23
PENDAHULUAN I. OBAT ANTIBIOTIKA Flora normal rongga mulut meliputi kira-kira 300 kelompok atau spesies bakteri yang berbeda secara morfologis dan biokimiawi. Dalam kondisi normal banyak jenis baik bakteri aerobik maupun anaerobik tumbuh di daerah lidah, celah gusi, orofaring, pulpa dental, dan plak. Walau kualitas dan kuantitas flora berbeda pada tempat di muluit yang berbeda, bakteri anaerobik berjumlah sama atau melebihi jumlah bakteri aerobik pada semua tempat. Mikroorganisme ini adalah nonpatogenik dan merupakan bagian dari flora mulut normal sampai terjadi gangguan mekanisme pertahanan tuan rumahnya. Jika mekanisme ini rusak terdapat kebutuhan baik untuk membunuh bakteri yang mengganggu atau mencegahnya berkembang biak. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotika, debridement, atau keduanya. Antibiotika adalah substansi organik, yang dihasilkan baik oleh mikroorganisme atau dibuat secara sintetis, yang mempunyai kemampuan, pada konsentrasi rendah untuk menghancurkan atau menghambat pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme lain. Antibiotik paling efektif pada pasien dengan sistem kekebalan yang berfungsi baik. Kontrol mikroorganisme terjadi ketika mikroorganisme telah diturunkan sampai tingkat dimana sistem kekebalan dapat bekerja efektif. Kerja antibiotika adalah sangat sensitif, bekerja secara spesifik pada metabolisme bakteri tetapi biasanya tidak mengganggu metabolisme bakteri tetapi biasanya tidak mengganggu metabolisme sel jaringan. Antibiotik biasanya diberikan secara sistemik, dengan efek samping yang relatif kecil yang sering tidak berhubungan dengan sifat aktivitas antibakterinya. Antibiotik Dentogen Page 1

ANTIBIOTIK DENTOGEN.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANTIBIOTIK DENTOGEN.docx

PENDAHULUAN

I. OBAT ANTIBIOTIKAFlora normal rongga mulut meliputi kira-kira 300 kelompok atau spesies

bakteri yang berbeda secara morfologis dan biokimiawi. Dalam kondisi normal banyak jenis baik bakteri aerobik maupun anaerobik tumbuh di daerah lidah, celah gusi, orofaring, pulpa dental, dan plak. Walau kualitas dan kuantitas flora berbeda pada tempat di muluit yang berbeda, bakteri anaerobik berjumlah sama atau melebihi jumlah bakteri aerobik pada semua tempat. Mikroorganisme ini adalah nonpatogenik dan merupakan bagian dari flora mulut normal sampai terjadi gangguan mekanisme pertahanan tuan rumahnya. Jika mekanisme ini rusak terdapat kebutuhan baik untuk membunuh bakteri yang mengganggu atau mencegahnya berkembang biak. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotika, debridement, atau keduanya.

Antibiotika adalah substansi organik, yang dihasilkan baik oleh mikroorganisme atau dibuat secara sintetis, yang mempunyai kemampuan, pada konsentrasi rendah untuk menghancurkan atau menghambat pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme lain. Antibiotik paling efektif pada pasien dengan sistem kekebalan yang berfungsi baik. Kontrol mikroorganisme terjadi ketika mikroorganisme telah diturunkan sampai tingkat dimana sistem kekebalan dapat bekerja efektif. Kerja antibiotika adalah sangat sensitif, bekerja secara spesifik pada metabolisme bakteri tetapi biasanya tidak mengganggu metabolisme bakteri tetapi biasanya tidak mengganggu metabolisme sel jaringan. Antibiotik biasanya diberikan secara sistemik, dengan efek samping yang relatif kecil yang sering tidak berhubungan dengan sifat aktivitas antibakterinya.

Dokter harus mencoba membedakan infeksi bakteri dari virus sebelum terapi, karena antibiotika tidak efektif melawan virus.

Pada umumnya, antibiotika diberikan jika terdapat gambaran klinis infeksi, seperti kemerahan dan edema yangnyeri pada daerah mulut yang terkena dan tampaknya tidak menghilang secara spontan. Demam adalah gejala penting infeksi. Menurut definisinya, adalah peningkatan temperatur 1 derajat atau lebih di atas normal (37,0oC), 98,6oF), walau kebanyakan infeksi menunjukan suhu 38,0oC (100,5oF) menandakan juga demam. Selanjutnya, irama sirkadian penderita juga mungkin mempengaruhi tingginya suhu. Pengobatan yang rasional berdasarkan pada empat pertimbangan utama : 1. Kebutuhan antibiotika yang jelas ; 2. Riwayat penyakit penderita yang cermat mengenai penggunaan antibiotika sebelumnya, termasuk pengobatan sendiri ; 3. Peelitian kepekan secara laboratoris ; 4. Pengetahuan menngenai efek samping antibiotika dan sulfonamid yang akan diberikan.

Antibiotik Dentogen Page 1

Page 2: ANTIBIOTIK DENTOGEN.docx

Keputusan profilaksis dan terapetik adalah penting diantaranya:1. Profilaksis : pencegahan dimulai sebelum operasi dan dilanjutkan selama lebih

dari 24 jam2. Terapetik : adanya infeksi yan ditegakkan. Jadi diberikan dosis obat yang lebih

tinggi dan dalam waktu yang lebih lama. Lamanya pengobatan tergantung pada tempat infeksi, respon klinis, dan pengetahuan mengenai bakteri yang menyebabkann infeksi. Dalam keadaan biasa antibiotika diberikan selama 7 sampai 10 hari. Contohnya, infeksi streptokokus membutuhkan fenoksimetil penisilin kalium (Pen-Vee-K) selama 10 sampai 14 hari dan diamati tiap 48 sampai 72 jam. Pengobatan antibiotika harus diteruskan setelah hilangnya semua gejala infeksi.

