25
TUGAS MAKALAH “Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor” Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Evaluasi Pendidikan” Dosen Pengampu : Arista Marhance, S. Pd, M. Pd Disusun Oleh : Muhammad Saifur Rohman 11. 441. 0041 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO 2014

Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

  • Upload
    syaifur

  • View
    14.936

  • Download
    33

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

TUGAS MAKALAH“Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah“Evaluasi Pendidikan”

Dosen Pengampu :Arista Marhance, S. Pd, M. Pd

Disusun Oleh :

Muhammad Saifur Rohman11. 441. 0041

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUNIVERSITAS PANCA MARGA

PROBOLINGGO2014

Page 2: Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmad,

hidayah dan ridho-Nya penulisdapat menyelesaikan salah satu tugas Mata Kuliah yaitu

membuat Makalah Dengan judul “Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor”

Dalam penulisan Makalah ini penulis banyak menemukan hambatan, tetapi penulis

dapat menyelesaikannya tepat waktu karena penulis mendapat bantuan dan kerja sama dari

berbagai pihak dan sumber. Atas bantuan dan kerja samanya penulis ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon saran dan kritiknya yang bersifat membangun

untuk menyempurnakan Makalah ini dengan harapan untuk memperbaiki kualitas

Makalah.

Mudah-mudahan Makalah ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan umumnya

bagi kita semua yang membacanya.

Probolinggo, 05 Januari 2014

Penulis

Page 3: Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia yang semakin lama semakin menuntut perlunya

pendidikan bagi setiap manusia, tentu harus dilaksanakan secara merata dan efektif.

Oleh karena itu pendidikan merupakan hal yang tidak bisa terpisahkan dalam setiap

kehidupan manusia.

Perkembangan dalam dunia pendidikan sangat pesat dan cepat, oleh karena itu

dibutuhkan sebuah keahlian dan kemauan yang baik untuk menjalankan pendidikan.

Akan tetapi untuk menjalankan semua itu tentu ada komponen-komponen di dalamnya.

Seperti halnya guru sebagai fasiilisator dan kurikulum sebagai panduan dalam

menjalankan pendidikan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana permasalahan pada ranah kognitif?

1.2.2 Bagaimana permasalahan pada ranah afektif?

1.2.3 Bagaimana permasalahan pada ranah psikomotor?

1.2.4 Cara pengevaluasian terhadap ketiga aspek tersebut?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam lembaga pendidikan yaitu Madrasah

Ibtidaiya Hidayatul Islam Clarak Leces probolinggo

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan terselesainya penelitian dan penyusuanan makalah ini dihgarapkan dapat

diperoleh beberapa manfaat diantaranya yaitu :

1.4.1 Manfaat bagi penulis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan terhadap perkembangan ketiga ranah

tersebut.

b. Memotivasi penulis agar lebih peka terhadap pengetahuan pendidikan.

1.4.2 Manfaat bagi sekolah

a. Menumbuh kembangkan kreatifitas dalam penulisan makalah

b. Mengetahui ketiga ranah tersebut.

Page 4: Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

1.4.3 Manfaat bagi pembaca

a. Mengetahui tentang ketiga ranah tersebut

b. Mengetahui tentang cara mengevaluasi ketiga ranah tersebut

1.5 Ruang Lingkup

Dalam makalah ini yang membahas tentang keberhasilan lembaga madrasah

Ibtidaiyah Hidayatul Islam Clarak Leces probolinggo dalam ketiga aspek tersebut.

Page 5: Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Afektif, Kognitif, dan Psiomotorik

2.1.1 Afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap atau tingkah laku dan

pengembanan diri siswa dalam pembelajaran yang diberikan oleh guru.

2.1.2 Kognitif adalah aspek yang berhubungan dengan tingkat kecerdasan peserta

didik yang telah dicapai selama pembelajaran berlangsung.

