110

APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU

BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BAIK DI PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR

KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Disusun Oleh :

WAHYUNITA GANI WINTARTI

NIM : 1110101000092

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M / 1436 H

Page 2: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka
Page 3: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

i

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANPROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKATPEMINATAN PROMOSI KESEHATANSkripsi, Juni 2015

Wahyunita Gani Wintarti, NIM : 1110101000092

Aplikasi Media Edukasi untuk Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurangdan Gizi Baik di Puskesmas Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Tahun 2014

xiii + 81 halaman, 6 tabel, 6 bagan, 2 gambar, 8 lampiran

ABSTRAK

Kurang gizi pada balita dapat dikarenakan kurangnya pengetahuan terkait gizipada ibu, keluarga, masyarakat, bahkan pada petugas kesehatan. Dinas Kesehatan KotaTangerang Selatan membuat berbagai program perbaikan gizi serta media untukmenyebarluaskan informasi yang berkaitan tentang perbaikan gizi. Oleh karena itu,penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan ibu balita gizikurang dan gizi baik dengan aplikasi media edukasi. Penelitian ini dilakukan pada bulanNovember sampai Desember 2014 di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitianeksperimen semu tidak equivalen kontrol grup. Instrumen yang digunakan adalahkuesioner pre-test, post-test, dan media. Sampel penelitian ini terdiri dari 9 ibu balitagizi kurang dan 27 ibu balita gizi baik yang belum mendapatkan intervensi.

Hasil penelitian menunjukan karakteristik ibu dengan median umur 30 tahun,tingkat pendidikan yang ada yang tidak tamat SMP, dan ibu yang tidak bekerja lebihbanyak dari pada ibu yang bekerja. Sedangkan median umur balita berada pada usia 2tahun. Hasil penelitian terkait perbedaan pengetahuan diketahui terdapat perbedaanpengetahuan yang signifikan pada ibu balita gizi kurang (Pvalue = 0,007) sedangkan ibubalita gizi baik (Pvalue = 0,000) sebelum dan setelah diberikan edukasi kesehatandengan media lembar balik dan video dengan menggunakan uji Wilcoxon.

Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada responden untukmemanfaatkan pengetahuan yang didapat dalam kehidupan. Bagi Puskesmas CiputatTimur disarankan untuk membuat kegiatan penyuluhan secara menyeluruh danmelakukan pengukurannya. Sedangkan bagi peneliti lain disarankan untuk menghitungkeefektifitasan penyuluhan dan media penyuluhan secara kuantitatif.

Daftar bacaan : 61 (2000-2014)Keyword: Edukasi Kesehatan, Ibu Balita, Media, Pengetahuan

Page 4: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

ii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCEPUBLIC HEALTH STUDY PROGRAMSPECIALIZATION HEALTH PROMOTIONSkripsi, June 2015

Wahyunita Gani Wintarti, NIM : 1110101000092

Application of Media Education for Excalation Children Under Five’s MotherKnowledge among Underweight and Normal Status in Health Center of EastCiputat, South Tangerang 2014

xiii + 81 pages, 6 tables, 6 charts, 2 pictures, 8 attachments

ABSTRACT

Undernourished children under five caused by low knowledge about nutrition inmother, family, community even in health service. South Tangerang Health Service madesome nutrition improvement programs and media for disseminated information aboutnutrition improvement. Therefore, this study aims to know the difference of childrenunder five’s mother knowledge among underweight and normal status with applicationof media education. This study was held in November to December 2014 in HealthCenter of East Ciputat’s working area.

This research is a quantitative research with quasi experiment non-equivalentcontrol group. The instrument of this research was pre-test, post-test questionnaire, andmedia. Respondents in this study are 9 mother of low nutrition and 27 mother of goodnutrition that didn’t had interventions before.

The results showed that median age of mother is at 30 years, there is still amother who didn’t have a junior high school’s certivicate, and there is much of motherwho didn’t work than work. While median age of children under five is at 2 years.Based on the research results about difference knowledge is known there is a significantdifference for mother of low nutrition (Pvalue = 0,007) and mother of good nutrition(Pvalue = 0,000) between before and after education with flipchart media and videowith Wilcoxon test.

Based on this results, it is suggeted to respondents to apply the knowledge intheir daily activities. As for Health Center of East Ciputat is expected to make educationactivity for all mothers and measure it. While other researchers are expected to measurethe effectiveness of education and health media education in quantitative.

Reading list : 61 (2000-2014)Keyword: Health Education, Children Under Five’s Mother, Knowledge, Media

Page 5: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul

APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK PENINGKATAN

PENGETAHUAN IBU BALITA DI PUSKESMAS CIPUTAT TIMUR

KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2014

Telah diperiksa dan disetuji oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh:

WAHYUNITA GANI WINTARTI

1110101000092

Pembimbing I Pembimbing II

Fase Badriah, SKM, MKes, PhD Ratri Ciptaningtyas, MHS

NIP: 197106052006042012 NIP: 198404042008122007

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015 M / 1436 H

Page 6: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

iv

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, 8 Juli 2015

Penguji I,

Raihana Nadra Al-Kaff, SKM, MMA

NIP: 197812162009012005

Penguji II,

Dr. M. Farid Hamzens, MSi

NIP: 196306211994031001

Penguji III,

Julie Rostina, SKM, MKM

Page 7: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Wahyunita Gani Wintarti

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Juni 1992

Alamat : Jalan Kebon Mangga I No. 26 RT 004 RW 07

Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama,

Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12230

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Email : [email protected] atau

[email protected]

Telepon : 085716228669

Riwayat Pendidikan

1998 – 2004 SDN 07 Pagi Cipulir, Jakarta Selatan

2004 – 2007 SMP Manba’ul Ulum, Jakarta Barat

2007 – 2010 MAN 4 Model Jakarta

2010 – sekarang Peminatan Promosi Kesehatan

Jurusan Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah

swt. yang telah memberikan rahmat dan nikmat sehat, umur, serta kelapangan waktu

bagi peneliti. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Aplikasi Media Edukasi untuk Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang

dan Gizi Baik di Puskesmas Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan Tahun 2014”.

Tak lupa shalawat serta salam peneliti haturkan kepada Nabi Muhammad

saw. yang telah membawa kita semua umat muslim dari zaman jahiliyah ke zaman

yang terang benderang seperti sekarang ini. Semoga kita semua termasuk ke dalam

golongan umatnya yang kelak mendapatkan syafa’at di yaumul akhir. Amin.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itulah, peneliti ingin menyampaikan

terima kasih kepada:

1. Bapak, Dr. H. Arif Sumantri, SKM, MKes, selaku dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Fajar Ariyanti, SKM, MKes, PhD, selaku Kepala Program Studi Kesehatan

Masyarakat dan penanggung jawab skripsi.

3. Ibu Raihana Nadra Al-Kaff, SKM, MMA, selaku penanggung jawab Peminatan

Promosi Kesehatan dan Penesehat Akademik.

4. Ibu Fase Badriah, SKM, MKes, PhD dan Ibu Ratri Ciptaningtyas, MHS, selaku

Dosen Pembimbing atas waktu, konsultasi, arahan, serta bimbingannya selama

peneliti mengerjakan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat bagi peneliti.

6. Bapak, ibu, dan adik-adik tercinta yang selalu mendoakan, memberikan

dukungan, motivasi, perhatian, dan pengorbanan yang tidak akan pernah putus

kepada peneliti.

7. Kak Ida Farida yang telah memberikan banyak masukan serta berbagi ilmu dan

pengalaman kepada peneliti.

Page 9: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

vii

8. Seluruh teman-teman kelas Promkes 2010 (Saryati, Furi, Zahrita, Siva, Yuli,

Ayu, Ilmi, Supriadi, Fadlur, Prima, Richo, Hervina, Dita, dan Randika) yang

selalu siap mendengarkan keluh kesah peneliti selama mengerjakan skripsi.

9. Dan tak lupa kepada orang-orang yang telah membantu peneliti dalam proses

penyetakan skripsi ini.

Skripsi yang telah dibuat oleh peneliti ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan di masa yang

akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Jakarta, 5 Juli 2015

Peneliti

Page 10: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

viii

DAFTAR ISI

Abstrak.................................................................................................................... iLembar Pernyataan Persetujuan Pembimbing........................................................ iiiLembar Pernyataan Persetujuan Penguji ................................................................ ivDaftar Riwayat Hidup.............................................................................................vKata Pengantar........................................................................................................viDaftar Isi .................................................................................................................viiiDaftar Tabel ............................................................................................................xiDaftar Bagan dan Gambar ......................................................................................xiiDaftar Lampiran .....................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANG...................................................................................11.2. RUMUSAN MASALAH ..............................................................................51.3. TUJUAN PENELITIAN ...............................................................................6

1.3.1. Tujuan Umum..........................................................................................61.3.2. Tujuan Khusus.........................................................................................7

1.4. MANFAAT PENELITIAN ...........................................................................71.5. RUANG LINGKUP ......................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. PENGETAHUAN IBU..................................................................................9

2.1.1. Pengetahuan.............................................................................................92.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ...............................................102.1.3. Pengetahuan Gizi .....................................................................................14

2.2. EDUKASI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU................152.3. EDUKASI KESEHATAN (PENYULUHAN)..............................................16

2.3.1. Pengertian Penyuluhan ............................................................................162.3.2. Materi atau Pesan Penyuluhan.................................................................172.3.3. Metode Penyuluhan .................................................................................172.3.4. Media Penyuluhan ...................................................................................192.3.5. Faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan.................................................222.3.6. Penyuluhan Gizi ......................................................................................22

2.3.6.1. Pengertian penyuluhan gizi ...............................................................222.3.6.2. Tujuan penyuluhan gizi .....................................................................232.3.6.3. Ciri-ciri penyuluhan gizi....................................................................232.3.6.4. Pelaku penyuluhan gizi......................................................................242.3.6.5. Pendekatan penyuluhan gizi ..............................................................24

2.4. KERANGKA TEORI....................................................................................24

Page 11: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

ix

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL3.1. KERANGKA KONSEP ................................................................................283.2. DEFINISI OPERASIONAL..........................................................................30

BAB IV METODE PENELITIAN4.1. DESAIN PENELITIAN ................................................................................314.2. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN.......................................................31

4.2.1. Lokasi Penelitian .....................................................................................314.2.2. Waktu Penelitian......................................................................................31

4.3. POPULASI DAN SAMPEL..........................................................................314.3.1. Populasi ...................................................................................................314.3.2. Sampel .....................................................................................................32

4.4. CARA PENGUMPULAN DATA.................................................................334.5. INTRUMEN PENELITIAN..........................................................................334.6. ALUR PENELITIAN ....................................................................................354.7. MANAJEMEN DATA..................................................................................364.8. ANALISIS MEDIA.......................................................................................374.9. ANALISIS DATA.........................................................................................37

BAB V HASIL5.1. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..........................................395.2. GAMBARAN EFEKTIFITAS APLIKASI MEDIA EDUKASI PADA

IBU BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BAIK ........................................415.3. GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK IBU BALITA GIZI

KURANG DAN GIZI BAIK.........................................................................435.4. GAMBARAN UMUR BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BAIK...........455.5. GAMBARAN HASIL NILAI PENGETAHUAN IBU BALITA

GIZI KURANG DAN GIZI BAIK SEBELUM DAN SETELAHDIBERIKAN PENYULUHAN DENGAN MEDIA EDUKASI ..................46

5.6. PERBEDAAN PENGETAHUAN IBU BALITA GIZI KURANGDAN GIZI BAIK SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKANPENYULUHAN DENGAN MEDIA EDUKASI .........................................49

BAB VI PEMBAHASAN6.1. KETERBATASAN PENELITIAN ...............................................................506.2. GAMBARAN EFEKTIFITAS APLIKASI MEDIA EDUKASI PADA

IBU BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BAIK ........................................506.3. GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK IBU BALITA GIZI

KURANG DAN GIZI BAIK.........................................................................556.4. GAMBARAN UMUR BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BAIK...........59

Page 12: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

x

6.5. GAMBARAN HASIL NILAI PENGETAHUAN IBU BALITAGIZI KURANG SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKANPENYULUHAN DENGAN MEDIA EDUKASI .........................................61

6.6. GAMBARAN HASIL NILAI PENGETAHUAN IBU BALITAGIZI BAIK SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKANPENYULUHAN DENGAN MEDIA EDUKASI .........................................66

6.7. PERBEDAAN PENGETAHUAN IBU BALITA GIZI KURANGDAN GIZI BAIK SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKANPENYULUHAN DENGAN MEDIA EDUKASI .........................................70

BAB VII KESIMPULAN7.1. KESIMPULAN .............................................................................................737.2. SARAN..........................................................................................................74

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................76LAMPIRAN

Page 13: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

3.1 Definisi Operasional 30

5.1 Gambaran Karakteristik Ibu Balita Gizi Kurang dan

Gizi Baik

43

5.2 Gambaran Umur Balita Gizi Kurang dan Gizi Baik 45

5.3 Gambaran Hasil Nilai Pengetahuan Ibu Balita Gizi

Kurang dan Gizi Baik Sebelum dan Setelah Diberikan

Penyuluhan dengan Media Edukasi

46

5.4 Gambaran Jawaban Benar Ibu Balita Gizi Kurang dan

Gizi Baik Sebelum dan Setelah Diberikan Penyuluhan

dengan Media Edukasi

47

5.5 Perbedaan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang dan Gizi

Baik Sebelum dan Setelah Diberikan Penyuluhan

dengan Media Edukasi dengan Uji Wilcoxon

49

Page 14: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

xii

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR

Nomor Judul Bagan dan Gambar Halaman

2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25

2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27

2.3 Bagan Kerangka Teori 27

3.1 Bagan Kerangka Konsep Ibu Balita Gizi Kurang 28

3.2 Bagan Kerangka Konsep Ibu Balita Gizi Baik 29

4.1 Bagan Alur Penelitian 35

5.1 Gambar Cover Media Lembar Balik 41

5.2 Gambar Judul Video 42

Page 15: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Perizinan dari Dinas Kota Tangerang Selatan

Lampiran 2 Surat Perizinan Pengambilan Data dan Turun Lapangan dari Fakultas

Lampiran 3 Kuesioner Identitas Responden

Lampiran 4 Kuesioner Pre-test

Lampiran 5 Kuesioner Post-test

Lampiran 6 Gambaran Media Lembar Balik yang Digunakan

Lampiran 7 Capture Konten Video yang Digunakan

Lampiran 8 Hasil (Output) Penghitungan Statistik Ibu Balita Gizi Kurang dan Ibu

Balita Gizi Baik

Page 16: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Balita yang mengalami kurang gizi dapat berdampak pada tumbuh

kembangnya. Salah satu dampak nyata dari kurang gizi adalah stunting. Selain

itu, balita kurang gizi dapat mengalami berbagai macam penyakit, seperti

kebutaan karena kurangnya vitamin A dan cacat pembuluh saraf karena

kekurangnya asam folat. Dampak panjang dari balita yang mengalami kurang

gizi yaitu dapat mengalami gangguan kecerdasan dan terlihat kurang aktif

dibandingkan dengan teman sebayanya (UNICEF, 2013).

Menurut United Nations Children’s Fund (UNICEF) tahun 2013,

penyebab dari kurang gizi pada balita bukan hanya pada kemiskinan dan

makanan yang kurang bergizi. Akan tetapi, dikarenakan balita sering terkena

penyakit, kurangnya pelayanan kesehatan, dan sulitnya akses terhadap pelayanan

kesehatan (UNICEF, 2013). Selain itu juga, kurang gizi pada balita dapat

dikarenakan kurangnya pengetahuan terkait gizi pada ibu, keluarga, masyarakat,

bahkan pada petugas kesehatan (UNICEF Indonesia, 2008).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Suiraoka dan kawan-kawannya

terkait edukasi atau penyuluhan gizi dengan media leaflet keluarga sadar gizi

(KADARZI) di empat Posyandu di wilayah Puskesmas Banjarangkan, Bali,

diketahui bahwa terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test yang

diberikan kepada kelompok intervensi dengan media dengan uji statistik lebih

Page 17: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

2

kecil dari 0,05. Sedangkan pada kelompok yang diberikan intervensi tanpa

menggunakan media, skor pre-test dan post-test yang didapatkan tidak terdapat

perbedaan yang signifikan (Suiraoka, Kusumayanti, dan Juniarsana, 2010).

Selain itu, penelitian dari Rahmawati, Sudargo, dan Paramastri (2006) di

Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, bahwa dari tiga kelompok

yang diberikan perlakuan terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan.

Kelompok yang dimaksud yaitu kelompok kontrol, kelompok modul, dan

kelompok audiovisual. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa perlakuan

dengan audiovisual lebih baik dibandingkan dengan modul ataupun kontrol.

Nilai statistik kelompok audiovisual lebih kecil dari 0,05 dan juga lebih kecil

dibandingkan dengan kelompok modul.

Di Indonesia, usaha pemerintah dalam melakukan perbaikan gizi balita

melalui peningkatkan pengetahuan terkait gizi salah satunya dengan melakukan

pendidikan gizi. Pendidikan gizi yang diberikan berupa penyuluhan dan

konseling gizi. Pendidikan gizi yang diberikan tidak hanya kepada petugas

kesehatan tetapi juga disebarluaskan kepada masyarakat luas. Salah satu bentuk

strategi penyebarluasan pendidikan gizi yang dilakukan pemerintah yaitu dengan

menyediakan materi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terkait gizi

(Direktorat Bina Gizi, 2013).

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sampai tahun 2013 sudah

menjalankan beberapa program yang berkaitan dengan perbaikan gizi balita

pada seluruh Puskesmas yang ada di Kota Tangerang Selatan. Program-program

tersebut yaitu pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita yang berada di

Page 18: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

3

bawah garis merah saat penimbangan, pemberian PMT pemulihan bagi balita

gizi kurang dan gizi buruk, penyuluhan di meja keempat saat kegiatan

penimbangan oleh tenaga gizi atau bidan desa, serta penyuluhan ke rumah ibu

balita yang tidak datang ke Posyandu saat penimbangan (Seksi Perbaikan Gizi

Masyarakat, 2012).

Selain menjalankan berbagai program untuk melakukan perbaikan gizi,

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan juga membuat berbagai media untuk

menyebarluaskan informasi yang berkaitan tentang perbaikan gizi. Media yang

digunakan berupa lembar balik, leaflet dengan berbagai judul, dan juga poster.

Media yang dibuat oleh Dinas Kesehatan tersebut didistribusikan ke seluruh

Puskesmas (Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat, 2012).

Media lembar balik yang digunakan berjudul “Menuju Keluarga Sehat”,

merupakan yang digunakan oleh petugas Dinas Kesehatan untuk menyampaikan

informasi terkait upaya perbaikan gizi kepada pihak Puskesmas, Posyandu, serta

kader. Materi yang ada di dalam media tersebut ada beragam. Contohnya seperti

pengetahuan tentang gizi, perilaku yang benar dalam upaya peningkatan gizi,

serta akibat kurang gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun,

informasi yang berkaitan dengan masalah gizi kurang tidak dimasukan, yang ada

di dalamnya hanya informasi terkait gizi buruk pada balita. Informasi gizi buruk

pada balita yang ada adalah klasifikasi gizi buruk dan cara penanggulangannya

berdasarkan umur balita (Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat, 2012).

