Upload
nurulramadhani
View
11
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
nothing
Citation preview
’’ASUHAN KEPERAWATAN KANKER
PARU’’
Disusun oleh : kelas 2.D
Suleha
Sukma
Sulistiawati
Sumarni
Umar Setiawan
AKPER YAPENAS 21 MAROS
1
2013-2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan kemampuan dan
kesempatan yang diberikaannya kepada penulis sehingga makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Kanker Paru” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima
kasih juga tak lupa penulis haturkan bagi semua pihak yang telah membantu penyelesaian
makalah ini.
Penulis tetap menyadari bahwa MAKALAH ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya saran dan kritik sangat kami butuhkan sebagai bahan
koreksi untuk pembuatan makalah berikutnya.
Penulis berharap agar dengan hadirnya makalah ini, dapat memberikan tambahan
pengetahuan bagi kita semua dan semoga saja makalah ini dapat menjadi sesuatu yang
berguna, Amin.
Maros, 17 november 2013
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................. 5
BAB II KONSEP MEDIK
1. Pengertian................................................................................................. 7
2. Etiologi..................................................................................................... 8
3. Patofisiologi............................................................................................. 11
4. Manifestasi Klinik.................................................................................... 12
5. Komplikasi................................................................................................ 13
6. Penatalaksanaan Medis............................................................................. 13
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.............................................................................................. 17
B. Klasifiksi Data....................................................................................... 20
C. Analisa Data........................................................................................... 21
D. Penyimpangan KDM............................................................................. 24
E. Diagnosa Keperawatan......................................................................... 25
F. Tujuan Keperawatan............................................................................. 25
G. Intervensi dan Rasional......................................................................... 25
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan dan Saran................................................................................ 30-31
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lebih dari 90% tumor paru primer merupakan tumor ganas dan sekitar 95 %
tumor ganas ini termasuk karsinoma bronkogenik. Meskipun pernah dianggap sebagai
suatu bentuk keganasan yang terjadi, insidensi kanker paru di Negara industri telah
meningkat sampai tahap epidemic sejak tahun 1930. Sebagian statistic yang mengejutkan
itu disebutkan bahwa kanker paru sekarang ini telah menjadi penyebab utama kematian
pada laki-laki dan perempuan pada usia antara 55 tahun sampai dengan 65 tahun.
Peningkatan ini diyakini berkaitan dengan makin tingginya kebiasaan merokok kretek
yang sebenarnya sebagian besar masih dapat dihindari.
Meskipun penyebab kanker paru yang sebenarnya belum diketahui dengan jelas,
tetapi ada tiga faktor yang agaknya dapat bertanggungjawab dengan peningkatan
insidensi penyakit ini. Ketiga faktor yang disebutkan adalah sebagai berikut: merokok,
polusi udara dan bahaya industri. Dari faktor-faktor ini, merokok agaknya berperan
paling penting, yaitu 85% dari seluruh kasus(Van Houte, 2001).
Banyak bukti statistic yang menunujukan adanya hubungan antara perokok kretek
berat dengan timbulnya kanker paru. Tiga penelitian prosepktif yaqng melibatkan
200.000 laki laki yang berusia 55 tahun sampai dengan 65 tahun yang diteliti selama 44
bulan menyatakan bahwa angka kematian yang disebabkan akibat kanker paru per
100.000 orang adalah 3,4 diantara laki-laki yang tidak merokok. 59,3 diantara mereka
yang merokok 10 sampai 20 batang perhari dan 217,3 diantara mereka yang merokok 40
batang atau lebih dalam sehari. Mereka yang berhenti merokok untuk seterusnya akan
memiliki risiko kanker paru yang sama dengan mereka yang tidak merokok yaitu orang
tersebut berhenti merokok selama 15 tahun. Beberapa penelitian telah menunujukan
bahwa pada orang yang tidak merokok, tetapi menghisap asap rokok yang dihembuskan
oleh orang lain berisiko meningkat dua kali. Kematian dengan kaker paru juga
disebabkan karena polusi udara, tetapi pengaruhnya kecil dibandingkan dengan merokok
kretek.
4
Bukti statistic menunjukan bahwa penyakit ini lebih sering ditemukan pada
masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah. Sebagian peneliti menjelaskan bahwa
masyarakat ekonomi menengah ke bawah cenderung hidup dekat dengan tempat
pekerjaan mereka yang besar kemungkinan lingkungannya sudah tercemar oleh polusi.
Pada keadaan tertentu karsinoma brongkogenik tampak akibat kerja. Dari bagian industri
adalah asbes yang sekarang ini banyak sekali digunakan di tempat industri. Resiko
kanker paru pada orang yang bekerja langsung pada asbes kira kira sepuluh kali lebih
besar dari masyarakat umum. Masih terdapat dua faktor lain yang merupakan penyebab
terjadinya kanker adalah makanan dan kecendrungan familial/garis keturunan. Perokok
yang makanannya kurang mengandung vitamin A sangat berisiko terjadi kaker paru.
