Upload
nizarzulfi
View
315
Download
25
Embed Size (px)
DESCRIPTION
anyaman cele, praktek disain tekstil, mata kuliah,
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1. Dekomposisi
Dekomposisi kain tenun dalam pertekstilan adalah suatu cara menganalisa kain
contoh, sehigga dari hasil analisa tersebut dapat diperoleh data-data yang dapat
dipakai untuk membuat kembali kain yang sesui dengan contoh. Hasil dekomposisi
digunakan untuk beberapa tujuan :
1. Tujuan ekonomis yaitu untuk menghitung biaya atau harga poko pembuatan kain
seperti kain contoh
2. Tujuan pengawasan mutu yaitu sebagai alat untuk menentukan mutu kainjadi
maupun untuk pengawasan mutu kain yang sedang dibuat berkenaan dengan suatu
kontrak
3. Tujuan teknis yaitu untuk memperoleh data guna pembuatan kembali kain yang
sesuai dengan kain contoh bahkan bila perlu membuat yang lebih baik daripada
kain contoh
Faktor-faktor yang perlu diketahui dalam melaksanakan dekomposisi adalah :
a. Klasifikasi dan nama kain
b. Ukuran kain
c. Arah lusi dan pakan
d. Tetal lusi dan pakan
e. Permukaan dari kain
f. Pemakaian kain
g. Berat per meter persegi menurut perhitungan dan penimbangan
h. Fabric cover factor
i. Mengkeret lusi dan pakan
j. Jenis benang
k. Nomor benang
l. Urutan macam benang yang berbeda
m. Asal susul bahan baku
n. Lebar sisir
o. Nomor sisir
p. Jumlah benang pakan dan bennag lusi dalam kain
q. Desain anyaman
r. Menghitung kebutuhan benang
Dalam dekomposisi anyaman yang telah dilakukan dan akan dibahas adalah
dekomposisi kain cele (check design)
Istilah – Istilah Dalam Dekomposisi Kain Tenun
Lusi Dan Pakan
Lusi adalah benang yang arahnya vertikal, benang yang sejajar dengan pinggir kain
dan digulung diatas beam tenun. Sedangkan pakan adalah benang yang diluncurkan
kedalam rongga yang dibentuk oleh lusi (mulut lusi ). Antara benang lusi dengan
benang pakan membuat silangan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu
anyaman tertentu.
Tetal Benang
Tetal benang adalah kerapatan benang-benang dalan kain setiap satuan panjang
tertentu. Ada beberapa cara menentukan tetal benang yaitu :
1. Menggunakan loupe
Untuk tetal benang lusi menggunkan luope dibantu dengan jarum. Supaya teliti
dilakukan kurang lebih 5 kali menurut arah diagonal kemudian hitung rata-
ratanya. Untuk tetal pakan sama dengan tetal lusi hanya pemeriksaannya
dilakukan pada arah tegak lurus terhadap lusi.
2. Cara perhitungan secara bergeser
Letakkan kain merata pada bidang datar dan letakkan penghitung benang yang
dapat digeser diatas kain sedemikian rupa sehingga ketika sekrup diputar
mikrosop bergerak searah lusi dan pakan.
3. Cara urai
Ambil 5 contoh uji secara acak dengan lebar 0,4 cm sampai 0,6 cm lebih lebar
dari ukuran minimum contoh uji dan cukup panjang untuk dipegang. Letakkan
jarum pada penjepit menembus contoh uji dengan jarak 0,2 cm sampai 0,3 cm dari
tepi kain. Keluarkan benang- benang pendek yang searah dengan benang yang
akan dihitung dari contoh uji yang ada diluar kedua jarum sehingga benang-
benang yang tertembus jarum sebagai setengah benang.
4. Parallel line grating
Prinsip pengujiannya adalah sejumlah jalur-jalur akan tampak pada saat parallel
line grating ditempatkan diatas permukaan kain. Letakkan grating yang sesuai
diatas kain sejajar dengan garis-garis sejajar dengan benang yang kan dihitung.
