatkan keseimbangan antara ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit secara prudent agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi Non-Performing Loan (NPL), serta mengelola penggunaan modal untuk memperoleh return yang optimal. Dimulai dari proses awal penerimaan aplikasi kredit yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, yang mana aplikasi kredit akan melalui proses peninjauan dan analisa kredit sebelum disetujui oleh Komite Kredit.

The Company’s credit risk management is directed to improve the balance between healthy credit expansion with a prudent credit management prevent the decline in loan quality or the onset of Non-Performing Loan, and to manage capital towards obtaining optimal rates of return. It starts from the process of screening credit applications selectively and handling them with prudence principle, whereby the credit application would go through survey and credit analysis process before being approved by the Credit Committee.

Perusahaan juga menerapkan Pedoman

Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non-Bank dan Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER-05/BL/2011 tentang Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Perusahaan Pembiayaan.

The Company also implemented the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles as regulated in the Ministry of Finance Regulation No. 30/PMK.010/2010 regarding the Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions and the Chairman of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Board (Bapepam-LK) Regulation No. PER-05/BL/2011 regarding the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles for Multifinance Companies.

Perusahaan juga telah menjalankan aturan uang

muka kendaraan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 43/PMK.010/2012 tentang “Uang Muka Pembiayaan Konsumen untuk kendaraan Bermotor Pada Perusahaan Pembiayaan” serta Surat Edaran BI No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor yang diberlakukan sejak 15 Juni 2012.

The Company also has implemented down payment regulation as regulated in the Ministry of Finance Regulation No. 43/PMK.010/2012 concerning “Down Payment for Consumer Financing”, and Bank Indonesia Circular Letter No.14/10/DPNP dated 15 March 2012 concerning The Application of Bank’s Risk Management on Mortgages and Motor Vehicle Credit effective 15 June 2012.

Untuk setiap kategori aset keuangan, Perusahaan

mengungkapkan eksposur maksimum terhadap risiko kredit dan analisa konsentrasi risiko kredit.

For each financial asset category, the Company discloses the maximum exposure to credit risk and concentration of credit risk analysis.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

83

31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued)

i. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit i. Maximum exposure to credit risk

Eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit hampir seluruhnya berasal dari piutang investasi neto dalam sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen, dimana eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatat (tanpa memperhitungkan agunan).

The Company’s exposure to credit risk mainly comes from the net investments in financial leases and consumer financing receivables, of which the maximum exposure to credit risk equals to the carrying amount (without taking into account any collateral held).

ii. Analisis konsentrasi risiko kredit ii. Concentration of credit risk analysis

Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 eksposur risiko kredit atas aset keuangan terbagi atas:

As of December 31, 2014 and 2013 credit risk exposure of financial asset is divided into:

31 Desember 2014/December 31, 2014

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/ Mengalami Tidak Mengalami Allowance for Penurunan Nilai/ Penurunan Nilai/ Impairment Impaired Non-impaired Losses Total

Kas dan setara kas - 121.971.677.696 - 121.971.677.696 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga - 268.039.825 - 268.039.825 Marketable securities Investasi sewa pembiayaan neto 91.305.439.667 2.765.508.672.717 (71.750.985.236) 2.785.063.127.148 Net investment in finance leases Piutang pembiayaan konsumen 3.932.021.367 567.188.792.267 (8.924.290.255) 562.196.523.379 Consumer financing receivables Piutang lain-lain - 28.844.137.467 - 28.844.137.467 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang dan Currency and interest rate swap tingkat bunga - 21.124.558.101 - 21.124.558.101 contracts Aset lain-lain - 802.360.000 - 802.360.000 Other asset

Total 95.237.461.034 3.505.708.238.073 (80.675.275.491) 3.520.270.423.616 Total

31 Desember 2013/December 31, 2013

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai/ Mengalami Tidak Mengalami Allowance for Penurunan Nilai/ Penurunan Nilai/ Impairment Impaired Non-impaired Losses Total

Kas dan setara kas - 86.576.211.167 - 86.576.211.167 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga - 177.354.450 - 177.354.450 Marketable securities Investasi sewa pembiayaan neto 39.732.264.359 3.030.896.104.182 (76.393.322.416) 2.994.235.046.125 Net investment in finance leases Piutang pembiayaan konsumen 4.142.631.154 600.717.818.852 (15.495.200.812) 589.365.249.194 Consumer financing receivables Tagihan anjak piutang - 1.721.970.771 - 1.721.970.771 Factoring receivables Piutang lain-lain - 21.175.608.170 - 21.175.608.170 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang dan Currency and interest rate swap tingkat bunga - 20.837.668.203 - 20.837.668.203 contracts Aset lain-lain - 798.060.000 - 798.060.000 Other asset

Total 43.874.895.513 3.762.900.795.795 (91.888.523.228) 3.714.887.168.080 Total

Piutang pembiayaan yang pembayaran angsurannya telah menunggak lebih dari 90 hari diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang mengalami penurunan nilai.

Financing receivables with installments overdue for more than 90 days are classified as impaired financial assets.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

84

31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko likuiditas Liquidity risk

Perusahaan memantau risiko likuiditas dengan menggunakan analisa gap yang mengukur mismatch antara jatuh tempo aset dan liabilitas. Metode analisa profil jatuh tempo diperkuat dengan proyeksi arus kas dan scenario analysis untuk mengetahui besarnya potensi kerugian atau dampak terhadap arus kas, laba, dan permodalan pada kondisi pasar yang tidak normal atau ekstrim dari eksposur risiko likuiditas.

The Company monitors liquidity risk by using gap analysis which measures the mismatch between assets and liabilities maturity. Maturity profile analysis method supported by cash flow projection and scenario analysis are performed to assess potential loss or effect to cash flow, earnings and equity in the abnormal or extreme market condition from liquidity risk exposure.

Kebijakan Perusahaan dalam mengelola risiko ini adalah dengan melakukan mirroring waktu jatuh tempo sumber dana agar memiliki durasi yang mendekati profil waktu jatuh tempo aset.

