6
Asas-Asas Sosiologi TUGAS ASAS-ASAS SOSIOLOGI Disusun Oleh: Nama : Magenta Romadhani Rosmaya NIM: D0311042 Jurusan: Sosiologi 2011 (B) FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 A. Teori dan Unsur-Unsur Teori Teori merupakan generalisasi abstrak dari beberapa fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya. Menurut Kerlinger (2000: 14), seorang peneliti behavioral, mengemukakan bahwa: “Suatu teori ialah seperangkat konstruk (konsep), batasan, dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan mencari hubungan-hubungan antarvariabel dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi gejala itu.” Unsur-unsur utama sebuah teori menurut Campbell (1994:15), adalah definisi, deskripsi, dan penjelasan. Definisi memberitahu kita bagaimana penulis akan memakai istilah-istilah kuncinya setiap teoritikus. Misalnya tentang masyarakat, harus menjelaskan apa yang di maksud dengan kata masyarakat, dan menawarkan pandangan- pandangan tertentu mengenai peristilahan pokok, seperti interaksi, kontak, maupun solidaritas. Proses mendefinisikan istilah umum sangat penting karena mengarah ke analisis konsep yang dituju. Hal itu selayaknya dilakukan dengan menunjuk ciri-ciri esensial yang relatif sama atau dimiliki oleh suatu entitas jika istilah yang bersangkutan ingin dipakai secara akurat untuk mengacu padanya. Memang suatu definisi adalah tidak

Asas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aminudin

Citation preview

Asas-Asas Sosiologi TUGAS ASAS-ASASSOSIOLOGI

Disusun Oleh:Nama : Magenta Romadhani RosmayaNIM: D0311042Jurusan: Sosiologi 2011 (B)

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIKUNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA 2012