Sedangkan leaflet yang digunakan ada berbagai judul, salah satunya

adalah leaflet dengan judul “Gizi Buruk”. Informasi yang ada di dalamnya

Page 19: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

4

adalah pengertian gizi buruk, tanda dan gejala klinis gizi buruk, dan cara

pencegahannya. Leaflet ini diberikan kepada seluruh Puskesmas di Kota

Tangerang Selatan dengan jumlah masing-masing 19 lembar (Seksi Perbaikan

Gizi Masyarakat, 2012). Berdasarkan informasi dari salah satu kader dari

Puskesmas Ciputat Timur menyatakan bahwa konten isi dari media leaflet ini

kurang informasi, terutama yang berkaitan tentang penyebab gizi buruk dan

dampaknya. Selain itu juga, kader lain juga menambahkan kalau diberikan

leaflet banyak yang tidak membacanya dan digunakan untuk hal yang lain,

contohnya dijadikan pembungkus makanan dan sebagainya.

Sebelumnya sudah pernah dilakukan penelitian yang berkaitan tentang

pengetahuan ibu atau pengasuh balita terkait status gizi balita melalui media

lembar balik di Puskesmas Ciputat Timur. Pada penelitian sebelumnya

pengetahuan yang diberikan terkait status gizi anak secara umum, kali ini

peneliti akan membuat pengetahuan tersebut menjadi lebih spesifik, yaitu

pengetahuan terkait status balita gizi buruk. Hasil dari penelitian sebelumnya

menyatakan bahwa ada perbedaan hasil pengetahuan sebelum dengan setelah

diberikan pendidikan gizi yang berupa penyuluhan kepada ibu atau pengasuh

anak melalui media lembar balik. Media lembar balik yang digunakan berisikan

informasi terkait pengertian status gizi, jenis status gizi, cara pemantauan status

gizi, dampak jika anak kurus dan gemuk, manfaat menjaga status gizi, porsi

makan anak, dan cara menangani anak yang mengalami susah makan (Al-Kaff

dan Ciptaningtyas, 2012).

Page 20: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

5

Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan media untuk membantu

penyuluhan yang akan dilakukan. Media tersebut berupa media lembar balik dan

video. Lembar balik dan video tersebut berisikan materi terkait status balita gizi

buruk. Media lembar balik yang digunakan merupakan media yang baru dibuat

oleh peneliti. Sedangkan untuk video, peneliti mencarinya di internet.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dari latar belakang diketahui bahwa materi dari

media-media yang ada belum sesuai untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita

terutama yang berkaitan dengan status balita gizi buruk. Di Dinas Kesehatan

Tangerang Selatan media untuk membantu meningkatkan pengetahuan ibu balita

terkait status gizi buruk masih dijadikan satu bagian dengan media yang memuat

informasi masalah gizi secara umum, yaitu yang berkaitan dengan perilaku yang

benar dalam upaya penanganan gizi. Menurut informasi dari salah satu kader di

Puskesmas Ciputat Timur, media yang digunakan untuk edukasi kesehatan

terkait status gizi buruk seharusnya ada informasi penyebab serta dampaknya.

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas juga diketahui bahwa

penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya memberikan pengetahuan terkait

status gizi balita secara umum dan menggunakan media lembar balik kepada ibu

atau pengasuh balita. Sedangkan, peneliti kali ini akan membuat media lembar

balik yang berisikan informasi terkait status balita gizi buruk. Informasi yang

ditambahkan merupakan pelengkap dari media-media yang sudah ada, seperti

pengertian gizi buruk, ciri-ciri gizi buruk, penyebab gizi buruk, dampaknya, cara

Page 21: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

6

penanggulangannya, cara mencegahnya, guna asupan makanan bergizi, dan

variasi jenis makanan yang baik. Sehingga peneliti tidak menggunakan media

yang digunakan oleh peneliti sebelumnya. Hal ini dikarenakan informasi yang

berkaitan tentang gizi buruk di dalam media lembar balik tersebut kurang cukup

memadai. Selain itu, peneliti juga akan menggunakan media video untuk

menambah informasi responden terkait status gizi buruk pada balita.

Penelitian ini memberikan pengetahuan terkait status balita gizi buruk

kepada ibu balita gizi kurang dan ibu balita gizi baik. Media yang akan dipakai

adalah media lembar balik dan video. Media yang dipakai belum pernah

digunakan untuk penyuluhan dengan sasaran yang spesifik.

Penelitian ini juga dilakukan untuk melihat perubahan hasil nilai

pengetahuan ibu balita gizi kurang dan gizi baik dengan menggunakan media

edukasi. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas yang diketahui

memiliki balita yang mengalami masalah gizi dengan jumlah yang terbanyak di

Kota Tangerang Selatan, yaitu Puskesmas Ciputat Timur.

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

pengetahuan ibu balita gizi kurang dan gizi baik dengan aplikasi media edukasi

di Puskesmas Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan tahun 2014.

Page 22: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

7

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Diketahuinya gambaran aplikasi media edukasi yang diberikan kepada

ibu balita gizi kurang dan gizi baik.

b. Diketahuinya gambaran karakteristik ibu balita gizi kurang dan gizi baik

seperti umur, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan, serta karakteristik

balita, yaitu umur balita gizi kurang dan gizi baik.

c. Diketahuinya gambaran hasil nilai pengetahuan ibu balita gizi kurang

dan gizi baik sebelum dan setelah dilakukan aplikasi media edukasi.

d. Diketahuinya perbedaan pengetahuan ibu balita gizi kurang dan gizi baik

sebelum dan setelah aplikasi media edukasi terkait status gizi buruk pada

balita.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

a. Responden yang ikut serta dalam kegiatan penyuluhan mendapatkan

pengetahuan terkait masalah gizi balita, sehingga di masa yang akan datang

responden dapat menerapkan pengetahuan yang didapat.

b. Puskesmas Ciputat Timur sebagai tambahan informasi terkait pengetahuan ibu

balita gizi kurang dan gizi baik sebelum dan setelah diberikan intervensi berupa

penyuluhan terkait status balita gizi buruk.

Page 23: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

8

c. Peneliti lainnya dapat dijadikan salah satu sumber informasi, terutama yang

berkaitan dengan pengetahuan ibu balita terkait masalah gizi sebelum dan

setelah diberikan penyuluhan.

1.5. RUANG LINGKUP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu

balita gizi kurang dan gizi baik sebelum dan setelah diberikan aplikasi media

edukasi terkait masalah gizi. Penelitian ini dilakukan pada bulan November

sampai dengan Desember 2014 dengan menggunakan metode pre-test dan post-

test. Variabel yang akan diteliti adalah perbedaan pengetahuan ibu balita gizi

kurang dan gizi baik sebelum dan setelah penyuluhan dengan media diberikan.

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ciputat Timur yaitu Kelurahan Rempoa,

Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Page 24: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGETAHUAN IBU

2.1.1. Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan dapat terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

untuk menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian

atau responden (Notoatmodjo, 2007). Sedangkan cara memperoleh pengetahuan

terbagi dalam dua kelompok, yaitu cara tradisional atau non ilmiah dan cara

modern atau cara ilmiah. Cara tradisional terbagi menjadi empat cara, yaitu:

1. Trial dan error (coba-salah), cara ini digunakan dengan cara percobaan

sampai berhasil, jika belum berhasil maka akan terus diulang kembali.

2. Kekuasaan (otoritas), orang-orang yang memiliki kekuasaan dijadikan

sebagai sumber pengalaman, seperti pemimpin agama, pemerintah, atau ahli

pengetahuan.

3. Berdasarkan pengalaman pribadi.

4. Jalan pikiran, yang nantinya akan menghasilkan sebuah induksi ataupun

deduksi sebagai kesimpulan dari pikiran manusia.

Page 25: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

10

Sedangkan cara yang modern atau cara ilmiah menggunakan cara yang

lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode ilmiah atau yang

lebih dikenal dengan sebutan metodologi penelitian (research methodology)

(Notoatmodjo, 2003).

Sumber yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dapat

dikelompokan ke dalam empat kategori, yaitu:

1. Perorangan di luar kendali pelayanan kesehatan, seperti keluarga, teman, ahli

agama, tokoh masyarakat, dan lainnya.

2. Perorangan dalam kendali pelayanan kesehatan, seperti petugas kesehatan.

3. Nonperorangan di luar kendali pelayanan kesehatan, seperti media massa

dan media elektronik.

4. Nonperorangan dalam kendali pelayanan kesehatan, seperti iklan dan brosur

yang dibuat oleh pelayanan kesehatan (Hartono, 2010 dalam Kanta, 2013).

2.1.2. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang

makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan

tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik

dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang

masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

Page 26: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

11

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan

seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang

berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan

tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan

seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek

positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan

sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari

obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap

obyek tersebut (Notoadmodjo, 2007).

2. Informasi atau media massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non-

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya

teknologi menyediakan beragam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat. Sebagai sarana komunikasi, terdapat banyak media

massa seperti televisi, radio, surat kabar, dan majalah yang mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam

penyampaian informasi, media massa membawa pula pesan-pesan yang

berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi

baru mengenai sesuatu hal dapat memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Notoadmodjo, 2007).

Page 27: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

12

Menurut Azwar (2003), pengetahuan dapat dipengaruhi oleh adanya

informasi dari sumber media sebagai sarana komunikasi yang dibaca atau

dilihat, baik dari media cetak maupun elektronik seperti televisi, radio, surat

kabar, majalah dan lain-lain.

3. Sosial, budaya, dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas

yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini

akan mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Menurut

Nursalam (2001), sistem sosial budaya yang ada di masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam

lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik

ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu

(Notoatmodjo, 2007).

5. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

Page 28: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

13

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman

belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil

keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara

ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya

(Notoatmodjo, 2007).

6. Usia

Notoatmodjo (2007), mengatakan bahwa usia mempengaruhi terhadap

daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan

semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga

pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya,

individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial

serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya

menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih

banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan

intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir

tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya

perkembangan selama hidup, yaitu:

- Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang

dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah

pengetahuannya.

Page 29: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

14

- Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua

karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat

diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia,

khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa

kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ

seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

2.1.3. Pengetahuan Gizi

Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi,

sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi

sehingga tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik

agar zat gizi dalam makanan tidak hilang serta bagaimana hidup sehat

(Notoatmodjo, 2003). Sedangkan menurut Almatsier (2009), pengetahuan gizi

adalah sesuatu yang diketahui tentang makanan dalam hubungannya dengan

kesehatan optimal. Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan

dan konsumsi sehari-hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang

dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh.

Pengetahuan gizi yang tidak memadai, kurangnya pengertian tentang

kebiasaan makan yang baik, serta pengertian yang kurang tentang kontribusi gizi

dari berbagai jenis makanan akan menimbulkan masalah kecerdasan dan

produktifitas. Peningkatan pengetahuan gizi bisa dilakukan dengan program

pendidikan gizi yang dilakukan oleh pemerintah. Program pendidikan gizi dapat

memberikan pengaruh terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku anak terhadap

kebiasaan makannya (Soekirman, 2000).

Page 30: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

15

Secara umum, di negara berkembang, ibu memainkan peranan penting

dalam memilih dan mempersiapkan pangan untuk dikonsumsi anggota

keluarganya. Walaupun seringkali para ibu bekerja di luar, mereka tetap

mempunyai peran besar dalam kegiatan pemilihan dan penyiapan makanan. Saat

kedua orang tua memegang peranan penting dalam pemilihan pangan untuk

anggota keluarganya, maka pengetahuan gizi keduanya akan mempengaruhi

jenis pangan dan dan mutu gizi makanan yang dikonsumsi anggota keluarga.

Pengetahuan gizi yang dimiliki ibu akan mempengaruhi pemilihan

pangan bagi keluarganya, terutama ibu yang memiliki balita. Jika balita tidak

diberikan asupan makanan yang bergizi maka dapat berdampak kepada tumbuh

kembang balita tersebut. Selain berdampak pada tumbuh kembang balita,

pemilihan asupan makanan juga mempengaruhi status gizi balita. Jika ibu salah

dalam memberikan asupan makanan dikarenakan kurangnya pengetahuan maka

status gizi dari balita tersebut bisa menjadi gizi kurang bahkan gizi buruk.

2.2. EDUKASI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU

Berbagai penelitian terkait edukasi gizi dengan pendidikan ibu, terutama

yang berkaitan dengan status gizi balita, sering dilakukan dan hasilnya beragam.

Penelitian yang dilakukan oleh Suiraoka dan kawan-kawannya terkait edukasi

atau penyuluhan gizi dengan media leaflet keluarga sadar gizi (KADARZI) di

empat Posyandu di wilayah Puskesmas Banjarangkan, Bali, mengatakan bahwa

terdapat perbedaan antara hasil pre-test dan post-test yang diberikan kepada

kelompok intervensi dengan media. Sedangkan pada kelompok yang diberikan

Page 31: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

16

intervensi tanpa menggunakan media, skor pre-test dan post-test yang

didapatkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (Suiraoka, Kusumayanti,

dan Juniarsana, 2010).

Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Dyah Ambarini di Dusun

Ngulu Wetan, Wonogiri, terkait pengaruh penyuluhan gizi terhadap tingkat

pengetahuan ibu, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara

hasil pre-test dan post-test yang dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa terdapat

pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu (Kusumaningtyas, 2011).

2.3. EDUKASI KESEHATAN (PENYULUHAN)

2.3.1. Pengertian Penyuluhan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penyuluhan berasal dari kata

“suluh” atau obor, yang artinya kegiatan penerangan atau memberikan terang

bagi yang berada dalam kegelapan. Sebagai proses penerangan, kegiatan

penyuluhan tidak hanya terbatas pada memberikan penerangan, namun

menjelaskan mengenai segala informasi yang ingin disampaikan kepada

kelompok sasaran yang akan menerima manfaat penyuluhan, sehingga mereka

benar-benar memahami maksud penyuluh.

Penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara

penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan perilaku, yang

merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan seseorang

yang dapat diamati oleh orang lain, baik secara langsung ataupun tidak

langsung. Kegiatan penyuluhan tidak berhenti pada penyebarluasan informasi

Page 32: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

17

atau inovasi dan memberikan penerangan saja tetapi juga merupakan proses

yang dilakukan secara terus menerus, sekuat tenaga dan pikiran, memakan

waktu dan melelahkan, sampai terjadi perubahan perilaku yang ditunjukan oleh

sasaran penyuluhan (Maulana, 2009).

2.3.2. Materi atau Pesan Penyuluhan

Menurut Effendi (2003) materi atau pesan yang disampaikan kepada

sasaran sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dari individu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat, sehingga menfaatnya dapat dirasakan

secara langsung. Materi yang disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa yang

dimengerti oleh sasaran. Dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan

metode dan media untuk mempermudah pemahaman dan menarik perhatian

sasaran.

2.3.3. Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan merupakan salah satu faktor tercapainya hasil

penyuluhan yang optimal. Berikut adalah metode yang dapat digunakan, yaitu:

- Metode penyuluhan perorangan (individual)

Metode ini digunakan untuk membina perilaku yang baru atau seseorang

yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Alasan

digunakannya pendekatan ini karena setiap orang mempunyai masalah atau

alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan perilaku baru

tersebut. Bentuk dari pendekatan ini dapat berupa:

Page 33: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

18

a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)

Dengan menggunakan cara ini petugas dan klien dapat kontak

langsung yang intensif, setiap masalah klien dapat langsung digali dan

dibantu penyelesaiannya. Pada akhirnya, klien tersebut dengan sukarela

dan sadar, menerima perilaku baru tersebut (mengubah perilaku).

b. Wawancara (interview)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan

penyuluhan. Cara ini digunakan untuk mencari lebih dalam lagi

penyebab atau alasan klien yang tidak atau belum mau menerima

perubahan perilaku, atau klien tertarik tapi belum menerima perilaku,

serta untuk mengetahui dasar pengertian dan kesadaran yang akan

perilaku yang diadopsi atau akan diadopsi. Jika belum maka penyuluhan

yang akan diberikan lebih mendalam lagi (Notoatmodjo, 2007).

- Metode penyuluhan kelompok

Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus dilihat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal sasaran. Untuk kelompok

besar metode yang digunakan akan berbeda dengan kelompok kecil. Disebut

penyuluhan kelompok besar karena jumlah pesertanya lebih dari 15 orang.

Sedangkan untuk penyuluhan kelompok kecil jumlah pesertanya kurang dari

15 orang, berikut adalah beberapa metodenya.

i. Diskusi kelompok

Dalam diskusi kelompok semua anggota dapat bebas

berpartisipasi dalam diskusi, sehingga formasi duduk peserta diatur

Page 34: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

19

sedemikian rupa agar para peserta dapat saling melihat satu sama

lain. Pemimpin diskusi akan memberikan pertanyaan-pertanyaan

terkait topik yang akan dibahas untuk menghidupkan diskusi

kelompok.

ii. Curah pendapat (brain storming)

Prinsip metode ini mirip dengan diskusi kelompok. Bedanya,

setiap jawaban atau tanggapan dari pertanyaan yang diajukan, ditulis

dalam flipchart atau papan tulis. Jika seluruh peserta sudah

menyampaikan pendapatnya maka diskusi sudah bisa dimulai

(Notoatmodjo, 2007).

2.3.4. Media Penyuluhan

Media kesehatan pada hakikatnya merupakan alat bantu pendidikan

kesehatan yang bisa digunakan dalam bentuk Audio Visual Aids (AVA). Disebut

sebagai media kesehatan karena alat-alat tersebut merupakan saluran (channel)

untuk menyampaikan pesan kesehatan guna mempermudah penerimaannya bagi

masyarakat atau ‘klien’ (Notoatmodjo, 2007). Media kesehatan dibagi menjadi 3

berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan kesehatan, yaitu:

1. Media cetak

Variasi media cetak antara lain:

a. Booklet: media kesehatan yang berupa buku, baik tulisan maupun

gambar.

b. Leaflet: media kesehatan yang berupa lembaran yang dilipat. Isi

informasi dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi.

Page 35: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

20

c. Flyer (selembaran): mirip dengan leaflet tapi tidak dilipat.

d. Flip chart (lembar balik): media kesehatan yang berbentuk lembar balik.

Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembarnya berisi gambar

peraga dan dibaliknya informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.

e. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, yang berisi

suatu pembahasan masalah kesehatan ataupun hal-hal lain yang berkaitan

dengan kesehatan.

f. Poster: media kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di

tempat umum, maupun di kendaraan umum.

g. Foto-foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.

