Upload
berti-efrianti
View
2.133
Download
74
Embed Size (px)
Citation preview
ANTIINFLAMASI
Pendahuluan
Peradangan adalah respon normal, pelindung terhadap cedera jaringan
yang disebabkan oleh trauma fisik, bahan kimia berbahaya, atau agen
mikrobiologi. Peradangan adalah upaya tubuh untuk menonaktifkan atau
menghancurkan organisme yang menyerang, menghilangkan iritasi, dan
mengatur tahap untuk memperbaiki jaringan. Ketika penyembuhan selesai, proses
peradangan biasanya berkurang.
Ada gambaran tertentu dari proses inflamasi yang umumnya disepakati
menjadi ciri khas. Ini termasuk fenestration dari microvasculature, kebocoran
unsur-unsur dari darah ke dalam ruang interstisial, dan migrasi leukosit ke
jaringan yang meradang. Pada tingkat makroskopik, ini biasanya disertai oleh
tanda-tanda klinis seperti eritema, edema, hiperalgesia, dan nyeri.
Inflamasi dipicu oleh pelepasan mediator kimia dari jaringan yang terluka
dan sel yang bermigrasi (Gambar 17.1). Termasuk diantaranya adalah amina
(histamin, 5-hidroksitriptamin (5-HT), lipid (prostaglandin, leukotrien, PAF),
peptida kecil (bradikinin) dan peptida yang lebih besar (sitokin). Varietas besar
mediator kimia dapat menjelaskan mengapa obat yang berbeda efektif dalam
mengobati satu dari bentuk inflamasi tetapi tidak untuk yang lainnya.
Penyakit peradangan
Gambaran klinik
Rheumatoid arthritis adalah penyakit peradangan kronis pada sendi yang
mengakibatkan nyeri sendi, pembengkakan, dan kerusakan. Hal ini ditandai
oleh peradangan kronis di sinovial, yang garis sendi. Sinoval meradang,
dengan akumulasi leukosit dan sel mononuklear. Proteinase, prostaglandin,
leukotrien, dan oksidan reaktif terlibat sebagai mediator dalam perubahan
inflamasi dan kerusakan jaringan pada lapisan sinovial. Pengobatan
rheumatoid arthritis umumnya simtomatik dan melibatkan penggunaan obat
anti-inflamasi.
Osteoartritis adalah bentuk arthritis kronis yang ditandai oleh degradasi
tulang rawan, inflamasi ringan atau non-inflamasi pada cairan sendi,
penyempitan ruang sendi dan sklerosis tulang. Osteoarthritis umumnya
terjadi pada kelompok usia yang lebih tua, atau pada mereka yang
sebelumnya telah mengalami cacat sendi karena alasan apapun. Ciri khas
yang paling menandai osteoarthritis adalah kehilangan tulang rawan bertahap
progresif. Faktor lokal, termasuk protease lisosomal, metaloproteinase netral
dan sitokin (misalnya interleukin-1), terlibat dalam perusakan tulang rawan.
Obat pengobatan osteoarthritis terdiri dari obat analgesik dan anti-inflamasi
non-steroid.
Gambar 17. 1 Mediator inflamasi
Inflamasi dipicu oleh pelepasan mediator kimia dari jaringan yang terluka dan sel
yang bermigrasi. Mediator tersebut terdiri dari amina (histamin, 5-HT), yang
terbentuk dan segera dirilis, lipid (prostaglandin, leukotrien, dan PAF), yang dapat
dibentuk pada stimulus yang tepat dalam beberapa menit, dan protein (sitokin
seperti interleukin dan TNF) yang membutuhkan lebih dari 30 menit untuk
dibentuk. Respon inflamasi ditandai dengan adanya kemerahan (rubor), nyeri
(dolor), panas (calor) suatu edema (tumor).
Tumbuhan anti-inflamasi
Tumbuhan dengan aktivitas anti-inflamasi tercantum dalam Tabel 17.1.
Dibandingkan dengan obat anti-inflamasi steroid (misalnya kortison) dan non-
steroid (misalnya aspirin), obat-obatan herbal hanya memainkan peran kecil
dalam pengobatan peradangan seperti rheumatoid arthritis dan osteoarthritis.
Namun demikian, beberapa dari tumbuhan tersebut (misalnya cakar setan,
jelatang, kulit pohon willow) atau beberapa formulasi herbal (Phytodolor®) telah
menunjukkan efikasi klinik yang menjanjikan terkait dengan efek samping yang
ringan.
