46
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. ‘J’ DENGAN DX DIARE DI DESA PEMARON, KEC. BULELENG, KAB. BULELENG PROVINSI BALI Disusun Oleh : Nama : Putu Indah Nuansamitaria NIM : 04.08.1963 Kelas : B/KP/II Kelompok : 9B PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL

ASKEP diare

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asuhan keperawatan diare

Citation preview

Page 1: ASKEP diare

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. ‘J’ DENGAN DX DIARE

DI DESA PEMARON, KEC. BULELENG, KAB. BULELENG

PROVINSI BALI

Disusun Oleh :

Nama : Putu Indah Nuansamitaria

NIM : 04.08.1963

Kelas : B/KP/II

Kelompok : 9B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

Page 2: ASKEP diare

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

- Diare adalah keluarnya tinja berbentuk cair sebanyak 3x / lebih dalam 20 jam

pertama, dengan temperatur rectal diatas 380 C, kolik dan muntah ( Soegering

Soegijanto,2002 )

- Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar sejak lebih dari 4x pada bayi dan

lebih dari 3x pada anak, konsistensi feses cair, dapat berwarna hijau / dapat pula

bercampur lender dan darah atau lender saja ( Ngastiyah,1999 )

- Diare adalah kondisi terjadinya frekuensi defikasi abnormal (lebih dari 3x / hari )

serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 gr / hari) dan konsistensi feses cair

(Brunner & Suddart,2002)

- Diare adalah buang air besar (defikasi) dengan tinja berbentuk cairan atau

setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari

keadaan normal yakni 100 – 200 ml sekali defikasi (Hedarwanto, 1999)

- Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3x

sehari

B. ETIOLOGI

Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa factor :

a. Faktor infeksi

- Infeksi Internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab

utama diare pada anak meliputi infeksi enternal sebagai berikut:

Infeksi bakteri : Vibron, E.coli, Salmonella, Shigella, Campytobactu, Yersinia,

Aeromonas.

Infeksi virus : Entero virus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus.

Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichusis, Oxyuris), protozoa (Entamoeba,

Histolytica, Trichomonas homonis), Jamur (Candida Albicans)

- Infeksi Parenteral : Infeksi di luar saluran pencernaan seperti : media akut

(OMA), tonsillitis / tonsilofaringitis bronchopaemonia,

Page 3: ASKEP diare

Ensefalitis, keadaan ini terutama pada bayi dan anak berumur

dibawah 2 tahun.

b. Faktor malabsorbsi

- Malabsorbsi karbohidrat

- Malabsorbsi lemak

- Malabsorbsi protein

c. Faktor makanan : basi, beracun, alergi terhadap makanan, pemanis buatan.

d. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas

C. KLASIFIKASI DIARE

Menurut patofisiologinya diare dibedakan atas:

a. Diare Sekresi

Biasanya diare dan volumenya banyak disebabkan oleh peningkatan produksi dan

sekresi air serta elektrolit oleh mukosa usus ke dalam lumen usus.

b. Diare Osmotik

Terjadi bila air terdorong ke dalam usus oleh tekanan osmotik dari partikel yang

tidak dapat diabsorbsi sehingga reabsorbsi air menjadi lambat.

c. Diare Campuran

Disebabkan oleh peningkatan kerja peristaltik dari usus dan kombinasi

peningkatan kerja peristaltik dari usus dan kombinasi peningkatan sekresi /

penurunan absorbsi dalam usus.

Menurut awal dan lamanya diare dibedakan atas :

a. Diare Akut

Yaitu diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam waktu

beberapa jam sampai 7 – 14 hari.

Diare akut yang disebabkan oleh infeksi dibagi menjadi :

Page 4: ASKEP diare

Diare koleriform / non invasive / entero oksigen yaitu diare berisi cairan

yang keluar dubur secara deras dan banyak.

Diare disentriform / enteroinvasif yaitu diare berisi lendir dan darah.

b. Diare Kronik

Yaitu diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang dewasa dan lebih dari

2 minggu bagi anak – anak dan bayi.

c. Diare Infektif

Yaitu diare bila penyebabnya infeksi.

d. Diare Organik

Yaitu diare bila penyebabnya anatomic, bakteri ologik, hommonal, toksikologik.

e. Diare Fungsional

Yaitu diare bila tidak dapat ditemukan organic.

Diare dapat menyebabkan dehidrasi ( kekurangan cairan tubuh ). Adapun

klasifikasi dehidrasi:

- Dehidrasi Ringan

Tidak ada keluhan / gejala yang mencolok. Tandanya terlihat agak lesu, haus dan

agak rewel.

- Dehidrasi Sedang

Tandanya ditemukan 2 gejala atau lebih yaitu :

Gelisah, cengeng

Kehausan, mata cekung

Kulit keriput

- Dehidrasi Berat

Berat cair terus menerus

Muntah terus menerus

Kesadaran menurun, lemas luar biasa dan terus mengantuk

Tidak bisa minum, tidak mau makan

Mata cekung, bibir kering dan biru

Cubitan kulit baru, kembali setelah lebih dari 2 detik

Tidak kencing 6 jam / lebih, frekuensi buang air kecil berkurang

Page 5: ASKEP diare

Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi

D. TANDA DAN GEJALA DIARE

Diare karena infeksi dapat disebabkan berbagai kuman baik virus, bakteri, parasit.

