55
Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Distosia Untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Maternitas Kelompok 3 Disusun oleh : Linda Riana Putri (22020112140016) Vika Asyharul Ulya (22020112120003) Ita Rosita (22020112140020) Nurbaiti (22020112140102) Diksi Puspita Dewi (22020112130031) Amanat Buya A (22020112140095) Program Studi Ilmu Keperawatan Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Askep Distosia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Askep Distosia - Keperawatan Maternitas

Citation preview

Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Distosia

Untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Maternitas

Kelompok 3Disusun oleh :

Linda Riana Putri(22020112140016)

Vika Asyharul Ulya(22020112120003)Ita Rosita(22020112140020)Nurbaiti(22020112140102)Diksi Puspita Dewi (22020112130031)Amanat Buya A(22020112140095)Program Studi Ilmu Keperawatan Jurusan Keperawatan

Fakultas Kedokteran

Universitas Diponegoro

2014

DISTOSIA

A. Definisi DistosiaDistosia adalah Kesulitan dalam jalannya persalinan (Rustam Mukhtar, 1994). Persalinan abnormal yang erat kaitannya dengan kelainan pada 4P (pelvis, passenger, power, dan plasenta) dan ditandai dengan adanya hambatan kemajuan dalam persalinan.Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi (Bobak, 2004 : 784).

B. Klasifikasi Distosia

1. Distosia karena HIS

Distosia kelainan tenaga/his adalah tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan rintangan pada jalan lahir, dan tidak dapat diatasi sehingga menyebabkan persalinan macet.

Dalam persalinan diperlukan his normal yang mempunyai sifat :

Kontraksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim.

Fundal dominan, menjalar ke seluruh otot rahim

Kekuatanya seperti memeras isi otot rahim

Otot rahim yang telah berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim.

Jenis jenis kelainan his :

a. His hipotonik

1) His hipotonik disebut juga intersia uteri yaitu his yang tidak normal, fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dulu dari pada bagian lain.2) Kelainan terletak pada kontraksinya yang singkat dan jarang

3) Selama ketuban utuh umumnya tidak berbahaya bagi ibu dan janin.

4) Hisnya bersifat lemah, pendek, dan jarang dari his normal

5) Inersia uteri dibagi menjadi 2, yaitu :a) Inersia uteri primer

Bila sejak awal kekuatanya sudah lemah dan persalinan berlangsung lama dan terjadi pada kala 1 fase laten.b) Inersia uteri sekunder

Timbul setelah berlangsung his kuat untuk waktu yang lama dan terjadi pada kala 1 fase aktif.

His pernah cukup kuat terapi kemudian melemah.

Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan.

Pada bagian terendah terdapat kapur, dan mungkin ketuban telah pecah. Dewasa ini persalinan tidak dibiarkan berlangsung sedemikian lama sehinggga dapat menimbulkan kelelahan otot uterus, maka interesia uteri sekunder ini jarang ditemukan. Kecuali pada wanita yang tidak diberi pengawasan baik waktu persalinan.

b. His Hipertonik1) His hipertonik disebut juga tetania uteri yaitu his yang terlalu kuat.2) Sifat hisnya normal, tonus otot diluar his yang biasa, kelainannya terletak pada kekuatan his.3) His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan berlangsung cepat (