12
Artikulasi Bimbingan Konseling dalam Pembentukan Karakter Siswa… An-Nisa', Vol. 10 No. 1 April 2017 | 129 ARTIKULASI BIMBINGAN KONSELEING DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA Mukaffan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember [email protected] ABSTRACT Guidance and counseling in schools is needed, because in addition to the massive information and Global transformation that is easily accepted by the students, also the age level of students are still experiencing shock and instability in making choices, especially in decision making. Therefore, the students desperately need all forms of guidance and advice so as not to fall into the wrong association. Not exaggeration, if President Joko Widodo de- clare the importance of strengthening character education (KDP). This program is an educational movement under the responsibility of the educa- tional unit to strengthen the learner's character through harmonization of the heart, taste, thought, and sport with the involvement and cooperation of educational, family and community units as part of the national move- ment of mental revolution . To fulfill the importance of strengthening the character, it is required the skills of the education personnel in order to manage the learning activities more effectively and efficiently. A construc- tive pattern of cooperation between teachers and learners is essential. Model educating with love is the basic capital of strengthening the charac- ter of students to be able to develop the potential that himself exists Keywords: Educate, Guidance and Counseling, Character Building Pendahuluan Proses pendidikan tidak hanya menyiapkan anak didik untuk meningkat- kan kemamapuan individu dalam memahami masyarakat dalam kaitannya de- ngan kehidupan masyarakat dunia, tapi juga dirancang untuk menyiapkan anak didik dengan memilki kemampuan intelektual dan tanggung jawab guna me- masuki kehidupan yang sangat kompetitif ini. Persaingan yang diciptakan oleh dunia global telah banyak menenggelamkan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat yang baik. Demikian hal ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi dunia

ARTIKULASI BIMBINGAN KONSELEING ABSTRACT

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ARTIKULASI BIMBINGAN KONSELEING ABSTRACT

Artikulasi Bimbingan Konseling dalam Pembentukan Karakter Siswa…

An-Nisa', Vol. 10 No. 1 April 2017 | 129

ARTIKULASI BIMBINGAN KONSELEING DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA

Mukaffan

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember [email protected]

ABSTRACT Guidance and counseling in schools is needed, because in addition to the massive information and Global transformation that is easily accepted by the students, also the age level of students are still experiencing shock and instability in making choices, especially in decision making. Therefore, the students desperately need all forms of guidance and advice so as not to fall into the wrong association. Not exaggeration, if President Joko Widodo de-clare the importance of strengthening character education (KDP). This program is an educational movement under the responsibility of the educa-tional unit to strengthen the learner's character through harmonization of the heart, taste, thought, and sport with the involvement and cooperation of educational, family and community units as part of the national move-ment of mental revolution . To fulfill the importance of strengthening the character, it is required the skills of the education personnel in order to manage the learning activities more effectively and efficiently. A construc-tive pattern of cooperation between teachers and learners is essential. Model educating with love is the basic capital of strengthening the charac-ter of students to be able to develop the potential that himself exists

Keywords: Educate, Guidance and Counseling, Character Building Pendahuluan

Proses pendidikan tidak hanya menyiapkan anak didik untuk meningkat-kan kemamapuan individu dalam memahami masyarakat dalam kaitannya de-ngan kehidupan masyarakat dunia, tapi juga dirancang untuk menyiapkan anak didik dengan memilki kemampuan intelektual dan tanggung jawab guna me-masuki kehidupan yang sangat kompetitif ini. Persaingan yang diciptakan oleh dunia global telah banyak menenggelamkan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat yang baik. Demikian hal ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi dunia

Page 2: ARTIKULASI BIMBINGAN KONSELEING ABSTRACT

Mukaffan

130 | An-Nisa', Vol. 10 No. 1 April 2017

pendidikan untuk menyadarkan masyarakat kita tentang nilai-nilai yang selalu berubah di masyarakat global kaitannya dengan proses pendidikan yang ber-langsung di sekolah.