Kultur harus dilakukan menentukan organisme yang mengganggu. Infeksi dental disebabkan oleh campuran bakteri anaerob dan aerob, terutama streptokokus dan stafilokokus. Pilihan pengobatan empiris yang dilakukan setelah dilakukan kultur didasarkan pada riwayat penyakit yang jelas dan gambaran klinis, terutama adanya demam.

Penelitian yang dilakukan selama dua dekade terakhir telah menunjukan peranan bakteri anaerob patogen pada infeksi odontogenik. Dahulu, kebanyakan infeksi dilaporkan sebagai aerob, terutama staphilococus dan streptococcus. Laporan terakhir menyatakan infeksi campuran aerob dan anaerob, dengan jumlah anaero melebihi jumlah aerob. Metoda pengumpulan sampel dan kultur sebelumnya, tidak menjaga bakteri anaerob ; sehingga ereka tidak dapat diisolasi dan diidentifikasi secara baik.

Sabiston et al. (1976) melaporkan pada 65 abses dental. Dari 8 (65,9%) sampel, pada rata-rata 3,8 spesies yang berbeda diisolasi dari tiap kultur. Tampaknya, kanangara et al. (1980) meneliti 61 infeksi dental dan menemukan bahwa 74% disebabkan baik campuran anaerob dan aerob atau secara tersendiri merupakan infeksi anaerob. Pada rata-rata 2,6 mikroorganisme anaerob diisolasi dari tiap infeksi. Aderhold et al. (1981) meneliti 50 abses dental dan menemukan 96% sampel adalah berasal dari anaerob. Enampuluh delapan persen adalah mikroorganisme campuran aerob dan anaerob, dan 28% adalah anaerob. Organisme aerob yang terpenting adalah streptokokus-hemolitik; tidak ditemukan stafilokokus. Penulis menyimpulkan, temuannya sesuai dengan sims 1974, dimana presentasi yang tinggi dari staphylococcus pada infeksi dental diperkuat oleh peneliti yang lain.

Penisilin mungkin tidak efektif pada pasien dengan organisme yang resisten terhadap penisilin dalam flora normalnya, misalnya, pasien alkoholik, pasien dengan diabetes yang tergantung pada insulin, pasien yang dirawat dirumah sakit, dan mereka yang baru menerima pengobatan antibiotik. Perubahan flora dapat menyebabkan perubahan yang dramatis dalam kepekaan terhadap penisilin, dari 98 menjadi 40 sampai 50% untuk anaerob dan dari 85 menjadi 70% untuk aerob.

Antibiotik Dentogen Page 2

Page 3: ANTIBIOTIK DENTOGEN.docx

TINJAUAN PUSTAKA

II. OBAT ANTIBIOTIKAFlora normal rongga mulut meliputi kira-kira 300 kelompok atau spesies

bakteri yang berbeda secara morfologis dan biokimiawi. Dalam kondisi normal banyak jenis baik bakteri aerobik maupun anaerobik tumbuh di daerah lidah, celah gusi, orofaring, pulpa dental, dan plak. Walau kualitas dan kuantitas flora berbeda pada tempat di muluit yang berbeda, bakteri anaerobik berjumlah sama atau melebihi jumlah bakteri aerobik pada semua tempat. Mikroorganisme ini adalah nonpatogenik dan merupakan bagian dari flora mulut normal sampai terjadi gangguan mekanisme pertahanan tuan rumahnya. Jika mekanisme ini rusak terdapat kebutuhan baik untuk membunuh bakteri yang mengganggu atau mencegahnya berkembang biak. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotika, debridement, atau keduanya.

Antibiotika adalah substansi organik, yang dihasilkan baik oleh mikroorganisme atau dibuat secara sintetis, yang mempunyai kemampuan, pada konsentrasi rendah untuk menghancurkan atau menghambat pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme lain. Antibiotik paling efektif pada pasien dengan sistem kekebalan yang berfungsi baik. Kontrol mikroorganisme terjadi ketika mikroorganisme telah diturunkan sampai tingkat dimana sistem kekebalan dapat bekerja efektif. Kerja antibiotika adalah sangat sensitif, bekerja secara spesifik pada metabolisme bakteri tetapi biasanya tidak mengganggu metabolisme bakteri tetapi biasanya tidak mengganggu metabolisme sel jaringan. Antibiotik biasanya diberikan secara sistemik, dengan efek samping yang relatif kecil yang sering tidak berhubungan dengan sifat aktivitas antibakterinya.

Dokter harus mencoba membedakan infeksi bakteri dari virus sebelum terapi, karena antibiotika tidak efektif melawan virus.

Pada umumnya, antibiotika diberikan jika terdapat gambaran klinis infeksi, seperti kemerahan dan edema yangnyeri pada daerah mulut yang terkena dan tampaknya tidak menghilang secara spontan. Demam adalah gejala penting infeksi. Menurut definisinya, adalah peningkatan temperatur 1 derajat atau lebih di atas normal (37,0oC), 98,6oF), walau kebanyakan infeksi menunjukan suhu 38,0oC (100,5oF) menandakan juga demam. Selanjutnya, irama sirkadian penderita juga mungkin mempengaruhi tingginya suhu. Pengobatan yang rasional berdasarkan pada empat pertimbangan utama : 1. Kebutuhan antibiotika yang jelas ; 2. Riwayat penyakit penderita yang cermat mengenai penggunaan antibiotika sebelumnya,

Antibiotik Dentogen Page 3

Page 4: ANTIBIOTIK DENTOGEN.docx

termasuk pengobatan sendiri ; 3. Peelitian kepekan secara laboratoris ; 4. Pengetahuan menngenai efek samping antibiotika dan sulfonamid yang akan diberikan.

