7
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkunganluar (milieuexterior ) dan sel-selnya pun hidup dalam Milieu interior yang berupa darah dan cairantubuh lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari totalberat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ionyang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya.Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat dipengaruhi oleh lingkungandi sekitarnya. Semua pengaturan fisiologis untuk mempertahankan keadaan normal disebuthomeostasis. Homeostasis ini bergantung pada kemampuan tubuh mempertahankankeseimbangan antara subtansi-subtansi yang ada di milieu interior. Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting,yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volumecairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrolosmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjalmempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuaikebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garamtersebut.Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basadengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion karbonat dalam urine sesuai kebutuhan.Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengekskresikan ion hidrogen dan CO2, dan sistem d a p a r ( buffer ) kimi dalamcairan tubuh B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah maksud dari keseimbangan asam basa ? 2. Apa sajakah jenis-jenis sistem dapar kimia ? 3. Apa sajakah kategori ketidak seimbangan asam basa ? 4. Apakah definisi asidosis respiratorik ? 5. Apakah manifestasi klinis dari asidosis respiratorik ?

asidosis makalah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asidosis makalah.docx

Citation preview

Page 1: asidosis makalah

BAB IPENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANGMa nus i a s eba ga i o rgan i s me mu l t i s e l u l e r d ike l i l i ng i o l eh

l i ngkunga n lua r ( milieuexterior ) dan s e l - s e l nya pun h idup da l a m  Milieu i n t e r io r yang be rupa da rah da n ca i r an tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari totalberat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya.Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat dipengaruhi oleh lingkungandi sekitarnya. Semua pengaturan fisiologis untuk mempertahankan keadaan normal disebuthomeos t a s i s . Hom eos t a s i s i n i be rgan tung pada kem ampuan tubuh mem per t a hankan keseimbangan antara subtansi-subtansi yang ada di milieu interior.

P enga tu ra n kes e imba ngan ca i r an pe r l u mem perha t i kan dua pa ram e te r pe n t ing , yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volumec a i r a n e k s t r a s e l d e n g a n m e m p e r t a h a n k a n k e s e i m b a n g a n g a r a m d a n m e n g o n t r o l o sm o la r i t a s ca i r an e ks t r a s e l dengan mem per t aha nkan ke se imbanga n ca i r an . G i n j a l mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuaikebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garamtersebut.Gi n j a l j uga t u ru t be rpe ran da l a m mem per t a hankan kese imba ngan a sa m-bas a dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion karbonat dalam urine sesuai kebutuhan. S e l a i n g i n j a l , yang tu ru t be rpe ra n da l am kes e im bangan a s am-bas a ada l ah pa ru -pa ru  dengan mengekskresikan ion hidrogen dan CO2, d a n s i s t e m d a p a r ( buffer ) k imi da l a m cairan tubuh

B.     RUMUSAN MASALAH1.    Apakah maksud dari keseimbangan asam basa ?2.    Apa sajakah jenis-jenis sistem dapar kimia ?3.    Apa sajakah kategori ketidak seimbangan asam basa ?4.    Apakah definisi asidosis respiratorik ?5.    Apakah manifestasi klinis dari asidosis respiratorik ?6.    Bagaimana pathofisiologi asidosis respiratorik ?7.    Bagaimana penatalaksanaan asidosis respiratorik ?8.    Bagaimana pencegahan asidosis respiratorik?9.    Apakah pemeriksaan diagnostic untuk asidosis respiratorik ?

C.     TUJUAN PENULISAN1.    Untuk mengetahui maksud keseimbangan asam-basa2.    Untuk mengetahui jenis-jenis sistem dapar kimia3.    Untuk mengetahui kategori ketidak seimbangan asam basa

Page 2: asidosis makalah

4.    Untuk mengetahui pengertian dari asidosis respiratorik5.    Untuk mengetahui penyebab dari asidosis respiratorik6.    Untuk mengetahui manifestasi klinis asidosis respiratorik7.    Untuk mengetahui pathofisiologi asidosis respiratorik8.    Untuk mengetahui penatalaksanaan asidosis respiratorik9.    Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic asidosis respiratorik

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A.    KESEIMBANGAN ASAM BASAKeseimbangan asam-basa terkait dengan pengaturan-pengaturan konsentrasi ion H

bebas dalam cairan tubuh. pH rata-rata darah adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan darah vena 7,35. Jika pH darah < 7,35 dikatakan asidosis, dan jika pH darah > 7,45 dikatakan alkalosis. Ion H terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H secara normal dan kontinu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3 sumber, yaitu:

