13
ARTIKEL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRI TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS X SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 THE EFFECT OF YURISPRUDENSIAL INQUIRY MODEL OF CITIZENSHIP COMPETENCE TO THE OF TENTH GRADE STUDENT AT SMK PGRI 4 KEDIRI ACADEMIC YEAR 2016/2017 Oleh: AYU AMELIA PUTRI 13.1.01.03.0008 Dibimbing oleh : 1. ETTY ANDYASTUTI S.H.,M.H 2. Dr. SURYANTO, M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2017 Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

ARTIKEL TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/0dcc1609ac4955d6e98a...Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebatas ranah kognitifnya saja,

  • Upload
    ngoanh

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ARTIKEL TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/0dcc1609ac4955d6e98a...Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebatas ranah kognitifnya saja,

ARTIKEL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRI TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN PADA SISWA

KELAS X SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017

THE EFFECT OF YURISPRUDENSIAL INQUIRY MODEL OF CITIZENSHIP COMPETENCE TO THE OF TENTH GRADE STUDENT

AT SMK PGRI 4 KEDIRI ACADEMIC YEAR 2016/2017

Oleh:

AYU AMELIA PUTRI

13.1.01.03.0008

Dibimbing oleh :

1. ETTY ANDYASTUTI S.H.,M.H

2. Dr. SURYANTO, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI

2017

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 2: ARTIKEL TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/0dcc1609ac4955d6e98a...Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebatas ranah kognitifnya saja,

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 3: ARTIKEL TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/0dcc1609ac4955d6e98a...Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebatas ranah kognitifnya saja,

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Ayu Amelia Putri | 13.1.01.03.0008 FKIP – Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

simki.unpkediri.ac.id || 2||

|| 2 ||

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN YURISPRUDENSI INQUIRI TERHADAP

KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS X SMK PGRI 4

KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017

AYU AMELIA PUTRI

13.1.01.03.0008

FKIP – Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

[email protected]

Etty Andyastuti S.H.,M.H1 dan Dr. Suryanto, M.Si

2

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

Abstrak

AYU AMELIA PUTRI: Pengaruh Model Pembelajaran Yurisprudensi Inquiri Terhadap Kompetensi

Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas X SMK PGRI 4 Kediri Tahun Ajaran 2016/2017, Skripsi, PPKn,

FKIP UN PGRI Kediri, 2017.

Penelitian ini dilatarbelakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa penggunaan

model pembelajaran dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang kurang efektif dan efisien,

menyebabkan tidak seimbangnya kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebatas ranah kognitifnya saja, sedangkan ranah afektif dan

psikomotorik yang menjadi pokok kompetensi yang harus dikuasai siswa belum tersentuh secara

maksimal. Hal tersebut dapat mengakibatkan kompetensi kewarganegaraan siswa belum tercapai

secara maksimal.

Permasalahan pada penelitian ini adalah: (1) Apakah ada pengaruh sebelum dan sesudah

penggunaan model pembelajaran yurisprudensi inquiri terhadap pengetahuan kewarganegaraan atau

civic knowledge siswa ? (2) Apakah ada pengaruh sebelum dan sesudah penggunaan model

pembelajaran yurisprudensi inquiri terhadap keterampilan kewarganegaraan atau civic skill siswa ? (3)

Apakah ada pengaruh sebelum dan sesudah penggunaan model pembelajaran yurisprudensi inquiri

terhadap watak kewarganegaraan atau civic disposition siswa ?

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan subyek penelitian siswa kelas X SMK

PGRI 4 Kediri. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa soal tes dan angket. Metode pengujian

hipotesis dengan uji-t atau uji beda menggunakan paired sample t-test.