2. Media elektronik

Berikut adalah berbagai jenis media elektronik yang dapat digunakan

sebagai media kesehatan, yaitu:

a. Televisi: penyampaian pesan atau informasi kesehatan dapat berbentuk

sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya jawab sekitar masalah

kesehatan, pidato (ceramah), TV, sport, kuis atau cerdas cermat, dan

sebagainya.

b. Radio: penyampaian pesan atau informasi kesehatan dapat berbentuk

obrolan, sandiwara radio, ceramah, radio spot, dan lainnya.

c. Video: penyampaian pesan atau informasi kesehatan yang berupa video.

d. Slide atau powerpoint: penyampaian pesan atau informasi kesehatan

yang berupa slide.

e. Film strip: penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam film strip.

Page 36: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

21

3. Media papan (Bill board)

Papan (Bill board) yang dipasang di tempat umum dapat dipakai dan

diisi dengan pesan atau informasi kesehatan. Media papan yang dimaksud

juga mencakup pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada

kendaraan umum seperti bus dan taksi (Notoatmodjo, 2007).

Dalam penelitian ini, media yang digunakan berupa flip chart atau

lembar balik dan video. Kedua media ini digunakan untuk memudahkan peneliti

dalam melaksanakan edukasi kesehatan. Berikut adalah penjabaran terkait media

yang digunakan.

Lembar balik merupakan media kesehatan yang berbentuk lembar bolak-

balik. Biasanya berbentuk seperti buku gambar, yang tiap lembarnya diisi oleh

gambar dan dibaliknya berisi kalimat pesan atau informasi yang terkait dengan

gambar tersebut. Penggunaan media ini dapat menghemat waktu penyuluh

karena tidak perlu menulis di papan tulis. Bahan media lembar balik biasanya

berukuran seperti kertas plano yang mudah dibolak-balik, mudah diisi, dan

berwarna cerah (Sjahmenan, 2011).

Media kesehatan lainnya yang digunakan adalah video. Video kesehatan

adalah media penyampaian pesan atau informasi kesehatan yang berupa video.

Keunggulan dari media ini adalah dapat memberikan realita yang mungkin sulit

direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran. Selain itu, media ini juga dapat

memicu diskusi mengenai sikap dan perilaku serta efektif untuk sasaran yang

jumlahnya tidak terlalu banyak dan dapat diputar atau diulang kembali (Lucie,

2005).

Page 37: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

22

2.3.5. Faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan

Keberhasilan suatu penyuluhan dapat disebabkan oleh beberapa faktor,

yaitu sebagai berikut:

- Faktor penyuluh, contohnya kurang persiapan, kurang menguasai materi

yang akan dijelaskan, penampilan yang kurang meyakinkan sasaran, bahasa

yang digunakan kurang dimengerti sasaran, suara terlalu kecil dan tidak

dapat terdengar, serta penyampaian materi yang monoton sehingga sasaran

menjadi bosan.

- Faktor sasaran, contohnya tingkat pendidikan rendah, tingkat sosial ekonomi

rendah dan tidak memperhatikan materi karena memikirkan hal lain yang

mendesak, kepercayaan dan adat istiadat yang sulit diubah, serta kondisi

lingkungan yang tidak memungkinkan perubahan perilaku dapat terjadi.

- Faktor proses dalam penyuluhan, contohnya waktu penyuluhan yang tidak

sesuai dengan keinginan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan

keramaian, jumlah sasaran terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metode

penyuluhan kurang tepat, serta penggunaan bahasa yang kurang dimengerti

oleh sasaran (Maulana, 2009).

2.3.6. Penyuluhan Gizi

2.3.6.1.Pengertian penyuluhan gizi

Menurut Suharjo (2003), penyuluhan gizi merupakan pendekatan

edukatif yang menghasilkan perilaku individu atau masyarakat yang diperlukan

dalam peningkatan atau mempertahankan gizi baik.

Page 38: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

23

2.3.6.2.Tujuan penyuluhan gizi

Tujuan dari penyuluhan gizi adalah sebagai berikut:

a. Terciptanya sikap positif terhadap gizi.

b. Terbentuknya pengetahuan dan kecakapan dalam memilih dan menggunakan

sumber pangan.

c. Timbul kebiasaan makan yang baik.

d. Adanya motivasi untuk mengetahui lebih lanjut terkait hal-hal yang

berhubungan dengan gizi (Suharjo, 2003).

2.3.6.3.Ciri-ciri penyuluhan gizi

Ciri-ciri dari penyuluhan gizi yaitu:

a. Penyuluhan kesehatan harus terencana, mulai dari penemuan data, penetapan

tujuan, sampai evaluasi dan pengembangan.

b. Penyuluhan adalah proses dari suatu rangkaian kegiatan.

c. Penyuluhan menggunakan kombinasi pengalaman belajar, yang artinya tidak

hanya satu metode saja yang digunakan.

d. Penyuluhan disampaikan kepada individu, kelompok, atau massa.

e. Tujuan perubahan perilaku hidup sehat. Perubahan perilaku yang artinya

pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sedangkan perilaku hidup sehat

meliputi kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif (Suharjo,

2003).

Page 39: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

24

2.3.6.4.Pelaku penyuluhan gizi

Orang yang dapat melakukan penyuluhan gizi, yaitu:

- Perorangan sebagai anggota masyarakat (ahli gizi) ataupun petugas suatu

lembaga (Puskesmas, rumah sakit, lembaga swasta/LSM).

- Seluruh petugas kesehatan atau gizi, baik dari institusi formal ataupun

lembaga swadaya masyarakat yang memiliki tanggung jawab untuk

melakukan penyuluhan kesehatan atau gizi baik secari individu, kelompok,

ataupun massa (Snetselaar, 2009).

2.3.6.5.Pendekatan penyuluhan gizi

Pendekatan penyuluhan gizi dapat dilakukan dengan cara:

a. Individu dengan metode konsultasi (wawancara).

b. Kelompok dengan metode demonstrasi, diskusi kelompok, dan ceramah

c. Massa dengan metode ceramah ataupun menggunakan media kesehatan

(Snetselaar, 2009).

2.4. KERANGKA TEORI

Berdasarkan penjabaran dari berbagai pengertian di atas, peneliti

mencocokan beberapa kerangka teori yang memungkinkan untuk dapat

memfokuskan penelitian yang akan dilakukan. Akhirnya, peneliti memilih Teori

Model Precede-Proceed yang merupakan teori pengembangan dari teori yang

dikemukakan oleh Lawrence W. Green. Teori Model Precede-Proceed dibuat

oleh Marshall Krueter. Berikut adalah modifikasi yang dibuat oleh peneliti

berdasarkan Teori Model Precede-Proceed oleh Marshall Krueter.

Page 40: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

Bagan 2.1 Teori Precede-Proceed

* Modifikasi dari Teori Model Precede-Proceed dari Lawrence W. Green dan Marshall Krueter terhadap status gizi.

Fase 1AnalisisSosial

Fase 2AnalisisEpidemiologi

Fase 3AnalisisPerilaku danLingkungan

Fase 4Analisis Edukasidan Ekologi

Fase 5AnalisisKebjakanAdministratif

EdukasiKesehatan

Kebijakan,peraturan, danorganisasi

Pengalaman,pengetahuan,pendidikan

Edukasilanjutan danpencarianinformasi

Pelayanankesehatan danaksesibilitas

Pola asuh danasupanmakanan

Lingkungansekitar

Keadaanfisik Status Gizi

Fase 6Implementasi

Fase 7EvaluasiProses

Fase 8EvaluasiDampak

Fase 9Evaluasi Hasil(outcome)

PROCEED

PRECEDE

25

Page 41: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

26

Peneliti menggunakan kerangka teori yang dibuat oleh Marshall Krueter

yang didalamnya terdapat edukasi kesehatan pada fase kelima yang merupakan

bagian dari kebijakan administratif dan fase keenam yaitu implementasi.

Edukasi kesehatan yang dimaksud yaitu pemberian informasi kepada masyarakat

luas terkait suatu masalah dalam upaya perbaikan masalah tersebut. Kebijakan

administratif tersebut telah dibuat dan ditetapkan dalan Undang-Undang

Kesehatan. Sedangkan implementasinya dilakukan oleh instansi yang bergerak

di bidang kesehatan seluruh Indonesia.

Di dalam kerangka teori tersebut jelas bahwa edukasi kesehatan perlu

dilakukan dalam menunjang pengalaman, pengetahuan, dan pendidikan

seseorang, terutama ibu dari balita. Edukasi kesehatan tersebut dapat membantu

ibu dalam mengasuh anak-anaknya dan dalam memilih asupan makanan yang

baik bagi seluruh anggota keluarga. Setelah edukasi kesehatan mempengaruhi

pola asuh dan pemberian makanan, diharapkan edukasi kesehatan juga akan

berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan berakhir pada status gizi yang baik.

Peneliti memiliki beberapa alasan untuk pembatasan penelitian yang

dilakukan. Pertama, peneliti hanya melihat pada peningkatan pengetahuan ibu

terhadap edukasi yang dilakukan. Hal ini dikarenakan peneliti mengasumsikan

pengalaman muncul setelah pengetahuan didapatkan. Pada bagian pendidikan,

peneliti mengukur pendidikan ibu sebagai pendidikan formal. Pada bagian

edukasi lanjutan dan pencarian informasi, peneliti tidak mengukur edukasi

lanjutan karena penelitian yang dilakukan berupa point time atau dilakukan pada

satu waktu.

Page 42: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

27

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media dalam memudahkan

penyampaikan informasi yang berupa pengetahuan gizi. Oleh karena itu, peneliti

selanjutnya menggunakan model komunikasi dari Harold Dwight Laswell

(1948) yang mengatakan bahwa “siapa yang mengatakan apa kepada siapa

menggunakan saluran apa dengan dampak apa”. Berikut adalah gambaran

model komunikasi Laswell yang telah dimodifikasi sesuai dengan penelitian.

Bagan 2.2 Model Komunikasi Laswell

Who(speaker)

Says What(message)

In WhichChannel(medium)

To Whom(listener)

With WhatEffect(effect)

PenyuluhEdukasiKesehatan

Media EdukasiSubjekPenelitian(responden)

Efek

Berdasarkan dari kedua teori tersebut peneliti kemudian membuat sebuah

kerangka teori yang akan digunakan dalam penelitian ini. Berikut adalah

gambaran kerangka teori gabungan dari teori komunikasi dari Laswell dan teori

Precede-Proceed dari Green dan Krueter.

Bagan 2.3 Kerangka Teori

PenelitiEdukasi

Kesehatanterkait Gizi

Media(Lembar Balik

dan Video)

Ibu Balita(Gizi Kurang

dan Gizi Baik)

PengetahuanIbu Balita

* Gabungan model komunikasi Laswell dengan teori Green dan Krueter.

Page 43: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

28

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. KERANGKA KONSEP

Berdasarkan kerangka teori yang telah dibuat, peneliti kemudian

membuat kerangka konsep agar penelitian yang akan dilakukan jelas dan tidak

keluar dari tema penelitian. Variabel yang menjadi pembahasan dalam penelitian

ini adalah perbedaan sebelum dan setelah diberikan penyuluhan gizi terhadap

pengetahuan ibu terkait status balita gizi buruk.

Berikut adalah kerangka konsep penelitian yang akan dilakukan:

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Ibu Balita Gizi Kurang

Sebelum:Pengetahuan kelompokibu balita gizi kurang

Setelah:Pengetahuan kelompokibu balita gizi kurang

Edukasi kesehatanmenggunakan

lembar balik danvideo

Karakteristik yangmempengaruhipengetahuan gizi.1. Umur ibu2. Tingkat pendidikan

ibu3. Status pekerjaan ibu4. Umur balita

Page 44: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

29

Bagan 3.2 Kerangka Konsep Ibu Balita Gizi Baik

Sebelum:Pengetahuan kelompok

ibu balita gizi baik

Setelah:Pengetahuan kelompok

ibu balita gizi baik

Edukasi kesehatanmenggunakanlembar balik

Karakteristik yangmempengaruhipengetahuan gizi.1. Umur ibu2. Tingkat pendidikan

ibu3. Status pekerjaan ibu4. Umur balita

Page 45: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

30

3.2. DEFINISI OPERASIONAL

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional CaraUkur

AlatUkur Hasil Ukur Skala

1 Umur ibu Masa hidup respondendalam tahun sampaipada saat wawancaradilakukan

Wawancara Kuesioner a. < dari medianb. ≥ dari median

Ordinal

2 Umur balita Masa hidup balitaresponden dalamtahun sampai padasaat wawancaradilakukan

Wawancara Kuesioner a. < dari medianb. ≥ dari median

Ordinal

3 Tingkatpendidikanibu

Jenjang pendidikanformal terakhirberdasarkan ijasahyang dimiliki ibu

Wawancara Kuesioner a. < tamat SMPb. ≥ tamat SMP

Ordinal

4 Statuspekerjaan ibu

Jenis pekerjaan yangpaling banyakmenghabiskan waktuibu dalam sehari

Wawancara Kuesioner a. Tidak bekerjab. Bekerja

Ordinal

5 Pengetahuanibu sebelumpenyuluhan

Hasil jawaban ibuterkait pengetahuanstatus balita gizi buruksebelum penyuluhandilakukan

Wawancara Kuesioner a. ≤ 70b. > 70

(Berdasarkan penelitiandari Hadi, Sulistyowati,dan Mifbakhudin (2005))

Ordinal

6 Pengetahuanibu setelahpenyuluhan

Hasil jawaban ibuterkait pengetahuanstatus balita gizi buruksetelah penyuluhandilakukan

Wawancara Kuesioner a. ≤ 70b. > 70

(Berdasarkan penelitiandari Hadi, Sulistyowati,dan Mifbakhudin (2005))

Ordinal

7 Perbedaanpengetahuanibu

Selisih hasil jawabanibu terkaitpengetahuan statusbalita gizi buruksebelum dan setelahpenyuluhan dilakukan

Wawancara Kuesioner a. ≤ 70b. > 70

(Berdasarkan penelitiandari Hadi, Sulistyowati,dan Mifbakhudin (2005))

Ordinal

8 AplikasiEdukasikesehatan

Kegiatan aplikasimedia edukasi yangberupa penyuluhangizi sebagai upayapendidikan bagiresponden

Wawancara Kuesioner Delta persentasenilai pengetahuanibu balita setelah dansebelum kegiatanedukasi dilakukan

Nominal

Page 46: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

31

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. DESAIN PENELITIAN

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah jenis penelitian kuantitatif

dengan design penelitian berupa eksperimen semu (quasi eksperiment) non-

equivalent control group. Design penelitian ini digunakan untuk dua kelompok

subjek. Kelompok subjek merupakan kelompok yang dites (diteliti keadaan

sebelum dan setelahnya) serta diberikan perlakuan berupa penyuluhan dari

kelompok ibu balita gizi kurang dan kelompok ibu balita gizi baik.

4.2. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

4.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat penelitian dilakukan adalah di Puskesmas Ciputat Timur,

Kota Tangerang Selatan.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan November sampai Desember 2014.

4.3. POPULASI DAN SAMPEL

4.3.1. Populasi

Populasi penelitian yang diteliti adalah seluruh ibu yang memiliki balita

dengan berat badan dibagi tinggi badan ≤ – 2 SD sebanyak 9 orang, yang

merupakan hasil informasi terbaru dari kader di seluruh Posyandu yang ada di

Page 47: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

32

wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur. Sehingga keseluruhan jumlah

ibu tersebut, yaitu 9 orang ibu balita, yang diberikan intervensi berupa

penyuluhan sebagai group case atau kelompok kasus.

4.3.2. Sampel

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh

populasi ibu balita gizi kurang yang disebut juga dengan metode pengambilan

total sampling yaitu sebanyak 9 orang. Syarat pemilihan sampel yang diteliti

adalah belum pernah diberikan penyuluhan atau edukasi kesehatan lainnya,

sampel merupakan data terbaru yang berasal dari kader di Posyandu, dan sampel

bukanlah ibu dari balita yang memiliki penyakit penyerta. Sedangkan yang tidak

termasuk ke dalam sampel adalah ibu yang sudah mendapatkan intervensi

berupa penyuluhan serta yang balitanya sudah mendapatkan pemberian makanan

tambahan pemulihan (PMT-P) dan gizinya sudah membaik.

Pengambilan sampel untuk group control atau kelompok kontrol

menggunakan cara pengambilan sampel dengan metode purposive random

sampling. Metode pengambilan sampel ini digunakan untuk menemukan ibu

yang memiliki balita dengan berat badan ditimbang normal atau pada KMS

(Kartu Menuju Sehat) posisi titik (tanda) timbangan balita berada pada area

hijau. Perbandingan sampel ibu balita yang gizi baik ini adalah 1 : 3 dengan

sampel ibu balita gizi kurang yaitu 27 orang, dengan ketentuan ibu balita yang

gizi baik tersebut bersedia dijadikan responden.

Page 48: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

33

4.4. CARA PENGUMPULAN DATA

Peneliti membagikan tiga lembar pertanyaan (kuesioner). Pertama,

lembar kuesioner yang berisi data lengkap responden. Selanjutnya, peneliti

memberikan lembar pre-test untuk mengukur keadaan pengetahuan awal

responden yang terpilih. Kemudian peneliti melakukan penyuluhan secara

langsung kepada responden dengan dibantu oleh Petugas Gizi. Terakhir, peneliti

memberikan lembar pertanyaan yang sama sebagai lembar post-test untuk

mengukur keadaan pengetahuan setelah diberikan penyuluhan.

4.5. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang berisi

pertanyaan-pertanyaan terkait dengan pengetahuan status balita gizi buruk.

Instrumen penelitian yang digunakan terdapat tiga jenis, yaitu lembar data

responden, lembar pre-test dan lembar post-test, yang di dalamnya terdapat

pertanyaan yang sama dengan pre-test.

Selain itu juga, peneliti menggunakan media sebagai alat bantu dalam

melakukan penyuluhan. Media tersebut berupa media lembar balik dan cuplikan

video terkait gizi buruk yang digunakan pada penyuluhan kepada ibu yang

balitanya gizi kurang. Sedangkan untuk ibu yang balita gizi baik hanya

digunakan lembar balik saja.

Kuesioner yang digunakan oleh peneliti merupakan gabungan dari

beberapa kuesioner penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Pertanyaan

kuesioner nomor 1 sampai dengan nomor 6 diambil dari penelitian yang

Page 49: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

34

dilakukan oleh Munawaroh (2006) dengan nilai hasil uji validitas lebih kecil dari

0,05 dan uji reliabilitas sebesar 0,737. Untuk pertanyaan nomor 7, 8, dan 9

diambil dari penelitian Palupi (2014) dengan nilai hasil uji validitas lebih kecil

dari 0,05 dan uji reliabilitas sebesar 0,669. Terakhir pertanyaan nomor 10

diambil dari penelitian Purwanti (2010) dengan nilai hasil uji validitas yang

lebih kecil dari 0,05 dan uji reliabilitas sebesar 0,9633.

Isi materi dari lembar balik yang akan digunakan dalam penyuluhan

berkaitan dengan status balita gizi buruk. Lembar pertama diisi dengan

pengertian gizi buruk. Lembar kedua diisi dengan faktor risiko gizi buruk.

Lambar ketiga diisi dengan ciri-ciri gizi buruk. Lembar keempat diisi dengan

pencegahan gizi buruk. Lembar kelima diisi dengan penanganan gizi buruk.

