22
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Secara sederhana definisi hemoroid adalah varises dari pleksus hemoroidalis yang menimbulkan keluhan keluhan dan gejala – gejala. hemoroid merupakan gangguan kesehatan yang paling sering terjadi yang disebabkan karena konstipasi,mengejan saat BAB, atau pembesaran vena pada ranus. Pada sebagian besar kasus inflamasi hemoroid berkolerasi dengan keluhan dan gejala klinis pasien. Sebaliknya keluhan pasien dan gejala klinis passien berkolerasi dengan komplikasi hemoroid. B. TUJUAN 1. Tujuan umum Mahasiswa mampu melakukan manajemen asuhan keperawatan pasien dengan hemoroid 2. Tujuan Khusus

Askep Hemoroid

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Secara sederhana definisi hemoroid adalah varises dari pleksus hemoroidalis yang menimbulkan keluhan keluhan dan gejala – gejala. hemoroid merupakan gangguan kesehatan yang paling sering terjadi yang disebabkan karena konstipasi,mengejan saat BAB, atau pembesaran vena pada anus. Pada sebagian besar kasus inflamasi hemoroid berkolerasi dengan keluhan dan gejala klinis pasien. Sebaliknya keluhan pasien dan gejala klinis passien berkolerasi dengan komplikasi hemoroid.Penyakit hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui mengawali dan memperberat adanya hemoroid. jadi dapat disimpulkan bahwa wanita resiko terkena hemoroid lebih tinggi dibanding laki-laki. Dilihat dari etiologinya salah satunya adalah kehamilan dan juga hereditasnya.

Citation preview

Page 1: Askep Hemoroid

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Secara sederhana definisi hemoroid adalah varises dari pleksus hemoroidalis yang

menimbulkan keluhan keluhan dan gejala – gejala. hemoroid merupakan gangguan kesehatan

yang paling sering terjadi yang disebabkan karena konstipasi,mengejan saat BAB, atau

pembesaran vena pada ranus.

Pada sebagian besar kasus inflamasi hemoroid berkolerasi dengan keluhan dan gejala klinis

pasien. Sebaliknya keluhan pasien dan gejala klinis passien berkolerasi dengan komplikasi

hemoroid.

B.     TUJUAN

1. Tujuan umum

Mahasiswa mampu melakukan manajemen asuhan keperawatan pasien dengan hemoroid

2. Tujuan Khusus

a.       Mampu mengetahui Penyakit hemoroid ( definisi, penyebab, manifestasi klinis,

patofisiologi, pemeriksaan diagnostic, Komplikasi, Penatalaksanaan )

b.      Mampu melakukan Pengkajian pada pasien hemoroid

c.       Mampu membuat analisa data pada pasien hemoroid

d.      Mampu merumuskan Diagnosa keperawatan pada pasien hemoroid

e.       Mampu menyusun Rencana Tindakan ( Intervensi ) pada pasien hemoroid

f.       Mampu Melakukan Tindakan ( Implementasi ) pada pasien hemoroid

g.      Mampu Mengevaluasi Tindakan pada pasien hemoroid

h.      Mampu melakukan dokumentasi asuhan keperawatan hemoroid.

Page 2: Askep Hemoroid

C.    MANFAAT

1. Manfaat Teoritis

Makalah ini bisa dijadikan sebagai bahan acuan untuk melakukan asuhan keperawatan

yang ada di Klinik, bahan rujukan mahasiswa ketika praktek di Rumah sakit.

2. Manfaat praktis

Makalah ini dapat dijadikan penyusun untuk bekal ketika membuat pengkajian s. d

dokumentasi askep pada pasien hemoroid.

D.    SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini di susun meliputi

BAB I :Terdiri atas Latar belakang,tujuan (tujuan umum dan tujuan khusus), manfaat(manfaat teoritis dan manfaat praktis), sistematika penulisan.