Pada tataran tertentu, pendidikan terkadang sebagai momen “ritualisasi”, karena makna baru yang dirasakan cenderung tidak begitu signifikan. Apalagi, menghasilkan insan-insan pendidikan yang memiliki karakter manusiawi. Pendi-dikan sangat miskin dari sarat keilmuan yang meniscayakan jaminan atas perbai-kan kondisi sosial yang ada. Pendidikan hanya menjadi “barang dagangan” yang dibeli oleh siapa saja yang sanggup memperolehnya. Akhirnya, pendidikan be-lum menjadi bagian utuh dan integral yang menyatu dalam pikiran masyarakat keseluruhan.1

Pendidikan adalah sebuah proses kegiatan yang khas dilakukan oleh manu-sia. Pendidikan merupakan produk kebudayaan manusia.Kegiatan pendidikan dilakukan dalam upaya mempertahankan dan melanjutkan hidup dan kehidu-pan manusia.Selain itu pendidikan secara filosofis dalam rangka perkembangan manusia. Karena pendidikan dimaksudkan untuk manusia, maka dalam rangka memahami pendidikan seharusnya dilihat dari hakikat dan tujuan hidup manu-sia.2

Untuk memenuhi kepentingan tersebut, maka dituntut adanya keteram-pilan para personil pendidikan agar dapat mengelola kegiatan pembelajaran se-cara lebih efektif dan efisien. Akan tetapi dalam prakteknya guru-guru sering menghadapi kesulitan-kesulitan dalam mengelola proses belajar mengajar yang diselenggarakan.

Seorang guru yang mempunyai dua fungsi dalam pendidikan tidak se-mudah apa yang dibayangkan. Sebenarnya dalam Al-Qur’an seruan untuk mem-berikan pendidikan dan bimbingan dalam keluarga serta orang lain agar tidak ter-jerumus ke dalam kenistaan ini sudah ditegaskan, namun sulit untuk diaplikasi-kan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana ditegaskan dalam surat Al-Tah-rim: 6 yang berbunyi:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (QS. At-Tahrim, 6).

1 Ahmad Royani dan Slamet Hariyadi, “Mendidik Anak Presfektif Al-Ghazali dan Ki

Hajar Dewantara”, Jurnal An-Nisa’, PSGA LP2M IAIN Jember, Vol. 9 No. 1 (April 2016), 90. 2 Agus Rukiyanto, Pendidikan Karakter (Yogyakarta: Kanisius, 2009), 21.

Page 3: ARTIKULASI BIMBINGAN KONSELEING ABSTRACT

Artikulasi Bimbingan Konseling dalam Pembentukan Karakter Siswa…

An-Nisa', Vol. 10 No. 1 April 2017 | 131

Ayat di atas menjelaskan bahwa betapa pentingnya memberikan pelajaran atau bimbingan kepada keluarga dan saudara-saudara yang seiman dalam rangka memupuk perbuatan yang baik dalam diri pribadi khususnya, dan peserta didik pada umunya.

Guru sebagai tenaga profesional dibidang kependidikan, disamping me-mahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, harus juga mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis. Hal-hal yang bersifat teknis ini ter-utama kegiatan mengelola interaksi belajar mengajar. Oleh karenanya guru harus mempunyai kecakapan yang esensial disamping mempunyai kemampuan-ke-mampuan dasar sehubungan dengan tugasnya sebagai seorang pendidik.3

Disebutkan dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa, “Pendidik merupakan tenaga profesional yang ber-tugas merencanakan dan melaksanakam proses pembelajaran, menilai hasil pem-belajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”.4

