11
Wabah Demam Berdarah di Padukuhan Genitem Wabah demam berdarah yang menarik perhatian dunia pertama kali muncul di Manila pada tahun 1954. Sebagian besar kasus demam berdarah terjadi di negara yang terletak pada daerah tropis dan subtropis. Hal ini tidak mengherankan lagi karena nyamuk suka dengan lingkungan yang hangat untuk hidup. Nyamuk Aides aegypti merupakan pembawa virus dari penyakit Demam Berdarah. Cara penyebarannya melalui nyamuk yang menggigit seseorang yang sudah terinfeksi virus demam berdarah. Virus ini akan terbawa dalam kelenjar ludah si nyamuk. Kemudian nyamuk ini menggigit orang sehat, bersamaan dengan terhisapnya darah dari orang yang sehat, virus demam berdarah juga berpindah ke orang tersebut dan menyebabkan orang sehat tadi terinfeksi virus demam berdarah. Nyamuk demam berdarah ini memiliki siklus hidup yang berbeda dari nyamuk biasa. Nyamuk ini aktif dari pagi sampai sekitar jam 3 sore untuk menghisap darah yang juga berarti dapat menyebarkan virus demam berdarah. Sedangkan pada malam hari, nyamuk ini tidur. Maka, berhati-hatilah terhadap gigitan nyamuk pada siang hari dan cegah nyamuk ini menggigit anak yang sedang tidur siang. Kebiasaan dari nyamuk ini adalah dia senang berada di genangan air bersih dan di daerah

Artikelkkn (1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kkn

Citation preview

Page 1: Artikelkkn (1)

Wabah Demam Berdarah di Padukuhan Genitem

Wabah demam berdarah yang menarik perhatian dunia pertama kali

muncul di Manila pada tahun 1954. Sebagian besar kasus demam berdarah terjadi

di negara yang terletak pada daerah tropis dan subtropis. Hal ini tidak

mengherankan lagi karena nyamuk suka dengan lingkungan yang hangat untuk

hidup. Nyamuk Aides aegypti merupakan pembawa virus dari penyakit Demam

Berdarah. Cara penyebarannya melalui nyamuk yang menggigit seseorang yang

sudah terinfeksi virus demam berdarah. Virus ini akan terbawa dalam kelenjar

ludah si nyamuk. Kemudian nyamuk ini menggigit orang sehat, bersamaan

dengan terhisapnya darah dari orang yang sehat, virus demam berdarah juga

berpindah ke orang tersebut dan menyebabkan orang sehat tadi terinfeksi virus

demam berdarah.

Nyamuk demam berdarah ini memiliki siklus hidup yang berbeda dari

nyamuk biasa. Nyamuk ini aktif dari pagi sampai sekitar jam 3 sore untuk

menghisap darah yang juga berarti dapat menyebarkan virus demam berdarah.

Sedangkan pada malam hari, nyamuk ini tidur. Maka, berhati-hatilah terhadap

gigitan nyamuk pada siang hari dan cegah nyamuk ini menggigit anak yang

sedang tidur siang. Kebiasaan dari nyamuk ini adalah dia senang berada di

genangan air bersih dan di daerah yang banyak pohon seperti di taman atau kebun,

genangan air pada pot bunga, pada dispenser, kulkas, dan gantungan baju-baju

menjadi salah satu tempat favorit nyamuk.

Penyakit Demam Berdarah Dengue atau yang akrab disebut DBD adalah

penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini ditularkan melalui gigitan

nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang berkelamin betina. Dimana

gigitan tersebut dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan

pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.

Hal inilah yang akan menyebabkan pendarahan bahkan hingga kematian pada

penderita penyakit DBD. Maka dari itu kita harus berwaspada dengan nyamuk

yang berwarna belang-belang putih ini.

Page 2: Artikelkkn (1)

Gejala seseorang terkena penyakit DBD diantaranya: seseorang

mengalami panas yang cukup tinggi secara tiba-tiba selama 2 sampai 7 hari

dengan suhu badan mencapai 38-40 derajat celcius atau bahkan lebih, kulit

nampak bintik-bintik merah, tak jarang penderita DBD mengalami mimisan,

terjadi pendarahan yang petekia, pur-pura atau akimosis. Terkadang ulu hati terasa

nyeri karena terjadi pendarahan pada lambung. Bila penyakit DBD sudah pada

fase yang dikatakan cukup parah, penderita bisa saja mengalami kegelisahan,

ujung tangan dan kaki berkeringat dingin. Trombositomenia 100.000 per mm3,

disertai dengan terjadinya pembesaran pada plasma yang identic dengan kenaikan

dinding pembuluh darah.