Lembar keenam diisi dengan dampak gizi buruk. Lembar terakhir diisi dengan

manfaat asupan makanan yang bergizi.

Sedangkan isi materi dari video yang akan diberikan kepada ibu balita

gizi kurang berisi informasi terkait kasus gizi buruk di Indonesia, pengertian gizi

buruk, serta penyebab terjadinya gizi buruk. Selain itu ditambahkan informasi

terkait keterampilan yang sebaiknya dimiliki oleh pengasuh balita agar ibu balita

tidak salah dalam mengasuh balita-nya.

Page 50: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

35

4.6. ALUR PENELITIAN

Penelitian ini memiliki alur yang digambarkan pada bagan berikut.

Bagan 4.1 Alur Penelitian

Berikut adalah penjabaran dari tahapan-tahapan alur penelitian.

1. Mengumpulkan data dan informasi terkait status gizi balita; mengumpulkan

media yang digunakan dalam upaya perbaikan gizi balita; mengklasifikan

informasi yang ada di dalam media-media tersebut; mencari informasi

pengaplikasian media di masyarakat; dan wawancara dengan petugas gizi di

Puskesmas, kader Posyandu, serta ibu balita.

2. Merumuskan masalah berdasarkan informasi yang telah didapat kemudian

menyimpulkan untuk membuat media baru dengan tambahan informasi.

3. Proses pembuatan media. Mulai dari pengumpulan bahan-bahan yang

dijadikan referensi sampai proses penyetakan media lembar balik.

Tahap 1 – analisis situasi dan kebutuhan

Tahap 2 – membuat rumusan masalah terkait media edukasi,status gizi balita, dan pengetahuan ibu balita

Tahap 3 – membuat media edukasi

Tahap 5 – melakukan penelitian

Tahap 6 – membuat laporan hasil penelitian

Tahapanalisissituasi

Tahappengembangan

media

Intervensi

Tahap 4 – uji coba media

Page 51: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

36

4. Melakukan uji coba media terhadap 2-3 ibu balita yang bukan merupakan

responden. Uji coba media tidak hanya pada lembar balik tetapi juga media

video. Uji coba media lembar balik berkaitan dengan konten isi materi,

bahasa dan gambar yang dipakai, serta ukuran dan warna media. Sedangkan

untuk media video yang dilihat adalah isi materi, kejernihan gambar dan

suara, serta durasi video.

5. Tahap 5 dan 6 adalah proses penggunaan media sampai penulisan hasil.

4.7. MANAJEMEN DATA

Tahapan pengolahan atau manajemen data yang akan dilakukan oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

1. Menyunting data (data editing)

Proses penyuntingan data adalah setiap lembar kuesioner diperiksa untuk

memastikan bahwa setiap pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner terisi

seluruhnya.

2. Mengkode data (data coding)

Proses mengkode data adalah proses pemberian kode pada setiap

jawaban yang terkumpul di dalam kuesioner untuk memudahkan proses

pengolahan data.

3. Membuat struktur data dan file data

Proses membuat struktur data dan file data dilakukan dengan

menggunakan komputer untuk memudahkan peneliti.

Page 52: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

37

4. Memasukkan data (data entry)

Pada proses memasukkan data ini dilakukan dengan menggunakan SPSS

untuk memudahkan proses pengolahan data.

5. Membersihkan data (data cleaning)

Proses membersihkan data adalah proses yang dilakukan setelah data

masuk ke dalam komputer, data tersebut diperiksa kembali apakah ada

kesalahan pada saat peng-entry-an data atau tidak.

4.8. ANALISIS MEDIA

Analisis media yang dilakukan dengan penjabaran isi materi dari media

yang telah dibuat secara kualitatif kemudian dikaitkan dengan hasil penelitian

yang didapat. Analisis ini mendeskripsikan warna, bentuk dan ukuran huruf,

bahasa yang digunakan, serta urutan penempatan materi. Penjabaran isi materi

secara kualitatif diperkuat dengan teori yang terkait. Penjabaran isi materi yang

ada di dalam media lembar balik diurutkan berdasarkan urutan materi sesuai

dengan instrumen penelitian (kuesioner pre-test dan post-test).

4.9. ANALISIS DATA

Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui hasil

pengujuran pengetahuan ibu sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan.

Proses pengolahan data dilakukan dengan:

Page 53: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

38

a. Analisis univariat

Analisis ini untuk melihat median menggunakan distribusi frekuensi.

Penghitungan ini dilakukan dengan menggunakan software statistik.

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan pengetahuan ibu

setelah diberikan aplikasi media edukasi, berdasarkan selisih antara nilai

pengetahuan sebelum dan sesudah aplikasi media edukasi dilakukan. Uji

ststistik yang digunakan adalah uji nonparametrik karena hasil uji normalitas

data menghasilkan data yang tidak normal.

Penelitian ini menggunakan derajat kepercayaan 95% sehingga jika

diperoleh nilai P < α, maka hasil perhitungan statistik dinyatakan bermakna

atau ada perbedaan, begitu juga sebaliknya. Analisis ini dilakukan dengan

menggunakan software statistik yaitu dengan penghitungan uji Wilcoxon.

Page 54: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

39

BAB V

HASIL

5.1. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Wilayah Ciputat Timur merupakan wilayah pemekaran yang awalnya

bagian dari Ciputat. Di Ciputat Timur terdapat 1 unit Puskesmas yang

merupakan pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, yaitu

Puskesmas Ciputat Timur. Wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur berbatasan

dengan:

a. DKI Jakarta di sebelah utara,

b. Puskesmas Pisangan di sebelah timur,

c. Puskesmas Ciputat di sebelah selatan, dan

d. Puskesmas Rengas di sebelah barat.

Luas wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur adalah 459,5 Ha yang

terdiri dari dua kelurahan, yaitu Kelurahan Rempoa dan Kelurahan Cempaka

Putih. Luas wilayah Kelurahan Rempoa sekitar 219,5 Ha dan Luas wilayah

Kelurahan Cempaka Putih sekitar 240 Ha.

Jumlah RT dan RW yang terdapat di Kelurahan Rempoa ada sebanyak

72 RT dan 12 RW. Sedangkan di Kelurahan Cempaka Putih ada sebanyak 55 RT

dan 11 RW.

Total Posyandu yang ada di Kelurahan Rempoa ada sebanyak 23 unit

dan di Kelurahan Cempaka Putih ada sebanyak 20 unit. Dari 23 unit Posyandu

yang ada di Kelurahan Rempoa, masih terdapat 6 Posyandu yang memiliki balita

Page 55: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

40

kurang gizi. Sedangkan di Kelurahan Cempaka Putih, terdapat 3 Posyandu yang

memiliki balita kurang gizi. Dari 9 Posyandu tersebut, masing-masing memiliki

1 balita yang mengalami kurang gizi.

Umur ibu yang bertempat tinggal di wilayah Puskesmas Ciputat Timur

rata-rata berusia 19 – 43 tahun. Ada sekitar 4700-an ibu yang berusia 23 – 42

tahun tinggal di wilayah Kelurahan Cempaka Putih. Sedangkan ada sekitar

6900-an ibu yang berusia 19 – 43 tahun tinggal di wilayah Kelurahan Rempoa.

Sebagian besar dari ibu-ibu yang tinggal atau berdomisili di wilayah

kerja Puskesmas Ciputat Timur sudah tamat SMP dan SMA/sederajat. Di

wilayah Kelurahan Cempaka Putih sekitar 2700 ibu sudah menamatkan

pendidikan SMA/sederajat. Sedangkan di Kelurahan Rempoa ada hampir 8000

ibu yang telah menamatkan pendidikan SMA/sederajat. Untuk ibu yang hanya

menamatkan pendidikannya sampai dengan SMP ada sekitar 1500-an ibu di

Kelurahan Cempaka Putih dan 1300-an ibu di Kelurahan Rempoa.

Pekerjaan yang banyak dilakukan oleh ibu-ibu di wilayah Kelurahan

Cempaka Putih adalah sebagai karyawan swasta dan disusul dengan pembantu

rumah tangga serta pegawai negeri sipil (PNS). Sedangkan untuk data pekerjaan

yang banyak dilakukan ibu-ibu di wilayah Kelurahan Rempoa tidak diketahui.

Page 56: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

41

5.2. GAMBARAN EFEKTIFITAS APLIKASI MEDIA EDUKASI PADA IBU

BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BAIK

Gambar 5.1 CoverMedia Lembar Balik

Isi materi yang ada di dalam lembar balik yang digunakan berupa hal-hal

yang berkaitan dengan status balita gizi buruk. Lembar pertama media berupa

cover yang dibaliknya berisi pengertian gizi buruk menurut Kementerian

Kesehatan tahun 2011 dan menurut Almatsier tahun 2009. Lembar berikutnya

berupa gambar balita yang mengalami gizi buruk dan dibaliknya berisi informasi

terkait faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan gizi buruk. Lembar

selanjutnya berisi gambar dari faktor-faktor risiko gizi buruk dan dibaliknya

berisi informasi terkait ciri-ciri gizi buruk. Lembar berikutnya berisi gambar

ciri-ciri balita gizi buruk dan dibaliknya berisi informasi tentang cara-cara

pencegahan gizi buruk. Lembar berikutnya berisikan gambar-gambar berupa

cara pencegahan gizi buruk dan dibaliknya ada informasi terkait penanganan gizi

buruk. Lembar berikutnya berisi gambar penanganan gizi buruk dan dibaliknya

terdapat informasi terkait dampak gizi buruk. Lembar selanjutnya berisi gambar

Page 57: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

42

dampak gizi buruk dan dibaliknya terdapat informasi manfaat asupan makanan

bergizi. Pada lembar terakhir berisi gambar manfaat asupan makanan bergizi

bagi balita dan dibaliknya ditulis seluruh sumber informasi yang dipakai oleh

peneliti dalam membuat lembar balik. Gambaran media lembar balik tertera di

dalam lampiran 6.

Gambar 5.2 Judul Video

Sedangkan video yang digunakan saat penyuluhan diberikan kepada ibu

balita gizi kurang, peneliti mengunduhnya dari Youtube.com. Video tersebut

diunggah oleh Sae Nun pada tanggal 25 Juli 2013 dengan judul “Awas Gizi

Buruk Mengancam Kita”. Video tersebut berdurasi 6 menit 4 detik. Video

tersebut berisikan tentang fakta-fakta gambaran kasus gizi buruk dan gizi kurang

yang dialami balita di Indonesia. Selain itu juga terdapat informasi pengertian

dari gizi buruk, penyebab terjadinya gizi buruk, pengasuh balita di rumah, serta

macam-macam keterampilan yang harus dimiliki pengasuh balita. Video

tersebut diakhir dengan beberapa pesan yang ditulis oleh pengunggah. Capture

konten video terdapat pada lampiran 7.

42

dampak gizi buruk dan dibaliknya terdapat informasi manfaat asupan makanan

bergizi. Pada lembar terakhir berisi gambar manfaat asupan makanan bergizi

bagi balita dan dibaliknya ditulis seluruh sumber informasi yang dipakai oleh

peneliti dalam membuat lembar balik. Gambaran media lembar balik tertera di

dalam lampiran 6.

Gambar 5.2 Judul Video

Sedangkan video yang digunakan saat penyuluhan diberikan kepada ibu

balita gizi kurang, peneliti mengunduhnya dari Youtube.com. Video tersebut

diunggah oleh Sae Nun pada tanggal 25 Juli 2013 dengan judul “Awas Gizi

Buruk Mengancam Kita”. Video tersebut berdurasi 6 menit 4 detik. Video

tersebut berisikan tentang fakta-fakta gambaran kasus gizi buruk dan gizi kurang

yang dialami balita di Indonesia. Selain itu juga terdapat informasi pengertian

dari gizi buruk, penyebab terjadinya gizi buruk, pengasuh balita di rumah, serta

macam-macam keterampilan yang harus dimiliki pengasuh balita. Video

tersebut diakhir dengan beberapa pesan yang ditulis oleh pengunggah. Capture

konten video terdapat pada lampiran 7.

42

dampak gizi buruk dan dibaliknya terdapat informasi manfaat asupan makanan

bergizi. Pada lembar terakhir berisi gambar manfaat asupan makanan bergizi

bagi balita dan dibaliknya ditulis seluruh sumber informasi yang dipakai oleh

peneliti dalam membuat lembar balik. Gambaran media lembar balik tertera di

dalam lampiran 6.

Gambar 5.2 Judul Video

Sedangkan video yang digunakan saat penyuluhan diberikan kepada ibu

balita gizi kurang, peneliti mengunduhnya dari Youtube.com. Video tersebut

diunggah oleh Sae Nun pada tanggal 25 Juli 2013 dengan judul “Awas Gizi

Buruk Mengancam Kita”. Video tersebut berdurasi 6 menit 4 detik. Video

tersebut berisikan tentang fakta-fakta gambaran kasus gizi buruk dan gizi kurang

yang dialami balita di Indonesia. Selain itu juga terdapat informasi pengertian

dari gizi buruk, penyebab terjadinya gizi buruk, pengasuh balita di rumah, serta

macam-macam keterampilan yang harus dimiliki pengasuh balita. Video

tersebut diakhir dengan beberapa pesan yang ditulis oleh pengunggah. Capture

konten video terdapat pada lampiran 7.

Page 58: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

43

Gambaran efektifitas aplikasi media edukasi yang diberikan terlihat dari

delta (Δ) nilai pengetahuan ibu balita, baik gizi kurang maupun gizi baik, yang

sudah mencapai nilai 70 ke atas sebelum dan setelah diberikan penyuluhan. Pada

ibu balita gizi kurang penghitungan delta nilai pengetahuannya yaitu 66,7 % – 0

% hasilnya 66,7 %. Sedangkan ibu balita gizi baik penghitungan delta nilai

pengetahuannya sebesar 85,2 % – 48,1 % sama dengan 37,1 %.

5.3. GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK IBU BALITA GIZI KURANG

DAN GIZI BAIK

Berikut ini adalah karakteristik ibu balita gizi kurang dan gizi baik,

seperti umur ibu, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan, yang dapat dilihat

dalam tabel 5.1 berikut ini.

Tabel 5.1 Gambaran Karakteristik Ibu Balita Gizi Kurang dan Gizi Baik

Karakteristik Ibu BalitaGizi Kurang Gizi Baik

n % n %

Umur

Di bawah 30 tahun 2 22,2 13 48,1

Di atas sama dengan 30 tahun 7 77,8 14 51,9

Tingkat Pendidikan

Tidak tamat SMP 1 11,1 1 3,7

Tamat SMP 8 88,9 26 96,3

Status Pekerjaan

Tidak bekerja 9 100 22 81,5

Bekerja 0 0 5 18,5

Total 9 100 27 100

Page 59: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

44

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa umur ibu balita gizi kurang yang

berusia di atas sama dengan 30 tahun ada 7 orang dan ibu balita gizi kurang

lainnya berusia di bawah 30 tahun. Pembagian usia di atas dan di bawah 31

tahun berdasarkan nilai median atau nilai tengah dari 9 orang ibu yang menjadi

responden penelitian.

Sedangkan umur ibu balita gizi baik yang berusia di bawah 30 tahun ada

13 orang dan 14 orang lainnya berusia di atas sama dengan 30 tahun. Pembagian

di atas dan dibawah 30 tahun berdasarkan nilai median dari 27 orang ibu yang

menjadi responden terpilih.

Selain itu, berdasarkan tabel 5.1 juga dapat diketahui bahwa tingkat

pendidikan ibu balita gizi kurang yang sudah tamat SMP ada 8 orang dan 1

orang lainnya tidak tamat SMP. Pembagian tamat dan tidak tamat SMP

berdasarkan ketentuan dari Kementerian Pendidikan Nasional terkait “wajib

belajar 9 tahun”, terhitung dari tahun pertama Sekolah Dasar (SD).

Sedangkan tingkat pendidikan ibu balita gizi baik diketahui ada 26 orang

yang tamat SMP dan 1 orang lainnya tidak tamat SMP. Pembagian tamat dan

tidak tamat SMP berdasarkan ketentuan dari Kementerian Pendidikan Nasional

terkait “wajib belajar 9 tahun”.

Terakhir berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa status pekerjaan ibu

balita gizi kurang adalah tidak bekerja. Status pekerjaan ibu balita dilihat dari

jenis pekerjaan yang paling banyak menghabiskan waktu ibu dalam sehari.

Page 60: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

45

Sedangkan status pekerjaan ibu balita gizi baik diketahui ada 22 orang

ibu yang tidak bekerja dan 5 orang lainnya bekerja. Status pekerjaan ibu dilihat

dari jenis pekerjaan yang paling banyak meghabiskan waktu ibu dalam sehari.

5.4. GAMBARAN UMUR BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BAIK

Berikut ini adalah gambaran umur balita gizi kurang dan gizi baik yang

dijabarkan dalam tabel 5.2 di bawah ini.

Tabel 5.2 Gambaran Umur Balita Gizi Kurang dan Gizi Baik

Umur BalitaGizi Kurang Gizi Baik

n % n %

Kurang dari 2 tahun 3 33,3 8 29,6

Lebih dari sama dengan 2 tahun 6 66,7 19 70,4

Total 9 100 27 100

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa umur balita yang mengalami gizi

kurang ada 3 balita yang usianya di bawah 2 tahun dan 6 balita lainnya berusia

di atas sama dengan 2 tahun. Pembagian di atas dan di bawah 2 tahun

berdasarkan nilai median dari 9 balita yang ibunya menjadi responden.

Sedangkan gambaran umur balita gizi baik yang berusia di bawah 2

tahun ada 8 balita dan 19 balita lainnya berusia di atas sama dengan 2 tahun.

Pembagian di atas dan di bawah 2 tahun juga berdasarkan dari nilai median dari

27 balita yang ibunya menjadi responden terpilih.

Page 61: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

46

5.5. GAMBARAN HASIL NILAI PENGETAHUAN IBU BALITA GIZI

KURANG DAN GIZI BAIK SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN

PENYULUHAN DENGAN MEDIA EDUKASI

Berikut ini adalah gambaran skor nilai pengetahuan ibu balita gizi kurang

dan gizi baik sebelum dan setelah penyuluhan diberikan.

Tabel 5.3 Gambaran Hasil Nilai Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang dan Gizi

Baik Sebelum dan Setelah Diberikan Penyuluhan dengan Media Edukasi

No.Skor Nilai Pengetahuan

Ibu Balita

Gizi Kurang Gizi Baik

Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test

n % n % n % n %

1 Di bawah sama dengan

nilai 70

9 100 3 33,3 14 51,9 4 14,8

2 Di atas nilai 70 0 0 6 66,7 13 48,1 23 85,2

Total 9 100 9 100 27 100 27 100

Berdasarkan tabel 5.3 di atas, diketahui bahwa nilai pengetahuan ibu

balita gizi kurang sebelum diberikan penyuluhan terkait status balita gizi buruk

adalah di bawah sama dengan nilai 70. Pengetahuan ibu sebelum diberikan

penyuluhan berdasarkan akumulasi nilai dari 10 pertanyaan terkait status balita

gizi buruk. Setiap jawaban benar berikan skor nilai mulai dari 1 sampai 10, yang

kemudian dijumlahkan keseluruhan nilainya.

