12
ASAM SALISILAT Sinonim: Asam 2-hidroksibenzoat Acidum salicycum Struktur molekul: Rumus Molekul : C 7 H 6 O 3 Massa Molar : 138,12 g/mol Titik Leleh : 159 °C rian : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir tidak berbau; rasa agak manis dan tajam. utan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian ethanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam larutsan ammonium acetat P, dinatrium hydrogen fosfat P; kalium sitrat P dan natrium sitrat P. Suhu Lebur : 158,5°C dan 161°C. Titik Didih : 211 °C (2666 Pa) Densitas : 1,44 g/cm 3 Keasaman (pKa) : 2,97 Incompatibilitas Bereaksi dengan alkali dan karbonat hydroxids membentuk garam yang larut dalam air. Inkompatibel dengan larutan besi klorida, memberikan warna ungu. Dan dengan nitro ether kuat. Dosis (USP) Untuk pemakaian topikal 1-2% dalam larutan alkohol atau salep. Sebagai agen antiseptik, antiparasit dan keratolitik 2-5% dalam sediaan serbuk atau salep. Sebagai keratolitik kuat hingga 20%. EFEK FARMAKOLOGI ZAT AKTIF Sebagai antiseptik, sangat mengiritasi selaput lendir dan agak korosif. untuk obat luar digunakan dalam pengobatan pruritus, urtikaria bromidrosis, dan eksim. Dalam bentuk salep dan koloidon digunakan untuk melunakkan dan menghilangkan

ASAM SALISILAT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asam salisilat merupakan salah satu jenis asam lemah. Asam lemah ini merupakan asam yang memiliki sifat keasaman yang rendah

Citation preview

Page 1: ASAM SALISILAT

ASAM SALISILATSinonim:

Asam 2-hidroksibenzoat            Acidum salicycumStruktur molekul:

Rumus Molekul           : C7H6O3

Massa Molar               : 138,12 g/molTitik Leleh                   : 159 °C

Pemerian                    : Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir tidak berbau; rasa agak manis dan tajam.

Kelarutan                    : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian ethanol (95%) P; mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam larutsan ammonium acetat P, dinatrium hydrogen fosfat P; kalium sitrat P dan natrium sitrat P.Suhu Lebur                  : 158,5°C  dan 161°C.Titik Didih                   : 211 °C (2666 Pa)Densitas                      : 1,44 g/cm3

Keasaman (pKa)          : 2,97Incompatibilitas         

Bereaksi dengan alkali dan karbonat hydroxids membentuk garam yang larut dalam air. Inkompatibel dengan larutan besi klorida, memberikan warna ungu.  Dan dengan nitro ether kuat.Dosis (USP)                 Untuk pemakaian topikal 1-2% dalam larutan alkohol atau salep.Sebagai agen antiseptik, antiparasit dan keratolitik 2-5% dalam sediaan serbuk atau salep.Sebagai keratolitik kuat hingga 20%.

EFEK FARMAKOLOGI ZAT AKTIF       Sebagai antiseptik, sangat mengiritasi selaput lendir dan agak korosif. untuk obat

luar digunakan dalam pengobatan pruritus, urtikaria bromidrosis, dan eksim. Dalam bentuk salep dan koloidon digunakan untuk melunakkan dan menghilangkan kutil. Kondisi hyperkeratosis (pertumbuhan jaringan keratin kulit yang berlebihan)

KONTRAINDIKASI Kulit yang terbuka, meradang atau pada anak dibawah dua tahun.

