anoreksia.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    1/20

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    2/20

    Tampil dengan tubuh ideal itu penting untuk meningkatkan

    kepercayaan diri. Namun Lauren Bailey punya definisi yang agak miring soal tubuh yang

    ideal. Lauren Bailey berjalan setiap harinya selama 12 jam demi menurunkan berat

    badannya dan mendapatkan tubuh ideal yang ia inginkan. Walhasil, berat badan Lauren turun

    hingga 22 kilogram, sebelum akhirnya ia dirawat intensif di rumah sakit selama 18 bulan

    untuk menyelamatkannya dari kematian dari Anoreksia yang ia derita.

    5. HAYLEY WILDE, MELAWAN ANOREKSIA DEMI MELAHIRKAN

    Hayley Wilde adalah pengidap Anoreksia yang

    usianya sempat divonis oleh pihak medis. Dokter menyimpulkan bahwa ia tidak akan

    bertahan lebih dari satu minggu, kita ia dilarikan ke rumah sakit dengan tubuh bagai tulang

    terbungkus kulit yang hanya seberat 31 kilogram. Bagi Hayley Wilde, penyakit Anoreksia

    yang ia idap sudah bukan sebuah hal yang baru. Ia telah berjuang melawan penyakit tersebut

    sejak berusia 11 tahun. Secercah harapan kemudian datang ketika Hayley Wilde bertekad

    pulih total dari Anoreksia untuk bisa melahirkan seperti wanita-wanita lain. Perjuangannya

    melawan Anoreksia selama 8 tahun akhirnya ia menangkan. Hayley Wilde pulih total dari

    Anoreksia dan berhasil melahirkan anak laki-laki

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    3/20

    Diet ketat yang ia lakukan kemudian membuatnya sangat kelaparan, yang kemudian

    merangsangnya untuk muntah setiap kali ia makan. Ditambah lagi dengan pola olahraganya

    yang berlebihan dan tidak seimbang dengan nutrisi yang dikonsumsinya (yang hampir nihil

    setiap harinya). Berat badan Jeremy Gillitzer kemudian turun drastis dari waktu ke waktu. Ia

    akhirnya meninggal di usianya yang baru 38 tahun dengan jasad yang hanya seberat 29

    kilogram. Kasus Jeremy Gillitzer dikenal sebagai salah satu kasus Anoreksia yang paling

    mengenaskan.

    3. REBECCA JONES: IBU YANG MENGENAKAN BAJU PUTRINYA

    Ibu rumah tangga yang satu ini tidak pernah tau bahwa dibalik

    kebanggannya sebagai Ibu rumah tangga yang dapat menjaga berat badannya (secara

    ekstrim), ada resiko kesehatan yang fatal. Rebecca Jones yang berumur 26 tahun mengaku

    dengan bangga bisa mengenakan baju-baju putrinya yang masih berumur 7 tahun. Tentu sajaputrinya ini memiliki berat badan yang lebih ketimbang dirinya sendiri. Rebecca telah

    melakukan diet ekstrimnya selama 4 tahun terakhir. Selama itu, ia hanya bertahan dengan

    mengkonsumsi minuman energi, sup dan roti bakar, itupun dengan jumlah yang sangat

    sedikit setiap harinya. Pola makan seperti ini membuat tubuhnya sudah beradaptasi dengan

    kondisi kelaparan berat yang biasanya sudah cukup untuk menumbangkan seorang pria. Tapi

    sekitar setahun yang lalu ia terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit. Pihak medis menemukan

    tubuh Rebecca dalam keadaan yang tidak normal, dengan kadar kalium yang terlalu rendah

    dan denyut nadi yang terlalu tinggi.

    4. LAUREN BAILEY: OLAHRAGA 12 JAM SETIAP HARI

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    4/20

    1. GADIS KEMBAR IDENTIK YANG MENGIDAP ANOREKSIA

    Konon katanya, dua orang kembar identik memiliki ikatan

    emosional yang besar satu sama lainnya. Kedua gadis kembar identik ini saking dekatnya,

    bahkan sama-sama pula mengidap Anoreksia. Kedua gadis ini sama-sama berumur 20 tahun,

    dan mereka berjuang untuk tetap hidup dengan kondisi badannya yang bagai tulang

    terbungkus kulit saja. Anoreksia yang mereka derita membuat kedua gadis belia ini

    setidaknya kehilangan 30 tahun dari penampilannya. Mereka terlihat seperti wanita lanjut

    usia. Orang tua mereka, Christy (58) dan Clare (56) juga bekerja keras membantu kedua

    gadis kembar identik ini melawan penyakit Anoreksia mereka. Sebagian besar masa muda

    mereka telah dihabiskan di klinik pemulihan, hingga mereka terkadang harus tinggal

    berbulan-bulan dalam klinik tersebut.

    2. JEREMY GILLITZER: MODEL YANG MENINGGAL KARENA

    ANOREKSIA

    Ada masa ketika Jeremy Gillitzer adalah seorang

    model dengan tubuh yang ideal dan wajah yang tampan. Tapi tidak banyak yang tau bahwa

    ia telah menghabiskan sebagian besar karirnya melawan Bulimia dan Anoreksia yang ia idap.

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    5/20

    boleh membenci ibunya. Dan Sybil yang sebelumnya tidak bisa marah, tidak bisa menangis punakhirnya bisa mengungkapkan emosi-emosinya. Hal ini pun berhasil membuat personal-personallain untuk menerima kondisi sybil, seperti Vicky yang sebelumnya selalu berharap ibunya akandatang menjemputnya dari Paris, akhirnya mengakui bahwa Hattie Dorsett / Ibu Sybil adalahibunya juga. Perlahan-lahan, trauma-trauma lain dibuka dan pada akhirnya Sybil pun berhasil

    mengungkapkan emosinya dan berhasil menolak penekanan-penekanan terhadap dirinya. Danseiring waktu berlalu, semakin banyak personal yang menyatukan diri sebagai Sybil sehinggaSybil pun menjadi Sybil yang satu.SUMBER :Butcher,James N;mineka,Susan;Hooley,Jill M.2008.Abnormal Psychology coreconcepts.Pearson education Inc. New York.Nevid, Jeffrey S;Rathus Spencer A;Greene, Beverly.2000.Abnormal Psychology.4thedition.Prentice Hall. New Jersey.Davison, Gerald C;Neale,John M;Kring,Ann M.Abnormal Psychology.9th edition

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    6/20

    kepribadian pilihan "muncul" secara signifikan lebih sering.Selama percobaan kepunahan, namunketika penguatan dirahasiakan, kepribadian disukai turunke tingkat respon di bawah dasar asli, dan kepribadian alternatifmenghabiskan lebih banyakwaktu di tempat terbuka. Kohlenberg menyimpulkan bahwa kepribadian ganda adalah polarespons yang dipelajari yang kinerjanya terhubung dengankontinjensi penguatan. Dalam kasuskepribadian ganda, seperti dicatat oleh Spanos dan rekan-rekannya (1985), penguatan dapat

    mengambil bentuk perhatian ekstra dari terapis yang menganggap kasus kepribadian gandamenjadi glamor dan eksotis. Ada bukti terlalu sedikit untuk menyimpulkan bahwa orang dengankepribadian ganda pada umumnya akan merespon penguatan selektif dari kepribadian yangpaling adaptif. Bentuk Theraphy juga menimbulkan masalah etis tentang apakah atau tidakterapis memiliki hak untuk menentukan kepribadian harus selektif diperkuat.

    1. D. CONTOH KASUS

    Sybil adalah seorang gadis (berusia 37 tahun-an) yang mengalami perpecahan kepribadiansejak kecil. Setelah seringkali mengalami black out / benar2 lupa atas kejadian yang telah

    dialami, Sybil pun berobat ke psikiater, Dr Wilbur. Dari sanalah diketahui bahwa didalam tubuhSybil terdapat 16 orang yang lain yang sering mengambil alih tubuh Sybil sehingga Sybilmengalami black out. Mereka adalah: Clara, Helen, Marcia, Marjorie, Mary, Mike (laki-laki),Nancy Lou Ann Baldwin, Peggy Ann Baldwin, Peggy Lou Baldwin, Ruthie, Sid (laki-laki), Sybil

    Ann, Sybil Isabel Dorsett, Vanessa Gaile, Victoria Antoniette Shcarleu (Vicky) dan pribaditerakhir yang tak diketahui namanya.