Terdapat juga bukti bahwa anggota keluarga pasien dengan kanker paru beresiko lebih
besar terkena kanker paru.
Penelitian sitogenik dan genetika molekuler memperlihatkan bahwa mutasi pada
protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting dalam timbul dan
berkembangnya kanker paru. Kanker paru biasanya terjadi dalam dinding atau epithelium
percabangan bronchial. Tipe yang paling umum adalah karsinoma sel skuamosa,
karsinoma sel gandum, adenokarsinoma dan karsinoma sel besar. Prognosa kanker paru
pada umumnya buruk. Beberapa fakta menyatakan bahwa merokok jelas berperan utama
dalam peningkatan insidensi kanker paru, tetapi merokok bukan satu satunya faktor
penyebab kanker paru. Masih terdapat beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan
kanker paru seperti infeksi kronik, polusi udara dari kendaraan bermotor dan industri,
pekerjaan yang menyebabkan kontak langsung dengan zat karsinogen, faktor makanan,
faktor keturunanan dan mungkin juga faktor-faktor lain yang belum diketahui.
B. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam pembahasan/penyusunan makalah
penyakit kanker Paru adalah sebagai berikut ;
1. Adanya kasus kanker Paru yang sering terjadi di masyarakat, dimana masyarakat
belum mengetahui cara mendeteksi lebih dini dan cara pencegahan lebih awal.
2. Masih terdapat banyak tenaga kesehatan belum mampu menjelaskan tentang
masalah kanker paru kepada masyarakat.
5
3. Masih banyak sebagian besar tenaga perawat kesehatan baik di rumah salit
maupun di puskesmas belum menguasai cara perawatan pada pasien dengan
kanker paru.
4. Masih banyak masyarakat belum mengetahui faktor pencetus terjadinya kanker
paru.
6
BAB II
KONSEP MEDIK
1. Definisi.
Kanker paru adalah karsinoma bronkogenik karena sebagian besar tumor ganas
primer system pernapasan bagian bawah bersifat epithelial dan berasal dari mukosa
percabangan bronkus. Kanker paru mengacu kepada kanker lapisan epitel saluran napas
(karsinoma bronkogenik). Kanker paru dapat timbul di mana saja di paru. Terdapat empat
jenis umum kanker paru. Karsinoma sel skuamosa terhitung 30-40% dari kanker
bronkogenik. Kanker ini jelas berkaitan dengan merokok dan pajanan ke toksin-toksin
lingkungan, misalnya asbestos dan komponen-komponen polusi udara. Tumor sel
skuamosa biasanya terletak di bronkus tempat bronkus masuk ke paru, yang disebut hilus,
yang kemudian meluas ke bawah ke bronkus. Karena bronkus pada derajat tertentu
mengalarni obstruksi, maka dapat terjadi atelektasis absorpsi dan penurunan kapasitas
ventilasi. Tumor ini tumbuh relatif lambat dan memiliki prognosis bertahan yang paling
baik, yaitu 5 tahun.
Karsinoma sel kecil terhitung sekitar 25% dari semua kanker paru. Tumor jenis
ini juga disebut sebagai karsinoma oat cell dan biasanya timbul di bagian tengah paru.
Karsinoma sel kecil bersifat sangat anaplastik, atau embrionik, sehingga memperlihatkan
insidens metastasis yang tinggi. Tumor ini sering merupakan tempat produksi tumor
ektopik dan gejala-gejala awalnya mungkin timbul akibat gangguan endokrin.
Manifestasi paru yang timbul pada tumor ini juga disebabkan oleh obstruksi aliran udara.
Tumor jenis ini mungkin merupakan jenis yang paling sering dijumpai pada perokok, dan
memiliki prognosis paling buruk.
7
Adenokarsinoma adalah jenis kanker paru yang berasal dari kelenjar-kelenjar
paru. Tumor ini biasanya muncul di bagian perifer paru, termasuk bronkiolus terminal
dan alveolus. Kanker jenis ini terhitung sekitar 30% dari kanker paru. Adenokarsinoma
biasanya berukuran kecil dan tumbuh lambat, tetapi bermetastasis secara dini dan angka
bertahan sampai 5 tahunnya buruk.
Kanker sel besar tidak berdiferensiasi sangat anaplastik dan cepat bermetastasis.
Tumor ini terhitung sekitar 10- 15 % dari semua kanker paru, dan dapat tumbuh di bagian
tengah atau perifer paru. Tumor ini berkaitan erat dengan merokok dan dapat
menyebabkan nyeri dada. Prognosis bertahan kanker jenis ini sangat buruk.
2. Etiologi
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kecepatan tumbuh tumor, yang dapat
digolongkan menjadi:
a. Faktor penderita.
Umur.
Kanker yang tumbuh pada anak anak umumnya tumbuh dengan cepat. Pada
anak anak umumnya terdapat kanker darah, kelenjar limfe, mata, ginjal
(nefroblastoma), jaringan lunak, dan sebagainya.