2.1.3 Psikomotor adalah aspek yang menilai tentang perkembangan anak untuk

mengubah dirinya memerlukan bentuk kegiatan tertentu serta latihan-latihan

yang diarahkan sesuai dengan keberadaan dirinya sehingga terpenuhi

kebutuhan psikologis, serta perasaan dicintai oleh orang-orang disekitarnya.

2.2 Definisi

2.2.1 Kognitif merupakan suatu tujuan untuk mengetahui beberapa banyak siswa

yang telah memahami dan tidak memahami materi yang telah diberikan.

2.2.2 Afektif merupakan suatu penilaian diri bagi peserta didik dan bagi guru

mampu memberi cara berfikit metakognitif yang dapat berkembang terus

menerus untuk melakukan perbaikan mutu pendidikan.

2.2.3 Psikomotor merupakan interaksi anak terhadap lingkungannya dihadapkan

pada tiga dimensi anak yanitu kemampuan (kapabilities) lingkungan tempat

anak melakukan fungsi kegiatan (enveronment) dan kebutuhan dengan berbagi

tingkat keperluan (finctioning dan support).

2.3 Landasan terkait tentang Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor.

2.3.1 Dengan semakin majunya perkembangan zaman dan perubahan kehidupan

yang semakin modern, tentu berpengaruh terhadap dunia pendidikan dan

dibutuhkan evaluasi terhadap bahan ajar di dunia pendidikan.

2.3.2 Pendidikan merupakan hal yang pentig bagi manusia untuk hidup di masa

sekarang dan masa yang akan datang.

Page 6: Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

BAB III

PEMBAHASAN

A. Kognitif

Dalam dunia pendidikan aspek yang berhubungan dengan tingkat kecerdasan

peserta didik yang telah dicapai setelah pembelajaran yang diberikan oleh guru untuk

mengetahui hal tersebut seorang guru harus melakukan analisis yang bertujuan untuk

mengetahui berapa banyak siswa yang telah memahami dan tidak memahami materi

yang telah diberikan. Sehingga guru dapat dengan mudah memeberikan bimbingan

khusus kepada siswa yang belum memahami.

B. Perkembangan aspek kognitif

Menurut Piaget (1970), periode yang dimulai pada usia 12 tahun, yaitu yang lebih

kurang sama dengan usia SD / MI / SDLB / Paket A, merupakan Periode Of Formal

Operation. Pada usia ini, yang berkembang pada siswa adalah kemampuan berfikir

secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna (Meaningfully) tanpa

memerlukan objek yang kongkrit atau bahkan objek yang visual. Siswa telah

memahami hal-hal yang bersifat imajinatif.

Implikasinya dalam pengajaran teknologi informasi dan Komunikasi adalah bahwa

pelajar akan bermakna kalau Input (materi pelajaran) sesuai dengan minat dan bakat

siswa. Pengajaran teknologi informasi dan komunikasi akan berhasil kalu penulis

silabus dan guru mampu menyesuaikan tingkat kesulitan dan variasi input dengan

harapan serta karakteristik siswa sehingga motivasi belajar mereka berada pada tingkat

maksimal.

Pada tahap perkembangan ini juga berkembang ketujuh kecerdasan dalam Multiple

intelligences yang dikemukakan oleh Gardner (1993), yaitu :

1) Kecerdasan linguistik (kemampuan berbahasa yang fungsional)

2) Kecerdasan logis- matematis (kemampuan berfikir runtut)

3) Kecerdasan musical (kemampuan menangkap dan menciptakan pola nada dan

irama)

4) Kecerdasan spasial (kemapuan membentuk imaji mental tentang realitas)

5) Kecerdasan kinestetik-ragawi (kemampuan menghasilkan gerakan motorik

yang halus)

6) Kecerdasan intra-pribadi (kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan

mengembangkan rasa jati diri)

7) Kecerdasan antar pribadi ( kemampuan memahami orang lain).

