27
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM & ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN SOSIAL TA 2019 KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA Oleh: Pepen Nazaruddin Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial

ARAH KEBIJAKAN PROGRAM & ANGGARANsikapdaya.kemsos.go.id/uploads/downloadable_file/bahan-dirjen... · IMPLEMENTASI REVOLUSI INDUSTRY 4.0 DALAM PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

Embed Size (px)

Citation preview

ARAH KEBIJAKAN PROGRAM & ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN SOSIAL

TA 2019

KEMENTERIAN SOSIALREPUBLIK INDONESIA

Oleh:

Pepen NazaruddinDirektur Jenderal Pemberdayaan Sosial

Realisasi Anggarans.d 15 Oktober 2018

3Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

REALISASI ANGGARAN D ITJEN DAYASOS S/D 15 OKTOBER 2018

Dekonsentrasi

Tugas PembantuanPusat

59,73Percent

44,01Percent

65,02Percent

Pagu : Rp248,838,093,000,-

Realisasi : Rp161.788.030.511,-

Sisa : Rp87.050.062.489,-

Pagu : Rp98,054,596,000,-

Realisasi : Rp58.569.748.026,-

Sisa : Rp39.484.847.974,-

Pagu : Rp106,578,583,000,-

Realisasi : Rp46.909.330.393,-

Sisa : Rp59.669.252.607,-

58,94Percent

Total Realisasi

33 Satker

19 Satker

14 Satker

2 Satker

>60% 60%-40% 40%-20% <20%

Rekapitulasi Reasliasi Per Satker(DK & TP)

Pagu : Rp453.471.272.000,-

Realisasi : Rp267.267.108.930,-

Sisa : Rp186.204.163.070,-

Ditjen. Dayasos

Sumber : monev.anggaran kemenkeu

Ket:

Total Satker 63 ( 34 Satker DK, 20 Satker TP Prov dan 9 Satker TP Kab)

4Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

RINCIAN REAL ISASI TUGAS PEMBANTUAN (PROV & KAB)S/D 15 OKTOBER 2018

Sumber : monev.anggaran kemenkeu

88.27%

80.66%

67.88%

63.35%

62.00%

60.50%

55.68%

55.35%

54.33%

52.85%

51.51%

50.93%

49.69%

47.39%

47.20%

45.22%

37.18%

35.06%33.94%

33.27%

31.01%

30.22%

28.02%

27.65%

26.46%

21.46%

20.46%

18.74%

9.38%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

0

1,0 00,000 ,000

2,0 00,000 ,000

3,0 00,000 ,000

4,0 00,000 ,000

5,0 00,000 ,000

6,0 00,000 ,000

7,0 00,000 ,000

8,0 00,000 ,000

9,0 00,000 ,000

10, 000,00 0,000

PaguRealisasi

5Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

RINCIAN REAL ISASI DEKONSENTRASIS/D 15 OKTOBER 2018

Sumber : monev.anggaran kemenkeu

75.45%

73.87%

71.31%

71.16%

71.11%

69.85%

69.71%

68.79%

68.14%

68.00%

67.04%

66.29%

65.59%

65.20%

65.16%

64.57%

62.46%

62.08%

62.06%

61.48%

61.36%

60.55%

60.29%

59.41%

56.97%

56.25%

53.00% 50.28%

45.10%

43.82%

42.74%

36.45%

36.38%

27.32%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

0

1,0 00,000 ,000

2,0 00,000 ,000

3,0 00,000 ,000

4,0 00,000 ,000

5,0 00,000 ,000

6,0 00,000 ,000

7,0 00,000 ,000

PaguRealisasi

Kondisi Saat IniPenetapan Revolusi Industri 4.0

7Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

ISU- ISU KRUSIAL 1

Kemiskinan Kerentanan Kesenjangan

Luas wilayah, kondisi geografis

& keberagaman yang tinggi

“Bonus Demografi” 2030Bangkitnya Masyarakat Sipil seiring

pergeseran peran pemerintah

Sentralisasi → Desentralisasi -> Otonomi → Seiring meningkatnya

harapan masyarakat

Pemenuhan HAM kelompok marjinal,

rentan dan miskin

TUNTUTAN TERHADAP KINERJAPEMERINTAH

Demokratisasi → Transparansi →Akuntabilitas

8Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

ISU- ISU KRUSIAL 2

9Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

Indonesia menetapkan 10 prioritas

nasional untuk “Making Indonesia 4.0”