The Company manages such risk by mirroring the maturity period of the funding in order to have similar period with the assets' maturity profile.

Tabel di bawah ini menggambarkan profil jatuh tempo atas aset dan liabilitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 berdasarkan pembayaran kontraktual:

The tables below summarize the maturity profile of the Company’s assets and liabilities at December 31, 2014 and 2013 based on contractual payments:

31 Desember 2014/December 31, 2014

Tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontraktual/ Kurang dari Does not have 3 bulan/ contractual Less than 3-12 bulan/ 1-3 tahun/ >3 tahun/ due date 3 months 3-12 months 1-3 years >3 years Total

ASET KEUANGAN FINANCIAL ASSETS Kas dan setara kas 56.946.677.696 65.025.000.000 - - - 121.971.677.696 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga 268.039.825 - - - - 268.039.825 Marketable securities Investasi sewa pembiayaan neto - 552.400.319.308 1.046.941.024.973 1.108.578.121.451 77.143.661.416 2.785.063.127.148 Net investment in finance leases Piutang pembiayaan konsumen - 84.842.095.438 196.512.513.103 225.582.721.752 55.259.193.086 562.196.523.379 Consumer financing receivables Piutang lain-lain - 11.563.018.726 4.602.757.630 8.594.902.393 4.083.458.718 28.844.137.467 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - - - 21.124.558.101 - 21.124.558.101 swap contracts Aset lain-lain - 55.000.000 747.360.000 - - 802.360.000 Other asset Aset non-keuangan 66.583.571.558 - - - - 66.583.571.558 Non-financial assets

Total aset 123.798.289.079 713.885.433.472 1.248.803.655.706 1.363.880.303.697 136.486.313.220 3.586.853.995.174 Total assets

LIABILITAS KEUANGAN FINANCIAL LIABILITIES Utang kepada lembaga Loans from financial institutions and keuangan dan bank - 441.626.036.614 986.561.506.891 959.902.076.461 - 2.388.089.619.966 banks Utang dividen - 232.645.282 - - - 232.645.282 Dividends payables Utang lain-lain - 14.647.105.050 - - - 14.647.105.050 Other payables Liabilitas lain-lain - 325.774.532 - - - 325.774.532 Other liabilities Beban akrual - 15.084.794.474 - - - 15.084.794.474 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - - - 9.095.624.999 - 9.095.624.999 swap contracts Liabilitas non-keuangan 54.785.204.702 - - - - 54.785.204.702 Non-financial liabilties

Total liabilitas 54.785.204.702 471.916.355.952 986.561.506.891 968.997.701.460 - 2.482.260.769.005 Total liabilities

Neto 69.013.084.377 241.969.077.520 262.242.148.815 394.882.602.237 136.486.313.220 1.104.593.226.169 Net

31 Desember 2013/December 31, 2013

Tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontraktual/ Kurang dari Does not have 3 bulan/ contractual Less than 3-12 bulan/ 1-3 tahun/ >3 tahun/ due date 3 months 3-12 months 1-3 years >3 years Total

ASET KEUANGAN FINANCIAL ASSETS Kas dan setara kas 55.481.711.167 31.094.500.000 - - - 86.576.211.167 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga 177.354.450 - - - - 177.354.450 Marketable securities Investasi sewa pembiayaan neto - 507.009.357.757 1.162.505.079.096 1.270.422.373.704 54.298.235.568 2.994.235.046.125 Net investment in finance leases Piutang pembiayaan konsumen - 95.195.922.585 240.263.277.126 239.315.943.993 14.590.105.490 589.365.249.194 Consumer financing receivables Tagihan anjak piutang - 1.721.970.771 - - - 1.721.970.771 Factoring receivables Piutang lain-lain - 9.118.835.352 3.218.904.449 5.969.216.929 2.868.651.440 21.175.608.170 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - - 20.837.668.203 - - 20.837.668.203 swap contracts Aset lain-lain - 30.000.000 768.060.000 - - 798.060.000 Other asset Aset non-keuangan 55.583.952.776 - - - - 55.583.952.776 Non-financial assets

Total aset 111.243.018.393 644.170.586.465 1.427.592.988.874 1.515.707.534.626 71.756.992.498 3.770.471.120.856 Total assets

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

85

31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) 31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued)

Tabel di bawah ini menggambarkan profil jatuh tempo atas aset dan liabilitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 berdasarkan pembayaran kontraktual: (lanjutan)

The tables below summarize the maturity profile of the Company’s assets and liabilities at December 31, 2014 and 2013 based on contractual payments: (continued)

31 Desember 2013/December 31, 2013

Tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontraktual/ Kurang dari Does not have 3 bulan/ contractual Less than 3-12 bulan/ 1-3 tahun/ >3 tahun/ due date 3 months 3-12 months 1-3 years >3 years Total

LIABILITAS KEUANGAN FINANCIAL LIABILITIES Utang kepada lembaga Loans from financial institutions and keuangan dan bank - 402.135.762.447 973.931.510.904 1.061.090.810.587 - 2.437.158.083.938 banks Efek utang yang diterbitkan Debt securities issued Medium-term notes - - 149.400.883.290 - - 149.400.883.290 Medium-term notes Utang dividen - 181.258.688 - - - 181.258.688 Dividends payables Utang lain-lain - 16.962.574.399 - - - 16.962.574.399 Other payables Liabilitas lain-lain - 470.371.091 - - - 470.371.091 Other liabilities Beban akrual - 13.873.073.751 - - - 13.873.073.751 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - - 246.330.410 - - 246.330.410 swap contracts Liabilitas non-keuangan 48.961.356.080 - - - - 48.961.356.080 Non-financial liabilties

Total liabilitas 48.961.356.080 433.623.040.376 1.123.578.724.604 1.061.090.810.587 - 2.667.253.931.647 Total liabilities

Neto 62.281.662.313 210.547.546.089 304.014.264.270 454.616.724.039 71.756.992.498 1.103.217.189.209 Net

Tabel di bawah ini menunjukkan sisa jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan berdasarkan pada undiscounted cash flows pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013.