Page 7: Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

Ketujuh macam kecerdasan ini berkembang pesat dan bila dapat dimanfaatkan oleh

guru tekhnologi informasi dan komunikasi, akan sangat membantu siswa dalam

menguasai kemampuan berteknologi informasi dan komunikasi.

Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa ingris Evaluation

yang berarti penilaian atau penafsiran (John M. Echols dan Hasan Shadily : 1983).

Menurut Stufflebean, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai ”the Proccess Of

Delineating, Obtaining, and Providing Useful Information For Judging Decision

Alternatives“Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan

menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.

Evaluasi adalah peroses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai,

atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas

permasalahan yang di temukan. Evaluasi ini dilakukan tidak lain karena adanya suatu

tindakan dalam bentuk penelitian dan penilaian terhadap suatu proses yang terjadi

secara tidak efektif.

Cara-cara menganilis kognitif antara lain :

1. Melakukan evaluasi dengan melaksanakan ujian harian atau test.

2. Melakukan umpan balik terhadap siswa.

3. Melakukan test interview.

Dalam penelitian kelompok kami lakukan ternyata masih ada beberapa siswa yang

tidak mengerti terhadap beberapa soal yang sama, maka dari itu sekolah dan dewan

guru serta wali kelas yang bersangkutan harus lebih berkompetensi dan lebih baik

dalam melaksanakan pembelajaran Seperti : lebih banyak melakukan variasi dalm

mengajar, metode-metode lebih efektrif dalam menggunakan metode pembelajaran,

sehingga guru tidak lebih monoton dan membuat siswa lebih aktif dan giat dalam

belajar. Karena dalam hal ini dituntut lebih mamou untuk meberikan semua hal yang

dibiutuhkan siswa agar mudah dipahami dan di mengerti oleh siswa.

C. Afektif

Afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap atau tingkahlaku dan

pengembangan diri siswa dalam pembelajaran yang diberikan oleh guru. Salah satu

kegiatan penilaian yang dapat membantu peserta didik dan guru untuk melihat dan

mengetahui hasil belajar siswa dan tugas mengajar guru didalam kelas adalah kegiatan

penilaian diri (self assesment atau self evalution). Penilaian diri bagi peserta didik dan

guru mampu memberi cara berfikiri metakognitif yan dapat berkembang terus menerus

untuk melakukan perbaikan mutu pendidikan. Oleh karena itu, informasi tentang mutu

Page 8: Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

pendidikan sangat diperlukan dalam kegiatan penilaian, evaluasi, dan pelaporan

pendidikan. Para ahli menyebutkan bahwa tujuan penilaian selalu berpedoman pada

empat hal yaitu : Menentukan arah, memeriksa, menemukan dan menyimpulkan. Oleh

karena itu mereka menyatakan bahwa terdapat tiga sikap mental yang dapt digunakan

dalam penilaian, yaitu : sikap rasa percaya, sikap lebih tertarik dan sikap keyakinan

dalam pembelajaran akan sukses. Pengaruh sikap mental akan melahirkan kerangka

kerja responsifbagi guru dalam mengajar dan bagi peserta didik dalam belajar. Ciri

penilaian diri termotivasi sendiri, adanya komitmen sekolah, tersosialisasi dengan baik,

berlangsung sinambung dan transparansi.

1. Konsep, dan Kriteria penilaian diri konsep dasar.

Hakekat penilaian atau evaluasi adalah upaya sistematik untuk mengumpulkan data

dan mengelolah data atau informasi yang handal dan shahih dalam rangka melakukan

pertimbangan untuk pengambilan kebijakan suatu program pendidikan. Penilaian diri

di tingkat kelas, selanjutnya disingkat PDK atau Classroom Self Assesment (CSA)

adalah penilaian yang dilakukan sendiri oleh guru atau peserta didik yang bersangkutan

untuk kepentingan pengelolaan kegiatan belajar mengajar atau KBM ditingkat kelas.

