Upload
lydieu
View
213
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
I. Tinjauan TeoritisA. Pengertian
Batu saluran kemih adalah benda padat yang dibentuk oleh presipitasi berbagai zat
terlarut dalam urin pada saluran kemih (Pierce A Grace, 2006) dan dapat ditemukan
disetiap bagian ginjal sampai dengan kandung kemih dan ukurannnya bervariasi dari
deposit granuler yang kecil disebut pasir atau kerikil sampai dengan batu sebesar
kandung kemih yang berwarna orange (Suzzane C Smeltzer, 2002).
Pendapat lain menyebutkan batu saluran kemih adalah massa keras seperti batu yang
terbentuk disepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan,
penyumbatan aliran kemih atau infekSi
Batu saluran kemih adalah Kristal padat dari larutan mineral urine, biasa ditemukan di
dalam ginjal atau ureter. Penyakit ini dikenal juga dengan sebutan nephrolithiasis,
urolithiasis, atau renal calculi
Klasifikasi
Klasifikasi batu saluran kemih menurut Joyce M Black dalam buku Medical
Surgical Nursing, 2001 hal 822-824 dan Basuki B Purnomo, 2000 hal 64-66 adalah:
1. Batu Kalsium
Batu kalsium merupakan jenis batu terbanyak, batu kalsium biasanya terdiri dari fosfat
atau kalsium oksalat. Dari bentuk partikel yang terkecil disebut pasir atau kerikil sampai
ke ukuran yang sangat besar “staghorn” yang berada di pelvis dan dapat masuk ke kaliks.
Faktor penyebab terjadinya batu kalsium adalah:
a) Hypercalsuria (peningkatan jumlah kalsium dalam urin) biasanya disebabkan oleh
komponen:
(1) Peningkatan resopsi kalsium tulang, yang banyak terjadi pada hiperparatiroid
primer atau pada tumor paratiroid
(2) Peningkatan absorbs kalsium pada usus yang biasanya dinamakan susu-alkali
syndrome, sarcoidosis
(3) Gangguan kemampuan renal mereabsorbsi kalsium melalui tubulus ginjal
(4) Abnormalitas struktur biasanya pada daerah pelvikalises ginjal
b) Hiperoksaluri: eksresi oksalat urine melebihi 45 gram perhari. Keadaan ini banyak
dijumpai pada pasien yang mengalami gangguan pada usus sehabis menjalani
pembedahan usus dan pasien yang banyak mengkonsumsi makanan yang kaya oksalat
seperti teh, kopi instan, soft drink, jeruk sitrun, sayuran berdaun hijan banyak terutama
bayam
c) Hipositraturi: di dalam urin sitrat akan bereaksi menghalangi ikatan kalsium dengan
oksalat atau fosfat. Karena sitrat dapat bertindak sebagai penghambat pembentukan
batu kalsium. Hal ini dapat terjadi karena penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom
malabsorbsi atau pemakaian diuretic golongan thiazid dalam jangka waktu yang lama.
d) Hipomagnesuri: magnesium bertindak sebagai penghambat timbulnya batu kalsium,
karena didalam urin magnesium akan bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium
oksalat sehingga mencegah ikatan kalsium oksalat
2. Batu struvit
Batu struvit dikenal juga dengan batu infeksi karena terbentuknya batu ini disebabkan
oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah kuman golongan
pemecah urea atau urea spilitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah
urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana ini memudahkan
garam-garam magnesium, ammonium fosfat, dan karbonat membentuk batu magnesium
ammonium fosfat (MAP). Kuman-kuman pemecah urea adalah proteus spp, klabsiella,
serratia, enterobakter, pseudomonas, dan stapillokokus
3. Batu asam urat
Factor yang menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah:
a) Urin yang terlalu asam yang dapat disebabkan oleh makanan yang banyak
mengandung purine, peminum alcohol.
b) Volume urin yang jumlahnya sedikit (<2 liter perhari) atau dehidrasi.
c) Hiperurikosuri: kadar asam urat melebihi 850 mg/ 24jam. Asam urat yang berlebih
dalam urin bertindak sebagai inti batu untuk terbentuknya batu kalsium oksalat.
