23
1 HEMODIALISIS PENDAHULUAN Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut. Tujuan dialisis adalah untuk mempertahakan kehidupan dan kesejahteraan pasien sampai fungsi ginjal pulih kembali. Metode terapi mencakup hemodialisis, hemofiltrasi, dan peritonial dialisis. Pada dialisis, molekul solut berdifusi lewat membran semipermiabel dengan cara mengalir dari sisi cairan yang lebih pekat (konsentrasi solut lebih tinggi) kecairan lebih encer (konsentrasi solut lebih rendah). Cairan mengalir melalui membran semipermiabel dengan cara osmosis atau ultrafiltrasi (aplikasi tekanan eksternal pada membran). Pada hemodialisis membran merupakan bagian dari dialiser atau “ginjal artifisial”. Sedangkan pada peritonial dialisis, permukaan peritonium atau lapisan dinding abdomen berfungsi sebagai membran semipermiabel. PENGERTIAN Hemodialisis merupakan sutu proses yang digunakan pada pasien dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi

ASKEP HEMODIALISIS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

HD

Citation preview

Page 1: ASKEP HEMODIALISIS

1

HEMODIALISIS

PENDAHULUAN

Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan

produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan proses

tersebut.

Tujuan dialisis adalah untuk mempertahakan kehidupan dan kesejahteraan pasien

sampai fungsi ginjal pulih kembali. Metode terapi mencakup hemodialisis,

hemofiltrasi, dan peritonial dialisis.

Pada dialisis, molekul solut berdifusi lewat membran semipermiabel dengan cara

mengalir dari sisi cairan yang lebih pekat (konsentrasi solut lebih tinggi) kecairan

lebih encer (konsentrasi solut lebih rendah). Cairan mengalir melalui membran

semipermiabel dengan cara osmosis atau ultrafiltrasi (aplikasi tekanan eksternal pada

membran).

Pada hemodialisis membran merupakan bagian dari dialiser atau “ginjal artifisial”.

Sedangkan pada peritonial dialisis, permukaan peritonium atau lapisan dinding

abdomen berfungsi sebagai membran semipermiabel.

PENGERTIAN

Hemodialisis merupakan sutu proses yang digunakan pada pasien dalam keadaan

sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari hingga

beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal (ERSD; and-

stage renal desease) yang membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi permanen.

Sehelai membran sisntetik yang semipermiabel menggantikan glumerulus serta

tubulus renal dan bekerja sebagai filter bagi ginjal yang terganggu fungsinya.

(Susanne C. smeltzer dkk;Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddaart;

hal 1398)

Bagi penderita gagal ginjal kronik, hemodialisis akan mencegah kematian. Namun

demikian hemodialisis tidak menyembuhkan atau memulihkan penyakit ginjal dan

tidak mampu mengimbangi hilangnya aktivitas metabolik atau endokrin yan

Page 2: ASKEP HEMODIALISIS

2

dilaksanakan ginjal dan dampak dari gagal ginjal serta terapinya terhadap kualitas

hidup pasien. Pasien-pasien ini harus menjalani dilisis sepanjang hidupnya (biasanya

tiga kali seminggu selama paling sedikit 3 atau 4 jam per kali terapi) atau sampai

mendapat ginjal baru melalui operaso pencangkokan yang berhasil. Pasien

memerlukan terpai dialisis yang kronis kalau terapi ini diperlukan untuk

mempertahankan kelansungan hidupnya dan mengendalikan gejala uremia. (Susanne

C. smeltzer dkk;Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddaart; hal 1398)

KEGUNAAN HEMODIALISIS

Hemodialisis dapat dilakukan pada saat toksin atau zat racun harus segera

dikeluarkan untuk mencegah kerusakan permanen atau menyebabkan kematian.

(Susanne C. smeltzer dkk;Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunnner

Suddaart; hal 1397)

PRINSIP-PRINSIP HEMODIALISA

Tujuan hemodialisis adalah untuk mengambil zat-zat nitrogen yang toksik dari dalam

darah dan mengeluarkan air yang berlebihan. Pada hemodialisis, aliran darah yang

penuh dengan toksin dan limbah nitrogen dialihkan dari tubuh pasien ke dialiser

tempat darah tersebut dibersihkan dan kemudian dikembalikan kembali ketubuh

pasien.