A. Teori dan Unsur-Unsur TeoriTeori merupakan generalisasi abstrak dari beberapa fenomena. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur pengetahuan dan menyediakan suatu cetak biru untuk melakukan beberapa tindakan selanjutnya. Menurut Kerlinger (2000: 14), seorang peneliti behavioral, mengemukakan bahwa:Suatu teori ialah seperangkat konstruk (konsep), batasan, dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan mencari hubungan-hubungan antarvariabel dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi gejala itu. Unsur-unsur utama sebuah teori menurut Campbell (1994:15), adalah definisi, deskripsi, dan penjelasan. Definisi memberitahu kita bagaimana penulis akan memakai istilah-istilah kuncinya setiap teoritikus. Misalnya tentang masyarakat, harus menjelaskan apa yang di maksud dengan kata masyarakat, dan menawarkan pandangan-pandangan tertentu mengenai peristilahan pokok, seperti interaksi, kontak, maupun solidaritas. Proses mendefinisikan istilah umum sangat penting karena mengarah ke analisis konsep yang dituju. Hal itu selayaknya dilakukan dengan menunjuk ciri-ciri esensial yang relatif sama atau dimiliki oleh suatu entitas jika istilah yang bersangkutan ingin dipakai secara akurat untuk mengacu padanya. Memang suatu definisi adalah tidak penting bagi dirinya, namun definisi berguna sebagai alat untuk menjernihkan pemikiran. Deskripsi merupakan sebuah kegiatan yang tanpa akhir dan selalu belum selesai serta tanpa batas. Jadi, tidak terhingga banyaknya fakta yang harus ditemukan, diselidiki, dibuktikan, atau diperdebatkan. Penjelasan harus melampaui makna deskripsi dengan mengatakan hal-hal apakah yang dapat memberikan kita suatu pemahaman tertentu mengenai suatu kenyataan mengapa seperti itu. Misalnya mengapa masyarakat berubah. Baik berubah secara evolusi maupun revolusi. Suppes (1974) dan Kerlinger (2000) mengemukakakn bahwa ada lima fungsi teori. Berguna sebagai kerangka kerja untuk melakukan penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah praktik-praktik pengumpulan data yang tidak memberikan sumbangan bagi pemahaman peristiwa. Teori harus memiliki kegunaan sebagai berikut:a. Teori harus mampu membantu mensistematisasikan, menyusun data, maupun pemikiran tentang data sehingga tercapai pertalian yang logis diantara aneka ragam data itu, yang semula kacau balau. Disinilah teori berfungsi sebagai kerangka kerja atau pedoman, bagaimana yang sistematis, maupun menjadi sistem acuan.b. Mampu memberikan suatu skema atau rencana sementara mengenai medan yang semula belum dipetakan sehingga terdapat suatu orientasi.c. Mampu menunjukkan atau menyarankan arah untuk penyelidikan lebih lanjut.Kerangka kerja tersebut merupakan sebuah proses yang bersifat rasional, kognitif, dan teologis (The Liang Gie, 1999: 96).a. Aktivitas rasional, berarti kegiatan yang mempergunakan kemampuan pikiran untuk bernalar yang berbeda dengan aktivitas berdasarkan perasaan dan naluri. b. Aktivitas kognitif, pada hakikatnya merupakan rangkaian kegiatan intelektual manusia yang melahirkan ilmu. c. Aktivitas teleologis, mengarahkan pada tujuan tertentu karena para teoretikus maupun ilmuan dalam melakukan aktivitas ilmiah memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Teori memberikan suatu kerangka kerja bagi pengorganisasian butir-butir informasi tertentu. Teori mengungkapkan kompleksitas peristiwa-peristiwa yang tampaknya sederhana. Teori mengorganisasikan kembali pengalaman-pengalaman sebelumnya. Teori berfungsi untuk melakukan prediksi dan kontrol. B. Konsep dan VariabelMenurut Schwab (1969: 12-14), konsep merupakan abstraksi, suatu konstruksi logis yang terbentuk dari kesan, tanggapan, dan pengalaman-pengalaman kompleks. Pendapat Schwab tersebut sejalan dengan James A Banks (1977: 85) A concept is an abstract word or phrase that is useful for classifying or categorizing a group of things, ideas, or event. Suatu konsep adalah suatu kata abstrak atau frase yang bermanfaat untuk mengklasifikasikan atau menggolongkan suatu kelompok berbagai hal, gagasan atau peristiwa. Dengan demikian pengertian konsep menunjuk pada suatu abstraksi penggambaran dari sesuatu yang kongkring maupun abstrak (tampak maupun tidak tampak) namun dapat berbentuk pengertian atau definisi ataupun gambaran mental atribut esensial dari suatu kategoi yang memiliki ciri-ciri esensial relatif sama.Fraenkel (1980) mengklasifikasi jenis-jenis konsep atas enam macam, yaitu: Konsep konjungtif, yaitu konsep yanga berfungsi untuk menghubungkan (connective) dari keberadaan dua atau lebih atribut yang semuanya harus ada (Freankel, 1980: 58). Contohnya konsep anak berarti dia adalah individu yang masih kecil dan masih berusia satu sampai sepuluh tahun. Selain itu, perilakunyapun masih belum dewasa. Sebaliknya, konsep ibu maupun ayah mencerminkan orang dewasa yang sudah cukup tua untuk memiliki anak. Konsep disjungtif, mencerminkan adanya alternatif-alternatif yang beragam. Contohnya konsep olah raga, bentuk dan jenisnya dapat berupa permainan sepak bola, tenis meja, marathon, dan lain-lain. Konsep relasional, yang memiliki arti mengandung suatu hubungan khusus antara dua atribut maupun lebih yang dinyatakan secara eksplisit dengan bilangan tertentu. Contohnya konsep kecepatan mobil dihubungkan dengan rata-rata perkilometer perjam, konsep isi dihubungkan dengan meter kubik, konsep luas dihubungkan dengan berapa meter persegi. Konsep deskriptif adalah konsep yang menuntut jawaban tentang gambaran suatu benda. Konsep deskriptif ini pun menuntut pemahaman karakteristik ataupun ciri-ciri esensial yang sama dalam mengemukakan pendapat. Contohnya apa itu kursi? Apa itu presiden? Dan sebagainya. Konsep valuatif, yaitu konsep yang berhubungan dengan pertimbangan baik ataupun buruk, salah ataupun benar, cantik ataupun jelek rupa, dan sebagainya. Konsep campuran antara deskriptif dan konsep valiatif, yaitu suatu konsep yang tidak hanya memberikan penjelasan suatu karakteristik yang dimiliki oleh benda tersebut, tetapi juga sekaligus memberikan sikap atau penilaian terhadap pernyataan tersebut. Menurul Freankel (1980 :59) konsep ini merupakan yang paling banyak ditemui. Contohnya pembunuhan sadis, pemerintahan otoriter, kolonialisme, imperlialisme, sadism, dan sebagainya.Sedangkan variable adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan menggunakan variabel, kita akan lebih mudah memahami permasalahan. Hal ini dikarenakan kita seolah-olah sudah mendapatkan jawabannya. Biasanya bentuk soal yang menggunakan teknik ini adalah soal counting (menghitung) atau menentuakan suatu bilangan. Dalam penelitian sains, variable adalah bagian penting yang tidak bisa dihilangkan.Menurut Sugiarto, variabel adalah karakter yang akan diobservasi dari unit amatan yang merupakan suatu atribut dari sekelompok objek dengan ciri adanya variasi antara satu objek dengan objek yang lain dalam kelompok tertentu.Sebagai contoh variable adalah orang berbeda dalam tinggi badan, berat, umur, jenis kelamin, bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kesehatan, perilaku, dan masih banyak lagi.