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran

yurisprudensi inquiri terhadap pengetahuan kewarganegaraan atau civic knowledge siswa dengan

dibuktikan persentase nilai sig.(2-tailed) 0,000 < 0,05. (2) Ada pengaruh penggunaan model

pembelajaran yurisprudensi inquiri terhadap keterampilan kewarganegaraan atau civic skill siswa

dengan dibuktikan persentase nilai sig.(2-tailed) 0,032 < 0,05. (3) Ada pengaruh penggunaan model

pembelajaran yurisprudensi inquiri terhadap watak kewarganegaraan atau civic disposition siswa

dengan dibuktikan persentase nilai sig.(2-tailed) 0,000 < 0,05.

Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan: (1) Dengan menggunakan model

pembelajaran yurisprudensi inquiri dapat mengembangkan kompetensi kewarganegaraan siswa. (2)

Guru harus dapat menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik

peserta didik sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal, menyenangkan, dan

berkesan baik bagi guru maupun siswa. (3) Penerapan model pembelajaran dapat membantu motivasi

dalam belajar pada siswa.

Kata Kunci : yurisprudensi inquiri, kompetensi kewarganegaraan, civic knowledge, civic skill, civic

disposition.

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 4: ARTIKEL TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/0dcc1609ac4955d6e98a...Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebatas ranah kognitifnya saja,

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Ayu Amelia Putri | 13.1.01.03.0008 FKIP – Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

simki.unpkediri.ac.id || 2||

|| 2 ||

I. LATAR BELAKANG

Pendidikan kewarganegaraan (civic

education) mempunyai peranan penting

untuk mempersiapkan warga negara yang

demokratis untuk mendukung dan

mengembangkan sistem politik yang

demokratis. Paradigma baru Pendidikan

Kewarganegaraan memiliki tujuan utama

mengembangkan kompetensi kewarga-

negaraan. Yaitu partisipasi yang bermutu

dan bertanggung jawab dalam kehidupan

politik dan masyarakat baik di tingkat

lokal, nasional dan global. Partisipasi

semacam itu memerlukan kompetensi

kewarganegaraan yang meliputi: (1)

penguasaan terhadap pengetahuan dan

pemahaman tertentu; (2) pengembangan

kemampuan intelektual dan partisipatoris;

(3) pengembangan karakter atau sikap

mental tertentu; dan (4) komitmen yang

benar terhadap nilai dan prinsip

fundamental demokrasi konstitusional

(Branson, 1999: 8-9).

Menyimak tujuan dari mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di

atas, maka Pendidikan Kewarganegaraan

sejalan dengan tiga fungsi pokok

pendidikan kewarganegaraan sebagai

wahana pengembangan warga negara yang

demokratis yakni mengembangkan

kecerdasan warga negara (civic

intellegence), membina tanggung jawab

warga negara (civic responsibility) dan

mendorong partisipasi warga negara (civic

participation). Tiga kompetensi warga

negara ini sejalan pula dengan tiga

komponen pendidikan kewarganegaraan

yang baik yaitu pengetahuan

kewarganegaraan (civic knowledge),

ketrampilan kewarganegaraan (civic skills),

dan karakter kewarganegaraan (civic

dispositions) (Branson. 1998).

Untuk mengembangkan tiga

komponen Pendidikan Kewarganegaraan

diperlukan model pembelajaran yang tepat

dalam Pendidikan Kewarganegaraan.

Dalam proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan guru harus membedakan

antara pengetahuan, keterampilan dan

sikap kewarganegaraan. Tiga komponen

tersebut harus dijadikan dasar untuk

memilih model pembelajaran. Kemampuan

dalam menggunakan model pembelajaran

akan berpengaruh terhadap keberhasilan

belajar siswa, baik keberhasilan dalam

ranah kognitif, psikomotor maupun afektif.

Sehingga tujuan pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan juga dapat tercapai.

