10
Antibiotik Makrolida I. DEFINISI Makrolida adalah salah satu kelas poliketida. Makrolida merupakan sekelompok obat (khususnya antibiotik) yang aktivitasnya disebabkan karena keberadaan cincin makrolida, cincin lakton besar yang berikatan dengan satu atau lebih gula deoksi, biasanya cladinose dan desosamine. Cincin laktonnya biasanya tersusun dari 14-, 15-, atau 16- atom. Antibiotik makrolida digunakan untuk menyembuhkan infeksi yang disebabkan oleh bakteri-bakteri Gram positif seperti Streptococcus Pnemoniae dan Haemophilus influenzae. Penggunaannya merupakan pilihan pertama pada infeksi paru-paru. Digunakan untuk mengobati infeksi saluran nafas bagian atas seperti infeksi tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran nafas bagian bawah seperti pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk sifilis, dan efektif untuk penyakit legionnaire (penyakit yang ditularkan oleh serdadu sewaan). Sering pula digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin. Spektrum antimicrobial makrolida sedikit lebih luas dibandingkan penisilin. Sekarang ini antibiotika Makrolida yang beredar di pasaran obat Indonesia adalah Eritomisin, Spiramisin, Roksitromisin, Klaritromisin dan Azithromisin. II. SUMBER

Antibiotik Makrolida

Embed Size (px)

DESCRIPTION

antibiotik

Citation preview

Page 1: Antibiotik Makrolida

Antibiotik Makrolida

I. DEFINISI

Makrolida adalah salah satu kelas poliketida. Makrolida merupakan sekelompok obat

(khususnya antibiotik) yang aktivitasnya disebabkan karena keberadaan cincin makrolida, cincin

lakton besar yang berikatan dengan satu atau lebih gula deoksi, biasanya cladinose dan

desosamine. Cincin laktonnya biasanya tersusun dari 14-, 15-, atau 16- atom.

Antibiotik makrolida digunakan untuk menyembuhkan infeksi yang disebabkan oleh

bakteri-bakteri Gram positif seperti Streptococcus Pnemoniae dan Haemophilus influenzae.

Penggunaannya merupakan pilihan pertama pada infeksi paru-paru. Digunakan untuk mengobati

infeksi saluran nafas bagian atas seperti infeksi tenggorokan dan infeksi telinga, infeksi saluran

nafas bagian bawah seperti pneumonia, untuk infeksi kulit dan jaringan lunak, untuk sifilis, dan

efektif untuk penyakit legionnaire (penyakit yang ditularkan oleh serdadu sewaan). Sering pula

digunakan untuk pasien yang alergi terhadap penisilin. Spektrum antimicrobial makrolida sedikit

lebih luas dibandingkan penisilin. Sekarang ini antibiotika Makrolida yang beredar di pasaran

obat Indonesia adalah Eritomisin, Spiramisin, Roksitromisin, Klaritromisin dan Azithromisin.

II. SUMBER

Antibiotik Makrolida dihasilkan oleh beberapa bakteri : Eritromisin berasal dari

Streptomyces erythreus, Saccharopolyspora erythraea dan Sarcina lutea. Oleandomisin berasal

dari Streptomyces antibioticus, karbamisin berasal dari Streptomyces halstedii dan Spiramisin

berasal dari Streptomyces ambofaciens.

III. MEKANISME AKSI

Antibiotik makrolida dapat menghambat biosintesis protein bakteri dengan cara mencegah

peptidiltransferase melekatkan peptidil dengan tRNA pada asam amino berikutnya. Makrolida

juga dapat menghambat translokasi ribosom. Mekanisme lainnya adalah dengan berikatan secara

reversible dengan subunit 50S ribosom bakteri sehingga mengganggu sintesis protein atau

Page 2: Antibiotik Makrolida

menghambat sintesis protein bakteri. Antibiotik makrolida bersifat bakteriostatik atau bakterisid

tergantung dari jenis bakteri dan kadar obat Makrolida.

IV. BIOSINTESIS

adapun biosintesa cincin makrolakton dari kondensasi asetat dan atau propionat melalui

malonil CoA dan 2-metilmalonil CoA.

V. CONTOH OBAT

Antibiotik yang termasuk dalam golongan makrolida antara lain adalah eritromisin,

pikromisin dan streptomisin. Mekanismenya adalah menghambat sintesis protein.

1. Eritromisin

Page 3: Antibiotik Makrolida

STRUKTUR :

 

Antibiotik eritromisin yang termasuk dalam golongan

antibiotik makrolida adalah antibiotik spektrum luas yang sangat

efektif, mempunyai toksisitas yang rendah pada manusia untuk

pengobatan penyakit akibat bakteri Gram positif khususnya

Staphylococcus dan Diphtheroids, serta beberapa bakteri yang

sudah resisten terhada penisilin (Galeet al., 1981).