Tabel 17. 1
Obat herbal antiinflamasi
Nama umum Nama latin Bagian tumbuhan yang digunakan
Kandungan utama Dosis harian
Arnica* Arnica montana Bunga Lakton seskuiterpen (helenalin),minyak atsiri, flavonoid
a
Ash Fraxinus excelsior
Kulit pohon Kumarin (isofraksidin), tanin, iridoid monoterpen
b
Aspen (poplar)
Populus spp. Daun Turunan asam salisilat
10 g
Birch* Betula spp. Daun Flavonoid, proantosianidin, glukosida monoterpen
6-9 g
Blackcurrant Ribes nigrum Minyak dari biji
Minyak lemak (asam gamma-linolenat, asam alfa-linolenat)
10 g
Borage Borago officinalis
Minyak dari biji
Minyak lemak (asam gamma-linolenat)
c
Kayuputih* Maleleuca leucadendra
Minyak dari daun dan ranting
Sineol, (+)-α-terpineol, (-)-α-terpineol
a
Kamfer* Cinnamomum camphora
Minyak dari pohon
Camphor a
Cabai* Capsicum annuum
Buah Capsaicin, flavonoid, steroid saponin
a
Cakar setan* Harpagophytum procumbens
Akar sekunder tubular
Iridoid, triterpen, fenol
6-9 g
Eucalyptus* Eucalyptus globules
Minyak dari daun
Sineol 0,3-0,6 g
European goldenrod (Kembang ceplikan)
Solidago virgaurea
Bagian aerial
Triterpen saponin, polisakarida, flavonoid, minyak atsiri
6-12 g
European mistletoe*
Viscum album Daun, cabang
Lektin, polipeptida, musilago, flavonoid
10 g
Evening primrose
Oenothera biennis
Minyak dari biji
Minyak lemak (asam gamma-linolenat)
c
Feverfew Tanacetum parthenium
Bagian aerial
Minyak atsiri, seskuiterpen lakton (parthenolide), flavonoid
0,25 g
Garlic Allium sativum bulbus Allins 4 gJahe Gingiber
officinalisakar Minyak atsiri,
gingerol, shogaol, gingerdiol, amilum
Guaiac* Guaiacum officinale
Resin dari heartwood
Triterpen saponon, resin, isoguajacin, minyak atsiri
4-5 g
Indian olibaum (boswellia)
Boswellia serrata
Getah pohon Asam boswellat 2-3 g
Larch* Larix decidua Kulit pohon Minyak atsiri, resin
a
Rosemari* Rosmarinus Minyak dari Turunan asam a
officinalis daun, daun kafeat, diterpen, flavonoid, minyak atsiri (sineol, alfa-pinen, camphor)
Scotch Pine* Pinus spp. Minyak dari needles
(-)-α-pinen, δ-З-caren, limonen, camphen
a
Cemara* Picea spp. Minyak dari needles
Bornyl asetat, limonen, camphen, α-pinen
a
Jelatang ayam*
Urtica dioica Tumbuhan berbunga
Flavonoid, asam silikat, minyak atsiri, amin
8-12 g
Tipi Petiveria alliacea
Akar, daun Minyak atsiri, tanin
d
Thunder god vine
Tripterygium wilfordii
Akar Saponin, di- dan tetra-terpen, tanin
e
Cemara putih*
Abies alba Kayu cemara
Limonen, α-pinen, camphen, bornyl asetat
a
Sawi putih* Sinapis alba Biji Glukosinolat, minyak lemak, protein
a
Willow* Salix spp. Kulit pohon Glikosida dan ester yang menghasilkan asam salisilat, tanin
5-10 g
*didukung oleh Commission E sebagai antirematik atau untuk keadaan inflamasi
lainnya
a. umumnya untuk pemakaian luar
b. ash merupakan komponen dari formula herbal Phytodolor®
c. 0,5-1,5 g asam gamma-linolenat
d. tidak tersedia data yang dapat diandalkan
e. 180-360 mg ekstrak
Cakar setan
Botani / kandungan utama
Cakar setan adalah umbi akar sekunder dari Harpagophytum procumbens (Burch)
DC seperti Meisson (Fam. Pedaliaceae), sebuah ramuan Afrika dari daerah
gurun Afrika Barat Daya. Tumbuhan asli dari savana di Afrika Selatan,
Botswana dan Namibia, dan digunakan dalam pengobatan tradisional Afrika
Selatan untuk pengobatan berbagai gangguan, seperti demam, gangguan perut,
nyeri persalinan dan penyakit rematik. Kandungan utama meliputi iridoids
(termasuk harpagosid dan harpagid), fitosterol, triterpen (asam oleanolic) dan
fenol. Iridoids terdapat 0,5-3% dari berat kering obat. Perlu dicatat bahwa
bagian-bagian tanaman lainnya (bunga, batang dan buah yang matang) tidak
mengandung harpagosid.
Modus aksi
Penelitian eksperimental telah menunjukkan bahwa cakar setan memiliki aktivitas
analgesik dan anti-inflamasi pada hewan pengerat. Penelitian in vitro telah
menunjukkan bahwa cakar setan, berbeda dengan aspirin, tidak menghambat
sikloksigenase, enzim yang bertanggung jawab untuk sintesis prostaglandin. Studi
praklinis pada manusia menunjukkan bahwa aktivitas anti-inflamasi cakar setan
berhubungan dengan penghambatan enzim lipoksigenase (Gambar 17. 2), enzim
yang bertanggung jawab untuk biosintesis leukotrien. Harpagoside bertanggung
jawab dalam hal ini. Bukti lain menunjukkan bahwa cakar setan, tetapi bukan
harpagid atau harpagosid, mengurangi pelepasan TNF dari sel-sel inflamasi.
Gambar 17.2 Efek dari beberapa obat-obatan herbal pada metabolisme asam arakidonat
Kerusakan jaringan dan disertai distorsi membran plasma mengaktifkan enzim
fosfolipase A2 yang memotong asam arakidonat bebas dari tempat ikatannya pada
membrane fosfolipid. Hal ini membuatnya rentan terhadap aktivitas enzimatik
cycloxygenase (dengan produksi prostaglandin) dan lipoxygenase (dengan
produksi leukotrien). Prostaglandin dan leukotrien adalah molekul yang pro-
inflamasi dan dengan demikian dapat menghasilkan peradangan, nyeri dan
demam. Penghambatan metabolism asam arakidonat dihasilkan dari efek anti-
inflamasi.
Efikasi klinis
German Commission E yang menyatakan monografi cakar setan diindikasikan
untuk mendukung pengobatan gangguan muskuloskeletal degeneratif. Sebuah
tinjauan baru yang sistematis melaporkan lima acak, plasebo-terkontrol, uji klinis
double blind untuk penyakit rematik (nyeri punggung ringan dan osteoarthritis).