Perbaikan Alur Aliran Material01 Menarik Investasi Asing06

Mendesain Ulang Zona Industri02 Peningkatan Kualias SDM07

Akomodasi Standar Sustainbility03 Pembentukan Ekosistem Inovasi08

Pemberdayaan UMKM04 Menerapkan Inesiatif Investasi Teknologi09

Membangun Infrastruktur Digital Nasional05 Harmonisasi Aturan dan Kebijakan10

Memperkuat produksi material sektor hulu; contoh 50% dari bahan baku

petrokimia yang masih impor

Menargetkan perusahaan manufaktur terkemuka global melalui penawaran

yang menarik dan insentif untuk percepatan transfer teknologi

Membangun peta jalan zona industry nasional (mis. industry belts); mengatasi

permasalahan yang dihadapi di beberapa zona industri• Desain kembali kurikulum Pendidikan menyesuai kanera Industry 4.0

• Program talent mobility untuk profesional

Kesempatan daya saing melalui tren sustainability global,mis. EV, biofuel,

energi terbarukan

Pengembangansentra R & D & D2 oleh Pemerintah, swasta, publik, maupun

universitas

Memberdayakan 3.7 juta UMKM 1 melalui teknologi; misalnya e-commerce

UMKM, pendanaan teknologiMemperkenalkan tax exemption/subsidi untuk adopsi teknologi dan dukungan

pendanaan

Pembangunan jaringan dan platform digital; mis. 4G menjadi 5G, Serat optic

1Gbps, Data center dan CloudMelakukan harmonisasi kebijakan dan peraturan lintas kementrian

10Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

IMPLEMENTASI REVOLUSI INDUSTRY 4.0 DALAM PENYELENGGARAAN

KESEJAHTERAAN SOSIAL

Revolusi industry 4.0 akan berdampak pada:

1. Bidang layanan bisnis

2. Keandalan dan produktivitas

3. Keamanan informasi teknologi

4. Keamanan mesin

5. Siklus hidup produk

6. Rantai nilai industry

7. Pendidikan dan keterampilan pekerja

8. Faktor sosial – ekonomi

9. Demontrasi industry

10.Pembangunan negara-negara berkembang

Penyelenggaraan kesejahteraan sosial menuntut pelaku kesos/ PSKS,

maupun pihak pemerintah untuk bisa terhubung dan menjalin

komunikasi dengan semua pihak dengan adanya fasilitas teknologi

PENERAPAN DALAM PENYELENGGARAAN KESOS

Diperlukan transparansi informasi terkait pelaksanaan program-program

baik pemerintah maupun LKS dalam penyelenggaraan kesos kepada

masyarakat melalui system Online yang bisa memuat semua informasi

Dengan adanya teknologi, penyampaian informasi bisa singkat dan

cepat, misalnya dalam pelaporan dapat mempermudah dalam

penyampaian berita/pesan

Melalui prinsip ini, segala permasalahan dalam pelaksanaan program/

kegiatan hendaknya diselesaikan secara sistematis dan diperlukan

eskalasi ke pusat jika di level bawah tidak ditemukan adanya

penyelesaian dengan menggunakan teknologi.

11Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

POTENSI DAMPAK SOSIAL REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Indonesia menuju digitalisasi

Kerawanan sosial karena

adanya urbanisasi ke

daerah-daerah industry baru

Rendahnya upah buruh

karena arus urbanisasi ke

kota-kota industri

Meningkatnya gini ratio

perkotaan dan perdesaan

Meningkatnya kualitas SDM karena

terpacu dengan perkembangan

teknologi yang ada

Meningkatnya kepedulian sosial

karena penyebaran informasi

terkait bantuan sosial sangat cepat

Tingginya angka pengangguran

karena perusahaan-

perusahaan menggunakan

mesin untuk efisiensi biaya

Monitoring dan evaluasi program-

program bidang sosial lebih cepat

melalui system online

Terbukanya lapangan kerja baru

untuk setiap SDM yang memiliki

kompetensi yang baik

SOLUSI

Meningkatkan kualitas SDM dalam menghadapi

perubahan yang terjadi melalui:

1. Pendidikan formal bagi usia sekolah;

2. Pendampingan bagi para pelaku sosial dan

ekonomi tekait perkembangan teknologi;

3. Bimbingan teknis bagi semua stakeholder

pemangku kepentingan bidang sosial terkait

penerapan revolusi industry sektor sosial

12Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

MASALAH KEMISKINAN DI INDONESIA

Maret’18

9,82%

Maret’18

0,389

13Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

TARGET 2018 & 2019

Gini RatioKemiskinan

Kondisi saat ini2018

2019

Pengangguran

5,3%9,82% 0,38

7,0 – 8,0% 0,36 4,0 – 5,0%

14Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

REVOLUSI BANTUAN SOSIAL

Revolusi I Revolusi 2 Revolusi 3 Revolusi 4

• Mengutamakan besaranbantuan sosial

• Terpusat• Bantuan sosial berupa

barang

• Mengutamakanketepatan sasaran / Basis Data Terpadu (BDT)