    Semua pribadiyang sama sekali tidak diketahui sybil, seolah-olah merupakan orang lain yangmemakai raga sybil dan mereka mengenal sybil dengan baik. Personal-personal itu jugamemiliki usia yang berbeda-beda, hobi berbeda, Bahkan tingkat keyakinan terhadap agama yangberbeda. Pada saat diskusi dengan Dr. Wilbur, personal-personal itu sering muncul danmenyebabkan sybil bertanya kepada dokter, apa yang telah saya lakukan?. Personal-personalitu, dalam dialog dengan Dr Wilbur juga sering merasa kasihan kepada Sybil , yang tidak bisa

    marah, ceria dan bahkan menangis saat ia seharusnya melakukan sehingga mereka sesekalimerasa perlu muncul ke permukaan menggantikan peran Sybil. Masing-masing personal itubenar-benar menggantikan peran sybil, sampai kepada hafalan perkalian, kemampuanmenyanyi,seni menggambar dlsb sehingga membuat orang2 disekitarnya merasa heran kenapaSybil yang kemarin begitu hafal perkalian, ceria, tenang dan cerdas dan tanpa sebab mendadakmelupakan semuanya dan menjadi seorang pemurung atau seseorang yang pemarah atau bahkankekanak-kanakan .Setelah Sybil ,yang kehadirannya diwakili oleh personal yang lain, menjalani psikoanalisa olehDr Wilbur, ditemukanlah trigger-trigger mengapa kepribadiannya pecah. Sybil mendapat siksaanyang luar biasa dari sang ibu , yang mengidap schizoprenia, sejak kecil tanpa pencegahan darisang ayah sedikitpun. Hal itu, secara tidak langsung membuat sybil tidak mampu

    mengungkapkan kemarahan, kesedihan dan emosinya. Selain itu, nilai2 yang dianut secara ketatoleh orangtua sybil, namun kadang dinafikkan secara vulgar dihadapan sybil juga menjadi salahsatu pemicu munculnya personal-personal lain dalam dirinya, personal-personal yang tidakterima akan penerimaan sybil terhadap lingkungan yang menekan dan mengabaikan dirinya.Akhirnya setelah 11 tahun melakukan psikoanalisa, Dr. Wilbur berusaha menyamakan usiaseluruh personal melalui hipnotis dan berusaha meyakinkan sybil untuk memenuhi keinginan-keinginan masing2 personal. Seperti kenyataan bahwa sybil sangat membenci ibunya yang telahmenyiksanya, yang dinafikkan oleh Sybil karena norma mengatakan bahwa seorang anak tidak

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    7/20

    mengganggu dan berulang tentang kejadian traumatik di masa lalu.

    1. C. PREVENSI PRIMER

    1. 1. Pendekatan psikodinamik

    Tradisional psikoanalisis bertujuan membantu orang dengan gangguan identitas disosiatifmengungkap dan belajar untuk mengatasi trauma anak usia dini. Wilbur (1986) menawarkanbeberapa variasi pada tema dalam diskusinya pengobatan psikoanalitik orang dengankepribadian ganda. Pertama, Wilbur menunjukkan bahwa analis dapat bekerja dengan apa punkepribadian adalah naiknya selama sesi terapi. Setiap dan semua kepribadian dapat dimintauntuk berbicara tentang kenangan dan impian mereka sebaik yang mereka bisa. Setiap dan

    semua kepribadian dapat yakin terapis akan membantu mereka memahami kecemasan merekadan aman pengalaman "menghidupkan kembali" traumatik sehingga mereka dapat dibuat sadardan mereka dapat membebaskan energi psikisterperangkap oleh mereka. Wilburmemerintahkan terapis untuk diingat bahwa kecemasan yang dialami selama sesi terapi dapatmenyebabkan saklardalam kepribadian karena kepribadian alternatif yang mungkindikembangkan sebagai sarana untuk mengatasi kecemasanintens. Namun akhirnya,pengalaman awal yang cukup dapat dibawa ke cahaya sehingga reintegrasi kepribadianmenjadi mungkin.

    1. 2. Pendekatan biologi

    Tidak ada obat telah dikembangkan untuk mengintegrasikan kepribadian mengubah. Namun,orang dengan kepribadian gandasering menderita kecemasan depresi, dan masalah lainyangdapat diobati dengan obat seperti antidepresan dan agen anti ansietas. Obat sepuluh,untuk menjadi yang paling mudahdiresepkan ketika kepribadian yang berbeda "setuju" dalammasalah mereka hadir-apakah anxiet, depresi, atau masalah lain(Barkin, Braun, & Klufi 1986).Beberapa bukti menunjukkan ada selective serotonin-reuptake inhibitor seperti Prozac untukmemiliki beberapa manfaatsederhana dalam mengobati gangguan depersonalisasi (Simeonetal., 1997). Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untukmenyelidiki pendekatan biologis yangdapat membantu doktermendorong integrasi dari berbagai kepribadian.

    1. 3. Pendekatan perilaku

    Teknik perilaku telah diterapkan untuk pengobatan orang dengan kepribadian ganda. Sini juga,kita yang terbatas pada studi kasus terisolasi Kohlenberg (1973), misalnya melaporkan sebuahkasus dimana reinforcers tanda (chip poker yang dapat ditukar dengan hadiah yang nyata)digunakan untuk meningkatkan frekuensi respon yang terbaik disesuaikan tiga kepribadianalternatif pada orang 51 tahun dilembagakan. Setiap kali kepribadian yang disukai dipancarkan

    jawaban,subjek memperoleh token dan tepukan di tangan. Selama percobaan diperkuat,

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    8/20

    1. 1. Teori sociocognitif

    Menyatakan bahwa DID berkembang ketika orang yang sangat dibisikkan belajar untukmengadopsi dan memberlakukan peran identitas ganda, terutama karena dokter tidak sengajamenyarankan, mengesahkan, dan memperkuat mereka karena identitas yang berbedadiarahkan untuk individu itu sendiri. Perspektif sociocognitive berpendapat bahwa hal ini tidakdilakukan dengan sengaja atau secara sadar oleh individu yang menderita, melainkan terjadisecara spontan dengan kesadaran sedikit atau tidak ada (Lilienfeld et al, 1999).Teori Sociocognitive juga konsisten dengan bukti bahwa sebagian besar pasien DID tidakmenunjukkan tanda-tanda jelas dari gangguan sebelum mereka memasuki terapi dan denganbukti bahwa jumlah mengubah identitas sering meningkat (kadang-kadang secara dramatis)dengan waktu dalam terapi (Piper & Merskey, 2004b).

    1. 2. Sociocultural

    DID, dipengaruhi oleh sejauh mana fenomena tersebut diterima atau ditoleransi baik sebagainormalatau sebagai gangguan mental sah oleh konteks budaya sekitarnya.Memang dalam masyarakat kita sendiri, penerimaan dan toleransi DID sebagai gangguan yangsah telah sangat bervariasi dari waktu ke waktu. Namun demikian, meskipun prevalensibervariasi, DID sekarang telah diidentifikasi pada semua kelompok ras, kelas sosial ekonomi,dan budaya di mana telah dipelajari. Sebagai contoh,di luar Amerika Utara telah ditemukan dinegara-negara mulai dari Nigeria dan Ethiopia ke Turki, India, Australia, dan Karibia, untukbeberapa nama (Maldonado et al., 2002). Banyak fenomena yang terkait sering terjadi dalamberbagai bagian dunia dimana sanksi budaya lokal masuk dan kepemilikan Negara yang tidakdianggap patologis dan tidak dapat dianggap sebagai gangguan mental mungkin didiagnosis

    dengan gangguan disosiatif trans ( kategori diagnostic sementara dalam DSM-IV-TR).

    1. 3. Teori Behavioral

    Pada teori ini menganggap bahwa disosiasi sebagai respon menghindar yang melindungiseseorang dari berbagai kejadian yang penuh stress dan ingatan akan kejadian tersebut.Karena orang yang bersangkutan tidak secara sadar mengonfrontasi kenangan menyakitkantersebut, rasa takut yang diakibatkannya tidak dapat hilang.