Model pembelajaran yang kurang

efektif dan efisien, menyebabkan tidak

seimbangnya kemampuan kognitif, afektif,

dan psikomotorik, misalnya pembelajaran

monoton dari waktu ke waktu, guru yang

bersifat otoriter dan kurang bersahabat

dengan siswa, sehingga siswa merasa

bosan dan kurang minat belajar.

|| 3 ||

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 5: ARTIKEL TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/0dcc1609ac4955d6e98a...Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebatas ranah kognitifnya saja,

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Ayu Amelia Putri | 13.1.01.03.0008 FKIP – Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

simki.unpkediri.ac.id || 2||

|| 2 ||

Keberhasilan pembelajaran dalam arti

tercapainya standar kompetensi, sangat

bergantung pada kemampuan guru

mengolah pembelajaran yang dapat

menciptakan situasi yang memungkinkan

siswa belajar sehingga merupakan titik

awal berhasilnya pembelajaran (Semiawan,

1985). Untuk mengatasi hal tersebut maka

guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik

harus mampu menciptakan suasana belajar

yang interaktif dan edukatif, pembelajaran

yang tidak hanya terpusat kepada guru

melainkan melibatkan keaktifan siswa

yang didalamnya terjadi dialog yang

interaktif antara guru dan siswa, siswa

dengan siswa, ataupun siswa dengan

sumber belajar lainnya dalam setiap

kegiatan belajar di kelas.

Model pembelajaran yurisprudensi

inquiri diduga tepat digunakan guru dalam

proses pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di kelas. Model

pembelajaran ini diyakini cocok digunakan

untuk mengembangkan tiga komponen

Pendidikan Kewarganegaraan. Secara teori

model pembelajaran yurisprudensi inquiri

dipilih karena dapat memberikan

kesempatan kepada siswa aktif untuk

mengemukakan pendapat sesuai dengan

pandangannya terhadap suatu isu atau

masalah sosial, melatih siswa untuk peka

terhadap permasalahan sosial, mengambil

posisi (sikap) terhadap permasalahan

tersebut, serta mempertahankan sikap

tersebut dengan argumentasi yang relevan

dan valid.

Model pembelajaran yurisprudensi

inquiri cocok digunakan untuk

pembelajaran ilmu-ilmu sosial. Dalam

praktiknya siswa terlibat langsung

membahas masalah-masalah yang telah

terjadi dimasyarakat. Siswa dapat

memberikan argumen terhadap masalah

yang dibahas, maka dengan sendirinya

mereka akan mengikuti argumen yang

paling logis. Dengan demikian model

pembelajaran yurisprudensi dapat melatih

siswa untuk menggali pengetahuan dan

peka terhadap permasalahan-permasalahan

sosial sehingga diharapkan siswa memiliki

kompetensi kewarganegaraan. Berdasarkan

uraian tersebut, untuk mengetahui lebih

jauh permasalahan tersebut maka peneliti

mengangkat penelitian tentang“ Pengaruh

Model Pembelajaran Yurisprudensi Inquiri

Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan

Pada Siswa Kelas X SMK PGRI 4 Kediri

Tahun Ajaran 2016/2017”

II. METODE

A. Pendekatan dan Teknik Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan pendekatan

kuantitatif.

|| 4 ||

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 6: ARTIKEL TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/0dcc1609ac4955d6e98a...Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebatas ranah kognitifnya saja,

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Ayu Amelia Putri | 13.1.01.03.0008 FKIP – Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

simki.unpkediri.ac.id || 2||

|| 2 ||

2. Teknik Penelitian

Dalam penelitian ini teknik yang

digunakan adalah teknik Pre-

eksperimental. Menurut Sugiono

(2010: 109) bahwa “penelitian pre-

eksperimen hasilnya merupakan

variabel dependen bukan semata-mata

dipengaruhi oleh variabel

independen”. Hal ini dapat terjadi,

karena tidak adanya variabel kelas

kontrol, dan sampel tidak dipilih

secara random.

Desain penelitian merupakan

rancangan bagaimana penelitian

dilaksanakan. Desain penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

one group pretest posttest design.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian ini

populasinya adalah siswa kelas X

SMK PGRI 4 KEDIRI dengan

Jumlah keseluruhan 240 siswa

yang terdiri dari 238 laki-laki dan

2 perempuan.

