Upload
hasri-naji
View
39
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sejarah fisika | Ilmuan Fiska | Archimedes | Coperticus | Penemuan Archimedes | Penemuan Copernicus
Citation preview
Archimedes & Nicoulaus copernicus
ARCHIMEDES
Archimedes dari Syracusa (sekitar 287 SM - 212 SM) Ia belajar di kota Alexandria,
Mesir. Pada waktu itu yang menjadi raja di Sirakusa adalah Hieron II, sahabat Archimedes.
Archimedes sendiri adalah seorang matematikawan, astronom, filsuf, fisikawan, dan insinyur
berbangsa Yunani. Ia dibunuh oleh seorang prajurit Romawi pada penjarahan kota Syracusa,
meskipun ada perintah dari jendral Romawi, Marcellus bahwa ia tak boleh dilukai. Sebagian
sejarahwan matematika memandang Archimedes sebagai salah satu matematikawan terbesar
sejarah, mungkin bersama-sama Newton dan Gauss.
Hukum Archimedes
Pada suatu hari Archimedes dimintai Raja Hieron II untuk menyelidiki apakah
mahkota emasnya dicampuri perak atau tidak. Archimedes memikirkan masalah ini dengan
sungguh-sungguh. Hingga ia merasa sangat letih dan menceburkan dirinya dalam bak mandi
umum penuh dengan air. Lalu, ia memperhatikan ada air yang tumpah ke lantai dan seketika
itu pula ia menemukan jawabannya. Ia bangkit berdiri, dan berlari sepanjang jalan ke rumah
dengan telanjang bulat. Setiba di rumah ia berteriak pada istrinya, "Eureka! Eureka!" yang
artinya "sudah kutemukan! sudah kutemukan!" Lalu ia membuat hukum Archimedes.
Dengan itu ia membuktikan bahwa mahkota raja dicampuri dengan perak. Tukang yang
membuatnya dihukum mati.
Penerapan Hukum Archimedes
Anda tentunya sering melihat kapal yang berlayar di laut, benda-benda yang terapung
di permukaan air, atau batuan-batuan yang tenggelam di dasar sungai. Konsep terapung,
melayang, atau tenggelamnya suatu benda di dalam fluida, kali pertama diteliti oleh
Archimedes. Menurut Archimedes, benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke
dalam fluida, akan mengalami gaya ke atas. Besar gaya ke atas tersebut besarnya sama
dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda. Secara matematis, Hukum Archimedes
dituliskan sebagai berikut.
dengan: FA = gaya ke atas (N),
ρf = massa jenis fluida (kg/m3),
Vf = volume fluida yang dipindahkan (m3), dan
g = percepatan gravitasi (m/s2).
Dapat dilihat bahwa besarnya gaya ke atas yang dialami benda di dalam fluida bergantung
pada massa jenis fluida, volume fluida yang dipindahkan, dan percepatan gravitasi Bumi.
Anda telah mengetahui bahwa suatu benda yang berada di dalam fluida dapat terapung,
melayang, atau tenggelam, berikut uraiannya.
a. Terapung
Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan terapung jika massa jenis benda lebih kecil
daripada massa jenis fluida (ρb < ρf). Massa jenis benda yang terapung dalam fluida
memenuhi persamaan berikut.
atau
dengan: Vbf = volume benda yang tercelup dalam fluida (m3),
Vb = volume benda (m3),
hbf = tinggi benda yang tercelup dalam fluida (m),
hb = tinggi benda (m),
ρb = massa jenis benda (kg/m3), dan
ρf = massa jenis fluida (kg/m3).
Gambar 7.13 Balok kayu bervolume 100 cm3 dimasukkan ke dalam air.
Sebuah balok kayu ( ρ = 0,6 kg/m3) bermassa 60 g dan volume 100 cm3dimasukkan ke dalam
air. Ternyata, 60 cm3 kayu tenggelam sehingga volume air yang dipindahkan sebesar 60 cm3
( 0,6 N ).
b. Melayang
Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan melayang jika massa jenis benda sama dengan
massa jenis fluida (ρb= ρf). Dapatkah Anda memberikan contoh benda-benda yang melayang
di dalam zat cair?
c. Tenggelam
Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan tenggelam jika massa jenis benda lebih besar
daripada massa jenis fluida (ρb > ρf). Jika benda yang dapat tenggelam dalam fluida
ditimbang di dalam fluida tersebut, berat benda akan menjadi
atau
dengan: wbf = berat benda dalam fluida (N), dan
w = berat benda di udara (N).