1.      pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan bikarbonat2.      katabolisme zat organik3.      disosiasi asam organic pada metabolisme intermedia, misalnya pada metabolisme lemak

terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi melepaskan ion H

         Fluktuasi konsentrasi ion H dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi normal sel, antara lain:1.         perubahan eksitabilitas saraf dan otot; pada asidosis terjadi depresi susunan saraf pusat,

sebalikny pada alkalosis terjadi hipereksitabilitas.2.         mempengaruhi enzim-enzim dalam tubuh.3.         mempengaruhi konsentrasi ion K         Bila terjadi perubahan konsentrasi ion H maka tubuh berusaha mempertahankan ion H

seperti nilai semula dengan cara:1.         mengaktifkan sistem dapar kimia2.         mekanisme pengontrolan pH oleh sistem pernapasan3.         mekanisme pengontrolan pH oleh sistem perkemihan

B.     JENIS- JENIS SISTEM DAPAR KIMIA1.      Dapar bikarbonat; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel teutama untuk perubahan yang

disebabkan oleh non-bikarbonat.2.      Dapar protein; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intrasel.

Page 3: asidosis makalah

3.      Dapar hemoglobin; merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam karbonat.

4.      Dapar fosfat; merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel.Sistem dapar kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementera. Jika

dengan dapar kimia tidak cukup memperbaiki ketidakseimbangan, maka pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru-paru yang berespons secara cepat terhadap perubahan kadar ion H dalam darah akibat rangsangan pada kemoreseptor dan pusat pernapasan, kemudian mempertahankan kadarnya sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut. Ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H secara lambat dengan mensekresikan ion H dan menambahkan bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan ammonia.

C.    KATEGORI KETIDAK SEIMBANGAN ASAM  BASAAda 4 kategori ketidakseimbangan asam-basa, yaitu:

1.         Asidosis respiratori, disebabkan oleh retensi CO2 akibat hipoventilasi. Pembentukan H2CO3 meningkat, dan disosiasi asam ini akan meningkatkan konsentrasi ion H.

2.         Alkalosis respiratori, disebabkan oleh kehilangan CO2 yang berlebihan akibat hiperventilasi. Pembentukan H2CO3 menurun sehingga pembentukan ion H menurun.

3.         Asidosis metabolik, asidosis yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi paru. Diare akut, diabetes mellitus, olahraga yang terlalu berat, dan asidosis uremia akibat gagal ginjal akan menyebabkan penurunan kadar bikarbonat sehingga kadar ion H bebas meningkat.

4.         Alkalosis metabolik, terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma karena defisiensi asam non-karbonat. Akibatnya konsentrasi bikarbonat meningkat. Hal ini terjadi karena kehilangan ion H karena muntah-muntah dan minum obat-obat alkalis. Hilangnya ion H akan menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk menetralisir bikarbonat, sehingga kadar bikarbonat plasma meningkat. Untuk mengkompensasi gangguan keseimbangan asam-basa tersebut, fungsi pernapasan dan ginjal sangat penting.

D.    ASIDOSIS RESPIRATORIK (Kelebihan Asam Karbonat)1.         PENGERTIAN

a.    Asidosis Respiratorik adalah gangguan klinis dimana PH kurang dari 7,35 dan tekanan parsial karbondioksida arteri (PaCO2) lebih besar dari 42 mmHg.

b.    Kondisi ini terjadi akibat tidak adekuatnya ekskresi CO2 dengan tidak adekuatnya ventilasi sehingga mengakibatkan kenaikan kadar CO2 plasma.

2.         KLASIFIKASIa.         Asidosis Respiratori Akut.

Terjadi jika komponen ginjal belum berjalan dan HCO3- masih dalam keadaan normal. Seperti pada edema pulmonal akut, aspirasi benda asing, atelektasis, pneumutorak, syndrome tidur apnea, pemberian oksigen pada pasien hiperkapnea kronis (kelebihan CO2 dalam darah), ARSP.

b.        Asidosis Respiratorik Kronis.Jika kompensasi ginjal telah berjalan dan HCO3- telah meningkat. Terjadi pada penyakit pulmunari seperti emfisema kronis dan bronchitis, apnea tidur obstruktif.

Page 4: asidosis makalah

3.         ETIOLOGI.a.    Hambatan Pada Pusat Pernafasan Di Medula Oblongata.1)    Obat-obatan : kelebihan dosis opiate, sedative, anestetik (akut).2)    Terapi oksigen pada hiperkapnea kronik.3)    Henti jantung (akut).4)    Apnea saat tidur.b.    Gangguan Otot-Otot Pernafasan Dan Dinding Dada.

1)        Penyakit neuromuscular : Miastenia gravis, poliomyelitis, sclerosis lateral amiotropik.2)        Deformitas rongga dada : Kifoskoliosis.3)        Obesitas yang berlebihan.4)        Cedera dinding dada seperti patah tulag-tulang iga.

c.     Gangguan Pertukaran Gas.1)        PPOM (emfisema dan bronchitis).2)        Tahap akhir penyakit paru intrinsic yang difus.3)        Pneumonia atau asma yang berat.4)        Edema paru akut.5)        Pneumotorak.

d.   Obstruksi Saluran Nafas Atas Yang Akut.1)        Aspirasi benda asing atau muntah.2)        Laringospasme atau edema laring, bronkopasme berat.

e.    Hipofentilasi Dihubungkan Dengan Penurunan Fungsi Pusat Pernafasan Seperti Trauma Kepala, Sedasi Berlebihan, Anesthesia Umum, Alkalosis Metabolic.