Berat Kain / m2 Dengan Cara Penimbangan
Berat kain adalah berat untuk satuan luas tertentu atau berat untuk satuan panjang
tertentu dari kain. Ada 2 macam untuk menentukan berat kain :
1. Dengan cara menimbang kain contoh yang telah dipotong menurut ukuran luas
tertentu.
2. Dengan menghitung berat lusi per m2dan berat pakan per m2kemudian kedua
berat tersebut dijumlahkan.
Mengkeret Benang
Mengkeret lusi/pakan adalah akibat dari berbagai faktor. Faktor yang sangat
berpengaruh adalah terjadinya silangan-silangan benang yang terdapat dalam kain
tenun. Karena itu besar kecilnya mengkeret benang dipengaruhi oleh tetal
lusi,pakan,nomor lusi, nomor pakan. Selain itu bila faktor lainnya sama maka makin
banyak silangan makin besar mengkeret. Ada 2 cara untuk menentukan peubahan
tersebut ;
1. Crimp adalah persentase perubhan panjang benang dari keadaan lurus (P1)
menjadi panjang kain tenun (P2) terhadap panjang kain (P2).
C = P1−P2
P2x100 %
2. Take up atau contraction atau mengkeret adalah persentase perubahan panjang
benang dari keadaan lurus (P1) menjadi panjang kain tenun (P2) terhadap panjang
benang
T=P1−P2P1
x100 %
Nomor Benang
Nomor benang adalah kehalusan benang yang dinyatakan dalam satuan berat setiap
panjang tertentu atau satuan panjang setiap berat tertentu. Penomoran benang dibagi
menjadi 2:
1. Penomoran Langsung
Penomoran langsung adalah penomoran benang yang didasarkan pada berat
benang setiap panjang tertentu atau disebut dengan panjang tetap.
Yang termasuk nomor benang langsung adalah Td, Tex
2. Penomoran Tidak Langsung
Penomoran tidak langsung adalah penomoran benang yang didasarkan pada
panjang benang setiap berat tertentu atau disebut dengan penomoran berat tetap.
Yang termasuk penomoran tidak langsung adalah Ne1 dan Nm.
Menentukan Nomor Benang
Penentuan nomor lusi maupun pakan merupakan lanjutan dari pengukuran benang lusi
dan pakan yang telah dikeluarkan dari kain. Untuk mnentukan nomor lusi 20 helai
benang lusi yang sudah dikeluarkan dari kain ditimbang pada microbalace untuk
mengetahui beratnya. Apabila : Panjang lusi setelah diluruskan = 12 cm
Berat lusi 20 helai benang = 30 mg
Maka :
Nm=20 x PLBl
=20x 0,12m0,030 g
=80
Ne1=¿0,59 x Nm=80 x0,59=47,20¿
Sejalan dengan cara diatas nomor benang pakan ditentukan dengan menimbang 20
helai benang pakan kemudian dihitung sama dengan halnya benang lusi.
Berat Kain ¿m2 Dengan Cara Perhitungan
Pada prinsipnya berat lusi mamupun pakan dapat ditentukan atau dihitung beratnya
apabila nomor benang dan seluruh panjang benang telah diketahui. Selain cara
penimbangan berat kain ¿m2 dapat dihitung dengan cara perhitungan yaitu sebagai
berikut :
Berat lusi¿m2= a gram
Berat pakan/¿m2= b gram
Berat kain¿m2= a+b
Fabric Cover Factor
Fabric cover factor adalah perbandingan permukaan kain yang ditutupi oleh benang-
benang terhadap luas permukaan kain keseluruhan dan ditentukan dengan persamaan
sebagai berikut :
CF (% )=(Cw+C f−Cw xC f )x 100
Dimana Cw adalah warp cover factor dan C f adalah filling cover factor
Cw=nw x dw
C f=nf x d f
keterangan gambar :nw=tetal benang lusi
dw=diameter benang lusi
n f=tetal benang pakan
d f=diameter benang pakan
Cover factor maksimum adalah 1 dimana benang saling bersinggungan satu sama lain.