Hal ini berarti seseorang yang mengalami diare dapat menunjukkan gejala yang

berbeda tergantung dari penyebab diarenya. Gejala diare umumnya diawali dengan

nyeri perut. Diare yang selama lebih dari 2 minggu disebut diare kronik. Penderita

diare kronik akan kehilangan berat badan dan masalah yang paling penting adalah

dehidrasi yang terjadi karena kehilangan cairan yang berlebihan.

Dalam feses juga dapat juga ditemui darah, yang berarti ada kerusakan pada

lapisan saluran pencernaan akibat aktivitas kuman. Selain itu, dapat juga dijumpai

lendir di feses. Umumnya diare ini disebabkan bakteri seperti shigella. Diare tanpa

adanya darah biasanya disebut virus parasit qtutoksin yang dihasilkan oleh bakteri.

Infeksi saluran pencernaan yang disebabkan suatu virus yang disebut rotavirus akan

menyebabkan diare yang encer.

Sebagian besar kuman yang menyebabkan diare juga dapat menyebabkan gejala

lain seperti demam, hilangnya nafsu makan, nyeri perut, mual, muntah, hilangnya

berat badan dan terutama dehidrasi. Kuman penyebab diare dapat pula masuk dan

menyebar ke aliran darah dan mengakibatkan infeksi di organ tubuh lain yang jauh

dari pencernaan seperti otak.

Warna tinja berubah menjadi asam. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau

sesudah diare. Tonus dan turgor kulit berkurang. Selaput lendir mulut dan bibir

kering.

E. JALAN PENYAKIT DIARE / PATOFISIOLOGI DIARE

Diare bisa disebabkan oleh satu atau lebih dari patofisiologi, yaitu :

- Osmolaritas Intraluminal yang meninggi disebut diare osmotik. Diare ini

disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari usus halus yang

disebabkan obat – obatan / zat kimia ( Mg SO4, Mg (OH)2 ), malabsorbsi umum

Page 6: ASKEP diare

dan defek dalam absorpsi mukosa usus misal pada defisiensi disararidase,

malabsorbsi glukosa / galaktosa.

- Diare sekretorik (sekresi cairan & elektrolit meninggi). Disebabkan meningkatkan

sekresi air dan elektrolit dari usus, menurunnya absorbs. Pada diare ini ditemukan

volume tinja yang banyak. Disebabkan efek enterotoksin pada infeksi vibrio

cholera / Escherichia coli, reseksi ileum (gangguan absorpsi garam empedu) dan

efek obat laksatif (dioctyl sodium sulkosuksinal).

- Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak : diare ini didapat pada gangguan

pembentukan / produksi micelle empedu & penyakit – penyakit saluran bilier dan

hati.

- Inflamasi dinding usus ( diare inflamotorik ) karena kerusakan mukosa usus

karena adanya proses inflamasi sehingga terjadi produksi mukus yang berlebihan

dan eksudasi air dan elektrolit ke dalam lumer, gangguan absorpsi air-elektrolit.

- Diare infeksi. Ada 2 yaitu bakteri non invasif dan invasif. Enterotoksin yang

dihasilkan kuman vibrio cholare merupakan protein yang dapat menempel pada

epitel usus yang lalu membentuk adenosin monofosfat siklik di dinding usus dan

menyebabkan sekresi aktif anionklorida yang diikuti air, ion bikarbonat dan

kation natrium serta kalium. Mekanisme absorpsi ion natrium melalui mekanisme

pompa natrium tidak terganggu karena itu keluarnya ion klorida ( diikuti ion

bikarbonat, air, natrium, ion kalium ). Dapat dikompensasi oleh meningginya

absorpsi ion natrium ( diiringi oleh air, ion kalium dan ion bikarbonat, klorida)

kompensasi ini dapat tercapai dengan pemberian larutan glukosa yang diabsorpsi

secara aktif oleh dinding sel usus.

F. PENATALAKSANAAN DIARE

1. Rehidrasi bila pasien keadaan umumnya baik, tidak dehidrasi, asupan cairan yang

adekuat dapat dicapai dengan minuman ringan, sari buah, sup dan keripik asin.

Bila pasien kehilangan cairan yang banyak dan dehidrasi, penatalaksanaan yang

agresif seperti cairan intravena atau rehidrasi oral dengan cairan isotonik

mengaduk elektrolit dan gula. Terapi rehidrasi oral murah, efektif dan lebih

Page 7: ASKEP diare

praktis daripada cairan intravena. Cairan oral : pedialit, oralit. Cairan infus :

ringer laktat. Cairan diberikan 50 – 200 ml / kg BB / 24 jam tergantung kebutuhan

dan status hidrasi. Untuk memberikan rehidrasi pada pasien perlu dinilai dulu

derajat dehidrasi. Ringan bila pasien mengalami kekurangan cairan 5 – 7 % dari

berat badan. Berat bila pasien kehilangan cairan 8 – 10 % dari berat badan. Cairan

dehidrasi dapat diberikan melalui oral, enternal melalui selang nasogastrik /

intravena. Bila dehidrasi sedang / berat sebaiknya pasien diberikan cairan melalui

infus pembuluh darah sedangkan dehidrasi ringan / sedang pada pasien masih

dapat diberikan cairan peroral / selang nasogastrik kecuali bila ada kontra indikasi

/ saluran cerna atas tidak dapat dipakai. Pemberian peroral diberikan larutan oralit

yang hipotonik dengan komposisi 29 gr glukosa, 3,5 gr NaCl, 2,5 gr Natrium

bikarbonat dan 1,5 gr kcl. Contohnya: oralit generik, renalyte, pharolit.