The tables below show the remaining contractual maturities of financial liabilities based on undiscounted cash flows as of 31 December 2014 and 2013.

31 Desember 2014/December 31, 2014

Tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontraktual/ Kurang dari Does not have 3 bulan/ contractual Less than 3-12 bulan/ 1-3 tahun/ >3 tahun/ due date 3 months 3-12 months 1-3 years >3 years Total

LIABILITAS KEUANGAN FINANCIAL LIABILITIES Utang kepada lembaga Loans from financial institutions and keuangan dan bank - 441.989.183.033 999.959.451.782 1.150.839.626.407 - 2.592.788.261.222 banks Utang dividen - 232.645.282 - - - 232.645.282 Dividends payables Utang lain-lain - 14.647.105.050 - - - 14.647.105.050 Other payables Uang muka lain-lain - 325.774.532 - - - 325.774.532 Other advances Beban akrual - 15.084.794.474 - - - 15.084.794.474 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - - - 9.095.624.999 - 9.095.624.999 swap contracts

Total - 472.279.502.371 999.959.451.782 1.159.935.251.406 - 2.632.174.205.559 Total

31 Desember 2013/December 31, 2013

Tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontraktual/ Kurang dari Does not have 3 bulan/ contractual Less than 3-12 bulan/ 1-3 tahun/ >3 tahun/ due date 3 months 3-12 months 1-3 years >3 years Total

LIABILITAS KEUANGAN FINANCIAL LIABILITIES Utang kepada lembaga Loans from financial institutions and keuangan dan bank - 402.227.255.503 986.199.126.295 1.202.086.863.290 - 2.590.513.245.088 banks Efek utang yang diterbitkan Debt securities issued Medium-term notes - - 149.400.883.290 - - 149.400.883.290 Medium-term notes Utang dividen - 181.258.688 - - - 181.258.688 Dividends payables Utang lain-lain - 16.962.574.399 - - - 16.962.574.399 Other payables Uang muka lain-lain - 470.371.091 - - - 470.371.091 Other advances Beban akrual - 13.873.073.751 - - - 13.873.073.751 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - - 246.330.410 - - 246.330.410 swap contracts

Total - 433.714.533.432 1.135.846.339.995 1.202.086.863.290 - 2.771.647.736.717 Total

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

86

32. PENGELOLAAN MODAL 32. CAPITAL MANAGEMENT Kebijakan Perusahaan adalah mempertahankan

struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar.

The Company’s policy is to maintain a healthy capital structure in order to secure access to funding at a reasonable cost.

Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan

adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.

The primary objective of the Company’s capital management is to ensure that it maintains healthy capital ratios in order to support its business and maximize shareholder value.

Selain itu, Perusahaan dipersyaratkan oleh

Undang-undang Perseroan Terbatas efektif tanggal 16 Agustus 2007 untuk mengkontribusikan sampai dengan 20% dari modal saham ditempatkan dan disetor penuh ke dalam dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan. Persyaratan permodalan eksternal tersebut dipertimbangkan oleh Perusahaan pada Rapat Umum Pemegang Saham.

In addition, the Company is also required by the Corporate Law effective on August 16, 2007 to contribute and maintain a non-distributable reserve fund until the said reserve reaches 20% of the issued and fully paid share capital. This externally imposed capital requirements are considered by the Company at the Annual General Shareholders’ Meeting.

Perusahaan mengelola struktur permodalan dan

melakukan penyesuaian terhadap perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau mengusahakan pendanaan melalui pinjaman.

The Company manages its capital structure and makes adjustments to it, in light of the changes in economic conditions. To maintain or adjust its capital structure, the Company may adjust the dividend payment to shareholders, issue new shares or fund the Company through loans/bank loans.

Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang

Saham Luar Biasa tanggal 26 April 2012 yang diaktakan dalam Akta No. 265 tanggal 25 Mei 2012 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi, Anggaran Dasar Perusahaan mengatur bahwa Perusahaan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perusahaan berakhir berdasarkan keputusan Direksi dan dengan persetujuan Dewan Komisaris.

Based on the resolution of the Extraordinary General Meeting of Shareholders dated April 26, 2012 which was notarized in Deed No. 265 dated May 25, 2012 of Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi, the Company’s Articles of Association resolved that the Company can distribute interim dividend before the end of financial year with the approval of Directors and Board of Commissioners.

Termasuk dalam kebijakan pengelolaan

modal Perusahaan, Perusahaan juga mempertimbangkan Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006 dimana Perusahaan menjaga jumlah pinjamannya dibandingkan dengan jumlah modal sendiri dan pinjaman subordinasi dikurangi penyertaan (gearing ratio) ditetapkan setinggi-tingginya sebesar 10 (sepuluh) kali.

Included in the Company’s capital management policies, the Company also considers Ministry of Finance Regulation No. 84/PMK.012/2006 dated September 29, 2006 which regulate that Company should maintain the total loan against own capital plus subordination loan subtracted by investment (gearing ratio) at the maximum of 10 (ten) times.

Perusahaan telah mematuhi Peraturan Menteri

Keuangan tersebut. Selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Perusahaan memiliki gearing ratio sebesar masing-masing 2,16x dan 2,34x.