Gambar 7.14 (a) Balok aluminium dengan volume 100 cm3 di udara. (b) Balok aluminium
dengan volume 100 cm3 ditimbang di dalam air Apakah beratnya sama?
Perhatikanlah Gambar 7.14. Aluminium (ρ = 2,7 g/cm3) yang bermassa 270 g dan memiliki
volume 100 cm3, ditimbang di udara. Berat aluminium tersebut sebesar 2,7 N. Ketika
penimbangan dilakukan di dalam air, volume air yang dipindahkan adalah 100 cm3 dan
menyebabkan berat air yang dipindahkan sebesar 1 N (m = ρV dan w = mg). Dengan
demikian, gaya ke atas FA yang dialami aluminium sama dengan berat air yang dipindahkan,
yaitu sebesar 1 N. Berat aluminium di dalam air menjadi
wbf = w – FA
= 2,7 N – 1 N
= 1,7 N
Contoh soal penerapan hukum Archemedes
1. Sebuah batu memiliki berat 30 N Jika ditimbang di udara. Jika batu tersebut ditimbang di
dalam air beratnya = 21 N. Jika massa jenis air adalah 1 g/cm3, tentukanlah:
a. gaya ke atas yang diterima batu,
b. volume batu, dan
c. massa jenis batu tersebut.
Jawab
Diketahui: w = 30 N, wbf = 21 N, dan ρair = 1 g/cm3.
ρair = 1 g/cm3 = 1.000 kg/m3
a. wbf = w – FA
21 N = 30 N – FA
FA = 9 N
b. FA = ρairVbatu g
9 N = (1.000 kg/m3) (Vbatu) (10 m/s2)
Vbatu = 9 × 10–4 m3
c.
2. Sebuah bola logam padat seberat 20 N diikatkan pada seutas kawat dan dicelupkan ke
dalam minyak ( ρminyak = 0,8 g/cm3). Jika massa jenis logam 5 g/cm3, berapakah tegangan
kawat?
Jawab
Diketahui: wbola = 20 N, ρ minyak = 0,8 g/cm3, dan ρ logam = 5 g/cm3.
Berdasarkan uraian gaya-gaya yang bekerja pada bola, dapat dituliskan persamaan
T + FA = w
T = w – FA = w – ρminyakVbola g
T = 16,8 N.
Aplikasi Hukum Archimedes
Hukum Archimedes banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya
pada hidrometer, kapal laut, kapal selam, balon udara, dan galangan kapal. Berikut ini prinsip
kerja alat-alat tersebut.
A. Hukum Archimedes pada Hidrometer
Gambar 7.15 Hidrometer
Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair. Proses
pengukuran massa jenis zat cair menggunakan hidrometer dilakukan dengan cara
memasukkan hidrometer ke dalam zat cair tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh hidrometer
telah dikalibrasi sehingga akan menunjukkan nilai massa jenis zat cair yang diukur. Berikut
ini prinsip kerja hidrometer.
Gaya ke atas = berat hidrometer
FA = whidrometer
ρ1V1 g = mg
Oleh karena volume fluida yang dipindahkan oleh hidrometer sama dengan luas tangkai
hidrometer dikalikan dengan tinggi yang tercelup maka dapat dituliskan
ρ1 (Ah1) = m
dengan: m = massa hidrometer (kg),
A = luas tangkai (m2),
hf = tinggi hidrometer yang tercelup dalam zat cair (m), dan
ρf = massa jenis zat cair (kg/m3).
Hidrometer digunakan untuk memeriksa muatan akumulator mobil dengan cara
membenamkan hidrometer ke dalam larutan asam akumulator. Massa jenis asam untuk
muatan akumulator penuh kira-kira = 1,25 kg/m3 dan mendekati 1 kg/m3 untuk muatan
akumulator kosong.
B. Kapal Laut dan Kapal Selam
Mengapa kapal yang terbuat dari baja dapat terapung di laut? Peristiwa ini
berhubungan dengan gaya apung yang dihasilkan oleh kapal baja tersebut. Perhatikan
Gambar 7.16 berikut.
Gambar 7.16 Kapal yang sama pada saat kosong dan penuh muatan. Volume air yang di
pindahkan oleh kapal ditandai dengan tenggelamnya kapal hingga batas garis yang
ditunjukkan oleh tanda panah.