    1. 4. Teori Psikoanalisis

    Teori ini beranggapan bahwa berbagai kenangan traumatis dilupakan atau disosiasikan karenasifatnya yang menyakitkan adalah bahwa penelitian pada hewan dan manusia menunjukkanbahwa tingkat stress yang tinggi umumnya memperkuat memori dan bukan melemahkannya(Shobe & Kihlstom, 1997). Ini merupakan suatu hal yang dapat ditemukan pada gangguanstress pasca trauma, dimana seseorang terkadang dikuasai oleh berbagai citra yang

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    9/20

    Menurut DSM-IV-TR, gangguan identitas disosiatif (DID) sebelumnya disebut kepribadianganda, gangguan (GKG) adalah gangguan disosiatif yang dramatis dimana pasienmemanifestasikan dua atau lebih identitas berbeda yang dalam beberapa cara alternativedalam mengendalikan perilaku.Adajuga ketidakmampuan untuk mengingat informasi yang

    penting yang tidak dapat dijelaskan. Setiap identitas tampak memiliki sejarah pribadi yangberbeda, citra diri dan nama meskipun ada beerapa identitas yang hanya parsial yang berbedadan independent dari identitas lainnya.Menurut DSM-IV-TR, diagnosis gangguan identitas disosiatif (DID) dapat ditegakkan bilaseseorang memiliki sekurang-kurangnya dua kondisi ego yang terpisah, atau berubah danberbeda dalam keberadaan, perasaan, dan tindakan yang satu sama lain tidak salingmempengaruhi dan yang muncul serta memegang kendali pada waktu yang berbeda.Kadangkala terdapat satu kepribadian primer, dan penanganan biasanya diperuntukkan bagikepribadian primer. Umumnya terdapat dua hingga empat kepribadian pada saat diagnosisditegakkan, namun selama berlangsungnya terapi seringkali muncul beberapa kepribadianbaru. Kesenjangan memori juga umum terjadi dan biasanya karena sekurang-kurangnya satukepribadian tidak memiliki kontak dengan yang lain; yaitu, kepribadian A tidak memiliki memori

    mengenai seperti apa kepribadian B atau bahkan tidak mengetahui sedikitpun bahwa iamemiliki kepribadian lain yang berbeda.DID biasanya berawal pada masa kanak-kanak, namun jarang didiagnosis hingga usia dewasa.Gangguan ini lebih luas dibanding gangguan disosiatif lain, dan penyembuhannya kurangmenyeluruh. Gangguan ini jauh lebih sering terjadi pada perempuan disbanding laki-laki.DID umumnya disertai sakit kepala, penyalahgunaan zat, fobia, halusinasi, upaya bunuh diri,disfungsi seksual, perilaku melukai diri sendiri, dan juga simtom-simtom disosiatif lain sepertiamnesia dan depersonlisasi (Scrappo dkk, 1998).Kriteria DSM-IV-TR untuk DID, diantaranya :1) Harus ada dua atau lebih identitas atau kesadaran yang berbeda di dalam diri orangtersebut.2) Kepribadian-kepribadian ini secara berulang mengambil alih perilaku orang tersebut

    (Switching).3) Adaketidakmampuan untuk mengingat informasi penting yang berkenaan dengan dirinyayang terlalu luar biasa untuk dianggap hanya sebagai lupa biasa.4) Gangguan-gangguan yang terjadi ini tidak terjadi karena efek psikologis dari substansiseperti alkohol atau obat-obatan atau karena kondisi medis seperti demam.Kluft (1984b) Empat faktor untuk pengembangan kepribadian ganda yang terintegrasi,antaranya:

    1. 1. Kapasitas internal untuk memisahkan dari lingkungan seseorang. Kapasitas ini dapat berasal

    dari genetik.

    2. 2. Terjadinya trauma yang luar biasa, seperti pelecehan fisik atau seksual yang dilakukan olehorang tua yang mendorong penggunaan disosiasi sebagai mekanisme pertahanan.

    3. 3. Pengembangan kepribadian seperti fenomena yang mencegah kepribadian dari diri yang

    kohesif.

    4. 4. Kegagalan orang lain untuk melindungi anak dari trauma lebih lanjut atau untuk memberikan

    pengasuhan yang dapat membantu anak bertahan dari trauma dan berkembang secara normal.

    5. B. P ERSPEKTIF

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    10/20

    kecemasan yang dialami secara temporer saat mereka diyakinkan kembali oleh dokternya bahwa kekuatan merekatidak terbukti. Namun pikiran-pikiran yang menggangu kembali muncul, mendorong mereka melakukan konsultasiayng berulang.

    3. Teori KognitifTeori kognitif berspekulasi bahwa hipokondrias dapat mewakili sebuah tipe dari strategi self-handicapping, suatucara menyalahkan kinerja yang rendah pada kesehatan yang buruk (Smith, Synder & Perkins, 1983).Teori ini juga berspekulasi bahwa hipokondriasis dan gangguan panic yang sering kali terjadi secara bersamaan,dapat memiliki penyebab yang sama, cara berpikir yang terdiostorsi yang membuat orang tersebut salah mengartikanperubahan kecil dalam sensasi tubuh sebagai tanda dari bencana yang akan terjadi (Salkovskis7 Clark, 1993).Perbedaan antara kedua gangguan itu terletak pada apakah interpretasi yang salah dari tanda-tanda tubuh membawasebuah persepsi tentang ancaman yang akan segera terwujud dan lalu menyebabkan terjadinya kecemasan yangberputar cepat ataukah tentang ancaman dengan kisaran yang lebih panjang dalam bentruk proses penyakit yangmendasarinya.

    D. ANALISISBerdasarkan hasil analisis bahwa subjek sudah hampir satu tahun merasakan keluhan penyakit yang seringberpindah-pindah. Dia mengeluh merasa pegal-pegal, badannya terasa tidak enak, perut terasa penuh dan mual sertasering merasa seperti keluar keringat dingin, hal ini menurut Andri Suryadi (2007), bahwa Pasien biasanya telahsering pergi ke berbagai macam dokter (doctor shopping). Beberapa pasien bahkan ada yang sampai di lakukan

    operasi, namun hasilnya negatif. Keluhan yang paling sering biasanya berhubungan dengan sistem organgastrointestinal (perasaan sakit, kembung, bertahak, mual dan muntah) dan keluhan pada kulit seperti rasa gatal,terbakar, kesemutan, baal dan pedih.Pasien juga sering mengeluhkan rasa sakit di berbagai organ atau sistem tubuh, misalnya nyeri kepala, punggung,persendian, tulang belakang, dada atau nyeri saat berhubungan badan. Kadang juga terdapat keluhan disfungsiseksual dan gangguan haid. Gangguan ini lebih sering terjadi pada wanitadaripada pria.

    REFERENSIAhead. 2008. Gangguan Jiwa : Siapa yang Waras. http://sedanghidup.blogspot.com/Andri Suryadi. 2007. Gangguan psikomatik, problem psikis yang gerogoti fisik. http://www.maitreya.or.id/forumsArya Verdi. 2008. Gangguan Identitas Gender. http://aryaverdiramadhani.blogspot.com/2008/06/vj33vi2008-gangguan-identitas-gender.html

    dr. Engelberta Pardamean, SpKJ, 2007. Gangguan Somatoform. Symposium sehari kesehatan jiwa dalam rangkamenyambut hari kesehatan jiwa sedunia. Ikatan Dokter IndonesiaJeffrey S. Dkk. 2003. Psikologi Abnormal Jilid I. Jakarta. Erlangga

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    11/20

    c. Faktor psikologis dianggap memiliki peranan penting dalam onset, kemarahan, eksaserbasi atau bertahannnyanyeri.d. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura).e. Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood, kecemasan, atau gangguan psikotik dan tidakmemenuhi kriteria dispareunia.Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Somatoform yang Tidak DigolongkanA. Satu atau lebih keluhan fisik (misalnya kelelahan, hilangnya nafsu makan, keluhangastrointestinal atau saluran kemih)

    B. Salah satu (1)atau (2)1. Setelah pemeriksaan yang tepat, gejala tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh kondisi medis umum yangdiketahui atau oleh efek langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat, atau alkohol)2. Jika terdapat kondisi medis umum yang berhubungan, keluhan fisik atau gangguan sosial atau pekerjaan yangditimbulkannya adalah melebihi apa yang diperkirakan menurut riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuanlaboratonium.

    C. Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, ataufungsi penting lainnya.

    D. Durasi gangguan sekurangnya enam bulan.

    E. Gangguan tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain (misalnya gangguan somatoform,disfungsi seksual, gangguan mood, gangguan kecemasan, gangguan tidur, atau gangguan psikotik).