Di samping itu akan lebih efektif dalam mengatasi pesoalan yang timbul pa-da peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, ketika lembaga pendidikan ju-ga memperhatikan lembaga konseling yang di dalamnya di tempatkan tenaga-te-naga khusus yang profesioanal dan terstruktur dalam dunia pendidikan. Karena lembaga bimbingan itu adalah suatu kesatuan yang integral dari seluruh program dan kebijakan yang diambil dalam lembaga tersebut. Dengan demikian tenaga konselor akan dengan mudah mengidentifikasi persoalan yang menghambat da-lam memotivasi dan proses belajarnya, kemudian konselor memberikan jalan ke-luar tehadap permasalahan yang dihadapi, di samping itu konselor dapat menum-buhkan kepribadian siswa serta mewujudkan apa yang menjadi cita-cita bangsa dalam menumbuhkan karakter bangsa seutuhnya terhadap siswa.

Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, mengandung makna bahwa guru seyogyanya mampu memberikan kemudahan kepada iswa dan pi-hak pihak yang dekat dengannya, untuk mengenal lingkungannya dengan baik, termasuk lingkungan yang ada diluar sekolah. Dengan caar ini, siswa mampu mengenal secara lebih baik fungsi semua fasilitas yang ada didalam sekolahnya,

3 Sugiyo, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Semarang: Widya Karya,

2011), 50. 4 Depdiknas, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Pusat

Dokumentasi Depdiknas, 2003).

Page 4: ARTIKULASI BIMBINGAN KONSELEING ABSTRACT

Mukaffan

132 | An-Nisa', Vol. 10 No. 1 April 2017

yang pada gilirannya mampu menggunakannya dengan baik, misalnya me-ngenalkan fungsi perpustakaan yang ada disekolah, termasuk jenis koleksi, per-aturan, petugas dan jadwal penggunaan perpustakaan, pengenalan laboraturium, sarana olahraga yang ada di sekolah, serta fasilitas lainnya juga diperlukan. Kon-disi ini tentu sangat membantu siswa dalam mengikuti proses pembelajaran se-lanjutnya.

Bimbingan diharapkan mampu merencanakan masa depannya meng-andung makna bahwa guru diharapkan mampu membantu siswa mengenal ber-bagai jenis pekerjaan dan pendidikan yang ada di lingkungan sekitarnya, serta mengembangkan cita-cita siswa sesuai dengan pengenalan siswa akan berbagai jenis pekerjaaan tersebut. Bimbingan seperti ini tidak terlepas dari pengenalan dan penerimaan siswa akan diri dan lingkungannya, seperti yang diuraikan di atas. Salah satu bentuk pengembangan siswa adalah bentuk pengembangan ke-mampuan siswa dalam merencanakan masa depannya di sekolah adalah pe-ngungkapan minat siswa terhadap berbagai jenis mata pelajaran, atau aktifitas tertentu, misalnya olahraga, kesenian, atau kerajinan tangan, serta program tin-dak lanjut.

Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat, atau-pun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui pelayanan tersebut. Fungsi-fungsi itu banyak dan dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi pokok, yaitu: (a) fungsi pemahaman, (b) fungsi pencegahan,(c) fungsi pe-ngentasan, (d) fungsi pemeliharaan dan (e) fungsi pengembangan.5

Pendidikan yang menekankan pentingnya pelestarian eksistensi manusia, dalam arti membantu manusia lebih manusiawi, lebih berbudaya sebagai manu-sia yang utuh berkembang, menurut Ki Hajar Dewantara menyangkut daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif), dan daya karsa (konatif). Singkatnya, “edu-cate the head, the heart, and the hand”.6

Sekolah Menengah Atas Islam Al-Hidayah yang merupakan SMA alternatif didalamnya terdapat berbagai macam model siswa dari yang nurut sampai de-ngan diatas rata-rata (nakal) tetapi model pendekatan dalam melaksanakan bim-bingan konseling dengan model kasih sayang yang menekankan keakrapan an-tara guru dan murid.Selain itu kelebihan bimbingan konseling yaitu dalam pe-

5 Depdiknas, Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi

SMP, Madrasah, Tsanawiyah dan Sederajat (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2000), 5.