The Company has complied with the regulation. For the years ended December 31, 2014 and 2013, Company’s gearing ratio were 2.16x and 2.34x, respectively.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

87

33. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN

33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES

Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan:

The tables below are a comparison by class of the carrying amounts and fair value of the Company’s financial instruments that are carried in the financial statements:

31 Desember 2014/December 31, 2014

Nilai tercatat/ Nilai wajar/ Carrying value Fair value

Aset keuangan: Financial assets: Kas dan setara kas 121.971.677.696 121.971.677.696 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga - neto 268.039.825 268.039.825 Marketable securities - net Investasi sewa pembiayaan neto setelah dikurangi cadangan Net investment in financing leases, kerugian penurunan nilai 2.785.063.127.148 2.765.086.846.290 net of allowance impairment losses Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen - neto 562.196.523.379 493.937.843.236 receivables - net Piutang lain-lain 28.844.137.467 25.719.411.151 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga 21.124.558.101 21.124.558.101 Currency and interest rate swap contracts Aset lain-lain 802.360.000 753.562.862 Other asset

Total aset keuangan 3.520.270.423.616 3.428.861.939.161 Total financial assets

Liabilitas keuangan: Financial liabilities: Utang kepada lembaga Loans from financial institutions keuangan dan bank 2.388.089.619.966 2.194.686.562.733 and banks Utang dividen 232.645.282 232.645.282 Dividends payable Utang lain-lain 14.647.105.050 14.647.105.050 Other payables Liabilitas lain-lain 325.774.532 325.774.532 Other liabilities Beban akrual 15.084.794.474 15.084.794.474 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga 9.095.624.999 9.095.624.999 Currency and interest rate swap contracts

Total liabilitas keuangan 2.427.475.564.303 2.234.072.507.070 Total financial liabilities

31 Desember 2013/December 31, 2013

Nilai tercatat/ Nilai wajar/ Carrying value Fair value

Aset keuangan: Financial assets: Kas dan setara kas 86.576.211.167 86.576.211.167 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga - neto 177.354.450 177.354.450 Marketable securities - net Investasi sewa pembiayaan neto setelah dikurangi cadangan Net investment in financing leases, kerugian penurunan nilai 2.994.235.046.125 2.912.784.200.167 net of allowance impairment losses Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen - neto 589.365.249.194 594.306.820.045 receivables - net Tagihan anjak piutang - neto 1.721.970.771 1.699.662.698 Factoring receivables - net Piutang lain-lain 21.175.608.170 19.278.614.440 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga 20.837.668.203 20.837.668.203 Currency and interest rate swap contracts Aset lain-lain 798.060.000 765.477.301 Other asset

Total aset keuangan 3.714.887.168.080 3.636.426.008.471 Total financial assets

Liabilitas keuangan: Financial liabilities: Utang kepada lembaga Loans from financial institutions keuangan dan bank 2.437.158.083.938 2.227.731.086.279 and banks Efek utang yang diterbitkan Debt securities issued Medium-term notes 149.400.883.290 137.224.932.868 Medium-term notes Utang dividen 181.258.688 181.258.688 Dividends payable Utang lain-lain 16.962.574.399 16.962.574.399 Other payables Liabilitas lain-lain 470.371.091 470.371.091 Other liabilities Beban akrual 13.873.073.751 13.873.073.751 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga 246.330.410 246.330.410 Currency and interest rate swap contracts

Total liabilitas keuangan 2.618.292.575.567 2.396.689.627.486 Total financial liabilities

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

88

33. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)

33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)

Tabel di bawah ini menyajikan nilai tercatat dan nilai

wajar dari instrumen keuangan Perusahaan: The following tables set out the carrying amounts

and fair value of the Company’s financial instruments:

31 Desember 2014/December 31, 2014

Biaya Nilai wajar perolehan melalui laba Pinjaman yang diamortisasi atau rugi/ diberikan dan Tersedia lainnya/ Fair value piutang/ untuk dijual/ Other through Loans and Available amortized Nilai tercatat/ Nilai wajar/ profit or loss receivables for sale cost Carrying value Fair value

ASET ASSETS Kas dan setara kas - 121.971.677.696 - - 121.971.677.696 121.971.677.696 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga 268.039.825 - - - 268.039.825 268.039.825 Marketable securities Investasi sewa pembiayaan neto - 2.785.063.127.148 - - 2.785.063.127.148 2.765.086.846.290 Net investment in finance leases Piutang pembiayaan konsumen - 562.196.523.379 - - 562.196.523.379 493.937.843.236 Consumer financing receivables Piutang lain-lain - 28.844.137.467 - - 28.844.137.467 25.719.411.151 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga 21.124.558.101 - - - 21.124.558.101 21.124.558.101 swap contracts Aset lain-lain - 802.360.000 - - 802.360.000 753.562.862 Other asset

Total aset 21.392.597.926 3.498.877.825.690 - - 3.520.270.423.616 3.428.861.939.161 Total assets

LIABILITAS LIABILITIES Utang kepada lembaga Loans from financial institutions keuangan dan bank - - - 2.388.089.619.966 2.388.089.619.966 2.194.686.562.733 and banks Utang dividen - - - 232.645.282 232.645.282 232.645.282 Dividends payables Utang lain-lain - - - 14.647.105.050 14.647.105.050 14.647.105.050 Other payables Liabilitas lain-lain - - - 325.774.532 325.774.532 325.774.532 Other liabilities Beban akrual - - - 15.084.794.474 15.084.794.474 15.084.794.474 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga 9.095.624.999 - - - 9.095.624.999 9.095.624.999 swap contracts

Total liabilitas 9.095.624.999 - - 2.418.379.939.304 2.427.475.564.303 2.234.072.507.070 Total liabilities

31 Desember 2013/December 31, 2013

Biaya Nilai wajar perolehan melalui laba Pinjaman yang diamortisasi atau rugi/ diberikan dan Tersedia lainnya/ Fair value piutang/ untuk dijual/ Other through Loans and Available amortized Nilai tercatat/ Nilai wajar/ profit or loss receivables for sale cost Carrying value Fair value