Eritromisin merupakan metabolit sekunder yang disintesis oleh galur Streptomyces

erythreus pada akhir fase tropofase (Crueger dan Crueger, 1984). Aktif terhadap kuman gram

positif seperti Str. Pyogenes dan Str. Pneumoniae yang biasa digunakan untuk infeksi

Mycloplasma pneumoniae, penyakit Legionnaire, infeksi Klamidia, Difter, Pertusis, iInfeksi

Streptokokus, Stafilokokus, infeksi Camylobacter, Tetanus, Sifilis, Gonore. Dalam dosis rendah

sampai sedang, obat ini mempunyai efek bakteriostatik dan dengan dosis tinggi efeknya

bakteriostatik dan dengan dosis tinggi efeknya bakterisidal. Eritromisin dapat diberikan melalui

oral atau intravena. Karena asam lambung merusak obat, berbagai garam eritromisin (contoh

etilsuksinat, stearat dan estolat) dipakai untuk mengulangi disolusi (pecah menjadi partikel-

partikel kecil) di dalam lambung dan memungkinkan absorbsi terjadi pada usus halus. Untuk

pemakaian intravena, senyawa, eritromisin laktobionat dan eritromisin gluseptat, dipakai untuk

meningkatkan absorbsi obat. Antibiotik ini aktif melawan hampir semua bakteri gram positif,

kecuali staphylococcus aureus, dan cukup aktif melawan beberapa gram negatif. Obat ini sering

diresepkan sebagai pengganti penisilin. Obat ini merupakan obat pilihan untuk pneumonia akibat

mikroplasma dan penyakit legionnaire. Sediaan dari Eritromisin berupa kapsul/ tablet,

sirup/sspensi, tablet kunyah dan obat tetes oral.

Pada tahun mendatang diprediksikan penggunaan eritromisin akan terus meningkat. Hal ini

disebabkan karena selain dapat digunakan untuk pengobatan, eritromisin juga berpotensi sebagai

bahan baku pembuatan obat baru generasi kedua dari eritromisin seperti azitromisin,

roksitromisin dan klaritromisin (O’Hagan 1991; Dewick, 1999). Kendala penggunaan eritromisin

adalah harganya relative mahal sehingga hanya digunakan oleh kalangan terbatas (Kardawati et

al., 1989).

Page 4: Antibiotik Makrolida

Mikroba utama penghasil eritromisin adalah Saccharopolyspora erythrea. Berdasarkan

lintasan biosintesisnya, eritromisin dibentuk oleh prekusor pokok propionol-KoA dan metal

malonil-KoAyang berkondensasi membentuk bagian aglikon (gula deoksi) (Corcoran,1981;

Donadio et al., 1991; O’Hagan,1991). Didalam mikroba terjadi interkonversi antara propionil-

KoA dan metal malonil KoA sehingga semua senyawa yang dapat menyediakan salah satu/

kedua prekusor tersebut dapat meningkatkan biosintesis eritronolid, yang selanjutnya

meningkatkan produksi eritromisin (Corcoran, 1981;Manitto, 1981). Praprekusor biosintesis

eritromisin secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu karbohidrat, lemak

dan protein. Selain itu beberapa sumber karbon seperti glukosa dan fruktosa berpengaruh pada

biosintesisantibiotik eritromisin dan glukosa merupakan sumber karbon yang paling

menghambat pembentukan antibiotik (Hu dan Demain, 1979).Actinomycetes adalah bakteri

Gram positif yang banyak terdapat di tanah.Actinomycetes dapat memproduksi berbagai macam

antibiotik dan metabolit sekunder lainnya (Bibb, 1996). Secara umum, produksi metabolit

mikroba erat kaitannya dengan metode fermentasi. Karakteristik fisiologis dan genetik dari

mikroba, komposisi media,perbedaan nutrisi dan konsentrasinya mempunyai efek yang

bermacam-macam padaakumulasi metabolit-metabolit yang berbeda. Sumber karbon dan

nitrogen dapat mempengaruhi pembentukan antibiotic (Kirk, 2000; Wang, 2005).

Contoh bakteri dari kalangan Actinomycetes yang dapat memproduksi eritromisin adalah

Saccharopolyspora erythraea , Sarcina lutea dan Streptomyces erythreus.