C. Pokok-Pokok Pembahasan SosiologiMenurut Berger, seorang ahli sosiologi bertujuan memahami masyarakat. Tujuannya bersifat teoritis, yaitu hanya untuk memahami. Berger berpendapat bahwa daya tarik sosiologi terletak pada kenyataan bahwa sudut pandang sosiologi memungkinkan kita untuk memperoleh gambaran lain mengenai dunia yang telah kita tempati sepanjang hidup kita.Sejumlah ahli sosiologi mengklasifikasikan pokok bahasan sosiologi ke dalam dua bagian. Ada pula yang membagi ke dalam tiga bagian. Broom dan Selznick membedakan antara tatanan makro dan tatanan mikro, Douglas membedakan antara prespektif makrososial dan prespektif mikrososial, Johnson membedakan antara jenjang makro dan jenjang mikro, dan Collins membedakan antara makrososiologi dan mikrososiologi. Lenski mengemukakan bahwa dalam sosiologi terdapat tiga jenjang analisis yaitu makrososioligi, mesososiologi, dan mikrososiologi. Inkeles pun melihat bahwa sosiologi mempunyai tiga pokok bahasan yang khas yaitu hubungan sosial, institusi, dan masyarakat.

D. Sosiologi Makro dan Sosiologi MikroRandall Collins (1981) mengatakan bahwa makrososiologi menganalisis proses sosial berskala besar dan berjangka panjang. Dalam skala ruang dan waktu yang disusun Collins, pokok perhatian makrososiologi bergerak dari kerumunan, organisasi kearah komunitas dan masyarakat territorial, dan dari hari, minggu, bulan, tahun keabad. Makrososiologi tidak memperhatikan apa yang terjadi dengan individu atau kelompok kecil dan apa yang terjadi dalam jangka waktu pendek seperti detik, menit, dan jam melainkan proses jangka panjang seperti sekularisasi, rasionalisasi, industrialisasi, modernisasi, munculnya kapitalisme, urbanisasi.Sedangkan sosiologi mikro memiliki definisi sebagai pengetahuan tentang system sosial dengan melihat secara khusus salah satu aspek dalam masyarakat. Mikrososiologi mempelajari situasi yang memiliki jangka pendek dan lingkupnya lebih kecil dari sosiologi makro. Seperti kegiatan sehari-hari. Dalam sosiologi mikro kita berbicara misalnya tentang single mother, hubungan orang tua-anak, sepasang kekasih, keluarga, pernikahan usia dini.

E. Konsep Struktur SosialKonsep struktur sosial ada dua yaitu status dan peran. Status atau kedudukan biasanya didefinisikan sebagai suatu peringkat atau posisi seseorang dalam kelompok, atau posisi suatu kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lainnya. Sedangkan peran merupakan perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai suatu status. Semua orang pasti mempunyai status dan peran masing-masing. Dan semua orang pula tidak hanya memiliki satu status maupun peran, namun dapat juga satu orang memilik status dan peran lebih dari satu. Missal saja status A sebagai anak, mahasiswa, pengurus organisasi A, pengurus organisasi B, sebagai kakak, sebagai adik, sebagai masyarakat, sebagai warga negara, dan masih banyak lagi. Dan ini menuntut untuk melaksanakan peran sesuai dengan statusnya. Dan inilah yang membuat terkadang terjadi konfik peran dalam individu.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Horton, Paul B dan Hunt, Chester L. 1999. Sosiologi Jilid 1. Jakarta: ErlanggaSunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: FE UISupardan, Dr.H. Dadang. 2007. Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara