14
ASUAHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GLUMERULONEFRITIS AKUT a. Pengertian Glumerulonefritis akut [ GNA ] adalah penyakit yang menyerang glomeruli dari kedua ginjal, sebagai suatu reaksi imunologi terhadap bakteri atau virus tertentu. GNA sering ditemukan pada anak umur 3-7 tahun, lebih sering pada pria. Biasanya didahului oleh infeksi ekstrarenal, terutama di traktus respiratorius bagian atas dan kulit. b. Etiologi : Faktor etiologinya banyak dan bervariasi : - Reaksi imunologi : infeksi lupus erythematosus, streptococus. - Cedera vaskuler : Hipertensi, DM. - Koagulasi koagulan yang menyebar [ DIC ] c. Patofisiologi GNA adalah akibat reaksi antigen antibodi dengan jaringan glumerulus yang menimbulkan bengkak dan kematian sel—sel kapiler [ epitel, membran lapisan bawah, dan endotelium.] Reaksi antigen antibodi mengaktifkan jalur komplemen yang berdampak chemotaksis kepada polymorfonuklear [ PMN ] lekosit dan mengeluarkan ensim lisosomal yang menyerang membran dasar glomerolus yang menimbulkan peningkatan respon pada ketiga jenis sel 1

Askep Anak Glomerulonefritis Akut (Gna)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Anak Glomerulonefritis Akut (Gna)

ASUAHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN GLUMERULONEFRITIS AKUT

a. Pengertian

Glumerulonefritis akut [ GNA ] adalah penyakit yang menyerang glomeruli dari

kedua ginjal, sebagai suatu reaksi imunologi terhadap bakteri atau virus tertentu.

GNA sering ditemukan pada anak umur 3-7 tahun, lebih sering pada pria.

Biasanya didahului oleh infeksi ekstrarenal, terutama di traktus respiratorius bagian

atas dan kulit.

b. Etiologi :

Faktor etiologinya banyak dan bervariasi :

- Reaksi imunologi : infeksi lupus erythematosus, streptococus.

- Cedera vaskuler : Hipertensi, DM.

- Koagulasi koagulan yang menyebar [ DIC ]

c. Patofisiologi

GNA adalah akibat reaksi antigen antibodi dengan jaringan glumerulus yang

menimbulkan bengkak dan kematian sel—sel kapiler [ epitel, membran lapisan

bawah, dan endotelium.] Reaksi antigen antibodi mengaktifkan jalur komplemen

yang berdampak chemotaksis kepada polymorfonuklear [ PMN ] lekosit dan

mengeluarkan ensim lisosomal yang menyerang membran dasar glomerolus yang

menimbulkan peningkatan respon pada ketiga jenis sel glomerulus.

Tanda dan gejala yang berefleksi kepada kerusakan glumerulus dan terjadi

kebocoran protein masuk kedalam urin [ proteinuri dan eritrosit / hematuri ]. Karena

proses penyakit berlanjut terjadilah parut yang berakibat menurunnya filtrasi

glumerulus dan berdampak oliguri dan retensi air, sodium dan produk sisa nitrogen.

Kesemuanya ini berdampak meningkatnya volume cairan, edem, dan asotemia yang

yang ditampilkan melalui napas pendek, edem yang dependen, sakit kepala, lemah

dan anoreksia.

1

Page 2: Askep Anak Glomerulonefritis Akut (Gna)

d. Gejala klinik

Gejala yang sering adalah hematuri ; kadang-kadang disertai edema ringan disekitar

mata / seluruh tubuh umumnya edema berat terdapat pada oliguria dan bila payah

jantung dan hipertensi.

Bila terjadi kerusakan ginjal maka tekanan darah akan tinggi . Suhu tubuh tidak

seberapa tinggi tapi dapat tinggi pada hari pertama . Muntah tidak nafsu makan,

konstipasi dan diare tidak jarang menyertai GNA.

Reaksi imunologi

Bengkak & Kematian

Sel-sel kapiler Glumerolus

Jalur komplemen aktif

[chemotaksis]

ensim lisosomal menyerang BGM

Kerusakan glumerulus

[proteinuri dan hematuri]

timbul parut

fungsi glumerulus berkurang

2

Page 3: Askep Anak Glomerulonefritis Akut (Gna)

Pengkajian keperawatan :

1. Identitas Klien:

GNA adalah suatu reaksi imunologi yang sering ditemukan pada anak umur 3-7

tahun lebih sering pada pria

2. Riwayat penyakit sebelumnya :

Adanya riwayat infeksi streptokokus beta hemolitik dan riwayat lupus

eritematosus atau penyakit autoimun lain.