Pada dasarnya penyakit DBD itu bisa kita cegah melalui beberapa cara,

diantaranya:

1. Pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3M (Menguras, Menutup,

Mengubur).

Menguras, bak mandi atau penampungan air menjadi salah satu tempat

favorit nyamuk untuk bersarang didalamya, sehingga kita harus rajin

menguras bak mandi minimal 3 hari sekali.

Menutup, ember atau jamban yang biasanya terdapat di perumahan kerap

sekali ditemui jarang dalam keadaan tertutup, pemilik rumah membiarkan

dalam keadaan terbuka. Sehingga nyamuk akan dengan mudah masuk

kesana untuk bertelur dan terjadilah pembuahan jentik. Dengan begitu kita

tidak boleh lalai dalam memperhatikan hal yang sepertinya sepele ini.

Mengubur, jangan biarkan sampah dan barang bekas berserakan disekitar

rumah kita, agar nyamuk tidak menemukan tempat untuk bertelur.

2. Melakukan abatisasi (menaburkan bubuk abate ke dalam bak mandi atau

tempat-tempat penampungan air).

3. Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB).

Selain dengan 3 hal tersebut, tentunya kita harus menerapkan system

kewaspadaan diri terhadap menyebarnya penyakit Demam Berdarah, dan

selalu menjaga kesehatan serta kekebalan tubuh dengan mengkonsumsi

makanan bergizi.

Page 3: Artikelkkn (1)

Salah satu daerah yang terkena wabah DBD di DIY yaitu Padukuhan

Genitem, Desa Sidoagung, Kecamatan Godean. Godean merupakan salah satu

kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman. Disana terkenal adanya makanan khas

belut dan sentra kerajinan genting. Padukuhan yang menjadi sentra kerajinan

genting di Desa Sidoagung adalah Padukuhan Genitem. Padukuhan Genitem

terdapat 7 RT dan 2 RW. Disini rata-rata masyarakatnya bermata pencaharian

sebagai pengrajin genting. Didalam proses pembuatan genting tersebut

memerlukan beberapa bambu untuk proses pembakaran. Setelah proses

pembuatan genting selesai, biasanya pekerja mencuci tangan di sebuah ember

yang sering kali airnya tidak dibuang setelah dipakai. Sehingga ember berisi air

tersebut menjadi sarang pembuahan jentik nyamuk Aides aegypti. Selain itu,

beberapa bilah bambu yang teduh juga menjadi sarang berkembangbiaknya larva

menjadi nyamuk dewasa dan siap mencari makanan siap santap yaitu darah

manusia yang dilakukan pada siang hari.

Pada musim hujan menjadi awal terjadinya wabah DBD di Pedukuhan

Genitem. Pada awal bulan Maret 2015 sudah terdapat 6 penderita DBD dan

opname di Rumah Sakit, salah 1 dari mereka sudah mengalami kritis karena telat

dalam penanganan DBD. Hal itu membuat warga menjadi resah karena semakin

meningktanya korban penyakit DBD. Maka dari itu Kader Padukuhan Genitem

melaporkan kepada Puskesmas agar dilakukan Fogging dan pembagian bubuk

abhate guna untuk mengatasi penyebaran nyamuk Aides aegypti. Bubuk abhate

dibungkus plastik kecil-kecil lalu diberi tali yang nantinya akan dibagikan kepada

warga Padukuhan Genitem dan dipasangkan pada bak mandi atau bak-bak

penampungan air lainnya.

Semakin hari semakin banyak yang terkena DBD, hal ini mengakibatkan

Padukuhan Genitem menjadi wilayah berbahaya nomor 1 di Sidoagung yang

disebabkan oleh banyaknya korban yang terkena DBD, sehingga Kepala Dukuh

Genitem mengupayakan untuk dilakukannya tindakan PJB (Pemeriksaan Jentik

Berkala), setiap hari minggu. Dalam kegiatan ini dilakukan pemeriksaan disetiap

rumah di Padukuhan Genitem dari RT 01-07. Pemeriksaan yang dilakukan di bak

Page 4: Artikelkkn (1)

mandi, tempat penampungan air, dispenser, kulkas, pot bunga, dan lain-lain yang

sekiranya menjadi sarang berkembangbiaknya nyamuk Aides aegypti tersebut.

Meskipun dilakukan pemeriksaan setiap minggunya, masih tetap saja

ditemuai di beberapa rumah yang terdeteksi positif adanya jentik nyamuk. RT di

Padukuhan Genitem yang paling parah terkena DBD yaitu RT 05. Sampai bulan

April 2015 saja sudah tercatat 21 orang penderita yang opname di rumah sakit.