Situasi ini dinamakan jamming state. Cover factor bisa lebih dari 1 dimana benang-
benang saling menumpuk satu sama lain membentuk lapisan- lapisan benang. Sifat
kain yang dipengaruhi oleh cover factor adalah daya tembus udara.
Menggambar Anyaman
Menggambar anyaman desain tekstil dilakukan diatas kertas yang mempunyai garis
sejajar yang vertikal dan horizontal. Kedua garis tersebut membuat kotak-kotak kecil.
Untuk menyatakan anyaman suatu kain dapat dilakukan dengan cara:
1. Dengan menyebut nama anyaman
2. Dengan gambar anyaman
Penggambaran anyaman dapat dilakukan dengan cara :
a. Menggunakan gambar yaitu dengan memberi warna atau arsiran pada kotak-
kotak kertas desain untuk efek lusi diatas benang pakan, sedangkan untuk efek
lusi dibawah benang pakan maka kotak tersebut dibiarkan kosong.
Menggunakan tanda dimana tanda yag digunakan berupa angka diatas garis datar,angka dibawah garis datar, garis miring dan angka dibelakang garis miring. Angka diatas garis datar menunjukkan efek lusi dan dibawah garis datar menunjukkan efek pakan dengan cara pembacaan angka mulai dari angka paling kiri atas kemudian kebawah dan sterusnya.
BAB II
DEKOMPOSISI KAIN CELE
a. Maksud dan Tujuan
- Maksud
Menganalisa dekomposisi kain cele.
- Tujuan
1. Menentukan arah lusi dan pakan
2. Menghitung tetal benang dalam kain
3. Menghitung berat kain per meter persegi
4. Menghitung mengkeret benang,nomor benang,dan fabric cover factor
5. Menghitung kebutuhan lusi dan pakan untuk masing – masing warna
6. Menggambar anyaman kian contoh
b. Teori Dasar
Pada dasarnya kain cele atau kotak – kotak ,merupakan kain yang memiliki kontruksi
anyaman polos dengan ubahannya. Ubahannya bisa pada struktural desain maupun
desain permukaannya. Pembuatan struktur desain dilakukan dengan jalan mengolah
faktor – faktor kontruksi kain, meliputi :
- Penggunaan benang yang berbeda warna
- Penggunaan benang yang berbeda jenis seratnya
- Penggunaan benang yang diberi pengerjaan yang berbeda
- Penggunaan tetal lusi dan pakan yang berbeda
Cara yang paling sering digunakan untuk membuat kain cele biasanya dengan
menggunakan benang yang berbeda warna, baik benang lusi maupun benang
pakannya,sehingga perpaduan antara benang lusi dan benang pakan membentuk suatu
motif kotak – kotak akibat dari perbedaan warna benang tadi.
Dalam dekomposisi kain cele selain menghitung nomor benang, tetal benang,
mengkeret benang,dan sejenisnya, juga menghitung kebutuhan lusi dan pakan untuk
masing – masing warna yaitu dengan cara :
1. Menentukan jumlah lusi/m
Jumlah lusi permeter = T Linchi2,54
x 100
2. Menentukan jumlah pakan/m
Jumlah pakan permeter = T Pinchi2,54
x 100
3. Menentukan jumlah repeat corak lusi/m
Jumlah rapot corak lusi/m = jumlahlusi permeterjumlahlusi per rapot
4. Mentukan jumlah repeat corak pakan/m
Mentukan jumlah repeat corak pakan/m = jumlah pakan permeterjumlah pakan per rapot
