15
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA OLEH : 1. Deni dwi j (09.058) 2. DIAN RETNOSARI (09.062) 3. LUTVIA AVITA r (09.073) 4. Mega pramita (09.076) 5. UMMI RUDATIN (09.093) AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGo 2011

Askep Anemia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anemia pada ibu hamil

Citation preview

  • ASUHAN KEPERAWATAN

    PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

    OLEH :

    1. Deni dwi j (09.058)

    2. DIAN RETNOSARI (09.062)

    3. LUTVIA AVITA r (09.073)

    4. Mega pramita (09.076)

    5. UMMI RUDATIN (09.093)

    AKADEMI KEPERAWATAN

    PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGo

    2011

  • LAPORAN PENDAHULUAN

    Anemia pada Kehamilan

    A. DEFINISI

    Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr

    % (Wiknjosastro, 2002).

    Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari

    harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb <

    12 g/dl dan Ht

  • 4. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)

    5. Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.

    D. PATOFISIOLOGI

    Anemia dalam kehamilan disebabkan karena dalam kehamilan keperluan akan zat-zat

    makanan bertambah dari terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang.

    Dalam kehamilan terjadi peningkatan jumlah darah dimana jumlah sel-sel darah lebih sedikit

    dibandingkan dengan jumlah plasma (hidremia), yaitu plasma bertambah sebesar 25-30%

    sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. Hal itu bisa menyebabkan terjadinya pengenceran

    darah (hemodelusi) yang disertai anemia fisiologi.

    Semakin meningkatnya umur kehamilan, kebutuhan akan zat besi dan asam folat untuk ibu

    dan janin juga akan meningkat. Terlebih pada trimester akhir yang jika tidak dipenuhi dari

    tambahan dari luar akan meningkatkan resiko tinggi terjadinya anemia pada ibu.

    E. KLASIFIKASI

    Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut :

    1. Anemia defisiensi besi (62,3%)

    Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat kekurangan

    besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan,

    karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena terlalu banyaknya besi ke luar

    dari badan, misalnya pada pendarahan. Keperluan akan besi bertambah dalam kehamilan ,

    terutama pada trisemester terakhir. Apabila masuknya besi tidak bertambah dalam kehamilan,

    maka mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebih-lebih pada kehamilan kembar.

    Diagnosis defisiensi besi yang berat tidak sulit karena ditandai ciri-ciri yang khas bagi

    defisiensi besi, yaitu mikrositosis dan hipokromasia. Sifat lain yang khas bagi defisiensi besi

    adalah :

    a. Kadar besi serum rendah

    b. Daya ikat besi serum tinggi

    c. Protoporfirin eritrosit tinggi

    d. Tidak ditemukan homosiderin (stainable iron) dalam sumsum tulang

    Pengobatan anemia defisiensi besi dapat dimulai dengan preparat besi per os. Biasanya

    diberikan garam besi sebanyak 600-1000 mg sehari, seperti sulfas-ferrosus atau glukonas

    ferrosus. Terapi parenteral dapat diberikan apabila penderita tidak tahan akan obat besi per os,

    ada gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan, atau apabila kehamilannya sudah tua.

    Besi parenteral diberikan dalam bentuk ferri secara IM.

  • Anemia defisiensi besi dapat dicegah dengan pemberian sulfas-ferrosus atau glukonas

    ferrosus 1 tablet sehari pada setiap ibu hamil dan berikan nasehat pada ibu hamil untuk makan

    lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang mengandung banyak mineral serta vitamin.

    Prognosis anemia defisiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak.

    Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasin lain.

    Anemia berta yang tidak diobati dalam kehamilan muda dapat menyebabkan abortus, dan

    dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan post partum, dan infeksi.

    2. Anemia megaloblastik( 29,0%)

    Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena difisiensi asam folat

    ( pteroylglutamic acid, jarang sekali karena difiesiensi vitamin B12 ( cynocobalamin).

    Diagnosis anemia megaloblastik dibuat apabila ditemukan megaloblas atau promegaloblas

    dalam darah atau sumsum tulang. Defisiensi asam folik sering berdampingan dengan

    defisiensi besi dalam kehamilan.

    Dalam pengobatan anemia megaloblastik dalam kehamilan sebaiknya bersama-sama

    dengan asam folik diberikan pula besi. Tablet asam folik diberikan dalam dosis 15-30 mg

    sehari atau diberikan dengan suntikan dengan dosis yang sama.

    Anemia megaloblastik dalam kehamilan pada umumnya berat sehingga tranfusi darah

    kadang-kadang diperlukan apabila tidak cukup waktu karena kehamilan dekat aterm, atau

    apabila pengobatan dengan pelbagai obat penambah darah tidak berhasil.

