Upload
mutiara-rahma-rahma
View
225
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
HAP
Citation preview
Perdarahan Antepartum
Perdarahan Antepartum
Plasenta Previa
Plasenta Previa
Plasenta Previa
Plasenta Previa
Plasenta Previa
Plasenta PreviaGejala klinisGejala utama plasenta previa adalah perdarahan melalui vagina tanpa rasa nyeri.Tanda dari plasenta previa adalah perdarahan melalui vagina, malpresentasi, dan hipotonus uterusPerdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri. Perdarahan kembali terjadi tanpa sesuatu sebab
Plasenta PreviaPenataksanaan
Plasenta Previa
Plasenta Previa
Solusio Plasenta
Klasifikasi
Solusio Plasenta
Solusio Plasenta
Solusio Plasenta
Solusio Plasenta
Solusio Plasenta
Ruptur UteriRuptur Uteri adalah robekan pada rahim sehingga rongga uterus dan rongga peritoneum dapat berhubunganDi negara maju, 1 dalam 1280 (1931-1950) menurun menjadi 1 dalam 15000 tahun 1996. di Indonesia 1 dalam 93 persalinan
Pada waktu his korpus uteri berkontraksi & mengalami retraksiSegmen atas rahim menjadi lbh tebal & volume korpus uteri menjadi kecilTubuh janin terdorong ke segmen bawah rahimSegmen bawah rahim jd lbh lebar & tipis krn tertarik ke atas , berulang & sering shg lingkaran retaksi smkn tinggiSegmen bawah rahim ditempati tubuh janin, bgn terbawah terdorong ke jalan lahirBila bgn terbawah janin tdk dpt turun,volume korpus yg mengecil hr diimbangi dgperluasan SBR ke atasLingkaran retraksi fisiologik meninggi ke arah pusat menjadi patologik, disebut lingkaran bandlKrn segmen bawwah rahim terus tertarik ke proksimal, tp tertahan oleh ligamenJika his terus menerus & bgn terbawah janin tidak turun, lingkaran retraksi semakin meninggiPatofisiologi
Gejala KlinisNyeri Abdomen dapat tiba-tiba, tajam dan seperti disayat pisau. Perdarahan Pervaginam dapat simptomatik karena perdarahan aktif dari pembuluh darah yang robek. Berhentinya persalinan dan terjadi syok
KomplikasiSyok hipovolemik karena perdarahan yang hebat Sepsis akibat infeksi
Penanganan Rujuk ke RS yang mempunyai fasilitas yang memadaiHisterektomi, resusitasi & pemberian antibiotik yg sesuai
Ruptur Sinus MarginalisTerlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak, sama sekali tidak mempengaruhi keadaan ibu ataupun janinnyaPerdarahan pervaginam, kehitam-hitaman dan sedikit. Perut agak sakit, atau agak tegang. Bagian-bagian janin masih mudah teraba.Kehamilan kurang dari 36 minggu, dan perdarahannya kemudian berhenti, konservatif di rumah sakit dengan observasi ketat
Insersio Velamentosa (Vasa Previa)Keadaan dimana pembuluh darah janin berada di dalam selaput ketuban dan melewati ostium uteri internum untuk kemudian sampai ke dalam insersinya di tali pusatFaktor resiko: plasenta bilobata, plasenta suksenturiata, plasenta letak rendah, kehamilan pada fertilisasi in vitro, kehamilan gandaPerdarahan segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal dari anak dengan cepat bunyi jantung anak menjadi buruk bisa juga menyebabkan bayi tersebut meninggal.
PLASENTA SIRKUMVALATA
DAFTAR PUSTAKADinkes Propinsi Sumatera Utara, 2004. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2005. Medan.Djaja, S., 2005. The Determinant of Maternal Morbidity in Indonesian.WHO South East Asia New Region vol 4 number 1 and 2. New Delhi.WHO, 2007. Maternal Mortality in 2005. http://www.who.int. Diakses pada tanggal 11 September 2012.Rukmini, LK, 2008. Gambaran Penyebab Kematian Maternal di Rumah Sakit: Studi di RSUD Pesisir Selatan, RSUD Padang Pariaman, RSUD Sikka, RSUD Larantuka dan RSUD Serang, 2005. http://www.kalbe.co.id. Cermin Dunia Kedokteran vol 34 no.5/158 Sep-Okt 2007. Diakses pada tanggal 11 September 2012.Winkjosastro, H., 1999. Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga cetakan V. Penerbit Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.Bader, Thomas J. 2005. Ob/Gyn Secrets, Updated Edition, 3rd Edition. http://www.us.elsevierhealth.com/media/us/samplechapters diakses tanggal 11 September 2012.Kumara, Karuna. 2011. Antepartum hemorrhage. Seminar. Jakarta.Prawihardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Cunningham, F Gary. 2006. Obstetri William Edisi 21. Jakarta: EGC
*