Balok besi yang dicelupkan ke dalam air akan tenggelam, sedangkan balok besi yang sama
jika dibentuk menyerupai perahu akan terapung. Hal ini disebabkan oleh jumlah fluida yang
dipindahkan besi yang berbentuk perahu lebih besar daripada jumlah fluida yang dipindahkan
balok besi. Besarnya gaya angkat yang dihasilkan perahu besi sebanding dengan volume
perahu yang tercelup dan volume fluida yang dipindahkannya. Apabila gaya angkat yang
dihasilkan sama besar dengan berat perahu maka perahu akan terapung. Oleh karena itu,
kapal baja didesain cukup lebar agar dapat memindahkan volume fluida yang sama besar
dengan berat kapal itu sendiri.
Gambar 7.17 Penampang kapal selam ketika (a) terapung, (b) melayang, dan (c) tenggelam.
Tahukah Anda apa yang menyebabkan kapal selam dapat terapung, melayang, dan
menyelam? Kapal selam memiliki tangki pemberat di dalam lambungnya yang berfungsi
mengatur kapal selam agar dapat terapung, melayang, atau tenggelam. Untuk menyelam,
kapal selam mengisi tangki pemberatnya dengan air sehingga berat kapal selam akan lebih
besar daripada volume air yang dipindahkannya. Akibatnya, kapal selam akan tenggelam.
Sebaliknya, jika tangki pemberat terisi penuh dengan udara (air laut dipompakan keluar dari
tangki pemberat), berat kapal selam akan lebih kecil daripada volume kecil yang
dipindahkannya sehingga kapal selam akan terapung. Agar dapat bergerak di bawah
permukaan air laut dan melayang, jumlah air laut yang dimasukkan ke dalam tangki pemberat
disesuaikan dengan jumlah air laut yang dipindahkannya pada kedalaman yang diinginkan.
C. Balon Udara
Balon berisi udara panas kali pertama diterbangkan pada tanggal 21 November 1783.
Udara panas dalam balon memberikan gaya angkat karena udara panas di dalam balon lebih
ringan daripada udara di luar balon. Balon udara bekerja berdasarkan prinsip Hukum
Archimedes. Menurut prinsip ini, dapat dinyatakan bahwa sebuah benda yang dikelilingi
udara akan mengalami gaya angkat yang besarnya sama dengan volume udara yang
dipindahkan oleh benda tersebut.
Gambar 7.18 Balon udara dapat mengambang di udara karena memanfaatkan prinsip Hukum
Archimedes.
NICOLAUS COPERNICUS
Niklas Koppernigk (latin: Nicolaus Copernicus; bahasa Polandia Mikołaj Kopernik;
lahir di Toruń, 19 Februari 1473 – meninggal di Frombork, 24 Mei 1543 pada umur 70
tahun) adalah seorang astronom, matematikawan, dan ekonom berkebangsaan Polandia, yang
mengembangkan teori heliosentrisme (berpusat di matahari) Tata Surya dalam bentuk yang
terperinci, sehingga teori tersebut bermanfaat bagi sains. Ia juga seorang kanon gereja,
gubernur dan administrator, hakim, astrolog, dan tabib. Teorinya tentang Matahari sebagai
pusat Tata Surya, yang menjungkirbalikkan teori geosentris tradisional (yang menempatkan
Bumi di pusat alam semesta) dianggap sebagai salah satu penemuan yang terpenting
sepanjang masa, dan merupakan titik mula fundamental bagi astronomi modern dan sains
modern (teori ini menimbulkan revolusi ilmiah). Teorinya memengaruhi banyak aspek
kehidupan manusia lainnya. Universitas Nicolaus Copernicus di Torun, didirikan tahun 1945,
dinamai untuk menghormatinya.
Pendidikan Nicolaus dimulai di kampung halamannya, tetapi belakangan dilanjutkan
di Chełmno yang tidak jauh dari situ. Di sana ia belajar bahasa Latin dan mempelajari karya
para penulis kuno. Pada usia 18 tahun, ia pindah ke Kraków, ibukota Polandia saat itu. Di
kota ini ia kuliah di universitas dan mengajar dan mengejar hasratnya akan astronomi. Setelah
ia menyelesaikan pendidikannya di Kraków, paman dari Nikolaus — yang pada waktu itu
telah menjadi uskup di Warmia — memintanya untuk pindah ke Frombork, sebuah kota di
Laut Baltik. Waczenrode ingin kemenakannya menduduki jabatan staf katedral.