    Anemia megaloblastik dalam kehamilan umumnya mempunyai prognosis cukup baik.

    Apabila penderita mencapai masa nifas dengan selamat dengan atau tanpa pengobatan, maka

    anemianya akan sembuh dan tidak akan timbul lagi. Hal ini disebabkan karena dengan

    lahirnya anka keperluan akan asam folik jauh berkurang.

    3. Anemia Hipoblastik ( 8, 0%)

    Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena gangguan sumsum tulang kurang

    mampu membuat sel sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan. Darah

    tepi menunjukan gambaran normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri ciri defisiensi

    besi, asam folat, atau vitamin B12. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini

    belum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen, racun atau

    obat obatan.

    Salah satu pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita anemia hipoblastik adalah

    dengan pemberian tranfusi darah yang perlu diulang sampai beberapa kali. Anemia hipoblastik

    berat yang tidak diobati mempunyai prognosis buruk, baik bagi ibu maupun bagi anak. Dalam

    pemberian obat-obat pada bumil selalu harus dipikirkan pengaruh samping obat-obat itu.

    Khususnya obat-obat yang mempunyai pengaruh hemotoksik.

  • 4. Anemia hemolitik

    Anemia hemolitik disebakan karena pengghancuran sel darah merah berlangsung lebih

    cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila

    hamil maka anemianya akan menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan

    menyebabkan krisis henolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia. Secara

    umum anemia hemolitik dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yakni :

    a. Golongan yang disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler, seperti pada sferositosis,

    eliptositosis, anemia hemolitik herediter , thalasemia, anemia sel sabit, hemoglobinopatia

    C, D, G, H, I, dan paraxysmal noctural haemoglobinuria.

    b. Golongan yang disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskular , seperti pada infeksi ( malaria,

    sepsis, dsb), keracunan arsenikum , neoarsphenamin, timah, sulfonamid, kinin, paraquin,

    pimaquin, nitrofuratoin ( Furadantin), racun ular pada defisiensi G6PD , antagonismus

    rhesus atau ABO, leukemia, penyakin Hodgkin, limfasarkoma, penyakit hati, dll.

    Gejala-gejala yang sering timbul ialah gejala-gejala proses hemolitik (anemia,

    hemoglobinemia, hemoglobinuria, hiperbilirubinemia, hiperurobilinuria, dan strekobilin lebih

    banyak dalan feses) dan selain itu juga timbul gejala sebagai tanda regenerasi darah. Pada

    hemolisis yang berlangsung lama dijumpai pembesaran limpa dan anemia hemolitik yang

    herediter kadang-kadang disertai kelainan roentgenologis pada tengkorak dan tulang-tulang

    lain.

    Pengobatan anemia hemolitik dalam kehamilan tergantung pada jenis dan beratnya.

    Transfusi darah yang kadang-kadang diulang beberapa kali, diperlukan pada anemia berat

    untuk meringankan penderitaan ibu dan untuk mengurangi bahay hipoksia.

    F. GEJALA KLINIS

    Gejala anemia pada kehamilan yaitu :

    1. Ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing

    2. Mata berkunang-kunang

    3. Malaise

    4. Lidah luka

    5. Nafsu makan turun( anoreksia)

    6. Konsentrasi hilang

    7. Nafas pendek ( pada anemia parah)

    8. Keluhan mual muntah pada hamil muda

    9. Palpitasi.

  • G. PEMERIKSAAN FISIK

    1. Inspeksi : konjungtiva, wajah pucat.

    2. Palpasi : turgor kulit, CRT, pembesaran kelenjar limfa, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.

    3. Auskultasi : DJJ dan denyut jantung ibu.

    H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.

    Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :

    1. Pemeriksaan Hb Sahli, kadar Hb < 10 mg/%

    2. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )

    3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )

    4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi

    5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak

    I. PENATALAKSANAAN

    Terapi pengobatan

    a. Terapi oral

    Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar

    tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan

    diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1

    tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah

    terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan

    kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu

    menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan

    tidak berbahaya. Dan biasanya asupan nutrisi yang mengandung zat besi cenderung lebih

    tinggi pada ibu hamil daripada wanita normal. Umumnya asupan nutrisi meningkat 2 kali lipat

    daripada wanita normal. Pengobatan yang lain:

    Asam folik 15 30 mg per hari

    Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari

    Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari

    Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan

    transfusi darah.

  • b. Terapi parenteral

    Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada gangguan penyerapan

    penyakit saluran pencernaan atau apabila kehamilannya sudah tua. Terapi parenteral ini

    diberikan dalam bentuk ferri. Secara intramusculus dapat disuntikan dextran besi (imferon)

    atau sorbitol besi (Jectofer)

    J. PENCEGAHAN

    1. Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur.

    2. Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar penyerapan zat besi.

    3. Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit infeksi dan penyakit

    cacingan.

    4. Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat menghambat penyerapan zat

    besi.

    K. KOMPLIKASI

    Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus selalu

    diwaspadai.

    Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat mengakibatkan : abortus,

    missed abortus dan kelainan kongenital.

    Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan prematur,

    perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrauterin

    sampai kematian, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa

    mengakibatkan kematian.

    Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder,

    janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu

    cepat lelah.

    Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio placenta, pelukaan

    sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan gangguan involusio uteri.

  • L. POHON MASALAH

    Kurangnya asupan zat besi pd

    makanan selama kehamilan

    Defisiensi asam folik

    Fungsi sumsum tulang dalam

    pembentukan sel-sel darah

    Penghancuran sel darah merah yg

    berlangsung lebih cepat dari pembuatan

    Adanya kecenderungan rendahnya cadangan Fe

    Meningkatnya kebutuhan Fe untuk pertumbuhan janin

    ANEMIA

    Adanya sianosis Perubahan

    karakteristik kulit (rambut, kuku, kelembaban)

    CRT > 3 dtkKonjungtiva pucatHb < 10 mg/dlNafas pendek

    Mual MuntahAnoreksiaLidah luka

    Ibu mengeluh cepat lelah

    MalaiseKeletihanKehilangan

    produktifitasLebih banyak

    tidur

    DJJ > 120 kali Tinggi fundus

    uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan

    Gangguan perfusi jaringan b/d

    penurunan suplai O2

    ke jaringan

    Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

    b/d mual, muntah

    Intoleransi aktifitas b/d

    ketidakseimbangan suplai O

    2

    Resiko cidera terhadap janin b/d penurunan kadar

    Hb pada ibu

    Penatalaksanaan :

    Terapi Oral :asam folik 15-30 mg/dl

    vit B12

    3x1 tablet/hari

    Terapi Parenteral

  • KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

    Anemia pada Kehamilan

    A. PENGKAJIAN

    a. Aktivitas

    Keletihan, kelemahan, malaise umum.

    Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja.

    Toleransi terhadap latihan rendah.

    Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak

    b. Sirkulasi : Riwayat kehilangan darah kronis, palpitasi, CRT lebih dari dua detik

    c. Integritas Ego : Cemas, gelisah, ketakutan

    d. Eliminasi : Konstipasi, sering kencing.

    e. Makanan dan cairan : Nafsu makan menurun, mual muntah, defisiensi besi dan asam folat

    f. Nyeri atau kenyamanan : Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala.

    g. Pernapasan : Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas

    h. Seksual : Dapat terjadi pendarahan pervaginam, pendarahan akut sebelumnya.

    i. Pemerikasaan fisik :

    Inspeksi : konjungtiva, wajah pucat.

    Palpasi : turgor kulit, CRT, pembesaran kelenjar limfa, tinggi fundus uteri, kontraksi

    uterus.

    Auskultasi : DJJ dan denyut jantung ibu.

    B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan atau

    ke sel

    2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah

    3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai

    oksigen

    4. Risiko cedera terhadap janin b/d penurunan kadar Hb pada ibu

    5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan mengenai anemia

    C. INTERVENSI

    Dx 1 : Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke

    jaringan/ke sel

  • Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam,perfusi ke jaringan/ke sel

    efektif

    Kriteria hasil :

    - Tidak terdapat perubahan karakteristik kulit (rambut, kuku, kelembaban)

    - Tidak terdapat kebiruan pada kulit

    - CRT dalam batas normal (kembali dalam kurun waktu kurang dari 2 detik)

    Intervensi :

    1. Perhatikan status fisiologis ibu, status sirkulasi dan volume darah.

    R: Kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan, kemungkinan

    menyebabkan hipovolemia atau hipoksia uteroplasenta.

    2. Lakukan pemeriksaan fisik CRT dengan menekan kuku pasien.

    R: Keadaan capillary refill test yang tidak kembali dalam waktu kurang

    dari 2 dapat menandakan anemia.

    3. Auskultasi dan laporkan DJJ, catat bradikardi, atau takikardi. Catat perubahan pada aktivitas

    janin (hipoaktif atau hiperaktif).

    R: Mengkaji berlanjutnya hipoksia janin. Pada awalnya janin berespon

    pada penurunan kadar oksigen dengan takikardia dan peningkatan

    gerakan.

    4. Catat kehilangan darah ibu dan adanya kontraksi uterus.

    R: Bila kontraksi uterus disertai dilatasi serviks, tirah baring dan medikasi

    mungkin tidak efektif dalam mempertahankan kehamilan. Kehilangan

    darah ibu secara berlebihan menurunkan perfusi plasenta.

    5. Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri

    R: Menghilangkan tekanan vena kava inferior dan meningkatkan sirkulasi

    plasenta atau janin dan pertukaran oksigen.

    6. Kolaborasi dalam pemberian oksigen pada klien

    R: Meningkatkan ketersediaan oksigen untuk ambilan janin, sehingga

    kapasitas oksigen yang dibawa janin meningkat.

    Dx 2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah.

    Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24jam diharapkan kebutuhan nutrisi

    klien terpenuhi.

    Kriteria hasil :

    - Berat badan klien dalam batas normal

    - Klien tidak mengalami mual-muntah

  • - Klien tidak menunjukkan penurunan nafsu makan

    Intervensi

    1. Berikan informasi tertulis atau verbal yang tepat tentang diet pranatal dan suplemen vitamin

    atau zat besi setiap hari.

    R: Materi referensi yang dapat dipelajari dirumah kemudian meningkatkan

    kemungkinan klien memilih diet seimbang.

    2. Evaluasi motivasi atau sikap dengan mendengar keterangan klien dan meminta umpan balik

    tentang informasi yang telah diberikan.

    R: Bila klien telah termotivasi untuk memperbaiki diet, evaluasi lebih

    lanjut atau intervensi lain mungkin dapat diindikasikan.

    3. Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-hal yang tabu selama

    kehamilan.

    R: Dapat menunjukkan motivasi untuk mengikuti anjuran pemberi layanan

    kesehatan. Sebagai contoh beberapa budaya menolak zat besi, meyakini

    bahwa ini mengeraskan tulang ibu dan membuat sulit melahirkan.

    4. Perhatikan adanya pika atau ngidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi

    untuk memakannya.

    R: Memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin didasarkan

    pada kebutuhan psikologis,fenomena budaya, respon terhadap lapar,

    dan/atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.

    5. Timbang berat badan klien

    R: Ketidakadekuatan penambahan berat badan pranatal dan/atau di bawah

    berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan risiko reetardasi

    pertumbuhan intrauterin (IUGR) pada janin dengan berat badan lahir

    rendah.

    6. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual muntah.

    R: Mual muntah trimester pertama dapat berdampak negatif pada status

    nutrisi pranatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.

    7. Pantau kadar hemoglobin (Hb)/hematokrit (Ht).

    R: Mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas

    pembawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb kurang dari 12 g/dL atau

    kadar Ht kurang atau sama dengan 37 % dipertimbangkan anemia pada

    trimester pertama.

    8. Kolaborasi sesuai indikasi (misalnya, pada ahli gizi)

    R: Mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi.

  • Dx 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai

    oksigen.

    Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat

    beraktivitas dengan baik.

    Kriteria hasil :

    - Nadi dan tekanan darah dalam batas normal (nadi 60-100x/menit, TD 90/60-140/90

    mmHg)

    - Pasien tidak mengeluh lemah dan lelah

    Intervensi :

    1. Jelaskan alasan perlunya tirah baring, penggunaan posisi rekumben lateral kiri/miring, dan

    penurunan aktivitas.

    R : Tindakan ini ditujukan untuk mempertahankan janin jauh dari serviks

    dan meningkatkan perfusi uterus. Tirah baring dapat menurunkan peka

    rangsang uterus.

    2. Berikan tindakan kenyamanan seperti gosokan punggung, perubahan posisi, atau penurunan

    stimulus dalam ruangan (mis. Lampu redup)

    R : Menurunkan tegangan otot dan kelelahan serta meningkatkan rasa

    nyaman.

    3. Berikan latihan gerak pada pasien secara bertahap (aktif dan pasif).

    R : Aktivitas dan latihan sangat penting bagi pasien yang mengalami

    intoleransi aktivitas karena kurang latihan akan menyebabkan otot

    menjadi atrofi.

    4. Berikan periode untuk istirahat atau tidur.

    R : Meningkatkan istirahat, mencegah kelelahan, dan dapat meningkatkan

    relaksasi.

    5. Berikan aktivitas pengalihan, seperti membaca, mendengarkan radio, dan menonton televisi,

    atau kunjungan dengan teman yang dipilih atau keluarga.

    R : Membantu klien dalam koping dengan penurunan aktivitas.