Penerapan konsep BDK adalah sejalan dengan penerapan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) yang menerapkan penilaian berbasis kelas (BPBK) atau Classroom

Based Assesment (CBA). Hasil-hasil PDK merupakan masukan bagi guru di kelas dan

bagi pemimpin sekolah untuk meningkatkan kinerja semua staff dan guru disekolah

dan masa depan.

Konsep Dasar PDK Meliputi :

a) Tujuan program pembelajaran, setiap mata pelajaran yang harus dicapai oleh

peserta didik berdasarkan kompetensi-kompetensi yang ditetapkan oleh

sekolah.

b) Standart keberhasilan yang harus dicapai oleh peserta didik berdasarkan kriteria

yang dijadikan rujukan. Standart yang dimaksud adalah kesepakatan pernyataan

walaupun hanya menggunakan pertimbangan terhadap pencapaian kriteria.

c) Persyaratan ambang merupakan konsep yang perlu dipahami dalam

pengembangan standart yang dijadikan rujukan PDK sebagai batas atau syarat

minimal keberhasilan atau efektiftas suatu kinerja.

d) PDK sebagai penilaian Internal merupakan integral dengan penilaian eksternal

dimana penilaian eksternal diharapkan agar merujuk pada hasil penilaian

internal.

Page 9: Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

e) Model penilaian diri adalah suatu paradigma yang banyak digunakan dalam

penilaian program yang tentunya kelebihan dan kekurangan.

f) Pemanfaatan hasil PDK akan sangat beragam dari satu assessor dengan

assessor lain sehingga setiap assessor dalam melakukan perbaikan mutu

pengajaran dan pembelajaran berbeda satu dengan yang lain.

2. Ciri penilaian diri

Termotivasi sendiri :

Sekolah melihat PDK sebagai upaya untuk mengenal kekuatan dan

kekurangan diri. Karena guru dan peserta didik mengenal kekuatan dan

kelemahannya diperlukan usaha perencanaan untuk melakukan perbaikan

kelemahan pengajaran dan pembelajaran dimasa datang.

Adanya Komitment kepala sekolah :

Bila PDK di persepsi sebagai bagian dari perencanaan sekolah, maka

pimpinan sekolah, staff da guru serta peserta didik akan bersungguh-sungguh

melaksanakan PDK.

Tersosialisasi dengan baik :

PDK harus diyakini oleh pengelola sekolah karena PDK menyangkut

kinerja sekolah sehingga data yang terkumpul diharapkan dapat diolah secara

cermat dan hasilnya mampu melakukan perbaikan PBM.

Berlangsung Sinambung :

PDK disadari sebagai menejemen sekolah yang berlangsung secara

berkesinambungan dalam kerangka pengelolaan PDM.

Transparansi :

Hasil PDK dimungkinkan terjadi mekanisme cross check data yang

dikumpulkan. Transparansi dapat dicapai bila mana semua pihak perlu

mengenali diri sendiri sebelum merencanakan kegiatan dimasa datang.

3. Kriteria Penilaian Diri

Kriteria penilaian meliputi tiga aspek, yaitu :

a) Isi materi yang diajarkan.

b) Presentasi yang dipelajari.

c) Kerja sama diantara pemimpin sekolah, guru dan peserta didik.

Dalam uji coba penelitian yang kami lakukan masih ada kekurangan dalam ranah

ini. Masih ada siswa yang kurang begitu mengerti mengenai norma yang telah di

Page 10: Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

ajarkan serta beberapa materi yang terkait dengan ranah Kognitif. Maka dari itu sebuah

terobosan yang efektif seperti Bimbingan Konseling.

D. Psikomotor

Psikomotor adalah aspek menilai tentang perkembangan anak untuk mengubah

dirinya memerlukan bentuk kegiatan tertentu serta latihan-latihan yang diarahkan

sesuai dengan keberadaan dirinya sehingga terpenuhi kebutuhan psikologis, serta

perasaan dicintai oleh orang-orang disekitanya. Dalam perkembangan psikomotor

anak, interaksi anak terhadap lingkungannya dihadapkan ada tiga dimensi anak yaitu

kemampuan (Capanilities) lingkungan tempat anak melakukan fungsi kegiatan

(environment)dan kebutuhan dengan berbagai tingkat keperluan (functioning &

Support).