5. Menentuakan jumlah msing – masing warna/m
∑ benang tiapwarna permeter (lusi )=∑ repeat lusi permeter x∑ benang tiapwarna perrepeat lusi
∑ benang tiapwarna permeter (lpakan)=∑ repeat pakan permeter x∑ benang tiap warna perre peat pakan
6. Menentukan berat lusi dan pakan tiap warna/meter
Berat benang tiap warna (lusi)
¿ jumlahbenang tiapwarna permeterNm
x100
100−Clx P (100 cm )
Berat benang tiap warna (pakan)
jumlahbenang tiapwarna permeterNm
x100
100−Cpx P (100cm )
BAB III
PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan Loupe
Jarum
Mistar
Kertas disain
Gunting
Timbangan dengan skala miligram dan gram
Pensil
2. Cara Kerja
1. Siapkan kain contoh (kain anyaman polos,keper dan satin )
2. Tentukan arah lusi dan pakan beri tanda panah
3. Hitung tetal lusi dan pakan pada 5 tempat yang berbeda
4. Cari rata-rata tetalnya
5. Kain contoh dipotong 10 x 10 cm kemudian timbang
6. Ambil benang lusi dan pakan dari sisi yang berbeda masing-masing 5 helai
7. Kemudian timbang benang tersebut
8. Hitung mengkeret benang lusi dan pakan dengan rumus :m= Pb−PkPb
x 100 %
Pb = panjang benang dari kain contoh
Pk = panjang benang setelah diluruskan
9. Timbang lusi dan pakan dari no 4
10. Hitung no lusi dan pakan
Panjang 10 lusi pakan setelah diluruskan = ...cm = .. m
Berat 10 benang lusi pakan setelah diluruskan =... mg = ...g
Rumus : Nm = P (m)B(g) , Ne , Tex, Td
11. Hitung berat kain ¿m2 secarateoritis
a. Cara penimbangan
Berat kain ¿m2=berat kain contoh x100 %=B1
b. Dengan perhitungan
Nm = P (m)B(g)
,B= PNm
Panjang seluruh lusi dalam 1m2kain dibagi dengan Nm lusi
tetal( hlinchi ) x100cmx
(100)(100−Ml)
x100
Nmx 100=B2
Untuk benang pakan = B3
Berat kain ¿m2= B2 + B3 = B4
c. Hitung selisih berat hasil penimbangan dengan hasil
12. Hitung fabric cover faktor
Warp cover factor (Cw) = nw−dw
Filling cover factor (Cf) = n f−d f
d= 128√N e1
13. Menghitung kebutuhan lusi dan pakan untuk masing – masing warna
3. Data Percobaan
a. Tetal Benang
No Tetal lusi Tetal pakan
1 73 hl/inchi 60 hl/inchi
2 73 hl/inchi 60 hl/inchi
3 73 hl/inchi 60 hl/inchi
Jumlah 219 hl/inchi 180 hl/inchi
Rata-rata 73 hl/inchi 60 l/inchi
b. Rata – Rata Panjang 10 Benang Setelah Diluruskan
Berat kain = 0,90 g
Berat 10 benang lusi setelah diluruskan = 15 mg
Berat 10 pakan setelah diluruskan = 17 mg
c. Mengkeret Benang
Mengkeret pakan = Pb x – Pk
pb xx100 %=10.53cm−10cm
10,53cmx 100 %=5,03 %
Mengkeret lusi = Pb x – Pk
pb xx100 %=10,41cm−10cm
10,41cmx 100%=3,93 %
d. Nomor Benang
Nm = Panjang (m)berat (g)
No Panjang 10 cm lusi Panjang 10 cm
pakan
1 10,5 10,5
2 10,4 12
3 10,4 10,5
4 10,5 10,4
5 10,6 10,5
6 10,2 10,4
7 10,3 10,4
8 10,5 10,3
9 10,4 10,3
10 10,3 10
Jumlah 104,1 105,3
Rata-rata 10,41 10,53
Benang lusi
Panjang benang lusi setelah diluruskan = 104,1 cm = 1,041 m
Berat lusi setelah diluruskan = 15 mg = 0,015 g
Nm = Panjang (m )berat (g )
=1,041m0,015 g
=69,4
N e=0,59 x 69,4=40,9
Tex = 100069,4
=14,4