ASET ASSETS Kas dan setara kas - 86.576.211.167 - - 86.576.211.167 86.576.211.167 Cash and cash equivalents Surat-surat berharga 177.354.450 - - - 177.354.450 177.354.450 Marketable securities Investasi sewa pembiayaan neto - 2.994.235.046.125 - - 2.994.235.046.125 2.912.784.200.167 Net investment in finance leases Piutang pembiayaan konsumen - 589.365.249.194 - - 589.365.249.194 594.306.820.045 Consumer financing receivables Tagihan anjak piutang - 1.721.970.771 - - 1.721.970.771 1.699.662.698 Factoring receivables Piutang lain-lain - 21.175.608.170 - - 21.175.608.170 19.278.614.440 Other receivables Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga 20.837.668.203 - - - 20.837.668.203 20.837.668.203 swap contracts Aset lain-lain - 798.060.000 - - 798.060.000 765.477.301 Other asset

Total aset 21.015.022.653 3.693.872.145.427 - - 3.714.887.168.080 3.636.426.008.471 Total assets

LIABILITAS LIABILITIES Utang kepada lembaga Loans from financial institutions keuangan dan bank - - - 2.437.158.083.938 2.437.158.083.938 2.227.731.086.279 and banks Efek utang yang diterbitkan Debt securities issued Medium-term notes - - - 149.400.883.290 149.400.883.290 137.224.932.868 Medium-term notes Utang dividen - - - 181.258.688 181.258.688 181.258.688 Dividends payables Utang lain-lain - - - 16.962.574.399 16.962.574.399 16.962.574.399 Other payables Liabilitas lain-lain - - - 470.371.091 470.371.091 470.371.091 Other liabilities Beban akrual - - - 13.873.073.751 13.873.073.751 13.873.073.751 Accrued expenses Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga 246.330.410 - - - 246.330.410 246.330.410 swap contracts

Total liabilitas 246.330.410 - - 2.618.046.245.157 2.618.292.575.567 2.396.689.627.486 Total liabilities

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

89

33. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)

33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)

Tabel di bawah ini menyajikan instrumen keuangan

yang diakui pada nilai wajar berdasarkan hirarki yang digunakan Perusahaan untuk menentukan dan mengungkapkan nilai wajar dari instrumen keuangan:

The following tables set out the financial instruments at fair value based on hierarchy used by Company in determine and disclose the financial instrument’s fair value:

31 Desember 2014/December 31, 2014

Tingkat 1/ Tingkat 2/ Tingkat 3/ Keterangan Level 1 Level 2 Level 3 Total Description

Aset Assets Surat-surat berharga 268.039.825 - - 268.039.825 Marketable securities Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - 21.124.558.101 - 21.124.558.101 swap contracts

Total aset 268.039.825 21.124.558.101 - 21.392.597.926 Total assets

Liabilitas Liability Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - 9.095.624.999 - 9.095.624.999 swap contracts

Total liabilitas - 9.095.624.999 - 9.095.624.999 Total liability

31 Desember 2013/December 31, 2013

Tingkat 1/ Tingkat 2/ Tingkat 3/ Keterangan Level 1 Level 2 Level 3 Total Description

Aset Assets Surat-surat berharga 177.354.450 - - 177.354.450 Marketable securities Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - 20.837.668.203 - 20.837.668.203 swap contracts

Total aset 177.354.450 20.837.668.203 - 21.015.022.653 Total assets

Liabilitas Liability Kontrak pertukaran mata uang Currency and interest rate dan tingkat bunga - 246.330.410 - 246.330.410 swap contracts

Total liabilitas - 246.330.410 - 246.330.410 Total liability

Perusahaan mengukur nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diakui pada nilai wajar dengan menggunakan tingkat hirarki berikut ini:

- Tingkat 1: Harga kuotasi di pasar yang aktif

untuk instrumen keuangan yang sejenis, - Tingkat 2: Teknik penilaian berdasarkan input

yang dapat diobservasi, - Tingkat 3: Teknik penilaian yang menggunakan

input signifikan yang tidak dapat diobservasi.

The Company measures fair value for financial instrument recognized at fair values using the following hierarchy level: - Level 1: Quoted market price in an active

market for an identical instrument, - Level 2: Valuation techniques based on

observable inputs, - Level 3: Valuation techniques using significant

unobservable inputs.

Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi jangka pendek antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan likuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar, model arus kas diskonto dan model penentuan harga opsi yang sewajarnya.

Fair value is defined as the amount at which the instrument could be exchanged in a current transaction between knowledgeable willing parties in an arm’s length transaction, other than in a forced or liquidation sale. Fair values are obtained from quoted market prices, discounted cash flow models and option pricing models as appropriate.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

90

33. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (lanjutan)

33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)

Instrumen keuangan yang disajikan di dalam

laporan posisi keuangan dicatat sebesar nilai wajar, atau sebaliknya, disajikan dalam jumlah tercatat apabila jumlah tersebut mendekati nilai wajarnya atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Metode-metode dan asumsi-asumsi di bawah ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk masing-masing kelas instrumen keuangan:

Financial instruments presented in the statement of financial position are carried at the fair value, otherwise, they are presented at carrying values as either these are reasonable approximation of fair values or their fair values cannot be reliably measured. The following methods and assumptions are used to estimate the fair value of each class of financial instruments:

a. Instrumen keuangan yang dicatat sebesar nilai

wajar atau biaya perolehan diamortisasi a. Financial instruments carried at fair value or

amortized cost

Surat-surat berharga dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga dicatat sebesar nilai wajar mengacu pada pasar kuotasi yang dipublikasikan pada pasar aktif dan teknis valuasi. Investasi sewa pembiayaan neto, piutang pembiayaan konsumen neto, tagihan anjak piutang, pinjaman karyawan (bagian dari piutang lain-lain), aset lain-lain dan utang kepada lembaga keuangan dan bank dan efek hutang yang diterbitkan dengan suku bunga tetap dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dan tingkat diskonto yang digunakan adalah suku bunga pinjaman tambahan pada pasar saat ini untuk jenis pinjaman yang sama.