Semua hasil percobaan menunjukkan lebih banyak kasus bebas rasa sakit pada
pasien yang diobati dengan cakar setan (3-4 minggu pengobatan) dibandingkan
dengan plasebo. Bukti lain menunjukkan bahwa cakar setan sebanding dalam
keberhasilan dan unggul dalam keselamatan dengan obat referensi diacerhein
dalam pengobatan osteoarthritis, mengurangi kebutuhan analgesik dan terapi anti-
inflamasi non-steroid.
Kejadian merugikan / kontraindikasi
Frekuensi kejadian merugikan yang terkait dengan penggunaan cakar setan
rendah. Kejadian yang paling sering dilaporkan adalah diare yang terjadi pada
sekitar 8% pasien. Komisi E Jerman mengatakan ulkus lambung dan duodenum
sebagai kontraindikasi. Cakar setan dinyatakan kontraindikasi pada penderita
diabetes (aksi hipoglikemik) dan pada wanita hamil, namun tidak ada data ilmiah
yang mendukung pernyataan ini.
Sediaan/Dosis
The European Scientific Cooperative of Phytotherapy (ESCOP) menunjukkan
bahwa dosis harian tidak boleh melebihi 9g akar kering. Ini dapat diberikan
sebagai ekstrak cair (1:1 dalam alkohol 25%), tinktur (1:5 dalam alkohol 25%)
atau sediaan padat. Ekstrak hidroalkoholik Harpagophytum (400-1200 mg setiap
hari, sesuai dengan 30-100 mg harpagosid) telah digunakan pada kebanyakan uji
klinis. Namun, perlu dicatat bahwa dalam ekstrak komersial kandungan
harpagosid berkisar dari 0,8 sampai 5%. Farmakope Jerman menetapkan
kandungan minimal harpagosidα 1% berdasarkan obat kering. Bentuk galenik
cakar setan yang digunakan secara topikal (telah dinebulisasi) dan oral; yang
terakhir akan lebih aktif jika digunakan dalam formulasi tahan lambung.
Stinging nettle (tumbuhan bunga)
Botani/ konstituen kunci
Obat ini terdiri dari tumbuhan bunga dari Urtica species (contoh Urtica dioica L.,
Fam. Urticaceae), yang merupakan tumbuhan hijau yang tumbuh di area gurun di
seluruh dunia. Tumbuhan ini memiliki reputasi sengatan tajam dari rambut dan
bulu yang terdapat di daun dan tangkai. Sensasi menyengat akibat kontak dengan
rambut disebabkan adanya asam formiat dan terutama amina (histamin, serotonin,
dan kolin). Tumbuhan bunga stinging nettle mengandung flavonoid, asam silisat,
dan minyak atsiri.
Cara kerja
Stinging nettle menunjukkan aktivitas antiinflamasi melalui beberapa mekanisme;
ekstrak Urtica menghambat enzim siklooksigen dan lipoksigenase (gambar 2),
bertanggung jawab atas produksi berturut-turut prostaglandin dan leukotrien.
Rebusan nettle mengandung asam fenolat dalam jumlah tinggi, yang berperan
sebagai inhibitor lipoksigenase.
Efikasi klinik
Stinging nettle merupakan obat herbal antiinflamasi yang menjanjikan. Monografi
Commision E 1987 menyebutkan bahwa preparasi nettle (daun dan bagian atas)
telah disetujui untuk digunakan sebagai pengobatan pendukung untuk komplain
rematik. Suatu penelitian random terkontrol menggunakan rebusan yang dibuat
dari bagian aerial dari tumbuhan menunjukkan efikasi klinik pada artritis akut.
Efek samping/Kontraindikasi
Stinging nettle dapat memiliki efek yang tidak diinginkan. Pada suatu survey
pemasaran dari 8955 pasien, efek merugikan terjadi sebesar 1% (n=110).
Termasuk komplain gastrointestinal (n=57), reaksi alergi (n=12), pruritus (n=6)
dan mikturition (n=11). Obat menjadi kontraindikasi ketika ada retensi cairan
yang dihasilkan dari fungsi kardiak atau renal yang berkurang.
Preparasi/ dosis
Dosis harian rata-rata yang direkomendasikan adalah 8-12 g simplisia. Preparasi
dapat dibuat dalam infus atau ekstrak cair (1:1 dalam 25% alkohol). Untuk
menyiapkan infus, gunakan 1,5 g tumbuhan yang telah dipotong halus dalam air
dingin, didihkan sebentar dan biarkan dalam air panas selama 10 menit, kemudian
saring.
Gambar 3. Farmakokinetik dari salisin dan derivatnya
Derivat salisin (salisin, salikortin, tremulin, tremulasin) dikonversi menjadi salisin
di perut atau usus halus. Salisin kemudian dapat diabsorbsi di usus halus, tapi
pada manusia sebagian besar dibawa ke ileum distal atau kolon dimana bakteri
usus mengkonversi glikosida ini menjadi aglikonnya, yang diketahui sebagai
alkolol salisilat. Alkohol salisilat diabsorbsi dan dioksidasi (sebagian besar di
hati) untuk menghasilkan asam salisilat yang merupakan bentuk aktif utama.
Willow
Botani/ konstituen kunci
Willow merupakan kulit kayu dari Salix alba, purpurea L., fragilis L., dan spesies
Salix lainnya (Fam. Salicaceae), umumnya terdapat di daerah lembah di seluruh
Eropa. Obat kata akan tanin, flavonoid, glikosida dan ester yang menghasilkan
asam salisilat (salisin, salikortin, tremulin, dan tremulasin).
Cara Kerja
Alkohol salisilat
SalisinOksidasi
Efek Antiinfla
masi
Willow
Turunan salisin Perut
Usus Halus Usus besar
Alkohol salisilat
Hati
Asam salisilat
Aktivitas antiinflamasi dari willow ditentukan tidak hanya oleh salisin tetapi juga
oleh glikosida fenolat lainnya (salikortin, tremulin, dan tremulasin). Senyawa ini
beraksi sebagai pro-drugs; mereka dikonversi secara lambat di hati menjadi asam
salisilat (gambar 3). Untuk alasan ini, aktivitas onset obat lebih lambat daripada
derivat asam salisilat konvensional, tetapi memiliki aksi yang lebih panjang.