2. Sampel

Karena jumlah populasinya

lebih dari 100 maka sebagian

populasi dijadikan sampel yaitu

siswa kelas X TKR 1 SMK PGRI

4 Kediri tahun ajaran 2016/2017

sejumlah 25 siswa, terdiri dari 25

siswa laki-laki.

Teknik pengambilan sampel

(sampling) dalam penelitian ini

adalah “Purposive Random

Sampling” yaitu dengan cara

menetapkan secara sengaja kelas

yang akan dijadikan sampel yaitu

kelas X TKR 1 dengan jumlah 25

siswa.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini

dilakukan di SMK PGRI 4 Kediri.

Pertimbangan pemilihan lokasi

adalah SMK PGRI 4 Kediri.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah

waktu yang digunakan penulis pada

saat dimulainya pengajuan judul

hingga berakhirnya penyusunan

penelitian. Untuk memperoleh data

yang akurat dan actual maka

penelitian dilakukan mulai bulan

Maret hingga Juli 2017.

D. Langkah-langkah Pengumpulan

Data

1. Perencanaan, peneliti membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) untuk mengetahui

penggunaan dan pelaksanaan

penggunaan model pembelajaran

yurisprudensi inquiri.

|| 5 ||

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 7: ARTIKEL TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/0dcc1609ac4955d6e98a...Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebatas ranah kognitifnya saja,

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Ayu Amelia Putri | 13.1.01.03.0008 FKIP – Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

simki.unpkediri.ac.id || 2||

|| 2 ||

2. Tindakan, dilakukan pemberian

instrumen pretest dan posttest pada

siswa yang diberi perlakuan.

3. Penilaian, menggunakan

angket/kuisioner. angket/kuisioner

dalam penelitian ini (baik pre-tes

maupun pos-tes) dimaksudkan

untuk mengukur kompetensi

kewarganegaraan siswa. Jadi

berupa formatif angket/kuisioner.

Penilaian dibuat untuk

memudahkan menganalisis

hasilnya.

E. Teknik Analisis Data

Untuk membuktikan kebenaran

hipotesis maka peneliti akan

melakukan analisis data dengan

mengumpulkan data hasil test uji

skala sikap pada kelas yang diberi

perlakuan.

Dalam penelitian ini terdapat

kelompok eksperimen dimana

pengambilannya dilakukan secara

sengaja menetapkan kelas yang akan

teliti. Hasil penelitian berupa data

kuantitatif (hasil tes dan angket),

sehingga dapat langsung dianalisis

atau tidak memerlukan pengolahan

lagi.

Setelah seluruh data terkumpul,

selanjutnya teknik penyajian data

dan teknik analisis data yang dipilih

adalah teknik analisis pretest dan

posttest dengan model pembelajaran

yurisprudensi inquiri menggunakan

Paired Sample Test.

Untuk memudahkan

perhitungan dan agar lebih

meyakinkan hasil analisis data maka

analisa data ini akan dikerjakan

dengan program SPSS.

F. Norma Keputusan

Norma keputusan dalam uji

hipotesis sebagai berikut:

1. Jika nilai sig. (2-tailed) <

0,05, maka Ho ditolak dan Ha

diterima.

2. Jika nilai sig. (2-tailed) >

0,05, maka Ho diterima dan

Ha ditolak.

III. PEMBAHASAN

Dengan menerapkan model

pembelajaran yurisprudensi inquiri

didapatkan hasil nilai pre-test dan post-

test kompetensi kewarga-negaraan yang

meliputi 3 (tiga) komponen yaitu

pengetahuan kewarganegaraan (civic

knowledge), keterampilan

kewarganegaraan (civic skill), watak

kewarganegaraan (civic disposition).