3. Riwayat penyakit sekarang : Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian

daging, bengkak sekitar mata dan seluruh tubuh. Tidak nafsu makan, mual ,

muntah dan diare. Badan panas hanya sutu hari pertama sakit.

4. Pertumbuhan dan perkembangan :

- Pertumbuhan :

BB = 9x7-5/2=29 kg [ Behrman ], menurut anak umur 9 tahun Bbnya adalah

BB umur 6 tahun = 20 kg ditambah 5-7 lb pertahun = 26 - 29 kg, tinggi badan

anak 138 cm. Nadi 80—100x/menit, dan RR 18-20x/menit,, tekanan darah 65-

108/60-68 mm Hg. Kebutuhan kalori 70-80 kal/kgBB/hari. Gigi pemanen

pertama /molar ,umur 6-7 tahun gigi susu mulai lepas, pada umur 10—11 tahun

jumlah gigi permanen 10-11 buah.

- Perkembangan :

Psikososial : Anak pada tugas perkembangan industri X inferioritas, dapat

menyelesaikan tugas menghasilkan sesuatu

Psikoseksual :

5. Pengkajian Perpola

1]. Pola nutrisi dan metabolik:

Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan

beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada sekitar mata

dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi sistem

imun. Adanya mual , muntah dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang

tidak adekuat. BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat

terjadi karena uremia.

2]. Pola eliminasi :

eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada glumerulus

menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi penyerapan

kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak mengalami gangguan yang

menyebabkan oliguria sampai anuria ,proteinuri, hematuria.

1

Page 4: Askep Anak Glomerulonefritis Akut (Gna)

3]. Pola Aktifitas dan latihan :

Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus

karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien perlu istirahat karena adanya

kelainan jantung dan dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi

duduk dimulai bila tekanan ddarah sudah normaal selama 1 minggu. Adanya

edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada, pengggunaan otot bantu

napas, teraba , auskultasi terdengar rales dan krekels , pasien mengeluh sesak,

frekuensi napas. Kelebihan beban sirkulasi dapat menyebabkan pemmbesaran

jantung [ Dispnea, ortopnea dan pasien terlihat lemah] , anemia dan hipertensi

yang juga disebabkan oleh spasme pembuluh darah. Hipertensi yang menetap

dapat menyebabkan gagal jantung. Hipertensi ensefalopati merupakan gejala

serebrum karena hipertensi dengan gejala penglihatan kabur, pusing, muntah,

dan kejang-kejang. GNA munculnya tiba-tiba orang tua tidak mengetahui

penyebab dan penanganan penyakit ini.

4]. Pola tidur dan istirahat :

Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremia.

keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus

5]. Kognitif & perseptual :

Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa gatal.

Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi.

Hipertemi terjadi pada hari pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi karena

inumnitas yang menurun.

6]. Persepsi diri :

Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan edema dan

perawatan yang lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti semula

7]. Hubungan peran :

Anak tidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauh dan lingkungan

perawatann yang baru serta kondisi kritis menyebabkan anak banyak diam.

8]. Toleransi koping

9]. Nilai keyakinan :

Klien berdoa memohon kesembuhan sebelum tidur.

Pemeriksaan penunjang :

1. LED tinggi dan Hb rendah

2. Kimia darah:

Serum albumin turun sedikit, serum komplemen turun, ureum dan kreatinin naik.

Titer antistreptolisin umumnya naik [ kecuali infeksi streptokok yang mendahului

2

Page 5: Askep Anak Glomerulonefritis Akut (Gna)

mengenai kulit saja ].

3. Jumlah urin mengurang, BJnya rendah , albumin +, erittrosit ++, leukosit +

dan terdapat silinder leukosit, Eri dan hialin.

4. Kultur darah dan tenggorokan : ditemukan kuman streptococus Beta

Hemoliticus gol A

5. IVP : Test fungsi Ginjal normal pada 50 % penderita

6. Biopsi Ginjal : secara makroskopis ginjal tampak membesar, pucat dan

terdapat titik-titik perdarahan pada kortek. Mikroskopis ttampak hammpir

semua glomerulus terkena. Tampak proliferasi sel endotel glomerulus yang

keras sehingga lumen dan ruang simpai Bowman , Infiltrasi sel epitelkapsul

dan sel PMN dan monosit. Pada pemeriksaan mikroskop elektron tampak

BGM tidak teratur. Terdapat gumpalan humps di sub epitel mungkin

dibentuk oleh globulin-gama, komplemenn dan antigen streptokokus.

.

Diagnosa keperawatan :

1. Intoleransi aktifitas b.d. kekurangan protein dan disfungsi ginjal

2. Potensial kelebihan volume cairan b.d. retensi air dan natrium serta disfungsi

ginjal.