Sedangkan gambaran nilai pengetahuan ibu balita gizi kurang setelah

diberikan penyuluhan ada 6 orang ibu yang nilainya berada di atas 70 dan 3

lainnya masih berada di bawah sama dengan 70.

Page 62: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

47

Berdasarkan tabel 5.3 di atas, juga diketahui bahwa nilai pengetahuan ibu

balita gizi baik sebelum diberikan penyuluhan ada 14 orang yang nilainya

berada di bawah sama dengan 70 dan 13 orang lainnya sudah di atas nilai 70.

Penghitungan pengetahuan ibu dilakukan dengan mengakumulasikan skor nilai 1

sampai 10 dari 10 pertanyaan terkait status balita gizi buruk.

Sedangkan untuk nilai pengetahuan ibu balita gizi baik setelah diberikan

penyuluhan terkait status balita gizi buruk diketahui ada 23 orang ibu yang nilai

pengetahuannya sudah di atas 70 dan 4 orang lainnya masih di bawah sama

dengan 70. Penghitungan nilai pengetahuan ibu setelah diberikan penyuluhan

merupakan total nilai skor 1 sampai 10 dari 10 pertanyaan yang diajukan kepada

responden terpilih.

Berikut ini adalah penjabaran jawaban benar ibu balita gizi kurang dan

gizi baik sebelum dan setelah diberikan penyuluhan berdasarkan jawaban yang

tertera di kuesioner.

Tabel 5.4 Gambaran Jawaban Benar Ibu Balita Gizi Kurang dan Gizi Baik

Sebelum dan Setelah Diberikan Penyuluhan dengan Media Edukasi

No Pertanyaan Kuesioner

Jawaban Benar

Ibu Balita Gizi Kurang Ibu Balita Gizi Baik

Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test

n % n % n % n %

1. Pengertian gizi buruk 0 0 7 77,8 3 11,1 18 66,7

2. Ciri-ciri gizi buruk 2 22,2 5 55,6 4 14,8 20 74,1

3. a. Faktor risiko atau penyebab giziburuk

b. Faktor risiko atau penyebab giziburuk yang dominan

4 44,4 7 77,8 16 59,2 23 85,1

Page 63: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

48

No Pertanyaan Kuesioner

Jawaban Benar

Ibu Balita Gizi Kurang Ibu Balita Gizi Baik

Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test

n % n % n % n %

4. Jenis penyakit yang dapatmenyebabkan gizi buruk

2 22,2 7 77,8 13 48,1 24 88,9

5. Cara pencegahan gizi buruk 5 55,6 7 77,8 17 62,9 23 85,1

6. Cara penanganan gizi buruk 4 44,4 8 88,9 20 74,1 26 96,3

7. Pengaruh gizi buruk bagi tumbuhkembang balita atau anak

9 100 9 100 22 81,4 27 100

8. Dampak gizi buruk bagi tumbuhkembang balita atau anak

5 55,6 7 77,8 18 66,7 25 92,5

9. Manfaat makanan bergizi bagitumbuh kembang

9 100 9 100 23 85,1 27 100

10. Variasi pangan yang baik bagi balitaatau anak

9 100 9 100 27 100 27 100

Berdasarkan tabel 5.4 dapat terlihat bahwa jawaban dari ibu balita gizi

kurang yang paling tinggi kenaikannya adalah pertanyaan terkait pengertian

tentang gizi buruk, yaitu sebesar 77,8 %. Sedangkan pada pertanyaan nomor 7,

9, dan 10 hasilnya tidak berubah.

Sedangkan perubahan jawaban benar ibu balita gizi baik pada pertanyaan

nomor 1 dan 2 merupakan yang terbesar dibandingkan dengan pertanyaan lain.

Perubahan pertanyaan nomor 1 adalah sebesar 55,6 % dan perubahan pertanyaan

nomor 2 adalah sebesar 59,3 %. Sedangkan hanya pertanyaan nomor 10 yang

hasil nilainya tidak berubah.

Page 64: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

49

5.7. PERBEDAAN PENGETAHUAN IBU BALITA GIZI KURANG DAN GIZI

BAIK SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENYULUHAN

DENGAN MEDIA EDUKASI

Perbedaan pengetahuan ibu balita gizi kurang dan gizi baik sebelum dan

setelah diberikan penyuluhan terkait status balita gizi buruk dapat dilihat pada

tabel 5.5 berikut ini.

Tabel 5.5 Perbedaan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang dan Gizi Baik Sebelum

dan Setelah Diberikan Penyuluhan dengan Media Edukasi dengan Uji Wilcoxon

Pengetahuan Ibu Balita Median SD P valueGizi Kurang

0,007Sebelum 65,00 8,819Setelah 80,00 14,672Gizi Baik

0,000Sebelum 70,00 8,086Setelah 80,00 9,341

Berdasarkan tabel 5.5 di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan

yang bermakna antara pengetahuan ibu balita gizi kurang sebelum dan setelah

diberikan penyuluhan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai P value yang lebih

kecil dari 0,05. Selain itu juga, nilai median atau nilai tengah pengetahuan ibu

balita gizi kurang sebelum dan setelah diberikan penyuluhan menunjukan

adanya perbedaan, yaitu sebesar 15,00.

Sedangkan untuk pengetahuan sebelum dengan setelah diberikan

penyuluhan pada ibu yang memiliki balita gizi baik diketahui bahwa ada

perbedaan yang bermakna. Selain itu juga, nilai median pengetahuan ibu balita

gizi baik juga menunjukan adanya perbedaan yaitu sebesar 10,00.

Page 65: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

50

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1. KETERBATASAN PENELITIAN

Keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan adalah waktu penelitian.

Waktu penelitian bersinggungan dengan perubahan status gizi pada balita, yang

memiliki kemungkinan untuk berubah setiap harinya. Sewaktu penelitian

dilakukan jumlah balita yang mengalami gizi kurang hanya ada 9 orang.

Selain waktu penelitian, keterbatasan lainnya adalah pengukuran pre-test

dan post-test dilakukan pada hari yang sama. Alasan peneliti langsung mengukur

post-test karena jika diberikan rentang beberapa hari ada kemungkinan

responden mendapatkan informasi tambahan dari orang lain, seperti kader

ataupun ahli gizi Puskesmas. Hal tersebut dapat membuat bias saat pengukuran

post-test dilakukan.

6.2. GAMBARAN EFEKTIFITAS APLIKASI MEDIA EDUKASI PADA IBU

BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BAIK

Jumlah responden dalam penelitian ini ada 9 orang ibu balita gizi kurang

dan 27 orang ibu balita gizi baik. Kesembilan ibu balita gizi kurang didapat

berdasarkan data yang dimiliki oleh Puskesmas Ciputat Timur. Sedangkan

jumlah responden ibu balita gizi baik dihitung berdasarkan perbandingan 1 : 3

dari design penelitian quasi eksperimen kontrol grup non-equivalen, sehingga

didapatkan jumlah 27 orang ibu. Karena jumlah ibu balita gizi kurang yang

Page 66: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

51

sangat sedikit inilah, penghitungan hasil penelitian menggunakan penghitungan

statistik non-parametrik. Selain itu juga, penghitungan statistik non-parametrik

digunakan karena ada 2 variabel hasil data yang didapatkan tidak berdistribusi

normal.

Selain ibu balita gizi kurang, ibu balita gizi baik juga menggunakan

penghitungan ini. Hal tersebut dikarenakan jumlah ibu balita gizi baik yang

kurang dari 30 orang responden serta 3 variabel hasil data yang didapatkan tidak

berdistribusi dengan normal.

Saat penelitian dilaksanakan, peneliti menggunakan dua metode

pengumpulan responden yang berbeda. Pertama, peneliti mengumpulkan

responden dalam 1 ruangan bersama-sama bagi kelompok ibu gizi kurang.

Sedangkan metode yang kedua adalah dengan mendatangi langsung ibu balita

gizi kurang.

Kelompok ibu balita gizi kurang dikumpulkan bersama-sama dalam satu

ruangan kemudian diberikan penyuluhan. Seluruh ibu balita gizi kurang yang

sudah dikumpulkan dalam 1 ruangan tersebut, kemudian diberikan kuesioner

pre-test untuk melihat pengetahuan ibu terkait status balita gizi buruk. Setelah

kuesioner pre-test diisi dan dikembalikan kepada peneliti, selanjutnya ibu balita

gizi kurang diberikan penyuluhan. Penyuluhan tersebut dilakukan dengan

menggunakan alat bantu atau media yang berupa lembar balik dan video. Setelah

penyuluhan selesai berikan, ibu balita gizi kurang kemudian diberikan lagi

kuesioner yang berisi pertanyaan yang sama (post-test) untuk mengukur nilai

pengetahuan ibu setelah diberikan penyuluhan.

Page 67: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

52

Sedangkan untuk kelompok ibu balita gizi baik, peneliti menggunakan

metode purposive sampling untuk mendapatkan responden. Metode yang

dilakukan peneliti tersebut merupakan metode yang dinilai tepat dalam

mengumpulkan responden. Hal ini dikarenakan peneliti tidak memiliki sampling

frame dari ibu balita gizi baik, jika harus menggunakan metode simple random

sampling. Selain itu juga, peneliti tidak dapat menggunakan metode systematic

random sampling karena jangkauan lokasi penelitian yang cukup luas.

Meskipun metode pemilihan responden dengan metode purposive

sampling merupakan metode yang dinilai paling cocok, namun metode ini

memiliki beberapa kekurangan. Salah satu kekurangan dalam metode ini adalah

tidak semua ibu balita gizi baik atau seluruh populasi yang ada mendapatkan

kesempatan sebagai responden (Suryabrata, 2010). Hal ini dikarenakan peneliti

hanya memilih ibu balita gizi baik yang bersedia menjadi responden bukan

berdasarkan dari sampling frame ataupun systematic random yang dibuat. Jadi

bisa saja ada ibu balita gizi baik yang lebih berpotensi menjadi responden,

namun tidak terpilih menjadi responden dalam penelitian.

Peneliti secara langsung menemui ibu yang memiliki balita gizi baik.

Peneliti juga meminta persetujuan terlebih dulu kepada ibu balita terkait

kesediannnya sebagai responden penelitian. Jika ibu balita gizi baik setuju

barulah peneliti melakukan prosedur yang sama seperti yang dilakukan kepada

ibu balita gizi kurang. Perbedaan penyuluhan ibu balita gizi kurang dengan ibu

balita gizi baik terletak pada media yang digunakan. Media penyuluhan yang

digunakan kepada ibu balita gizi baik hanya lembar balik saja.

Page 68: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

53

Gambaran efektifitas penyuluhan yang dilakukan dapat dilihat dari

gambaran hasil nilai pengetahuan ibu balita gizi kurang maupun gizi baik.

Dalam gambaran hasil nilai pengetahuan terlihat bahwa persentase jumlah ibu

yang mendapatkan nilai di atas 70 bertambah. Untuk ibu balita gizi kurang

peningkatan nilai pengetahuannya yaitu sebesar 66,7 %. Sedangkan untuk ibu

balita gizi baik peningkatannya sebesar 37,1 %.

Peningkatan nilai pengetahuan ibu balita gizi kurang didapat dari hasil

pengurangan persentase nilai pengetahuan setelah dengan persentase nilai

pengetahuan sebelum ibu diberikan penyuluhan. Persentase nilai pengetahuan

ibu yang berada di atas 70 sebelum diberikan adalah 0 %. Sedangkan persentase

nilai pengetahuan ibu setelah diberikan penyuluhan adalah 66,7 %. Sehingga

nilai peningkatannya menjadi 66,7 %.

Penghitungan peningkatan nilai pengetahuan ibu balita gizi baik juga

didapat dari hasil pengurangkan antara persentase nilai pengetahuan setelah

dengan persentase nilai pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan. Persentase

nilai pengetahuan ibu setelah diberikan penyuluhan adalah sebesar 85,2 %.

Sedangkan persentase nilai pengetahuan ibu sebelum diberikan penyuluhan

adalah sebesar 48,1 %. Sehingga peningkatan persentase ibu balita gizi baik

yang mendapat nilai di atas 70 adalah 37,1 %.

Hal ini dapat menggambarkan bahwa penyuluhan yang diberikan kepada

ibu balita baik gizi kurang maupun ibu balita gizi baik meningkatkan jumlah ibu

dengan nilai pengetahuan di atas 70. Keberhasilan penyuluhan yang dilakukan

dalam menaikan jumlah ibu kemungkinan juga dipengaruhi oleh media yang

Page 69: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

54

digunakan saat penyuluhan. Media lembar balik dinilai dapat lebih membantu

dalam penyuluhan. Selain itu, video yang digunakan saat penyuluhan kepada ibu

balita gizi kurang kemungkinan menjadi penyebab perbedaan nilai persentase

hasil nilai pengetahuan ibu balita gizi kurang dengan ibu balita gizi baik menjadi

cukup besar, yaitu sebesar 29,6 %. Meskipun perbedaan penggunaan media

dapat memperbesar pengaruh pada saat penyuluhan, namun secara keseluruhan

penyuluhan dapat dikatakan berhasil meningkatkan nilai pengetahuan ibu balita.

Selain itu, keberhasilan dalam meningkatkan nilai pengetahuan ibu balita baik

gizi kurang maupun gizi baik dikarenakan perbandingan jumlah ibu balita. Ibu

balita gizi baik berjumlah 3 kali lebih banyak dibandingkan ibu balita gizi

kurang. Ada kemungkinan juga, faktor waktu pemberian penyuluhan serta

tempat atau lokasi penyuluhan dilakukan.

Ibu balita gizi kurang dikumpulkan dalam satu ruangan dan waktu yang

bersamaan, sedangkan ibu balita gizi baik ditemui secara terpisah dan pada hari

yang berbeda-beda. Ibu balita gizi kurang juga mendapatkan tambahan informasi

dari video yang diberikan serta adanya konsultasi sejenak dengan para ibu balita

gizi kurang terkait masalah dan kasus serta hal-hal lain yang berhubungan

dengan status balita gizi buruk. Sedangkan pada ibu balita gizi baik, peneliti

tidak memberikan informasi dari video dan tidak banyak berkonsultasi.

Kemungkinan hal-hal itu juga yang membantu meningkatkan pengetahuan ibu

balita gizi kurang dibandingkan dengan ibu balita gizi baik.

Page 70: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

55

6.3. GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK IBU BALITA GIZI KURANG

DAN GIZI BAIK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dari karakteristik ibu

baik ibu balita gizi kurang maupun ibu yang memiliki balita gizi baik.

Karakteristik yang diteliti berupa umur, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan

ibu. Ketiga karakteristik tersebut dianggap memiliki pengaruh terhadap

pengetahuan yang dimiliki ibu, terutama yang berkaitan dengan gizi balita.

Dalam penelitian ini diketahui bahwa jumlah umur ibu yang memiliki

balita gizi kurang berusia 30 tahun ke atas ada 7 orang. Kisaran umur ibu yang

diteliti oleh peneliti antara 27 – 42 tahun. Dalam hal ini kisaran usia ibu tersebut

masih termasuk ke dalam wanita usia subur menurut pembagian yang dilakukan

oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), yaitu antara 15 – 49 tahun. Selain itu,

usia para ibu tersebut masuk ke dalam usia yang sudah cukup memiliki banyak

pengetahuan dan pengalaman, terutama yang berkaitan dengan pemberian

makan anggota keluarganya.

Sedangkan untuk ibu yang memiliki balita gizi baik ada sebanyak 14

orang yang berusia 30 ke atas. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat oleh

peneliti rentang usia ibu antara 22 – 37 tahun. Rentang usia tersebut juga masih

termasuk ke dalam rentang wanita usia subur menurut Riskesdas.

Menurut Murti (1995) dalam Amir (2008) mengatakan bahwa sampel

yang diambil dengan cara purposive harus memiliki kesetaraan karakteristik.

Dari hasil di atas dapat dikatakan bahwa rentang usia ibu balita gizi kurang

dengan rentang usia ibu balita gizi baik sudah setara dengan nilai median sama.

Page 71: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

56

Beberapa penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara

status balita dengan umur ibu. Seperti penelitian yang dilakukan oleh

Rahmawati, Sudargo, dan Paramastri (2006) di Kabupaten Kotawaringin Barat,

Kalimantan Tengah. Hasil uji yang mereka lakukan membuktikan bahwa umur

ketiga kelompok ibu, yaitu kelompok kontrol, modul, dan audiovisual, tidak

memiliki hubungan dengan status balita mereka. Selain itu, dalam penelitian

yang dilakukan oleh Meikawati dan Hersoelistyorini (2007) di Kecamatan

Tembalang, Kota Semarang, diketahui bahwa umur ibu tidak memiliki

hubungan dengan kasus gizi buruk yang terjadi pada balita.

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa umur ibu tidak

memiliki pengaruh atau hubungan dengan status gizi balita. Meskipun tidak

memiliki pengaruh secara langsung, ada kemungkinan umur ibu dapat menjadi

salah satu faktor kurangnya pengetahuan ibu, terutama terkait status balita gizi

buruk. Notoatmodjo (2007) menulis dalam bukunya bahwa salah satu faktor

yang berhubungan dengan pengetahuan adalah umur. Semakin tua umur

seseorang, pengetahuan yang dimiliki akan semakin banyak. Namun di masa

sekarang tidak jarang juga usia muda memiliki pengetahuan yang lebih banyak

dibandingkan dengan usia yang lebih tua. Hal tersebut dikarenakan banyak

faktor lain yang juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang selain faktor

umur, seperti media massa dan juga informasi.

Berdasarkan penelitian ini juga diketahui bahwa tingkat pendidikan ibu

balita gizi kurang di wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur masih ada 1 orang

yang tidak berhasil menamatkan pendidikan Sekolah Tingkat Pertama (SMP).

Page 72: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

57

Sedangkan 8 orang ibu balita lainnya sudah memiliki ijazah SMP. Tingkat

pendidikan yang wajib dilaksanakan minimal sampai dengan SMP, berdasarkan

ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu wajib

melaksanakan pendidikan selama 9 tahun.

Sedangkan untuk tingkat pendidikan ibu balita gizi baik yang diteliti juga

masih ada 1 orang ibu yang tidak dapat menamatkan SMP dan 26 orang ibu

lainnya sudah mendapatkan ijazah SMP. Meskipun peneliti menemukan masih

ada 1 orang ibu yang tidak menamatkan pendidikan SMP, tetapi ibu tersebut

dapat mempertahankan gizi balita-nya. Kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor seperti ibu tersebut memiliki pengalaman dan pengetahuan yang

lebih terutama yang berkaitkan dengan gizi balita.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rarastiti dan Syauqy (2014)

di Puskesmas Bugangan, Semarang Timur, diketahui bahwa tidak ada hubungan

antara pendidikan ibu dengan status gizi balita. Hal itu juga sama dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, Sudargo, dan Paramastri (2006) di

Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, yang menyatakan bahwa

tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status balita. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ibu yang tamat SD, SMP, SMA, ataupun lulusan

sarjana tidak memberikan pengaruh terhadap status gizi balita-nya.

