Artikel Ratni 21 26

Embed Size (px)

Citation preview

  • Vol. 1 No. 1 Juni 2012 dikfis pascasarjana unimed21

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAININGTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

    POKOK USAHA DAN ENERGI KELASVIII MTS N-3 MEDAN

    Ratni SiraitJurusan Pendidikan Fisika

    Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

    Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modelpembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa kelas VIIISemester I pada materi pokok Usaha dan Energi di MTs N 3 Medan T.P2010. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Pengambilan sampeldilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelasdari 5 kelas secara acak yaitu kelas VIII-D sebagai kelas eksperimen yangberjumlah 34 orang dan kelas VIII-C sebagai kelas kontrol yang berjumlah36 orang. Hasil analisis data melalui uji t menunjukkan bahwa diperolehthitung = 1,71 dan ttabel = 1,67, sehingga thitung > ttabel, artinya Ha diterima. Dapatdisimpulkan ada pengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakanmodel pembelajaran inquiry training pada materi pokok usaha dan energikelas VIII semester I MTs N 3 Medan.

    Kata kunci: model pembelajaran, inquiry training, hasil belajar

    PendahuluanSelama proses pembelajaran, pada umum-

    nya guru jarang mengajak siswa melakukanpengamatan atau praktikum untuk materi yangsedang dipelajari secara nyata. Sebagai gantinyaguru melakukan demonstrasi di depan kelas.Demonstrasi dilakukan karena guru memilikipertimbangan bahwa kegiatan demonstrasitidak menghabiskan waktu yang banyak dandapat menyelesaikan materi dengan cepat.Penerapan pembelajaran seperti ini akanmengakibatkan siswa kurang mampu melakukanpraktikum, sehingga kemampuan siswa sepertimelakukan pengamatan, merumuskan hipotesis,menggunakan alat, mengumpulkan data, meng-identifikasi variabel, membuat kesimpulan dankegiatan lain yang dapat mengembangkanketerampilan proses ilmiah yang ada pada dirisiswa tidak tampak.

    Rendahnya hasil belajar Fisika siswayang ditemukan peneliti saat melaksanakanProgram Pengalaman Lapangan Terpadu di

    SMA Persiapan, Stabat pada tahun 2009diakibatkan banyaknya siswa beranggapanbahwa Fisika adalah pelajaran yang sangat sulitdan penerapan rumus-rumus ke dalam soal jugatidak mudah. Selama ini siswa bahkan mengenalFisika sebagai suatu pelajaran yang sangatmenakutkan, salah satu penyebabnya karenapada saat proses pembelajaran Fisika, gurujarang melibatkan siswa dan hanya menekankansiswa untuk menghafal rumus-rumus.

    Dari hasil studi pendahuluan di MTs N 3Medan dengan instrumen angket dan wawan-cara dapat diperoleh sejumlah data. Dari hasilangket yang disebarkan kepada 38 siswa kelasVIII diperoleh data bahwa 22 orang mengatakanFisika itu sulit dan kurang menarik, 11 orangmengatakan bahwa pelajaran Fisika itu biasasaja. Sedangkan 5 orang mengatakan Fisika itumudah dan menyenangkan. Alasan siswamengatakan bahwa fisika itu sulit dan kurangmenarik karena fisika tidak terlepas dari rumus-rumus yang harus dihafal. Tetapi ada juga

    Jurnal Pendidikan FisikaISSN 2252-732X

  • Vol. 1 No. 1 Juni 2012 dikfis pascasarjana unimed22

    siswa yang sulit dalam pemahaman materi dansoal, sehingga jika soal diubah dalam bentuklain maka siswa tidak mampu mengerjakannya.(Diperoleh dari hasil wawancara dengan siswa).Melalui angket, diketahui bahwa terdapatperbedaan siswa dalam mengalami peristiwabelajar. Keadaan ini menuntut peserta didikdipenuhi kebutuhan belajarnya sesuai karak-teristik masing-masing. Sekitar 22 orang siswamenginginkan belajar dengan praktek dandemonstrasi, 2 orang dengan mengerjakan soal-soal, dan 14 mengatakan bahwa belajar Fisikaitu sambil bermain. Fisika menempati posisiyang kedua setelah matematika sebagai pelajaranyang kurang digemari.