Adapun hasil analisis data adalah sebagai

berikut.

|| 6 ||

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 8: ARTIKEL TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/0dcc1609ac4955d6e98a...Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebatas ranah kognitifnya saja,

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Ayu Amelia Putri | 13.1.01.03.0008 FKIP – Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

simki.unpkediri.ac.id || 2||

|| 2 ||

a. Menentukan adanya pengaruh model

pembelajaran yurisprudensi inquiri

terhadap pengetahuan

kewarganegaraan;

Tabel Uji Beda Pengetahuan

Kewarganegaraan

Dengan menerapkan model

pembelajaran yurisprudensi inquiri

terhadap pengetahuan kewarganegaraan

atau Civic knowledge mendapatkan

persentase nilai Asymp. sig.(2-tailed)

0,000 dapat diketahui bahwa dengan nilai

sig.(2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak.

Jadi berdasarkan hal tersebut, maka

norma hipotesis yang pertama adalah benar

dan sesuai yaitu “Hipotesis 1 diterima jika

ada pengaruh sebelum dan sesudah

penggunaan model pembelajaran

yurisprudensi inquiri terhadap pengetahuan

kewarganegaraan atau Civic

knowledge siswa.

b. Menentukan adanya pengaruh model

pembelajaran yurisprudensi inquiri

terhadap keterampilan

kewarganegaraan;

Tabel Uji Beda Keterampilan

Kewarganegaraan

Dengan menerapkan model

pembelajaran yurisprudensi inquiri

terhadap keterampilan kewarganegaraan

atau Civic skill mendapatkan persentase

nilai Asymp. sig.(2-tailed) 0,032 dapat

diketahui bahwa dengan nilai sig.(2-tailed)

< 0,05 maka H0 ditolak.

Jadi berdasarkan hal tersebut, maka

norma hipotesis yang kedua adalah benar

dan sesuai yaitu “Hipotesis 2 diterima jika

ada pengaruh sebelum dan sesudah

penggunaan model pembelajaran

yurisprudensi inquiri terhadap

keterampilan kewarganegaraan atau Civic

skill siswa.

c. Menentukan adanya pengaruh model

pembelajaran yurisprudensi inquiri

terhadap watak kewarganegaraan.

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std. Deviati

on

Std. Error Mean

95% Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1 Sebelum - Sesudah

-4,600 10,083 2,017 -

8,762 -,438

-2,281

24 ,032

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std. Deviat

ion

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Sebelum -

Sesudah

-6,200

5,824 1,165 -

8,604

-3,796 -

5,323

24 ,000

|| 7 ||

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 9: ARTIKEL TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/0dcc1609ac4955d6e98a...Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebatas ranah kognitifnya saja,

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Ayu Amelia Putri | 13.1.01.03.0008 FKIP – Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

simki.unpkediri.ac.id || 2||

|| 2 ||

Tabel Uji Beda Watak Kewarganegaraan

Dengan menerapkan model

pembelajaran yurisprudensi inquiri

terhadap watak kewarganegaraan atau

Civic disposition siswa mendapatkan

persentase nilai Asymp. sig.(2-tailed)

0,000 dapat diketahui bahwa dengan nilai

sig.(2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak.

Jadi berdasarkan hal tersebut, maka

norma hipotesis yang ketiga adalah benar

dan sesuai yaitu “Hipotesis 3 diterima jika

ada pengaruh sebelum dan sesudah

penggunaan model pembelajaran

yurisprudensi inquiri watak

kewarganegaraan atau Civic disposition

siswa

IV. HASIL DAN KESIMPULAN

1. “Ada pengaruh sebelum dan sesudah

penggunaan model pembelajaran

yurisprudensi inquiri terhadap

pengetahuan kewarganegaraan atau

Civic knowledge siswa”

Dari hasil analisis data kelas X TKR

1 SMK PGRI 4 Kediri yang merupakan

kelas eksperimen dapat diketahui bahwa

ada pengaruh penggunaan model

pembelajaran yurisprudensi inquiri

terhadap pengetahuan kewarganegaraan

atau Civic knowledge siswa karena

persentase nilai Asymp. sig.(2-tailed)

0,000 sehingga dapat diketahui bahwa nilai

Asymp. sig.(2-tailed) < 0,05 maka H0

ditolak.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat

diketahui bahwa hipotesis yang pertama,

yaitu “Ada pengaruh sebelum dan sesudah

penggunaan model pembelajaran

yurisprudensi inquiri terhadap pengetahuan

kewarganegaraan atau civic

knowledge siswa” diterima.