Asam salisilat menghambat pembentukan mediator inflamasi. Bagaimanapun,
berlawanan dengan aspirin, salisin tidak menghambat agregasi platelet secara
irreversibel.
Efikasi klinik
Kulit kayu Willow direkomendasikan oleh German Commission E untuk
pengobatan demam, rheumatik, dan sakit kepala. Efikasi kulit kayu willow pada
kondisi seperti nyeri punggung bagian bawah dan osteoartritis sangat
menjanjikan. Hasil dari uji klinik secara random mengindikasikan bahwa kulit
kayu willow dapat menjadi pengobatan yang berguna dan aman untuk nyeri
punggung bagian bawah dan osteoartritis.
Efek samping/Kontraindikasi
Kulit kayu willow dianggap tumbuhan yang aman. Kasus seperti nausea, sakit
kepala, dan gangguan pencernaan jarang dilaporkan. Disebutkan bahwa produk
willow kontraindikasi pada individu dengan asma, diabetes, gout, penyakit ulser
peptic aktif, penyakit hepatik atau renal, dan individu yang sensitif terhadap
aspirin. Karena komponen salisin, sebagai peringatan harus dikaji ketika
digunakan dalam kombinasi dengan salisilat dan obat antiinflamasi nonsteroid
lainnya.
Preparasi/Dosis
Dosis harian yang direkomendasikan untuk preparasi willow [5-10 g simplisia; 1-2
ml ekstrak aqueous (1:1, 25% etanol); 5-8 ml tinktur hidroalkohol (1:5, 25%
etanol)] equivalen dengan 60-240 mg salisin. ESCOP merekomendasikan dosis
harian sebesar 240 mg salisin per hari.
Formula herbal (Phytodolor®)
Ash; aspen; European goldenrod
Komposisi
Sediaan herbal terstandar dari daun dan kulit kayu Populus tremula (aspen), kulit
kayu Fraxinus excelsior (ash) dan bagian aerial Solidago virgaurea (European
goldenrod) (rasio 3:1:1) dijual dengan merk dagang Phytodolor®. Formula paten
ini merupakan ekstrak cair terstandar yang mengandung salisin 0,75 mg/ml,
alkohol salisilat 0,042 mg/ml, isofraxidin 0,015 mg/ml, dan flavonoid rutin 0,06
mg/ml.
Cara kerja
Mekanisme aksi Phytodolor terletak pada inhibisi metabolisme asam arakhidonat
melalui jalur siklooksigenase dan lipoksigenase (Gambar 2). Bagaimanapun,
Phytodolor mungkin mengganggu proses inflamasi dalam cara yang berbeda,
termasuk melindungi sel dari kerusakan oxidative stress. Pada poin ini harus
dicatat bahwa aspen dan ash memiliki aktivitas dalam model eksperimental dari
oxidative stress dan detoksifikasi oksigen, ketika goldenrod tidak aktif. Zat aktif
adalah campuran senyawa termasuk salisin, alkohol salisin, asam fenolkarbon,
flavonoid, triterpen-saponin, dan derivat kumarin.
Efikasi klinik
Phytodolor beraksi secara luas dari nyeri muskuloskeletal noninflamasi hingga
kondisi rheumatik inflamasi. Tinjauan sistematik dari semua double-blind, uji
klinik random untuk kondisi rheumatik termasuk enam uji untuk pengobatan
osteoartritis. Uji ini menunjukkan hasil signifikan untuk pengurangan nyeri dan
konsumsi non-steroidal antiinflammatory drug (NSAID) dengan Phytodolor.
Mereka juga menganjurkan bahwa Phytodolor sama efektifnya dengan NSAID
(contoh diklofenak, indometasin) tetapi dengan efek merugikan yang lebih sedikit.
Gagasan bahwa Phytodolor berguna untuk kondisi-kondisi tersebut selanjutnya
didukung oleh sejumlah studi klinik tak terkontrol.
Efek samping/Kontraindikasi
Pengobatan dengan Phytodolor tidak disertai dengan efek samping. Persentase
pasien yang melaporkan efek samping dalam studi klinik sangat rendah dan mirip
dengan plasebo. Kasus jarang dari reaksi alergi dapat terjadi setelah
mengkonsumsi aspen. Disebutkan bahwa aspen tidak boleh dikonsumsi oleh
seseorang yang sensitif terhadap salisilat.
Dosis
Dosis yang direkomendasikan adalah 20 tetes/ empat kali sehari dicampur dalam
air atau minuman. Hasil terbaik diharapkan 2-4 minggu setelah pengobatan
dimulai.
Indian olibaum (boswellia)
Botani/ konstituen kunci
Boswellia serrata Roxb (Fam. Burseraceae) adalah pohon berdahan sedang
hingga besar yang ditemukan di India, Afrika Utara, dan Timur Tengah. Bagian
medisinal dari tumbuhan ini adalah eksudat gum resin ketika torehan dibuat pada
kulit kayu pada batang. Hingga 16% dari resin adalah minyak essensial, sebagian
besar adalah α-thujene dan p-cymene. Terdapat juga asam terpen pentasiklik,
dengan asam β-boswellic menjadi konstituen utama.
Cara Kerja
Leukotrien memiliki peran penting pada inflamasi, asma, dan penyakit inflamasi
usus besar. Ekstrak dari gum B. Serrata menunjukkan inhibisi pada biosintesis
leukotrien dengan mengganggu aktivitas 5-lipoksigenase (gambar 2). Asam
boswellic adalah senyawa kimia yang bertanggung jawab untuk aktivitas tersebut.