4. Batu sistin
Cystunuria mengakibatkan kerusakan metabolic secara congetinal yang mewarisi
pengahambat atosomonal. Batu sistin merupakan jenis yang timbul biasanya pada anak
kecil dan orang tua, jarang ditemukan pada usia
5. Batu xanthine
Batu xanthine terjadi karena kondisi hederiter hal ini terjadi karena defisiensi oksidasi
xathine.
B. Etiologi
Faktor Endogen
Faktor genetik familial pada hiper sistinuria
Suatu kelainan herediter yang resesif autosomal dari pengangkutan asam amino
dimembran batas sikat tibuli proksimal.
Faktor hiperkalsiuria primer dan hiper oksaluria primer.
Faktor eksogen
- Infeksi
Infeksi oleh bakteri yang memecahkan ureum dan membentuk amonium akan
mengubah Ph uriun menjadi alkali dan akan mengendapkan garam-garam fosfat
sehinggga akan mempercepat pembentukan batu yang telah ada.
- Obstruksi – statis urine
Obstruksi dan statis urine memudahkan terjadinya infeksi yang meningkatkan resiko
terbentuknya batu saluran kemih
- Jenis kelamin
Lebih banyak ditemukan pada laki-laki
Ras : Lebih banyak ditemukan di Negara Afrika & asia, Amerika dan Eropa Jarang
Keturunan Anggota keluarga batu saluran kemih lebih banyak mempunyai kesempatan
menderita batu saluran kemih
Air minum orang yang banyak minum akan mengurangi terbentuknya batu, sedangkan
orang uang kurang minum kadar semua substansi meningkat, yang mempermudah
pembentukan batu
- Pekerjaan
Pekerja yang lebih banyak duduk lebih beresiko terkena batu dibanding dengan
pekerja yang banyak bergerak
- Makanan masyarakat yang lebih banyak makan protein hewani angka morbilitas batu
saluran kemih kurang, sedangkan orang yang kurang makan putih telur lebih beresiko
terkena batu saluran kemihàmasyarakat ekonomi lemah lebih banyak terkena batu
saluran kemih
- Suhu
Daerah tropis atau kamar mesin yang menyebabkan keringat berlebihan beresiko
terkena batu saluiran kemih.
C. Tanda dan Gejala
a. Hematuria
b. Piuria
c. Polakisuria/fregnancy
d. Urgency
e. Nyeri pinggang menjalar ke daerah pingggul, bersifat terus menerus pada daerah
pinggang.
f. Kolik ginjal yang terjadi tiba-tiba dan menghilang secara perlahan-lahan.
g. Rasa nyeri pada daerah pinggang, menjalar ke perut tengah bawah, selanjutnya kearah
penis atau vulva.Anorexia, muntah dan perut kembung
h. Hasil pemeriksaan laboratorium, dinyatakan urin tidak ditemukan adanya batu leukosit
meningkat.
D. Komplikasi
Batu yang terlelak pada piala ginjal atau ureter dapat memberikan komplikasi obstruksi
baik sebagian atau total.
Hal tersebut diatas dipengaruhi oleh :
Sempurnaya obstruksi
Lamanya obstruksi
Lokasi obstruksi
Adanya tidaknya infeksi
a. Infeksi
b.Obstruksi
c.Hidronephrosis.