Akan tetapi, Nicolaus yang berusia 23 tahun ingin memuaskan dahaganya akan
pengetahuan dan berhasil membujuk pamannya untuk mengizinkan dia mempelajari hukum
gereja, kedokteran, dan matematika di berbagai universitas di Bologna dan Padua, Italia. Di
sana, Nicolaus bergabung dengan astronom Domenico Maria Novara dan filsuf Pietro
Pomponazzi. Sejarawan Stanisław Brzostkiewicz mengatakan bahwa ajaran Pomponazzi
telah "membebaskan pikiran astronom muda ini dari cengkraman ideologi abad pertengahan".
Di waktu senggangnya, Copernicus mempelajari karya para astronom zaman dahulu,
menjadi begitu larut dalam karya tersebut sampai-sampai ketika ia mengetahui karya Latin itu
tidak lengkap, ia mempelajari bahasa Yunani agar dapat meneliti naskah aslinya. Pada akhir
pendidikannya, Nicolaus telah menjadi doktor hukum gereja, matematikawan, dan dokter. Ia
juga pakar bahasa Yunani, menjadi orang pertama yang menerjemahkan sebuah dokumen
dari bahasa Yunani langsung ke bahasa Polandia.
Pekerjaannya yang beragam tidaklah mengacaukan Copernicus yang jenius dari
pemikiran utama dalam hidupnya. Menara Heilsberg di Allenstein dan di Frauenburg sering
kali menjadi tempat-tempat pengamatan, dan pekerjaan besarnya "Dalam Revolusi Tubuh
Luar Angkasa" menjadi bukti bagi pengamatannya yang bersemangat atas matahari, bulan,
dan planet-planet.
Melalui Uskup Paul dari Fossombrone, mereka dimintai pendapatnya tentang
pembaruan penanggalan gerejawi. Jawabannya adalah, bahwa lamanya masa satu tahun dan
bulan serta pergerakan dari matahari serta bulan belum cukup diketahui untuk membuat suatu
pembaruan. Namun, kejadian itu mendorongnya untuk menulis surat kepada Paul III, untuk
membuat pengamatan yang lebih akurat. Tujuh puluh tahun kemudian, hal ini diterima
sebagai dasar dari cara kerja penanggalan Gregorian.Dua puluh lima tahun setelah kariernya
di universitas, Copernicus berhasil menyelesaikan pekerjaan besarnya, setidaknya di dalam
pemikirannya sendiri, setelah ia menahan rasa bimbangnya untuk jangka waktu yang lama,
apakah akan menerbitkannya atau meniru para penganut Pythagoreans, yang mengirimkan
misteri dari filosofi mereka hanya secara lisan kepada pengikutnya sendiri karena takut
mendapat penghinaan dari orang banyak. Teman-temannya yang tertarik dengan teori baru,
membujuknya untuk menulis. Setidaknya, sebuah gambaran abstrak bagi mereka, yaitu
salinan-salinan naskah asli yang kemudian ditemukan di Vienna (1873) dan Stockholm
(1878). Dalam komentarnya, Copernicus menyatakan bahwa dalam teorinya ada tujuh
axioma, yang menggunakan rumus matematika pada prinsip kerjanya. Ini terjadi pada tahun
1531, atau dua belas tahun sebelum kematiannya. Dari sini, doktrin dari sistem heliosentris
mulai menyebar. Pada tahun 1533, Albert Widmanstadt mengajar di hadapan Paus Clement
VII mengenai sistem tata surya yang ditemukan Copernicus.
Sayangnya, hal itu terhambat oleh pertentangan besar dari orang-orang yang
menolak sistem temuan Copernicus. Akhirnya, hanya bab dari trigonometri yang dicetak
(1542). Dua salinan dari "Narasi Pertama" dan risalah dari trigonometri, yang diberikan
Rheticus kepada temannya Dr. Gasser, kemudian dipraktekkan dalam ilmu kedokteran di
Fieldkirch.
Menelurkan teori yang revolusioner
Sepulangnya ke Polandia, pamannya melantik dia sebagai sekretaris, penasihat, dan
dokter pribadinya suatu kedudukan yang bergengsi. Selama puluhan tahun berikutnya,
Nicolaus menjabat berbagai kedudukan administratif, baik di bidang agama maupun sipil.