Keputusan profilaksis dan terapetik adalah penting diantaranya:3. Profilaksis : pencegahan dimulai sebelum operasi dan dilanjutkan selama lebih

dari 24 jam4. Terapetik : adanya infeksi yan ditegakkan. Jadi diberikan dosis obat yang lebih

tinggi dan dalam waktu yang lebih lama. Lamanya pengobatan tergantung pada tempat infeksi, respon klinis, dan pengetahuan mengenai bakteri yang menyebabkann infeksi. Dalam keadaan biasa antibiotika diberikan selama 7 sampai 10 hari. Contohnya, infeksi streptokokus membutuhkan fenoksimetil penisilin kalium (Pen-Vee-K) selama 10 sampai 14 hari dan diamati tiap 48 sampai 72 jam. Pengobatan antibiotika harus diteruskan setelah hilangnya semua gejala infeksi.

Kultur harus dilakukan menentukan organisme yang mengganggu. Infeksi dental disebabkan oleh campuran bakteri anaerob dan aerob, terutama streptokokus dan stafilokokus. Pilihan pengobatan empiris yang dilakukan setelah dilakukan kultur didasarkan pada riwayat penyakit yang jelas dan gambaran klinis, terutama adanya demam.

Penelitian yang dilakukan selama dua dekade terakhir telah menunjukan peranan bakteri anaerob patogen pada infeksi odontogenik. Dahulu, kebanyakan infeksi dilaporkan sebagai aerob, terutama staphilococus dan streptococcus. Laporan terakhir menyatakan infeksi campuran aerob dan anaerob, dengan jumlah anaero melebihi jumlah aerob. Metoda pengumpulan sampel dan kultur sebelumnya, tidak menjaga bakteri anaerob ; sehingga ereka tidak dapat diisolasi dan diidentifikasi secara baik.

Sabiston et al. (1976) melaporkan pada 65 abses dental. Dari 8 (65,9%) sampel, pada rata-rata 3,8 spesies yang berbeda diisolasi dari tiap kultur. Tampaknya, kanangara et al. (1980) meneliti 61 infeksi dental dan menemukan bahwa 74% disebabkan baik campuran anaerob dan aerob atau secara tersendiri merupakan infeksi anaerob. Pada rata-rata 2,6 mikroorganisme anaerob diisolasi dari tiap infeksi. Aderhold et al. (1981) meneliti 50 abses dental dan menemukan 96% sampel adalah berasal dari anaerob. Enampuluh delapan persen adalah mikroorganisme campuran aerob dan anaerob, dan 28% adalah anaerob. Organisme aerob yang terpenting adalah streptokokus-hemolitik; tidak ditemukan stafilokokus. Penulis menyimpulkan, temuannya sesuai dengan sims 1974, dimana presentasi yang tinggi dari staphylococcus pada infeksi dental diperkuat oleh peneliti yang lain.

Penisilin mungkin tidak efektif pada pasien dengan organisme yang resisten terhadap penisilin dalam flora normalnya, misalnya, pasien alkoholik, pasien dengan diabetes yang tergantung pada insulin, pasien yang dirawat dirumah sakit, dan

Antibiotik Dentogen Page 4

Page 5: ANTIBIOTIK DENTOGEN.docx

mereka yang baru menerima pengobatan antibiotik. Perubahan flora dapat menyebabkan perubahan yang dramatis dalam kepekaan terhadap penisilin, dari 98 menjadi 40 sampai 50% untuk anaerob dan dari 85 menjadi 70% untuk aerob.

Petunjuk Pemberian Antibiotik1. Identifikasi mikroorganisme yang mengganggu2. Pertimbangkan farmakologisnya juga toksisitas obat yang dipilih3. Usahakan membatasi pengobatan dengan suatu obat antimikroba

daripada terapi kombinasi. Ini dapat dicapai dengan memberikan antibiotika spektrum luas maupun yang mempengaruhi sinergisme bakteri yang mengganggu

4. Pertimbangan penetrasi jaringan

Pemberian antibiotika membutuhkan pengetahuan mengenai :1. Antibiotik mana yang akan diberikan2. Berapa banyak dosis awal yang diberikan3. Berapa banyak dosis pemeliharaan yang diberikan4. Berapa lama antibiotika diberikan5. Bagaimana cara pemberiannya (PO, IM, IV)

Sebelum memberikan tiap pengobatan, dokter harus membaca petunjuk FDA yang disertakan untuk melengkapi informasi obat. Jika infeksi berat atau mengancam kehidupan, obat yang terpilih harus bersifat bakteriosidal daripada yang bakteriostatik, dan diberikan secara paranetral. Sifat bakteriosidal dapat menurunkan mikroorganisme, sementara antibiotika bakteriostatik hanya menghambat pertumbuhan bakteri sementara sistem kekebalan pasien memerangi bakteri pengganggu yang tersisa.