    Dari hasil wawancara dengan salahseorang Guru Fisika di MTs N 3 Medanmengatakan bahwa bila siswa diajarkan secarateori, maka minat siswa terhadap Fisika sangatkurang. Sedangkan bila siswa diajak kelaboratorium akan muncul minat siswa terhadapFisika. Menurut Joyce (2009) model pembela-jaran inquiry training dirancang untuk membawasiswa secara langsung ke dalam proses ilmiahmelalui latihan-latihan yang dapat memadatkanproses ilmiah tersebut ke dalam periode waktuyang singkat. Tujuannya adalah membantusiswa mengembangkan disiplin dan mengem-bangkan keterampilan intelektual yang diper-lukan untuk mengajukan pertanyaan danmenemukan jawabannya berdasarkan rasa ingintahunya.

    Perbedaan peneliti sebelumnya denganpeneliti sekarang adalah terletak pada fasemodel pembelajaran inquiry training di RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penelitisebelumnya masih menggunakan fase inkuiribiasa sedangkan peneliti sekarang menggunakanfase inquiry training.

    Dari hasil investigasi awal sesuai latarbelakang, dapat diidentifikasi beberapa masalah,yaitu (1) Hasil belajar siswa pada matapelajaran Fisika masih rendah, (2) Perbedaanindividu siswa dalam mengalami peristiwabelajar, (3) Proses pembelajaran lebih memfo-kuskan pada rumus-rumus dan dalil, (4) Gurubelum menerapkan model pembelajaran yang

    bervariasi. Untuk itu perlu adanya pembatasanmasalah yang memfokuskan pada (1) Menerap-kan model pembelajaran inquiry training dikelas eksperimen, (2) Materi pelajaran yangdiajarkan adalah Usaha dan Energi, (3) Hasilbelajar yang akan diteliti hanya pada aspekkognitif yang disertai pengamatan aktivitas.

    Berdasarkan latar belakang, identifikasidan batasan masalah, rumusan masalah dalampenelitian ini adalah (1) Bagaimana hasil belajarsiswa dengan menggunakan model pembelajaraninquiry training pada materi pokok usaha danenergi kelas VIII semester I MTs N 3 Medan?(2) Bagaimana aktivitas belajar siswa kelasVIII selama pelaksanaan model pembelajaraninquiry training? (3) Apakah ada pengaruhmodel pembelajaran inquiry training terhadaphasil belajar siswa pada materi pokok usaha danenergi kelas VIII semester I MTs N 3 Medan?Sedangkan tujuannya adalah untuk (1) menge-tahui hasil belajar siswa dengan menggunakanmodel pembelajaran inquiry training padamateri pokok usaha dan energi kelas VIIIsemester I MTs N 3 Medan, (2) mengetahuiaktivitas belajar siswa kelas VIII selamapelaksanaan pembelajaran dengan modelpembelajaran inquiry training, (3) mengetahuipengaruh model pembelajaran inquiry trainingterhadap hasil belajar siswa pada materi pokokusaha dan energi kelas VIII semester I MTs N 3Medan.

    Model Pembelajaran InkuiriInkuiri adalah proses pembelajaran

    didasarkan pada pencarian dan penemuanmelalui proses berpikir secara sistematis.Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil darimengingat, akan tetapi hasil dari prosesmenemukan sendiri. Dengan demikian dalamproses perencanaan, guru bukanlah memper-siapkan sejumlah materi yang harus di hafal,akan tetapi merancang pembelajaran yangmemungkinkan siswa dapat menemukan sendirimateri yang harus di pahaminya. Belajar padadasarnya merupakan proses mental seseorangyang tidak terjadi secara mekanis. Gulo dalamTrianto (2009) menyatakan bahwa inkuiri tidak

    Sirait, R.: Pengaruh Model Pembelajaran InquiryTraining Terhadap Hasil Belajar Siswa PadaMateri Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII MTsN-3 Medan.