E. Patofisiologi
Batu saluran kemih dapat terjadi dari beberapa faktor yaitu imobilisasi yang dapat
menyebabkan statis urin, peningkatan atau penurunan pH, diit makanan tertentu seperti; tinggi
oksalat, purin, dan kalsium. Ketiga factor tersebut dapat meningkatkan substansi dari kalsium,
oksalat, asam urat atau fosfat sehingga urin menjadi keruh dan menghambat aliran urine yang
merangsang pembentukan batu. Batu saluran kemih juga dapat diakibatkan oleh ISK yang
terdapat kuman pemecah urea yang dapat menghasilkan enzim urease yang menghidrolisis
urea menjadi amoniak yang memudahkan garam-garam magnesium, ammonium, fosfat dan
karbonat membentuk batu magnesium fosfat. Selain itu batu dapat terbentuk dari penurunan
sitrat dan magnesium yang merupakan faktor penghambat pembentukan batu sehingga
mempermudah terjadinya batu khususnya batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat. Ada batu
di dalam saluran kemih, membuat terjadinya obstruksi, obstruksi diatas kandung kemih dapat
menyebabkan hidroureter karena ureter membengakak oleh urine, hidroureter yang tidak
diatasi dapat menyebabkan hidronefrosis. Obstruksi juga menyebabkan peningkatan tekanan
hidrostatik interstitium dan dapat menyebabkan penurunan Glomerulus Filtration Rate
(GFR). Obstruksi yang tidak diatasi dapat menyebabkan kolapsnya nefron dan kapiler
sehingga terjadi iskemia nefron karena suplai darah terganggu, akhirnya dapat terjadi gagal
ginjal. Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (statis urine) maka infeksi bakteri meningkat
dan menyebabkan pielonefrilitis, ureteritis, dan sistitis.
F. Pemeriksaan Diagnostik.
a. Urinalisa; warna mungkin kuning ,coklat gelap,berdarah,secara umum menunjukan
SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), ph asam (meningkatkan sistin
dan batu asam urat) alkali ( meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu
kalsium fosfat), urine 24 jam :kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin
mungkin meningkat), kultur urine menunjukan ISK, BUN/kreatinin serum dan urine;
abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu
obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.
b. Darah lengkap: Hb,Ht,abnormal bila psien dehidrasi berat atau polisitemia.
c. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal ( PTH. Merangsang
reabsobsi kalsiumm dari tulang, meningkatkan sirkulasi s\erum dan kalsium urine.
d. Foto Rntgen; menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal
dan sepanjang urewter.
e. IVP.: memberukan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri,abdominal atau
panggul.Menunjukan abnormalitas pada struktur anatomik (distensi ureter).
f. Sistoureterokopi;visualiasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu atau efek
obstruksi.
g. USG ginjal: untuk menentukan perubahan obstruksi,dan lokasi batu.
G. Penatalaksanaan
a. Menghilangkan obstruksi
b. Mengobati infeksi
c. Menghilangkan rasa nyeri.
d. Mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi
e. Terapik medik dan simtomatik
Terapik medik => mengeluarkan batu ginjal atau melarutkan batu
Pengobatan Simtomatik = > mengusahakan agar nyeri khususnya kolik ginjal yang terjadi
menghilang dengan pemberian simpatolitik selain itu dapat diberikan minum berlebihan
disertai diuretikum bendofluezida 5 - 10 mg/hr.
f. Terapi mekanik
E S W L = > Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy
Terapi pembedahan
Jika tidak tersedia alat litotriptor
H. Pencegahan
Maka perlu adanya pencegahan atau program sepanjang hidup, seperti :
Masalah yang mendasari untuk mempermudah terbentuknya batu saluran kemih harus
dikoreksi
Infeksi harus dihindari atau pengobatan secara intensif untuk semua jenis type batu
Hasil analisa batu sangat menentukan dalam ketepatan jenis diet yang harus
dipertimbangkan untuk pencegahan misalnya :
a. Batu kalsium à diet rendah kalsium mis : susu, keju, sayur daun hijau
b. Batu asam urat à diet rendah purin mis : daging berlemak, gandung
c. Batu strutive à diet rendah kalsium/pospat mis : jelly karbonat, aluminium.
Woc
1.2 Tinjauan Askep
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematik dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2000) yang
terdiri dari :
a. Identitas Klien
Identitas klien terdiri atas nama, jenis kelamin, usia, status perkawinan, agama,
suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan dan alamat.
b. Riwayat Keperawatan
1) Riwayat kesehatan masa lalu
2) Apakah klien pernah menderita batu saluran kemih sebelumnya atau infeksi
saluran kemih, apakah klien pernah dirawat atau dioperasi sebelumnya
3) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengalami nyeri pada sudut kostovertebralis, dan didapatkan
nyeri tekan dan nyeri ketok, biasanya klien mengalami mual, muntah,
hematuri, Buang Air Kecil (BAK) menetes, BAK tidak tampias, rasa terbakar,
penurunan haluaran urin, dorongan berkemih.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat batu saluran kemih dalam keluarga
d. Riwayat psikososial
Adakah ditemukan depresi, marah atau stress
e. Kebiasaan sehari-hari
Pola nutrisi : anoreksia, mual, diet tinggi purin, kalsium oksalat, dan atau fosfat.