Aspek ini dapat dilihat setelah siswa itu lulus dan bisa juga dari masa sekolah.

Aspek ini berhubungan langsung dengan keterampilan atau bakat siswa yang bisa di

eksplorasi.

Penelitian yang kami lakukan dalam hal ini kurang begitu efektif, hal ini

dikarenakan waktu yang tidak mencukupi. Karena dalam melakukan penelitian di

ranah psikomotor sangat dibutuhkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan tes

yang biasanya berupa tes interview dan praktek. Menurut penelitian siswa kami sudah

cukup baik, dan masih banyak yang belum tereksplorasi oleh lembaga tersebut.

Diperlukan sebuah bimbingan khusus seperti ekstrakurikuler yang bisa mengeksplorasi

bakat-bakat yang masih terpendam dalam siswa tersebut.

Dalam ranah ini kami melakukan tes interview karena menurut pengetahuan dan

kesepakatan kelompok kami mengenai Ranah Sigmental Refleks, Intersegmental

Refleks dan Supra Sigmental reflekstakut terjadi ketidakjujuran terhadap jawaban yang

diberikan oleh siswa, maka kami melakukan Observasi langsung dengan mengadakan

Praktek karaena hal ini berhbungan dengan kemampuan Psikomotor siswa.

E. Cara Melakukan Evaluasi Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

1. Evaluasi Domain Kognitif

Pedoman ini merupakan petunjuk yang menjelaskan tentang batasan atau kata-

kata kunci untuk melakukan Penskoran terhadap soal bentuk uraian. Dan kriteria

jawaban yang digunakan untuk melakukan Penskoran pada soal bentuk uraian non

objektif.

Page 11: Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

a. Contoh Soal Pemilihan Ganda.

Cara Penskoran bentuk ada dua pilihan, yaitu Pertama tanpa ada koreksi

terhadap jawaban tebakan. Kedua dengan koreksi jawaban.

b. Contoh Soal Uraian Objektif

Indikator : Peserta didik dapat menghitung isi bangun ruang (balok) dan

mengubah satuan ukurannya.

c. Contoh Soal Non Objektif

Peserta didik dapat mendeskripsikan alasan warga negara Indonesia bangga

menjadi bangsa Indonesia.

2. Evaluasi Domain Afektif

Sangat sukar untuk mengukur atau menilai sikap dan kejiwaan seseorang.

Karena itu yang paling tradisional, evaluasi terhadap sikap dilakukan dengan

pengamatan kepada tindak tanduk peserta didik sesuai proses. Tetapi ini melakukan

waktu yang lama. Karena itulah dikembangkan instrumen-instrumen untuk

mengukur sikap.

Beberapa instrumen yang banyak digunakan untuk keperluan ini antara lain :

a. Kuesioner

Berupa isian / pilihan terhadap alternatif, alternatif sikap tertentu. Dengan

kuesioner bisa dketahui tingkat apresiasi seseorang terhadap suatu nilai atau

fenomena tertentu.

b. Skala Sikap

Skala sikap berupa suatu skala untuk menilai sikap seseorang terhadap

suatu nilai. Biasanya terdapat lima pilihan, yaitu setuju, sangat setuju, tidak

setuju, sangat tidak setuju dan ragu-ragu. Contoh skala sikap adalah yang biasa

didapat pada pelajaran PSPB disekolah.

c. Skala Penilaian (Rating Scale)

Instrumen ini mirip dengan skala sikap. Hanya saja sikap situnjukkan

dengan satuan-satuan. Misalnya dengan memberikan angka 0-10 sebagai

pertanda tingkat sikap, misalnya kesetujuan.