Mekanisme kerja antimikroba berbeda dari masing-masing jenis dan juga temat kerjanya. Antibiotika yang mempengaruhi sintesis dinding sel adalah

1. Penisilin2. Sefalosporin3. Sikloserin4. Vankomisin5. Basitracin6. amfotericin

Sel manusia tidak mempunyai dinding sel; sehingga antibiotika ini menyerang bakteri tanpa mengganggu fisiologis dan kimiawi sel normal. Antibiotik yang mempengaruhi sintesis proteiin intraselular adalah :

1. Kloramfenikol

Antibiotik Dentogen Page 5

Page 6: ANTIBIOTIK DENTOGEN.docx

2. Tetrasiklin3. Kanamisin4. Neomisin5. Gentamisin6. Streptomisin7. Antibiotika makrolid (eritromisin, troleandomisin)

antibiotik yang mempengaruhi membaran sel (efek detergen) adalah :

1. Polimiksin2. Kolistin3. Novobiosin4. Obat antijamur poliena (nistatin, amfoterisin)

Antibiotika yang mempengaruhi metabolisme asam nukleat adalah :

1. Griseofulvin

Antibiotika yang mempengaruhi perantara metabolisme adalah :

1. Sulfonamid2. Isoniazid, asam aminosalisilat, etambutol

Antibiotik yang mempengaruhi sintesis DNA adalah :

1. Kuinolon (asam nalidiksat, norfloksasin, ciprofloksasin, ofloksasin)

Prinsip-prinsip pengoobatan Antibiotika

1. Antibiotika adalah lebih efektif melawan infeksi akut daripada infeksi kronis

2. Penisilin adalah pilihan antibiotika yang pertama dalam pengobatan gigi. Gunakan dosis yang adekuat selama waktu yang cukup.

3. Klindamisin atau eritromisin adalah antibiotika pilihan kedua, terutama pada pasien dengan alergi penisilin.

4. Tergantung pada jenis mikroorganisme, tempat dan beratnya infeksi, pemberian sistemik lebih disukai daripada pemberian topikal ; pemberian oral lebih disukai dari injeksi kecuali pada infeksi yang berat

5. Respon klinis harus terlihat kurang dari 48 jam6. Jika mungkin, kultur harus diambil sebelum pengobatan antibiotika

dimulai7. Pengobatan dengan banyak jenis antibiotika harus dihindari8. Antibiotika tidak efektif melawan virus atau jamur. Pengobatan antivirus

dan antijamur yang spesifik boleh diberikan dalam kasus demikian9. Dianjurkan pemberian antibiotika spektrum luas.

Antibiotik Dentogen Page 6

Page 7: ANTIBIOTIK DENTOGEN.docx

A. PenisilinPemberian penisilin secara sistemis ditemukan pada eksudat jaringan yang mengalami peradangan akut. Jenis ini efektif untuk mengobati gingivitis ulseratif akut. Penisilin lebih efektif dalam mengobati infeksi akut daripada infeksi kronis. Penisilin G adalah sangat efektif dalam melwan kebanyakan kokus gram positif dan gram negatif dalam rongga mulut, seperti golonga stafilokokus yang tidak menghasilkan peisilinase, streptokokus, dan pneumokokus, tetapi sedikit golongan gonokokus. Treponema palidum, Actinomyces, dan clostridia adalah peka terhadap penisilin. Obat antimikroba yang tersering digunakan penisilin karena efisiensi klinisnya, toksisitas yang minimal, harga yang murah, dan spektrum aktivitasnya. Penisilin adalah bakteriosidal dan bekerja utama, walau tidak mutlak, mempengaruhi sintesis dinding sel. Kelompok penisilin terdiri dari :

1. Penisilin Ga. Penisilin G sodium kristalinb. Penisilin G prokain (benzilpenisilin prokain) (benzatin

benzilpenisilin)c. Benzatin penisilin G

2. Penisilin V (fenoksimetil penisilin, fenetisilin, propisilin, fenbensilin)3. Penisilin spektrum dilperluas

a. Aminopenisilin (ampisilin, amoksisilin)4. Penisilin antipseudomonas

a. Karboksipenisilin (karbenisilin, tikarsilin)b. Ureidopenisilin (azlosilin, mezlosilin piperasilin)

5. Penisilin semisintetik (antistafilokokus)a. Metisilinb. Nafsilinc. Isoksazolik penisilin (oaksasilin, kloksasilin, dikloksasilin;

flukloksasilin tidak terdapat di amerika serikat)

CATATAN : Penisilin tidak boleh diberikan bersama dengan tetrasiklin; obat obat ini mempunyai aktivitas antibakterial yang saling berlawanan. Jika keluhan pasien tidak mengalami perubahan dalam 48 jam terhadap pemberian penisilin, drainasi abses dan atau pemberian antibiotika lain harus dipertimbangan. Interaksi berikut terjadi pada penisilin G dan V :

1. Inaktivasi oleh jus buah2. Absorbsi dihambat oleh makanan atau antasida3. Diantagonis oleh beberapa antibiotik lainnya dan membuatnya tak

berguna

Antibiotik Dentogen Page 7

Page 8: ANTIBIOTIK DENTOGEN.docx

4. Ekskresi dihambat oleh probenesid (Benamid)

Karena kemanjurannya telah dikenal lama, baik penisilin G maupun V sering dipertimbangkan sebagai standar dalam penggunaan antibiotika lain dalam mengobati infeksi odontogenik.

1. Penisilin GPenisilin G adalah salah satu dari penisilin pertama dalam penggunaan umum. Cara pemberian penisilin G yang paling efektif adalah secara intravena. Bentuk oral penisilin G tidak lagi digunakan karena dihancurkan oleh asam lambung. Penisilin G mempunyai spektrum yang sempit, dimana dapat mengguntungkan karena jarang menyebabkan superinfeksi (karena penghancuran flora mukosa secara luas). Bakteri seperti strptococcus pyogenes, streptococcus pneumoniae, streptococcus viridans, kokus gram positif anaerob, basil gram negatif, dan spiroketa adalah peka terhadap penisilin G.

a. Kristalin penisilin G sodiumPada pasien dengan infeksi odontogenik yang berat, kristalin penisilin G diberikan secara intravena, dan perawatan dirumah sakit diperlukan, penisilin G dapat diberikan dalam waktu yang lama tanpa efek samping yang serius.

b. Penisilin G prokainPenisilin G prokain (benzilpenisilin prokain) mempunyai spektrum antibakterial yang seperti penisilin G. Cara pemberiannya intramuskular. Cukup baik dalam penggunaannya untuk kebanyakan infeksi odontogenik,

c. Benzatin penisilin GPenggunaan benzatin penisilin yang dianjurkan adalah untuk profilaksis melawan demam rematik. Ini diberikansecara intramuskular tiap bulan karena mencapai kadar serum yang rendah untuk waktu yang lama (15 sampai 30 hari). Benzatin penisilin dianjurkan untuk pengobatan sifilis dini dan sifilis yang lebih lama dari 1 tahun, kecuali neurosifilis.