• Dalam Bentuk Tunai• Bantuan bersyarat dan

tidak bersyarat

• Ketepatan penerimamelalui BDT

• Update data Penerimabantuan

• Mekanisme non tunai• Keuangan inklusi

perbankkan

• Bantuan sosialmemberdayakan

• Graduasi bantuan sosial• Terminasi bantuan sosial

Gambaran UmumDirektorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

SASARAN STRAGETIS DAN ARAH KEBIJAKANDIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN SOSIAL

01

02

Meningkatkan penyelenggaraan

kesejahteraan sosial

yang partisipatif

Meningkatkan kemandirian

warga KAT dalam pemenuhan

kebutuhan dasar

16Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

S A S A R A N S T R A T E G I SA R A H K E B I J A K A N

17Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

Keluarga

1. Miskin, terpencil dan atau rentan sosial ekonomi;

2. Berpenghasilan tidak mencukupi kebutuhan

dasar minimal;

3. Terbatas akses terhadap pelayanan sosial

dasar;

4. Mengalami masalah sosial psikologi

Individu

Kelompok

1. Terbentuk secara sukarela atau sengaja

dibentuk yang miskin, terpencil dan atau rentan

social ekonomi;

2. Punya potensi, kemauan dan kemampuan untuk

mengembangkan usaha bersama;

3. Terbatas akses terhadap pasar, modal dan

usaha

Masyarakat

1. Komunitas adat terpencil;terikat oleh kesatuan

geografis, ekonomi dan atau sosial budaya

2. Miskin, terpencil dan atau rentan social ekonomi;

3. Terbatas akses pelayanan social dasar;

4. Tertutup, homogen, dan penghidupannya

tergantung kepada sumber daya alam;

5. Tinggal di wilayah perbatasan antar negara,

daerah pesisir, pulau-pulau terluar dan

terpencil

1. Miskin, terpencil atau rentan sosial ekonomi

2. Berpenghasilan tidak mencukupi kebutuhan

dasar

3. Terbatas terhadap keterampilan kerja

4. Terbatas akses terhadap pelayanan social

dasar

5. Terbatas akses terhadap pasar kerja, modal

dan usaha

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)

Lembaga Perorangan

Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial

Mempunyai potensi, kemauan, dan

kemampuan untuk menyelenggarakan

kesejahteraan sosial

Punya kepedulian dan komitmen sebagai

mitra pemerintah dalam

penyelenggaraan kesejahteraan sosial

Punya kompetensi, kemauan dan atau

kemampuan untuk berperan dalam

pemberdayaan sosial

Punya kepedulian terhadap

pemberdayaan sosial

Punya komitmen sebagai relawan mitra

Pemerintah dalam penyelenggaraan

kesejahteraan sosial

SASARAN PEMBERDAYAAN SOSIAL (Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial)

DIT. PSPKKM

KegiatanPemberdayaan Sosial

Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat

02

DIT. PKAT

KegiatanPemberdayaan Komunitas

Adat Terpencil

03

DIT. PSDBS

KegiatanPengelolaan Sumber Dana

Bantuan Sosial

04

SEKRETARIAT

KegiatanDukungan Manajemen

dan Tugas Teknis Lainnya

05

DIT. K2KRS

01

KegiatanKepahlawanan, Keperintisan,

Kesetiakawanan danRestorasi Sosial

Pemberdayaan SosialProgram

18Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

Prioritas Nasional 1

“Pembangunan melalui

pengurangan

kemiskinan dan

peningkatan

pelayananan dasar”

Percepatan PenguranganKemiskinan

Peningkatan Pelayanan Kesehatandan Gizi Masyarakat

Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas

Peningkatan Akses Masy. TerhadapPerumahan dan Pemukiman Layak

Peningkatan Tata KelolaLayanan Dasar

Penyediaan Layanan DasarPembangunan Rumah bagi warga KAT

Peningkatan Tata Kelola Pelayanan Dasar• Pengembangan Sistem Layanan dan

Rujukan Terpadu (SLRT) dan Puskessos• Pemantapan Tenaga Kesejahteraan Sosial

Kecamatan (TKSK)

19Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

PROGRAM PRIORITAS NASIONALPADA DITJEN PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2019

20Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

TARGET PRIORITAS NASIONALPADA DITJEN PEMBERDAYAAN SOSIAL TAHUN 2019

Pemantapan Tenaga KesejahteraanSosial Kecamatan (TKSK)

Pembangunan Rumah bagi warga KATPeningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan Pemukiman Layak