6 Royani dan Hariyadi, “Mendidik ..., 95.

Page 5: ARTIKULASI BIMBINGAN KONSELEING ABSTRACT

Artikulasi Bimbingan Konseling dalam Pembentukan Karakter Siswa…

An-Nisa', Vol. 10 No. 1 April 2017 | 133

nerapan bimbingan konseling pada siswa terutama dalam hal pengelolaan bim-bingan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi bimbingan kon-seling.

Dari gambaran di atas, SMA Islam Al-Hidayah misalnya, masih terdapat problem terkait dengan penyelenggaraan bimbingan konseling, sehingga menarik analisa kritis peneliti untuk mengamati lebih dalam dan membantu mengatasi problem tersebut. Perencanaan, pelaksanaan dan sistem evalusi bimbingan kon-seling di SMAI Al-Hidayah dalam membentuk karakter bangsa disana masih ter-dapat beberapa kekurangan baik dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan sis-tem evaluasi bimbingan konseling tersebut. Problem inilah yang melatar belaka-ngi peneliti untuk mengadakan penelitian di lembaga SMAI Al-Hidayah

Bimbingan Konseling: Optimaslisasi Potensi Siswa

Pentingnya pendidikan karakter adalah kearifan dari keanekaragaman nilai dan budaya kehidupan bermasyarakat untuk membangun keberadaban bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam sistem pendidikan di sekolah telah di-kembangkan 3 sub sistem, yang meliputi subsistem administrasi (administration), subsistem pengajaran (instruction) dan subsistem pemberian bantuan atau pem-binaan siswa(pupil/student personal service). Bidang bimbingan dan konseling termasuk pada bidang pemberian bantuan/pembinaan siswa.7

Penguatan pendidikan karakter dapat diwujudkan melalui manajemen bimbingan dan konseling Islam. Sehubungan dengan konsep manajemen maka penerapan atau implementasi manajemen bimbingan dan konseling merupakan salah satu manifestasi suatu kegiatan yang sistematis tentang bagaimana me-rencanakan suatu aktifitas bimbingan dan konseling, bagaimana menggerakkan sumber daya manusia yang ada dalam organisasi bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan, mengawasi bagaimana kegiatan bimbingan dan konseling ber-jalan dan menilai kegiatan bimbingan dan konseling.8 Sehingga dengan adanya manajemen bimbingan dan konseling Islam dapat mewujudkan tujuan pendi-dikan terutama pada penguatan pendidikan karakter siswa.

Perencanaan layanan bimbingan dan konseling di SMAI Al-Hidayah dibuat sebagai langkah dalam merumuskan cara memberikan layanan bimbingan dan konseling agar lebih terarah dan bermakna serta benar-benar bermanfaat untuk

7 Ryan Kevin and Bohlin Karen, Building Character in Schools (San Fransisco: John

Willey & Sons, 1999), 80. 8 Sugiyo, Manajemen Bimbingan..., 61.

Page 6: ARTIKULASI BIMBINGAN KONSELEING ABSTRACT

Mukaffan

134 | An-Nisa', Vol. 10 No. 1 April 2017

perkembangan potensi kepribadian peserta didik maupun perkembangan pendi-dikannya yaitu termotivasinya peserta didik dalam proses belajar mengajar. Se-bagai langkah awal untuk mendapatkan informasi tentang masalah apa yang le-bih membutuhkan penangan yang maksimal, Guru bimbingan dan konseling memberikan angket problem chek list yang berisi tentang identitas siswa dan juga keluhan yang dialami. Hasilnya akan dapat dijadikan acuan dalam mem-buat rencana dan penyusunan program layanan bimbingan dan konseling.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan petugas layanan bimbingan dan konseling di SMAI Al-Hidayah adalah menentukan tujuan layanan yang akan di terapkan agar supaya program- program nantinya menjadi sebuah landasan ber-pijak dari aplikasi program, sehingga akan terlihat perjalanan dari program itu su-dah mencapai suatu prestasi atau belum. Selajutnya adalah menentukan pro-gram, Program yang dibuat harus dianalisis sesuai dengan kebutuhan anak didik dan mudah dibuat dalam pelaksanaannya, hal ini penting dilaksanakan agar pro-gram tersebut tidak mengkaburkan sendiri dalam keseluruhan kegiatan bim-bingan di sekolah dan bermanfaat bagi peserta didik sehingga membentuk pola karakter pada dirinya