2. Diare. Pasien diare tidak dianjurkan puasa kecuali bila muntah – muntah hebat.

Pasien justru dianjurkan minum minuman sari buah, the, minuman tak bergas,

makanan mudah dicerna seperti pisang, nasi, keripik dan sup. Susu sapi harus

dihindarkan, karena adanya defisiensi lactase transien yang disebabkan oleh

infeksi virus dan bakteri. Minuman beralkohol harus dihindari karena dapat

meningkatkan mobilitas dan sekresi usus.

3. Obat anti diare. Obat – obatan ini dapat mengurangi gejala – gejala, tinktur

opium. Loperamide paling disukai karena tidak adiktif dan memiliki efek samping

paling kecil. Bismuth subsalit merupakan obat lain yang dapat digunakan tetapi

kontra indikasi pada pasien HIV karena dapat menimbulkan enserofalopi bismuth.

Obat anti mobilitas penggunaannya harus hati – hati pada pasien disentri yang

panas ( termasuk infeksi shigella ) bila tanpa disertai anti mikroba karena dapat

memperlama penyembuhan penyakit.

Obat yang mengeraskan tinja : Atapulgite 4×2 tab /hari, Smectite 3×1

sachet diberikan tiap diare / BAB encer sampai BAB berhenti.

Obat anti sekretorik / anti enkephalinase : Hidiasec 3×1 tab/hari

Obat anti mikroba, karena kebanyakan pasien memiliki penyakit yang

ringan, self limited disease karena virus / bakteri non invasive. Pengobatan

empirik tidak dianjurkan pada semua pasien. Pengobatan empiric

Page 8: ASKEP diare

diindikasikan pada pasien yang mengalami infeksi bakteri invasive, diare

turis (traveler’s diarrhea) atau imunosupresik. Obat pilihan yaitu kuindan

(misal:siprofloksasin 500 mg 2× / hari selama 5 – 7 hari).Obat ini baik

terhadap bakteri patogen invasive termasuk Campylobacter, Shigella,

Salmonella, Yersinia, dan Aeromonas species sebagai alternatif yaitu

kotrimoksazol (trimetroprim / sulfat etoksazol 160/800 mg 2× / hari atau

eritromisin 250 – 500 mg dx/hari. Metronidasazol 250 mg 3×/hari selama

7 hari diberika bagi yang ddicurigaiglardiasis.Untuk turis yang berpergian

ke daerah resiko tinggi, kuinolon (misal siprofrolaksin 500 mg/hari) dapat

dipakai sebagai profilaktik yang memberikan perlindungan sekitar 90%

dari profilaktik lain termasuk kimetropin – sulfametoksazol dan bismuth

sub salisilat.

Patogen spesifik yang harus diobati : Vibrio cholera, colistridium difficile,

parasit, traveler’s diarrhea, dan infeksi karena penyakit sexual (gohornea,

sifilis, klamidiosis)

Patogen yang mungkin diobati : vibrio non kolera, yersinia,

campytobacter,dan bila gejala lebih lama pada infeksi aeromonas,

plesromonas, E.coli enteropathogenik.

Obat pilihan bagi diare karena colistridium difficile yaitu metronidazol oral 25 -

500 mg 4×/hari selama 7-10 hari. Vankomisin merupakan obat alternative tetapi

lebih mahal dan harus dimakan oral karena tidak efektif bila diberikan secara

parenteral. Metronidazol intravena diberikan pada pasien yang tidak dapat

mentoleransi pemberian per oral.

G. GAMBARAN KLINIK

Mula-mula pasien cengen gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat nafsu makan

berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja cair mungkin disertai ledir atau

lendir dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur

dengan empedu. Anus dan sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja

makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari

laktose yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare.

Page 9: ASKEP diare

Gejala muntah sebelum dan sesudah diare dan dapat menyebabkan lambung juga turut

meradang, atau akibat gangguan asam basa dan elektrolit. Timbul dehidrasi akibat

kebanyakan kehilangan cairan dan elektrolit . Gejala dehidrasi mulai nampak yaitu

berat badan menurun turgor berkurang mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung

( pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Akibat dehidrasi

diuresis berkurang ( oliguri sampai anuri). Bila sudah asidosis metabolis pasien akan

tampak pucat dengan pernapasan cepat dan dalam (kussmaul). Asidosis metabolisme

karena:

1. Kehilangan NaCO3 melalui tinja diare

2. Ketosis kelaparan

3. Produk- produk metabolik

4. Berpindahnya ion natrium dari cairan intra sel ke ekstrasel

5. Penimbunan laktat ( anoksia jaringan )

Page 10: ASKEP diare

BAB II

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

1. BIODATA

a. Identitas Klien

Nama pasien : Ny. J

Umur : 70 tahun

Tempat, tgl lahir : Bubunan, 31 Desember 1939

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Hindu

Suku bangsa : Bali/ Indonesia

Alamat : Desa pemaron Gg. Bumi Asih No. 10 Singaraja

Pendidikan : -

Pekerjaan : Tidak

Diagnose Medis : Diare

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama pasien : Ny. N

Umur : 47 tahun

Tempat, tgl lahir : Bubunan, 5 Juli 1962

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Hindu

Suku bangsa : Bali/ Indonesia

Alamat : Desa pemaron Gg. Bumi Asih No. 10 Singaraja

Pendidikan : Sarjana

Pekerjaan : Guru

Hubungan dg pasien : Anak pasien

Page 11: ASKEP diare

2. RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan Utama : Pasien mengeluh sakit perut

b. Riwayat Kesehatan Sekarang : Pasien mengeluh sakit perut dan BAB lebih dari

4x sejak kemarin ( 5 Agustus 2009 ) dengan

konsistensi feses cair, nafsu makan berkurang dan

merasa lemas. Pertama – tama klien tidak

memberitahukan perhal sakit perut dan terus BAB

tapi karena ia merasa sudah lemas dan tidak kuat

lagi, ia memberitahukan perihal ia terus BAB.