Meski sangat sibuk, ia melanjutkan penelitiannya tentang bintang dan planet, mengumpulkan
bukti untuk mendukung suatu teori yang revolusioner bahwa bumi bukan pusat yang tidak
bergerak dari alam semesta tetapi, sebenarnya, bergerak mengitari matahari. Teori ini
bertentangan dengan ajaran filsuf yang terpandang, Aristoteles, dan tidak sejalan dengan
kesimpulan matematikawan Yunani, Ptolemeus. Selain itu, teori Copernicus menyangkal apa
yang dianggap sebagai "fakta" bahwa Matahari terbit di timur dan bergerak melintasi angkasa
untuk terbenam di barat, sedangkan bumi tetap tidak bergerak.
Nicolaus Copernicus adalah pencentus teori Heliosentris yaitu sebuah teori yang
berhubungan tentang orbit dan rotasi bumi.
Nicolaus Copernicus sebagai seorang ilmuwan memberi atribut yang sangat penting dalam
dunia ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang astronomi. Gagasannya tentang teori
Heliosentris menghapus pendapat kuno yang mengatakan bahwa bumi adalah pusat tata surya
dimana bintang, matahari dan benda-benda lain berputar mengelilingi bumi. Teori purba ini
dikenal dengan istilah teori geosentris.
Sebagai pencetus teori heliosentris, Nicolaus copernicus memang tidak seterkenal Galileo,
Kepler ataupun Newton. Karena Nicolaus Copernicus enggan menerbitkan teori Heliosentris
yang dicetuskannya. Baru setelah Nicolaus Copernicus wafat, ilmuwan lain seperti yang
tersebut diatas secara luas mempublikasikan teori tersebut meski harus bertentangan dengan
pihak gereja yang menganut paham Geosentris.
Dalam astronomi, heliosentrisme adalah teori yang berpendapat bahwa Matahari bersifat
stasioner dan berada pada pusat alam semesta. Kata berasal dari bahasa Yunani (ήλιος Helios
= Matahari, dan κέντρον kentron = pusat). Secara historis, heliosentrisme bertentangan
dengan geosentrisme, yang menempatkan Bumi di pusat alam semesta. Diskusi mengenai
kemungkinan heliosentrisme terjadi sejak zaman klasik. Barulah ketika abad ke-16 dapat
ditemukan suatu model matematis dapat meramalkan secara lengkap sistem heliosentris,
yaitu Nicolaus Copernicus, seorang ahli matematika dan astronom. Pada abad berikutnya,
model tersebut dijabarkan dan diperluas oleh Johannes Kepler dan pengamatan pendukung
dengan menggunakan teleskop diberikan oleh Galileo Galilei.
Copernicus bukanlah orang yang pertama yang menyimpulkan bahwa bumi berputar
mengitari Matahari. Astronom Yunani Aristarkhus dari Samos telah mengemukakan teori ini
pada abad ketiga Sebelum Masehi. Para pengikut Pythagoras telah mengajarkan bahwa bumi
serta Matahari bergerak mengitari suatu api pusat. Akan tetapi, Ptolemeus menulis bahwa jika
bumi bergerak, "binatang dan benda lainnya akan bergelantungan di udara, dan bumi akan
jatuh dari langit dengan sangat cepat". Ia menambahkan, "sekadar memikirkan hal-hal itu saja
terlihat konyol".
Ptolemeus mendukung gagasan Aristoteles bahwa bumi tidak bergerak di pusat alam
semesta dan dikelilingi oleh serangkaian bola bening yang saling bertumpukan, dan bola-bola
itu tertancap Matahari, planet-planet, dan bintang-bintang. Ia menganggap bahwa pergerakan
bola-bola bening inilah yang menggerakan planet dan bintang. Rumus matematika Ptolemeus
menjelaskan, dengan akurasi hingga taraf tertentu, pergerakan planet-planet di langit malam.
Namun, kelemahan teori Ptolemeus itulah yang mendorong Copernicus untuk mencari
penjelasan alternatif atas pergerakan yang aneh dari planet-planet. Untuk menopang teorinya,
Kopernikus merekonstruksi peralatan yang digunakan oleh para astronom zaman dahulu.
Walaupun sederhana dibandingkan dengan standar modern, peralatan ini memungkinkan dia
menghitung jarak relatif antara planet-planet dan Matahari. Selama bertahun-tahun, ia
berupaya menetukan secara persis tanggal-tanggal manakala para pendahulunya telah
membuat beberapa pengamatan penting di bidang astronomi. Diperlengkapi dengan data ini,
Copernicus mulai mengerjakan dokumen kontroversial yang menyatakan bahwa bumi dan
manusia di dalamnya bukanlah pusat alam semesta.