Program layanan bimbingan dan konseling yang ada di SMAI Al-Hidayah dibagi dua jenjang yaitu meliputi jangka panjang dan jangka pendek dan setelah itu para petugas bimbingan konseling melakukan analisa study kelayakan dengan tujuan sebagai sebuah filter dari beberapa kemungkinan-kemungkinan sebagai kesimpulan bahwa: 1) suatu kegiatan sangat layak untuk dilaksanakan. 2) kegia-tan kurang layak untuk dilaksanakan. 3) kegiatan tidak layak untuk dilaksana-kan.

Kartini berpendapat bahwa perencanaan adalah penentuan segala sesuatu sebelum dilakukan.9 Perencanaan program bimbingan konseling di sekolah adalah seperangkat kegiatan yang dilakukan melalui berbagai bentuk surview untuk menginventarisasikan tujuan, kebutuhan, kemampuan sekolah, kesehatan sekolah untuk melaksanakan program bimbingan.10 Kegiatan perencanaan bimbingan konseling di sekolah dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu yang pertama adalah meneliti kebuthan siswa yaitu sesuai dengan kebutuhan siswa pada tiap-tiap kelas dan sesuai dengan jurusan masing-masing melalui observasi,

9 Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya (Jakarta: CV Rajawali,

1985), 75. 10

Thohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam (Yogyakarta: UII Press, 1992). Baca lebih lanjut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan (Surabaya: Usaha Nasional, 1987).

Page 7: ARTIKULASI BIMBINGAN KONSELEING ABSTRACT

Artikulasi Bimbingan Konseling dalam Pembentukan Karakter Siswa…

An-Nisa', Vol. 10 No. 1 April 2017 | 135

waawncara dan angket. Yang kedua adalah rapat koordinasi dengan seluruh konselor untuk membahas perencanaan dan penyusunan program berkaitan dengan materi yang telah di sampaikan dari program sebelumnya disesuaikan dengan kekurangan, kebutuhan siswa dan keinginan siswa.

Dengan berdasarkan hasil observasi dan interview yang di analisa secara kualitatif dapat di interpretasikan bahwa Perencanaan Bimbingan Konseling Da-lam Membentuk Karakter di SMAI Al-Hidayah sudah bisa dikatakan terlaksana dengan optimal, sudah sesuai dengan teori yang ada.

Layanan dengan Hati: Pembentukan Karakter Siswa

Bangsa Indonesia saat ini digambarkan sebagai bangsa yang mengalami penurunan kualitas bangsa. Mulai dari pelajar yang tidak punya sopan santun, suka tawuran, hobi begadang dan kebut-kubutan di jalan. Itu jenis kenakalan remaja yang umum, jenis kenakalan remaja yang lain senang berbohong, bolos sekolah, mencuri, berjudi bahkan aborsi. Masalah semakin banyak mulai dari masalah kurang kerja sama, lebih suka mementingkan diri sendiri, golongan atau partai, sampai kepada bangsa yang sarat dengan korupsi, kolusi dan nepotisme

Persoalan ini muncul karena lunturnya nilai-nilai karakter bangsa. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang ter-wujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Cara berfikir dan berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara merupa-kan bagian dari karakter individu. Individu yang memiliki karakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawab-kan tiap akibat yang diperbuat.