2. Penisilin V (fenoksimetil penisilin)Aktivitas penisilin V adalah mirip dengan penisilin G. Karena ini adalah bentuk penisilin stabil terhadap asam, diberikan secara oral dan cepat diabsorbsi dalam usus. Dianjurkan obat digunakan sebelum makan untuk efektivitas yang maksimal. Kadarnya dalam yang serum sama tingginya dengan penisilin G tidak dapat segera dicapai oleh penisilin V. Kemanjuran penisilin V tergantung sebagian pada kepatuhan pasien. Pemberian oral dipilih pada pasien yang patuh dengan infeksi ringan sampai sedang.

Antibiotik Dentogen Page 8

Page 9: ANTIBIOTIK DENTOGEN.docx

Komplikasi penisilin G dan V yang paling serius adalah timbulnya reaksi alergi. Alergi terhadap penisilin diketahui terjadi kira-kira pada 10% populasi, tetapi efeknya biasannya ringan. Reaksi alergi mungkin timbul sebagai kemeran yang gatal, sering diikuti dengan demam dan peradangan sendi.

Reaksi yang paling berat yang disebabkan oleh penisilin adalah syok anafilaksis. Jika pasien sangat alergis, reaksi bergeser, dalam detik menjadi 2 jam setelah pemberian antibiotika, dan dapat meliputisebagian atau semua yang berikut: parastesia fasial, dingin pada tangan dan kaki, wheezing karena bronkospasme, dan edema pada wajah. Pada kasus yang paling berat pasien mengalami kegagalan sirkulasi perifer, menyebabkan pucat, berkeringat, dingin pada kulit, denyut yang cepat, dan hilangnya kesadaran. Pasien dapat mengalami asfiksia karena edema. Kematian dapat segera terjadi jika reaksi tidak diatasi. Pada umumnya, lebih cepat terjadinya reaksi alergi semakin berat dapat diduga. Walaupun reaksi anafilaksis yang berat dapat terjadi dengan pemberian penisilin oral, reaksi lebih jarang terjadi dan tidak terjaddi dengan cepat. Riwayat alergi terhadap penisilin sebelumnya adalah penting; pasien yang mengalami reaksi anafilaksis sering kali mengalami reaksi ringan sebelumnya.

Pasien dengan riwayat alergi secara umum, seperti hay fever, asma, atau eksema, lebih sering mengalami reaksi alergi terhadap penisilin. Mungkin bahwa pasien akan menggunakan penisilin tanpa efek yan menyakitkan, lalu mengalami reaksi anafilaksis pada penggunaan selanjutnya. Walau kejadian reaksi anafilaksis adalah rendah, dianjurkan tidak menggunakan penisilin pada pasien yang atopik yang akan menjalani pembedahan dengan anestesi umum. Ini tidak menghalangi pemberian penisilin untuk infeksi dental pada pasien yang tidak mempunyai yang tidak mempunyai riwayat alergi yang spesifik terhadap penisilin atau ber-laktam. Penisilin terus menjadi obat pilihan.

3. Penisilin spektrum diperluasAminopenisilin (ampisilin dan amoksisilin) adalah penisilin dengan spektrum diperluas yang aktif melawan beberapa bakteri gram-negatif (misalnya, haemophilus influenzae, Escherichia coli), salmonela, dan shigella. Dan dihancurkan oleh bakteri gram positif dan gram negatif penghasil beta-laktamase.a. Ampisilin

Ampisilin adalah antibiotika bersifat bakteriosidal. Karena spektrum aktivitasnya yang luas, ampisilin sering diberikan secara empiris jika pengobatan diawali tanpa diagnosis bakteriologis yang tepat. Obat stabil terhadap asam dan diasorbsi secara adekuat dari saluran cerna, dengan waktu paruh 1 sampai 11/2 jam.

Antibiotik Dentogen Page 9

Page 10: ANTIBIOTIK DENTOGEN.docx

b. AmoksisilinAmoksisilin mempunyai sifat yang hampir sama dengan ampisilin, dan sifat antibakterial yang mirip. Diberikan secara oral. Satu perbedaanya adalah tidak berguna dalam mengobati infeksi shigella. Kadarnya dalam serum jika diberikan peroral dua kali lebih tinggi daripada ampisilin, absorbsinya tidak mengganggu dengan pemberian bersama makananan.

Risiko terjadinya reaksi alergi dengan pemberian ampisilin dan amoksisilin adalah mirip dengan penisilin G dan V. Ruam terjadi lebih sering. Netropenia telah dilaporkan baik pada ampisilin maupun amoksilin. Diare lebih jarang terjadi pada amoksisilin daripada ampisilin. Walau dengan dosis intravena yang besar, ampisilin jarang menyebabkan toksisitas ginjal atau hati yang sedang. Toksisitas sistem saraf pusat dihubungkan dengan dosis yang besar, terutama jika adanya insufisiensi ginjal.