3. Potensial terjadi infeksi [ ISK, lokal, sistemik ] b.d. depresi sistem imun

4. Potensial gangguan perfusi jaringan: serebral/kardiopulmonal b.d. resiko

krisis hipertensi.

5. Perubahan integritas kulit b.d. imobilisasi, uremia, kerapuhan kapiler dan

edema.

6. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

proses penyakit, perawatan dirumah dan instruksi evaluasi.

3

Page 6: Askep Anak Glomerulonefritis Akut (Gna)

Rencana keperawatan

1. Intoleransi aktifitas b.d. kekurangan protein dan ddisfungsi ginjal

Tujuan : Klien dapat toleransi dengan aktifitas yang dianjurkan.

Rencana Rasional

1. Pantau kekurangan protein yang

berlebihan [ proteinuri, albuminuria ]

2. Gunakan diet protein untuk mengganti

protein yang hilang.

3. Beri diet tinggi protein tinggi

karbohidrat.

4. Tirah baring

5. Berikan latihan selama pembatasan

aktifitas

6. Rencana aktifitas denga waktu istirahat.

7. Rencanakan cara progresif untuk

kembali beraktifitas normal ; evaluasi

tekanan darah dan haluaran protein urin.

1. Kekurangan protein beerlebihan dapat

menimbulkan kelelahan.

2. Diet yang adekuat dapat mengembalikan

kehilangan

3. TKTP berfungsi menggantikan

4. Tirah baring meningkatkan mengurangi

penggunaan energi.

5. Latihan penting untu kmempertahankan

tunos otot

6. Keseimbangan aktifitas dan istirahat

mempertahankan kesegaran.

7. Aktifitas yang bertahap menjaga

kesembangan dan tidak mmemperparah proses

penyakit

2. Potensial kelebihan volume cairan b.d. retensi air dan natrium serta disfungsi

ginjal.

Tujuan : Klien tidak menunjukan kelebihan volume cairan

Rencana Rasional

1. Pantau dan laporkan tanda dan gejala

kelebihan cairan :

2. Ukur dan catat intak dan output setiap

4-8 jam

3. Catat jumlah dan karakteristik urine

4. Ukur berat jenis urine tiap jam dan

timbang BB tiap hari

5. Kolaborasi dengan gi i dalam

pembatasan diet natrium dan protein

6. Berikan es batu untuk mengontrol rasa

haus dan maasukan dalam perhitungan

intak

7. Pantau elektrolit tubuh dan observasi

adanya tanda kekurangan elektrolit tubuh

- Hipokalemia : kram abd,letargi,aritmia

- Hiperkalemia : kram otot, kelemahan

1,2. Memonitor kelebihan cairan sehingga

dapat dilakukan tindakan penanganan

3,4.Jumlah , karakteristik urin dan BB dapat

menunjukan adanya ketidak seimbangan

cairan.

5.Natrium dan protein meningkatkan

osmolaritas sehingga tidak terjadi retriksi

cairan.

7. Rangsangan dingin ddapat

merangsang pusat haus

8. Memoonitor adanya ketidak

seimbangan elektrolit dan menentukan

tindakan penanganan yang tepat.

1

Page 7: Askep Anak Glomerulonefritis Akut (Gna)

- Hipokalsemia : peka rangsang pada

neuromuskuler

- Hiperfosfatemia:

hiperefleksi,parestesia, kram otot, gatal,

kejang

- Uremia : kacau mental, letargi,gelisah

8. Kaji efektifitas pemberian elektrolit

parenteral dan oral

8.Pemberian elektrolit yang tepat mencegah

ketidak seimbangan elektrolit.

3. Potensial terjadi infeksi [ ISK, lokal, sistemik ] b.d. depresi sistem imun

Tujuan : Klien tidak mengalami infeksi setelah diberikan asuhan keperawatan.

Rencana Rasional

1. Kaji efektifitas pemberian

imunosupresan

2. Pantau leukosit

3. Pantau suhu tiap 4 jam

4. Perhatikan karakteristik urine,

kolaborasi jikka keruh dan berbau

5. Hindari pemakaian alat/kateter pada

saluran uriine

6. Pantau tanda dan gejala ISK dan

lakukan tindakan pencegahan ISK.

7. Gunakan dan anjurkan tehnik cuci

tangan yang baik.