Indian olibaum juga telah diteliti dapat menghambat leukosit elastase manusia,
yang mungkin terlibat dalam patogenesis dari emphysema.
Efikasi klinik
Ekstrak dari gum resin B. Serrata telah digunakan secara tradisional dalam sistem
Ayuverdic sebagai antiartritis. Bagaimanapun, uji klinik pendahuluan random
placebo-contolled menunjukkan bahwa 3,6 g ekstrak setiap hari tidak efektif pada
pengurangan nyeri atau peningkatan fungsi dalam 37 pasien dengan rheumatoid
artritis. Hasil positif pendahuluan telah dilaporkan untuk pengobatan asma (lihat
tabel 18.1) dan ulcerative colitis. Studi klinik terkualifikasi diperlukan untuk
menetapkan efikasi dari Indian olibaum.
Efek samping/Kontraindikasi
Tidak terdapat bahaya atau efek samping yang diketahui dalam hubungan dengan
konsumsi yang tepat dari dosis terapi yang telah didisain. Studi hewan pada tikus
dan primata menunjukkan dosis hingga 1g/kg tidak menghasilkan perubahan
patologis pada parameter hematologik, biokimia, atau histologik.
Preparasi/Dosis
Berdasarkan obat Ayuverda, dosis harian adalah 1,5-3 g gum resin (atau 56-122
dekok kulit kayu).
Kotak 1
Mekanisme yang mungkin dari aksi antiinflamasi asam gamma-linoleat (GLA),
suatu komponen dari evening primrose oil, borage oil, atau blackcurrant oil
GLA dapat dikonversi secara metabolik menjadi asam dihomoi-gamma-linoleat
(DGLA), yang merupakan substrat untuk siklooksigenase (COX), enzim yang
menghasilkan 2 seri prostaglandin (contoh PGE2). Sejumlah besar DGLA dapat
menghambat secara kompetitif aksi COX dalam substrat alami asam arakhidonat,
menghasilkan pengurangan produksi dari pro-inflamasi 2-seri prostaglandin.
Selain itu, DGLA melalui aksi dari COX dapat dikonversi dalam 1-seri
prostaglandin (contoh PGE1). Seperti PGE2, PGE1 adalah pro-inflamasi ketika
diberikan secara teliti. Bagaimanapun, telah dianjurkan bahwa PGE1 memiliki
peran feedback negatif dalam inflamasi kronis, pada awalnya membantu
perkembangan sinyal utama inflamasi (kemerahan, edema, nyeri, dan panas)
tetapi selanjutnya menekan inflamasi, dan efek antiinflamasi ini dapat berguna
pada penyakit yang inflamasi kronis seperti rheumatoid artritis. Dengan cara yang
sama, GLA dapat dikonversi menjadi derivat 15-hidroksil (15-DGLA) yang
menghalangi transformasi asam arakhidonat menjadi leukotrien.
GLA GLA
Evening primrose oilBorage oil
Blackcurrant oil
Evening primrose oilBorage oil
Blackcurrant oilAsam
arakhidonat
COX
LOX
DGLA
15-DGLA
Seri
PGE1
Seri
PGE2
Seri LTB4
Blokade produks
i LTs
Fosfolipid(dari
membran sel)
Tanaman yang mengandung Asam lemak esensial (EFA- Essential Fatty
Acids)
Asam lemak esensial (EFAs) dianggap "penting" karena tubuh kita tidak
dapat memproduksi mereka, kita harus mendapatkan mereka dari sumber
eksternal (yaitu diet atau dalam sediaan farmasi). Manipulasi diet atau suplemen
EFA dengan dosis terapi EFA mungkin efektif dalam mengobati gangguan
inflamasi. Konsumsi EFAs (misalnya asam gamma-linolenat (GLA)) dapat
menekan peradangan setidaknya melalui dua mekanisme distint (lihat juga Kotak
17.1):
Penghambatan kompetitif aktivitas enzim siklooksigenase dan
lipoxigenase, mengakibatkan penurunan produksi pro-inflamasi
prostaglandin dan zat leukotrien,
Produksi prostaglandin E1, yang, meskipun memiliki efek pro-inflamasi
akut, dapat memiliki efek penghambatan pada sel pro-inflamasi, terutama
dalam fase kronis dari proses inflamasi.
Obat herbal yang kaya dengan EFAs diantaranya minyak borage, minyak
blackcurrant dan minyak evening primrose, data klinis menunjukkan bahwa
penggunaan tanaman tersebut memiliki peran potensial dalam mengurangi gejala-
gejala penyakit rematik, apalagi obat-obatan herbal ditoleransi dengan efek
samping yang diabaikan.
Minyak borage diperoleh dari biji officinalis L. borage (Fam. Boraginaceae),
tanaman tahunan yang tumbuh asli didekat daerah Barat dan umumnya diabaikan
(Gambar 17.1). tanaman saat ini dibudidayakan untuk menghasilkan benih, yang
merupakan sumber minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh. Kulit biji
biasanya memiliki kandungan minyak sekitar 25%, yang sangat kaya GLA.
Sampai saat ini dua kali acak, plasebo-terkontrol dan double blind telah dilakukan
uji klinis. Hasil utama dari kedua studi menunjukkan peningkatan yang signifikan
dari gejala rheumatoid arthritis kronis pada pasien yang menerima minyak biji
borage. Borage minyak diberikan sebagai kapsul oral untuk 4 atau 12 bulan (1,4 g
asam gamma-linolenat harian). Borage berisi alkaloid hepatotoksik (pyrrolizidine)
Blackcurrant minyak diperoleh dari biji Ribes nigrum L. (Fam.