Anaknya membuatkan teh hangat dengan sedikit

gula untuk menghilangkan mual. Pasien

mengatakan belakangan ini karena musim mangga

banyak ada lalat di dapur. Pasien terlihat pucat

dan tampak lemas.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu : Pasien pernah mengalami muntahber tapi tidak

sampai diopname, diperiksakan ke dokter diberi

obat lalu boleh pulang.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga : Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita

penyakit menular dan tidak mempunyai riwayat

penyakit keturunan .

e. Riwayat Kesehatan Lingkungan : Klien tinggal di lingkungan yang bersih dan

asri.

f. Genogram

Page 12: ASKEP diare

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

3. POLA FUNGSI KESEHATAN

a. Persepsi terhadap kesehatan

- Pasien tidak merokok, tidak ketergantungan terhadap obat

- Pasien mandi 2x sehari, sikat gigi sewaktu mandi dan sesudah makan

- Mencuci tangan sebelum makan

- Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat ataupun makanan

- Apabila sakit / masalah kesehatan pasien segera meminta pertolongan medis

b. Pola aktivitas dan latihan

Sebelum sakit : Pasien mengatakan dalam kesehariannya ia mampu melaksanakan

perawatan diri sehari-hari seperti mandi, berpakaian, makan dan

minum, eliminasi, mobilisasi, pindah, dengan mandiri tanpa

bantuan orang lain.

Selama sakit : Pasien dibantu oleh anaknya untuk makan dan minum, berpakaian,

pindah dipapah oleh anaknya karena pasien merasa lemas.

c. Pola istirahat tidur

Sebelum sakit : Pasien tidur setiap hari dengan frekuensi 8 jam setiap harinya,

tidak mengalami gangguan tidur seperti insomnia, terkadang

tidur siang, tidak ada kebiasaan dalam penggunaan obat tidur.

Selama sakit : Pasien masih bisa tidur namun kadang terbangun karena perutnya

merasa sakit dan ingin BAB. Pasien merasa terganggu tidurnya

karena harus bangun untuk BAB.

Page 13: ASKEP diare

d. Pola nutrisi metabolik

Sebelum sakit : Pasien makan 3 x sehari dengan menu makanan nasi, lauk pauk,

sayur, dan buah.Habis 1 porsi. Minum 6-8 gelas per hari. Tidak

alergi terhadap jenis makanan atau minuman tertentu.

Selama sakit : Pasien mengeluh nafsu makan berkurang, makan hanya habis ¼

porsi, tidak selera makan, mual dan terkadang ingin muntah.

e. Pola eliminasi

Sebelum sakit : Pasien BAB 1 x sehari, dengan konsistensi lunak dan warna

kuning, BAK dengan frekuensi 4 – 5 x sehari warna jernih.

Selama sakit : Pasien BAB lebih dari 4x sehari dengan konsistensi cair, berwarna

kuning, BAK dengan frekuensi 4 - 5 x sehari warna jernih.

f. Pola kognitif perseptual

Sebelum sakit : Pasien dapat bergaul baik dengan tetangga, bicara dengan normal,

walaupun pendengaran pasien berkurangdan penglihatan pasien

berkurang.

Selama sakit : Pasien tidak dapat bergaul dengan tetangga karena sakit perut

sehingga lebih banyak tinggal di rumah, bicara dengan normal,

pasien tidak dapat mendengar dengan baik, penglihatan

klienberkurang. Pasien merasa nyeri pada perut. Manajemen nyeri

dengan memberikan minyak kayu putih supaya hangat dan nyeri

berkurang.

g. Pola konsep diri

Sebelum sakit : Pasien dapat melaksanakan perannya sebagai seorang nenek dan

juga sebagai seorang ibu. Bermain dengan cucunya membuat dia

senang.

Selama sakit : Pasien tidak dapat melaksanakan perannya dengan baik, tidak bisa

bermain dengan cucunya. Cucu pasien sangat perhatian dengan

pasien dengan membantu mengambilkan air minum dann memijit

klien.

Page 14: ASKEP diare

h. Pola koping

Sebelum sakit : Pasien dapat melaksanakan perannya dengan baik. Pasien sudah

terbiasa dengan kegiatan yang dilakukannya setiap hari dan dapat

menguasai situasi yang terjadi di keluarganya.

Selama sakit : Pasien dapat menerima dia sedang sakit dan berusaha yakin akan

sembuh dengan cepat. Pasien selalu optimis dia akan cepat sembuh

dan bisa melaksanakan perannya kembali.

i. Pola seksual reproduksi

Pasien sudah menopause, papsmear terakhir normal. Menstruasi terakhir 20 tahun

yang lalu.

j. Pola peran hubungan

Sebelum sakit : Pasien mempunyai peran sebagai ibu dan sebagai seorang nenek.

Pasien selalu mendapat dukungan dari keluarga untuk selalu

sehat dan tetap semangat walaupun suami sudah meninggal,

semangat untuk hidup demi cucu dan keluarga yang lain.