Page 2: ASAM SALISILAT

Perhatian : dapat menimbulkan gangguan saraf tepi, pada pasien diabetes rentan terhadap ulkus neuropati, hindari kontak dengan mata, mulut , area kelamin dan anus, dan selaput lendir, hindari penggunaan pada area yang luas.II. FORMULASI

         FORMULA PUSTAKA

         PREFORMULASI ZAT TAMBAHANCARBOMER

Sinonim :Carbopol; Acrylic Acid Polymer; polyacrylic acid; carboxyvinyl polymer;Karboksipolietilen.Struktur Molekul:

Berat Molekul:Karbomer adalah polimer sintetik dari asam akrilat yang mempunyai ikatan silang

dengan ether allyl sucrose atau sebuah allil ethers dari pentaerythritol. Karbomer mengandung asam karboksilat antara 56%- 68% pada keadaan kering. BM teoritis diperkirakan sekitar 7 x 105 hingga 4 x 109.

Pemerian:Serbuk putih, sedikit berbau khas, asam, Higroskopik,Fungsi:Bioadhesive; emulsifying agent; release modifying agent; suspending agent; tablet binder; viscosity-increasing agent

Kegunaan Konsentrasi (%)

Page 3: ASAM SALISILAT

Bahan pengemulsi 0,1-0,5

Gelling agent 0,5-2,0

Bahan pensuspensi 0,5-1,0

Pengikat tablet 5,0-10,0

Kelarutan:Larut dalam air dan setelah netralisasi larut dalam etanol (95 %) dan  gliserin.

pH:Tingkat viskositas yang lebih tinggi pada pH 6-11 dan viskositas akan menurun pada pH di bawah 3 atau di atas 12.

Inkompatibilitas:Inkompatibilitas dengan fenol, polimer kationik, asam kuat dan Elektrolit.

Carbomer akan kehilangan warna dengan adanya resorsinol. Intensitas panas akan meningkat ketika kontakdengan basa kuat seperti amonia, KOH, NaOH, dan basa amin kuat.

Informasi lainnya:Carbopol memiliki temperatur “glass transition” 100-1050C, dalam keasaman kering

1050C namun ketika ditambahkan air, suhunya akan menurun secara drastis.  Ketika polimer kering, zat aktif akan terperangkap dalam “glass core”  Adanya air kemudian akan menembus permukaan eksternal dari mtriks polimer obat,

polimer karbomer akan membentuk sebuah lapisan gelatin dan zat aktif menjadi terperangkap dalam wilayah hidrogel.

  Karbomer bersifat unik karena membentuk “diskrit mikrosfer” dari polimer dan air membentuk saluran kecil antara mikrogel sebagai sistem yang terhidrasi.

  Pada akhirnya, air memaksa mikrogel berpisah karena adanya tekanan osmotik.  Kemudian zat aktif dari kompleks obat mikrogel akan lepas secara kontinyu.

TRIETHANOLAMIN (TEA)

Sinonim                      : Daltogen, Tealan, Triethanolamin, trihydroxytriethylamine; tris  (hydroxyethyl) aminRumus molekul          : C6H15NO3

Berat Molekul                        : 149,19

Page 4: ASAM SALISILAT

Fungsi                        : bahan pembasah,  bahan pengemulsi, penstabil pH, pelarut, polymer  plastisizer dan humektantitik Didih                   : 335°C

Titik Leleh                   :20°C -21°C

Kelarutan

Pelarut Kelarutan pada suhu 20oCAsetonBenzeneKarbon tetrakloridaEthil etermetanolair

larut1: 24larut1 : 63larutlarut

Viskositas                    : 590 mPa s (590Cp) pada 30°C

Stabilitas                     : Perubahan warna dapat terjadi  dengan adanya  paparan cahaya dan kontak denganlogam dan ion logam. 85 % TEA cenderung terpisah pada suhu 15oC, homogenitas dapat diperbaiki dengan pemanasan dan pencampuran sebelum digunakan

Inkompatibilitas          Trietanolamina akan bereaksi dengan asam mineral membentuk garam kristal dan ester.  Dengan asam lemak, seperti asam stearat atau asam

oleat, TEA  membentuk membentuk garam yang larutdalam air dan sabun anion dengan pH sekitar 8, yang dapat digunakan sebagai emulsifying agent.