BAB II :Terdiri atas Konsep Dasar Medis (definisi, klasifikasi, etiologi, manifistasi klinik, pathofisiologi, pemeriksaan penunjang, komplikasi, penatalakssanaan) dan Konsep Dasar Keperawatan(pengkajian data dasar dan diagnosa dasar)

BAB III :penutup (kesimpulan dan saran)BAB IV :daftar pustaka.

 

Page 3: Askep Hemoroid

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Secara sederhana definisi hemoroid adalah varises dari pleksus hemoroidalis yang

menimbulkan keluhan keluhan dan gejala – gejala. hemoroid merupakan gangguan kesehatan

yang paling sering terjadi yang disebabkan karena konstipasi,mengejan saat BAB, atau

pembesaran vena pada anus.

Pada sebagian besar kasus inflamasi hemoroid berkolerasi dengan keluhan dan gejala

klinis pasien. Sebaliknya keluhan pasien dan gejala klinis passien berkolerasi dengan

komplikasi hemoroid.

Penyakit hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami

berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui

mengawali dan memperberat adanya hemoroid. jadi dapat disimpulkan bahwa wanita resiko

terkena hemoroid lebih tinggi dibanding laki-laki. Dilihat dari etiologinya salah satunya

adalah kehamilan dan juga hereditasnya.

B.     TUJUAN

1. Tujuan umum

Mahasiswa mampu melakukan manajemen asuhan keperawatan pasien hemoroid dengan

baik dan benar

2. Tujuan Khusus

a.       Mampu mengetahui Penyakit hemoroid ( definisi, penyebab, manifestasi klinis,

patofisiologi, pemeriksaan diagnostic, Komplikasi, Penatalaksanaan )

Page 4: Askep Hemoroid

b.      Mampu melakukan Pengkajian pada pasien hemoroid

c.       Mampu membuat analisa data pada pasien hemoroid

d.      Mampu merumuskan Diagnosa keperawatan pada pasien hemoroid

e.       Mampu menyusun Rencana Tindakan ( Intervensi ) pada pasien hemoroid

f.       Mampu Melakukan Tindakan ( Implementasi ) pada pasien hemoroid

g.      Mampu Mengevaluasi Tindakan pada pasien hemoroid

h.      Mampu melakukan dokumentasi asuhan keperawatan hemoroid

C.    MANFAAT

1. Manfaat Teoritis

Makalah ini bisa dijadikan sebagai bahan acuan untuk melakukan asuhan keperawatan

yang ada di Klinik, bahan rujukan mahasiswa ketika praktek di Rumah sakit.

2. Manfaat praktis

Makalah ini dapat dijadikan penyusun untuk bekal ketika membuat pengkajian sampai

dengan dokumentasi askep pada pasien hemoroid.

D.    SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini di susun meliputi

BAB I :Terdiri atas Latar belakang,tujuan (tujuan umum dan tujuan khusus),

manfaat(manfaat teoritis dan manfaat praktis), sistematika penulisan.

BAB II :Terdiri atas Konsep Dasar Medis (definisi, klasifikasi, etiologi, manifistasi klinik,

pathofisiologi, pemeriksaan penunjang, komplikasi, penatalakssanaan) dan

Konsep Dasar Keperawatan(pengkajian data dasar dan diagnosa dasar)

Page 5: Askep Hemoroid

BAB III :penutup (kesimpulan dan saran)

BAB IV :daftar pustaka.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    KONSEP DASAR HEMOROID

1.      DEFINISI

Hemoroid adalah pelebaran ( varices satu segmen atau lebih vena-vena hemoroiddalis )

(Mansjoer, 2000 : 321).

Menurut (Smeltzer, 2000 : 1138 dalam buku keperawatan medikal bedah ) Hemoroid yaitu

bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal, menurut (Price, 1995 : 120)

Hemoroid yaitu bagian vena varikosa pada anus (Sjamsuhidayat, 1997 :910)

Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan

patologik.