Selama sakit : Pasien tidak dapat melaksanakan perannya, hubungan dengan

keluarga baik. Keluarga sangat perhatian dengan pasien dan

memberikan dukungan untuk cepat sembuh.

k. Pola nilai dan kepercayaan.

Sebelum sakit ; Pasien beragama hindu, dapat melakukan persembahyangan.

Pasien dilarang untuk makan daging sapi.

Selama sakit : Pasien tidak dapat melakukan persembahyangan dan meminta

anaknya untuk melakukan persembahyangan.

4. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum

Kesadaran : composmentis

Keadaan umum : sedang

b. Tanda-tanda vital

Suhu : 36,5 0C

Nadi : 82 x/mnt

Page 15: ASKEP diare

TD : 120 / 70 mmHg

RR : 20 x/mnt

Skala nyeri : 2

c. Kulit, rambut, kuku

Inspeksi

- Warna kulit putih, tidak ada lesi

- Bentuk kuku normal, warna kuku merah muda

- Rambut sudah beruban

Palpasi

- Suhu : normal

- Kelembapan : lembab

- Tekstur : lembut

- Turgor kulit jelek

- Tidak ada edema

d. Kepala

Inspeksi

- Muka simetris

- Tengkorak simetris

- Distribusi rambut merata

- Kulit kepala tidak ada ketombe, lesi tidak ada

Palpasi

- Kulit kepala tidak ada bengkak, radang

- Deformitas tidak ada

e. Mata

Bentuk bola mata : agak sipit

Konjungtiva : merah jambu

Sklera : tidak ikterik

f. Telinga

Inspeksi

- Daun telinga : simetris kanan kiri

Page 16: ASKEP diare

- Liang telinga : tidak ada peradangan, tidak ada kotoran telinga.

Palpasi

- Cartilago : tidak ada nyeri tekan

- Nyeri tekan prosesus mastoideus : tidak ada

- Nyeri tekan tragus : tidak ada

- Uji pendengaran : pendengaraan berkurang

g. Hidung

Inspeksi

- Bagian luar : lubang hidung simetris

- Bagian dalam : tidak ada kotoran, ada rambut hidung

- Ingus : tidak ada

- Pendarahan : tidak ada

- Penyumbatan : tidak ada

Palpasi

- Septum : tidak ada bengkak

- Sinus – sinus : tidak ada bengkak, peradangan pada sinus – sinus

h. Mulut

Inspeksi

- Gigi : putih agak kuning

- Gusi : merah muda

- Lidah : tidak ada bengkak

- Membrane mukosa : kering

- Faring : tidak ada nyeri telan

- Tonsil : tidak ada peradangan tonsil

Palpasi

- Pipi : tidak ada bengkak

- Palatum : tidak ada bengkak

- Dasar mulut : tidak ada bengkak

i. Leher

Inspeksi

- Bentuk leher : simetris

Page 17: ASKEP diare

- Warna kulit : putih

- Bengkak : tidak ada bengkak

- Gerakan : mampu bergerak maksimal

Palpasi

- Kelenjar limfe : tidak ada bengkak

- Kelenjar tiroid : tidak ada bengkak

- Trakea : teraba

j. Dada dan Paru – paru

Inspeksi

- Bentuk : normal

- Kulit : putih

- Payudara : simetris

- Frekuensi dan irama : teratur

Palpasi

- Benjolan / massa : tidak ada

- Nyeri tekan : tidak ada

- Krepitasi : tidak ada

- Ukur pengembangan dada : dada mampu mengembang maksimal

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler

k. Abdomen

Inspeksi

- Bentuk : cekung

- Simetris : kanan kiri

- Kontur permukaan : lembut

- Penonjolan : tidak ada

Auskultasi

- Peristaltik : terdengar, 20 – 23 x/mnt

Perkusi : sonor

Palapasi : ringan

Nyeri tekan : ada, skala nyeri 2

Page 18: ASKEP diare

l. Anus dan Rectum : normal

5. DATA FOKUS

Data subyektif : Pasien mengeluh sakit perut dan merasa lemas. Pasien mengeluh

nafsu makan berkurang dan mual. Pasien mengeluh BAB lebih dari

4x, dengan konsistensi feses cair. Pasien merasa terganggu tidurnya

karena harus bangun untuk BAB.

Data Obyektif : Kesadaran : composmentis

Pasien terlihat pucat dan tampak lemas.

Keadaan umum : sedang

Suhu : 36,5 0C

Nadi : 82 x/mnt

TD : 120 / 70 mmHg

RR : 20 x/mnt

Skala nyeri : 2

Tugor kulit jelek

Membran mukosa : pucat, kering.

Bentuk perut : cekung

Makan hanya habis ¼ porsi

Terkadang ingin muntah

B. ANALISA DATA DAN PRIORITAS MASALAH

1. ANALISA DATA

Symptom Etiologi Problem

Ds : Pasien mengeluh BAB

lebih dari 4x dengan

konsistensi feses cair.

Pasien mengeluh sakit

perut dan merasa lemas

Do : Pasien terlihat pucat dan

tampak lemas.

Membran mukosa pucat,

Kehilangan volume

cairan aktif

Kekurangan volume

cairan

Page 19: ASKEP diare

kering.

Tugor kulit jelek.

Ds : Pasien mengeluh nafsu

makan berkurang,mual

dan merasa lemas

Do : Pasien terlihat pucat dan

tampak lemas.

Perut tampak cekung.

Makan hanya habis ¼

porsi.