Berdasarkan hasil yang didapat peneliti, status pekerjaan ibu balita gizi

kurang seluruhnya tidak bekerja. Itu artinya, selama seharian penuh ibu dapat

selalu berada di dekat balita-nya. Akan tetapi, kenyataannya balita mereka masih

Page 73: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

58

mengalami gizi kurang. Ada kemungkinan hal tersebut dipengaruhi oleh jenis

makanan yang dikonsumsi balita atau karena salahnya pola asuh ibu.

Sedangkan hasil penelitian status pekerjaan ibu balita gizi baik ada 22

orang ibu yang tidak bekerja dan 5 orang lainnya bekerja. Meskipun bekerja,

kelima ibu balita tersebut masih mampu mencukupi kebutuhan asupan gizi balita

mereka. Kemungkinan hal ini dikarenakan kemampuan dari pengasuh balita di

rumah, saat ibunya pergi bekerja, yang mampu memberikan asupan makanan

yang cukup bagi balita. Sehingga meskipun ibunya pergi, asupan makanan yang

diperlukan oleh balita dapat tetap terpenuhi. Selain karena faktor kemampuan

dari pengasuh balita di rumah, ada kemungkinan juga ibu yang bekerja tersebut

yang memilihkan pilihan asupan makanan bagi balita-nya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rarastiti dan Syauqy (2014) di

Puskesmas Bugangan, Semarang Timur, diketahui bahwa tidak ada hubungan

antara status pekerjaan ibu dengan status gizi balita. Hal tersebut juga sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Amir (2008) di Puskesmas Sudiang Raya

dan Puskesmas Bira, Sulawesi Selatan, yang menyatakan bahwa tidak ada

hubungan antara status pekerjaan ibu dengan status gizi balita.

Berdasarkan penghitungan secara crosstab yang dilakukan oleh peneliti

terkait karakteristik ibu dengan nilai pengetahuan ibu sebelum dan setelah

diberikan penyuluhan, diketahui bahwa seluruh karakteristik ibu tidak memiliki

hubungan dengan nilai pengetahuan ibu. Ibu balita gizi kurang dan juga ibu

balita gizi baik, keduanya menunjukan hasil yang sama. Itu artinya, seluruh

karakteristik ibu tidak mempengaruhi nilai pengetahuan yang didapat.

Page 74: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

59

Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik

yang dimiliki oleh ibu balita, baik yang gizi kurang maupun gizi baik, tidak

memiliki hubungan secara langsung terhadap status gizi balita mereka. Selain itu

juga, karakteristik ibu tidak mempengaruhi nilai pengetahuan sebelum maupun

setelah diberikan penyuluhan.

6.4. GAMBARAN UMUR BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BAIK

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat gambaran umur balita

yang mengalami gizi kurang dan gizi baik. Umur balita secara langsung

mempengaruhi status gizi balita. Hal tersebut dapat dilihat dari pengukuran yang

digunakan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Kartu Ibu dan Anak (KIA)

yang dijadikan pedoman oleh Puskesmas maupun Posyandu dalam menetapkan

status gizi balita. Selain itu, umur balita juga digunakan sebagai acuan pemilihan

bahan pangan bagi balita itu sendiri.

Jumlah balita gizi kurang yang memiliki usia di bawah 2 tahun ada 3

orang dan 6 orang lainnya berusia 2 tahun ke atas. Balita yang usianya di bawah

2 tahun harus tetap diberikan Air Susu Ibu (ASI) sampai balita genap 2 tahun.

Selain itu juga, balita harus diberikan asupan makanan yang variatif sesuai

dengan usianya. Sedangkan untuk balita yang usianya sudah di atas 2 tahun,

seharusnya sudah dapat porsi makan yang lebih besar.

Sedangkan untuk umur balita gizi baik diketahui bahwa ada 8 balita yang

usianya masih di bawah 2 tahun dan ada 19 balita yang usianya sudah lebih dari

2 tahun. Jika dibandingkan dengan umur balita yang mengalami gizi kurang,

Page 75: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

60

umur balita gizi baik relatif sama. Kemungkinan para balita gizi baik diberikan

asupan yang sesuai dengan kebutuhan usia mereka oleh orang tuanya, sehingga

kecukupan gizinya terpenuhi.

Dalam Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku II yang

dibuat oleh Direktorat Bina Gizi tahun 2011, diketahui bahwa penanggulangan

balita yang menderita masalah gizi, terutama gizi buruk, harus diberikan

tambahan asupan gizi sesuai dengan usianya. Jika balita kurang dari 2 tahun,

harus tetap diberikan ASI dan ditambah dengan makanan sesuai porsinya.

Sedangkan untuk balita di atas 2 tahun, asupan serta porsi makannya harus

ditambah dari asupan serta porsi sebelumnya. Hal tersebut harus tetap dilakukan

sampai berat badan balita tersebut sesuai dengan usianya.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Suhendri (2009) di Puskesmas

Sepatan, Kabupaten Tangerang, menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan

antara umur balita dengan status gizi balita. Hal itu juga sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Devi (2010) di 7 provinsi di Indonesia, yaitu Lampung,

Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (Lombok),

dan Sulawesi Selatan, bahwa tidak ada hubungan antara sebaran kelompok umur

balita dengan status gizinya. Dari kedua hasil penelitian tersebut dapat diketahui

bahwa berapapun usia balita tidak akan mempengaruhi langsung status gizi

balita itu sendiri.

Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa umur balita

tidak mempengaruhi status gizi balita. Hal yang mungkin dapat mempengaruhi

status gizi balita adalah asupan makanan serta pola asuh yang dilakukan ibu.

Page 76: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

61

Asupan makanan yang kurang bergizi dan tidak tercukupi dapat berpengaruh

besar dalam peningkatan ataupun penurunan status gizi balita.

6.5. GAMBARAN HASIL NILAI PENGETAHUAN IBU BALITA GIZI

KURANG SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENYULUHAN

DENGAN MEDIA EDUKASI

Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk melihat gambaran hasil

pengetahuan ibu balita gizi kurang sebelum dan setelah penyuluhan diberikan.

Selain itu juga, bertujuan sebagai bagian dari pengukuran pre-test dan post-test.

Hasil dari pengukuran sebelum penyuluhan nantinya akan dibandingkan dengan

hasil pengukuran pengetahuan setelah penyuluhan diberikan, yang kemudian

dilihat selisih rerata nilai antara kedua hasil tersebut.

Hasil penelitian nilai pengetahuan ibu balita gizi kurang sebelum

diberikan penyuluhan (nilai pre-test) diketahui bahwa seluruh ibu yang diteliti

memiliki nilai di bawah 70. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa seluruh

ibu yang memiliki balita gizi kurang rata-rata tidak dapat menjawab 3 dari 10

pertanyaan yang diajukan. Pengetahuan awal ibu terkait status balita gizi buruk

dapat dikatakan masih rendah.

Sedangkan hasil penelitian nilai pengetahuan ibu setelah diberikan

penyuluhan yaitu 6 orang ibu balita sudah memiliki nilai di atas 70 dan 3 orang

ibu lainnya masih memiliki nilai di bawah 70. Ibu yang masih memiliki nilai di

bawah 70 kemungkinan memiliki nilai pengetahuan awal yang sangat rendah,

sehingga setelah diberikan penyuluhan nilainya masih tetap berada di bawah 70.

Page 77: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

62

Dari hasil tersebut diketahui bahwa sudah ada 6 orang ibu yang memiliki nilai

pengetahuan di atas 70. Berarti ada 6 orang ibu yang nilai pengetahuannya

bertambah dibandingkan sebelum diberikan penyuluhan.

Dalam tabel penjabaran jawaban benar ibu balita gizi kurang dapat

diketahui bahwa terdapat beberapa pertanyaan yang awalnya hanya dapat

dijawab oleh beberapa responden saja bertambah beberapa responden lagi.

Selain itu juga, ada 3 pertanyaan yang dapat dijawab benar oleh seluruh

responden. Bahkan ada pertanyaan yang awalnya tidak satu orangpun responden

yang mengetahuinya namun setelah diberikan penyuluhan jumlah responden

yang dapat menjawab bertambah banyak.

Berikut ini adalah penjabaran lengkap jumlah responden yang menjawab

pertanyaan kuesioner dengan benar. Pertanyaan pertama terkait pengertian gizi

buruk, awalnya tidak ada satupun responden yang menjawab benar. Hal ini

kemungkinan dikarenakan para ibu balita gizi kurang selama ini hanya

mendengar istilah gizi buruk, tapi kurang memperhatikan pengertian dari gizi

buruk. Atau kemungkinan juga dikarenakan perbedaan persepsi pengertian yang

dimiliki ibu balita dengan yang dimaksud oleh peneliti. Sehingga menyebabkan

seluruh responden pada awalnya tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Setelah mendapatkan penyuluhan akhirnya ibu balita gizi kurang dapat

menjawab dengan benar, meskipun masih juga ada yang salah. Akhirnya, pada

hasil kuesioner post-post diketahui bahwa ada 7 orang ibu yang dapat menjawab

dengan benar. Penjelasan pengertian gizi buruk terdapat pada lembar pertama

media lembar balik dan capture konten video yang keempat dalam lampiran.

Page 78: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

63

Pertanyaan kedua terkait ciri-ciri gizi buruk hanya ada 2 orang ibu yang

menjawab dengan benar, sedangkan sisanya masih salah. Hal ini kemungkinan

dikarenakan jawaban yang diberikan mirip satu sama lain, sehingga

membingungkan ibu balita dalam memilih. Namun setelah diberikan

penyuluhan, jumlahnya bertambah 3 orang ibu menjadi 5 orang ibu. Penjelasan

ciri-ciri gizi buruk terdapat dalam media lembar balik pada lembar ketiga di

dalam lampiran media lembar balik.

Pada pertanyaan ketiga terkait faktor risiko terbagi menjadi 2 yaitu

faktor-faktor risiko gizi buruk dan faktor yang paling dominan. Pertanyaan

ketiga memiliki penghitungan tersendiri. Jumlah kedua hasil nilai kemudian

dibagi 2. Jika skor jawaban di bawah 5 maka jawaban dianggap salah. Pada

pertanyaan ini ibu balita gizi kurang yang dapat menjawab dengan benar pada

pre-test ada 4 orang. Hal ini kemungkinan karena pada saat sebelum diberikan

penyuluhan, para ibu tidak mengetahui kalau faktor risiko gizi buruk ada

bermacam-macam. Sehingga beberapa dari mereka mendapatkan skor kurang

dari 5. Namun jumlahnya bertambah menjadi 7 orang setelah diberikan

penyuluhan. Penjelasan terkait faktor-faktor risiko gizi buruk tertera dalam

lembar balik pada lembar kedua dan capture video kelima pada lampiran.

Pertanyaan keempat terkait jenis penyakit yang dapat mengakibatkan gizi

buruk dapat dijawab dengan benar oleh 2 orang ibu sebelum diberikan

penyuluhan. Kemungkinan ibu balita gizi kurang salah dalam menjawab karena

pilihan yang diberikan cukup banyak, sedangkan pilihan yang mereka inginkan

tidak terdapat dalam pilihan. Sehingga jawaban ibu balita gizi kurang banyak

Page 79: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

64

yang tidak tepat. Dan setelah diberikan penyuluhan jumlahnya meningkat

menjadi 7 orang ibu. Penjelasan terkait jenis penyakit yang dapat mengakibatkan

gizi buruk tertera dalam lembar balik pada lembar kedua dan capture video

kelima pada lampiran.

Pertanyaan kelima tentang cara pencegahan gizi buruk ada 5 orang ibu

yang menjawab dengan benar sebelum diberikan penyuluhan. Sebagian besar

ibu sudah mengetahui cara pencegahan gizi buruk dengan benar. Namun, balita

yang mereka miliki masih mengalami kurang gizi. Sedangkan setelah diberikan

penyuluhan jumlahnya hanya bertambah 2 orang menjadi 7 orang ibu. Cara

pencegahan gizi buruk terdapat pada media lembar balik pada lembar keempat

dalam lampiran.

Pertanyaan keenam terkait cara penanganan gizi buruk sebelum

diberikan penyuluhan ada 4 orang ibu yang menjawab dengan benar. Jumlah ibu

yang menjawab benar bertambah 4 orang, kemungkinan karena ibu balita saat

penyuluhan diberikan memperhatikan dengan baik cara-cara penanganan gizi

buruk. Beberapa dari mereka sempat bertanya setelah penyuluhan terkait

prosedur penanganan gizi buruk yang tepat, sebagai tambahan informasi. Dan

setelah diberikan penyuluhan jumlahnya bertambah menjadi 8 orang. Penjelasan

cara penanganan gizi buruk terdapat dalam lembar balik pada lembar kelima

yang ada pada lampiran.

Pertanyaan ketujuh terkait pengetahuan ibu akan pengaruh gizi buruk

terhadap tumbuh kembang balita seluruh ibu balita gizi kurang menjawab

dengan benar, baik saat pre-test maupun post-test. Pilihan jawaban dari

Page 80: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

65

pertanyaan nomor 7 adalah “ya” dan “tidak”, sehingga para ibu dapat menjawab

dengan benar.

Pertanyaan kedelapan tentang dampak gizi buruk bagi tumbuh kembang

balita ada 5 orang ibu yang sudah menjawab benar saat pre-test dilakukan. Hal

ini kemungkinan karena pilihan yang diberikan cukup beragam, sehingga ibu

balita memilih yang mereka ketahui saja. Setelah diberikan penyuluhan

jumlahnya bertambah menjadi 7 orang ibu. Penjelasan dampak gizi buruk bagi

tumbuh kembang terdapat pada lembar keenam di lampiran media lembar balik.

Pertanyaan kesembilan terkait pengetahuan manfaat makanan bergizi

bagi tumbuh kembang balita kesembilan ibu balita gizi kurang menjawab

dengan benar, baik sebelum maupun setelah diberikan penyuluhan. Pilihan

pertanyaan nomor 9 hanya “ya” dan “tidak”, namun peneliti meminta ibu balita

untuk menjabarkan jawaban mereka. Ada yang menuliskan “agar anak menjadi

sehat”, “badannya lebih berisi”, “supaya pintar”, “supaya anak lebih lincah”, dan

lain sebagainya. Penjabaran terkait manfaat makanan bergizi terdapat pada

lembar ketujuh di media lembar balik yang ada pada lampiran.

Pertanyaan kesepuluh terkait variasi pangan yang baik bagi balita seluruh

ibu balita gizi kurang menjawab benar. Hal ini kemungkinan dikarenakan

seluruh ibu sudah mengetahui dengan baik variasi pangan yang baik bagi

balitanya.

Page 81: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

66

6.6. GAMBARAN HASIL NILAI PENGETAHUAN IBU BALITA GIZI BAIK

SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENYULUHAN DENGAN

MEDIA EDUKASI

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat gambaran hasil

pengetahuan ibu balita gizi baik sebelum dan setelah diberikan penyuluhan serta

sebagai bagian dari pengukuran pre-test dan post-test. Hasil pengukuran

pengetahuan ibu sebelum diberikan penyuluhan akan dibandingkan hasil

pengetahuan setelah diberikan penyuluhan. Selanjutnya, peneliti akan melihat

selisih rerata nilai keduanya.

Hasil nilai pengetahuan ibu balita gizi baik sebelum diberikan

penyuluhan diketahui ada 14 orang ibu yang nilainya di bawah 70 dan 13 orang

lainnya sudah di atas 70. Sebagian besar nilai pengetahuan awal ibu balita gizi

baik masih kurang dari 70. Artinya sebagian besar pengetahuan ibu terkait status

balita gizi buruk masih rendah. Meskipun sebagian besar nilai pengetahuan awal

ibu balita rendah, namun mereka dapat mempertahankan status gizi balita

mereka tetap baik.

Sedangkan nilai pengetahuan ibu setelah diberikan penyuluhan diketahui

bahwa masih ada 4 orang ibu balita yang nilainya masih di bawah 70. Namun,

23 orang ibu lainnya sudah memiliki nilai pengetahuan lebih dari 70. Artinya,

nilai pengetahuan ibu balita gizi baik juga bertambah setelah diberikan

penyuluhan.

Dalam tabel jawaban benar ibu balita gizi baik terlihat lebih bervariasi.

Kemungkinan karena jumlah responden yang 3 kali lebih besar dibandingkan

Page 82: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

67

dengan jumlah ibu balita gizi kurang. Meskipun tidak ada pertanyaan yang

dijawab salah oleh seluruh responden. Berbeda dengan ibu balita gizi kurang,

ibu balita gizi baik yang seluruh ibu menjawab benar hanya 1 pertanyaan saja.

Berikut ini adalah penjabaran lengkap jumlah responden yang menjawab

pertanyaan kuesioner dengan benar. Pertanyaan pertama terkait pengertian gizi

buruk, awalnya hanya ada 3 responden yang menjawab benar. Berdasarkan

pengakuan beberapa responden yang mengatakan bahwa mereka tidak

mengetahui pengertian gizi buruk yang benar. Namun pada hasil kuesioner post-

post diketahui bahwa ada 18 orang ibu yang dapat menjawab dengan benar.

Penjelasan terkait pengertian gizi buruk terdapat pada lembar pertama media

lembar balik.

Pertanyaan kedua terkait ciri-ciri gizi buruk ada 4 orang ibu yang

menjawab dengan benar, sedangkan sisanya masih salah. Hal ini kemungkinan

dikarenakan jawaban yang diberikan mirip satu sama lainnya, sehingga

membingungkan ibu balita dalam memilih jawaban. Namun setelah diberikan

penyuluhan, jumlahnya bertambah menjadi 20 orang ibu. Penjelasan ciri-ciri gizi

buruk terdapat dalam media lembar balik pada lembar ketiga di dalam lampiran

media lembar balik.

Pada pertanyaan ketiga terkait faktor risiko terbagi menjadi 2 yaitu

faktor-faktor risiko gizi buruk dan faktor yang paling dominan. Pertanyaan

ketiga memiliki penghitungan tersendiri. Jumlah kedua hasil nilai kemudian

dibagi 2. Jika skor jawaban di bawah 5 maka jawaban dianggap salah. Pada

pertanyaan ini ibu balita gizi baik yang dapat menjawab dengan benar pada pre-

Page 83: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

68

test ada 16 orang. Hal ini kemungkinan karena pada saat sebelum diberikan

penyuluhan, para ibu tidak mengetahui kalau faktor risiko gizi buruk ada

bermacam-macam. Sehingga beberapa dari mereka mendapatkan skor kurang

dari 5. Kemudian jumlahnya bertambah menjadi 23 orang setelah diberikan

penyuluhan. Penjelasan terkait faktor-faktor risiko gizi buruk tertera dalam

lembar balik pada lembar kedua.

Pertanyaan keempat terkait jenis penyakit yang dapat mengakibatkan gizi

buruk dapat dijawab dengan benar oleh 13 orang ibu sebelum diberikan

penyuluhan. Kemungkinan ibu balita gizi baik salah dalam menjawab karena

pilihan yang diberikan cukup banyak, sedangkan pilihan yang mereka inginkan

tidak terdapat dalam pilihan. Sehingga jawaban ibu balita gizi baik banyak yang

tidak tepat. Setelah diberikan penyuluhan jumlahnya meningkat menjadi 24

orang ibu. Penjelasan tentang jenis penyakit yang dapat mengakibatkan gizi

buruk tertera dalam lampiran media lembar balik pada lembar kedua.