Grossulariaceae), semak lebat dibudidayakan di Eropa. Minyak tersebut
mengandung konsentrasi GLA yang tinggi tetapi juga konsentrasi tinggi dari asam
alfa-linolenat (ALA), dan keduanya dianggap memiliki aditif anti-inflamasi. ALA
sendiri tidak muncul untuk memperbaiki gejala peradangan kronis. Dengan hanya
metode acak, plasebo-terkontrol, double-blind belum dilakukan uji klinis yang
menunjukkan bahwa blackcurrant oil (10,5 g sehari dibagi dalam 15 kapsul)
mengurangi penyakit pada pasien penderita rheumatoid arthritis kronis, tetapi
banyak pasien tidak menyukai meminum 15 kapsul per hari. European Scientific
Cooperative of Phytotherapy (ESCOP) menyarankan dosis 20-50 g / l diinfuskan
selama 15 menit hingga 500ml/perhari.
Evening primrose oil diperoleh dari biji tanaman spesies Oenothera biennis L.
(Fam Onagraceae). Minyak mengandung konsentrasi tinggi GLA. Hanya dengan
metode acak, plasebo-terkontrol, double blind belum dilakukan uji klinis
menunjukkan bahwa minyak evening primrose (540mg GLA per hari selama 15
bulan) dapat mengurangi seiring penggunaannya dengan non-steroid obat anti-
inflamasi. Efek samping termasuk gejala gastrointestinal dan sakit kepala.
Tabel : obat herbal yang secara tradisional digunakan untuk mengobati sakit
kepala migren
Nama Umum
Nama latin Bagian tanaman yang digunakan
Kandungan / senyawa penanda
Dosis harian
Butterbur Petasites hybridus
Daun sesquiterpen, alkaloid pirazolidin, minyak atsiri
4.5-7 g
Catnip Nepeta cataria aerial part minyak atsiri 1gCola Kola
acuminateBiji alkaloid purin, katekin,
tannin, oligomeric 2-6 g
proantosianidinEuropean poeny
Paeonia officinalis
Akar monoterpen (paeoniflorin)
1 g
Peverfew Tanacetum parthenium
aerial part minyak atsiri, sesquiterpen lakton (phartenolida), flavonoid
0.12–0,25 g
Lemon balm
Mellisa officinalis
Daun minyak atsiri, glikosida, turunan asam caffeic, flavonoid
1.5 – 4.5 g
Pasque flower
Pulsatilla pratensis
Bagian tumbuhan segar
agen pembentuk protoanemonine, triterpen saponin
0.2 – 0.6 g
Sweet marjoram
Origanum majorana
aerial part minyak atsiri, flavonoid
a
Sweet violet
Viola odorata Rhizome minyak atsiri, saponin, alkaloid
1 g
Tansy Tanacetum vulgare
aerial part minyak atsiri, sesquiterpen, flavonoid, kumarin
a
a: data yang dapat dipercaya belum tersedia
MIGRAIN
Gambaran Klinik
Migrain adalah sindrom yang umum ditandai oleh serangan berulang
paroksismal sakit kepala, sering berdenyut dalam karakter dan kadang-kadang,
tetapi tidak selalu, unilateral pada distribusinya. Serangannya, sering berlangsung
berjam-jam dan kurang umum selama beberapa hari, sering didahului oleh
fenomena visual atau sensorik disertai mual atau muntah dan fotofobia. Aura atau
peringatan terjadi karena penyempitan arteri, sakit kepala terjadi tanpa aura, aura
kurang umum tidak diikuti oleh sakit kepala.
Migren biasanya didahului oleh fase asimtomatik dimana tidak ada gejala
atau fitur patologis yang jelas. Serangan akut dibagi menjadi fase prodromal
(ditandai dengan gangguan visual dan berhubungan dengan vasokonstriksi arteri,
dan pelepasan serotonin) dan fase sakit kepala (ditandai dengan nyeri, mual
muntah, vasodilatasi serebral berhubungan dengan dan tingkat di bawah normal
serotonin).
Obat yang berguna dalam pengobatan dan profilaksis sakit kepala migrain
meliputi: (i) B-adrenergik bloker (misalnya propanolol) dan methysergide, yang
digunakan dalam profilaksis dan (ii) ergotamic dan anti-inflamasi / analgesik
(aspirin atau opioid seperti kodein untuk rasa sakit lebih parah), yang digunakan
untuk mengobati serangan akut.
Fitoterapi migrain
Tanaman obat tradisional digunakan sebagai analgesik untuk pengobatan migrain
tercantum dalam tabel 17.2. tidak ada yang didukung oleh Komisi E. Namun
demikian erat, bukti klinis menunjukkan kemanjuran menjanjikan untuk feverfew
dan sebagian kecil untuk butterbur.
Feverfew
Botani / kunci konstituen: feverfew terdiri dari daun kering (atau bagian udara)
dari Tanacetum parthenium (Fam. Asteraceae), ramuan abadi (tumbuh sampai 70
cm), tanaman asli Minor Asia, dan umumnya tumbuh diabaikan Eropa ( terutama
Balkan) (Plat 17.2). Nama tumbuhan berasal dari bahasa Latin febrifugia, "demam
peredam". Obat mengandung lakton sesquiterpene (misalnya parthenolide),
minyak atsiri, pyrethrin dan flavonoid.
Mode Aksi: ekstrak feverfew menghambat pelepasan 5-HT dari trombosit darah
dan ini bisa menjelaskan, setidaknya sebagian aktivitas antimigraine obat.
Parthenolide diyakini menjadi konstituen kimia yang bertanggung jawab.