Terkadang ingin muntah

Tidak mampu dalam

memasukkan,

mencerna,

mengabsorbsi

makanan karena factor

biologi

Ketidakseimbangan

nutrisi : kurang dari

kebutuhan tubuh

Do : Pasien merasa terganggu

tidurnya karena harus

bangun untuk BAB.

Ds : Pasien terlihat pucat dan

tampak lemas

refluks gastrofagal Gangguan pola tidur

Do : Pasien mengeluh sakit

perut dan Pasien

mengeluh BAB lebih

dari 4x dengan

konsistensi feses cair.

Ds : Pasien terlihat pucat dan

tampak lemas.

Tugor kulit jelek

Membran mukosa pucat,

kering.

Proses infeksi Diare

Page 20: ASKEP diare

2. PRORITAS MASALAH

1. Diare berhubungan dengan proses infeksi yang ditandai dengan pasien mengeluh

sakit perut dan Pasien mengeluh BAB lebih dari 4x dengan konsistensi feses cair.

Pasien terlihat pucat dan tampak lemas.Tugor kulit jelek. Membran mukosa pucat,

kering.

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif

yang ditandai dengan pasien mengeluh BAB lebih dari 4x dengan konsistensi

feses cair, pasien mengeluh haus, pasien terlihat pucat dan tampak lemas,

membrane mukosa pucat,kering, tugor kulit jelek.

3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena

factor biologi yang ditandai dengan pasien mengeluh nafsu makan berkurang,

mual dan merasa lemas, pasien terlihat pucat dan tampak lemas, perut tampak

cekung, makan hanya habis ¼ porsi, terkadang ingin muntah.

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan demam, refluks gastrofagal yang

ditandai dengan pasien terganggu tidurnya karena harus bangun untuk BAB dan

badannya terasa panas, Pasien terlihat pucat dan tampak lemas.

C. PERENCANAAN ( INGGRIS - INDONESIA)

Tanggal

Jam

No

Dx

Tujuan

( NOC )

Intervensi

( NIC )

6/8/09

07.30

I Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 1x24 jam, diare

dapat teratasi dengan kriteria

hasil:

Hydration (0602)

(060201) Skin turgor ( turgor

kulit membaik )

(060202) Moist mucous

membranes (membran

mukosa lembab)

Diarrhea management (0460)

- Monitor for signs and

symptomps of diarrhea (pantau

tanda dan gejala diare)

- Observe skin turgor regulary

(perhatikan turgor kulit)

- Instruct patient / family members

to record color, volume,

frequency,and consistency of

stools. (Suruh pasien / keluarga

Page 21: ASKEP diare

(060211) Fluid intake

(pemasukan cairan)

pasien untuk mencatat warna,

jumlah, frekuensi, dan

konsistensi BAB.

- Teach patient appropriate use of

antidiarrheal medication (ajar

pasien meminum obat antidiare)

6/8/09

07.30

II Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24 jam,

kekurangan volume cairan dapat

teratasi dengan kriteria hasil :

Fluid balance ( 0601 )

(060101) Blood pressure (tekanan

darah 110-130/70-85

mmHg)

(060107) 24-hour intake and

output balance

(keseimbangan

pemasukan dan

pengeluaran dalam 24

jam)

(060116) Skin turgor (turgor kulit

normal)

(060117) Moist mucous

membranes (membran

mukosa lembab)

Fluid Management ( 4120 )

- Maintain accurate intake and

output record ( catat pemasukan

dan pengeluaran dengan akurat )

- Monitor vital signs, as

appropriate ( pantau TTV)

- Monitor food/fluid ingested and

calculate daily caloric intake,as

appropriate ( pantau pemasukan

makanan / cairan dan pemasukan

kalori perhari )

- Monitor nutrient status (pantau

status nutrisi )

- Give fluids, as appropriate (beri

cairan )

- Offer snacks (e.g., fresh

fruits/fruit juice),as appropriate

(beri makanan sampingan ( buah

segar / jus))

6/8/09

07.30

III Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24 jam,

ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh dapat

teratasi dengan criteria hasil :

Nutritional Status : Food & Fluid

Eating Disorders Management

(1030)

- Monitor physiological

parameters ( vital signs,

electrolytes ) as needed (pantau

TTV)

Page 22: ASKEP diare

Intake ( 1008 )

(100801) Oral food intake

(pemasukan makanan

melalui mulut

normal)

(100802) Tube feeding intake

(pemasukan melalui

saluran makanan

normal)

(100803) Oral fluid intake

(pemasukan cairan

melalui mulut normal)

- Monitor intake and output of

fluids, as appropriate (pantau

pemasukan dan pengeluaran dari

cairan)

- Monitor daily caloric food intake

(pantau pemasukan kalori

makanan perhari)

- Observe patient during and after

meals/snacks to ensure that

adequate intake is achieved and

maintained (perhatikan pasien

selama dan sesudah makan untuk

menjamin pemasukan adekuat)

- Teach and reinforce concepts of

good nutrition with patient (and

significant others as appropriate).