Jenis kelamin.
Beberapa jenis tumor dipengaruhi oleh hormon seperti kanker mammae oleh
estrogen, kanker tyroid oleh tiroxin, kanker prostat oleh testoteron, kanker
mammae yang tumbuh waktu hamil atau menyusui dimana terdapat estrogen
yang tinggi maka tumbuhnya kanker itu sangat cepat.
Penyakit.
8
Beberapa penyakit tertentu dapat mempengaruhi kecepatan tumbuhnya tumor
seperti pada pasien dengan diabetes melitus.
b. Faktor tumor.
Jenis tumor.
Jenis tumor umumnya disebut berdasarkan nama organ tempat tumot itu
bertumbuh. Tiap organ mempunyai struktur , volume serta ketahanan tertentu
terhadap pertumbuhan tumor tertentu. Pada umumnya sel kanker tumbuh pada
organ vaskularisasi baik cepat tumbuhnya seperti kanker paru, kanker hati dan
sebagainya.
Asal sel tumor.
Asal sel dapat dari jaringan epitel, jaringan mesenchim, jaringan embrional atau
campuran, yang masing-masing mempunyai kecepatan tumbuh berbeda.
Umumnya kanker berasal dari jaringan mesenchim tumbuh dengan cepat.
Seperti sarcoma jaringan lunak otot.
Sifat tumor.
Sifat tumor dapat dibedakan menjadi 4 kategori;
- Tumor jinak; tumor jinak umumnya tumbuh pelan pelan dalam waktu lama.
- Tumor in situ; umumnya juga tumbuh dengan pelan sampai dengan stadium
invasif.
- Tumor ganas; umumnya tumbuh dengan cepat yaitu dalam waktu bulanan.
- Tumor yang sifat tidak tentu dan tidak jelas; kecepatan tumbuh tidak cepat
ada yang cepat ada yang pelan.
9
Derajat keganasan.
Kanker merupakan suatu spectrum keganasan dengan derajat keganasan yang
berbeda, dan untuk memudahkan digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu kanker
dengan:
- Derajat keganasan rendah.
Kanker ini tumbuh dengan pelan-pelan dalam waktu tahunan dan lambat
mengadalan metastase. Pada kanker dengan Derajat keganasan rendah, klinis
dan pathologis sulit dibedakan dengan tumor jinak.
- Derajat keganasan sedang.
Kecepatan tumbuh biasa-biasa saja, antara kecepatan pada derajat keganasan
rendah dan tinggi dalam waktu bulanan.
- Derajat keganasan tinggi.
Kanker ini tumbuh dengan cepat dalam waktu mingguan atau bulanan dan
cepat mengadakan metastase. Bahkan dapat terjadi tumor primer masih kecil
telah mengadakan metastase dan metastasenya lebih dominan dari tumor
primernya.
Rasio sel yang tumbuh.
Suatu tumor terdiri dari sel sel tumor, jaringan ikat, jaringan lunak, pembuluh
darah, pembuluh limfe, dsbnya. Sedangkan sel sel kankernya dibagi menjadi
3 fraksi:
- fraksi sel yang tumbuh (clonogenic fraction).
- fraksi sel yang tidak tumbuh (nonclonogenic fraction).
- fraksi sel yang hilang (cell loss fraction) karena nekrose atau metastase.
10
Besar sel tumor.
Makin besar tumor makin terbatas pasokan darah dan makin lambat
pertumbuhan tumor itu.
3. Patofisiologi
Beragam faktor telah dikaitkan dengan kanker paru seperti asap tembakau/ rokok,
perokok kedua(perokok pasif), polusi udara, radon dan masukan vitamin A yang tidak
adekuat. Kanker paru biasanya terjadi dalam dinding atau epithelium percabangan
bronchial. Tipe yang paling umum adalah karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel
gandum, adenokarsinoma dan karsinoma sel besar.
Sebagian besar tumor ganas primer system pernapasan bagian bawah bersifat
epithelial dan berasal dari mukosa percabangan bronkus. Kanker paru mengacu kepada
kanker lapisan epitel saluran napas (karsinoma bronkogenik). Kanker paru dapat timbul
di mana, saja di paru. Kanker ini jelas berkaitan dengan merokok dan pajanan ke toksin-
toksin lingkungan, misalnya asbestos dan komponen-komponen polusi udara. Tumor sel
skuamosa biasanya terletak di bronkus tempat bronkus masuk ke paru, yang disebut hilus,
yang kemudian meluas ke bawah ke bronkus. Karena bronkus pada derajat tertentu
mengalarni obstruksi, maka dapat terjadi atelektasis absorpsi dan penurunan kapasitas
ventilasi. Tumor ini tumbuh relatif lambat dan memiliki prognosis bertahan yang paling
baik, yaitu 5 tahun.