8. Anjurkan pada klien untuk

menghindari orang terinfeksi

9. Lakukan pencegahan kerusakan

integritas kulit

10. Anjurlkan pasien ambulasi dini.

1.Imunosupresan berfunsi menekan sisteem

imun bila pemberiannya tidak ekeftif maka

tubbuh akan sangat rentan terhadap infeksi

2.Indikator adanya infeksi

3.Memonitor suhu & mengantipasi infeksi

4. Urine keruh mmenunjukan adanya

infeksi saluran kemiih

5. Kateter dapat menjadi media

masuknya kuman ke saluran kemih

6. Memonitor adanya infeksi sehingga

dapat dilakukan tindakan dengan cepat

7. Tehnik cuci tangan yang baik dapat

memutus rantai penularan.

8. Sistim imun yang terganggu

memudahkan untu terinfeksi.

9. Kerusakan integritas kulit merupakan

hilangnya barrier pertama tubuh

4. Potensial gangguan perfusi jaringan: serebral/kardiopulmonal b.d. resiko krisis

hipertensi.

Tujuan : Klien tidak mengalami perubahan perfusi jaringan.

Rencana Rasional

1. Pantau tanda dan gejala krisis hipertensi

[ Hipertensi, takikardi, bradikardi, kacau

mental, penurunan tingkat kesadaran, sakit

1. Krisis hipertensi menyebabkan suplay

darah ke organ tubuh berkurang.

2. Tekanan darah yang tinggi

2

Page 8: Askep Anak Glomerulonefritis Akut (Gna)

kepala, tinitus, mual, muntuh, kejang dan

disritmia].

2. Pantau tekanan darah tiap jam dan

kolaborasi bila ada peningkatan TD sistole

>160 dan diastole > 90 mm Hg

3. Kaji keefektifan obat anti hipertensi

4. Pertahankan TT dalam posisi rendah

menyebabkan suplay darah berkurang.

3. Efektifitas obat anti hipertensi penting

untuk menjaga adekuatnya perfusi

jarringan.

4. Posisi tidur yang rendah menjaga suplay

darah yang cukup ke daerah cerebral

5. Perubahan integritas kulit b.d. imobilisasi, uremia, kerapuhan kapiler dan

edema.

Tujuan : Klien tidak menunjukan adanya perubahan integritas kulit selama

menjalani perawatan.

Rencana Rasional

1. Kaji kulit dari kemerahan, kerusakan,

memar, turgor dan suhu.

2. Jaga kulit tetap kering dan bersih

3. Bersihkan & keringkan daerah perineal

setelah defikasi

4. Rawat kulit dengan menggunakan lotion

untuk mencegah kekeringan untuk daerah

pruritus.

5. Hindari penggunaan sabun yang keras

dan kasar pada kulit klien

6. Instruksikan klien untuk tidak

menggaruk daerah pruritus.

7. Anjurkan ambulasi semampu klien.

8. Bantu klien untuk mengubah posisi

setiap 2 jam jika klien tirah baring.

9. Pertahankan linen bebas lipatan

10. Beri pelindung pada tumit dan siku.

11. Lepaskan pakaian, perhiasan yang dapat

menyebabkan sirkulasi terhambat.

12. Tangani area edema dengan hati -hati.

13. Berikan suntikan dengan hati-hati .

14. Perttahankan nutrisi adekuat.

1. Mengantisipasi adanya kerusakan kulit

sehingga dapat diberikan penangan dini.

2,3. Kulit yang kering dan bersih tidak mudah

terjadi iritasi dan mengurangi media

pertumbuhan kuman.

4. Lotion dapat melenturkan kulit sehingga tidak

mudah pecah/rusak.

5.Sabun yang keras dapat menimbulkan

kekeringan kulit dan sabun yang kasar dapat

menggores kulit.

6. Menggaruk menimbulkan kerusakan

kulit.

7,8.Ambulasi dan perubahan posisi meningkatkan

sirkulasi dan mencegah penekanan pada satu

sisi.

10. Lipatan menimbulkan ttekanan pada

kulit.

11. Sirkulasi yang terhambat memudahkan

terjadinya kerusakan kulit..

12. Elastisitas kulit daerah edema sangat

kurang sehingga mudah rusak

14. Nutrisi yang adekuat meningkatkan

pertahanan kulit

3

Page 9: Askep Anak Glomerulonefritis Akut (Gna)

DAFTAR PUSTAKA

Tucker Mrrtin, at al. [1998] , Standar Perawatan Pasien, “ Proses Keperawatan,

Diagnosa, dan evaluasi “, EGC, Jakarta.

Long Barbara C.,[1989], Essential of Medical-Surgikal Nursing a Nursing Process

Approach, The CV Mosby Company St Louis, USA.

Junadi Purnaman, at al , [1997] Kapita Selekta Kedokteran , Media Aeskulapius,

Jakarta.

1