Pembangunan karakter bangsa adalah upaya sadar untuk memperbaiki, meningkatkan seluruh perilaku yang mencakup adat istiadat, nilai-nilai, potensi, kemampuan, bakat dan pikiran bangsa Indonesia.11 Untuk membangun karakter bangsa, haruslah diawali dari lingkup yang terkecil. Khususnya di sekolah, ada baiknya kita menganalogikan proses pembelajaran di sekolah dengan proses ke-hidupan bangsa. Upaya mewujudkan nilai-nilai tersebut di atas dapat dilaksana-kan melalui pembelajaran. Tentu saja pembelajaran yang dapat mengadopsi

11

D. A. Koesoema, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global (Jakarta: Grasindo, 2007), 20.

Page 8: ARTIKULASI BIMBINGAN KONSELEING ABSTRACT

Mukaffan

136 | An-Nisa', Vol. 10 No. 1 April 2017

semua nilai-nilai karakter bangsa yang akan dibangun. Pelaksanaan Bimbingan Konseling Dalam Membentuk Karakter SMAI Al-

Hidayah ada 3 macam yang sudah di lakukan antara lain: layanan pengumpulan data, koordinasi dan pengawasan. Beberapa macam layanan pengumpulan data siswa yang di terapkan SMAI Al-Hidayah dari hasil wawancara: 1) Layanan orientasi, yang bertujuan pada pengembangan pribadi siswa. 2) Layanan infor-masi, yang mengarah kepada perkembangan potensi, kemampuan dan kondisi diri. 3) Layanan konseling perorangan, yang mengarah pada masalah pribadi, da-lam kehidupan pribadi. 4) Layanan konsultasi, penerapannya kepada pem-berdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik dalam pengem-bangan pribadi. 5) Aplikasi instrumentasi, penerapannya pada instrument tes dan non tes untuk mengungkapkan kondisi dan masalah pribadi peserta didik. 6) Himpunan data, data perkembangan siswa bias dari guru dan wali kelas.12

SMAI Al-Hidayah sendiri, koordinasi dijadikan sebagai wadah untuk saling memberikan informasi dan sebagai sarana kerjasama dalam pelaksanaan layanan program Bimbingan dan Konseling dan hal tersebut dilakukan kapan saja sesui kebutuhan. Sedangkan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam layanan bim-bingan konseling, pihak sekolah menjalin kerjasama dengan orang tua siswa. Dan dalam pelaksanaan layanan program Bimbingan dan Konseling pengawasannya dipantau langsung oleh kepala sekolah. Dari pihak eksternal, pengawasan dilaku-kan oleh Diknas dimana mereka memberikan pembinaan pada personil pelak-sana layanan bimbingan dan konseling sekaligus mengontrol keadaan layanan bimbingan dan koseling di SMAI Al-Hidayah, baik melihat kenyataan langsung maupun dari hasil data-data yang ada inventarisasi bimbingan dan koseling SMAI Al-Hidayah.

Evaluasi Bersama: Artikulasi Bimbingan Konseling

Penilaian proses yaitu mengatasi partisipasi dan aktifitas dalam kegiatan la-yanan bimbingan, mengungkapkan pemahaman siswa atas bahan-bahan yang disajikan, mengungkapkan kegunaan layanan bagi siswa dan perolehan siswa se-bagai kasih dari partisipasi atau aktifitasnya dalam kegiatan layanan bimbingan, mengungkapkan minat siswa tentang perlunya layanan bimbinga lebih lanjut, mengamati perkembangan siswa sari waktu ke waktu, mengungkapkan kelanca-ran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara dan alat seperti