Tumor ini juga disebut sebagai karsinoma oat cell dan biasanya timbul di bagian
tengah paru. Karsinoma sel kecil bersifat sangat anaplastik atau embrionik, sehingga
memperlihatkan insidens metastasis yang tinggi. Tumor ini sering merupakan tempat
produksi tumor ektopik dan gejala-gejala awalnya mungkin timbul akibat gangguan
endokrin.
11
Manifestasi paru disebabkan oleh obstruksi aliran udara. Tumor jenis ini
merupakan jenis yang paling sering dijumpai pada perokok, dan memiliki prognosis
paling buruk. Adenokarsinoma adalah jenis kanker paru yang berasal dari kelenjar-
kelenjar paru. Tumor ini biasanya muncul di bagian perifer paru, termasuk bronkiolus
terminal dan alveolus. Adenokarsinoma biasanya berukuran kecil dan tumbuh lambat,
tetapi bermetastasis secara dini dan angka bertahan sampai 5 tahun kemudian memburuk.
Kanker sel besar tidak berdiferensiasi sangat anaplastik dan cepat bermetastasis. Tumor
ini berkaitan erat dengan merokok dan dapat menyebabkan nyeri dada. Prognosis
bertahan kanker jenis ini sangat buruk.
4. Manifestasi klinis.
Tumor pada system bronkopulmonari dapat mengenai saluran
pernapasan,parenkim paru , pleura, atau dinding dada. Penyakit terjadi secara lambat
biasanya terjadi selama beberapa decade dan seringkali asimptomatik sampai lanjut
dalam perkembangannya. Tanda dan gejala tergantung pada letak dan ukuran tumor,
tingkat obstruksi, dan keluasan metastase ke tempat regional atau tempat yang jauh.
Gejala kanker paru yang opaling sering adalah batuk, kemungkinana akibat iritasi
yang disebabkan oleh masa tumor. Individu sering mengabaikan gejala ini dan
menghubungkannya dengan merokok. Batuk mulai sebagai batuk kering (hacking) tanpa
membentuk sputum tetapi berkembang sampai dimana dibentuknya sputum yang kental/
purulen dalam merespon terhadap infeksi skunder. Batuk yang karakternya berubah
membangkitkan kecurigaan terhadap kanker paru. Mengi dapat tampak ketika bronchus
tersumbat sebagian oleh tumor dan terjadi sekitar 20% pada pasien dengan kanker paru.
Pasien sering membatukan sputum yang bersemu darah terutama pada pagi hari.
12
Sputum menjadi berwarna darah karena sputum melalui permukaan tumor yang
mengalami ulserasi. Pada beberapa pasien terjadi demam kambuhan terjadi sebagai gejala
dini sebagai respon terhadap infeksi yang menetap pada area pneumonitis ke arah distal
tumor. Pada kenyataanya kanker paru harus dicurigai pada individu yang mengalami
infeksi saluran napas atas yang berulang ulang dan tidak sembuh. Nyeri adalah sebagai
manifestasi akhir dan sering ditemukan berhubungan dengan metasases ke tulang. Jika
tumor menyebar ke struktur yang berdekatan dan ke nodus limfe regional, pasien dapat
menunjukkan nyeri dada dan sesak, serak (menyerang saraf laringeal), disfagia, edema
kepala dan leher, dan gejala-gejala efusi pleura dan pericardial. Tempat metatase yang
paling umum adalah saluran limfe, tulang, otak paru kontralateral, dan kelenjar adrenal.
Gejala umum sepertim kelemahan, anoreksia, penurunan berat badan, dan anemia tampak
pada akhir penyakit.
5. Komplikasi.
Berbagai komplikasi dapat terjadi pada penatalaksanaan kanker paru. Rersei
bedah dapat mengakibatkan gagal napas, terutama ketika system jantung paru terganggu
sebelum pembedahan dilakukan. Tetapi radiasi dapat mengakibatkan penurunan fungsi
jantung paru. Fibrosis paru, perikarditis, mielitis dan korpulmonal adalah sebagian
komplikasi yang diketahui. Kemoterapi terutama dalam kombinasi dengan therapi radiasi
dapat menyebabkan pneumonitis. Toksisitas paru dan leukemia adalah potensial efek
samping dari kemoterpi.
6. Penatalaksanaan.
Sasaran penatalaksanaan adalah untuk memberikan penyembuhan, jika
memungkinkan. Pengobatan tergantung pada tipe sel, tahap penyakit, dan status fisiologi
(terutama status jantung dan paru) pasien, secara umum pengobatan mencakup
13
pembedahan, therapi radiasi, kemoterapi dan imunoterapi, yang digunakan secara
terpisah atau secara kombinasi. Pembedahan; Reseksi bedah adalah metoda yang lebih
dipilih untuk pasien dengan tumor setempat tanpa adanya penyebaran/metastase dan
mereka yang fungsi jantung paru baik. Ada tiga tipe reseksi bedah yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Lobektomi = satu lobus paru yang diangkat.
2. Lobektomi selve = lobus yang mengalami kanker di angkat dan segmen lobus besar
direseksi.