    F. Gejala tidak ditimbulkan dengan sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura)

    C. Kerangka TeoriGangguan somatoform dibagi menjadi beberapa sub, namun yang paling sering dijumpai di klinik adalah yangdinamakan gangguan somatisasi dan gangguan hipokondrik.Gangguan Somatisasi, Ganguan ini ditandai dengan adanya keluhan-keluhan berupa gejala fisik yang bermacam-macam dan hampir mengenai semua sistem tubuh. Keluhan ini biasanya sudah berlangsung lama dan biasanyakeluhannya berulang-ulang namun berganti-ganti tempat.

    Pasien biasanya telah sering pergi ke berbagai macam dokter (doctor shopping). Beberapa pasien bahkan ada yangsampai dilakukan operasi, namun hasilnya negatif. Keluhan yang paling sering biasanya berhubungan dengan sistemorgan gastrointestinal (perasaan sakit, kembung, bertahak, mual dan muntah) dan keluhan pada kulit seperti rasagatal, terbakar, kesemutan, baal dan pedih.Pasien juga sering mengeluhkan rasa sakit di berbagai organ atau sistem tubuh, misalnya nyeri kepala, punggung,persendian, tulang belakang, dada atau nyeri saat berhubungan badan. Kadang juga terdapat keluhan disfungsiseksual dan gangguan haid. Gangguan ini lebih sering terjadi pada wanitadaripada pria.Biasanya bermula sebelum usia 30-an dan telah berlangsung beberapa tahun. Pasien biasanya tidak mau menerimapendapat dokter bahwa mungkin ada dasar psikologis yang mendasari gejalanya. (Andri Suryadi, 2007)

    1. Teori PsikodinamikaMenurut teori psikodinamika, simtom histerikal memiliki fungsi : Memberikan orang tersebut keuntungan primer

    dan keuntungan sekunder. Keuntungan primer, yang didapat adalah memungkinkan individu untuk mempertahankankonflik internal direpresi. Orang tersebut sadar akan simtom fisik yang muncul namun bukan konflik yangdiwakilinya. Dalam kasus-kasus seperti itu, simtom merupakan symbol dari, dan memberikan orang tersebutpemecahan sebagian untuk konflik yang mendasarinya.

    2. Teori BelajarDalam pandangan teori belajar, simtom dari gangguan hipokondrias dan gangguan dismorfik tubuh dihubungkandengan gangguan obsesif kompulsif (Barsky dkk., 1992; Cororve&Gleaves, 2001). Pada hipokandrias, orangterganggu oleh pikiran-pikiran yang obsesif dan menimbulkan kecemasan mengenai kesehatan mereka. Pergi darisatu dokter ke dokter lain dapat merupakan suatu bentuk dari perilaku kompulsif yang diperkuat oleh hilangnya

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    12/20

    kembung, muntah selain dari selama kehamilan, diare, atau intoleransi terhadap beberapa jenis makanan) Satu gejala seksual: riwayat sekurangnya satu gejala seksual atau reproduktif selain dari nyeri (misalnyaindiferensi seksual, disfungsi erektil atau ejakulasi, menstruasi tidak teratur, perdarahan menstruasi berlebihan,muntah sepanjang kehamilan). Satu gejala pseudoneurologis: riwayat sekurangnya satu gejala atau defisit yang mengarahkan pada kondisineurologis yang tidak terbatas pada nyeri (gejala konversi seperti gangguan koordinasi atau keseimbangan, paralisisatau kelemahan setempat, sulit menelan atau benjolan di tenggorokan, afonia, retensi urin, halusinasi, hilangnyasensasi atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang; gejala disosiatif seperti amnesia; atau hilangnyakesadaran selain pingsan).c. Salah satu (1)atau (2): Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh sebuahkondisi medis umum yang dikenal atau efek langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat, ataualkohol) Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosial atau pekerjaan yang ditimbulkannya adalahmelebihi apa yang diperkirakan dan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium.d. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti gangguan buatan atau pura-pura).

    2. Kriteria diagnostik untuk Gangguan Konversia. Satu atau lebih gejala atau defisit yang mengenai fungsi motorik volunter atau sensorik yang mengarahkan padakondisi neurologis atau kondisi medis lain.

    b. Faktor psikologis dipertimbangkan berhubungan dengan gejala atau defisit karena awal atau eksaserbasi gejalaatau defisit adalah didahului oleh konflik atau stresor lain.c. Gejala atau defisit tidak ditimbulkkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura).d. Gejala atau defisit tidak dapat, setelah penelitian yang diperlukan, dijelaskan sepenuhnya oleh kondisi medisumum, atau oleh efek langsung suatu zat, atau sebagai perilaku atau pengalaman yang diterima secara kultural.e. Gejala atau defisit menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial,pekerjaan, atau fungsi penting lain atau memerlukan pemeriksaan medis.f. Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual, tidak terjadi semata-mata selama perjalanangangguan somatisasi, dan tidak dapat diterangkan dengan lebih baik oleh gangguan mental lain.

    3. Kriteria Diagnostik untuk Hipokondriasisa. Pereokupasi dengan ketakutan menderita, atau ide bahwa ia menderita, suatu penyakit serius didasarkan pada

    interpretasi keliru orang tersebut terhadap gejalagejala tubuh.b. Perokupasi menetap walaupun telah dilakukan pemeriksaan medis yang tepat dan penentraman.c. Keyakinan dalam kriteria A tidak memiliki intensitas waham (seperti gangguan delusional, tipe somatik) dantidakterbatas pada kekhawatiran tentang penampilan (seperti pada gangguan dismorfik tubuh).d. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara kilnis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan,atau fungsi penting lain.e. Lama gangguan sekurangnya 6 bulan.f. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan kecemasan umum, gangguan obsesif-kompulsif,gangguan panik, gangguan depresif berat, cemas perpisahan, atau gangguan somatoform lain.

    4. Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Dismorfik Tubuha. Preokupasi dengan bayangan cacat dalam penampilan. Jika ditemukan sedikit anomali tubuh, kekhawatiran orangtersebut adalah berlebihan dengan nyat.

    b. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan,atau fungsi penting lainnya.c. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain (misalnya, ketidakpuasan dengan bentukdan ukuran tubuh pada anorexia nervosa).

    5. Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Nyeria. Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis merupakan pusat gambaran klinis dan cukup parah untuk memerlukanperhatian klinis.b. Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, ataufungsi penting lain.

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    13/20

    Contoh Kasus Gangguan Somatoform

    Contoh kasus

    Budi Santoso Spegawai swasta berusia 30 tahun ini sudah hampir satu tahun merasakan keluhan penyakit yangsering berpindah-pindah. Dia mengeluh merasa pegal-pegal, badannya terasa tidak enak, perut terasa penuh danmual serta sering merasa seperti keluar keringat dingin.

    Budi juga sering merasa dadanya sesak bila bernapas. Dia bercerita bahwa ia pernah berobat di bagian penyakitdalam dan telah dilakukan beberapa tes, namun dinyatakan hasilnya semua dalam batas normal.Pria itu tentunya tidak percaya hal tersebut, karena sebenarnya dia merasa ada yang salah memang dengan dirinya.Oleh sejawat dokter ahli penyakit dalam, Budi disarankan untuk datang ke bagian psikiatri/jiwa karena mungkin adaproblem psikis yang melatari keluhannya.

    Dia pun sempat kesal karena saran itu, dia berkata Memangnya saya gila Dok?!. Hal itu dikarenakan dia

    merasa kehidupannya baik-baik saja. Bilapun ada masalah, Iwan memang cenderung lebih menyimpannya sendiridan tidak pernah membicarakan dengan orang lain bahkan dengan istrinya sekalipun.

    TINJAUAN TEORITIS

    A. PengertianGangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri,mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan penjelasan medis yang adekuat. Gejala dan keluhan somatikadalah cukup serius untuk menyebabkan penderitaan emosional yang bermakna pada pasien atau gangguan padakemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranan sosial atau pekerjaan. Suatu diagnosis gangguan somatoformmencerminkan penilaian klinisi bahwa faktor psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk onset, keparahan,dan durasi gejala. Gangguan somatoform adalah tidak disebabkan oleh pura-pura yang disadari atau gangguanbuatan.

    B. Ada lima gangguan somatoform yang spesifik adalah: Gangguan somatisasi ditandai oleh banyak keluhan fisik yang mengenai banyak sistem organ. Gangguan konversi ditandai oleh satu atau dua keluhan neurologis.