    Jurnal Pendidikan FisikaISSN 2252-732X

  • Vol. 1 No. 1 Juni 2012 dikfis pascasarjana unimed23

    hanya mengembangkan kemampuan intelektualtetapi seluruh potensi yang ada, termasukpengembangan emosional dan keterampilaninkuiri merupakan suatu proses yang bermuladari merumuskan masalah, merumuskanhipotesis, mengumpulkan data, menganalisisdata, dan membuat kesimpulan

    Model Pembelajaran Inquiry TrainingModel pembelajaran inquiry training

    dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernamaSuchman (1962). Suchman meyakini bahwaanak-anak merupakan individu yang penuh rasaingin tahu akan segala sesuatu. Modelpembelajaran inquiry training dirancang untukmembawa siswa secara langsung ke dalamproses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapatmemadatkan proses ilmiah tersebut ke dalamperiode waktu yang singkat. Pengaruhnyaadalah bahwa model pembelajaran inquirytraining (latihan penelitian) akan meningkatkanpemahaman ilmu pengetahuan, produktivitasdalam berpikir kreatif, dan keterampilan-keterampilan dalam memperoleh dan meng-analisis informasi, tetapi latihan ini seefisienmetode pengulangan dan pengajaran yangdibarengi dengan pengalaman-pengalamanlaboratorium.

    Model pembelajaran inquiry trainingadalah upaya pengembangan para pembelajaryang mandiri, metodenya mensyaratkanpartisipasi aktif siswa dalam penelitian ilmiah.Siswa sebenarnya memiliki rasa ingin tahu danhasrat yang besar untuk tumbuh berkembang.Model pembelajaran inquiry training meman-faatkan eksplorasi kegairahan alami siswa,memberikan siswa arahan-arahan khusussehingga siswa dapat mengeksplorasi bidang-bidang baru secara efektif.

    Tujuan umum model pembelajaraninquiry training adalah membantu siswamengembangkan disiplin intelektual danketerampilan untuk meningkatkan pertanyaan-pertanyaan dan pencarian jawaban yangterpendam dari rasa keingintahuan siswa.Untuk itulah, Suchman tertarik untuk membantusiswa meneliti secara mandiri, tetapi dalam cara

    yang disiplin. Suchman ingin siswa-siswanyabertanya mengapa sesuatu peristiwa tertentuharus terjadi seperti itu, ada apa sebenarnya,bagaimana saya bisa menyelidikinya. Suchmanjuga ingin siswanya memperoleh dan memprosesdata secara logis dengan mengembangkanstrategi-strategi intelektual umum yang dapatsiswa gunakan untuk mencari tahu terjadinyafenomena atau peristiwa tertentu.

    Model pembelajaran inquiry trainingmemiliki lima tahap pembelajaran, yaitu: FaseI: Menghadapkan pada masalah. Menghadapkansiswa dengan situasi yang membingungkan(masalah). Fase II: Merumuskan hipotesis.Mengajukan pertanyaan dimana pertanyaantersebut sudah mengandung jawaban. Fase III:Pengumpulan data-eksperimentasi. Memisahkanvariabel yang relevan. Menghipotesiskan (sertamenguji) hubungan kausal. Fase IV: Mengolah,memformulasikan suatu penjelasan. Memfor-mulasikan aturan dan penjelasan. Fase V:Analisis proses penelitian. Menganalisisstrategi penelitian dan mengembangkan yangpaling efektif.

    Metode PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di MTs N 3

    Medan yang beralamat di Jalan Melati 13Helvetia. Penelitian ini berlangsung selama tigaminggu yang dimulai dari tanggal 13 Juli 2010sampai 2 Agustus 2010. Populasi dalampenelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIIsemester I MTs N 3 Medan yang terdiri dari 5kelas. Pengambilan sampel dilakukan secaraacak (cluster random sampling) dimana setiapkelas memiliki kesempatan yang sama untukmenjadi sampel penelitian. Sampel yangdiambil sebanyak dua kelas yaitu VIII-Dsebagai kelas eksperimen dan VIII-C sebagaikelas kontrol. Penelitian ini termasuk jenispenelitian quasi eksperimen, yaitu merupakanpenelitian yang bertujuan untuk mengetahuiakibat dari sesuatu yang dikenakan padasubyek yaitu siswa. Penelitian ini melibatkandua kelas sampel yang diberi perlakuan yangberbeda. Untuk mengetahui hasil belajar Fisika,siswa akan diberikan tes. Tes yang dilakukan

    Sirait, R.: Pengaruh Model Pembelajaran InquiryTraining Terhadap Hasil Belajar Siswa PadaMateri Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII MTsN-3 Medan.