3. Pneumonektomi = pengangkatan seuluruh paru.
Reseksi bedah yang menghasilkan kesembuhan sempurna sangat jarang terjadi.
Biasanya pembedahan untuk kanker sel kecil paru tidak disarankan karena tipe kanker ini
berkembang dengan cepat serta cepat bermetastase dan sangat luas. Pada banyak pasien
dengan kanker bronkogenik lesim kanker tidak dapat di operasi pada saat didiagnosa.
Operasi yang lazim untuk tumor paru yang kecil yang tampaknya dapat sembuh
adalah lobektomi (pengangkatan 1 lobus paru). Keseluruhan paru dapat diangkat
(pneumonektomi) dalam kombinasi dengan prosedur bedah lainnya. Seperti reseksi yang
mencakup nodus limfe mediastinal. Sebelum pembedahan status paru dan jantung pasien
harus ditentukan. Therapy Radiasi; Therapy radiasi dapat menyembuhkan pasien dalam
presentase yang kecil. Tetapi radiasi ini sangat bermanfaat dalam pengendalian
neoplasma yang tidak dapat direseksi tetapi yang diresponsif terhadap radiasi.
Tumor sel kecil dan epidermoid biasanya sensitive terhadap radiasi. Radiasi dapat
juga digunakan untuk mengurangi ukuran tumor untuk membuat tumor yang tidak dapat
dioperasi menjadi dapat dioperasi atau radiasi dapat digunakan sebagai pengonatan
14
paliatif, untuk menghilangkan tekanan tumor pada struktur vital. Therapi radiasi dapat
mengendalikan metastases medulla spinalis dan kompresi vena kava superior. Juga
radiasi otak profilaktik digunakan pada pasien tertentu untuk mengatasi metastases
mikroskopis ke otak. Radiasi dapat membantu menghilalngkan batuk, nyeri dada,
dispnea, hemopteses, nyeri tulang dan hepar. Hilangnya gejala-gejala dapat berlangsung
dari beberapa minggu sampai beberapa bulan dan penting meningkatan kualitas hidup
yang masih tersisa.
Terapi radiasi biasanya adalah toksik bagi jaringan normal di dalam bidang
radiasi. Komplikasi radiasi termasuk esofagitis, pneumonitis, dan radiasi fibrosis paru.
Yang dapat merusak kapsaitas ventilasi dan difusi serta secara signifikan mengurangi
ketersediaan paru. Radiasi juga dapat mempengaruhi jantung. Status nutrisi pasien dan
tampilan psikologi di pantau sepanjang pengobatan, sejalan dengan tanda-tanda anemia
dan infeksi.
Kemotherapi ; Kemotherapi digunakan untuk menggangu pertumbuhan tumor
untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastases yang luas,
dan untuk melengkapi bedah atau therapi radiasi. Kombinasi dua atau lebih pengobatan
mungkin lebih menguntungkan dibandingkan dengan pemberian dosis tunggal. Berbagai
obat kemoterapeutik adalah sebagai berikut; Ifosfamid, Cisplantin dan karboplatin,
Mitomicin c dan vinka alkaloid(vinblastin dan vindesin ), Etoposid.
Pilihan agens tergantung pada pertumbuhan sel tumor dan fase spesifik siklus sel
yang dipengaruhi obat. Obat obat kemotherapeutik mempunyai batas keamanan yang
sempit. Kemotherapi memberikan peredaan terutama nyeri tetapi kemoterapi tidak
menyembuhkan dan jarang dapat memperpanjang hidup. Kemotherapi bermanfaat dalam
15
mengurangi gejala-gejala tekanan dari kanker paru dan dalam mengobati metastases otak,
medulla spinalis dan pericardium.
BAB III
16
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
I. BIODATA PASIEN
II. Riwayat Keluhan.
a. Keluhan Utama; pasien mengeluh sesak napas.
b. Riwayat kesehatan
Riwayat Atau Adanya Resiko.
- perokok berat baik kretek maupun cerutu mempunyai faktor resiko yang
sangat besar.
- Terpajan lingkungan karsinogen (polusi udara, arsenic, debu logam, asap
kimia, debu, radio aktif, dan asbestosis).
- Penyakit paru kronis sebelumnya yang telah mengakibatkan pembentukan
jaringan parut dan fibrosis jaringan pada jaringan parut.
Pemeriksaan tergantung pada type, lamanya kanker, dan luasnya metastase.
A. Aktifitas /istirahat.
- Gejala : kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin,
dispnea karena aktifitas.
- Tanda : kelesuan ( biasanya tahap lanjut)
B. Sirkulasi.
Gejala : obstruksi vena kava, bunyi jantung; gesekan pericardial
(menunjukan efusi), tachikardia/distritmia, jari tabuh.
C. Integritas ego.
17
Gejala : perasaan takut, takut hasil pembedahan, menolak kondisi yang
berat/potensial keganasan.
Tanda : kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang ulang.