Ketidakcukupan masukan cairan: tidak minum air dengan cukup
1) Pola eliminasi : penurunan haluaran urine, kandung kemih penuh, rasa
terbakar pada saat berkemih, dorongan berkemih, diare, hematuri, perubahan
pola berkemih,
2) Pola aktivitas: biasanya pada klien dengan batu saluran kemih jarang
melakukan aktivitas yang banyak duduk
f. Pemeriksaan fisik meliputi :
1) Inspeksi : perhatikan body language klien terhadap perilaku melindungi, dan
adanya ekspresi tegang
2) Palpasi : palpasi area CVA terhadap adanya nyeri tekan dan pembesaran
ginjal
3) Perkusi : perkusi area CVA terhadap adanya nyeri ketok yang menjalar ke
abdomen bagian depan dan dapat ke area genitalia.
4) Auskultasi
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan klien adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko pola) dari individu atau kelompok dimana
perawat secara akountabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara
pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah, dan merubah
(Nursalam, 2000). Diagnosa keperawatan pada klien dengan batu saluran kemih adalah
a. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan
b. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi mekanik
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual/muntah
d. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan tentang
pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan meliputi perkembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifkasi pada diagnosa
keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan
menyimpulkan rencana dokumentasi (Nursalam, 2000).
Tujuan klien dan tujuan perawat adalah standar atau ukuran yang digunakan untuk
mengevaluasi kemajuan klien dan keterampilan perawat.
Kriteria hasil berfokus pada klien, singkat dan jelas, dapat diobservasi dan diukur, ada
batas waktunya, realistic, ditentukan oleh perawat dank lien.
Perencanaan pada klien dengan batu saluran ginjal diantaranya adalah :
NO Diagnosa Tujuan- Intervensi Rasional
Keperawatan
Kriteria yang
diharapkan
1. Nyeri akut b/d
peningkatan
frekuensi /dorongan
kontraksi
ureteral,trauma
jaringan,pembentuk
an edema,iskemia
seluler.
Nyeri hilang
dengan spasme
terkontrol.
Kriteria ;
- Pasien tampak
rileks.
- Pasien mampu
tidur/istirahat
dengan tenang
- Tidak
gelisah,tidak
merintih
1. Catat lokasi,lamanya
intensitas,penyebaran,perh
atikan tanda-tanda non
verbal,misalnya
merintih,mengaduh dan
gelisahansietas.
2. Berikan tindakan
nyaman,misalnya pijatan
punggung,ciptakan
lingkungan yang tenang.
3. Jelaskan penyebab nyeri
dan perubahan
karakteristik nyeri.
.
KOLABORASI:
Berikan obat sesuai dengan
indikasi
- Narkotik
- Evaluasi tempat
obstruksi dan kemajuan
gerakan kalkulus
- Meningkatkan
relaksasi,menurunkan
tegangan otot,
- Membantu dalam
meningkatkan
kemampuan koping
pasien serta
menurunkan ansietas
- Dipakai selama
episode akut,untuk
menurunkan kolik
ureter dan relaksasi
otot.
- Antispasmodik
- Kortikosteroid
-
- Menurunkan
refleks spasme shg.
Mengurangi nyeri dan
kolik.
- Menurunkan
edema jaringan ,shg.
Membantu gerakan
batu.
2. Perubahan eliminasi
urine b/d stimulasi
kandung kemih oleh
batu,iritasi
ginjal,atau
ureter,obstruksi
mekanik atau
inflamsi.
Perubahan
eliminasi urine
tidak terjadi
Kriteria :
- Haematuria
tidak ada.
- Piuria tidak
terjadi
- Rasa terbakar
tidak ada.