Padukuhan Genitem termasuk Padukuhan yang tercatat sebagai dusun dengan

predikat KLB (Kejadian Luar Biasa) akan wabah DBD. Pengadaan fogging saja

tidak menghasilkan upaya pencegahan yang maksimal untuk penanggulangan

penyebarluasan DBD sehingga perangkat desa serta warga sangat kewalahan

dalam penanganan wabah DBD. abhate yang dibagikan juga tidak banyak

berfungsi bagi warga yang memang tetap acuh akan kebersihan. Mereka rata-rata

menganggap bahwa membersihkan daerah-daerah tempat favorit nyamuk adalah

membuang waktu sehingga hal tersebut dibiarkan begitu saja temasuk menguras

bak-bak air karena diberi abate saja mereka anggap sudah cukup tanpa

penangangan kebersihan lebih lanjut.

Beberapa faktor yang menyebabkan banyaknya gejala DBD di Padukuhan

Genitem yaitu kesadaran masyarakat akan kebersihan sangat rendah, mereka

cenderung acuh dengan kebersihan rumah, misalnya dalam menguras bak mandi,

menguras bak penampungan air, dispenser yang menimbun air, bagian bawah

kulkas dan lain sebagainya. Banyaknya sampah seperti plastik ataupun kaleng

yang menimbulkan genangan air juga menjadi tempat favorit nyamuk untuk

bertelur dan mengembangbiakkan populasinya. Banyak warga yang masih acuh

dalam menghadapi penyebaran virus DBD. Mereka baru menyadari ketika ada

anggota keluarga atau saudara yang terkena serangan nyamuk Aides aegypti.

Mereka tidak menyadari bahwasanya virus tersebut sangat berbahaya sehingga

kesadaran untuk hidup bersih masih sangat minim. Dengan keadaan lingkungan

Padukuhan Genitem yang demikian, virus lebih mudah menyerang orang-orang

yang acuh atas kebersihan rumah dan lingkungannya. Dengan kata lain, separuh

dari seluruh warga di Padukuhan Genitem masih kurang dalam tanggap akan

kebersihan lingkungan mereka sendiri.

Page 5: Artikelkkn (1)

Salah satu kegiatan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 39 di

Dusun Genitem adalah penyuluhan DBD sampai pada (Pemeriksaan Jentik

Berkala) PJB dan pembagian tanaman obat keluarga, program tersebut menjadi

program kerja unggulan bagi kelompok kami. Penyuluhan DBD dilaksanakan

dengan cara: tim KKN 39 melakukan koordinasi dengan Puskesmas 1 Godean

agar diadakannya penyuluhan terkait DBD. Pentingnya penyuluhan ini adalah

untuk memberikan informasi secara menyeluruh terkait DBD terhadap masyarakat

Dusun Genitem. Penyuluhan DBD langsung oleh Bapak Endi Nugroho dari pihak

Puskesmas 1 Godean. Penyuluhan ini dilakukan di SPS PAUD Anggrek 8

Genitem dengan menghadirkan 24 kader Sidoagung, agar mereka ikut berperan

aktif dalam upaya pencegahan virus yang cukup meresahkan banyak warga.

Setelah penyuluhan DBD, kemudian Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)

dilakukan dengan memeriksa menggunakan mata telanjang semua tempat yang

dapat menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti, memeriksa

tempat penampungan air yang berukuran besar ataupun kecil, seperti: bak mandi,

tempayan, drum, ember, dan tempat penampungan air lainnya dengan

menggunakan senter secara teliti dan perlahan untuk benar-benar memastikan

apakah tempat tersebut terdapat jentik atau tidak. Selain melakukan pemeriksaan

jentik berkala, petugas memberi peringatan dan arahan tentang pemberantasan

sarang nyamuk kepada setiap rumah yang diperiksa. Pemeriksaan jentik berkala

ini didukung oleh pihak Puskesmas dengan diberi bantuan berupa formulir

pengecekan untuk mempermudah pendataan, selain itu juga didukung oleh Kepala

Dusun Genitem dimana kegiatan ini untuk membantu warga dusun Genitem

dalam mengurangi wabah penyakit demam berdarah. Kegiatan ini juga

bekerjasama dengan kader PKK saat pemeriksaan jentik berkala, dengan tujuan

untuk memberdayakan agar kegiatan ini beerkelanjutan untuk mengurangi wabah

penyakit yang ada.