D. Eliminasi.
Gejala : Diare yang hilang timbul (ketidakseimbangan hormonal,
karsinoma sel kecil), peningkatan frekwensi/ jumlah urine
(ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid).
E. Makanan/cairan.
Gejala : penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan
makanan, kesulitan menelan, haus/peningkatan masukan
cairan.
Tanda : kurus, krempeng atau penampilan kurang bobot (tahap lanjut),
edema wajah dan leher, dada, punggung (obstruksi vena kava),
edema wajah/periorbital (ketidakseimbangan hormonal,
karsinoma sel kecil), glukosa dalam urine (ketidakseimbangan
hormonal, tumor epidermoid).
F. Nyeri/ kenyamanan.
Gejala : nyeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu
pada tahap lanjut), dimana dapat atau tidak dapat dipengaruhi
oleh perubahan posisi. Nyeri bahu dan tangan (khususnya pada
sel besar atau adenokarsinoma), nyeri tulang dan sendi ; erosi
kartilago skunder terhadap peningkatan hormone pertumbuhan
(sel besar atau adenokarsinoma), nyeri abdomen hilang timbul.
G. Pernapasan.
18
Gejala ; bentuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau
produksi sputum, napas pendek. Pekerja yang terpajan polutan,
debu industri (misalnya asbes, oksida besi, debu batu bara,
materi radioaktif ), serak, paralysis pita suara, riwayat merokok.
Tanda; Dispnea; meningkat dengan kerja, peningkatan fremiotus taktil
(menunjukan konsolidasi), krekels/mengi pada inspirasi atau
ekspirasi(gangguan aliran udara), krekels/mengi menetap;
penyimpangan trakeal (area yang mengalami lesi), hemoptisis.
H. Keamanan.
Gejala : Demam mungkin ada (sel besar atau adenokarsinoma),
kemerahan, kulit pucat (ketidakseimbangan hormonal atau
karsinoma sel kecil).
I. Seksualitas.
Tanda : Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sel
besar/adenokarsinoma), amenorhoe/impoten (ketiodak
seimbangan hormonal, karsinoma sel kecil).
J. Penyuluhan /pembelajaran.
Gejala : faktor resiko keluarga; kanker (khususnya paru), tuberkulsis paru,
kegagalan untuk membaik.
2. Klasifikasi Data.
Data obyektif :
Pernapasan cepat.
Gangguan pengembangan dada.
Bunyi napas tak normal,
19
Batuk dengan atau tanpa produksi sputum
Pasien dengan dispnea berat.
Cianosis.
Tampak gelish dan ketakutan.
Somnolen.
Dispnea,
Cianosis sentral.
Adanya tanda ketidak cocokan perfusi
Gelisah,
Peka rasa,
Menolak,
Perilaku menyerang,
Berkeringat muntah,
Diare,
Dilatasi pupil
Menangis
Suara menggigil.
Pasien kelihatan bingung.
Data subyektif :
Pasien mengeluh nyeri daerah dada.
Pasien mengeluh rasa sesak napas.
Kepala pusing.
Menyampikan rasa takutnya.
20
Pasien mengeluh sesak napas dada terasa sesak
Pasien mengeluh mual dan ingin muntah.
Semua situasi tidak disukai, rasa tidak enak badan.
Pasien sering meminta informasi tentang penyakitnya.
pernyataan masalah.
3. Analisis data
Symptom Etiologi Problem
Do; pernapasan cepat,
gangguan pengembangan
dada, bunyi napas tak
normal, batuk dengan atau
tanpa produksi sputum.
DS; pasien mengeluh nyeri
daerah dada.
Obstruksi Trakeobrankial
oleh bekuan darah
sekret banyak
perdarahan aktif
penurunan ekspansif paru
proses inflamsi
pola napas tidak efektif
Pola napas tidak efektif
21
DO; pasien dengan dispnea
berat, cianosis, tampak
gelish dan ketakutan,
somnolen,
DS; pasien mengeluh rasa
sesak napas, kepala
pusing, menyampikan
rasa takutnya.
Gangguan aliran udara ke
bagian paru uatama(alveoli)
Ateletaksis(perubahan
membrane alveolar-kapiler)
Edema paru/efusi
Sekresi berlebihan/
perdarahan aktif
Gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas
DO; dispnea, cianosis sentral,
adanya tanda ketidak
cocokan perfusi
DS; pasien mengeluh sesak
napas dada terasa sesak
Penghentian aliran darah
Gangguan pertukaran
tingkat alveolar/jaringan
Penyimpangan asidosis
kurva hemoglobin
Gangguan perfusi jaringan
Gangguan perfusi jaringan
22
DO; gelisah, peka rasa,
menolak, perilaku
menyerang, berkeringat
muntah, diare, dilatasi
pupil,menangis dan
suara menggigil.