Marketable securities and currency and interest rate swap contracts are carried at fair value using the quoted prices published in the active market and valuation technique, respectively. Net investment in financing leases and net consumer financing receivables, factoring receivables, employee loan (part of other receivables), other asset and loans from financial institutions and banks and debt securities issued with fixed interest rate are carried at amortized cost using the effective interest rate method and the discount rates used are the current market incremental lending rate for similar types of lending.

b. Instrumen keuangan dengan jumlah tercatat

yang mendekati nilai wajarnya b. Financial instruments with carrying amounts

that approximate their fair values

Nilai wajar untuk kas dan setara kas, piutang lain-lain, utang dividen, utang lain-lain, liabilitas lain-lain dan beban akrual mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek. Jumlah tercatat dari utang kepada lembaga keuangan dan bank dengan suku bunga mengambang mendekati nilai wajarnya karena selalu dinilai ulang secara berkala.

The fair value of cash and cash equivalents, other receivables, dividends payable, other payables, other liabilities and accrued expenses approximate their carrying values due to their short-term nature. The carrying values of loans from financial institutions and banks with floating interest rates approximate their fair values as they are re-priced frequently.

34. ASET DAN LIABILITAS DALAM VALUTA ASING 34. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN

FOREIGN CURRENCY Posisi aset dan liabilitas dalam valuta asing pada

tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Details of assets and liabilities denominated in foreign currency as of December 31, 2014 and 2013 are as follows:

31 Desember 2014/December 31, 2014

Setara Rp/ (US$) Rupiah Equivalent

Aset dalam valuta asing Assets denominated in foreign currency

Kas dan setara kas 740.104 9.166.191.259 Cash and cash equivalents Investasi sewa pembiayaan neto 11.973.694 148.294.200.872 Net investment in financing leases

Uang muka, biaya dibayar di muka Advances, prepayments dan lainnya 221.298 2.740.771.514 and others

Total assets denominated in Total aset dalam valuta asing 12.935.096 160.201.163.645 foreign currency

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

91

34. ASET DAN LIABILITAS DALAM VALUTA ASING (lanjutan)

34. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCY (continued)

Posisi aset dan liabilitas dalam valuta asing pada

tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: (lanjutan)

Details of assets and liabilities denominated in foreign currency as of December 31, 2014 and 2013 are as follows: (continued)

31 Desember 2014/December 31, 2014

Setara Rp/ (US$) Rupiah Equivalent

Liabilitas dalam valuta asing Liabilities denominated in foreign currency Utang kepada lembaga keuangan dan bank (48.247.778) (597.548.727.224) Loans from financial institutions and banks Beban akrual (318.390) (3.943.259.533) Accrued expenses Uang muka dan lain-lain (4.945) (61.243.825) Advances and others Utang lain-lain (54.234) (671.689.330) Other payables

Total liabilities denominated in Total liabilitas dalam valuta asing (48.625.347) (602.224.919.912) foreign currency

Total liabilitas neto dalam Total liabilities denominated in valuta asing (35.690.251) (442.023.756.267) foreign currency - net

31 Desember 2013/December 31, 2013

Setara Rp/ (US$) Rupiah Equivalent

Aset dalam valuta asing Assets denominated in foreign currency Kas dan setara kas 1.082.126 13.190.043.577 Cash and cash equivalents Investasi sewa pembiayaan neto 11.256.722 137.208.184.992 Net investment in financing leases

Uang muka, biaya dibayar di muka Advances, prepayments dan lainnya 20.679 252.054.259 and others

Total assets denominated in Total aset dalam valuta asing 12.359.527 150.650.282.828 foreign currency

Liabilitas dalam valuta asing Liabilities denominated in foreign currency Utang kepada lembaga keuangan dan bank (16.962.556) (206.756.593.476) Loans from financial institutions and banks Beban akrual (72.638) (885.387.386) Accrued expenses Uang muka dan lain-lain (2.018) (24.594.111) Advances and others Utang lain-lain (49.619) (604.808.185) Other payables

Total liabilities denominated in Total liabilitas dalam valuta asing (17.086.831) (208.271.383.158) foreign currency

Total liabilitas neto dalam Total liabilities denominated in valuta asing (4.727.304) (57.621.100.330) foreign currency - net

Untuk melindungi dari risiko yang berkaitan dengan

fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang dari pinjaman bank, Perusahaan menggunakan instrumen keuangan derivatif (Catatan 8).

To hedge the risk associated with the fluctuation of foreign currency and floating interest rate of the bank loan, the Company uses derivative financial instruments (Note 8).

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

92

35. SALDO DAN TRANSAKSI KEPADA PIHAK BERELASI

35. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTY

Perusahaan menerbitkan MEDIUM TERM NOTES

(MTN) BUANA FINANCE 2013 dengan nilai nominal Rp150.000.000.000 yang bertujuan untuk modal kerja Perusahaan. Saldo dengan pihak berelasi adalah kepada manajemen kunci sebesar Rp nil dan Rp60.000.000.000 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 (Catatan 13).

The Company issued MEDIUM TERM NOTES (MTN) BUANA FINANCE 2013 with a nominal value of Rp150,000,000,000 for the purpose of funding the Company’s working capital. The related party balance consist of key management amounting Rp nil and Rp60,000,000,000 as of December 31, 2014 and 2013, respectively (Note 13).

36. LIABILITAS KONTINJENSI 36. CONTINGENT LIABILITIES Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013,

Perusahaan tidak mempunyai liabilitas kontinjensi yang signifikan.

The Company does not have any significant contingent liabilities as of December 31, 2014 and 2013.