Hemoroidectomi yaitu tindakan pembedahan yang diperlukan bagi pasien dengan keluhan kronis

dan hemoroid derajat tiga atau empat (Mansjoer, 2000 : 323)

Hemoroidectomi adalah operasi untuk mengambil varices vena-vena hemoroidalis. (Warfield,

1996 : 166)

2.      KLASIFIKASI

Klasifikasi Hemoroid menurut (Smeltzer, 2002 : 1138) dalam buku ajar keperawatan medikal

bedah yaitu

a.       Hemoroid interna adalah hemoroid yang terjadi di ataas sfingter anal. Hemoroid interna

adalah vena yang berdilatasi pada pleksus rektalis superior dan media

b.      Hemoroid eksterna adalah hemoroid yang muncul di luar sfingter anal. Sedangkan

menurut (Sabiston, 1995 : 56) dan hemoroid eksterna adalah vena rektalis inferior yang

terletak di bawah dentura dan ditutupi oleh epitel gepeng.

Page 6: Askep Hemoroid

3.      ETIOLOGI

Menurut Price, 1995, dalam buku patofisiologi penyebab Hemoroid adalah :

a.     Konstipasi atau diare

b.    Sering mengejan

c.     Kongesti pelvis pada kehamilan

d.    Pembesaran prostat ( benigna prostat hyperplasia / BPH )

e.     Fibroma uteri

f.     Tumor rektum

g.    Penyakit hati kronik disertai hipertensi portal

Menurut Mansjoer, 2000 : 322 penyebab hemoroid adalah :

a.       Herediter

b.      Makanan

c.       Pekerjaan

d.      Psikis

e.       Senilitas ( Ageing Process )

4.      DERAJAT HEMOROID & MANIFESTASI KLINIK

Tanda dan gejala menurut Smeltzer, 2002 : 1138 :

a.       Perdarahan ( blooding spoting )

b.      Nyeri akibat inflamasi

c.       Edema akibat trombus

Menurut Mansjoer, 2000 : 322

Hemoroid mempunyai tanda dan gejala yang berbeda pada tiap tingkat :

1.             Hemoroid tingkat I :varices satu atau lebih V, hemoroidales interna dengan gejala

pendarahan berwarna segar pada saat buang air besar

2.             Hemoroid tingkat II :varices dari satu atau lebih V. hemoroidales interna yang keluar

dari dubur pada saat defekasi tapi bisa masuk kembali dengan sendirinya.

3.             Hemoroid tingkat III :seperti tingkat II tetapi tidak dapat masuk spontan, harus

didorong kembali ( dengan bantuan manual )

4.             Hemoroid tingkat IV :telah terjadi inkaseraata

Page 7: Askep Hemoroid

5.      PATOFISIOLOGI

Drainase daerah anorektal adalah melalui vena-vena hemoroidalis superior dan inferior.

Vena hemoridalis superior mengembalikan daerah ke v. mesenterika inferior dan berjalan

submukosa dimulai dari daerah anorektal dan berada dalam bagian yang disebut kolumna

morgagni, berjalan memanjang secara radier sambil mengadakan anostomosis. Ini menjadi

varices disebut hemoroid interna. Lokasi primer hemoroid interna (pasien berada dalam posisi

litotomi) terdapat pada tiga tempat yaitu anterior kanan, posterior kanan dan lateral kiri.

Hemoroid yang lebih kecil terjadi diantara tempat-tempat tersebut. V. hemoroidales inferior

memulai venular dan pleksus – pleksus kecil di daerah anus dan distal dari garis anorektal.

Pleksus ini terbagi menjadi dua dan pleksus inilah yang menjadi varices dan disebut hemoroid

eksterna (Mansjoer, 2000 : 321).

Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena

hemoroidalis. Beberapa faktor etiologi telah diajukan termasuk konstipasi atau diare, sering

mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroma uteri, dan tumor rektum.

Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid, karena vena

hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam sistem portal. Selain itu, sistem portal tidak

mempunyai katub, sehingga mudah terjadi aliran balik. (Price, 1995 : 420).

6.      PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksan dalam rectal ( Rectal toucher ), secara digital dan dengan anoskopi, pada

pemeriksaan rektal secara digital mungkin tidak ditemukan apa-apa bila masih stadium awal.

Pemeriksaan anoskopi dilakukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak mengalami

penonjolan. (Mansjoer, 2000 : 322).

7.      KOMPLIKASI

Komplikasi yang timbul menurut Mansjoer, 2000 : 324 dan Price, 1995 : 421 :

a.       Pendarahan hebat

Page 8: Askep Hemoroid

b.       Abses

c.       Fistula anal

d.      Inkaserasi

e.       Trombosis

f.        Strangulasi

8.      PENATALAKSANAAN

Pasien dengan hemoroid ( derajat I dan II) dapat diobati dengan tindakan lokal dan

anjuran diit. Hilangkan faktor penyebab, misal obstipasi dengan diet rendah sisa, banyak makan

makanan berserat seperti buah dan sayur, banyak minum dan mengurangi daging.

Bila ada infeksi berikan antibiiotik peroral.

Bila nyeri terus menerus, berikan supositoria / salep rectal untuk anestesi dan pelembab

kulit.

Untuk melancarkan defekasi saja dapat diberikan cairan parafin atau larutan magnesium

sulfat 10%.

Penatalaksanaan pembedahan yaitu tehnik Seton Hemoroid dapat dibuat nekrosis dengan

cara membekukan dengan CO2 dan N2O, teknik ini tidak begitu banyak dipakai karena sulit

mengontrol mukosa yang terkelupas dan timbulnya bau yang tidak enak dari anus.

Tindakan bedah diperlukan bagi pasien dengan keluhan kronis dan hemoroid derajat III/

IV. Prinsip utama hemoroidectomi adalah eksisi hanya pada jaringan yang menonjol dan eksisi

konservartif kulit serta anoderm normal (Mansjoer, 2000 : 323)

B.     KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1.      Pengkajian Data Dasar

Pengkajian ini untuk pendekatan yang sistematis untuk mengetahui kebutuhan pasien dengan

Hemoroid yang meliputi bio, psiko, sosio dan spiritual. Pengkajian meliputi :

a.     Biodata yang terdiri dari identitas pasien dan penanggung jawab

b.    Riwayat kesehatan sekarang

Page 9: Askep Hemoroid

Keadaan pasien saat ini yang merupakan gejala dan tanda penyakit, riwayat kesehatan yang

diambil untuk menentukan keadaan saat ini. Kaji perasaan pasien tentang kondisi seperti

halnya :

a)      Apakah klien pernah mengalami pendarahan rektum ?

b)      Fesesnya hitam atau seperti teh ?

c)      Nyeri rektal ?

d)     Konstipasi / diare ?

e)      Apakah ini terjadi selama defekasi ?

f)       Seberapa sering ?

c.     Riwayat kesehatan dahulu

Riwayat kesehatan pasien yang dahulu yang berhubungan dengan saat ini meliputi:

a)      Apakah ada riwayat kanker kolorektal, polip atau penyakit inflamasi usus besar ?

b)      Bagaimana kebiasaan diet terhadp pemasukan tinggi lemak atau kurang makanan berserat ?

d.    Riwayat kesehatan keluarga

Apakah keluarga ada yang mengalami kanker kolon, polip keluarga (risiko terjadi kanker

kolorektal) ?

e.     Pola fungsional yang digunakan yaitu pola fungisonal menurut Virginia Henderson karena

teori keperawatan Virginia Henderson (Harmer and Handerson, 1995) mencakup seluruh

kebutuhan dasar seorang manusia (Henderson, 1964) mendefinisikan keperawatan sebagai

berikut :

Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang dimiliki,

kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya dimana individu tersebut akan mampu

mengerjakannya tanpa bantuan bila memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang

dibutuhkan dan hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan kembali

kemandiriannya secepat mungkin kebutuhan kerangka kerja dalam melakukan asuhan

keperawatan (Henderson, 1996).