- Dorongan
ingin berkemih
terus
berkurangi.
1. Dorong meningkatkan
pemasukan cairan
2. Catat adanya pengeluaran
dalam urinek/p kirim ke lab
untuk dianalisa.
3. Observasi keluhan
kandung kemih,palpasi dan
perhatikan output,dan
edema.
4. Obserevasi perubahan
- Membilas
bakteri,darah.dan
debris,membantu
lewatnya batu.
- Identifikasi tipe
batudan alternatif terapi
- Retensi
urine,menyebabkan
distensi
status mental.,prilaku atau
tingkat kesadaran.
5. Kolaborasi ;
Berikan obat sesuai dgn
program;
- diamox, alupurinol
- Esidrix, Higroton
- Amonium
Klorida,Kalium,,atau
Natrium,fosfat,.
- Agen antigon, (Ziloprim)
- Antibiotik
jaringan.,potensial
resiko infeksi dan
GGK.
- Ketidakseimbanga
n elektrolit dpt.menjadi
toksik pada SSP.
- Meningkatkan
pH.urine menurunkan
pembentukan batu
asam.
- Mencegah stasis
urine Menurunkan
pembentukan batu
fosfat
- Menurunkan
produksi asam urat
- Adanya ISK
potensuial
pembentukan batu.
- Nabic
- Asam Askorbat
- Pertahankan patensi
kateter.
- Irigasi dgn. Asam
atau larutan alkalin.
- Mencegah
pembentukan beberapa
kalkuli.
- Mencegah
berulangnya
pembentukan batu
alkalin.
- Mencegah
retensi,dan komplikasi.
- Mengubah
pH.urine mencegah
pembentukan batu.
3. Resiko tinggi
kekurangan volume
cairan b/d
mual,muntah,diuresi
s pascaobstruksi.
Keseimbangan
cairan adekuat
Kriteria :
- Intake dan
output
seimbang
- Tanda vital
stabil (TD
120/80 mmHg.
1. Catat insiden muntah,
diare, perhatikan
karakteristik, dan
frekuensi.
2.Tingkatkan pemasukan
cairan 3-4 lt / hari dalam
toleransi jantung.
3. Awasi tanda vital, evaluasi
- Mengesampingka
n kejadian abdominal
lain.
- Mempertahankan
keseimbangan cairan
dan homeostasis.
- Penurunan
Nadi 60-100,
RR16-20, suhu
36.5°-37°C)
- Membran
mukosa lembab
- Turgor kulit
baik.
nadi, turgor kulit dan
membran mukosa.
4. Timbang berat badan tiap
hari
5. Kolaborasi:
- Awasi
Hb,Ht,elektrolit,
- Berikan cairan IV
- Berikan diet
tepat,cairan
jernih,makanan lembut s/d
toleransi
- Berikan obat s/d
indikasi antiemetik,(misal
compazin )
LFG.merangasang
produksi renin, yg.
Bekerja meningktakan
TD.
- Peningkatan
BB.yang cepat,waspada
retensi
- Mengkaji hidrasi,
kebutuhan intervensdi.
- Mempertahankan
volume sirkulasi
- Mempertahnakan
keseimbangan nutruisi.
- Menurunkan mual
muntah
4. Kurang
pengetahuan
tentang diet, dan
kebutuhan
pengobatan
Pasien dapat
memahami
tentang diet,dan
program
pengobatan
Kriteria :
-BerpartiSipasi
dalam program
pengobatan
- Menjalankan
diet
1. Kaji ulang proswes
penyakit dan harapan
masa datang
2. Kaji ulang program diet,
sesuai dengan indikasi
3. Diskusikan tentang:
- Pemberian diet rtendah
purin,(membatasi daging
berlemak,kalkun,tumbuhan
polong,gandum,alkohol)
- Pemberian diet rendah Ca.
(membatasi susu,keju,sayur
hijau,yogurt.)
- Pemberian diet rendah
oksalat membatasi
konsumsi coklat,minuman
kafein,bit,bayam.