Td = 900069,4
=129,6
Benang pakan
Panjang benang pakan setelah diluruskan = 105,3cm = 1,053 m
Berat benang pakan setelah diluruskan = 17 mg = 0,017 g
Nm = Panjang (m )berat (g )
=1,053cm0,017 g
=61,9
Ne = 0,59 x 61,9= 36,5
Tex = 100061,9
=16,15
Td = 900061,9
=145 ,3
e. Berat Kain/m2
Dengan penimbangan
Berat kain/m2=berat kain contoh x100 %=0,90g x 100 %=90g
Dengan perhitungan
Lusi
tetal lusi ( hlinchi ) x100 x ( 100
100−Ml ) x100
Nm x100=
732,54
x100 x ( 100100−3,93 ) x100
69,4 x 100=43
Pakan
tetal pakan( hlinchi )x 100x ( 100
100−Ml ) x100
Nmx 100=
602,54
x 100x ( 100100−5,03 )x 100
61,9 x100=40,1
Berat kain/m2=berat lusi+berat pakan=43+40,1=83,1
Selisih = beratbesar−beratkecil
beratbesarx 100 %=90−83,1
90x 100 %=7,6 %
f. Fabric Cover Factor
Warp fabric factor
Cw = nw−dw
Cw = 73 x 1
28√40,9=90 x
1179,06
=0,40
Filling cover factor
Cf = n f−df=¿ 60 x 1
28√36,5=73,3 x 1
169,16=0,35¿
Cover factor
CW = (C ¿¿w+C f−Cw x C f )x100 %=(0,40+0,35−0,40 x 0,35)x100 %=61% ¿
g. Menghitung Kebutuhan Lusi Dan Pakan Untuk Masing – Masing Warna
Jumlah benang dalam 1 rapot
No Warna benang lusi Jumlah Warna benang Pakan Jumlah
1 Hitam 1 Hitam 2
2 Putih 1 Putih 2
3 Hitam 2 Hitam 4
4 Putih 1 Putih 2
5 Hitam 3 Kuning 12
6 Putih 1 Putih 6
7 Kuning 17 Kuning 2
8 Putih 6 Merah 8
9 Merah 12 Kuning 2
10 Kuning 1 Merah 2
11 Merah 2 Kuning 2
12 Kuning 1 Merah 11
13 Merah 16 Kuning 2
14 Hitm 1 Putih 2
15 Putih 1 Hitam 2
16 Hitam 2 Putih 2
17 Putih 1 Hitam 4
18 Hitam 3
19 Putih 1
Jumlah 73 67
Menentukan jumlah lusi/m
Jumlah lusi/m = T Linchi2,54
x 100 =
732,54
x 100=2874 hl
Menetukan jumlah pakan/m
Jumlah pakan permeter = T Pinchi2,54
x 100=67
2,54x100=2362hl
Menentukan jumlah repeat corak lusi/m
Jumlah rapot corak lusi/m = jumlahlusi permeterjumlahlusi per rapot
=287473
=39,36
Mentukan jumlah repeat corak pakan/m
Mentukan jumlah repeat corak pakan/m =
jumlah pakan permeterjumlah pakan per rapot
=23622,54
x 100=35,25
Menetukan jumlah benang secara perhitungan
Lusi=( jumlahbenang per rapot x jumlah benangutuh)=73x 39=2847 hl
Pakan=( jumlahbenang per rapot x jumlah benangutuh)=67 x35=2345hl
Menghitung Sisa benang
Lusi
jumlah benang permeter− jumlah benangsecara perhitungan=2874−2847=27hl
Pakan
jumlah benang permeter− jumlahbenang secara perhitungan=2362−2345=17hl
Menentukan jumlah msing – masing warna/m
Penyebaran sisa benang dalam satu rapot
No Warna benang lusi Jumlah Warna benang
Pakan
Jumlah
1 Hitam 1 + 1 Hitam 2 + 2
2 Putih 1 + 1 Putih 2 + 2
3 Hitam 2 + 2 Hitam 4 + 4
4 Putih 1 + 1 Putih 2 + 2
5 Hitam 3 + 3 Kuning 12 + 7
6 Putih 1 +1 Putih 6
7 Kuning 17 + 17 Kuning 2
8 Putih 6 + 1 Merah 8
9 Merah 12 Kuning 2
10 Kuning 1 Merah 2
11 Merah 2 Kuning 2
12 Kuning 1 Merah 11
13 Merah 16 Kuning 2
14 Hitm 1 Putih 2
15 Putih 1 Hitam 2
16 Hitam 2 Putih 2
17 Putih 1 Hitam 4
18 Hitam 3
19 Putih 1
Jumlah benang tiap warna
No Warna benang Lusi Pakan
1 Hitam 12 12
2 Putih 12 14