Pertanyaan kelima tentang cara pencegahan gizi buruk ada 17 orang ibu

yang sudah menjawab dengan benar sebelum diberikan penyuluhan. Sebagian

besar ibu balita gizi baik sudah mengetahui cara pencegahan gizi buruk.

Sedangkan setelah diberikan penyuluhan jumlahnya bertambah menjadi 23

orang ibu. Cara pencegahan gizi buruk terdapat pada media lembar balik pada

lembar keempat dalam lampiran.

Pertanyaan keenam terkait cara penanganan gizi buruk terdapat 20 orang

ibu yang menjawab benar sebelum diberikan penyuluhan. Sebagian besar dari

mereka sudah mengetahui cara penanganan gizi buruk. Beberapa dari responden

Page 84: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

69

mengaku bahwa pernah ada kader di posyandu yang memberikan informasi.

Setelah penyuluhan diberikan jumlah bertambah 6 orang manjadi 26 orang ibu

yang menjawab benar. Penjelasan cara penanganan gizi buruk terdapat dalam

lembar balik pada lembar kelima yang ada pada lampiran.

Pertanyaan ketujuh terkait pengetahuan ibu akan pengaruh gizi buruk

terhadap tumbuh kembang balita sebelum diberikan penyuluhan ada 22 orang

ibu yang menjawab dengan benar. Setelah diberikan penyuluhan seluruh ibu

balita gizi baik dapat menjawab pertanyaan nomor 7 dengan benar. Pada saat

pre-test dilakukan, beberapa dari ibu mengaku ragu-ragu dalam menjawaban

karena merasa takut salah dalam memilih jawaban. Sedangkan jumlah ibu yang

menjawab benar setelah diberikan penyuluhan ada 27 orang.

Pertanyaan kedelapan tentang dampak gizi buruk bagi tumbuh kembang

balita ada 18 orang ibu yang menjawab benar sebelum diberikan penyuluhan.

Beberapa ibu balita gizi baik menjawab pertanyaan ini dengan kurang tepat.

Berdasarakan pengakuan dari beberapa ibu diketahui bahwa mereka kurang

mengetahui dampak gizi buruk. Setelah diberikan penyuluhan jumlah ibu yang

menjawab benar bertambah menjadi 25 orang. Penjelasan dampak gizi buruk

bagi tumbuh kembang ada pada lembar keenam di lampiran media lembar balik.

Pertanyaan kesembilan terkait pengetahuan manfaat makanan bergizi

bagi tumbuh kembang balita terdapat 23 ibu yang menjawab dengan benar pada

kuesioner pre-test. Kemungkinan karena pertanyaan nomor 9 merupakan

pertanyaan jenis semi terbuka, sehingga pada awalnya ibu balita gizi baik tidak

menuliskan alasan jawaban mereka. Sedangkan setelah penyuluhan diberikan

Page 85: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

70

dan kuesioner post-test dibagikan lagi, jumlahnya bertambah menjadi 27 orang.

Penjabaran terkait manfaat makanan bergizi terdapat pada lembar ketujuh di

media lembar balik yang ada pada lampiran.

Pertanyaan kesepuluh terkait variasi pangan yang baik bagi balita seluruh

ibu balita gizi baik menjawabnya dengan benar baik sebelum maupun setelah

diberikan penyuluhan. Hal ini kemungkinan karena ibu balita gizi baik memang

sudah memiliki pengetahuan terkait variasi pangan yang bagi balita.

6.7. PERBEDAAN PENGETAHUAN IBU BALITA GIZI KURANG DAN GIZI

BAIK SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENYULUHAN

DENGAN MEDIA EDUKASI

Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan

pengetahuan ibu balita sebelum dengan setelah diberikan penyuluhan. Perbedaan

pengetahuan ibu balita sebelum dan setelah diberikan penyuluhan dilihat dari

hasil uji statistik yang dilakukan oleh peneliti. Jika hasil uji statistik yang

dilakukan menampilkan hasil kurang dari 0,05, maka dikatakan ada perbedaan

pengetahuan ibu antara sebelum dengan setelah diberikan penyuluhan.

Sedangkan jika hasil uji statistik menampilkan hasil lebih dari 0,05, maka

dikatakan tidak ada perbedaan pengetahuan ibu, baik ibu balita gizi kurang

maupun ibu balita gizi baik.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan ibu balita gizi kurang

sebelum dan setelah diberikan penyuluhan. Hal itu terlihat dari hasil uji statistik

Page 86: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

71

yang memperlihatkan nilai 0,007. Dari hasil uji statistik juga diketahui

perbedaan nilai standar deviasi pengetahuan sebelum dan setelah diberikan

penyuluhan yaitu sebesar 5, 853.

Sedangkan untuk nilai pengetahuan ibu balita gizi baik juga menunjukan

bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dengan

setelah diberikan penyuluhan. Hasil uji statistik dengan nilai 0,000 lebih kecil

dari pada 0,05 sebagai buktinya. Perbedaan nilai standar deviasi pengetahuan

sebelum dan setelah diberikan penyuluhan sebesar 1,255.

Perbedaan nilai standar deviasi pengetahuan ibu balita gizi baik lebih

rendah dibandingkan dengan nilai standar deviasi pengetahuan ibu balita gizi

kurang. Hal tersebut dimungkinkan karena pada pengukuran pengetahuan ibu

balita gizi kurang sebelum diberikan penyuluhan keseluruh ibu tersebut nilainya

berada di bawah nilai 70. Sedangkan pada ibu balita gizi baik sudah ada 13

orang yang nilainya sudah di atas 70.

Berdasarkan hasil penelitian ini terbukti bahwa adanya perbedaan nilai

pengetahuan ibu sebelum dengan setelah diberikan penyuluhan terkait status

balita gizi buruk. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rahmawati, Sudargo, dan Paramastri (2006) di Kabupaten Kotawaringin Barat,

Kalimantan Tengah, bahwa dari tiga kelompok yang diberikan perlakuan

terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan. Kelompok yang dimaksud

yaitu kelompok kontrol, kelompok modul, dan kelompok audiovisual. Dari

penelitian tersebut diketahui bahwa perlakuan dengan audiovisual lebih baik

dibandingkan dengan kontrol ataupun modul.

Page 87: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

72

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Amir (2008) di Puskesmas

Sudiang Raya dan Puskesmas Bira, Sulawesi Selatan, juga membuktikan bahwa

terdapat perbedaan peningkatan skor pengetahuan ibu antara kedua kelompok

yang terjadi setelah dilakukan 1 bulan intervensi. Hal tersebut ditandai dengan

nilai uji statistik sebesar 0,0001.

Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Meikawati dan Hersoelistyorini (2007) di Kecamatan Tembalang, Kota

Semarang, yang menyatakan bahwa meskipun terdapat peningkatan skor

pengetahuan tetapi tidak dibarengi dengan peningkatan nilai hasil uji. Hal itulah

yang membuat mereka menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tidak

berhubungan dengan status gizi balitanya. Selanjutnya, Meikawati dan

Hersoelistyorini juga menambahkan jika bantuan makanan bergizi, seperti

Pemberian Makanan Tambahan (PMT), sebagai salah satu penyebab tingkat

pengetahuan ibu tidak mempengaruhi status gizi balita.

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil

penelitian yang didapat peneliti adalah adanya perbedaan antara hasil nilai

pengetahuan ibu balita sebelum dengan setelah diberikan penyuluhan. Hal

tersebut juga didukung oleh 2 penelitian lainnya. Meskipun, hasil penelitian dari

Meikawati dan Hersoelistyorini (2007) menyatakan hal yang sebaliknya.

Page 88: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

73

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan dalam bab hasil dan

pembahasan sebelumnya, maka peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut.

1. Gambaran aplikasi media penyuluhan dapat terlihat dari bertambahnya

jumlah ibu balita yang mendapatkan nilai di atas 70, baik itu ibu balita gizi

kurang maupun ibu balita gizi baik. Untuk ibu balita gizi kurang

kenaikannya mencapai 66,7 % sedangkan ibu balita gizi baik kenaikannya

sebesar 37,1 %.

2. Karakteristik umur ibu balita gizi kurang dan gizi baik memiliki nilai median

yang sama, yaitu 30 tahun. Karakteristik tingkat pendidikan ibu balita

diketahui masih ada 1 orang ibu balita gizi kurang dan gizi baik yang tidak

tamat SMP. Terakhir karaktertistik status pekerjaan ibu diketahui ibu balita

gizi kurang seluruhnya tidak bekerja sedangkan ibu balita gizi baik ada 5

orang yang bekerja.

3. Karakteristik umur balita gizi kurang dan gizi baik memiliki nilai median

yang sama.

4. Seluruh ibu balita gizi kurang sebelum diberikan penyuluhan memiliki nilai

kurang dari 70. Namun setelah penyuluhan diberikan jumlah ibu yang

memiliki nilai di atas 70 bertambah menjadi 6 orang.

Page 89: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

74

5. Jumlah ibu balita gizi kurang sebelum diberikan penyuluhan ada 14 orang

yang nilainya di bawah 70. Sedangkan setelah penyuluhan diberikan jumlah

ibu balita yang nilainya di atas 70 menjadi 23 orang.

6. Adanya perbedaan pengetahuan ibu balita gizi kurang dan gizi baik antara

sebelum dengan setelah diberikan penyuluhan terkait status balita gizi buruk

di Puskesmas Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

7.2. SARAN

1. Peneliti menyarankan penyuluhan yang diberikan kepada responden dapat

diaplikasikan ke dalam kehidupan sehingga dapat membantu memperbaiki

masalah gizi terutama yang dialami oleh kelompok responden ibu balita gizi

kurang. Sedangkan untuk kelompok responden ibu balita gizi baik dapat

memanfaatkan pengetahuan yang telah diberikan oleh peneliti dan

menyebarluaskannya kepada ibu balita yang lain.

2. Peneliti menyarankan kepada Puskesmas Ciputat Timur untuk membuat

kegiatan penyuluhan terkait masalah status gizi balita secara menyeluruh.

Sehingga ibu balita gizi baik, gizi kurang, dan gizi buruk mendapatkan

informasi yang lebih banyak lagi. Selain itu, peneliti menyarankan untuk

melakukan pengukuran kegiatan penyuluhan yang dilakukan. Dan juga

menjadikan kegiatan penyuluhan sebagai bagian dalam kegiatan rutin

puskesmas dan dimasukan dalam laporan kegiatan dan laporan tahunan

puskesmas.

Page 90: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

75

Sedangkan media edukasi yang telah dibuat diharapkan dapat

menjadi bahan acuan sebagai materi edukasi kesehatan atau penyuluhan

yang berkaitan dengan status gizi buruk balita. Selain itu, diharapkan juga

Puskesmas dapat mengajukan penyediaan media yang lebih bervariatif dan

lebih memiliki informasi status gizi yang diperlukan oleh ibu balita,

keluarga, serta masyarakat luas.

3. Peneliti menyarankan kepada peneliti yang lainnya untuk menguji media

edukasi dengan menggunakan metode kuantitatif agar lebih terlihat besaran

keefektifitasannya.

Page 91: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

76

DAFTAR PUSTAKA

Al-Kaff, Raihana Nadra dan Ciptaningtyas, Ratri. 2012. Analisis Peningkatan

Pengetahuan dan Sikap Setelah Diberikan Penyuluhan Media Lembar Balik

Gizi pada Ibu atau Pengasuh Anak tentang Status Gizi Anak di Kelurahan

Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan Tahun 2012. Jakarta: Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Almastier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Amir, Aswita. 2008. Tesis. Pengaruh Penyuluhan Model Pendampingan terhadap

Perubahan Status Gizi Anak Usia 6 -24 Bulan. Semarang: Universitas

Diponegoro.

Azwar, Saifudin. 2003. Sikap Manusia Teori Skala dan Pengukurannya. Jakarta:

Pustaka Pelajar.

Departemen Kesehatan RI. 2002. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Jakarta: Direktorat

Gizi Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. 2004. Analisis Situasi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Depkes RI.

Devi, Mazarina. 2010. Jurnal. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap

Status Gizi Balita di Pedesaan. Volume 33, Nomor 2, September 2010: 183-192

Diakses pada tanggal 5 Mei 2015 dari

http://journal.um.ac.id/index.php/teknologi-kejuruan/article/viewFile/3054/426.

Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI. 2008. Materi Inti II: Tanda

dan Gejala Klinis Anak Gizi Buruk. Diakses pada tanggal 23 Agustus 2014 dari

http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/matkul/Ilmu%20Gizi/MATERI%20INTI

%20II.pdf.

Direktorat Bina Gizi. 2011. Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku II.

Diakses pada tanggal 30 Maret 2015 dari

http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/GIZI%20BURUK%20II.P

DF.

Page 92: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

77

Direktorat Bina Gizi. 2013. Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Direktorat Bina Gizi. 2013. Rencana Kerja Binaan Gizi Masyarakat Tahun 2013.

Diakses pada tanggal 19 Maret 2014 dari

http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/bk%20rencana%20kerja%2

0gizi%20FINAL.pdf.

Effendy, Nasrul. 2003. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

EGC.

Ernawati, Halida dan Djewarut, Herman. 2012. Jurnal. Pengaruh Penyuluhan

Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita

di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Antang Perumnas Makassar. Volume 2,

Nomor 2, Tahun 2013, ISSN : 2302-1721. Diakses pada tanggal 26 Juni 2014

dari http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/4/e-

library%20stikes%20nani%20hasanuddin--ernawatiha-195-1-artikel2.pdf.

Gibson, Rosalind S. 2005. Principles of Nutritional Assessment, Second Edition. New

York: Oxford University Press.

Hadi, Setiawan; Sulistyowati, Enik; dan Mifbakhudin. 2005. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Indonesia. Hubungan Pendapatan Perkapita, Pengetahuan Gizi Ibu,

dan Aktivitas Fisik dengan Obesitas Anak Kelas 4 dan 5 di SD Hj. Isriati

Baiturrahman, Kota Semarang. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2005. Diakses pada

tanggal 6 Mei 2014 dari

http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jkmi/article/view/383/433.

Hasan Rusepno dan Alatas Husein. 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Staf

Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Jakarta: Infomedika.

Hidayat, A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.

Jakarta: Salemba Medika.

Kanta, Desly Ahdi. 2013. Skripsi. Pengaruh Media Pop-Up Book terhadap

Peningkatan Pengetahuan dan Intensi ASI Eksklusif Ibu Hamil di Puskesmas

Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan Tahun 2013 . Jakarta: Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 93: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

78

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.

Jakarta: Direktorat Bina Gizi.

Kliegman, R. Nelson. 2007. Textbook of Pediatrics. USA: Saunders Elsevier.

Kosim, Sholeh M. 2008. Buku Ajar Neonatologi Edisi I. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.

Kumar, S. 2007. Global Database on Child Growth and Malnutrition.

Kusumaningtyas, Dyah Ambarini. 2011. Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat

Pengetahuan Ibu Mengenai Pemberian Makanan Tambahan yang Baik untuk

Balita. Surakarta: Universitas Sebelas Maret (UNS).

Litbangkes Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Diakses

pada tanggal 20 April 2014 dari

http://depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf.

Lucie, Setiana. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta:

Pustaka Pelajar.

Maulana, Heri D. J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

Meikawati, Wulandari dan Hersoelistyorini, Wikanastri. 2007. Jurnal. Correlation

Between Mother Characteristic and Family Social Economic Status with

Undernutrition on Under Five Year Children at Kelurahan Tandang, Kecamatan

Tembalang. Diakses pada tanggal 6 Mei 2015 dari

http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/120/101.

Menteri Kesehatan RI. 2008. Kepmenkes Nomor 347/Menkes/IV/2008 Perihal

Penanggulangan Gizi Buruk. Departemen Kesehatan RI.

Mulyana, Deviani Widya. 2011. Pengaruh Tingkat Pengetahuan, Pendidikan,

Pendapatan, dan Perilaku Ibu Terhadap Status Balita Gizi Buruk di Kecamatan

Tegalsari dan di Kecamatan Tandes, Kota Surabaya. Jurnal UNESA

(Universitas Negeri Surabaya). Diakses pada tanggal 24 Juni 2014 dari

http://id.scribd.com/doc/143123886/PENGARUH-TINGKAT-

PENGETAHUAN-PENDIDIKAN-PENDAPATAN-DAN-PERILAKU-IBU-

TERHADAP-STATUS-BALITA-GIZI-BURUK-DI-KECAMATAN-

TEGALSARI-DAN-DI-KECAMATAN-TANDE.

Munawaroh, Laitatul. 2006. Skripsi. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu,

Pola Makan Balita dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Page 94: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

79

Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan Tahun 2006. Diakses pada 26 Juni 2014

dari http://www.share-pdf.com/47220c4e8d8f42829b43e12ebbfffd74/2335.pdf..

Nainggolan, Julita. 2011. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu dengan

Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan

Rajabasa Raya Bandar Lampung. Diakses pada tanggal 26 Juni 2014 dari

http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/24/23.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka

Cipta.

Novitasari, Dewi. 2012. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Gizi Buruk Pada Balita Yang

Dirawat Di RSUP dr. Kariadi Semarang. Diakses pada tanggal 28 Juni 2014

dari http://eprints.undip.ac.id/37466/.

Nursalam. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV,

Sagung Seto.

Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta:

Salemba Medika.

Palupi, Retno Dyah. 2014. Skripsi. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status

Gizi Baik dan Gizi Kurang pada Balita di Desa Dukuhwaluh, Kecamatan

Kembaran, Kabupaten Banyumas. Purwokerto: Universitas Jendral Soedirman.

Pius, Dahlan. 2001. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola.

Pudjiadi, S. 2005. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta: Gaya Baru.

Purwanti, Dian. 2010. Skripsi. Hubungan antara Pendidikan, Pengetahuan Ibu, dan

Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Balita di Desa Dukuhlo, Kecamatan

Bulakamba, Kabupaten Brebes. Semarang: Universitas Muhammadiyah.

Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. 2013. Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi

Kesehatan Provinsi Banten. Diakses pada tanggal 24 Juni 2014 dari

http://www.depkes.go.id/downloads/kunker/banten.pdf.

Rahmawati, Ira; Sudargo, Toto; dan Paramastri, Ira. 2007. Jurnal Gizi Klinik Indonesia.

Pengaruh Peyuluhan dengan Media Audio Visiul terhadap Peningkatan

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Balita Gizi Kurang dan Buruk di

Page 95: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

80

Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah. Volume 4, No. 2,

November 2007: 69-77. Diakses pada 30 Maret 2015 dari

http://repository.ugm.ac.id/digitasi/download.php?file=1821_MU.11030004.pdf.

Rarastiti, Chairunisa Nur dan Syauqy, Ahmad. 2014. Journal of Nutrition College.