Eritromisin dapat mengalami resistensi dalam 3 tipe:

1. Menurunnya permeabilitas dinding sel kuman.

2. Berubahnya reseptor obat pada Ribosom kuman dan

3. Hidrolisis obat oleh esterase yang dihasilkan oleh kuman tertentu.

Efek samping yang berat akibat pemakaian Eritromisin dan turunannya jarang terjadi

reaksi alergi mungkin timbul dalam bentuk demam, eosinofilia dan eksantem yang cepat hilang

bila terapi dihentikan. Ketulian sementara dapat terjadi bila Eritromisin diberikan dalam dosis

tinggi secara IV. Eritromisin dilaporkan meningkatkan toksisitas Karbamazepin, Kortikosteroid,

Siklosporin, Digosin, Warfarin dan Teofilin.

2. Spiramisin

Page 5: Antibiotik Makrolida

Spiramisin adalah antibiotika golongan Makrolida yang dihasilkan olehStreptomyces

ambofaciens. Secara in vitro (tes laboratorium) aktivitas antibakteri Spiramisin lebih rendah

daripada Eritromisin.

Sediaan yang tersedia dari spiramisin adalah bentuk tablet 500 mg. Seperti Eritromisin,

Spiramisin digunakan untuk terapi infeksi rongga mulut dan saluran nafas.

Spiramisin juga digunakan sebagai obat alternatif untuk penderita Toksoplasmosis yang

karena suatu sebab tidak dapat diobati dengan Pirimentamin dan Sulfonamid (misalnya pada

wanita hamil, atau ada kontra indikasi lainnya). Efeknya tidak sebaik Pirimentamin dan

Sulfonamid. Pemberian oral kadang-kadang menimbulkan iritasi saluran cerna.

3. Roksitromisin

Eritromisin-9-(-O-[2-methoxyethoxy] methyloxime)

Page 6: Antibiotik Makrolida

Roksitromisin adalah derivat Eritromisin yang diserap dengan baik pada pemberian oral. Obat ini

lebih jarang menimbulkan iritasi lambung dibandingkan dengan Eritromisin. Bioavailabilitas

atau kadar obat yang tersedia juga tidak banyak terpengaruh oleh adanya makanan dalam

lambung. Kadar obat dalam darah dan plasma lebih tinggi dari Eritromisin. Bentuk sediaan yang

beredar adalah tablet atau kapsul 150 mg dan 300 mg.

Indikasinya diperuntukkan untuk infeksi THT, saluran nafas bagian atas dan bawah seperti

bronkitis akut dan kronik, penumonia, uretritis (selain Gonore) akut dan kronis, infeksi kulit

seperti pioderma, impetigo, dermatitis dengan infeksi, ulkus pada kaki.

4. Klaritromisin

Klaritromisin juga digunakan untuk indikasi yang sama denga Eritromisin. Secara in vitro

(di laboratorium), obat ini adalah Makrolida yang paling aktif terhadapChlamydia

trachomatis. Absorpsinya tidak banyak dipengaruhi oleh adanya makanan dalam lambung.

 

Efek sampingnya adalah iritasi saluran cerna (lebih jarang dibandingkan dengan iritasi

saluran cerna dan peningkatan enzim sementara di hati. Klaritromisin juga meningkatkan kadar

Teofilin dan Karbamazepin bila diberikan bersama obat-obat tersebut.

Page 7: Antibiotik Makrolida

5. Azitromisin

Azitromisin digunakan untuk mengobati infekti tertentu yang disebabkan oleh bakteri

seperti bronkitis, pneumonia, penyakit akibat hubungan seksual dan infeksi dari telinga, paru-

paru, kulit dan tenggorokan. Azitromisin tidak efektif untuk pilek, flu atau infeksi yang

disebabkan oleh virus.

Azitromisin, sebagai dihidrat, adalah bubuk kristal putih dengan rumus molekul

C 38 H 72 N 2 O 12 • 2H 2 O dan berat molekul 785,0.

Tablet Zithromax berisi azitromisin dihidrat setara dengan 600 azitromisin mg.Tablet

diberikan sebagai putih, dimodifikasi berbentuk oval, tablet dilapisi film.Mereka juga

mengandung bahan aktif sebagai berikut: dibasic kalsium fosfat anhidrat, pati pregelatinized,

croscarmellose natrium, magnesium stearat, natrium lauril sulfat dan mantel film berair terdiri

dari hypromellose, titanium dioksida, laktosa dan triacetin.

Zithromax untuk suspensi oral diberikan dalam paket dosis tunggal yang mengandung

setara azitromisin dihidrat dengan 1 azitromisin g. Hal ini juga mengandung bahan aktif sebagai

berikut: koloid silikon dioksida, natrium fosfat tribasic, anhidrat; semprot kering rasa pisang

buatan, spray dried cherry rasa buatan, dan sukrosa.