  Konsentrasi TEA yang biasanya digunakan untuk emulsifikasi adalah 2-4% v/v dan 2-5 kali volume asam lemak.

  Trietanolamina juga akan bereaksi dengan tembaga untuk membentuk garam kompleks.  Perubahan warna dan pengendapan dapat terjadi akibat kontak

dengan  garam logamberat.Trietanolamina dapat bereaksi dengan reagen seperti tionil klorida untuk menggantikan gugus hidroksidengan halogen. . Produk yang dihasilkan sangat toksik.

  Dalam sediaan dengan minyak mineral diperlukan TEA sebanyak 5% v/v dengan peningkatan yang sesuaidalam jumlah asam lemak yang digunakan.

NIPAGINNipagin merupakan senyawa fenolik, stabil di udara, sensitif terhadap

pemaparan cahaya, tahan terhadap panas dan dingin termasuk uap sterilisasi, stabilitas menurun dengan meningkatnya pH yang menyebabkan hidrolisis. Mekanisme kerja

Page 5: ASAM SALISILAT

senyawa fenolik adalah dengan menghilangkan peremeabelitas membran sehingga isi sitoplasma keluar dan menghambat sistem transport elektrolit yang lebih efektif untuyk bakteri gram positif.preformulasi nipagin:                                                                              

-            Nama Senyawa : Methyl Paraben-            BM : 152,15-            Rumus Empiris : C8H8O3

-            Organoleptis: Kristal transparan/bubuk Kristal putih, rasa membakar-            Struktur Molekul :

-            pH : 4- 8-            Nipagin efektif dengan kadar : 0,1-0,2% (bila digunakan tunggal)-            jika dikombinasi dengan propil paraben umumnya digunakan pada formulasi-            sediaan parenteral (0.18%-0.22%)-            Titik Leleh : 125 -1280C-            Inkompatibel: dengan bentonit, magnesium trisilicate,talk, tragacanth,natrium

alginat, minyak esensial, sorbitol, dan atropin.

NIPASOL-          Nama Senyawa : Propyl Paraben-          Rumus Empiris : C10H12O3-          Struktur Molekul:

-    BM : 180.20-    Organoleptis : Kristal tak berwarna atau bubuk putih, tak berasa-    Kelarutan : Larut dalam aseton, eter, dan alcohol-    pH : 4 – 8-    Nipasol efektif pada kadar : 0,1-0,2% (bila digunakan tunggal)-    Titik Leleh : 95 -980CInkompatibilitas

Page 6: ASAM SALISILAT

Aktivitas menurun dengan adanya surfaktan nonionik, magnesium aluminium silikat, magnesium trisilikat, yellow iron oxid, ultramarina bluePenyimpanan : tempat tertutup, sejuk dan kering

PROPYLEN GLYCOL

Sinonim                       : 1,2-Dihydroxypropane; E1250; 2-hydroxypropanol; Methyl ethylen gLycol; methyl glycol; proopane -1,2-diol.Rumus molekul           : C3H8O2

Pemerian                    : Cairan kental, Jernih, Tidak Berwarna, Tidak Berbau, Rasa Agak Manis, HigroskopikBobot Molekul           : 76,09Titik didih                   : 188°CTitik leleh                   : -59°CKelarutan

Larut dalam aseton, kloroform, etanol 95 %, gliserin, dan air. Larut dalam 1: 6 bagian eter. Tidak bercampur dengan minyak mineral, atau fix oil. Tidak larut dalam beberapa minyak esensial.Kegunaan

Kegunaan Bentuk sediaan Konsentrasi

HumektanpreservativeSolvent or cosolvent

topikalLarutan, setengah padatLarutan aerosol, larutan oralparenteralTopikal

≈1515-3010-30, 10-2510-605-8

Fungsi                          : Antimikroba, preservatif, disinfektan, humectant, plastisizer, solvent, stabilizer, kosolventInkompatibilitas         : inkompatibel dengan reagen oksidasi seperti kalium permanganat