Sebagian besar dialiser merupakan lempengan rata atau ginjal serat artifisial beringga

yang berisi ribuan tubulus selofan yang halus yang bekerja sebagai membran

semipermiabel. Aliran darah akan melewati tubulus tersebut sementara cairan dialisat

bersirkulasi disekelilingnya. Pertukaran cairan dari darah ke dalam cairan dialisat

akan terjadi kedalam membran semua permiabel tubulus.

Ada tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisis, yaitu difusi, osmosis dan

ultraviltrasi. Toksi dan cairan dalam darah dikeluarkan melalui proses difusi dengan

cara bergerak dari darah, yang memiki konsentrasi tinggi ke cairan dialisat dengan

konsentrasi yang lebih rendah. Cairan dialisat tersusun dari semua efek elektrolit

yang penting dengan konsentrasi ekstrasel yang ideal. Kadar elektrolit darah dapat

Page 3: ASKEP HEMODIALISIS

3

dikendalikan dengan mengatur rendaman dialisat (dialysate bath) secara tepat. (pori-

pori dalam membran semipermiable tidak memungkinkan lolosnya sel darah merah

dan protein).

Air yang berlebihan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses osmosis.

Pengeluaran air dapat dikendalikan dengan menciptakan gradien tekanan; dengan

kata lain, air bergerak dari daerah dengan tekana yang lebih tinggi (tubuh pasien) ke

tekananan yang lebih rendah (cairan dialisat). Gradien dapat ditingkatkan melalui

penambahan takanan negaif yang dikenak dengan ultrafiltrasi pada mesin dialisis.

Tekanan negatif diterapkan pada alat ini sebagai kekuatan pengisap pada membran

dan memfasilitasi pengeliaran air. Karena pasien tidak dapat mengekskresikan air,

kekuatan ini diperlukan untuk mengeluarkan cairan hingga tercapai isovolemia

(keseimbangan cairan).

Sistem dafar (duffer sistem) tubuh dipertahankan dengan penambahan asetat yang

akan berdifusi dari cairan dialisat kedalam darah pasien dan mengalami metabolisme

untuk membentuk bikarbonat. Darah yang sudah dibersihkan kemudian dikembalikan

kedalam tubuh melalui pembuluh vena pasien.

Pada akhir terapi dialisis, banyak zat limbah telah dikeluarkan, keseimbangan

elektrolit sudah dipulihkan dan sistem dapar juga telah diperbaharui. (Susanne C.

smeltzer dkk;Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunnner Suddaart; hal 1398)

PENATALAKSANAAN PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS

JANGKA PANJANG

Diet dan masalah cairan. Diet merupakan faktor penting bagi pasien yang menjalani

hemodialisa mengingant adanya efek uremia. Apabila ginjal yang rusak tidak mampu

mengekskresikan produk akhir metabolisme, substansi yang bersifat asam ini akan

menunmpuk dalam serum pasien dan bekerja sebagai racun atau toksin. Gejala yang

terjadi akibat penumpukan tersebut secara kolektif dikenal sebagai gejala uremik

dan akan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Lebih banyak toksin yang menumpuk,

lebih berat gejala yang timbul. Diet rendah protein akan mengurangi penumpukan

limbah nitrogen dan dengan demikian akan meminimalkan gejala. Penumpukan

Page 4: ASKEP HEMODIALISIS

4

cairan juga dapat terjadi dan dapat mengakibatkan gagal jantung kongesti serta edema

paru. Dengan demikian pembatasan cairan juga merupakan bagian dari resep diet

untuk pasien.

Dengan penggunaan hemodialisa yang efektif, asupan makanan pasien dapat

diperbaiki meskipun biasanya memerlukan beberapa penyasuaian atau pembatasan

pada asupan protein, natrium, kalium dan cairan. Berkiatn dengan pembatasan

protein, maka protein dari makanan harus memiliki nilai biologis yang tinggi yang

terdiri dari asam-asam essensial untuk mencegah penggunaan protein yang buruk

serta mempertahankan keseimbangan nitrogen yang positif. Contoh protein yang

bernilai protein tinggi adalah telur, daging, susu dan ikan.