Pengukuran terhadap sikap ini bisa saja dilakukan oleh peserta langsung,

tetapi ada juga yang bisa dilakukan oleh guru atau pemandu setelah melakukan

observasi.

Page 12: Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

3. Evaluasi Domain Psikomotor

Evaluasi terhadap kemampuan psikomotor juga sulit dilakukan dan sangat

bervariasi. Untuk mengukur refleks misalnya, dengan dicoba. Untuk mengukur

kepandaian melempar cakram, dengan observasi terhadap gerakan, dan ukuran

terhadap jauh lemparan. Jadi sangat berfariasi tergantung jenis motoriknya.

Tetapi apabila dijelajahi, terdapat beberapa yang bisa dijadikan instrumen / metode

yaitu :

a. Test Tindakan

Disini berarti dilakukan uji terhadap kemampuan peserta secara langsung.

Peserta diminta melakukan suatu tindakan tertentu dan di nilai hasilnya.

b. Observasi

Untuk keterampilan dan komunikasi nonverbal, bisa juga dilakukan dengan

observasi. Peserta melakukan suatu tindakan, lalu guru / pemandu mencatat dan

memberikan nilai. Cara memberikan nilai bisa menggunakan skala penilaian.

Hasil evaluasi bisa beragam, sesuai tujuan evaluasi. Bisa berupa nilai, atau

bisa saja hanya berupa keteranga-keterangan tentang keadaan proses atau

produk.

Page 13: Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

I. Soal Kognitif

1. Apa yang dimaksud dengan tanggung jawab ?

2. Mengapa di suatu negara harus ada Hukum ?

3. Apa yang dimaksud dengan Negara ?

4. Sebutan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di dasarkan pada ... UUD

1945.

5. Menurut teori ketuhanan , terjadinya negara karena. ?

6. Pengusul pemerintahan republik dalam sidang BPUPKI adalah ?

7. Nama lain sistem pemerintahan kerajaan adalah ?

8. Siapa presiden pertama negara Indonesia.?

9. Setiap bentuk negara memiliki ciri khas berbeda. Ciri khas dari negara kesatuan

adalah ?

10. Apa yang menjadi Hukum dasar yang tetap terjaga sapai saat ini di indonesia ?

Jawab :

1. Menerima dan Menanggung segala apa yang telah kita perbuat.

2. Agar sistem pemerintahan tetap berjalan dengan baik dan memberi batasan bagi

warga negara dalam bertindak dan agar Negara tidak kacau.

3. Alat yang di buat oleh masyarakat bangsa, di beri kekuasaan untuk mengatur

hubungan antar manusia atau kelompok dalam suatu masyarakat

bangsa,mengarahkan masyarakat secara bersama-sama ke arah tercapainya tujuan

dan cita-cita bersama.

4. Pasal 1 ayat 1

5. Adanya kekuasaan

6. Mr. Susanto Tirtoprodjo

7. Patria

8. Ir. Soekarno

9. Setiap provinsi memiliki undang-undang dasar sendiri

10. PANCASILA

Page 14: Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

II. Soal Afektif

1. Adat jawa lebih mengarah pada . . . . . . . . . .dan . . . . . . .antar masyarakat.

2. Bagaimana sikap siswa yang baik ketika berteman dengan siswa yang berbeda

agama.?

3. Di Sekolah siswa di tuntut untuk bertingkahlaku . . . . . . . .dan . . . . . . . .pada semua

warga sekolah.

4. Apa yang dilakukan Siswa / Peserta didik yang baik ketika dia menemukan

Dompet temannya yang tertinggal.?

5. Apa yang dilakukan siswa yang baik ketika dia merasa bersalah kepada temannya.?

6. Siswa harus taat peraturan yang di terapkan di sekolah. Penerapan tatatertib di

sekolah yang harus ditaati oleh setiap siswa di sekolah tersebut merupakan wujud

dari. ?