DS; pasien mengeluh mual an
ingin muntah, semua
situasi tidak disukai,
rasa tidak enak badan,
Dispnea berat
Ancaman kematian
Respon psikologi terhadap
hipoksemia/asidosis
Ansietas
Ansieatas
DO; pasien kelihatan bingung,
DS; pasien sering meminta
informasi tentang
penyakitnya, pernyataan
masalah
Kurang informasi tentang
penyakit.
Komplikasi
Program therapy jangka
Kurang pengetahuan
23
panjang
Kurang pengetahuan
4. Penyimpangan KDM.
Karsinoma bronhcogenik/kanker paru
24
Obstruksi
Trakeobrankial oleh
bekuan darah
Gangguan aliran
udara ke bagian
paru uatama
(alveoli)
Penghentian
aliran darah
Dispnea Kurang
informasi tentang
penyakit
Sekret banyak
Perdarahan aktif
Penurunan ekspansif
paru
Proses inlamasi
Komplikasi
Program therapy
jangka panjang
Kurang
Pengetahuan
Ancaman
kematian
Respon psikologi
terhadap
hipoksemia/
asidosis
Ansietas
Pola Napas Tidak
Efektif
Atelektasis/
perubahan
membrane
alveolar-kapiler
Edema paru/
efusi
Perdarahan aktif/
sekresi
berlebihan
Gangguan
Pertukaran Gas
Gangguan
pertukaran
tingkat alveolar/
jaringan
Penyimpangan
asidosis kurva
hemoglobin
Ganggaun
Perfusi
Jaringan
5. Diagnosa keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi trakheobronkhial yang
disebabkan oleh bekuan darah.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran udara ke
alveoli atau ke bagian paru utama.
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penghentian aliran darah
(arteri/vena) pada tingkat alveolar.
4. Ansieatas berhubungan dengan adanya ancaman kematian.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang proses
penyakit, komplikasi dan pengobatan jangka panjang.
6. RENCANA KEPERAWATAN
1.Tujuan perawatan
Oksigenasi/ ventilasi yang adekuat memenuhi kebutuhan aktifitas individu.
Nyeri yang terkontrol.
Ansietas menurun sampai pada tahap yang dapat di tangani.
Bebas komplikasi yang dapat dicegah.
Proses penyakit/ prognosis
7. INTERVENSI DAN RASIONAL
DX 1. Pola napas tidak efektif
Kriteria hasil :
- Menyatakan/ menunjukkan hilangnya dispnea.
- Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih
- Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan.
- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki/ mempertahankan bersiahn jalan
nafas.
25
INTERVENSI RASIONAL
Catat perubahan upaya dan pola bernafas Penggunaan otot interkostal/ abdominal
dan pelebaran nasal menunjukkan
peningkatan upaya bernafas
Observasi penurunan ekspensi dinding
dada dan adanya
Ekspansi dad terbatas atau tidak sama
sehubungan dengan akumulasi cairan,
edema, dan sekret dalam seksi lobus
Catat karakteristik batuk (misalnya,
menetap, efektif, tak efektif), juga produksi
dan karakteristik sputum
Karakteristik batuk dapat berubah
tergantung pada penyebab/ etiologi gagal
perbafasan. Sputum bila ada mungkin
banyak, kental, berdarah, adan/ atau puulen
Pertahankan posisi tubuh/ kepala tepat dan
gunakan alat jalan nafas sesuai kebutuhan
Memudahkan memelihara jalan nafas atas
paten bila jalan nafas pasein dipengaruhi
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
contoh aminofilin, albuterol dll. Awasi
untuk efek samping merugikan dari obat,
contoh takikardi, hipertensi, tremor,
insomnia.
Obat diberikan untuk menghilangkan
spasme bronkus, menurunkan viskositas
sekret, memperbaiki ventilasi, dan
memudahkan pembuangan sekret.
Memerlukan perubahan dosis/ pilihan obat.
DX 2. Gangguan pertukaran gas
Kriteria hasil :
- Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenisi adekuat dengan GDA
dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan.
- Berpartisipasi dalam program pengobatan, dalam kemampuan/ situasi.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji status pernafasan dengan sering, catat
peningkatan frekuensi atau upaya
pernafasan atau perubahan pola nafas
Dispnea merupakan mekanisme
kompensasi adanya tahanan jalan nafas
Catat ada atau tidak adanya bunyi
tambahan dan adanya bunyi tambahan,
misalnya krekels, mengi
Bunyi nafas dapat menurun, tidak sama
atau tak ada pada area yang sakit.Krekels
adalah bukti peningkatan cairan dalam area
26
jaringan sebagai akibat peningkatan
permeabilitas membrane alveolar-kapiler.
Mengi adalah bukti adanya tahanan atau
penyempitan jalan nafas sehubungan
dengan mukus/ edema serta tumor
Kaji adanmya sianosis Penurunan oksigenasi bermakna terjadi
sebelum sianosis. Sianosis sentral dari
"organ" hangat contoh, lidah, bibir dan
daun telinga adalah paling indikatif
Kolaborasi pemberian oksigen lembab
sesuai indikasi
Memaksimalkan sediaan oksigen untuk
pertukaran
Awasi atau gambarkan seri GDA Menunjukkan ventilasi atau oksigenasi.