Pertimbangan medikasi. Banyak obat yang yang diekskresikan seluruhnya atau

sebagian melalui ginjal. Pasien yang memerlukan obat-obatan (preparat glikosida

jantung, antibiotika, antiaritmia, antihipertensi) harus dipantau denan ketat untuk

memastikan agar kadar obat-obat ini dalam darah dan jaringan dapat dipertahankan

tanpa menimbulkan akumulasi toksik.

Apabila seorang pasien menjalani dialisis, semua jenis obat dan dosisnya harus

dievaluasi dengan cermat. Terpi anti hipertensi, yang sering merupakan bagian dari

susunan terapi dialisis, merupakan salah satu contoh dimana komunikasi, pendidikan

dan evaluasi dapat memberikan hasil yang berbeda. Pasien harus mengetahui kapan

kapan minum obat dan kapan menundanya.

KOMPLIKASI

Meskipun hemodialisis dapat memperpanjang usia tanpa batas yang jelas, tindakan

ini akan mengubah perjalanan alami penyakit ginjal yang mendasari dan juga tidak

akan mengembalikan seluruh fungsi ginjal. Salah satu penyebab kematian diantara

pasien-pasien yang menjalani homodialisa kronis adalah penyakit kardiovaskuler

arterioskelorotik. Gangguan metobolisme lipid (hepertrigliseridemia) tampaknya

semakin diperberat dengan tindakan hemodilaisis. Gagal jantung kongestif, panykit

jantung koroner serta nyeri angina vektoris, stroke dan insufisiensi perifer vaskuler

juga dapat terjadi serta membuat pasien tidak berdaya. Anemian dan rasa letih dapat

Page 5: ASKEP HEMODIALISIS

5

menyebabkan penurunan kesehatan fisik dan mental, berkurangnya tenaga serta

kemauan dan kehilangan perhatian. Ulkus lambung dan masalah gastroinstestinal

lainnya akan terjadi akibat stress fisiologik yang disebabkan oleh sakit yang kronis,

obat-obatan dan berbagai masalah yang berhubungan. Gangguan metaolisme kalsium

akan menimbulkan osteodistropi renal yang menyebabkan nyri tulang dan fraktur.

Masalah lain mencakup kelebihan muatan cairan yang berhubungan dengan gagal

jantung kongestif, malnutrisi, infeksi, neuropati dan pruritus.komplikasi terapi dialisis

sendiri dapat mencakup hal-hal berikut:

Hipotensi dapat terjadi selama terapi selama terapi dialisis ketika cairan

dikeluarkan.

Emboli udara merupakan keomplikasi yang jarang tetapi dapat saja terjadi jika

udara memasuki sistem vaskuler pasien.

Nyeri dada dapat terjadi karena karena pCO2 menurun bersamaan dengan

terjadinya sirkulasi darah diluar tubuh.

Pruritus dapat terjadi selama terapi dialisis ketika p roduk akhir metabolisme

meninggalkan kulit.

Gangguan keseimbangan dialisis terjadi karena perpindahan cairan cerebral dan

muncul sebagai serangan kejang. Komplikasi ini kemungkinan terjadinya lebih

besar jika terdapat uremia yang berat.

Kram otot yang nyeri terjadi ketika cairan dan elektrilit dengan cepat

meninggalkan ruang ekstra sel.

Mual dan muntah merupakan peristiwa yang sering terjadi.

(Susanne C. smeltzer dkk;Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunnner

Suddaart; hal 1401)

PENDIDIKAN BAGI PASIEN HEMODIALISIS

Hal-hal penting dalam program pengajaran mencakup:

Raisonal dan tujuan terapi dialsisis.

Hubunbgan antara obat-obat yang diresepkan dan dialisis.

Page 6: ASKEP HEMODIALISIS

6

Efek samping obat dan pedoman kapan dokter harus memberikan mengenai efek

samping tersebut.

Perawatan akses vaskuler; pencegahan; pendeteksian dan penata laksanaan

komplikasi yang berkaitan dengan akses vaskuler.