4. Penisilin antipseudimonasa. Karboksi penisilin (karbenisilin, tikarsilin)i. Karbenisilin adalah aktif melawan organisme tertentu seperti H. Influenzae,

Neisseria meningitidis, Niseria gonorhoeae, dan E coli; salmonella, Clostridium, Lactobacillus, Actinomyes, dan spesies propionibacterium; serta Arachnia propionica. Obat ini tidak diabsorbsi secara adekuat dari saluran cerna. Efek samping adalah hipokalemia, perpanjangan waktu perdarahan yang tergantung pada dosis, dan reaksi alergi. Indanil karbenisilin oral diabsorbsi dengan adekuat dari saluran cerna, walau konsentrasinya dalam serum adalah terlalu rendah untuk mengobati infeksi selain infeksi saluran kemih yang ringan.

ii. Tikarsilin mempunyai farmakokinetik dan spektrum antiikroba seperti karbenisilin, tetapi dua kali lebih aktif melawan peseudomonas aeruginosa.

b. Ureidopenisilin (azlosilin, mezlosilin, piperasilin)Antibioti-antibiotik ini diberikan secara intravena. Mereka diekskresi melalui ginjal dan menunjukan sifat farmakokinetik yang tergantung dosis. Azlosilin setidaknya delapan kali lebih aktif melawan P. Aeruginosa dibanding azlosilin. Mezlosilin efektif melawan spesies klebisella.

Reaksi samping azlosilin, mezlosilin, dan piperasilin adalah gangguan agregasi trombosit, netropenia, hepatitis dan reaksi alergi.

B. Antibiotik laina. Sefaleksin

Sefaleksin adalah sefalosporin spektrum luas. Tetapi ini bukan merupakan obat pilihan pertama bagi infeksi odontogenik. Spektrum obat ini tidak meliputi bakteri yang predominan yang ditemukan dalam kebanyakan infeksi dental. Jika tes kepekaan menunjukan bakteri pengganggu ada dalam spektrum antimikroba sefaleksin, obat ini dapat digunakan

Antibiotik Dentogen Page 10

Page 11: ANTIBIOTIK DENTOGEN.docx

b. KlindamisinPengobatan dengan klindamisin memberikan hasil klinis yang baik melawan infeksi yang serius dari gram positi aerob dan anaerob yang disebabkan oleh spesies. Staphylococcus, pneumococcus, bacteroides, Fusobacterium, Actinomyces, Eubacterium, peptococcus, petsotreptococcus dan veillonella.

Klindamisin adalah obat pilihan untuk pasien yang alergi penisilin dengan infeksi odontogenik yang serius, dan dianjurkan pada pasien yang tidak sembuh dengan pengobatan penisilin. Efek samping klindamisin yang paling serius yang dilaporkan adalah kolitis psesudomembranosa karena kolonisasi colostridium difficile penghasil toksin.

2. EritromisinEritromisin dianjurkan pda pasien dengan infeksi odontogenik yang tidak serius yang alergi terhadap penisilin

3. TetrasiklinKelompok tetrasiklin misalnya, doxycyline, dianjurkan pada pasien yang alergi terhadap penisilin yang mengalami infeksi yang tidak serius. Obat ini efektif melawan anaerob obligat, tetapi penelitian klinis menunjukan beberapa strain bakteri menimbulkan resistensi. Tetrasiklin paling efektif jika digunakan untuk periodontitis juvenil terlokalisasi. Efek samping yang paling sering dari obat ini adalah tumbuhnya pertumbuhan jamur yang berlebihan pada membran mukosa (misalnya, saluran pencernaan, vagina)

Terdapat beberapa indikasi untuk menggunakan tetrasiklin pada anak yang lebih uda dari 8 tahun. Tetrasiklin mengikat garam kalsium dan dimasukkan kedalam tulang dan gigi jika diberikan selama kalsifikasi, menyebabkan diskolorasi enamel dan dentin yang permanen. Jika mengenai tumbuhnya gigi, mula-mula tampak kekuningan tetapi perlahan-lahan berubah menjadi abu-abu, coklat, atau agak berbayang.

4. MetronidazoleMetronidazole dianjurkan pada pasien dengan infeksi anaerob yang serius yang alergi terhadap penisilin atau dengan infeksi anaerob yang serius yang tidak sembuh dengan pengobatan penisilin. Spektrum obat ini adalah anaerob : Bacteroides fragilis, spesies clostridium, spesies Eubacterium, dan spesies peptociccus. Obat ini tidak efektif melawan mikroorganisme aerobik, termasuk stafilokokus dan streptokokus.

5. KuinolonKuinolon adalah senyawa sintetik yang diperkenalkan sebagai obat infeksi saluran kemih. Asam nalidiksat adalah kuinolon pertama yang dipasarkan (1974), tetapi hanya tersedia sebagai obat oral, dan penggunaannya terbatas pada infeksi saluran kemih yang tidak memiliki komplikasi sistemik. Obat yang lebih baru, norfloksasin dan siprofloksasin memasuki pemakaian umum. Ofloksasin segera

Antibiotik Dentogen Page 11

Page 12: ANTIBIOTIK DENTOGEN.docx

dipasarkan, dan siprofloksasin akan segera tersedia dalam sediaan intravena untuk infeksi sistemis yang serius.

Kuinolon lebih baru aktif melawan enterbacteriaceac dan pseudomonas aeroginosa, H. Influenzae, N. Gonorrhoae, berbagai rcketsia, legionella pneumophila, stafilokokus, streptokokus, dan organisme lainnya. Kuinolon tidak efektif melawan bakteri anaerob.