37. INFORMASI SEGMEN USAHA 37. BUSINESS SEGMENT INFORMATION Untuk tujuan pelaporan manajemen, hasil operasi

Perusahaan dilaporkan dalam dua segmen usaha, yaitu pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan sebagai berikut:

For management reporting purposes, the Company’s operating results are reported in two business segments, i.e., lease financing and consumer financing as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2014/ Year ended December 31, 2014

Sewa Pembiayaan pembiayaan/ konsumen/ Tidak Dapat

Finance Consumer Dialokasikan/ Keterangan lease financing Unallocated Total Description

Pendapatan Revenues Hasil segmen 490.141.383.386 106.997.304.865 4.157.009.694 601.295.697.945 Segment income Beban keuangan 268.845.097.313 268.845.097.313 Financing costs Beban yang tidak dapat dialokasikan 184.025.422.305 184.025.422.305 Unallocated expenses Laba sebelum beban pajak 148.425.178.327 Profit before tax expense Beban pajak 37.570.245.000 Tax expense Laba neto 110.854.933.327 Net profit Aset dan liabilitas Assets and liabilities Aset segmen 2.794.399.924.633 563.012.210.488 229.441.860.053 3.586.853.995.174 Segment assets Liabilitas segmen 10.620.324.079 2.569.063.715 2.469.071.381.211 2.482.260.769.005 Segment liabilities Informasi segmen Lainnya Other segment information Pengeluaran modal 17.218.521.861 17.218.521.861 Capital expenditure Penyusutan dan amortisasi 5.816.089.483 5.816.089.483 Depreciation and amortization Beban nonkas lainnya: Other non-cash expenses: - Imbalan kerja karyawan 3.615.134.000 3.615.134.000 - Employee benefit expense

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2013/ Year ended December 31, 2013

Sewa Pembiayaan pembiayaan/ konsumen/ Tidak Dapat

Finance Consumer Dialokasikan/ Keterangan lease financing Unallocated Total Description

Pendapatan Revenues Hasil segmen 507.110.503.252 115.809.558.921 4.443.847.394 627.363.909.567 Segment income Beban keuangan 269.343.010.879 269.343.010.879 Financing costs Beban yang tidak dapat dialokasikan 176.856.614.785 176.856.614.785 Unallocated expenses Laba sebelum beban pajak 181.164.283.903 Profit before tax expense Beban pajak 45.491.713.563 Tax expense Laba neto 135.672.570.340 Net profit Aset dan liabilitas Assets and liabilities Aset segmen 3.001.476.524.331 590.131.775.506 178.862.821.019 3.770.471.120.856 Segment assets Liabilitas segmen 9.725.845.958 2.562.064.848 2.654.966.020.841 2.667.253.931.647 Segment liabilities Informasi segmen Lainnya Other segment information Pengeluaran modal 11.778.520.659 11.778.520.659 Capital expenditure Penyusutan dan amortisasi 5.920.375.547 5.920.375.547 Depreciation and amortization Beban nonkas lainnya: Other non-cash expenses: - Imbalan kerja karyawan 2.996.824.000 2.996.824.000 - Employee benefit expense

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

93

37. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan) 37. BUSINESS SEGMENT INFORMATION (continued)

Informasi wilayah geografis adalah sebagai berikut: Geographical information are as follows:

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2014/ Year ended December 31, 2014

Jawa dan Bali/ Keterangan Java and Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Total Description ______________________________ ___________________________________

Pendapatan 234.619.465.592 166.752.287.356 109.397.316.567 90.526.628.430 601.295.697.945 Revenues Total Beban 213.672.145.148 110.388.216.001 74.925.802.846 53.884.355.623 452.870.519.618 Total expenses Beban keuangan 106.936.661.747 75.934.850.629 49.128.858.117 36.844.726.820 268.845.097.313 Financing costs Beban umum General and administrative dan administrasi 84.573.855.678 17.978.052.271 12.678.827.445 7.624.340.645 122.855.076.039 expense Beban kerugian Provision for impairment penurunan nilai 20.188.905.023 16.164.792.847 13.073.967.623 9.331.028.480 58.758.693.973 losses Laba sebelum beban pajak 20.947.320.444 56.364.071.355 34.471.513.721 36.642.272.807 148.425.178.327 Profit before tax expense Aset dan liabilitas Assets and liabilities Aset 1.549.018.478.764 955.565.562.953 645.677.085.676 436.592.867.781 3.586.853.995.174 Assets Liabilitas 2.460.956.574.952 8.805.284.696 7.131.366.776 5.367.542.581 2.482.260.769.005 Liabilities

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2013/ Year ended December 31, 2013

Jawa dan Bali/ Keterangan Java and Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Total Description ______________________________ ___________________________________

Pendapatan 236.427.245.687 162.261.996.194 125.052.626.578 103.622.041.108 627.363.909.567 Revenues Total Beban 193.712.785.249 115.544.685.676 75.094.303.161 61.847.851.578 446.199.625.664 Total expenses Beban keuangan 102.936.901.567 72.789.116.356 51.946.428.674 41.670.564.282 269.343.010.879 Financing costs Beban umum General and administrative dan administrasi 73.732.454.212 15.410.556.805 11.497.261.770 7.602.468.595 108.242.741.382 expense Beban kerugian Provision for impairment penurunan nilai 14.718.688.162 26.240.399.527 11.373.374.488 12.321.147.731 64.653.609.908 losses Laba sebelum beban pajak 42.714.460.438 46.717.310.518 49.958.323.417 41.774.189.530 181.164.283.903 Profit before tax expense Aset dan liabilitas Assets and liabilities Aset 1.572.159.983.641 947.203.453.523 729.581.236.306 521.526.447.386 3.770.471.120.856 Assets Liabilitas 2.643.916.923.508 9.745.568.791 7.044.542.792 6.546.896.556 2.667.253.931.647 Liabilities

38. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI

38. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS

Berikut ini adalah beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Perusahaan namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan tahun 2014:

The following are several Indonesian Financial Accounting Standards issued by the Board of Indonesian Financial Accounting Standards of the Indonesian Institute of Accountants that are considered relevant to the financial reporting of the Company but not yet effective for 2014 financial statements:

• PSAK No. 1 (Revisi 2013): Penyajian Laporan

Keuangan, yang diadopsi dari IAS 1, berlaku efektif 1 Januari 2015.

PSAK ini mengubah penyajian kelompok pos-pos dalam Penghasilan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.