Dengan diterimanya hipotesis

tersebut, maka terbukti bahwa model

pembelajaran yurisprudensi inquiri

berpengaruh terhadap pengetahuan

kewarganegaraan atau civic

knowledge siswa. Sesuai kajian teori yang

sudah dijelaskan sebelumnya bahwa

“Model pembelajaran yurisprudensi inquiri

merupakan model pembelajaran yang

dapat memberikan kesempatan kepada

siswa aktif untuk mengemukakan pendapat

sesuai dengan pandangannya terhadap

suatu isu atau masalah sosial, melatih

siswa untuk peka terhadap permasalahan

sosial, mengambil posisi (sikap) terhadap

permasalahan tersebut, serta

mempertahankan sikap tersebut dengan

argumentasi yang relevan dan valid”

Hamzah B. Uno (2007:21)

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence

Interval of the Difference

Lower

Upper

Pair 1 Sebelum - Sesudah

-8,520

5,591 1,118 -

10,828

-6,212

-7,619

24

,000

|| 8 ||

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 10: ARTIKEL TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/0dcc1609ac4955d6e98a...Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebatas ranah kognitifnya saja,

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Ayu Amelia Putri | 13.1.01.03.0008 FKIP – Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

simki.unpkediri.ac.id || 2||

|| 2 ||

Sesuai dengan pendapat tersebut

dapat diketahui bahwa dengan model

pembelajaran yurisprudensi inquiri dengan

cara menganalisis dan mendiskusikan isu-

isu sosial, model pembelajaran ini

membantu siswa untuk berpartisipasi

dalam mendefinisikan nilai-nilai sosial

dapat membantu siswa untuk menggali

informasi tentang permasalahan-

permasalahan yang sedang terjadi di

masyarakat sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan kewarganegaraan siswa. Jadi

model pembelajaran yurisprudensi inquiri

tepat jika diterapkan untuk meningkatkan

pengetahuan kewarganegaaran siswa.

2. “Ada pengaruh sebelum dan sesudah

penggunaan model pembelajaran

yurisprudensi inquiri terhadap

keterampilan kewarganegaraan atau

Civic skill siswa”

Dari hasil analisis data kelas X TKR

1 SMK PGRI 4 Kediri yang merupakan

kelas eksperimen dapat diketahui bahwa

ada pengaruh penggunaan model

pembelajaran yurisprudensi inquiri

terhadap keterampilan kewarganegaraan

atau Civic skill siswa karena persentase

nilai Asymp. sig.(2-tailed) 0,032 sehingga

dapat diketahui bahwa nilai Asymp. nilai

sig.(2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat

diketahui bahwa hipotesis yang kedua,

yaitu “Ada pengaruh sebelum dan sesudah

penggunaan model pembelajaran

yurisprudensi inquiri terhadap

keterampilan kewarganegaraan atau civic

skill siswa” diterima.

Dengan diterimanya hipotesis

tersebut, maka terbukti bahwa model

pembelajaran yurisprudensi inquiri

berpengaruh terhadap keterampilan

kewarganegaraan atau civic skill siswa.