Digunakan sebagai dasar evaluasi
keefktifan terapi atau indikator kebutuhan
perubahan terapi
DX 4. Ansieatas berhubungan dengan adanya ancaman kematian.
Kriteria Hasil :
- Mengakui dan mendiskusikan rasa takutnya
- Tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun
- Menunjukkan pemecahan masalah
INTERVENSI RASIONAL
Obserfasi peningkatan gelisah, emosi labil
memburuknya penyakit dapat
menyebabkan / meningkatkan ansietasnya.
menurunkan ansietas dengan meningkatkan
relaksasi dan penghematan energy.
Tunjukkan/ bantu teknik relaksasi Memberikan kesempatan bagi pasien untuk
menangani ansietasnya sendiri dan merasa
terkontrol.
27
Identifikasi presepsi klien terhadap ancaman
yang ada.
Membantu pengenalan ansietas/takut dan
mengidentifikasi tindakan yang dapat
membantu klien.
Dorong pasien untuk mengakui dan
menyatakan perasaan
Merupakan langkah awal dalam mengatasi
perasaan..
DX 5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis.
Kriteria hasil :
- Menjelaskan hubungan antara proses penyakit dan terapi.
- Menggambarkan/ menyatakan diet, obat, dan program aktivitas.
- Mengidentifikasi dengan benar tanda dan gejala yang memerlukan
perhatian medik.
- Membuat perencanaan untuk perawatan lanjut.
INTERVENSI RASIONAL
Dorong belajar untuk memenuhi kebutuhan
pasien. Beriak informasi dalam cara yang jelas/
ringkas.
Sembuh dari gangguan gagal paru dapat
sangat menghambat lingkup perhatian
pasien, konsentrasi dan energi untuk
penerimaan informasi/ tugas baru.
Berikan informasi verbal dan tertulis tentang
obat
Pemberian instruksi penggunaan obat yang
aman memmampukan pasien untuk
mengikuti dengan tepat program
pengobatan.
Kaji konseling nutrisi tentang rencana makan;
kebutuhan makanan kalori tinggi.
Pasien dengan masalah pernafasan berat
biasanya mengalami penurunan berat
badan dan anoreksia sehingga memerlukan
peningkatan nutrisi untuk menyembuhan.
Berikan pedoman untuk aktivitas. Pasien harus menghindari untuk terlalu
lelah dan mengimbangi periode
28
istirahatdan aktivitas untuk meningkatkan
regangan/ stamina dan mencegah
konsumsi/ kebutuhan oksigen berlebihan.
BAB IV
PENUTUP
29
A. Kesimpulan
Meskipun penyebab kanker paru yang sebenarnya belum diketahui dengan jelas,
tetapi ada tiga faktor yang agaknya dapat bertanggungjawab dengan peningkatan
insidensi penyakit ini. Ketiga faktor yang disebutkan adalah sebagai berikut: merokok,
polusi udara dan bahaya industri. Dari faktor ini , merokok agaknya berperan paling
penting, yaitu 85% dari seluruh kasus. Bukti statistik menunjukkan bahwa penyakit ini
lebih sering ditemukan pada masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah.
Sebagian peneliti menjelaskan bahwa masyarakat ekonomi menengah ke bawah
cenderung hidup dekat dengan tempat pekerjaan mereka yang besar kemungkinan
ligkungannya sudah tercemar oleh polusi. Pada keadaan tertentu karsinoma brongkogenik
tampak akibat kerja. Dari bagian industri adalah asbes yang sekarang ini banyak sekali
digunakan di tempat industri.
Penelitian sitogenik dan genetika molekuler memperlihatkan bahwa mutasi pada
protoonkogen dan gen-gen penekan tumor memiliki arti penting dalam timbul dan
berkembangnya kanker paru. Kanker paru biasanya terjadi dalam dinding atau epithelium
percabangan bronchial. Tipe yang paling umum adalah karsinoma sel skuamosa,
karsinoma sel gandum, adenokarsinoma dan karsinoma sel besar.
Prognosis kanker paru pada umumnya buruk. Beberapa fakta menyatakan bahwa
merokok jelas berperan utama dalam peningkatan insidensi kanker paru, tetapi merokok
bukan satu satunya faktor penyebab kanker paru. Masih terdapat beberapa faktor lain
yang dapat menyebabkan kanker paru seperti infeksi kronik, polusi udara dari kendaraan
bermotor dan industri, pekerjaan yang menyebabkan kontak langsung dengan zat
30
karsinogen, faktor makanan, faktor keturunanan dan mungkin juga faktor faktor lain
yang belum diketahui.
C. SARAN
Diharapkan mahasiswa bisa turut aktif dalam diskusi ini.
31
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, vol.1, EGC, Jakarta.
Marilyn E. Doenges, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta.
http://www.cancerhelp.co.id
http://www.medicastore.com
32