3 Kuning 19 20
4 Merah 30 21
Kebutuhan masing – masing warna
No Warna benang Perhitungan benang lusi Perhitungan benang pakan
1 Hitam (12 x 39) + 6 = 474 (12 x 35 ) + 6 = 426
2 Putih (12 x 39) + 4 = 472 (14 x 35) + 4 = 494
3 Kuning (19 x 39) + 17 = 758 (20 x 35 ) + 7 = 707
4 Merah (30 x 39) + 0 = 1170 (21 x 35 ) + 0 = 735
Menentukan berat lusi dan pakan tiap warna/meter
¿ jumlahbenang tiapwarna permeterNm
x100
100−Cl
No Warna benang Perhitungan benang lusi Perhitungan benang pakan
1 Hitam 47469,4
x100
100−3,93=7,09
gm
42661,9
x100
100−5,03=7,23
gm
2 Putih 47269,4
x100
100−3,93=7,07
gm
49461,9
x100
100−5,03=8,39
gm
3 Kuning 75869,4
x100
100−3,93=11,36
gm
70761,9
x100
100−5,03=12,01
gm
4 Merah 117069,4
x100
100−3,93=17,53
gm
73561,9
x100
100−5,03=12,49
gm
Jumlah (7,09 +7,07 +11,36 + 17,53) =
43,05 g/m
(7,23+8,39+12,01+12,49) =
40,12 g/m
Berat lusi/ m + berat pakan/m = 43,05 g/m + 40,12 g/m = 83,17 g
Selisih berat
berat besar – beratkecilberat besar
x100 %=90 g−83,17g90 g
x100 %=7,6 %
4. Kontruksi Anyaman
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5. Diskusi
Pada dekomposisi kain cele didapat selisih berat sebesar 7,6% dengan kerapatan
61%. Selisih berat 7,6% ini didapat mungkin karena pada saat penimbangan terjadi
ketidaktelitian, atau pada saat mengukur panjang juga tidak teliti sehingga hal – hal
ini menyebabkan selisih berat yang didapat menjadi lebih besar dari pada 5%. Pada
dekoposisi kain cele selain menganalisa nomor benang,tetal benang,nomor benang,
selisih berat dan cover factor dikain cele juga menganalisa kebutuhan benang lusi dan
pakan untuk masing – masing warna. Untuk mennetukan kebutuhan bennag dilakukan
penghitungan jumlah benang setiap rapot. Dihitung juga jumlah masing – masing
warna dalam 1 rapot. Hasil yang didapat untuk kebutuhan benang lusi dan pakan
untuk masing – masing warna adalah:
1. Jumlah benang lusi/ m = 2874hl
2. Jumlah pakan/m = 2345 hl
3. Jumlah rapot/m lusi = 39,36, pakan = 35,25
4. Sisa bennag pakan = 17 dan lusi = 27
5. Berat benang lusi = 43,05 g, pakan = 40,12 g
6. Berat benang cara perhitungan = 83,17 g
6. Sample Kain
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan Pada dasarnya kain cele atau kotak – kotak ,merupakan kain yang memiliki kontruksi
anyaman polos dengan ubahannya. Ubahannya bisa pada struktural desain maupun
desain permukaannya. Pembuatan struktur desain dilakukan dengan jalan mengolah
faktor – faktor kontruksi kain, meliputi :
- Penggunaan benang yang berbeda warna
- Penggunaan benang yang berbeda jenis seratnya
- Penggunaan benang yang diberi pengerjaan yang berbeda
- Penggunaan tetal lusi dan pakan yang berbeda
Selain ada analisa seperti analisa untuk dekomposisi anyaman polos, dan sebagainya
ada juga analisa yang lain yaitu menentukan kebutuhan lusi dan pakan untuk masing –
masing warna. Inilah yang membedakan kain cele dengan kain lainnya selain motif
kotak – kotaknya.