    Hipokondriasis ditandai oleh fokus gejala yang lebih ringan dan pada kepercayaan pasien bahwa ia menderita

    penyakit tertentu. Gangguan dismorfik tubuh ditandai oleh kepercayaan palsu atau persepsi yang berlebih-lebihan bahwa suatubagian tubuh mengalami cacat. Gangguan nyeri ditandai oleh gejala nyeri yang semata-mata berhubungan dengan faktor psikologis atau secarabermakna dieksaserbasi oleh faktor psikologis.DSM-IV juga memiliki dua kategori diagnostik residual untuk gangguan somatoform: Undiferrentiated somatoform, termasuk gangguan somatoform, yang tidak digolongkan salah satu diatas, yang ada

    selama enam bulan atau lebih.

    1. Kriteria diagnostik untuk Gangguan Somatisasia. Riwayat banyak keluhan fisik yang dimulai sebelum usia 30 tahun yang terjadi selama periode beberapa tahundan membutuhkan terapi, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsipenting lain.b. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan, dengan gejala individual yang terjadi pada sembarang waktu selamaperjalanan gangguan: Empat gejala nyeri: riwayat nyeri yang berhubungan dengan sekurangnya empat tempat atau fungsi yangberlainan (misalnya kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum, selama menstruasi, selamahubungan seksual, atau selama miksi) Dua gejala gastrointestinal: riwayat sekurangnya dua gejala gastrointestinal selain nyeri (misalnya mual,

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    14/20

    yang dapat menghancurkan kariernya. Alasan mengapa Demi melakukan langkah kontroversial itu adalah karena

    Demi mengalami apa yang disebutnya sebagai physical and emotional issueyang belakangan diketahui berupa

    depresi dan bulimia. Karena itu, ia mencoba untuk menyembuhkan diri dengan tinggal di tempat rehabilitasi

    selama tiga bulan.

    Semua berawal dari kelas 7th Grade, setara dengan kelas 2 SMP di Indonesia, Demi Lovato di-bullyoleh teman-

    teman sekolahnya. Ia yang saat itu masih kanak-kanak dan innocentdiledek sebagai: Cewe Gemuk oleh tidak

    hanya satu, tapi banyak teman yang menyebutnya demikian. Memang itu hanya dua kata yang sederhana, tapisiapa sangka dua kata tersebut terekam kuat di otak Demi, bahkan mempengaruhi hidupnya sampai sekarang.

    Sejak usia 12 tahun, Demi membenci tubuhnya. Ia menjadi seorang penderita eating disorderyang semakin lama

    semakin berkembang menjadi bulimia. Bagi yang belum tahu, Bulimia adalah gangguan pola makan yang serius,

    dimana seseorang makan makanan dengan jumlah yang banyak dalam waktu singkat dan kemudian dia

    membersihkan diri dari makanan tersebut dengan cara memuntahkan kembali makanan tersebut atau dengan

    menelan obat pencahar. Hal ini diakibatkan oleh keinginan kuatnya untuk menjadi kurus.

    Dengan menjadi artis, tidak membuat hidup Demi lebih baik, bahkan sebaliknya. Ia semakin kehilangan

    kepercayaan diri dan malu akan tubuh yang menurutnya gemuk tersebut. Pola pikir ini membuat Demi

    mengadakan konser dalam keadaan lapar, kehilangan suara karena muntah, dan dalam keadaan paling buruk, ia

    muntah lima kali dalam sehari. it was just blood in the toiletujar Demi. Demi pun merasa risih

    denganpapparaziyang selalu ada di sekitarnya. Bahkan Demi merasa depresi apabila papparazi tersebut

    mengambil fotonya dengan angelyang buruk, sehingga ia kelihatan lebih gemuk. Depresi ini mengantarkan Demi

    untuk mulai berkenalan dengan alkohol dan mulai menyayat-nyayat tangannya dengan benda tajam. Menurut

    Demi, ini adalah cara untuk keluar dari kecemasan dan depresi yang dialaminya. It was a way of expressing my

    own shame, of myself, on my own bodykata Demi.

    Walaupun ia telah menjadi artis, dipuja akan kecantikannya, bahkan jutaan wanita ingin menjadi seperti dirinya,

    namun tetap saja pengalaman di-bullyoleh teman-teman sekolah menghantui hidupnya.

    berusaha keras untuk sembuh dari bulimia dan depresi yang dialaminya.

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    15/20

    2. 2. Semua kriteria untuk anoreksia nervosa terpenuhi kecuali bahwa, meskipun penurunan berat badanyang signifikan, berat saat individu berada dalam rentang normal.

    3. 3. Semua kriteria untuk bulimia nervosa terpenuhi kecuali bahwa pesta makan dan mekanismekompensasi yang tidak tepat terjadi pada frekuensi kurang dari dua kali seminggu atau untuk durasikurang dari 3 bulan.

    4. 4. Penggunaan secara teratur perilaku kompensasi yang tidak tepat oleh individu berat badan normalsetelah makan sejumlah kecil makanan (misalnya, self-induced muntah setelah mengkonsumsi dua kue).

    5. 5. Berulang kali mengunyah dan meludah keluar, namun tidak menelan sejumlah besar makanan.6. 6. Pesta-gangguan makan: episode berulang pesta makan dengan tidak adanya penggunaan rutin

    perilaku kompensasi yang tidak tepat karakteristik bulimia nervosa.

    Prevensi primer

    Ditujukan pada populasi yang berisiko tinggi seperti murid SMP perempuan untuk mencegah timbulnyagangguan makan pada mereka yang asimtomatik. Sejumlah program pendidikan dapat dicobaberdasarkan asumsi bahwa pengetahuan dapat mengubah sikap dan perilaku, program tersebutditekankan pada pemahaman tentang citra diri.

    Prevensi sekunder

    Bertujuan untuk deteksi dan intervensi dini, dengan memberikan pendidikan pada petugas kesehatan dipusat pelayanan kesehatan primer. Dengan intervensi dini morbiditas dapat diturunkan.Pada perspektif sosiokultural, intervensi yang melibatkan komponen keluarga digunakan pada klienremaja dengan gangguan makan dan berada dalam kondisi tersebut dalam waktu yang relatif singkat.Beberapa jenis terspis menemukan jika kelompok terapi multikeluarga berfungsi secara efektif terutamadalam menangani gangguan makan. pada terapi jenis tersebut, beberapa keluarga berpartisipasi dalamsesi kelompok secara simultan. Salah satu faktor positif dari intervensi tersebut adalah penurunanperasaan yang menyebabkan stigma dan isolasi yang muncul saat salah satu anggota keluargamenderita gangguan makan.Kesimpulannya, gangguan makan adalah suatu kondisi yang di dalamnya terdapat interaksi kompleksantara faktor biologis, psikologis, dan sosiokultural. tidak seperti beberapa gangguan lainnya hanya satu

    faktor saja yang menjadi dasar terjadinya gangguan, gangguan makan tampaknya muncul sebagai akibatdari konflik interpersoanal dan intrapersonal. Pengaruh interpersonal, khususnya berasal dari sistemkeluarga dan hubungan dengan teman sebaya, membangkitkan perhatian yang berlebihan terhadap citratubuh dan daya tarik.Distrorsi persepsi diri dan gangguan pola pikir menambah permasalahan yang sudah ada, dan sejalandengan waktu, perubahan tubuh menjadi gambaran keseluruhan masalah. Intervensi pendekatanbiopsikososial menghubungkan teknik dari ketiga perspektif.Pada perspektif biologis treatmen mungkin dapat melibatkan penggunaan obat-obatan, tetapi caratersebut tidak harus selalu digunakan. Komponen medis yang paling penting adalah yang memfokuskanpada fungsi tubuh dan perilaku makan yang sehat. Teknik psikologis yang paling efektif adalah yangsasarannya pada pola pikir dan persepsi yang terdistorsi. Komponen sosiokultural dapat melibatkankeluarga atau terapi kelompok. Intervensi yang kuat terutama pada tahap awal gangguan makan dapatmengubah arah gangguan yang secara potensial dapat merusak.

    Contoh KasusDemi Lovato adalah seorang aktris dan penyanyi muda berkebangsaan Amerika Serikat yang juga

    berdarah Mexico dan Italia dari orang tuanya. Dia bermain di beberapa film disney seperti Camp Rock dan Sonny

    With A Chance. Dia mulai berkarier di dunia hiburan sejak tahun 2002 lewat perannya sebagai Angela di Barney &

    Friends.