• SFAS No. 1 (Revised 2013): Presentation of Financial Statements, adopted from IAS 1, effective 1 January 2015. This SFAS change the grouping of items presented in Other Comprehensive Income. Items that could be reclassified to profit or loss would be presented separately from items that will never be reclassified.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

94

38. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI (lanjutan)

38. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (continued)

• PSAK No. 24 (Revisi 2013): Imbalan Kerja,

yang diadopsi dari IAS 19, berlaku efektif 1 Januari 2015. PSAK ini, antara lain, menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan.

• SFAS No. 24 (Revised 2013): Employee Benefits, adopted from IAS 19, effective 1 January 2015. This SFAS, among other, removes the corridor mechanism and contingent liability disclosures to simple clarifications and disclosures.

• PSAK No. 46 (Revisi 2014): Pajak Penghasilan,

yang diadopsi dari IAS 12, berlaku efektif 1 Januari 2015. PSAK ini memberikan tambahan pengaturan untuk aset dan liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari aset yang tidak disusutkan yang diukur dengan menggunakan model revaluasi, dan yang berasal dari properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar.

• SFAS No. 46 (Revised 2014): Income Taxes, adopted from IAS 12, effective 1 January 2015. This SFAS now provides additional provision for deferred tax asset or deferred tax liability arises from a non-depreciable asset measured using the revaluation model, and those arises from investment property that is measured using the fair value model.

• PSAK No. 48 (Revisi 2014): Penurunan Nilai

Aset, yang diadopsi dari IAS 36, berlaku efektif 1 Januari 2015. PSAK ini memberikan tambahan persyaratan pengungkapan untuk setiap aset individual (termasuk goodwill) atau unit penghasil kas yang mana kerugian penurunan nilai telah diakui atau dibalik selama periode.

• SFAS No. 48 (Revised 2014): Impairment of Assets, adopted from IAS 36, effective 1 January 2015.

This SFAS provides additional disclosure terms for each individual asset (including goodwill) or a cash-generating unit, for which an impairment loss has been recognized or reversed during the period.

• PSAK No. 50 (Revisi 2014): Instrumen

Keuangan: Penyajian, yang diadopsi dari IAS 32, berlaku efektif 1 Januari 2015. PSAK ini mengatur lebih dalam kriteria mengenai hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan kriteria penyelesaian secara neto.

• SFAS No. 50 (Revised 2014): Financial Instruments: Presentation, adopted from IAS 32, effective 1 January 2015.

This SFAS provides more deep about criterion on legally enforceable right to set off the recognized amounts and criterion to settle on a net basis.

• PSAK No. 55 (Revisi 2014): Instrumen

Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, yang diadopsi dari IAS 39, berlaku efektif 1 Januari 2015. PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan kriteria instrumen lindung nilai yang tidak dapat dianggap telah kedaluarsa atau telah dihentikan, serta ketentuan untuk mencatat instrumen keuangan pada tanggal pengukuran dan pada tanggal setelah pengakuan awal.

• SFAS No. 55 (Revised 2014): Financial Instruments: Recognition and Measurement, adopted from IAS 39, effective 1 January 2015. This SFAS, among others, provides additional provision for the criteria of not an expiration or termination of the hedging instrument, and provision to account financial instruments at the measurement date and after initial recognition.

The original financial statements included herein are in the Indonesian language.

PT BUANA FINANCE Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2014

dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)

PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS

As of December 31, 2014 and for the Year Then Ended

(Expressed in Rupiah)

95

38. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIREVISI (lanjutan)

38. REVISED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (continued)

• PSAK No. 60 (Revisi 2014): Instrumen

Keuangan: Pengungkapan, yang diadopsi dari IFRS 7, berlaku efektif 1 Januari 2015.

PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan pengungkapan saling hapus dengan informasi kuantitatif dan kualitatif, serta pengungkapan mengenai pengalihan instrumen keuangan.

• SFAS No. 60 (Revised 2014): Financial Instruments: Disclosures, adopted from IFRS 7, effective 1 January 2015. This SFAS, among others, provides additional provision on offsetting disclosures with quantitative and qualitative information, and disclosures on Transfers of financial instruments.

• PSAK No. 68: Pengukuran Nilai Wajar, yang diadopsi dari IFRS 13, berlaku efektif 1 Januari 2015.

PSAK ini memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan.

• SFAS No. 68: Fair Value Measurement, adopted from IFRS 13, effective 1 January 2015. This SFAS provides guidance on how to measure fair value when fair value is required or permitted.

Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak atas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tersebut terhadap laporan keuangan Perusahaan.

The Company is presently evaluating and has not yet determined the effects of these Statement Financial Accounting Standards (SFAS) on its financial statements.

39. PERISTIWA SETELAH TANGGAL PERIODE PELAPORAN

39. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD

Tanggal 24 Februari 2015, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas kredit berjangka dan perjanjian fasiltias angsuran berjangka (revolving) dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal batasan kredit sebesar Rp300.000.000.000, dan dengan jangka waktu sampai dengan 36 bulan. Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen Perusahaan.

On February 24, 2015, the Company signed a term loan facility agreement and revolving term facility agreement with PT Bank Danamon Indonesia Tbk., with a maximum credit limit of Rp300,000,000,000 with term of 36 months. The loan facility is secured with the Company’s finance lease and consumer financing receivables.

Tanggal 24 Februari 2015, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman aksep dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal batasan kredit sebesar Rp90.000.000.000, dan dengan jangka waktu sampai dengan 12 bulan. Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen Perusahaan.

On February 24, 2015, the Company signed a money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk., with a maximum credit limit of Rp90,000,000,000 with term of 12 months. The loan facility is secured with the Company’s finance lease and consumer financing receivables.

2014A

nnual Report

Laporan Tahunan

PT BUANA FINANCE TBK

Jl. Jend. Sudirman Kav. 21Jakarta 12920Phone : 021 - 5208066Fax : 021 - 5208055

2014A

nnual Report

Laporan Tahunan