7. Beberapa remaja berusaha untuk tampil sama persis dengan tokoh yang dikagumi.

Dalam proses interaksi sosial tersebu sangat dipengaruhi oleh faktor.?

8. Sikap siswa yang baik ketika mengikuti Upacara Bendera adalah.?

9. Interaksi sosial yang dilakukan secara berulang – ulang disebut .?

10. Contoh kerjasama yang kaitannya dengan kepentingan umum atau masyarakat

misalnya. ?

Jawab :

1. Kesopanan dan Tata krama

2. Saling Menghargai dan Menghormati

3. Disiplin dan Sopan

4. Mengembalikan Dompet tersebut tanpa mengambil apa yang ada dalam dompet

tersebut.

5. Meminta Maaf dan Berjanji tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi.

6. Coercion

7. Identifikasi

8. Mendengarkan,megikuti dan Melaksanakan semua instruksi dalam pelaksanaan

Upacara.

9. Proses Sosial

10. Ronda Malam

Page 15: Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

III. Soal Psikomotor

Tentang gerakan refleks

1. Bagaimana refleks siswa ketika melihat sahabatnya kecelakaan atau jatuh?

2. Apa yang di lakukan siswa ketika guru cara mengajarnya monoton atau

membosankan?

3. Apa yang di lakukan siswa ketika di suruh menjelaskan di depan kelas tetapi siswa

itu pemalu?

4. Bagaimna respon siswa ketika di berikan pertanyaan secara tiba-tiba?

5. Bagaimana respon kita ketika mata ke masukan debu?

6. Apa yang kita lakukan ketika tiba-tiba kita melihat jurang saat mengendarai sepeda

motor?

7. Bagaimana respon guru saat murid tidak mendengarkan saat pelajaran

berlangsung?

8. Bagaimana respon siswa ketika buku pelajaranya hilang?

9. Apa yang di lakukan oleh guru saat melihat siswa yang terlambat?

10. Bagaimana respon siswa ketika melihat guru yang membawa buku yang banyak?

JAWAB:

1. Terkejut dan langsung berlari menghampiri untuk menolong sahabatnya tersebut

2. Malas dan Tidak semngat dalam belajar

3. Bingung dan gugup

4. Terkejut tapi siswa langsung menjawabnya

5. Merasa perih dan berusaha mengucek mata secara perlahan

6. Menghindarinya

7. Menghampiri siswa dengan Marah dan menghukum siswa

8. Bingung dan takut dimarahi oleh guru

9. Menasehati disertai hukuman

10. Membantu dan membawakannya

Page 16: Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian yang kami lakukan hanyalah bersifat internal sehingga apabila ada

kekeliruan dalam penelitian dan penelitian makah ini harap dimaklumi, namun

penelitian seperti ini harus dilakukan karena sangat berdampak positif bagi lembaga

maupun bagi kami sendiri. Karena ketiga ranah tersebut sangatlah penting bagi

keberhasilan dunia pendidikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon saran dan kritiknya yang bersifat

membangun untuk menyempurnakan Makalah ini dengan harapan untuk memperbaiki

kualitas Makalah.

Mudah-mudahan Makalah ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan umumnya

bagi kita semua yang membacanya.

Page 17: Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Iskandar. Psikologi Pendidikan(Sebuah Orientasi Baru). Cipayung-Ciputat: Gaung Persada. 2009

Mustaqim. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Belajar. 2008 Nasution. Tekhnologi Pendidikan. Jakarta ; Bumi Aksara. 2010 Sagala,Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer. (Bandung: Alfabeta,

2005),h.63 Suharsimi, Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Dalam Pebdidikan. Jakarta: Bumi

Aksara. 2008 http://www.artikelbagus.com/2011/06/pengukuran-ranah-afektif-dan-

psikomotor.html http:// apadefinisinya .blogspot.com/2008/11/evaluasi-pembelajaran.html http://ventidanokarsa.blogspot.com/2009/05/evaluasi-pembelajaran.html