    Demi Lovato is not happy at all. Pada tahun 2010, Demi menghentikan konser internasionalnya bersama Jonas

    Brothers dan juga berhenti dari perannya sebagai pemeran utama dalam Sonny with a Chance di Disney Chanel

    series yang sangat populer dikalangan remaja. Pada saat itu, para pengamat Hollywood dibuat bingung setengah

    mati oleh artis cantik ini, karena di tengah popularitasnya yang sedang menanjak, Demi malah mengambil langkah

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    16/20

    dibeberapa budaya yang berbeda seperti Afrika, berat badan yang lebih besar pada perempuan sangatdihargai dan dianggap sebagai lambing kesuburan dan kesehatan. Perbedaan besar dalam prevalensigangguan makan di antara berbagai budaya memberikan suatu gambaran tentang pentingnya budayadalam menetapkan pandangan realistik versus pandangan yang secara potensial menyimpang tentangbentuk tubuh. Dengan demikian, variasi antarberbagai budaya dalam prevalensi gangguan makan tetapmerupakan suatu pendapat yang kontra.PrevensiKomplikasi medis dalam Bulimia nervosa maupun Anoreksia nervosa seperti ketidakseimbanganelektrolit, juga memerlukan penanganan, jadi pada Bulimia dan Anoreksia diberikan penanganan biologisdan psikologis.

    Penanganan Biologis

    Karena Bulimia nervosa sering kali komorbid dengan depresi, ganguan ini ditangani dengan berbagaiantidepresan. Minat difokuskan pada fluoksetin. Perempuan dengan Bulimia ditangani sebagai pasienrawat jalan selama delapan minggu. Fluoksetin ternyata lebih memberikan hasil dibandingkan placebountuk mengurangi makan berlebihan dan muntah, juga mengurangi depresi dan sikap yang menyimpangterhadap makanan dan makan. Dalam sebagian besar studi termasuk studi double-blinddengan

    kelompok control placebo, mengkonfirmasi kemampuan berbagai macam antidepresan untukmengurangi pengurasan dan makan berlebihan, bahkan di kalangan pasien yang tidak mengalamiperbaikan dlaam penanganan psikologis yang diberikan sebelumnya.Dalam studi multisentral tentang fluoksetin, hampir sepertiga pasien berhenti sebelum akhir masapenanganan yang berlangsung selama delapan minggu, teruatama disebabkan efek samping obat-obatan yang diberikan. Bandingkan dengan angka kurang dari lima persen pasien yang berhenti dariterapi kognitif-behavioral. Terlebih lagi, sebagian besar pasien kambuh ketika pemberian berbagai jenisobat antidepresan dihentikan, seperti yang terjadi dengan sebagian besar obat-obatan psikoaktif.Terdapat beberapa kecenderungan untuk kambuh tersebut berkurang bila antidepresan diberikan dalamkonteks terapi kognitif-behavioral.

    Penanganan Psikologis Bulimia Nervosa

    Psikoterapi Kognitif-Behavioral Therapy (CBT) harus dianggap sebagai, patokan lini pertama pengobatanuntuk bulimia nervosa. Data pendukung efektivitas CBT didasarkan pada kepatuhan yang ketat danharus betul-betul dilaksanakan dengan sangat rinci, petunjuk-dipandu perawatan yang mencakup sekitar18 sampai 20 sesi selama 5 sampai 6 bulan. CBTmenerapkan sejumlah prosedur kognitif dan perilakuuntuk (1) mengganggu siklus mempertahankan diri perilaku makan berlebihan dan diet dan (2)mengubah kognisidisi fungsional individu, yaitu keyakinan tentang makanan, berat badan, citra tubuh,dan keseluruhan konsep diri.Dynamic Psikoterapi (Pengobatan psikodinamik) pasien dengan bulimia nervosa telah mengungkapkankecenderungan untuk mengkonkretkan mekanisme pertahanan introjective dan proyektif.Dengan carayang analog dengan membelah, pasien membagi makanan ke dalam dua kategori: item yang bergizi danmereka yang tidak sehat. Makanan yang ditunjuk bergizi dapat dicerna dan dipertahankan karena secaratidak sadar melambangkan introjects baik. Tapi junk food secara tidak sadar berhubungan dengan

    introjects buruk dan oleh karena itu, dikeluarkan melalui muntah, dengan sadar bahwa semua fantasimerusak, kebencian, dan kejahatan sedang dievakuasi. Pasien sementara dapat merasa nyaman setelahmuntah karena evakuasi fantasi, tapi perasaan yang terkait menjadi baik adalah singkat karenadidasarkan pada kombinasi tidak stabil. Tabel 23,2-2 DSM-IV-TR Kriteria Diagnostik Gangguan MakanNot Otherwise Specified Gangguan makan tidak ditentukan kategori untuk gangguan makan yang tidakmemenuhi kriteria untuk gangguan makan tertentu. Contoh termasuk:

    1. 1. Untuk perempuan, semua kriteria untuk anoreksia nervosa terpenuhi kecuali bahwaindividu memilikisiklus haid yang normal.

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    17/20

    untuk mengembangkan kesadaran diri yang kuat karena hubungan ibu-anak yang dipenuhi konflik.Makanan menjadi symbol kegagalan hubungat tersebut. Makan berlebihan dan pengurasan yangdilakukan si anak mencerminkan konflik antara kebutuhan akan ibu dan keinginan untuk meolak ibu.Pandangan Kognitif-PerilakuPara penderita Bulimia nervosa juga dianggap memiliki kekhawatiran berlebihan dengan penambahanberat bandan dan penampilan tubuh. Pasien Bulimia nervosa memang menilai diri mereka terutamaberdasarkan berat badan dan bentuk tubuh mereka. Mereka juga memiliki kepercayaan diri yang rendah,dan karena berat badan serta bentuk tubuh cukup lebih mudah dikendalikan disbanding aspek diri yanglain, mereka cenderung memfokuskan pasa berat badan dan bentuk tubuh, dan berharap bahwa usahamereka dalam bidang ini akan membuat mereka secara umum merasa lebih baik. Mereka mencobamengikuti pola makan terbatas yang sangat kaku, dengan aturan ketat mengenai jumlah asupanmakanan, jenis makanan yang dimakan dan kapan harus makan. Aturan ketat tersebut pada akhirnyadilanggar, dan pelanggaran tersebut meningkat menjadi makan berlebihan. Setelah makan berlebihan,timbul perasaan jijik dan rasa takut menjadi gemuk, sehingga memicu tindakan kompensatori sepertimuntah. Meskipun pengurasan untuk sementara mengurangi kecemasan karena telah makan berlebihan,yang memicu makan berlebihan dan pengurasan yang semakin sering, suatu siklus yangmempertahankan berat badan yang dikehendaki, namun mengandung berbagai konsekuensi medis.Ditemukan beberapa kondisi lain yang semakin meningkatkan banyaknya asupan makanan pada orang-orang yang melakukan pembatasan makanan setelah asupan awal, yang perlu dicatat adalah beragammood negatif, seperti kecemasan dan depresi.

    Meningkatnya konsumsi makanan pada orang-orang yang membatasi asupan makanannya terutamaterjadi ketika citra diri mereka terancam dan jika mereka memiliki harga diri rendah. Apabila orang-orangyang membatasi asupan makanannya mendapatkan umpan balik yang salah bahwa mereka memilikiberat badan tinggi, mereka merespons dengan peningkatan emosi negatif dan peningkatan kinsumsimakanan.Pasien Bulimia nervosa umumnya makan berlebihan bila menghadapi stres dan mengalami afek negatif.Sehingga makan berlebihan berfungsi sebagai alat mengendalikan afek negatif. Pasien Bulimiamengatakan meningkatnya kadar kecemasan mereka ketika mereka makan, naum tidak dapatmelakukan pengurasan dan penuturan diri tersebut telah divalidasi melalui pengukuran fisiologis, sepertikonduktans kulit. Secara sama , kadar kecemasan menurun setelah pengurasan, sekali lagi memperkuatpemikiran bahwa pengurasan diperkuat oleh berkurangnya kecemasan.Prevalensi

    Pengaruh Gender

    Banyak fakta menunjukan bahwa gangguan makan lebih umum terjadi pada perempuan disbanding padalaki-laki. Salah satu alasan utama atas prevalensi gangguan makan yang lebih besar pada perempuankemungkinan adalah fakta bahwa standar budaya masyarakat Barat menguatkan keinginan untukmenjadi kurus pada perempuan disbanding laki-laki. Selain itu, nilai-nilai sosiokultural mendorongobjektivikasi tubuh perempuan, sedangkan kaum laki-laki lebih dihargai berdasarkan berbagaikeberhasilan mereka. Resiko gangguan makan pada kelompok perempuan yang sangat peduli terhadapberat badan, misalnya para penari, model, dan pesenam sangat tinggi.