Selanjutnya, feverfew menghambat sintesis eicosanoid dengan mengganggu
fosfolipase A2 dan menghambat pelepasan enzim yang terlibat dalam proses
inflamasi (Gambar 17.4)
Platelet Sel-sel Inflamasi
FEVERFEW
Kemanjuran klinis: data klinis menunjukkan bahwa feverfew mungkin
berkhasiat untuk profilaksis migrain, namun buktinya masih jauh. Sebuah tinjauan
sistematis terbaru diambil empat studi klinis terkontrol (secara acak, double-blind
dengan plasebo) dengan total 196 pasien yang menderita migrain. Dibandingkan
dengan plasebo, studi ini melaporkan hasil yang positif dalam mendukung
feverfew, sementara satu melaporkan hasil negatif.
Efek samping / kontraindikasi: Efek samping terkait dengan penggunaan
feverfew umumnya ringan dan reversibel. Ulserasi mulut dan gangguan
pencernaan adalah efek samping yang paling sering dialami ketika menggunakan
feverfew untuk waktu yang lama. Penghentian tiba-tiba dapat memicu sakit kepala
Rebound (pasca-Feverfew sindrom). Gugup, tegang, kelelahan dan nyeri sendi
sesekali dapat terjadi. Dermatitis kontak alergi telah tercatat dalam banyak kasus
setelah kontak dengan feverfew. Lakton sesquiterpen bertanggung jawab.
Feverfew merupakan kontraindikasi pada individu dengan hipersensitivitas dari
Fam. Compositae / Asteraceae (misalnya chamomile) atau pada pasien dengan
masalah koagulasi (feverfew dapat mengubah aktivitas trombosit). Feverfew
seharusnya tidak digunakan selama kehamilan atau menyusui.
Persiapan / Dosis: feverfew dapat dikonsumsi hanya dengan mengunyah daun
segar tanaman (atau tanaman yang telah di keringkan dengan freeze-drying atau
panas-kering di 37oC). Feverfew juga digunakan baik sebagai tablet atau kapsul,
masing-masing berisi sedikitnya 125 mg obat kering (mengandung paling sedikit
0,2 parthenolide%). Satu atau dua tablet sehari-hari yang dianggap berguna dalam
pengobatan profilaksis migrain. Sebuah tingtur (1:5, etanol 25%; 5-20 tetes
sehari-hari) juga tersedia. Jika digunakan dengan cara mengunyah, feverfew dapat
menyebabkan ulserasi mulut, pembengkakan bibir dan gangguan pencernaan.
Menghambat pelepasan 5-HT
Menghambat fosfolipaseMenghambat enzim liposomal
Efek Analgesik/ anti-inflamasi
Butterbur (Petasites)
Botani / konstituen kunci: Petasites hybridus adalah tumbuhan semak yang
tumbuh abadi di Eropa hingga ketinggian 1-1,5 meter dan biasanya ditemukan di
daerah basah, tanah berawa, di hutan lembab, dan berbatasan dengan sungai atau
aliran. Daun berbulu halus yang dapat mencapai diameter 1-1,5 m, membuatnya
menjadi tanaman asli yang terbesar dari semua tumbuhan asli, dan karakteristik
unik tumbuhan tersebut bertanggung jawab untuk nama umum tanaman. akar dan
daunnya digunakan sebagai obat. Kandungan senyawa utama hadir baik dalam
daun dan akar termasuk dalam sesquiterpenes (misalnya petasin dan isopetasin),
minyak atsiri dan alkaloid pyrrozolidine (misalnya senecionine dan
integerrimine).
Action Mode: teori saat ini menunjukkan bahwa migrain merupakan hasil dari
perubahan vaskular yang menyebabkan peradangan neurogenik, yang merupakan
penyebab langsung dari rasa sakit. Sesquiterpen alkohol ester petasine dan
isopetasine adalah zat vasodilatasi kuat, mengerahkan efek anti-inflamasi /
analgesik yang sangat ampuh melalui penghambatan sintesis leukotrien.
Studi klinis: ada kekurangan dari studi klinis yang berhubungan dengan
kemanjuran Butterbur dalam mengobati atau mencegah migrain. Pada uji terakhir
placebo-controlled, double blind pada uji klinis ditemukan bahwa dua kapsul dua
kali sehari 25 mg ekstrak rimpang P.hybridus selama 12 minggu dapat mencegah,
mengurangi intensitas dan durasi serangan migren serta gejala yang menyertainya.
Petasites akar (tapi tidak daun) yang didukung oleh Komisi E Jerman untuk batu
ginjal dan kandung kemih.
Efek samping / kontraindikasi: Tidak ada reaksi yang merugikan telah
dilaporkan dalam studi klinis. Perlu dicatat bahwa alkaloid memiliki efek
hepatotoksik pyrrolizidine dan karsinogenik, karenanya, pemberian obat selama
kehamilan atau oleh ibu menyusui sangat tidak dianjurkan. Dosis harian
maksimum adalah alkaloid pyrrazolidine 0,1 mm. alkaloid yang bebas varietas
Petasites kini sedang dibudidayakan.
Persiapan / dosis: disiapkan 4,5-7 g organ bawah tanah yang digunakan. Ekstrak
dari akar petasites diperoleh dengan pelarut etanol atau lipofilik yang standar
untuk mengandung minimal 7,5 mg petasin dan isopetasin. Para penjaga dosis
dewasa 50-100 mg dua kali sehari. Dari petasites daun itu bisa disiapkan sebagai
infus (tuangkan air mendidih selama 1,2-2 g regangan obat, setelah 10 menit,
minum 2-3 cangkir infus per hari).