Karena kuinolon tidak mempunyai spektrum anaerob yang efektif, mereka tidak dipertimbangkan sebagai obat utama untuk dipertimbangkan sebagai obat utama untuk digunakan dalam infeksi dentofasial atau infeksi odontogenik. Penggunaannya dalam kombinasi dengan antibiotik (misalnya, klindamisin atau metronidazole) yang mempunyai spektrum anaerob harus dipertimbangkan jika menggunakan kelompok obat ini untuk infeksi yang berhubungan dengan rongga mulut.

c. Pengobatan antibiotika profilaksisPengobatan antibiotika profilaksis dianjurkan oleh American Heart Association bagi pasien yang menjalani prosedur pembedahan atau instrumentasi yang mengenai permukaan mukosa atau jaringan yang terkontaminasi dan ada pada risiko infektif endokarditis atau endarteritis. Kebanyakan tidak mungkin untuk menduga pasien mana yang akan terkena infeksi ini, pengobatan profilaksis dianjurkan bagi pasien berisiko yang akan menjalani prosedur yang diperkirakan menyebabkan bakteriemia, misalnya, pemeriksaan gigi rutin jika akan menyebabkan perdarahan, periodontal probing, profilaksis, dan prosedur bedah minor seperti insisi dan debridemen abses. Antibiotik profilaksis dianjurkan bagi pasien dengan sendi buatan. Insidensi bakteriemia dieksaserbasi pada pasien yang tidak mempunyai gigi dapat timbul bakteriemia dari ulkus yang disebabkan gigi buatan yang tidak baik.

Pencegahan harus diarahkan melawan organisme yang sering menyebabkan endokarditis setelah prosedur dental, seperti streptokokus alfa-hemolitik. Teori terjadinya endokarditis pada pasien yang peka mengemukakan bahwa struktur kardiovaskular yang terganggu menyebabkan adanya daerah aliran darah abnormal dan turbulensi yang tinggi sehingga menyebabkan kolonisasi bakteri. Kondisi jantung dimana antibiotika profilaksis dianjurka adalah :1. Katup jantung buatan2. Kebanyakan malformasi jantung kongenital3. Shunt sistemik-pulmonal yang dibuat secara bedah4. Penyakit katup rematik5. Disfungsi katup yang didapat6. Stenosis subaorta hipertrofi idiopatik7. Riwayat bakterial endokarditis sebelumnya 8. Prolaps katup mitral

Antibiotik Dentogen Page 12

Page 13: ANTIBIOTIK DENTOGEN.docx

9. Pacu jantung (pacemaker) transvena

Daftar ini tidak mutlak. Dokter harus menilai pertimbangan klinis berdasarkan pengalaman klinis dalam menentukan lama dan pilihan antibiotika jika dilakukan keadaan khusus. Contohnya, antibiotika profilaksis dianjurkan pada pasien yang tidak mempunyai penyakit jantung yang tidak dapat dideteksi secara klinis tetapi tercatat mempunyai episode bakterial endokarditis sebelumnya.

Regimen antibiotika standar yang dianjurkan untuk prosedur dental yangmenyebabkan perdarahan gusi dan pembedahan mulut dan saluran pernafasan adalah sebagai berikut :

1. Dewasaa. Regimen oral : 3 gm amoksisilin VPO 1 jam sebelum tindakan diikuti

dengan 1,5 gm amoksisilin VPO 6 jam setelah dosis awal.b. Regimen parentral : pada pasien yang tidak mampu menggunakan

amoksisilin oral, 2 gm ampisilin IV atau IM 30 menit sebelum prosedur dan 1 gm IV atau IM 6 jam setelah dosis awal.

Untuk pasien yang alergi terhadap amoksisilin, regimen berikut dianjurkan oleh the American Heart Asociation

a. Regimen oral : Eritromisin 1gm PO2 jam sebelum prosedur, lalu 500mg PO 6 jam setelah dosis awal

b. Regimen parentral : klindamisin 300mg IV 30 menit sebelum prosedur, dan 150 mg 6 jam setelah dosis awal.

2. Anak-anaka. Regimen oral : amoksisilin 50 mg/kg 1 jam sebelum prosedir dan 25 mg/kg

6 jam setelah dosis inisial. (tidak boleh melebihi dosis dewasa).b. Regimen parenteral : Untuk anak-anak yang tidak dapat menggunakan

amoksisilin oral, ampisilin 50 mg/kg IV atau IM 30 menit sebelum prosedur dan 25 mg/kg 6 jam setelah dosis awal.

Untuk anak-anak yang alergi terhadap amoksisilin :

a. Regimen oral : Eritromisin 20 mg/kg PO 2 jam sebelum prosedur, lalu 10 mg/kg 6 jam setelah dosis awal

b. Regimen paranteral : Klindamisin 10 mg/kg IV 30 menit sebelum prosedur, dan 5 mg/kg 6 jam setelah dosis awal.

Antibiotik Dentogen Page 13

Page 14: ANTIBIOTIK DENTOGEN.docx

KESIMPULAN

Flora normal rongga mulut meliputi kira-kira 300 kelompok atau spesiesbakteri yang berbeda secara morfologis dan biokimiawi. Dalam kondisi normal banyak jenis baik bakteri aerobik maupun anaerobik tumbuh di daerah lidah, celah gusi, orofaring, pulpa dental, dan plak. Walau kualitas dan kuantitas flora berbeda pada tempat di muluit yang berbeda, bakteri anaerobik berjumlah sama atau melebihi jumlah bakteri aerobik pada semua tempat. Mikroorganisme ini adalah nonpatogenik dan merupakan bagian dari flora mulut normal sampai terjadi gangguan mekanisme pertahanan tuan rumahnya. Jika mekanisme ini rusak terdapat kebutuhan baik untuk membunuh bakteri yang mengganggu atau mencegahnya berkembang biak. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotika, debridement, atau keduanya.