(ajarkan dan membuat konsep

nutrisi yang baik dengan pasien)

6/8/09

07.30

IV Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24 jam,

gangguan pola tidur dapat teratasi

dengan criteria hasil : Sleep

(0004)

(000401) Hours of sleep (dapat

tidur minimal 5-8

jam//hari

(000404) Sleep quality ( kualitas

tidur tidak terganggu)

Sleep enhancement (1850)

- Determine patient sleep/activity

pattern ( menentukan /

menetapkan pola aktivitas tidur

pasien)

- Monitor / record patient sleep

pattern and number of sleep

hours ( pantau / catat pola tidur

pasien dan lamanya jam tidur)

- Adjust environment (e.g., light,

noise, temperature, matters and

bed) to promote sleep ( atur

lingkungan ( cahaya, bising,

Page 23: ASKEP diare

suhu, kasur dan tempat tidur )

untuk mendukung tidur)

D. IMPLEMENTASI

Tanggal

Jam

No

Dx

IMPLEMENTASI RESPON PARAF

6/8/09

08.30

08.45

08.50

09.10

09.15

09.22

09.25

13.00

I

I

III

II

II

I

IV

I

Mengukur TTV

Memantau dan mencatat

frekuensi BAB, jumlah dan

konsistensi BAB

Memperhatikan pasien

selama dan sesudah makan

untuk menjamin pemasukan

adekuat

Memberi cairan (air mineral)

Memberi buah apel

Memberi obat antidiare

newdiatabs

Memantau pola tidur pasien

dan lamanya jam tidur

Mengukur TTV

Suhu : 36,5 0C

Nadi : 82 x/mnt

TD : 120/70 mmHg

RR : 20 x/mnt

Ps mengatakan masih diare

dengan konsistensi feses cair,

frekuensi BAB lebih dari 4x

Ps hanya makan ¼ porsi tidak

habis karena merasa mual dan

tidak enak di lidah

Ps mau minum

Ps mau makan ½ apel

Ps mau minum

Pola tidur pasien terganggu

karena harus pergi ke kamar

mandi untuk BAB dan pasien

hanya dapat tidur 4 jam pada

malam hari

Suhu : 36 0C

Nadi : 84 x/mnt

Page 24: ASKEP diare

13.10

13.15

13.25

13.30

13.35

18.00

18.10

18.15

18.30

18.33

18.40

I

III

III

II

II

I

I

III

I

II

IV

Memantau dan mencatat

frekuensi BAB, jumlah dan

konsistensi BAB

Memperhatikan pasien selama

dan sesudah makan untuk

menjamin pemasukan adekuat

Mengajarkan keluarga untuk

memberi makanan yang

rendah serat dan bergizi

Memantau status nutrisi

Memberi cairan ( teh hangat )

Mengukur TTV

Memantau dan mencatat

frekuensi BAB, jumlah dan

konsistensi BAB

Memperhatikan pasien selama

dan sesudah makan untuk

menjamin pemasukan adekuat

Memberi obat anti diare

Memberi buah apel

Menetapkan pola aktivitas

tidur pasien dengan tidur 8

jam pada malam hari

TD : 125/70 mmHg

RR : 20 x/mnt

Ps sudah BAB 2x sehabis

dilakukan pemeriksaan td

dengan konsistensi masih cair

Ps makan ¼ porsi tidak habis

karena merasa mual

Keluarga mengerti dan akan

segera membuatkan

Kebutuhan nutrisi pasien

belum terpenuhi karena

pasien makan hanya ¼ porsi

Ps mau minum

Suhu : 36 0C

Nadi : 82 x/mnt

TD : 120/70 mmHg

RR : 20 x/mnt

Ps hanya BAB 1x dari

pemeriksaan terakhir tadi

Ps makan habis ½ porsi

dengan lauk ayam, tempe dan

tahu

Ps mau minum

Ps mau makan

Ps mengerti

Page 25: ASKEP diare

18.45 IV Mengatur lingkungan

(cahaya, bising,suhu,kasur

dan tempat tidur)

Ps merasa nyaman dan

berharap dapat tidur dengan

nyenyak

7/8/09

08.30

08.45

08.50

09.10

09.15

09.20

13.00

13.10

13.20

I

I

III

II

I

IV

I

III

II

Mengukur TTV

Memantau dan mencatat

frekuensi BAB, jumlah dan

konsistensi BAB

Memperhatikan pasien selama

dan sesudah makan untuk

menjamin pemasukan adekuat

Memberi air minum yang

cukup

Memberikan obat antidiare

newdiatabs

Memantau pola tidur pasien

dan lamanya jam tidur

Mengukur TTV

Memperhatikan pasien selama

dan sesudah makan untuk

menjamin pemasukan adekuat

Memantau status nutrisi

Suhu : 36 0C

Nadi : 82 x/mnt

TD : 120/70 mmHg

RR : 20 x/mnt

Ps BAB 2x pada malam hari

dengan konsistensi feses

lembek

Pasien makan habis ½ porsi

Pasien mau minum

Pasien mau minum

Ps terbangun 2x pada malam

hari yang membuatnya cukup

terganggu karena ingin BAB,

ps tidur 5 jam pada malam

hari

Suhu : 36 0C

Nadi : 82 x/mnt

TD : 120/70 mmHg

RR : 20 x/mnt

Ps makan habis ¾ porsi

Status nutrisi pasien cukup

Page 26: ASKEP diare

18.00

18.10

18.15

18.30

18.35

I

I

III

I

IV

Mengukur TTV

Memantau dan mencatat

frekuensi BAB, jumlah dan

konsistensi BAB

Memperhatikan pasien selama

dan sesudah makan untuk

menjamin pemasukan adekuat

Memberikan obat anti diare

newdiatabs

Mengatur lingkungan

(cahaya, bising,suhu,kasur

dan tempat tidur)