Program Prioritas 4

Peningkatan Tata KelolaLayanan Dasar

Program Prioritas 5 Pengembangan Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT)

Pengembangan Pusat KesejahteraanSosial (Puskessos)

K e g i a t a n T a r g e t

2.099 KK

150 Kab/Kota

260 Desa/Kel

7.201 Orang

RAPBN Ditjen DayasosTahun Anggaran 2019

PAGU ANGGARAN KEMENTERIAN SOSIAL TA 201 901.Berdasarkan Surat bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan RI nomor B.400/M.PPN/D.8/KU.01.01/07/2018

dan S-536/MK.02/2018 tanggal 19 Juli 2018 perihal Pagu Anggaran K/L dan Penyelesaian RKA-KL TA 2019

(dalam ribu rupiah)

Ditjen Dayasos

Rp429.362.610,- (0,73%)

UKE I Lainnya

Rp58.477.095.769,- (99,27%)

22Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

Setjen Itjen DitjenDayasos

DitjenRehsos

DitjenLinjamsos

Ditjen PFM BadiklitPensos

0,63%0,08%

0,73%

1,97%

59,02%

36,34%

1,23%

PAGU ANGGARAN D ITJEN DAYASOS PER UKE I I TA 201902.

23Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

Dit. K2KRSRp47.693.365.000,-

11,11 %

Dit. PKATRp136.425.479.000,-

31,77%

Dit. PSPKKMRp158.443.554.000,-

36,90 %

Dit. PSDBSRp24.026.982.000,-

5,60 %

Sekretariat DayasosRp62.773.230.000,-

14,62%

Total Pagu Anggaran Ditjen Dayasos

Rp429.362.610.000,-

70,02Percent

Rp300.646.266.000,-

Belanja Barang

23,37Percent

Rp100.355.200.000,-

Belanja Bansos

1,03Percent

Belanja Modal

Rp4.439.819.000,-

5,57Percent

Belanja Pegawai

Rp23.921.330.000,-

PAGU ANGGARAN DITJEN DAYASOS PER JENIS BELANJA TA 201903.

24Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

Pusat

Rp216.194.087.000,-

50,35Percent

Kegiatan Pusat1. Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawan

dan Restorasi Sosial

2. Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga

dan Kelembagaan Masyarakat

3. Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil

4. Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial

5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis lainnya Ditjen Pemberdayaan

Sosial

Dekonsentrasi

Rp102.972.443.000,-

23,99Percent

Kegiatan Dekonsentrasi1. Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawan

dan Restorasi Sosial

2. Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga

dan Kelembagaan Masyarakat

3. Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil

4. Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial

Tugas Pembantuan

Rp110.196.080.000,-

25,66Percent

Kegiatan Tugas PembantuanPemberdayaan Komunitas Adat Terpencil

PAGU ANGGARAN DITJEN DAYASOS PER KEWENANGAN TA 201904.

25Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

Daerah (49,65%)

Hal-hal yang Mendapat Perhatian dalam Penyusunan Program dan Anggaran TA 201905.A. Dit. K2KRS

26Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial

1. Biaya pemeliharaan Makan Pahlawan Nasional (MPN) yang baru ditetapkan sebanyak 4 unit.2. Biaya pemeliharaan TMPN di daerah agar dapat di biayai dari APBD.

B. Dit. PSPKKM1. Exit strategi SLRT dan Puseksos untuk kelanjutan sustainabilitas dan optimalisasi kinerja;2. Dialokasikan anggaran pembinaan SLRT dan Puskesos melalui dana Dekonsentrasi;3. Pengurangan jumlah kegiatan WKSBM dan LKPK/FCU di Dekonsentrasi;

C. Dit. PKAT1. Indeks bantuan dan pemanfaatan sisa kotrak, potensi silfa cukup besar. Contoh : Provinsi Sumatera Barat, Jambi dan

Gorontalo;2. Kualitas Hunian vs Harga Penawaran, antisipasi:

a. Harga rendah = kualitas rendahb. Harga rendah = gagal pelaksanaanc. Bonafiditas pemenang lelang (modal kerja)

3. Clean & Clear lokasi pemberdayaan4. Data capaian kinerja dan dokumentasi pelaksanaan

D. Dit. PSDBS1. Persiapan bagi provinsi-provinsi yang telah ditetapkan untuk pelaksanaan SimPPSDBS Online;2. Percepatan pemenuhan tenaga PPNS di Daerah (Provinsi, Kab/Kota) melalui dana APBD;3. Pengelolaan HTT di daerah untuk dilaksanakan sesuai ketentuan

Terima KasihDitjen. Pemberdayaan SosialKementerian Sosial RI

[email protected]

021 - 3103679