14 kebutuhan dasar Henderson adalah :

Page 10: Askep Hemoroid

a)      Bernafas secara normal

b)      Makan dan minum cukup

c)      Eliminasi

d)     Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki

e)      Istirahat dan tidur

f)       Memilih cara berpakaian dan melepas pakaian

g)      Mempertahankan temperatur

h)      Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi

i)        Menghindari bahaya dan lingkungan

j)        Berkomunikasi dengan orang lain

k)      Beribadah menurut keyakinan

l)        Bekerja dan menjanjikan prestasi

m)    Beriman dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi

n)      Belajar menggali atau memuaskan rasa keinginan yang mengacu pada

perkembangan dan kesehatan normal (Potter, 2005 : 274)

f.     Pengkajian fisik pada anus secara umum tujuan pengkajian di sini adalah untuk mendapatkan

data mengenai kondisi anus dan rektum dengan melakukan inspeksi pada anus untuk

mengetahui ada atau tidaknya hemoroid, lesi atau kemerah-merahan. Normalnya kulit anus

nampak utuh, tidak ada hemoroid, lesi atau kemerah-merahan. Lakukan palpasi pada dinding

rektum dan rasakan ada tidaknya nodula, massa serta nyeri tekan. Bila ditemukan adanya

massa, catat lokasinya secara jelas, misalnya teraba benjolan pada dinding anterior 2 cm

proksimal terhadap spingter ani internal. (Priharjo, 1995 : 118)

Page 11: Askep Hemoroid

g.    Pengelolaan Kasus

Penyakit hati kronis dan hipertensi pada vena hemoroidali superiorKehamilan1. Clinical Pathways Obesitas Sering mengejan Vena berdilatasi Benjolan pada anusIntern

a Nyeri Adanya tonjolan saat mengejan

Menyebabkan pendarahan saat defeksasi

Adanya pelebaran dan penonjolan pada pleksus hemoroid inferiorTrauma oleh feses yang kerasAnemia berat

Pendarahan berulang

Perubahan perfusi jaringan Hemoroid Makanan rendah serat Menurunya asupan serat Terjadi trombosisInsisi bedah hemoroidectom

i Terputusnya kontinuitas jaringan3.Resti infeksi 1. Nyeri Takut untuk defekasiRespon defekasi Eksterna 2. Resti Konstipasi 4. Kurang pengetahuanKurangnya informasi Tidak tahu tentang penyebab

Mengalirkan darah ke dalam sistem portal

Sistem portal tidak mempunyai katub

Terjadi aliran balik

 

Page 12: Askep Hemoroid

2. Diagnosa Kperawatan dan Fokus Intervensi

1.      Nyeri berhubungan dengan insisi bedah (Doenges, 2000)

Ditandai dengan : - Keluhan nyeri / melaporkan rasa sakit

- Perilaku melindungi/distraksi, fokus pada diri sendiri

- Respon autonomik

Intervensi

1.      Selidiki keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 – 10) dan faktor pemberat dan

penghilang.

2.      Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri saat mulai.

3.      Pantau tanda-tanda vital.

4.      Kaji penyebab ketidaknyamanan yang mungkin selain dari prosedur operasi.

5.      Berikan informasi mengenai sifat ketidaknyamanan, sesuai kebutuhan.

6.      Lakukan reposisi sesuai petunjuk, misalnya semi fowler, miring

7.      Dorong penggunaan teknik relaksasi, misalnya latihan nafas dalam dan teknik distraksi dan

lakukan rendam duduk

2.      Resiko terhadap konstipasi berhubungan dengan kegagalan berespon terhadap isyarat

untuk defekasi karena takut nyeri

Intervensi

1.      Kaji faktor penyebab seperti pembedahan yang menurunkan kemampuan untuk mengejan.

2.      Kurangi nyeri rektal, jika mungkin dengan menginstruksikan tindakan korektif seperti

peningkatan masukan cairan, peningkatan masukan makanan tinggi serat, lakukan rendam

duduk.