Dasar pemikiran untuk diet dan pembatasan cairan; konsekuensi akibat

kegagalan dalalm mematuhi pembatasan ini.

Pedoman pencegahan dan pendeteksian kelebihan muatan cairan.

Strategi untuk pendeteksian, penatalaksanaan dan pengurangan gejala pruritus,

neuropati serta gejala-gejalanya.

Penata laksanaan komplikasi dialisis yang lain dan efek samping terapi (dialisis,

diet yang membatasi, obat-obatan).

Strategi untuk menanganai atau mengurangi kecemasan seta ketergantungan

pasien sendiri dan anggota keluarga mereka.

Pilihan lain yang tersedia bagi pasien.

Pengaturan pinansial untuk dialisis; strategi untuk mengidentifikasi dan

mendapatkan sumber-sumber pinansial.

Strategi untuk mempertahankan kemandirian dan mengatasi kecemasan anggota

keluarga.

(Susanne C. smeltzer dkk;Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunnner

Suddaart; hal 1402)

ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan:

Cedera, resiko tinggi terhadap, kehilangan akses vaskuler

Faktor resiko meliputi:

pembekuan, perdarahan karena lepas sambungan secara tidak sengaja.

Kemungkinan dibuktikan oleh:

(tidak dapat diterapkan; adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa

aktual)

Page 7: ASKEP HEMODIALISIS

7

Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi–pasien akan:

Mempetahankan jalan masuk vaskuler paten.

Tindakan intervensi:

Intervensi Rasional

Mandiri

Pembekuan:

Awasi patensi aliran AV internal pada

interval sering;

palpasi getaran distal; Getaran disebabkan oleh turbulen darah

arterial tekanan aliran yang masuk

kesistem tekanan vena yang lebih

rendah dan harus dipalpasi diatas sisi

keluarnya vena.

Auskutasi untuk desiran; Desiran adalah bunyi yang disebabkan

oleh turbulen aliran darah masuk

kesistem vena dan harus terdengar

dengan stetoskop, meskipun mungkin

sangat redup.

Perhatikan warna darah dan/atau

pemisahan sel dan serum

sebelumnya

Perubahn warna dari merah sedang

sampai merah gelap keunguan

menunjukan aliran darah

lembam/pembekuan dini. Pemisahan

dalam selang indikatif pembekuan.

Darah merah gelap kemuidian cairan

kuning jernih menunjukkan

pembentukan bekuan lengkap.

Palpasi kulit sekitar pirau untuk

kehangatan

Penurunan aliran darah akan

menyebabkakan “kedinginan” pada

pirau.

Page 8: ASKEP HEMODIALISIS

8

Beritahu dokter dan/atau lakukan

prosedur penghilangan pembekuan bila

terdapat bukti kehilangan patensi pirau.

Intervensi cepat dapat mengamankan

jalan masuk; namun penghilangan

pembekuan harus dilaksanakan oleh

petugas berpengalaman.

Evaluasi keluhan nyeri, bebas/

kesemutan; perhatikan pembekakan

ekstremitas distal pada jalan masuk.

Mengidentifikasikan ketidak adekuatan

suplai darah.

Hindari trauma pada pirau; contoh

menangani selang dengan perlajan,

mempertahankan posisi kanula. Batasi

aktivitas ekstremitas. Hindari

mengukur tekanan darah atau

mengambil darah dari ekstremitas yang

ada virau. Instrukan pasien tidak tidur

atau membawa beban, buku, dompet

pada ekstremitas yang sakit

Menurunkan risiko pembenkuan/

emutusan

Perdarahan:

Pasang dua klem kanula pada balutan

pirau. Sediakan torniket. Bila kanula

terpisah, klem pertama pada ar teri

kemudian kenula vena. Bila sedang

lepada dari vena, klem kanula yang

masih ditempatnya lakukan tekanan

lansung pada sisi perdarahan. Paang

torniket diatasnya atau kembangkan

balon pada tekanan diatas TD sitolik

pasien.

Mencegah kehilangan darah masif bila

kanula terpisah atau pirau berubah

posisi sambil menunggu bantuan

medik.