Setelah diadakannya pemeriksaan jentik nyamuk disetiap rumah dusun

Genitem yang memiliki luas wilayah … dusun Genitem memiliki jumlah

penduduk ±1512 warga dengan ±781 laki-laki dan ±731 perempuan. Dari analisa

terhadap PJB di dusun Genitem, bahwa hampir 25% positif terdapat jentik

Page 6: Artikelkkn (1)

nyamuk. Hal tersebut menyebabkan kekhawatiran warga akan terus bertambahnya

wabah DBD yang ada di Padukuhan Genitem.

Selain diadakannya Pemeriksaan Jentik Berkala, mahasiswa KKN UNY

juga berupaya terkait pengadaan TOGA (Tanaman Obat Keluarga). TOGA yang

akan dibagikan kepada seluruh warga Padukuhan Genitem berupa jahe, kunir,

kunir putih, temulawak, temu ireng, kemangi, dan beberapa pula sayuran seperti

cabai rawit, cabai keriting, serta terong. Bibit TOGA dikelompokkan perdawis

yaitu 10 bibit tanaman. Di Padukuhan Genitem ada kurang lebih 21 dawis yang

akan dibagikan TOGA yang nantinya akan ditanam guna tindak lanjut dari

program PJB yang setiap seminggu sekali dilaksanakan. TOGA sendiri dibagikan

untuk warga juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga akan obat

obatan dan juga berfungsi sebagai pemanfaatan lingkungan disekitar rumah dan

kebun. Hal ini juga bertujuan agar warga selalu rutin dapat memantau lingkugan

disekitar rumahnya. Karena selama ini warga jarang memperhatikan hal - hal kecil

yang dapat memicu tempat berkembang biaknya nyamuk karena melalaikan

lingkungan tempat tinggalnya.

Dari hasil pengecekan yang dilakukan oleh kelompok KKN 39 UNY dan

perangkat desa Sidoagung, hasilnya tidak lantas hanya dibiarkan saja. Namun

ditindak lanjuti untuk menyepakati adanya PJB setiap hari minggu, agar

mencegah perluasan penyebaran demam berdarah akibat banyaknya rumah yang

tercatat positif terdapat jentik nyamuk. Dari 98 rumah hasil sampel rumah warga

Genitem, ditemukan masih ada 18 rumah yang positif terdapat jentik di dalam bak

mandi dan tempayan di sekitaran rumah, hal itu terjadi secara merata disetiap RT

yang ada disana. Hal ini masih sangat mengkhawatirkan karena jika dihitung

presentasenya masih rendah, hanya 82% yang terbebas dari jentik nyamuk.

Padahal untuk menyandang kata aman harus memenuhi 95% rumah bebas jentik.

Proses dari telur hingga nyamuk dewasa berlangsung dengan cepat hanya

membutuhkan waktu 8 - 10 hari untuk menjadi nyamuk dewasa. Nyamuk yang

dapat menularkan virus adalah nyamuk betina. Diharapkan melalui peran

mahasiswa KKN UNY yang memberi contoh tentang pentingnya mencegah DBD

dengan pengecekan jentik nyamuk setiap minggu, dapat berkelanjutan agar

Page 7: Artikelkkn (1)

tercipta dusun yang aman dan tentram serta terhindar dari wabah DBD. Tetapi

semua ini kembali kepada warganya sendiri yang harus menjaga lingkungan

tempat tinggalnya atas kesadaran dari diri sendiri. Disini warga juga harus saling

mengingatkan dan mengerti akan bahaya dari wabah DBD ini sendiri. Karena hal

- hal yang terkait sudah dijelaskan semua di dalam penyuluhan DBD itu sendiri.

Dan juga PJB tidak akan berarti jika tidak ada kesadaraan dari warga sendiri

karena sebenarnya PJB dapat dilakukan oleh masing masing dari warga sendiri.

Logikanya setiap hari warga selalu memasuki kamar mandinya sendiri. Karena

setiap dilakukan PJB sasarannya adalah bak mandi yang terdapat di didalam

kamar mandi. Dan apabila prosedur yang pernah disampaikan pada saat

penyuluhan seperti menguras bak mandi secara rutin, menutup ember yang

memungkinan tempat berkembang biak nyamuk, mengubur sampah dan

menggantung baju yang telah dipakai maka kemungkinan terjangkit atau

penyebaran virus DBD dapat ditekan dan tidak menyebabkan kasus DBD yang

terus meningkat di dusun genitem. Ditambah lagi kemauan warga untuk

memanfaatkan lahan kosong di lingkungan tempat tingal untuk menanam TOGA

agar rutin dapat mengecek lingkungan tempat tinggalnya, karena dengan begitu

akan berjalan lebih efisien. Karena penyebab DBD muncul dari lingkungan

sekitar dan dari diri sendiri.