12

Wawancara, SMAI Al-Hidayah Mangli Jember

Page 9: ARTIKULASI BIMBINGAN KONSELEING ABSTRACT

Artikulasi Bimbingan Konseling dalam Pembentukan Karakter Siswa…

An-Nisa', Vol. 10 No. 1 April 2017 | 137

wawancara, observasi, studi dokumentasi, angket, tes, analisa hasil kerja siswa. Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu, kegiatan penilaian baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untukkemudian dijadikan dasar dan tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan bimbingan. Dengan dilakukan penilaian secara komprehensip, jelas dan cermat maka diperoleh data atau informasi ini dapat dijadikan bahan untuk pertang-gungjawaban, akuntabilitas, pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah

Kriteria yang menjadi patokan untuk mengevaluasi keberhasilan program layanan Bimbingan dan Konseling di SMAI Al-Hidayah adalah mengacu pada terpenuhinya kebutuhan peserta didik baik langsung maupun tidak langsung, yang berperan membantu mereka memperoleh perubahan ke arah yang lebih baik dalam menumbuhkan sikap karakter bangsa siswa. Yang meliputui evaluasi pelaksanaan dan evaluasi akhir tahun. Di dalam evaluasi pelaksanaan, Hasil-hasil keputusan dalam penilaian tersebut digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk menghasilkan strategi dan teknik baru yang sesuai dengan ke-butuhan subyek layanan Bimbingan dan Konseling dan peningkatan mutu pro-gram Bimbingan dan Konseling di SMAI Al-Hidayah.

Menurut Nidya, evaluasi bimbingan konseling dilakuakan dengan maksud untuk meneliti secara periodik hasil pelaksanaan program bimbingan agar dapat diketahui bagian program yang mana yang perlu diperbaiki, serta memperkuat perkiraan-perkiraan (asumsi) yang mendasari pelaksanaan program bimbingan. Salah satu daripada perkiraan-perkiraan itu yang perlu mendapat evaluasi ialah nyata tidaknya bimbingan itu benar-benar efektif dalam membantu murid me-ngembangkan secara memuaskan tingkah laku dan sikap yang baik.13

Istilah Evaluasi kemajuan yang ada pada kajian teoritik dalam penelitian SMAI Al-Hidayah disebut evaluasi akhir tahun. Sedangkan fungsinya sama yakni selain untuk memantau secara keseluruhan hasil program bimbingan dan konseling yang sudah terlaksana dengan baik. Tetapi juga membuat langkah-langkah khusus, dalam rangka semakin memajukan dan mengembangkan pro-gram layanan bimbingan dan konseling dalam menumbuhkan dalam diri siswa di sekolah.

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sitem Pendidikan Nasional, pendidikan diadtikan sebagai pendidikan adalah usaha sadar dan

13

Nindya Damayanti, Buku Pintar Panduan Bimbingan Dan Konseling (Yogyakarta: Araska, 2012), 41.

Page 10: ARTIKULASI BIMBINGAN KONSELEING ABSTRACT

Mukaffan

138 | An-Nisa', Vol. 10 No. 1 April 2017

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembe- lajaran agar pe-serta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekua-tan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mu-lia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Lebih lanjut, mengenai fungsi pendidikan dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kesimpulan

Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, mengandung makna bahwa guru seyogyanya mampu memberikan kemudahan kepada siswa dan pihak pihak yang dekat dengannya, untuk mengenal lingkungannya dengan baik, termasuk lingkungan yang ada diluar sekolah. Dengan cara ini, siswa mam-pu mengenal secara lebih baik fungsi semua fasilitas yang ada didalam sekolah-nya, yang pada gilirannya mampu menggunakannya dengan baik, misalnya me-ngenalkan fungsi perpustakaan yang ada disekolah, termasuk jenis koleksi, per-aturan, petugas dan jadwal penggunaan perpustakaan, pengenalan laboraturium, sarana olahraga yang ada di sekolah, serta fasilitas lainnya juga diperlukan. Kon-disi ini tentu sangat membantu siswa dalam mengikuti proses pembelajaran selanjutnya.