Antibiotika adalah substansi organik, yang dihasilkan baik oleh mikroorganisme atau dibuat secara sintetis, yang mempunyai kemampuan, pada konsentrasi rendah untuk menghancurkan atau menghambat pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme lain. Antibiotik paling efektif pada pasien dengan sistem kekebalan yang berfungsi baik. Kontrol mikroorganisme terjadi ketika mikroorganisme telah diturunkan sampai tingkat dimana sistem kekebalan dapat bekerja efektif. Kerja antibiotika adalah sangat sensitif, bekerja secara spesifik pada metabolisme bakteri tetapi biasanya tidak mengganggu metabolisme bakteri tetapi biasanya tidak mengganggu metabolisme sel jaringan. Antibiotik biasanya diberikan secara sistemik, dengan efek samping yang relatif kecil yang sering tidak berhubungan dengan sifat aktivitas antibakterinya.

Dokter harus mencoba membedakan infeksi bakteri dari virus sebelum terapi, karena antibiotika tidak efektif melawan virus.

Pada umumnya, antibiotika diberikan jika terdapat gambaran klinis infeksi, seperti kemerahan dan edema yangnyeri pada daerah mulut yang terkena dan tampaknya tidak menghilang secara spontan. Demam adalah gejala penting infeksi. Menurut definisinya, adalah peningkatan temperatur 1 derajat atau lebih di atas normal (37,0oC), 98,6oF), walau kebanyakan infeksi menunjukan suhu 38,0oC (100,5oF) menandakan juga demam. Selanjutnya, irama sirkadian penderita juga mungkin mempengaruhi tingginya suhu. Pengobatan yang rasional berdasarkan pada empat pertimbangan utama : 1. Kebutuhan antibiotika yang jelas ; 2. Riwayat penyakit penderita yang cermat mengenai penggunaan antibiotika sebelumnya, termasuk pengobatan sendiri ; 3. Peelitian kepekan secara laboratoris ; 4. Pengetahuan menngenai efek samping antibiotika dan sulfonamid yang akan diberikan.

Antibiotik Dentogen Page 14

Page 15: ANTIBIOTIK DENTOGEN.docx

Keputusan profilaksis dan terapetik adalah penting diantaranya:5. Profilaksis : pencegahan dimulai sebelum operasi dan dilanjutkan selama lebih

dari 24 jam6. Terapetik : adanya infeksi yan ditegakkan. Jadi diberikan dosis obat yang lebih

tinggi dan dalam waktu yang lebih lama. Lamanya pengobatan tergantung pada tempat infeksi, respon klinis, dan pengetahuan mengenai bakteri yang menyebabkann infeksi. Dalam keadaan biasa antibiotika diberikan selama 7 sampai 10 hari. Contohnya, infeksi streptokokus membutuhkan fenoksimetil penisilin kalium (Pen-Vee-K) selama 10 sampai 14 hari dan diamati tiap 48 sampai 72 jam. Pengobatan antibiotika harus diteruskan setelah hilangnya semua gejala infeksi.

Kultur harus dilakukan menentukan organisme yang mengganggu. Infeksi dental disebabkan oleh campuran bakteri anaerob dan aerob, terutama streptokokus dan stafilokokus. Pilihan pengobatan empiris yang dilakukan setelah dilakukan kultur didasarkan pada riwayat penyakit yang jelas dan gambaran klinis, terutama adanya demam.

Penelitian yang dilakukan selama dua dekade terakhir telah menunjukan peranan bakteri anaerob patogen pada infeksi odontogenik. Dahulu, kebanyakan infeksi dilaporkan sebagai aerob, terutama staphilococus dan streptococcus. Laporan terakhir menyatakan infeksi campuran aerob dan anaerob, dengan jumlah anaero melebihi jumlah aerob. Metoda pengumpulan sampel dan kultur sebelumnya, tidak menjaga bakteri anaerob ; sehingga ereka tidak dapat diisolasi dan diidentifikasi secara baik.

Sabiston et al. (1976) melaporkan pada 65 abses dental. Dari 8 (65,9%) sampel, pada rata-rata 3,8 spesies yang berbeda diisolasi dari tiap kultur. Tampaknya, kanangara et al. (1980) meneliti 61 infeksi dental dan menemukan bahwa 74% disebabkan baik campuran anaerob dan aerob atau secara tersendiri merupakan infeksi anaerob. Pada rata-rata 2,6 mikroorganisme anaerob diisolasi dari tiap infeksi. Aderhold et al. (1981) meneliti 50 abses dental dan menemukan 96% sampel adalah berasal dari anaerob. Enampuluh delapan persen adalah mikroorganisme campuran aerob dan anaerob, dan 28% adalah anaerob. Organisme aerob yang terpenting adalah streptokokus-hemolitik; tidak ditemukan stafilokokus. Penulis menyimpulkan, temuannya sesuai dengan sims 1974, dimana presentasi yang tinggi dari staphylococcus pada infeksi dental diperkuat oleh peneliti yang lain.

Penisilin mungkin tidak efektif pada pasien dengan organisme yang resisten terhadap penisilin dalam flora normalnya, misalnya, pasien alkoholik, pasien dengan diabetes yang tergantung pada insulin, pasien yang dirawat dirumah sakit, dan mereka yang baru menerima pengobatan antibiotik. Perubahan flora dapat menyebabkan perubahan yang dramatis dalam kepekaan terhadap penisilin, dari 98 menjadi 40 sampai 50% untuk anaerob dan dari 85 menjadi 70% untuk aerob.

Antibiotik Dentogen Page 15

Page 16: ANTIBIOTIK DENTOGEN.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Zambito R.F, Antibiotik Analgetik Dan Obat-Obat Lainnya : Tesch L.B, Zambito R.F (eds), Manual Terapi Dental, Jakarta :Binapura Aksara, Tahun 2003, 467-492.

Antibiotik Dentogen Page 16