terpenuhi karena pasien sudah

dapat menghabiskan

makanannya ¾ porsi

Suhu : 36 0C

Nadi : 82 x/mnt

TD : 120/70 mmHg

RR : 20 x/mnt

Ps mengatakan BAB 3x

dengan konsistensi feses

lembek sejak pemeriksaan

pagi tadi

Ps makan habis 1 porsi,

karena makan makanan yang

disukainya yaitu bubur ayam

Ps mau minum

Ps merasa nyaman

8/8/09

08.30

08.45

08.50

09.10

I

I

III

II

Mengukur TTV

Memantau dan mencatat

frekuensi BAB, jumlah dan

konsistensi BAB

Memperhatikan pasien selama

dan sesudah makan untuk

menjamin pemasukan adekuat

Memberi air minum

Suhu : 36 0C

Nadi : 82 x/mnt

TD : 120/70 mmHg

RR : 20 x/mnt

Pasien BAB 1x pada malam

harinya dengan konsistensi

feses lembek

Pasien makan habis 1 porsi

dan sudah tidak merasa mual

lagi

Ps mau minum

Page 27: ASKEP diare

09.15

09.25

13.00

13.10

13.20

13.25

18.00

18.10

18.15

18.30

II

IV

I

III

II

II

I

I

III

IV

Memberi buah apel

Memantau pola tidur pasien

dan lamanya jam tidur

Mengukur TTV

Memperhatikan pasien selama

dan sesudah makan untuk

menjamin pemasukan adekuat

Memberikan air minum

Memantau status nutrisi

Mengukur TTV

Memantau dan mencatat

frekuensi BAB, jumlah dan

konsistensi BAB

Memperhatikan pasien selama

dan sesudah makan untuk

menjamin pemasukan adekuat

Mengatur lingkungan

(cahaya, bising,suhu,kasur

dan tempat tidur)

Ps mau makan dan habis

Pasien tidur dengan nyenyak

walaupun terbangun di tengah

malam 1x untuk BAB dan itu

tidak mempengaruhi pasien

dan pasien dapat tidur 8 jam

Suhu : 36 0C

Nadi : 82 x/mnt

TD : 120/70 mmHg

RR : 20 x/mnt

Ps makan habis 1 porsi dan

tidak mual lagi

Pasien mau minum

Status nutrisi pasien

terpenuhi, karena pasien

makan habis 1 porsi

Suhu : 36 0C

Nadi : 82 x/mnt

TD : 120/70 mmHg

RR : 20 x/mnt

Pasien BAB 1x dengan

konsistensi feses padat

Ps makan habis 1 porsi

Ps merasa nyaman

Page 28: ASKEP diare

E. EVALUASI

Tanggal

Jam

No

Dx

EVALUASI

8/8/09

18.45

I S : Pasien mengatakan tidak lagi diare dengan konsistensi

feses padat

O : Pasien tidak pucat dan lemas, turgor kulit membaik,

membran mukosa lembab

A : Masalah teratasi

P : -

8/8/09

18.45

II S : Pasien mengatakan sudah tidak BAB terus menerus lagi

dan konsistensi feses padat dan sudah tidak lemas lagi

O : Pasien tidak pucat, turgor kulit membaik, membran

mukosa lembab

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi

8/8/09

18.45

III S : Pasien mengatakan nafsu makan membaik, mualnya

sudah hilang

O : Pasien tidak lemas lagi, makan habis 1 porsi, perut

buncit

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi

8/8/09

18.45

IV S : Pasien mengatakan dapat tidur dengan nyenyak

O : Pasien sudah tidak pucat dan lemas lagi

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan kondisi

Page 29: ASKEP diare

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Asuhan Keperawatan yang telah kami buat dan juga telah kami

implementasikan pada pasien. Maka kami dapat menyimpulkan bahwa hasil yang kami

peroleh telah sesuai dengan apa yang kami harapkan walaupun tidak sepenuhnya sesuai

dengan Asuhan Keperawatan yang ada menurut teori, tapi efektivitas Asuhan Keperawatan

yang telah dibuat telah terbukti dengan kesembuhan pasien atau peningkatan status

kesehatan pasien.

1. Diare adalah kehilangan cairan dan elekrolit secara berlebihan yang terjadi karena

frekuensi satu kali lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair.

2. Diare dapat disebabkan oleh infeksi baik virus maupun bakteri dan tanpa infeksi (non

infeksi)

3. Pada Ps S setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam ps mengatakan tidak

diare lagi, semua masalah ps dapat teratasi.

B. Saran

1. Kepada Pasien

Agar tetap menjaga kebersihan baik kebersihan diri maupun kebersihan

lingkungan, makan-makanan yang mengandung gizi tinggi, istirahat yang cukup.

Menjaga kondisi tubuh agar tetap segar.

2. Kepada Perawat

Bagi pembuat Asuhan Keperawatan berikutnya agar lebih teliti dan akurat dalam

pengkajian agar diagnosa yang diangkat sesuai dengan keluhan pasien

Page 30: ASKEP diare

DAFTAR PUSTAKA

Elseiver, Mosby.2012. NURSING OUTCOME CLASSIFICATION (NOC).USA

Elseiver, Mosby.2012. NURSING INTERVENTIONS CLASSIFICATION (NIC). USA

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2012-2014. Prima Medika

LAMPIRAN

Page 31: ASKEP diare

FOTO

Singaraja, 9 Agustus 2009

Rt.06 Br.Dinas Dauh Margi

Pasien, Ketua,

Ny. ‘J’ DRS. I KETUT TIGA

Penanggung Jawab, Pemeriksa,

Ny. ‘N’ Putu Indah Nuansamitaria