Infeksi

Kaji kulit sekitar akses vaskuler,

perhatikan kemerahan, hangat lokal,

Tanda infeksi lokal dapat menjadi

Page 9: ASKEP HEMODIALISIS

9

eksudat, nyeri tekan. sepsis bila tidak ditangani

Hindari kontaminasi pada sisi akses.

Gunakan teknik aseptik dan masker

bila memberikan perawatab pirau.

Mengangganti balutan dan bila

melakukan posese dialisa.

Mencegah introduksi organisme

penyebeb infeksi

Awasi suhu perhatikan adanta demam,

menggigil , hipotensi.

Tanda infeksi/ sepsis yang memerlukan

intervensi medik yang cepat.

Kolaborasi

Conatoh kultur sisi/darah sampel sesuai

indikasi,

Menentukan adanya patogen,

Berikan obat sesuai indikasi contoh:

Heparin (dosis rendah) Infus pada sisi aarterial filter untuk

mencegah pembekuan pada filter tanpa

efek samping sistemik.

Anti biotik (sistemik dan/atau

topikal)

Penobatan cepat anti infeksi dapat

mengamankan jalan masuk. Mencegah

sepsis.

Digosa keperawatan:

Kekurangan volume cairan, risiko tinggi terhadap.

Faktor resiko meliputi:

ultra viltrasi. Pembatasan cairan; kehilangan darah aktual (heparinnisasi sistemik atau

pemutusan aliran)

Kemungkinan ditentukan oleh:

(tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala-gejalamembuat diagnosa

aktual)

Hasil yang diharapkan/keriteria evaluasi pasien akan:

Mempertahankan keseimbangan cairan dibuktikan oleh berat badan dan tanda vital

stabil, turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tak ada perdarahan.

Page 10: ASKEP HEMODIALISIS

10

Tindakan intervensi:

Tindakan Rasional

Mandiri

Ukur semua pemasukan dan

pengeluaran. Lakukan ini setiap hari.

Membantu mengeva;uasi status cairan,

khususnya bila dibandingkan dengan

berat badan. Catatanl; haluaran urine

adalah evaluasi tidak akurat darifungsi

ginjal pada pasien dialisa. Beberapa

orang menunjukkan haluaran urine

dengan sedikit klirens toksin ginjal,

yang menunjukkan oliguria atau anuria.

Timbang setiap hari sebelum dan

sesudah dialisa dilakukan

Penurunan berat badan waktu

engukuran adalah penururnan

ultrafiltrasi dan pembuangan cairan.

Awasi tekanan darah, nadi dan

tekanana hemodinamik bila tersedia

selama dialisis

Hipotensi, takikardi, penurunan

tekanan hemodinamik menunjukkan

kekurangan cairan.

Pastikan kontiunitas kateter pirau/pirau Terputusnya pirau/akses terbuka akan

memugkinkan eksanguinasi.

Lakukan balutan eksternal pirau.

Jangan izinkan suntuikan pada pirau.

Meminimalkan stress pada pemasukan

kanula untuk menurunkan perubahan

posisi yang kurang hati-hati dan

perdarahan pada sisi tersebut.

Tempatakan pasien pada posisi

terlentang atau trendelemburg seseuai

kebutuhan.

Memaksimalkan aliran balik vena bila

terjadi hipotensi.

Kaji adanya perdarahan terus menerus

atau perdarahan besar pada sisi akses,

Heparinisasi sietemik selama dialisa

meningkatkan waktu penbekuan dan

menempatkan pasien pada risiko

Page 11: ASKEP HEMODIALISIS

11

membran mukosa, insisi/luka.

Hematemesis, guaiak feses, drainase

gaster.

perdarahan, khususnya selama 4 jam

pertama setelah prosedur.

Kolaborasi

Awasi pemerikasaan laboratorium

sesuai indikasi:

Hb/Ht Menurun kerena anemia, hemodilusi

atau kehilangan darah aktual.

Elektrolit serum dan PH Ketidak seimbangan dapat memrlukan

perubahan dalam cairan dialisa atau

tambahan pengganti untuk mencapai

keseimbangan.

Waktu pembekuan, contoh ACT,

PT/PTT dan jumlah trombosis.