- Diskusikan program obat-
obatan ,hindfari obat yang
dijual bebas dan baca
- Memberikan
pengetahuan
dasar,membuat pilihan
berdasarkan informasi
- Pemahaman
diet,memberikan
kesempatan untuk
memilih sesuai dgn.
Informasi,mencegah
kekambuhan.
- Menurunkan
pemasukan oral
thd.prekursor asam urat
-Menurunkan
resikopembentukan
batu kalsium.
-Menurunkan
pembentukan batu
oksalat.
- Obat yang diberikan
untuk mengasamkan
urin,atau
labelnya.mengalkalikan,menghi
ndari produk
kontraindikasi.
D. PELAKSANAAN
Pelaksanaan keperawatan dilakukan setelah didapatkan rencana keperawatan yang
disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan klien. Pelaksanaan keperawatan harus
mengacu terhadap rencana yang telah di buat, karena di dalamnya terdapat tindakan
keperawatn yang harus dilakukan saat itu.
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik
(Nursalam, 2000). Tahap pelaksaan dimulai setelah rencana tindakan yang disusun dan
ditujukan untuk membantu klien dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Pelaksanaan keperawatan pada klien dengan batu saluran kemih adalah :
a. Meningkatkan masukan cairan 3-4 liter tiap hari
b. Meningkatkan mobilisasi klien
c. Manajemen nyeri misalkan mengajarkan teknik relaksasi/ nafas dalam, teknik
manajemen imajinasi
d. Diet terhadap makanan tertentu yang dapat menjadi faktor resiko terjadinya batu
saluran kemih.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya
berhasil dicapai. Melalui evaluasi keperawatan memungkinkan perawat untuk memonitor
“kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan
tindakan (Nursalam, 2000).
Ada 2 komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan yaitu :
a. Proses (sumatif)
Fokus tipe ini adalah aktiivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas
pelayanan tindakan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan sesudah
perencanaan keperawatan, dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap
tindakan. Pada evaluasi ini terus menerus dilaksanakan sampai tujuan yang telah
ditentukan tarcapai.
b. Hasil (formatif)
Fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada
akhir tindakan keperawatan klien. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir tindakan
perawatan klien.
Evaluasi yang diharapkan pada klien dengan batu saluran kemih adalah :
1. Nyeri dapat teratasi atau berkuarang
2. Pola berkemih dalam batas normal
3. Dapat mempertahankan keseimbangan cairan adekuat
4. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Batu Saluran Kemih, http://www.klinikpria.com
- Batu Ginjal , http://www.infokesehatan.net
- Bladder Stone, http://www.lbah.com/Canine/urolithiasis.htm 1998, Canine Inherited Disorders Database. Revised at December 05, 2001, http://www.upei.ca/~cidd/Diseases/urogenital%20disorders/urolithiasis.htm
- Buku Ajar Ilmu Bedah, 1997, EGC, Jakarta, edisi revisi
- Smith's General urology, a Lange medical book, 1992, Prentice - Hall International Inc.
- dr. Purnomo, Basuki B, 2000, Dasar - dasar Urologi, CV. Infomedika dr. Purnomo, Basuki B, Diktat Kuliah Urologi, RSUD dr Saiful Anwar, Malang
- dr. Puspita Rahma, 2001, Mencegah Kambuhnya Batu Ginjal, http://www.pikiran-rakyat.com/prcetak/102001/21/0804/htm
- Principle of Surgery, Mc Graw Hill,edisi V RS Mitra Kemayoran, 2001, ESWL, http://www.mitrakemayoranrs.com
- Selamihardja, Nanny, Mengusir Batu Ginjal tanpa Operasi, http://www. indomedia.com/intisari/1998/Juni/html
- Schrock, Theodore R., Ilmu Bedah (Handbook of Surgery), EGC, Jakarta, edisi VII
- Schwartz, dkk., 1995, Intisari Prinsip - Prinsip Ilmu Bedah, EGC, Jakarta, edisi VI
- Staf Pengajar Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah , Binarupa Aksara, Jakarta Neiberger, Richard, MD, PhD, Urolithiasis, http://www.emedicine.com, Urolithiasis, Article by Richard Neiberger, MD, PhD.htm