“Model pembelajaran yurisprudensi inquiri

merupakan model pembelajaran yang

dapat memberikan kesempatan kepada

siswa aktif untuk mengemukakan pendapat

sesuai dengan pandangannya terhadap

suatu isu atau masalah sosial, melatih

siswa untuk peka terhadap permasalahan

sosial, mengambil posisi (sikap) terhadap

permasalahan tersebut, serta

mempertahankan sikap tersebut dengan

argumentasi yang relevan dan valid”

Hamzah B. Uno (2007:21)

Sesuai dengan pendapat tersebut

dapat diketahui bahwa dengan model

pembelajaran yurisprudensi inquiri dengan

cara menganalisis dan mendiskusikan isu-

isu sosial, dapat membantu siswa untuk

menggali informasi tentang permasalahan-

permasalahan yang sedang terjadi di

masyarakat sehingga dengan menggali

informasi tersebut siswa dapat memperoleh

pengetahuan kewarganegaraan. Dari

pengetahuan yang diperoleh tersebut,

siswa dapat peka terhadap permasalahan

|| 9 ||

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 11: ARTIKEL TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/0dcc1609ac4955d6e98a...Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebatas ranah kognitifnya saja,

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Ayu Amelia Putri | 13.1.01.03.0008 FKIP – Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

simki.unpkediri.ac.id || 2||

|| 2 ||

sosial sehingga memiliki suatu

keterampilan yang dapat dimanfaatkan

dalam menghadapi masalah-masalah

dalam bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara. Jadi model pembelajaran

yurisprudensi inquiri tepat jika diterapkan

untuk meningkatkan keterampilan

kewarganegaaran siswa.

3. “Ada pengaruh sebelum dan sesudah

penggunaan model pembelajaran

yurisprudensi inquiri terhadap watak

kewarganegaraan atau Civic disposition

siswa”

Dari hasil analisis data kelas X TKR

1 SMK PGRI 4 Kediri yang merupakan

kelas eksperimen dapat diketahui bahwa

ada pengaruh penggunaan model

pembelajaran yurisprudensi inquiri

terhadap watak kewarganegaraan atau

Civic disposition siswa karena persentase

nilai Asymp. sig.(2-tailed) 0,000 sehingga

dapat diketahui bahwa nilai Asymp. sig.(2-

tailed) < 0,05 maka H0 ditolak.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat

diketahui bahwa hipotesis yang pertama,

yaitu “Ada pengaruh sebelum dan sesudah

penggunaan model pembelajaran

yurisprudensi inquiri terhadap watak

kewarganegaraan atau civic disposition

siswa” diterima.

Dengan diterimanya hipotesis

tersebut, maka terbukti bahwa model

pembelajaran yurisprudensi inquiri

berpengaruh terhadap watak

kewarganegaraan atau civic

disposition siswa. Sesuai kajian teori yang

sudah dijelaskan sebelumnya bahwa

“Model pembelajaran yurisprudensi inquiri

merupakan model pembelajaran yang

dapat memberikan kesempatan kepada

siswa aktif untuk mengemukakan pendapat

sesuai dengan pandangannya terhadap

suatu isu atau masalah sosial, melatih

siswa untuk peka terhadap permasalahan

sosial, mengambil posisi (sikap) terhadap

permasalahan tersebut, serta

mempertahankan sikap tersebut dengan

argumentasi yang relevan dan valid”

Hamzah B. Uno (2007:21)

Sesuai dengan pendapat tersebut

dapat diketahui bahwa dengan model

pembelajaran yurisprudensi inquiri dengan

cara menganalisis dan mendiskusikan isu-

isu sosial, dapat membantu siswa untuk

menggali informasi tentang permasalahan-

permasalahan yang sedang terjadi di

masyarakat sehingga dengan menggali

informasi tersebut siswa dapat

meningkatkan pengetahuan

kewarganegaraan. Dari pengetahuan yang

diperoleh tersebut maka dapat

mengembangkan suatu keterampilan yang

dapat dimanfaatkan dalam menghadapi

masalah-masalah sosial. Setelah siswa

memperoleh pengetahuan dan

keterampilan kewarganegaraan secara

|| 10 ||

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 12: ARTIKEL TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/0dcc1609ac4955d6e98a...Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebatas ranah kognitifnya saja,