    Jurnal Pendidikan FisikaISSN 2252-732X

  • Vol. 1 No. 1 Juni 2012 dikfis pascasarjana unimed24

    yaitu pretes (sebelum diberi perlakuan) danpostes (setelah diberi perlakuan). Desainpenelitiannya berupa The pretest-postestControl Group Design sebagai berikut:

    Tabel 1. Desain PenelitianSampel Pretes Perlakuan Postes

    Kelas Eksperimen T X TKelas Kontrol T Y T

    Keterangan:T = pre test dan post testX = perlakuan (treatment) untuk model

    pembelajaran inquiry trainingY = perlakuan (treatment) untuk model

    pembelajaran konvensionalData-data yang diperoleh diuji normalitas-

    nya untuk mengetahui apakah data keduasampel berdistribusi normal atau tidak. Ujinormalitas data digunakan uji Liliefors.Kemudian dilakukan uji homogenitas berfungsiuntuk mengetahui apakah kedua sampel berasaldari populasi yang homogen. Menurut Sudjana(2005), untuk uji homogenitas data populasidigunakan uji kesamaan varians, dengan rumus.

    22

    21

    SS

    F =

    Dimana: 21S = Varians terbesar;2

    2S = Variansterkecil. Kriteria Pengujian: Jika Fhitung > F tabel,maka kedua sampel tidak berasal dari populasiyang homogen dan sebaliknya pada tarafSignifikan ( ) = 0,05.Untuk uji hipotesis digunakan uji t denganrumus:

    t =

    21

    21

    11nn

    s

    XX

    +

    (Sudjana, 2005)

    dengan standar deviasi gabungan:

    S2 =2

    )1()1(21

    222

    211

    +

    +

    nn

    SnSn

    Dimana:=1 nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas

    eksperimen.2 = nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas

    kontrol.

    n1 = jumlah siswa kelas eksperimen.n2 = jumlah siswa kelas kontrol.

    21S = varians nilai hasil belajar siswa kelas

    eksperimen.22S = varians nilai hasil belajar siswa kelas

    kontrol.Kriteria pengujian: Ho diterima jika t(1-) < t(1-) dimana t(1-) di dapat dari daftar distribusi tdengan dk = (n1 + n2 - 2) dan peluang (1- )dan = 0,05. Untuk harga t lainnya Ho ditolak.

    Hasil Penelitian dan PembahasanHasil Penelitian

    Penerapan model pembelajaran inquirytraining ini didasarkan atas kelebihannya yangmenekankan kepada pengembangan aspekkognitif dan aspek psikomotorik secaraseimbang, sehingga pembelajaran melalui modelini dianggap lebih bermakna. Dalam prosesmodel pembelajaran inquiry training ini,dilibatkan sejumlah pengalaman siswa dalamkehidupan sehari-hari yang terkait denganusaha dan energi.

    Penelitian kuasi eksperimen ini melibatkanserangkaian kegiatan model pembelajaraninquiry training yang meliputi: menghadapkansiswa pada masalah, merumuskan hipotesis,pengumpulan data eksperimen, mengolah danmenganalisis proses penelitian, merupakanserangkaian kegiatan yang dapat memicukegiatan belajar siswa.

    Dari hasil pretes yang diberikan kepadakedua sampel diperoleh nilai rata-rata kelaseksperimen 4,29 dan pada kelas control 4,03.Setelah dilakukan pretes, di kelas eksperimendiberi perlakuan model pembelajaran inquirytraining dan di kelas kontrol diberi perlakuanberupa model pembelajaran konvensional. Darikedua perlakuan ini, kemudian dilakukanpostes dan diperoleh sejumlah pengetahuanyang hasilnya adalah nilai rata-rata kelaseksperimen 6,29 dan pada kelas kontrol 5,64.

    Berdasarkan hasil uji normalitas datamenggunakan uji Lilliefors dari data pretes danpostes kelas eksperimen dan kelas kontroldiperoleh untuk data pretes kelas eksperimenLhitung < Ltabel (0,1459 < 0,1520) sedangkan

    Sirait, R.: Pengaruh Model Pembelajaran InquiryTraining Terhadap Hasil Belajar Siswa PadaMateri Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII MTsN-3 Medan.

    Jurnal Pendidikan FisikaISSN 2252-732X

  • Vol. 1 No. 1 Juni 2012 dikfis pascasarjana unimed25

    untuk kelas kontrol Lhitung < Ltabel (0,1438