Produk Herbal Antiinflamasi
1. Temu Lawak
Temu lawak (Curcuma xanthorhiza L.) adalah tanaman obat-obatan yang
tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Yang dimanfaatkan dari
tanaman ini sebagai obat tradisional adalah rimpangnya. Temu lawak banyak
digunakan untuk dibuat jamu godog. Rimpangnya mengandung 48-59,64 %, zat
tepung/pati, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak asiri. Untuk kemudahan
bagi para pencinta produk-produk herbal alami, Al Ghuroba’ telah membuat
Temu lawak dalam bentuk instan. Dibuat secara higienis dan sesuai dengan
standar Keamanan Pangan Departemen Kesehatan dan POM RI, hanya
menggunakan pemanis gula kristal murni, tanpa adanya tambahan bahan-bahan
kimia apapun, baik pemanis, pewarna, maupun pengawet buatan, sehingga aman
dikonsumsi.
Nama Produk : TEMU LAWAK
Komposisi : Temu lawak dan pemanis gula kristal murni
Produsen : AL GHUROBA Sukoharjo Jawa Tengah
Perijinan : P-IRT No 212331301093
Isi : 10 sachet
Harga : Rp. 10.000,-
Kontra Indikasi : Tidak Cocok untuk penderita diabetes
Khasiat Temu lawak :
Sebagai anti inflamasi (radang) dan anti kolesterol
Sebagai Hepatoprotektor (melindungi hati, mencegah dan
menyembuhkan Hepatitis)
Mengatasi sembelit (sulit buang air besar)
Sebagai anti inflamasi (radang) dan anti kolesterol
Sebagai antioksidan, penambah nafsu makan, serta mengatasi Anemia.
Membantu kerja ginjal dan melancarkan pengeluaran air kencing.
Aturan Minum :
Seduh dengan air panas 1 sachet untuk 200 ml (1 gelas)
Untuk pengobatan minum 3 kali sehari setelah makan
2. Kunyit Putih
Kemasan BOTOL
No registrasi : POM TR 063 365 541
Isi : 60 kapsul
Harga :Rp 60.000
Kemasan Instan DOS
No registrasi :POM TR 063 265 551
Isi : 10 bungkus @ 15 gr
Harga : Rp 9.000
Aturan pakai : 1-3 kali sehari 1-2 kapsul
Komposisi : Curcuma mangga Rhizoma
Manfaat :
Anti kanker, anti inflamasi (anti radang) , obat ambeien, anti radang
tenggorokan, sariawan, analgetika (menghilangkan rasa sakit) , melancarkan dan
menormalkan haid, melancarkan peredaran darah, menghilangkan gumpalan,
menghilangkan kembung, menghilangkan keputihan, melancarkan pencernakan.
3. Kunyit
Kemasan Instant Dos
No registrasi :POM TR 063 265 501
Isi :60 kapsul
Harga : Rp 35.000
Aturan pakai : 1-3 kali sehari 1-2 kemasan
Manfaat : Anti intlamasi (anti radang), anti radang tenggorokan, anti
ambeien, menurunkan kolesterol, anti hepertensi, anti hepatotosik, anti keputihan,
anti gatal-gatal.
4. Herbanisa
Komposisi : Jintan Hitam (Nigella sativae Semen)
Temu Putih (Curcuma Xedoaria Rhizoma)
Sirih (Piper Bettle)
Teki (Chiperus Rotundus)
No Registrasi : POM TR. 109 310 801
Produksi : Al Biruni
Harga : Rp 75.000
Manfaat : Meningkatkan daya imunitas tubuh, anti inflamasi (peradangan),
hemostasik, melancarkan peredaran darah sehingga sangat membantu untuk
kanker mulut rahim, kanker rahim, nyeri haid, tumor rahim dan habis melahirkan,
membantu mengatasi keputihan pada wanita, mengurangi nyeri haid,
memperlancar/menormalkan haid, membersihkan rahim.
5. Sambiloto
Produsen : AL GHUROBA Sukoharjo Solo
Perijinan : P-IRT No 212331301093
TDP 113552408425
REG 0923125256
Isi : 10 sachet
Harga : Rp 22.000
Deskripsi Produk :
Sambiloto tumbuh tegak, batangnya berkayu dan rasanya pahit. Bagian yang
dimanfaatkan daunnya yang sangat berkhasiat meningkatkan kekebalan tubuh,
antibiotik, anti inflamasi, menurunkan panas, anti bakteri, anti radang saluran
pernapasan, meridian jantung dan paru-paru.
Khasiat :
- Meningkatkan kekebalan tubuh
- Sebagai anti radang saluran pernapasan
- Menurunkan panas dan sebagai antibiotik
Aturan Minum:
Seduh dengan air panas 1 sachet untuk 200 ml (1 gelas)
Untuk pengobatan minum 3 kali sehari setelah makan
Untuk menajaga kesehatan minum 2 kali sehari pagi dan menjelang tidur.
6. BIOURIC Kapsul
Kemasan Botol isi : 30 Kapsul@500mg
Harga : Rp. 48.500,-/Botol
No registrasi : POM TR 063 265 511
Manfaat : BIOURIC KAPSUL diformulasikan khusus untuk para
penderita asam urat dan nyeri pada persendian. Hasil Uji Pre-Klinis terhadap
produk BIOURICmenunjukkan bahwa produk ini sangat efektif sebagai penurun
Kadar Asam Urat dan sebagai Anti Inflamasi yang baik. Formula ekstrak tanaman
obat yang terkandung didalamnya berkhasiat untuk menurunkan kadar asam urat
dalam tubuh, dan mengurangi nyeri pada persendian akibat kadar asam urat yang
meningkat.
7. Secang
Kemasan Instan Dos
No registrasi :POM TR 063 265 511
Isi : 10 bungkus @ 15 gr
Harga : Rp 11.000
Manfaat : Anti inflamasi (anti radang), menambah stamina,
membantu meredakan flu, obat lever,
Komposisi : Sappan lignum (kayu secang), Amomi fructus (buah
kapulaga, Caryophylli flos, Cinnamomi cortex, Pandani
folium, dan gula