Bimbingan tidak hanya mampu membantu siswa mengenal berbagai jenis pekerjaan dan pendidikan yang ada di lingkungan sekitarnya, melainkan mampu mengembangkan cita-cita siswa sesuai dengan pengenalan siswa akan berbagai jenis pekerjaaan tersebut. Bimbingan seperti ini tidak terlepas dari pengenalan dan penerimaan siswa akan diri dan lingkungannya, seperti yang diuraikan di atas. Salah satu bentuk pengembangan siswa adalah bentuk pengembangan ke-mampuan siswa dalam merencanakan masa depannya di sekolah adalah peng-ungkapan minat siswa terhadap berbagai jenis mata pelajaran, atau aktifitas ter-tentu, misalnya olahraga, kesenian, atau kerajinan tangan, serta program tindak lanjut.

Page 11: ARTIKULASI BIMBINGAN KONSELEING ABSTRACT

Artikulasi Bimbingan Konseling dalam Pembentukan Karakter Siswa…

An-Nisa', Vol. 10 No. 1 April 2017 | 139

DAFTAR PUSTAKA

Amirulloh, Syarbin, Buku Pintar Pendidikan Karakter (Jakarta: as@-Prima Pustaka, 2012).

Arifin, M., Filsafat Pendidikan Islam, Cet. III (Jakarta: Bumi Aksara, 1993). Az Zahrani, Musfir Bin Zaid, Konseling Terapi (Jakarta: Gema Insani, 2005). Damayanti, Nindya, Buku Pintar Panduan Bimbingan Dan Konseling (Yogyakarta:

Araska, 2012). Depdiknas, Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi

SMP, Madrasah, Tsanawiyah dan Sederajat (Jakarta: Pusat Kurikulum Balit-bang Depdiknas, 2000).

Depdiknas, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Pusat Dokumentasi Depdiknas, 2003).

Erhamwilda, Konseling Islami (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008). Hasibuan, Malayu SP., Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara,

2009). Howard, Kirschenbaum. 100 Ways To Enhance Values And Morality In Schools

Dan Youth Settings (Massachusetts: Allys & Bacon, 1995). Jones, J. J., Secondary School Administration (New York: Mc Graw Hill Book Com-

pany, 1987). Kartono, Kartini, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya (Jakarta: CV

Rajawali, 1985). Kevin, Ryan and Bohlin Karen, Building Character in Schools (San Fransisco: John

Willey & Sons, 1999). Koesoema, D.A. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global

(Jakarta: Grasindo, 2007). Lubis, Syaiful Akhyar, Konseling Islami (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2007). Mashudi, Farid, Psikologi Konseling (Yogyakarta: IRCiSoD, 2012). Mubarok, Ahmad, Teori dan Kasus, Cet I (Jakarta: Bina Rena Pariwara, 2000). Musnamar, Thohari, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan Konseling Islam (Yogya-

karta: UII Press, 1992). Prayitno, Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Buku II

Pelayanan Bimbingan dan Konseling (SLTP)(Jakarta: Kerjasama Koperasi Karyawan Pusgrafin dengan penerbit Penebar Aksara,1997).

Roqib, Moh., Ilmu Pendidikan Islami (Yogyakarta: LkiSYogyakarta, 2009). Royani, Ahmad dan Slamet Hariyadi, “Mendidik Anak Presfektif Al-Ghazali dan Ki

Hajar Dewantara”, Jurnal An-Nisa’, PSGA LP2M IAIN Jember, Vol. 9 No. 1 (April 2016).

Rukiyanto, Agus, Pendidikan Karakter (Yogyakarta: Kanisius, 2009). Sugiyo, Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Semarang: Widya Karya,

2011). Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan (Surabaya: Usaha Nasional, 1987).

Page 12: ARTIKULASI BIMBINGAN KONSELEING ABSTRACT

Mukaffan

140 | An-Nisa', Vol. 10 No. 1 April 2017