    Berbagai Studi Lintas Budaya

    Gangguan makan lebih banyak terjadi dalam masyarakat industry, seperti Amerika, Kanada, Jepang,Australia, dan Eropa, disbanding dalam masyarakat nonindustri. dalam suatu epidemologis, kasusBulimia nervosa meningkat empat kali lipat dari tahun 1950-an hingga tahun 1970-an. Selain itu, seiringdengan masyarakat mengalami berbagai praktik budaya Barat, kasus gangguan makan tampakmengalami peningkatan. Dari berbagai studi menunjukan bahwa bila perempuan yang berasal darimasyarakat dengan tingkat prevalensi gangguan makan yang rendah berubah menjadi masyarakatdengan tingkat prevalensi tinggi, maka prevalensi mengalami kenaikan. Perbedaan tersebut disebabkanoleh penekanan yang lebih besar pada tubuh yang langsing dan citra tubuh di mayarakat Barat. Namun,

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    18/20

    mungkin juga merasa tidak puas dengan tubuh mereka. Maka dari itu, berbagai studi menemukan bahwaIMT tinggi dan ketidakpuasan dengan bentuk tubuh merupakan factor resiko terjadinya gangguan makan.Ketidakpuasan akan bentuk tubuh tampaknya semakin meningkat dan merupakan predictor kuatperkembangan gangguan makan di kalangan remaja perempuan. Selain itu, preokupasi, untuk menjadikurus atau merasa ditekan untuk menjadi kurus memprediksi meningkatnya ketidakpuasan denganbentuk tubuh di kalangan remaja perempuan, yang pada akhirnya memprediksi diet yang lebih sering dantimbulnya berbagai emosi negatif.Tubuh kurus yang ideal berdasarkan standar sosiokultural kemungkinan merupakan sarana yangmembuat orang-orang mempelajari rasa takut menjadi gemuk atau bahkan merasa gemuk. Selainmenciptakan bentuk tubuh yang tidak diinginkan, menjadi gemuk memiliki berbagai konotasi negatif,seperti ketidaksuksesan dan kurang memiliki control diri. Orang lain memandang obese sebagai orang-orang yang kurang cerdas dan dicap sebagai orang yang kesepian, pemalu, dan haus kasih sayang.Dengan demikian, perempuan mungkin merasa malu dengan tubuh mereka bila melihat ketidakcocokanantara standar ideal individu sedikit berbeda dari standar ideal diri mereka dan penilaian budaya (yangdiobjektivikasi) tentang perempuan. Hal ini menunjukkan pengobjektivikasian diri sendiri dan rasa malutentang bentuk tubuh terkait dengan gangguan makan.Perspektif PsikologisBerdasarkan perspektif psikologis, gangguan makan banyak terjadi pada individu usia muda yangmenderita pergolakan batin dan rasa sakit serta menjadi terobsesi dengan permasalahan tubuh, seringkali berpaling pada makanan untuk merasa nyaman dan tenang. Individu dengan gangguan makan

    sering kali merasa kesulitan dalam memahami dan memberikan label terhadap emosi yang merekarasakan, dan seiring dengan berjalannya waktu, mereka belajar bahwa makan dapat menjadi jalan dalammenangani perasaan yang tidak nyaman dan emosi yang tidak jelas.Dalam memahami perkembangan respons gangguan makan terhadap rasa sakit yang terjadi dalam diriindividu, ppara peneliti memiliki ketertarikan terutama dengan adanya fakta bahwa beberapa perampuandengan Bulimia nervosa memiliki riwayat pernah mengalami pelecehan seksual atau kekerasan fisikpada masa kanak-kanak. Para peneliti yang meneliti hubungan antara pengalaman disakiti pada masakanak-kanak dan perilaku menyakiti diri sendiri pada kehidupan yang akan dating mulai memahamiadanya kemungkinan hubungan biokimia antara pelecehan saat masa kanak-kanak dan gangguanmakan. Keduanya menunjukkan adanya gangguan pada serotinin, tetapi pelecehan huga berakibat padapenurunan kortisol, yaitu hormon stres.Menurut perspektif psikologis, faktor kognitif dapat menjelaskan secara signifikan perilaku gangguanmakan. Menurut teori kognitif, dari waktu ke waktu, individu yang menalami gangguan makan terjebak

    dalam pola patologisnya karena adanya kekuatan untuk melawan perubahan yang pada umumnyamenjadi ciri khas dari proses berpikir mereka. Mereka menghindari masalah, bukannya menyelesaikanmasalah. Mereka melarikan diri ke dalam khayalan daripada menilai masalah secara realistis dan merekacenderung untuk tidak mencari dukungan sosial meskipun mereka berada dalam permasalahan yangserius. baik untuk anak laki-laki maupun perempuan, pengaruh negati juga memiliki peran penting dalammemperkuat hubungan antara kepedulian terhadap ukuran tubuh dan perilaku Bulimia. Pengejarandalam mencari kenyamanan emosional melalui makan dapat dilihat sebagai ekspresi keputusan dariperasaan dependensi terhadap orang tua individu yang belum menemukan penyelesaian.Trait kepribadian dependensi yang muncul bersamaan dengan Obsesi menunjukkan adanya kedekatanhubungan dengan simtom Bulimia. Sejalan dengan pendekatan teoritis, wanita dengan gangguan makanmemiliki perasaan tidak aman, kelekatan jenis ambivalen bersamaan dengan banyaknya simtomgangguan kecemasan akan perpisahan dengan masa kanak-kanak. Di antara wanita dengan Bulimianervosa yang mengalami gangguan kepribadian, gangguan kepribadian borderline adalah gangguan

    yang paling umum terjadi. Tampaknya orang dengan gangguan makan yang berada dalam subkelompoktertentu mengalami kesulitan yang fundamental dalam perkembangan identitas mereka.Pandangan PsikodinamikaTeori Psikodinamika sebagian besar berpendapat bahwa penyebab utamanya terdapat dalam hubunganorang tua-anak yang terganggu dan sepekat bahwa beberapa karakteristik kepribadian penting, sepertiharga diri yang rendah dan perfeksionisme, ditemukan pada individu yang memiliki gangguan makan.Berbagai teori psikodinamika juga menyatakan bahwa simtom-simtom gangguan makan menjadi suatupemenuhan bagi keberhasilan mempertahankan diet ketat atau tidak tumbuh secara seksual denganmenjadi sangat kurus sehingga tidak mencapai tubuh seorang perempuan pada umumnya.Teori psikodinamika lain, menyatakan bahwa Bulimia nervosa pada perempuan berakar dari kegagalan

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    19/20

    merusak gigi. Bulimia nervosa, seperti halnya Anoreksia, merupakan gangguan serius yang mengandungkonsekuensi fisik yang merugikan. Meskipun resiko kematian jauh lebih sedikit pada Bulimiadibandingkan Anoreksia.PrognosisPemantauan jangka panjang pada para pasien Bulimia nervosa mengungkap bahwa 70 persenmemperoleh kesembuhan, meskipun sekitar 10 persen tetap sepenuhnya somatik. Melakukan intervensisegera setelah diagnosis ditegakkan berhubungan dengan prognosis yang lebih baik. Para pasienBulimia nervosa yang lebih sering makan berlebihan dan muntah, komorbid dengan penyalahgunaan zat,atau memiliki riwayat depresi memiliki prognosis lebih buruk disbanding pasien tanpa fakto-faktortersebut.EtiologiPerspektif BiologisGenetik bulimia nervosa dapat terjadi dalam satu keluarga. Pada Bulimia nervosa ditemukan, di manasaudara kandung dari perempuan yang menderita Bulimia nervosa memiliki kemungkinan sekitar empatkali lebih besar disbanding rata-rata untuk menderita gangguan tersebut. Studi terhadap saudara kembarterkait gangguan makan juga menunjukkan pengaruh genetik. Sebagian besar studi mengenai Bulimiadan Anoreksia menunjukkan tingkat kesesuaian yang lebih tinggi pada kembar.Gen memiliki pengaruh yang lebih besar pada orang-orang kembar yang menderita gangguan makandibandingkan dengan faktor-faktor lingkungan. Penelitian juga menunjukkan bahwa cirri pentinggangguan makan, seperti ketidakpuasan atas bentuk tubuh, keinginan yang kuat untuk menjadi langsing,