Penggunaan heparin untuk mencegah

pembekuan pada aliran darah dan

hemofilter mengubah koagulasi dan

potensial perdarahan aktif.

Berikan cairan IV (contoh garam

faal)/volume ekspander (contoh

albumin) selama dialisa sesuai indikasi:

Cairan garam faal atau dekstrosa,

elektrolit dan NaHCO3 mungkin

diinfuskan dalam sisi vena hemofilter

CAV bila kecepatan ultrafiltrasi tinggi

digunakan untuk membuang cairan

ekstraseluler dan cairan toksik. Volume

ekspander mungkin dibutuhkan

selama/setelah hemodialisa bila terjadi

tiba-tiba/ nyata.

Darah/kemasan SDM bila

diperlukan

Desruksi destruksi SDM (hemolisis)

oleh dialisa mekanikal, kehilangan

perdarahan, penurunan produksi SDM

dapat mengakibatkan anemia

Page 12: ASKEP HEMODIALISIS

12

berat/progresis.

Penuruanan kecepatan ultrafiltrasi

selama dialisa sesuai indikasi.

Menurunkan jumlah selama dibuang

dan dapat memperbaiki

hipotensi/hipopolemia.

Berikan protamin sulfat bila

diindikasikan

Mungkin diperlukan untuk

mengembalikan waktu pembekuan

kenormal atau bila terjadi pelepaan

heparin (sampai 16 jam setelah

hemodialisa)

Diagnoosa keperawatan:

Volume cairan, kelebihan, risiko tinggi terhadap

Faktor risiko meliputi :

pemasukan cairan cepat/berlebih; IV, darah, plasma ekspander, garam fall digunakan

untuk mempertahankan tekanan darah selalma dialisa.

Kemungkinan disebabkan oleh:

(tidak dapt diterapkan, adanya tanda-tanda dan gejala membuat dignosa aktual)

hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi pasien akan:

mempertahankan “berat badan kering” dalam b atas normal pasien “bebas edema”.

Bunyi napas jelas dan kadar natrium dalam batas normal.

Tindakan intervensi:

Page 13: ASKEP HEMODIALISIS

13

Tindakan Rasional

mandiri

Ukur semua sumber pemasukan dan

pengeluaran. Timbang dengan rutin.

Membantu mengevaluasi status

cairan khususnya bila dibandingkan

dengan berat badan. Peningkaatan

berat badan antara pengobatan harus

tidak boleh lebih dari 0,5 kg/har.

Awasi tekanan darah, nadi. Hipertensi dan takikardia antara

hemidialisa dapat diakibatkan oleh

kelebihan cairan dan/ atau gagal

jantung

Perhatikan adanya edema perifer/akral,

pernapasan, dispnea, ortopnea, distensi

vena leher, perubahan EKG menunjukken

hipertropi ventrikel

Kelebihan cairan kerena tidak

efisiennya dialisa atau kerena

hipervolemia berulang antar

pengobatan dialisa dapat

menyebabkan/eksaserbasi gagal

jantung, seperti diindikasikan oleh

tanda dan gejala kongesti vena

sistemik/atau pernapasan.

Perhatikan perubahan mental Kelebihan cairan/hipervolemia,

berpotensi untuk edema serebral.

(sindrom disekulibrium)

Kolaborasi

Awasi kadar natrium serum. Batasi

pemasukan natrium sesuai indikasi

Kadar natrium tinggi dihubungkan

dengan kelebihan cairan; edema,

hipertensi, dan komolikasi jantung.

Batasi pemasukan peroralcairan IV sesuai

indikasi, pemberian jangka waktu

memungkinkan cairan sepanjang periode

24 jam.

Hemodialisa intermitten

mengakibatkan retensi/kelebihan

antara prosedur dan dapat

memerlukan pembatasan cairan. Jarak

Page 14: ASKEP HEMODIALISIS

14

cairan membantu mengurangi haus.

(Mariliyn E. Doenges, dkk, Rencana asuhan keperawatan, EGC, hal 655-658)

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: ASKEP HEMODIALISIS

15

Susanne C. smeltzer, dkk;Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddaart;

EGC; Jakarta, 2001.

Mariliyn E. Doenges, dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta, 1999.