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Ayu Amelia Putri | 13.1.01.03.0008 FKIP – Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

simki.unpkediri.ac.id || 2||

|| 2 ||

otomatis siswa dapat mengembangkan dan

memiliki suatu watak kewarganegaraan

sehingga dapat digunakan untuk

mengekspresikan pendapat atau sikap

terhadap suatu permasalahan. Jadi model

pembelajaran yurisprudensi inquiri tepat

jika diterapkan untuk meningkatkan watak

kewarganegaaran siswa.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan, dapat dikemukakan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh penggunaan model

pembelajaran yurisprudensi inquiri

terhadap pengetahuan

kewarganegaraan atau civic knowledge

siswa.

2. Ada pengaruh penggunaan model

pembelajaran yurisprudensi inquiri

terhadap keterampilan

kewarganegaraan atau civic skill

siswa.

3. Ada pengaruh penggunaan model

pembelajaran yurisprudensi inquiri

terhadap watak kewarganegaraan atau

civic disposition siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar

Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

Aksara.

Asmin, Karris. 2016 . Materi Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan.

(online) tersedia:

asminkarris.wordpres.com/2016/01/1

materi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan. (diakses 15 April

2017).

Branson. 1994. Civic Education, Civic

Skill, Civic Dispotation. (online)

tersedia:https://www.google.co.id/se

ar?hl=id&q=civic+skill+menurut+br

anson (diakses tanggal 23 November

2016 ).

Branson. Wahab. AA dan Supriya, 2011.

Teori dan Landasan Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan.

Bandung : Alvabeta.

Djamarah. Syaiful Bahri, dan Aswan Zain.

2007. Strategi Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka

Cipta.

Gunawan, Andi. 2012. Tujuan Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan.

(online) tersedia :

http//wawasan.blogspot.com/2012/03

/Tujuan-Pendidikan-Pancasila dan

Kewarganegaraan.Html. (diakses 25

November 2016).

Joyce dan Weil. 1972. Models Of

Teaching. New Jersey: Practice-

hal.inc

Meylahazizah. 2001. Kompetensi

Paradigma Baru. (online) tersedia:

http://meylahazizah.wordpress.com,

komponen civic education, civic

skill, civic dispotation.( diakses

tanggal 23 november 2016 ).

Muchji, Achmad dkk. 2007. Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan.

Universitas Gunadarma: Jakarta.

Nursalim, Suryanto. 2015. Analisis

Teoritik Model Pembelajaran

|| 11 ||

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA

Page 13: ARTIKEL TERHADAP KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN …simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/0dcc1609ac4955d6e98a...Pendidikan Kewarganegaraan hanya sebatas ranah kognitifnya saja,

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

Ayu Amelia Putri | 13.1.01.03.0008 FKIP – Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

simki.unpkediri.ac.id || 2||

|| 2 ||

Berlatar Belakang Isu-isu

Kontroversial di Perguruan Tinggi.

Jurnal Nusantara Of Research,

(Online), 02 (02) : 178, tersedia:

www.nusantara.ojs.ac.id, diunduh 25

Mei 2017

Sugiyono . 2012. Metode Penelitian

Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif

,

Kualitatif, dan R & D. Bandung :

Alfabeta.

Sukaya, Endang Zaelani dkk. 2002.

Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Perguruan tinggi.

Paradigma : Yogyakarta.

Surachman Winarno. 1986. Metodologi

Pengajaran Nasional, Bandung:

Cemara.

Suryanto. 2013. Panduan Penulisan Karya

Tulis Ilmiah. Kediri : Universitas

Nusantara PGRI.

Uno. H. 1997. Model Pembelajaran

Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan

Produktif. Jakarta : Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003. Tentang

Pendidikan Nasional. Bandung :

Citra Umbara.

|| 12 ||

Simki-Pedagogia Vol. 01 No. 01 Tahun 2017 ISSN : AAAA-AAAA