Hubungan Karakteristik Ibu, Frekuensi Kehadiran Anak ke Posyandu, Asupan

Energi dan Protein dengan Status Gizi Anak Usia 1-2 Tahun. Volume 3, Nomor

1, Tahun 2014, Halaman 98 – 105. Diakses pada tanggal 6 Mei 2015 dari

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc.

Sanjaja, B. dan Heriyanto, Albertus. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi

Pustaka.

Satria. 2012. Pengertian Hipotesis Menurut Para Ahli. Diakses pada tanggal 10 Juli

2012 dari http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2286061-pengertian-

hipotesis-menurut-para-ahli/.

Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat. 2012. Laporan Kegiatan Gizi 2011. Dinas Kesehatan

Kota Tangerang Selatan.

Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat. 2012. Media Lembar Balik – Menuju Keluarga Sehat.

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat. 2012. Media Leaflet – Gizi Buruk. Dinas Kota

Tangerang Selatan.

Sjahmenan, Nanda Pramana. 2011. Komunikasi Kesehatan Melalui Lembar Bolak-Balik

(KDRT). 2011. Dikases pada tanggal 8 April 2014 dari

http://id.scribd.com/doc/89762992/BAB-II-Komkes-Bolak-Balik-Fix.

Snetselaar, Linda. 2009. Nutrition Counseling Skills for The Nutrition Care Process,

Fourth Edition. Ontario, Canada: Jones and Bartlett Publishers.

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta:

EGC.

Soekirman. 2002. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Suhardjo, 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. PT Bumi Aksara, Jakarta.

Suhendri, Ucu. 2009. Skripsi. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi

Anak di Bawah Lima Tahun (Balita) di Puskesmas Sepatan, Kecamatan

Page 96: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

81

Sepatan, Kabupaten Tangerang Tahun 2009. Jakarta: Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Suiraoka, I. P.; Kusumayanti, G. A. Dewi; dan Juniarsana, I. W. 2010. Penyuluhan Gizi

dengan Media Leaflet KADARZI dan Perilaku Keluarga Sadar Gizi Ibu Balita.

Diakses pada tanggal 3 Juli 2014 dari http://poltekkes-

denpasar.ac.id/files/JIG/V1N1/Suiraoka.pdf.

Supartini, Y. 2002. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

UNICEF Indonesia. 2008. Ringkasan Kajian Gizi Ibu dan Anak. Diakses pada tanggal

23 Juni 2014 dari http://www.unicef.org/indonesia/id/A6_-

_B_Ringkasan_Kajian_Gizi.pdf.

UNICEF. 2013. Improving Child Nutrition – The achievable imperative for global

progress. Diakses pada tanggal 9 Juli 2015 dari

http://www.unicef.org/gambia/Improving_Child_Nutrition_-

_the_achievable_imperative_for_global_progress.pdf.

Walker, Allan. 2004. Pediatric Gastrointertinal Disease. USA: DC Decker.

Widodo, Yekti. 2011. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif: Akurasi dan Interpretasi Data

Survei dan Laporan Program. Jakarta: Gizi Indonesia.

Page 97: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

Kuesioner Penelitian Tentang Perbedaan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang

Terkait Status Balita Gizi Buruk Sebelum dan Setelah Penyuluhan

di Puskesmas Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Tahun 2014

Saya Wahyunita Gani Wintarti salah satu mahasiswa Kesehatan Masyarakat Peminatan

Promosi Kesehatan di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Saya sedang melakukan sebuah

penelitian untuk memenuhi penelitian skripsi saya. Penelitian ini tidak akan menimbulkan

kerugian bagi Ibu sekalian karena semua informasi yang Ibu berikan akan dijaga dan hanya

digunakan untuk penelitian ini saja. Saya berharap Ibu mau berpartisipasi sebagai responden

karena jawaban Ibu sangatlah penting bagi penelitian saya.

Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan data diri Ibu. Atas kesediaan

Ibu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, saya ucapkan terima kasih.

[IR1] Nama Lengkap Ibu : ______________________________

[IR2] Umur Ibu : _____________________ tahun

[IR3] Nama Lengkap Balita : ______________________________

[IR4] Umur Balita : ________ tahun _______ bulan

[IR5] Pendidikan Ibu :

a. Tamat SD (sederajat) b. Tamat SMP (sederajat)

c. Tamat SMA/SMEA/SMK d. Tamat D3/S1/S2/S3

[IR6] Pekerjaan Ibu :

a. PNS b. Karyawan Swasta

c. Wirausaha d. Ibu Rumah Tangga

[IR7] Alamat Ibu : _________________________________ No. ___ RT ___ RW ___

Kelurahan __________________________

[IR8] Nomor Telepon/Hp : ______________________________

[IR9] Pendapatan Sebulan :

a. Kurang dari 1 juta b. 1 juta – 2.442.000

c. 2.442.000 d. Lebih dari 2.442.000

Identitas Responden

Page 98: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

[IR10] Apakah sebelumnya Ibu pernah mendapatkan pendidikan atau penyuluhan yang berkaitan

dengan gizi buruk?

a. Ya b. Tidak (Langsung ke IR12)

[IR11] Jika “Ya”, tolong jelaskan seperti apa penyuluhannya? (tema, waktu pelaksanaan, dll)

[IR12] Apakah pada Posyandu tempat Ibu tinggal terdapat media (seperti poster/leaflet/brosur)

yang berisikan informasi terkait masalah gizi buruk?

a. Ya b. Tidak

[IR13] Apakah pada Posyandu tempat Ibu tinggal bidan atau kader pernah memberikan

penyuluhan terkait masalah gizi buruk?

a. Ya b. Tidak

[IR14] Apakah di lingkungan sekitar tempat Ibu tinggal terdapat media informasi yang berkaitan

dengan masalah gizi buruk?

a. Ya b. Tidak

[IR15] Apakah di lingkungan sekitar tempat Ibu tinggal pernah dilakukan penyuluhan oleh Tokoh

Masyarakat atau Tokoh Agama yang berkaitan dengan masalah gizi buruk?

a. Ya b. Tidak

[IR16] Menurut Ibu, fasilitas yang ada di Puskesmas Ciputat Timur apakah sudah memadai untuk

menangani kasus gizi buruk? Jelaskan…

[IR17] Menurut Ibu, apakah pelayanan kesehatan yang ada di sekitar tempat tinggal Ibu dapat

diakses dengan mudah? Bagaimanakah pelayanannya?

Page 99: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan melingkari (O) atau menyilang (X)

jawaban sesuai dengan apa yang diketahui Ibu.

1. Menurut Ibu manakah yang dimaksud dengan gizi buruk?a. Keadaan kurang gizi tingkat berat diakibatkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam waktu yang lamab. Keadaan fisik balita yang kurus karena kekurangan konsumsi makanan bergizic. Keadaan berat badan menurut umur balita ditimbang berada pada posisi ≤ 3SD pada tabel bakud. Keadaan berat badan balita ditimbang berada pada posisi di bawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat)

2. Menurut Ibu manakah ciri-ciri gizi buruk?a. Balita sangat kurus, tidak edema, lingkar lengan balita kurang dari 11,5 cmb. Balita sangat kurus, edema, lingkar lengan balita kurang dari 12,5 cmc. Balita sangat kurus, tidak edema, BB/TB kurang dari – 3 SD, lingkar lengan kurang dari 12,5 cmd. Balita sangat kurus, edema, BB/TB kurang dari – 3 SD, lingkar lengan kurang dari 11,5 cm

3. A. Menurut Ibu manakah faktor risiko atau penyebab gizi buruk? (Jawaban boleh lebih dari 1)a. Kurangnya asupan makananb. Tidak lengkapnya imunisasic. Pengetahuan ibu terkait gizi rendahd. Penyakit bawaane. Berat badan lahir rendah (BBLR)f. Air Susu Ibu (ASI) tidak eksklusifg. Lainnya, sebutkan ___________________________________________

3. B. Menurut Ibu manakah faktor risiko atau penyebab yang paling dominan yang membuat anak Ibumengalami gizi kurang?a. Kurangnya asupan makananb. Tidak lengkapnya imunisasic. Pengetahuan ibu terkait gizi rendahd. Penyakit bawaane. Berat badan lahir rendah (BBLR)f. Air Susu Ibu (ASI) tidak eksklusifg. Lainnya, sebutkan ___________________________________________

4. Menurut Ibu jenis penyakit mana yang dapat menyebabkan terjadinya gizi buruk pada balita?(Jawaban boleh lebih dari 1)a. Diareb. Tuberkulosisc. HIV/AIDSd. Hepatitise. Malariaf. Demamg. Demam Berdarah Dengue (DBD)h. Influenzai. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)j. Lainnya, sebutkan ___________________________________________

PRE-TEST

Page 100: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan melingkari (O) atau menyilang (X)

jawaban sesuai dengan apa yang diketahui Ibu.

5. Menurut Ibu bagaimana cara pencegahan gizi buruk? (Jawaban boleh lebih dari 1)a. Berikan ASI eksklusifb. Berikan makanan bergizic. Berikan imunisasi yang lengkapd. Rutin mengikuti penimbangan setiap bulan di Posyandue. Lainnya, sebutkan ___________________________________________

6. Menurut Ibu bagaimana cara penanganan gizi buruk? (Jawaban boleh lebih dari 1)a. Segera dibawa ke rumah sakitb. Minta surat pengantar dari Posyanduc. Laporkan ke ketua RTd. Laporkan ke bidan desae. Berikan ASI eksklusif, jika balita masih 0-6 bulanf. Berikan PMT-Pemulihan untuk balita 6-59 bulang. Berikan makanan yang bergizih. Berikan susu formulai. Lainnya, sebutkan ___________________________________________

7. Menurut Ibu apakah gizi buruk berpengaruh kepada tumbuh kembang anak?a. Yab. Tidakc. Tidak Tahu

8. Apa dampak gizi buruk bagi tumbuh kembang anak? (Jawaban boleh lebih dari 1)a. Gangguan IQb. Ukuran tubuh tidak optimalc. Emosi tidak terkontrold. Keadaan fisik yang tidak sesuai dengan usianyae. Daya tahan tubuh lemahf. Lainnya, sebutkan ___________________________________________

9. Apakah Ibu mengetahui manfaat asupan makanan bergizi bagi anak?a. Ya, jelaskan _________________________________________________________________b. Tidakc. Tidak Tahu

10. Variasi pangan mana menurut Ibu yang paling baik bagi balita? (Jawaban boleh lebih dari 1)Nasi Jagung Coklat Kacang Hijau

Bubur Instan Gorengan Mie Instan NuggetIkan Tahu Makanan Ringan Ayam

Teh Manis Es Krim Madu SusuAir Putih Kacang Merah Bayam Wortel

Sawi Bihun Pisang JerukPermen Cilok Roti Otak-Otak

Lainnya, sebutkan ___________________________________________

Page 101: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan melingkari (O) atau menyilang (X)

jawaban sesuai dengan apa yang diketahui Ibu.

1. Menurut Ibu manakah yang dimaksud dengan gizi buruk?a. Keadaan kurang gizi tingkat berat diakibatkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam waktu yang lamab. Keadaan fisik balita yang kurus karena kekurangan konsumsi makanan bergizic. Keadaan berat badan menurut umur balita ditimbang berada pada posisi ≤ 3SD pada tabel bakud. Keadaan berat badan balita ditimbang berada pada posisi di bawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat)

2. Menurut Ibu manakah ciri-ciri gizi buruk?a. Balita sangat kurus, tidak edema, lingkar lengan balita kurang dari 11,5 cmb. Balita sangat kurus, edema, lingkar lengan balita kurang dari 12,5 cmc. Balita sangat kurus, tidak edema, BB/TB kurang dari – 3 SD, lingkar lengan kurang dari 12,5 cmd. Balita sangat kurus, edema, BB/TB kurang dari – 3 SD, lingkar lengan kurang dari 11,5 cm

3. A. Menurut Ibu manakah faktor risiko atau penyebab gizi buruk? (Jawaban boleh lebih dari 1)a. Kurangnya asupan makananb. Tidak lengkapnya imunisasic. Pengetahuan ibu terkait gizi rendahd. Penyakit bawaane. Berat badan lahir rendah (BBLR)f. Air Susu Ibu (ASI) tidak eksklusifg. Lainnya, sebutkan ___________________________________________

3. B. Menurut Ibu manakah faktor risiko atau penyebab yang paling dominan yang membuat anak Ibumengalami gizi kurang?a. Kurangnya asupan makananb. Tidak lengkapnya imunisasic. Pengetahuan ibu terkait gizi rendahd. Penyakit bawaane. Berat badan lahir rendah (BBLR)f. Air Susu Ibu (ASI) tidak eksklusifg. Lainnya, sebutkan ___________________________________________

4. Menurut Ibu jenis penyakit mana yang dapat menyebabkan terjadinya gizi buruk pada balita?(Jawaban boleh lebih dari 1)a. Diareb. Tuberkulosisc. HIV/AIDSd. Hepatitise. Malariaf. Demamg. Demam Berdarah Dengue (DBD)h. Influenzai. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)j. Lainnya, sebutkan ___________________________________________

POST-TEST

Page 102: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan melingkari (O) atau menyilang (X)

jawaban sesuai dengan apa yang diketahui Ibu.

5. Menurut Ibu bagaimana cara pencegahan gizi buruk? (Jawaban boleh lebih dari 1)a. Berikan ASI eksklusifb. Berikan makanan bergizic. Berikan imunisasi yang lengkapd. Rutin mengikuti penimbangan setiap bulan di Posyandue. Lainnya, sebutkan ___________________________________________

6. Menurut Ibu bagaimana cara penanganan gizi buruk? (Jawaban boleh lebih dari 1)a. Segera dibawa ke rumah sakitb. Minta surat pengantar dari Posyanduc. Laporkan ke ketua RTd. Laporkan ke bidan desae. Berikan ASI eksklusif, jika balita masih 0-6 bulanf. Berikan PMT-Pemulihan untuk balita 6-59 bulang. Berikan makanan yang bergizih. Berikan susu formulai. Lainnya, sebutkan ___________________________________________

7. Menurut Ibu apakah gizi buruk berpengaruh kepada tumbuh kembang anak?a. Yab. Tidakc. Tidak Tahu

8. Apa dampak gizi buruk bagi tumbuh kembang anak? (Jawaban boleh lebih dari 1)a. Gangguan IQb. Ukuran tubuh tidak optimalc. Emosi tidak terkontrold. Keadaan fisik yang tidak sesuai dengan usianyae. Daya tahan tubuh lemahf. Lainnya, sebutkan ___________________________________________

9. Apakah Ibu mengetahui manfaat asupan makanan bergizi bagi anak?a. Ya, jelaskan _________________________________________________________________b. Tidakc. Tidak Tahu

10. Variasi pangan mana menurut Ibu yang paling baik bagi balita? (Jawaban boleh lebih dari 1)Nasi Jagung Coklat Kacang Hijau

Bubur Instan Gorengan Mie Instan NuggetIkan Tahu Makanan Ringan Ayam

Teh Manis Es Krim Madu SusuAir Putih Kacang Merah Bayam Wortel

Sawi Bihun Pisang JerukPermen Cilok Roti Otak-Otak

Lainnya, sebutkan ___________________________________________

Page 103: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

Media Lembar Balik

Page 104: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

Media Lembar Balik

Page 105: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

Media Lembar Balik

Page 106: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

Capture Konten VideoCapture Konten VideoCapture Konten Video

Page 107: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

HASIL OUTPUT IBU BALITA GIZI KURANG DAN GIZI BAIK

Hasil Output Ibu Balita Gizi Kurang

umur ibu median

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid < 31 3 33.3 33.3 33.3

>= 31 6 66.7 66.7 100.0

Total 9 100.0 100.0

umur balita median

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid < 2 3 33.3 33.3 33.3

>= 2 6 66.7 66.7 100.0

Total 9 100.0 100.0

pendidikan ibu

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid < Tamat SMP 1 11.1 11.1 11.1

>= tamat SMP 8 88.9 88.9 100.0

Total 9 100.0 100.0

skor pretes 70

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid <= 70 9 100.0 100.0 100.0

KERJA IBU

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TIDAKKERJA

9 100.0 100.0 100.0

Page 108: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

skor postes 70

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid <= 70 3 33.3 33.3 33.3

> 70 6 66.7 66.7 100.0

Total 9 100.0 100.0

Hasil Uji Wilcoxon Ibu Balita Gizi Kurang

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

NILAI PENGETAHUAN IBU

SETELAH - NILAI

PENGETAHUAN IBU

SEBELUM

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 9b 5.00 45.00

Ties 0c

Total 9

a. NILAI PENGETAHUAN IBU SETELAH < NILAI PENGETAHUAN IBU SEBELUM

b. NILAI PENGETAHUAN IBU SETELAH > NILAI PENGETAHUAN IBU SEBELUM

c. NILAI PENGETAHUAN IBU SETELAH = NILAI PENGETAHUAN IBU SEBELUM

Test Statisticsb

NILAI

PENGETAHUAN

IBU SETELAH -

NILAI

PENGETAHUAN

IBU SEBELUM

Z -2.677a

Asymp. Sig. (2-tailed) .007

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Page 109: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

Hasil Output Ibu Balita Gizi Baik

umur ibu median

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid < 30 13 48.1 48.1 48.1

>= 30 14 51.9 51.9 100.0

Total 27 100.0 100.0

umur balita median

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid < 2 8 29.6 29.6 29.6

>= 2 19 70.4 70.4 100.0

Total 27 100.0 100.0

pendidikan ibu tamat SMP

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid < tamat SMP 1 3.7 3.7 3.7

>= tamat SMP 26 96.3 96.3 100.0

Total 27 100.0 100.0

KERJA IBU

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid TIDAKKERJA

22 81.5 81.5 81.5

KERJA 5 18.5 18.5 100.0

Total 27 100.0 100.0

skor pretes [cut of point]

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid <= 70 14 51.9 51.9 51.9

> 70 13 48.1 48.1 100.0

Total 27 100.0 100.0

Page 110: APLIKASI MEDIA EDUKASI UNTUK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38082/1...2.1 Bagan Teori Precede-Proceed 25 2.2 Bagan Model Komunikasi Laswell 27 2.3 Bagan Kerangka

skor postes [cut of point]

Frequency Percent Valid PercentCumulative

Percent

Valid <= 70 4 14.8 14.8 14.8

> 70 23 85.2 85.2 100.0

Total 27 100.0 100.0

Hasil Uji Wicoxon Ibu Balita Gizi Baik

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

NILAI PENGETAHUAN IBU

SETELAH - NILAI

PENGETAHUAN IBU

SEBELUM

Negative Ranks 0a .00 .00

Positive Ranks 19b 10.00 190.00

Ties 8c

Total 27

a. NILAI PENGETAHUAN IBU SETELAH < NILAI PENGETAHUAN IBU SEBELUM

b. NILAI PENGETAHUAN IBU SETELAH > NILAI PENGETAHUAN IBU SEBELUM

c. NILAI PENGETAHUAN IBU SETELAH = NILAI PENGETAHUAN IBU SEBELUM

Test Statisticsb

NILAI

PENGETAHUAN

IBU SETELAH -

NILAI

PENGETAHUAN

IBU SEBELUM

Z -3.846a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test