MENTHOL

Page 7: ASAM SALISILAT

-        Sinonim          : hexabydrotimol; 2-isopropyl-5-methylcyclohexanol; 4-isopropyl-1-   methylcyclohexan-3-d; 3-p-mentahnol; p-menthan-3-ol;dl-menthol; pepermint champor; racemic menthol

-        Rumus Empiris : C10H20O-        BM : 156,27-        Struktur Molekul :

Penggunaan:

Penggunaan pada produk farmasi Konsentrasi (%)

inhalasi 0,02-0,05

Oral suspensi 0,003

Sirup oral 0,005-0,0015

tablet 0,2-0,4

Formula topikal 0,05-10,00

Produk kosmetk 0,4

Pasta gigi 0,1-2,0

Spray oral 0,3

Titik Leleh                               : 340CFunctional Category              : Flavoring agent; therapeutic agentStabilitas saat Penyimpanan

 Mentol harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tidak melebihi suhu 258C, karena mudahmenyublim.Inkompatibel

Butylchloral hidrat, kapur barus; chloralhidrat, kromium rioksida, b-naphthol, fenol; kalium permanganat; pyrogallol, resorcinol, dan timol.

ETANOLSinonim : etil alkohol, alkohol gandumOrganoleptis

Page 8: ASAM SALISILAT

cairan, jelas tidak berwarna dengan bau, karakteristik menyenangkan. Dalam  encer larutan air, memiliki rasa agak manis, tetapi dalam larutan terkonsentrasi lebih rasanya terbakar.Rumus Molekul : CH3CH2OHRumus Struktur :

Densitas : 0,789 g/mlTitik beku : -40oC

GLISERIN

Sinonim                      : Croderol; E422; glycerine; Glycon G-100; Kemstrene; Optim; Pricerine; 1,2,3-propanetriol;  trihydroxypropane glycerol.Rumus molekul          : C3H8O3

Pemerian                    : Cairan jernih seperti sirup; tidak berwarna, rasa manis, hanya boleh n berbau khas lemah (tajam atau tidak enak); higroskopik, netral terhadap lakmus.

Kegunaan                   : Antimicrobial preservative; emollient; humectant; plasticizer; solvent; sweetening agent;  tonicity agent.Inkompatibilitas

Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan agen oksidator kuat seperti kromium trioksida, potasium klorat atau kalium permanganat. Perubahan warna Hitam gliserin terjadi jika terkena  cahaya, atau pada kontak dengan seng oksida atau nitrat bismuth.penggunaan bersama fenol, asam salisilat dan tanin menimbulkan warna zat besi.Gliserin membentuk kompleks asam borat, asam glyceroboric.Penyimpanan            Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak rentan terhadap oksidasi oleh suasana di bawah kondisi penyimpanan biasa tetapi terurai pada pemanasan, dengan evolusi akrolein beracun. Campuran gliserin dengan air, etanol (95%), dan propylene glikol secara kimiawi stabil. Gliserin dapat  mengkristal jika disimpan pada suhu rendah, sedangkan kristal tidak meleleh hingga  dihangatkan sampai 208°C.Gliserin harus disimpan dalam wadah kedap udara, dalam cool, kering tempat.Alasan Penggunaan Bahan Tambahan:

Obat ini akan di buat bentuk sediaan setengah padat yaitu gel karena Menurut Farmakope Indonesia III, kadar bahan obat untuk sediaan unguntum yang tidak mengandung obat keras atau narkotik adalah 10%. Sehingga, pada sediaan yang kami buat ini tidak melebihi batas dari telah ditentukan. Pemberian obat ini secara topikal karena dimaksudkan untuk mengatasi gangguan fungi seperti kadas, kurap, maupun