    makan berlebihan dan preokupasi dengan berat badan dapat diturunkan dalam keluarga. Faktor-faktorgenetic yang umum dapat berperan dalam hubungan antara karakteristik kepribadian tertentu, sepertiemosionalitas negatif dan gangguan makan.Faktor KeluargaGangguan makan sering kali berkembang dari adanya konflik dalam keluarga. beberapa terori berfokuspada efek brutal dari self awareness terhadap orang tua. Mereka mengatakan bahwa beberapa remajamenggunakan penolakan untuk makan sebagai cara menghukum orang tua mereka karena perasaankesepian dan keterasingan yang mereka rasakan di rumah. Sebuah studi membandingkan ibu dariremaja putri dengan gangguan makan dan ibu dari remaja putri lainnya. Ibu dari remaja putri dengangangguan makan lebih tidak bahagia terhadap fungsi keluarganya, juga meilimiki masalah makan dandiet, dan percaya bahwa putrinya harus menurunkan beratbadan, sertamemandang putrinya sebagaiorang yang tidak menarik. Keluarga dari wanita muda dengan gangguan makan cenderung lebih seringmengalami konflik kurang memiliki kedekatan dan kurang saling memberi dukungan, namun lebih

    bersikap kritris. Orang tua terlihat kurang mampu untuk membangkitkan kemandirian dalam diri anakperempuan mereka.Konflik dengan orang tua mengenai isu otonimi sering kali mengakibatkan munculnya Buimia danAnoreksia nervosa. Namun belum pasti apakah keluarga dengan pola seperti ini berkontribusi padakemunculan awal gangguan makan atau apakah gangguan makan yang muncul mengganggu kehidupankeluarga. Tanpa memperhatikan faktor yang memicu munculnya gangguan makan, dukungan sosial bisamenjadi salah satu faktor yang mempertahankan keberadaan gangguan makan. anak-anak dengangangguan makan dapat secara cepat menjadi pusat perhatian pada keluarga mereka, dan menerimaperhatian dari orang tua yang mungkin sebelumnya kurang.Perspektif SosiokulturalBerbagai standar telah ditetapkan masyarakat mengenai tubuh yang ideal, terutama tubuh perempuanideal yang sangat bervariasi. Dahulu standar modern para perempuan bertubuh gemuk, namun padamasa-masa sekarang ini standar ideal dalam budaya Amerika bergerak ke arah lebih langsing lagi.

    Contohnya para model majalah mode dunia yang memiliki tubuh tinggi dan langsing bahkan cenderungkurus dimulai pada tahun 1950 dan 1978. Dan para peserta kontes kecantikan juga semakin langsingsejak tahun 1980an.Secara cukup paradoksikal, sementara standar budaya bergerak ke arah tubuh yang kurus selama paruhwaktu akhir abad ke-20, semakin banyak orang yang mengalami kelebihan berat badan. Prevalensiobesitas meningkat dua kali lipat sejak tahun 1900. Sekarang ini, 20-30 persen penduduk Amerikamengalami kelebihan berat badan, mungkin karena terlalu banyaknya makanan dan gaya hidup yangtidak aktif, dan menjadi awal tahap kobflik yang semakin besar antara bentuk tubuh ideal dan realitasberdasarkan budaya.Para perempuan yang memang benar-benar kelebihan berat badan atau hanya takut menjadi gemuk

  • 7/24/2019 anoreksia.pdf

    20/20

    Karakteristik Diagnostic (DSM-IV-TR)Orang dengan Bulimia Nervosa akan mengalami :

    Episode berulang dari makan berlebihan seperti yang ditunjukan oleh kedua hal berikut :

    1. a. Memakan makanan dalam jumlah yang sangat banyak dalam periode 2 jam.

    2. b. Merasa kehilangan kontrol terhadap pemasukan makanan pada saat episode tersebut.

    Perilaku tidak sesuai yang sering terjadi untuk menjaga agar berat tubuh tidak bertambah sepertimembangkitkan rasa ingin muntah, penyalahgunaan obat pencahar, diuretic, atau dengan berpuasa, ataumelakukan latihan yang berlebihan.

    Rata-rata minimal dalam seminggu terjadi dua kali episode makan berlebihan (pesta makan) dan perilakukompensasi yang tidak sesuai untuk menghindari bertambahnya berat badan, dan hal ini terjadi minimalselama 3 bulan.

    Perhatian berlebihan yang terus-menerus pada bentuk dan berat badan.

    Terdapat satu perbedan mencolok antara Bulimia Nervosa dengan Anoreksia Nervosa, yaitu adalahpenurunan berat badan. Pasien yang menderita Anoreksia nervosa mengalami penurunan berat badanyang secara drastic, sedangkan pasien Bulimia nervosa tidak.

    Pada Bulimia, makan berlebihan biasanya dilakukan secara diam-diam, dapat dipicu oleh stress danberbagai emosi negatif yang ditimbulkannya, dan terus berlangsung hingga orang yang bersangkutanmerasa sangat kekenyangan. Orang dengan Bulimia nervosa akan hilang kendali ketika makanberlebihan, bahkan hingga ke titik mengalami sesuatu yang mirip dengan keadaan dissosiatif, mungkinkehilangan kesadaran terhadap apa yang mereka lakukan dan merasa bahwa bukan diri mereka yangmakan berlebihan. Mereka biasanya malu dengan kondisi tersebut dan mencoba menutupinya.Setelah selesai makan berlebihan, rasa jijik, rasa tidak nyaman, dan takut bila berat badan bertambahmemicu tahap kedua Bulimia nervosa, pengurasan untuk menghilangkan efek asupan kalori karena telahmakan berlebihan. Paling sering pasien memasukkan jari-jari mereka ke tenggorokan agar tersedak danmuntah. Penyalahgunaan obat-obat pencahar dan diuretic serta berpuasa dan olahraga berlebihan jugadilakukan untuk mencegah penambahan berat badan.Seperti halnya pada Anoreksia, terdapat dua subtipe Bulimia nervosa, yaitu :

    1. 1. Tipe Purging : sengaja melakukan perbuatan mengeluarkan makanan atau sisa-sisa makanan, dengancara merangsang muntah dan menggunakan obat pencahar.

    2. 2. Tipe Non-purging : dengan sengaja melakukan perbuatan berlebihan untuk mengkompensasimakanan yang berlebihan. Misalnya dengan olahraga mati-matian sampai pingsan, atau puasa sampaisakit maag/pingsan. Dalam beberapa studi, orang-orang Bulimia dengan tipe nonpurging memliki beratbadan lebih besar, lebih jarang makan berlebihan, dan menunjukkan lebih sedikit psikopatologidibandingkan dengan orang-orang Bulimia tipe purging.

    Bulimia nervosa biasanya terjadi pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Sekitar 90 persenkasus terjadi pada perempuan, dan prevalensi pada perempuan diperkirakan sekitar 1 hingga 2 persendari populasi. Banyak pasien Bulimia nervosa kelebihan berat badan sebelum onset gangguan tersebut,dan makan berlebihan sering kali dimulai saat menjalani diet. Bulimia nervosa dikaitkan dengan sejumlah

    diagnosis lain, terutama depresi, gangguan kepribadian borderline, gangguan anxietas, penyalahgunaanzat, dan gangguan tingkah laku.Perubahan fisik dalam Bulimia NervosaBulimia nervosa terkait dengan beberapa efek samping pada fisik. Walaupun lebih sedikit dibandingkandengan Anoreksia, yaitu menstruasi tidak teratur, termasuk amenorea. Hal itu dapat terjadi meskipunpasien Bulimia memiliki Indeks Masa Tubuh (IMT) yang normal. Selain itu, seringnya purging dapatmenyebabkan kekurangan potassium. Penggunaan obat pencahar secara berlebihan menyebabkandiare, yang juga dapat menyebabkan perubahan elektroloit dan menyebabkan denyut jantung menjaditidak tertatur. Muntah secara terus-menerus dapat dihubungkan dengan masalah mestruasi danrusaknya jaringan lambung dan tenggorokan, serta hilangnya enamel gigi karena asam lambung dapat