Nicolaus Copernicus - Penemu teori Heliosentrisme Tata Surya
Semasa hidupnya, Copernicus dikenal sebagai seorang astronom, matematikawan dan
juga ekonom. Teorinya tentang Matahari sebagai pusat Tata Surya, yang berhasil
menjungkirbalikkan teori geosentris tradisional (yang menempatkan Bumi di Pusat Alam
Semesta), dianggap sebagai salah satu penemuan yang terpenting sepanjang masa dan
merupakan titik mula fundamental bagi astronomi modern dan sains modern. Pada awalnya
teori Heliosentrisme dari Copernicus ini menuai kontroversi. Teori ini bertentangan dengan
ajaran filsuf yang terpandang, Aristoteles, dan tidak sejalan dengan kesimpulan
matematikawan Yunani, Ptolemeus.
Teori Copernicus menyangkal apa yang dianggap sebagai fakta oleh Aristoteles dan
Ptolomeus bahwa matahari terbit di timur dan bergerak melintasi angkasa untuk terbenam di
barat, sedangkan bumi tetap tidak bergerak. Namun, seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teori Copernicus ini telah merevolusionerkan konsep tentang angkasa luar dan
sekaligus merombak pandangan filosofis manusia terhadap ilmu astronomi. Dewasa ini
Copernicus disanjung oleh banyak orang sebagai Bapak Astronomi Modern.
Selama berada di Italia, Copernicus sudah berkenalan dengan ide-ide filosof Yunani
Aristarchus dari Samos (abad ke-13 SM). Filosof ini berpendapat bahwa bumi dan planit-
planit lain berputar mengitari matahari. Copernicus jadi yakin atas kebenaran hipotesa
"heliocentris" ini, dan tatkala dia menginjak usia empat puluh tahun dia mulai mengedarkan
buah tulisannya diantara teman-temannya dalam bentuk tulisan-tulisan ringkas,
mengedepankan cikal bakal gagasannya sendiri tentang masalah itu. Copernicus memerlukan
waktu bertahun-tahun melakukan pengamatan, perhitungan cermat yang diperlukan untuk
penyusunan buku besarnya De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang Revolusi
Bulatan Benda-benda Langit), yang melukiskan teorinya secara terperinci dan
mengedepankan pembuktian-pembuktiannya.
Copernicus memutuskan penerbitan bukunya, dan baru tepat pada saat meninggalnya
dia dikirimi buku cetakan pertamanya dari si penerbit. Ini tanggal 24 Mei 1543.
Dalam buku itu Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa bumi berputar pada porosnya,
bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi, serta planet-planet lain semuanya
berputar mengelilingi matahari. Tapi, seperti halnya para pendahulunya, dia membuat
perhitungan yang serampangan mengenai skala peredaran planet mengelilingi matahari. Juga,
dia membuat kekeliruan besar karena dia yakin betul bahwa orbit mengandung lingkaran-
lingkaran. Jadi, bukan saja teori ini ruwet secara matematik, tapi juga tidak betul. Meski
begitu, bukunya lekas mendapat perhatian besar. Para astronom lain pun tergugah, terutama
astronom berkebangsaan Denmark, Tycho Brahe, yang melakukan pengamatan lebih teliti
dan tepat terhadap gerakan-gerakan planet. Dari data-data hasil pengamatan inilah yang
membikin Johannes Kepler akhirnya mampu merumuskan hukum-hukum gerak planet yang
tepat.
Meski Aristarchus lebih dari tujuh belas abad lamanya sebelum Copernicus sudah
mengemukakan persoalan-persoalan menyangkut hipotesa peredaran benda-benda langit,
adalah layak menganggap Copernicuslah orang yang memperoleh penghargaan besar. Sebab,
betapapun Aristarchus sudah mengedepankan pelbagai masalah yang mengandung inspirasi,
namun dia tak pernah merumuskan teori yang cukup terperinci sehingga punya manfaat dari
kacamata ilmiah. Tatkala Copernicus menggarap perhitungan matematik hipotesa-hipotesa
secara terperinci, dia berhasil mengubahnya menjadi teori ilmiah yang punya arti dan guna.
Dapat digunakan untuk dugaan-dugaan, dapat dibuktikan dengan pengamatan astronomis,
dapat bermanfaat di banding lain-lain teori yang terdahulu bahwa dunialah yang jadi sentral
ruang angkasa.