4.         MANIFESTASI KLINIS.Tanda-Tanda Klinis Berubah-Ubah Pada Asidosis Respiratorik Akut Dan Kronis Yaitu:

a.    Hiperkapnea mendadak (kenaikan PaCO2) dapat menyebabkan peningkatan frekuensi nadi dan pernafasan, peningkatan tekanan darah, kusust piker, dan perasaan penat pada kepala.Peningkatan akut pada PaCO2 hingga mencapai 60 mmHg atau lebih mengakibatkan : somnolen, kekacauan mental, stupor, dan akhirnya koma.

b.    menyebabkan sindrom metabolic otak, yang dapat timbul asteriksis (flapping tremor) dan mioklonus (kedutan otot).

c.    Retensi O2 menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak, maka kongesti pembuluh darah otak yang terkena menyebabkan peningkatan tekanan intra cranial dan dapat bermanifestasi sebagai papilladema (pembengkakan dikus optikus yang terlihat pada pemeriksaan dengan optalmoskop).

d.   Hiperkalemia dapat terjadi sebagai akibat konsentrasi hydrogen memperburuk mekanisme kompensatori dan berpindah kedalam sel, sehingga menyebabkan kalsium keluar dari sel.

5.         PATOFISIOLOGITerlampir

6.         PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC.

Page 5: asidosis makalah

a.    Analisa gas darah memperlihatkan PaCO2 meningkat, lebih besar dari 45 mmHg (karena peningkatan CO2 adalah peyebab masalah).

b.    Untuk asidosis yang berlangsung lebih dari 24 jam, maka kadar bikordinat plasma akan meningkat, lebih dari 26 mEa/e, yang mencerminkan kenyataan bahwa ginjal sedang mengekresikan lebih banya H+ dan menyerap lebih banyak baja.

c.    Apabila kompensasi ginjal berhasil, maka PH plasma akan rendah, tetapi berada pada rentang normal. Apabila kompensasi tidak berhasil maka PH memperlihatkan konsentrasi H+ yang tinggi (< 7,35).

d.   PH urine akan menjadi asam (menurun 6,0).e.    PO2 sama dengan normal atau mengalami penurunan.f.     Saturasi O2 sama dengan menurun.g.    Kalium serum sama dengan normal atau meningkat.h.    Kalsium serum sama dengan meningkat.i.      Klorida sama dengan menurun.j.      Asam laktat sama dengan meningkat.k.    Roentgen dada untuk menentukan segala penyakit pernafasan.l.      Pemeriksaan EKG : untuk mengidentifikasi segala keterlibatan jantung sebagai akibat

PPOK.7.         PENATALAKSANAAN.a.         Pengobatan Diarahkan Untuk Memperbaiki Ventilasi Efektif Secepatnya Dengan :1)        Pengubahan posisi dengan kepala tempat tidur keatas atau posisi pasien dalam posisi semi

fowler (memfasilitasi ekspansi dinding dada).2)        Latih untuk nafas dalam dengan ekspirasi memanjang (meningkatkan ekshalosi CO2).3)        Membantu dalam ekspektorasi mucus diikuti dengan penghisapan jika diperlukan

(memperbaiki fentilasi perfusi).b.        Pemberian preparat farmakologi yang digunakan sesuai indikasi. Contohnya : bronkodilator

membantu menurunkan spasme bronchial, dan antibiotic yang digunakan untuk infeksi pernafasan.

c.         Tindakan hygiene pulmonary dilakukan, ketika diperlukan, untuk membersihkan saluran pernafasan dari mucus dan drainase purulen.

d.        Hidrasi yang adekuat (2-3e/hari) diindikasikan untuk menjaga membrane mukosa tetap lembab dan karenanya memfasilitasi pembuangan sekresi.

e.         Kadar O2 yang tinggi (750%) aman diberikan pada pasien selama 1-2 hari bilamana tidak ada riwayat hiperkapnea kronik.

f.         Ventilasi mekanik, mungkin diperlukan jika terjadi krisis untuk memperbaiki ventilasi pulmonary.

g.        Pemantauan gas darah arteri secara ketat selama perawatan untuk mendeteksi tanda-tanda kenaikan PaCO2 dan kemunduran ventilasi alveolar.

Page 6: asidosis makalah

DAFTAR PUSTAKASherwood, Lauralee. (2004). Human physiology: From cells to systems. 5th ed.California: Brooks/ Cole-Thomson Learning, Inc.

SIlverthorn, D.U. (2004). Human physiology: An integrated approach. 3rd ed. San Francisco: Pearson Education.