    Dx 4 : Risiko cedera terhadap janin b/d penurunan kadar Hb pada ibu

    Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan risiko cedera pada janin dapat

    tertanggulangi

    Kriteria hasil :

    - Denyut jantung bayi dalam batas normal (120-160 x/menit)

    - Hasil USG tidak menunjukan tanda tanda abnormalitas.

  • - Tinggi fundus arteri sesuai umur kehamilan

    Intervensi

    1. Perhatikan kondisi ibu yang berdampak pada sirkulasi janin.

    R: Faktor yang mempengaruhi atau menurunkan sirkulasi atau oksigenasi

    ibu mempunyai dampak yang sama pada kadar oksigen janin atau plasenta. Janin yang

    tidak mendapatkan cukup oksigen untuk kebutuhan metabolisme anaerob yang

    menghasilkan asam laktat yang menimbulkan kondisi asidosis.

    2. Ajari ibu untuk mengobservasi gerakan janin

    R: Secara normalnya dalam kandungan janin bergerak dan merupakan

    tanda yang sehat pada janin. Jika janin tidak bergerak perlu diwaspai terjadi cedera pada

    janin akibat kekurangan nutrisi.

    3. Bantu dalam screening dan kelainan genetik.

    R: Kelainan seperti anemia sel sabit mengharuskan tindakan yang khusus

    untuk mencegah efek negatif dalam pertumbuhan janin.

    4. Diskusikan efek negatif yang potensial terjadi akibat kelainan genetik

    R: Retardasi pertunbuhan intrauterus/pascanatal, malformasi dan retardasi

    mental dapat terjadi.

    5. Lakukan pemeriksaan leopod untuk mengetahui keadaan janin terutama mengukur tinggi

    fundus.

    R: Tinggi fundus sesuai usia kehamilan merupakan satu tanda bahwa

    pertumbuhan janin dalam kandungan ibu tidak mengalami gangguan.

    6. Kolaborasi dalam pemeriksaan USG

    R: Penyakit anemia dapat mengakibatkan IUGR.

    Dx 5 Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan mengenai anemia

    Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pengetahuan

    pasien mengenai anemia menjadi adekuat.

    Kriteria hasil :

    - Dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian anemia

    - Dapat mengikuti instruksi dan prosedur perawatan

    - Dapat menunjukkan prilaku kesehatan yang positif untuk menanggulangi anemia

    Intervensi :

    1. Kaji kesiapan klien untuk belajar.

    R : Faktor-faktor seperti ansietas atau kurang kesadaran tentang kebutuhan

    terhadap informasi dapat mempengaruhi kesiapan untuk belajar.

  • Penyerapan informasi ditingkatkan bila klien termotivasi dan siap

    untuk belajar.

    2. Libatkan orang terdekat dalam proses belajar-mengajar.

    R : Dukungan dari orang terdekat dapat membantu menghilangkan

    ansietas yang nantinya menguatkan prinsip-prinsip belajar dan

    mengajar.

    3. Berikan informasi tentang perawatan tindak lanjut bila klien pulang.

    R : Klien mungkin perlu kembali untuk keteraturan pemantauan dan/atau

    tindakan.

    4. Anjurkan pemberian intake yang adekuat, banyak nutrisi untuk kebutuhan ibu dan janin.

    R : Intake nutrisi yang adekuat dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan

    janin terutama zat besi, asam folat, vit. B 12, dll. Dan berikan informasi kepada pasien

    tentang dampak obat-obatan terutama yang dapat menyebabkan mual dan muntah oleh

    karena itu ajarkan cara memakan obat dengan benar misalnya mengkonsumsi buah-buahan

    yang mengandung vitamin C untuk membantu mempercepat reabsorpsi obat dan

    menganjurkan pasien untuk tidak meminum kopi atau teh selama meminum obat karena

    akan memperlambat reabsorpsi obat.

    D. EVALUASI

    1. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan tidak adanya mual muntah

    2. Tidak terdapat perubahan karakteristik pada kulit(rambut, kuku,dan kelembapan)

    3. Pasien dapat beraktivitas dengan baik dengan tidak mengeluh lemah dan lelah

    4. Tidak adanya risiko cedera pada janin dengan tinggi fundus sesuai kehamilan

    5. Pengetahuan pasien mengenai anemia menjadi adekuat dengan mengikuti tindakan dan

    prosedur perawatan.

  • DAFTAR PUSTAKA

    1. Doenges, M.E ( 2001). Rencana Perawatan Maternal/ Bayi Pedoman Untuk Perencanaan &

    Dokumentasi Perawatan Klien. Edisi 2. Jakarta : EGC

    2. Bobak dkk. 2005. Buku Ajar Keperawtan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC

    3. Prawirahardjo,Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.