3.      Lindungi sekitar kulit dari kerusakan seperti evaluasi sekitar kulit. Bersihkan dengan agen

non iritasi misalnya penggunaan gerakan lembut dan gunakan tissue lembut untuk

membersihkan setelah defekasi, anjurkan rendam duduk setelah defekasi.

4.      Lakukan penyuluhan dengan mengajari metode mencegah tekanan rektum yang

memperbesar hemoroid, cegah duduk lama, cegah mengejan ketika defekasi, dan ajari agar

feses lunak, mislanya diet rencah sisa, tinggi masukan cairan.

Page 13: Askep Hemoroid

3.      Resiko terhadap Infeksi berhubungan dengan kontaminasi fekal (Carpenito, 2001).

Intervensi

1.      Pantau suhu setiap 4 jam

2.      Kaji status nutrisi untuk memberikan masukan protein dan kalori yang sesuai untuk

penyembuhan.

3.      Instruksikan klien dan keluarga melakukan tindakan aseptif yang sesuai.

4.      Gunakan teknik aseptif selama mengganti balutan.

4.      Resiko terhadap penatalaksanaan aturan terapeutik tak efektif berhubungan dengan

kurang pengetahuan tentang perawatan luka, pencegahan kekambuhan, kebutuhan

nutrisi (diet, cairan), program latihan dan tanda dan gejala komplikasi (Carpenito,

2001).

Intervensi

1.      Identifikasi faktor-faktor penyebab atau pendukung yang menghambat pengelolaan yang

efektif.

2.      Bangun rasa pecaya dan kekuatan (Zerwich, 1992)

3.      Kurangi / hilangkan untuk proses belajar

4.      Kurangi ansietas

5.      Tingkatkan proses pembelajaran individu / keluarga.

BAB III

PENUTUP

A.       KESIMPULAN

Page 14: Askep Hemoroid

Hemoroid adalah penyakit daerah anus yang cukup banyak ditemukan pada praktek dokter

sehari-hari. Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena

hemoroidhalis. Biasanya masyrakat awam menyetnya dengan wasir atau ambeyen. Diagnosa

keperawatan yang mungkin muncul pada pasien hemoroid adalah nyeri berhubungan dengan

insisi bedah, Resiko terhadap konstipasi berhubungan dengan kegagalan berespon terhadap

isyarat untuk defekasi karena takut nyeri , Resiko terhadap Infeksi berhubungan dengan

kontaminasi fekal, Resiko terhadap penatalaksanaan aturan terapeutik tak efektif berhubungan

dengan kurang pengetahuan tentang perawatan luka, pencegahan kekambuhan, kebutuhan

nutrisi (diet, cairan), program latihan dan tanda dan gejala komplikasi.

B.                 SARAN

Yang paling baik dalam mencegah hemoroid yaitu dengan mempertahankan tinja tetap

lunak agar mudah keluar, dimana hal ini menurunkan tekanan dan pengedanan dan

mengosongkan usus segera mungkin setelah perasaan mau ke belakang timbul. Latihan

olahraga seperti berjalan, peningkatan konsumsi serat diet juga membantu mengurangi

konstipasi dan mengedan.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart.1997.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC

Brunner & Sudart.1996.keperawatan medikal bedah.Jakarta:EGC

Smeltzer, 2002 : 1138.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC

Page 15: Askep Hemoroid

Doenges Moorhouse Geissle, 1999.Rencana Asuhan Keperawatan Ed.3.Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta

Smeltzer,Brenda C.2001.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC

Manuaba,I.B.G.2001.Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan Keluarga Berencana.Jakarta: EGC