Page 9: ASAM SALISILAT

sebagai keratolitikum untuk mengatasi bagian kulit yang kapalan. Pada rute topical ini, asam salisilat dimaksudkan untuk tidak juga masuk dalam peredaran sistemik karena efeknya yang hanya sebagai antifungi yang bekerja pada permukaan kulit. Adapun alasan penggunaan bahan tambahan adalah sebagai berikut:1. basis dan gelling agent.gelling agent,berguna untuk  meningkatkan viskositas sediaan agar zat aktif dapat bercampur dengan air. basis yang cocok adalah carbomer karena reltif bersifat tidak toksik, tidak mengiritasi, tidak menyebabkan reaksi hipersensitivitas pada kulit manusia sehingga cocok digunakan sebagai basis gel serta memberikan bentuk serta penampakan yang baik, jernih dan tidak keruh.2. alkalizing agent, diperlukan karena jika keadaan sediaan asam,carbomer tidak dapat mengembang dan viskositasnya menjadi rendah. viskositas tersebut tidak cocok untuk gel karena tidak dapat bertahan lama pada permukaan kulit sehingga absorpsi yang terjadi tidsak optimal.sedangkan dalam pH alkali carbomer mengembang sempurna.alkalizing agent yang cocok digunakan adalah TEA karena dengan adanya gliserin (asam lemak) gugus amin akan bereaksi dengan membentuk sabun anionic dengan pH sekitar 8 yang bersifat stabil dalam tipe emulsi O/W.3. Humectants, Pelembab atau humectan ditambahkan dalam sediaan topical dimaksudkan untuk meningkatkan hidrasi kulit. Hidrasi pada kulit menyebabkan jaringan menjadi lunak, mengembang dan tidak berkeriput sehingga penetrasi zat akan lebih efektif. Humectan yang digunakan adalah propylenglikol dan gliserin karena PEG (poly ethylene Glycol) yang  mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air dan meningkatkan penyebaran obat serta Campuran antara gliserin, etanol, dan propilen glikol bersifat stabil secara kimia.4. Solubilizer,perlu di tambahkan untuk memperbaiki kelarutan zat aktif di dalam air.pada sediaan ini solubilizer yang digunakan adlah etanol  karena bersifat larut dalam air dan gliserin selain itu asam salisilat yang berperan sebagai zat aktif juga mempunyai kelarutan yang tinggi dalam etanol.etanol juga dapat berfungsi sebagai pengawet antimikroba dimana konsentrasinya adalah lebih dari 10%.5. Pengawet, Pengawet dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas sediaan dengan mencegah terjadinya kontaminasi mikroorganisme. Karena pada sediaan mempunyai kadar air yang relative tinggi yang notabene merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu perlu penambahan zat yang dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Pengawet yang di tambahkan adalah kombinasi nipagin nipasol karena masing masing komponen mempunyai fungsi yang berbeda, nipagin lebih efektif untuk antimikroba sedangkan nipasol lebih aktif sebagai antifungi

Suspensi dapat dibuat dengan cara presipitasi atau dengan cara dispersi. Cara Presipitasi

menekankan pada pengendapan kembali zat aktif yang sebelumnya dilarutkan pada suatu solven

tertentu. Pengendapan kembali ini dapat dilakukan dengan “permainan” pH (misalnya golongan

sulfa larut dalam suasana basa tetapi mengendap pada suasana asam), pendesakan oleh “pelarut”

lainnya, atau perubahan temperature. Sedangkan cara disperse menekankan pada pencampuran

semua komponen tanpa melalui tahap pelarutan dan pengendapan kembali.

Page 10: ASAM SALISILAT

Suspensi yang dibuat dengan cara presipitasi umumnya menghasilkan ukuran fase internal ynag

ebih kecil daripada suspensi yang dibuat dengan cara disperse hal ini karena pada cara presipitasi

zat aktif (fase internal) telah terlarut terlebih dahulu sedagkan pada cara disperse tidak melalui tahap

pelarutan.